BUDAYA DAMAI ANTI KEKERASAN (Peace and Anti Violence)
BUDAYA DAMAI ANTI KEKERASAN (Peace and Anti Violence)
Penyusun :
M. Noor Rochman Hadjam Wahyu Widhiarso
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH UMUM
1. Perma salahan
PENGANTAR
ehidupan zaman bergerak semakin maj u dan mencapai peradaban yang lebih t inggi. Unt uk
mencapai peradaban yang lebih t inggi masyarakat harus mulai meningkat kan pot ensi akal dan pikirannya unt uk dapat memecahkan permasalahan yang dihadapinya dan sekaligus meninggalkan kehidupan dengan pola peradaban t ingkat rendah yang memecahkan permasalahan dengan j alan kekerasan.
Manusia mulai sadar dan lelah dengan kehidupan yang penuh dengan kekerasan dan mulai melirik kehidupan yang damai. Namun di berbagai t empat masih dij umpai kasus dan perist iwa yang mengedepankan perilaku kekerasan. Masyarakat Indonesia yang plural baik dari segi et nis, agama, dan ras pada dua t ahun t erakhir ini di hadapkan pada suat u kondisi disint egrasi. Harmonisasi kehidupan sangat sulit di t emukan hampir dalam set iap t at aran kehidupan sosial polit ik dan mungkin j uga ekonomi. Pembakaran pencuri yang t ert angkap, saling ancam ant ar kampung sampai pemeluk agama karena perbedaan ideologi polit ik, t awuran ant ar sekolah, perebut an aset ekonomi ant ar daerah, adalah sederet an kasus dimana kekerasan sudah menj adi hal yang mudah dit emui dalam kehidupan sehari-hari.
Unt uk mengant isipasi berulangnya kasus dan perist iwa kekerasan dalam skala yang lebih besar, diperlukan upaya prevensi, yait u melalui pendidikan di sekolah. Pendidikan adalah upaya unt uk membant u pesert a didik, dalam hal ini siswa, unt uk mengembangkan diri pada dimensi int elekt ual, moral dan psikologis mereka. Perkembangan masyarakat modern menunt ut bahwa t ugas sebagian t ugas pendidikan dij alankan oleh inst it usi yang disebut sekolah.
Demi kelancaran amanat pendidikan yang diemban oleh sekolah, maka kelancaran proses yang t erj adi di dalam sekolah menj adi f okus perhat ian banyak kalangan yang mengkaj i masalah manaj emen sekolah. Salah sat u isu yang dibawa adalah t ercipt anya sit uasi yang kondusif bagi siswa dalam mengembangkan pot ensi yang dimilikinya.
Pada t it ik t ert ent u, sit uasi yang kondusif ini menj angkau
t ema mengenai kedamaian di sekolah, karena kedamaian berkait an dengan kenyamanan dalam belaj ar, j aminan akan keamanan dalam berakt if it as di sekolah, kehangat an dalam berint eraksi dengan orang lain sert a kebebasan dalam berkreasi dan berkarya, yang menyebabkan t erpenuhinya kebut uhan psikologis siswa di sekolah.
Sekolah adalah suat u lembaga yang mempunyai peran st rat egis t erut ama mendidik dan menyiapkan sumber daya manusia yang berkualit as dalam memegang est af et generasi sebelumnya. Keberadaan sekolah sebagai sub sist em t at anan kehidupan sosial, menempat kan lembaga sekolah sebagai bagian dari sist em sosial. Sebagai bagian dari sist em dan lembaga sosial, sekolah harus peka dan t anggap dengan harapan dan t unt ut an masyarakat sekit arnya. Sekolah diharapkan menj alankan f ungsinya dengan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan opt imal dan mengamankan diri dari pengaruh negat if lingkungan sekit ar.
Mengingat pent ingnya masalah kedamaian di sekolah, pada t ahun 2000 Maj elis Umum PBB mengeluarkan mandat kepada UNESCO unt uk menet apkan bahwa t ahun 2000 sebagai t ahun budaya damai int ernasional ( Int er nat i onal Year f or t he Cul t ur e of Peace) dan dekade t ahun 2001 sampai 2010 sebagai dekade budaya damai dan t anpa kekerasan ( Int er nat i onal Decade f or a Cul t ur e of Peace and Non- Vi ol ence f or t he Chi l dr en of t he Wor l d).
Penet apan dekade 2001 sampai 2010 sebagai dekade budaya damai ant i kekerasan t ersebut merupakan kelanj ut an dari program berkesinambungan yang dimulai semenj ak t ahun 1974 mengenai Educat i on f or Int er nat i onal Under st andi ng, Co-oper at i on and Peace and Educat i on r el at i ng t o Human Ri ght s and Fundament al Fr eedoms yang dit et apkan di Paris, Wor l d Pl an of Act i on on Educat i on f or Human Ri ght s and Democr acy yang dit et apkan di Mont real pada t ahun 1993, Decl ar at i on and Pr ogr amme of Act i on of t he Wor l d Conf er ence on Human Ri ght s yang dit et apkan di Wina pada t ahun 1993, Decl ar at i on and Int egr at ed Fr amewor k of Act i on Penet apan dekade 2001 sampai 2010 sebagai dekade budaya damai ant i kekerasan t ersebut merupakan kelanj ut an dari program berkesinambungan yang dimulai semenj ak t ahun 1974 mengenai Educat i on f or Int er nat i onal Under st andi ng, Co-oper at i on and Peace and Educat i on r el at i ng t o Human Ri ght s and Fundament al Fr eedoms yang dit et apkan di Paris, Wor l d Pl an of Act i on on Educat i on f or Human Ri ght s and Democr acy yang dit et apkan di Mont real pada t ahun 1993, Decl ar at i on and Pr ogr amme of Act i on of t he Wor l d Conf er ence on Human Ri ght s yang dit et apkan di Wina pada t ahun 1993, Decl ar at i on and Int egr at ed Fr amewor k of Act i on
dit et apkan di Paris pada t ahun 1995 sert a penet apan dekade t he Pl an of Act i on f or t he Uni t ed Nat i ons Decade f or Human Ri ght s Educat i on yang dimulai dari 1995 sampai t ahun 2005.
Semenj ak dit et apkan, berbagai macam program mulai dilakukan pada berbagai negara yang memusat kan pada pendekat an holist ik yang menekankan pada met ode part isipat if masyarakat t erut ama siswa di sekolah. Dimensi- dimensi yang dikembangkan pada program t ersebut ant ara lain kedamaian dan ant i kekerasan ( peace and non-vi ol ence), hak asasi manusia ( human r i ght s), demokrasi (democr acy), t oleransi ( t ol er ance), pemahaman ant ar bangsa dan ant ar budaya ( i nt er nat i onal and i nt er cul t ur al under st andi ng), sert a pemahaman perbedaan budaya dan bahasa ( cul t ur al and l i ngui st i c di ver si t y).
Pendidikan perdamaian menyent uh pada t iga komponen, yait u siswa, guru dan orang t ua siswa. Ket iga komponen t ersebut merupakan pelaku akt if proses penanaman nilai- nilai luhur dalam pendidikan perdamaian. Peran guru adalah sebagai pendidik nilai-nilai dan pengaj ar ilmu penget ahuan. Siswa adalah generasi muda yang akan meneruskan keberlangsungan bangsa yang diharapkan berperan pada sosialisasi nilai-nilai budaya damai ant i kekerasan pada rekan sebaya. Orang t ua adalah mit ra guru yang mampu mendorong, mendukung dan mengembangkan akt ualisasi at au pelaksanaan budaya damai t anpa kekerasan.
Mengingat pent ingnya budaya damai dan ant i kekerasan, maka diperlukan sebuah langkah konkrit dalam menindaklanj ut i kesadaran mengenai pent ingnya hal t ersebut . Sebelum menent ukan langkah yang hendak diaplikasikan, diperlukan pengenalan masalah dan orient asi medan, unt uk mengindent if ikasi berbagai macam alt ernat if program yang akan dilakukan. Pada kont eks upaya mencipt akan budaya damai ant i kekerasan di sekolah, ident if ikasi masalah t ersebut diarahkan pada subj ek pelaku yang menj adi t arget program yang hendak diaplikasikan. .
2. Tuj uan Penelitian
Tuj uan dari pengenalan masalah mengenai budaya damai ant i kekerasan di sekolah ant ara lain:
a. Menggali inf ormasi mengenai persepsi komponen sekolah (siswa, guru, BP/ BK, kepala sekolah dan komit e sekolah) t erhadap budaya damai ant i kekerasan di sekolah
b. Memperoleh gambaran mengenai berbagai macam perilaku-perilaku damai ant i kekerasan di sekolah besert a permasalahan empirik yang t erj adi di sekolah.
c. Mempelaj ari ef ekt if it as berbagai macam program yang sudah diselenggarakan oleh sekolah yang dapat dipakai dan digunakan sebagai masukan pada program yang hendak di rancang.
d. Menj aj aki berbagai kemungkinan program-program baru yang dapat diimplement asikan di sekolah dalam merancang dan mencipt akan budaya damai.
3. Manfaat Penelitian
Secara umum, hasil penelit ian ini dapat digunakan sebagai masukan yang berharga bagi pengambil kebij akan dalam menyusun program sekolah damai ant i kekerasan. Manf aat lebih rinci yang didapat kan dari pengenalan masalah mengenai budaya damai ant i kekerasan di sekolah ant ara lain :
a. Mengenali persepsi dan penilaian komponen sekolah mengenai budaya damai ant i kekerasan. Pengenalan ini berguna unt uk mengukur seberapa j auh kebut uhan sekolah t erhadap budaya damai ant i kekerasan
b. Memahami berbagai macam permasalahan empirik yang t erj adi di sekolah, st rat egi penyelesaian yang digunakan sekolah yang bersangkut an sert a keberhasilan st rat egi t ersebut . Pemahaman t erhadap masalah ini bermanf aat bagi sekolah-sekolah yang lain unt uk mempelaj ari hal t ersebut apabila permasalahan yang sama t erj adi pada sekolahnya.
PELAKSANAAN ASSESSMENT METODE
elaksanaan asessment bert uj uan unt uk mendapat kan
inf ormasi mengenai budaya damai ant i kekerasan P yang berasal dari pelaku yang merupakan komponen sekolah, agar kebij akan yang diput uskan nant i sesuai dengan sit uasi, kondisi dan aspirasi komponen sekolah.
1. Wilayah/ lokasi Penelitian
Pengambilan dat a dilakukan di t iga kot a, yait u Jakart a, Jogj akart a dan Makassar, dengan perincian t empat sebagai berikut :
a. Jakart a
: Sabt u, 31 Juni 2003
b. Jogj akart a
: Rabu, 30 Juli 2003
c. Makassar
: Minggu, 5 Agust us 2003
2. Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan assessment dilakukan pada bulan Juni sampai Agust us, dengan perincian sebagai berikut :
d. Jakart a
: Sabt u, 31 Juni 2003
e. Jogj akart a
: Rabu, 30 Juli 2003
f. Makassar
: Minggu, 5 Agust us 2003
3. Partisipan
Part isipan pada proses need assessment yang dilakukan adalah siswa, guru, kepala sekolah dan komit e sekolah. Masing-masing sekolah mengut us 1 (sat u) orang guru BP/ BK,
1 (sat u) orang pengurus Komit e Sekolah dan Kepala Sekolah, sert a 2 (dua) orang pengurus OSIS dan 1 (sat u) orang pemimpin inf ormal (geng) di sekolah. Pada masing-masing lokasi j umlah sekolah yang diundang berj umlah 15 sekolah, sehingga j umlah part isipan secara keseluruhan adalah 270 siswa, 45 guru dan 45 Kepala Sekolah dan 45 Komit e Sekolah.
4. Teknik Asessment
Teknik assessment yang dilakukan dikat egorikan menj adi t iga macam yait u Diskusi Kelompok Terarah ( Focus Gr oup Di scussi on), pooling pendapat sert a skala sikap t erhadap budaya damai ant i kekerasan. Melalui Diskusi Kelompok Terarah pandangan sert a pengalaman pesert a at au part isipan mengenai konsep budaya damai ant i kekerasan dieksplorasi secara mendalam, sedangkan melalui pooling pendapat dan skala sikap part isipan diberikan angket berupa pert anyaan mengenai budaya damai ant i kekerasan.
a. Diskusi Kelompok Terarah ( Focus Group Discussion)
Pada Diskusi Kelompok Terarah, pesert a diaj ak unt uk melakukan curah gagasan ( br ai nst or mi ng), menyampaikan pengalaman sert a diskusi mengenai kasus-kasus yang berkait an dengan budaya damai dan ant i kekerasan di sekolah. Seluruh pesert a dibagi dalam 4 kelompok yang t erdiri dari: • kelompok A : Kepala Sekolah, Guru dan Komit e Sekolah • kelompok B : Kepala Sekolah, Guru dan Komit e Sekolah • kelompok C : Wakil Siswa SMU • kelompok D : Wakil siswa SMU
Set iap kelompok didampingi sat u f asilit at or yang memandu diskusi dan memast ikan t ema diskusi dibahas menyeluruh. Tema umum yang disaj ikan pada pesert a ant ara lain mengenai:
a. Pengert ian Budaya Damai Ant i Kekerasan di sekolah
b. Perilaku yang menggambarkan budaya damai ant i kekerasan dan sebaliknya, perilaku yang mengganggu budaya damai ant i kekerasan.
c. Program kegiat an yang pernah dilakukan di sekolah dan rekomendasi program yang dapat diadakan, mengenai budaya damai ant i kekerasan c. Program kegiat an yang pernah dilakukan di sekolah dan rekomendasi program yang dapat diadakan, mengenai budaya damai ant i kekerasan
Angket Budaya Damai berupa sat u lembar kert as hvs ukuran
f olio yang berisi 7 pert anyaan t erbuka dan 1 Skala Budaya Damai. Ket uj uh pert anyaan yang diaj ukan ant ara lain : • Menurut Anda bagaimanakah sekolah yang damai it u? • Menurut Anda apa cont oh prilaku-perilaku yang
mencerminkan kedamaian di sekolah? • Menurut Anda apa cont oh perilaku yang mengganggu
kedamaian di sekolah? • Apa upaya yang sudah dilakukan baik oleh pihak sekolah, masyarakat , at au organisasi siswa unt uk mewuj udkan kedamaian di sekolah?
• Apakah upaya t ersebut menampakkan hasil dalam mewuj udkan perilaku damai di sekolah? • Apa upaya yang menurut Anda perlu dilakukan dan belum dilakkan oleh pihak-pihak t erkait unt uk mewuj udkan kedamaian di sekolah
• Apa saran-saran Anda unt uk mewuj udkan kedamaian di
sekolah?
c. Skala Sikap terhadap Budaya Damai Anti Kekerasan
Skala berisi beberapa pernyat aan unt uk menunj ukkan sikap subj ek t erhadap budaya damai di sekolahnya. Pernyat aan- pernyat aan t ersebut adalah: • Kedamaian belum t erwuj udkan di sekolah saya • Saya berperan sert a dalam mewuj udkan kedamaian di
sekolah • Kedamaian di sekolah sulit unt uk diwuj udkan • Saya akan berperan akt if j ika ada program yang berusaha
mewuj udkan perdamaian • Sekolah saya sudah berupaya unt uk mewuj udkan
kedamaian di lingkungan sekolah • Saat ini masalah kedamaian di lingkungan sekolah harus
mulai dipikirkan oleh pihak t erkait
• Kedamaian di sekolah masuk dalam priorit as yang
mendesak unt uk segera dipikirkan selain proses KBM • Proses KBM harus dilengkapii dengan adanya kedamaian
di sekolah • Tanpa kedamaian di sekolah proses KBM sudah dapat
berj alan dengan baik
HASIL PENELITIAN HASIL
Selama ini program-program yang diimplement asikan pada
PENELITIAN sekolah berasal dari at as ke bawah ( t op-down) yang
kemungkinan akan mengelamai kesenj angan karena apa yang t erj adi secara empirik dan kebut uhan di t ingkat bawah t idak
sesuai apa yang diperkirakan oleh penyusunan program. Oleh karena it u diperlukan sebuah assessment yang mengungkap pemahaman, permasalahan pengalaman sert a kebut uhan komponen sekolah mengenai budaya damai ant i kekerasan ( bot t om-up). Upaya assessment sebagai langkah awal sebelum program dit uangkan adalah agar program yang dilaksanakan dapat dit uangkan dengan t epat dan berhasil memenuhi t arget yang diharapkan.
Hasil penelit ian ini dispesif ikkan menj adi beberapa hal, ant ara lain:
1. Pengertian Sekolah Damai
Pengert ian sekolah yang damai adalah rangkuman dari konsep yang dimiliki siswa dan guru mengenai budaya damai ant i kekerasan. Ident if ikasi mengenai pengert ian sekolah sangat diperlukan karena t erdef inisinya pengert ian akan memperj elas t arget masalah yang hendak diselesaikan. Pengert ian akan menj adi sangat pent ing karena pengert ian t ersebut akan menj adi acuan dalam penyusunan program.
2. Aspek-aspek kedamaian di Sekolah
Aspek-aspek adalah wilayah cakupan sebuah konsep. Aspek- aspek perlu diident if ikasi karena sif at nya lebih operasional dan dapat diamat i secara langsung melalui indikat ornya.
3. Perilaku-perilaku yang Mencerminkan Kedamaian di Sekolah
Perilaku yang mencerminkan kedamaian ini berguna sebagai perilaku t arget yang harus dipert imbangkan dalam penyusunan program.
4. Program-program yang direkomendasikan
Program-program yang direkomendasikan adalah kesimpulan dari apa yang diusulkan komponen sekolah yang t elah dipert imbangkan keef ekt if annya.
Sekolah yang damai adalah 1. PENGERTIAN SEKOLAH DAMAI
sekolah yang kondusif bagi Sekolah yang damai adalah sekolah yang kondusif bagi proses proses belaj ar mengaj ar yang
memberikan j aminan suasana belaj ar mengaj ar yang memberikan j aminan suasana kenyamanan dan keamanan pada set iap komponen di
kenyamanan dan keamanan pada set iap komponen di sekolah sekolah karena adanya kasih
karena adanya kasih sayang, perhat ian, kepercayaan dan sayang, perhat ian, kepercayaan
dan kebersamaan kebersamaan. Sekolah yang damai adalah sekolah yang pada beberapa aspeknya memiliki indikasi t ert ent u. Pada bagian dibawah ini t iap aspek besert a indikasinya akan dij elaskan secara lebih rinci.
Pengertian Sekolah yang
1. Proses Belaj ar dan Mengaj ar yang Efektif
damai
Proses belaj ar mengaj ar adalah proses t ransf er ilmu
1. Proses belaj ar dan mengaj ar yang ef ekt if
penget ahuan dan nilai-nilai et ika. Pada sekolah yang damai
2. Suasana yang nyaman dan proses belaj ar dan mengaj ar berlangsung dengan ef ekt if aman
3. Komunikasi dan hubungan
yang dit andai dengan :
ant ar komponen sekolah yang t erbina
• Siswa dapat memaksimalkan pot ensinya dalam
4. Perat uran dan kebij akan memahami mat eri pelaj aran dan guru dapat mengaj ar yang aspirat if
dengan baik • Siswa dapat menguasai mat a pelaj aran • Ide-gagasan dan daya nalar siswa mengenai pelaj aran
t idak t erhambat • Proses belaj ar dan mengaj ar berj alan dengan
menyenangkan • Suasana sekolah dan kelas sangat kondusif dalam belaj ar • Siswa dilibat kan secara akt if dalam proses belaj ar
2. Suasana yang Nyaman dan Aman
Suasana di sekolah adalah sit uasi dan kondisi obj ekt if di sekolah yang dipersepsi oleh siswa. Suasana sekolah yang damai penuh dengan kenyamanan dan keamanan baik secara
f isik maupun secara psikologis. Secara psikologis suasana yang yang nyaman dan aman
t erlihat pada : • Tidak adanya rasa was-was pada siswa karena dirinya
merasa t akut dan t erancam keselamat annya • Hubungan yang penuh kekeluargaan. • Tidak ada keribut an di sekolah karena perselisihan dan
permusuhan
• Barang-barang siswa di sekolah at au f asilit as sekolah
j auh dari pencurian • Tidak ada pemalakan at au pemerasan • Bebas dari prasangka dan isu negat if • Siswa merasa dit erima dan dihargai keberadaanya di
sekolah • Harga diri siswa t umbuh dan berkembang menj adi
opt imal • Siswa memiliki kebebasan dalam berakt if it as • Bebas dari int imidasi dan rongrongan baik dari dalam
maupun luar sekolah Secara f isik suasana yang yang nyaman dan aman t erlihat
pada : • Lingkungan sekolah yang asri dan t erj aga kelest ariannya • Kebersihan, kerapian dan kesehat an sekolah dapat
t erj aga • Siswa merasa bet ah lingkungan sekolah • Fasilit as sekolah memadai • Vent ilasi dan penerangan di dalam kelas yang cukup • Bebas dari polusi (polusi penciuman, pendengaran dsb) • Tidak ada perusakan dan pencurian pada sarana sekolah
3. Komunikasi dan Hubungan antar Komponen Sekolah yang Terbina
Komunikasi dan hubungan adalah pola yang dikembangkan sekolah dalam mengat ur int eraksi ant ar warganya. Komunikasi dan hubungan merupakan sat u hal yang t idak dapat diindahkan dalam menyelenggarakan proses pendidikan. Pada sekolah yang damai komunikasi dan hubungan yang t erj adi ant ar warga sekolah ant ara lain: • Hubungan ant ar warga sekolah penuh dengan kerukunan
dan kekeluargaan • Adanya sikap saling mencint ai, menghargai, menghormat i, memperhat ikan dan mempercayai sesama warga sekolah
• Adanya perasaan sederaj at dan senasib sepenanggungan
(solidarit as)
• Guru t idak bert indak secara ot orit er
• Adanya komunikasi non f ormal ant ara guru dn siswa, misalnya siswa dapat mengeluarkan keluh kesahnya at au mencerit akan masalah yang dihadapi
• Guru dapat bert indak sebagai sahabat siswa
4. Peraturan dan Kebij akan ditaati
Perat uran di sekolah adalah kesepakat an yang harus dit aat i karena dibuat unt uk mengat ur semua akt if it as di sekolah. Perat uran d sekolah meliput i perat uran mengenai proses belaj ar mengaj ar, pola hubungan, kebiasaan, sert a cara bersikap dan bert indak. Perat uran ini secara t idak langusng akan mempengaruhi budaya sekolah. Kebij akan adalah ket ent uan dn ket et apan yang dikeluarkan oleh pihak manaj emen sekolah dalam menangani sebuah masalah. Pada sekolah yang damai, perat uran dan kebij akan di sekolah dit aat i, dipat uhi dan dilaksanakan dengan baik oleh segenap komponen sekolah dengan konsist en. Selain it u, ket erkait an ant ara perat uran dan kebij akan sekolah dengan budaya damai ant ara lain: • Warga sekolah t idak merasa t erkekang dengan adanya
perat uran di sekolahnya • Kebut uhan akan pengungkapan aspirasi t erwadahi • Sist em yang dij alankan di sekolah adalah sist em t erbuka
dan t ransparan • Iklim demokrat is dapat t umbuh • Adanya kesadaran t erhadap perat uran sekolah • Adanya sosialisasi perat uran sekolah yang
berkesinambungan
Aspek-aspek kedamaian di 2. ASPEK-ASPEK KEDAMAIAN DI SEKOLAH
sekolah
Unt uk menurunkan konsep kedamaian pada t at aran yang
1. Saling percaya lebih operasional diperlukan ident if ikasi aspek-aspek yang
2. Kerj a sama t ercakup pada kedamaian di sekolah. Sebelum
3. Tenggang rasa
4. Penerimaan t erhadap mengident if ikasi aspek-aspek budaya damai, perlu dilihat perbedaan
5. Penghargaan t erhadap aspek yang berkait an dengan Budaya Damai dan Ant i kelest arian lingkungan
Kekerasan, yang t elah dit ent ukan UNESCO. Aspek-aspek t ersebut ant ara lain disebut kan di bawah ini:
1. Penghargaan t erhadap kehidupan ( Respect Al l Li f e)
2. Ant i Kekerasan ( Rej ect Vi ol ence)
3. Berbagi dengan yang lain ( Shar e Wi t h Ot her s)
4. Mendengar unt uk memahami ( Li st en t o Under st and)
5. Menj aga Kelest arian Bumi ( Pr eser ve t he Pl anet )
6. Solidarit as ( Redi scover Sol i dar i t y)
7. Persamaan ant ara laki-laki dan perempuan
8. Demokrasi ( Democr acy)
Melalui diskusi yang diadakan dilakukan dengan pesert a, beberapa aspek mengenai kedamaian di sekolah dapat diident if ikasi berdasarkan paparan dan pernyat aan guru dan siswa dalam proses assessment . Aspek-aspek t ersebut merupakan rangkuman dari beberapa ciri dan indikat or yang mencerminkan budaya damai ant i kekerasan di sekolah. Aspek-aspek t ersebut ant ara lain :
1. Saling Percaya
2. Kerj a Sama
3. Tenggang Rasa
4. Penerimaan t erhadap Perbedaan
5. Penghargaan t erhadap Kelest arian Lingkungan
Pengident if ikasian aspek secara independen berdasarkan budaya Indonesia sangat diperlukan agar karena akan berguna kesuksesan pada penyusunan dan pelaksanaan program yang hendak dilaksanakan di sekolah. Penj elasan mengenai aspek-aspek yang didapat kan dari asessment budaya damai ant i kekerasan, akan dipaparkan pada alinea berikut ini :
1. Saling Percaya
Kedamaian t idak akan t ercipt a t anpa adanya rasa percaya ant ara sat u pihak dengan pihak lainnya dalam sat u lingkungan. Rasa percaya adalah landasan dalam membent uk hubungan yang t erj adi j ika kedua pihak saling percaya t erhadap sat u sama lainnya. Lawan dari rasa percaya adalah rasa curiga yang merupakan isyarat adanya disint egrasi. Rasa percaya adalah penerimaan t erhadap segala aspek kepribadian orang lain besert a keunikannya. Rasa percaya j uga memuat pandangan mengenai kekuat an orang lain dalam mengembangkan pot ensi diri mereka masing-masing.
Rasa percaya dilandasai oleh pikiran posit if dapat memunculkan prasangka baik t erhadap orang lain. Selain prasangka baik rasa percaya j uga menurunkan beberapa sikap dan perilaku sepert i penerimaan diri orang lain, kemauan unt uk membina hubungan, kemauan unt uk berbagi ( shar i ng each ot her ) sert a membant u individu berkembang.
Jika sebuah sekolah t iap komponennya memiliki rasa percaya sat u dengan lainnya, maka siswa t idak akan merasa t ert ekan dan nyaman, ket ika sekolah mengeluarkan perat uran t ert ent u, karena siswa t elah percaya bahwa sekolah mempunyai it ikad baik dalam unt uk mewuj udkan kelancaran proses belaj ar mengaj ar; guru t idak akan memberikan hukuman yang berat kepada siswa yang berbuat salah, karena guru t elah mempercayai bahwa apa yang dilakukan siswa adalah karena lalai dan siswa t elah menyadari kesalahannya.
Sebaliknya kenyamanan dan kadamaian t idak akan t erwuj ud ket ika sat u pihak saling mendikt e dan membaca gelagat pihak lainnya, mengira-ngira apa yang akan diperbuat pihak lain yang mungkin akan mengganggunya, lalu menyiapkan diri sedemikian rupa sebagai ant isipasi gangguan yang akan t erj adi, padahal pihak t ersebut t idak sepert i yang diperkirakan.
2. Kerj a Sama
Kerj a sama t idak dapat lepas dari masalah budaya damai dan ant i kekerasan. Kerj a sama dapat meredam kecenderungan individu unt uk bersikap individualis dan egois dengan mement ingkan diri mereka sendiri. Sekolah yang penuh dengan kedamaian dan ant i kekerasan memerlukan adanya kerj a sama ant ar komponen sekolah.
Kerj a sama diperlukan unt uk mengat asai persoalan yang muncul dalam t ubuh sekolah. Kerj a sama hanya mungkin t erj adi j ika set iap komponen sekolah bersedia unt uk mengorbankan sebagian dari apa yang diperoleh dari kerj a sama t ersebut . Kerj a sama bukan berart i menut up munculnya perbedaan pendapat ant ar individu karena t anpa perbedaan pendapat yang berkembang menj adi konf lik demokrasi t idak mungkin berkembang. Perbedaan pendapat ini dapat mendorong set iap kelompok unt uk bersaing sat u sama lain dalam mencapai t uj uan yang lebih baik.
Dalam kont eks yang lebih luas, kerj a sama dapat meredahkan persaingan yang ket at sehingga masing-masing kelompok berpot ensi unt uk saling menj at uhkan bahkan menghancurkan. Diperlukan nilai-nilai kompromi agar persaingan menj adi lebih bermanf aat karena dengan kompromi sisi agresif persaingan dapat diperhalus menj adi
kerj a sama yang saling mengunt ungkan.
Nilai-nilai di dalam kerj a sama yang pat ut dikedepankan dalam membent uk sekolah yang damai dan ant i kekerasan ant ara lain :
a. Hubungan yang saling mengunt ungkan
b. Persahabat an ant ar pribadi
c. Keseimbangan f okus perhat ian ant ara kepent ingan pribadi dan hubungan
d. Kolaborasi dan Kooperasi
e. Ident it as kelompok yang dipenuhi dengan semangat kebersamaan dan komit men
3. Tenggang Rasa
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, t enggang rasa diart ikan dengan menghormat i perasaan orang lain. Pada ist ilah t radisional t enggang rasa kerap j uga disebut dengan t epa sel i r a, sedangkan pada ist ilah yang lebih kont emporer t enggang rasa disej aj arkan dengan empat i. Empat i berart i menerima perspekt if ( f r ame of r ef er ence i nt er nal ) seseorang dengan ket epat an ( accur acy) dan komponen emosional yang menyingung kepada sisi kemanusiaannya. Empat i meliput i:
1. Memahami persepsi pribadi orang lain dan dapat merasa nyaman dengan persepsi it u. Memahami persepsi pribadi orang lain berart i t ahu bagaimana mereka memandang dunia dan menaf sirkan segala sesuat u yang dit erima.
2. Menj adi sensit if . Dalam art i dapat menet ralisir dan menangani perasaan subyekt if yang mengalir.
3. Bergerak lembut t anpa memberikan penilaian ( j udgement ) dengan keyakinan bahwa orang lain memiliki kesadaran yang unik ( scar cel y awar e).
Tenggang rasa perlu dit anamkan pada siswa di sekolah dalam kerangka upaya mencipt akan budaya damai ant i kekerasan di sekolah. Tenggang rasa dapat dit ingkat kan melalui peningkat an daya empat i individu.
4. Penerimaan terhadap Perbedaan
Salah sat u pilar dalam mencipt akan kedamaian di sekolah adalah penerimaan t erhadap perbedaan. Penerimaan t erhadap perbedaan adalah menerima bahwa orang lain j uga memiliki baik pendapat , cit a-cit a, harapan dan keinginan yang mungkin berbeda. Penerimanaan t erhadap perbedaan j uga mencakup penerimaan bahwa orang lain memiliki lat ar belakang agama, suku bangsa, ras yang berbeda sehingga t idak ada alasan unt uk bert indak secara diskriminat if Beberapa kasus yang menggambarkan t idak adanya kedamaian di sekolah dikarenakan masih adanya individu yang t idak menghargai dan menerima perbedaan. Penerimaan t erhadap perbedaan t ergant ung pada seberapa luas pemahaman individu t erhadap individu lain yang dapat dit ingkat kan melalui peningkat an ket erampilan sosialnya.
5. Penghargaan Terhadap Kelestarian Lingkungan
Kedamaian di sekolah dapat t ercipt a ket ika kelest arian dan keasrian lingkungan sekolah dapat t erj aga dengan baik. Kelest arian lingkungan dapat t ercipt a ket ika komponen sekolah memiliki sikap yang berwawasan ekologis.
Sikap berwawasan ekologi adalah sikap yang memuat kesadaran t erhadap prinsip-prinsip kelest arian alam yang t ermanif est asikan dalam keyakinan, mot ivasi, perasaan, sert a kebiasaan komponen sekolah ket ika berint eraksi dengan lingkungan hidup di sekolah. Berdasarkan beberapa penj elasan di at as dapat diambil kesimpulan bahwa sikap berwawasan ekologis adalah sikap yang didasari oleh t anggung j awab t erhadap keseimbangan lingkungan sekolah (ekosist em sekolah) yang dij abarkan dalam berbagai aspek- aspek:
a. Menj aga kelest arian lingkungan sekolah.
b. Tidak melakukan perusakan t erhadap f asilit as sekolah.
c. Hemat t erhadap sumber daya. Pada sisi yang lain kelest arian lingkungan j uga berkait an
dengan masalah polusi. Beberapa sekolah sangat t erganggu dengan polusi suara yang dit imbulkan oleh kebisingan lalu lint as at au indust ri yang dekat dengan area sekolah. Kebisingan ini sangat mengganggu konsent rasi siswa ket ika belaj ar sehingga suasana damai di sekolah t erganggu. Terganggunya konsent rasi ini dapat berperan pada siswa yang cenderung berbuat onar at au berperilaku delinkuen.
Oleh karena it u kelest arian di sekolah harus diperhat ikan dalam mewuj udkan kedamaian di sekolah. Sepert i yang dinyat akan oleh beberapa guru dan siswa bahwa sekolah yang damai adalah sekolah yang mampu memberikan kenyamanan bagi warganya dalam bent uk kenyamanan secara f isik dan psikologis. Lingkungan yang lest ari dan asri adalah f akt or yang dapat memenuhi kebut uhan kenyamanan
f isik anggot a sekolah yang dapat mempengaruhi t ercipt anya kedamaian di sekolah. Secara umum, penghargaan t erhadap lingkungan dapat dit anamkan melalui peningkat an kepekaan t erhadap masalah sosial.
Sikap dan perilaku yang 3. SIKAP DAN PERILAKU YANG
mencerminkan kedamaian
MENCERMINKAN KEDAMAIAN
1. Kont rol diri
1. Kontrol Diri
2. Mampu menyelesaikan konf lik
Kont rol diri adalah kemampuan seseorang unt uk
3. Memiliki kompet ensi membimbing, mengat ur, dan mengarahkan bent uk-bent uk sosial
4. Budi pekert i periaku melalui pert imbangan kognit if sehingga dapat
5. Taat at uran dan t at a t ert ib
membawa ke arah konsekuensi posit if . Kemampuan
6. Komunikat if mengont rol diri berkait an dengan bagaimana seseorang mengendalikan emosi sert a dorongan-dorongan dari dalam dirinya. Ciri-ciri orang yang mempunyai kemampuan kont rol diri yang baik :
a. Mampu mengat ur perasaan yang impulsif dan emosi t ert ekan dengan baik.
b. Mampu menyelesaikan, bersikap posit if , dan t idak t erganggu dalam sit uasi apapun.
c. Mampu berpikir dan t et ap memf okuskan diri walaupun dibawah t ekanan
2. Mampu Menyelesaikan Konflik
Stigma Mengenai Konflik
• Konf lik harus dihindari • Konf lik selalu merugikan
Dalam hubungan sosial t erdapat saling ket ergant ungan • Konf lik adalah dosa
ant ara sat u pihak dengan pihak lainnya. Tak j arang dalam • Konf lik adalah awal dari
kehancuran sit uasi t ert ent u kedua belah pihak ini memiliki perbedaan • Dalam konf lik selalu ada yang menang dan kalah
perspekt if dalam melihat sebuah perist iwa. Akibat nya • Jika kit a memiliki
muncullah konf lik. Berbagai pengalaman dan perist iwa t elah masalah dengan orang
lain maka kit a harus memberikan inf ormasi bahwa kedamaian sekolah akan menang
• t erganggu ket ika konf lik yang berlarut -larut t erj adi di Kit a t idak perlu
mengungkapkan rasa
sekolah.
ket idaksukaan kit a akan ide/ t ingkah laku orang
Konf lik adalah kondisi perselisihan akibat dari perbedaan dan lain
ket erbat asan yang mempengaruhi cara berbagai pihak dalam memenuhi kebut uhan dan kepent ingannya masing-masing. Konf lik adalah hal yang lumrah dan alami t erj adi pada kehidupan. Konf lik akan memunculkan permasalahan yang negat if apabila t idak diat ur sedemikian rupa. Konf lik j uga dapat dimanf aat kan j ika seseorang mampu memiliki kemampuan yang dinamakan dengan manaj emen konf lik.
Manaj emen konf lik menghendaki siswa unt uk menget ahui keunt ungan dan kerugian konf lik, menyadari emosi yang muncul saat t erj adinya konf lik, menget ahui pola–pola Manaj emen konf lik menghendaki siswa unt uk menget ahui keunt ungan dan kerugian konf lik, menyadari emosi yang muncul saat t erj adinya konf lik, menget ahui pola–pola
yang selama ini dipakai sert a dapat memilih dan memprakt ekkan pola negoisasi yang baik
3. Memiliki Kompetensi Sosial
Kompet ensi sosial adalah kemampuan at au kecakapan yang ada dalam diri seseorang dalam berhubungan dengan orang lain dan unt uk t erlibat dalam sit uasi-sit uasi sosial. Kompet ensi sosial adalah komponen int egral pada int eraksi individu dengan individu lainnya, karena kompet ensi sosial merupakan syarat yang sangat diperlukan unt uk menj alin sebuah int eraksi yang hangat dan penuh dengan ket erbukaan. Indikasi individu yang memiliki kompet ensi sosial t erlihat pada:
1. Empati
a. Memperhat ikan isyarat emosi dan mendengarkannya dengan baik
b. Menunj ukkan kepekaan dan pemahaman t erhadap perspekt if orang lain
c. Membant u berdasarkan pemahaman t erhadap kebut uhan dan perasaan orang lain
2. Membantu Orang Lain Berkembang
a. Mengakui dan menghargai kekuat an dan keberhasilan orang lain
b. Menawarkan umpan balik yang bermanf aat dan mengident if ikasi kebut uhan orang lain unt uk berkembang
3. Mendayagunakan Keragaman dan Perbedaan
a. Hormat menghormat i dan bergaul dengan orang yang berasal dari berbagai macam lat ar belakang
b. Memahami beragamnya padangan dan peka t erhadap perbedaan ant ar kelompok
c. Memandang keragaman sebagai peluang, mencipt akan lingkungan yang memungkinkan semua orang sama-sama maj u
d. Berani menent ang sikap diskriminat if yang suka membedakan dan int oleransi t erhadap keragaman
4. Tidak Melakukan Diskriminasi
Diskriminasi adalah memandang bahwa orang lain t idak bersikap secara waj ar dalam berint eraksi dengan orang lain yang diungkapkan dengan perilaku prasangka buruk, membesar-besarkan kelemahan orang lain, st ereot ip, primordial dan lebih melihat bahwa dirinya at au kelompoknya memiliki kelebihan dibanding dengan orang at au kelompok lain. Tidak melakukan diskriminat if yait u dengan mengut amakan sikap persamaan sederaj at dipandang sebagai hal yang mencerminkan kedamaian.
5. Budi Pekerti
Budi pekert i adalah bukt i adanya kualit as luhur manusia sebagai makhluk yang memiliki kelebihan dibandingkan dengan makhluk lainnya. Budi pekert i merupakan indikasi bahwa manusia memiliki akhlak baik, bermoral dan beret ika dalam menj alankan hidup. Budi pekert i adalah salah sat u sikap yang mampu mendukung t ercipt anya kedamaian di sekolah. Ket ika semua komponen sekolah memiliki budi pekert i yang baik, akhlak yang t erpuj i dan moral yang opt imal maka suasana belaj ar dan int eraksi ant ara sat u komponen dengan komponen lainnya akan t erat ur.
6. Taat aturan dan tata tertib
Guru dan siswa melihat bahwa perilaku damai adalah perilaku yang sesuai dengan at uran dan t at a t ert ib, karena at uran dan t at a t ert ib dibuat unt uk mencipt akan kondisi yang damai.
7. Komunikatif
Int eraksi dengan orang lain selalu melibat kan komunikasi. Int eraksi ant ara komponen sekolah yang diwarnai kedamaian t erlihat pada komunikasi yang ef ekt if ant ar komponen sekolah.
Program-program yang 4. PROGRAM-PROGRAM YANG direkomendasikan
DIREKOMENDASIKAN
1. Pengembangan diri (lif e skills)
Melalui pandangan pesert a beberapa usulan program dapat
2. Program pembent ukan karakt er ekologis
diident if ikasi. Sebagian besar sekolah, yait u sekit ar 87 %
3. Program-program sekolah sudah menj alankan program secara mandiri di insident al
4. Pengopt imalan mat a sekolah yang dapat dikat akan memiliki t uj uan yang sej aj ar pelaj aran budi pekert i
dengan t uj uan budaya damai ant i kekerasan. 70% sekolah menj awab bahwa program yang dij alankan menampakkan hasil dengan berbagai indikat or misalnya angka perkelahian di sekolah dan t awuran ant ar sekolah menurun, keamanan lebih t erj aga, meningkat nya aspirasi siswa sert a part isipasi siswa pada kegiat an f ormal maupun non f ormal di sekolah, t idak adanya pencurian di sekolah, angka pelanggaran t erhadap perat uran yang menurun sert a peningkat an prest asi siswa.
Meskipun demikian, banyak sekolah (76%) masih memerlukan wacana dan acuan yang lebih mendalam mengenai budaya damai ant i kekerasan. Hal ini t erungkap pada pernyat aan guru dan kepala sekolah yang mengat akan bahwa wacana mengenai kedamaian yang didapat kan masih berkisar pada t at aran makro yang lekat dengan masalah perkembangan polit ik. Di sisi lain beberapa sekolah membut uhkan semacam buku panduan prakt is dalam menj alankan program di sekolah unt uk mencipt akan kedamaian di sekolah
Sekit ar 95 % sekolah bereaksi posit if dan mendukung program damai ant i kekerasan di sekolah. Beberapa met ode dan mat eri yang diusulkan beragam, mulai dari pelat ihan, mengundang prof esional (polisi, psikolog, dokt er dsb. ) unt uk memberikan pengarahan, lomba-lomba, pembent ukan j aringan ant ar sekolah sert a kunj ungan silat urahmi ant ar sekolah. Dari sikap posit if t ersebut t erdapat 53 % sekolah yang menghendaki adanya pengayaan diluar mat eri pendidikan yang berkait an dengan pengembangan diri siswa dan guru sekolah. Di sisi lain, sekit ar 96 % siswa dan guru akan bert indak secara akt if menyukseskan program kedamaian di sekolah.
1. Pengembangan Diri ( Lif e Skills)
Sebab ut ama perselisihan dan bahkan perkelahian ant ar pelaj ar adalah mudahnya pelaj ar dalam mengalami ket egangan yang t idak dapat di manage olehnya. Unt uk mengat ur dan merdahkan ket egangan ini diperlukan sebuah ket erampilan hidup yang dinamakan dengan l i f e ski l l s. Pent ingnya Li f e ski l l s dalam mencipt akan budaya damai ant i kekerasan ini berdasarkan pada apa yang dikat akan pakar pendidikan, J. Drost , bahwa kedamaian lingkungan sekolah dapat t erwuj ud ket ika komponen sekolah memiliki kedamaian di j iwa mereka masing-masing.
Beberapa hal yang t ercakup di dalam l i f e ski l l s yang dapat dikembangkan dalam mencipt akan budaya damai di sekolah misalnya empat i, manaj emen konf lik, kont rol diri, negosiasi sert a pengelolaan emosi. Beberapa aspek yang t ermuat pada l i f e ski l l s besert a karakt erist ik individu yang menguasai ket erampilan ini ant ara lain:
a. Mampu mengelola ket egangan yang dialami sert a menangani st res yang dirasakan
b. Tidak akan t erpengaruh oleh t ekanan at au st resor dari luar
c. Pandai dalam bergaul
d. Dapat mengorganisir kelompok
e. Mampu memahami perasaan, mot ivasi dan keprihat inan yang dirasakan orang lain
f. Mampu mengendalikan diri dan dorongan emosi ket ika menghadapi perselisihan
g. Memiliki komit men dan t anggung j awab, dsb. Mat eri pelat ihan l i f e ski l l s yang direkomendasikan adalah :
a. Manaj emen Konf lik ( Conf l i ct Management )
b. Kont rol Diri ( Sel f -Cont r ol )
c. Pengelolaan Emosi ( Emot i on Management )
d. Pembent ukan Tim ( Ti m Bui l di ng)
e. Kompet ensi Sosial ( Soci al Compet ence)
f. Negosiasi ( Negot i at i on)
g. Penyelesaian Masalah yang ef ekt if ( wi n-wi n sol ut i on)
Penyelenggaraan pelat ihan ini dapat dij adikan sebagai sat u
rangkaian dengan akt if it as lain misalnya lomba-lomba, wor k shop, bakt i sosial at au kunj ungan ke sekolah lain yang masih dalam sat u kerangka Bul an Damai dan Ant i Keker asan di Sekol ah. Met ode penyaj ian pelat ihan dapat berupa ceramah, diskusi, permainan peran ( r ol e pl ay) unt uk memberikan pengayaan ( empower ment ) dan pencerahan (i nsi ght ) kepada pesert a berkait an dengan budaya damai ant i kekerasan di sekolah.
2. Program Pembentukan Karakter Ekologis
Program pembent ukan karakt er ekologis adalah sebuah pendekat an pendidikan ekologi unt uk meningkat kan sikap berwawasan ekologis masyarakat , mengingat krisis ekologi yang t erj adi selama ini lebih disebabkan oleh sikap maladapt if manusia dalam berint eraksi dengan lingkungannya (Holahan, 1992). Program Ecol ogi cal Char act er Bui l di ng adalah salah sat u pendekat an unt uk merangsang sikap berwawasan ekologis individu. Program ini berisi kegiat an-kegiat an yang disusun unt uk menyent uh sisi psikologis manusia dalam hubungannya dengan alam.
Aplikasi perilaku ekologis adalah akt if it as t erj un langsung ke masyarakat unt uk menyelesaikan masalah ekologis yang ada yang diikut i dengan memberikan pemahaman mengenai pent ingnya memelihara kelest arian lingkungan. Akt if it as ini berupa aksi dalam bent uk:
1. Penanaman pohon/ membuat t aman sekolah
2. Pembersihan sampah
3. Menyebarkan st iker dan pamf let gerakan ekologi di sekolah
4. Eko-wisat a Eko-wisat a adalah wisat a ke t empat -t empat yang memiliki kondisi alam yang seimbang. Bebas dari polusi dan pencemaran. Diharapkan set elah melakukan eko- wisat a individu dapat mengenal alam lebih dekat . Selain berusaha mengakrabi alam, pesert a j uga diaj ak unt uk belaj ar meningkat kan pot ensi mereka sepert i yang 4. Eko-wisat a Eko-wisat a adalah wisat a ke t empat -t empat yang memiliki kondisi alam yang seimbang. Bebas dari polusi dan pencemaran. Diharapkan set elah melakukan eko- wisat a individu dapat mengenal alam lebih dekat . Selain berusaha mengakrabi alam, pesert a j uga diaj ak unt uk belaj ar meningkat kan pot ensi mereka sepert i yang
bahwa mengunj ungi t empat -t empat rekreasi adalah bagian pent ing dari keinginan manusia yang membawa manf aat pada pembent ukan self -image yang posit if , pembent ukan ident it as sosial yang memungkinkan unt uk bekerj a sama, sert a menguj i kekuat an unt uk berprest asi.
3. Program-program Insidental
Program-program insident al adalah program-program yang dilakukan berkait an dengan hari-hari t ert ent u, misalnya pengadaan pesant ren kilat pada bulan ramadhan, pengadaan kegiat an bakt i sosial pada hari keset iakawanan sosial dan sebagainya. Secara umum, hari-hari ist imewa t ersebut dapat diperingat i dengan menyelenggarakan kegiat an, yang dapat disisipi dengan pencipt aan kondisi damai di sekolah.
4. Pengoptimalan Mata Pelaj aran Budi Pekerti
Selain mat a pelaj aran agama dan PPKN, mat a pelaj aran yang dapat dipert imbangkan sebagai upaya unt uk menanamkan nilai-nilai kedamaian di sekolah adalah mat a pelaj aran budi pekert i. Mat a pelaj aran budi pekert i mengaj arkan nilai-nilai dan et ika dalam kehidupan bermasyarakat agar siswa memiliki akhlak yang t erpuj i dan budi yang luhur, yang sesuai dengan salah sat u aspek budaya damai di sekolah. Sat u permasalahan yang dihadapi guru adalah belum komprehensif nya wacana mengenai mat a pelej aran yang berkait an dengan budi pekert i.
Dari berbagai program yang t elah disebut kan di muka program pelat ihan pengembangan diri melalui pemberdayaan l i f e ski l l s merupakan priorit as yang pent ing dibandingkan dengan program yang lain, karena guru memerlukan pembekalan dan orient asi yang j elas mengenai penyelenggaraan budaya damai ant i kekerasan dan siswa memerlukan pendekat an yang lain, selain dalam mat eri pelaj aran.
5. RANGKUMAN HASIL SKALA SIKAP TERHADAP BUDAYA DAMAI ANTI KEKERASAN
Skala sikap adalah met ode unt uk mengident if ikasi pandangan keset uj uan individu t erhadap sebuah obj ek psikologis. Pada assessment budaya damai, skala sikap dibagikan kepada siswa, guru dan kepala sekolah. Aspek yang diungkap pada skala t ersebut t erdiri menj adi t iga bagian yait u persepsi individu t erhadap kondisi kedamaian di sekolah dan usaha yang sudah dilakukan sekolah, sikap individu program yang mewuj udkan kedamaian sert a pandangan mengenai pent ingnya kedamaian. Prosent ase nilai akan dipaparkan si bawah ini :
a. Kondisi Sekolah
Sebagian besar sekolah sudah berusaha mewuj ud Kedamaian belum t erwuj udkan di sekolah saya :
setuju tidak setuju
Sekolah saya sudah berupaya unt uk mewuj udkan kedamaian di lingkungan sekolah :
tidak setuju tidak setuju
di Sekolah
Saya sudah berperan sert a dalam mewuj udkan kedamaian di sekolah:
setuju tidak setuju
Saya akan berperan akt if j ika ada program yang berusaha mewuj udkan kedamaian di sekolah :
setuju tidak setuju
Kedamaian di sekolah sulit unt uk diwuj udkan:
setuju tidak setuju
Proses belaj ar mengaj ar harus dilengkapi dengan adanya kedamaian di sekolah :
setuju tidak setuju
Tanpa kedamaian di sekolah proses belaj ar mengaj ar sudah dapat berj alan dengan baik:
setuju tidak setuju
Saat ini masalah kedamaian di lingkungan sekolah harus mulai dipikirkan oleh pihak t erkait :
setuju tidak setuju
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN DAN 1. Kesimpulan
SARAN
Dari berbagai paparan yang dikemukakan di muka dapat disimpulkan bahwa budaya damai di sekolah secara def init if diart ikan sebagai sekolah yang kondusif proses belaj ar mengaj ar yang memberikan j aminan suasana kenyamanan dan keamanan pada set iap komponen di sekolah karena adanya rasa kekeluargaan yang t ercermin pada proses belaj ar dan mengaj ar yang ef ekt if , suasana yang nyaman dan aman, komunikasi dan hubungan ant ar komponen sekolah yang t erbina, perat uran dan kebij akan yang aspirat if .
Aspek-aspek kedamaian di sekolah ant ara lain saling percaya, kerj a sama, t enggang rasa, penerimaan t erhadap perbedaan, penghargaan t erhadap kelest arian lingkungan. Sikap dan perilaku yang mencerminkan kedamaian ant ara lain : kont rol diri, mampu menyelesaikan konf lik, memiliki kompet ensi sosial, budi pekert i, t aat at uran dan t at a t ert ib, komunikat if
Program-program yang direkomendasikan ant ara lain : pengembangan diri ( l i f e ski l l s), program pembent ukan karakt er ekologis, program insident al, pengopt imalan mat a pelaj aran budi pekert i. Sebagian besar sekolah sudah mengadakan upaya unt uk mewuj udkan kedamaian di sekolah akan t et api masih memiliki banyak ket erbat asan yang dikarenakan sedikit nya wacana dan panduang dalam melaksanakan program yang hendak diaplikasikan
Dari berbagai program yang t elah disebut kan di muka program pelat ihan pengembangan diri melalui pemberdayaan l i f e ski l l s merupakan priorit as yang pent ing dibandingkan dengan program yang lain, karena guru memerlukan pembekalan dan orient asi yang j elas mengenai penyelenggaraan budaya damai ant i kekerasan dan siswa memerlukan pendekat an yang lain, selain dalam mat eri
pelaj aran.
LAPORAN HASIL ASSESSMENT DI JAKARTA
Jakarta, 5 September 2003
PENGERTIAN SEKOLAH YANG DAMAI
Gambaran sekolah yang damai menurut hasil Angket Budaya Damai dan Focused Gr oup Di scussi on dapat dihubungkan dengan kat a kunci sebagai berikut :
1. Aman, tentram dan membuat penghuninya merasa nyaman
Sekolah yang membuat anak didiknya merasa t ent ram, aman dan t enang di sekolah (Faj ar) Sekolah yang baik, nyaman dan aman baik secara akademik maupun secara sosial (Andry) Adanya j aminan rasa aman, nyaman, dan menyenangkan (Guru BK SMU 1 Bekasi) Sekolah yang nyaman, Sekolah yang aman, Sekolah yang menyenangkan (wakil SMU 8 Jakart a)
Hubungan ant ar warga yang rukun, harmonis, dekat , penuh cint a, kasih sayang dan komunikat if . Warga sekolah yang dimaksud di sini ant ara lain: siswa, guru, kepala sekolah
Adanya kebersamaan unt uk t ercipt anya perdamaian (Rey) Komunikat if ant ar komponen, semua dapat menempat kan diri dan mengurangi ego masing2 (widya) Sekolah yang didalamnya t ercipt a iklim yang kondusif dengan ciri: aman, nyaman, menyenangkann, kekeluargaan, komunikat if , saling menj aga hak dan kewaj iban masing-masing warga sekolah (wakil SMU 76) Sekolah yang bisa mewuj udkan keharmonisan hubungan ant ara unsur-unsur sekolah (wakil SMU Labschool)
2. Bebas dari kekerasan, t awuran, pert ent angan yang berlebihan
Dengan kondisi yang bebas t awuran maka warga sekolah, t erut ama siswa merasa t enang dan t idak was-was selama berada di sekolah.
……. disiplin dan t idak t awuran (Waf a) Tidak ada t indak kekerasan j adi para siswa merasa t enang di sekolah (Fariz) Tidak pernah t erj adi t indak kekerasan ant ar murid, baik ant ara guru dan murid (wakil Labscholl) Tidak ada kekerasan (wakil SMU 115)
3. Warga sekolah saling menghargai, bekerj asama dan bergot ong royong
Set iap unsur t erkait dapat mewuj udkan sikap got ong royong, kerj asama, saling menghargai (Ihwan) Semua unsur sekolah dapat berint eraksi dan berakt if it as dengan baik (Faj ar)
Terdapat pelaksanaan t at a t ert ib dan penegakan disiplin Sekolah dimana perat uran dipahami, dipat uhi & dilaksanakan oleh seluruh anggot a sekolah t anpa ada paksaan (Bagus) Menj aga ket ert iban oleh guru & murid (Harry) dan t idak ada pelanggaran at uran sehingga KBM berj alan baik out put nya j uga baik (wakil SMU 114)
Tat a t ert ib sekolah dit aat i (wakil SMU 1 Bekasi)
4. Tidak ada kesenj angan sosial ant ar warga
Maksud dari pernyat aan di at as adalah dengan t idak adanya kesenj angan sosial maka t idak akan muncul rasa iri, dengki dan perselisihan sehingga sekolah t et ap t erasa damai.
Sekolah yang t idak ada rasa kesenj angan sosial (wakil Daruu Maarif ) Sekolah yang t idak ada kesenj angan sosial (Cit ra)
MASALAH-MASALAH YANG MENGGANGGU KEDAMAIAN DI SEKOLAH
Terdapat berbagai masalah kompleks yang t erj adi di sekolah. Sepet i diket ahui bahwa sekolah t erdiri dari beberapa komponen dengan permasalahan masing-masing. Tent u saj a permasalahan ant ar komponen saling berkait dan mempengaruhi.