INTEGRASI MATA KULIAH TEKNIK PENULISAN S

INTEGRASI MATA KULIAH TEKNIK PENULISAN SKRIPSI (TPS) DENGAN
PROGRAM PAYUNG PENELITIAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN
KOLABORATIF BERBASIS PRAKTEK
Thobagus M. Nu’man
Susilo Wibisono
ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan untuk mengimplementasikan integrasi antara mata kuliah TPS
dengan program payung penelitian menggunakan metode kolaboratif berbasis praktek.
Dalam penelitian ini, variabel yang diuji adalah peningkatan kualitas proposal yang
dihasilkan oleh metode pembelajaran ini dibandingkan dengan proposal skripsi yang
dihasilkan oleh metode konvensional tahun sebelumnya. Mekanisme pengujian
dilakukan dengan menggunakan form evaluasi kualitas proposal dengan penilai yang
berasal dari dosen di luar peneliti. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 14
proposal dari proses pembelajaran kolaboratif dan 7 proposal dari pembelajaran
konvensional. Analisis dilakukan dengan mengacu pada tiga komponen penilaian, yaitu
kemampuan formulasi masalah, kemampuan menelaah pustaka/membangun landasan
teori, dan kemampuan merumuskan metode penelitian. Berdasarkan data penelitian
yang diperoleh, untuk komponen pertama (Bab I) dihasilkan nilai t = -1,765 dengan p
=0,094 (p>0,05), untuk komponen kedua (Bab II) dihasilkan nilai t = 1,585 dengan p =
0,129 (p>0,05), dan untuk komponen ketiga (Bab III), dihasilkan nilai t= 0,983 dengan
p=0,338 (p>0,05). Mengacu pada hasil analisis tersebut, disimpulkan bahwa tidak ada

perbedaan kualitas proposal skripsi yang signifikan antara proposal hasil proses
pembelajaran kolaboratif dan proposal hasil pembelajaran konvensional.
Kata Kunci: payung penelitian, kolaboratif, TPS

Pendahuluan
Salah satu usaha yang penting dilakukan agar terjadi peningkatan kualitas
dan kuantitas dosen di lembaga perguruan tinggi adalah dengan melibatkan
mahasiswa dalam penelitian yang dilakukan dosen. Upaya yang direncanakan
prodi untuk mengawal proses ini secara sistemik adalah melalui aktivitas
pengembangan payung penelitian. Aktivitas pengembangan payung penelitian
memerlukan kebijakan yang menaungi agar tidak hanya berlangsung secara
sporadis, melainkan tersistem secara matang.
Mengacu pada kondisi ini, mata kuliah Teknik Penulisan Skripsi (TPS) di
Prodi Psikologi UII dapat dijadikan sebagai langkah awal kebijakan Prodi dalam
mengawal implementasi payung penelitian. Saat ini Prodi Psikologi UII telah
memiliki Rencana Induk Penelitian (RIP) tahun 2012-2016 yang telah disahkan
oleh Kaprodi pada tanggal 27 Juli 2012. RIP ini disusun berdasarkan evaluasi
internal dan pengamatan eksternal serta telah disosialisasikan kepada dosen
Prodi Psikologi UII.
Dalam prosesnya, RIP ini dijadikan acuan dalam pengembangan penelitian

dan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh dosen Prodi Psikologi UII. RIP
Prodi disusun juga berdasarkan salah satu orientasi penelitian yang ditetapkan

Naskah Publikasi | 149

dalam RIP Universitas, yaitu Pengembangan model peningkatan kualitas hidup
islami. Adapun orientasi tersebut kemudian diderivasikan menjadi empat
roadmap penelitian, yaitu:
a. Penguatan Keluarga Berbasis Nilai-nilai KeIslaman;
b. Pengembangan dan Penerapan Kepemimpinan Kenabian (Prophetic
Leadership);
c. Budaya dan Sistem Organisasi yang Berorientasi pada Work-Life Balance;
d. Mitigasi dan Rehabilitasi pasca Bencana Berbasis Spiritualitas.
Mata kuliah Teknik Penulisan Skripsi (TPS) merupakan Mata kuliah Keahlian
Bersama (MKB) yang memiliki bobot SKS. Pelaksanaaan mata kuliah ini
sebelumnya menggunakan metode ceramah dan penugasan berupa penulisan
Bab 1-3 proposal skripsi yang harus dipresentasikan pada 5 pertemuan terakhir.
Topik penelitian yang diambil diserahkan kepada masing-masing mahasiswa
sehingga sering terjadi kesenjangan antara topik yang diambil mahasiswa dengan
bidang kepakaran dosen pengampu mata kuliah.

Permasalahan ini seringkali menyisakan kenyataan bahwa mahasiswa yang
memiliki topik yang jauh dengan bidang kepakaran dosen merasa kurang
memperoleh bimbingan dalam proses pelaksanaannya. Kelemahan ini
berimplikasi pada belum siapnya mahasiswa untuk masuk ke tahap selanjutnya
di semester 7, yaitu pembimbingan skripsi. Di sinilah akar dari permasalahan
lamanya masa penyelesaian skripsi mahasiswa.
Selain itu, mata kuliah ini hanya dilengkapi dokumen SAP saja yang sifatnya
sangat umum, belum ada dokumen lain yang terkait seperti course outline,
strategi pembelajaran dan sistem penilaian yang semestinya ada. Hasil evaluasi
terkait penyelenggaraan mata kuliah ini pada periode sebelumnya menunjukkan
bahwa mahasiswa masih merasa kebutuhannya untuk menyusun proposal
penelitian skripsi belum cukup terfasilitasi oleh penyelenggaraan kelas ini.
Bahkan, ketika sudah mulai masuk ke fase pembimbingan pada semester
selanjutnya, banyak mahasiswa yang belum merasa yakin dengan topik yang
telah dikembangkan dalam mata kuliah TPS, sehingga pembimbingan skripsi
dengan Dosen Pembimbing Skripsi (DPS) harus mulai dari awal lagi.
Pemilihan topik penelitian yang dilakukan sendiri oleh mahasiswa, selain
berimplikasi pada kesenjangan dengan kompetensi utama dosen, juga
menjadikan proses pembelajaran yang dikembangkan kurang kolaboratif.
Berdasarkan hal tersebut, program hibah yang akan diimplementasikan ini

memiliki harapan untuk memasukkan dimensi kolaborasi ke dalam proses
pembelajaran, yaitu dengan menggunakan topik yang sama dalam satu kelas.
Mata kuliah TPS dalam struktur kurikulum yang berlaku di Prodi Psikologi
merupakan akumulasi dari berbagai keterampilan pembelajaran dan penelitian
yang pernah diberikan sebelumnya. Dalam mata kuliah ini, penguasaan yang
cukup dari mahasiswa sangat diperlukan. Hal ini terkait dengan output yang
diharapkan dari mata kuliah ini, yakni proposal penelitian. Ketekukan mahasiswa
dalam menelusuri dan mereview literatur sangat dibutuhkan. Di sisi lain,

Naskah Publikasi | 150

ketekunan dosen dalam memberikan feedback atas tahap-tahap capaian yang
diperoleh mahasiswa juga merupakan hal yang mutlak adanya. Interaksi antara
dua faktor ini sangat menentukan keberhasilan tujuan mata kuliah TPS ini. Oleh
karenanya, mengacu pada permasalahan yang dungkapkan sebelumnya,
diperlukan upaya untuk menyelaraskan antara domain ‘kepentingan’ mahasiswa
untuk mengerjakan skripsi dan ‘kepentingan’ dosen untuk menghasilkan
penelitian.
Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti mengusulkan integrasi mata kuliah
TPS ini dengan program payung penelitian menggunakan pendekatan kolaboratif

berbasis praktek. Beberapa perbaikan yang diusulkan melalui program hibah
peningkatan kualitas pembelajaran ini antara lain meliputi integrasinya dengan
aktivitas prodi (program payung penelitian), difokuskannya topik dengan bidang
kepakaran dosen, penggunaan teknologi informasi di kelas, dan penguatan
keterampilan penelusuran literatur dari internet. Metode pembelajaran
kolaboratif berbasis praktek dipandang relevan dengan kebutuhan ini. Metode
ini merupakan metode pembelajaran yang mengarahkan peserta didik agar
memiliki pengalaman secara langsung dengan objek yang dikajinya (Stanton,
2008), dalam hal ini adalah penulisan skripsi.
Selain itu, melalui metode ini, mahasiswa juga akan saling mengevaluasi dan
memberikan feedback satu sama lain. Melalui metode ini, mahasiswa akan
menggunakan waktu pembelajaran untuk melakukan penyusunan naskah secara
langsung dengan difasilitasi oleh dosen.
Telaah Pustaka
Skripsi merupakan salah satu prasyarat kelulusan untuk jenjang
pendidikan tinggi Strata 1 di Indonesia. Skripsi merupakan sebuah produk
penelitian yang dikembangkan melalui suatu pendekatan metodologis. Output
dari sebuah tugas skripsi bagi mahasiswa dapat berupa produk maupun naskah
hasil penelitian yang memberikan informasi ilmiah tertentu. Salah satu tujuan
penulisan skripsi adalah upaya memecahkan suatu masalah secara ilmiah dan

objektif sehingga membuahkan bermacam-macam gagasan kreatif untuk
disumbangkan kepada dunia ilmu pengetahuan dan teknologi. Selama ini,
pelaksanaan skripsi di Prodi Psikologi hanya berorientasi pada pelaporan secara
administratif dan kurang mengarusutamakan nilai sumbangannya bagi
penyelesaian problem nyata di masyarakat dan sumbangannya bagi
pengembangan disiplin ilmu psikologi.
Program payung penelitian yang dirintis Prodi Psikologi sejak tahun 2012
pada dasarnya telah banyak dikembangkan di Indonesia. Hal ini mengacu pada
tuntutan agar penelitian yang dilakukan oleh kalangan akademisi tidak
berlangsung secara sporadis, melainkan juga mampu memberikan masukan yang
signifikan bagi penyelesaian problem dan pengembangan disiplin ilmu. Pada level
negara, kemudian muncul Dewan Riset Nasional (DRN) yang merumuskan
payung-payung penelitian yang relevan dengan potensi dan permasalahan yang

Naskah Publikasi | 151

ada di Indonesia. Hal yang sama juga berlangsung di Provinsi, yaitu dengan
dibentuknya Dewan Riset Daerah (DRD).
Di tingkat Universitas, pengembangan Rencana Induk Penelitian (RIP)
telah dilakukan, sebagaimana hal ini juga dikembangkan di UII. RIP UII yang

mulai diberlakukan pada tahun 2012 memiliki beberapa orientasi penelitian,
salah satunya adalah pengembangan model peningkatan kualitas hidup Islami.
Orientasi ini kemudian diderivasikan ke dalam RIP Prodi Psikologi UII yang
memuat empat orientasi turunan, yaitu : (1) Penguatan keluarga Berbasis Nilainilai Ke-Islaman; (2) Pengembangan dan Penerapan Kepemimpinan Kenabian
(Prophetic Leadership); (3) Budaya dan Sistem Organisasi yang berorientasi pada
Work-Life Balance; dan (4) Mitigasi dan rehabilitasi Pasca Bencana berbasis
Spiritualitas. Implementasi dari RIP ini tentu saja tidak hanya terbatas pada
kalangan dosen, melainkan juga melibatkan mahasiswa. Oleh karenanya,
dikembangkan aktvitas payung penelitian yang melalui proposal ini akan
diintegrasikan dengan mata kuliah TPS di Prodi Psikologi.
Payung penelitian merupakan sebuah penelitian yang menghimpun
penelitian-penelitian turunan dalam satu topik yang sama. Hal ini mengacu pada
karakteristik permasalahan yang selalu menuntut kajian/riset secara mendalam
dan meluas. Perluasan dan pendalaman satu topik ini secara efektif dapat
dilakukan melalui pengembangan payung penelitian. Payung penelitian ini
dipandang relevan untuk diterapkan pada level mahasiswa melalui mata kuliah
TPS. Integrasi antara mata kuliah TPS dengan payung penelitian yang diajukan
dalam proposal ini menggunakan metode pembelajaran kolaboratif berbasis
praktek.
Secara historis, pembelajaran kolaboratif pada mulanya dikembangkan

oleh para guru dan peneliti di Inggris pada dekade 1950-an hingga 1960-an
(Bruffee dalam Laal & Laal, 2012). Hal ini diinspirasi oleh proses pembelajaran
para mahasiswa kedokteran yang memecahkan kasus secara kelompok dalam
mata kuliah fisika. M.L.J Abercrombie, dosen yang mengajar pada waktu itu
mengamati bahwa mahasiswa yang memecahkan masalah secara kelompok
menghasilkan output yang lebih bagus dan lebih cepat dibandingkan dengan
mahasiswa yang melakukannya secara individual (Laal & Laal, 2012).
Pembelajaran kolaboratif merupakan proses pembelajaran yang
mengembangkan hubungan antara pendidik, peserta didik dan komponen
pembelajaran lainnya untuk memberikan peluang kepada peserta didik guna
mengoptimalkan hasil belajarnya (Husain, 2012). Dalam definisinya yang lain,
Laal dan Laal (2012) menegaskan bahwa pembelajaran kolaboratif adalah suatu
pendekatan pendidikan dalam proses mengajar dan belajar yang mengarahkan
kelompok-kelompok siswa atau mahasiswa bekerja bersama dalam memecahkan
masalah, mengerjakan tugas, dan membuat produk. Salah satu orientasi dalam
pendekatan pembelajaran ini adalah agar peserta didik yang memiliki beragam
kemampuan dan konstruk psikologis yang berbeda-beda dapat membangun
kerjasama dalam menyelesaikan tujuan pembelajaran yang ditargetkan.

Naskah Publikasi | 152


Laal dan Laal (2012) juga menyampaikan bahwa pendekatan
pembelajaran ini setidaknya mengandung lima komponen dasar, yaitu
ketergantungan positif antar peserta didik, evaluasi pada level individu dan
kelompok, keterampilan interpersonal dan kelompok kecil, interaksi yang saling
mendukung dan proses kelompok.
Pembelajaran kolaboratif memberikan kontribusi terhadap kohesifitas
kelompok peserta didik, karena interaksi yang lebih leluasan di antara sesama
peserta didik. Selain itu, kelompok juga dijadikan sebagai sarana peningkatan
dimensi pengetahuan, keterampilan dan sikap terkait dengan bidang yang
dipelajarinya (Husain, 2012). Basis praktek dalam konsep pembelajaran
kolaboratif berbasis praktek ini menekankan implementasi langsung dari materi
pembelajaran. Metode ini, menurut Stanton (2008) mampu memfasilitasi
peserta didik untuk mengembangkan keterampilannya secara langsung.
Perkembangan metode pendidikan yang digunakan di berbagai perguruan tinggi
saat ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang berlangsung tidak hanya
berorientasi teoritis, melainkan juga harus menyentuh wilayah-wilayah praktis.
Pembelajaran kolaboratif, selain diimplementasikan secara face to face,
dalam perkembangan terbarunya juga diterapkan dengan menggunakan mediasi
komputer (computer mediated) (Dewiyanti, Gruwel, Jochems & Broers, 2007).

Dewiyanti, dkk (2007) mengembangkan pembelajaran kolaboratif dengan
mediasi komputer secara tidak langsung (asynchronous). Salah satu fasilitas yang
digunakan dalam proses pembelajaran ini adalah e-room atau ruang virtual yang
dapat dijadikan sebagai wahana interaksi secara virtual (Dewiyanti, dkk, 2007).
Contoh fasilitas software yang relevan untuk fungsi ruang virtual ini adalah
dropbox yang dapat digunakan dan atau didownload secara gratis melalui
website www.dropbox.com.
Fungsi dosen dalam proses kolaborasi mahasiswa melalui ruang virtual ini
antara lain meliputi monitoring proses yang terjadi, partisipasi dalam proses
kolaborasi, memonitor kemajuan mahasiswa, memberikan umpan balik,
menekankan kepada peserta didik agar saling membantu, dan memberikan
resolusi yang tepat ketika terjadi konflik intra-kelompok (Dewiyanti, dkk, 2007).
Studi eksperimen yang dilakukan oleh Francescato, dkk (2006) untuk
membandingkan bagaimana perbedaan pembelajaran kolaboratif yang
dikembangkan secara face to face dan pembelajaran kolaboratif yang dimediasi
komputer/internet terhadan efikasi mahasiswa menunjukkan bahwa tidak ada
perbedaan efikasi mahasiswa berdasarkan dua pola yang berbeda dalam
pembelajaran kolaboratif tersebut. Variabel lain yang diamati dalam penelitian
tersebut antara lain keterlibatan mahasiswa, kerjasama yang dibangun dan
kepuasan terhadap proses pembelajaran. Semuanya menunjukkan tidak adanya

perbedaan skor yang dihasilkan antara kelompok yang menggunakan
pembelajaran kolaboratif face to face dan dimediasi komputer/internet
(Francescato, 2006). Hal ini menunjukkan bahwa, baik secara face to face

Naskah Publikasi | 153

maupun dengan dimediasi komputer, pembelajaran kolaboratif sama-sama
mampu meningkatkan berbagai dimensi penting dalam proses pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran yang dikembangkan dalam mata kuliah TPS ini
meliputi proses yang face to face dan proses yang dimediasi komputer. Proses
face to face dilakukan dalam pertemuan-pertemuan di kelas sebagaimana yang
dijadwalkan, sementara proses yang dimediasi komputer dilakukan melalui
fasilitas dropbox.
Pengembangan yang dilakukan melalui program hibah ini adalah integrasi
antara mata kuliah TPS dengan aktivitas payung penelitian yang diprogramkan
Prodi. Proses pembelajaran kolaboratif berbasis praktek merupakan proses
pembelajaran yang berorientasi untuk menanamkan pemahaman mengenai
bagaimana melakukan sesuatu (Ping, 2007) secara kolaboratif. Pembelajaran
yang dikembangkan dengan menggunakan metode ini sangat relevan bagi
karakteristik pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan pemahaman
sekaligus keterampilan dan sikap. Mengacu pada hal ini, peneliti memandang
bahwa pengembangan metode pembelajaran kolaboratif berbasis praktek untuk
mata kuliah TPS merupakan sesuatu yang sangat relevan.
Metode Penelitian
Secara menyeluruh, proses pengembangan dan pelaksanaan
pembelajaran mata kuliah TPS dengan menggunakan metode ini dilaksanakan
melalui tiga tahapan, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Tahap
perencanaan dilakukan untuk menyiapkan berbagai perangkat yang diperlukan
dalam proses pembelajaran yang berlangsung selama satu semester. Berbagai
perangkat yang dimaksud pada tahap ini meliputi alat-alat ukur dan form
evaluasi yang digunakan, naskah-naskah jurnal yang diperlukan untuk proses
penulisan naskah, dan fasilitas teknologi informasi yang dimanfaatkan sebagai
media penelusuran literatur yang diperlukan. Teknologi informasi sebagai
penunjang proses komunikasi dalam pembelajaran ini adalah pembuatan fasilitas
teknologi yang berfungsi untuk saling bertukar pikiran antar mahasiswa maupun
antara mahasiswa dengan dosen. Pada tahap Pelaksanaan, proses pembelajaran
yang dikembangkan dengan menggunakan metode practical learning untuk mata
kuliah TPS ini dilaksanakan melalui alur yang disajikan dalam Gambar 1. di bawah
ini:

Naskah Publikasi | 154

Mulai

Penyampaian
materi dan diskusi

Praktik penulisan

Evaluasi

Revisi

Selesai

Gambar 1. Alur Pelaksanaan Proses Pembelajaran

Tahap selanjutnya adalah tahap evaluasi yang berfungsi mengetahui level
capaian mahasiswa, memotivasi mahasiswa, menentukan lulus tidaknya
mahasiswa, menentukan peringkat mahasiswa, bahan umpan balik bagi
mahasiswa, serta menilai kinerja dan umpan balik untuk dosen. Evaluasi kegiatan
pembelajaran ini dilakukan pada tiap mahasiswa oleh dosen sebagai fasilitator.
Tiap kegiatan pembelajaran diberi penilaian dan penilaian akhir berupa skor ratarata dari kegiatan pembelajaran. Terkait dengan tahap evaluasi ini, disampaikan
dalam lampiran mengenai sistem penilaian yang dikembangkan untuk proses
pembelajaran ini. Selain itu, tahap evaluasi ini juga dikembangkan untuk menilai
apakah integrasi mata kuliah TPS dengan payung penelitian menggunakan
metode kolaboratif berbasis praktek ini memiliki dampak pada peningkatan
kualitas proposal penelitian yang dihasilkan. Mekanisme yang ditempuh adalah
dengan meminta 1 orang reviewer memberikan penilaian secara objektif atas
naskah-naskah proposal penelitian yang dihasilkan dari kelas TPS yang
terintegrasi dengan payung penelitian dan kelas TPS lain yang menggunakan
metode konvensional. Penilaian dilakukan dengan menggunakan form yang
berisi indikator kualitas proposal berdasarkan tiga Bab yang terkandung, yaitu
formulasi masalah (Bab I), landasan teoritik (Bab II), dan Metode Penelitian (Bab
III). Indikator penilaian tersebut misalnya, apakah alur sudah mulai dari hal yang
umum ke yang khusus, apakah permasalahan telah diungkapkan dengan jelas,
apakah penulis telah menghindari subjektifitas, dan lain sebagainya. Secara
keseluruhan, form evaluasi terdiri atas 9 item untuk evaluasi Bab I, 6 item untuk
evaluasi Bab II, dan 8 item untuk evaluasi Bab III.
Guna lebih memudahkan pemahaman metode pengembangan model
inovasi yang diusulkan dalam program ini, dapat dilihat dalam Tabel 1. di bawah
ini:

Naskah Publikasi | 155

No
1
2

3

4

Tabel 1.
Perbedaan Metode Konvensional dan Metode Kolaboratif yang Dirancang
Metode yang dikembangkan Melalui
Metode Sebelum Program Hibah
Program Hibah
Pembelajaran menekankan pada Pembelajaran
menekankan
pada
pemahaman konseptual
praktik penulisan
Mahasiswa bebas memilih topik Dosen memberikan batasan topik
penelitian
berdasarkan penelitian payung yang
dikembangkan
Metode
pembelajaran
belum Metode
pembelajaran
bersifat
bersifat kolaboratif
kolaboratif mengacu pada bagian topik
yang sama antar mahasiswa
Belum memanfaatkan teknologi Menggunakan fasilitas dropbox sebagai
informasi secara optimal
media
untuk
mengembangkan
pembelajaran
kolaboratif
yang
dimediasi komputer

Berdasarkan Tabel 1. di atas, inovasi pembelajaran yang dikembangkan
melalui program hibah ini lebih menekankan pada fokus pembelajaran yang lebih
praktis, batasan topik disesuaikan dengan minat penelitian dosen dalam program
penelitian payung, penggunaan metode pembelajaran kolaboratif serta
pemanfaatan fasilitas teknologi informasi berupa sarana penyimpanan (cloud),
yang dalam hal ini menggunakan dropbox.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Proses pengukuran indikator peningkatan kualitas proposal penelitian skripsi
mahasiswa diukur dengan menggunakan form evaluasi yang dikembangkan
peneliti. Peneliti meminta bantuan salah seorang dosen yang dinilai memiliki
kepakaran dalam metodologi penelitian untuk memberikan penilaian terhadap
sample proposal yang diambil secara acak dari tiga kelas yang menggunakan
pembelajaran kolaboratif dan membandingkannya dengan hasil proposal dari
kelas tahun sebelumnya yang menggunakan pembelajaran konvensional. Jumlah
proposal yang dijadikan sample adalah 21 proposal dengan rincian sebanyak 14
proposal dari kelas kolaboratif dan 7 proposal dari kelas konvensional tahun
sebelumnya. Data yang diberoleh berdasarkan isian form penilaian kemudian
dianalisis dengan menggunakan alat statistika uji beda Independent sample ttest.

Naskah Publikasi | 156

Tabel 2. Hasil Pengujian Pasca Kegiatan
Wilayah Pengujian

Hipotesis

Hasil

Kesimpulan

Aspek Formulasi masalah
(Bab I )

Ada perbedaan signifikan
antara kelas kolaboratif
dengan kelas konvensional

T = -1,765 dengan p
=0,094 (p>0,05)

Tidak Ada
Beda
SIgnifikan

Aspek Elavorasi
Literatur/Teori (Bab II)

Ada perbedaan signifikan
antara kelas kolaboratif
dengan kelas konvensional

T = 1,585 dengan p =
0,129 (p>0,05)

Tidak Ada
Beda
Signifikan

Aspek Pengembangan
Metode Penelitian (Bab
III)

Ada perbedaan signifikan
antara kelas kolaboratif
dengan kelas konvensional

T= 0,983 dengan
p=0,338 (p>0,05)

Tidak Ada
Beda
SIgnifikan

Tidak tercapainya indikator peningkatan kualitas proposal skripsi yang dihasilkan
dari mata kuliah TPS dapat dijadikan sebagai indikasi bahwa implementasi proses
kolaborasi dengan memanfaatkan payung penelitian dalam mata kuliah ini masih
kurang optimal. Namun demikian, berdasarkan wawancara dengan mahasiswa
yang menjadi peserta kelas TPS, didapatkan keterangan bahwa proses
kolaboratif yang dikembangkan mampu memberikan bantuan bagi mereka
terkait berbagai proses dalam penulisan skripsi, terutama terkat dengan review
jurnal, dan pelacakan data-data pendukung untuk penyusunan latar belakang
masalah. Kesamaan topik yang dipayungi oleh penelitian dosen pembimbing juga
sangat membantu proses penulisan bagi mahasiswa, terutama terkait dengan
kebutuhan referensi yang biasanya menjadi kendala dalam penulisan ilmiah.
Dalam proses ini, dosen sangat membantu dalam penyediaan referensi yang
bermanfaat dalam penulisan ilmiah.
Sebagai keberlanjutan, mengacu pada temuan yang diperoleh berdasarkan
proses pelaksanaan dan analisis data, Beberapa langkah yang perlu
dikembangkan sebagai keberlanjutan aktivitas ini antara lain:
1. Mengembangkan perencanaan proses pembelajaran yang lebih matang
sebelum pertemuan setiap minggunya;
2. Meningkatkan motivasi mahasiswa untuk aktif mengikuti perkuliahan
dalam setiap pertemuannya;
3. Memberikan pelatihan keterampilan menulis dengan menggunakan
kaidah ilmiah pada mahasiswa sebelum masuk pada materi yang terkait
topik penelitian;
4. Lebih intens dalam memberikan feedback terhadap hasil penulisan
mahasiswa yang dishare melalui folder dropbox;
5. Lebih menekankan kepada mahasiswa agar mengoptimalkan proses
kolaborasi yang dikembangkan, baik dalam pertemuan dikelas maupun
dalam folder di dropbox, yang memungkinkan mahasiswa saling
mempelajari feedback yang diberikan kepada mahasiswa lain.

Naskah Publikasi | 157

Simpulan dan Saran
Berdasarkan analisis data, peneliti menyimpulkan beberapa hal, yaitu:
1. Tidak ada perbedaan keterampilan formulasi masalah antara kelompok
yang ikut kelas TPS dengan menggunakan metode pembelajaran
kolaboratif berbasis praktek dengan kelompok yang menggunakan
pendekatan sebelumnya
2. Tidak ada perbedaan keterampilan elaborasi literatur antara kelompok
yang ikut kelas TPS dengan menggunakan metode pembelajaran
kolaboratif berbasis praktek dengan kelompok yang menggunakan
pendekatan sebelumnya;
3. Tidak ada perbedaan keterampilan pengembangan metode penelitian
antara kelompok yang ikut kelas TPS dengan menggunakan metode
pembelajaran kolaboratif berbasis praktek dengan kelompok yang
menggunakan pendekatan sebelumnya.
Saran yang peneliti sampaikan mengacu pada kebijakan Prodi tentang
payung penelitian, maka integrasi antara payung penelitian dengan mata
kuliah TPS tetap perlu dilakukan. Namun demikian, dalam prosesnya tidak
terpaku pada pendekatan kolaboratif yang diterapkan dalam program hibah
ini. Prodi perlu menekankan kepada dosen pengampu mata kuliah TPS untuk
mengembangkan berbagai pendekatan pembelajaran yang relevan dalam
proses integrasi antara penelitian dosen dengan skripsi mahasiswa. Selain
itu, peningkatan pendayagunaan teknologi informasi juga harus diiringi
dengan kemauan dosen untuk memberikan feedback secara lebih
komprehensif dan berkelanjutan.
Daftar Pustaka
Dewiyanti. S, Gruwel. S.B, Jochems. W, Broers.N.J. 2007. StudentsExperiences
with Collaborative Learningin Asynchronous ComputerSupportedCollaborative
Learning environments. Computers in Human Behavior 23 (2007) 496–514.
Fanning, R.M & Gaba, D.M. 2007. The Role of Debriefing in Simulation-Based
Learning. Review Articles at Society for Simulation in Healthcare, Vol. 2, No. 2,
Summer 2007.
Francescato. D, Porcelli. R. Mebane. M, Cuddetta. M, Klobas. J, Renzi P.
2006.Evaluation of The Efficacy of Collaborative Learning in Face-to-faceand
Computer-Supported University Contexts. Computers in Human Behavior 22
(2006) 163–176.
Husain. R. 2012. Pengembangan Model Pembelajaran Kolaboratif. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.

Naskah Publikasi | 158

Laal. M dan Laal. M. 2012. Collaborative Learning: What is it?. Procedia - Social
and Behavioral Sciences 31 (2012) 491 – 495.
Millar. R. 2004. The role of Practical Work In The Teaching and Learning of
Science. University of York: Department of Educational Studies.
Ping. R. 2007. Putting the Practical Back Into The Academic and Vocational. The
Social Market Foundation.
Stanton. G. 2008. The Benefits of Practical Learning for 14-19 Years Old.
Positioning Paper for Center for Skills Development.

Naskah Publikasi | 159