Analisis Isi Program Televisi Pagi Pagi

TUGAS MATA KULIAH HUKUM KOMUNIKASI

ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI
“PAGI PAGI”

Oleh:
Nafisa Nurul Adina
14030114130062

Departemen Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Diponegoro 2016

Tentang Program Acara Pagi Pagi
Pagi Pagi merupakan program variety show NET TV yang dipandu oleh Andre Taulani, Hesti
Purwadinata dan Ge Pamungkas. Program ini berlangsung mulai pukul 07.30 s/d 08.30 WIB
dan berisi konten seputar isu terkini, musik, beberapa kejutan, talkshow, gameshow, sesi
sharing, serta interaksi langsung dengan audiens melalui telepon. Para penonton dapat
berbagi informasi mengenai kondisi jalanan, mengirim salam serta memilih video clip yang
ada di playlist. Kemasan program bisa dikatakan cukup soft dan fresh untuk menemani
penonton beraktivitas di pagi hari.

Konten-konten yang ada di dalam Pagi Pagi pun bisa berubah bergantung pada isu apa yang
tengah hangat di masyarakat saat itu, atau menyesuaikan hari-hari besar yang mencakup
kepentingan banyak warga. Misalnya, hari raya agama, hari libur nasional, peringatanperingatan hari internasional, dan lainnya.
Sebagai program yang berada di bawah naungan saluran televise nasional dan disiarkan ke
banyak wilayah di Indonesia, tentunya program ini harus berpegang pada Pedoman Perilaku
Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) yang dikeluarkan oleh Komisi Penyiaran
Indonesia (KPI). Oleh karena itu, saya akan berusaha menganalisis isi program Pagi Pagi
dengan berpegang pada Undang-undang dalam P3SPS.

Analisis Isi Program Siaran Pagi Pagi
Secara keseluruhan, program acara Pagi Pagi sudah berpegang pada P3SPS. Konten-konten
di dalamnya sarat akan nilai pendidikan, kebudayaan, norma, dan lain-lain. Konten-konten ini
antara lain berisi wawasan dari mancanegara, seperti kebudayaan unik di sana hingga berita
terbaru yang sedang menghebohkan warga negara tersebut. Selain itu, program ini
memberikan edukasi mengenai berbagai hal sederhana seperti melipat baju yang efektif untuk
liburan, tips liburan, dan lain sebagainya.
Meski demikian, tidak pernah ada kata sempurna dalam membuat suatu program acara TV.
Di acara Pagi Pagi, terdapat beberapa adegan yang menyenggol P3SPS itu sendiri. Beberapa
adegan itu seperti:
1. Dalam Pasal 7 P3SPS berbunyi, “Lembaga penyiaran tidak boleh menyajikan

program yang merendahkan, mempertentangkan dan/atau melecehkan suku, agama,

ras, dan antargolongan yang mencakup keberagaman budaya, usia, gender, dan/atau
kehidupan sosial ekonomi.” Dalam kenyataannya, Program Pagi Pagi sedikit
menyentil pasal ini. Salah satu co-host bernama Pace sempat berperan sebagai anak
kecil di segmen 6. Ia menangis menghampiri Andre, Natalie, dan Hesti dengan
mengadukan bonekanya yang hilang padahal boneka tersebut berada di belakang
punggungnya. Andre yang berperan sebagai paman dari Pace, mengatakan,
“Nyari boneka lagi? Gua hajar lu ya! Bonekanya ada di sini *menunjuk punggung Pace* dari kemaren
nyari boneka melulu…”

Meski niatnya bercanda dan Pace bukan anak kecil yang sesungguhnya, namun katakata Andre “gua hajar lu” tidak terlalu pantas didengar, apalagi oleh anak kecil.
Adegan ini juga harus lebih memperhatikan pasal 14 ayat (2) yang berbunyi,
“Lembaga penyiaran wajib memperhatikan kepentingan anak dalam setiap aspek
produksi siaran.”
2. Sementara itu, dalam Standar Program Siaran Pasal 24 tentang Ungkapan Kasar dan
Makian ayat (1) berbunyi, “Program siaran dilarang menampilkan ungkapan kasar
dan makian, baik secara verbal maupun nonverbal, yang mempunyai kecenderungan
menghina


atau

merendahkan

martabat

manusia,

memiliki

makna

jorok/

mesum/cabul/vulgar, dan/atau menghina agama dan Tuhan.” Sayangnya, ada adegan
dalam segmen 1 dimana Andre mengatakan kepada Hesti,
“Ntar gua gergaji lu…”

Lagi-lagi, niat Andre sebenarnya hanya bercanda dan mungkin kebanyakan audiens
tidak akan mempersepsikan hal lain kecuali sebagai sebuah lelucon. Tetapi, kata-kata

tersebut sangat tidak pantas diucapkan, apalagi Andre seorang laki-laki dan Hesti
seorang perempuan yang mana isu tentang gender sedikit sensitive di negara ini.

NET TV telah beberapa kali menerima complain dan teguran dari KPI. Dengan adanya
teguran-teguran tersebut, NET TV memang kerap berhati-hati dalam merancang sebuah
program. Meski demikian, beberapa hal di atas tentunya akan sangat mengganggu nilai dari
tayangan itu sendiri. Dengan segala kekurangannya, NET TV tampak tetap memiliki banyak
penonton setia.

Transkrip
H: Hesti (host)
A: Andre (host)
P: Pace (co-host)
N: Natalie Sarah (tamu)
Z: Zaki Zimah (tamu)
DW: Dewi (pecinta anjing)

SEGMEN 1
*Hesti, Andre, dan Pace bermain musik bersama*
A: “Eh, udah, udah selesai!”

H: *tertawa*
A: “Gila keren banget ya kita ya? Flamingo! Flamingo! Kita sekarangs edang berada di… Espanyola!”
H: “Espanyola!”
A: “Yeah!”
H: “Andreno!”
A: “Iya Hestino?”
H: “Espano apa espanyolo?”
A: “Espanyola,”
H: “Espanyola…. Nah beautiful!”
A: “It’s very beautiful it’s romantic country you know?”
H: “Yea! Ola! Ola….!”
A: “Kalo ingat Spanyol, ingat apa coba?”
H: “ya bang, abang udah pernah indak ya di Spanyol?”
P: “Ariba…!” *tepuk tangan lalu keluar dari sana*
A: “Nah, ini orang suka RIba. Makanya gitu-gitu!”
H: “Oh…”
A: “Keren, romantic, udah gitu…”
H: “Arsitekturnya luar biasa,”
A: “Dan di sana itu ya kostum-kostumnya ya keren-keren,”
H: “Ramah luar biasa. Ramah sekali orang-orangnya. Hati-hati yo… Teman saya yo…”

A: “Teman you kenapa?”
H: “Ee… saudara saya pernah ke Spanyol kecurian banyak sekali!”
A: “Iya… dimana aja sebenernya bisa kecurian,”
H: “Eh tapi yo….”
A: “Malah jadi kayak padang lu! Nih…. Kalo ngomong-ngomong soal Spanyol, banyak sebetulnya yang bisa….
Kita ceritakan soal spanyol. Ya salah satunya… kostum otot ala klub bola Spanyol!”
H: “Oh, klub bola Spanyol kan haduuh…”
A: “Iya keren banget kan tuh ada Barcelona, ada Real Madrid, ye kan? Klub bola City Valencia asal Spanyol
memiliki desain baju yang unik! Nah… mereka menggunakan desain daging manusia serta anatominya,
untuk baju klub bola tersebut. Nah…”
H: “Ini ternyata bukan souvenir ya? Ini ternyata jersey resmi ya…”
A: “Iya…”
H: “Jersey mereka yang digunakan saat bertanding,”
A: “Selanjutnya lagi, ngomong-ngomong Spanyol, kita akan lihat lagi…”
H: “Oh, pernah ke Spanyol?”
A: “Belum pernah,”
*Pace memasuki ruangan kembali*
P: “Heyah!”
A: “Kenapa?”
P: “Ngantuk saya!”

H: “Paceo! Kalo ngantuk itu di Spanyol ada jam tidur! Kau silahkan tidur! Siang itu merupakan jam tidur di
Spanyol,”
P: “Makanya, saya Cuma mau mengingatkan ini kita harus istirahat siang!”
H: “Oh iya, hayo…. Ah…” *tiduran di tempat*
P: “Sabar, sabar!”
A: “Belum, belum, hey…!”
H: *tertawa sambil bangun* “Oh iya…”

A: “Eh ini bisa bikin tidur loh!” *menunjukkan sebuah alat*
H: “Masa?”
A: “Nggak percaya… coba!”
H: *menggoyang-goyangkan alat tersebut, kemudian tertidur*
A: “Nah, kan…. *mengembalikan alat kepada Pace* udah biarin aja. Ini lu udah?”
P: “Udah tadi udah,”
A: “Oke… memang tradisi tidur siang Spanyol, ee…. siesta, itu terancam dihapus katanya di sana. Jadi di
Spanyol itu ada….”
H: “Ndre… respon dong…”
A: “Loh ngga bisa, lo lagi tidur! Ntar tunggu gua bangunin!”
H: “Nggak… respon…. Mau join…”
A: “Mau join.. heuh… emangnya klub? Ya, di Spanyol ini ada sebutan namanya siesta atau waktu tidur siang

selama tiga jam saat bekerja. Tradisi ini rencananya akan dihapuskan pemerintah setempat dengan tujuan
meningkatkan produktivitas. Jadi biasanya bekerja dari jam Sembilan hingga jam delapan malam, menjadi
jam Sembilan sampai dengan jam enam sore.”
*Pace keluar dari ruangan*
H: “Tapi tidur siang itu tidak harus sampai tiga jam. Setengah jam juga cukup,”
A: “Iya, setengah jam… satu jam lah,”
H: “Iya lah… di Spanyol ini juga ada yang unik sekali. Yaitu festival memancing banteng yang nyebur ke laut.
Apa itu ya?? Ini salah satu festival di Spanyol yang melibatkan banteng adalah bou alamar. Dalam festival
ini, peserta ditantang untuk menggiring banteng agar terjun ke laut. Diadakannya di kota Denia, alikante,
Spanyol. Tradisi ini menggiring banteng ke laut, diselenggarakan sebagai bentuk penghormatan terhadap
jasa pendeta bernama Pedro, yang pernah menyelamatkan walikota Denia dari wabah penyakit pada tahun
seribu sembilan ratusan. Abis digiring ke laut, udah gitu? Metong ngga tuh ya? Dibalikin lagi ngga tuh
banteng?”
A: “Dibalikin lagi kali…”
H: “Hmm… kirain dia disuruh berenang-renang di laut, Pak.”
A: “Dibalikin lagi, tadi kan kita liat ada fotonya tuh kan yah.”
H: “kalo ketemu orang Spanyol tuh, mereka ramah-ramah dan kalo ketemu selalu… Hola!”
*Pace memasuki ruangan kembali*
P: “Pada ngapain, nih?”
A: “Berarti kata-kata hollahop dari dia, tuh. Hollahop.”

P: “Pada ngapain, nih?”
H: “Hah?”
P: “Pada ngapain?”
H: “Lagi berenang, Pak.”
A: “Syuting! Pake ditanya lagi…”
P: “Mending kita main aja. Main Menara dari orang, gitu, tumpuk-tumpukkan…”
H: “Hah? Kita? Tumpuk-tumpukkan?”
A: “Namanya apa?”
P: “Pesta festa di grasia.”
H: “Jadi, festival ini dilakukan oleh masyarakat di ??? sejak tahuh 1817. Di antara para keseruan ini, yang paling
menarik ini, nih. Atraksi piramida. Yang dari manusia atau kaseler, ini terdiri dari sejumlah orang dewasa,
berpakaian sama, satu warna, dan akan membuat pondasi yang disebut pinya, kemudian orang-orang yang
bertugas sebagai pinya harus mengangkat orang-orang yang akan menjadi Menara atau disebut sebagai
trong.”
A: “Trong. Hmm… keren juga sih, ya. Wis…. Makin tinggi makin tinggi serem juga tuh ya.”
H: “Aduduh… ini satu tim aja atau semuanya… banyak… berapa tim ya?”
A: “Tapi emang butuh orang-orang ahil juga sih…”
H: “Iya, orang-orang yang ahli di bidangnya, misalnya Profesor Piramida.”
A: “Iya betul… yang ngajarin ini kan kalo ngga salah kiki yang ngajarin. Oke ada lagi yang seru di Spanyol, ada
museum Sarang Lebah. Nah di Spanyol itu ada museum dengan koleksi yang unik, sarang lebah, namanya

lamuno amusio likale. Jadi kalo dari kota Madrid, itu ada perempatan, belok kanan, sekitar serratus empat
puluh tujuh kilometer, nanti tuh ketemu museumnya. Dan ini dibuat oleh Gerardo Gonzales Perrez.”
H: “Jadi dia sering Perrez ya.”
A: “He eh. Sarang itu diletakkan dalam ruangan kaca yang cukup besar. Dan didisain seperti habitat alamnya
lebah.”
H: “Hah! Hah! Ngapain, sih, Pak, megang gitar?”
A: “gergaji ini. Nih saya pengen latian tebang pohon buat ikut kejuaraan internasional.”
H: “Emang ada, kejuaraan internasionale *berputar, menari* yang menggunakan gergaji?”

A: “Ntar gua gergaji lu. Ada! Kalo ngga ngapain gua ikutan?”
H: “hah? Masa nebang-nebang pohon? It’s impossibole….”
A: “Nanti akan saya jelaskan setelah yang satu ini biar kamu paham. Tetap di Pagipagi!”
H: “Semangat! Grasia! Grasia! Hola!”
----------IKLAN---------SEGMEN 2
H: “Om Andre!”
A: “Hmm?”
H: “Om Andre lagi ngapain sih kayak bawa tulisan ruang tunggu suami gitu maksudnya apa?”
A: “Ini buat ditaro di ruangan.”
H: “Kan ini rumahnya Om Andre sama Tante Hesti lagian ngapain ada tulisan-tulisan ruang tunggu? Aku ngga
ngerti deh maksudnya itu apa?”

N: *mencolek ??* “Mau minum dulu, ngga?”
H: “Hah? Hah? Ngga usaah! Aduh… ada Tante Natali sama Om Jaki!”
A: “Iya kan daritadi di sini!”
H: “Ya aku ngga tau aku kan baru di sini aku kan ngga daritadi ketemu! Orang katanya tante Natali juga sama
om Jaki juga katanya baru dateng!”
A: “Kalo gitu kita langsung aja mumpung ada Natali dan juga Zaki kita langsung main game fakta atau hoax.”
H: “Aku ikutan!”
N: “Oke…!”
H: “Aku pinjem dooongg satu!”
A: “pegang semua itu papannya ya…”
H: “Eh tapi emang beneran ya? Itu dimana yang ada ruang tunggu…..”
A: “Nah langsung aja kalo gitu ini dibukanya dengan pertanyaan berikut ini! Fakta atau hoax ada mall yang
menyediakan ruangan khusus suami?”
N: “Fakta, fakta!” *mengangkat papan*
H: “Hoax! Kayaknya ngga mungkin deh, kayaknya di mall itu. I never see.. kayak ada ruang tunggu husband
room gitu tapi kayak, apa ya… menyusui, gitu…”
N: “Tapi kayaknya diada-adain ya?”
A: “Bisa jadi, Nat! Ini kita lihat dulu… ini jawabannya fakta atau hoax ya… this mall has husband nursery.”
H: “Waah, beneran ada? Dimana?”
A: “Jadi, ada mall yang menyediakan ruang khusus untuk suami di Shanghai, China. Namanya Vanke Mall.
Jadi, mallnya menyediakan khusus ruangannya untuk para pria dilengkapi kursi pijat untuk bersantai, dan
majalah yang bisa dibaca sambil menunggu pasangan mereka berbelanja. Betul banget, nih. Jadi sebenernya
fakta ini jawabannya.”
N: “yey…”
A: “Next ya! Fakta atau hoax ada tamu pernikahan yang datang memakai baju pernikahan lengkap?”
H: “Hoax!”
A: “Coba kira-kira?”
N: “Saya fakta!”
Z: “Aku ngga kayaknya,”
H: “Aku ada deh. Kayaknya di dunia ini pasti ada yang aneh-aneh, deh! Kayaknya…”
A: “Ya lagian…”
N: “Gua setuju sama lu ya kali ini.” *menirukan gaya bicara Hesti yang aneh*
H: “Ya lagian ada kan temen aku yang ulang tahun gitu… And you know what? Dia yang lebih heboh daripada
yang ulangtahun, like, o may gat…!”
A: “Natali, please, please, udah dia doang. Dia doang yang begitu. Udah puyeng pala gua. Udah satu aja yang
begini. Jadi, jawabannya adalah…”
H: “Fakta!”
N: “Fakta!”
A: “Kita lihat nih! Ternyata ada pasangan asal Afrika yang mau menikah. Tapi pernikahan mereka berantakan
karena datangnya seorang perempuan yang menggunakan gaun pengantin lengkap.”
H: “mantannya kali…”
A: “Wanita yang tidak diundang ini datang lalu marah-marah dan bilang kalau pria tersebut suka merayu banyak
wanita. Mungkin dijanjiin mau dinikahin juga tuh.”
H: “Oh may gat…. Terus dia dating pake baju pengantin juga. Terus marah-marah. Ngga jadi dong
pernikahannya?”
N: “Unik loh ini berarti.”

H: “Ho…. Ya tapi masa ada dua pengantin di satu tempat? Kayaknya aku mesti ke Afrika, deh!”
A: “Yaudah berangkat deh!”
H: “Kenapa sih kamu ngga nahan aku?”
A: “Yang jauh deh!”
N: “Buru-buru ngusir ya kayaknya Bapak Andre ya…”
A: “Oke berikutnya, ada kejuaraan menebang pohon internasional. Fakta atau hoax?”
H: “Oh may gat…”
N: “Hoax!”
H: “Aku kayaknya…. Bisa jadi mungkin fakta ya, mungkin ada tapi aku ngga suka… Masa itu dijadiin
kejuaraan?
A: “Oke… Zaki? Hoax ya..”
N: “Ngga boleh lagi bang nebang-nebang pohon…”
A: “Kita liat dulu. Kita liat dulu ya. Nih. Ada kejuaraan menebang pohon internasional. Timbersports. Ini
merupakan kejuaraan membelah dan memotong kayu. Kejuaraan ini telah dimulai sejak tahun Sembilan
belas delapan puluh lima.”
N: “Oh begini maksudnya… Ini kekuatan tangan kali ya…”
H: “Oh. Tapi ngga…. Ngga di hutan ya?”
A: “Ngga, ngga…”
H: “oh, aku fikir itu di hutan!”
N: “Aduh lengannya…. Macho-macho banget!”
A: “Oke selanjutnya…. Fakta atau hoax, di Jepang, lubang jalanan lima belas meter diperbaiki dalam waktu satu
hari.”
H: “Ah ngga mungkin!”
N: “Pasti blel! Pasti blel!”
Z: “Mungkin. Jepang. Kan udah canggih di Jepang.”
A: “Zaki fakta ya?”
Z: “Fakta!”
H: “Dengerin nih dengerin. Itu impossible banget ya!”
Z: *memberikan tisu* “Nih, takut ngeces takut ngeces.”
N: “Sama nih di deket kuping ada juga.”
A: “Dari kuping, dari mulut, keluar semua nih.”
H: “Aku fikir itu impossible ya kayak gitu tuh kayaknya ngga mungkin deh.”
N: “Iya kayak di Jakarta aja butuh beberapa jam…”
Z: “Tapi kan di Jepang, tsunami aja perbaikannya bisa cepet. It’s maybe….”
A: “udah kita liat aja ya, jawabannya ya? Oke. Jawabannya fakta atau hoax? Nah, di Jepang, sempat ada
kerusakan jalan yang menyebabkan lubang menganga dengan lebar tiga puluh meter dan kedalaman lima
belas meter di Fukuoka ya. Tapi luar biasanya, para insinyur dan para tukang bangunan berhasil
membetulkan jalanan tersebut dalam waktu empat puluh delapan jam! Atau dua hari!”
H: “Oh… berarti ngga sehari dong… dua hari… eh tapi cepet juga ya?”
A: “Tapi untuk keamanan, jalanan tersebut baru bisa digunakan lagi setelah seminggu.”
Z: “Ditester dulu ya, dites.”
H: “Kenapa bisa muncul lubang gitu sih? Kayak keren banget ya lubang gitu…”
N: “He eh… sampe lima belas meter kan ya…”
A: “Itu dia, fakta atau hoax.”
H: “Tenryata dua hari ya…”
A: “Ada orang yang mencelupkan biscuit ke the dengan cara bungee jumping.”
Z: “Fakta!”
H: “it’s lebay!”
A: “tapi mungkin ngga, fakta atau hoax?”
N: “Ya mungkin tapi bungee jumping kan tinggi terus langsung nyelupin ke the yang segitu? Emang langsung
pas sasaran? Kan engga.”
Z: “Kan kecepatan yang diuji. Konsentrasi.”
A: “Iya betul.”
H: “Tapi kalo menurut aku sih hoax ya.”
A: “Nih ada orang yang mencelupkan biscuit ke the dengan cara bungee jumping. Rekor bru mencelupkan
biscuit baru saja dipecahkan. Jadi kalo Simon Beri ini mencelupkan biscuit ke dalam the sambil bungee
jumping di ketinggian tujuh puluh meter. Jadi udah diukur kecepatannya.”
H: “Waah…. Mantep…”
A: “tujuh puluh empat meter loh tinggi kan itu?”
Z: “Dari genteng aja… yang deket aja dulu,”

A: “Oke selanjutnya. Fakta atau hoax, di Jepang ada kota dengan barang-barang raksasa?”
N: “Ada aja kali ya di sono? Fakta deh fakta,”
A: “Kita lihat, di Jepang ada kota dengan barang-barang raksasa. Ada sebuah kota kecil di Amerika dengan
barang-barang raksasa.”
H: “It’s not…. Itu bukan di jepang tapi itu di Amerika!”
A: “tuh, beneran ada itu barang-barang raksasa. Namanya… Cassie ilonis itu kalo di sana. Ini kayak museum
kali ya di sana.”
H: “Tapi emang bener ada benda-benda rksasa gitu tapi itu hoax karena itu bukan di Jepang. It’s in Amerika.”
Z: “Oh iya itu di Amerika.”
H: “Omaygat aku pengen banget deh ke Amerika… Aku pengen banget pergi ke sana,”
A: “Udah jangan kebanyakan mintanya!”
H: “Ah ait!!!” *menunjukkan mahkota yang patah*
Z: “Aduh patah lagi,”
H: “this is my special crown…. Ini benda aku yang sangat istimewa, aku… aku dapet ini waktu four years old...
dan aku simpan kemana-mana selalu aku bawa…. “
Z: “Yah dibawa-bawa sih… Aduh sedih banget nih dia om,”
A: “udah udah udah. Nanti om kenalin sama Wan Abud, dia bisa membenarkan kayak gini-ginian.”
H: *berakting menangis* “Ngga bisa balik lagi…”
A: “tenang, tenang…. *mematahkan mahkotanya lagi* gini doing mah bisa. Nanti akan disambungin lagi sama
Wan Abud. *mematahkan lagi* Ini bisa langsung disambungin semua, jadi bagus lagi! Ya! Kita langsung
ketemunya Wan Abud. Tante Natali dan bang Zaki kalo mau beli barang-barang juga di Wan Abud
lengkap!”
H: “Aku ngga mau ke Wan Abud, tokonya Wan Abud ngga eksklusif. Aku mendingan pergi aja! Aku cari toko
yang lebih bagus! Bye!”
A: “Kalo kamu ngga mau ngga papa, nanti kamu nyesal seumur hidup kamu! Ingat itu! Camkan itu!”
N: “Sabar, ya…”
Z: “Jadi batu!”
A: “Kayak sinetron gitu, kayak sinetron-sinetron gitu. Baiklah nanti kita akan lanjut lagi setelah pesan-pesan
berikut ini… Jangan kemana-mana tetap di Pagipagi!”
N: “Semangat….!”
---------IKLAN---------SEGMEN 3
W: “Ane datang lagi, Ane datang lagi, Ane datang lagi! Bagi Anda yang belum punya alat inovasi silahkan
kemari! Banyak yang baru, banyak yang baru, yang lama juga ada! Banyak yang baru, banyak yang baru,
yang lama juga ada!”
H: “Assalamualaikum Wan Abud,”
W: “Waalaikumsalam warahmatullah wabarakatuh! Ente jangan ketawa ente baru dating ente udah ketawaaaa!”
H: “Sedih Wan Abud, sedih.”
W: “Ada masalah apa?”
H: “Gini Wan… Kemaren… ibu-ibu pada dating ke rumah saya buat arisan. Terus mereka mencemooh saya.
Mereka bilang…
W: “Waduh ngga baik itu!”
H: “Iya! Mereka bilang es batunya biasa aja…”
W: “Gara-gara soal es batu?!”
H: “Iyah…?”
W: “Kenapa dengan es batu?”
H: “Ini katanya… Jeng Hesti, es batunya kok biasa aja gitu ya bentuknya biasa aja? Biasanya kan es batu di
rumah orang kaya kan bentuknya macem-macem ngga kotak gitu doing. Saya pusing….”
W: “Ente jangan khawatir! Ane sudah bisa tahu permasalahan ente, ente perlu cetakan es batu dengan bentuk
yang berbeda?”
H: “Iya iya iya!”
W: “Kalo kotak-kotak itu biasa? Nah Ane punya tempat es batu yang bukan biasanya. Namanya…. BTEB.”
H: “BTEB apaan?”
W: “Bukan Tempat Es Batu Biasa!”
H: “Jadi gimana nih, Wan? Jadi cetakannya bentuknya bulet gitu ya?”
W: “Bulet! Gini, jadi es batunya lucu! Begitu taro di sini, begitu dia dikeluarin, bentuknya bulat-bulat!”
H: “wah lucu sekali! Hah… mulai sekarang apsti temen-temen di arisan tidak akan mencemooh aku!”
W: “ini caranya saya kasih tau… ada air?”

H: *menyodorkan botol* “Nih air.”
W: “Nah ini tinggal dicetak….”
H: “Oh gitu Wan…. Abis itu masukin ke kulkas ya Wan ya?”
W: “Abi situ minum. Kagak becanda….”
H: “Ini solusi ya… Makasih loh Wan… Boleh deh Wan saya beli nih berapa harganya Wan?”
W: “Murah ini harganya dua puluh satu ribu lima ratus, ane kasih sama ente harga diskon harga member”
H: “Harga member Wan?”
W: “Ya, dua puluh satu ribu empat ratus Sembilan puluh sempilan satu rupiah!”
H: “Beli dong….! Ada yang gede juga loh!”
W: “Ngga ada, Cuma itu doing!”
H: “makasih ya Wan, nanti ditransfer ya!”
W: “Transfer aja, ke rekening ana!”
H: *pergi* “Makasih ya Wan!”
W: “Ayo siapa lagi datang kemari!”
Z: “Samlekum!”
W: “Waalaikumsalam! Eh! Ane sering liat ente!”
Z: “Dimana?”
W: “Di tivi ente sering muncul!”
Z: “Ah masa?”
W: “Bener!”
Z: “Ah, berarti ane mirip artis dong!”
W: “Ngga sih.”
Z: “Tuh kan bener kan. Ternyata gua dijebak!”
W: “Salah dong?”
Z: “Salah!”
W: “Yang bener siapa?”
Z: “Jeremy Thomas! *tertawa*”
W: “Ada apa ini kemari?”
Z: “Ane mau beli dari ente…. Ente tahu kertas lipet?”
W: “Tau! Tau!”
Z: “Nah, tas-tas yang bisa dilipet?”
W: “Iya iya tau!”
Z: “Nah itu. Ane mau beli helm yang bisa dilipet,”
W: “Tadi ngomongnya kertas. Jadi ke helm?”
Z: “Kali aja…”
W: “Mana ada helm begitu? Ente perlu helm?”
Z: “Yang bisa dilipet,”
W: “Bentar kayaknya ane ngga punya. Ane punyanya itu rekaman videonya aja,”
Z: “Oh gitu…”
W: “Ane belum punya setoknya tapi ane punya videonya! Tuh…. Keren kan? Helm lipat, jadi bisa dibawa
kemana-mana, kalo udah selesai dipake bisa langsung dilipet.”
Z: “Bisa masuk di kantong dong ye?”
W: “Iya… Tuuh….”
Z: “Wah iya…”
W: “Itu kayak maenan kipas-kipasan itu ya,”
Z: “Iya bener jaman TK tuh,”
W: “Noh…. Bagus kan? Ane ngga punya helm, itu baru rekaman videonya aja. Ah… ente cari di tempat lain
aja,”
Z: “Oh gitu? Inia ne ngga daapet helm ya di sini? Ane dapethnya apa dong?”
W: “Ente dapetnya doa dari ente….”
Z: *tertawa* “Alhamdulillah… ane coba lagi deh kapan-kapan”
W: “COba lagi? Ane baru jualan lagi kira-kira tahun depan,”
Z: “Wah Ane udah ke pasar lain, Wan!”
W: “Yauadah ngga papa kalo gitu lain kali main-main ke sini lagi ya!”
Z: “Yaudah, Wan. Assalamualaikum!”
W: “Walaikumsalam… Aduh… siapa lagi yang mau beli? siapa lagi yang mau beli?”
N: “Assalamualaikum…”
W: “Waalaikumsalam…”
N: “Aduh ini bener tukang inovasi?”
W: “Betul!”

N: “Ng…. Wan, Wan Abud?”
W: “Panggilnya Wan Abud jangan Bud doang,”
N: “Itu kumisnya udah lama Wan?”
W: “Ini kumis Ane, sebenarnya Ane habis treatment. Biasanya dove, ini metallic. Supaya ada beda aja..”
N: “keren, keren…”
W: “Ente mau menggoda Ane kemari?”
N: Oh ngga dong… Wan saya tuh mau beli ini sesuatu yang bisa nyala di kegelapan.”
W: *mengeluarkan sesuatu* “Ini bisa terang. Bentuknya kayak sarung tangan, tetapi ini bisa nyala di
kegelapan.”
N: “Bentuknya kayak sarung tangan? Tapi ini emang srung tangan?”
W: “Maksudnya ini sarung tangan tuh…. Nyala tuh! Ane suka ini….! Ane suka, berapa ini?”
N: “Berapa ini?”
W: “Tuh lihat tuh… tuh…. Coba dipake coba dipake,”
N: “Wan yang ini ngga bisa nyala nih Wan,”
W: “Baterenya belom ada kali,”
N: “Ih lucu ya bagus ya. Ini harganya berapa nih Wan?”
W: “Ane kasih murah buat ente apalagi ente pelanggan Ane yang abru.”
N: “Berapa?”
W: “Orang-orang diluar Cuma dikasih harga empat puluh lima ribu Sembilan ratus. Kalo ente, ane kasih harga
empat puluh lima ribu delapan ratus Sembilan puluh Sembilan rupiah. “
N: “Yaudah kalo gitu Wan saya ambil sepasang…”
W: “Jangan ambil dong, bayar!”
N: “Ya kan saya ambil dulu, bayarnya belakangan… Wan betah Wan? Ini saya mau ambil,”
W: “Bentar saya mau matiin… mana nih on op nya… Tuh! Wih!”
N: “Kok dia yang norak ye,”
W: “Iya iya… Eh uangnya kasih dulu baru ane kirim,”
N: “Ya ngga bisa gitu dong!”
W: “Ya bisa dong! Ada duit ada barang!”
N: “Ya bukannya ada barang ada duit?”
W: “Ngga bisa!”
N: “Yaudah saya balik deh.”
W: “Ya entar balik lagi ya. Kalo udah transfer kabarin! Ayo, siapa lagi siapa lagi….”
H: “Wan, ada helm ngga? Kalo ada aksih ke saya aja dong!”
Z: “Ah nyelak-nyelak aja si! Tadi turun kroletnya gua duluan!”
H: “Lah krolet krolet… Mikrolet, mikrolet!”
W: “Udah nih saya kasih. Nih, ajaib tuh!”
H: “Ini beneran ngga nih lem?”
W: “Coba coba… tuh…”
H: “Ngga bisa Wan,”
Z: “Ngga bisa ya, yaudah buat gua aja deh. Gratis nih ya Wan?”
W: “Ane kasih gratis! Free!”
H: “Emang kalo beli harganya berapa?”
W: “Kalo beli itu harganya… dua puluh ribu saja. Tapi kalo Anda member harganya sembilan belas ribu
Sembilan ratus sembilan puluh sembilan rupiah!”
H: “Yaudah kalo gitu ya Wan, makasih ya! Assalamualaikum….!”
W: “Waalaikumsalam… Ya udah mulai laku banyak nih. Penglaris penglaris!”
*Natalie dan Pace masuk ke ruangan*
N: “Mikum Wan….!”
W: “Waalaikumsalam… Eh… dia lagi,”
N: “Saya bawa pacar, nih.”
P: “malu saya Wan,”
W: “Iya lah… pasti malu lah! Gimana gimana?”
P: “Kita mau cari chargeran henpon?”
W: “Aduh maaf! Kalo chargeran henpon…. Ke glodog!”
P: “lah… punya barang ngga sih nih?”
W: “Ane kebetulan lagi abis, tapi ane punya videonya! Ente liat dulu aja kalo ente cocok sama barangnya, baru
entar Ane kirim!”
N: “Oke-oke…”
W: “NIh liat dulu. Ini namanya charger handphone melayang. Flying charger. Tuh… Tuh kan…. Keren kan.
Bagus kan? Ini… mahal harganya.”

N: “Berapa?”
W: “Ane juga engga tau. Karena ane belom dapet kabar dari sananya. Kalo udah dapet kabar barangnya ane
kasih kabar ya!”
N: “Ngga perlu, kita bayar dulu aja DPnya,”
W: “udah ngga usah… Aduh repot-repot kan barangnya belom dateng!”
N: “Ngga papa…. Nih,”
W: “Dibawa aja! Goceng ente kasih… Ngapain?”
N: “Katanya nunggu ada barang, dikasih DP lima rebu ngga mau…”
P: “Ssstt… Udah jangan malu-malu ah!”
W: “Masa DP goceng, apa-apaan…”
P: “Yaudah deh! Yo yo cabut ya!”
N: “Makasih Wan Abud, barangnya kalo sampe kabarin ya….”
W: “Yay a. Kalo udah sampe barangnya Ane kabarin! Haduh… Hari ini Ane untung banyak. Alhamdulillah….
Inia ne pake uangnya ini Ane dari kecil cita-citanya pengen banget liburan ke Pulau Monyet! AKhirnya
kesampean juga. Katanya denger-denger di Pulau Monyet itu banyak monyet! Nah… Ane kalau gitu pamit
dulu… Besok Ane dagang lagi, ini Ane pengen liburan dulu. Pagipagi? Semangat!”
----------MUSIK BERMAIN---------SEGMEN 4
H: *memegang boneka monyet* “Hai…. Semuanya…. Aku ini boneka monyetnya Pace The Explorer. Tau ngga
kamu kalau hari ini kita… bukan hari ini ajasih sebenernya setiap hari sayang sama binatang, terutama aku,
si monyet. Apalagi hari ini hari monyet internasional! Selamat hari monyet internasional!”
A: “Selamat ya….”
Z: “Semoga sukses…”
A: “Sebenernya jangan Cuma monyet dong. Hari kambing juga… Hari kucing….”
Z: “Hari sapi… hari gajah… jadi kamu gendongnya gajah.”
H: “Tapi kan mungkin… kalo monyet kan sudah banyak yang…. Punah ya. Orangutan masuk monyet ngga sih?
Masuk lah ya, masih keluarga…”
A: “Emang bener ya hari ini hari monyet internasional?”
H: “Iya….”
A: “Emang ada begitu hari yang dirayakan gitu?”
H: “Ya, ngga ngerti ya… Cuma memang sebenernya ada! Tanggal empat belas desember itu ditetapkan sebagai
monkey day! Hari monyet internasional. Kenapa? Awalnya tren ini hanya sebagai candaan mahasiswa dari
University Michigan yang akhirnya malah ditetapkan dan diresmikan secara internasional. Dan adanya hari
ini sebagai pengingat bahwa monyet dank era merupakan hewan yang dilindungi. Tapi, tau ngga bedanya
kera dan monyet?”
A: “Sama lah!”
H: “Iya, kayaknya satu familia tapi…”
Z: “Lebih gede itu kayaknya!”
H: “he eh… kalo orang utan itu masuknya ke kera ya kayaknya. Coba kita liat nih. Yang masuk ke golongan
kera tuh ada gorilla, simpanse, dan siamang. Oh…”
Z: “Nah kan besar kan?”
H: “Ini ciri-cirinya memang lebih besar tapi bukan itu sebenernya. Kera itu dapat berjalan tegap. Ngga punya
ekor. Dan… jenis kera seperti ini lebih cerdas dan dapat mudah dilatih. Dan monyet ukurannya kecil… dan
hampir semua monyet itu punya ekor walaupun ada juga yang engga.”
A: “Kalo topeng monyet kana da ya? Kalo topeng kera ngga ada yah?”
Z: “Kalo kera sakti kan ada ya? Kalo monyet sakti ngga ada… Jadi adil,”
A: “Adil sih. Keramas, ngga mungkin ada monyetmas ya…”
Z: “Iya…”
A: “Dapet ngga?”
H: “Hah? Hah? Ngga dapet lah…”
Z: “Coba lagi ya… siapa tau dapet.”
H: “Kalo keranjang kana da ya Pak, ya? Kalo monyetjang?”
Z: “Nah…. Ngga ada itu!”
A: “Kalo Jaki pelihara ngga di rumah?”
Z: “Apa? Monyet?”
A: “Ngga tau deh, binatang. Pelihara apa binatang di rumah?”
Z: “E….. saya pelihara ikan!”
A: “Oh ikan! Hobi ikan ya?”

H: “Ikan apaan?”
Z: “Ikan koi… tapi ngga ada kan hari ikan nasional?”
A: “Mahal-mahal ngga sih koi itu?”
Z: “Mahal-mahal…”
H: “Perawatannya kan rada-rada repot juga itu…”
Z: “Tapi kebetulan yang gua piara ngga mahal. Karena gua ngga beli, dikasih *tertawa*”
H: “Satu doing? Apa banyak?”
Z: “Sepasang. Dua. Tapi anaknya banyak,”
A: “Kita liat pulau Kera di Afrika Barat ya. Dulu di Afrika Barat dihuni oleh puluhan simpanse yang digunakan
dalam penelitian medis. Tahun dua ribuan, laboratorium tersebut ditutup dan puluhan simpanse dipindahkan
ke sebuah pulau terpencil di Pulau Liberian si sungai Permington. Pulau ini pun kemudian dikenal peduduk
setempat sebagai Monkey Island atau Pulau Kera. Pulau ini pun menjadi rumah bagi lebih dari lima ribu
simpanse yang hanya menerima beberapa teman manusia yang akrab dengannya.”
H: “Bener-bener pulau Kera semuanya ya…”
A: “Nih contohnya nih.”
H: “Iya… ini udah akrab banget kayaknya isinya emang hampir kera semuanya. Oke ini ada beberapa artikel
soal Zaki yang kita lebih baik validasi langsung sama orangnya. Jadi kayak, aduh gua ngga pernah ngomong
ini, nih. Jadi lu bisa langsung kasih validasi di sini yah… Coba kita liat artikel tentang dia yang pertama.
Cemilan bangkitkan mood-nya Zaki. Oke cemilan apa nih maksudnya nih?”
Z: “Valid! Itu valid. Kayak cokelat, snack, yang memanjakan lidah.”
H: “Oh… apa menggelitik sanubari?”
Z: “Nah. Sambil….”
H: “Apa mengocok di ulu hati?”
Z: “Nah itu.”
A: “Jadi kalo lu bete bete atau lagi males, makannya itu?”
Z: Nah… kerjaan lagi agak-agak meng….gemaskan gitu. Itu rada menghibur dirinya pake cemilan…”
H: “Iya tapi… badannya kayak ngga gemuk gitu…”
Z: “Ya kann kira-kira ngga sekarung juga.”
A: “Eh lo olahraga juga ngga? Apa olahraganya?”
Z: “Sepeda… Renang… lari dari kenyataan ngga…”
A: “Sepeda… renang… kalo digabungin keren tuh.”
Z: “Ya pokoknya kardio-kardio lah.”
H: “Oke ini ada lagi artikel lainnya coba, coba kita liat. Zaki Zimah siap melepas masa lajang. Bukannya udah
ya?”
Z: “Belom! *tertawa* Valid. Insya Allah siap…”
H: “Kapan?”
Z: “Masa ngga lepas-lepas dari kemaren-kemaren?”
H: “Ee… udah ada…. tanggalnya?”
Z: “Belom.”
H: “Tapi sudah ada calonnya?”
Z: “Ada, udah Insya Allah.”
H: “oke. Inia da souvenir buat Zaki nih, sebentar ya… pegang dulu nih…” *menyodorkan boneka monyet*
Z: “Ini?”
H: “Bukan, bukan….”
Z: “Ini kasih makannya apa nih?”
A: “Oh, ini mah nasi uduk ini.”
Z: *tertawa* “Itumah majikannya,”
H: *memberikan sebuah bingkisan* “Ini buat Jaki….”
Z: “Yak, makasih…”
H: “Kali mau belanja-belanja….”
A: “ini special gift dari Pagipagi… ada syaratnya tapi,”
Z: “Oh ada syaratnya?”
H: “Ucapin dong…”
A: “Makaih Pagipagi aku dapet tas ini aku senang sekali, deh!”
Z: “Makasih Pagipagi, aku dapet tas ini. Aku senang sekali, deh!”
A: “Cawcaw… gitu.”
Z: “Caw Caw!”
H: “Tapi ngomongin soal Hari Monyet Internasional nih. Wan Abud katanya pergi ke Pulau Kera.”
A: “Ohiya?”
H: “iya!”

A: “Waduh… tuh orang bisa begitu yah.”
Z: “Guam au ikut ke Pulau Kera.”
H: “Nih pake ini, nih,” *menunjuk bingkisan yang telah diberikan*
Z: “Pake ini! Baw lengkap!”
H: “Yaudah ati-ati ya! Bye!”
Z: “Bye!”
A: “Enak banget ya jalan-jalan ke Pulau Kera.”
H: “Iya… itu Wan Abud katanya udah pengen berangkat ke sana.”
*tiba-tiba ada anjing memasuki ruangan*
H: “heh… heh…. Ini…. Ini kok anjing kayak sosis ya? Ini anjing apa sih?”
DW: “Hiro, Hiro!”
H: “ini anjingnya mba?”
DW: “Iya…. Itu suaminya, yang ini istrinya *menunjuk ke anjing lainnya* makanya ngga bisa dipisahkan nih
lagi main cari-carian ini,”
H: “Oh…. Udah tenang, Hiro, udah tenang! Ini jenis anjing apa, sih, mbak?”
DW: “ini Beagle! Aslinya sih, dari Inggris. Kalo dulu tuh kayak dua puluh lima senti gitu bisa dimasukin ke
kantong.”
A: “Sekarang udah gede itu ya,”
DW: “Kalo ini udah…. Udah campur-campur lah ya,”
H: “Tapi Beagle aslinya emang kecil?”
DW: “Kecil, makanya harus selalu naronya di dalem kantong.”
H: “Oh gitu…”
DW: “Iya lucu banget kan nih?”
H: “Kalo…. Ini campuran asia atau gimana Beagle ini?”
DW: “Kalo ini mungkin…. Udah hush puppy… udah semuanya campuran semuanya.”
A: “Blasteran nih berarti…”
H: “Kalo jenis anjing gini perawatannya ribet ngga sih, mbak?”
DW: “Kalo yang ini engga, karena dia bulunya kan sangat sedikit. Ini lucunya nih kulitnya dia tuh waterproof
gitu. Jadi kalo dicuci tuh….”
A: “Woah kalah dong genteng ya…”
DW: *tertawa*
H: “Tau ngga sih kalo anjing Beagle tuh berapasih dijualnya kisaran harganya?”
DW: “Kalo kayak gini sih, kira-kira sih tiga setengah juta sih.”
H: “Ini umurnya berapa nih?”
DW: “Lima tahun.”
H: “Lima tahun? Hm… udah tua nih. Makanya kan gini kan ini suami isteri nih. Terus mereka disteril… udah
disteril… jadi ngga bisa punya anak lagi. Terus makanya ini perutnya agak gemuk-gemuk gini.”
A: “hmm… lima tahun nih udah tua ya nih. Pantesan ada banyak ubannya keliatan tuh,”
H: “Sampe berapa sih umurnya kira-kira?’
DW: “sampe dua belas tahun…”
H: “ini kan lagi hari monyet internasional nih. Kalo monyet yang tertua itu ada ngga ya? Umurnya sampe berapa
itu?”
A: “Ada….”
H: “Dimana?”
A: “He, ngga tau dia.
H: “Dimaneee?”
A: “Di China. Ada. Jadi di sana tuh ditemukan fosil kera berusia lima puluh lima juta tahun. Ini merupakan fosil
primate tertua yang pernah ditemukan. Ilmuwan menyebutnya sebagai archicemus, yaitu onyet kuno jadi
ukruannya sangat ekcil ya, nah ini bisa dibilang sebagai monyet tertua ini.
H: “Monyet tertua, tapi dalam bentuk fosil ya.”
A: “Dalam bentuk fosil.”
H: “Ada banyak teori evolusi ya.”
A: “Oke, ini kenapa hutan itu penting?”
H: “Oh penting dong. Banyak banget mmakhluk hidup di dalamnya.”
A: “Yak itu alasan kenapa hutan penting, di antaranya adalah pabrik oksigen. Jadi pohon-pohon yang ada di
hutan itu berfungsi sebagai pabrik oksigen yang banyak. Satu pohon dewasa itu cukup menjadi pabrik
oksigen bagi sepuluh orang selama satu tahun. Nah… dan juga plankton, secara produktif menyediakan
setengah dari oksigen bumi. Tapi hutan masih merupakan sumber utama oksigen di bumi. Kemudian bisa
mencegah banjir dan erosi. Akar-akar pohon sangat berperan terutama bagi daerah rendah seperti sepadan

sungai.Oke ini ngomong-ngomong soal hutan kita coba tanya kepada salah satu aktivis hutan ya, yaitu
Nadine Chandrawinata, teman kita yang hobi dengan alam.”
A: “Ya, halo Nadine?”
Nadine: “Halo…”
A: “Yea… udah lama ngga mampir ke Pagipagi, nih. Ini katanya Nadine lagi mengkampanyekan untuk merubah
gaya hidup untuk kepentingan hutan.”
H: “Maksudnya gimana, sih, Dine?”
Nadine: “Sebenernya ini kan orang mikir kita udah jarang main di hutan, jarang main di laut. Kebetulan aku
kan sering ada di sana, jadi kan tau kira-kira apa yang bisa dikerjain. Tapi ternyata emang bisa. Kita di
kota ini bisa melakukan sesuatu, yaitu merubah pola hidup kita jadi lebih cinta sama lingkungan. Mungkin
nih untukt isu kita bisa biasa pake lima tisu, kita kurangin jadi satu tisu. Terusatau pake sapu tangan lag
bawa sendiri. Kan kita tahu kalo tisu tuh dari pohon kan. Nah itu kan buisa sanga t ngebantu sekali. Terus
untuk mengurangi plastic. Karena plastic kan susah untuk didaur ulang. Cobalah bawa tas sendiri ee…
pada saat belanja. Kan itu jadi… jadi suatu tren yang menurut aku positif ya. Nah itu sangat bisa ngebantu
banget buat alam kita, lingkungan, global warming. Jadi kita kalo mau nih, kita belanja sama-sama,
komitmen diri, kira-kira apa ya yang bisa kita lakukan, nih kita tinggal di kota, tapi kita juga bisa
melakukan sesuatu untuk lingkungan kita, gitu… mungkin juga untuk mengurangi global warming, atau
ditimer pas tidur… atau kalo keliar rumah matiin lampu. Nah sebenernya hal-hal kayak gini harus kita
coba, nanti biar jadi kebiasaan baru. Yak an untuk ngjarin nanti kita punya anak, punya teman, kan pasti
akan ketularan.”
H: “oke Nadine mudah-mudahan campaign kali ini, bisa tertular kemana aja ya…”
Nadine: “Iya, Thank you….”
H: “Oke, thank you loh Nadine!”
A: “Iya thankyou juga mbak.” *menyalami Dewi*
H: “Yak setelah ini kita akan kembali, tetap di Pagipagi!”
--------IKLAN---------SEGMEN 5
W: “Buka buka buka! Ayo datang kemari, open the door! Konsultasi liburan akhir tahun! Yang bingung mau
kemana, punya masalah tujuan wisata, bisa konsultasi wisata ke ana! Datang kemari, masalah tuntas, beres!
Ayo! Ana Cuma puny waktu…. Lima menit! Kalo ente ngga dating, ane tambah sepuluh menit. Kalo masih
ngga dating, ane tambah lima belas menit!”
P: “Assalamualaikum!”
W: Waalaikumsalam Pace. Nah… gimana?”
P: “Saya mau minta saran, nih. Saya mau liburan, Cuma liburannya kalau saya pergi-pergi sih biasa aja itu. Saya
mau yang nggak biasa.”
W: “ente mau liburan yang luar biasa? Ente keluar rumah, ente kelilingin rumah.”
P: “Oh itu udah. Udah sering.”
W: “Kalo gitu ente ngga usah keluar rumah. Biar rumahnya yang ngelilingin ente.”
P: “Kalo itu kayaknya juga udah.”
W: “Kalo gitu gimana kalo ente pergi ke suatu tempat. Ente becanda sama macan,”
P: *tertawa* “Wan Abud ada-ada aja nih,”
W: “Eh tapi memang betul! Ada! Yang ini ada… ee… liburan pembalap Hammilton yang bercanda dengan…
seru ini! Pembalap Formula satu Hammilton menghabiskan waktu ke pusat penangkaran harimau di
Meksiko. Ngga Cuma datang, tapi dia bercanda tuh lihat. Seru kan? Ente kayaknya cocok kalo ke sana. Ente
becanda, sampe ente digigit, nah, baru, lepas.”
P: “Bisa tuh bisa saya coba…”
W: “Semoga berkah! Hati-hati di jalan!”
P: “Oke Wan Abud…”
W: “Siapa lagi siapa lagi siapa lagi?”
*Hesti memasuki ruangan*
H: “Wan Abud…”
W: “Eeeh…”
H: “Ini katanya…. Saya juga denger dari Pace soal traveling ya?”
W: “Iya! Ini kan mau liburan akhir tahun, ente mau kemana?”
H: “Iya memang saya kan lagi bingung banget… soalnya saya tuh udah sering banget keluar negeri…”
W: “Ini sombong ya?”
H: “Ya ngga… Cuma masalahnya tuh… apa ya… kira-kira mana lagi ya tempat yang bagus? Saya sih minta
saran doing.”

W: “Ada sebuah tempat. Di negara sendiri, di Indonesia. Ke Tana Toraja. Toraja itu indah, bagus, jadi ente bisa
lihat sejarah-sejarah di situ. Tardisi-tradisi kebiasaan-kebiasan di situ. Ane kasih dulu tayangannya… ente
tertarik ente berangkat. Ini dia tayangannya.”
-----------DIPUTAR VIDEO LIPUTAN FEATURE DI TANA TORAJA----------W: “Nah…. Gimana?”
H: “Agak… ngeri ngeri gimana gitu ya. Tapi itu tradisi sih ya… tradisi. Yaudah, deh, nanti saya coba ke sana.
Makasih sarannya…”
W: “Sama-sama. Ente coba dulu ke sana!”
H: “Tapi mohon maaf nih… ehehe… saya ngga bawa….”
W: “Ngga apa-apa! Hari ini ladies night!”
H: “Makasih ya Wan….”
W: “ Yak siapa lagi? Siapa lagi silahkan!”
*Pace memasuki ruangan*
P: “Halo Wan Abud…!”
W: “Ente siapa?”
P: “Aku Pace The Explorer….”
W: “Passwordnya apa?’
P: “tiga dua satu dua….”
W: “oke… Silahkan mau apa dek?”
P: “Akum mau liburan…. Packing yang biar ngga ribet gimana? Soalnya biar nanti ngga ribet..”
W: “Sebelumnya kita harus tau dulu arti dari packing. Pack itu artinya kirim, king itu artinya raja. Jadi packing,
kiriman raja. Lihat tayangan berikut ini. Bagaimana cara packing yang benar dan juga…. Baik. Ini dia
tayangannya. Tuh lipat lipat lipat. Gulung… puter puter. Oke…. Jadi rapi ya. Itu apa tuh bajunya digulunggulung supaaya ngga makan tempat di kover. Bikin gitu ya.. oke? Udah tau caranya?”
P: “Oke, ini Pace nih!”
W: “Alhamdulillah… semoga berkah ya!”
P: “iya Wan Abud…!”
W: “Alhamdulilah... ada tiga pasien dan semuanya….”
*Hesti memasuki ruangan*
H: “Wan Abud. Saya sudah pikir-pikir lagi tadi. Cuman, buat liburan akhir tahun agak bingung… apa-apa kan
serba mahal. Gimana ya? Ada tipsnya ngga sih Wan?”
W: “Gini aja… ente supaya liburan akhir tahun ngga mahal, ente lihat ini aja nih. Siapa tahu temen ana yang
travel blogger bisa kasih inspirasi buat liburan ente.”
H: “kayak gimana maksudnya nih?”
W: “Nih lihat dulu nih.”
-------------VIDEO LIPUTAN FEATURE TENTANG LIBURAN-----------W: “Nah… itu dia”
H: “videonya bagus ya. Bagus banget Wan. Cuma masalahnya gimana ya Wan. Saya tuh takutnya misalnya
kalo… kalo akhir tahun kan kalo buru-buru kan langsung ke hotel itu kan pasti dapetnya mahal. Ntar bisa
juga ngga kebagian lagi kamarnya. Kalo ada kendala gimana… pesen online kalo misalnya datanya ngga
kecatet gimana?”
W: “Pake traveloka aja! Traveloka ini aplikasi booking tiket hotel dan pesawat nomor satu di Indonesia. Jadi
ngga perlu khawatir, ente bisa booking hotel kapan saja dan dimana saja. Jadi ente bisa akses via web,”
H: “Bagus, iya. Cuma saya kan tadi sebutin soal kendala… kalo pesen online terus datanya ngga masuk. Itu
buat ngatasin kendalanya gimana?”
W: “ENte ngga usah takut. Di traveloka ada fitur namanya Need help. Nih saya kasih liat ya. Kalau misalnya
udah booking, kan pesen voucher hotel kan tuh. Yang bisa diakses dari menu.. di voucher hotel ini aka nada
pilihan kesulitan check in. Tuh, masuk aja ke situ. Tinggal pilih aja kendalanya apa. Kalo ngga ada di daftar,
tinggal pilih other. Jadi kita bisa pilih kendala-kendala yang kita hadapi. Kemudian tinggal kirim! Nah, nanti
aka nada tim dari traveloka yang menghubungi via email atau telefon untuk kasi solusi tentang
permasalahan.”
H: “Oh… kadang-kadang emang yang dikhawatirin tuh kayak gitu… Kalo pesen online bisa ngga ngatasin
kendala yang kita hadapin masalahnya. Cuma masalahnya ada lagi nih Wan.”
W: “Aduh ada apa lagi?”
H: “Saya elum… download aplikasinya… hehehe…”
W: “Ya udah tau cara downloadnya? Cara downloadnya tinggal ketik bintang dua ratus bintang sembilan ratus
pagar. Terus abis itu tekan tombol kol.”
H: “Oke, Wan Abu dada solusinya lagi ngga sih Wan Abud?”

W: “Solusi apa nih?”
H: “Ya kayak misalnya yang murah murahnya itu”
W: “Oh ada ada di tarveloka itu ada yang namanya promo holiday fiesta. Ada di situ tinggal cari. Di situ ente
bisa dapet potongan harga hingga empat ratus ribu, untuk hotel. Dan serratus lima puluh ribu untuk tiket
pesawat potonganya. Dan periode akhir promonya, sampe tanggal delapan januari dua ribu tujuh belas.”
H: “Berarti pas dong buat liburan akhir tahun ya?”
W: “Nah… nih ngomong-ngomong, ane tutup dulu nih jasa konsultasinya, soalnya ane juga mau liburan.”
H: “Oh, iya…”
W: “Iya dong masa ente aja. Yaudah ane permisi dulu. Pokoknya ingat, traveloka dulu, nyaman di hotel
kemudian. Tinggal dulu ya. Assalamualaikum!”
*Wan Abud meninggalkan ruangan, lalu terdengar dering telepon*
H: “Halo halo? Iya? Apa? Gimana Ce Odah? Bulan jatuh? Ih…. Apaansi? Bulan ada bulan jatoh? Nih kayaknya
aneh deh nih, ceu Odah bilang ada bulan yang ngegelinding di jalanan, entar mungkin abis yang satu ini kita
akan jelasin soal bulan jatoh yang ngegelinding di jalanan.”
----------IKLAN---------SEGMEN 6
H: *menyenggol-nyenggol Andre* “Pak? Pak eh…. Lagi… latian drum?”
A: “Lagi latian drum.”
H: “Tapi kok gayanya kayak apa ya…”
N: “He eh ya… kayak lagi mau ngorek kuping.”
A: “Beda…”
H: “Kenapa seperti itu? Dapet inspirasi darimana emang?”
A: “Ada, ada…”
N: “Tapi ngga ada lah. Drum itu kan posisinya di sini, sini, sini *menunjuk depannya* Kenapa pake ke
belakang-belakang?”
A: “Buat latian drum abstrak. Jadi gua terinspirasi.”
H: “Bapak emang… beneran ngomong begitu atau bego-begoin saya aja?”
A: “Ini saya sudah ada beberapa gaya unik main drum. Kalo ngga percaya yaudah saya kasih liat tayangannya
nih.”
N: “Waduh?”
H: “Wiih… ngadep belakang dia.”
N: “Oh dia mau mamer juga ya kalo ternyata dia ngga punya tulang tuh kayaknya.”
H: “Ih jago banget tapi ya?”
A: “Jago… ngga ada suaranya ya?”
N: “Ih naik apaan tuh? Baling-baling bambu?”
H: “Sambil terbang Pak itu!”
N: “Tinggal nunggu terbang…”
H: “Oke… kalo yang ini miniartur… jadi sayang ya sama… bapak yang main….”
A: “Yak, sekarang kita masuk ke segmen… oh! May! Gat! Omaygat yang pertama ini kita lihat dulu ya ada
sesuatu yang sangat omaygat banget ya.”
*Pace memasuki ruangan, Natalie tertawa terbahak-bahak hingga terjengkang*
N: “Hahahahahaha… aduh, eh!”
P: “Uuuuuh… ngetawain sih… jahat tantenya jahat!”
H: “Mirip DJ ya mirip DJ. DJ yang ternama itu ya?”
N: “Yang mana? Emang ada?”
A: “Kenapa kamu kenapa?”
P: “Aku tadi ke sini, dikejar bulan aku Om Andre.”
A: “Dikejar siapa?”
P: “Bulan! Bulan!”
A: “Keren, dong!”
P: “Iya! Bulannya bisa ngomong!”
A: “Oh gitu bulannya bisa ngomong?”
N: “Aduh, nanti jatoh lagi, nih!”
A: “Ssstt…. Eh gaboleh dikatain dia..”
N: “Oh, yaudah maaf ya…. Itu mungkin karena saking gedenya bulan makanya kemana itu kamu kayak
dikejar.”
H: “Lagian bulan ngga bisa ngomong kale….”
A: “Tuh, jangan nangis begitu…”

H: “Mungkin bulan yang ini kali, Pak… Balon besar bentuknya bulan gelinding di jalan raya….”
A: “Nih bulan yang ini bukan nih?”
P: “Oh itu bukan bulan yah??”
A: “Bukan, itu balon….”
P: “Uuuuh… ngomong dong!”
A: “Kan lu yang liat! Yang liat kan elu!”
P: “Jangan marah-marah…. Kok dia yang liat, kita yang disalahin…”
H: “Ya dia ngga ngerti Pak… Itu di Provinsi ??? China, ini ada bulan ngegelinding di jalan raya. Pada panic
semuanya. Ini sebenernya adalah balon dari taman hiburan musim gugur, yang ternyata talinya putus! Ya
iyalah panic!”
N: “Oh talinya putus, kirain sengaja digelindingin!”
H: “Tapi untung balon ya. Jadi ngga…. Ngga…. Bahaya… Cuma kan sesek nafas kalo…. Diem di situ.”
A: “Ada lagi mobil tanpa pengemudi yang bisa berhenti jika Anda menyeberang! Nih ada di….”
N: “Ya kalo ada orang lewat bisa lah berhenti mengemudi! Kan ada orang lewat.”
A: “TapI ini tanpa pengemudi! Nah Inggris baru saja menguji coba mobil tanpa pengemudi di Cannes. Jadi
mobil tanpa supir ini namanya oksobotika yang bisa ditumpangi, kemudian dirancang full otonom tidak ada
pengemudi. Ini merupakan pekerjaan yang dilakukan oleh computer. Dengan sensor yang dimiliki mobil ini
ngga perlu khawatir kalau ada yang nyeberang, jadi otomatis berhenti.”
H: “Apa ada lembaganya di situ. Lembaga sensor?”
N: “Jadi, ini ngebantu juga kalua da orang yang…. Apa tuh…”
A: “Disabilitas.”
H: “Tapia da beberapa yang… sudah banyak banget yang… pakai mobil otomatis kayak gini, kayak
autopilotsnya mobil lah ya di beberapa negara.”
*Pace memasuki ruangan sambil berpura-pura menangis*
A: “Kenapa? Kenapa lagi sih?”
N: “Adek kenapa?”
A: “Nyari boneka lagi? Gua hajar lu ya! Bonekanya ada di sini *menunjuk punggung Pace* dari kemaren nyari
boneka melulu…”
P: “Bukan!”
A: “Apaan?”
P: “Anak-anak gang itu ngambil boneka aku….”
A: “Udah besok-besok ngga usah berteman lagi ama tu anak-anak deh!”
P: “Tapi ngga dibalikin….”
A: “Mana pake pake bginian udah kayak Bunda Dorce lu! Udah udah udah!”
N: “Eh! Kamu kan udah dibalikin… itu bonekanya Pace kan ada dibelakang kamu.”
A: “Nah itu kana da…. Ini kebiasaan sih.”
N: “itu ditebalikin bonekanya ditebalikin.”
A: “Nih, bonekanya dibalikin *mengambil boneka dari punggung Pace* nih.”
P: *wajah gembira* “Uoooh… di sini.”
A: “Nah udah udah.”
P: “Om beliin

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63