Kualitas Hidup Lansia Di Kecamatan Mardingding Kabupaten Karo

(1)

KUALITAS HIDUP LANSIA DI KECAMATAN

MARDINGDING KABUPATEN KARO

SKRIPSI

Oleh

Jendaita Supriadi Ginting 111121105

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

(3)

PRAKATA

Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat yang telah dilimpahkan-Nya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul ” KUALITAS HIDUP LANSIA DI KEC. MARDINGDIN KAB.KARO”.

Selama proses penulisan Skripsi ini, penulis banyak mendapatkan dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapapkan terima kasih kepada :

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan USU. 2. IbuErniyati, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan USU 3. Bapak Iwan Rusdi, S.Kp, MNS selaku dosen Pembimbing Skripsi yang telah

banyak menyediakan waktu, memberi masukan dan saran yang berharga dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Siti Zahara Nasution, S.Kp, MNS selaku dosen penguji I 5. Lutfiani S.kep, Ns, M.Kes, selaku dosen penguji II

6. Kepada teman-teman mahasiswa ekstensi pagi Fakultas Keperawatan USU yang tekah ikut serta membantu saya dengan memberikan motivasi dan dorongan kuat untuk dapat menyelesaikan penulisan ini.

7. Kakak Muliate Br Ginting yang selalu memberikan motivasi kepada penulis 8. Ibunda dan Ayahanda yang sangat membantu memberikan dukungan moral

dan moril bagi penulis.

Semoga segenap bantuan, bimbingan dan arahan yang telah diberikan kepada penulis mendapat imbalan setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis


(4)

menyadari bahwa penulisan Skripsi ini masih belum sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik serta masukan yang membangun dari semua pihak sehingga Skripsi ini menjadi lebih baik bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan pelayanan serta untuk penelitian selanjutnya.

Medan, Februari 2013

Penulis


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul……….. ... i

Lembar Persetujuan……….. ... ii

Prakata……….. iii

Daftar Isi……….. ... …. v

Daftar Skema……….. ... …. viii

Daftar Tabel………... ix

Abstrak ……….. ... x

BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang……….. 1

1.2.Tujuan penelitian ……… 4

1.3.Pertanyaan Penelitian ………. 5

1.4.Manfaat penelitian……… 5

BAB 2 : TINJAUN PUSTAKA 2.1.Tinjauan Lansia ……… 6

2.1.1. Pengertian lansia……….. 6

2.1.2. Faktor-faktor yangmempengaruhi ketuaan………7

2.1.3. Batasan-batasan lansia………7

2.1.4. Klasifikasi Lansia………8

2.1.5. Karakteristik lansia………..8

2.1.6. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia…………9


(6)

2.1.8. Teori penuan………11

2.2.Kualitas hidup………...14

2.2.1. Defenisi kualitas hidup………14

2.2.2. Komponen kulitas hidup………..15

2.2.3. University of toronto……….. ..15

2.3.Kebudayaan suku karo………..24

BAB 3 : KERANGKA PENELITIAN 3.1. Kerangka konseptual………. ..25

3.2. Defenisi konsepsual……….26

3.3. Defenisi operasional………26

BAB 4 : METODE PENELITIAN 4.1.Desain penelitian………27

4.2.Populasi,sampel, dan sampling………..27

4.3.Tempat dan waktu penelitian……….29

4.4.Pertimbangan etik………..29

4.5.Instrumen penelitian………30

4.6.Uji validitas……….31

4.7.Uji rehabilitas………...32

4.8.Pengumpulan data………...32

4.9.Analisa data……….33

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian ... 35


(7)

5.2. Pembahasan ... 44

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan ... 50 6.2. Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian 2. Instrumen Penelitian

3. Taksasi Dana

4. Jadwal Defenitif Penelitian

5. Lembar Kegiatan Bimbingan Skripsi

6. Lembar Surat Pengambilan Data dari Fakultas Keperawatan

7. Lembar Surat Pemberian Izin Pengambilan Data di Pemerintah Kabupaten Karo Kantor Camat Mardinding

8. Analisa Reliabilitas Instrumen 9. Analisa Data


(8)

DAFTAR SKEMA

Skema 1 : Kerangka konsep penelitian Kualitas Hidup Lansiadi kecamatan Mardingding Kab.Karo……… 25


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel.1 Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan data demografi responden diKecamatanMardinding(N = 91 orang)………...35 Tabel 2. Mean dan Standar deviasi 4 domain………...37


(10)

Judul : Kualitas Hidup Lansia di Kecamatan Mardingding Kab. Karo

Nama Mahasiswa : Jendaita Supriadi Ginting

NIM : 111121059

Tahun Akademik : 2012/2013

ABSTRAK

kualitas hidup adalah tingkat dimana seseorang menikmati hal-hal penting yang mungkin terjadi dalam hidupnya. Masing-masing orang memiliki kesempatan dan keterbatasan dalam hidupnya yang merefleksikan interaksinya dan lingkungan.Sedangkan kenikmatan itu sendiri terdiri dari dua komponen yaitu pengalaman dari kepuasan dan kepemilikan atau prestasi, perubahan kondisi sehingga mempengaruhi terhadap kualitas hidupnya. Saat melayani lansia, perawat harus bertanya tentang kualitas hidupnya yang berhubungan dengan kesehatan pribadi, kebiasaan keluarga, gaya hidup, dan sumber daya spiritual. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran kualitas hidup lansia di Kecamatan Mardingding. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan jumlah sampel pada penelitian ini berjumlah 91 responden dengan cara accidental sampling. Hasil penelitian ini responden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 53 orang (57.6%), responden yang berpendidikan SD sebanyak 33 orang (35.9%), responden yang bekerja sebagai petani sebanyak 77 orang (83.7%), masalah kesehatan yang paling banyak dialami responden adalah hipertensi sekitar 39 orang (42.4%). Mean kualitas hidup untuk domain fisik mean 20.64 (SD: 2,30), domain psikologis mean 18.90 (SD: 1,97), domain hubungan sosial mean 10.13 (SD: 1,18), domain lingkungan mean 25.78 (SD: 2,64). Dari hasil penelitian ini mean kualitas hidup secara keseluruhan yaitu mean 82,47(SD: 5,71) dengan nilai tertinggi 94 dan nilai terendah 69. Hal ini dibuktikan dengan aktivitas yang rutin dilakukan oleh lansia di kec. Mardingding diantaranya berladang, berternak, dan mayoritas bekerja sebagai petani. Lansia menganggap dirinya sakit apabila tidak dapat melakukan rutinitasnya. Untuk penelitian selanjutnya dipandang perlu meniliti kealitas hidup pada keenam domain.


(11)

Judul : Kualitas Hidup Lansia di Kecamatan Mardingding Kab. Karo

Nama Mahasiswa : Jendaita Supriadi Ginting

NIM : 111121059

Tahun Akademik : 2012/2013

ABSTRAK

kualitas hidup adalah tingkat dimana seseorang menikmati hal-hal penting yang mungkin terjadi dalam hidupnya. Masing-masing orang memiliki kesempatan dan keterbatasan dalam hidupnya yang merefleksikan interaksinya dan lingkungan.Sedangkan kenikmatan itu sendiri terdiri dari dua komponen yaitu pengalaman dari kepuasan dan kepemilikan atau prestasi, perubahan kondisi sehingga mempengaruhi terhadap kualitas hidupnya. Saat melayani lansia, perawat harus bertanya tentang kualitas hidupnya yang berhubungan dengan kesehatan pribadi, kebiasaan keluarga, gaya hidup, dan sumber daya spiritual. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran kualitas hidup lansia di Kecamatan Mardingding. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan jumlah sampel pada penelitian ini berjumlah 91 responden dengan cara accidental sampling. Hasil penelitian ini responden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 53 orang (57.6%), responden yang berpendidikan SD sebanyak 33 orang (35.9%), responden yang bekerja sebagai petani sebanyak 77 orang (83.7%), masalah kesehatan yang paling banyak dialami responden adalah hipertensi sekitar 39 orang (42.4%). Mean kualitas hidup untuk domain fisik mean 20.64 (SD: 2,30), domain psikologis mean 18.90 (SD: 1,97), domain hubungan sosial mean 10.13 (SD: 1,18), domain lingkungan mean 25.78 (SD: 2,64). Dari hasil penelitian ini mean kualitas hidup secara keseluruhan yaitu mean 82,47(SD: 5,71) dengan nilai tertinggi 94 dan nilai terendah 69. Hal ini dibuktikan dengan aktivitas yang rutin dilakukan oleh lansia di kec. Mardingding diantaranya berladang, berternak, dan mayoritas bekerja sebagai petani. Lansia menganggap dirinya sakit apabila tidak dapat melakukan rutinitasnya. Untuk penelitian selanjutnya dipandang perlu meniliti kealitas hidup pada keenam domain.


(12)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakang

Usia lanjut sebagai tahap akhir siklus kehidupan merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu yang mencapai usia lanjut dan merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari. Setiap orang menua dengan cara yang berbeda-beda, berdasarkan waktu dan riwayat hidupnya. Saat melayani lansia, perawat harus bertanya tentang kualitas hidupnya yang berhubungan dengan kesehatan pribadi, kebiasaan keluarga, gaya hidup, dan sumber daya spiritual

Menurut UU No. 13 tahun 1998 pasal 1 Ayat 2 tentang kesejahteraan lanjut usia menyatakan lanjut usia adalah seorang yang telah mencapai usia 60 tahunn keatas. Pada tahun 2000 penduduk usia lanjut di seluruh dunia sebanyak 426 juta ataus ekitar 6,8%. Jumlah ini akan meningkat hampir dua kali lipat pada tahun 2025, yaitu sekitar 828 juta jiwa atau sekitar 9,7% dri total penduduk dunia. Di negara-negara maju, jumlah lansia juga ternyata mengalami peningkatan, antara lain: Jepang (17,2%), Singapura (8,7%), Hongkong (12,9%), dan Korea Selatan (7,5%) sudah cukup besar sejak dekade 1990_an. Sementara negara-negara Belanda , Jerman, dan Perancis sudah lebih dulu menghadapi masalah serupa.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik di Indonesia terjadi peningkatan yang konsisten pada jumlah lansia. Pada tahun 2000 terdapat 14,4 juta lansia atau 7,18%, tahun 2005 jumlah ini meningkat menjadi 17,6 juta atau 8,48%. Pada tahun 2010 jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia meningkat sebesar 24 juta


(13)

jiwa atau 9,77%, dan diperkirakan pada tahun 2020 jumlah lansia meningkat mencapai 28,8 juta atau 11,31% dari total jumlah penduduk.

Persepsi tentang kesejahteraan lansia dapat mempengaruhi kualitas hidup. Oleh karena itu, para lansia yang terlibat dalam kegiatan harian akan menganggap dirinya sehat, sedangkan lansia yang mengalami gangguan fisik, emosi, atau sosial yang menghambat kegiatan akan menganggap dirinya orang sakit. Kualitas hidup diartikan sebagai persepsi individu mengenai keberfungsian mereka di dalam bidang kehidupan. Lebih spesifiknya adalah penilaian individu terhadap posisi mereka di dalam kehidupan, dalam konteks budaya dan sistem nilai dimana mereka hidup dalam kaitannya dengan tujuan individu, harapan, standar serta apa yang menjadi perhatian individu.

Kualitas hidup biasanya memiliki arti yang berbeda-beda tergantung dari konteks yang akan dibicarakan dan digunakan. Di dalam bidang kesehatan dan aktivitas pencegahan penyakit, kualitas umumnya memiliki arti yang sama untuk menggambarkan kondisi kesehatan.

Adapun menurut Cohen & Lazarus (dalam Sarafino, 1994) kualitas hidup adalah tingkatan yang menggambarkan keunggulan seorang individu yang dapat dinilai dari kehidupan mereka. Keunggulan individu tersebut biasanya dapat dinilai dari tujuan hidupnya, kontrol pribadinya, hubungan interpersonal, perkembangan pribadi, intelektual dan kondisi materi.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mifta Merissa (2008) yang berjudul : kualitas lansia yang tinggal di UPTD Abdi/ Dharma Asih Binjai yang dilakukan terhadap 40 orang responden dapat disimpulkan kualitas hidup secara umum. Dari hasil penelitian ini mean kualitas hidup untuk domain fisik =56.9,


(14)

domain psikologis = 55.44, domain hubungan sosial = 53.445, dan domain lingkungan = 55.3. Domain fisik merupakan domain dengan mean tertinggi terutama didukung oleh pernyataan kepuasan tidur lansia berada ditingkat memuaskan (55%). Sedangkan domain hubungan sosial mendapat mean terendah terutama didukung pernyataan kepuasan terhadap kehidupan sosial beradap ada tingkat bisa-biasa saja (30%).

Suku Karo adalah suku yang mendiami dataran tinggi dan dataran rendah di Sumatera Utara. Suku Karo tersebar di Dataran Tinggi Karo (Kabupaten Karo), Karo Baluren (Dairi), Simalungun Atas (sebagian), Langkat, Deli Hulu (Deli Serdang), Medan, Binjai, Aceh Tenggara dan lainnya. Suku Karo memiliki bahasa tersendiri yakni bahasa Karo. Setiap orang dalam Suku Karo terikat oleh sistem adat yang disebut dengan merga silima, rakut sitelu dan tutur siwaluh. Jadi dimanapun mereka berada pasti memiliki marga, dan jalan persaudaraan tersendiri.

Kehidupan mereka umumnya dari sektor agraris atau pertanian dan ada juga peterenakan. Pertanian meliputi tanaman pangan, sayur dan buah ada juga tanaman perkebunan di Kabupaten Deli Serdang dan Langkat. Peternakan biasanya dikelola sebagai pekerjaan sampingan namun ada juga peternakan besar di Kabupaten Karo (Mbal-Mbal Petarum). Peternakan tersebut berupa ayam, lembu, kambing, babi, dan kerbau.

Berdasarkan survey sipeneliti secara langsung di Kecamatan Mardingding diperkirakan 1046 penduduk berusia lanjut dan hampir seluruhnya penduduk lansia bersuku karo. Lansia bersuku karo tersebut mempunyai prediksi yang berbeda –beda mengenai proses menua yang dialaminya, begitu pula dengan


(15)

kualitashidup yang berbeda-beda. Banyak diantara lansia bersuku karo ini tidak menganggap bahwa berusia lanjut (lansia) adalah akhir dari segalanya. Dibuktikan bahwa lansia bersuku karo ini tetap aktif dalam melakukan aktivitas sehari-harinya, seperti berladang, berternak dan lain sebagainya. Lansia karo beranggapan dirinya tidak berkualitas atau menjadi beban bagi orang lain, jika mereka tidak dapat beraktivitas seperti biasanya. Lansia di Kec.Mardingding,Kab.Karo tidak menganggap penting untuk memeriksakan kesehatannya dipuskesmas karena masih percaya dengan kepercayaan nenek moyang, seperti dukun dan obat-obatan tradisional.

`Dengan demikian sipeneliti tertarik mengambil permasalahan ini sebagai penelitiannya dengan judul “Kualitas Hidup Lansia Di Kecamatan Mardingding, Kab.Karo”.

1.2. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kualitas hidup lansia di Kecamatan Mardingding, Kab.Karo.

1.3. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka di dapat pertanyaan penelitian “Bagaimana Kualitas Hidup Lansia Di Kecamatan Mardingding, Kab. Karo ?”.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah : 1.4.1. Bagi peneliti

Untuk mengetahui Kualitas Hidup Lansia Di Kecamatan Mardingding, Kab.Karo.


(16)

1.4.2. Bagi Kesehatan

Memberikan informasi tentang kualitas hidup lansia khususnya lansia di Kecamatan Mardingding, Kab.Karo, agar dapat menjadi bahan masukan bagi praktek kesehatan dalam memberi pelayanan kesehatan.

1.4.3. Bagi Masyarakat Kecamatan Mardingding

Memberi informasi bagi masyarakat kecamatan mardingding untuk mengetahui kualitas hidup lansia karo yang tinggal di kecamatan mardingding kab. Karo.

1.4.4. Bagi Penelitian Selanjutnya

Sumber data bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan gambaran kualitas hidup lansia, supaya menjadi lebih dikembangkan atau dipahami.


(17)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Lansia

2.1.1. Pengertian Lansia

Penuaan (proses terjadinya tua) adalah proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahanterhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Seiring dengan proses menua tersebut, tubuh akan mengalami berbagai masalah kesehatan atau yang biasa disebut sebagai penyakit degeneratif. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia (Keliat, 1999).

Penuaan merupakan proses normal perubahan yang berhubungan dengan waktu, sudah dimulai sejak lahir dan berlanjut sepanjang hidup. Usia tua adalah fase akhir dari rentang kehidupan (Fatimah, 2010).

Usia lanjut adalah kelompok orang yang sedang mengalami suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka waktu beberapa dekade (Notoadmojo, 2010 )

Menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 Tahun 1998 tentang Kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun.

2.1.2 faktor-faktor yang mempengaruhi ketuaan Meliputi:

• Hereditas : Keturunan/Genetik • Nutrisi : Makanan


(18)

• Status kesehatan • Pengalaman hidup • Lingkungan • stres

2.1.3.Batasan Lansia

Menurut World Health Organization (WHO) ada beberapa batasan umur Lansia, yaitu:

a. Usia pertengahan (middle age) : 45 – 59 tahun b. Usia lanjut (fiderly) : 60 – 74 tahun c. Lansia tua (old) : 75 – 90 tahun d. Lansia sangat tua(very old) : > 90 tahun

Menurut Depkes RI (2003), lansia dibagi atas :

a. Pralansia : Seseorang yang berusia antara 45-59 tahun. b. Lansia : Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih c. Lansia resiko tinggi : Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih 2.1.4. Klasifikasi Lansia

Klasifikasi lansia ini adalah lima klasifikasi pada lansia

1. Pralansia (Prasenilis)

Seseorang yang berusia antara 45 - 59 tahun 2. Lansia


(19)

3. Lansia resiko tinggi

Seseorang yang beresiko 70 tahun atau lebih/seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan (Depkes RI, 2003) dalam bukunya Rosidawati, 2008).

4. Lansia potensial

Menghasilkan barang/jasa (Depkes RI,2003) dalam bukunya Rosidawati, 2008). Lansia yang mampu melakukan pekerjaan dan/atau kegiatan yang dapat

5. Lansia tidak potensial

Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain (Depkes RI, dalam bukunya Rosidawati, 2008.

2.1.5. Karakteristik Lansia

Menurut Anna Keliat (1999), lansia memiliki karakteristik sebagai berikut. a. Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan Pasal 1 ayat (2) UU No. 13

tentang Kesehatan).

b. Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit, dari kebutuhan biopsikososial sampai spiritual, serta dari kondisi adaptif hingga kondisi maladaptif.

c. Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi.

2.1.6.Perubahan-perubahan yang Terjadi pada Lansia

Perubahan yang terjadi pada lansia meliputi perubbahan fisik, sosial, dan psikologis.


(20)

Yang termasuk perubahan fisik, antara lain perubahan sel, kardiovaskuler, respirasi, persarapan, muskuloskeletal, gastrointestinal, genitourinaria, vesika urinaria, vagina, pendengaran, penglihatan, endokrin, kulit, belajar dan memori, inteligensi, personality dan adjustment (pengaturan), dan pencapaian (Achievement).

b. Perubahan sosial

Yang termasuk perubahan sosial, antara lain perubahan peran, keluarga (emptiness), teman, Abuse , masalah hukum, pensiun, ekonomi, rekreasi, keamanan, transportasi, politik, pendidikan, agama, panti jompo.

c. Perubahan psikologi

2.1.7.Masalah-masalah kesehatan yang Terjadi pada Lansia

Masalah-masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia akibat perubahan sistem, antara lain:

a. Lansia dengan masalah kesehatan pada sistem pernafasan, antara lain : Penyakit Paru Obstruksi Kronik, Tuberkulosis, Influenza dan Pneumonia.

b. Lansia dengan masalah kesehatan pada sistem kardiovaskuler, antara lain : Hipertensi, Penyakit Jantung Koroner, Cardiac Heart Failure.

c. Lansia dengan masalah kesehatan pada sistem neurologi, seperti Cerebro Vaskuler Accident.

d. Lansia dengan masalah kesehatan pada sistem musculoskeletal, antara lain : Faktur, Osteoarthritis, Rheumatoid Arthritis, Gout Artritis, Osteporosis.

e. Lansia dengan masalah kesehatan pada sistem endokrin, seperti DM.

f. Lansia dengan masalah kesehatan pada sistem sensori, antara lain : Katarak, Glaukoma, Presbikusis.


(21)

g. Lansia dengan masalah kesehatan pada sistem pencernaan, antara lain : Ginggivitis / Periodontis, Gastritis, Hemoroid, Konstipasi.

h. Lansia dengan masalah kesehatan pada sistem reproduksi dan perkemihan, antara lain : Menoupause, BPH, Inkontinensia.

i. Lansia dengan masalah kesehatan pada sistem integumen, antara lain : Dermatitis Seborik, Pruritus, Candidiasis, Herpes Zoster, Ulkus Ekstremitas Bawah, Pressure Ulcers.

j. Lansia dengan masalah Kesehatan jiwa, seperti Demensia. 2.1.8.Teori-teori Proses Penuaan

1. Teori Biologi

a. Teori genetik dan Mutasi (Somatic Mutatie Theory)

Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesies-spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokomia yang deprogram oleh molekul-kolekul/DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi. Sebagai contoh yang khas adalah mutasi dari sel-sel kelamin (terjadi penurunan kemampuan fungsional sel).

b. ’’Pemakaian dan Rusak’’

Kelebihan usaha dan stress menyebabkan sel-sel tubuh lelah (terpakai). c. Pengumpulan dari pigmen atau lemak dalam tubuh

Pengumpulan dari pigmen atau lemak tubuh, yang disebut Teori Akumulasi Dari Produk Sisa. Sebagai contoh adanya pigmen Lypofuchine di sel otot jantung dab sel susunan syaraf pusat pada orang lanjut usia yang mengakibatkan menganggu fungsi sel itu sendi .


(22)

e. Tidak ada perlindungan terhadap ; radiasi, penyakit, dan kekurangan gizi . f. Reaksi dari kekebalan sendiri (Auto Immune Theory)

Di dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit. Sebagai contoh ialah tambahan kelenjar timus yang pada usia dewasa berinvolusi dan semenjak itu terjadilah kelainan autoimun (Menurut GOLDTERIS & BROCKLEHURST, 1989). Teori ‘’Immunologi Slow Virus’’ (Imuunology Slow Virus Theory)

Sistem immune menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya virus ke dalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh .

g. Teori Stres

Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubu. Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai .

h. Teori Radikal Bebas

Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, tidak stabilnya radikal bebas (kelompok atom) mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-bahan organik seperti karbohidrat dan protein.Radikal ini menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.

i. Teori Rantai Silang

Sel-sel yang tua atau usang, reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang kuat, khusunya jaringan kolagen.Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastis, kekacauan, dan hilangnya fungsi.


(23)

j. Teori Program

Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah setelah sel-sel tersebut mati.

2. Teori Kejiwaan Sosial

a. Ketentuan akan meningkatnya pada penurunan jumlah kegiatan secara langsung. Teori ini menyatakan bahwa pada lanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial.

b. Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup pada lanjut usia . c. Mempertahankan antara sistem sosial dan individu agar tetap stabil dari usia

pertengahan ke lanjut usia.

Kepribadian berlanjut (Continuity Theory)

Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjur usi.Teori ini merupakan gabungan dari teori di atas. Pada teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe personality yang dimilikinya.

3. Teori Pembebasan (Disengagement Theory)

Putusnya pergaulan atau hubungan dengan masyarakat dan kemunduran individu dengan individu lainnya. Pada lanjut usia pertama diajukan oleh Cumming and Henry 1961. Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang secara berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi social lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga sering terjadi kehilangan ganda (Triple Loos), yakni :


(24)

b.Hambatan kontak sosial (Restraction of Contacts and Relation Ships) c.Berkurangnya komitmen (Reduced commitment to social Mores and Values

2.2.Kualitas Hidup

2.2.1 Defenisi Kualitas Hidup

Setiap individu memiliki kualitas hidup yang berbeda tergantung dari masing-masing individu dalam menyikapi permasalahan yang terjadi dalam dirinya. Jika menghadapi dengan positif maka akan baik pula kualitas hidupnya, tetapi lain halnya jika menghadapi dengan negatif maka akan buruk pula kualitas hidupnya.

Menurut Unit Penelitian Kualitas Hidup Universitas Toronto, kualitas hidup adalah tingkat dimana seseorang menikmati hal-hal penting yang mungkin terjadi dalam hidupnya. Masing-masing orang memiliki kesempatan dan keterbatasan dalam hidupnya yang merefleksikan interaksinya dan lingkungan.Sedangkan kenikmatan itu sendiri terdiri dari dua komponen yaitu pengalaman dari kepuasan dan kepemilikan atau prestasi (Universitas Toronto, 2004).

Menurut WHO (1994) kualitas hidup didefenisikan sebagai persepsi individu sebagai laki-laki atau wanita dalam hidup, ditinjau dari konteks budaya dan sistem nilai dimana mereka tinggal, dan berhubungan dengan standar hidup, harapan, kesenangan, dan perhatian mereka.Hal ini merupakan konsep tingkatan, terangkum secara kompleks mencakup kesehatan fisik, status psikologis, tingkat kebebasan, hubungan sosial dan hubungan spiritual kepada karakteristik lingkungan mereka.


(25)

Menurut Donald (2001), Kualitas hidup mendeskripsikan istilah yang merujuk pada emosional, sosial dan kesejahteraan fisik seseorang juga kemampuan mereka untuk berfungsi dalam kehidupan sehari-hari.

2.2.2 Komponen Kualitas Hidup

Beberapa literatur menyebutkan kualitas hidup dapat diklasifikasikan kedalam beberapa komponen yaitu :

1. University of Toronto (2004)

Beberapa literatur menyebutkan kualitas hidup dapat dibagi dalam 3 bagian yaitu internal individu, kepemilikan (hubungan individu dengan lingkungan), dan harapan (prestasi dan aspirasi individu).

a. Internal individu

Internal individu dalam kualitas hidup dibagi 3 yaitu secara fisik, psikologis, dan spiritual.Secara fisik yang terdiri dari kesehatan fisik, personal higienis, nutrisi, olahraga, pakaian, dan penampilan fisik secara umum.Secara psikologis yang terdiri dari kesehatan dan penyesuaian psikologis, kesadaran, perasaan, harga diri, konsep diri, dan kontrol diri.Secara spiritual terdiri dari nilai-nilai pribadi dan kepercayaan spiritual.

b. Kepemilikan

Kepemilikan (hubungan individu dengan lingkungannya) dalam kualitas hidup dibagi dua yaitu secara fisik dan sosial.Secara fisik yang terdiri dari rumah, tempat kerja/sekolah, secara sosial terdiri dari tetangga/lingkungan dan masyarakat, keluarga, teman/rekan kerja, lingkungan dan masyarakat.


(26)

c. Harapan

Harapan (prestasi dan aspirasi individu) dalam kualitas dapat dibagi dua yaitu secara praktis dan secara pekerjaan.Secara praktis yaitu rumah tangga, pekerjaan, aktivitas sekolah atau sukarela dan pencapaian kebutuhan atau sosial. Secara pekerjaan yaitu aktivitas peningkatan pengetahuan dan kemampuan serta adaptasi terhadap perubahan dan penggunaan waktu santai, aktivitas relaksasi dan reduksi stress.

SedangkanHealth Organization Quality Of Life (WHOQOL) membagi kualitas hidup dalam enam domain yaitu fisik, psikologis, tingkat kebebasan, hubungan sosial, lingkungan, spiritual, agama atau kepercayaan seseorang (WHO, 1998).

1. Domain I – fisik

WHOQOL membagi domain fisik pada tiga bagian, yaitu: a. Nyeri dan ketidaknyamanan

Aspek ini mengeksplor sensasi fisik yang tidak menyenangkan yang dialami individu, dan selanjutnya berubah menjadi sensasi yang menyedihkan dan mempengaruhi hidup individu tersebut.Sensasi yang tidak menyenangkan meliputi kekakuan, sakit, nyeri dengan durasi lama atau pendek, bahkan penyakit gatal juga termasuk.Diputuskan nyeri bila individu mengatakan nyeri, walaupun tidak ada alasan medis yang membuktikannya (WHO, 1998)

b. Tenaga dan lelah

Aspek ini mengeksplor tenaga, antusiasme dan keinginan individu untuk selalu dapat melakukan aktivitas sehari-hari, sebaik aktivitas lain seperti rekreasi. Kelelahan membuat individu tidak mampu mencapai kekuatan yang cukup untuk


(27)

merasakan hidup yang sebenarnya.Kelelahan merupakan akibat dari beberapa hal seperti sakit, depresi, atau pekerjaan yang terlalu berat (WHO, 1998).

c. Tidur dan istirahat

Aspek ini fokus pada seberapa banyak tidur dan istirahat. Masalah tidur termasuk kesulitan untuk pergi tidur, bangun tengah malam, bangun di pagi hari dan tidak dapat kembali tidur dan kurang segar saat bangun di pagi hari (WHO, 1998).

Sedangkan Unit Penelitian Kualitas Hidup Universitas Toronto mengidentifikasikan Physical being sebagai aspek dari kesehatan fisik, kebersihan diri, nutrisi, olahraga, perawatan, berpakaian, dan penampilan fisik (Universitas Toronto, 2004).

2. Domain II – Psikologis

WHOQOL membagi domain psikologis pada lima bagian, yaitu: a. Perasaan positif

Aspek ini menguji seberapa banyak pengalaman perasaan positif individu dari kesukaan, keseimbangan, kedamaian, kegembiraan, harapan, kesenangan dan kenikmatan dari hal-hal baik dalam hidup. Pandangan individu, dan perasaan pada masa depan merupakan bagian penting dari segi ini (WHO, 1998).

b. Berfikir, belajar, ingatan dan konsentrasi

Aspek ini mengeksplor pandangan individu terhadap pemikiran, pembelajaran, ingatan, konsentrasi dan kemampuannya dalam membuat keputusan.Hal ini juga termasuk kecepatan dan kejelasan individu memberikan gagasan (WHO, 1998).


(28)

c. Harga diri

Aspek ini menguji apa yang individu rasakan tentang diri mereka sendiri. Hal ini bisa saja memiliki jarak dari perasaan positif sampai perasaan yang ekstrim negatif tentang diri mereka sendiri.Perasaan seseorang dari harga sebagai individu dieksplor.Aspek dari harga diri fokus dengan perasaan individu dari kekuatan diri, kepuasan dengan diri dan kendali diri (WHO, 1998).

d. Gambaran diri dan penampilan

Aspek ini menguji pandangan individu dengan tubuhnya.Apakah penampilan tubuh kelihatan positif atau negatif.Fokus pada kepuasan individu dengan penampilan dan akibat yang dimilikinya pada konsep diri. Hal ini termasuk perluasan dimana apabila ada bagian tubuh yang cacat akan bisa dikoreksi misalnya dengan berdandan, berpakaian, menggunakan organ buatan dan sebagainya (WHO, 1998).

e. Perasaan negatif

Aspek ini fokus pada seberapa banyak pengalaman perasaan negatif individu, termasuk patah semangat, perasaan berdosa, kesedihan, keputusasaan, kegelisahan, kecemasan, dan kurang bahagia dalam hidup.Segi ini termasuk pertimbangan dari seberapa menyedihkan perasaan negatif dan akibatnya pada fungsi keseharian individu (WHO, 1998).

Sedangkan Unit Penelitian Kualitas Hidup Universitas Toronto mengidentifikasikan Psychological being sebagai aspek dari kesehatan psikologis dan penyesuaian seseorang, pengertian, perasaan, dan perhatian pada evaluasi diri, dan kontrol diri (Universitas Toronto, 2004).


(29)

3. Domain III – Tingkat kebebasan

WHOQOL membagi domain tingkat kebebasan pada empat bagian, yaitu:

a. Pergerakan

Aspek ini menguji pandangan individu terhadap kemampuannya untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain, bergerak di sekitar rumah, bergerak di sekitar tempat kerja, atau ke dan dari pelayanan transportasi (WHO, 1998).

b. Aktivitas hidup sehari-hari

Aspek ini mengeksplor kemampuan individu untuk melakukan aktivitas sehari-hari.Hal ini termasuk perawatan diri dan perhatian yang tepat pada kepemilikan. Tingkatan dimana individu tergantung pada yang lain untuk membantunya dalam aktivitas kesehariannya juga berakibat pada kualitas hidupnya (WHO, 1998).

c. Ketergantungan pada pengobatan atau perlakuan

Aspek ini menguji ketergantungan individu pada medis atau pengobatan alternatif (seperti akupuntur dan obat herba) untuk mendukung fisik dan kesejahteraan psikologisnya. Pengobatan pada beberapa kasus dapat berakibat negatif pada kualitas hidup individu (seperti efek samping dari kemoterapi) di saat yang samapada kasus lain menambah kualitas hidup individu (seperti pasien kanker yang menggunakan pembunuh nyeri) (WHO, 1998).

d. Kapasitas pekerjaan

Aspek ini menguji penggunaan energi individu untuk bekerja.Bekerja didefenisikan sebagai aktivitas besar dimana individu disibukkan.Aktivitas besar termasuk pekerjaan dengan upah, pekerjaan tanpa upah, pekerjaan sukarela untuk


(30)

masyarakat, belajar dengan waktu penuh, merawat anak dan tugas rumah tangga (WHO, 1998).

4. Domain IV – Hubungan sosial

WHOQOL membagi domain hubungan sosial pada tiga bagian, yaitu: a. Hubungan perorangan

Aspek ini menguji tingkatan perasaan individu pada persahabatan, cinta, dan dukungan dari hubungan yang dekat dalam kehidupannya. Aspek ini termasuk pada kemampuan dan kesempatan untuk mencintai, dicintai dan lebih dekat dengan orang lain secara emosi dan fisik. Tingkatan dimana individu merasa mereka bisa berbagi pengalaman baik senang maupun sedih dengan orang yang dicintai.(WHO, 1998).

b. Dukungan sosial

Aspek ini menguji apa yang individu rasakan pada tanggung jawab, dukungan, dan tersedianya bantuan dari keluarga dan teman. Aspek ini fokus pada seberapa banyak yang individu rasakan pada dukungan keluarga dan teman, faktanya pada tingkatan mana individu tergantung pada dukungan di saat sulit (WHO, 1998).

c. Aktivitas seksual

Aspek ini fokus pada dorongan dan hasrat pada seks, dan tingkatan dimana individu dapat mengekspresikan dan senang dengan hasrat seksual yang tepat (WHO, 1998).

Sedangkan Unit Penelitian Kualitas Hidup Universitas Toronto mengidentifikasikan Social belonging sebagai hubungan dengan lingkungan sosial


(31)

dan termasuk perasaan dari penerimaan yang dekat, keluarga, teman, rekan kerja, dan tetangga serta masyarakat (Universitas Toronto, 2004).

5. Domain V – Lingkungan

WHOQOL membagi domain lingkungan pada delapan bagian, yaitu: a. Keamanan fisik dan keamanan

Aspek ini menguji perasaan individu pada keamanan dari kejahatan fisik. Ancaman pada keamanan bisa timbul dari beberapa sumber seperti tekanan orang lain atau politik. Aspek ini berhubungan langsung dengan perasaan kebebasan individu (WHO, 1998).

b. Lingkungan rumah

Aspek ini menguji tempat yang terpenting dimana individu tinggal (tempat berlindung dan menjaga barang-barang).Kualitas sebuah rumah dapat dinilai pada kenyamanan, tempat teraman individu untuk tinggal (WHO, 1998).

c. Sumber penghasilan

Aspek ini mengeksplor pandangan individu pada sumber penghasilan (dan sumber penghasilan dari tempat lain). Fokusnya pada apakah individu dapat mengahasilkan atau tidak dimana berakibat pada kualitas hidup (WHO, 1998).

d. Kesehatan dan perhatian sosial: ketersediaan dan kualitas

Aspek ini menguji pandangan individu pada kesehatan dan perhatian sosial di kedekatan sekitar. Dekat berarti berapa lama waktu yang diperlukan untuk mendapatkan bantuan (WHO, 1998).


(32)

e. Kesempatan untuk memperoleh informasi baru dan keterampilan

Aspek ini menguji kesempatan individu dan keinginan untuk mempelajari keterampilan baru, mendapatkan pengetahuan baru, dan peka pada apa yang terjadi. Termasuk program pendidikan formal, atau pembelajaran orang dewasa atau aktivitas di waktu luang, baik dalam kelompok atau sendiri (WHO, 1998).

Unit Penelitian Kualitas Hidup Universitas Toronto mengidentifikasikan Growth becoming sebagai kegiatan perbaikan atau pemeliharaan pengetahuan dan keterampilan (Universitas Toronto, 2004).

f. Patisipasi dalam kesempatan berekreasi dan waktu luang

Aspek ini mengeksplor kemampuan individu, kesempatan dan keinginan untuk berpartisipasi dalam waktu luang, hiburan dan relaksasi (WHO, 1998).

Unit Penelitian Kualitas Hidup Universitas Toronto mengidentifikasikan Leisure becoming sebagai aktivitas yang menimbulkan relaksasi dan penurunan stress.Disini termasuk permainan kartu, pembicaraan dengan tetangga, dan kunjungan keluarga, atau aktivitas dengan durasi yang lama seperti liburan (Universitas Toronto, 2004).

g. Lingkungan fisik (polusi/ keributan/ kemacetan/ iklim)

Aspek ini menguji pandangan individu pada lingkungannya.Hal ini mencakup kebisingan, polusi, iklim dan estetika lingkungan dimana pelayanan ini dapat meningkatkan atau memperburuk kualitas hidup (WHO, 1998).

h. Transportasi

Aspek ini menguji pandangan individu pada seberapa mudah untuk menemukan dan menggunakan pelayanan transportasi (WHO, 1998).


(33)

6. Domain VI – Spiritual/ agama/ kepercayaan seseorang

Aspek ini menguji kepercayaan individu dan bagaimana dampaknya pada kualitas hidup. Hal ini bisa membantu individu untuk mengkoping kesulitan hidupnya, memberi kekuatan pada pengalaman, aspek ini ditujukan pada individu dengan perbedaan agama (Buddha, Kristen, Hindu, dan Islam), sebaik individu dengan kepercayaan individu dan kepercayaan spiritual yang tidak sesuai dengan orientasi agama (WHO, 1998)

Sedangkan Unit Penelitian Kualitas Hidup Universitas Toronto mengidentifikasikan Spiritual being sebagai refleksi nilai diri, standar diri dari tingkah laku, dan kepercayaan spiritual dimana terhubung atau tidak dengan pengaturan kepercayaan (Universitas Toronto, 2004).

2.3. Kebudayaan suku Karo

Suku Karo adalah suku yang mendiami dataran tinggi dan dataran rendah di Sumatera Utara. Suku Karo tersebar di Dataran Tinggi Karo(Kabupaten Karo), Karo Baluren( Dairi), Simalungun Atas( sebagian), Langkat, Deli Hulu( Deli Serdang), Medan, Binjai, Aceh Tenggara dan lainnya. Suku Karo memiliki bahasa tersendiri yakni bahasa Karo.Setiap orang dalam Suku Karo terikat oleh sistem adat yang disebut dengan merga silima, rakut si telu dan tutur si waluh.Jadi dimanapun mereka berada pasti memiliki marga, dan jalan persaudaraan tersendiri.

Kehidupan mereka umumnya dari sektor agraris atau pertanian dan ada juga peterenakan.Pertanian meliputi tanaman pangan, sayur dan buah ada juga tanaman perkebunan di Kabupaten Deli Serdang dan Langkat. Peternakan biasanya dikelola sebagai pekerjaan sampingan namun ada juga peternakan besar


(34)

di Kabupaten Karo(Mbal-Mbal Petarum). Peternakan tersebut berupa ayam, lembu, kambing, babi, dan kerbau.


(35)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

3.1. Kerangka konsep

Kerangka konsep ini bertujuan untuk menggambarkan kualitas hidup lansia yang tinggal di kecamatan mardingding kab.karo, dapat diketahui berdasarkan empat domain yaitu domain fisik, domain psikologis, domain hubungan sosial, dan domain lingkungan.

Skema 1.

Kerangka konsep penelitian Kualitas Hidup Lansia Di kecamatan Mardingding Kab.Karo

Kualitashidup Domain fisik Domain psikologis Domain hubungansosial Domain lingkungan

Kualitas hidup Domain fisik

Domain psikologis Domain hubungan sosial Domain lingkungan

Lansia yang tinggal di Kecamatan Mardingding


(36)

3.2.Defenisi konseptual 3.2.1. Kualitas hidup

Health Organization Quality Of Life (WHOQOL) membagi kualitas hidup dalam enam domain yaitu fisik, psikologis, tingkat kebebasan, hubungan sosial, lingkungan, spiritual, agama atau kepercayaan seseorang (WHO, 1998).

3.3.Defenisi Operasional

Kualitas hidup lansia adalah tingkat dimana seseorang menikmati hal-hal penting yang mungkin terjadi dalam hidupnya ditinjau dari empat domain yang meliputi :

1. Domain fisik yang terdiri dari nyeri dan ketidak nyamanan, tenaga dan lelah, tidur dan istirahat.

2. Domain psikologis yang terdiri dari perasaan positif, berfikir, belajar, ingatan dan konsentrasi, harga diri, gambaran diri dan penampilan, perasaan negatif. 3. Domain hubungan sosial yang terdiri dari hubungan perorangan, dukungan

sosial, aktivitas seksual.

4. Domain lingkungan yang terdiri dari keamanan fisik, lingkungan rumah, sumber penghasilan, kesehatan dan perhatian sosial, kesempatan untuk memperoleh informasi baru, partisipasi dalam kesempatan berekreasi dan waktu luang, lingkungan fisik, dan transportasi.


(37)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. DesainPenelitian

Desain penelitian yang digunakan merupakan penelitian deskriptif merupakan rancangan penelitian yang bertujuan menerangkan atau menggambarkan tentang suatu keadaan secara objektif, dalam hal ini adalah untuk menggambarkan kualitas hidup lansia.

4.2.Populasi, Sampel, dan Sampling 4.2.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari subjek/objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu serta memiliki sifat-sifat yang sama yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2003). Populasi pada penelitian ini adalah para lansia yang tinggal di kecamatan mardingding kab.Karo yang terdiri dari 12 kelurahan. Populasi lansia di kecamatan mardingding adalah 1046 orang.

4.2.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi penelitian yang dipilih sebaga iwakil representatif dari keseluruhan untuk diteliti (Arikunto, 2010). Untuk menghitung besarnya sampel, penelitian ini menggunakan rumus untuk populasi kecil atau lebih kecil dari 1.000 yang dibutuhkan dalam ketepatan (accurancy) besarnya sampel (dikutip dari buku Notoatmodjo, 2005).

N n =


(38)

Keterangan :

N :Besarnya populasi n :Besar sampel

d :Penimpangan terhadap populasi atau derajat ketetapan yang diinginkan, biasanya 0,1

Jadi : 1046 n =

1 + 1046 (0.12)

1046 n =

1 + 1046 (0,01) 1046

n =

11,46

n = 91sampel (terdiri dari 12 kelurahan)

Dalam penelitian ini sampel yang diambil menggunakan teknik proporsive sampling dengan menggunakan persyaratan sebagai sampel. Persyaratan-persyaratan sebagai sampel dalam penelitian ini adalah:

1. lansia 60 tahun keatas.

2. Tidak mengalami disorientasi orang, tempat, dan waktu. 3. Tidak mengalami gangguan kognitif, seperti pikun. 4. Dapat mendengar.

5. Bersedia menjadi responden penelitian. 4.3.Tempat dan WaktuPenelitian

Penelitian dilakukan di Kecamatan Mardingding Kabupaten Karo. Adapun alasan peneliti melakukan penelitian di lokas iini karena jarang digunakan sebagai lokasi penelitian sehingga memudahkan dalam mendapatkan sampel yang


(39)

memadai sesuai kriteria sampel penelitian. Pertimbangan lain adalah efisiensi biaya dan efektivitas waktu serta kondisi kelurahan yang kondusif yg lebih mudah dibandingkan dengan kelurahan lain.

4.4.Pertimbangan Etik

Pengumpulan data dalam penelitian ini di ambil dari Kecamatan Mardingding Kabupaten Karo. Peran serta dalam penelitian ini bersifat suka rela. Dalam penelitian ini juga disertakan sebuah surat persetujuan penelitian (Informed Consent) yang diberikankepadakepalacamatMardingdingKabupatenKaro. Sebagai perwakilan dari objek penelitian, untuk dibaca dan dapat membantunya mengambilke putusan. Surat persetujuan juga diberikan kepada objek penelitian, setelah kepala camat Mardingding Kabupaten Karo. Memberi persetujuan pengadaan penelitian di tempat tersebut.

Lembar persetujuan diberikan kepada responden yang akan ditandatangani sebagai bukti kesediaan menjadi responden. Dalam hal ini responden berhak untuk menolak terlibat dalam penelitian ini. Semua responden akand ilindungi dari kerugian materil, nama baik dan resiko yang timbul akibat penelitian ini. Untuk menjaga kerahasiaan responden, penelititi dakakan mencantumkan nama respon dan pada lembar instrumen. Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti, dan hanya kelompok data tertentu saja yang dilaporkan sebagai hasil penelitian.

4.5. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk kuesioner dengan berpedoman kepada tinjauan pustaka dan kerangka konsep. Pada bagian pertama dari instrumen penelitian berisi data demografi lansia yang


(40)

meliputi umur, jenis kelamin,agama, suku bangsa, pendidikan terakhir, pekerjaan sebelumnya, status perkawinan, dan masalah kesehatan yang dialami.

Instrumen kedua berisi kuesioner kualitas hidup dari World Health Organization Quality Of Life (WHOQOL) – BREF. Kuesioner ini merupakan rangkuman dari World Health Organization Quality Of Life(WHOQOL) –100 yang terdiri dari 26 pertanyaan. Untuk menilai (WHOQOL) – BREF, maka ada empat domain yang digabungkan yaitu domain fisik, psikologis, hubungan sosial, dan lingkungan. Semua pertanyaan berdasarkan pada skala likert lima poin (1-5) yang fokus pada intensitas, kapasitas, frekuensi dan evaluasi. Skala respon intensitas mengacu kepada tingkatan dimana status atau situasi yang dialami individu. Skala respon kapasitas mengacu pada kapasitas perasaan, situasi atau tingkah laku. Skala respon frekuensi mengacu pada angka, frekuensi, atau kecepatan dari situasi atau tingkah laku. Skala respon evaluasi mengacu pada taksiran situasi dari situasi, kapasitas atau tingkah laku.

Untuk pertanyaan nomor 1 dan 2 tentang kualitas hidup secara menyeluruh dan kesehatan secara umum. Domain 1 – Fisik ada pada pertanyaan nomor 3, 4, 10, 15, 16, 17, dan 18. Domain 2 – Psikologis ada pada pertanyaan nomor 5, 6, 7, 11, 19, dan 26. Domain 3 – Hubungan sosial ada pada pertanyaan nomor 20, 21, dan 22. Domain 4 – Lingkungan ada pada pertanyaan nomor 8, 9, 12, 13, 14, 23, 24, dan 25. Nilai dari keempat domain menunjukkan persepsi individu pada kualitas hidup di masing-masing domain. Nilai dari domain diskala dalam arah yang positif (Semakin tinggi nilai berarti kualitas hidupnya semakin baik). Mean dari tiap nomor dalam setiap domain digunakan untuk menghitung nilai domain. Untuk mengidentifikasi kualitas hidup lansia maka jumlah nilai mentah dari


(41)

tiap-tiap domain diubahke transformed score. Nilai mentah adalah nilai asli yang didapat dari penjumlahan pilihan responden di kuesioner.

4.6. Uji Validitas

Validitas adalah suatu pengukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen dalam mengumpulkan data (Nursalam, 2009; Arikunto, 2002). Suatu instru mendapat dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud (Arikunto, 2010).

Penyusunan kuisioner diadopsi dari World Health Organization Quality Of Life bagian kualitas hidup dan telah diperiksa oleh pembimbing.

4.7. Uji Reabilitas

Reliabilitas (keandalan) adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur memperlihatkan hasil yang relatif sama dalam beberapa kali pengukuran terhadap sekelompok subjek yang sama. Hasil yang relatif sama menunjukkan bahwa ada toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran tersebut (Nursalam, 2009). Apabila dari waktu ke waku perbedaan sangat besar, maka hasil pengukuran tidak dapat dipercaya dan dikatakan alat ukur tidak reliable. Instrumen kualitas hidup akan dilakukan uji reliabilitas denga nmenggunakan uji cronbach α. Uji statistik ini dapat digunakan untuk mengukur item yang berbentuk sifat (Polit& Beck, 2008). Uji reabilitas dilakukan terhadap 20 orang responden sebelum pengumpulan data (Notoatmodjo, 2010). Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel jika reliabilitasnya diatas 0,70 (Polit & Hugler, 1995), hasil uji reabilitas kuesioner untuk kualitas


(42)

hidup lansia adalah 0.785. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kuesioner kualitas hidup lansia yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel dan telah dihitung dengan menggunakan sistem komputerisasi.

4.8. Pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menyebaran kuesioner. Kuisioner dibagikan kepada setiap responden dengan cara door to door (accidental probality) oleh peneliti.

Pengumpulan data dimulai setelah peneliti menerima surat izin pelaksanaan penelitian dari institusi pendidikan yaitu Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan Kepala Kecamatan Mardingding.

Kemudian setelah kuisoner dikumpulkan, peneliti mengolah data dengan cara:

1. Editing yaitu upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan, sehingga dapat dipastikan bahwa responden telah mengisi semua kuesioner.

2. Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori, sehinggga memudahkan peneliti dalam melakukan tabulasid ananalisa data.

3. Entry atau Processing merupakan kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam master tabel atau data base komputer, yaitu dengan menggunakan sistem komputerisasi.

4. Cleaning adalah mengecek kembali data yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak (Notoatmodjo, 2010).


(43)

Hasil analisa data baik data demografi maupun kuesioner akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi yaitu mean (nilai rata-rata), standar deviasi (SD).

4.9. Analisa Data

Setelah semua data terkumpul, maka dilakukan analisa data dengan tehnik analisa kuantitatif melalui beberapa tahap terdiri dari data demografi lansia yang meliputi umur, jenis kelamin,agama, suku bangsa, pendidikan terakhir, pekerjaan sebelumnya, status perkawinan, dan masalah kesehatan yang dialami. Pertama mengecek inisial dan kelengkapan identitas data responden serta memastikan bahwa 26 petanyaan telah diisi, ketiga mensortir dengan memilih data menurut jenisnya, keempat data yang sudah beri kode kategori dalam tabel dengan cara menghitung frekuensi data, persentasi, mean dan standart deviasi. Dan nilai keempat domain menggunakan komputerisasi. Kelima membersihkan data yaitu dengan mengecek kembali data yang di entry untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak. Hasil analisa data diisajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentasi. Mean dan standar deviasi (SD) digunakan untuk mendiskripsikan data demografi :usia, dan keempat domain.


(44)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1.Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini di dapat dari pengambilan data yang dilakukan selama 2 minggu yaitu dari tanggal 15 Oktober 2012 sampai dengan tanggal 29 Oktober 2012 dengan jumlah responden sebanyak 91 orang. Penyajian analisa data dalam penelitian ini di uraikan berdasarkan data demografi dan data kualitas hidup (fisik, psikologis, hubungan sosial, dan lingkungan) di KecamatanMardingding.

5.1.1. Data Demografi Responden

Tabel 1. Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan data demografi responden diKecamatanMardinding(n = 91 orang).

Data Demografi Responden Frekuensi Presentase (%) Umur

60-65 tahun 35 38

66-70 tahun 29 31.5

71-80 tahun 18 19.6

>80 tahun 9 9.8

Jenis Kelamin

Laki-laki 38 41.3

Perempuan 53 57.6

Agama

Islam 19 20..7

Katolik 27 29.3

Protestan 45 48.9

Hindu 0 0


(45)

Data Demografi Responden Frekuensi Presentase (%) Suku

Jawa 18 19.6

Minang 0 0

Batak 73 79.3

Aceh 0 0

Pendidikan terakhir

Tidak Sekolah 20 21.7

SD 33 35.9

SMP 7 7.6

SMA 25 27.2

Diploma 1 1.1

Sarjana 5 5.4

Pekerjaan Sebelumnya

PNS 14 15.2

Pegawai Swasta 0 0

Petani 77 83.7

Buruh/Karyawan 0 0

Tidak Bekerja 0 0

Dll 0 0

Status Perkawinan

Menikah 50 54.3

Tidak Menikah 0 0

Janda 26 28.3

Duda 15 16.3

Masalah Kesehatan yang dialami

Hipertensi 39 42.4

Diabetes Melitus 2 2.2

Gangguan Penglihatan 6 6.5

Gangguan Pendengaran 1 1.1

Rematik 28 30.4


(46)

Tabel 1 menunjukkan bahwa mayoritas usia responden berada pada kelompok umur 60-65tahun sebanyak 35 orang (38%). Responden yang berjenis kelamin yang mayoritas adalah perempuan sebanyak 53 orang (57.6%), agamayang mayoritas adalah agama kristen protestan yaitu 45 orang (48.9%), suku Batak merupakan suku terbanyak dengan jumlah responden sebanyak 73 orang (79.3%), responden yang berpendidikan SD sebanyak 33 orang (35.9%), responden yangbekerja sebagaipetanipaling banyak yaitu sebanyak 77 orang (83.7%), status perkawinan responden yang paling banyak adalah menikah 50 orang (54.3%), masalah kesehatan yang paling banyak dialami responden adalah Hipertensi sekitar 39 orang (42.4%).

5.1.2. Kualitas Hidup Lansia yang Tinggal di KecamatanMardingding

Kualitas hidup lansia di dasarkan pada empat domain. Tabel 2 domain fisik dengan mean 20.64 (SD = 2.30),domain domain psikologis dengan mean 18,90 ( SD = 1.97), hubungan sosial dengan mean10.13 ( SD = 1.18), domain lingkungan dengan mean yaitu 25.78 (SD = 2.46).

Tabel 2. Hasil distribusi mean dan standar deviasi dari 4 domain

Domain Mean Standar deviasi Domain fisik Rentang score (7 – 35) 20.64 2,30 Domain psikologis Rentang score (6 – 30) 18,90 1,97 Domain hubungan sosialRentang score (3 –1 5) 10,13 1,18 Domain LingkunganRentang score (8 – 40) 25.78 2,46

1. Domain 1- Fisik

Domain 1- Fisik terdiri dari 7 pertanyaan dan didapat mean sebesar 23.50. Nilai tertinggi didapat dari pertanyaan seberapa baik kemampuan Bapak/ Ibu dalam bergaul, sebanyak 58 responden (63,0%) menjawab baik. Sedangkan nilai


(47)

terendah didapat dari pertanyaan Seberapa sering Bapak/ Ibu merasakan Kesakitan fisik Bapak/Ibu dalam beraktivitas sesuai kebutuhan Bapak/ Ibu? Sebanyak 39 (42,2) responden menjawab tidak sama sekali.

Tabel 3. Distribusi frekuensi dan persentase responden berdasarkan domain fisik fokus pada frekuensi (n = 91)

TSS S DJS SS DJB

Pertanyaan n= n= n= n= n=

(%) (%) (%) (%) (%) Seberapa seringBapak/ Ibumerasakan 39 33 3 16 0 KesakitanfisikBapak/Ibudalam

beraktivitas sesuai kebutuhanBapak/ Ibu? (42,2) (35,9) (3,3) (17,4) (0) Seberapa sering Bapak/ Ibu 45 23 2 21 0 membutuhkan

terapi medis untuk dapat berfungsi dalam (48,9) (25,0) (2,2) (22,8) (0) kehidupan sehari-hari Bapak/ Ibu?

Tabel 4. Distribusi Frekuensi dan persentase responden berdasarkan domain fisik fokus pada kapasitas (n = 91)

TSS S Sd Sr SD

Pertanyaan n= n= n= n= n=

(%) (%) (%) (%) (%) Apakah Bapak/ Ibu memiliki vitalitas yang 1 17 45 28 0 cukup untuk beraktivitas sehari-hari? (1.1) (18,5) (48,9) (30,4) (0) Tabel 5.Distribusi frekuensi dan persenta seresponden berdasarkan domain fisik focus padaevaluasi (n = 91)

SBr Br BBS Ba Sba

Pertanyaan n= n= n= n= n=

(%) (%) (%) (%) (%) SeberapabaikkemampuanBapak / Ibu - 0 5 28 58 0 dalambergaul? (0) (5,4) (30,4) (63,0) (0)


(48)

Tabel 6.Distribusi frekuensi dan persentase responden berdasarkan domain fisik focus pada intensitas (n = 91)

STM TM BBS M SM

Pertanyaan n= n= n= n= n=

(%) (%) (%) (%) (%) SeberapapuaskahBapak / Ibudengan 1 14 36 40 0 TidurBapak / Ibu? (1,1) (15,2) (39,1) (43,5) (0)

Seberapa puaskah Bapak / Ibu dengan 0 9 38 44 0 Kemampuan Bapak / Ibu untuk (0) (9,8) (41,3) (47,8) 0) beraktivitas?

Seberapa puaskah Bapak / Ibudengan - 0 14 29 48 0 Kemampuan Bapak/ Ibu untuk bekerja? (0) (15,2) (31,5) (52,2) (0) 2. Domain 2- Psikologis

Domain 2- psikologis terdiridari 6 pertanyaan dan didapat mean sebesar 18.90. Nilai tertinggi didapat dari pertanyaan Seberapa sering Bapak/ Ibu memiliki Perasaan negatif seperti (kesepian), Putus asa, cemas, dan depresi 72 (78,3) responden menjawab tidak sama sekali. Sedangkan nilai terendah didapat dari pertanyaan Apakah Bapak/ Ibu dapat menerima Penampilan tubuh Bapak/ Ibu? Sebanyak 39 responden (42,4) menjawab sedang.

Tabel 7. Distribusi frekuensi dan persentasi responden berdasarkan domain psikologis fokus pada frekuensi (n =91)

TSS S DJS SS DJB

Pertanyaan n= n= n= n= n=

(%) (%) (%) (%) (%) Seberapa jauh Bapak/ Ibu menikmati hidup 0 5 39 47 0 Bapak/ Ibu? (0) (5.4) (42,4) (51,1) (0) Seberapa jauh Bapak/ Ibu merasa hidup 0 3 35 53 0


(49)

Seberapa jauh Bapak/ Ibu mampu 0 16 33 42 0 berkonsentrasi?

(0) (17,4) (35,9) (42,7) (0)

Tabel 8. Distribusi frekuensi dan persentasi responden berdasarkan domain psikologis fokus pada intensitas (n =91)

TSS S Sd Sr SD

Pertanyaan n= n= n= n= n=

(%) (%) (%) (%) (%) Apakah Bapak/ Ibu dapat menerima 0 4 39 27 21 Penampilan tubuh Bapak/ Ibu? (0) (4,3) (42,4) (29,3) (22,8)

Tabel 9. Distribusi frekuensi dan persentasi responden berdasarkan domain psikologis fokus pada evaluasi (n = 91)

STM TM BBS M SM

Pertanyaan n= n= n= n= n=

(%) (%) (%) (%) (%) Seberapa puaskah Bapak/ Ibu terhadap 0 4 25 61 1 diri Bapak/ Ibu? (0) (4,3) (27,2) (66,3) (1,1)

Tabel 10. Distribusi frekuensi dan persentasi responden berdasarkan domain psikologis pada frekuensi (n= 90)

TP J CS SS SI

Pertanyaan n= n= n= n= n=

(%) (%) (%) (%) (%) Seberapa sering Bapak/ Ibu memiliki 72 16 3 - - Perasaan negatif seperti

(kesepian), Putus asa, cemas, dan depresi (78,3) (17,4) (3,3) (-) (-) 3. Domain 3- Hubungan Sosial

Domain 3- hubungan sosial terdiri dari 3 pertanyaan dan didapat mean sebesar 10.47. Nilai tertinggi didapat dari pertanyaan Seberapa puaskah Bapak/ Ibu dengan Kehidupan seksual Bapak/ Ibu Sebanyak 66 (71,1) responden menjawab


(50)

biasa – biasa saja. Sedangkan nilai terendah di dapat dari pertanyaan Seberapa puaskah Bapak/ Ibu dengan Dukungan yang Bapak/ Ibu peroleh Dari teman Bapak/ Ibu? Sebanyak 47 (51,1) menjawab biasa-biasa saja.

Tabel 11. Distribusi frekuensi dan persentasi responden berdasarkan domain hubungan sosial fokus pada evaluasi (n = 91)

STM TM BBS M SM

Pertanyaan n= n= n= n= n=

(%) (%) (%) (%) (%) Seberapa puaskah Bapak/ Ibu dengan 0 2 47 42 0 Hubungan personal/ sosial Bapak/ Ibu? (0) (2,2) (51,1) (45,7) (0) Seberapa puaskah Bapak/ Ibu dengan 0 1 66 24 0 Kehidupan seksual Bapak/ Ibu? (0) (1,1) (71,7) (26,1) (0) Seberapa puaskah Bapak/ Ibu dengan 0 2 47 42 0 Dukungan yang Bapak/ Ibu peroleh (0) (2,2) (51,1) (45,7) (0) Dari teman Bapak/ Ibu?

4. Domain 4- Lingkungan

Domain 4- lingkungan terdiri dari 8 pertanyaan dan didapat mean sebesar 25.78. Nilai tertinggi didapat dari pertanyaan Seberapa jauh ketersediaan informasi bagi kehidupan Bapak/ Ibu dari hari ke hari sebanyak 59 (64,1) menjawab sedang. Sedangkan nilai terendah didapat dari pertayaan Seberapa sering Bapak/ Ibu memiliki kesempatan untuk bersenang-senang / rekreasi ? sebanyak 42 (45,7) responden menjawab sedikit.

Tabel 12. Distibusi frekuensi dan persentasi responden berdasarkan domain lingkungan fokus pada intensitas (n= 91)

TSS S DJS SS DJB

Pertanyaan n= n= n= n= n=

(%) (%) (%) (%) (%) Secara umum, seberapa aman Bapak/ Ibu 0 8 40 43 0 Rasakan dalam kehidupan Bapak/ ibu


(51)

Seberapa bersih Lingkungan tempat tinggal 0 3 52 36 0 Bapak/ Ibu? (0) (3,3) (56,5) (39,1) (0) Tabel 13. Distibusi frekuensi dan persentasi responden berdasarkan domain lingkungan fokus pada kapasitas (n = 91)

TSS S Sd Sr SD

Pertanyaan n= n= n= n= n=

(%) (%) (%) (%) (%)

Apakah Bapak/ Ibu dapat 1 16 53 21 0

Memenuhi kebutuhan Bapak/ Ibu? (1,1) (17,4) (57,6) (22,8) (0) Seberapa jauh ketersediaan informasi bagi 0 12 59 20 0 kehidupan Bapak/ Ibu dari hari ke hari ? (0) (13,0) (64,1) (21,7) (0) Seberapa sering Bapak/ Ibu memiliki 6 42 23 20 0 kesempatan untuk bersenang-senang / (6,5) (45,7) (25,0) (21,7) (0) rekreasi ?

Tabel 14. Distibusi frekuensi dan persentasi responden berdasarkan domain lingkungan fokus pada kapasitas (n = 91)

STM TM BBS M SM

Pertanyaan n= n= n= n= n=

(%) (%) (%) (%) (%) Seberapa puaskah Bapak/ Ibu dengan

kondisi tempat Bapak/ Ibu 0 3 37 51 0

tinggal saat ini ? (0) (3,3) (40,2) (55,4) (0) Seberapa puaskah Bapak/ Ibu dengan

akses Bapak/ Ibu pada 0 3 46 42 0

layanan kesehatan ? (0) (3,3) (50,0) (45,7) (0) SeberapapuaskahBapak/ Ibudengan 0 7 47 37 0 Rekreasi yang Bapak/ Ibujalani? (0) (7,6) (51,1) (40,2) (0)

5.1.3. Persepsi lansia terhadap kualitas hidup dan kesehatan secara umum Tabel 15 menunjukkan bahwa sebanyak 59 responden (64.1 %) menjawab kualitas hidup mereka di tingkat baik, dan sebanyak 47 responden ( 51,1 %) menjawab tingkat kepuasan terhadap kesehatan Bapak/ibu menjawab baik.


(52)

Tabel 15. Distribusi frekuensi dan persentase persepsi kualitas hidup

SB Br BBS Ba SBa

Pertanyaan n= n= n= n= n=

(%) (%) (%) (%) (%) Bagaimana menurut Bapak/ Ibu kualitas 0 2 30 59 0 Hidup Bapak/ Ibu ? (0) (2,2) (32,6) (64,1) (0) BagaimanakepuasanBapak/ Ibu 0 12 32 47 0 TerhadapkesehatanBapak/ Ibu? (0) (13,0) (34,8) (51,1) (0)

5.2.Pembahasan

5.2.1. Persepsi lansia terhadap kualitas hidup dan kesehatan secara umum sebanyak 59 responden (64.1 %) menjawab kualitas hidup mereka di tingkat baik, dan sebanyak 47 responden ( 51,1 %) menjawab tingkat kepuasan terhadap kesehatan Bapak/ibu menjawab baik. Hal ini dibuktikan dengan aktivitas yang rutin dilakukan oleh lansia di kec. Mardingding diantaranya berladang, berternak, dan mayoritas bekerja sebagai petani. Lansia di kec. Mardingding menganggap dirinya sakit apabila tidak dapat melakukan rutinitasnya. Dapat dibuktikan juga aktifnya lansia di kec. Mardingding pada kegiatan sosial, seperti kegiatan adat istiadat. Hal ini disebabkan oleh tanggapan masyarakat yang masih menghargai dan menghormati pendapat dan keberadaan lansia-lansia di kec. Mardingding sebagai petua (orang) yang mengerti dengan baik dalam kegiatan adat.

5.2.2. Domain 1- Fisik

Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 91 responden di dapat mean sebesar 20,64. Nilai tertinggi didapat dari pertanyaan seberapa baik kemampuan Bapak/ Ibu dalam bergaul, sebanyak 58 responden (63,0%)


(53)

menjawab baik. Hasil ini sesuai dengan penelitian Ismu (2011) yang menemukan bahwa lansia dapat mudah bersosialisasi.

Untuk pertanyaan nomor 10, kecukupan tenaga lansia untuk beraktivitas sebanyak 45 responden lansia menjawab dalam porsi sedang. Hal ini sesuai dengan Papalia (2001) yang menyebutkan bahwa perubahan-perubahan fisik yang terjadi pada lansia mengakibatkan dirinya tidak dapat mengerjakan berbagai aktivitas sebaik pada masa muda dulu.

Untuk pertanyaan nomor 15 seberapa baik kemampuan lansia dalam bergaul, sebanyak 44.4% menjawab baik. Hal ini bertentangan dengan penelitian Suryani (1999) yang menemukan bahwa kurangnya hubungan sosial antara lanjut usia dengan masyarakat (Suhartini, 2004).

Untuk pertanyaan nomor 16, seberapa puaskah lansia dengan tidurnya. Sebanyak 36 responden (39,1 %) menjawab biasa-biasa saja. Menurut Nugroho (2000) pada lansia telah terjadi gangguan pada sistem perkemihan, salah satunya otot-otot vesika urinaria menjadi lemah, frekuensi buang air kecil meningkat yang menyebabkan lansia harus sering terbangun di malam hari dan mengganggu tidurnya.

Untuk pertanyaan nomor 17 seberapa puas lansia dalm beraktivitas, sebanyak 44 responden (47,8 %) menjawab bisa-biasa saja. Seperti yang dikatakan Kuntjoro (2002) perubahan dalam peran sosial di masyarakat, selama yang bersangkutan masih sanggup, agar tidak merasa terasing atau diasingkan. Karena jika keterasingan terjadi akan semakin menolak untuk berkomunikasi dengan orang lain dan kadang-kadang terus muncul perilaku regresi seperti


(54)

mudah menangis, mengurung diri, dan merengek-rengek bila bertemu dengan orang lain.

Untuk pertanyaan nomor 18 seberapa puas lansia dengan kemampuannya bekerja, sebanyak 48 responden menjawab memuaskan. Seperti yang dikatakan Kuntjoro (2002), perubahan yang berkaitan dengan pekerjaan pada umumnya di awali ketika masa pensiun. Meskipun tujuan yang umum dari pensiun adalah agar para lansia dapat menikmati hari tua atau jaminan hari tua, namun dalam kenyataannya sering diartikan sebaliknya, karena pensiun sering diartikan sebagai kehilangan penghasilan, kedudukan, jabatan, peran, kegiatan, status, dan harga diri.

5.2.3. Domain 2- Psikologis

Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 91 orang responden didapatka mean sebesar 18,90. Nilai tertinggi didapat dari pertanyaan Seberapa sering Bapak/ Ibu memiliki Perasaan negatif seperti (kesepian), Putus asa, cemas, dan depresi 72 (78,3) responden menjawab tidak sama sekali. Seperti yang dikatanWHO seberapa banyak pengalaman perasaan positif individu dari kesukaan, keseimbangan, kedamaian, kegembiraan, harapan, kesenangan dan kenikmatan dari hal-hal baik dalam hidup. Pandangan individu, dan perasaan pada masa depan.

Pertanyaan nomor 6 seberapa jauh lansia merasa hidupnya berarti, sebanyak 35 responden lansia menjawab dalam jumlah sedang.

Untuk pertanyaan nomor 7 seberapa jauh lansia mampu berkonsentrasi, sebanyak 33 responden lansia menjawab dalam jumlah sedang. Kuntjoro (2002) mengatakan pada umumnya setelah orang memasuki lansia maka ia mengalami


(55)

penurunan fungsi kognitif dan psikomotor. Fungsi kognitif meliputi proses belajar, persepsi, pemahaman, pengertian, perhatian, dan lain-lain.

5.2.4. Domain 3- Hubungan Sosial

Hasil penelitian yang di lakukan terhadap 91 responden didapatkan mean sebesar 10.13 %. Nilai tertinggi didapat dari pertanyaan Seberapa puaskah Bapak/ Ibu dengan Kehidupan seksual Bapak/ Ibu Sebanyak 66 (71,1) responden menjawab biasa – biasa saja. Menurut Kuntjoro (2002) menyatakan bahwa pada umumnya lansia yang memiliki keluarga bagi orang-orang yang berbudaya ketimuran masih sangat beruntung karena anggota keluarga seperti anak, cucu, cicit, sanak saudara bahkan kerabat umumnya ikut membantu (care) dengan penuh kesabaran dan pengorbanan.

Untuk pertanyaan no 20 seberapa puaskah lansia dengan hubungan personal ada 47 responden menjawab biasa-biasa saja. Hasil penelitian Suhartini (2004) menyatakan bahwa lansia yang tidak tinggal satu rumah dengan anak-anaknya berinisiatif untuk mengunjungi anak-anak-anaknya, mereka tidak hanya menunggu dikunjungi atau diajak berkomunikasi terlebih dahulu oleh anaknya. Lansia menyadari kesibukan anak-anaknya baik dalam hal pekerjaan maupun dalam urusan rumah tangganya masing-masing.

Pertanyaan no 21 kepuasan terhadap hubungan seksual lansia ada 66 responden menjawab biasa-biasa saja.Menurut Kuntjoro (2002) menyatakan bahwa pada umumnya lansia yang memiliki keluarga bagi orang-orang yang berbudaya ketimuran masih sangat beruntung karena anggota keluarga seperti anak, cucu, cicit, sanak saudara bahkan kerabat umumnya ikut membantu (care) dengan penuh kesabaran dan pengorbanan.


(56)

5.2.5. Domain 4- Lingkungan

Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 91 responden didapatkan mean sebesar 25.78. Nilai tertinggi didapat dari pertanyaan Seberapa jauh ketersediaan informasi bagi kehidupan Bapak/ Ibu dari hari kehari sebanyak 59 (64,1) menjawab sedang. Unit Penelitian Kualitas Hidup Universitas Toronto mengidentifikasikan Leisure becoming sebagai aktivitas yang menimbulkan relaksasi dan penurunan stress. Disini termasuk permainan kartu, pembicaraan dengan tetangga, dan kunjungan keluarga, atau aktivitas dengan durasi yang lama seperti liburan (Universitas Toronto, 2004).

Pertanyaan nomor 12 apakah lansia memiliki cukup uang untuk memenuhi kebutuhannya, sebanyak 53 responden (57,6) menjawab sedikit.. Hal ini sesuai dengan penelitian Suhartini (2004) yang menemukan bahwa dengan keterbatasan yang ada pada lansia seperti rendahnya tingkat pendidikan, pembatasan umur, dan kecekatan dalam bekerja membuat mereka tidak memperoleh pekerjaan yang berdampak tidak adanya penghasilan yang bisa digunakan dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari.

Untuk pertanyaan nomor 8, secara umum seberapa aman lansia rasakan dalam kehidupannya sehari-hari, sebanyak 43 responden lansia menjawab dalam jumlah sedang. Untuk pertanyaan nomor 9 seberapa sehat lingkungan dimana lansia tinggal (berkaitan dengan sarana dan prasarana), sebanyak 52responden lansia menjawab dalam jumlah sedang. Dari data yang didapat dan fakta yang ditemukan di KecamatanMardingding memiliki fasilitas yang cukup lengkap, salah satunya puskesmas yang mempunyai rawat inap, lingkungan yang bersihdansejuk. Untuk pertanyaan nomor 13 seberapa jauh ketersediaan informasi


(57)

bagi kehidupan lansia dari hari ke hari, sebanyak 59 responden lansia menjawab dalam jumlah sedang.

Untuk pertanyaan nomor 23 seberapa puaskah lansia dengan kondisi tempat lansia tinggal saat ini, sebanyak 51 responden lansia menjawab memuaskan


(58)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1.Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan terhadap 91 orang responden (lansia) yang tinggal di Kecamatan Mardingding Kab Karo. Hasil penelitian ini menggambarkan bagaimana kualitas hidup lansia yang tinggal di Kecamatan Mardingding Kab Karo tersebut apakah kualitas hidup nya tinggi atau rendah.Berdasarkan hasil penelitian didapatkan score dari kuesioner kualitas hidup dengan score maksimum adalah 94 dan score minimum adalah 69. Skore rata-rata kualitas hidup secara menyeluruh adalah 82,47(5,71), dan rata-rata domain fisik 20.64 (2,30), domain psikologis 18.90 (1,97), domain hubungan sosial 10.13 (1,18), domain lingkungan 25.78 (2,64).

Berdasarkan skore diatas peneliti menyimpulkan bahwa kualitas hidup lansia di kec. Mardinding Kab. Karo dalam kualitas hidup baik. Hal ini dibuktikan dengan aktivitas yang rutin dilakukan oleh lansia di kec. Mardingding diantaranya berladang, berternak, dan mayoritas bekerja sebagai petani. Lansia di kec. Mardingding menganggap dirinya sakit apabila tidak dapat melakukan rutinitasnya. Dapat dibuktikan juga aktifnya lansia di kec. Mardingding pada kegiatan sosial, seperti kegiatan adat istiadat. Hal ini disebabkan oleh tanggapan masyarakat yang masih menghargai dan menghormati pendapat dan keberadaan lansia-lansia di kec. Mardingding sebagai petua (orang) yang mengerti dengan baik dalam kegiatan adat.


(59)

6.2.Saran

6.2.1. Bagi Praktek Keperawatan

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan perawat dalam melaksanakan praktek keperawatan keluarga kearah yang lebih baik lagi dengan cara memberikan pendidikan kesehatan dan penyuluhan keperawatan gerontik.

6.2.2. Bagi Pendidikan Keperawatan

Dalam pendidikan keperawatan khususnya bagi mata ajar keperawatan gerontik dapat menjadi suatu pertimbangan untuk mempelajari kualitas hidup lansia sehingga nantinya dapat diaplikasikan ketika terjun langsung dimasyarakat.

6.2.3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini telah dilakukan dengan metode deskriptif eksploratif maka untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat melengkapi penelitian ini dengan mengembangkan metode lain. Untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan judul penelitian ini sebaiknya mengetahui keenam domain dari kualitas hidup, karena masih banyak yang harus di lihat dari domain tersebut tidak hanya domain fisik, psikologis, hubungan sosial, dan lingkungan sehingga hasil penelitian nantinya dapat menemukan sesuatu yang lebih berkembang lagi.


(60)

DAFTAR PUSTAKA

Perry, et al. (2005). Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik, Edisi IV. Jakarta : EGC

BPS. Jumlah Penduduk Lansia Kecamatan. Dibuka pada website http:// badan pusat statistic.aceh_utara.com. Pasa tanggal 8 Mei 2012 pukul 12.20.

Notoadmojo, Soekidjo. (2002). Kesehjatan Masyarakat. Jakarta : PT aneka Cipta

Fatimah.(2010). Merawat Usia Lanjut Usia. Jakarta : Tranns Info Media Notoadmojo, Soekidjo. (2005), Metode Penelitian. Jakarta : PT Aneka Cipta Nugroho, Wahyuni, SKM. (1999). Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi V. Jakarta : Rineka Cipta.

Nursalam. (2009). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian keperawatan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika

Universitas Toronto. (2004). QOL Concept. Dibuka pada website

WHO. (1994). Departement of Psychiatry Centre for Participant Report

Outcomes.Dibuka pada website

WHO. (1998). Division of Mental Health and Prevention of Substance abuse. Dibuka pada website

Polit. D.F. & Hungler. B.P. (1995). Nursing Research Principles and Method. Philadelphia : Lippincatt. Company

Setiadi. (2007). Konsep & Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu

The Word Health Organization Quality Of Life (WHOQOL)-BREF. Dibuka pada tanggal 09 Mei 2011 pukul 14.00 WIB.

Universitas Toronto. (2004). QOL Concept. Dibuka pada website WIB.


(61)

WHO. (1994). Departement of Psychiatry Centre for Participant Report

Outcomes.Dibuka pada website

Pada tanggal 7 Mei 2012 pukul 14.20 WIB.

WHO. (1998). Division of Mental Health and Prevention of Substance abuse. Dibuka pada website


(62)

Lampiran 1 :

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bernama Jendaita Supriadi Ginting/111121105 adalah Mahasiswi S1 Ekstensi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang “Kualitas Hidup Lansia di Kec.Mardingding Kab.Karo. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Untuk keperluan tersebut saya mengharapkan kesediaan lansia untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, dimana penelitian ini tidak akan memeberikan dampak yang membahayakan. Jika lansia karo bersedia, selanjutnya saya mohon kesediaan lansia karo mengisi kuesioner dengan jujur dan apa adanya. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan lansia. Identitas lansia sebagai koresponden akan dirahasiakan dan semua informasi yang diberikan hanya akan digunakan untuk penelitian ini.

Partisipasi lansia dalam penelitian ini bersifat sukarela sehingga lansia karo berhak mengundurkan diri tanpa sanksi apapun. Jika ada yang kurang jelas silahkan bertanya langsung kepada peneliti.

Terimakasi atas partisipasi lansia karo dalam penelitian ini.

Medan , Juni 2012

Peneliti Responden


(63)

Lampiran 2

KUESIONER PENELITIAN

Petunjuk Pengisian

Bapak / Ibu saya harapkan:

1. Menjawab setiap pernyataan yang tersedia dibawah ini dengan memberikan tanda checklist (√) atau mengisi jawaban pada tempat yang telah disediakan. 2. Semua pernyataan harus dijawab.

3. Bila ada yang kurang dimengerti, dapat ditanyakan kepada peneliti. 1. DATA DEMOGRAFI

1. Kode (diisi oleh peneliti) : ………

2. Usia : 60-65 thn 66-70 thn

71-80 thn >80 thn

3. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan

4. Agama : Islam Katolik Protestan

Hindu Budha

5. Suku : Jawa Minang Batak

Cina Aceh dll

6. Pendidikan terakhir : SD SMP SMA


(64)

Tidak Sekolah

7. Pekerjaan sebelumnya : PNS Pegawai Swasta Petani

Buruh/karyawan Tidak bekerja

8. Status Perkawinan : Menikah Tidak menikah

Janda Duda

9. Masalah kesehatan yang di alami : Hipertensi Diabetes Melitus

Gangguan Penglihatan Rematik


(65)

2. Kuesioner Kualitas Hidup ( WHOQOL) – BREF

a. Pertanyaan berikut ini menyangkut perasaan Bapak/Ibu terhadap kualitas hidup, kesehatan dan hal-hal lain dalam hidup Bapak/ibu.

b. Pilihlah jawaban yang menurut Bapak/Ibu paling sesuai.

c. Jika Bapak/Ibu yakin dengan jawaban yang akan Bapak/Ibu berikan terhadap pertanyaan yang diberikan, pikiran pertama yang seringkali muncul pada benak Bapak/Ibu merupakan jawaban terbaik.

No Pertanyaan Sangat buruk

Buruk Biasa-biasa saja

Baik Sangat Baik 1. Bagaimana

Bapak/Ibu akan menilai mutu hidup Bapak/Ibu ? Sangat tidak memuaskan Tidak memuaskan Biasa-biasa saja

Memuaskan Sangat memuaskan 2. Bagaimana kepuasan

Bapak/Ibu terhadap kesehatan Bapak/ibu ?

Pertanyaan berikut tentang seberapa sering Bapak/Ibu telah mengalami hal-hal berikut ini dalam empat minggu terakhir.

No Pertanyaan Tidak sama sekali

Sedikit Dala m jumla h sedan g Sangat sering Dalam jumlah berlebihan

3. Seberapa sering Bapak/Ibu merasakan kesakian fisik Bapak/ibu dalam beraktivitas sesuai kebutuhan Bapak/Ibu ? 4. Seberapa sering


(66)

Bapak/Ibu membutuhkan terapi medis untuk dapat berfungsi dalam kehidupan sehari-hari Bapak/Ibu ? 5. Seberapa jauh

Bapak/ibu menikmati hidup Bapak/Ibu ? 6. Seberapa jauh

Bapak/Ibu merasa hidup Bapak/ibu berarti ?

7. Seberapa jauh Bapak/Ibu mampu

berkonsentrasi ? 8. Secara umum,

seberapa aman Bapak/Ibu rasakan dalam kehidupan sehari-hari ?

9. Seberapa bersih lingkungan tempat tinggal Bapak/Ibu ?

No Pertanyaan Tidak sama sekali

Sedikit Sedang Sering sekali

Sepenuhny a dialami 10. Apakah

Bapak/Ibu memiliki tenaga yang cukup untuk beraktivitas sehari-hari? 11. Apakah

Bapak/Ibu dapat menerima

penampilan tubuh Bapak/Ibu ? 12. Apakah

Bapak/Ibu dapat memenuhi kebutuhan


(67)

13. Seberapa jauh ketersediaan informasi bagi kehidupan Bapak/Ibu dari hari kehari ? 14. Seberapa sering

Bapak/Ibu memiliki

kesempatan untuk

bersenang-senang/rekreasi ?

No Pertanyaan Sangat buruk

Buruk Biasa-biasa saja

Baik Sangat baik

15. Seberapa baik kemampuan Bapak/Ibu dalam bergaul?

No Pertanyaan Sangat tidak memuaska n Tidak memuas kan Biasa-biasa saja Memuas kan Sangat memuaska n

16. Seberapa puaskah Bapak/Ibu dengan tidur Bapak/Ibu ? 17. Seberapa puaskah

bapak/Ibu dengan kemampuan Bapak/Ibu untuk beraktivitas ? 18. Seberapa puaskah

Bapak/Ibu dengan kemampuan Bapak/Ibu untuk bekerja ?

19. Seberapa puaskah Bapak/Ibu

terhadap diri Bapak/ibu ? 20. Seberapa puaskah

Bapak/Ibu dengan hubungan


(68)

21. Seberapa puaskah Bapak/Ibu dengan kehidupan seksual Bapak/ibu ? 22. Seberapa puaskah

Bapak/Ibu dengan dukungan yang Bapak/Ibu peroleh dari teman Bapak/Ibu? 23. Seberapa puaskah Bapak/Ibu tinggal saat ini ?

24. Seberapa puaskah Bapak/Ibu dengan akses Bapak/Ibu pada layanan kesehatan ? 25. Seberapa puaskah

Bapak/Ibu dengan rekreasi yang Bapak/Ibu jalani ?

No Pertanyaan Tidak pernah

Jarang Cukup sering

Sangat sering

Selalu 26. Seberapa sering

Bapak/Ibu

memiliki perasaan negative seperti (kesepian), putus asa, cemas, dan depresi ?


(69)

Lampiran 3 TAKSASI DANA

1. Proposal dan Perbaikan Proposal

─ Biaya kertas A4 (500 lembar) Rp. 40.000,-

─ Penggandaan proposal Rp. 90.000,-

─ Biaya penjilidan proposal Rp. 15.000,-

─ Biaya print Rp. 35.000,-

─ Biaya internet Rp. 35.000,-

─ Membeli buku Rp. 65.000,-

─ Foto copy sumber tinjauan pustaka Rp. 30.000,- 2. Biaya Pengumpulan Data

─ Transport pengumpulan data Rp. 100.000,-

─ Analisa dan pengolahan data Rp. 25.000,-

3. Skripsi

─ Biaya print Rp. 200.000,-

─ Kuesioner Rp. 85.000,-

─ Penjilidan skripsi Rp. 15.000,-

4. Biaya tak terduga Rp. 150.000 Total Rp. 775.000,-

Jadi jumlah total biaya yang dibutuhkan dalam penyelesaian penelitian ini sebesar Rp. 775.000,-


(70)

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary N % Cases Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0 Total 20 100.0

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items .715 26

Item Statistics

Mean Std. Deviation N VAR00001 3.4500 .51042 20 VAR00002 3.4500 .51042 20 VAR00003 2.7000 .86450 20 VAR00004 2.6000 .82078 20 VAR00005 3.4500 .51042 20 VAR00006 3.4000 .50262 20 VAR00007 3.3500 .58714 20 VAR00008 3.3500 .67082 20 VAR00009 3.3500 .48936 20 VAR00010 3.4000 .50262 20 VAR00011 3.5500 .51042 20 VAR00012 3.4500 .60481 20 VAR00013 3.5000 .51299 20 VAR00014 3.5500 .51042 20 VAR00015 3.6000 .50262 20 VAR00016 3.4500 .51042 20 VAR00017 3.3500 .48936 20 VAR00018 3.4500 .51042 20 VAR00019 3.5500 .51042 20 VAR00020 3.6000 .50262 20 VAR00021 3.5500 .51042 20 VAR00022 3.4000 .59824 20 VAR00023 3.5000 .51299 20


(71)

VAR00025 3.5500 .51042 20 VAR00026 2.5500 .60481 20

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items 87.4000 26.042 5.10315 26


(72)

Frequency Table

usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 60-65

TAHUN

35 38.0 38.5 38.5

66-70 TAHUN

29 31.5 31.9 70.3

71-80 TAHUN

18 19.6 19.8 90.1

>80 TAHUN 9 9.8 9.9 100.0 Total 91 98.9 100.0

Missing System 1 1.1

Total 92 100.0

jeniskelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid PEREMPUA

N

53 57.6 58.2 58.2

LAKI-LAKI 38 41.3 41.8 100.0 Total 91 98.9 100.0

Missing System 1 1.1

Total 92 100.0

agama

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid ISLAM 19 20.7 20.9 20.9

KATOLIK 27 29.3 29.7 50.5 PROTESTA

N

45 48.9 49.5 100.0

Total 91 98.9 100.0 Missing System 1 1.1


(73)

suku

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid JAWA 18 19.6 19.8 19.8

BATAK 73 79.3 80.2 100.0 Total 91 98.9 100.0

Missing System 1 1.1 Total 92 100.0

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid SD 33 35.9 36.3 36.3

SMP 7 7.6 7.7 44.0

SMA 25 27.2 27.5 71.4

DIPLOMA 1 1.1 1.1 72.5 SARJANA 5 5.4 5.5 78.0 TIDAK

SEKOLAH

20 21.7 22.0 100.0

Total 91 98.9 100.0 Missing System 1 1.1

Total 92 100.0

pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid PNS 14 15.2 15.4 15.4

PETANI 77 83.7 84.6 100.0 Total 91 98.9 100.0

Missing System 1 1.1 Total 92 100.0

Statusperkawinan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid MENIKA

H

50 54.3 54.9 54.9

JANDA 26 28.3 28.6 83.5 DUDA 15 16.3 16.5 100.0 Total 91 98.9 100.0


(74)

riwayatkesehatan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid HT 39 42.4 42.9 42.9

DM 2 2.2 2.2 45.1

GANGGUAN PENGLIHATAN

6 6.5 6.6 51.6

REMATIK 28 30.4 30.8 82.4 GANGGUAN

PENDENGARAN

1 1.1 1.1 83.5

DLL 15 16.3 16.5 100.0

Total 91 98.9 100.0

Missing System 1 1.1

Total 92 100.0

Scoreqol

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 69 2 2.2 2.2 2.2

73 4 4.3 4.4 6.6 74 3 3.3 3.3 9.9 75 2 2.2 2.2 12.1 76 6 6.5 6.6 18.7 77 2 2.2 2.2 20.9 78 6 6.5 6.6 27.5 79 3 3.3 3.3 30.8 80 4 4.3 4.4 35.2 81 7 7.6 7.7 42.9 82 4 4.3 4.4 47.3


(75)

83 6 6.5 6.6 53.8 84 4 4.3 4.4 58.2 85 8 8.7 8.8 67.0 86 8 8.7 8.8 75.8 87 5 5.4 5.5 81.3 88 4 4.3 4.4 85.7 89 4 4.3 4.4 90.1 90 1 1.1 1.1 91.2 91 2 2.2 2.2 93.4 92 3 3.3 3.3 96.7 93 2 2.2 2.2 98.9 94 1 1.1 1.1 100.0 Total 91 98.9 100.0

Missing System 1 1.1 Total 92 100.0


(76)

(77)

(78)

(79)

(80)

CURRICULUM VITAE

Nama : Jendaita Supriadi Ginting

Tempat / Tanggal Lahir : Lau Peranggunen, 16 Agustus 19988 Riwayat Pendidikan : 1996 - 2002 SD Impres Bukit Makmur

: 2002 – 2005 SMP Xaverius 1 Kabanjahe : 2005 – 2008 SMA Budi Murni 2 Medan

: 2008 - 2011 Lulus D III Keperawatan Akper Kesdam 1/BB Medan


(1)

83 6 6.5 6.6 53.8

84 4 4.3 4.4 58.2

85 8 8.7 8.8 67.0

86 8 8.7 8.8 75.8

87 5 5.4 5.5 81.3

88 4 4.3 4.4 85.7

89 4 4.3 4.4 90.1

90 1 1.1 1.1 91.2

91 2 2.2 2.2 93.4

92 3 3.3 3.3 96.7

93 2 2.2 2.2 98.9

94 1 1.1 1.1 100.0

Total 91 98.9 100.0

Missing System 1 1.1

Total 92 100.0


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

CURRICULUM VITAE

Nama : Jendaita Supriadi Ginting

Tempat / Tanggal Lahir : Lau Peranggunen, 16 Agustus 19988 Riwayat Pendidikan : 1996 - 2002 SD Impres Bukit Makmur

: 2002 – 2005 SMP Xaverius 1 Kabanjahe : 2005 – 2008 SMA Budi Murni 2 Medan

: 2008 - 2011 Lulus D III Keperawatan Akper Kesdam 1/BB Medan

: 2012 – 2014 Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU