Bab 11 Konvensi Naskah (1)

BAB XI
KONVENSI NASKAH

A. DEFINISI KONVENSI NASKAH
PENGERTIAN KONVENSI
Konvensi (convention) dapat merujuk pada:
1. Konvensi (rapat), suatu rapat besar
2. Kovensi (norma), suatu kumpulan norma yang diterima umum
3. Traktat, perjanjian dan lain-lain
Definisi konvensi adalah hokum dasar yang tidak tertulis yang
merupakan aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek
penyenggaaraan Negara meskipun tidak tertulis.
Konvensi ini mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
1. Merupakan kebiasaan yang berulang kali dan terpelihara dakam
praktek penyelenggaraannya.
2. Tidak bertentangan dengan undang-undang dasar dan berjalan sejajar.
3. Diterima oleh seluruh rakyat.
4. Bersifat sebagai pelengkap, sehingga memungkinkan sebagai aturanaturan dasar yang tidak terdapat dalam undang-undang dasar.

PENGERTIAN NASKAH
Naskah merupakan salah satu objek kajian filologi, Naskah sendiri

memiliki sedikit perbedaan pengertian, tetapi tidak keluar dari pengertian
pokoknya. Untuk lebih mengetahui pengertian naskah secara mendalam, di
bawah ini dibahas beberapa pengertian naskah yang bersumber dari
berbagai buku bacaan, kamus, dan artikel. Pengertian-pengertian naskah
itu, antara lain:
1. Menurut Poerwadarminta dalam Eny Kusumastuti Damayanti (2000:7)

Naskah adalah karangan tulisan tangan baik yang asli maupun
salinannya.
2. Menurut Djamaris dalam Eny Kusumastuti Damayanti (2000 : 8)
Naskah adalah semua peninggalan tertulis nenek moyang pada kertas,
lontar, kulit kayu, dan rotan.
3. Menurut Poerwadarminta dalam Kamus Besar Umum Indonesia
Naskah adalah karangan dan sebagainya yang masih ditulis dengan
tangan, kopi (karangan dan sebagainya yang akan dicetak atau akan
diterbitkan).
4. Dalam KBBI tahun 1997 dalam Ikke Kusumawati (2003 : 10)
Naskah adalah karangan yang masih ditulis dengan tangan.
5. Menurut Baried dalam Supartinah (2003 : 9)
Naskah berarti tulisan tangan.

6. Menurut Baroroh-Baried dalam Warsidi (2005: 9)
Naskah adalah semua bahan tulisan tangan dari bahasa Latin codex,
jamaknya codices.
7. Menurut Baried dalam Venny Indria Ekowati (2003 : 10)
Naskah adalah tulisan tangan yang menyimpan beragai ungkapan
pikiran dan perasaan sebagai hasil budaya bansa masa lampau.
8. Menurut Onions dalam Venny Indria Ekowati (2003 : 11)
Naskah dapat dianggap sebagai padanan kata manuskrip.
9. Dalam KBBI edisi III, 2005
Naskah yaitu :
a. karangan yang masih ditulis dengan tangan
b. karangan seseorang yang belum diterbitkan
c. bahan-bahan berita yang siap untuk diset
d. rancangan
10. Dalam KBBI edisi II, 1954
Naskah yaitu :
a. karangan yang masih ditulis dengan tangan
b. karangan seseorang sebagai karya asli
c. bahan-bahan berita yang siap diset
11. Dalam Library and Information Science

Suatu naskah adalah semua barang tulisan tangan yang ada pada
koleksi perpustakaan atau arsip; misalnya , surat-surat atau buku harian
milik seseorang yang ada pada koleksi perspustakaan.
12. Dalam situs wikipedia.com
Suatu naskah manuskrip (bahasa Latin manuscript: manu scriptus
ditulis tangan), secara khusus, adalah semua dokumen tertulis yang
ditulis tangan, dibedakan dari dokumen cetakan atau perbanyakannya
dengan cara lain. Kata 'naskah' diambil dari bahasa Arab nuskhatum
yang berarti sebuah potongan kertas.

13. Menurut W.J.S. Poerwadarminta dalam Kamus Umum Besar Indonesia
cetakan V, 1976
Naskah yaitu :
a. karangan, surat dan sebagainya yang masih ditulis dengan tangan,
kopi (karangan dan sebagainya yang untuk dicetak/ diterbitkan)
b. lembar (banyaknya buku dan sebagainya), eksemplar
14. Menurut W.J.S. Poerwadarminta dalam Kamus Umum Besar Indonesia
cetakan IV, 1966
Naskah yaitu:
a. karangan, surat dan sebagainya yang masih ditulis dengan tangan,

kopi (karangan dan sebagainya yang untuk dicetak/ diterbitkan)
b. lembar (banyaknya buku dan sebagainya), eksemplar
15. Dalam Kamus Bahasa Melayu Nusantara, 2003
Naskah yaitu :
a. karangan dan sebagainya yang bertulis tangan atau ditaip (diketik);
manuskrip
b. karya (karangan) asli seseorang penulis yang belum dicetak atau
diterbitkan; teks asal
c. rancangan (undang-undang, perlembagaan, dsb.); rancangan
d. penjodohan bilangan (kata penggolong) untuk buku, majalah, surat
kabar.
e. bahan-bahan berita yang siap untuk diset; kopi
16. Menurut Drs. Peter Salim dalam Kamus Besar Indonesia Kontemporer,
tanpa tahun
Naskah yaitu :
a. karangan yang masih berupa tulisan tangan
b. karangan seseorang
c. berita yang siap untuk diketik
d. rancangan
17. Menurut Pamusuk Eneste dalam Buku Pinter Penyuntingan Naskah,

2005
Naskah adalah karangan (tulisan seseorang yang belum diterbitkan).
18. Dalam Kamus Kata-kata Serapan Asing dan Bahasa Indonesia, 2003
Naskah yaitu :
a. karangan yang ditulis dengan tangan baik di atas kertas, daun, dsb.
b. surat/ tulisan yang disiapkan untuk maksud tertentu, misal perjanjian
19. Menurut Darusuprapta dan Siti Baroroh
Naskah tegesipun anggitan ingkang sinerat tangan utawi carik ingkang
tasih asli menapa dene salinanipun ingkang ngewrat mawarniwarnining bab ingkang mujudaken wohing kabudayaning masyarakat
ing jaman rumiyin.
20. Dalam Kamus Indonesia-Inggris edisi III, 2000

Naskah yaitu :
a. manuskrip
b. document, original text
21. Dalam Kamus Lengkap Al-Fikr, 2002
Naskah berasal dari bahasa Arab “ ‫ “ ﻧ ﻧﺧﺴﺔﺦ ﺝ ﻧ ﻧﺳﺳﺧﺧﺔﺔ‬yang memiliki arti
manuscript, original text.
22. Menurut Djamaris, 1997
Naskah dalam bahasa inggris disebut manuscript dengan singkatan ms

untuk naskah tunggal dan mss untuk naskah jamak. Dalam bahasa
Belanda disebut handscripft dengan singkatan hs untuk naskah tunggal
dan hss untuk naskah jamak adalah semua peninggalan tertulis nenek
moyang pada kertas lontar, kulit kayu dan rotan.
23. Menurut Lala H.S. dalam Kamus Kepustakawanan Indonesia, 2009
Naskah, yaitu :
a. Karangan yang ditulis tangan
b. karya tulis dengan tangan atau diketik yang digunakan sebagai
dasar percetakan naskah itu
Naskah dapat diartikan sebagai konsep karangan, dimana karangan
tersebut mengandung keaslian yang tinggi. Dapat pula dikatakan sebagai
karangan yang akan dicetak atau akan diterbitkan.
Naskah merupakan artikel, dan artikel merupakan karya tulis. Jadi
artikel ilmiah merupakan karya yulis yang dirancang untuk dimuat dalam
jurnal atau buku kempulan artikel yang ditulis dengan tata cara ilmiah dan
mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah yang telah di sepakati atau
diterapkan.
Artikel Ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa, dosen, pustakawan,
peneliti, dan penulis lainnya dapat diangkat dari hasil penelitian lapangan,
hasil pemikiran, dan kajian pustaka, atau hasil dari pengembangan proyek

dan sebagainya.
Berdasarkan sistematika penulisan dan isinya, dapat
dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu:
a. Artikel hasil penelitian, dan
b. Artikel nonpenelitian.

Mahasiswa penulis: Tugas Akhir, Skripsi, Tesis, Desertasi
dianjurkan menulis kembali karyanya dalam bentuk artikel untuk
diterbitkan dalam jurnal penelitian.
Makalah adalah karya tulis yang memuat pemikiran tentang suatu
masalah atau topik tertentu yang ditulis secara sistematis dan runtut
dengan disertai analisis yang logis dan obyektif.
Laporan penelitian adalah karya tulis yang berisi paparan tentang
proses dan hasil-hasil yang diperoleh dari suatu kegiatan penelitian.
Untuk membuat sebuah naskah yang baik, sebelumnya kita harus
membuat kerangka karangan terlebih dahulu. Dalam kerangka karangan
akan terlihat bab-bab, sub-sub bab yang mengandung ide-ide pokok dari
suatu naskah. Setelah itu pengembangan pun akan mudah dilakukan dan
naskah yang dihasilkan sistematis.
Selain hal diatas, dalam pembuatan naskah juga harus

memperhatikan struktur kalimat dan pilihan kata/diksi, agar naskah yang
kita tulis itu jelas, teratur dan menarik untuk di baca. Hal terpenting
lainnya adalah naskah harus memenuhi syarat-syarat tertentu seperti
persyaratan formal. Persyaratan formal mensyaratkan naskah supaya
bentuk atau wajah tampak menarik dan indah. Persyaratan formal ini
meliputi bagian-bagian pelengkap dan kebiasaan-kebiasaan yang harus
diikuti dalam dunia kepenulisan yang umum disebut konvensi naskah.
Konvensi naskah adalah penulisan sebuah naskah berdasarkan ketentuan,
aturan yang sudah lazim, dan sudah disepakati.
PENGERTIAN KONVENSI NASKAH
konvensi naskah adalah penulisan naskah karangan ilmiah yang
berdasarkan kebiasaan atau aturan yang sudah lazim, dan sudah disepakati
secara nasional maupun internasional. Konvensi naskah karya ilmiah
adalah peraturan atau aturan yang telah disepakati bersama oleh suatu
lembaga tertentu atau beberapa lembaga yang menyangkut seperangkat

cara dan bahan yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah, misalnya,
laporan penelitian, skripsi, tesis, dan lain-lain. Ada beberapa bagian dalam
konvensi naskah diantaranya:
1. Bagian pelengkap pendahuluan merupakan pelengkap pendahuluan

atau halaman-halaman pendahuluan yang terdiri atas: abstrak, halaman
pengesahan, halaman judul, halaman persembahan (tidak wajib), kata
pengantar, daftar isi, daftar gambar, dan daftar table.
2. Bagian isi karangan terdiri atas: Bab I Pendahuluan, Bab II Deskripsi
Teori, Bab III Deskripsi Data, Analisis Data, Kesimpulan, dan Saran.
3. Bagian pelengkap penutup terdiri atas: Daftar bacaan, apendiks,
indeks, dan lampiran.
B. BAGIAN PELENGKAP PENDAHULUAN
Karangan ilmiah formal berupa skripsi, tesis, disertasi, terikat oleh
aturan ilmiah yang sudah dilazimkan. Penulis tidak leluasa menggunakan
cara-cara yang sesuai dengan keinginan sendiri. Ia harus memenuhi
aturan-aturan tersebut. Jika tidak mematuhi karya ilmiah tersebut pasti
akan ditolak oleh pembimbingnya atau dinyatakan tidak lulus (tidak
diterima).
1. Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan berisi judul, pernyataan telah diujikan/
disetujui/ pengesahan lain, jabatan dan nama-nama orang harus
menandatangani karangan ilmiah tersebut.
Judul
Judul suatu karya ilmiah hendaknya dapat memberikan

gambaran yang jelas tentang materi dan ancangan atau ruang lingkup
masalah yang akan dibahas. Selain itu, judul harus dapat menarik
perhatian pembaca dan menggelitik rasa ingin tahu keseluruhan isi
karya tersebut. Pada umumnya judul baru dipikirkan penulis setelah
karya yang dibuat selesai (bandingkan dengan topik). Tentu saja ada

pula penulis yang berangkat dari judul yang kemudian dikembangkan
menjadi yang utuh.
Untuk memberikan daya tarik pembaca, penyusunan judul
perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.

Judul menggambarkan keseluruhan isi karangan
Judul harus menarik pembaca baik makna maupun penulisannya
Sampul : nama karangan, penulis, dan penerbit
Halaman judul : nama karangan, penjelasan adanya tugas, penulis,


kelengkapan identitas pengarang, nama unit studi, nama lembaga,
nama kota dan tahun penulisan.
e. Seluruh frasa ditulis pada posisi tengah secara simetri (untuk
karangan formal) atau model lurus pada margin kiri (untuk karangan
tidak formal).
2. Halaman Judul
Penempatan penulisan dan judul karya ilmiah pada halaman judul,
sebaiknya mengikuti ketentuan-ketentuan berikut:
a. Penempatan dan penulisan judul diatur sebagai berikut:
1) Judul ditulis pada baris paling atas dengan jarak dari tepi kertas
atas sekurang-kurangnya 3 cm. judul yang panjang dapat ditulis
menjadi dua baris atau lebih dengan jarak dua spasi.
2) Judul dan anak judu ditulis semuanya dengan huruf kapital.
Contoh:
UPAYA MENGATASI KEMISKINAN PADA
MASYARAKAT PEMUKIMAN KUMUH
DI KELURAHAN JATINEGARA JAKARTA TIMUR
3) Anak judul (jika ada) dipisahkan dari judul dengan tanda titik
dua.
4) Judul tidak diakhiri dengan tanda titik atau tanda baca lainnya.
b. Penjelasan tentang bentuk dan kedudukan karya ilmiah yang
bersangkutan dalam sistem pendidikannya atau dalam kegiatan
ilmiah ditulis dengan jarak empat spasi dari baris terakhir judul.
Penjelasan yang berupa klausa itu disusun menjadi tiga baris yang
masing-masing berjarak dua spasi. Dengan jarak enam spasi ke
bawah dicantumkan kata “oleh” yang semuanya ditulis dengan
huruf kecil.
c. Nama penulis dan keterangan diri lainnya ditulis berurutan ke
bawah dengan jarak enam spasi dari kata “oleh”. Huruf yang

digunakan semuanya adalah huruf kapital. Penulisan nama penulis
dan keterangan diri lainnya tersebut tidak diakhiri oleh tanda baca
apapun.
d. Nama program, fakultas, jurusan, dan program studi ditulis
berurutan ke bawah dengan jarak empat spasi dari baris terakhir
keterangan diri penulis. Di dalam penulisannya huruf kapital hanya
digunakan pada awal kata, kecuali kata tugas.
e. Nama perguruan tinggi atau instansi tempat bekerja dicantumkan
dengan jarak empat spasi dari keterangan. Dua spasi di bawah
nama perguruan tinggi dan nama kota ditulis dengan huruf capital
semua, tidak diakhiri tanda baca.
f. Tahun penyusunan karya ilmiah ditulis dengan jarak dua spasi di
bawahnya. Jadi penulisan tahun penyusunan karya ilmiah terletak
pada garis paling bawah. Di dalam hal ini pun tidak digunakan
tanda titik atau tanda baca dibelakang tahun.
g. Di dalam penempatan penulisan tulisan pada halaman judul perlu
diperhatikan keseimbangan jarak margin atas, bawah kiri.
h. Di dalam hal ini penulisan unsur-unsur yang dimuat pada halaman
judul ada dua pilihan yaitu sistem block (margin kiri lurus mulai
dari judul sampai tahun) serta sistem simetris (susunan baris-baris
diatur sedekimian rupa sehingga setiap baris terletak ditengahtengah lembar kertas).
Halaman judul berisi judul, klasifikasi tingkatan (skripsi, tesis,
atau disertasi). Tesis untuk mencapai gelar sarjana. Hal-hal yang harus
dihindarkan dalam halaman judul karangan formal :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

Komposisi tidak menarik
Tidak estetik.
Hiasan gambar tidak relevan
Variasi huruf jenis huruf
Kata "ditulis (disusun) oleh"
Kata "NIM/NRP"
Hiasan, tanda-tanda, atau garis yang tidak berfungsi
Kata-kata yang berisi slogan
Ungkapan emosional
Menuliskan kata-kata atau kalimat yang tidak berfungsi

3. Halaman Persembahan

Bagian ini tidak terlalu penting. Bila penulis ingin memasukan
bagian ini, maka hal itu semata-mata dibuat atas pertimbangan penulis.
Persembahan ini jarang melebihi satu halaman, dan biasanya terdiri
dari beberapa kata saja, misalnya:
Kutulis novel ini dengan cahaya cinta untuk mahar menyunting
belahan jiwa, Muyasaratun Sa’idah binti KH. Muslim Djawahir, alm.
Rabbana hab lanaa min azwaajinaa wa dzurriyyaatinaa Qurrata
a’yuni waj’alnaa lil muttaqiina imaama. Amin.
Bila penulis menganggap perlu memasukkan persembahan ini,
maka persembahan ini ditempatkan berhadapan dengan halaman
belakang judul buku, atau berhadapan dengan halaman belakang cover
buku, atau juga menyatu dengan halaman judul buku.
4. Kata Pengantar
Kata pengantar sekurang-kurangnya berisi:
1) Penjelasan mengenai adanya tugas pembuatan karya ilmiah.
2) Penjelasan mengenai pelaksanaan pembuatan karya ilmiah.
3) Informasi tentang bimbingan atau pengarahan dan bantuan yang
diperoleh dalam pembuatan karya ilmiah.
4) Ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dan
memungkinkan terwujudnya karya ilmiah.
5) Penyebutan tempat (kota) tanggal, bulan, dan tahun pembuatan
karya ilmiah, serta nama
“Kata Pengantar” sebagai tajuk ditulis dengan huruf capital semua,
ditempatkan di tengah, dan tidak diberi garis bawah. Baris pertama tiap-tiap alinea
ditulis masuk lima ketukan mesin tulis dari margin kiri, sedangkan baris-baris
selanjutnya dimulai dari margin kiri, kecuali kutipan langsung yang terdiri dari
empat baris atau lebih.
Jika judul karya ilmiah disebut-sebut di dalam kata pengantar atau di isi
karya ilmiah, maka judul itu harus diletakkan di antara tanda petik, ditulis dengan
huruf capital pada awal kata yang bukan kata tugas.
Nama kota (tempat), tanggal, bulan (ditulis lengkap dengan huruf, bukan
angka), dan tahun penyusunan karya ilmiah ditempatkan di sebelah kanan bawah
dengan jarak empat spasi dari baris terakhir teks, sedangkan nama penulis di
bawah nama kota itu dengan jarak dua spasi. Di belakang tajuk, tahun, dan nama

penulis tidak digunakan tanda titik atau tanda baca lain. Namun, diantara nama
kota dan tanggal ditempatkan tanda koma.
Kata pengantar merupakan bagian dari keseluruhan karya ilmiah. Sifatnya
formal dan ilmiah. Oleh karena itu, kata pengantar harus ditulis dengan Bahasa
Indonesia yang baku, baik, dan benar. Isi kata pengantar tidak menyajikan isi
karangan, atau hal-hal lain yang tertulis dalam pendahuluan, tubuh karangan, dan
kesimpulan. Sebaliknya, apa yang sudah tertulis dalam kata pengantar tidak ditulis
ulang dalam isi karangan.
Hal-hal yang harus dihindarkan:


Menguraikan isi karangan.



Mengungkapkan perasaan berlebihan.



Menyalahi kaidah bahasa.



Menunjukkan sikap kurang percaya diri.



Kurang meyakinkan.



Kata pengantar terlalu panjang.



Menulis kata pengantar semacam sambutan.



Kesalahan bahasa: ejaan, kalimat, paragraf, diksi, dan tanda baca tidak
efektif.

5. Daftar Isi
Daftar isi adalah bagian pelengkap pendahuluan yang memuat
garis besar isi karangan ilmiah secara lengkap dan menyeluruh, dari
judul sampai dengan riwayat hidup penulis sebagaimana lazimnya
sebuah konvensi naskah karangan. Daftar isi berfungsi untuk merujuk
nomor halaman judul bab, sub-bab, dan unsur- unsur pelengkap dari
sebuah buku yang bersangkutan.

Untuk memudahkan pembaca mengetahui isi karya ilmiah atau
untuk menemukkan bagian-bagian, misalnya, bab atau anak bab yang
dikehendaki, karya ilmiah yang panjangnya lebih dari 10 halaman
sebaiknya dilengkapi dengan daftar isi. Dalam karya ilmiah yang lebih
besar, seperti skripsi, tesis, atau laporan penelitian tentu bab dan anak
bab lebih banyak sehingga derajat penomoran anak-anak bab lebih
banyak pula. Dalam hubungan itu, derajat penomoran itu dibatasi
sampai empat angka. Semua judul anak bab yang mempunyai nomor
perlu dimasukkan dalam daftar isi. Daftar isi disusun secara konsisten
baik penomoran, penulisan, maupun tata letak judul bab, judul sub-sub
bab.
“Daftar Isi” sebagai tajuk ditulis dengan huruf capital semua,
ditempatkan di tengah, dan tidak diberi garis bawah. Di dalam
penulisan daftar isi perlu memperhatikan hal-hal berikut:
a. Tajuk kata pengantar, daftar singkatan (jika ada), bab, daftar
pustaka, lampiran, indeks (jika ada) ditulis dengan
menggunakan huruf capital semua dan tidak diberi garis bawah,
sedangkan tajuk anak-anak bab ditulis dengan huruf capital pada
awal kata yang bukan kata tugas dan tiap-tiap katanya tidak
diberi garis bawah.
b. Butir-butir daftar isi tidak bernomor serta tepat dari margin kiri.
Bab-bab yang bernomor angka Romawi besar di dalam daftar isi
tetap memakai nomor angka romawi besar. Adapun anak-anak
bernomor angka Arab tetap diberi nomorArab seperti terdapat
pada teks.
c. Di antara bab dan nomornya, demikian pula diantara nomor bab
dan tajuknya, tidak ada titik melainkan jarak satu ketukan. Di
antara nomor anak bab dan tajuknya pun tidak ada titik
melainkan jarak satu ketukan. Jika nomor bab atau anak bab dan
tajuknya tidak termuat didalam satu baris, maka digunakan baris
kedua dan seterusnya. Baris-baris tambahan ini menjorok ke
dalam sepuluh ketukan dari margin kiri.
6. Daftar Gambar

Bila suatu karangan memuat suatu gambar-gambar, maka setiap
gambar tersebut harus ditulis di dalam daftar gambar yang
menginformasikan judul gambar dan nomor halaman gambar tersebut.
7. Daftar Tabel
Bila suatu karangan memuat suatu tabel-tabel, maka setiap tabel
tersebut harus ditulis di dalam daftar tabel yang menginformasikan
nama tabel dan nomor halaman tabel tersebut.
Pengumpulan Data data kepustakaan, korpus data, tata lapangan, alat
pengumpul data (kuisioner, tes) dan peta.
Sumber data penulisan berisi :
 Sumber data sekunder dan data primer.
 Kriteria penentuan jumlah data.
 Kriteria penentuan mutu data.
 Kriteria penentuan sample.
 Kesesuaian data dengan sifat dan tujuan pembahasan.

Sistematika Penulisan
Sebuah karya ilmiah memiliki judul, kata pengantar, pendahuluan,
isi, penutup, dan daftar pustaka. Karya yang agak panjang (lebih dari
sepuluh halaman) biasanya dilengkapi dengan daftar isi yang ditempatkan
di antara kata pengantar dan pendahuluan. Hal-hal lain yang dianggap
perlu disertakan di dalam karya ilmiah itu dapat dilampirkan, misalnya
korpus data, alat pengumpul data (kuisioner,tes) dan peta. Kuisioner
merupakan suatu daftar yang berisi suatu rangkaian pertanyaan tentang
suatu hal.
Sistematika penulisan berisi tentang :
(1) Urutan pembahasan masalah.
(2) Kelengkapan unsur-unsur kesempurnaan tulisan.
Walaupun karya ilmiah dapat disajikan dengan berbagai metode
dan sistematika penulisan, sebaiknya dalam suatu karya ilmiah metode dan
sistematika yang dipilih diterapkan secara taat asas.
C. BAGIAN ISI KARANGAN

Bagian isi karangan merupakan inti karya ilmiah yang
memaparkan uraian pokok masalah yang dibahas. Uraian bagian ini
hendaknya dapat memberikan petunjuk kepada pembaca di dalam
memahami setiap langkah dan keseluruhan pembahasan. Disamping itu,
bagian ini harus menunjukkan kelengkapan, ketaatasasan, kedisiplinan
analisis, dan kumpulan materi yang dibahas.
Panjang lebar uraian harus proporsional dengan pentingnya (anak)
masalah yang dibahas. Jika perlu, bagian ini dapat dijadikan lebih satu
bab, tergantung pada keluasan masalah yang dibahas. Tajuk bab masingmasing (jika lebih dari satu bab) mencerminkan masalah pokok yang
dibahas.
Bagian ini berisi pembahasan :
1.
2.
3.
4.
5.

Bab I Pendahuluan
Bab II Deskripsi Teori/Kajian Teoritik
Bab III Deskripsi Data
Bab IV Analisis Data
Bab V Kesimpulan dan Saran

Selain itu membahas pula tentang :
1.
2.
3.
4.

Uraian masalah yang dibahas
Analisis dan interpretasi
Ilustrasi dan contoh-contoh
Tabel, bagan, gambar (jika ada)
Bab II berisi deskripsi teori, di dalamnya terdapat gambaran atau

uraian tentang teori yang digunakan. Tiap variabel yang tertulis dalam
topik harus disertai teori yang dideskripsikan dalam bab II (topik terdiri
dari dua variabel harus disertai teori, jika terdapat tiga variabel teori juga
harus tiga). Deskripsi teori ini akan membentuk kerangka berpikir yang
berpengaruh terhadap pengumpulan data, analisis data, dan kesimpulan
dan saran.
1. Berdasarkan metode penulisan yang telah ditentukan sebelumnya,
data dapat dianalisis berdasar metode tersebut.
2. Metode kuantitatif menghasilkan analisis kualitatif. Metode ini
sering digunakan dalam ilmu-ilmu non-eksakta, seperti sastra,
musikm lukis humaniora (cinta kasih, agama, etika, moral)

3. Metode kuantitatif menghasilkan analisis kuantitatif dan harus
dianalisis secara kuantitatif pula. Metode ini sering digunakan
dalam ilmu-ilmu eksakta.
4. Kesimpulan berisi jawaban singkat mengenai permasalahan. Jika
permasalahan dua, maka kesimpulan harus dua dan seterusnya.
5. Saran berisi konsekuensi logis atas kesimpulan. Tujuan saran harus
jelas apa yang dituju
Pendahuluan merupakan bab I dalam sebuah karangan yang
tujuannya adalah menarik perhatian pembaca, memusatkan perhatian
pembaca terhadap masalah yang dibicarakan dan menunjukkan dasar yang
sebenarnya dari uraian itu. Pendahuluan terdiri dari latar belakang,
masalah, tujuan pembahasan, pembatasan masalah, landasan teori dan
metode pembahasan. Keseluruhan isi pendahuluan mengantarkan pembaca
pada materi yang akan dibahas, dianalisis, diuraikan dalam bab II sampai
bab terakhir.
Untuk menulis pendahuluan yang baik, penulis perlu
memperhatikan pokok-pokok yang harus tertuang dalam masing-masing
unsur pendahuluan sebagai berikut :
1. Latar belakang masalah, menyajikan :
a. Penalaran (alasan) yang menimbulkan masalah atau pertanyaan
yang akan diuraikan jawabannya dalam bab pertengahan antara
pendahuluan dan kesimpulan dan dijawab atau ditegaskan dalam
kesimpulan. Untuk itu, arah penalaran harus jelas, misalnya
deduktif, sebab-akibat, atau induktif.
b. Kegunaan praktis hasil analisis, misalnya: memberikan masukan
bagi kebijakan pimpinan dalam membuat keputusan, memberikan
acuan bagi pengembangan sistem kerja yang akan datang.
c. Pengetahuan tentang studi kepustakaan, gunakan informasi
mutakhir dari buku-buku ilmiah, jurnal, atau internet yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penulis hendaklah
mengupayakan penggunaan buku-buku terbaru.
d. Pengungkapan masalah utama secara jelas dalam bentuk
pertanyaan, gunakan kata tanya yang menuntut adanya analisis,
misalnya: bagaimana... mengapa...

e. Tidak menggunakan kata apa karena tidak menuntut adanya
f.
g.
h.
i.

analisis, cukup dijawab dengan ya atau tidak.
Pentingnya variabel terkait menjadi variabel penelitian
Hubungan setiap entiti dengan variabel terkait.
Masalah yang ada pada setiap entiti.
Masalah pada obyek penelitian yang terkait dengan judul

penelitian, yang didukung dengan data/fakta.
2. Tujuan Penulisan berisi :
a. Target, sasaran, atau upaya yang hendak dicapai, misalnya:
mendeskripsikan hubungan X terhadap Y; membuktikan bahwa
budaya tradisi dapat dilestarikan dengan kreativitas baru
menguraikan pengaruh X terhadap Y.
b. Upaya pokok yang harus dilakukan, misalnya: mendeskripsikan
data primer tentang kualitas budaya tradisi penduduk asli Jakarta;
membuktikan bahwa pembangunan lingkungan pemukiman kumuh
yang tidak layak huni memerlukan bantuan pemerintah.
c. Tujuan utama dapat dirinci menjadi beberapa tujuan sesuai dengan
masalah yang akan dibahas. Jika masalah ytama dirinci menjadi
dua, tujuan juga dirinci menjadi dua.
3. Ruang lingkup masalah berisi :
a. Pembatasan masalah yang akan dibahas.
b. Rumusan detail masalah yang akan dibahas.
c. Definisi atau batasan pengertian istilah yang tertuang dalam setiap
variabel. Pendefinisian merupakan suatu usaha yang sengaja
dilakukan untuk mengungkapkan suatu benda, konsep, proses,
aktivitas, perisiwa dan sebagainya dengan kata-kata.
4. Landasan teori menyajikan :
a. Deskripsi atau kajian teoritik variabel X tentang prinsip-prinsip
teori, pendapat ahli dan pendapat umum, hukum, dalil atau opini
yang digunakan sebagai landasan pemikiran kerangka kerja
penelitian dan penulisan sampai dengan kesimpulan atau
rekomendasi.
b. Penjelasan hubungan teori dengan kerangka berpikir dalam
mengembangkan konsep penulisan, penalaran, atau alasan
menggunakan teori tersebut.
5. Metode dan teknik penulisan berisi :

a. Penjelasan metode yang digunakan dalam pembahasan, misalnya:
metode kuantitatif, metode deskripsi, metode komparatif, metode
korelasi, metode eksploratif, atau metode eksperimental.
b. Teknik penulisan menyajikan cara pengumpulan data seperti
wawancara, observasi, dan kuisioner, analisis data, hasil analisis
data, dan kesimpulan.
c. Metode penelitian harus dipilih sesuai dengan karakteristik data
dan peneliti memberikan dasar mengapa memilih metode tersebut.
Peneliti juga menjelaskan pendekatan, teknik yang digunakan
dalam penelitian, variabel penelitian dan konstelasi penelitian yang
ditetapkan.
Tubuh Karangan
Tubuh karangan atau bagian utama karangan merupakan inti karangan
berisi sajian pembahasan masalah. Bagian ini menguraikan seluruh masalah yang
dirumuskan pada pendahuluan secara tuntas (sempurna). Disinilah terletak segala
masalah yang akan dibahas secara sistematis. Kesempurnaan pembahasan diukur
berdasarkan kelengkapan unsur-unsur berikut ini :
a. Ketuntasan Materi
Materi yang dibahas mencakup seluruh variabel yang tertulis pada
kalimat karangan, baik pembahasan yang berupa data sekunder (kasian
teoritik) maupun data primer. Pembahasan data primer harus menyertakan
pembuktian secara logika, fakta yang telah dianalisis atau diuji
kebenarannya, contoh-contoh, dan pembuktian lain yang dapat
mendukung ketuntasan pembenaran.
b. Kejelasan Uraian/Deskripsi :
 Kejelasan Konsep
Konsep adalah keseluruhan pikiran yang terorganisasi secara utuh,
jelas dan tuntas dalam suatu kesatuan makna. Untuk itu, penguraiandari
bab ke sub-bab ke detail yang lebih rinci sampai dengan uraian perlu
memperhatikan kepaduan dan koherensial, terutama dalam menganalisis,
menginterpretasikan (menafsirkan) dan menyintesiskan dalam suatu
penegasan atau kesimpulan. Selain itu, penulis perlu memperhatikan
konsistensi dalam penomoran, penggabungan huruf, jarak spasi, teknik
kutipan, catatan pustaka, dan catatan kaki.



Kejelasan Bahasa
Kejelasan dan ketetapan pilihan kata yang dapat dikukur
kebenarannya. Untuk mewujudkan hal itu, kata lugas atau kata denotif
lebih baik daripada kata konotatif atau kata kias (terkecuali dalam



pembuatan karangan fiksi, kata konotatif atau kaat kias sangat diperlukan).
Kejelasan makna kalimat tidak bermakna ganda, menggunakan struktur
kalimat yang betul, menggunakan ejaan yang baku, menggunakan kalimat
yang efektif, menggunakan koordinatif dan subordinatif secara benar.
Kejelasan makna paragraf dengan memperhatikan syarat-syarat paragraph:
kesatuan pikiran, kepaduan, koherensi (dengan repetisi, kata ganti,
paralelisme, kata transisi), dan menggunakan pikiran utama, serta
menunjukan adanya penalaranyang logis (induktif, deduktif, kausal,



kronologis, spasial)
Kejelasan penyajian dan fakta kebenaran fakta:
Kejelasan penyajian fakta dapat diupayakan dengan berbagai cara,
antara lain: penyajian dari umum ke khusus, dari yang terpenting ke
kurang penting; kejelasan urutan proses. Untuk menunjang kejelasan ini
perlu didukung dengan gambar, grafik, bagan, tabel, diagram, dan fotofoto. Namun, kebenaran fakta sendiri harus diperhatikan kepastiannya.
Hal-hal lain yang harus dihindarkan dalam penulisan karangan (ilmiah) :
1) Subjektivitas dengan menggunakan kata-kata: saya piker, saya rasa,
menurut pengalaman saya, dan lain-lain. Atasi subjektivitas ini dengan
menggunakan: penelitian membuktikan bahwa…, uji laboratorium
membuktikan bahwa…, survei membuktikan bahwa…,
2) Kesalahan, pembuktian pendapat tidak mencukupi, penolakan konsep
tanpa alasan yang cukup, salah nalar, penjelasan tidak tuntas, alur piker
(dari topic sampai dengan simpulan) tidak konsisten, pembuktian
dengan prasangka atau berdasarkan kepentingan pribadi,
pengungkapan maksud yang tidak jelas arahnya, definisi variable tidak
(kurang) operasional, proposisi yang dikembangkan tidak jelas, terlalu
panjang, atau bias, uraian tidak sesuai dengan judul.

D. BAB IV PENUTUP

1)

Kesimpulan
Konvensi naskah adalah penulisan sebuah naskah berdasarkan ketentuan,

aturan yang sudah lazim, dan sudah disepakati.
Berdasarkan persyaratan formal ini, dapat dibedakan lagi karya yang
dilakukan secara formal, semi formal, dan non formal. Maksud secara formal
adalah bahwa suatu karya memenuhi semua persyaratan lahiriah yang dituntut
konvensi.
Maksud secara semi formal adalah bahwa suatu karya tidak memenuhi
semua persyaratan lahiriah yang dituntut konvensi. Dan maksud secara non
formal adalah bahwa suatu karya tidak memenuhi syarat-syarat formalnya.
Persyaratan formal yang harus dipenuhi sebuah karya tulis yaitu
Bagian pelengkap pendahuluan, isi karangan, bagian pelengkap penutup.
1. Bagian Pelengkap Pendahuluan
a. Judul Pendahuluan (Judul Sampul)
b. Halaman Judul
c. Halaman Persembahan (kalau ada)
d. Halaman Pengesahan (kalau ada)
e. Kata Pengantar
f. Daftar Isi
g. Daftar Gambar (kalau ada)
h. Daftar Tabel (kalau ada)
2. Bagian Isi Karangan
a. Pendahuluan
b. Tubuh Karangan
c. Kesimpulan
3. Bagian Pelengkap Penutup
a. Daftar Pustaka (Bibliografi)
b. Lampiran (Apendix)
c. Indeks
d. Riwayat Hidup Penulis

Contoh Riwayat Hidup Penulis :
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama lengkap penulis, yaitu Hj. Sri Sunarti, lahir di Indramayu. Pada
tanggal 24 Mei 1965 dari pasangan Bapak Kaapi (Alm) dan Ibu Wastinah (Alm).
Penulis berkebangsaan Indonesia dan beragama Islam, telah memiliki seorang
suami yaitu H. Kusin, s.E. dan empat orang putra dan putrid. Kini penulis
beralamat di Jalan Raya Tegalgirang No.272 RT 03 RW 02 dekat Kantor Bulog
Kab. Indramayu.

Adapun riwayat pendidikan penulis, yaitu pada tahun 1979 lulus dari SD
Lemahabang 1 Indramayu. Kemudian melanjutkan di SLTP Negeri 2 Indramayu
(SMP Negeri 2 Sindang) dan lulus pada tahun 1982. Pada tahun 1985 lulus dari
SPG Negeri Indramayu dan melanjutkan ke IKIP Bandung Program D3 Jurusan
Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, lulus tahun 1988.
Pada tahun 1989 penulis ditugaskan sebagai PNS, menjadi guru di SLTP
Negeri 1 Bangodua. Untuk meningkatkan pendidikan dan kecintaannya pada
sastra penulis kembali ke bangku kuliah pada tahun 2002 dengan mengambil
kelas regular di Unswagati Cirebon pada Jurusan Bahasa dan Seni Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Tingkat Sarjana (S1) pada program studi
dan pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia kemudian selesai pada tahun 2004
sebagai lulusan terbaik.
Pada tahun 2005 penulis mendapatkan promosi menjadi kepala nsekolah
di tempatkan di SMPN 1 Sukagumiwang. Pada tahun 2008 penulis mutasi dan di
tempatkan sebagai Kepala SMP Negeri 1 Widasari sampai sekarang. Selain itu
penulis mengajar di Universitas Wiralodra Indramayu dan menjadi Tutor S1
PGSD Universitas Terbuka.
Penulis pernah aktif di kegiatan Dewan Kesenian Indramayu sebagai
penulis puisi (penyair) yang karya puisinya masuk dalam sebuah buku “Antologi
Puisi 11 Penyair Indramayu, Resital dari Negeri Minyak” terbitan Dewan
Kesenian Indramayu Tahun 2001 dan puisi berjudul “Sajak Kematian”
dinyatakan sebagai puisi favorit dalam lomba Baca Puisi tingkat SMP, SMA dan
Umum se-Kabupaten Indramayu. Puisi-puisi religiusnyamasuk dalam sebuah
buku “Perempuan di Persimpangan” yang diterbitkan oleh Forum Masyarakat
Sastra Indramayu (Formasi) dan Dewan Kesenian Indramayu (DKI) Tahun 2004,
ISBN. Salah satu cerpennya dimuat dalam sebuah antologi cerpen Matahari Retak
di Atas Cimanuk (DKI, 2010, ISBN) yang sedang naik cetak. Selain itu penulis
aktif menjadi MC beberapa kegiatan dan juri beberapa lomba baca puisi.
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka adalah daftar bacaan yang disarankan untuk dibaca dan
tidak diacu dalam tulisan, baik dalam tesis/disertasi/laporan, tetapi sekedar untuk
memperluas wawasan bagi mereka yang ingin mengetahuinya lebih lanjut. Daftar

Pustaka tidak disarankan dalam penulisan laporan penelitian, skripsi, tesis dan
disertasi. Maksudnya tentu agar penelitian, skripsi, tesis dan disertasi
memanfaatkan sumber informasi yang telah ada atau penelitian yang telah
dilakukan orang lain untuk dikembangkan sebagai inspirasi penelitian baru atau
membangun suatu informasi baru.
Cara Membuat Daftar Pustaka
Adapun beberapa ketentuan serta aturan cara Penulisan Daftar Pustaka
yang baik dan benar yaitu :
1. Bagi penulis yang menggunakan marga/keluarga, nama marga/keluarganya
ditulis terlebih dahulu, sedangkan untuk penulis yang tidak menggunakan
nama marga/keluarga, diawali dengan penulisan nama akhir/belakang
kecuali nama Cina.
2. Gelar kesarjanaan penulis tidak perlu dicantumkan dalam daftar pustaka.
3. Judul buku dicetak miring atau diagrisbawahi pada setiap kata, jadi tidak
dibuat garis bawah yang bersambung sepanjang judul.
4. Baris pertama diketik mulai ketukan pertama sedangkan baris kedua dan
seterusnya diketik mulai ketukan ke-7.
5. Jarak antara baris satu dengan baris berikutnya satu spasi.
6. Jarak antara sumber satu dengan sumber berikutnya dua spasi.
Contoh Cara Penulisan Daftar Pustaka [CT]
1Dali S. Naga, Pengantar Teori Sekor pada Pengukuran Pendidikan
(Jakarta: Besbats, 1992), h.306.
[Cara Penulisan Daftar Pustaka]
Naga, Dali S. Pengantar Teori Sekor pada Pengukuran Pendidikan.
Jakarta: Besbats, 1992 .
--------------------------------[CT]
4Ronald K. Hambleton, H. Swaminathan dan H. Jane Rogers,
Fundamentals of Item Response Theory (London: Sage Publications, 1991),
hh.12-13.

[Cara Penulisan Daftar Pustaka]

Hambleton, Ronald K., H. Swaminathan dan H. Jane Rogers,
Fundamentals of Item Response Theory (London: Sage Publications, 1991),
hh.12-13.
--------------------------------[CT]
5John A.R. Wilson et al., Psychological Foundation of Learning and
Teaching (New York: McGraw-Hill Book Company, 2004), h.406.
[Cara Penulisan Daftar Pustaka]
5 Wilson, John A.R. et al., Psychological Foundation of Learning and
Teaching New York: McGraw-Hill Book Company, 2004.
--------------------------------[CT]
6 Rencana Strategi Pendidikan (Jakarta; Kementrian Pendidikan Nasional,
2010).
[Cara Penulisan Daftar Pustaka]
Kementrian Pendidikan Nasional. Rencana Strategi Pendidikan. Jakarta,
2010.
--------------------------------[CT]
7 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 2, ayat 1.
[Cara Penulisan Daftar Pustaka]
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 2, ayat 1.
---------------------------------

[CT]
8Peter Lauster, Tes Kepribadian terjemahan D.H Gulo (Jakarta: Gramedia:
2007), h.27.
[Cara Penulisan Daftar Pustaka]

Lauster, Peter. Tes Kepribadian terjemahan D.H Gulo. Jakarta: Gramedia:
2007.
--------------------------------[CT]
9K.R Rose dan G. Kasper (Eds), Pragmatics in Language Teaching
(Cambridge:Cambridge University Press:2010), h.13.
[Cara Penulisan Daftar Pustaka]
Rose, K.R. dan G. Kasper (Eds). Pragmatics in Language Teaching.
Cambridge:Cambridge University Press:2010.
Beberapa contoh penulisan daftar pustaka atau daftar acuan yang baku dari
berbagai sumber referensi :
Buku:
Anderson, D.W., Vault, V.D., & Dickson, C.E. 1999. Problems and
Prospects for the Decades Ahead: Competency Based Teacher Education.
Berkeley:McCutchan Publishing Co.
Buku kumpulan artikel:
Saukah, A. & Waseso, M.G. (Eds.). 2002. Menulis Artikel untuk Jurnal
Ilmiah (Edisi ke-4, cetakan ke-1). Malang: UM Press.
Artikel dalam buku kumpulan artikel:
Russel, T. 1998. An Alternative Conception: Representing Representation.
Dalam P.J. Black & A. Lucas (Eds.), Children’s Informal Ideas in Science (hlm.
62-84). London: Routledge.

Artikel dalam jurnal atau majalah:
Kansil, C.L. 2002. Orientasi Baru Penyelenggaraan Pendidikan Program
Profesional dalam Memenuhi Kebutuhan Dunia Industri. Transpor , XX (4): 5761.
Proceeding Konferensi atau Simposium

Australian Association of Social Workers. 1969. Social issues of today.
Proceedings of the Australian Association of Social Workers’ 11th Annual
Conference. Hobart, Australia. pp 17-34
Artikel dalam koran:
Pitunov, B. 13 Desember, 2002. Sekolah Unggulan ataukah Sekolah
Pengunggulan? Majapahit Pos , hlm. 4 & 11.
Tulisan/berita dalam koran (tanpa nama pengarang):
Jawa Pos. 22 April, 1995 . Wanita Kelas Bawah Lebih Mandiri, hlm. 3.
Dokumen resmi:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1978. Pedoman Penulisan
Laporan Penelitian .Jakarta: Depdikbud.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.1990. Jakarta: PT Armas Duta Jaya.
Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Keppres
Republik Indonesia. 1992. Undang-Undang No. 24 Tahun 1992 tentang
Penataan Ruang. Lembaran Negara RI Tahun 1992, No. 115. Sekretariat Negara.
Jakarta.
Buku terjemahan:
Ary, D., Jacobs, L.C. & Razavieh, A. 1976. Pengantar Penelitian
Pendidikan . Terjemahan oleh Arief Furchan. 1982. Surabaya: Usaha Nasional.

Ensiklopedia, Kamus
Stafford-Clark, D. 1978. Mental disorders and their treatment. The New
Encyclopedia Britannica. Encyclopedia Britannica. 23: 956-975. Chicago, USA .
Echols, J.M. dan Shadily, H. (Eds). 1989. Kamus Inggris – Indonesia. PT
Gramedia. Jakarta.
Skripsi, Tesis, Disertasi, Laporan Penelitian:
Kuncoro, T. 1996. Pengembangan Kurikulum Pelatihan Magang di STM
Nasional Malang Jurusan Bangunan, Program Studi Bangunan Gedung: Suatu

Studi Berdasarkan Kebutuhan Dunia Usaha Jasa Konstruksi . Tesis tidak
diterbitkan. Malang: PPS IKIP MALANG.
Makalah seminar, lokakarya, penataran:
Waseso, M.G. 2001. Isi dan Format Jurnal Ilmiah . Makalah disajikan
dalam Seminar Lokakarya Penulisan Artikel dan Pengelolaan Jurnal Ilmiah,
Universitas Lambungmangkurat, Banjarmasin , 9-11 Agustus.
Internet (karya individual):
Hitchcock, S., Carr, L. & Hall, W. 1996. A Survey of STM Online Journals,
1990-1995: The Calm before the Storm , (Online),
(http://journal.ecs.soton.ac.uk/survey/survey.html , diakses 12 Juni 1996).
Internet (artikel dalam jurnal online):
Kumaidi. 1998. Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan
Tesnya. Jurnal Ilmu Pendidikan . (Online), Jilid 5, No. 4,
(http://www.malang.ac.id/artikel/pengukuran-bekal-awal.htm , diakses 20 Januari
2010).
Internet (forum diskusi online):
Wilson, D. 20 November 1995 . Summary of Citing Internet Sites.
NETTRAIN Discussion List , (Online), (NETTRAIN@ubvm.cc.buffalo.edu ,
diakses 22 Februari 2010).
Internet (e-mail pribadi):
Naga, D.S. (ikip-jkt@indo.net.id ). 1 Oktober 2009. Artikel untuk JIP . Email kepada Ali Saukah (jippsi@mlg.ywcn.or.id ).
Kaset Video
Burke, J. 2009. Distant Voices, BBC Videocasette , London, UK. 45 mins.
Film (Movie)
Oldfield, B. (Producer) 1977. On the edge of the forest. Tasmanian Film
Corporation. Hobart, Austraalia,. 30 mins.
Slides (Kumpulan Slides)
Reidy, J.F. 1987. The Thorax Slides. Grave Medical Audiovisual Library.
Chelmsford, UK. 54 mins.

1. Dibawah ini yang merupakan definisi dari konvensi adalah...
a. Hukum dasar yang tertulis yang merupakan aturan-aturan dasar yang
terpelihara dalam praktek penyelenggaran negara
b. Hukum dasar yang tidak tertulis yang merupakan aturan-aturan dasar
yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan Negara
c. Hukum dasar yang tidak tertulis yang bukan merupakan aturan-aturan
dasar yang timbul dalam praktek penyelenggaraan Negara
d. Hukum dasar yang tertulis yang bukan merupakan aturan-aturan dasar
yang timbul dalam praktek penyelenggaraan Negara
2. Yang bukan merupakan sifat-sifat dari konvensi adalah…
a. Diterima oleh seluruh rakyat
b. Bertentangan dengan UUD
c. Kebiasaan yang berulang kali
d. Bersifat sebagai pelengkap
3. Pengertian naskah menurut Baried dalam Supartinah (2003:9) adalah…
a. Naskah berarti tulisan tangan
b. Naskah adalah karangan yang masih ditulis dengan tangan
c. Karangan seseorang yang belum diterbitkan
d. Karangan seseorang sebagai karya asli
4. Berdasarkan sistematika penulisan dan isinya, artikel dapat dikelompokkan
menjadi 2 macam, yaitu…
a. Artikel gambar dan tulisan

b. Artikel ilmiah dan non-ilmiah
c. Artikel hasil penelitian dan non-penelitian
d. Artikel abstrak dan non-abstrak
5. Yang termasuk isi bagian dari pelengkap pendahuluan adalah…
a. Halaman pengesahan, daftar isi, daftar gambar
b. Daftar isi, daftar bacaan, Bab I pendahuluan
c. Daftar bacaan, abstrak, halaman judul
d. Analisis data, apendiks, indeks
6. Hal-hal yang harus dihindarkan dalam halaman judul karangan formal, kecuali…
a. Tidak estetik
b. Hiasan gambar yang relevan
c. Variasi huruf jenis huruf
d. Ungkapan emosional
7. Bagian keseluruhan dari suatu karangan ilmiah yang sifatnya formal dan ilmiah
disebut…
a. Latar belakang masalah
b. Tujuan penulisan
c. Kata pengantar
d. Kesimpulan
8. Berikut ini yang bukan isi dari sumber data penulisan adalah…
a. Sumber data sekunder dan data primer
b. Kriteria penentuan jumlah data
c. Kriteria tujuan pembahasan
d. Kesesuaian data dengan sifat dan tujuan pembahasan
9. Analisis dan interprestasi serta ilustrasi dan contoh-contoh termasuk bahasan
dalam bagian…
a. Pelengkap pendahuluan
b. Isi karangan
c. Penutup
d. Pembahasan
10. Penulisan daftar pustaka dibawah ini yang benar adalah…
a. Kementiran Pendidikan Nasional. Jakarta, 2010. Rencana Strategi
Pendidikan
b. Pragmatics in Language Teaching. Rose, K.R. Cambridge University
Press:2010
c. Gorys Keraf. Komposisi. Jakarta : Nusa Indah, 1994
d. Lautser, Peter. Tes kepribadian terjemahan D.H. Gulo. Jakarta :
Gramedia :2007

Essay
1. Apakah yang dimaksud dengan Konvensi Naskah?
2. Sebutkan unsure-unsur penyusunan judul yang perlu diperhatikan supaya
memberikan daya tarik kepada pembaca!
3. Apa saja isi dari ruang lingkup masalah?