Tari tarian Daerah Istimewa Aceh (1)

1. Tari-tarian Daerah Istimewa Aceh
Tari Saman

Tari Saman diciptakan dan dikembangkan oleh seorang tokoh islam bernama Syeh Saman ,beliau
menciptakan syairnya dengan menggunakan bahasa arab dan bahasa aceh dengan iringan gerakan –
gerakan tangan dan syair yang dilagukan membuat seuasana menjadi gembira, gerakan tepukan
dada,tepukan diatas lutut, mengangkat tangan secara bergantian dengan gerakan dan kecepatan yang
serasi menjadi ceri khasnya.

Tari Laweut

Laweut berasal dari kata Seulawet , sanjungan pada Nabi Muhammad S.A.W tari ini di persembahkan
oleh delapan orang wanita yang disebut juga seudati iring. Tari ini di pergunakan untuk menyampaikan
pesan-pesan dalam keagamaan pendidikan dan pembangunan.

Tari Tarek Pukat

Tari ini merupakan tarian yang diangkat dari kehidupan nelayan pesisir aceh yaitu membuat jarring
“pukat” dan menangkap ikan dengan jaring ditengah laut. Suasana menarik pukat dengan harapan
mendapat ikan yang banyak dinyatakan dengan semangat kerja keras da riang gembira yang sekali-kali
terdengar teriakan senang pawang laut.

Tari Cangklak

Tari memgemalisasikan perempuan-perempuan cantik gemulai,
energik dan sedikit genit dengan berbagai aksesoris yang dipakai dalam mengelilingi lekuk tubuh
anggunnya, serta pelengkap busana yang senantiasa digunakan dan indetik dengan perempuan seperti
payung, kipas, sapu tangan, perpaduan gerak dan tarian yang laku di aceh dengan tarian khas melayu
dari daerah timur aceh.

Tari Seudati

Seudati adalah perpaduan antara seni suara dan seni tari. Seni Seudati adalah jenis kesenian yang
diciptakan setelah berdiri masyarakat islam Aceh yang berfungsi sebagai dakwah dan hiburan. Seudati
juga bernama Saman yang berasal kata dari bahasa Arab yang berarti delapan. Dinamakan saman karena
para pemainnya terdiri dari delapan orang yaitu Syekh dan para pembantunya berpakaian seragam, yaitu
celana pantalon hitam atau putih, baju kaos putih berlengan panjang, di kepala para penari memakai
tangkulok.
Tari Rapai Geleng

Rapai adalah jenis tamborin yang
biasanya dipakai untuk mengiringi sebuah lagu atau tarian. Permainan Rapai telah dikembangkan dan

diiringi dengan lagu-lagu dan berbagai macam lenggak-lenggok yang indah. Ini merupakan dobrakan
penampilan sebuah tarian baru yang disebut “Rapai Geleng”. Tarian ini dimainkan oleh 11 sampai 12
orang penari dan setiap mereka memainkan Rapai (tamborin kecil). Sambil bermain Rapai dan
menyanyikan lagu, mereka melakukan berbagai gerakan tubuh yaitu tangan, kepala, dan lain-lain.
Gerakan para penari hampir sama dengan tarian Saman tetapi menggunakan Rapai. Tarian ini juga
sangat dinikmati dan menyenangkan.

Tari Meuseukat

Tarian Meuseukat adalah tarian yang sangat
pupuler di Aceh yang berasal dari Kab. Aceh Selatan. Tarian ini dimainkan oleh 10 atau 12 penari dan 2
orang penyanyi. Khusus untuk wanita mengambil posisi dengan cara duduk/berlutut dalam satu barisan
dan membuat gerakan tubuh dengan tangan dan kepala. Nyanyian yang berisi pujian atau doa yang
dimulai dengan gerakan lambat sampai dengan gerakan cepat.
2. Tari-tarian Daerah Bali

Tari Cendrawasih
Tari ini mungkin bisa dibilang satu tipe dengan tari Manukrawa, tapi bedanya ini ditarikan oleh
perempuan yang sudah remaja atau dewasa. Tarian ini menggambarkan sekelompok burung
Cendrawasih yang bertebrangan menikmati alam bebas, riang gembira, bercanda, sambil memadu kasih.

Tarian ini ditampilkan secara berkelompok atau paling tidak dua orang. Indah banget kalau lihat tarian
ini.
Kisah yang digambarkan di dalam tarian ini adalah menggambarkan kelembutan serta kemesraan dari
sepasang burung cendrawasih di pegunungan Irian Jaya pada masa birahi saat menghiasi alam
sekelilingnya dengan tarian cinta mereka yang tersusun atas warna-warni pelangi terpendar dalam
rangkuman gerak mereka yang indah bagaikan penggalan puisi para pujangga. Tari duet yang ditarikan
oleh penari putri, kendatipun dasar pijakannya adalah gerak tari tradisi Bali, beberapa pose dan
gerakannya dari tarian ini telah dikembangkan sesuai dengan interpretasi penata dalam menemukan

bentuk - bentuk baru sesuai dengan tema tarian ini. Busana ditata sedemikian rupa agar dapat
memperkuat dan memperjelas desain gerak yang diciptakan.
Tarian ini diciptakan oleh N.L.N. Swasthi Wijaya Bandem (yang juga sebagai penata busana dari pada
tarian ini) dalam rangka mengikuti Festival Yayasan Walter Spies. penata tabuh pengiring adalah I Wayan
Beratha dan I Nyoman Widha pada tahun 1988.
Tari Ciwa Nataraja

Ciwa Nataraja adalah manifestasi Siwa sebagai penari tertinggi alias Dewanya penari. Gerakan Siwa
merupakan pancaran tenaga prima yang kemudian menyatu sehingga terciptalah alam semesta ini.
Begitu menerut kepercayaan orang Bali.
Tari Jauk


Tari Jauk apabila ditinjau dari segi teknik gerak tarinya mirip sekali
dengan tari Baris. Tetapi dalam tari Jauk ini penarinya menggunakan topeng Jauk dan gerakan tarinya
bersifat improvisasi. Topeng Jauk selalu berwarna menyala atau putih serta dengan mata melotot yang
penuh pandangan yang tajam sekali. Selain itu penari Jauk mengenakan sarung tangan yang berkuku
panjang. Apabila tari Jauk dipertunjukkan dalam bentuk drama tari, yang cocok sekali ditarikan dengan
tari Jauk ialah peranan Rahwana dan Bima. Usia tari Jauk kemungkinan besar sama dengan drama tari

topeng yang lahir pada abad ke-XVII.

Tari Kecak
Kecak (pelafalan: /'ke.tʃak/, secara kasar "KEH-chahk", pengejaan alternatif: Ketjak, Ketjack, dan Ketiak),
adalah pertunjukan seni khas Bali yang diciptakan pada tahun 1930-an dan dimainkan terutama oleh
laki-laki. Tarian ini dipertunjukkan oleh banyak (puluhan atau lebih) penari laki-laki yang duduk berbaris
melingkar dan dengan irama tertentu menyerukan "cak" dan mengangkat kedua lengan,
menggambarkan kisah Ramayana saat barisan kera membantu Rama melawan Rahwana. Namun
demikian, Kecak berasal dari ritual sanghyang, yaitu tradisi tarian yang penarinya akan berada pada
kondisi tidak sadar, melakukan komunikasi dengan Tuhan atau roh para leluhur dan kemudian
menyampaikan harapan-harapannya kepada masyarakat.
Para penari yang duduk melingkar tersebut mengenakan kain kotak-kotak seperti papan catur

melingkari pinggang mereka. Selain para penari itu, ada pula para penari lain yang memerankan tokohtokoh Ramayana seperti Rama, Shinta, Rahwana, Hanoman, dan Sugriwa. Lagu tari Kecak diambil dari
ritual tarian sanghyang. Selain itu, tidak digunakan alat musik. Hanya digunakan kincringan yang
dikenakan pada kaki penari yang memerankan tokoh-tokoh Ramayana. Sekitar tahun 1930-an Wayan
Limbak bekerja sama dengan pelukis Jerman Walter Spies menciptakan tari Kecak berdasarkan tradisi
Sanghyang dan bagian-bagian kisah Ramayana. Wayan Limbak memopulerkan tari ini saat berkeliling
dunia bersama rombongan penari Bali-nya.
Tari Kupu–Kupu

Tari Kupu-kupu melukiskan ketentraman dan kedamaian hidup sekelompok kupu-kupu yang dengan

riangnya berpindah dari satu dahan ke dahan yang lain. Tarian ini merupakan tarian putri masal yang
diciptakan oleh I Wayan Beratha pada tahun 1960-an.
Tari Legong Lasem (Kraton)

Tari ini sudah cukup banyak yang mulai mengenal
ya. Kalau yang suka naik travel Cipaganti (Jakarta-Bandung), pasti sering melihat di mobilnya ada gambar
penari Bali dengan kostum tari Legong Lasem (Kraton). Hehe. Tarian ini berkisah tentang keinginan Raja
Lasem untuk meminang Rangkesari, putri kerajaan Daha (Kediri), namun ia berbuat tidak terpuji dengan
menculiknya. Mengetahui adiknya di culik, Raja Kediri menyatakan perangdan berangkat ke Lasem.
Sebelum berperang, adipati lasem harus menghadapi serangan burung garuda, namun Ia berhasil

melarikan diri tetapi kemudian tewas dalam pertempuran melawan Raja Daha. Seru ya. :). Tari ini adalah
tari klasiknya Bali.
Legong merupakan kelompok tarian klasik Bali yang memiliki pembendaharaan gerak yang sangat
kompleks yang terikat dengan struktur tabuh pengiring yang konon merupakan pengaruh dari tari
gambuh. Kata Legong berasal dari kata "leg" yang artinya gerak tari yang luwes atau lentur dan "gong"
yang artinya gamelan. "Legong" dengan demikian mengandung arti gerak tari yang terikat (terutama
aksentuasinya) oleh gamelan yang mengiringinya. Gamelan yang dipakai mengiringi tari legong
dinamakan Gamelan Semar Pagulingan. Legong dikembangkan di keraton-keraton Bali pada abad ke-19
paruh kedua. Konon idenya diawali dari seorang pangeran dari Sukawati yang dalam keadaan sakit keras
bermimpi melihat dua gadis menari dengan lemah gemulai diiringi oleh gamelan yang indah. Ketika sang
pangeran pulih dari sakitnya, mimpinya itu dituangkan dalam repertoar tarian dengan gamelan lengkap.
Sesuai dengan awal mulanya, penari legong yang baku adalah dua orang gadis yang belum mendapat
menstruasi, ditarikan di bawah sinar bulan purnama di halaman keraton. Kedua penari ini, disebut
legong, selalu dilengkapi dengan kipas sebagai alat bantu. Pada beberapa tari legong terdapat seorang
penari tambahan, disebut condong, yang tidak dilengkapi dengan kipas. Struktur tarinya pada umumnya
terdiri dari papeson, pangawak, pengecet, dan pakaad.
Dalam perkembangan zaman, legong sempat kehilangan popularitas di awal abad ke-20 oleh
maraknya bentuk tari kebyar dari bagian utara Bali. Usaha-usaha revitalisasi baru dimulai sejak akhir
tahun 1960-an, dengan menggali kembali dokumen lama untuk rekonstruksi.


Tari Manukrawa
Kalau merujuk pada kata ‘manuk’, pasti sudah bisa menebak bahwa tari ini berhubungan dengan burung.
Ya, tari ini menggambarkan sekelompok burung rawa-rawa yang sedang bercanda ria sambil mencari
makan. Tari ini biasanya untuk anak kecil, bukan unuk dewasa. Secara, tarian ini ada jongkok-berdiri nya,
dan lumayan capek. Kalau orang dewasa, nanti encok-encok. Hehe. Saya pribadi, sangat menyukai tarian
ini, karena gamelannya asyik sekali. Gerakannya juga lucu-lucu. Setahu saya, sebelumnya tari ini dulunya
adalah bagian dari tari Sendratari Mahabrata. Yang pasti ini, nari ini harus berkelompok.
Tari Puspanjali

Tarian ini merupakan tarian yang
gemulai, tarian yang merupakan tarian penyambutan yang ditarikan oleh sekelompok puri. Gerakannya
lembut banget, ritmis, dan dinamis. Tarian ini banyak mengambil inspirasi dari tarian-tarian upacara
(rejang). Untuk tarian ini, sampai Ibu-Ibu pun bisa kok menari ini. Karena memang gerakannya lembut
banget. Sangat-sangat feminim, bahkan kalau menurut saya, lebih feminim daripada tari Pendet. Hehe.
Oh, iya. Tari ini hanya sebentar sekali durasinya. Bahkan mungkin yang paling cepat diantara tari-tari Bali
lainnya. Kurang lebih 5 menit saja.
Puspanjali (puspa = bunga, anjali = menghormat) merupakan sebuah tarian penyambutan yang
ditarikan oleh sekelompok penari putri (biasanya antara 5-7 orang). Menampilkan gerak-gerak lembut

lemah gemulai yang dipadukan dengan gerak-gerak ritmis yang dinamis, tarian ini banyak mengambil

inspirasi dari tarian-tarian upacara Rejang, dan menggambarkan sejumlah wanita yang dengan penuh
rasa hormat menyongsong kedatangan para tamu yang datang ke pulau mereka. Tari ini diciptakan oleh
N.L.N. Swasthi Wijaya Bandem (penata tari) dan I Nyoman Windha (penata tabuh pengiring) pada tahun
1989.
Tari Rejang
Tari Rejang merupakan tarian wanita yang berbentuk tarian masal. Tari ini juga merupakan tarian sakral
dan yang menjadi persembahan kepada para dewa ialah para penari itu sendiri. Maka dari itu para
penari Rejang haruslah gadis-gadis yang masih suci, bahkan sering dilakukan oleh gadis kecil yang
berumur enam tahun. Para penari dipimpin oleh seorang pemangku yang menari paling depan. Di
belakang pemangku para penari Rejang berderet-deret menari sambil memegang seutas benang yang
dibawa oleh pemangku. Para penari Rejang terkadang menggunakan kipas dalam tarian tersebut, namun
sering juga tidak. Irama pada tarian Rejang lambat sekali dan gerakan tarinya juga sangat sederhana.
Sehingga tiap gadis Bali dapat melakukannya. Tarian ini diadakan dipura pada malam hari. Iringan
gamelannya menggunakan gamelan semar pagulingan.

Tari Pendet
Tarian ini sudah pasti tidak asing lagi ya di telinga Tari ini biasanya (dan memang selalu) diajarkan paling
pertama kali jika kita ingin belajar tari Bali, karena tari Pendet ini semacam basic untuk bisa menari
tarian yang lainnya. dalam tarian ini, kalian akan mempelajari gerakan-gerakan dasar tari Bali. Tari Pendet
ini ditarikan sebagai tari selamat datang untuk menyambut kedatangan para tamu dan undangan dengan

menaburkan bunga, dan ekspresi penarinya penuh dengan senyuman manis. Namanya juga menyambut.
Pada awalnya, tarian ini ditujukan untuk ibadah di pura, yang melambangkan penyambutan atas
turunnya dewata ke dunia. Tari Pendet diciptakan oleh dua orang maestro tari Bali yaitu I Wayan Rindi
dan Ni Ketut Reneng pada tahun 1950. Pada awalnya tari Pendet merupakan tari pemujaan yang banyak
diperagakan di pura, tempat ibadah umat Hindu di Bali, Indonesia. Tarian ini melambangkan
penyambutan atas turunnya dewata ke alam dunia. Menurut tradisi Bali, para penari Pendet haruslah

gadis yang belum menikah, karena dalam tarian tersebut mereka membawa saji-sajian suci untuk para
dewa. Namun lambat-laun, seiring perkembangan zaman, para seniman Bali mengubah tari Pendet
menjadi "ucapan selamat datang", meski tetap mengandung anasir yang sakral-religius.
Pencipta/koreografer bentuk modern pada tari ini adalah I Wayan Rindi pada tahun 1967.
Pendet merupakan pernyataan dari sebuah persembahan dalam bentuk tarian upacara. Tidak seperti
halnya tarian-tarian pertunjukkan yang memerlukan pelatihan intensif, Pendet dapat ditarikan oleh
semua orang, pemangkus pria dan wanita, dewasa maupun gadis. Tarian ini diajarkan sekedar dengan
mengikuti gerakan dan jarang dilakukan di banjar-banjar. Para gadis muda mengikuti gerakan dari para
wanita yang lebih senior yang mengerti tanggung jawab mereka dalam memberikan contoh yang baik.
Tari putri ini memiliki pola gerak yang lebih dinamis daripada Tari Rejang yang dibawakan secara
berkelompok atau berpasangan. Biasanya ditampilkan setelah Tari Rejang di halaman pura dan biasanya
menghadap ke arah suci (pelinggih) dengan mengenakan pakaian upacara dan masing-masing penari
membawa sangku, kendi, cawan, dan perlengkapan sesajen lainnya. Adapun orkes gamelan yang

mengiringi tari Pendet ini ialah gamelan gong, atau gamelan palegongan, atau gamelan semar
pagulingan. Tari Pendet merupakan tarian masal yang bisa dibawakan oleh empat penari, enam penari,
delapan atau lebih.

Tari Tenun
Tenun, tahukah anda? tarian ini menggambarkan putri-puri Bali yang sedang menenun secara
tradisional. Gerakan-gerakannya memvisualisasikan proses memintal benang hingga menjadi kain. Seru
kan? Gerakannya disini cukup detil. Kalau tarian ini, terlihat sekali bagaimana lentiknya jari-jari si penari
Bali. Secara, gerakan-gerakan untuk memvisualisasikan menenun ini lebih bermain pada jari.
Tari Tenun merupakan tari kreasi baru yang diciptakan oleh dua orang seniman tari yaitu, Nyoman
Ridet dan Wayan Likes pada tahun 1957. Cerita yang diangkat dalam tari Tenun ini menggambarkan
tentang penenun-penenun wanita dari desa yang sedang membuat kain tenun dengan alat-alat yang
sangat sederhana sekali. Tari ini dimulai sejak para penenun mulai memintal benang, mengatur benang
pada alat tenun dan diakhiri dengan menenun. Sebagian gerak-gerak dalam tari ini masih mengacu pada
unsur-unsur tarian klasik, namun sebagian lagi telah ditambahkan dengan gerak-gerak imitatif. Gerak-

gerak imitatif tersebut terlihat pada saat penenun mengerjakan pekerjaannya, misalnya sedang
memintal benang dan menenun.
3. Tari-tarian Daerah Bengkulu


Tari Andun
a. Tari Andun dari Bengkulu Selatan ini merupakan sebuah tarian guna menyambut para tamu yang
dihormati. Biasanya dilakukan oleh para bujang dan gadis secara berpasangan pada malam hari dengan
diringi musik kolintang. Pada zaman dahulu, tari ini biasanya digunakan sebagai sarana mencari jodoh
setelah selesai panen padi. Sebagai bentuk pelestariannya saat ini dilakukan sebagai salah satu sarana
hiburan bagi masyarakat, khususnya bujang gadis.

tari Bidadari Terminang Anak
b. Tari Bidadari Teminang Anak, dapat pula diartikan bidadari meminang anak. Tari adat ini berasal dari
Rejang Lebong

4. Tari-tarian Daerah DKI Jakarta

Tari Topeng, merupakan sebuah tari tradisional Betawi dalam menyambut tamu agung.

Tari Topeng
Tari Yopong, adalah tari persembahan untuk menghormati tamu negara.

Tari Yopong
5. Tari-tarian Daerah Jambi
Tari Sekapur Sirih, merupakan tari persembahan. Tari adat jambi ini hanyak persamaannya dengan tari
Melayu.

Tari Sekapur Sirih
Tari Selampir Delapan, merupakan tari pergaulan muda-mudi dan sangat digemari di daerah Jambi.

Tari Selampir
6. Tari-tarian Daerah Jawa Barat
Tari Topeng Kuncaran, merupakan sebuah tarian yang mengisahkan dendam kesumat seorang raja
karena cintanya ditolak.

Tari Topeng Kuncaran
Tari Merak, sebuah tari yang mengisahkan kehidupan burung merak yang serba indah dan memukau.

Tari Merak
7. Tari-tarian Daerah Jawa Tengah
Tari Serimpi, sebuah tarian keraton pada masa silam dengan suasana lembut, agung dan menawan.

Tari Serimpi
Tari Blambangan Cakil, mengisahkan perjuangan Srikandi melawan Buto Cakil (raksasa). Sebuah
perlambang penumpasan angkara murka.

Tari Blambangan Cakil
8. Tari-tarian Daerah JawaTimur
Tari Remong, sebuah tarian dari Surabaya yang melambangkan jiwa, kepahlawanan. Ditarikan pada
waktu menyambut para tamu.

Tari Remong
Reog Ponorogo, merupakan tari daerah Jawa Timur yang menunjukkan keperkasaan, kejantanan dan
kegagahan.

Reog Ponorogo
9. Tari-tarian Daerah kalimantan Barat
Tari Monong, merupakan tari penolak penyakit agar si penderita dapat sembuh kembali penari berlaku
seperti dukun dengan jampi-jampi

Tari Monong
Tari Zapin Tembung, Merupakan suatu tari pergaulan dalam masyarakat Kalimantan Barat.

Tari Zapin Tembung
10. Tari-tarian Daerah Katimantan Selatan
Tari Baksa Kembang, merupakan tari selamat datang pada tamu agung dengan menyampaikan untaian
bunga.

Tari Baksa Kembang
Tari Radab rahayu, di pertunjukan pada upacara tepung tawar, sebelum pengantin pria dan wanita di
persandingkan.

Tari Radab Rahayu
11. Tari-tarian Daerah Kalimantan tengah
Tari Tambun dan bungai, Merupakan tari yang mengisahkan kepahlawanan Tambun dan Bungai Dalam
mengusir musuh yang akan merampas panen rakyat.

Tari Tambun dan Bungai
Tari Balean Dadas, Merupakan tarian guna memohon kesembuhan bagi mereka yang sakit.
12. Tari-tarian : Daerah Kalimantan Timur
Tari Gong, di pertunjukan pada upacara penyambutan terhadap tatmu agung. Dapat pula di pertunjukan
sewaktu lahir seorang bayi kepala suku.

Tari Gong
Tari perang, Tari yang mempertunjukan dua orang pemuda dalam memperebutkan seorang gadis.

Tari perang
13. Tari-tarian Daerah Lampung.
Tari Jangget, adalah tarian untuk upacar-upacara peradatan. Tarian ini melambangkan keluhuran budi
dan susila rakyat Lampung.

Tari Jangget
Tari Malinting, merupakan sebuah tari berlatar belakang cerita rakyat Lampung. Menceritakan tentang
kunjungan Sunan Gunung Jati ke Keraton Pulung.

Tari Malinting
14. Tari-tarian Daerah Maluku
Tari Lenso. merupakan tari pergaulan bagi segenap lapisan rakyat masyarakat Maluku.

Tari Lenso
Tari Cakalele, adalah tari Perang Yang melukiskan jiwa kepahlawanan yang gagah perkasa.

Tari Cakalele
15. Tari-Tarian Daerah Maluku Utara
Tari Perang, Tarian rakyat untuk menyambut para pahlawan yang pualng dari medan juang.

Tari Perang Maluku

Tari Nahar Ilaa, tarian pengikat persahabatan pada waktu  panas Pela  kesepakatan kampung untuk
membangun.
16. Tari-tarian Daerah Nusa Tenggara Barat
Tari Mpaa Lenggogo, sebuah tarian guna menyambut Maulid Nahi Muhammad SAW. Tarian ini juga
scring dipertunjukkan pada upacara-upacara perkawinan atau upacara khitanan keluarga raja.

Tari Mpaa Lenggogo
Tari Batunganga, sebuah tari berlatar belakang cerita rakyat. Mengisahkan tentang kecintaan rakyat
terhadap putri raja yang masuk ke dalam batu. Mereka memohon agar sang putri dapat keluar dari
dalam batu itu.
17. Tari-tarian Daerah Nusa Tenggara Timur
Tari Perang, tari yang menunjukkan sifat-sifat keperkasaan dan kepandaian mempermainkan senjata.
Senjata yang dipakai berupa cambuk dan perisai.

Tari Perang Nusa Tenggara Timur
Tari Gareng Lameng, dipertunjukkan pada upacara khitanan. Tari ini berupa ucapan selamat serta mohon
berkat kepada Tuhan agar yang dikhitan sehat lahir batin dan sukses dalam hidupnya.

Tari Gareng Lameng
18. Tari-tarian Daerah Papua Barat dan Tengah
Tari Suanggi, tarian yang mengisahkan seorang suami ditinggal mati istrinya yang menjadi korban angiangi (jejadian).
Tari Perang, tari yang melambangkan kepahlawanan, dan kegagahan rakyat Papua.

Tari Perang Papua
29. Tari-tarian Daerah Papua Timur
Tari Selamat Datang, tari yang mempertunjukan kegembiraan hati penduduk dalam menyambut para
tamu yang dihormati.

Tari Selamat Datang
Tari Musyoh, merupakan tari sakral dalam upaya mengusir arwah or¬ang meninggal karena kecelakaan.
20. Tari-tarian Daerah Riau
Tari Tandak, merupakan tari pergaulan yang sangat di gemari di daerah Riau.

Tari Tandak
Tari Joged Lambak, adalah tari pergaulan muda-mudi, yang sangat populer dan disenangi.

Tari Joged Lambak

21 Tari-tarian Daerah Sulawesi Selatan
Tari Kipas, tari yang mempertunjukkan kemahiran para gadis dalam memainkan kipas samhil mengikuti
alunan lagu.

Tari Kipas
Tari Bosara, merupakan tarian untuk menyambut para tamu terhormat. Gerakan-gerakan badannya
sangat luwes.

Tari Bosara
22. Tari-tarian Daerah Sulawesi Tengah
Tari Lumense, tari dari Poso yang merupakan tarian selamat dating untuk menyambut tamu agung.

Tari Lumense
Tari Peule Cinde, termasuk pula tarian untuk menyambut tamu agung. Puncak acaranya adalah dengan
menaburkan bunga bagi para tamu.
23. Tari-tarian Daerah Sulawesi Tenggara
Tari Balumpa, merupakan tari selamat datang dalarn menyambut tamu agung. Tari rakyat ini berasal dari
Buton.

Tari Balumpa
Tari Dinggu, melambangkan sifat kegotong royongan dalam kerja bersama sewaktu menumbuk padi.
Sentuhan alu pada lesung merupakan irama tersendiri yang menyentuh hati.
24. Tari-tarian Daerah Sulawesi Utara
Tari Maengket, merupakan tari pergaulan yang dilakukan secara berpasang-pasangan. Menggambarkan
suasana kasih sayang dan cumbuan.

Tari Maengket
Tari Polopalo, adalah tari pergaulan bagi muda-mudi daerah Gorontalo.

Tari Polopalo
25. Tari-tarian Daerah Sumatra Barat
Tari Piring : Sebuah tari tradisional yang melambangkan suasana kegotong royongan rakyat dalam
menunaikan tugasnya. Siang hari mengerjakan sawah ladang dan malam harinya bersukaria bersamasama.

Tari Piring Minangkabau
Tari Payung : Ditarikan oleh sepasang muda-mudi dengan payung di tangan, sang pria melindungi kepala
sang wanita, sebuah perlamban perlindungan lelaki terhadap wanita.

Tari Payung
26. Tari-tarian Daerah Sumatra Selatan
Tari Tanggai, merupakan sebuah tarian dalam menyambut para tamu disertai upacara kebesaran adat.

Tari Tanggai
Tari Putri Bekhusek, artinya sang putri yang sedang bermain. Tari ini sangat populer di Kabupaten Ogan
Komering Ulu dan melamhangka kemakmuran daerah Sumatra Selatan.

Tari Putri Bekhusek
27. Tari-tarian Daerah Sumatra Utara
Tari Serampang Dua Belas, Sebuah tari Melayu dengan irama joged diiringi musik dengan pukulan
gendang ala Amerika Latin. Serampang dua belas merupakan tari pergaulan.

Tari Serampang Dua Belas
Tari Tor Tor, Sebuah tari dari daerah Batak dengan latar belakang falsafah peradatan dan ditarikan dalam
suasana khusuk.

Tari Tor Tor

28. Tari-tarian Daerah Istimewa Yogyakarta
Tari Serimpi Sangu Pati, sebuah tarian keraton pada masalalu disertai suara gamelan dengan gerak tari
yang lembut.

Tari Serimpi Sangu Pati
Tari Bedaya, merupakan tarian keraton yang di tarikan oleh 9 putri dengan irama yang lemah gemulai.