ANALISIS KOMPARATIF YURIDIS KEBIJAKAN ANTI DUMPING ANTARA INDONESIA DAN FILIPINA TESIS
ANALISIS KOMPARATIF YURIDIS KEBIJAKAN ANTI DUMPING ANTARA INDONESIA DAN FILIPINA TESIS OLEH NOVIE ANDRIANI KESUMA 117005067 / HK PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
ANALISIS KOMPRATIF YURIDIS KEBIJAKAN ANTI
DAMPING ANTARA INDONESIA DAN FILIPINA
TESIS
Diajukan Sebagai Syarat Untuk memperoleh Gelar Magister Hukum
Dalam Program Studi Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara
OLEH
NOVI ANDRIANI KESUMA
117005067/HK
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2013
Judul Tesis : ANALISIS KOMPRATIF YURIDIS KEBIJAKAN ANTI DAMPING ANTARA INDONESIA DAN FILIPINA Nama Mahasiswa : Novie Andriani Kesuma Nim : 117005067/HK Program Studi : Ilmu Hukum Menyetujui Komisi Pembimbing (Prof. Dr. Suhaidi, SH, MH) Ketua
(Dr. Mahmul Siregar, SH, M.Hum) (Dr. Jelly Leviza, SH, M.Hum )
Anggota Anggota Ketua Program Studi Dekan (Prof. Dr. Suhaidi, SH,MH) (Prof. Dr. Runtung, SH, M.Hum )Telah Diuji Pada Tanggal : 19 Juli 2013
PANITIA PENGUJI TESIS Ketua : Prof. Dr. Suhaidi, SH, MH Anggot : 1. Dr. Mahmul Siregar, SH, M.Hum
2. Dr. Jelly Leviza, SH, M.Hum
3. Dr. Hasim Purba, SH, M.Hum
ABSTRAK
Dumping adalah praktek penjualan komoditi di pasaran luar negeri dengan harga
kurang dari Nilai Normal (normal value), biasanya dengan harga yang lebih rendah dari
harga barang tersebut di negerinya sendiri atau dari harga jual di negara lain. Pada
umumnya dumping dianggap sebagai praktek dagang yang tidak baik atau tidak adil karena
dapat merusak pasaran dan merugikan para produsen saingannya di negara pengimpor.
Sejak berdirinya WTO tahun 1994 dan diterbitkannya Agreement on Antidumping Article VI
of GATT, negara negara anggota GATT/WTO telah memanfaatkan instrument Antidumping
dalam menghadapi praktek perdagangan yang tidak adil. Pada Article VI Agreement on
Antidumping mengizinkan negara-negara GATT/WTO untuk menerapkan bea masuk
Antidumping terhadap negara yang melakukan dumping. Namun penerapannya harus
dibuktikan dengan kerugian material (material injury). Tanpa adanya kerugian secara
material maka suatu negara pengimpor tidak boleh melakukan tindakan Antidumping.
Indonesia dan Filipina merupakan negara bagian dari organisasi perdagangan dunia, dan
telah meratifikasi ketentuan GATT-WTO. Bagi Indonesia dan Filipina dengan diratifikasinya
perjanjian pembentukan GATT-WTO mempunyai kewajiban untuk mematuhi segala
ketentuan yang diatur didalamnya dan harus menyesuaikan peraturan perundang undangan
nasionalnya. Meskipun didalam penerapan ketentuan Antidumping, Indonesia dan Filipina
masih mengacu kepada ketentuan Antidumping Agreement namun penerapan didalam
peraturan perundang undangannya berbeda.Hal ini disebabkan karena perbedaan
penafsiran terhadap ketentuan Antidumping Agreement serta perbedaan kepentingan
nasional masing masing negara.Adapun rumusan permasalahan dalam penelitian ini ialah bagaimana komparatif yuridis
kebijakan Antidumping antara Indonesia dan Filipina dalam menentukan nilai normal
(normal value), kerugian materil (material injury), dan perlindungan industri dalam negeri
dalam hal terjadinya praktek dumping. Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan
tesis ini ialah hukum normatif dengan cara membandingkan Undang Undang di Indonesia
dan Filipina. Sifat penelitian dalam penulisan tesis ini ialah deskriptif analitis. Sumber data
yang digunakan meliputi bahan hukum primer, sekunder dan tersier. Teknik pengumpulan
data dengan menggunakan studi kepustakaan dan wawancara.Setelah menganalisis kedua peraturan di kedua negara adapun kesimpulan dan saran
dari penulisan tesis ini ialah terdapat beberapa persamaan dan perbedaan. Adapun
persamaannya di dalam menentukan nilai normal (normal value), kerugian material
(material injury) dan perlindungan industri dalam negeri, Indonesia dan Filipina masih
mengacu pada Antidumping Agreement. Adapun perbedaannya ialah dalam menentukan
nilai normal (normal value) kebijakan Antidumping di Indonesia tidak mengatur perhitungan
harga ekspor menggunakan CIF atau FOB, faktor faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai
normal seperti pertukaran nilai mata uang, dan di dalam menentukan kerugian material
yang dialami oleh industri dalam negeri (material injury) kebijakan Antidumping di
Indonesia juga tidak mengatur hubungan istimewa antara produsen dan pengekspor yang
harus di kecualikan dalam penentuan industri dalam negeri seperti halnya di negara Filipina
dan mengenai perlindungan industri dalam negeri Kebijakan Antidumping di Indonesia
diatur pada Undang Undang Kepabeanan sedangkan menurut kebijakan Antidumping di
Filipina di atur dalam peraturan tersendiri. Adapun saran hendaknya Kebijakan Antidumping
di Indonesia mengatur lebih rinci mengenai perhitungan harga ekspor berdasarkan F.O.B
atau C.I.F, pertukaran nilai mata uang, hubungan istimewa antara produsen dan pengekspor
yang tidak dapat di kategorikan sebagai industri dalam negeri, serta hendaknya pemerintah
Indonesia membuat Undang Undang tersendiri mengenai Antidumping.ABSTRACT
Dumping is the practice of selling commodities in foreign markets at less than normal
value. Dumping is usually at less than the price of the goods in his own country or the
selling price in other countries. Dumping is generally regarded as a bad or unfair trade
practice as it may damage the market and the competitor producers in the import
country. Since its establishment in 1994 and the issuance of Agreement on Antidumping
of Article VI of GATT 1994, the member countries of GATT /WTO have used
instruments of antidumping duties against unfair trade practices. In the Antidumping
Agreement on Article VI allows members of GATT / WTO to apply anti-dumping duties
against countries do the dumping practices. However, in its application must be
evidenced by material injury. Without material injury, a country should not apply the
antidumping duties. Indonesia and Philippines are part of members in WTO and have
ratified the GATT-WTO provisions.With the establishment of an agreement ratification
GATT-WTO, Indonesia and the Philippines should have an obligation to obey all the set
provisions and must adjust their national laws and provisions. Although in the
application of anti-dumping provisions, Indonesia and the Philippines are still referring
to the provisions in the Antidumping Agreement, but the application of laws regulations
is different. This is due to the differences in interpretation of the Antidumping
Agreement and the differences of the national interests in each country.The formulation of the problems in this research is how comparative juridical
Antidumping policy between Indonesia and Philippines to determine the normal value,
material injury, and the protection of domestic industry in terms of the practice of
dumping. The kind of research is used in this thesis is a normative law by comparing the
regulations in Indonesia and Philippines. The nature of the research is a descriptive
analysis. The data source of this analysis is written text; included primary, secondary
and tertiary. The data collection techniques use library research and interviews.After analyzing the two provisions in both countries, it can be concluded that there
are some similarities and differences. The similarities of both the regulations are to
determine the normal value, material injury, and protection of domestic industry,
between Indonesia and Philippines are still refering to Antidumping Agreement. The
differences are to determine the normal value of antidumping policy in Indonesia does
not regulate the export price calculations based on CIF or FOB. Other factors may
affect the normal value as exchange value of the currency and determine the material
injury by the domestic industry. Antidumping policy in Indonesia also not set up a
special relationship between a producer and an exporter that should be excluded in the
determination of the domestic industry as well as in Philippines and about the
protection of domestic industry in Indonesia is regulated Antidumping Policy on
Custom Law, while in Antidumping policy in Philippines is set in its own provisions.
The suggestions about Antidumping Policy in Indonesia is to set up more detailed the
calculation of the export price based on FOB or CIF, the value of the currency
exchange, special relationship between a producer and an exporter that cannot be
categorized as a domestic industry, as well as the Indonesian government should make
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah , saya ucapkan kepada Allah Azza wa Jalla, atas Berkat dan
Rahmat-Nya dan kepada nabi besar Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis ini dengan baik dan tepat waktu sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan Gelar Magister Hukum pada Program Studi Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara dengan Judul “ANALISIS KOMPARATIF YURIDIS KEBIJAKAN ANTIDUMPING ANATARA INDONESIA DAN FILIPINA”.
Pada kesempatan ini, saya ingin mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar besarnya kepada orang orang yang telah membantu dan mendukung saya sehingga saya dapat menyelesaikan kuliah saya.
Pertama sekali, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Prof. Dr. Runtung, SH, M.Hum., dan semua staff Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, dan tak lupa saya ucapkan rasa terima kasih saya kepada Dosen Pembimbing pertama saya Prof. Dr. Suhaidi, SH,
MH., yang selalu membimbing dan memberikan arahan di dalam penulisan Tesis ini,
dan juga tak lupa saya ucapakan rasa terima kasih saya kepada dosen Pembimbing 1kedua Dr.Mahmul Siregar, SH, M.Hum., dan dosen pembimbing ketiga saya
Dr.Jelly Leviza, SH, M.Hum., yang telah bersedia menyediakan waktunya untuk
membimbing saya dalam proses penulisan tesis ini. Saya menyadari bahwa tanpa bantuan, bimbingan serta arahan dari mereka saya tidak dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik. Dan tak lupa saya juga mengucapkan rasa terima kasih saya yang sebesar besarnya kepada semua dosen fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang tak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan kesempatan dan kenangan yang takkan pernah terlupakan selama saya masih menjadi mahasisiwi di fakultas ini. dan tak lupa pula saya ucapkan terima kasih kepada Sdr. Duma
Situmorang staff penyelidikan Antidumping di Kementrian Perdagangan dan
Perindustrian Republik Indonesia di Jakarta yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk penulis dalam penelitian.
Kedua, tak lupa saya ucapkan rasa terima kasih saya kepada kedua orang tua saya khususnya kepada ayah saya Marahansan, S.H. ibu saya Sri Indrawati
Kesuma, S.H. yang secara terus menerus memberikan kasih sayangnya serta
mendukung saya baik dari segi finansial serta kasih sayangnya dan telah bersabar dalam mendidik saya sehingga saya menjadi seperti sekarang. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada adik kandung saya Suspani Kesuma Maharani,
S.H. dan buat kekasih saya Akbar Fajarullah Trisna untuk kasih sayang dan cinta
yang tak pernah terlupakan . Ketiga, tak lupa saya ucapkan rasa terima kasih kepada semua teman baik di lingkungan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara maupun di luar lingkungan Fakultas Hukum khususnya Kak Rafika Suryani, Kak Juliani Jia, Kak Fitri
Idayanti Lintang, Bu Ganti, Rizka Elfira, Agnes Gulo, Kartina, Maria
Margaretta Sitompul, Poltak U.B Panjaitan, Anderson Siringoringo, S.H.,
Marulianus Jawak, S.H., yang telah membuat hidup menjadi lebih berwarna dan
buat teman baikku Juliana, dan tak lupa buat teman chatting yang berasal dari Filipina yang selalu mendukung dan memberikan ide serta rasa persahabatan khususnya kakak (ate) Lara Safia Velardo, abang (kuya) Ian Alba Tayhon, kakak
(ate) Joy Q. Lorica, ate Marimar Ligaray, (mahal) ko John Carl Villamor, abang
(utol) Eumer de Leon, abang (utol) Hendrian Tanael, adik (Bunso) Ronamarie
Marquises Dan yang terakhir saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar
besarnya buat teman teman stambuk 2011 program Studi Magister ilmu Hukum yang tidak bisa di sebutkan satu persatu.
Medan, June,2013 Novie Andriani Kesuma
RIWAYAT HIDUP
Nama : Novie Andriani Kesuma Tempat Tanggal Lahir : Medan, 28 November 1987 Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Jabatan/ Pekerjaan : Ikut Orang TuaAlamat : Compleks Taman Setia Budi Indah Blok HH No
Sastra Universitas Sumatera Utara Tamat Pada
Tahun 2008 Strata Satu (S1) Sastra Inggris Universitas Sumatera Utara Tamat Pada Tahun 2009 Strata Dua (S2) Magister Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara Medan Tamat Tahun 2013
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
ABSTRAC ...................................................................................................... . ii39 3. Teknik Pengumpulan Data ..........................................
63
Antara Indonesia Dan Filipina Dalam Menentukan Nilai Normal (Normal Value) Dalam Hal Terjadinya Dugaan Dumping .............................................................................
59 C.
58 B. Pengaturan Hukum dan Ketentuan Anti Dumping Dalam Perdagangan Internasional .................................................
54 4.Defenisi Anti Dumping ..................................................
47 3.Unsur-Unsur Dumping ...................................................
42 2.Jenis-Jenis Dumping .......................................................
Konsepsi Dumping dan Antidumping 1.Defenisi Dumping ..........................................................
ANTIDUMPING ANTARA INDONESIA DAN FILIPINA DALAM MENENTUKAN NILAI NORMAL (NORMAL VALUE) DALAM HAL TERJADINYA DUGAAN DUMPING A.
41 BAB II ANALISIS KOMPARATIF YURIDIS KEBIJAKAN
40 4. Analisis Data ...............................................................
37 2. Sumber Data ................................................................
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ v
DAFTAR ISI .................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ ix
BAB37 1. Jenis dan Sifat Penelitian ..............................................
29 G. Metode Penelitian ..............................................................
22 2. Kerangka Konsepsi ......................................................
22 1. Kerangka Teori ............................................................
20 F. Kerangka Teori dan Landasan Konsepsi ...........................
18 E. Keaslian Penelitian ............................................................
17 D. Manfaat Penelitian .............................................................
17 C. Tujuan Penelitian ...............................................................
1 B. Identifikasi Permasalahan ...................................................
Latar Belakang ...................................................................
I PENDAHULUAN A.
Analisis Komparatif Yuridis Kebijakan Antidumping
1. Penentuan Nilai Normal Berdasarkan Kebijakaan Antidumping di Indonesia ...........................................
83 a. Penentuan Nilai Normal Menurut Republic of Act No. 8752 .................................................................
Indonesia dan Filipina dalam Menentukan Nilai Normal (Normal Value) Dalam Hal Terjadinya Dugaan Dumping .......................................................... 112
111 3. Komparatif Yuridis Kebijakan Antidumping antara
93 3) Margin dumping ..............................................
86 2) Nilai Normal ....................................................
84 1) Harga Ekspor ...................................................
83 b. Penentuan Nilai Normal Menurut Administrative Order No. 1 ...........................................................
79 2. Penentuan Nilai Normal Berdasarkan Kebijakan Antidumping di Filipina ..............................................
64 a. Penentuan Nilai Normal Menurut Undang- Undang No.7 Tahun 1994 .....................................
78 3) Margin Dumping ............................................
71 2) Harga Ekspor ...................................................
70 1) Harga Normal .................................................
68 d. Penentuan Nilai Normal Menurut Peraturan Pemerintah No.34 Tahun 2011 ..............................
66 c. Penentuan Nilai Normal Menurut Undang- Undang No.17 Tahun 2006 ...................................
64 b. Penentuan Nilai Normal Menurut Undang- Undang No.10 Tahun 1995 ...................................
BAB III ANALISIS KOMPARATIF YURIDIS KEBIJAKAN ANTIDUMPING ANTARA INDONESIA DAN FILIPINA DALAM MENENTUKAN KERUGIAN MATERIL (MATERIAL INJURY) DALAM HAL TERJADINYA DUGAAN PRAKTEK DUMPING A. Penentuan Kerugian Materil Berdasarkan Kebijakan Antidumping di Indonesia .................................................. 117 1. Penentuan Kerugian Materil Menurut Undang- Undang No.7 Tahun 1994 ............................................ 118 2. Penentuan Kerugian Materil Menurut Undang- Undang No.10 Tahun 1995 .......................................... 120 3. Penentuan Kerugian Materil Menurut Undang- Undang No.17 Tahun 2006 ......................................... 121 4. Penentuan Kerugian Materil Menurut Peraturan Pemerintah No.34 Tahun 2011 .................................... 124
1. Penentuan Kerugan Materil Menurut Republict of Act
No.8752 .......................................................................... 129 2.
Penentuan Kerugian Materil Menurut Administratif
Order No.1 ..................................................................... 134 C.
Komparatif Yuridis Kebijakan Antidumping Antara Indonesia dan Filipina dalam Hal Penentuan Kerugian Materil (Material Injury) dalam hal terjadinya Dugaan Praktek Dumping ................................................................ 147
BAB IV ANALISIS KOMPARATIF YURIDIS KEBIJAKAN ANTIDUMPING ANTARA INDONESIA DAN FILIPINA DALAM PERLINDUNGAN INDUSTRI DALAM NEGERI (DOMESTIC INDUSTRY) DALAM HAL TERJADINYA PRAKTEK DUMPING A. Penentuan Industri Dalam Negeri Berdasarkan Kebijakan Antidumping di Indonesia ................................................. 152 1. Penentuan Perlindungan Industri dalam Negeri Menurut Undang-Undang No.7 Tahun 1994 ................ 153 2. Penentuan Perlindungan Industri dalam Negeri Menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1995 .............. 155 3. Penentuan Perlindungan Industri dalam Negeri Menurut Undang-Undang No.17 Tahun 2006 .............. 157 4. Penentuan Perlindungan Industri dalam Negeri Menurut Peraturan Pemerintah No.34 Tahun 2011 ..... 160 B. Penentuan Perlindungan Industri Dalam Negeri Berdasarkan Kebijakan Antidumping di Filipina .............. 163 1. Penentuan Perlindungan Industri Dalam Negeri Menurut Republic of Act No. 8752 ............................... 163 2. Penentuan Perlindungan Industri Dalam Negeri Menurut Administrative Order No.1 ............................ 164 C. Komparatif Yuridis Kebijakan Antidumping Antara Indonesia dan Filipina dalam Perlindungan Industri Dalam Negeri (Domestic Industry) dalam Hal Terjadinya Praktek Dumping ................................................................ 165 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ........................................................................
169 B. Saran ..................................................................................
172
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 174
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Rincian Tuduhan Terhadap Ekspor Indonesia Tahun 1995 s/d 2010.. ....................................................................11 Tabel 2. Produk Ekspor Indonesia yang dituduh Dumping Tahun 2009.
12 Tabel 3. Produk Ekspor Indonesia yang sering dituduh ...........................
14 Tabel 4. Constructed Export Price: January to December 2008 .............
93