Laporan Praktikum Derajat Kerut Tanah

LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR ILMU TANAH

ACARA III
DERAJAT KERUT TANAH

Oleh :
Nama

: MARTHA WIRA PRATAMA

NIM

: A1L114013

Rombongan

: AGROTEKNOLOGI Pararel A1

PJ Asisten


: Ardi Luqman Hakim

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2015

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tanah adalah tubuh alam (natural body) yang terbentuk dan berkembang
akibat bekerjanya gaya-gaya alam (natural forces) terhadap bahan-bahan alam
(natural material) dipermukaan bumi. Tanah sangat penting peranannya bagi
semua kehidupan di bumi karena tanah adalah tempat makhluk hidup untuk
berpijak dan tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara
dan air sekaligus penopang akar agar tanaman bisa tumbuh dengan baik. Di bumi
ini terdapat berbagai jenis tanah. Jenis tanah menentukan tingkat kesuburan tanah

untuk ditumbuhi oleh tanaman. Tanah mempunyai sifat yang mudah dipengaruhi
oleh cuaca dan iklim.
Secara fisik tanah mineral merupakan campuran dari bahan anorganik,
bahanorganik, udara dan air. Bahan anorganik secara garis besar terdiri dari
golongan fraksitanah yaitu pasir, debu dan liat. Masing-masing fraksi mempunyai
ukuran dan sifat yang berbeda-beda.
Pasir memiliki ukuran 0,05 mm – 2 mm, bersifat plastis, tidak liat, dan
daya menahan airnya rendah. Debu memiliki ukuran 0,002 mm – 0,05 mm,
memiliki sedikit sifat plastis dan kohesi yang cukup baik. Sedangkan liat memiliki
ukuran < 0,002 mm, berbentuk lempeng, lengket bila dibasahi, sangat plastis, sifat
mengembang dan mengkerut yang besar.

Mengetahui derajat kerut suatu jenis tanah akan mempermudah untuk
mengetahuikandungan bahan organik dalam tanah tersebut. Berat ringannya tanah
dan kandungan bahan organik tanah akan menentukan besarnya derajat kerut
tanah. Semakin tinggi kandungan liat, semakin besar derajat kerut tanah. Namun
kandungan bahan organik tanah malah sebaliknya. Semakin tinggi kandungan
bahan organik tanah maka derajat kerut tanah semakin kecil.
Sifat fisik tanah mempunyai banyak kemungkinan untuk dapat digunakan
sesuaidengan kemampuan yang dibebankan kepadanya, yaitu kemampuan untuk

menjadi kerasdan penyangga, kapasitas drainase dan menyimpan air, plastisitas,
kemudahan untukditembus akar, aerasi, dan kemampuan menahan retensi unsureunsur hara tanaman yang semuanya berhubungan dengan kondisi fisik tanah.
Kondisi meliputi warnatanah, tekstur tanah, konsistensi dan struktur tanah.
Selain itu tanah juga mempunyai tiga dimensi ruang yaitu panjang, lebar
dankedalaman. Setiap tanah mempunyai sifat-sifat yang khas yang merupakan
hasilkarya factor-faktor pembentuk tanah ini, maka setiap jenis tanah akan
menampakkan profil yang berbeda.
Mengetahui bentuk fisik tanah dari berbagai jenis, kandungan mineral
didalamnya, derajat kerut tanah, adanya kandungan air tanah serta pengetahuan
tentang profil tanah merupakan suatu cara untuk mendapatkan tanah yang cocok
untuk budidaya komoditi pertanian. Sebab faktor-faktor tersebut di atas adalah
faktor utamadalam budidaya pertanian.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui besarnya derajat kerut tanah dari beberapa jenis
tanah.
2. Untuk membandingkan besarnya derajat kerut antar jenis tanah.

II.


TINJAUAN PUSTAKA

Semenjak pertanian berkembang, konsep tanah yang sangat penting ada
konsepsebagai media alami bagi pertumbuhan tanaman. Bila kota-kota besar
berkembang, tanah menjadi penting sebagai bahan rekayasa guna mendukung
jalan-jalan dan bangunan-bangunan. Pada saat ini tanah lebih banyak lagi
mendukung

fungsirekayasa,

termasuk

untuk

menimbun

bahan-bahan

bangunan. Konsep tanah sebagai bahan rekayasa dikaitkan dengan tanah
sebagai selimut batuan yang telah mengalami pelapukan atau regolit (Foth,

2006).
Dalam analisis agihan besar zarah, bahan tanah halus dipisahkan lebih
lanjut menjadi tiga fraksi utama yaitu pasir, debu dan lempung. Fraksi tanah
ialah sekelompok zarah tanah berukuran diantara batas-batas tertentu (Notoh
adi prawiro, 1998).
Fraksi tanah ialah sekelompok zarah tanah yang berukuran diantara batasbatas tertentu. Dalam analisis besar zarah, bahan tanah dapat dipisahkan lebih
lanjut menjadi tiga fraksi utama. Masing-masing fraksi mempunyai ukuran
dan sifat yang berbeda-beda yaitu:
1. Pasir (0,05 mm – 2,00 mm) bersifat tidak plastis dan tidak liat,
daya menahan air rendah, ukurannnya yang menyebabkan pori
akro lebih banyak, perkolas cepat, sehingga aerasi dan drainase
tanah pasiran relatif lebih baik.

2. Debu (0,002 mm – 0,05 mm) sebenarnya merupakan pasir
mikro dan sebagian besar adalah kuarsa. Fraksi debu
mempunyai sedikit sifat plastis dan kohesi yang baik.
3. Liat ( < 0,002 mm) berbentuk mika atau lempeng bila dibasahi
amat lengket dan sangat plastis, sifat mengembang dan
mengerut yang besar. Bila kering menciut banyak menyerap
energi panas, bila dibasahi terjadi pengembang volume dan

terjadi pelepasan yang disebut sebagai panas pembasahan
(Hardjowigeno, 1987).
Tanah secara umum mempunyai 2 (dua) sifat utama, yaitu sifat fisis dan
sifat mekanis.
1. Sifat Fisis Tanah
Sifat fisis tanah yaitu sifat yang berhubungan dengan
elemen penyusunan massa tanah yang ada, misalnya volume
tanah, kadar air, dan berat tanah. Dalam keadaan tidak jenuh,
tanah terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu butiran padat (solid),
bagian air (water), dan bagian udara (air). Keberadaan materi
air dan udara biasanya menempati pada ruangan antara
butiran/pori pada massa tanah tersebut.
2. Sifat Mekanis Tanah
Sifat mekanis tanah merupakan sifat perilaku dari struktur
massa tanah pada dikenai suatu gaya atau tekanan yang
dijelaskan secara teknis mekanis. Parameter kekuatan tanah

terdiri dari kohesi, tegangan air pori negatif, bagian
butiran,kuat geser undrained (Aburizal et all, 2012).


III.

METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan saat praktikum adalah cawan porselin,
cawan dakhil, colet,botol semprot,kuas dan jangka sorong. Bahan
yang digunakan adalah tanah halus jenis inceptisol (0,5 mm), air,
dan vaselin.
B. Prosedur Kerja
1. Diameter cawan dakhil dikur dengan jangka sorong
2. Cawan dakhil diolesi vaselin secara merata dengan kuas
3. Tanah inceptisol dimasukkan kecawan porselin lalu diberi air
dengan botol semprot
4. Tanah inceptisol diaduk dengan colet hingga menjadi pasta
yang homogen
5. Pasta tanah yang homogeny dimasukkan kedua buah cawan
dakhil dan diratakan dengan colet
6. Cawan dakhil yang berisi pasta tanah dijemur di bawah terik
matahari langsung

7. Tanah diukur diameter setiap dua jam sekali dengan jangka
sorong bagian atas sampai diameter dari kedua tanah tersebut
konstan ukurannya
8. Hasil dihitung dengan menggunakan rumus:
Derajat kerut tanah=

diameter awal−diameter akhir
×100 %
diameter awal

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
N

Jenis

o


Tanah

Pengamatan
1

2

3

4

5

6

3.66

3.52


3.24

3.24

3.24

3.66

3.63

3.21

3.21

3.21

3.66

3.57


3.22
3.30

3.22

3.22

3.69

3.51

3.18

3.18

3.18

3.18

3.18

3.18

3.18

3.18

3.18

Ø
1

1

Andisol

Ø
2

x
Ø

5

1

Inceptiso

Ø

3.68

3.45

2

3.31
l

x

5
3.68

5
3.48

3.30

2

7

Ø

7
3.68

2.95

2.75

2.71

2.61

2.61

2.97

2.79

2.72

2.64

2.64

2.71

2.62

2.62

2.96

2.77
5

5

5

2

1

5

Ø
3

Vertisol

3.68
2

x

3.68
2

Ø
3.6

3.25

3.23

3.23

3.23

3.6

3.27

3.24

3.24

3.24

3.23

3.23

3.23

3.6

3.26
5

5

5

3.18

3.11

3.11

1

Ø
4

Entisol
2

x

5

Ultisol

Ø

3.67

3.25

3.11

7

1

Ø
3.69

3.34

3.26

3.11

3.11

3.11

3.68

3.29

3.22

3.11

3.11

3.11

2

x

Derajat Kerut Andisol=

3.66−3.225
x 100 %=11.88 %
3.66

Derajat Kerut Inceptisol=

Derajat Kerut Vertisol=

Derajat Kerut Entisol=

Derajat Kerut Ultisol =

3.687−3.18
x 100 %=13.75 %
3.683

3.6825−2.625
x 100 %=28.71 %
3.6825

3.60−3.235
x 100 %=10.13 %
3.60

3.68−3.11
x 100 %=15.48 %
3.68

B. Pembahasan
Derajat kerut tanah adalah kemampuan tanah untuk mengembang dan
mengerut. Tanah mempunyai sifat mengembang (bila basah) dan mengerut (bila
kering). Tanah yang banyak mengandung pasir akan mempunyai tekstur yang
kasar, mudah diolah, mudah merembeskan air dan disebut sebagai tanah ringan.
Sebaliknya tanah yang banyak mengandung liat akan sulit meloloskan air, aerasi
jelek, lengket dan sukar pengolahannya sehingga disebut tanah berat (Sarief,
1986).
Fraksi tanah ialah sekelompok zarah tanah yang berukuran diantara batasbatas tertentu. Dalam analisis besar zarah, bahan tanah dapat dipisahkan lebih

lanjut menjadi tiga fraksi utama. Masing-masing fraksi mempunyai ukuran dan
sifat yang berbeda-beda yaitu:
1. Pasir (0,05 mm – 2,00 mm) bersifat tidak plastis dan
tidak liat, daya menahan air rendah, ukurannnya yang
menyebabkan pori akro lebih banyak, perkolas cepat,
sehingga aerasi dan drainase tanah pasiran relatif lebih
baik.
2. Debu (0,002 mm – 0,05 mm) sebenarnya merupakan
pasir mikro dan sebagian besar adalah kuarsa. Fraksi
debu mempunyai sedikit sifat plastis dan kohesi yang
baik.
3. Liat ( < 0,002 mm) berbentuk mika atau lempeng bila
dibasahi amat lengket dan sangat plastis, sifat
mengembang dan mengerut yang besar. Bila kering
menciut banyak menyerap energi panas, bila dibasahi
terjadi pengembang volume dan terjadi pelepasan yang
disebut sebagai panas pembasahan (Hardjowigeno,
1987).
Secara kasaran, zarah mineral tanah dapat dipilah menjadi 3 kategori.
Yang berdiameter lebih besar daripada 2 cm disebut batu, berdiameter antara2 cm
dan 2 mm disebut krikil, dan berdiameter lebih kecil daripada 2 mmdisebut bahan
tanah halus (Kohke, 1968)

Dalam analisis agihan besar zarah, bahan tanah halus dipisahkan lebih
lanjut menjadi tiga fraksi utama pasir, debu (lanau), dan lempung. Fraksi tanah
ialah sekelompok zarah tanah yang berukuran diantara batas-batas tertentu
(Notohadiprawiro, 1998).
Butiran pasir terdiri dari kuarsa, pecahan felspar maka dan kadang juga
sirkon, turmalin dan horn blende. Butiran pasir mempunyai matra kurang lebih
seragam dan mempunyai bentuk membulat walaupun permukaanluarnya tidak
selalu halus, serta mempunyai jenjang kekasaran tertentu yangterkait erat dengan
keabrasifanya (Poerwowidodo, 1991).
Pisahan debu terdiri dari kumpulan zarah berukuran garis tengah antara
pisahan lempung dan pisahan pasir. Secara meneralogis dan fisis, zarah debu
mendekati

zarah

pasir,

hanya

berukuran

lebih

kecil

dan

luas permukaan per satuan massa yang lebih besar, serta seringkali terlapisilempu
ng yang terjerap kuat. Pada kasus tertentu zarah debu memperlihatkan perangai
fisiko kimiawi lempung (Purwowidodo, 1991).
Pisahan lempung dibedakan secara mineralogis dari pisahan debu oleh
karena lebih dirajai oleh pelikan – pelikan hasil pelapukan dan tidak
dijumpai pada batuan yang tidak lapuk. Pisahan lempung lebih tanah
pelapukan lanjut daripada pelikan dalam batuan dan lebih menunjukkan watak
fisis dankimiawi pisahan lempung. Pisahan lempung dengan ukuran zarah < 2
mikron,merupakan pisahan koloid.

Pelikan ini jarang dijumpai dalam bentuk zarah berukuran > 2 mikron,dan
umumnya dijumpai dengan ukuran < 2 mikron. Pisahan lempung kasar,terutama
berukuran > 0.5 mikron, dapat mengandung sejumlah kuarsa, dan kadang mika,
sedangkan pisahan lempung ukuran < 0.1 mikron, hampir seluruhnya terdiri dari
pelican lempung atau hasil pelapukan lain (Poerwowidodo, 1991).
Derajat Kerut Tanah adalah suatu ukuran besarnya pengerutan suatu tanah
yang ditentukan oleh kandungan dari tanah itu sendiri. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi derajat kerut tanah adalahsebagai berikut:
1. Kandungan Liat
Berat ringannya tanah akan menentukan besarnya derajat kerut tanah.
Semakin tinggi kandungan liat, akan semakin besar derajat kerut tanah.
2. Bahan Organik
Bahan organik tanah berpengaruh sebaliknya. Semakin tinggi kandungan
bahan organiknya maka derajat kerut tanah semakin kecil.
3. Cahaya Matahari
Semakin banyak cahaya matahari yang mengenai tanah maka akan
semakin cepat terjadi pengkerutan tanah.
4. Kandungan Air
Semakin tinggi kandungan air tanah maka derajat kerut tanah semakin
kecil. Tanah ringan adalah tanah yang mengandung banyak pasir akan mempunyai
tekstur kasar, mudah diolah, merembeskan air, Sedangkan tanah berat adalah
tanah yang banyak mengandung liat, sulit meloloskan air, aerasi jelek,lengket dan
sulit dalam pengelolaannya. Masing-masing fraksi mempunyai ukuran dan sifat

yang berbeda-beda. Tanah yang banyak mengandung pasir akan mempunyai
tekstur yang kasar, mudah untuk diolah, mudah untuk merembeskan air dan
disebut sebagai tanah ringan. Selain itu, derajat kerut pada tanah adalah berat
ringannya tanah akan menentukan derajat kerut tanah. Semakin tinggi kandungan
liat, semakin besar derajat kerut tanah. Selain itu, bahan organik tanah
berpengaruh sebaliknya. Semakin tinggi kandungan bahan organik tanah, maka
derajat kerut tanah semakin kecil. Semakin tinggi kandungan liat, semakin besar
derajat kerut tanah. Selain itu, bahan orgaik tanah berpengaruh sebaliknya.
Semakin tinggi kandungan bahan organik tanah, maka derajat kerut tanah semakin
kecil. (Notoh adi prawiro tejoyuwono, 1998).
Tanah dapat terbagi menjadi beberapa jenis yang masing-masing memiliki
sifat yang berbeda-beda. Ada jenis tanah yang mempunyai sifat mengembang
(bila basah) dan mengkerut (bila kering). Akibatnya pada musim kering karena
tanah mengerut maka tanah menjadi pecah-pecah. Sifat mengembang dan
mengerutnya tanah disebabkan oleh kandungan mineral liat montmorillonit yang
tinggi.
Besarnya pengembangan dari pengerutan tanah dinyatakan dalam nilai
COLE (Coefficient Of Linear Extensibility) atau PVC (Potential Volume Change
= Swell index = index pengembangan). Istilah COLE banyak digunakan dalam
bidang ilmu tanah(pedology) sedang PVC digunakan dalam bidang engineering
(pembuatan jalan, gedung-gedung dsb) (Hardjowigeno,2010).
Nilai Coefflcient of Linear Extensibility (COLE) sebagai parameter
pengembangan dan pengerutan tanah ditetapkan dengan menggunakan bongkah

tanah alami berukuran 50-200 mm (COLEclod) serta dengan menggunakan pasta
dari tanah yang lolos saringan