Psikologi Umum II Pertemuan 14

  TERAPI-TERAPI

Sumber: King, 2008, Ch. 15

  Kerangka Bab 1.

  Terapi-terapi Biologis 2. Psikoterapi 3. Pendekatan Sosio-Kultural dan Isu-isu dalam Treatment

4. Keefektivan Psikoterapi 5.

  Terapi dan Kesehatan dan Kesejahteraan

1. Terapi-terapi Biologis

   Terapi Obat

   Obat-obat Antianxiety

   Obat-obat Antidepressant

   Obat-obat Antipsikotik

  

Electroconvulsive Therapy (ECT)

   Psychosurgery

  2. Psikoterapi Terapi-terapi Psikodinamik

  Psikoanalisis Freud Terapi-terapi Psikodinamik Kontemporer

  Terapi-terapi Humanistik

  Client-Centered Therapy Gestalt Therapy

  Behavior Therapies (Terapi-terapi Perilaku)

  Teknik-teknik Klasikal Kondisioning Systematic Desensitization Aversive Conditioning

  Pendekatan-pendekatan Operant Conditioning

  Terapi-terapi Kognitif

  Rational-Emotive Behavior Therapy (REBT) Beck’s Cognitive Therapy Cognitive-Behavior Therapy (CBT)

  3. Pendekatan-pendekatan Sosio-Kultural dan Isu-isu dalam Treatment 

  Group Therapy (Terapi Kelompok) 

  Family and Couples Therapy 

  Family Therapy 

  Couples Therapy 

  Self-Help Support Groups 

  Community Mental Health 

  Cultural Perspectives 

  Etnisitas 

  Jender

4. Keefektivan Psikoterapi

   Penelitian terhadap Keefektivan Psikoterapi

   Tema-tema Umum dalam Psikoterapi

   Integrasi-integrasi Terapi

   Pembiayaan dan Menemukan Terapi

  

Profesional-profesional Kesehatan Mental

  5. Terapi-terapi dan Kesehatan dan Kesejahteraan 

  Kaitan antara Terapi dan Kesehatan Fisik dan Psikologis 

  Psikoterapi, Kesejahteraan, dan Pertumbuhan Personal 

  

Peran Klien dalam Kesuksesan Terapetik treatment untuk

1. TERAPI BIOLOGIS

  

mengurangi atau menghilangkan simptom gangguan psikologis dengan mengubah

cara kerja fungsi tubuh individu 

  Terapi Obat 

  

Electroconvulsive Therapy (ECT)

  Psychosurgery

   Terapi Obat

  Obat-obat Antianxiety (transquilizers) Membuat individu lebih tenang, dengan cara membundel bagian reseptor dari neurotransitter anxiety. yang menjadi terlalu aktif saat fatigue, mental

  Cnth: Benzodiazepines, efek samping: addicting, kantuk, hilang koordinasi, slowing.

  Obat-obat Antidepressant Mengatur mood: (1) tricyclics (2-4 minggu), (2) monoamine oxidase, (3) selective serotonin reuptake inhibitor  efek pada neurotransmitter di otak.

  25% orang dengan gangguan depresif mayor tidak berespon terhadap obat antidepresan  kehadiran simptom lain.

  Obat-obat Antipsikotik Mengurangi perilaku agitasi, ketegangan, halusinasi, meningkatkan perilaku sosial, dan menghasilkan pola tidur yang lebih baik. block kerja sistem dopamin di otak, yang terlalu

  Neuroleptics  paling luas digunakan  mem- banyak diproduksi  dalam jangka waktu pendek  tidak menyembuhkan. Efek samping: tardive dyskinesia (involuntary movement).

  Atypical psychotic medications (clozapine and risperidone)  th. 1990  efek samping berbeda. Strategi: kombinasi drug therapy (obat dalam dosis kecil) dan psikoterapi. Electroconvulsive Therapy (ECT) (Shock Therapy)  Terutama bagi depresi berat. 

  

Tujuan: menyebabkan a seizure di otak seperti yang

terjadi secara spontan dalam beberapa bentuk epilepsi.

   Aliran listrik selama 1 detik atau kurang, melalui 2 elektroda di kepala.

   Digunakan selama 60 tahun lebih. 

Efektif untuk treatment depresi  respon yang cepat.

  

Kontroversial: efek samping kehilangan memori dan

kerusakan otak lainnya.

  Psychosurgery  1930-an s.d. 1960-an, 10.000 pasien.

  Pengambilan atau perusakan lapisan otak untuk meningkatkan adjustment individu. Prefrontal lobotomi (dikembangkan oleh Antonio Egas Moniz- Portugis): memasukkan alat ke otak, menyobek serabut-serabut yang menghubungkan lobus frontalis (proses berpikir tingkat tinggi) dan thalamus (penting untuk emosi). Walter Freeman di AS (1950-1960) 3000 lobotomi. Keefektivan dipertanyakan  kerusakan otak permanen. 1950-an drug therapies sebagai alternatif. 1970-an regulasi.

  Saat ini sangat jarang, hanya kasus yang sangat berat.

2. PSIKOTERAPI

  • • Proses yang digunakan oleh profesional kesehatan mental untuk

    membantu individu mengenali, mendefinisikan, dan mengatasi kesulitan psikologis dan interpersonal mereka, dan meningkatkan adjustment. Strategi: berbicara, interpreting, mendengarkan, memberikan reward, modeling, dll. Insight therapy (mendorong insight dan self-awareness) 
  • Terapi-terapi Psikodinamik

  (menekankan pada pentingnya unconscious mind, extensive interpretation oleh terapist, dan peran pengalaman masa kecil pada masalah individu; bertujuan membantu individu mengenali cara

  ) maladaptif dan sumber konflik

   Psikoanalisis Freud Menganalisis pemikiran yang tidak disadari

  Melalui questioning, probing, analysing  menggabungkan potongan-potongan kepribadian dan membantu menyadari bagaimana pengalaman awal mempengaruhi perilaku dewasa; membawa konflik unconscious ke kesadaran untuk membebaskan orang itu dari pengaruh-pengaruhnya.

  Teknik: Free association Catharsis Interpretation Dram analysis  manifest content and latent content  unlock the secret meaning. Analysis of transference Analysis of resistance.

  Terapi-terapi Psikodinamik Kontemporer Erik Erickson (1968) dan Heinz Kohut (1977) fokus: the self pada konteks sosial.

  Peran terapis: mengganti hubungan tidak sehat masa kanak-kanak; empatik dan understanding.

  • Terapi-terapi Humanistik

  (orang didorong untuk memahami diri dan tumbuh secara self-healing capacities; menekankan pada personal; self-fulfillment.) kesadaran, masa kini, dan

   Client-Centered Therapy Dikembangkan oleh Carl Rogers (1961, 1980)

  Terapist menyediakan atmosfir yang hangat dan suportif untuk meningkatkan konsep diri klien dan mendorong klien mencapai insight terhadap masalah. Lebih menekankan pada refleksi diri klien.

  Membantu mengidentifikasi dan memahami perasaan yang sesungguhnya.

  Cara: active listening dan reflective speech: terapis mirrors perasaan klien.

  3 elemen untuk tumbuh: unconditional positive regard, empati, genuineness/authenticity.

  • Terapi-terapi Humanistik

  (orang didorong untuk memahami diri dan tumbuh secara self-healing capacities; menekankan pada personal; self-fulfillment.) kesadaran, masa kini, dan

  G estalt Therapy: Dikembangkan oleh Fritz Perls (1893-1970).

  Terapis menantang klien untuk membantu mereka menyadari perasaan dan menghadapi masalah. Dasar: psikoanalisis.

  Mendorong klien kepada keputusan apakah mereka akan terus membiarkan masa lalu mengontrol masa depan, atau memilih apa yang mereka inginkan di masa depan; memberikan interpretasi dan feedback.

  Teknik membantu klien terbuka terhadap perasaannya (e.g. to act out her hostile feelings by yelling)-mengelola perasaan daripada diperbudak perasaan, mengembangkan kesadaran diri, dan melakukan kontrol yang aktif terhadap kehidupan mereka:

  Mendorong kongruensi antara perilaku verbal dan non verbal menggunakan role playing. Terapis meng-konfront klien secara terbuka. Terapis dapat membesar-besarkan karakteristik klien.

  

Keduanya: mendorong klien untuk bertanggungjawab terhadap perasaan

dan tindakannya, menjadi diri sendiri, memahami diri, mengembangkan

rasa bebas, dan melihat pada apa yang sedang lakukan dengan hidupnya.

  Behavior Therapies (Terapi-terapi Perilaku) • berorientasi pada tindakan, menggunakan prinsip learning untuk mengurangi atau menghilangkan perilaku maladaptif.

  

  Teknik-teknik Clasical Conditioning Systematic Desensitization dengan situasi-situasi yang menghasilkan anxiety secara meningkat. Metode yang menangani anxiety dengan membuat orang mengasosiasikan relaksasi yang mendalam Flooding. Mengajari individu untuk rileks. Aversive Conditioning Mengasosiasikan dengan yang tidak menyenangkan. Misalnya: rokok, alkohol, dll.

  Pendekatan-pendekatan Operant Conditioning Lakukan analisis terhadap lingkungan untuk menentukan faktor-faktor apa yang perlu dimodifikasi.

  Ubah konsekuensi perilaku untuk memastikan bahwa respon diikuti dengan reinforcement positif. Fokus: behavior modification. Tujuan: menggantikan perilaku unacceptable, maladaptive, dengan acceptable, adaptive. Menggunakan token economy.

  • Terapi-terapi Kognitif

  (menekankan bahwa pikiran individu adalah sumber utama perilaku abnormal dan masalah psikologis dan berupaya mengubah perasaan dan perilaku individu dengan mengubah kognisi)

   Rational-Emotive Behavior Therapy (REBT):

  Albert Ellis: individu mengembangkan gangguan psikologis karena keyakinan-keyakinan mereka, khususnya yang irrational dan self- defeating.

  Individu membangun 3 tuntutan dasar: I absolutely must perform well and win the approval of other people; Other people have to treat me kindly and fairly; My life conditions should not be frustrating but rather should be enjoyable.

  Ketika individu mengkonversi hasratnya menjadi tuntutan, individu itu menciptakan keyakinan yang disfusional,”Because I’m not performing well, as I absolutely must, I’m an inadequate person.” Tujuan: menghilangkan keyakinan yang self-defeating dengan mengkajinya secara rasional  new self-talk.

  • Terapi-terapi Kognitif

  (menekankan bahwa pikiran individu adalah sumber utama perilaku abnormal dan masalah psikologis dan berupaya mengubah perasaan dan perilaku individu dengan mengubah kognisi)

   Beck’s Cognitive Therapy Aaron Beck.

  Asumsi dasar: masalah psikologis diakibatkan pikiran tidak logis mengenai diri mereka, dunia di mana ia tinggal, dan masa depan. Mirip dengan Ellis: tujuan terapi membantu orang mengenali dan membuang pemikiran yang mengalahkan diri ( self-defeating).

  Awal fase: diajarkan menghubungkan pola pikiran dan respon emosi  dibantu mengenali kesalahan logis dalam pemikiran, dan menantang akurasi dari automatic thoughts.

  Pemikiran yang salah mengarahkan pada keyakinan yang keliru: Mempersepsi dunia sebagai membahayakan dan mengabaikan sebaliknya. Overgeneralizing berdasarkan contoh yang terbatas. Membesarkan pentingnya kejadian yang tidak dikehendaki. Terlibat dalam berpikir absolut.

  Terapi Beck berbeda dengan Ellis (yang lebih directive, persuasive, confrontasional). Beck: melibatkan dialog open-ended  sehingga individu dapat merefelksi pada isu eprsonal dan menemukan sendiri miskonsepsinya. Beck juga menganjurkan individu mengumpulkan informasi tetang diri mereka.

  • Terapi-terapi Kognitif

  (menekankan bahwa pikiran individu adalah sumber utama perilaku abnormal dan masalah psikologis dan berupaya mengubah perasaan dan perilaku individu dengan mengubah kognisi)

   Cognitive-Behavior Therapy (CBT)

  Meliputi kombinasi terapi kognitif, dengan penekanan pada pengurangan pemikiran self-defeating, dan terapi perilaku yang menekankan pada perubahan perilaku.

  Aspek penting untuk kesuksesan terapi: self-efficacy (Bandura’s): seseorang dapat menguasai situasi dan menghasilkan hal yang positif. “I’m going to master my problem,” “I can do it,” I’m improving,” “I’m getting better.” Begitu orang memeroleh rasa percaya diri dan terlibat dalam perilaku adaptif, kesuksesan menjadi motivating secara intrinsik.

  Teknik: self-instructional method.

   Cognitive Therapy terbukti cukup efektif mengatasi gangguan psikologis.

   Pelajari gambar 15.10 halaman 585!!!

3. PENDEKATAN SOSIO-KULTURAL &

ISU-ISU DALAM

  TREATMENT 

  Group Therapy (Terapi Kelompok):

  Information, universality, altruism, corrective recapitulation of the family group, development of social skills, interpersonal learning.

  Family and Couples Therapy Family Therapy: validation, reframing, structural change, detriangulation. Couples Therapy Self-Help Support Groups Community Mental Health Cultural Perspectives

  Etnisitas Jender

4. KEEFEKTIVAN PSIKOTERAPI

   Penelitian terhadap Keefektivan Psikoterapi

   Tema-tema Umum dalam Psikoterapi

   Integrasi-integrasi Terapi:

   Kombinasi teknik-teknik dari terapi yang berbeda-beda, berdasarkan penilaian terapis mengenai teknik mana yang menyediakan benefit yang paling besar.

   Pembiayaan dan Menemukan Terapi

   Profesional-profesional Kesehatan Mental

  5. TERAPI-TERAPI & KESEHATAN DAN KESEJAHTERAAN 

  Kaitan antara Terapi dan Kesehatan Fisik dan Psikologis 

  Psikoterapi, Kesejahteraan, dan Pertumbuhan Personal 

  

Peran Klien dalam Kesuksesan Terapetik