BAB I PENDAHULUAN - Keberadaan Terminal Terpadu Pinang Baris Di Kota Medan (1990 – 2000)

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang 1.

  Sistem transportasi dapat diartikan sebagai suatu kesatuan, suatu unit, suatu integrasi yang bersifat komperhensif yang terdiri dari unsur – unsur, atau komponen – komponen dimana masing – masing unsur ataupun komponen tersebut saling mendukung dan bekerja sama yang menimbulkan sebuah integritas. Jika salah satu unsur tersebut rusak maka sistem tersebut akan mengalami kerusakan juga. Komponen utama dari sistem transportasi adalah manusia dan barang sebagai ( komponen yang diangkut ), kendaraan dan peti kemas (sebagai komponen alat angkut), jalan dan terminal ( sebagai komponen tempat alat angkut bergerak ), serta sistem pengoperasian (sebagai komponen yang mengatur tiga komponen lainnya ).

  Semua komponen diatas saling terkait dalam memenuhi kebutuhan akan permintaan transportasi yang berasal dari manusia dan barang.

1 Terminal ( stasiun ) adalah perhentian penghabisan angkutan baik bis, kereta

  api dan lain – lain. Terminal adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan memuat dan menurunkan orang dan atau barang serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum, yang merupakan salah satu wujud simpul jaringan

1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga.( Jakarta: Balai Pustaka, 2007 ), hal. 579.

  

  transportasi . Terminal penumpang yang berfungsi sebagai pusat kegiatan penumpang dan pergantian moda transportasi mempunyai nilai yang sangat strategis dalam menunjang perkembangan ekonomi masyarakat dan ekonomi regional pada umumnya. Efektifitas terminal bisa diukur dari hal kenyamanan, pelayanan, ataupun kecepatan pergerakan penumpang, yang sangat menentukan kapasitas dan kredibilitas sebuah terminal. Terminal didirikan dengan tujuan tempat bongkar muat barang, turun – naik penumpang, dan perubahan moda angkutan dari yang satu ke yang lainnya, untuk kelancaran mobilitas orang, barang maupun jasa, dengan kata lain sebagai tempat lalu lintas ekonomi. Mengkaji tentang terminal erat kaitannya dengan masalah transportasi.Terminal dapat dikelompokkan dalam tiga tipe, yaitu :

  1. Terminal Tipe A melayani Angkutan Antar Kota Antar Propinsi, Angkutan Kota Dalam Propinsi, Angkutan Kota dan Angkutan Desa. Terminal Terpadu Pinang Baris ( TTPB ) termasuk terminal dalam tipe A.

  2. Terminal Tipe B melayani kendaraan Angkutan Kota Dalam Propinsi dan Angkutan Kota.

  3. Terminal Tipe C melayani Angkutan Pedesaan saja.

  Kajian mengenai Terminal Terpadu Pinang Baris sangat erat kaitannya dengan sejarah perkotaan. Hal ini karena kota memiliki fungsi yang berbeda sehingga kebutuhan fasilitasnya pun berbeda dengan daerah pedesaan. Di pedesaan umumnya yang menjadi basis kegiatan adalah sektor penghasil barang, sedangkan di perkotaan

2 Kepmenhub No. 35 Tahun 2003

  selain sektor penghasil barang, sektor perdagangan dan sektor jasa juga merupakan basis utama.

  Sejarah kota mencakup proses urbanisasi, mobilitas penduduk dan masalah sosial lainnya. Sejarah kota juga membahas tentang ekologi kota, yaitu interaksi manusia dengan alam sekitarnya. Pada sisi lain sejarah kota juga membahas problem

  

  sosial dan mobilitas sosial. Kota berfungsi sebagai pusat pembangunan daerah, yang bertujuan sebagai mata rantai penghubung ke kawasan pedesaan dimana kota tidak hanya merupakan pusat permukiman dari penduduk, kegiatan sosial ekonomi, politik dan administrasi tapi kota juga merupakan pusat penyediaan fasilitas industri, perdagangan, transportasi, dan kegiatan lainnya yang berhubungan bagi penunjang

   pertumbuhan daerah belakang.

  Salah satu dari lima Kota Besar di Indonesia adalah Kota Medan. Pertumbuhan Kota Medan yang semakin pesat mempunyai konsekuensi bagi pihak pemerintah untuk menyediakan prasarana perkotaan seperti prasarana lingkungan, fasilitas umum serta prasarana sosial.

  Untuk melihat konsentrasi kota maka dapat diperhatikan seberapa banyak fasilitas perkotaan yang tersedia dan seberapa jauh kota menjalankan fungsi perkotaan. Fasilitas perkotaan/fungsi perkotaan antara lain sebagai pusat perdagangan, sebagai pusat pelayanan jasa baik jasa perorangan maupun jasa

  3 4 Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah.( Yogyakarta: Tiara Wacana, 1994), hal. 68.

  Departemen Dalam Negeri, Kebijakan Departemen Dalam Negeri di Bidang Pembinaan Perekonomian di Indonesia, (Jakarta: Depdagri, 1990), hal. 10.

  

  perusahaan , tersedianya prasarana perkotaan, seperti sistem jalan kota yang baik, jaringan listrik, telepon, taman kota, pasar, terminal. Sebagai pusat penyedia fasilitas sosial seperti pendidikan, kesehatan, dan tempat ibadah. Kemudian sebagai pusat

  

  pemerintahan, pusat komunikasi dan pangkalan transportasi , dan lokasi permukiman

  

  yang tertata . Salah satu kendala yang dihadapi Kota Medan adalah kemacetan arus lalu lintas di pusat kota. Untuk mengantisipasi kendala tersebut, kota Medan sebagai ibukota Sumatera Utara berupaya keras untuk meningkatkan sarana dan prasarana menuju kota metropolitan. Salah satu master plan Kota Medan adalah ‘Perkembangan Sistem Jalan Lingkar Untuk Mendukung Pendistribusian Arus Lalu Lintas Yang Tidak Terpusat ke Pusat Kota‘. Untuk merealisasi pendukung sistem rute yang lebih luas dibantu dengan adanya fasilitas yang lebih baik dibangunlah Terminal Terpadu Pinang Baris. Sejalan dengan itu ditambah juga sarana jalan karena merupakan sarana penting bagi masyarakat Kota Medan. Bertambahnya jumlah jalan yang dibangun diharapkan dapat mengurangi kemacetan, peningkatan mobilitas penduduk dan terciptanya peluang tumbuhnya lapangan kerja baru sekitar wilayah terminal terpadu tersebut.

  Sampai dengan tahun 2000, Kota Medan memiliki lima buah terminal angkutan umum yaitu:

  1. Terminal Terpadu Amplas ( Tipe A ) 5 Jasa perorangan misalnya perbengkelan, pengacara, dokter, sedangkan jasa perusahaan adalah: jasa perbankan, jasa perhotelan, dan jasa asuransi. 6 Pangkalan transportasi artinya dari kota tersebut masyarakat bisa menggunakan sarana transportasi menuju berbagai tujuan. 7 Robinson Tarigan, Perencanaan Pembangunan Wilayah. ( Jakarta: Bumi Aksara, 2005 ), hal. 125.

  2. Terminal Terpadu Pinang Baris ( Tipe A )

  3. Terminal Sambu ( Tipe B )

  4. Terminal Veteran ( Tipe B )

  5. Terminal Belawan ( Tipe B ) Dengan memiliki dua terminal terpadu, yaitu terminal terpadu Amplas dan terminal terpadu Pinang Baris maka pembangunan kedua terminal tersebut diharapkan bertujuan untuk meningkatkan pelayanan terhadap bus, baik antar kota maupun dalam kota dan non bus, memperlancar hubungan antar Kota Medan dengan daerah pinggirannya (hinterland) dan juga untuk memecahkan sebagian masalah lalulintas di Kota Medan. Disamping itu dengan sendirinya meningkatkan pendapatan dari retribusi yang diambil penanggung jawab jasa terminal. Terminal bus terpadu Pinang Baris dibangun didaerah Sunggal jalan Pinang Baris. Terminal ini diperuntukkan melayani kenderaan angkutan umum trayek jurusan Barat arah Daerah Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Pelaksanaan pembangunan terminal secara fisik dimulai pada bulan Mei 1990 dan keseluruhan pembangunan rampung dilaksanakan pada akhir Desember 1991.

  Ada beberapa alasan yang mendasari diambilnya Terminal Terpadu Pinang Baris sebagai objek penelitian melalui penulisan skripsi ini. Alasan pertama, belum ada kajian tentang sejarah Terminal Terpadu Pinang Baris ini. Sedangkan alasan kedua, adalah keberadaan terminal Pinang Baris yang pada awal keberadaannya diharapkan dapat menjadi pusat sektor usaha dan perdagangan serta sebagai sarana pangkalan kendaraan bus, tidak berjalan dengan baik. Hal yang menarik dari kajian ini adalah bahwa Terminal Terpadu Pinang Baris yang artinya prasarana transportasi pelayanan regional yang mendorong peran kota ini menjadi simpul pergerakan penumpang dan barang tapi sempat mengalami kelesuan, padahal fasilitas yang ada di terminal sudah sangat lengkap dan sangat mendukung keberadaan terminal serta kenyamanan penumpang. Sehingga dalam konteks itulah penelitian melalui penulisan skripsi ini diberi judul " Keberadaan Terminal Terpadu Pinang Baris Di Kota

  

Medan(1990 – 2000)". Batasan spasial dalam penelitian ini adalah Kota Medan,

  sementara itu batasan temporalnya penulis mengambil batasan tahun dimulai dari tahun 1990 sampai tahun 2000. Tahun 1990 diambil sebagai batasan awal dalam penulisan ini karena pada tahun inilah Terminal Terpadu Pinang Baris dibangun. Sedangkan batasan akhir yang digunakan penulis adalah tahun 2000 dikarenakan keberadaan Terminal Bus Pinang Baris setelah pengoperasiannya telah sesuai dijalankan menurut fungsinya dan mengalami dinamika dalam perjalanannya.

  1. 2. Rumusan Masalah

  Persoalan pokok dalam penelitian ini dirumuskan kedalam beberapa bentuk pertanyaan yang ini nantinya di pakai sebagai rumusan masalah dalam penulisan skripsi ini yaitu :

  1. Bagaimana latar belakang dibangunnya Terminal Terpadu Pinang Baris ?

  2. Bagaimanakah keberadaan Terminal Terpadu Pinang Baris dari awal pengoperasiannya sampai tahun 2000 ?

  3. Bagaimana pengaruh Terminal Terpadu Pinang Baris terhadap Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya di Kota Medan ?

  1. 3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah dan batasan masalah yang telah diuraikan diatas maka penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut :

  1. Menjelaskan latar belakang dibangunnya Terminal Terpadu Pinang Baris.

  2. Menjelaskan pengaruh keberadaan Terminal Terpadu Pinang Baris dari awal pengoperasiannya sampai tahun 2000 terhadap masyarakat dan pengguna prasarana terminal tersebut.

  3. Menjelaskan pengaruh keberadaan Terminal Terpadu Pinang Baris tersebut terhadap kehidupan sosial ekonomi Kota Medan.

  Adapun harapan manfaat dari penelitian ini adalah :

  1. Sebagai bahan informasi masukan bagi Pemerintah Kota Medan untuk menyusun kebijakan dalam program – program pengembangan wilayah khususnya melalui pengembangan infrastruktur Terminal Terpadu Pinang Baris.

  2. Agar dapat dipergunakan oleh instansi lain, yang terkait dengan pembangunan prasarana terminal bus dalam menyusun perencanaan pembangunan.

  3. Sebagai perbandingan dan masukan bagi penelitian – penelitian yang berkaitan dengan hal ini di masa yang akan datang.

  1. 4. Tinjauan Pustaka

  Pergerakan dan perjalanan adalah hasil dari kebutuhan manusia untuk bergerak dari satu tempat ke tempat lain untuk berbagai aktifitasnya, dan semua manusia melakukannya, sebab pergerakan terjadi karena adanyakebutuhan pokok manusia yang tidak tersedia di semua tempat akan tetapi sumber tersebut tersedia

   secara heterogen di dalam ruang yang terpisahkan oleh jarak dan waktu.

  Perkembangan suatu wilayah kota berkaitan erat dengan perkembangan kegiatan ekonomi penduduk. Kegiatan ekonomi diduga merupakan daya tarik masuknya sejumlah penduduk dari daerah sekitar ataupun daerah lain sehingga sejumlah penduduk kota semakin bertambah besar. Pertumbuhan penduduk alamiah dan derasnya arus urbanisasi memerlukan lahan yang lebih luas untuk kebutuhan pemukiman dan aktifitas kehidupan masyarakat. Demikian pula dengan kebutuhan transportasi, dalam suatu kota ditentukan oleh besar kecilnya jumlah penduduk kota tersebut. Semakin besar jumlah penduduk suatu kota, akan cenderung semakin banyak fasilitas prasarana dan sarana angkutan umum yang diperlukan.

  Untuk dapat menyusun tinjauan kepustakaan yang baik, maka akan diusahakan mengumpulkan sumber sebanyak banyaknya, serta harus relevan dengan topik masalah yang akan ditulis, kemudian melakukan seleksi sebelum dituangkan kedalam bentuk tulisan.

  Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan metodologi berupa

  

  konsep dan teori ilmu-ilmu sosial, yaitu tentang teori perubahan sosial dengan ilmu 8 Waparni, Suwarjoko: Merencanakan Sistem Perangkutan, Penerbit ITB, Bandung; 1990,

  hal. 4 9 Gootschalk, Louis, Understanding History, Mengerti Sejarah, (Terj) Nugroho Notosusanto, Jakarta: UI Press, 1985, hal 103.

  bantu adalah Sosiologi, Ekonomi dan Antropologi sebagai upaya mengungkap peristiwa sejarah yang lebih dalam.

  Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan studi kepustakaan yaitu dengan mengunakan buku – buku yang berkaitan dengan masalah transportasi dan permasalahannya.Secara garis besar penelitian ini dilakukan dengan melakukan studi lapangan (field research). Studi lapangan juga dilakukan untuk mengumpulkan sumber – sumber informasi mengenai tulisan ini dan dilakukan di tempat objek penelitian dalam hal ini adalah Terminal Terpadu Pinang Baris dengan menggunakan tekhnik wawancara.Selanjutnya studi pustaka dilakukan di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara.

  Beberapa buku yang digunakan dalam penulisan ini adalah buku dari karangan Fidel Miro, Perencanaan Transportasi,Jakarta: Erlangga, 2005. Buku ini menjelaskan bagaimana perkembangan transportasi pada masa kini dan faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan transportasi. Buku ini juga menjelaskan bagaimana merencanakan sebuah sistem transportasi yang tergantung pada besarnya jumlah dan penyebaran penduduk, tingkat kehidupan, luas daerah dan keadaan geografis, potensi alam dan ekonomi, prasarana serta sarana transportasi itu sendiri.

  Kemudian penulis juga menggunakan buku Jurnal Info Trans, Sistem

  

Transportasi Berkelanjutan, Yogyakarta: Info Trans, 2000. Dalam buku ini dibahas

  tentang sistem transportasi yang berkelanjutan dimana sistem ini dapat memenuhi rasa keadilan yaitu dengan aman dan nyaman memenuhi tingkat efisiensi sumber daya alam, baik dalam hal pemanfaatan sumberdaya energi maupun pemanfaatan ruang, dapat dikelola secara transparan dan partisipatif serta menjamin kesinambungan untuk generasi mendatang. Dalam buku ini juga dijelaskan tentang prinsip dari sistem transportasi berkelanjutan dimana didalamnya harus terdapat: (a). kesetaraan sosial; layanan transportasi harus mampu menjangkau masyarakat miskin, (b). keberlanjutan ekologi; dampak lokal transportasi dan kontribusinya bagi kerusakan lingkungan harus diminimalisir, (c). kesehatan dan keselamatan ; (d). berbiaya rendah, (e). partisipasi dan transparansi; masyarakat berperan dalam proses perencanaan transportasi.

  Kemudian penulis menggunakan buku yang ditulis oleh Salim H. A. Abbas,

  

Manajemen Transportasi, Jakarta: PT. Raja Prafindo Persada, 1998. Buku ini

  menjelaskan tentang tujuan dari transportasi yaitu menyediakan akses untuk bersosialisasi, mendapatkan pelayanan dan barang yang kita perlukan dengan cara yang mudah, rendah biaya dan memiliki dampak yang kecil. Dijelaskan juga tentang bagaimana seharusnya kebijakan transportasi yang tidak terjebak pada persepsi mobilitas sebagai tujuan dan menyederhanakannya dengan mendorong lebih banyak kendaraan dengan kecepatan yang semakin tinggi. Perencanaan aksesibilitasi bertujuan untuk menjamin bahwa tempat tujuan dapat dengan mudah dicapai dan berupaya untuk menjaga kemampuan dan keragaman pilihan transportasi khususnya kendaraan tidak bermotor, transportasi umum dan para transit.

  1. 5. Metode Penelitian

  Dalam penulisan sejarah yang ilmiah, pemakaian metode sejarah sangatlah penting. Untuk mendapatkan sumber-sumber yang dibutuhkan sebagai bahan penulisan yang relevan dengan pokok permasalahan maka dilakukanlah penelitian. Penelitian dilaksanakan dengan mengumpulkan sumber – sumber dari berbagai pihak yang relevan dengan pokok kajian diatas. Data – data tersebut dapat diperoleh baik dari lapangan maupun dari kepustakaan. Dalam penulisan penelitian ini kita harus melewati beberapa proses agar diperoleh suatu penilaian atau pemaparan yang lebih objektif. Langkah pertama yang harus dilakukan dalam melakukan penulisan ini adalah mengumpulkan data–data dari sumber-sumber baik primer maupun sekunder yang disebut dengan heuristik. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui studi kepustakaan dan studi lapangan. Studi kepustakaan dilakukan dengan mengumpulkan data melalui buku-buku, arsip, dokumen, majalah, artikel, dan media elektronik yang dianggap mempunyai kaitan dan dapat membantu penulis untuk memahami permasalahan dan dalam hal ini sumber diperoleh dari Perpustakaan Universitas Sumatera Utara dan dari kantor Kepala Terminal Terpadu Pinang Baris. Sedangkan studi lapangan yaitu mengadakan wawancara terhadap tokoh-tokoh yang dianggap mampu memberikan masukan-masukan yang berarti sebagai sumber penelitian dan penulis melakukan wawancara terhadap masyarakat di sekitar Terminal Terpadu Pinang Baris. Selain itu bisa juga dengan melakukan observasi dan pengamatan yang berhubungan dengan pokok bahasan diatas

  Langkah selanjunya adalah mengkritik sumber. Data yang diperoleh berusaha mendekatkan penulis untuk mendapatkan petunjuk atas nilai kebenaran dan keaslian data yang diperoleh. Adapun nilai-nilai tersebut menjadi suatu tolak ukur dalam melakukan suatu kritik baik itu secara internal maupun eksternal. Kritik internal, yaitu menelaah tentang kebenaran isi atau fakta dari sumber-sumber objek penelitian (validitas). Kritik eksternal dilakukan dengan cara pengujian untuk menentukan keaslian data (orisinalitas).

  Langkah selanjutnya adalah tahap interpretasi. Penulis mencoba menafsirkan data-data yang telah diperoleh kemudian menghasilkan suatu kesimpulan dari objek masalah yang diteliti baik dengan cara analisis maupun sintesis. Hal ini dilakukan untuk menghindari subjektivitas. Hal ini akan menjadi benar karena tanpa penafsiran sejarawan, maka data tidak akan bisa berbicara.

  Langkah terakhir adalah tahap Historiografi yang merupakan tahap akhir dari suatu rangkaian penelitian yang diperoleh dari fakta – fakta, yang dilakukan secara sistematis, kronologis dan tentunya rasional. Dalam penulisan akhir ini aspek kronologis menjadi sangat penting untuk menghasilkan karya sejarah yang ilmiah dan objektif serta mudah dimengerti.