BAB II GAMBARAN UMUM DUSUN KUTA KENDIT 2.1 Letak Geografis - Perkembangan Perekonomian Kuta Kendit Setelah Proyek Pemukiman Masyarakat Terasing (PKMT) Kecamatan Mardingding Kabupaten Karo Dibangun pada Tahun 1981-2010

  

BAB II

GAMBARAN UMUM DUSUN KUTA KENDIT

  2.1 Letak Geografis

  Kuta Kendit berjarak 55 km dari Kabanjahe yang merupakan ibu kota daerah Kabupaten Karo dan berjarak sekitar 130 km dari kota Medan sebagai ibu kota Provinsi Sumatera Utara,

   letak wilayah Kuta Kendit ini dikelilingi dan dibatasi oleh beberapa desa serta pegunungan .

  Dengan batas-batas wilayah: ฀ Sebelah Utara berbatasan dengan Deleng Tumanggu (Wilayah Langkat) ฀ Sebelah selatan berbatasan dengan Kuta Pengkih.

  ฀ Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tenggara Nanggroe Aceh Darusalam (NAD).

   ฀ Sebelah Timur berbatasan dengan Wilayah Panongsang .

  Pada umumnya karakteristik desa pegunungan adalah sama, yaitu mempunyai udara yang sejuk, potensi alam yang kaya dan keadaan tanah yang berlereng. Ciri-ciri wilayah pedesaan yaitu: 1) Perbandingan luas tanah dengan jumlah manusia, relatif besar. 2) Lapangan kerja agraris. Hubungan penduduk akrab. 4) Sifat menurut tradisi budaya setempat.

  2.2 Penyebaran Pemukiman inti dan Letak Bangunan Kuta Kendit terletak di desa Kuta Pengkih Kecamatan Mardingding Kabupaten Karo.

  Ada dua pengertian pokok yang dijadikan dasar mengkaji penyebaran pemukiman yang terdapat

  12 13 Data Kepala Desa Kuta Pengkih ibid dalam desa objek yaitu: pola tempat kediaman penduduk desa atau rural settelement type dan pola desa atau village type.

  Rural settelement type memperhatikan penyebaran rumah penduduk desa dan membentuk

  suatu pola tertentu. Village type memperhatikan penyebaran rumah penduduk desa beserta tanah pekarangannya.

  Bertolak dari kedua pengertian di atas dapat dikemukakan hal-hal berikut : a. Pola tempat kediaman

  1.) Penyebaran rumah penduduk Kuta Kendit pada umumnya adalah type compact settlement (mengelompok), jarak antara satu rumah kediaman relative dekat.

  Faktor-faktor yang mempengaruhi pola tempat kediaman Kuta Kendit yang mengelompok tersebut adalah: (a). Terdapatnya kawasan tertentu yang memiliki lahan yang subur untuk jenis tanaman pokok.

  (b). Terdapatnya kawasan yang reliefnya hampir bersamaan pada lokasi tertentu menjadi sasaran penduduk untuk bertempat tinggal.

  (c). Tersedianya sumber air pada kawasan tertentu sebagai sumber daya yang sangat menentukan kelangsungan hidup secara layak.

  (d). Terdapatnya pengaruh yang kuat dari sistem kekerabatan yang berlaku pada suku

   bangsa yang bersangkutan .

  Disamping itu faktor yang mempengaruhi pola tempat kediaman penduduk pada sebahagian daerah dalam Kuta Kendit yang berbentuk menyebar ditemuinya beberapa tempat atau daerah yang bertopografi kasar berupa perbukitan. 14 Buddy Prasadja, Pengembangan Desa dan Masalah Kepemimpinanya, Kader Jaya, 1980 hal 14 B . Pola Kuta Kendit Kuta kendit ini bentuk rumahnya sangat tersusun rapi, rumah saling berhadapan dan terdiri dari empat jalur.

  2. 3.Transportasi dan Komunikasi

  Perbedaan kelancaran komunikasi dan transportasi suatu daerah adalah salah satu penyebab berbedanya laju pembangunan daerah bersangkutan. Di Kuta Kendit kelancaran komunikasi adalah hambatan pokok yang perlu dipecahkan secara bertahap dan berencana sesuai dengan kondisi dan ekologi daerah setempat. Hubungan yang lancar pada umumnya hanya

   terdapat di sekitar perbukitan misalnya di penatapen .

  Di Kuta Kendit sungai tidak berfungsi sebagai alat transportasi. Saran angkutan utama adalah kenderaan roda dua dan kenderaan roda empat, serta prasarana jalan setapak. Jika ditinjau pula kelancaran hubungan dusun ini dengan daerah-daerah lain baik secara regional maupun nasional, jelas sangat berbeda satu sama lain.

2.4 Potensi Alam

2.4.1 Tata guna tanah

  Penggunaan tanah di Kuta Kendit ini tidak boleh dilakukan dengan semberangan oleh masyarakat pendatang, karena jauh sebelum dibentuk pemukiman ini sudah ditentukan dua hektar per rumah tangga. Berikut merupakan gambaran luas tanah di Kuta Kendit : Tabel menunjukkan luas tanah di Kuta Kendit

  No. Dusun Kuta Kendit Luas

  Perladangan 200 hektar Perumahan dan Pekarangan 50 hektar 15 Penatapen merupakan tempat tinggi yang bisa memandang keseluruhan Kuta Pengkih

  Bangunan 5 hektar Penambahan perladangan 50 hektar

  Sumber Kepala Desa Kuta Pengkih Sebenarnya luas Keseluruhan Kuta Kendit ini adalah dua ribu hektar,akan tetapi wilayah yang belum dimasukkan dalam tabel di atas adalah tanah yang penuh dengan pepohonan yang

   masih rindang dan selain itu masih dipergunakan desa Kuta Pengkih sebagai lahan pertanian .

  Berdasarkan tabel diatas perkembangan masyarakat memanfaatkan tanah pada awalnya, para warga Kuta Kendit memanfaatkan tanah sebagai lahan pertanian untuk memenuhi kebutuhan kehidupan sehari-hari. Tanaman pangan seperti halnya padi dan tanaman lainnya untuk mencukupi ekonomi keluarga selain itu tanah bagi warga berfungsi juga sebagai kebutuhan awal untuk bertempat tinggal dan bermukim. Dalam penggarapan tanah yang di lakukan masyarakat Kuta Kendit masih menggunakan teknologi tradisional yang telah dikenal secara turun temurun oleh warga Kuta Kendit. Akan tetapi kebutuhan masyarakat Kuta Kendit semakin meningkat terutama dalam hal untuk mencapai kesejahteraan hidup. Tanah-tanah yang dijadikan sebagai lahan pertanian oleh masyarakat Kuta Kendit tersebut tergolong produktif karena kandungan humusnya cukup tinggi hal ini tidak terlepas dari keberadaan Kuta Kendit di kelilingi oleh bukit-bukit serta bekas pelapukan tumbuh-tumbuhan yang dirambah ketika penduduk generasi pertama menetap di Kuta Kendit, selain itu bukit-bukit tersebut memiliki cadangan air sehingga membuat Kuta Kendit di aliri oleh sungai-sungai meski tergolong kecil akan tetapi sungai-sungai tersebut cukup memenuhi irigasi pertanian dan kebutuhan akan air minum masyarakat Kuta Kendit.

16 Ibid Data Kepala Desa Kuta Pengkih

  Di Kuta Kendit masih banyak terdapat hutan tropis sebagai sumber kekayaan alam dan tersedianya flora dan fauna mengelilingi daerah ini awalnya sebagian besar daerah ini ditumbuhi berbagai jenis pepohonan dan semak belukar. Maka seiring dengan aktivitas kehidupan penduduk, belantara tersebut menjadi ternoda ditandai dengan perambahan hutan yang dijadikan sebagai lahan pertanian sehingga warga pendatang menebangi hutan tersebut. Hal ini tentunya melanggar peraturan bagi para pendatang di Kuta Kendit.

2.4.2 Keadaan Iklim

  Curah hujan merupakan salah satu indikator wilayah untuk mengetahui kondisi tanah dalam suatu wilayah. Keadaan cuaca ini banyak mempengaruhi semua kegiatan pembangunan, baik yang berhubungan langsung dengan kegiatan yang bersangkutan dengan wadah pembangunan itu sendiri yang berupa tanah.

  Di Kuta Kendit berada 800-980 M / DPL dari permukaan laut. Suhu udara di Kuta

   Kendit berkisar antara 30º s/d 33º derejat celcius dengan kelembapan udaranya rata-rata 30º .

  Ada dua musim yang terdapat di Kuta Kendit yaitu musim Hujan dan Kemarau. Musim hujan pertama terjadi antara bulan Oktober sampai bulan Januari, dan musim kemarau terjadi pada bulan Maret sampai bulan Juli. Hal ini disebabkan karena arah angin yang berhembus di Kuta Kendit terbagi atas dua yaitu pada musim hujan, angin berhembus dari arah barat sedangkan pada musim kemarau angin Timur Tenggara berhembus dari arah Timur.

  Desa Kuta Pengkih terbagi atas tiga wilayah hukum adat hal ini terjadi karena berkaitan dengan perkembangan desa yang tidak lepas dari para pemuka desa Kuta Pengkih tersebut.

  Adapun ketiga wilayah tersebut adalah Kuta Kendit, Cerumbu, Barisen. 17 Data dari Kantor Kepala Desa Kuta Pengkih

  Kepala desa yang tradisional biasanya disebut Penghulu, yang kedudukan diwariskan secara turun temurun menurut garis anak laki-laki yang tertua. Bersama anak beru-Nya dan seorang Seninanya, dan Penghulu menjalankan pemerintahan desa. Menurut adat karo sebuah desa tidak dapat didirikan oleh satu orang atau satu kelompok patrilineal saja tetapi harus bersama-sama anak berunya dan seninanya daripada orang atau kelompok orang itu. Anak beru juga demikian turut mendirikan kampung yang disebut juga dengan anak beru tua yaitu pengambilan dara yang tradisional. Yang dimaksud dengan senina ialah orang atau kelompok patrilineal yang tergolong kedalam satu klen tetapi berbeda sub klen dengan seseorang. Ketiga kedudukan tersebut yaitu Penghulu, anak beru dan senina adalah turun temurun.

  Dan setelah Indonesia Merdeka Pada tahun 1945 maka Penghulu digantikan dengan kepala Kampung dan kemudian diganti menjadi Kepala desa, akan tetapi Kuta Kendit dikepalai oleh Kepala Lorong.

  Untuk dapat mengakses ke Kuta Kendit maka terlebih dahulu dari Tigabinanga dengan jarak sekitar 39 km hingga ke Kuta Kendit. Sepanjang jarak tersebut dapat ditempuh dengan kenderaan mobil gerdang dua selama dua jam apabila tidak datang hujan, akan tetapi jika cuaca lagi musim penghujan waktu untuk ditempuh ke tempat ini membutuhkan waktu berjam-jam bahkan lebih dari lima jam, karena jalan menuju Kuta Kendit banyak jalan yang berlubang- lubang bahkan banyak tergenangi oleh lumpur dan jembatan yang sangat memprihatinkan diantara adalah jembatan Lau Sugi, Lau Mbelen, Lau Riman, Napal dan Lau Tenggiang bahkan kadang mobil gerdang dua tidak bisa keluar dari lumpuran jalan. Diantara beberapa jembatan, jembatan yang paling parah jembatan Lau Tenggiang karena jalan masih rusak total bahkan mobil gerdang dua membutuhkan waktu yang lama untuk melewati jembatan ini, dalam istilah

   karo Ngerker .

  Selain itu Kuta Kendit bisa juga ditempuh dari Desa Buluh Pancur tembus ke Cerumbu,

  

  melewati hutan lindung yang dibutuhkan waktu satu hari perjalanan Kuta Kendit tentunya sulit untuk diketahui oleh masyarakat luar, hal ini disebabkan karena sangat minimnya sarana dan prasarana transportasi dengan ditandai akses jalan yang seadanya untuk menuju ke Kuta Kendit disebabkan kondisi alam yang sulit untuk dijangkau dan letak kampung ini sangat tersembunyi di antara hutan belantara.

  Dalam perjalanan ke Kuta Kendit ada beberapa desa yang harus dilewati mulai dari Desa Kuta Bangun, sehabis dari desa ini akan memasuki daerah Liang Melas yang dimana pada saat ini jalannya masih rusak total. Desa-desa yang akan dilewati jika perjalanan ke Kuta Kendit diantara adalah Desa Suka Julu, Desa Kuta Mbaru Punti, Desa Kuta Mbelin, Samperaya, Barisen, Desa Kuta Pengkih.

  Dari desa Kuta Pengkih ke Kuta Kendit berjarak 7 km dari semua desa-desa yang dilajui, jalan paling rusak adalah perjalanan dari desa Kuta Pengkih ke Kuta Kendit yang paling mengerikan karena jalan terjal atau pajek/nenangkengi, bahkan mobil gerdang dua tidak dapat melewati jalan tersebut karena banyak lumpur dan berlubang, jadi alat transportasi yang digunakan dari desa Kuta Pengkih ke dusun Kuta Kendit ini mempergunakan tarikan ‘’gereta

   kerbo atau tarikan kerbau’ ’. 18 Ngerker merupakan bahasa yang sudah jarang sekali didengar, akan tetapi di masyarakat dusun Kuta Kendit pada musim Penghujan hampir setiap hari dipergunakan oleh masyarakat setempat, karena dalam istilah ngerker ini mobil yang masuk ke lumpuran becek, dan sangat susah dikeluarkan dan biasanya orang setempat mengeluarkan mobil ini dari lumpuran menggunakan kulit padi yang sudah digiling 19 20 Wawancara dengan Nemani Kembaren, Kuta pengkih 27 April 2014 pukul 21.00 WIB Tarikan Kerbau merukan alat transportasi pada musim penghujan di masyarakat Kuta Kendit, biasanya

tarikan seperti ini kebanyakan disewa oleh para-para pedagang karena barang jualan yang dibawa dari pekan tidak

bisa dilewati oleh mobil gerdang dua,dan hanya bisa dibantu dengan tarikan Kerbau yang seadanya.

  Hal seperti ini sangat memperhatinkan bagi masyarakat yang tinggal di Kuta Kendit , bahkan setelah kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 65 baru diterangi oleh listrik, penerangan listrik pun dilakukan menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Sebelum masuknya Pembangkit Listrik Tenaga Air ( PLTA) Kuta Kendit hanya melakukan penerangan dengan “Lampu Teplok’’. Dan tempat pemandian di kampung ini hanya ke mata air bahkan satu tempat pemandian sama laki-laki. Di waktu sore hari untuk mandi saja dilakukan secara bergantian dengan perempuan. Untuk membuang air harus ke semak belukar, karena belum ada kamar mandi umum yang disediakan di dusun ini.

  Terutama dalam memenuhi sebagian kebutuhan yang mencakup akan sandang, pangan, dan papan maka akan mencarinya ke hutan yang ada di sekitar pemukiman. Kegiatan mencari binatang buruan dengan membawa anjing dan perangkap, menebangi pohon dengan kampak guna mendirikan gubuk untuk bermukim menjadi ciri khas yang diwariskan secara turun- temurun sehingga kemudian daerah Kuta Kendit nampak semakin terang dengan berkurangnya pepohonan. Maka kondisi tersebut kemudian memungkinkan untuk memulai bercocok tanam di daerah ini.

2.5 Komposisi Penduduk

  Komposisi penduduk yang penting adalah yang berdasarkan umur dan jenis kelamin, karena erat kaitannya dengan potensi desa yang antara lain meliputi aspek tenaga kerja. Sumber manusiawi ini sangat menentukan kelangsungan dan perkembangan pembangunan suatu desa.

  Dalam hubungan ini, dua macam cara penggolongan umur perlu dikemukakan. (1)

  Menurut Dr. Nathan Keyfitz dan Prof. Dr. Widjojo Nitisastro: Umur 0-14 tahun : Usia belum produktif

  Umur 14-65 tahun : Usia produktif Umur diatas 66 tahun : Usia improduktif

  (2) Menurut Dr. W. Sleumer

  Umur 0-14 : Usia belum produktif Umur 14-19 : Usia belum produktif penuh Umur 20-54 : Usia produktif penuh Umur 55-64 : Usia tidak produktif

   Umur di atas 65 tahun : Usia Improduktif

  Jumlah penduduk yang ditemukan hanya jumlah penduduk Kuta Kendit terlihat dalam tabel ini yaitu jumlah penduduk dusun Kuta Kendit tahun 2006 sampai dengan 2009.

  

Table I Jumlah Penduduk menurut kelompok umur dusun Kuta Kendit Tahun 2006-2009

Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

  0-14 thn 133 90 223 15-19 thn

  65 45 110 20-54 160 143 203

  Thn 55-64 thn

  30

  23

  53

  20

  12

  32 ≥ 65 thn

   Sumber Kepala Desa Kuta Pengkih

21 Slamet E.Ina, Pokok-pokok Sosiologi Pedesaan, Cu Yasaguna, 1973, hal 23

  Tabel II Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencarian Tahun 1981 Mata Pencarian Pokok Jumlah Penduduk

  Bertani 150 Berdagang

  1 Pegawai - Bidan -

  Sumber Kepala Desa Kuta Pengkih

  Tabel III Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencarian Tahun 1990 Mata Pencarian Pokok Jumlah Penduduk

  Bertani 170 Berdagang

  2 Pegawai

  2 Bidan - Sumber Kepala Desa Kuta Pengkih

  Tabel IV Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencarian Tahun 2000 Mata Pencarian Pokok Jumlah Penduduk

  Bertani 210 Berdagang

  3 Pegawai

  2 Bidan

  1 Sumber Kepala Desa Kuta Pengkih

  Tabel V Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencarian Tahun 2005 Mata Pencarian Pokok Jumlah Penduduk

  Bertani 230 Berdagang

  7 Pegawai

  3 Bidan

  1 Sumber Kepala Desa Kuta Pengkih

  Tabel VI Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencarian Tahun 2010 Mata Pencarian Pokok Jumlah Penduduk

  Bertani 450 Berdagang

  12 Pegawai

  6 Bidan

  2 Sumber Kepala Desa Kuta Pengkih

  Tabel VII Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan 1990 Jenis Pendidikan Jumlah Penduduk

  SD

  30 SMP Data tidak lengkap SMA

  3 Akademi /Perguruan Tinggi - Jumlah

  33 Sumber Kepala Sekolah L.Sihombing

  Tabel VIII Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan 2009 Jenis Pendidikan Jumlah Penduduk

  SD 150 SMP

  40 SMA

  34 Akademi/ Perguruan Tinggi

  6 Jumlah 230 Sumber Kepala Sekolah L.Sihombing

  Tabel IX Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan 2010 Jenis Pendidikan Jumlah Penduduk

  SD 160 SMP

  45 SMA

  39 Akademi/ Perguruan Tinggi

  8 Jumlah 252 Sumber Kepala Sekolah L.Sihombing

  Tabel X Jumlah Perantau Ke Dusun Kuta Kendit 1981-1988 Tahun Jumlah Perantau

  1981 100 1982

  55 1983

  10 1984

  26 1985

  45 1986

  31 1987

  80 Sumber Sekdes Kuta Pengkih Sebagai suatu indikator dapat dijadikan pegangan bahwa masyarakat Kuta Kendit jumlah perantauan ke tempat ini naik turun, dimana bisa dilihat tahun 1981 ini jumlah perantauan yang paling banyak hal ini disebabkan karena pada tahun 1981 pembukaan pemukiman di masyarakat Kuta Kendit dan langsung menerima perantauan dengan membawa surat pindah dari asal semula yang ditempati pendatang.

2.6 Keadaan Sarana dan Prasarana

2.6.1 Sarana dan Prasarana Pendidikan

  Pendidikan formal mulai dikecap di masyarakat Kuta Kendit pada tahun 1900 khusunya bagi mereka generasi muda di tengah-tengah masyarakat.Pada dasarnya pendidikan yang baik itu haruslah mampu menciptakan proses belajar mengajar yang efektif dan bermanfaat serta menjadikan masyarakat pedesaan lebih terbuka terhadap pendidikan. Seiring dengan perkembangan zaman, pendidikan pun mengalami perkembangan. Sehingga, pengertian pendidikan menurut beberapa ahli (pendidikan) berbeda, tetapi secara asenssial terdapat kesatuan unsur-unsur atau faktor-faktor yang terdapat didalamnya, yaitu bahwa pendidikan menunjukkan suatu proses bimbingan, tuntunan atau pimpinan yang didalamya mengandung unsur-unsur seperti pendidik, anak didik. Bahkan telah disebutkan bahwa pengertian pendidikan berdasar UU Nomor 20 tahun2003, yaitu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadiaan, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Hal ini diperkuat oleh UU Nomor 2 tahun 1989, yang menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi

  

  Manfaat pendidikan bagi masyarakat pedesaan sebagai instrumen pembebas, yakni membebaskan masyarakat pedesaan dari belenggu kemiskinan, keterbelakangan, kebodohan dan penindasaan. Selain itu, pendidikan yang baik seharusnya berfungsi pula sebagai sarana pemberdayaan individu dan masyarakat desa khusunya guna menghadapi masa depan.

  Pendidikan difokuskan melalui sekolah , pesantren, kursus-kursus yang didirikan di pedesaan yang masyarakat masih “buta” akan ilmu. Masyarakat pedesaan yang terberdayakan sebagai hasil pendidikan yang baik dapat memiliki nilai tambah dalam kehidupan yang tidak dimiliki oleh masyarakat yang tidak mengenyam pendidikan sama sekali. Sehingga jelas, peranan pendidikan sebagai kebutuhan pokok yang mendasar dan haruslah terpenuhi bagi masyarakat pedesaan dalam manfaat lainnya untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahtraan hidup yang berkelanjutan. 22 Artikel yang dimuat https;//arti pendidikan.ac.id.

  Salah satu kendala yang telah disadari oleh pemerintahan dalam bidang pendidikan di tanah air adalah kesenjangan dan ketidakadilan dalam mengakses di desa sangat kurang dan tidak antusias serta memahami akan pentingnya pendidikan. Selain itu, kendala lain Negara berkembang termasuk Indonesia, untuk masa yang lama menghdapi empat tahapan besar yaitu:

1. Peninggalan penjajah dengan masyarakat yang tingkat pendidikan sangat rendah, 2.

  Anggaran untuk bidang pendidikan yang rendah dan biasanya kalah bersaingdan kebutuhan pembangunan bidaang lainnya,

  3. Anggaran yang rendah biasnaya diarahkan pada bidang-bidang yang justru menguntungkan mereka yang relatif kaya,

  4. Karena Anggaran yang rendah,dalam pengelolaan pendidikan biasanya timbul pengelolaan yang tidak efesien. Hal ini terlihat dimana pemerintahan tidak saja mampu merancang penerapan kebijakan yang disukainya, tetapi juga menafsirkan

  Masyarakat pedesaan sudah mengenali pendidikan pada saat zaman penjajahan, hanya saja pendidikan ini sulit diakses bagi tiap masyarakat terutama yang berdomisili di pedesaan, karena selain masalah biaya dan status sosial yang dipandang ‘rendah’ berragam upaya yang dilakukan mengusahakan pendidikan bagi masyarakat pedesaan khususnya, juga dilakukan gebrakan dengan mengumumkan program dan kegiatan pengentasan kemiskinan yang bersifat komprehensif dan terpadu dalam mengurangi jumlah penduduk miskin menjadi separuh pada akhir lima tahun yang akan datang. Upaya penanggulangan kemiskinan secara komprehensif dan berkelanjutan dengan memberikan perhatian yang tinggi pada bidang pendidikan, menempatkan manusia tidak hanya sebagai sasaran, tetapi terlebih sebagai actor yang sangat penting perananya. Masyarakat miskin seperti mendapatkan motivasi yang tinggi untuk belajar dan bekerja keras agar menghasilkan masyarakat yang sadar akan pentingnya pendidikan sehingga menambah masyarakat berpengetahuan yang akan meningkatkan kesejahtraan dan berdampak pada pengentasan kemiskinan. Program untuk menanggulangi kemiskinan bagi aktor-aktor yang tongkat pendidikan dan keadilan sosial ekonominya sangat rendah harus dirancang dengan menempatkan actor yang bersangkutan sebagai titik sentralnya. Kesadaran akan pentingnya pendidikan mendorong pula pemerintah untung mencenangkan kewajiban belajar 9 tahun bagi seluruh rakyatnya demi memajukan kehidupan sosial pedesaan dan nasional, dimana dalam pencapainnya membutuhkan kerjasama antara keluarga dan masyarakat untuk berperanserta bersama pemerintah dalam mewujudkan berlakunya wajib belajar 9 tahun oleh Dapertemen Pendidikan dan Kebudayaan yang tercantum dalam penjelasan Pasal 25 ayat(1) UU No. 2 Tahun 1989, bahwa “ Pada dasarnya pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah, yang berlaku juga dalam hal pembiayaan’’. Pembangunan bidang pendidikan di Indonesia memiliki kerangka umum yang kuat sejak diberlakukannya Undang- undang Nomor 2 Tahun 1989 tentnang sistem pendidikan, bahwa “ Sistem pendidikan nasional

   adalah satu keseluruhan .

  Pendidikan merupakan jalan sukses untuk mencapai kemajuan. Setiap keluarga di Kuta Kendit menyekolahkan anak-anak mereka, meskipun sekolah cukup jauh dari tempat tinggalnya.

  Keberhasilan yang diraih membuat anak-anak mereka sukses di perantuan dan membuat mereka tidak kembali lagi ke kampung halamanya.

  Dalam bidang pendidikan Kuta Kendit sekolah disediakan oleh Kabupatn hanya sebanyak lima kelas dimulai dari kelas satu SD sampai kelas lima SD, hal ini sangat memperhatinkan. Akan tetapi semenjak peningkatan perekonomian di Kuta Kendit penduduk masyarakat semakin meningkat, tentunya anak-anak yang berkeinginan sekolah semakin bertambah. Hingga pada tahun 2005 penambahan satu kelas lagi dibangun oleh pemerintah, 23 Ibid hal 21 sebelum dibangun kelas enam SD akan disekolahkan diluar Kuta Kendit, ada yang ke desa Kuta Pengkih bahkan diluar desa tersebut juga banyak disekolahkan.

2.6.2 Sarana dan Prasarana Kesehatan

  Kesehatan merupakan salah satu penunjang aktivitas manusia. Manusia dapat melakukan aktivitas dengan baik apabila kesehatannya cukup baik.Menurut Undang-undang No.23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan dan Undang-undang No.29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran pengertian kesehatan, antara lain :

  1. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

  2. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat.

  3. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui melalui di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.

  4. Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan.

  5. Kesehatan adalah sesuatu yang sangat berguna Pada dasarnya kesehatan itu meliputi empat aspek, antara lain :

  1. Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.

  2. Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yakni pikiran, emosional, dan spiritual.

  a. Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran. b. Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya.

  c. Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana ini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa. Misalnya sehat spiritual dapat dilihat dari praktik keagamaan seseorang. Dengan perkataan lain, sehat spiritual adalah keadaan dimana seseorang menjalankan ibadah dan semua aturan-aturan agama yang dianutnya.

  3. Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku, agama atau kepercayan, status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya, serta saling toleran dan menghargai.

  4. Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat bila seseorang (dewasa) produktif, dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong terhadap hidupnya sendiri atau keluarganya secara finansial. Bagi mereka yang belum dewasa (siswa atau mahasiswa) dan usia lanjut (pensiunan), dengan sendirinya batasan ini tidak berlaku. Oleh sebab itu, bagi kelompok tersebut, yang berlaku adalah produktif secara sosial, yakni mempunyai kegiatan yang berguna bagi kehidupan mereka nanti, misalnya berprestasi bagi siswa atau mahasiswa, dan kegiatan sosial, keagamaan, atau pelayanan kemasyarakatan lainnya bagi usia

   lanjut .

  Masyarakat Kuta Kendit mengandalkan obat-obatan yang tersedia di alam yang digunakan untuk menyembuhkan tubuh dari penyakit. Pengobatan tradisional yang demikian banyak juga dilakukan oleh para dukun di kampung. Sehingga untuk penyakit-penyakit yang kronis tidak sempurna penyembuhannya, bahkan sering seseorang yang menderita penyakit 24

  

: karena terlalu parah sampai meninggal karena tidak terobati. Kondisi tersebut berlangsungan dalam masyarakat semakin jelas terlihat, apalagi ketika penduduk masih menganut sisitem kepercayaan lama, di mana kekuatan mistik lebih banyak digunakan.

  Dalam perkembangan pengobatan, masyarakat kuta kendit mempergunakan jenis tanaman yang terdapat di hutan sebagai ramuan obatan. Di samping itu masyarakat Kuta Kendit juga masih mempercayai kekuatan mantra-mantra yang dipanjatkan kepada roh roh leluhur juga masih dipercayai sebagai pengobatan yang mujarab bagi jenis penyakit. Penyakit yang diderita oleh seseorang mungkin karena melanggar peraturan dan ketetapan-ketetapan adat, guna-guna dari orang lain yang mengirimkan jenis penyakit karena adanya perselisihan, dan melakukan hal yang tidak sopan pada tempat yang dianggap keramat sehingga keserupan.

  Setelah mempelajari penyakit pasien lewat pengamatan dukun, maka dapatlah diramu obat-obatan yang akan dipergunakan untuk menyembuhkannya. Dalam pengamatan tersebut dukun akan menemukan penyebab pasien menjadi sakit apakah karena guna-guna orang lain atau sebagainya. Berdasarkan penyebab-penyebab itulah pihak keluarga pasien harus melakukan sesuatu tindakan sebagai bentuk minta maaf atas kelalaian pasien dalam hidupnya. Dalam hal ini bisa dilakukan dengan ritual memanjatkan doa permohonan kepada roh lelehur serta mengindahkan apa yang menjadi kehendaknya.

  Pada tahun 1990 telah ada pusat kesehatan masyarakat masyarakat (Puskesmas), tempatnya di desa Kuta Pengkih sebagai fasilitas untuk kesehatan masyarakat yang banyak dimanfaatkan oleh penduduk untuk berobat misalnya dari Kuta Kendit, Cerumbu dan Barisen. Menteri satu orang dan Bidan satu orang.

2.6.3 Sarana dan Prasarana Transportasi

  Transportasi merupakan gabungan sarana prasarana alat angkut dan alat/sistem pengaturan yang digunakan untuk mengangkut manusia maupun barang dari suatu tempat ke tempat lain. Transportasi diperlukan karena adanya perbedaan jarak dari sumber barang hasil produksi maupun hasil alam ke daerah lain yang membutuhkan. Dengan adanya transportasi maka kegiatan pemindahan barang maupun bahan, akan menjadi lebih cepat dan lancar. Dengan adanya pergerakan ini diharapkan pertumbuhan perekonomian masing-masing daerah akan berlangsung lebih cepat. Pembangunan transportasi yang dilaksanakan dimaksudkan demi tercapainya sistem transportasi nasional yang handal, berkemampuan tinggi dan diselenggarakan secara tertib, lancar, aman dan efisien bagi kegiatan mobilitas manusia dan barang. Dengan terbentuknya sistem transportasi nasional yang efektif dan efisien tersebut diharapkan mampu menggerakkan dinamika pembangunan terutama di bidang ekonomi sehingga tercapai tingkat perekonomian nasional yang tinggi yang pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara lebih luas. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan dan perkembangan penduduk maka semakin banyak diperlukan penyediaan sarana dan prasarana transportasi yang baik untuk melancarkan arus lalu lintas dengan aman, nyaman dan efisien baik dari segi waktu maupun biaya. Dalam hal ini berupa penyediaan sarana jalan dan jembatan. Dimana jembatan merupakan sarana transportasi yang menghubungkan antara dua tempat yang dibatasi oleh sungai. Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu segera dilakukan usaha-usaha untuk membangun jembatan-jembatan yang memadai.

  Kondisi jalan menuju Kuta Kendit Kecamatan Kuta Mardingding Kabupaten Karo sungguh sangat memprihatinkan dan perlu segera diperbaiki. Saat melakukan investigasi ke lokasi, terpaksa meninggalkan kendaraan yang dinaikinya di halaman rumah seorang warga di kawasan Lau Napal menuju kampung tersebut dan harus berjalan kaki sepanjang tiga kilometer untuk sampai di kampung ke Kuta Kendit. Pasalnya, selain jalannya yang harus mendaki, badan jalan dipenuhi dengan lumpur seperti kubangan kerbau, dan tidak dapat dilalui kendaraan roda dua bahkan mobil yang tak memiliki gardan dua tidak bisa melewati.

  Kendaraan yang terlihat melintas di jalan ini hanya kereta yang ditarik kerbau dan sejumlah mobil Jeep Land Rover gardan dua. Itupun harus berjalan lambat tertatih-tatih, kalau tidak ingin terjadi kecelakaan yang bisa membuat kendaraan terbalik karena dalamnya lubang dan tebalnya lumpur di badan jalan. Kerusakan jalan ini mengakibatkan sejumlah harga barang kebutuhan pokok menjadi tinggi.

  Tingginya harga jual bahan pokok menurut seorang pedagang bernama Aris Tarigan dikarenakan ongkos angkut barang-barang jualannya juga tinggi. Karena tidak sembarangan kendaraan yang mau masuk ke Kuta Kendit, akibat kondisi jalan yang rusak parah. Melalui artikel yang penulis baca , Aris dan seorang temannya pemilik angkutan kereta kerbau bermarga Simanjuntak mengharapkan dapat bantuan dari pemerintah agar memberikan perhatian, dengan mempercepat perbaikan jalan tersebut sehingga arus transportasi dari dan ke desa itu bisa menjadi lancar. Adapun artikel yang penulis baca yang isinya :

  “Tolong bapak buat beritanya bahwa, kami warga desa ini menghimbau kepada Bupati Karo agar memberikan perhatiannya dengan mempercepat perbaikan jalan ini. Sehingga bisa tertolong bila arus lalu lintas bisa lancar ke desa kami. Kalau tidak segera diperbaiki, kami khawatir dalam waktu yang tidak lama lagi, jalan ini bakal tidak dapat dilalui kendaraan Jeep bergardan dua maupun kereta kerbau seperti saat ini,” ujarnya.

  Aris juga menuturkan, pihaknya dapat memastikan bila tak segera mungkin diperbaiki dalam waktu dekat ini, maka kerusakan jalan tersebut akan semakin parah. “Bahkan jalan ini tidak dapat dilalui oleh kendaraan, dan kereta kerbau karena jalan akan penuh dengan lumpur.

  Kerusakannya akan bertambah parah setiap hari,” tutur kedua warga desa ini sambil memuat

  

  Salah satu yang rasanya wajar ditiru dari warga desa ini ialah, kerukunan warga dalam beragama. Hal ini terlihat dari keberadaan tiga rumah ibadah seperti Mesjid, Gereja GBKP dan Katolik berada berdekatan ketiganya.

  Pada tahun 2008, dusun ini baru mendapatkan bantuan program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) yang tujuan khusunya meningkatkan partisipasi seluruh masyarakat, khusunya : 1. masyarakat miskin dan kelompok perempuan, dalam pengambilan keputusan perencanaan, pelaksanaan, pemantuan dan pelestarian pembangunan.

  2. Melembagakan pengelolaan pembangunan partisipasif dengan mendayagunakan sumber daya lokal.

  3. Mengembangkan kapasitas pemerintahan desa dalam memfasilitas pengelolaan pembangunan partisipasif

  4. Menyediakan prasarana dan saran sosial dasar dan ekonomi yang diprioritaskan oleh masyarakat

  5. Melembagakan pengelolaan dana bergulir 6.

  Mendorong terbentuk dan berkembangnya Badan Kerja sama antar Desa (BKAD)

   penagggulan kemiskinan perdesaan .

  Dan hingga kini jalan transportasi menuju dusun kuta Kendit masih tergolonng memprihatinkan karena masih ada jalan yang rusak total sekitar tiga km dari Lau Napal. 25 26 Artikel yang dimuat pada tanggal 13 Juli di Karo Simantab.Warga Kuta Kendit Desak Perbaiki Jalan.com Petunjuk Teknis Operasional PNPM Mandiri Pedesaan Kuta Pengkih, Agustus, 2008

2.7 Sistem Kekerabatan

  Dalam masyarakat karo hubungan kekerabatan masih tetap merupakan unsur yang paling penting di kehidupan. Mengenai kelompok patrineal dan sistem hubungan perkawinan yang merupakan sendi daripada sistem kekerabatan mereka. Pada suku bangsa karo terdapat lima klen besar yaitu Ginting, Karo-karo, Perangin-angin, Sembiring dan Tarigan

  Kuta Kendit mulai didatangi orang-orang setelah di bentuknya pemukiman di sekitar tahun 1981 akan tetapi masyarakatnya terdiri hanya beberapa keluarga saja dan kemudian di

  

  susul oleh marga Simamora dan marga Ginting . Di dataran tinggi Karo, Kuta sebagai kesatuan teritorial yang luas dihuni oleh keluarga-keluarga yang berasal dari satu klen disebut kesain. jadi

  

kesain merupakan bagian-bagian dari suatu kuta, sebab kuta biasanya terdiri dari penduduk yang

  berasal dari klen yang berbeda-beda. Keluarga sada nini adalah suatu kelompok kekerabatan di dalamnya termasuk semua kaum kerabat patrilinial yang masih diingat atau dikenal kekerabatannya. Suatu kelompok kekerabatan yang besar dalam masyarakat karo adalah merga, tetapi istilah merga sendiri mempunyai beberapa pengertian. merga bisa berarti klen besar yang patrilineal, misalnya merga Ginting, Sembiring, Tarigan, Perangin-angin, Karo-karo. selain itu

  

merga pada orang Karo bisa juga berarti bagian dari klen besar patrilineal, misalnya Barus, Suka,

Pandia, Singarimbun, Tambun dan sebagainya.

  Penduduk asli Kuta Kendit adalah marga Sembiring Kembaren yang berasal dari daerah Kuala Ayer Batu, kemudian pindah ke Pagaruyung terus ke Bangko di Jambi dan selanjutnya ke Ketungkuhen di Alas. Nenek moyangnya bernama Kence Tempe Kuala berangkat bersama rakyatnya menaiki perahu dengan membawa pisau kerajaan bernama “ Pisau Bala Diri”

27 Wawancara dengan Mereksa Kembaren, Kuta Pengkih 28 April 2014, Pukul 20.30 WIB

  Keturunanya kemudian mendirikan kampong silalahi, Paropo, Tumba dan Martogan hingga ke

   Kabupaten Karo Liang Melas seperti Kuta Mbelin, Samperaya hingga ke Kuta Pengkih .

  Tidak ada bukti yang pasti mengenai tahun kedatangan marga Sembiring Kembaren ke daerah Desa Kuta Pengkih akan tetapi dari penuturannya dan informasi dapat di prediksi bahwa marga Sembiring Kembaren sudah mulai bermukim di daerah tersebut dan Desa Kuta Pengkih mulai dikenal orang-orang di sekitar daerah tersebut pada Tahun 1700 akan tetapi masyarakatnya terdiri hanya beberapa keluarga saja dan kemudian di susul oleh marga-marga lainnya. Ketiga klan klompok marga masyarakat tersebut kemudian menetap bersama dan membangun Kuta Kendit baik dari sistem mata pencaharian hingga pemerintahan desa.

  Sistem adat karo adalah pola pemerintahan tradisional yang dibawa oleh pemuka kampung di Kuta Kendit, kebiasaan-kebiasaan adat yang turun-temurun membentuk pola kehidupan masyarakat Kuta Kendit. Sehingga dalam kesehariannya masyarakat Kuta Kendit memakai bahasa karo dalam komunikasi sehari-hari. Setiap kuta dikelilingi oleh satu parit, suatu dinding tanah yang tinggi dan rumpun-rumpun bambu yang tumbuh rapat. Hal itu dimaksudkan sebagai pertahanan terhadap serangan-serangan musuh dari kuta lain, memang dahulu secara tradisional kampung-kampung dibangun dengan mengutamakan segi keamanan. Dan biasanya didirikan dengan batas-batas yang jelas, seperti batas-batas alam, misalnya dengan menanam pohon bambu yang rapat sekali sehingga tidak bisa dimasuki oleh musuh. Untuk pendirian kampung atau kuta juga demikian halnya. Pada sebuah kampung terdapat dua atau lebih deretan rumah-rumah, diantara rumah-rumah itu terdapat pekarangan yang cukup luas, biasanya dijadikan tempat tempat berbagai kegiatan, misalnya tempat upacara pesta perkawinan, upacara kematian dan sebagainya. 28 Www.kekerabatanpadamasyarakatkaro.ac.id.

  Kelompok kekerabatan yang terkecil dalam masyarakat karo adalah keluarga inti, yang merupakan kesatuan yang menghuni satu rumah yang diikat berdasarkan perkawinan adat dan perkawinan agama. Rumah-rumah keluarga inti yang berdekatan ada kalanya memiliki hubungan kerabat berdasarkan garis keturunan, namun kadang-kadang juga berdasarkan kesamaan kelompok kerabat atau kerabat karena hubungan perkawinan. Keluarga-keluarga inti yang terdapat dalam satu wilayah membentuk suatu saudara, dan ikatan di antara mereka terutama berdasarkan norma-norma sosial biasa.

  Dalam masyarakat Kuta Kendit, hubungan sosial pada orang karo masih bersifat gotong- royong. Sifat seperti ini tampak pada acara perkawinan, selamatan, dan dalam aktivitas ekonomi.

  Keluarga inti dalam masyarakat Karo bersifat monogamy, dan poligami sangat dilarang. Mereka cenderung memperlihatkan bahwa orang yang telah menikah lebih mengutamakan kemandirian dalam rumah tangganya sendiri. Menurut adat, orang Karo menganut garis keturunan

  

Patrilineal. Hak dan kewajiban seseorang diatur menurut kelompok kerabat bapaknya, seperti

pembagian harta warisan.

Dokumen yang terkait

Perkembangan Perekonomian Kuta Kendit Setelah Proyek Pemukiman Masyarakat Terasing (PKMT) Kecamatan Mardingding Kabupaten Karo Dibangun pada Tahun 1981-2010

1 81 136

Kualitas Hidup Lansia Di Kecamatan Mardingding Kabupaten Karo

4 75 80

BAB II GAMBARAN UMUM DESA JANJI MAULI 2.1 Kondisi Alam dan Geografis - Tradisi Masyarakat Desa Janji Mauli Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan (1900-1980)

0 0 17

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SIMALUNGUN II.1. Letak Geografis dan Sejarah Kabupaten Simalungun II.1.1. Geografis - Studi Kelayakan Pemekaran Daerah(Studi Kasus Penolakan Usulan Kabupaten Simalunguan Hataran Sebagai Pemekaran Dari Kabupaten Simalungun)

1 1 24

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) A. Gambaran Umum Daerah Kabupaten Karo 1. Letak Geografis - Upaya Meningkatkan Penerimaan Pajak Hotel pada Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karo

0 0 38

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 2.1 Kondisi Geografis - Kehidupan Transmigran Jawa Di Desa Suka Damai, Geureudong Pase Kabupaten Aceh Utara (1987-2000)

0 0 10

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 1. GAMBARAN UMUM KABUPATEN KARO 1.1 Letak Geografis - Implementasi Konsep Good Governance Dalam Proses Penyusunan Kebijakan Daerah Karo Periode 2009-2014 Di DPRD Karo

0 0 29

BAB II GAMBARAN UMUM 2.1 Letak Geografis, Luas Wilayah, Dan Lingkungan Alam 2.1.1 Letak Geografis - Sistem Berladang Menetap Orang Sakai di Desa Petani, Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis,Riau

1 0 21

BAB II Deskripsi Lokasi Penelitian 2.1 Kondisi Geopolitik Masyarakat Kabupaten Karo 2.1.1 Letak Geografis Kabupaten Karo - Strategi Pemenangan Partai Demokrat Dalam Pemilu Legislatif Kabupaten Karo Tahun 2014

0 0 31

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT PAKPAK DAN SANGGAR NINA NOLA DI DESA SUKARAMAI, KECAMATAN KERAJAAN, KABUPATEN PAKPAK BHARAT 2.1 Letak Geografis Kabupaten Pakpak Bharat - Deskripsi StrukturTatak Nantampuk Mas dan MusikIringanYang Dipertunjukan Oleh Sanggar

0 0 29