Makalah sistem pemerintahan menurut demo

makalah sistem pemerintahan menurut demokrasi
23.52 |

BAB I
PEMBAHASAN
DEMOKRASI PANCASILA DALAM SISTEM PEMERINTAHAN
A.

Pengertian Demokrasi

Secara etimologis, istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani, "demos" berarti rakyat
dan "kratos"atau "kratein"berarti kekuasaan. Konsep dasar demokrasi dberarti "rakyat berkuasa"
(government of rule by the people). Istilah demokrasi secara singkat diartikan sebagai
pemerintahan atau kekuasaan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat.
Demokrasi sebagai dasar hidup bernegara diartikan bahwa pada tingkat terakhir rakyat
memberikan ketenytuan dalam masalah-masalah pokok mengenai kehidupannya termasuk dalam
menentukan kehidupan rakyat. Jadi, Negara demokrasi adalah Negara yang diselenggarakan
berdsarkan kehidupan dan kemauan rakyat.
Demokrasi mempunyai arti penting bagi masyarakat yang menggunakannya, sebab dengan
demokrasi, hak masyarakat untuk menentukan sendiri jalannya organisasi Negara dijamin. Oleh
karena itu, istilah demokrasi selalu memberikan posisi penting bagi rakyat walaupun secara

operasional implikasinnya di berbagai Negara tidak selalu sama.
B.

Perkembangan Demokrasi

Konsep demokrasi semula lahir dari pemikiran mengenai hubungan Negara dan hukum di
Yunani Kuno dan dipraktekkan dalam kehidupan bernegara antara abad 4 SM- 6 M. pada waktu
itu, dilihat dari pelaksanaannya, demokrasi yang dipraktekkan bersifat langsung( direct
democracy), artinya hak rakyat untuk membuat keputusan- keputusan politik dijalankan secara
langsung oleh seluruh warga Negara yang bertindak berdasarkan prosedur mayoritas. Di Yunani
Kuno, demokrasi hanya berlaku untuk warga Negara yang resmi. Sedangkan penduduk yang
terdiri dari budak, pedagang asing, perempuan dan anak-anak tidak dapat menikmati hak
demokrasi.
Gagasan demokrasi yunani Kuno lenyap Dunia Barat ketika bangsa Romawi dikalahkan oleh
suku Eropa Barat dan Benua Eropa memasuki abad pertengahan (600-1400). Walaupun begitu,
ada sesuatu yang penting yang menjadi tonggak baru berkenaan dengan demokrasi abad
pertengahan, yaitu lahirnya Magna Charta. Dari piagam tersebut, ada dua prinsip dasar: Pertama,
kekuasaan Raja harus dibatasi; Kedua, HAM lebih penting daripada kedaulatan Raja.

Ada dua peristiwa penting yang mendorong timbulnya kembali "demokrasi" yang sempat

tenggelam pada abad pertengahan, yaitu terjadinya Raissance dan Reformasi. Raissance adalah
aliran yang menghidupkan kembali minat pada sastra dan budaya Yunani Kuno, dasarnya adalah
kebebasan berpikir dan nertindak bagi manusia tanpa boleh ada orang lain yang membatasi
dengan ikatan-ikatan. Sedangkan Reformasi yang terjadi adalah revolusi agama yang terjadi di
Eropa Barat abad 16.
Dari dua peristiwa penting di atas, Eropa kemudian masuk ke dalam Aufklarung (Abad
Pemikiran) dan Rasionalisme yang mendorong mereka untuk memerdekakan pikiran dari batasbatas yang ditentukan gereja untuk mendasarkan pada pemikiran atau akal (rasio) yang pada
gilirannya kebebasab berpikir ini menimbulkan lahirnya pikiran tentang kebebasan politik.
Dua filsuf besar yaitu John Locke (Inggris) dan Montesquieu (Perancis) telah menyumbangkan
gagasan mengenai pemerintahan demokrasi. Menurut John Locke (1632-1704), hak-hak poitik
rakyat mencakup hak hidup, kebebasan dan hak memiliki (live, liberal, property). Sedangkan
Montesquieu (1689-1955) menjamin hak-hak politik menurut "Trias Politika", yaitu suatu
system pemisahan kekuasaan dalam Negara ke dalam kekuasaan legislative, eksekutif, dan
yudikatif yang masing-masing harus dipegang organisai sendiri yang merdeka. Akibat pemikiran
tentang hak-hak politik rakyat dan pemisahan kekuasaan, muncullah kembali ide demokrasi.
C.

Bentuk-Bentuk Demokrasi

a.


Demokrasi Perwakilan Liberal

Prinsip demokrasi ini adalah kebebasan individu sebagai dasar fundamental dalam pelaksanaan
demokrasi.
Menurut Held (2004:10), demokrasi perwakilan liberal merupakan suatu pembaharuan
kelembagaan pokok untuk mengatasi problema keseimbangan antara kekuasaan memaksa dan
kebebasan. Rakyat harus diberikan jaminan atas kebebasan individu baik dalam kehidupan
politik, ekonomi, social keagamaan.
Konsekuensi dari system dan prinsip demokrasi ini adalah berkembangnya persaingan bebas
terutama dalam kehidupan ekonomi sehingga mengakibatkan individu yang tidak mampu
menghadapi persaingan tersebut akan tenggelam. Akibatnya, kekuasaan kapitalislah yang
menguasai kehidupan Negara bahkan berbagai kebijakan dalam Negara.
b.

Demokrasi Satu Partai

Demokrasi satu partai umumnya dilaksanakan di Negara-negara komunis, seperti Rusia, China,
Vietnam.
Menurut komunis, Negara post kapitalis tidak akan melahirkan kemiripan apapun dengan suatu

rezim liberal yaitu rezim parlementer. Semua perwakilan atau agen akan dimasukkan kedalam

lingkungan seperangkat institusi-institusi tunggal yang bertanggung jawab secara langsung.
Partai revolusioner merupakan hal yang esensial karena partai tersebut merupakan instrument
yang dapat menciptakan landasan bagi sosilisme dan komunisme.
D.

Demokrasi di Indonesia

o Pengertian Demokrasi Menurut UUD 1945
Seminar Angkatan Darat II (Agustus 1966)
·

Bidang Politik dan Konstitusional:

Demokrasi Indonesia seperti dalam UUD 1945 berarti menegakkan kembali asas-asas Negara
hokum dimana kepastian hokum dirasakan oleh segenap warga Negara, hak asasi manusia baik
dalam aspek kolektif maupun dalam aspek perseorangan dijamin dan penyalahgunaan kekuasaan
dapat dihindarkan secara institusional. Dalam rangka ini perlu diusahakn supaya lembagalembaga dan tata kerja Orde baru dilepaskan dari ikatan pribadi dan lebih diperlembagakan.


 Bidang Ekonomi
Hakekat demokrasi Ekonomi sesuai UUD 1945 berarti kehidupan yang layak bagi semua warga
Negara yang antara lain mencakup:
Ø pengawasan oleh rakyat terhadap penggunaan kekayaan dan keuangan Negara.
Ø Koperasi
Ø Pengakuan atas hak milik perorangan dan kepastian hokum dalam penggunaannya.
Ø Peranan pemerintah yang bersifat pembinaan, penunjuk jalan serta pelindung.
Munas III Persahi: The Rule of Law (Desember 1966)
Asas Negara hokum pancasila mengandung prinsip:
·
Pengakuan dan perlindungan hak asasi yang mengandung persamaan dalam bidang politik,
hokum, social, ekonomi, cultural dan pendidikan.
·

Peradilan yang bebas dan tidak memihak, tidak terpengaruh oleh sesuatu kekuasaan lain.

·

Jaminan kepastian hokum dalam semua persoalan.


Simposium Hak Asasi Manusia (Juni 1967)

Persoalan HAM dalam kehidupan kepartaian harus ditinjau dalam rangka keharusan untuk
mencapai keseimbangan yang wajar diantara 3 hal:
·

Adanya pemerintah yang mempunyai cukup kekuasaan dan kewibawaan.

o Adanya kebebasan yang sebesar-besarnya.
o Perlunya untuk membina suatu "rapidly expanding economy" (pengembangan ekonomi
secara cepat).
o Demokrasi Pancasila
Pengertian
·

Prof. Dardji Darmodiharjo, S.H.

Demokrasi pancasila adalah Paham demokrasi yang bersumber pada kepribadian dan falsafah
hidup bangsa Indonesia yang perwujudannya seperti dalam ketentuan-ketentuan seperti dalam
pembukaan UUD 1945.

·

Prof. dr. Drs.Notonagoro, S.H.

Demokrasi pancasila adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan yang berketuhanan Yang Maha Esa, yang berperikemanusiaan
yang adil dan beradab, yang mempersatukan Indonesia dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
·

Ensiklopedi Indonesia

Demokrasi pancasila adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan yang berketuhanan Yang Maha Esa, yang berperikemanusiaan
yang adil dan beradab, yang mempersatukan Indonesia dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
Aspek-Aspek Demokrasi Pancasila
Berdasarkan pengertian dan Pendapat tentang demokrasi Pancasila dapat dikemukakan aspekaspek yang terkandung di dalamnya.
·


Aspek Material

Demokrasi Pancasila harus dijiwai dan diintegrasikan oleh sila-sila lainnya. Karena itulah,
pengertian demokrasi pancasila tidak hanya merupakan demokrasi politik tetapi juga demokrasi
ekonomi dan sosial .
·

Aspek Formal

Mempersoalkan proses dan cara rakyat menunjuk wakil-wakilnya dalam badan-badan
perwakilan rakyat dan pemerintahan dan bagaimana mengatur permusyawaratan wakil-wakil
rakyat secara bebas, terbuka, dan jujur untuk mencapai kesepakatan bersama.
·

Aspek Normatif

Mengungkapkan seperangkat norma atau kaidah yang membimbing dan menjadi kriteria
pencapaian tujuan.
·


Aspek Oktatif

Mengetengahkan tujuan dan keinginan yang hendak dicapai.
·

Aspek Organisasi

Mempersoalkan organisasi sebagai wadah pelaksaan demokrasi pancasila di mana wadah
tersebut harus cocok dengan tujuan yang hendak dicapai.
·

Aspek kejiwaan

Menjadi semangat para penyelenggara negara dan semangant para pemimpin pemerintah.

Prinsip-Prinsip Demokrasi Pancasila
Adapun Prinsip-prinsip Pancasila:
·

Persamaan bagi seluruh rakyat


·

Keseimbangan antara hak dan kewajiban

·
Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral Tuhan yang maha Esa, diri
sendiri, dan orang lain.
·

Mewujudkan rasa keadilan social

·

Pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat

·

Mengutamakan persatuan nasional dan kekeluargaan


·

Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional

Perkembangan Demokrasi di Indonesia
Dalam sejarah Negara Republik Indonesia, perkembangan demokrasi telah mengalami pasang
surut. Masalah pokok yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah bagaimana meningkatkan
kehidupan ekonomi dan membangun kehidupan social dan politik yang demokratis dalam

masyarakat. Masalah ini berkisar pada penyusunan suatu system politik dengan kepemimpinan
cukup kuat untuk melaksanakan pembangunan ekonomi serta character and nation building
dengan partisipasi rakyat sekaligus menihindarkan timbulnya dictator perorangan, partai atau
militer.
Perkembangan demokrasi di Indonesia dibagi dalam 4 periode:
·

periode 1945-1959 (Masa Demokrasi Parlementer)

Demokrasi parlementer menonjolkan peranan parlementer serta partai-partai. Akibatnya,
persatuan yang digalang selama perjuangan melawan musuh bersama menjadi kendor dan tidak
dapat dibina menjadi kekuatan konstruktif sesudah kemerdekaan.
·

periode 1959-1965 (Masa Demokrasi Terpimpin)

Demokrasi terpimpin ini telah m,enyimpang dari demokrasi konstitusional dan lebih
menampilkan beberapa aspek dari demokrasi rakyat. Masa ini ditandai dengan dominasi
presiden, terbatasnya peran partai politik, perkembangan pengaruh komunis dan peran ABRI
sebagai unsure social-politik semakin meluas.

·

periode 1966-1998 (Masa Demokrasi Pancasila Era Orde Baru)

Demokrasi pancasila merupakan demokrasi konstitusional yang menonjolkan system
presidensial. Landasan formal periode ini adalah pancasila, UUD 1945 dan Tap MPRS/MPR
dalam rangka untuk meluruskan kembali penyelewengan terhadap UUD 1945 yang terjadi di
masa Demokrasi Terpimpin, dalam perkembangannya, peran presiden semakin dominant
terhadap lembaga-lembaga Negara yang lain. Melihat praktek demokrasi pada masa ini, nama
pancasila hanya digunakan sebagai legitimasi politik penguasa saat itu sebab kenyataannya yang
dilaksanakan tidaka sesuai dengan nilai-nilai pancasila.
·

periode 1999- sekarang (Masa Demokrasi Pancasila Era Reformasi)

Pada masa ini, peran partai politik kembali menonjol sehingga demokrasi dapat berkembang.
Pelaksanaan demokrasi setelah Pemilu banyak kebijakan yang tidak mendasarkan pada
kepentingan rakyat, melainkan lebih kea rah pembagian kekuasaan antara presiden dan partai
politik dalam DPR. Dengan kata lain, model demokrasi era reformasi dewasa ini kurang
mendasarkan pada keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia (walfare state)
·

Demokrasi Era Reformasi

Dewasa ini, hamper seluruh warga di dunia mengklaim menjadi penganut paham demokrasi.
Demokrasi dipraktekkan di seluruh dunia secara berbeda-beda dari satu Negara ke Negara lain.
Dalam suatu Negara yang menganut system demokrasi, demokrasi harus berdasrkan pada suatu

kedaulatan rakyat, artinya kekuasaan Negara itu dikelola oleh rakyat, dari rakyat dan untuk
rakyat. Hakekat kekuasaan di tangan rakyat adalah menyangkut baik penyelenggaraan Negara
maupun pemerintahan.
Prinsip demokrasi dalam Negara Indonesia tercantum dalam suatu Pembukaan UUD 1945 alinea
IV yang berbunyi:
"….maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar
Negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang
Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan Yang dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan Sosial bagi
Seluruh Rakyat Indonesia." Selain tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, prinsip demokrasi
Indonesia juga tercantum dalam Pancasila sila keempat yang berbunyi:" Kerakyatan Yang
dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan."] Dasar pelaksanaan
demokrasi Indonesia secara eksplisit tercantum dalam UUD 1945 Pasal 1 ayat (2) yang
berbunyi:"Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD." Selain itu, juga
tercantum dalam Pasal UUD 1945 hasil amandemen dengan mewujudkan sisitempenentuan
kekuasaan pemerintahan Negara secara langsung dalam memilih presiden dan wakil presiden
Pasal 6A ayat (1).
System demokrasi dalam penyelenggaraan Negara Indonesia diwujudkan dalam penentuan
kekuasaan Negara yaitu dengan menentukan dan memisahkan tentang kekuasaan eksekutif pasal
4-16, legislative Pasal 19-22 dan yudikatif Pasal 24 UUD 1945.
Struktur Pemerintahan Indonesia Berdasarkan UUD 1945:
·

Demokrasi Indonesia Sebagaiman Dijabarkan dalam UUD 1945

Secara filosofis, demokrasi Indonesia mendasarkan pada rakyat sebagai asal mula kekuasaan
Negara dan sebagai tujuan kekuasaan Negara. Rakyat merupakan penjelmaan sifat kodrat
manusia sebagai makhluk individu dan makhluk social.
Unsur-unsur Sistem Pemerintahan yang demokratis:
Ø keterlibatan warga Negara dalam pembuatan keputusan politik
Ø tingkat persamaan tertentu diantara warga Negara
Ø tingkat kebebasan/ kemerdekaan tertentu yang diakui dan dipakai olaeh warga Negara
Ø suatu system perwakilan
Ø suaru system pemilihan kekuasaan mayoritas

Di dalam kehidupan kenegaraan dengan system demokrasi, ada Supra Struktur Politik dan Infra
Struktur Politik sebagai komponen pendukung tegaknya demokrasi. Untuk Negara-negara
tertentu masih ditemukan lembaga-lembaga Negara lain seperti Indonesia. Lembaga-lembaga
Negara/ alat kelengkapan Negara :
Ø Majelis Permusyawarakatan Rakyat
Ø Dewan Perwakilan Rakyat
Ø Presiden
Ø Mahkamah agung
Ø Badan Pemeriksa Keuangan
Dalam sisitem kenegaraan, Supra Struktur Politik dan Infra Struktur Politik masing-masing
saling mempengaruhi. Dalam sisitem demokrasi, mekanisme interaksi antara Supra Struktur
Politik dapat dilihat dalam proses penentuan kebijaksanaan umum atau menetapkan keputusan
politik. Keputusan politik itu merupakan input dari Infra Struktur Politik yang kemudian
dijabarkan oleh Supra Struktur Politik.
·

Penjabaran Demokrasi Menurut UUD 1945 dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia.

Hal ini dapat ditemukan dalam konsep demokrasi sebagaiman terdapat dalam UUd 1945 sebagai
"Staatsfundamentalnorm" yaitu "….suatu susunan Negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat…" (ayat 2). Selanjutnya, di dalam penjelasan UUD 1945 tentang sisitem
pemerintahan Negara III dijelaskan "Kedaulatan rakyat…."
Jadi, system demokrasi Indonesia sebagaimana tercanrum dalam UUD 1945 hanya memuat
dasar-dasar nya saja dan memungkinkan untuk senantiasa dilakukan reformasi sesuai dengan
perkembangan kekuasaan Negara.
·
Implementasi Demokrasi Pancasila Era Reformasi Sebagai Perwujudan Kedaulatan
Rakyat
Salah satu implementasi demokrasi Pancasila sebagai perwujudan kedaulatan rakyat adalah
dengan diadakannya Pemilihan Umum. Pemilihan Umum atau yang biasa disingkat Pemilu
merupakan suatu ajang aspirasi rakyat sebagai perwujudan dari kedaulatan rakyat. Masalah
Pemilu ditur dalam UUD 1945 tentang Pemilihan Umum Bab VII B Pasal 22E sebagai hasil dari
amandemen UUD 1945 ke-3 Tahun 2001 yang berbunyi:
1. Pemilihan Umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil setiap
lima tahun sekali.

2. Pemilihan Umum diselenggarakan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden, dan Dewan Perwakilan Rakyat
daerah.
3. Peserta Pemilihan Umum untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Partai Politik.
4. Peserta Pemilihan Umum untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah
perseorangan.
5. Pemilihan Umum diselenggarakan oleh suatu komisi pemilihan umum yang bersifat
nasional, tetap dan mandiri.
6.

Ketentuan lebih lanjut tentang Pemilu diatur dengan Undang-Undang.

Undang-Undang tentang Pemilu yang berlaku saat ini adalah UU No. 12 Tahun 2003 tentang
Pemilu untuk anggota DPR, DPD dan DPRD. Undang-Undang ini merupakan pengganti dari UU
No.3 Tahun 1999 tentang Pemilu yang kemudian diganti UU No.4 tahun 2000 karena UU
tersebut dianggap tidak sesuai dengan tuntutan dan perkembangan zaman.
Berdasarkan UU No.12 Tahun 2003, kedaulatan rakyat tidak sepenuhnya dilaksanakan oleh
MPR, melainkan oleh UUD.
Tujuan diselenggaraknnya Pemilu adalah untuk memilih wakil rakyat dan wakil daerah serta
untuk membentuk pemerintahan yang demokratis, kuat dan memperoleh dukungan rakyat dalam
rangka mencapai tujuan nasional sesuai dengan UUD 1945.
Pemilu diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum yang bersifat nasional, tetap dan mandiri.
Komisi ini bertanggung jawab dalam penyelenggaraan Pemilu dan dalam pelaksanannya
menyampaikan laporan kepada Presiden dan DPR.
Menurut Pasal 25 UU No.12 tahun 2003, tugas dan wewenang KPU adalah:
1.

merencanakan penyelenggaraan KPU

2.

menetapkan organisasi dan tata cara semua tahapan pelaksanaan Pemilu

3. mengkoordinasikan, menyelenggarakan dan mengendalikan semua tahapan pelaksanaan
Pemilu
1.

menetapkan peserta pemilu

2. menetapkan daerah pemilihan, jumlah kursi, dan calon anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi
dan DPRD Kab/Kota
3.

menetapkan tanggal,waktu dan tata cara pelaksanaan kampanye dan pemungutan suara

4. menetapkan hasil pemilu dan mengumumkan calon terpilih anggota DPR, DPD, DPRD
Provinsi dan DPRD Kab/Kota
5.

melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pemilu

6.

melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diatur UU.

Dalam Pasal 1 UU No. 12 Tahun 2003 dijelaskan bahwa Pemilu adalah sarana pelaksanaan
kedaulatan rakyat dalam NKRI yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
Peserta pemilu adalah parpol untuk calon anggota legislative dan perseorangan untuk calon
anggota DPD yang telah memenuhi persyaratan sesuai dengan UU No.12 Tahun 2003.
Sebagai Negara demokrasi, Indonesia memberikan hak yang sama bagi warganya untuk memilih
dan dipilih dalam pemilu. Menurut pasal 14 UU No.12 Tahun 2003, untuk dapat didaftar sebagai
pemilih, pemilih harus berumur 17 tahun atau sudah kawin, tidak terganggu jiwanya dan tidak
sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai hukum
tetap.
Sedangkan untuk manjadi calon anggota DPR,DPD DPRD Provinsi dan DPRD Kab/Kota,
syarat-syaratnya adalah berumur 21 tahun/ lebih, bertakwa kepada Tuhan YME, berdomisili di
wilayah NKRI, cakap berbicara, membaca dan menulis dalam bahasa Indonesia, berpendidikan
serendah-rendahnya SLTP/sederajat, setia kepada Pncasila, UUD dan cita-cita proklamasi 17
Agustus 1945, bukan bekas anggota partai komunis termasuk organisasi massanya, bukan orang
yang terlibat dalam G30S/PKI, atau organisasi terlarang lainnya, tidak sedang dicabut hak
pilihnya berdasarkan pengadilan yang memiliki hokum tetap, tidak sedang menjalani tindak
pidana penjara, sehat jasmani dan rohani serta terdaftar sebagai pemilih.
Berkaitan dengan penyelenggaraan pemilu, DPR beserta Presiden menyusun UU No. 31 tahun
2002 tentang Parpol. Parpol mempunyai fungsi sebagai sarana pendidikan politis, sosialisasi.
Komunikasi dan rekuiretmen politik. Tujuan parpol secara umum adalah melaksanakn cita-cita
nasional bangsa Indonesia, mengembangkan kehidupan demokrasi berdasarkan Pancasila dengan
menjunjung tinggi kedaulatan rakyat dan mewujudkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.
Sedangkan tujuan khususnya adalah memperjuangkan cita-citanya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Secara umum, pemilu yang diselenggarakan pada masa Orde Baru dianggap oleh kebanyakan
masyarakat tidak berlangsung secara demokratis. Berbagai strategi dihalalkan oleh sebuah partai
yang berkuasa pada saat itu untuk terus memenangkan pemilu. Runtuhnya Orde Baru yang
ditandai dengan turunnya Soeharto dari jabatan Presiden, memberikan angin segar di tengah
masyarakat yang sedang haus akan pendidikan politik dan berhasrat untuk belajar berdemokrasi.
Pemilu 1999 merupakan pemilu pertama di indonesia yang dianggap dunia internasional sebagai
yang paling demokratis. Dengan menambahkan asas jujur dan adil di belakang langsung, umum,

bebas, rahasia, pemilu 1999 untuk pertama kalinya diselenggarakan oleh lembaga independen
bernama KPU. Pelaksanaannyapun sangat terbuka di bawah pengawasan dari berbagai lembaga
pengawas independen, baik lokal maupun asing. Perubahan positif juga terjadi pada susunan dan
kedudukan lembaga legislatif dan eksekutif. Kini, presiden tidak lagi menjadi mandataris MPR
karena Presiden beserta wakilnya dipilih langsung oleh rakyat sehingga peran lembaga legislatif
hanya sebagai pengawas terhadap pelaksanaan pemerintahan.
Pemilu 2004 dan 2009 menggunakan sisitem yang sama dengan pemilu sebelumnya yaitu
multipartai. Hanya bedanya, pada pemilu 2004 dan 2009 menggunakan dua sisitem sekaligus
yaitu sistem distrik untuk anggota DPD dan sisitem proporsional untuk pemilihan anggota DPR.
Walaupun agak ganji dalam penggunaan dua sisitem secara sekaligus, tetapi ini merupakan hal
yang lumrah bagi sebuah negara yang masyarakatnya sedang dalam tahap belajar demokrasi.
Demokrasi diartikan sebagai pemerintahan atau kekuasaan dri rakyat oleh rakyat dan untuk
rakyat. Istilah demokrasi ini memberikan posisi penting bagi rakyat sebab dengan demokrasi,
hak-hak rakyat untuk menentukan sendiri jalannya organisasi Negara dijamin.
Penerapan demokrasi di berbagai Negara di dunia memiliki ciri khas dan spesifikasi masingmasing, lazimnya sangat dipengaruhi oleh ciri khas masyarakat sebagai rakyat dalam suatu
negara. Indonesia sendiri menganut demokrasi pancasila di mana demokrasi itu dijiwai dan
diintegrasikan oleh nilai-nilai luhur Pancasila sehingga tidak dapat diselewengkan begitu saja.
Implementasi demokrasi pancasila terlihat pada pesta demokrasi yang diselenggarakan tiap lima
tahun sekali. Dengan diadakannya Pemilihan Umum baik legislatif maupun presiden dan wakil
presiden terutama di era reformasi ini, aspirasi rakyat dan hak-hak politik rakyat dapat disalurkan
secara langsung dan benar serta kedaulatan rakyat yang selama ini hanya ada dalam angan-angan
akhirnya dapat terwujud.

DAFTAR PUSTAKA
Budiardjo, Miriam. 2002. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Israil, Idris. 2005. Pendidikan Pembelajaran dan Penyebaran Kewarganegaraan. Malang :
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya.
Sharma, P. 2004. Sistem Demokrasi Yang Hakiki. Jakarta : Yayasan Menara Ilmu.
http://www.e-dukasi.net/modul_online/MO_21/ppkn203_07.htm
http://www.wikipedia.org