Perencanaan Proses Produksi roda gigi

Praktikum Perancangan Tata Letak Pabrik

Modul 1
Perencanaan Proses

Perencanaan Proses PT Subur Mulya Furniture
Julita1, Eka Indah A1, Rifani Juwitasari1, Agung Yugo M1, Yusuf Caraka, Aprillia Tri Purwandari1,
Budi Aribowo1
Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Al Azhar Indonesia, Komplek Masjid
Agung AlAzhar, Jalan Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12110
Kontak Person:
Eka Indah A
E-mail: [email protected]

Abstrak - Suatu perusahaan selalu
berorientasi kepada keuntungan yang
maksimal dan proses produksi yang efektif
dan efisiensi baik itu dalam pemakaian
bahan baku, mesin, sistem kerja dan waktu
produksi. Sama halnya dengan PT Subur
Mulya Furniture yang bergerak dibidang

usaha
produksi
furniture
dengan
memproduksi dua macam produk yaitu
lemari pakaian dan kursi . Untuk
keberlangsungan
operasi
produksi
perusahaan memiliki 7 stasiun kerja
antaralain Mesin Nails Gun, Mesin
Gerinda, Mesin Kompresor,Stasiun Kerja
Pembuatan Laci Lemari,Meja Rakit,
Finishing,dan
Pengampelasan
/
Penghalusan dengan luas pabrik 1200 m².
berdasarkan analisis peta operasi proses
pembuatan 1 buah kursi membutuhkan 7
stasiun kerja, 21 kegiatan operasi dan total

waktu baku selama ± 4 jam 26 menit. Untuk
BOM 1 buah kursi terdapat 3 level
Multilevel Tree BOM. bahwa terdapat 8
faktor yang berasal dari luar perusahaan
dan faktor yang paling berpengaruh
terhadap perusahaan adalah pangsa pasar
yang cukup luas. Faktor produk yang bisa
dipesan sesuai keinginan konsumen dan
harga yang terjangkaumerupakan kekuatan
yang dimiliki oleh PT Subur Mulya
Furniture
tetap bisa bersaing dengan
perusahaan furniture lainnya. Sedangkan
kelemahan yang dimiliki oleh PT Sumber
Mulya
Furniture
tidak
terlalu
mempengaruhi bagi proses produksi karena
para pekerja yang dimiliki perusahaan

telah memiliki skill yang sangat baik
dibidangnya.Dengan dilakukan analisis
perencanaan proses pada PT Subur Mulya
Furniture mendapatkan solusi untuk terus
meningkatkan profit yang maksimal.

Abstract - A company is always oriented to
the maximum benefit and effective
production processes and efficiency both in
the use of raw materials , machinery , labor
and production time systems . Similarly, PT
Subur Mulya Furniture is engaged in the
business of furniture production by
producing two kinds of products are
wardrobes and chairs . For the sustainability
of the company's production operations have
7 workstations include Machine Gun Nails ,
Grinding Machines , Machine Compressor ,
Drawer Cabinet Making Work Stations ,
Desk Raft , Finishing , and sanding /

smoothing with a factory area of 1200 m² .
based on analysis of the map -making process
operation requires 1 piece seat 7 work
stations , and a total of 21 operations for ±
standard time 4 hours 26 minutes . For BOM
1 piece seats there are 3 levels of Multilevel
BOM tree . that there are 8 factors that
originate from outside the company and the
factors that most influence the market share
of the company is large enough . Factors
products that can be ordered according to
customer desires and affordable price are the
force that is owned by PT Subur Mulya
Furniture remain competitive with other
furniture companies . While the weakness
which is owned by PT Sumber Mulya
Furniture did not significantly affect the
production process due to the workers of the
company have had a very good skill in the art
. By analyzing the planning process at PT

Subur Mulya Furniture get solutions to
continue to increase the maximum profit .
Keyword: Assembly Chart, Operation
Process Chart, Bill Of Material, SWOT

Praktikum Perancangan Tata Letak Pabrik

1.

B

PENDAHULUAN

erdasarkan perkembangan teknologi,
persaingan di dunia manufaktur
menjadi
sangat
ketat,hal
ini
menyebabkan perusahaan harus mempunyai

kemampuan yang baik dalammengelola
perusahaan agar tetap survive di dalam
persaingan bisnis. Perusahaan harusmenjaga
kelancaran dalam proses produksi yang
merupakan salah satu bagianterpenting untuk
mencapai tujuan perusahaan. Proses produksi
sangat mempengaruhi peningkatkan efisiensi
dan efektifitas produksi yang akhirnya
memberikanhasil
yang
optimal
bagi
perusahaan. Hal ini akan dianlisis dengan
Assembly Chart, OPC, BOM, dan SWOT yang
akan menemukan solusi untuk hasil produksi
yang optimal.
2.

Modul 1
Perencanaan Proses


TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Assembly chart
Assembly chart adalah gambaran
grafis dari urutan-urutan aliran komponen dan
rakitan-bagian (sub assembly) ke rakitan suatu
produk. Akan terlihat bahwa peta rakitan
menunjukkan cara yang mudah untuk
memahami :
1. Komponen-komponenyang
membentuk
produk
2. Bagaimana
komponen-komponen
ini
bergabung bersama
3. Komponen yang menjadi bagian suatu
rakitan-bagian
4. Aliran komponen ke dalam sebuah rakitan

5. Keterkaitan antara komponen dengan
rakitan-bagian
6. Gambaran menyeluruh dari proses rakitan
7. Urutan waktu komponen bergabung
bersama
8. Suatu gambaran awal dari pola aliran bahan

Gambar 1. Assembly Chart

Tujuan utama dari peta rakitan adalah
untuk menunjukkan keterkaitan antara
komponen, yang dapat juga digambarkan oleh
sebuah ‘gambar-terurai’.Teknik-teknik ini
dapat juga digunakan untuk mengajar pekerja
yang tidak ahli untuk mengetahui urutan suatu
rakitan yang rumit.
2.2 Operation Process Chart
Peta Proses Operasi merupakan suatu
diagram yang menggambarkan langkahlangkah proses yang dialami bahan (bahanbahan) baku mengenai urutan- urutan operasi
dan pemeriksaan. Sejak dari awal sampai

menjadi produk jadi utuh maupun sebagai
komponen, dan juga memuat informasiinformasi yang diperlukan untuk analisa lebih
lanjut, seperti: waktu yang dihabiskan, material
yang digunakan, dan tempat atau alat atau
mesin yang dipakai. Dengan adanya informasiinformasi yang bisa dicatat melalui Peta Proses
Operasi, kita bisa memperoleh banyak manfaat
di antaranya:
a. Bisa mengetahui kebutuhan akan
mesin dan penganggarannya
b. Bisa memperkirakan kebutuhan akan
bahan baku (dengan memperhitungkan
efisiensi di tiap operasi/pemeriksaan)
c. Sebagai alat untuk menentukan tata
letak pabrik
d. Sebagai alat untuk melakukan
perbaikan cara kerja yang sedang
dipakai
e. Sebagai alat untuk latihan kerja
f.


dan lain-lain

Untuk membuat peta proses operasi
digunakan simbol-simbol untuk menggantikan
macam-macam kegiatan yang ada dalam
prosesantaralain :
a. Operation (Operasi)

Dipakai apabila benda kerja
mengalami perubahan sifat (fisik atau kimiawi)

Praktikum Perancangan Tata Letak Pabrik

termasuk mengambil maupun memberikan
informasi pada suatu keadaan.
b. Inspection (Inspeksi)

Dipakai
apabila
benda

kerja
mengalami pemeriksaan baik untuk segi
kualitas maupun kuantitas.
c. Storage (Penyimpanan)

Modul 1
Perencanaan Proses

dalam manufaktur dalam menghubungkan
struktur produk dan materials planning
systems. BOM terbagia atas beberapa level
antaralain:
a. Single Level BOM
Menggambarkan hubungan sebuah induk
dengan satu level komponen-komponen
pembentuknya.
Tabel 1.Contoh single Level BOM

Dipakai apabila benda kerja
disimpan untuk jangka waktu yang cukup
lama.
d. Double Activity (Aktivitas Ganda)
Dipakai apabila aktivitas operasi dan
inspeksi
dilaksanakan
bersamaan
atau
dilakukan pada suatu tempat kerja.

b.

Struktur Multilevel Tree dan Level

Single Level Bill of Material tidak
cukup untuk menggambarkan produk yang
memiliki subassembly. Untuk
produk
dengan subassembly,
digunakan Multilevel
Tree dan Multilevel
Bill
of
Material. MultilevelTreeberupa
“pohon”
dengan beberapa level yang menggambarkan
struktur produk. Produk akhir berada pada
level 0 (nol), dan nomor level bertambah untuk
level-level di bawahnya. Pada Multilevel Bill
of material, penulisan setiap level ditandai
dengan format penulisan Part Number.

Gambar 2. Peta Proses Operasi

Analisa suatu peta proses operasi
Ada empat hal yang perlu diperhatikan agar
diperoleh suatu proses kerja yang baik melalui
analisa peta proses operasi yaitu : analisa
terhadap bahan-bahan, operasi, pemeriksaan,
dan terhadap waktu penyelesaian suatu proses .
2.3 Bill of Material
Bill of Material (BOM) merupakan daftar
dari semua material, parts, dan subassemblies,
serta kuantitas dari masing-masing yang
dibutuhkan untuk memproduksi satu unit
produk atau parent assembly. Menurut Scott
(1994), Bill of Material memliki arti yang
lebih luas lagi, BOM merupakan sebuah kunci

Gambar 3. Contoh Multilevel BOM

2.4 SWOT
Analisis
SWOT
adalah
metode
perencanaan strategis yang digunakan untuk
mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan
(weaknesses), peluang (opportunities), dan

Praktikum Perancangan Tata Letak Pabrik

ancaman (threats) dalam suatu proyek atau
suatu spekulasi bisnis. Proses ini melibatkan
penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi
bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor
internal dan eksternal yang mendukung dan
yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.
Teknik ini dibuat oleh Albert Humphrey, yang
memimpin proyek riset pada Universitas
Stanford pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an
dengan menggunakan data dari perusahaanperusahaan Fortune 500.
2.4.1 Matriks SWOT
Menurut Rangkuti (2006), matriks
SWOT dapatmenggambarkan secara jelas
bagaimana
peluang
dan
ancaman
eksternalyang dihadapi perusahaan dapat
disesuaikan dengan kekuatan dankelemahan
yang dimilikinya. Matriks ini dapat
menghasilkan empat set kemungkinan altenatif
strategis.

Gambar 4. Matriks SWOT

Berikut ini adalah keterangan dari matriks
SWOT diatas :
a. Strategi
SO
(Strength
and
Oppurtunity). Strategi ini dibuat
berdasarkan jalan pikiran perusahaan,
yaitu dengan memanfaatkan seluruh
kekuatan
untuk
merebut
dan
memanfaatkan peluang sebesar –
besarnya.
b. Strategi ST (Strength and Threats).
Strategi dalam menggunakan kekuatan
yang dimiliki perusahaan untuk
mengatasi ancaman.
c. Strategi
WO
(Weakness
and
Oppurtunity). Strategi ini diterapkan
berdasarkan pemanfaatan peluang
yang ada dengan cara meminimalkan
kelemahan yang ada.
d. Strategi WT (Weakness and Threats).
Strategi ini berdasarkan kegiatan yang
bersifat
defensif
dan berusaha

Modul 1
Perencanaan Proses

meminimalkan kelemahan yang ada
serta menghindari ancaman.
2.4.2

EFE

dan

IFE

Matriks

Evaluasi metode eksternal Faktor
(EFE) adalah alat manajemen strategis sering
digunakan untuk penilaian kondisi bisnis saat
ini. Matriks EFE adalah alat yang baik untuk
memvisualisasikan
dan
memprioritaskan
peluang dan ancaman bahwa bisnis sedang
menghadapi.Faktor eksternal dinilai dalam
matriks EFE adalah kehendak kekuatan
eksternal sosial, ekonomi, politik, hukum, dan
lainnya.
Evaluasi Faktor internal (IFE) matriks
adalah alat manajemen strategis untuk audit
atau mengevaluasi kekuatan dan kelemahan
dalam bidang fungsional bisnis utama. Matriks
IFE
juga
menyediakan
dasar
untuk
mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan
di antara daerah-daerah.Internal Factor
Evaluation matrix atau matriks IFE pendek
digunakan dalam perumusan strategi.

3. METODOLOGI PENELITIAN

Praktikum Perancangan Tata Letak Pabrik

Modul 1
Perencanaan Proses

4.1 Pengumpulan Data
Data yang yang diperlukan dalam analisis
perencanaan proses PT Subur Mulya Furniture
antara lain profil perusahaan spesifikasi
produk, layout PT Subur Mulya Furniture, peta
rakitan, peta proses perasi dan juga BOM.
4.1.1 Spesifikasi Produk
Produk Lemari Pakaian dan Kursi
produksi Subur Mulya Furniture merupakan
produk yang sangat banyak diminati dalam
usaha furniture. Berikut merupakan spesifikasi
dari lemari Pakaian dan Kursi yang diproduksi
oleh Subur Mulya Furniture :
1.

Lemari Pakaian

Lemari pakaian merupakan salah satu
produk furniture produksi Subur Mulya
Furniture. Bahan yang dipakai dalam
pembuatan bahan kayu jati. Pembuatan 1 Buah
Lemari Membutuhkan 8 Stasiun Kerja . Model
lemari yang dilakukan penelitian memiliki
spesifikasi yaitu 2 pintu lemari yang masingmasing terletak di bagian depan kanan dan kiri,
1 laci yang terletak di bagian dalam lemari.
Berikut ukuran-ukuran dari lemari pakaian.
Tabel 2 Dimensi Lemari

Kategori
Ukuran
Berat
2.

Gambar 5. Flowchart

4. HASIL DAN ANALISIS

Lemari Pakaian
210x50x80 cm
± 40 Kg

Kursi

Selain lemari pakaian Subur Mulya
Furniture juga memproduksi kursi . Bahan
yang dipakai dalam pembuatan kursi juga
mengunakan bahan kayu jati sama seperti yang
dipakai dalam pembuatan lemari pakaian tetapi
dalam pembuatan kursi ditambahnkan bahan
busa untuk sandaran dan hambalan kursi
Model kursi yang dijadikan penelitian
memiliki spesifikasi yaitu 4 kaki kursi yang
terletak di bagian kanan dan kiri serta 1 alas
kursi dan 1 sandaran kursi. Diberikan alas
kursi dan sandaran kursi bertujuan agar
pemakain kursi merasakan kenyamanan.
Berikut ukuran-ukuran dari lemari pakaian.

Praktikum Perancangan Tata Letak Pabrik

Tabel 3. Dimensi Kursi

Kategori
Ukuran
Berat

Lemari Pakaian
40x40x80 cm
± 4 Kg

4.1.2
Layout Awal PT Subur Mulya
Furniture
Pada layout awal PT Subur Mulya
Furniture ini menjelaskan bagaimana keadaan
sebenarnya tata letak pabrik disana. Dimana
tata letaknya itu belum tertata dengan baik.
Layout awal PT Subur Mulya Furniture dapat
dilihat pada lampiran 1
4.2

Pengolahan Data

4.2.1

SWOT

SWOT yang dianalisis pada PT Subur Mulya
Furniture ini dapat dilihat pada lampiran 2.
4.2.1.1 Evaluasi Faktor Eksternal
Evaluasi faktor eksternal digunakan untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja yang berasal
dari luar perusahaan, dalam hal ini adalah
peluang dan ancaman bagi perusahaan. Pada
tabel evaluasi faktor eksternal perusahaan,
terdapat bobot dan rating. Bobot masingmasing faktor berdasarkan pengaruh yang
mungkin dari faktor tersebut terhadap posisi
strategis perusahaan. Total dari bobot tersebut
berjumlah 1,00. Rating masing-masing faktor
berdasarkan respon perusahaan terhadap faktor
tersebut. Kalikan bobot dan rating dari masingmasing faktor (bobot x rating). Akumulasi skor
tersebut
menginformasikan
bagaimana
perusahaan merespon faktor-faktor strategis di
lingkungan eksternalnya. Hal yang sama
dilakukan untuk menentukan hasil evaluasi
faktor internal perusahaan. Berikut ini adalah
evaluasi faktor eksternal perusahaan furnitur
Sumber Mulya Furniture yang dapat dilihat
pada lampiran 3.

4.2.1.2 Evaluasi Faktor Internal

Modul 1
Perencanaan Proses

Evaluasi faktor internal digunakan
untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang
berasal dari dalam perusahaan, dalam hal ini
adalah kekuatan dan kelemahan di perusahaan
itu sendiri. Berikut adalah evaluasi faktor
internal dari perusahaan Sumber Mulya
Furniture dapat dilihat pada lampiran 4.
4.2.1.3 Matriks SWOT
A. Analisis strategi SO
Strategi SO merupakan strategi
gabungan dari kekuatan dan peluang yang
merupakan situasi yang menguntungkan
perusahaan harus memanfaatkan kekuatan dan
peluang yang ada di lingkungan sekitar dan
menetapkan strategi untuk mendukung
kebijakan pertumbuhan yang agresif. Berikut
ini adalah strategi SO perusahaan kami :
1. Memproduksi Furniture
besar (S1,S5,S6,O1)

dengan

skala

Perusahaan kami memiliki kekuatan di bidang
sumber daya manusia yang berkualitas serta
biaya produksi yang efisien. Dengan peluang
pangas pasar yang terbuka lebar, mudah
mendapatkan bahan baku serta memiliki modal
yang besar maka diharapkan dengan
memproduksi
dengan skala besar akan
memenuhi permintaan pasar dan dapat menjadi
pemasok furniture terbesar di Indonesia.
2.

Sering Melakukan inovasi pada produk
(S8,O1,O2,O3)

Dengan perusahaan sering melakukan inovasi
pada produk , ini akan membuat pangsa pasar
semakin besar dan jumlah permintaan
konsumen semakin meningkat. Karena inovasi
produk yang terus dilakukan perusahaan.
3.

Menambah
Cabang
(S3,S5,O3,O4)

perusahaan

Strategi ini berasal dari memiliki strukrtur
organisasi yang sehat dan perusahaan memiliki
modal yang besar untuk memajukan kualitas
dan cabang – cabang diberbagai daerah dengan
begitu penjualan dan pemasaraan produk lebih
mudah dan lebih besar lagi.
4.

Melakukan Pelatihan untuk para pekerja
baru (S4,O5)

Praktikum Perancangan Tata Letak Pabrik

Modul 1
Perencanaan Proses

Strategi ini di dapat dari lingkungan kerja yang
kondusif . agar memiliki pekerja yang handal
perusahaan harus melakukan pelatihan
terhadap calon pegawai agar mereka memiliki
keterampilan dan keahlian yang baik.
5.

Melakukan penelitian untuk membuka
pangsa pasar ke mancan negara
(S6,S3,O2)

Melakukan penelitian atau riset pasar mancan
negara, furniture seperti apa yang banyak
diminati oleh para konsumen manca negara.
Dengan melakukan riset kita bisa membuat
dan memasarkan produk tersebut ke mancan
negara
B.

Analisis strategi WO

Perusahaan tidak haanya memiliki kekuatan
dalam organisasi, namun juga memiliki
kelemahan sebagaimana perusahaan yang lain.
Kelemahan yang ada di dalam perusahaan
harus di minimasi untuk tetap dapat merebut
peluang yang ada. Berikut ini adalah strategi
WO perusahaan kami :
1. Mengadakan kerjasama dengan lembaga
terkait untuk melakukan pengukuran
performansi (W1,W5,W2,O5)
Kelemahan perusahaan kami yang lain adalah
tidak adanya pengukuran performansi pekerja.
Dengan melakukan pengukuran performansi
dari lembaga terkait maka akan dapat
mendukung reputasi yang telah selama ini
terkenal baik di masyarakat sehingga
perusahaan dapat menjadi terpercaya.
2. Menambah jumlah karyawan apabila
produksi sedang meningkat (W3,O5)
Melakukan penambah jumlah karyawan
apabila produksi sedang meningkat agar
pesanan bisa selesai tepat waktu dan dapet
melakukab penyesuaian produksi barang
3. Memberikan pengarahan kepada
pekerja secara berkala (W4,O3,O4)

para

Memberikan Pengarahan kepada para pekerja
agar bisa bekerja sama dengan baik dan dapat
bekerja dengan baik sesuai dengan peraturan

yang ada agar tidak terjadi kecelakaan dalam
produksi lemari dan kursi.
C. Analisis strategi WT
Strategi WT merupakan strategi yang
digunakan untuk dapat mengatasi kelemahan
dan ancaman yang dihadapi perusahaan.
Berikut ini adalah strategi WT perusahaan
kami :
1. Memberikan pengarahan tentang
kepada pekerja (W1, W5, W2,T4)

K3

Dengan memberikan pengarahan tentang
kesehatan dan keselamatan kerja pada
karyawan
dapat
mengurangi
jumlah
kecelakaan pada saat bekerja. Dengan begitru
para karyawan merasa lebih aman dan nyaman
ketika sudah memahami tentang K3
perusahaan
2. Meningkatkan produktivitas
produksi (W4,T2,T3)

pada

lini

Dengan teknik peramalan produksi yang
mendekati akurat pada perusahaan kami
diharapkan dapat mengatasi ancaman berupa
permintaan yang tinggi tetapi pasokan yang
rendah. Meningkatkan produktivitas pada lini
produksi merupakan strategi yang paling tepat
untuk
mengatasi
ancaman
dengan
menggunakan kekuatan tersebut
3. Melakukan riset pasar secara berkala untuk
mengetahuai keinginan konsumen dan
kelebihan pesaing (W3,T1,T2)
Ketidakpuasan konsumen dapat diatasi dengan
divisi R&D yang handal melalui riset pasar
secara berkala untuk mengetahui perubahan
selera pasar dan keinginan konsumen pada
produk ragum yang telah ada selama ini.
4. Mengadakan dialog secara berkala kepada
serikat pekerja.(S1,S3,T4)
Sumberdaya manusia yang handal dan divisi
R&D yang handal dapat mengadakan dialog
secara berkala kepada serikat pekerja untuk
mengantisipasi pengaruh serikat pekerja pada
para operator yang selama ini menjadi front
man perusahaan.
D.

Analisis Strategi ST

Praktikum Perancangan Tata Letak Pabrik

Pada strategi ini kami memanfaatkan kekuatan
perusahaan kami untuk mengalahkan ancaman
yang ada. Berikut ini adalah strategi ST
perusahaan kami:
1. Melakukan Kerja sama dengan Para
supplier bahan baku (S5,S3,T2)
Menjalin kerja sama dengan para supplier
bahan baku itu merupakan hal yang sangat
terpenting agar perusahaan kita bisa membeli
bahan baku dengan harga yang lebih murah.
Dengan menjalin kerja sama perusahaan juga
dengan mudah mendapatkan bahan baku sesuai
yang dibutuhkan.
2.

Memberi upah buruh sesuai dengan
peraturan perda pemerintah (S1,T4)

Kedisiplinan yang kurang baik dan pengaruh
serikat buruh mengharuskan perusahaan
melakukan upaya memberikan pengarahan
kepada pekerja secara berkala dan melakukan
komunikasi dua arah dengan para pekerja agar
hubungan baik antara perusahaan dan pekerja
dapat terus terus terjalin dengan baik
3.

Menyesuai produk atau membuat produk
sesuai keinginan konsumen (S2,T5)

Menanyakan keinginan konsumen agar mereka
merasa puas dengan hasilnya. Pembuatanya
produk tersebut berdasarkan keinginan
konsumen. Produk tersebut bisa dibuat sesui
dengan keinginan poara konsumen. Made by
order.
4.

Modul 1
Perencanaan Proses

Peta Rakitan adalah gambaran grafis dari
urutan-urutan aliran komponen dan rakitanbagian (sub assembly) ke rakitan suatu produk.
Berikut adalah urutan aliran komponen dari
kursi dan lemari produksi Sumber Mulya
Furniture menjadi sub assembly yang
kemudian diproses untuk disatukan hingga
menjadi produk akhir yaitu kursi dan lemari.
Assembly Chart untuk kursi produksi PT
Subur Mulya Furniture .Hasil pengolahan data
dapat dilihat pada lampiran 6.
4.2.2.2 Peta Proses Operasi
Peta Proses Operasi merupakan suatu diagram
yang menggambarkan langkah-langkah proses
yang dialami bahan (bahan-bahan) baku
mengenai urutan- urutan operasi dan
pemeriksaan. Hasil peta operasi proses PT
Subur Mulya Furniture data Lemari dan kursi
dapat dilihat pada lampiran 7.
4.2.2.3 Bill Of Material
Bill of Material (BOM) merupakan daftar dari
semua material, parts, dan subassemblies,
serta kuantitas dari masing-masing yang
dibutuhkan untuk memproduksi satu unit
produk atau parent assembly. Hasil Bill Of
Material PT Subur Mulya Furniture data
Lemari dan kursi dapat dilihat pada lampiran
8.
5.

1.

Melakukan perbaikan dan menambah
produk baru (S6,T1)

Selalu menanyakan kekurangan produk yang
kami produksi agar kami bisa melakukan
perbaikan pada setiap produksi furniture dan
menambah jenis furniture produk baru yang
lebih kreatif dan inovatif.Hasil Analisis
matriks SWOT dapat dilihat pada lampiran 5

4.2.2
4.2.2.1

Perencanaan Proses
Peta Rakitan (Assembly Chart)

2.

KESIMPULAN

Lemari pakaian merupakan salah satu
produk furniture produksi Subur Mulya
Furniture. Bahan yang dipakai dalam
pembuatan bahan kayu jati. Pembuatan 1
Buah Lemari Membutuhkan 8 Stasiun
Kerja . Model lemari yang dilakukan
penelitian memiliki spesifikasi yaitu 2
pintu lemari yang masing-masing terletak
di bagian depan kanan dan kiri, 1 laci
yang terletak di bagian dalam lemari.
Selain lemari pakaian Subur Mulya
Furniture juga memproduksi kursi .
Bahan yang dipakai dalam pembuatan
kursi juga mengunakan bahan kayu jati
sama seperti yang dipakai dalam
pembuatan lemari pakaian tetapi dalam
pembuatan kursi ditambahnkan bahan
busa untuk sandaran dan hambalan kursi
Model kursi yang dijadikan penelitian
memiliki spesifikasi yaitu 4 kaki kursi

Praktikum Perancangan Tata Letak Pabrik

3.

4.

yang terletak di bagian kanan dan kiri
serta 1 alas kursi dan 1 sandaran kursi
Berdasarkan hasil pengumpulan dan
pengolahan data yang dilakukan dapat
disimpulkan bahwa proses produksi yang
dilakukan oleh PT. Sumber Mulya
Furniture masih belum efisien sehingga
masih
perlu
dilakukan
perbaikan
diberbagai hal seperti tata letak stasiun
kerja yang masih belum baik serta jumlah
mesin yang belum memenuhi untuk
semua proses produksi.
Berdasarkan pengamatan dan analisis
yang dilakukan , proses penyusunan atau
perakitan komponen memakan waktu
yang lama, sehingga akan memakan
waktu, biaya dan banyaknya pembagian
tenaga kerja yang tidak merata, karena
untuk melanjutkan proses selanjutnya
harus menunggu proses yang sebelumnya
selesai dan diperlukan waktu yang cukup
lama (idle time). Untuk itu sebaiknya PT.
Sumber Mulya Furniture melakukan
perbaikan pada tata letak stasiun kerjanya
untuk meningkatkan produktifitas kerja
dan memberikan tingkat pekerjaan yang
sama bagi seluruh tenaga kerja.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Daft L. Richard. 2001. MANAJEMEN
Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga. Daft L.
Richard. 2001. MANAJEMEN Edisi
Kelima. Jakarta: Erlangga.
[2] Drucker, Petter F. The New Realities: in
Government and Politics/In Economics
and Business/In Society and World View.
New York: Harper & Row Publisher,
1989.
[3] Thompson DC, McPhilips H, Davis RL,
Lieu TL, Homer CJ, Helfand M.
Universal Newborn Hearing Screening.
JAMA
2001;
286:2000-10.
Thompson DC, McPhilips H, Davis RL,
Lieu TL, Homer CJ, Helfand M.
Universal Newborn Hearing Screening.
JAMA 2001; 286:2000-10.
[4] Universitas Al Azhar Indonesia,
Laboratorium Teknik Industri. Modul
Praktikum Perancangan Tata Letak
Pabrik,2013.

Modul 1
Perencanaan Proses

10