BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Kemampuan Literasi Sains Dengan Sikap Ilmiah Siswa Kelas XI MIPA SMA Kristen 1 Salatiga Pada Materi Sistem Gerak Yang Diuji Menggunakan Problem B

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Biologi merupakan cabang sains yang memberikan wadah kepada siswa untuk mengenal sains secara kontekstual dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Biologi tidak hanya membahas tentang konsep-konsep

  IPA, tetapi harus mampu memahami konsep sains dan aplikasinya. Proses pembelajaran Biologi mencakup 3 dimensi Sains yaitu sikap ilmiah (scientific

  attitude), proses ilmiah (scientific proses) dan produk ilmiah (scientific product). Berdasarkan ketiga dimensi tersebut, pembelajaran biologi tidak

  sekedar memperoleh pengetahuan, tetapi juga melatih kemampuan bernalar siswa melalui literasi sebagai bagian dari dimensi sains.

  Sebagai penegasan bahwa kemampuan literasi sains sangat penting dimiliki oleh siswa. Namun kenyataannya bahwa kemampuan literasi sains di Indonesia masih jauh dari harapan. Kemampuan literasi sains siswa di Indonesia terlihat dari hasil survei dan penelitian PISA (Programme for

  International Students Assesment) pada Tahun 2015. Data PISA menunjukkan

  bahwa kemampuan penguasaan materi masih rendah dan tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian PISA tahun 2012 yaitu dengan peringkat 62 dari 69 negara.

  Menurut Mahyuddin (2007), bahwa rendahnya kemampuan literasi sains siswa di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor yaitu rendahnya kemampuan siswa dalam membaca dan menafsirkan data, keterbatasan kemampuan siswa untuk mengemukakan dan menuliskan pikirannya dalam tulisan, rendahnya tingkat ketelitian siswa dalam menghubungkan informasi yang ada di dalam teks untuk menjawab soal, kemampuan menalar yang masih rendah, serta lemahnya pemahaman siswa terhadap konsep-konsep sains sehingga sulit diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu pembelajaran, kurikulum, dan asesmen Biologi dapat mempengaruhi tingkat kemampuan literasi siswa. Faktor asesmen Biologi di Indonesia kini hanya mengedepankan dimensi konten saja, sedangkan dimensi proses kurang dihiraukan. Hal ini yang membuat rendahnya kualitas literasi sains siswa di Indonesia.

  Dalam pandangan yang berbeda, pembelajaran biologi membutuhkan suatu proses yang memberikan pemahaman kepada siswa dalam memperoleh fakta-fakta, prinsip-prinsip dan proses dalam proses penemuan. Literasi sains

  active learning) agar dapat membangun pengetahuannya. Namun, bukan hanya sekedar pengetahuan, biologi juga harus terlibat dalam membentuk sikap dan perilaku siswa melalui proses pembelajaran.

  Astika dkk (2013), mengungkapkan bahwa salah satu nilai yang dapat dikembangkan dalam sains adalah sikap ilmiah. Pemerintah juga sudah berupaya mengembangkan sikap siswa melalui kebijakan dalam kurikulum nasional. Salah satu kebijakan Permendikbud No.20 tahun 2016 tentang standar proses satuan pendidikan dasar dan menengah meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi, dan menyimpulkan. Penyempurnaan kurikulum 2013 diharapkan dapat memberdayakan sikap ilmiah siswa.

  Kurikulum 2013 berperan sebagai fasilitator dan pendorong siswa agar terlibat secara aktif dalam proses serta menerapkan inovasi model pembelajaran melalui pembelajaran biologi membangun life skill siswa agar dapat berkembang. Guru yang merupakan salah satu komponen yang berperan penting dalam penyelenggaraan pendidikan bertugas memfasilitasi siswa dalam proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Oleh karena itu sangat penting bagi seorang guru untuk mengintegrasikan sikap ilmiah dan kemampuan literasi sains siswa. Dalam hal ini seorang guru hendaknya mampu menciptakan suasana belajar yang melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran, sehingga akan semakin besar kemungkinan siswa untuk dapat memahami pelajaran yang disajikan.

  Pada kenyataannya seringkali pembelajaran biologi dipelajari dengan berorientasi pada hasil saja Aman dan Dyah, (2008). Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya siswa yang mempelajari biologi dengan cara menghafal konsep, prinsip, hukum, dan teori. Keadaan ini diperparah oleh pembelajaran yang berorientasi pada tes atau ujian. Akibatnya dimensi sikap, proses, aplikasi dan kreativitas tidak tercapai secara optimal.

  Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru Biologi SMA Kristen

  1 Salatiga, diketahui guru sudah menggunakan pendekatan pembelajaran aktif

  

(Active learning). Terkadang, guru menerapkan model Project Based Learning

  dan Problem Based Learning, tetapi hanya belum konsisten dalam menerapkan dan langkah pembelajaran masih belum terlihat menerapkan PBL. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, diperoleh bahwa guru masih belum pernah mengukur secara spesifik tentang sikap ilmiah siswa. Hal ini terlihat dari proses pembelajaran yang berorientasi hanya kepada hafalan materi. Rasa ingin tahu siswa untuk belajar tentang fenomena biologi masih belum muncul dalam proses pembelajaran. Berdasarkan wawancara kepada berorientasi pada aktivitas hafalan. Minimnya referensi yang dimiliki oleh siswa juga menjadi salah satu contoh minimnya kemampuan literasi sains siswa. Literasi sains erat kaitannya dengan penyelidikan sains. Dalam penyelidikan sains membutuhkan kemampuan deskripsi, eksplanasi dan prediksi yang tepat. Kemampuan deskripsi, eksplanasi dan prediksi bisa diperoleh melalui referensi.

  Berdasarkan alasan tersebut, penting bagi guru memahami peserta didik dan metodologi pembelajaran dalam proses pembelajaran, terutama berkaitan dengan penerapan model pembelajaran. Dalam menyikapi permasalahan tersebut dibutuhkan suatu upaya perbaikan dan peningkatan kualitas penyajian materi pelajaran biologi melalui model Problem Based

  

Learning (PBL). PBL dipilih karena model ini memberi kesempatan kepada

  siswa untuk berpikir terntang permasalahan yang autentik dengan tujuan mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan keterampilan berpikir, kemandirian, dan percaya diri (Trianto, 2014). PBL diharapkan dapat membantu meningkatkan kemampuan literasi sains siswa dan sikap ilmiah siswa melalui kegiatan yang membangkitkan semangat sehingga dapat mengatasi rasa jenuh dan bosan.

  Siswa pasti tidak akan mampu mengembangkan kemampuan literasi sainsnya dengan maksimal jika tidak dilatih berpikir berdasarkan pengetahuan dalam bidang studi yang dipelajarinya. Oleh karena itu, penting untuk mengukur literasi sains siswa dan kaitannya dengan sikap ilmiah. Materi sistem gerak memuat tentang konsep-konsep ilmiah yang dapat melibatkan siswa dalam bentuk tekstual maupun konstekstual. Materi sistem gerak memuat tentang konsep mengenai sistem pergerakan yang ada di tubuh manusia yang dapat melibatkan siswa secara langsung dalam bentuk permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari mengenai sistem gerak.

  Materi sistem gerak merupakan materi yang mengajarkan mengenai konsep tentang macam-macam rangka pada manusia jaringan yang menyusun tulang, proses pembentukan tulang, penjelasan mengenai persendian, sistem otot, dan kelainan yang berkaitan dengan sistem gerak. Untuk memperdalam materi sistem gerak membutuhkan proses memahami dan memecahkan suatu permasalahan ilmiah yang terkait tentang struktur tulang, proses pembentukan tulang, rangka manusia, persendian, sistem otot, dan kelainan yang dapat mengganggu sistem gerak. Materi sistem gerak berisi tentang materi yang membutuhkan banyak hafalan karena berkaitan dengan tubuh manusia. Untuk membantu memudahkan siswa dalam memahami sistem gerak perlu digunakan model Problem Based Learning. Dengan mengkaitkan sistem gerak, diharapkan siswa dapat secara langsung memahami dan mengetahui konsep sistem gerak melalui implikasi permasalahan ilmiah yang diberikan melalui proses pembelajaran.

  Menurut Astika dkk (2013), bahwa pendidik harus memusatkan perhatiannya untuk mencapai keterampilan (self directed learning). Hal ini karena konsep dalam biologi perlu diperoleh siswa secara esensial dan strategis sehingga dapat membantu siswa dalam melakukan investigasi subtansi materi biologi yang dipelajari. Berkaitan dengan esensi PBL dalam impelementasinya bahwa PBL tidak dirancang agar guru sebagai subjek belajar, namun sebaliknya siswa dapat memanfaatkan segala sumber belajar sebagai bentuk pemecahan masalah untuk membantu siswa dalam mengembangkan literasi sains dan menyadari akan pentingnya sikap ilmiah dalam biologi.

  Pendidik harus menyadari bahwa ada hubungan antara literasi sains dan sikap ilmiah yang dapat dibangun melalui proses sains. Pentingnya literasi sains dan sikap ilmiah menjadi bekal bagi setiap siswa untuk menghadapi tantangan abad 21 kini. Dengan bekal pembelajaran biologi yang diberikan guru, seharusnya sikap ilmiah akan terbentuk pada setiap individu peserta didik. Jika sikap ilmiah terbentuk dalam diri peserta didik, tentunya akan menuntut siswa itu untuk selalu mengembangkan sikap ilmiahnya untuk menghadapi tantangan abad 21 ini yang terus maju seiring berjalannya waktu.

  Dengan tuntutan abad 21 ini, mengharapkan semua generasi muda untuk mengembangkan kemampuannya dalam pengetahuan sains. Dari sikap ilmiah yang terbentuk inilah, kemampuan literasi sains setiap siswa dapat diketahui. Semakin tinggi kemampuan literasi sains siswa, sikap ilmiah yang terbentuk dari setiap individu dalam proses pembelajaran dapat membantu mereka dalam menghadapi tantangan abad 21 ini. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis ingin mengadakan penelitian berjudul “Hubungan Kemampuan Literasi Sains dengan Sikap Ilmiah Siswa Kelas XI MIPA SMA Kristen 1 Salatiga pada Materi Sistem Gerak yang diuji Menggunakan Problem Based Learning

  ”

1.2 Identifikasi Masalah

  Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

  1. Guru kurang memperhatikan kemampuan literasi sains dan sikap ilmiah pada saat proses pembelajaran berlangsung dilihat pada saat observasi pra penelitian dan wawancara pada minggu ke-2 bulan September di SMA Kristen 1 Salatiga

  Model dan metode yang digunakan guru belum konsisten diterapkan sehingga belum bisa menanamkan kemampuan literasi sains dan sikap ilmiah pada siswa dilihat pada saat wawancara dengan guru pada minggu ke-2 bulan September di SMA Kristen 1 Salatiga

  1.3 Pembatasan Masalah

  Berdasarkan identifikasi masalah diatas diperlukan batasan masalah agar penelitian dapat berjalan secara efektif dan efisien. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1.

  Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI MIPA 2 dan XI MIPA 3 di SMA Kristen 1 Salatiga 2. Materi yang digunakan adalah sistem gerak 3. Model pembelajaran yang digunakan hanya Problem Based Learning 4. Sikap ilmiah yang diteliti pada penelitian ini hanya mencakup sikap ingin tahu, sikap berpikir kritis, dan sikap peka terhadap data atau fakta.

  5. Aspek kemampuan literasi sains mencakup kemampuan mengidentifikasi isu-isu ilmiah, menjelaskan fenomena ilmiah, dan menggunakan bukti ilmiah dengan menggunakan instrumen tes uraian.

  1.4 Rumusan Masalah

  Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

  1. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan literasi sains dengan sikap ilmiah siswa melalui implementasi Problem

  Based Learning? 2.

  Seberapa besar hubungan antara kemampuan literasi sains dengan sikap ilmiah siswa melalui implementasi Problem Based Learning?

  3. Apakah model PBL lebih baik daripada model konvensional untuk meningkatkan literasi sains siswa?

  4. Apakah model PBL lebih baik daripada model konvensional untuk meningkatkan sikap ilmiah siswa?

  1.5 Tujuan Penelitian 1.

  Untuk mengetahui hubungan antara kemampuan literasi sains dengan sikap ilmiah siswa melalui implementasi Problem Based Learning

  2. Untuk mengetahui hubungan antara kemampuan literasi sains dengan sikap ilmiah.

  3. Untuk mengetahui perbedaan literasi sains siswa antara model PBL dan konvensional.

  4. Untuk mengetahui perbedaan sikap ilmiah siswa antara model PBL dan

1.6 Manfaat Penelitian 1.

  Bagi Siswa Melatih dan meningkatkan kemampuan literasi sains siswa dengan sikap ilmiah siswa

  2. Bagi Guru Memberikan pengembangan baru dalam penerapan model pembelajaran agar lebih kreatif , inovatif dan menyenangkan serta memberikan informasi kepada guru dalam menerapkan model Problem Based Learning dalam mengetahui hubungan literasi sains dan sikap ilmiah siswa.

  3. Bagi Sekolah Memberikan masukan yang inovatif dalam menerapkan model pembelajaran dalam proses mengajar sehingga dapat meningkatkan kualitas kegiatan belajar dan mengajar di sekolah 4. Bagi Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Kristen Satya Wacana

  Memberikan tambahan pengetahuan mengenai topik penelitian yang dapat dikembangkan di program studi pendidikan biologi UKSW.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemetaan Lokasi Kemacetan Lalu Lintas Kota Salatiga Berdasarkan Tingkat Pelayanan Jalan Menggunakan Teknologi GoogleMaps

0 0 28

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Profil Literasi Sains Siswa Kelas X MIPA 2 SMA Kristen 1 Salatiga pada Materi Virus

1 1 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Profil Literasi Sains Siswa Kelas X MIPA 2 SMA Kristen 1 Salatiga pada Materi Virus

0 0 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Game HTML5 Menggunakan Framework Phaser

0 0 29

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Kriptografi Block Cipher Berbasis Pada Teknik Anyaman Dasar Tunggal

0 0 25

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Prototype Kanopi Berpenggerak DC Motor dengan Teknologi Wireless Sensor Network

0 0 25

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Cloud Computing Untuk Penyediaan Aplikasi di Fakultas Teknologi Informasi - UKSW

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis dan Implementasi Proxy Server sebagai Manajemen Bandwidth pada Wireless LAN: studi kasus PT. PLN (Persero) Area Yogyakarta

0 1 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Bandwidth dengan Menggunakan Metode Hierarchical Token Bucket ( HTB ): studi kasus SMPN 1 Susukan Kabupaten Semarang

0 0 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Sistem Informasi Pengawasan Ruangan Menggunakan Zoneminder (Studi Kasus: PT. Putera Karya Perkasa, Solo)

0 1 21