POLITEKNIK AL ISLAM BANDUNG

MATERI
MANAJEMEN ASURANSI
KESEHATAN

dr. Hj. Oemy R. Syarief, MM.BAT
POLITEKNIK AL ISLAM BANDUNG
JL. CISARANTEN KULON NO. 120 BANDUNG

JAMINAN SOSIAL

JAMINAN SOSIAL
(SOCIAL SECURITY)


Pendahuluan :
Sebelum mempelajari Manajemen
Asuransi Kesehatan, pada modul ini
dijelaskan tentang jaminan sosial dengan
dasar hukum, program-programnya dan
pelaksanaannya di Indonesia.
Pelaksanaan program jaminan sosial

menggunakan mekanisme asuransi
dalam hal ini asuransi sosial. Untuk itu
perlu dijelaskan dasar asuransi, dasar
hukum dan pelaksanaannya.

Pengertian Jaminan Sosial
Konvensi
ILO 102
tahun 1952
Pasal 28 H
ayat 3 UUD
45
Pasal 34 ayat
2
UUD 45

• Standar minimal Jaminan Sosial (Tunjangan
kesehatan, tunjangan sakit, tunjangan
pengangguran, tunjangan hari tua, tunjangan
kecelakaan kerja, tunjangan keluarga,

tunjangan persalinan, tunjangan kecacatan,
tunjangan ahli waris
• “Setiap orang berhak atas Jaminan Sosial

yang memungkinkan pengembangan dirinya
secara utuh sebagai manusia yang
bermanfaat".

• "Negara mengembangkan sistem jaminan
sosial bagi seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat yang lemah dan
tidak mampu sesuai dengan martabat
kemanusiaan".



Jaminan Sosial
 Program Pemerintah
 Perlindungan/menjamin seluruh penduduk
 Standar minimum kehidupan yang layak

 Resiko Sosial
 Sakit
 Kecelakaan Kerja
 Meninggal dunia
 Menjadi tua
 Pensiun
 Menganggur
 Kehilangan penghasilan sebagian atau seluruhnya

Dasar Hukum :








Berdasarkan UUD 45 pasal 28 H ayat 3 dan pasal
34 ayat 2  “setiap orang berhak atas jaminan

sosial.... “ dan “Negara mengembangkan sistem
jaminan sosial bagi seluruh rakyat...”
UU SJSN No. 40 tahun 2004  muncul setelah
menunggu selama 59 tahun
UU BPJS No. 24 tahun 2011  setelah 7 tahun
dari UU SJSN
Tanggal 1 Januari 2014  implementasi dari UU
BPJS setelah menunggu selama 3 tahun dari
keluarnya UU BPJS tahun 2011

Penyelenggaraan


Menggunakan mekanisme asuransi 
Asuransi Sosial.
Asuransi Sosial pada hakekatnya
merupakan asuransi yang diwajibkan
oleh peraturan perundang-undangan dan
dilaksanakan oleh suatu organisasi
biasanya lembaga pemerintah, untuk

memberikan manfaat tunai (cash
beneft) atau pelayanan (service beneft/
benft in kind) kepada peserta atas
timbulnya peristiwa-peristiwa tertentu.

Prinsip-prinsip yang digunakan dalam
penyelenggaraan asuransi sosial adalah :
a. Program wajib melalui undang-undang agar kepesertaannya merata
dan kegotong royongan bisa efektif
b. Perlindungan dasar yang diperlukan untuk menjaga harkat dan
martabat manusia
c. Kepesertaan anti seleksi, tidak membedakan umur, status, kesehatan,
dsb
d. Biaya iuran/premi berasal dari yang bersangkutan sendiri (karyawan,
pengusaha dan tenaga mandiri)
e. Manfaat merupakan hak yang timbul karena pembayaran premi sesuai
syarat dan ketentuan
f. Hubungan antara iuran dan manfaat tidak secara paralel tetapi
ditekankan pada kecukupan sosial (social adequacy) daripada keadilan
individu (individual equity)

g. Perhitungan kecukupan dana untuk memenuhi kewajiban (solvabilitas)
dilakukan dengan metode proyeksi (jumlah penduduk, jumlah angkatan
kerja) karena program bersifat wajib, antara lain hal ini mempengaruhi
besarnya premi.

Sistem Jaminan Sosial Nasional
(UU No. 40 th. 2004)









Tatacara penyelenggaraan program jaminan
sosial
Dilaksanakan oleh Badan Penyelenggara
Dengan mekanisme asuransi yaitu asuransi sosial

Pengumpulan dana iuran bersifat wajib
Badan Penyelenggara dibentuk berdasarkan
undang-undang
Penyelenggaraan dimulai dari sektor formal :
 Pegawai

Negeri, Pensiunan, ABRI
 Tenaga kerja perusahaan swasta dan BUMN

Segitiga Emas Tripartit
dalam Penyelenggaraan
Sistem Asuransi Sosial
Pemerintah Program Asuransi Sosial
dan Badan Penyelenggara
Jamsos
Pembangunan

Kontrol & Penjamin

Prasarana

Pph
Pajak Badan
Redistribusi Pendapatan
P. Kerja

Pekerja
Gaji/Upah

Kewajiban

HakJasa & Pikiran

Iuran :




Dibayar oleh pemberi kerja
PN, ABRI  Pemerintah
Karyawan perusahaan swasta oleh

pengusaha
BUMN oleh perusahaan
Fakir miskin oleh pemerintah
Besar iuran ditetapkan berdasarkan :
%

dari upah/gaji atau jumlah nominal
tertentu
 Jenis program yang diikuti

Badan Penyelenggara :
Badan Penyelenggara dibentuk
berdasarkan undang-undang No. 40
Tahun 2004 Bab III pasal 5 :
 Jamsostek (Persero)
 Taspen (Persero)
 Asabri (Persero)
 Askes (Persero)

Program Jaminan Sosial







Jaminan
Jaminan
Jaminan
Jaminan
Jaminan

Kesehatan
Kecelakaan Kerja
Hari Tua
Pensiun
Kematian

Pengelolaan Dana Jaminan Sosial





Dana iuran harus dikelola dan
dikembangkan oleh Badan
Penyelenggara
Dana tersebut untuk membiayai
program

Bantuan Sosial / Social Assistance
Program bantuan pemerintah
 Rakyat miskin
 Tanpa kontribusi berupa iuran
 Dana berasal dari pendapatan pajak
 Bantuan berupa uang atau pelayanan  bentuk
kepedulian / kewajiban negara terhadap pemenuhan hakhak dasar warganya
Misalnya pada kejadian :
 Bencana alam (banjir, longsor, gempa bumi)
 Paceklik / Kelaparan
 Wabah penyakit
 Dll


Kriteria Keluarga Miskin
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

Luas lantai bangunan < 8 m2 per orang
Jenis lantai bangunan (tanah, bambu, kayu / murahan)
Jenis dinding
MCK tidak ada
Listrik tidak ada
Bahan bakar untuk memasak, kayu bakar / arang / minyak tanah
Daging / susu / ayam 1x/minggu
Satu stel pakaian baru / tahun
Makan 1 – 2 x/hari
Biaya pengobatan tidak ada
Sumber penghasilan :



12.
13.

petani dengan luas 0,5 ha
Buruh dengan upah < Rp. 600.000 / bulan

Pendidikan tertinggi kepala RT tidak tamat SD / tamat SD
Tidak memiliki tabungan / barang mudah dijual dengan nilai minimal
Rp. 500.000,-

Kelebihan dan Kelemahan Bantuan
Sosial :


Kelebihan :
 Tercipta

kesetiakawanan sosial
 Dengan adanya mean test diharapkan tepat
sasaran
 Kesejahteraan rakyat miskin terjamin


Kelemahan :
 Cenderung

menimbulkan ketergantungan dan
meningkatkan pengeluaran fskal pemerintah
 Perlu penelitian dalam penetapan syarat
penerima dengan “mean test”

DASAR – DASAR
ASURANSI

I. Pendahuluan


Anggaran pemerintah untuk bidang kesehatan yang lalu
sebesar 2-3 % APBN, sejak Th. 2011 telah ditingkatkan
menjadi 5%



WHO (th. 2000) negara Indonesia merupakan salah satu
negara dengan anggaran kesehatan terkecil di dunia,
kurang dari 2% Gross Domestic Bruto (GDB)



Sebagian besar biaya kesehatan (70%) ditanggung oleh
masyarakat 80% dari kantong sendiri (out of pocket),
sebagian kecil ± 15% dibayar melalui asuransi



Negara maju seperti Jerman, Inggris, Belanda, Kanada,
amerika juga beberapa negara Asia (Korea, Jepang) bahkan
Singapura, pembiayaan kesehatan melalui asuransi.



Th. 2014 dengan keluarnya Undang-Undang No. 24 th.
2011 Tentang BPJS, akan berlaku program kesehatan
melalui BPJS Kesehatan secara nasional

II. Pengertian Asuransi
1. Sesuai The Insurance Dictionary
Insurance : Protection, through specifed money
compensation or reimbursement for loss, provided by
written contract against the happening of specifed
change or unexpected events. The transfer of risk that
results when one party, for a consideration, agrees to
reimburse another for loss caused by designated
contingencies. The party is called the insurance
company; the second, the insured, the contract, the
insurance policy; the consideration, the premium; the
property in question, the risk; and the contingency in
question, the hazard or peril. The term assurance,
common in England – is ordinarily considered identical
to, and synonymous with, insurance.

2. Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 2
Tahun 1992 Tentang Perasuransian
Sesuai Bab I Pasal 1 ayat 1 :
Asuransi atau Pertanggungan adalah perjanjian
antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak
penanggung mengikatkan diri kepada pihak
tertanggung, dengan menerima premi asuransi,
untuk memberikan penggantian kepada
tertanggung karena kerugian, kerusakan atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan atau
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang
mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul
dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk
memberikan suatu pembayaran yang didasarkan
atas meninggal atau hidupnya seseorang yang
dipertanggungkan.

Bab I pasal 1 ayat 2 :
Obyek asuransi adalah benda dan jasa, jiwa dan raga,
kesehatan manusia, tanggung jawab hukum, serta semua
kepentingan lainnya yang dapat hilang, rugi dan atau
berkurang nilainya.
3. Pengertian Umum (lebih sederhana)
Asuransi merupakan istilah generik yang luas, biasanya
suatu lembaga yang menangani risiko melalui
perangkuman dan pembagian resiko.
Asuransi termasuk kategori lembaga keuangan non bank
karena ada unsur pengumpulan dana, sebelum untuk
membayar klaim dana yang dipungut untuk investasi.

Bab IV pasal 4 dan pasal 5 :
Macam-macam Perusahaan Asuransi :
a. Perusahaan asuransi kerugian
b. Perusahaan asuransi jiwa
c. Perusahaan reasuransi  jasa pertanggungan ulang
d. Perusahaan pialang asuransi  jasa keperantaraan
asuransi
e. Perusahaan pialang reasuransi  jasa
keperantaraan asuransi
f. Perusahaan agen asuransi  memasarkan jasa
asuransi
g. Perusahaan penilai kerugian asuransi  penilaian
terhadap kerugian
h. Perusahaan konsultan aktuaria

a.

Asuransi Kerugian, penanggulangan risiko kerugian,
kehilangan manfaat dan tanggung jawab hukum
kepada pihak ketiga
 Asuransi harta benda (properti) yang
berhubungan dengan uang (pencurian)
 Tanggung jawab hukum (liability)
 Asuransi diri (kecelakaan dan kesehatan)
Di Indonesia dibagi :
 Asuransi kebakaran karena kebakaran, petir,
ledakan, kejatuhan pesawat
 Asuransi pengangkutan
 Asuransi aneka (kendaraan bermotor, asuransi
kesehatan, asuransi kecelakaan diri, pencurian,
uang dalam pengangkutan, uang dalam
penyimpanan, kecurangan, dll)

b. Asuransi Jiwa (life insurance)
 Asuransi kecelakaan diri
 Asuransi kesehatan
 Asuransi jiwa biasa (term insurance,
whole life, endowment, annuity,
menyangkut meninggalnya tertanggung
dalam periode asuransi atau tetap
hidup sampai akhir periode asuransi
c. Reasuransi : pertanggungan ulang suatu
cara penyelesaian resiko dengan
pembagian resiko

III. Jenis Asuransi Berdasarkan
:








Jenis risiko yang ditanggung :
 Asuransi jiwa, menanggung risiko perorangan (person)
 Asuransi kerugian; (resiko property, resiko labiliti)
Keikutsertaan anggota :
 Asuransi Wajib
 Asuransi Sukarela
Jumlah peserta yang ditanggung :
 Asuransi Perorangan (personal insurance)
 Asuransi Kelompok
Sifatnya :
 Asuransi Sosial (Social Insurance)
 Asuransi Komersial (Private Insurance)
 Asuransi Syariah

IV. Istilah-istilah dalam Asuransi
Beberapa Istilah yang mendasari konsep asuransi
1.

2.

Ketidakpastian

Ketidakpastian

Ketidakpastian

Ketidakpastian

Ketidakpastian

ekonomi (economic insecurity)
jiwa dan harta benda
kesehatan
menjadi tua

Risiko : ketidakpastian yang mengakibatkan kerugian
secara objektif bersifat eksternal dan selalu ada, meskipun
individu yang terekspos tidak menyadari, misal terhentinya
penghasilan karena kecelakaan, kematian, menjadi sakit.
Risiko murni : situasi yang menyangkut kemungkinan rugi
atau tidak rugi, ini dapat diasuransikan (insurable), misal
kematian


Risiko personal ditanggulangi asuransi jiwa



Risiko properti ditanggulangi asuransi kerugian



Risiko Liability, mis. debt liability juga dapat



Risiko Spekulatif : yang menyangkut
kemungkinan rugi atau untung,misalnya
perjudian, ini tidak dapat diasuransikan.
Cara – cara menangani risiko :

Dihindari

Ditanggung sendiri

Dibagi

Dikurangi

Dialihkan

Risiko dihindari, dengan tidak berbuat apapun,
karena setiap kegiatan / usaha selalu
mengandung risiko, hal ini akan menghambat
kemajuan individu / masyarakat.
Risiko ditanggung sendiri  untuk kerugian yang
relatif kecil tidak masalah, untuk kerugian yang
besar sulit.
Risiko dibagi salah satu alternatif
Risiko dikurangi
dengan ikut asuransi
Risiko dialihkan

3.

Pihak yang mengadakan kesepakatan
Tertanggung : peserta asuransi bisa perorangan atau
kelompok
Penanggung : badan asuransi

4.

5.

6.

Premi / iuran : uang pertanggungan yang
diserahkan oleh tertanggung kepada penanggung
Hukum Jumlah Besar (The Law of Large Number)
 makin besar jumlah tertanggung, terjadi
pembagian/penyebaran risiko yang makin
merata, sehingga risiko untuk masing-masing
individu menjadi lebih kecil.
Indemnitas (indemnity) : merupakan prinsip ganti
rugi berkaitan dengan penggantian kerugian
fnansial yang dialami tertanggung

7.

8.
9.

10.

11.

12.

Fraud disebut fraudulent misrepresentation ,
membuat pernyataan palsu atau tidak benar.
Abuse, adalah penyalahgunaan
Utilization / utilisasi : pemanfaatan
(pelayanan, jasa)
Over utilization : pemanfaatan pelayanan
yang berlebihan
Under utilization : pemanfaatan pelayanan
rendah
Adverse Selection : seleksi yang
merugikan,ada kecenderungan masyarakat
yang mempunyai resiko lebih tinggi akan lebih
berminat untuk menjadi peserta asuransi.

13.
14.
15.
16.
17.
18.

19.
20.
21.

22.

Risk Overse : Penghindar risiko
Risk Neutral : bersifat netral terhadap resiko
Risk Looser/risk seeker : penggemar resiko
Morale Hazard : ancaman moril, sikap acuh
Moral Hazard : tendensi jahat
Service beneft / beneft in kind : manfaat berupa
pelayanan
Cash beneft : manfaat tunai (berupa penggantian uang)
Peril : bahaya, (The cause of loss), penyebab kerugian
Hazard : ancaman, suatu situasi yang menambah
peluang terjadinya kerugian dari suatu bahaya (type
konstruksi, bahan bangunan, dsb)
Underwriting : Proses selsksi kesehatan tertanggung /
peserta untuk menentukan tingkat resiko, selanjutnya
untuk menentukan premi,memiliki jangka waktu 6 -12
bulan.

Asuransi Privat, Asuransi Sosial
dan Asuransi Syariah


Asuransi Privat (Private Insurance)
Program bersifat sukarela
 Pengalihan risiko dilakukan melalui suatu perjanjian
berupa polis
 Bisa asuransi personal (asuransi jiwa, asuransi
kecelakaan, asuransi kesehatan)
 Atau asuransi umum (asuransi kebakaran, angkutan,
asuransi mobil, asuransi gedung, dan asuransi
kerugian) seperti :






Asuransi mobil
Asuransi kredit
Asuransi kecurian



Asuransi Sosial






Asuransi yang diwajibkan oleh
peraturan perundang-undangan
Dilaksanakan oleh suatu organisasi,
biasanya lembaga pemerintah
Memberikan manfaat tunai (cash
beneft), atau pelayanan (service
beneft/beneft in kind) kepada peserta
atas timbulnya peristiwa-peristiwa
tertentu

Prinsip-prinsip yang digunakan dalam penyelenggaraan
asuransi sosial adalah :
a. Program wajib melalui undang-undang agar
kepesertaannya merata dan kegotong-royongan bisa
efektif
b. Perlindungan dasar yang diperlukan untuk menjaga harkat
dan martabat manusia
c. Kepesertaan anti seleksi, tidak membedakan umur, status,
kesehatan, dsb.
d. Biaya iuran/premi berasal dari yang bersangkutan sendiri
(karyawan, pengusaha dan tenaga mandiri)
e. Manfaat merupakan hak yang timbul karena pembayaran
premi sesuai syarat dan ketentuan
f.
Hubungan antara iuran dan manfaat tidak secara paralel
tetapi ditekankan pada kecukupan sosial (social
adequancy) daripada keadilan individu (individual equity)
g. Perhitungan kecukupan dana untuk memenuhi kewajiban
(solvabilitas) dilakukan dengan metode proyeksi (jumlah
penduduk, jumlah angkatan kerja) karena program bersifat
wajib, antara lain hal ini mempengaruhi besarnya premi.



Bentuk – bentuk program berupa :
 Jaminan





Hari Tua  JHT
 Jaminan Kecelakaan Kerja  JKK
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan  JPK
 Pensiun / Annuita
Asuransi Sosial mempunyai sifat yang unik :
 Anti seleksi
 Wajib
 Perlindungan dasar
Biasanya digunakan untuk menyelenggarakan jaminan sosial :
• PT. (Persero) Jamsostek
• PT. (Persero) AKI
• Perum Asabri
• PT. (Persero) Taspen
• Dll.



Asuransi Syariah
Di Indonesia dimulai ± 21 tahun yang lalu
(th. 1993
 Dasar penyelenggaraan sesuai syariah
(Syar’i)
 Kepesertaan sukarela
 Iuran dari unsur Tabarru dan tabungan
 Jaminan cash beneft dan pelayanan
(service)


Berbagai aspek yang dapat dihasilkan
atau difasilitasi oleh Asuransi Kesehatan
Sosial dan Komersial
Asuransi
Aspek

Sosial (Wajib)

Komersial
(Sukarela)

Sifat gotong royong
antar golongan

Tua-muda
Kaya-miskin
Sehat-sakit

Sehat – sakit

Seleksi bias

Tidak ada

Adverse atau
favorable, tergantung
keahlian pihak
penanggung /
asuradur

Premi

Not risk – related
Biasanya proporsional
/ % terhadap
penghasilan

Risk – related
Biasanya dalam
jumlah tertentu

Paket

Sama untuk seluruh
peserta

Bervariasi sesuai
pilihan peserta

Asuransi
Aspek

Komersial
(Sukarela)

Sosial (Wajib)

Pilihan
Biasanya tidak ada
penanggung/asuradur atau kecil

Luas

Pilihan provider

Umumnya sangat
luas pada penerapan
teknik managed care,
pilihan jadi terbatas

Pada model
tradisional, umumnya
sangat luas pada
model managed care
pilihan terbatas

Kemampuan
pengendalian biaya

Sangat tinggi

Sangat rendah

Kompetisi
Umumnya
penanggung/asuradur kecil/rendah

Umumnya tinggi

Response pelayanan
medis

Pemenuhan
kebutuhan medis
(medical needs)

Pemenuhan
permintaan medis
(demand)

Badan Penyelenggara

Pemerintah atau
quasi pemerintah,
Bersifat nirlaba

Bebas (pemerintah
atau swasta), Bersifat
pencari laba/nirlaba

Contoh Badan Asuransi / Asuradur /
Penanggung dan Pemberian Manfaat Asuransi
Asuransi
Aspek

Sosial (Wajib)

Komersial
(Sukarela)

Uang
(Indemnitas/reimburs
ement)

Jasa Raharja, JKK,
Jamsostek, Medicare
di AS

Produk Lippo, Metlife,
ING Aetna, Jiwasraya,
Bringin Life, dll.
Askes tradisional di
AS (diperkirakan
tinggal 10-15% saja)

Pelayanan / managed
care

Askes wajib, JPK,
Jamsostek, AKN
Kanada, AKN Taiwan,
AKN Filipina, AKN
Korea, AKN
Muangthai, dan askes
semua negara maju
lainnya di dunia

Yang dijual oleh PT.
Askes Indonesia, PT.
Allianz, Managed Care
dan Bapel JPKM di
Amerika : Blue Cross/
Blue Shield, HMO,
PPO, POS (Managed
Care Organization)

Matriks Pembiayaan dan Penyediaan
(Delivery) Pelayanan Kesehatan yang
Dilaksanakan
Berbagai Negara di Dunia
Penyediaan
Publik

Swasta

Pembiayaan
Publik
Swasta
Inggris
Indonesia dan
negara
berkembang
lainnya
Kanada,
Amerika
Jerman, Jepang
dan Taiwan







Jepang dan Jerman menyerahkan
sebagian besar pembiayaan dan
penyediaan pelayanan kepada sektor
swasta, akan tetapi sosial (nirlaba) yang
diatur oleh pemerintah.
Amerika menyerahkan kepada
mekanisme pasar (for proft dan non
proft)
Pembiayaan publik adalah pembiayaan
dari dana pemerintah atau asuransi
sosial / jaminan sosial.

ASURANSI KESEHATAN

Defnisi Asuransi
Menurut Undang-undang No. 2 / 1992


Asuransi adalah perjanjian antara dua belah
pihak atau lebih dengan mana pihak penanggung
mengikatkan diri kepada tertanggung dengan
menerima premi asuransi, untuk memberikan
penggantian kepada tertanggung karena
kerugian, kerusakan, kehilangan, keuntungan
yang diharapkan, atau tanggungjawab hukum
kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita
tertangguna, yang timbul dari suatu peristiwa
yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu
pembayaran yang didasarkan atas meninggal
atau hidupnya seseorang yang
dipertanggungkan.

Defnisi Asuransi Kesehatan
1.Dua komponen penting pada asuransi
kesehatan adalah transfer resiko dari
individu ke kelompok, dan berbagi
kerugian (sharing of losses) diantara
anggota kelompok.
(Black dan Skipper, 1994)

2.

Asuransi : suatu instrumen sosial yang
menggabungkan resiko induvidu menjadi
resiko kelompok dan menggunakan dana
yang dikumpulkan oleh kelompok
tersebut untuk membayar kerugian yang
diderita.
Esensi Asuransi adalah suatu instrumen
sosial yang melakukan kegiatan
pengumpulan dana secara sukarela,
mencakup kelompok resiko dan setiap
individu atau badan yang menjadi
anggotanya mengalihkan resikonya
kepada seluruh kelompok.

3.Asuransi merupakan manajemen resiko yang
mengandung unsur transfer resiko dengan
membayar premi atau iuran untuk berbagi
resiko dan pembayaran kerugian atau paket
pelayanan oleh asuradur. (Asosiasi Asuransi
Kesehatan Amerika/Health Insurance
Association of America/HIAA)
Asuradur dapat berbentuk perusahaan/badan
lain yang menerima dan mentransfer resiko.

Prinsip Asuransi Kesehatan




Asuransi Kesehatan (Askes) adalah suatu
sistem pembiayaan kesehatan yang
berjalan berdasarkan konsep resiko.
Masyarakat bersama-sama menjadi
anggota Askes dengan dasar bahwa
keadaan sakit merupakan suatu kondisi
yang mungkin terjadi di masa mendatang
sebagai suatu resiko kehidupan. Sehingga
dalam hal ini orang yang jelas sakit tidak
dapat membeli askes komersial.
Dalam sistem askes, resiko sakit secara
bersama-sama ditanggung oleh peserta
dengan membayar premi ke suatu
perusahaan.







Fungsi Asuransi Kesehatan
1. Transfer resiko individu ke kelompok
2. Membagi bersama jumlah kerugian dengan
proporsi
yang adil oleh seluruh anggota kelompok.
Usaha askes harus berdasarkan berdasarkan pada
manajemen resiko yang mempunyai proses :
menentukan tujuan, identifkasi resiko, evaluasi
resiko, mencari penanganan resiko,
melaksanakan usaha pengurangan resiko
Kesimpulan : Anggota suatu sistem askes bila
sebagian besar anggotanya mempunyai resiko
besar maka premi yang harus dibayar oleh para
anggota menjadi besar.

Mekanisme Asuransi
Kesehatan




Prinsip dasar penyelenggaraan Askes =
Gotong royong, namun dengan penetapan
besaran premi dan pertanggungan
sebelumnya.
Dasar mekanismenya adalah The Law of
The Large Number (Hukum bilangan
banyak) : Sesuatu kejadian yang tidak
pasti (uncertain) pada tingkat Perorangan/
keluarga menjadi hampir pasti pada
tingkat populasi yang besar.

Dasar Manajemen Resiko :
Menentukan tujuan
 Identifkasi resiko
 Evaluasi resiko
 Penanganan resiko
 Usaha pengurangan resiko
 Evaluasi
Kesimpulan : Bila sebagian besar peserta
mempunyai resiko tinggi; premi yang
harus dibayar menjadi besar






Adanya resiko Adverse Selection,
terutama pada asuransi kesehatan yang
bersifat sukarela
Adverse Selection (Vaughan 1989), Suatu
kecenderungan dimana masyarakat yang
mempunyai resiko > tinggi untuk sakit
akan lebih berminat untuk menjadi
anggota badan penyelenggara asuransi

Pemanfaatan :


Premi  - Biaya Medik
- Biaya Manajemen
- Keuntungan bagi perusahaan
asuransi



Revenue (Premi) > Biaya Pelayanan 
Premi ditetapkan secara flat rate atau %
upah / gaji

Kelompok Populasi dan Bauran
Resiko
- Resiko baik

- Resiko buruk

- Orang sehat

- Orang sakit dan penderita cacat

- Penghasilan tinggi

- Berpenghasilan rendah

- Tidak ada tanggungan
keluarga

- Memiliki tanggungan keluarga

-

Bekerja

- Tidak Bekerja

- Usia Muda

- Lanjut usia

- Lingkungan kerja aman

- Lingkungan kerja yang
berbahaya

- Wanita belum menikah

- Wanita usia produktif

Supaya ada keseimbangan dalam hal revenue dan resiko maka
pada cakupan sebaiknya asuransi kesehatan dapat menjangkau
peserta yang beresiko baik.
Pengelola asuransi harus dapat menetapkan bauran yang tepat.

Bentuk Asuransi Kesehatan


Pola Hubungan Bipartit :
Premi
Penyelenggara
Asuransi Kesehatan

Peserta
Ganti Rugi


Pola Hubungan Tripartit :
Premi
Peserta

Pelayanan

Provider/Pemberi
Pelayanan Kesehatan

Penyelenggara
Asuransi kesehatan

Biaya Pelayanan

Managed Care :




Mengintregasikan sistem pembiayaan
dengan pengendalian biaya pelayanan
kesehatan. (Intregating the Delivery and
Financing of Health Care)
Contoh :
- USA : - HMO (Health Maintenance
Organization)  Risk Proft Sharing dengan
Provider
- PPO (Preffered Provider
Organization)









Restrukturisasi sistem pelayanan dengan Gate Keeper
Poli Umum/dr. umum  rujukan ke spesialis – rawat
jalan/rawat inap
Kunci utama :
- Pengurangan syarat administratif peserta
- Penurunan utilisasi, terutama layanan rawat inap
- Cakupan layanan luas, termasuk preventif
- Meningkatkan risk sharing dengan provider
- Manajemen lebih ketat terhadap provider/peserta
- Pelayanan yang cost efektif, tepat dan optimal
- Perlu standar pelayanan dan review utilisasi
Dampak :
- Ketidakpuasan peserta, dokter dan rumah sakit
- Minat kepesertaan menurun
Usaha Perbaikan :
- Perbaikan manajemen
- Layanan komprehensif
- Adanya komunikasi dan informasi
- Manajemen utilisasi

Asuransi Tradisional
Adalah sistem asuransi kesehatan yang
pada umumnya memberikan biaya
berobat dalam bentuk uang tunai (cash
beneft).
Di Indonesia perusahaan asuransi
mengontrak PPK dengan fee for service
(biaya per pelayanan); PPK menagih ke
asuradur / perusahaan asuransi

JPKM
Sistem pelayanan kesehatan yang menggunakan
konsep “Managed Care”

Dilakukan manajemen resiko

Dilakukan rencana-rencana tindakan klinis yang
dapat diperoleh oleh peserta

Pengendalian pembayaran terhadap provider

Adanya pengkajian penggunaan klinis (utilization
review)

Dasar hukum Peraturan Menteri Kesehatan No.
571/Menkes/VIII/1993
Prinsip :
1.
Tidak ada seleksi
2.
Cost sharing
3.
Kontrak dengan provider dengan sistem prae
payment dan kapitasi
4.
Merangsang adanya utilization review


Perbedaan Askes Tradisional dan
Managed Care
Tradisional Insurance

Managed Care

Bebas memilih dokter atau provider

Peserta berobat melalui Provider yang telah
ditentukan

Fee for service dengan reimbursement

Pembayaran ke Provider berdasarkan kapitasi
atau negociated price

Tidak ada integrasi/kesatuan fungsi
keuangan/pembiayaan dan pelayanan
kesehatan

Ada kesatuan/integrasi antara fungsi
keuangan dan pelayanan kesehatan

Pihak asuransi menanggung semua resiko

Adanya risk sharing antara Provider dengan
insurer

Tidak ada interest dan tidak concerned untuk
melaksanakan pemantauan

Aktif memantau kualitas dan kelayakan
pelayanan kesehatan

Relatif lebih sulit karena ada unsur out of
pocket money untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan

Relatif lebih mudah memasarkan terutama
bagi segmen pasar menengah kebawah
karena tanpa atau sedikit out of pocket
money

Relatif lebih cepat persiapannya dan lebih
mudah pelaksanaannya

Pelaksanaan dan pengelolaan lebih sulit dan
memerlukan waktu persiapan yang lebih
lama untuk memulai program managed care

Pengaturan reasuransi lebih mudah karena
sebagian besar reasuradur telah
melaksanakannya

Pengaturan reasuransi managed care relatif
lebih sulit karena belum semua reasuradur
familiar dengan produk

BEBERAPA TERMINOLOGI
ASURANSI

BEBERAPA TERMINOLOGI ASURANSI
INSURANCE  BANYAK DIGUNAKAN DI AMERIKA
ASSURANCE  BANYAK DIPAKAI DI INGGRIS
ASURANSI  DIPERGUNAKAN DI INDONESIA
ASURADUR PENANGGUNG  LEMBAGA ASURANSI
INSURANCE COMPANY : PERUSAHAAN ASURANSI YANG
MENANGANI RISIKO
THE INSURED : ORANG / BARANG YANG
DIASURANSIKAN
THE CONTRACT : PERJANJIAN ANTARA
PERUSAHAAN
ASURANSI
DENGAN YANG DIASURANSIKAN
POLIS / THE INSURANCE POLICY : ISTILAH KONTRAK
UNTUK ASURANSI
PREMIUM : PREMI; IURAN
CONTIGENCY : KEADAAN DARURAT
(CONTIGENCY
RESERVE)


HAZARD : ANCAMAN  KEADAAN YANG DAPAT
MENCIPTAKAN ATAU MENAMBAH PELUANG
TERJADINYA BAHAYA
PERIL : BAHAYA  SEBAB DARI KERUGIAN
CLAIM : KLAIM : TUNTUTAN GANTI RUGI,
PERMINTAAN PEMBAYARAN
HUKUM JUMLAH BESAR (THE LAW OF LARGE NUMBER)
:
MAKIN BESAR JUMLAH PESERTA MAKIN BANYAK YANG
IKUT MENANGGUNG RESIKO, SEHINGGA BAGI
PERORANGAN MAKIN KECIL RESIKO YANG
DITANGGUNG
PEER REVIEW : TILIKAN SEJAWAT (SESAMA DOKTER,
BIASANYA YANG LEBIH AHLI ATAU LEBIH SENIOR)
COST SHARING : SEMUA BIAYA DITENTUKAN PLAFOND
BIAYA PELAYANAN OLEH PENANGGUNG, SELISIH
DIBAYAR OLEH PENANGGUNG


THE RISK: RESIKO ADALAH KETIDAKPASTIAN
YANG SENANTIASA DIHADAPI
SESEORANG DAN YANG AKAN
MENGAKIBATKAN KERUGIAN
 DEDUCTABLE : PEMBAYARAN SEBAGIAN BIAYA
PENGOBATAN LEBIH DULU
OLEH PESERTA,
SEBELUM
PERUSAHAAN ASURANSI
 LIMIT-MINIMUM/MAKSIMUM : BIAYA PELAYANAN
MINIMUM/MAKSIMUM YANG DITANGGUNG
 CO-PAYMENT : PEMBAYARAN PENDAMPING
 CO-INSURANCE : PEMBAYARAN % BIAYA SESUAI
KESEPAKATAN, 20% - 70% /
ASURANSI
PENDAMPING
 FEE FOR SERVICE : PEMBAYARAN PER PELAYANAN
 NEGOCIATED PRICE : TARIF YANG DISEPAKATI
BERSAMA


KAPITASI : PEMBAYARAN DIMUKA PER KAPITA
AKAN DILAYANI OLEH PPK



YANG

BUDGET SYSTEM : ANGGARAN YANG DISUSUN OLEH PPK
REIMBURSEMENT : RESTITUSI; SISTEM PENGGANTIAN
BIAYA
LAW INFORCEMENT: PENEGAKAN HUKUM
CASH BENEFIT : JAMINAN UANG TUNAI
BENEFIT IN KIND : BERUPA SERVICE (PELAYANAN)
PELAYANAN KESEHATAN PARIPURNA : PELAYANAN
KOMPREHENSIF, PREVENTIF, PROMOTIF, KURATIF,
REHABILITATIF
UNDERWRITING : - METODE PEMERIKSAAN KESEHATAN
UNTUK SELEKSI TERTANGGUNG
•MEMILIKI JANGKA WAKTU (6-12 BULAN)
•DALAM ARTI SEMPIT PROSES SELEKSI RESIKO
UNTUK MENENTUKAN BESARNYA PREMI










ADVERSE SELECTION : SUATU KECENDERUNGAN
DIMANA MASYARAKAT YANG
MEMPUNYAI RESIKO LEBIH
TINGGI AKAN LEBIH BERMINAT
UNTUK
MENJADI PESERTA
ASURANSI
PROVIDER
: PEMBERI PELAYANAN
KESEHATAN
(PPK)  RS, POLIKLINIK,
PUSKESMAS, DLL
RISK POOLING
: PERANGKUMAN RESIKO
TAILOR MADE
: PAKET KHUSUS
BENEFIT
:PEMBERIAN/PEMBAYARAN
MANFAAT KEPADA
TERTANGGUNG DALAM BENTUK
UANG ATAU PELAYANAN













INDEMNITY (INDEMNITAS) (ASURANSI GANTI RUGI) :
PEMBAYARAN SELURUHNYA ATAU SEBAGIAN
KERUGIAN (INDEMNITAS) SESUAI DENGAN
YANG
TERCANTUM DALAM POLIS
MANAGED CARE : INTEGRASI PEMBAYARAN DAN
PELAYANAN KESEHATAN
MORAL HAZARD : ANCAMAN MENTAL, YAITU TAMBAHAN
KEMUNGKINAN KERUGIAN SEBAGAI
AKIBAT
TENDENSI JAHAT TERTANGGUNG
(MEMALSUKAN DOKUMEN)
MORALE HAZARD
: SIKAP ACUH PIHAK TERTANGGUNG
KARENA TELAH ADA PIHAK YANG MENANGGUNG
FRAUD : KECURANGAN, MISALNYA MEMALSUKAN
DOKUMEN-DOKUMEN UNTUK AJUAN
KLAIM
ABUSE : PENYALAHGUNAAN













UTILIZATION REVIEW : MENINJAU KEMBALI
POLA
PEMANFAATAN
UTILIZATION :TERMINOLOGI EKONOMI
YANG MAKSUDNYA KEPUASAN ATAU
MANFAAT YANG DIPEROLEH DARI
MENGKONSUMSI BARANG
ATAU PELAYANAN

PEMANFAATAN ATAU PENGGUNAAN
OVER UTILIZATION : PEMANFAATAN YANG
BERLEBIHAN
UNDER UTILIZATION : PEMANFAATAN
DIBAWAH STANDAR
PROBABILITAS : PERKIRAAN SECARA
STATISTIK TERJADINYA RESIKO
COVERAGE : CAKUPAN














APPROPRIATENESS OF CARE : KELAYAKAN
PELAYANAN
CHRONIC CARE : PELAYANAN PENYAKIT
KRONIS
COST SHIFTING : PENYESUAIAN BIAYA
ENROLLEES : PESERTA PROGRAM PELAYANAN
EXCESS CAPACITY : KAPASITAS BERLEBIHAN
MALPRACTICE : MALPRAKTEK
MANDATED BENEFITS : PERTANGGUNGAN
BERDASARKAN KETENTUAN
MEDICAID : BANTUAN KESEHATAN
MEDICARE : PELAYANAN KESEHATAN














PREPAYMENT : PELAYANAN DI MUKA
PROVIDER : PEMBERI PELAYANAN
GATEKEEPERS : TOKOH PENENTU/INSTITUSI
PENENTU
HOSPITALIZATION : PERAWATAN DI RUMAH
SAKIT
NETWORK PROVIDERS : JARINGAN PEMBERI
PELAYANAN
PHYSICIAN ASSOCIATION: ASOSIASI DOKTER
PHYSICIAN PEER REVIEW: PENILAIAN DOKTER
OLEH SEJAWAT
PRIMARY CARE : PELAYANAN PRIMER











AMBULATORY CARE : PELAYANAN
BERPINDAHPINDAH/BEROBAT
JALAN
ENVIROMENTAL FACTORS : FAKTOR-FAKTOR
LINGKUNGAN
FIXED PREMIUM
: PREMIUM TETAP
FORMULARY
: OBAT-OBATAN FORMULA
GENERIC DRUG
: OBAT-OBATAN GENERIK
GUIDELINES
: PEDOMAN
QUALIFIED
: KLAIM YANG MEMENUHI
SYARAT

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN
SOSIAL (BPJS)

BPJS (BADAN
PENYELENGGARA JAMINAN
SOSIAL)




Dasar Hukum
UU No. 24 Th. 2011 Tentang BPJS
BPJS dibentuk dengan prinsip :

Kegotong royongan
 Nirlaba
 Keterbukaan
 Kehati – hatian
 Akuntabilitas
 Portabilitas
 Kepesertaan Wajib
 Dana Amanat
 Hasil pengelolaan dana jaminan sosial seluruhnya untuk
pengembangan program dan kepentingan peserta

Lanjutan……


BPJS merupakan transformasi 4 (empat
BUMN yang mula-mula
menyelenggarakan Program Jaminan
Sosial :
 PT (Persero) Askes
 PT (Persero) Jamsostek
 PT (Persero) Taspen
 PT (Persero) Asabri

Pengertian












BPJS adalah badan hukum yang dibentuk untuk
menyelenggarakan program jaminan sosial
Jaminan Sosial adalah salah satu bentuk perlindungan
untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi
kebutuhan dasar hidup yang layak
Dana Jaminan Sosial adalah dana amanat milik seluruh
peserta yang merupakan himpunan iuran beserta hasil
pengembangannya yang dikelola BPJS
Peserta adalah setiap orang, termasuk orang asing yang
bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia
Manfaat adalah faedah jaminan sosial yang menjadi hak
peserta dan/atau anggota keluarganya
Iuran adalah sejumlah uang yang dibayar secara teratur
oleh peserta, pemberi kerja, dan/atau pemerintah

Lanjutan…..










Bantuan iuran adalah iuran yang dibayar oleh Pemerintah
bagi fakir miskin dan orang tidak mampu
Pekerja adalah setiap orang yang bekerja dengan
menerima gaji, upah atau imbalan dalam bentuk lain
Pemberi keja adalah orang perseorangan, pengusaha,
badan hukum, atau badan lainnya yang mempekerjakan
tenaga kerja
Gaji atau upah adalah hak pekerja yang diterima dan
dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari
Pember Kerja kepada pekerja.
Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) adalah dewan
yang berfungsi untuk membantu presiden dalam
perumusan kebijakan umum

Lanjutan……






Dewan Pengawas adalah organ BPJS
yang bertugas melakukan pengawasan
atas pelaksanaan pengurusan BPJS oleh
direksi
Direksi adalah organ BPJS yang
berwenang dan bertanggungjawab
penuh atas pengurusan BPJS sesuai
asas, tujuan, dan prinsip BPJS
Pemerintah Pusat adalah Presiden
Republik Indonesia

BPJS Terdiri dari :








BPJS Kesehatan, yang menyelenggarakan program
Jaminan Kesehatan
BPJS Ketenagakerjaan, menyelenggarakan programprogram :
 Jaminan Kecelakaan Kerja;
 Jaminan Hari Tua;
 Jaminan Pensiun; dan
 Jaminan Kematian
BPJS berkantor pusat di Ibukota Negara RI
Kantor Perwakilan di Provinsi
Kantor Cabang di Kabupaten/Kota

Tugas BPJS











Melakukan dan/atau pendaftaran Peserta
Memungut dan mengumpulkan iuran dari Peserta dan
Pemberi Kerja
Menerima Bantuan Iuran dari Pemerintah
Mengelola Dana Jaminan Sosial untuk kepentingan Peserta
Mengumpulkan dan mengelola data Peserta Program
Jaminan Sosial
Membayarkan Manfaat dan/atau membiayai pelayanan
kesehatan sesuai dengan ketentuan program Jaminan
Sosial, dan
Memberikan informasi mengenai penyelenggaraan
program Jaminan Sosial kepada Peserta dan Masyarakat.

Kewenangan BPJS :














Menagih pembayaran Iuran
Menempatkan Dana Jaminan Sosial untuk investasi jangka pendek dan
jangka panjang dengan mempertimbangkan aspek likuiditas, solvabilitas,
kehati-hatian, keamanan dana, dan hasil yang memadai;
Melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas kepatuhan Peserta dan
Pemberi Kerja dalam memenuhi kewajibannya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan jaminan sosial nasional;
Membuat kesepakatan dengan fasilitas kesehatan mengenai besar
pembayaran fasilitas kesehatan yang mengacu pada standar tarif yang
ditetapkan oleh Pemerintah;
Membuat atau menghentikan kontrak kerja dengan fasilitas kesehatan;
Mengenakan sanksi administratif kepada Peserta atau Pemberi Kerja yang
tidak memenuhi kewajibannya;
Melaporkan Pemberi Kerja kepada instansi yang berwenang mengenai
ketidakpatuhannya dalam membayar iuran atau dalam memenuhi kewajiban
lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
Melakukan kerja sama dengan pihak lain dalam rangka penyelenggaraan
program Jaminan Sosial.

Hak dan Kewajiban BPJS


BPJS Berhak :
 Memperoleh dana operasional untuk
penyelenggaraan program yang
bersumber dari Dana Jaminan Sosial dan/
atau sumber lainnya sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan; dan
 Memperoleh hasil monitoring dan evaluasi
penyelenggaraan program Jaminan Sosial
dari DJSN setiap 6 (enam) bulan.

Lanjutan …..


BPJS Berkewajiban :
 Memberikan nomor identitas tunggal kepada
Peserta;
 Mengembangkan aset Dana Jaminan Sosial;
 Memberikan informasi mengenai kinerja, kondisi
keuangan serta kekayaan hasil pengembangan
 Memberikan manfaat dan informasi mengenai
prosedur hak dan kewajibannya;
 Membentuk cadangan teknis sesuai standar
aktuaria, melakukan pembukuan sesuai standar
akuntansi, dll kewajiban administrasi

Struktur Organ BPJS :
Dewan pengawas 7 (tujuh) orang
Terdiri dari unsur tripartit :
 Pemerintah
 Organisasi pengusaha
 Organisasi tenaga kerja
 Tokoh masyarakat

Asset :
Harus ada pemisahan asset :
 Aset BPJS yang bersumber dari :
 Modal awal pemerintah
 Hasil pengalihan aset BUMN yang menyelenggarakan
program jaminan sosial
 Hasil investasi dari BPJS
 Dana operasional dari dana jaminan sosial
 Sumber lain
 Aset Dana Jaminan Sosial :
 Iuran jaminan sosial termasuk bantuan sosial
 Hasil pengembangan Dana Jaminan Sosial
 Hasil pengalihan aset program Jaminan Sosial yang menjadi
hak Peserta dari BUMN yang menyelenggarakan program
Jaminan Sosial.

Ketentuan Peralihan :










PT. Askes (Persero) tetap melaksanakan program Jaminan
Kesehatan s/d beroperasinya BPJS tahun 2014
Kementerian Pertahanan Nasional Indonesia dan
Kepolisian RI tetap melaksanakan program layanan
kesehatan bagi pesertanya.
PT. Jamsostek (Persero) tetap melaksanakan program
pemeliharaan kesehatan, kecelakaan kerja, jaminan
kesehatan dan program hari tua s/d beroperasinya BPJS
ketenagakerjaan tahun 2016
PT. Asabri (Persero) tetap melaksanakan kegiatan
operasionalnya sampai dialihkan ke BPJS Ketenagakerjaan
PT. Tapen (Persero) tetap melaksanakan kegiatannya
sampai dialihkan ke BPJS ketenagakerjaan

Ketentuan Penutup






BPJS Kesehatan mulai beroperasi
menyelenggarakan Program Jaminan Kesehatan
pada tanggal 1 Januari 2014
Kementerian Kesehatan tidak lagi melaksanakan
program Jamkesmas, demikian pula kementerian
Pertahanan TNI dan Kepolisian, PT. Jamsostek tidak
lagi menyelenggarakan Program Jaminan Kesehatan
PT. Askes (Persero) dinyatakan bubar tanpa likuidasi,
dan semua aset dan liabilitas serta hak dan
kewajiban hukum PT. Askes (Persero) menjadi aset
dan liabilitas serta hak dan kewajiban hukum BPJS
Kesehatan.

DESAIN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

PROVIDER

Pelayanan Kesehatan
KOMPREHENSIF

PESERTA/PASIEN

iuran
Prospektif

Paket Benefit

Pembayaran

BPJS KES
JAM. KESEHATAN
TERKENDALI

KONTRAK /MOU
TELAAH UTILISASI
KONTROL,
PENGAWASAN
STANDAR,DSB

PENYELENGGARAAN : NIRLABA, DANA AMANAH PORTABILITAS , PROFESIONAL,
BERKEADILAN, SOLIDARITAS SOSIAL,
MENDORONG
: PENERAPAN SPM, STANDAR/MUTU, TARIF, WIN-WIN
SOLUTION, RS DAN BPJS TIDAK DIRUGIKAN, YANKES LEBIH FAIR,
KOMPETISI DALAM MENJAGA MUTU PELAYANAN
www.jpkm-online.net