HUBUNGAN ANTARA PERILAKU PANTANG MAKANAN DENGAN LAMA PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM PADA IBU NIFAS

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU PANTANG MAKANAN DENGAN LAMA PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM PADA IBU NIFAS

  (Relationship Relationships Between Food Behavior With Old Healing

  Perineum Cuts In Nifas Mother)

Lina Silvia Santi, Tuti Meihartati, Rabiatul Mutiah

  Email

  mutyababymout@rocketmail.com ABSTRACT

  People still believe that there is a connection between certain foods and

the health of the puerperal mothers. Behavior is an individual response to a

stimulus or an action that can be observed. The purpose of this study was to

determine the relationship of Abstinence Food Behavior with Perineum Wound

Healing Period on Postpartum Mother.

  This research use cross sectional approach and utilize primary data by

using questioner tool. The sampling technique used is total sampling with

population of 60 respondents using Chi - Square test.

  The result of the analysis found that respondents who applied the

abstinence behavior of most respondents long healing wound perineum with

slow category, almost half of the respondents long healing perineal wound with

the category of medium and a small part of long healing wound perineum with

good category. Obtained result p value value 0,003 or <0,05.

  The conclusion of this study found there is a very close relationship

between the behavior of abstinence food with long healing wound perineum on

postpartum. It is hoped for further researchers to conduct research with

personal hygiene variables with perineal wound healing.

  Keywords : Abstinence Food, Perineal Wound Healing PENDAHULUAN

  Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan dan baik disadari maupun tidak. Perilaku merupakan kumpulan berbagai faktor yang saling berinteraksi. Seiring dengan tidak disadari bahwa interaksi itu sangat kompleks sehingga kadang- kadang kita tidak sempat memikirkan penyebab seseorang menerapkan perilaku tertentu. Karena itu amat penting untuk dapat menelaah alasan dibalik perilaku individu, selama ia mampu mengubah perilaku tersebut

  (Admanegara, 2011 ).

  Pantang atau tabu ialah suatu larangan untuk mengkonsumsi jenis makanan tertentu karena terdapat ancaman bahaya terhadap barang siapa yang melanggarnya. Dalam ancaman bahaya ini terdapat kesan magis, yaitu adanya kekuatan superpower yang berbau mistik yang akan menghukum orang-orang yang melanggar pantangan tersebut.

  Salah satu masalah masyarakat masih percaya adanya hubungan antara makanan tertentu dengan kesehataan ibu nifas adalah dngan cara memberikan penyuluhan terhadap ibu nifas agar mereka mengerti dan tau pentingnya nutrisi bagi ibu nifas dan bayi serta untuk pertumbuhan bayi melalui ASI yang di berikan ibu nifas (Manuaba, 2010).

  Dampak pada sebagian pasien, mengalami penurunan kadar protein akan mempengaruhi penyembuhan luka.

  Solusi dari penelitian ini upaya yang dapat dilakukan oleh peneliti adalah memberikan penyuluhan terhadap ibu masa nifas bahwa sangat diperlukan nutrisi yang bermutu tinggi dengan cukup kalori, protein, cairan serta vitamin untuk mencegah anemia dan mempercepat penyembuhan luka perineum

  • – Desember 2014 terdapat 103 ibu nifas dan yang mengalami berpantang makanan sebanyak 89 orang, Periode Januari - Desember 2015 terdapat 100 orang ibu nifas orang dan yang mengalami makan berpantang sebanyak 92 orang. Pada Periode Januari – Mei 2016 didapatkan 60 orang ibu nifas dan 47 orang yang masih melakukan pantang makanan di BPM Malaika, J., Amd.keb Desa Rejosari diketahui bahwa ada peningkatan ibu nifas yang menerapkan pantang makanan pada tahun 2016 dengan ini peneliti menyimpulkan adanya masalah pantang makanan yang terjadi di desa rejosari sehingga berdampak pada lama luka penyembuhan perineum

  Menurut data ASEAN pada tahun 2013 bahwa presentasi cakupan ibu nifas tercatat 107.675 atau ( 92, 73 %) ibu nifas, Pada tahun 2014 terdapat ibu nifas yang mengalami ruptur perineum sebanyak 95.985 atau ( 35, 67% ) ibu nifas, serta pada tahun 2015 ibu nifas yang mengalami ruptur perineum sebanyak 77.231 atau (27, 12 %) ibu nifas (DepKes RI, 2015).

  Menurut Data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2015 menyebutkan bahwa terdapat ibu nifas yang mengalami ruptur perineum sebanyak 35.985 atau (15,60 %) ibu nifas, serta pada tahun 2016 ibu nifas yang mengalami ruptur perineum sebanyak 87.231 atau (37, 12 %) ibu nifas ( SDKI, 2015).

  Menurut data Provinsi Kalimatan Selatan, Tahun 2015 di dapat kan ibu yang mengalami ruptur perineum sebanyak 11.321 atau (4, 67 %) orang ibu nifas (Dinkes kalsel, 2015). Menurut data Dinas Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2015, Dinas Kesehatan daerah setempat berhasil mengumpulkan data ibu nifas diantara nya adalah ibu nifas diantaranya ibu nifas fisiologis sebanyak 3000 orang, serta ibu nifas dengan masalah antara lain yaitu ibu nifas yang orang, 445 orang mengalami ruptur perineum, 455 orang mengalami Bendungan ASI, 412 orang ibu nifas mengalami perdarahan, 150 orang mengalami sub involusi uteri, 100 orang ibu nifas yang mengalami pusing, 25 ibu nifas yang mengalamipeningkatan suhu tubuh dan 26 ibu nifas yang mengalami

  mastitis (Dinkes Tanah Bumbu, 2015).

  Dari data Studi Pendahuluan yang dilakukan di BPM Malaika, J., Amd.keb Desa Rejosari Kecamatan Mantewe kabupaten Tanah Bumbu dalam Periode Januari

  Hipotesa penelitian ini adalah diduga ada hubungan antara perilaku pantang makanan dengan penyembuhan luka perineum di BPM Malaika, J., Amd.keb Desa Rejosari Kecamatan Mantewe Kabupaten Tanah Bumbu.

METODE PENELITIAN

  Lokasi penelitian Tempat penelitian dilaksananakan di BPM Malaika, J., Amd.Keb Desa Rejosari Kecamatan Mantewe Kabupaten Tanah Bumbu. Waktu pengambilan data penelitian dari April

  • – Mei 2016 dan proses Penelitian dilakukan pada bulan Juni 2016 serta di seminarkan pada Agustus 2016.
populasi dalampenelitian ini Distribusi Frekuensi lama adalah seluruh ibu nifas yang masih

  penyembuhan luka perineum di BPM

  melakukan pantang makanan dan Malaika., J, Amd.Keb desa Rejosari mengalami ruptur perineum berjumlah Kecamatan Mantewe Kabupaten bulan 60 orang ibu nifas. Juni 2016

  Analisis penelitian terdiri dari uji validitas, reliabilitas dengan menggunakan Alpha Cronbach dan untuk SEDANG : menguji hipotesis digunakan uji kai BAIK : kuadrat (Chi Square). Lambat

  HASIL DAN PEMBAHASAN lambat sedang baik

  Distribusi Frekuensi Perilaku pantang makanan di BPM Malaika., J, Berdasarkan diagram diatasbahwa

  Amd.Keb desa Rejosari Kecamatan hampir setengahnya dari responden Mantewe Kabupaten bulan Juni 2016 mengalami penyembuhan luka dengan kategori lambat dan hampir setengahnya Perilaku dari responden mengalami penyembuhan makanan pantang luka dengan kategori sedang dan hampir 25 (41,7 Tidak = penyembuhan luka dengan kategori baik. % : setengahnya dari responden mengalami

  Perilaku ) Hubungan Antara Perilaku pantang pantang makana makanan dengan lama penyembuhan n: luka perineum di BPM Malaika., J,

  YA = 35 (58,3%) Amd.Keb Desa Rejosari Kecamatan Mantewe Kabupaten Tanah Bumbu bulan Juni 2016.

  Berdasarkan Diagram menunjukan bahwa sebagian besar responden

  Perila Lama penyembuhan Total P

  melakukan perilaku pantang makanan dan

  ku luka perineum Valu

  sebagian kecil responden tidak

  Panta Baik Sedang e melakukan perilaku pantang Makanan. ng Lambat Maka N % N % N % N % nan

  2 3,

  7

  28

  1

  64

  3

  1 Ya 3 ,0 6 ,0 5 0,00

  Tidak

  1

  1

  3

  5

  42

  1

  31

  9

  25

  2 ,9 ,4 ,7

  5

  1 Total

  1

  58

  1

  41

  2

  10

  6

  1 7 ,3 8 ,7

  5 Hasil analisis perilaku pantang makanan di BPM Malaika., J, Amd.Keb Desa Rejosari Kecamatan Mantewe Kabupaten Tanah Bumbudi peroleh bahwa responden yang berperilaku pantang makanan sebagian besar responden lama penyembuhan luka

  perineum dengan kategori lambat, hampir

  setengahanya dari responden lama penyembuhan luka perineum dengan kategori sedang dan sebagian kecil lama penyembuhan luka perineum dengan kategoribaikdan respondentidak berperilaku pantang makanan hampir setengahnya penyembuhan luka perineum dengan kategori baik, hampir setengahnya penyembuhan luka perineum dengan kategori sedang dan sebagian kecil penyembuhan luka perineum dengan kategori lambat.

  PEMBAHASAN

  Perilaku Pantang Makanan Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar responden melakukan perilaku pantang makanandan sebagian kecil responden tidak melakukan perilaku pantang Makanan.

  Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan dan baik disadari maupun tidak. Perilaku merupakan kumpulan berbagai faktor yang saling berinteraksi. Seiring dengan tidak disadari bahwa interaksi itu sangat kompleks sehingga kadang- kadang kita tidak sempat memikirkan penyebab seseorang menerapkan perilaku tertentu. Karena itu amat penting untuk dapat menelaah alasan dibalik perilaku individu, selama ia mampu mengubah perilaku tersebut.

  Masalah gizi yang masih banyak terjadi ternyata bukan saja ekonomi suatu negara tetapi juga dipengaruhi adanya kepercayaan- kepercayaan yang keliru mengenai hubungan antara perilaku pantang makanan dan kesehatan, pantangan- pantangan yang mencegah orang memanfaatkan sebaik-baiknya makanan yang tersedia bagi mereka.Masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku dengan latar belakang budaya berbeda yang sangat mempengaruhi tingkah laku kehidupan masyarakat termasuk perilaku kesehatan. Banyak praktek-praktek budaya yang berpengaruh secara negatif terhadap perilaku kesehatan masyarakat, seperti kepercayaan untuk pantang terhadap suatu makanan tertentu (Suprabowo, 2006).

  Penyembuhan Luka Perineum Analisa menunjukan bahwa hampir setengahnya dari responden mengalami penyembuhan luka dengan kategori lambat dan hampir setengahnya dari responden mengalami penyembuhan luka dengan kategori sedang dan hampir setengahnya dari responden mengalami penyembuhan luka dengan kategori baik.

  Seseorang yang mengalami luka, tubuh akan memberikan reaksi atas terjadinya luka tersebut. Reaksi yang terjadi yaitu melalui fasefase yang disebut sebagai fase penyembuhan luka. Fase penyembuhan luka yaitu : a)

  Fase inflamasi (24 jam pertama – 48 jam) Setelah terjadi trauma, pembuluh darah yang terputus pada luka akan menyebabkan perdarahan dan tubuh akan berusaha menghentikannya dengan vasokonstriksi, pengerutan ujung pembuluh darah yang terputus (retraksi), reaksi hemostasis serta

  (peradangan). Respon peradangan adalah suatu reaksi normal yang merupakan hal penting untuk memastikan penyembuhan luka. Peradangan berfungsi mengisolasi jaringan yang rusak dan mengurangi penyebaran infeksi.

  b) Fase proliferasi (48 jam – 5 hari)

  Fase proliferasi adalah fase penyembuhan luka yang ditandai oleh sintesis kolagen. Sintesis kolagen dimulai dalam 24 jam setelah cidera dan akan mencapai puncaknya pada hari ke lima sampai hari ke tujuhkemudian akan berkurang secara perlahan-lahan. Kolagen disekresi oleh fibroblas sebagai tropokolagen imatur yang mengalami hidroksilasi (tergantung vitamin

  C) untuk menghasilkan polimer yang stabil. Proses fibroplasia yaitu penggantian parenkim yang tidak dapat beregenerasi dengan jaringan ikat. Proses ini dimulai sejak 24 jam setelah cidera. Pada fase proliferasi, serat-serat dibentuk dan dihancurkan kembali untuk penyesuaian diri dengan tegangan pada luka yang cenderung mengerut, sehingga menyebabkan tarikan pada tepi luka. Fibroblast dan sel endotel vaskular mulai berproliferasi dan denganwaktu 3-5 hari terbentuk jaringan granulasi yang merupakan tanda dari penyembuhan. Jaringan granulasi berwarna kemerahan dengan permukaan yang berbenjol halus. Bentuk akhir dari jaringan granulasi adalah suatu parut yang terdiri dari fibroblast berbentuk spindel, kolagen yang tebal, fragmen jaringan elastik, matriks ekstraseluler sertapembuluh darah yang relatif sedikit dan tidak kelihatan aktif (Prabowo, 2007).

  Epitel tepi luka yang terdiri atas sel basal terlepas dari dasarnya dan Tempatnya kemudian diisi oleh sel baru yang terbentuk dari proses mitosis. Proses ini baru berhenti setelah epitel saling menyentuh dan menutup seluruh permukaan luka.

  Dengan tertutupnya permukaan luka, proses Fibroplasia dengan pembentukan jaringan granulasi juga akan berhenti dan mulailah proses pematangan dalam fase penyudahan (maturasi) (Prabowo, 2007).

  c) Fase maturasi (5 hari -21 hari)

  Pada fase ini terjadi proses pematangan yang terdiri atas penyerapan kembali jaringan yang berlebih, pengerutan sesuai dengan gaya gravitasi dan akhirnya perupaan kembali jaringan yang baru terbentuk. Fase ini dinyatakan berakhir jika semua tanda radang sudah hilang dan bisa berlangsung berbulan-bulan. Tubuh berusaha menormalkan kembali semua yang menjadi abnormal karena proses penyembuhan. Odem dan sel radang diserap, sel muda menjadi matang,

  kapiler baru menutup dan diserap

  kembali, kolagen yang berlebih diserap dan sisanya mengerut sesuai dengan regangan yang ada. Selama proses ini dihasilkan jaringan parut yang pucat, tipis, lemas dan mudah digerakkan dari dasar. Terlihat pengerutan yang maksimal pada luka. Pada akhir fase ini, perupaan luka kulit mampu menahan regangan kira-kira 80% kemampuan kulit normal.Hal ini tercapai kira-kira 3-6 bulan setelah penyembuhan (Sjamsuhidajat, 2015). Hubungan Antara perilaku pantang makanan dengan lama penyembuhan luka perineum

  Hasil analisis perilaku pantang makanan di BPM Malaika., J, Amd.Keb Desa Rejosari Kecamatan Mantewe Kabupaten Tanah Bumbu di peroleh bahwa responden tidak berperilaku setengahnya penyembuhan luka

  perineum

  Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian dengan variabel personal hygiene dengan penyembuhan luka perineum.

  perineum dengan kategori sedang dan

  sebagian kecil penyembuhan luka

  perineum degan kategori lambat, dan

  dengan kategori baik, hampir setengahnya penyembuhan luka

DAFTAR PUSTAKA

  KESIMPULAN

  PT.Rineka Cipta: Jakarta. Arikunto, Suharsimi. (2010). prosedur

  (2013). Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2010 . Depkes Provinsi Kalsel: Banjarmasin.

  Depkes Provinsi Kalimantan Selatan.

  Diakses pada tanggal 12 Mei 2016. Pukul 12.00 Wita. Coad. (2007). Patofisiologi Dalam Kebidanan . EGC: Jakarta.

  between abstinence from food with wound healing. http// Pudmed.com.

  Clara, Steven.(2013). The relationship

  abstinence from food suggests healing changed. Internet.http// Pudmed.com. Diakses pada tanggal 12 Mei 2016. Pukul 12.00 Wita.

  Salemba Medika: Jakarta. Chania, Sellia. (2008). The Refusal of

  Anggrainy. (2012). Patofisiologi Dalam Kebidanan . EGC: Jakarta. Bahiyatun. (2008). Patofisiologi Dalam Kebidanan . EGC: Jakarta. Baumali. (2009). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah.

  penelitian . PT.Rineka Cipta: Jakarta.

  Anwar. (2007). Patofisiologi Dalam Kebidanan . EGC: Jakarta. Anderson. (2009). prosedur penelitian.

  Sebagian besar dari responden melakukan perilaku pantang makanan dan sebagian kecil responden tidak melakukan perilaku pantang Makanan di BPM Malaika, J., Amd.Keb Kecamatan Mantewe Kabupaten Tanah Bumbu.

  Makan Berpantang dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Nifas .KTI. Kebidanan. STIKES Bandung: Jawa Barat.

  Anisa, Dilla. (2015). Hubungan Antara

  responden yang berperilaku pantang makanan sebagian besar responden lama penyembuhan luka perineum dengan kategori lambat, hampir setengahanya dari responden lama penyembuhan luka perineum dengan kategori sedang dan sebagagian kecil lama penyembuhan luka perineum dengan kategori baik.

  Admanegara. (2011). prosedur Depkes Republik Indonesia. (2016).

  Hasil analisis data menggunakan uji chi-square diperoleh nilai P value 0,003 <0,05 sehingga Ho ditolak Ha diterima yang berarti ada hubungan sangat erat antara perilaku pantang makanan dengan lama penyembuhan luka perineum.

  J., Amd.Keb kecamatan Mantewe Kabupaten Tanah Bumbu.

  perineum yaitu 0,003 di BPM Malaika,

  Ada hubungan yang sangat erat antara Perilaku Pantang makanan dengan lama penyembuhan luka

  Hampirsetengahnya penyembuh an luka perineum dengan kategori baik, hampir setengahnya penyembuhan luka perineum dengan kategori sedang dan sebagian kecil penyembuhan luka perineum dengan kategori lambat di BPM Malaika, J., Amd.Keb Kecamatan Mantewe Kabupaten Tanah Bumbu.

  penelitian . PT.Rineka Cipta: Jakarta.

  Survey Demografi Kesehatan Indonesia Tahun 2016 . Depkes:

  Bina Pustaka- Sarwono Prawirohardjo: Jakarta. Oktaviyani. (2007). Ilmu Kebidanan.

  Fisiologi, Obstetri Patologi,

  jilid 1 edisi 3. EGC: Jakarta. Notoatmodjo, Soekidjo. (2013). Metode

  Penelitian Kesehatan . Rineka Cipta: Jakarta.

  Nurhikmah. (2009). Buku Ajar: Metedologi Penelitian Kesehatan .

  Nuha Medika: Yogyakarta. Nursalam. (2008). Konsep dan

  Penerapan Metedologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Salemba Medika:

  Jakarta. Paath. (2015).Ilmu Kebidanan. Yayasan

  Yayasan Bina Pustaka- Sarwono Prawirohardjo: Jakarta. Rusjianto. (2009). Patologi pada Kehamilan . EGC: Jakarta. Santika. (2012). Hubungan Antara

  EGC: Jakarta.

  Makan Berantang Dengan Lama Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu Nifas . KTI. Kebidanan. STIKES Mega Tembung: Medan.

  Sukmadinata.(2008). Metode Penelitian Pendidikan: Yayasan Kansius.

  Bandung. Sulastri. (2011). Patologi pada Kehamilan . EGC: Jakarta.

  Sugiyono.(2010).Metodologi Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&B.

  Alfabeta : Bandung. _________.(2012).Metodologi

  Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&B. Alfabeta : Bandung. Suprabowo. (2006). Buku Asuhan

  Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal . Yayasan

  Bina Pustaka- Sarwono Prawirohardjo: Jakarta. Sujiatini. (2010). Asuhan Kebidanan

  Mass. (2014). Sinopsis Obstetri: Obstetri

  Penyakit kandungan, dan Keluarga berencana untuk Pendidikan Bidan.

  Jakarta. Deviana, Intan. (2010). Hubungan

  Festinger. (2014). Asuhan Kebidanan Patologi . Salemba Medika: Jakarta. Foster dan anderson. (2009). Asuhan

  Antara Makan Berpantang dengan Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu Nifas . KTI. Kebidanan. STIKES Bandung: Jawa Barat.

  DinkesTanah Bumbu. (2016). Profil

  Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016

  . Dinkes. Tanah Bumbu : Tanah Bumbu . (2014). Profil Kesehatan Indonesia.

  Depkes: Jakarta. Elvayanie dan Sumarni. (2013). Riset

  Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Salemba Medika: Jakarta.

  Effendy. (2008). Riset Keperawatan dan

  Teknik Penulisan Ilmiah. Salemba Medika: Jakarta.

  Kebidanan Patologi . Salemba

  EGC: Jakarta. Lainkjaer. (2012). Ilmu Kebidanan,

  Medika: Jakarta Hidayat, Achmad Alimul Azis. (2007).

  Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Salemba Medika:

  Jakarta. Justin, Hernistia. (2014). The refusal of abstinence food with wound healing.

  http// Pudmed.com. Diakses pada

  tanggal 12 Mei 2016. Pukul 12.00 Wita. Katz. (2011). Ilmu Kebidanan, Penyakit

  kandungan, dan Keluarga berencana untuk Pendidikan Bidan. EGC:

  Jakarta. Kurt, Lewin. (2010). Ilmu Kebidanan,

  Penyakit kandungan, dan Keluarga berencana untuk Pendidikan Bidan.

  pada Masa Nifas . Salemba Medika: Jakarta. Saleha,Siti. (2009). Asuhan Kebidanan (2015). Buku Ajar Asuhan Kebidanan, . Salemba Medika: edisi ke 4. EGC: Jakarta.

  pada Masa Nifas Jakarta. World Health Organization. (2015).

  Suherni. (2009). Metedologi Penelitian Mediacentre . Diakses pada tanggal 15 Kebidanan D III, DIV, S1 & S2 . Nuha April 2016, dari

  Medika: Yogyakarta. Yuliana, Intan. (2008). Hubungan Syamsuhidayat. (2015). Memahami Antara Makan Berpantang dengan Penelitian Kualitatif . ALFABETA: Penyembuhan Luka Perineum.

  Bandung. KTI.Kebidanan. STIKES kudus: Varney. (2012). Buku Ajar Asuhan Jateng.

  Kebidanan, edisi ke 4. EGC: Jakarta.

  Wiknjosastro, hanifa. (2006). Buku Ajar

  Asuhan Kebidanan, edisi ke 4. EGC: Jakarta.

Dokumen yang terkait

UJI SIFAT FISIKO KIMIA DAN ORGANOLEPTIK MINUMAN SARI BIJI KECIPIR DENGAN PENAMBAHAN ENZIM PAPAIN

0 0 10

PENGARUH ANGKAK DENGAN PENAMBAHAN BEKATUL TERHADAP PENURUNAN PROFIL LIPID TIKUS WISTAR JANTAN HIPERKOLESTEROLEMIA Effect Red Mold Rice Adding Rice Bran on Decrease Lipid Profile Male Wistar Rats Hypercholesterolemic

0 0 10

PENGARUH LAMA FERMENTASI KECAP AMPAS TAHU TERHADAP KUALITAS FISIK, KIMIA DAN ORGANOLEPTIK Effect of Tofu Slurry Sweet Sauce Fermentation on Its Physical, Chemical and Organoleptic Quality

0 0 12

PEMBUATAN BUBUK CABAI RAWIT (KAJIAN KONSENTRASI KALSIUM PROPIONAT DAN LAMA WAKTU PEREBUSAN TERHADAP KUALITAS PRODUK) Manufacturing Cayenne Powder (Study Effect of Calcium Propionate Concentration and Boiling Time on Product Quality)

0 1 10

KARAKTERISTIK KIMIA FISIK MINYAK KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) PASCA NETRALISASI (KAJIAN KONSENTRASI NaOH DAN LAMA WAKTU PROSES) Chemical Physical Characteristics of Peanut Oil (Arachis hypogaea L.) After Neutralization (Study of NaOH Concentration a

0 0 10

PENGARUH PROPORSI MOCAF DENGAN UBI JALAR ORANYE DAN PENAMBAHAN BAKING POWDER TERHADAP SIFAT KERUPUK CEKEREMES Effect Mocaf and Orange Sweet Potato Proportion and Addition Baking Powder on Characteristics Cekeremes Crackers

0 0 10

OPTIMASI PENURUNAN KADAR AIR MADU METODE ADSORPTION DRYING DENGAN RESPONSE SURFACE METHODOLOGY (RSM) Optimation of Honey Water Content Decrease Adsorption Drying Method with Response Surface Methodology (RSM)

0 1 10

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG AKSEPTOR KB DENGAN PEMILIHANALAT KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS PERAWATAN LASUNG KECAMATAN KUSAN HULU KABUPATEN TANAH BUMBU

0 0 9

HUBUNGAN ANTARA INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI UTERUS PADA IBU 2 JAM POST PARTUM DI PUSKESMAS PERAWATAN SIMPANG EMPAT KECAMATAN SIMPANG EMPAT KABUPATEN TANAH BUMBU

0 0 7

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN GOUT PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SITURAJA TAHUN 2014

0 4 10