Analisis Pendapatan Agroindustri Dodol Di Kabupaten Serdang Bedagai

TINJAUAN PUSTAKA Agroindustri

  Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadi atau setengah jadi dan atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih dekat kepada pemakai akhir (Statistik Industri, 2009). Soekartawi (2000) mengatakan bahwa agroindustri dapat diartikan dalam 2 hal, yaitu :

  • Agroindustri adalah industri yang berbahan baku utama dari produk pertanian.

  Studi agroindustri pada konteks ini adalah menekankan pada food processing dalam suatu perusahaan produk olahan yang bahan baku

  management

  utamanya adalah produk pertanian. Menurut FAO (Hicks, 1996) suatu industri yang menggunakan bahan baku dari pertanian dengan jumlah minimal 20% dari jumlah bahan bakuyang digunakan adalah agroindustri.

  • Agroindustri diartikan sebagai suatu tahapan pembangunan sebagai kelanjutan dari pembangunan pertanian, tetapi sebelum tahapan pembangunan tersebut mencapai tahapan pembangunan industri.

  Statistik industri (2009) menjelaskan bahwa perusahaan atau usaha industri adalah suatu unit (kesatuan) usaha yang melakukan kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan barang atau jasa, terletak pada suatu bangunan atau lokasi tertentu dan mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai produksi dan struktur biaya serta ada seorang atau lebih yang bertanggung jawab atas usaha tersebut. Perusahaan industri pengolahan dibagi dalam 4 golongan, yaitu sebagai berikut : a.

  Industri besar tenaga kerja 100 orang atau lebih b. Industri sedang tenaga kerja 20 – 99 orang c. Industri kecil tenaga kerja 5 – 19 orang d. Industri rumah tangga tenaga kerja 1 – 4 orang

  Dalam perusahaan agroindustri skala kecil, pemilik bertindak apa saja, mulai dari pembelian bahan baku, pengolahan dan bahkan sampai menjual hasil olahan agroindustri. Dalam agroindustri skala kecil, tidak jelas adanya pembagian tugas (Soekartawi, 2000).

  Dodol

  Dodol merupakan suatu olahan pangan yang dibuat dari campuran tepung ketan, gula, dan santan kelapa, yang didihkan sehingga menjadi kental dan berminyak tidak lekat, dan jika telah dingin menjadi padat, lunak dan dapat diiris. Dodol memiliki warna coklat, rasa manis dan gurih yang khas. Komponen utama dodol ialah tepung ketan, sebagai pendukung utama tekstur dodol (Haryadi, 2008). Menurut Redaksi Agromedia (2007), cara membuat dodol adalah sebagai berikut :

  • Cuci beras ketan dengan air hingga bersih, kemudian rendam dalam air bersih selama tiga jam. Tujuan perendaman agar beras menjadi lunak dan mudah digiling.
  • Angkat, tiriskan, kemudian jemur beras selama satu jam hingga beras menjadi agak lebih lembab. Setelah itu digiling hingga halus.

  • Masukkan tepung beras kedalam ember penampungan. Tambahkan air, kemudian aduk hingga merata dan menjadi adonan. Air yang digunakan sekitar lima liter untuk tujuh liter tepung.
  • Parut kelapa, peras, kemudian ambil santannya. Campur santan dengan enam liter air.
  • Masak santan bersama gula merah sambil terus diaduk–aduk hingga gula meleleh dan santan mendidih.
  • Masukkan adonan tepung beras kedalam wajan yang berisi santan dan gula merah. Tambahkan garam dan aduk terus menerus selama lima jam.
  • Angkat dodol setelah warnanya berubah menjadi coklat tua (pekat) dan terlihat mengilat.
  • Masukkan dodol ke ember–ember penampungan. Dinginkan selama sekitar satu jam. Timbang sesuai ukuran yang diinginkan kemudian dinginkan kembali. Dodol siap dikemas.

  Tepung Ketan

  Padi ketan yaitu jenis tanaman padi yang hasilnya bukan sebagai makanan pokok sehari–hari. Beras ketan umumnya dibuat tepung sebagai bahan pembuat panganan atau makanan ringan. Dengan demikian padi ketan tidak dikonsumsi langsung sebagai makanan pokok sebagaimana beras (Yandianto, 2003).

  Tepung beras ketan mengandung amilosa kurang dari 0.5% pada patinya dan sejumlah α-amilase yang tidak dapat diabaikan. Tepung beras ketan berbeda dengan tepung beras lainnya dalam hal ketahanan terhadap pelepasan air dari olahannya yang banyak mengandung air pada saat pelelehan esnya dari penyimpanan beku (thawing). Tepung beras ketan dan patinya mempunyai ciri paling baik diantara pati–pati dan tepung padian lainnya, karena pastanya lebih tahan pada perlakuan beku–leleh dari pada tepung–tepung ataupun pati–pati lainnya. Perilaku ini kemungkinan besar karena kandungan amilosa yang sangat sedikit (Haryadi, 2008).

  Gula

Gula yang digunakan dalam pembuatan dodol tradisional umumnya adalah gula

aren yang umum dikenal sebagai gula merah. Syarat gula merah yang digunakan

dalam pembuatan dodol yaitu cokelat, kering dan tidak kotor. Fungsi gula merah

dalam pembuatan dodol ini yaitu memberikan aroma, rasa manis, mempercepat

kekentalan, warna cokelat pada dodol, sebagai pengawet, membantu lapisan keras atau tekstur dodol (Hatta, 2012).

  Santan Kelapa

  Sebagai tanaman tropis, kelapa telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia untuk minyak goreng atau dibuat santan sebagai bahan campuran berbagai masakan/produk pangan. Santan murni secara alami mengandung sekitar 54% air, 35% lemak dan 11% padatan tanpa lemak (karbohidrat ± 6%, protein ± 4% dan padatan lain) yang dikategorikan sebagai emulsi minyak dalam air. Selain itu, santan juga mengandung vitamin C, B-6, thiamin, niasin, folat dan sejumlah mineral seperti kalsium, seng, magnesium, besi, fosfor (Kulinologi, 2013).

  

Santan dari buah kelapa diperoleh dengan cara pemarutan dan memerasnya

dengan air. Santan yang digunakan dalam pembuatan dodol terdiri dari 2 macam

yaitu santan kental dan santan encer. Fungsi santan secara umum yaitu sebagai penambah cita rasa dan aroma. Santal kental penting dalam pembuatan dodol karena banyak mengandung lemak sehingga dihasilkan dodol yang mempunyai cita rasa yang lezat dan membentuk tekstur kalis. Santan encer berfungsi untuk

mencairkan tepung, sehingga terbentuk adonan dan untuk melarutkan gula

(Hatta, 2012).

  Landasan Teori Teori Biaya Produksi

  Pengolahan hasil menjadi penting karena mampu meningkatkan pendapatan produsen. Menurut Rahim dan Hastuti (2008), penerimaan adalah perkalian antara produksi dengan harga jual dan pendapatan adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya.

  Rosyidi (2006) menyatakan bahwa tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk mendapatkan laba semaksimal mungkin. Maka persoalan biaya produksi sangat penting diketahui karena laba merupakan selisih antara penerimaan dan biaya (selisih antara revenue dan cost). Biaya produksi adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh pengusaha untuk dapat menghasilkan output. Produksi dapat dilaksanakan apabila tersedia faktor–faktor produksi. Sudah barang tentu pula bahwa semua faktor produksi itu tidak dapat diperoleh dengan cuma–cuma melainkan harus dibeli karena tidak ada satu faktor produksi pun yang merupakan barang bebas, semuanya adalah barang ekonomi yang jumlah atau tersedianya adalah langka sehingga untuk mendapatkannya tentu harus dilakukan pengorbanan dengan cara pembelian. Jelasnya, biaya produksi adalah nilai semua faktor produksi yang dipergunakan untuk menghasilkan (memproduksi) output.

  Case dan Fair (2007) menyatakan bahwa biaya total (total cost) disusun oleh biaya tetap dan biaya variabel. Fixed cost adalah biaya untuk fixed resources.

  Dengan demikian, karena perusahaan tidak dapat mengubah- ubah jumlah sumber itu dalam proses produksinya, fixed cost itu pun akan tetap saja besarnya tidak perduli berapa pun jumlah output yang dihasilkan, misalnya sewa, asuransi, biaya pemeliharaan, biaya penyusutan barang–barang modal, gaji, dan sebagainya.

  Sedangkan variable cost merupakan biaya untuk pembelian variable resources. Besarnya variable cost akan berubah–ubah seiring dengan berubahnya jumlah output yang dihasilkan. Biaya variabel akan naik jika jumlah output yang dihasilkan bertambah dan akan turun jika jumlah output yang dihasilkan berkurang (Rosyidi, 2006).

  Menurut Case & Fair (2007), dalam membahas biaya tetap harus dibedakan antara biaya tetap total (TFC) dan biaya tetap rata–rata (AFC). Biaya tetap total (TFC) adalah biaya yang tidak berubah sesuai output, meskipun outputnya nol. Sedangkan biaya tetap rata–rata (AFC) adalah biaya tetap untuk setiap satuan output yang dihasilkan, yang didapat dari pembagian biaya tetap total (TFC) dengan jumlah unit output (q). Sewaktu output meningkat, biaya tetap rata–rata turun karena kita membagi angka yang tetap dengan kuantitas yang lebih besar dan lebih besar lagi. Biaya Variabel Total (TVC) adalah jumlah biaya yang beragam sesuai tingkat output yang dihasilkan. Untuk memproduksi output lebih banyak, suatu perusahaan menggunakan input yang lebih banyak pula. Biaya output tambahan tergantung langsung pada berapa input tambahan yang diperlukan dan berapa banyak biayanya. Rosyidi (2006) menyatakan bahwa biaya variabel rata–rata atau AVC adalah besarnya biaya variabel untuk setiap satuan output yang dihasilkan.

  AVC ini diperoleh dengan cara membagi biaya variabel dengan jumlah output. Adapun biaya total produksi atau lebih dikenal total cost (TC) merupakan keseluruhan biaya yang harus dikeluarkan oleh produsen berkaitan dengan proses produksi sebagai aktivitas utama untuk menghasilkan suatu produk. Dalam jangka pendek total cost sangat ditentukan oleh input–input produksi baik secara kuantitas maupun kualitas (Sarnowo et al, 2011). Sedangkan biaya rata–rata (Average cost =AC) menurut Putong (2020) adalah rata–rata biaya total yang dikeluarkan oleh perusahaan, baik yang bersifat tetap maupun yang bersifat variabel. Dimana AC = TC/q atau AC = AFC + AVC.

  Regresi Linear Berganda

  Persamaan matematika yang memungkinkan kita meramalkan nilai–nilai peubah tak bebas dari nilai – nilai satu atau lebih peubah bebas disebut persamaan regresi (Hamang, 2005). Menurut Soleh (2005) secara umum regresi linear terdiri dari dua, yaitu regresi linear sederhana dengan satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Dan regresi linear berganda dengan beberapa variabel bebas dan satu variabel terikat. Analisis regresi linear merupakan metode statistik yang paling jamak dipergunakan dalam penelitian–penelitian sosial, terutama penelitian ekonomi. Program computer yang paling banyak digunakan adalah SPSS (Statistical Package For Service Solutions). Model regresi yang digunakan untuk menyatakan pengaruh beberapa variabel bebas terhadap satu variabel terikat disebut model regresi linear berganda.

  Wibowo (2012) menyatakan bahwa dalam penggunaan analisis ini ada beberapa hal yang bisa dibuktikan seperti bentuk dan arah hubungan yang terjadi antara variabel independen dan variabel dependen, serta dapat mengetahui nilai estimasi atau prediksi nilai dari masing–masing variabel independen terhadap variabel dependennya jika suatu kondisi terjadi. Kondisi tersebut adalah naik turunnya nilai masing–masing variabel independen itu sendiri yang disajikan dalam model regresi.

  Korelasi

  Korelasi adalah pengukuran hubungan antara dua peubah X dan Y. Analisis korelasi mencoba mengukur kekuatan hubungan antara dua peubah melalui sebuah bilangan yang disebut koefisien korelasi. Koefisien korelasi linear didefenisikan sebagai ukuran hubungan linear antara dua peubah X dan Y, dan dilambangkan dengan “r” (Hamang, 2005). Menurut Wibowo (2012), pada korelasi hubungan yang dibentuk adalah hubungan yang sejajar, rekrusif dimana r xy akan sama dengan r yx . Nilai korelasi berada pada rentang 0 sampai 1 atau 0 sampai -1. Tanda positif dan negatif menunjukkan arah hubungan. Tanda positif menunjukkan arah perubahan yang sama. Jika 1 variabel naik, variabel yang lain juga naik. Tanda negatif menunjukkan arah perubahan yang berlawanan. Jika suatu variabel naik, variabel yang lain malah turun (Trihendradi, 2005). Jika nilai yang diperoleh semakin dekat ke angka 1 itu berarti hubungan semakin kuat dan arah hubungan tersebut adalah searah. Sebaliknya jika nilai yang diperoleh semakin dekat ke angka -1 itu berarti hubungan semakin kuat dan arah hubungan tersebut adalah berkebalikan. Jika nilai yang diperoleh adalah nol berarti tidak terdapat hubungan antara kedua variabel (Wibowo, 2012).

  Uji Beda Rata – Rata Independent Sample T Test Independent-Sample T Test digunakan untuk menguji signifikansi beda rata-rata

  dua kelompok. Test ini biasanya digunakan untuk menguji pengaruh satu variabel independent terhadap satu atau lebih variabel dependent (Trihendradi, 2011).

  Kerangka Pemikiran

  Agroindustri adalah suatu kegiatan yang mengolah bahan yang dihasilkan dari usaha pertanian dalam arti luas, baik dari pertanian pangan maupun non pangan, peternakan ataupun perikanan. Usaha agroindustri dapat dibagi menjadi beberapa skala usaha, yaitu skala rumah tangga, skala kecil, skala menengah dan skala besar. Di daerah penelitian yaitu Kabupaten Serdang Bedagai, agroindustri dodol yang dilakukan masih berskala rumah tangga hingga skala kecil.

  Dalam kegiatan pengolahan diperlukan berbagai sumber daya yang merupakan input dalam proses produksi, yang pada akhirnya akan menghasilkan output.

  Begitu pula dalam agroindustri dodol yang juga memerlukan bermacam–macam input seperti bahan baku utama, bahan penunjang, tenaga kerja, peralatan, dll.

  Sumberdaya (input) yang diperlukan dalam proses pengolahan tidak di dapatkan secara cuma–cuma tetapi harus dibeli. Pembelian input memerlukan uang. Uang yang dikeluarkan untuk pembelian input disebut biaya produksi. Besarnya biaya produksi dari masing–masing skala usaha akan berbeda. Hal ini dikarenakan jumlah produksi dari setiap skala usaha berbeda sehingga jumlah input produksi yang digunakan juga berbeda. Semakin besar skala usahanya maka akan semakin besar total biaya produksi yang dikeluarkan.

  Setiap jenis input yang diperlukan dalam proses pengolahan dodol memerlukan besar biaya yang berbeda – beda. Misalnya, besar biaya untuk bahan baku akan berbeda dengan besar biaya untuk tenaga kerja atau peralatan. Hal ini akan menimbulkan adanya komposisi biaya untuk setiap jenis input dalam pengolahan.

  Banyaknya dodol yang dihasilkan dari industri pengolahan baik itu skala rumah tangga maupun skala kecil, dikaitkan dengan harga jual akan menghasilkan penerimaan bagi pengusaha. Penerimaan merupakan pendapatan kotor karena masih terdapat biaya produksi didalamnya. Setelah penerimaan tersebut dikurangi dengan biaya produksi maka diperoleh pendapatan bersih dari usaha dodol. Didalam agroindustri dodol, tenaga kerja yang digunakan bukan hanya berasal dari luar keluarga atau orang lain, tetapi ada juga peran serta anggota keluarga dalam kegiatan usaha tersebut. Oleh karena itu, upah atau gaji untuk tenaga kerja dalam keluarga juga harus diperhitungkan. Pendapatan usaha dodol ditambah dengan upah tenaga kerja dalam keluarga disebut dengan pendapatan keluarga dari usaha dodol.

  Besarnya biaya produksi yang dikeluarkan dapat mempengaruhi besar penerimaan per kilogram dodol. Untuk itu perlu diketahui apakah pengaruh tersebut signifikan atau tidak. Disisi lain besar penerimaan per kilogram dodol ada hubungannya dengan jumlah produksi dan perlu diketahui seberapa kuat hubungan tersebut.

  Selain itu, adanya perbedaan besar biaya produksi dan jumlah produksi antara skala rumah tangga dan skala kecil akan menyebabkan besar pendapatan usaha dodol dari setiap skala usaha tersebut berbeda pula. Untuk itu perlu diketahui apakah perbedaan pendapatan tersebut signifikan atau tidak. Skema kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 1.

  Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

  Keterangan : : Menyatakan hubungan : menyatakan pengaruh : Menyatakan perbandingan

  Produksi Industri Pengolahan

  Dodol Skala Rumah

  Tangga Skala Kecil

  Harga Jual Pendapatan usaha dodol

  Komposisi Biaya

  Penerimaan Biaya

  Produksi Biaya

  Produksi Produksi

  Penerimaan Pendapatan usaha dodol

  Pendapatan Keluarga

  TKDK TKDK Pendapatan

  Keluarga Perbandingan

  Hipotesis Penelitian

  Berdasarkan latar belakang dan landasan teori yang dibuat, maka diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut :

  1. Ada pengaruh yang signifikan antara biaya produksi dengan besar penerimaan per kilogram dodol.

  2. Ada hubungan yang signifikan antara jumlah produksi dengan besar pendapatan per kilogram dodol.

  3. Komposisi biaya bahan baku lebih besar dari pada komposisi biaya lainnya.

  4. Ada perbedaan yang signifikan antara pendapatan usaha dodol skala rumah tangga dengan pendapatan usaha dodol skala kecil.

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Berdasarkan Budidaya Nonorganik, Semiorganik, dan Organik (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas, Kec. Perbaungan, Kab. Serdang Bedagai)

0 0 18

BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan 2.1. Sejarah dan Kegiatan Operasional Perusahaan - Analisis Sistem Pencatatan dan Metode Sistem Penilaian pada PT. PP London Sumatra Indonesia,Tbk

0 0 13

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG - Dampak Pelaksanaan Sosialisasi Perpajakan Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Pada Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota)

0 1 71

Dampak Pelaksanaan Sosialisasi Perpajakan Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Pada Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota)

0 0 14

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN A. Pengertian dan Jenis Perjanjian - Analisis Hukum Terhadap Perjanjian Penyambungan Air Pada PDAM Tirtanadi Medan

0 0 23

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Hukum Terhadap Perjanjian Penyambungan Air Pada PDAM Tirtanadi Medan

0 0 10

BAB II KOPERASI CREDIT UNION A. Sejarah dan Latar Belakang Didirikan - Penyelesaian Wanprestasi Dalam Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Hak Tanggungan Di Koperasi Credit Union Seia Sekata Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang

0 1 13

BAB I PENDAHULUAN H. Latar Belakang - Penyelesaian Wanprestasi Dalam Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Hak Tanggungan Di Koperasi Credit Union Seia Sekata Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang

0 0 16

Dampak Pengerukan Pasir Terhadap Kelimpahan Plankton dengan Parameter Fisik Kimia di Hulu Sungai Belawan, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang.

0 0 15

Analisis Pendapatan Agroindustri Dodol Di Kabupaten Serdang Bedagai

0 0 14