Makalah Pendidikan Pancasila Esai Sele

Makalah Pendidikan Pancasila STMIK AKBA

1

MAKALAH TI. 25
PENDIDIKAN PANCASILA
Oleh Kelompok Satu:

1. Trimelya Tira Galung

20152205036

2. Suardi

20152205041

3. Sofyan

20152205049

4. Kornelius P.S


20152205001

5. Achmad Rizali

20152205043

STMIK AKBA
KOTA MAKASSAR
Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 9 No.75 Makassar
Telp/Fax : 0411-588371, Website : www.akba.ac.id

Makalah Pendidikan Pancasila STMIK AKBA

2

DAFTAR ISI
MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA
KATA PENGANTAR
Kata Pengantar .................................................................................................................. 4

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 5
B. Tujuan ......................................................................................................................... 5
C. Manfaat ....................................................................................................................... 5
BAB II : SEJARAH PANCASILA
Sejarah Pancasila .............................................................................................................. 6
BAB III : PEMBAHASAN
A. Pengertian Pancasila ...................................................................................................
B. Panitia Sembilan, Rumusan dari Dasar Negara oleh Pendiri Negara .........................
C. Piagam Jakarta ............................................................................................................
D. Pancasila Sebagai Dasar Negara .................................................................................
E. Pancasila Sumber dari Segala Sumber Hukum di Indonesia ......................................
F. Pancasila SAKTI .........................................................................................................
G. Agama dan Pancasila ..................................................................................................
H. Konflik di Indonesia ...................................................................................................
I. Bhineka Tunggal Ika ...................................................................................................
J. Pancasila Era Reformasi dan Pasca Reformasi ...........................................................
K. Hubungan Antar Sila dalam Pancasila ........................................................................

8

8
10
13
15
16
17
18
20
21
24

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARA
A. Kesimpulan ................................................................................................................. 26
B. Saran ........................................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka ................................................................................................................... 27

STMIK AKBA
KOTA MAKASSAR
Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 9 No.75 Makassar

Telp/Fax : 0411-588371, Website : www.akba.ac.id
Makalah Pendidikan Pancasila STMIK AKBA

3

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu Wata’ala yang telah memberikan
rahmat, karunia serta kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini, dengan judul “Pancasila Sebagai Dasar Negara RI” dalam waktu yang telah ditentukan.
Pancasila Sebagai Dasar Negara RI telah banyak membawa perubahan pada negeri ini
khususnya di dalam kehidupan bermasyarakat serta kelangsungan hidupnya.

Pancasila pun menjadi sebuah landasan dalam penentuan prinsip dan pandangan
hidup. Namun dewasa ini semakin banyak penyimpangan nilai-nilai Pancasila berdasarkan
butir-butir yang terkandung di dalamnya. Namun nilai tersebut serasa hilang jika
dibandingkan dengan kehidupan Bangsa pada zaman ini.

Tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah
Pendidikan Pancasila. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari

pembaca demi tercapainya kesempurnaan makalah ini.

Kami berharap semoga Makalah ini dapat bermanfaat untuk berbagai pihak dan
perkembangan di Indonesia, khususnya dalam kehidupan sosial.

Makassar, 15 Maret 2016
Penyusun,

KELOMPOK 1 (SATU)

Makalah Pendidikan Pancasila STMIK AKBA

4

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia di mulai sebelum dan selama penjajahan,
kemudian di lanjutkan dengan merebut dan mempertahankan kemerdekaan sampai mengisi
kemerdekaan itu sendiri. Hal ini menimbulkan kondisi dan tuntutan yang berbeda dan

ditanggap oleh bangsa Indonesia. Sejak proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 bangsa
Indonesia masuk dalam suatu babak kehidupan baru sebagai bangsa yang merdeka dan
berdaulat penuh. Dalam perjalanan sejarahnya bangsa Indonesia mengalami berbagai
perubahan asas, paham, ideology dan doktrin dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara dan melalui berbagai hambatan dan ancaman yang membahayakan perjuangan bangsa
Indonesia dalam mempertahankan serta mengisi kemerdekaan.

B. Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas, tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
mengetahui konsep dasar dari “Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia”.
C. Manfaat
Setelah Membaca dan Memahami Makalah ini, Mahasiswa diharapkan :
 Memahami Pengertian Pancasila
 Memahami Pancasila sebagai Dasar Negara
 Memahami Pengaruh Pancasila terhadap kemajuan bangsa Indonesia
 Memotivasi agar kita dapat menerapkan nilai-nilai pancasila di dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Makalah Pendidikan Pancasila STMIK AKBA


5

BAB II
SEJARAH PANCASILA
Menurut Asvi Warman Adam, mulai dari penggagasan ide tentang Pancasila hingga
Pancasila itu terbentuk dibagi dalam empat tahap yang melewati beberapa pemerintahan di
Indonesia. Beliau menyebutnya sebagai Empat Gelombang Pancasila, gelombang pertama
adalah saat penciptaan, gelombang kedua adalah masa perdebatan, gelombang ketiga
dilakukan rekayasa, dan gelombang keempat adalah penemuan kembali.

Pada gelombang pertama ini Soekarno dan beserta anggota Tim Sembilan merumuskan
tentang dasar negara yang kemudian akan dicantumkan dalam Pembukaan UUD 1945.
Dalam pembukaan tersebut dicantumkan “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya”. Namun Hatta kemudian menerima pesan bahwa masyarakat
Indonesia Timur keberatan akan “tujuh kata” tersebut dan tidak bersedia bergabung dalam
Indonesia jika itu tetap dicantumkan. Setelah dirundingkan kembali, “tujuh kata” tersebut
dihilangkan dan disempurnakan dalam “Ketuhanan yang Maha Esa” yang dapat meng-cover
agama-agama yang ada di belahan timur, tengah maupun barat. UUD 1945 kemudian
disahkan pada 18 Agustus 1945 tanpa mempermasalahkan lagi syariat islam. Pada gelombang
kedua, tahun 1955 dibentuk badan Konstituante yang akan merancang kembali pancasila.


Pada gelombang kedua dinamakan masa perdebatan karena hal utama yang diperdebatkan
adalah apakah Pancasila sebagai dasar negara atau ideologoi lain. Partai islam serta beberapa
tokoh islam seperti Hamka mengajukan islam sebagai dasar negara sementara partai
nasionalis tetap mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara. Oleh Soekarno, akhirnya
badan Konstituante dibubarkan pada tanggal 1 Juli 1959.

Pada gelombang ketiga yaitu Masa Rekayasa, nilai-nilai Pancasila direduksi pada masa
pemerintaha Soeharto. Pancasila dijadikan sebagai asas tunggal untuk setiap organisasi
masyarakat dan partai politik. Pancasila hanya dijadikan sebagai objek hafalan dan hasil dari
penataran yang dilakukan selama 10 tahun itu tidak memiliki hasil yang jelas.

Pada gelombang keempat Pada Masa Penemuan Kembali, BP7 (Badan Pembinaan
Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) dibubarkan,
sedangkan penataran P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) dihapuskan.
Makalah Pendidikan Pancasila STMIK AKBA

6

Pancasila tetap diajarkan dalam sekolah dan perguruan tinggi. Hari lahir Pancasila yang pada

masa pemerintahan Soeharto dilarang, mulai diperingati kembali. Ancaman ekonomi dan
perpecahan antar-elemen masyarakat kembali merujuk pada sesuatu yang dapat merekatkan
persatuan dan kesatuan yakni Pancasila. Untuk “menemukan kembali” nilai-nilai Pancasila
yang semakin hari semakin tereduksi oleh globalisasi dan liberalisasi, ada beberapa hal yang
harus diperhatikan.
Kedudukan pokok Pancasila bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah
sebagai Dasar Negara. Pernyataan demikian berdasarkan ketemtuan Pembukaan UUD 1945
yang menyatakan sebagai berikut : “maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia
itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu
susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia dan
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan,
serta dengan mewujudkan suatu Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
Kata “berdasarkan” tersebut secara jelas menyatakan bahwa Pancasila merupakan
dasar dari NKRI. Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara ini merupakan kedudukan
yuridis formal oleh karena tertuang dalam ketentuan hukum negara, dalam hal ini UUD 1945
pada Pembukaan Alenia IV. Secara historis pula dinyatakan bahwa Pancasila yang
dirumuskan oleh para pendiri bangsa (the founding fathers) itu dimaksudkan untuk menjadi
dasarnya Indonesia merdeka.
Pancasila sebagai dasar negara mengandung makna bahwa nilai-nilai yang terkandung

dalam Pancasila menjadi dasar atau pedoman bagi penyelenggaraan bernegara. Pancasila
sebagai dasar negara berarti nilai-nilai Pancasila menjadi pedoman normatif

bagi

penyelenggaraan bernegara.
Konsekuensi dari rumusan demikian berarti seluruh pelaksanaan dan penyelenggaraan
pemerintah

negara

Indonesia

termasuk

peraturan

perundang-undangan

merupakan


pencerminan dari nilai-nilai Pancasila. Penyelenggaraan bernegara mengacu dan memiliki
tolok ukur, yaitu tidak boleh menyimpang dari nilai-nilai Ketuhanan, nilai Kemanusiaan, nilai
Persatuan, nilai Kerakyatan, dan nilai Keadilan.

Makalah Pendidikan Pancasila STMIK AKBA

7

BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pancasila
Pancasila merupakan ideologi dasar bagi negara Indonesia yang berasal dua kata,
panca yang berarti lima dan syila yang berarti dasar. Jadi secara leksikal Pancasia bermakna
lima aturan tingkah laku yang penting.

menurut Ir.Soekarno, Pancasila adalah jiwa bangsa Indonesia yang turun-temurun sekian
lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan barat. Dengan demikian, Pancasila tidak hanya
falsafah bangsa tetapi lebih luas lagi yakni falsafah bangsa Indonesia.

Secara lebih lanjut hal ini bisa dijelaskan, bahwa isi kesimpulan pancasila yaitu:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan
/perwakilan
5. Keadilan sosial adalah manusia.

B. Panitia Sembilan, Rumusan dari Dasar Negara oleh Pendiri Negara
Rumusan merupakan pondasi dasar berdirinya sebuah negara. Ibarat sebuah
bangunan, tanpa pondasi tentu bangunan itu tidak akan berdiri dengan kokoh. Oleh karena
itu, sebuah rumusan untuk Indonesia merdeka sebagai pondasi harus disusun sebaik mungkin.
Rumusan Dasar Indonesia Merdeka, Untuk menjawab permintaan Ketua BPUPKI
ini, maka beberapa tokoh tokoh pendiri negara mengusulkan rumusan untuk Indonesia
merdeka. Rumusan untuk negara yang diusulkan memiliki perbedaan satu rumusan dengan
rumusan lainnya. Namun demikian rumusan rumusan tersebut memiliki persamaan dari segi
materi dan semangat yang menjiwainya.

Makalah Pendidikan Pancasila STMIK AKBA

8

Usulan mengenai rumusan untuk Indonesia merdeka dalam Sidang Pertama BPUPKI secara
berurutan dikemukakan oleh Mr. Mohammad Yamin, Mr. Soepomo, & Ir. Soekarno.
Mr. Mohammad Yamin mengusulkan lima asas rumusan bagi Indonesia merdeka yang
akan didirikan, yaitu:
1. Peri Kebangsaan, 2. Peri Kemanusiaan, 3. Peri Ketuhanan, 4. Peri Kerakyatan dan
5. Kesejahteraan Sosial.

Setelah selesai berpidato, Mr. Mohammad Yamin menyampaikan konsep dasar mengenai
asas dan rumusan untuk Indonesia merdeka secara tertulis kepada Ketua Sidang, yang
berbeda dengan isi pidato sebelumnya. Rumusan rumusan asas dan dasar Indonesia merdeka
secara tertulis menurut Mr. Mohammad Yamin adalah sebagai berikut:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa, 2. Kebangsaan persatuan Indonesia, 3. Rasa kemanusiaan
yang adil & beradab, 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Mr. Soepomo menyampaikan pidatonya tentang rumusan dasar dari negara. Menurut Mr.
Soepomo, rumusan dari dasar untuk Indonesia merdeka adalah sebagai berikut.
1. Persatuan, 2. Kekeluargaan, 3. Keseimbangan Lahir & Batin, 4. Musyawarah, 5. Keadilan
Rakyat

Ir. Soekarno berpidato pada tanggal 1/06/1945. Dalam pidatonya, Ir. Soekarno
mengemukakan rumusan dari dasar untuk Indonesia merdeka. Dasar untuk negara, menurut
Ir. Soekarno, berbentuk Philosophische Grondslag atau Weltanschauung. Rumusan dari
dasar untuk Indonesia merdeka menurut Ir. Soekarno adalah sebagai berikut.
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan yang Berkebudayaan

Makalah Pendidikan Pancasila STMIK AKBA

9

Karena adanya rumusan yang berbeda diantara para anggota, maka dipandang perlu
untuk membentuk panitia kecil yang bertugas membahas usul-usul yang diajukan oleh para
anggota, baik itu usul secara lisan maupun tertulis. Panitia kecil yang dibentuk oleh BPUPKI
pada 1 Juni 1945 dikenal dengan sebutan Panitia Sembilan. Panitia Sembilan ini adalah
panitia yang beranggotakan 9 orang yang bertugas untuk merumuskan dasar negara Indonesia
yang tercantum dalam UUD 1945. Adapun anggota Panitia Sembilan adalah sebagai berikut:
1. Ir. Soekarno (ketua)
2. Drs. Moh. Hatta (wakil ketua)
3. Mr. Achmad Soebardjo (anggota)
4. Mr. Muhammad Yamin (anggota)
5. KH. Wachid Hasyim (anggota)
6. Abdul Kahar Muzakir (anggota)
7. Abikoesno Tjokrosoejoso (anggota)
8. H. Agus Salim (anggota)
9. Mr. A.A. Maramis (anggota)

C. Piagam Jakarta
Dokumen historis berupa kompromi antara pihak Islam dan pihak kebangsaan dalam
Badan Penyelidik

Usaha-usaha

Persiapan

Kemerdekaan Indonesia

(BPUPKI)

untuk

menjembatani perbedaan dalam agama dan negara. Disebut juga "Jakarta Charter".
Merupakan piagam atau naskah yang disusun dalam rapat Panitia Sembilan atau 9 tokoh
Indonesia pada tanggal 22 Juni 1945.
BPUPKI

dibentuk

29

April

1945

sebagai realisasi

janji

Jepang

untuk

memberi kemerdekaan pada Indonesia. Anggotanya dilantik 28 Mei 1945 dan persidangan
pertama dilakukan keesokan harinya sampai dengan 1 Juni 1945. Sesudah itu dibentuk
panitia kecil (8 orang) untuk merumuskan gagasan-gagasan tentang dasar-dasar negara yang
dilontarkan oleh 3 pembicara pada persidangan pertama. Dalam masa reses terbentuk
Panitia Sembilan. Panitia ini menyusun naskah yang semula dimaksudkan sebagai teks
proklamasi kemerdekaan, namun akhirnya dijadikan Pembukaan atau Preambule UUD45.
Naskah inilah yang disebut Piagam Jakarta.

Makalah Pendidikan Pancasila STMIK AKBA

10

Piagam

Jakarta

berisi

garis-garis

pemberontakan melawan

imperialisme-

kapitalisme dan fasisme, serta memulai dasar pembentukan Negara Republik Indonesia.
Piagam Jakarta yang lebih tua dari Piagam Perdamaian San Francisco (26 Juni 1945) dan
Kapitulasi Tokyo (15 Agustus 1945) itu merupakan sumber berdaulat yang memancarkan
Proklamasi Kemerdekaan dan Konstitusi Republik Indonesia.
Bunyinya adalah seperti berikut:
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu maka penjajahan
di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia,
dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang negara Indonesia,
yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, dan dengan didorong oleh keinginan luhur, supaya
berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini
kemerdekaannya.

Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia Merdeka yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan
kebangsaan Indonesia itu dalam suatu hukum dasar negara Indonesia yang berbentuk dalam suatu
susunan negara Republik Indonesia, yang berkedaulatan rakyat, dengan berdasarkan kepada:
Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya, menurut
dasar kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan-perwakilan serta dengan mewujudkan suatu keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Jakarta 22 Juni 1945
Panitia Sembilan

1. Ir.Soekarno

5. Abdulkahar Muzakir

2. Drs. Mohammad Hatta

6. H.A. Salim

3. Mr .A.A. Maramis

7. Mr Achmad Subardjo

4. Abikoesno Tjokrosujoso

8. KH. Wachid Hasjim

Makalah Pendidikan Pancasila STMIK AKBA

9. Mr Muhammad Yamin

11

Dalam

naskah

tersebut

terdapat

antara lain

"dengan

kata-kata:

kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya". Pada sore hari tanggal
17 Agustus

1945,

Hatta

didatangi

oleh

seorang perwira

angkatan

laut

Jepang

yang menyampaikan keberatan para tokoh Indonesia bagian Timur atas pemakaian katakata tersebut, sebab berarti rumusan itu tidak berlaku bagi pemeluk agama lain.
Untuk menghindari

perpecahan

esoknya

sebelum sidang

PPKI,

Hatta

mengadakan pembicaraan dengan tokoh-tokoh Islam. Mereka setuju untuk menghilangkan
kata-kata tersebut

dan

menggantinya

dengan

kata "Yang

Maha

Esa",

dengan

rumusannya menjadi " Ketuhanan Yang Maha Esa". Kesepakatan ini diterima oleh sidang
PPKI. Piagam

Jakarta

yang

sudah

mengalami perubahan

itu

ditetapkan

sebagai

pembukaan UUD45.
Piagam Jakarta itulah yang menjadi Mukaddimah (preamble) Konstitusi Republik
Indonesia serta Undang-undang Dasar 1945, disusun menurut filosofi-politik yang ditentukan
di

dalam piagam-persetujuan

itu.

Piagam

Jakarta

berisi

pula kalimat

Proklamasi

Kemerdekaan Indonesia, yang dinyatakan tanggal 17 Agustus 1945. Piagam Jakarta itulah
yang melahirkan Proklamasi dan Konstitusi.

Makalah Pendidikan Pancasila STMIK AKBA

12

D. Pancasila Sebagai Dasar Negara
Pancasila Sebagai Dasar Negara, seperti dimaksud sesuai dengan bunyi Pembukaan
UUD 1945 Alinea IV yang secara jelas menyatakan. "Kemudian daripada itu untuk
membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial maka disusunlah kemerdekaan
kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang
berbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan
berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab,
Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia."

Norma hukum pokok dan disebut pokok kaidah fundamental daripada negara itu
dalam hukum mempunyai hakikat dan kedudukan yang tetap, kuat, dan tak berubah bagi
negara yang dibentuk. Dengan perkataan lain, dengan jalan hukum tidak dapat diubah. Fungsi
dan kedudukan Pancasila sebagai pokok kaidah yang fundamental. Hal ini penting sekali
karena UUD harus bersumber dan berada di bawah pokok kaidah negara yang fundamental
itu.

Sebagai dasar negara Pancasila dipergunakan untuk mengatur seluruh tatanan
kehidupan bangsa dan negara Indonesia, artinya segala sesuatu yang berhubungan dengan
pelaksanaan sistem ketatanegaraan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) harus
berdasarkan Pancasila. Hal ini berarti juga bahwa semua peraturan yang berlaku di negara
Republik Indonesia harus bersumberkan kepada Pancasila.

Pancasila sebagai dasar negara, artinya Pancasila dijadikan sebagai dasar untuk
mengatur penyelenggaraan pemerintahan negara. Pancasila menurut Ketetapan MPR No.
III/MPR/2000 merupakan "sumber hukum dasar nasional".

Makalah Pendidikan Pancasila STMIK AKBA

13

Fungsi Pancasila Sebagai Dasar Negara:
Pancasila Sebagai Pedoman Hidup
Disini Pancasila berperan sebagai dasar dari setiap pandangan di Indonesia Pancasila
haruslah menjadi sebuah pedoman dalam mengambil keputusan

Pancasila Sebagai Jiwa Bangsa
Pancasila haruslah menjadi jiwa dari bangsa Indonesia. Pancasila yang merupakan jiwa
bangsa harus terwujud dalam setiap lembaga maupun organisasi dan insan yang ada di
Indonesia

Pancasila Sebagai Kepribadian Bangsa
Kepribadian bangsa Indonesia sangatlah penting dan juga menjadi identitas bangsa Indonesia.
Oleh karena itu Pancasila harus diam dalam diri tiap pribadi bangsa Indonesia agar bisa
membuat Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa.

Pancasila Sebagai Sumber Hukum
Pancasila menjadi sumber hukum dari segala hukum yang berlaku di Indonesia. Atau dengan
kata lain Pancasila sebagai dasar negara tidak boleh ada satu pun peraturan yang bertentangan
dengan Pancasila

Pancasila Sebagai Cita Cita Bangsa
Pancasila yang dibuat sebagai dasar negara juga dibuat untuk menjadi tujuan negara dan cita
cita bangsa. Kita sebagai bangsa Indonesia haruslah mengidamkan sebuah negara yang punya
Tuhan yang Esa punya rasa kemanusiaan yang tinggi, bersatu serta solid, selalu
bermusyawarah dan juga munculnya keadilan social

Makalah Pendidikan Pancasila STMIK AKBA

14

E. Pancasila Sumber dari Segala Sumber Hukum di Indonesia
Pancasila dalam kedudukannya ini sering disebut sebagai Dasar Filsafat atau Dasar
Falsafah Negara (Philosofische Gronslag) dari Negara, ideologi Negara atau (Staatsidee).
Dalam pengertian ini pancasila merupakan suatu dasar nilai serta norma untuk mengatur
pemerintahan Negara atau dengan kata lain perkataan. Pancasila merupakan suatu dasar
untuk mengatur penyelenggaraan Negara. Konsekuensinya seluruh pelaksanaan dan
penyelenggaraan Negara terutama segala peraturan perundang-undangan termasuk proses
reformasi dalam segala bidang dewasa ini dijabarkan dan diderivasikan dari nilai-nilai
pancasila. Maka pancasila merupakan Sumber dari segala sumber hukum, pancasila
merupakan sumber kaidah hukum Negara yang secara konstitusional mengatur Negara
Republik Indonesia beserta seluruh unsur-unsurnya yaitu rakyat wilatah, beserta pemerintah
Negara.

Sebagai dasar Negara, Pancasila merupakan suatu asas kerokhanian yang meliputi
suasana kebatinan atau cita-cita hukum, sehingga merupakan suatu sumber nilai, norma serta
kaidah, baik moral maupun hukum Negara, dan menguasai hukum dasar baik yang tertulis
atau Undang-Undang Dasar maupun yang tidak tertulis atau Dalam kedudukannya sebagai
dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat secara hukum.

Sebagai sumber dari segala hukum atau sebagai sumber tertib hukum Indonesia maka
Setiap produk hukum harus bersumber dan tidak boleh bertentangan dengan Pancasila.
Pancasila tercantum dalam ketentuan tertinggi yaitu Pembukaan UUD 1945, kemudian
dijelmakan atau dijabarkan lebih lanjut dalam pokok-pokok pikiran, yang meliputi suasana
kebatinan dari UUD 1945, yang pada akhirnya dikongkritisasikan atau dijabarkan dari
UUD1945, serta hukum positif lainnya.

Pancasila sebagai dasar filsafat negara, pandangan hidup bangsa serta idiologi bangsa
dan negara, bukanlah hanya untuk sebuah rangkaian kata- kata yang indah namun semua itu
harus kita wujudkan dan di aktualisasikan di dalam berbagai bidang dalam kehidupan
bermasarakat, berbangsa dan bernegara.

Makalah Pendidikan Pancasila STMIK AKBA

15

F. Pancasila SAKTI
Pada waktu sedang maraknya pelaksanaan penataran P-4 pada era Orde Baru,
Pancasila di antaranya diberi predikat “sakti.” Bahkan tanggal 1 Oktober diperingati sebagai
“Hari Kesaktian Pancasila.” Timbul berbagai pendapat dalam masyarakat mengenai makna
Pancasila sakti tersebut.
Apalagi akhir-akhir ini bangsa Indonesia mulai sadar diri betapa penting arti Pancasila untuk
mendukung existensi Negara bangsa, sehingga Pancasila mulai diusung lagi ke permukaan,
menjadi wacana di berbagai forum seminar dan diskusi. Bahkan kalau sejak reformasi
tanggal 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila dilupakan, mulai tahun 2005, tanggal 1
Oktober diperingati lagi sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Oleh karena itu dipandang perlu
untuk mendudukkan pengertian “Pancasila Sakti” secara proporsional, supaya tidak
menimbulkan kesalah pahaman.
Sakti memiliki makna tidak terkalahkan, tidak dapat ditaklukkan. Sakti biasanya
menjadi predikat bagi seseorang yang memiliki suatu kekuatan tertentu, baik fisik maupun
non fisik, sehingga tidak akan terkena segala macam senjata baik senjata tajam maupun
senjata yang tidak nampak. Dalam bahasa Jawa terdapat ungkapan; “ Ora tedas tapak
paluning pande, sisaning gurendo,” menggambarkan seorang yang tidak akan terlukai oleh
senjata apapun. Sakti merupakan kekuatan yang bersifat kemampuan bertahan diri dari segala
macam ancaman dan gangguan.
Pancasila memiliki kekuatan hukum yang kokoh, memiliki kekuatan yang sah, karena
Pancasila tercantum dalam setiap Pembukaan atau Mukaddimah UUD yang pernah berlaku di
Indonesia. Menurut pendapat Dr. Soepomo dan Prof. Dr. Hamid Attamimi, Pancasila yang
terdapat dalam Pembukaan UUD tersebut berkedudukan sebagai rechtsidee atau cita hukum
dan berfungsi regulatif dan konstitutif bagi segala peraturan perundang-undangan yang
berlaku di Indonesia dan segala penyelenggaraan pemerintahan dan kenegaraan. Segala
peraturan perundang-undangan harus merupakan derifat dari Pancasila. Praktek kehidupan
pemerintahan dan kenegaraan harus bersendi pada paradigma yang bersendi pada Pancasila.

Makalah Pendidikan Pancasila STMIK AKBA

16

G. Agama dan Pancasila
Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi
seluruh rakyat Indonesia. Pancasila adalah pedoman luhur yang wajib di ta’ati dan dijalankan
oleh setiap warga negara Indonesia untuk menuju kehidupan yang sejahtera tentram, adil,
aman, dan sentosa.

Agama adalah ajaran sistem yang mengatur tata keimanan kepada Tuhan Yang Maha
Esa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia an manusia serta
lingkungan. (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

Pancasila yang di dalamnya terkandung dasar filsafat hubungan negara dan
agama merupakan karya besar bangsa Indonesia melalui The Founding Fathers Negara
Republik Indonesia. Konsep pemikiran para pendiri negara yang tertuang dalam Pancasila
merupakan karya khas yang secara antropologis merupakan local genius bangsa Indonesia.
Begitu

pentingnya

memantapkan

kedudukan

Pancasila, maka

Pancasila

pun

mengisyaratkan bahwa kesadaran akan adanya Tuhan milik semua orang dan berbagai
agama. Tuhan menurut terminologi Pancasila adalah Tuhan Yang Maha Esa, yang tak
terbagi, yang maknanya sejalan dengan agama Islam, Kristen, Budha, Hindu.

Jelaslah bahwa ada hubungan antara sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Pancasila
dengan ajaran tauhid dalam teologi Islam. sejalan dengan beberapa ajaran tauhid Islam,
dalam hal ini ajaran tentang tauhidus-shifat dan tauhidul-af’al, dalam pengertian bahwa
Tuhan itu Esa dalam sifat-Nya dan perbuatan-Nya. Ajaran ini juga diterima oleh
agama-agama lain di Indonesia. Seperti Kristen di dalam Al Kitab “Akulah jalan dan
kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui
aku.” (Yohanes 14:6).

Makalah Pendidikan Pancasila STMIK AKBA

17

H. Konflik di Indonesia
Peristiwa Madiun adalah sebuah konflik kekerasan yang terjadi di Jawa Timur bulan
September sampai Desember 1948 antara pemberontak komunis PKI dan TNI. Peristiwa ini
diawali dengan diproklamasikannya Negara Republik Soviet Indonesia pada tanggal 18
September 1948 di Madiun oleh Muso, seorang tokoh Partai Komunis Indonesia dengan
didukung pula oleh Menteri Pertahanan saat itu, Amir Sjarifoeddin.

Pada saat itu hingga era Orde Lama berakhir, peristiwa ini dinamakan Peristiwa Madiun, dan
tidak pernah disebut sebagai pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI). Baru di era
Orde Baru peristiwa ini mulai dinamakan Pemberontakan PKI Madiun. Bersamaan dengan
itu terjadi penculikan tokoh-tokoh masyarakat yang ada di Madiun, baik itu tokoh sipil
maupun militer di pemerintahan ataupun tokoh-tokoh masyarakat dan agama.

Peristiwa Kudeta Angkatan Perang Ratu Adil atau Kudeta 23 Januari adalah peristiwa
yang terjadi pada 23 Januari 1950 dimana kelompok milisi Angkatan Perang Ratu Adil
(APRA) yang ada di bawah pimpinan mantan Kapten KNIL Raymond Westerling yang juga
mantan komandan Depot Speciale Troepen (Pasukan Khusus) KNIL, masuk ke kota Bandung
dan membunuh semua orang berseragam TNI yang mereka temui. Aksi gerombolan ini telah
direncanakan beberapa bulan sebelumnya oleh Westerling dan bahkan telah diketahui oleh
pimpinan tertinggi militer Belanda.

Pemberontakan DI/TII Negara Islam Indonesia (disingkat NII; juga dikenal dengan nama
Darul Islam atau DI) yang artinya adalah "Rumah Islam" adalah gerakan politik yang
diproklamasikan pada 7 Agustus 1949 (ditulis sebagai 12 Syawal 1368 dalam kalender
Hijriyah) oleh Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo di Desa Cisampah, Kecamatan Ciawiligar,
Kawedanan Cisayong, Tasikmalaya, Jawa Barat.

Gerakan ini bertujuan menjadikan Republik Indonesia yang saat itu baru saja
diproklamasikan kemerdekaannya dan ada dimasa perang dengan tentara Kerajaan Belanda
sebagai negara teokrasi dengan agama Islam sebagai dasar negara.
Gerakan 30 September atau yang sering disingkat G 30 S PKI, G-30S/PKI, Gestapu
(Gerakan September Tiga Puluh), Gestok (Gerakan Satu Oktober) adalah sebuah peristiwa
yang terjadi pada tanggal 30 September 1965 dimana enam pejabat tinggi militer Indonesia
Makalah Pendidikan Pancasila STMIK AKBA

18

beserta beberapa orang lainnya dibunuh dalam suatu usaha percobaan Kudeta yang
dituduhkan kepada anggota Partai Komunis Indonesia.

Pemberontakan di ACEH dikobarkan oleh Gerakan Aceh Merdeka (GAM) untuk
memperoleh kemerdekaan dari Indonesia antara tahun 1976 hingga tahun 2005. Operasi
militer yang dilakukan TNI dan Polri (2003-2004), beserta kehancuran yang disebabkan oleh
gempa bumi Samudra Hindia 2004 menyebabkan diadakannya persetujuan perdamaian dan
berakhirnya pemberontakan.

Pemberontakan di PAPUA oleh Organisasi Papua Merdeka (disingkat OPM) adalah
organisasi yang didirikan pada tahun 1965 untuk mengakhiri pemerintahan provinsi Papua
dan Papua Barat yang saat ini di Indonesia, yang sebelumnya dikenal sebagai Irian Jaya, dan
untuk memisahkan diri dari Indonesia.
Gerakan ini dilarang di Indonesia, dan memicu untuk terjadinya kemerdekaan bagi provinsi
tersebut yang berakibat tuduhan pengkhianatan. Sejak awal OPM telah menempuh jalur
dialog diplomatik, melakukan upacara pengibaran bendera Bintang Kejora, dan dilakukan
aksi militan sebagai bagian dari konflik Papua. Pendukung secara rutin menampilkan bendera
Bintang Kejora dan simbol lain dari kesatuan Papua, seperti lagu kebangsaan "Hai Tanahku
Papua" dan lambang negara, yang telah diadopsi pada periode 1961 sampai pemerintahan
Indonesia dimulai pada Mei 1963 di bawah Perjanjian New York.
Konflik di Ambon
Konflik dan pertikaian yang melanda masyarakat Ambon-Lease sejak Januari 1999 telah
berkembang menjadi aksi kekerasan brutal yang merenggut ribuan jiwa dan menghancurkan
semua tatanan kehidupan bermasyarakat. Hingga 2 September 1991 setidaknya telah tercatat
1.132 korban tewas, 312 orang luka parah, 142 orang luka ringan. Sebanyak 765 rumah, 195
ruko serta puluhan kendaraan hancur dibakar. Di samping itu 100.000 ribu orang sudah
meninggalkan tempat tinggalnya dan sedikitnya 30.000 orang menjadi pengungsi di 60 kamp
penampungan, khususnya di kota Ambon dan sekitarnya. Transportasi, khususnya
transportasi udara, terhenti; harga-harga kebutuhan pokok kian melonjak dan persediaan
makanan menipis; kegiatan pendidikan terhenti.

Makalah Pendidikan Pancasila STMIK AKBA

19

I. Bhineka Tunggal Ika
Bhinneka Tunggal Ika adalah moto atau semboyan Indonesia. Frasa ini berasal
dari bahasa Jawa Kuna dan seringkali diterjemahkan dengan kalimat “Berbeda-beda tetapi
tetap satu”. Jika diterjemahkan per patah kata, kata bhinneka berarti "beraneka ragam" atau
berbeda-beda. Kata neka dalam bahasa Sanskerta berarti "macam" dan menjadi pembentuk
kata "aneka" dalam Bahasa Indonesia. Kata tunggal berarti "satu". Kataika berarti "itu".
Secara harfiah Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan "Beraneka Satu Itu", yang bermakna
meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu kesatuan.
Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras,
suku bangsa, agama dan kepercayaan.

Bhineka Tunggal Ika dapat pula dimakna bahwa meskipun bangsa dan negara
Indonesia terdiri atas beraneka ragam suku bangsa yang memiliki kebudayaan dan adatistiadat yang bermacam-macam serta beraneka ragam kepulauan wilayah negara Indonesia
namun keseluruhannya itu merupakan suatu persatuan yaitu bangsa dan negara Indonesia.
Keanekaragaman tersebut bukanlah merupakan perbedaan yang bertentangan namun justru
keanekaragaman itu bersatu dalam satu sintesa yang pada gilirannya justru memperkaya sifat
dan makna persatuan bangsa dan negara Indonesia.

Bagi bangsa Indonesia semboyan Bhineka Tunggal Ika merupakan dasar untuk
mewujudkan persatuan dan kesatuan Indonesia. Perwujudan semboyan Bhineka Tunggal Ika
dalam kehidupan sehari-hari dilakukan dengan cara hidup saling menghargai antara
masyarakat yang satu dengan yang lainnya tanpa memandang suku bangsa,agama,bahasa,adat
istiadat, warna kulit dan lain-lain. Seperti di ketahui Indonesia merupakan negara kepulauan
yang

terdiri

dari

beribu-ribu

pulau

dimana

setiap

daerah

memiliki

adat

istiadat,bahasa,aturan,kebiasaan dan lain-lain yang berbeda antara yang satu dengan yang
lainnya tanpa adanya kesadaran sikap untuk menjaga Bhineka tunggal Ika pastinya akan
terjadi berbagai kekacauan di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan semboyan
Bhineka Tunggal Ika kita harus membuang jauh-jauh sikap mementingkana dirinya sendiri
atau daerahnya sendiri tanpa perduli kepentngan bersama. Bila hal tersebut terjadi pastinya
negara kita ini akan terpecah belah.Oleh sebab itu marilah kita jaga bhineka tunggal ika
dengan sebaik-baiknya agar persatuan bangsa dan negara Indonesia tetap terjaga.

Makalah Pendidikan Pancasila STMIK AKBA

20

J. Pancasila Era Reformasi dan Pasca Reformasi
a. Pancasila Era Reformasi
Makna Reformasi secara etimologis berasal dari kata reformation dari akar kata
reform, sedangkan secara harfiah reformasi mempunyai pengertian suatu gerakan yang
memformat ulang, menata ulang, menata kembali hal-hal yang menyimpang, untuk
dikembalikan pada format atau bentuk semula sesuai dengan nilai-nilai ideal yang di citacitakan rakyat. Reformasi juga di artikan pembaharuan dari paradigma, pola lama ke
paradigma, pola baru untuk memenuju ke kondisi yang lebih baik sesuai dengan harapan.

Peran Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi Inti reformasi adalah memelihara
segala yang sudah baik dari kinerja bangsa dan negara dimasa lampau, mengoreksi segala
kekurangannya,sambil merintis pembaharuan untuk menjawab tantangan masa depan.
Pelaksanaan kehidupan berbangsa dan bernegara masa lalu memerlukan identifikasi, mana
yang masih perlu pertahankan dan mana yang harus diperbaiki.
Pancasila yang pada dasarnya sebagai sumber nilai, dasar moral etik bagi negara dan aparat
pelaksana negara digunakan sebagai alat legitimasi politik, semua tindakan dan kebijakan
mengatasnamakan Pancasila, kenyataannya tindakan dan kebijakan tersebut sangat
bertentangan dengan Pancasila.
Klimaks dari keadaan tersebut ditandai dengan hancurnya ekonomi nasional, sehingga
muncullah gerakan masyarakat yang dipelopori oleh mahasiswa, cendekiawan dan
masyarakat sebagai gerakan moral politik yang menuntut adanya Reformasi di segala bidang
terutama bidang hukum, politik, ekonomi, dan pembangunan.
Awal dari gerakan Reformasi bangsa Indonesia, yakni dengan mundurnya Presiden Soeharto
pada tanggal 21 Mei 1998, yang kemudian digantikan oleh Prof. Dr. B.J Habibie.
Gerakan Reformasi dan Ideologi Pancasila Dalam kenyataannya, bangsa Indonesia telah
salah mengartikan makna dari sebuah kata Reformasi, yang saat ini menimbulkan gerakan
yang mengatasnamakan Reformasi, padahal gerakan tersebut tidak sesuai dengan pengertian
dari Reformasi.
Contohnya, saat masyarakat hanya bisa menuntut dan melakukan aksi-aksi anarkis yang
pada akhirnya terjadilah pengerusakan fasilitas umum, sehingga menimbulkan korban yang
tak bersalah. Oleh karena itu dalam melakukan gerakan reformasi, masyarakat harus tahu dan
Makalah Pendidikan Pancasila STMIK AKBA

21

paham akan pengertian dari reformasi itu sendiri, agar proses menjalankan reformasi sesuai
dengan tujuan reformasi tersebut.
Secara harfiah reformasi memiliki makna yaitu suatu gerakan untuk memformat ulang,
menata ulang atau menata kembali hal-hal yang menyimpang untuk dikembalikan pada
format atau bentuk semula sesuai dengan nilai-nilai ideal yang dicita-citakan rakyat
(Riswanda dalam Kaelan, 1998).
Pemahaman Mahasiswa di Era Reformasi:
Setiap

sila

mempunyai

nilai

dalam

paradigma

reformasi,

yaitu:

a. Reformasi yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa. Artinya, gerakan reformasi berdasarkan
pada moralitas ketuhanan dan harus mengarah pada kehidupan yang baik sebgai manusia
makhluk tuhan.

b.Reformasi yang berperikemanusiaan yang adil dan beradab. Artinya, gerakan reformasi
berlandaskan pada moral kemanusiaan sebagai upaya penataan kehidupan yang penuh
penghargaan atas harkat dan martabat manusia

c. Reformasi yang berdasarkan nilai persatuan. Artinya, gerakan reformasi harus menjamin
tetap tegaknya negara dan bangsa Indonesia sebagai satu kesatuan.

d. Reformasi yang berakar pada asas kerakyatan. Artinya, seluruh penyelenggaraan
kehidupan berbangsa dan bernegara harus dapat menempatkan rakyat sebagai subjek dan
pemegang kedaulatan.

e. Reformasi yang bertujuan pada keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Artinya,
gerakan reformasi harus memiliki visi yang jelas, yaitu demi terwujudnya keadilan sosial
bagi seluruh rakyat.

Makalah Pendidikan Pancasila STMIK AKBA

22

b. Pancasila Pasca Reformasi
Pandangan masyarakat terhadap Pancasila mulai berubah setelah jatuhnya rezim Orde
Baru. Pancasila yang sebelumnya menjadi senjata ampuh Orde Baru ini mulai mengalami
pergeseran makna, khususnya di kalangan pembenci Orde Baru. Banyak dari mereka
menganggap bahwa Pancasila identik dengan Orde Baru. Yang artinya apa yang dilakukan
Orde Baru mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Ini dikarenakan rezim Orde Baru yang dalam
kebijakannya selalu mengatasnamakan Pancasila. Saat Orde Baru berkuasa, siapapun yang
menentangnya akan dianggap anti Pancasila.

Reformasi memang membawa angin segar bagi kebebasan dan demokrasi. Namun
dibalik semua dampak positifnya, tentu terdapat dampak negatifnya. Angin segar kebebasan
ternyata memunculkan banyak masalah dalam masyarakat. Contohnya saja kericuhan
demonstrasi. Belum lagi munculnya paham-paham radikal seperti yang disebutkan di atas. Di
masa Orde Baru hal ini sulit terjadi. Jangankan demonstrasi atau paham radikal melakukan
aksi, mengkritik saja mungkin akan segera dibungkam, disingkirkan atau di cap anti
Pancasila. Bisa juga di cap sebagai Komunis. Memang di masa Orde Baru demokrasi seperti
dipasung. Bahkan ada campur tangan pemerintah saat pemilu untuk memenangkan Golkar
sebagai pendukung pemerintah Orde Baru. Seperti kewajiban PNS untuk memilih Golkar dan
kendaraan politiknya. Berbeda dengan sekarang, dimana PNS tidak diperbolehkan mengikuti
kegiatan politik.

Namun seperti yang telah diungkapkan diatas, akibat reformasi ini, Pancasila juga
mulai menghadapi tantangan baru. Munculnya paham-paham baru serta era globalisasi
seperti sekarang membuat Pancasila seolah hanya identitas saja. Banyak Generasi muda tidak
tahu makna Pancasila. Jangankan makna, bahkan ada juga yang tidak hafal sila-sila dalam
Pancasila. Arus Westernisasi masuk begitu saja tanpa di filter atau disaring terlebih dahulu.
Generasi muda lebih tertarik dengan budaya barat yang menurutnya lebih unggul daripada
budaya sendiri. Mereka tidak peduli terhadap budaya sendiri yang dianggapnya telah
ketinggalan jaman. Ditambah lagi, semakin majunya teknologi informasi yang semakin
menggerus batas-batas kebangsaan. Berbagai arus modernisasi begitu mudah masuk tanpa
disaring terlebih dahulu. Bukan saja westernisasi yang masuk di Indonesia. Budaya Asia
Timur, sebut saja budaya Korea dan Jepang juga masuk di Indonesia serta menjadi trendi di
kalangan masyarakat, khususnya para remaja.

Makalah Pendidikan Pancasila STMIK AKBA

23

Sebenarnya tidak masalah jika menerapkan budaya Barat maupun budaya Asia Timur (Korea
dan Jepang), namun yang diterapkan adalah budaya positifnya. Budaya positif yang
dimaksud disini adalah budaya yang dapat memberi kemajuan pada bangsa dan negara.
Seperti budaya disiplin bangsa Barat, nasionalisme bangsa Korea, dan Kerja keras, inovasi
serta kreativitas bangsa Jepang. Tentu saja jika menerapkan budaya positif ini jika diterapkan
akan akan memberi dampak kemajuan bagi bangsa dan negara. Dan tentu saja harus
disesuaikan terlebih dahulu dengan Pancasila.

K. Hubungan Antar Sila dalam Pancasila
Walaupun Pancasila terbagi menjadi lima sila, bukan berarti mereka semua berdiri sendiri.
Lima sila itu memiliki hubungan erat yang tidak boleh dipisahkan. Berikut ini akan dijelaskan
semacam contoh relasi melalui hubungan antar komponen.

Sila Pertama dan Sila Kedua
Ketuhanan yang Maha Esa mengatakan bahwa setiap negara harus memiliki kepercayaan dan
menghargai keyakinan masyarakat lainnya. Menghargai keyakinan masyarakat lain juga akan
terwujud jika kita sanggup melaksanakan sikap adil bagi sesama kita yang memiliki
perbedaan kepercayaan.

Sila Pertama dan Sila Ketiga
Ketuhanan yang Maha Esa juga memiliki nilai kesatuan atas perbedaan agama-agama di
Indonesia. Persatuan Indonesia juga merupakan wujud adanya sikap saling menghargai
keyakinan yang berbeda di tengah masyarakat.

Sila Pertama dan Sila Keempat
Dalam pembuatan peraturan perundangan yang berlandaskan Ketuhanan, pemerintah juga
harus memperhatikan musyawarah sebagai cara mencapai mufakat. Tidak boleh landasan
atau etik agama apapun yang dilanggar dalam pembuatan peraturan perundang-undangan.

Sila Pertama dan Sila Kelima
Adanya kebebasan untuk beribadat menghasilkan keadilan yang akan dirasakan bagi warga
negaranya. Jika negara Indonesia memaksakan suatu keyakinan, maka masyarakat akan
mengeluhkan keadilan.

Makalah Pendidikan Pancasila STMIK AKBA

24

Sila Kedua dan Sila Ketiga
Masyarakat harus menjunjung sikap adil agar tercipta kesatuan antar warga negaranya. Jika
setiap masyarakat merasa diperlakukan adil oleh masyarakat lainnya, maka akan tercipta
suatu persatuan yang diinginkan.

Sila Kedua dan Sila Keempat
Keadilan juga pastinya dibutuhkan dalam pelaksanaan musyawarah mufakat. Tujuan utama
musyawarah adalah tercapainya kesepakatan bersama yang paling tidak memberikan keadilan
bagi sebagian besar masyarakat. Dengan mempertimbangkan keadilan itulah maka akan
tercipta mufakat.

Sila Kedua dan Sila Kelima
Dalam dua sila ini, sama-sama disebutkan kata “adil” yang artinya terdapat hubungan paling
erat antara sila kedua dan kelima ini. Keadilan memang sangat dibutuhkan oleh negara
demokrasi.

Sila Ketiga dan Sila Keempat
Persatuan Indonesia adalah wujud atau cita-cita yang dapat dicapai melalui pelaksanaan
musyawarah mufakat. Dengan mempertimbangkan suara dari semua kalangan, maka akan
terbentuk kesepakatan yang menguntungkan semua pihak – dan mewujudkan persatuan.
Sila Ketiga dan Sila Kelima
Masyarakat harus menjunjung sikap adil agar tercipta kesatuan antar warga negaranya. Jika
setiap masyarakat merasa diperlakukan adil oleh masyarakat lainnya, maka akan tercipta
suatu persatuan yang diinginkan.

Sila Keempat dan Sila Kelima
Dengan mencapai mufakat, maka akan terbentuk keadilan bagi setiap warga negara.
Bayangkan jika keputusan pemilihan pemimpin hanya berdasarkan paham nepotisme, maka
tidak akan terbentuk negara yang demokratis.

Makalah Pendidikan Pancasila STMIK AKBA

25

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Pancasila sebagai suatu sistem filsafat merupakan satu kesatuan organis antara sila yang
satu dengan sila yang lainnya.
2. Antara sila satu dengan sila yang lainnya berhubungan erat, sehingga membetuk satu
struktur yang menyeluruh.
3. Pancasila merupakan hasil proses pemikiran tentang manusia dengan Tuhan yang Maha
Esa, hubungan antar sesama manusia dengan masyarakat dan Negara.

B. Saran
Dari hasil pembahasan yang telah kami bahas, kami memberikan saran kepada semua pihak,
khususnya para generasi muda Indonesia untuk lebih meningkatkan rasa nasionalisme
terhadap Negara Indonesia guna mewujudkan cita-cita dan tujuan Negara kita tercinta ini.

Karena pemuda adalah calon penerus perjuangan dan pembangunan bangsa di masa yang
akan datang, dan juga generasi muda merupakan satu-satunya harapan bangsa untuk bisa
lebih maju lagi.

Makalah Pendidikan Pancasila STMIK AKBA

26

DAFTAR PUSTAKA
http://305ak.my.scripedia.com/contoh-makalah-pancasila-2/
http://www.scribd.com/doc/99652586/Pancasila-Full
https://takberhentiberharap.wordpress.com/2011/05/11/sejarah-pancasila-sebagai-dasar-negara/
http://ettxfhenzter.blogspot.co.id/2014/01/sejarah-perkembangan-pancasila.html
http://demokrasipancasilaindonesia.blogspot.co.id/2015/08/pengertian-pancasila-sejarah.html
http://www.plengdut.com/2014/08/perumusan-dasar-negara-oleh-pendiri.html
http://www.negeripesona.com/2013/05/sejarah-dan-isi-piagam-jakarta.html
http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/2352/Piagam-Jakarta
http://www.negeripesona.com/2013/05/sejarah-dan-isi-piagam-jakarta.html
http://www.maribelajarbk.web.id/2015/06/pancasila-sebagai-dasar-negara.html
http://brainly.co.id/tugas/290499
https://lppkb.wordpress.com/pancasila-sakti/
http://sangkoeno.blogspot.co.id/2013/11/hubungan-pancasila-dan-agama.html
https://www.academia.edu/8973112/Pancasila_VS_Agama_Perepektif_Agama_Agama_Tentang_Sila
_Ketuhanan_Yang_Maha_Esa
http://suraya-atika.blogspot.co.id/2014/11/pancasila-dan-agama.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Pemberontakan_di_Aceh
https://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi_Papua_Merdeka
http://martohaprpm.blogspot.co.id/2012/11/konflik-yang-pernah-terjadi-di-indonesia.html
http://assant-magazine.blogspot.co.id/2011/04/7-konflik-politik-dalam-lembaran-hitam.html
http://komunitasgurupkn.blogspot.co.id/2014/08/pengertian-dan-makna-bhinneka-tunggal.html
https://noviriyantii.wordpress.com/2014/08/22/ringkasan-tentang-pancasila-era-reformasi/
https://id.wikipedia.org/wiki/Reformasi
http://gurupintar.com/threads/jelaskan-hubungan-antar-sila-dalam-pancasila.512/
https://errafaziraaini.wordpress.com/ppkn-3/75-2/

Makalah Pendidikan Pancasila STMIK AKBA

27