MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MEMBATIK DI KELOMPOK A TK AL-HIKMAH II.

(1)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK

MELALUI KEGIATAN MEMBATIK DI KELOMPOK A

TK AL-HIKMAH II

(Penelitian Tindakan Kelas pada Anak Kelompok A TK Al-Hikmah II Kabupaten Bandung Tahun Pelajaran 2014-2015)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru

Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh : Kania Puspitasari

1003505

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2014


(2)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK

MELALUI KEGIATAN MEMBATIK DI KELOMPOK A

TK AL-HIKMAH II

(Penelitian Tindakan Kelas pada Anak Kelompok A TK Al-Hikmah II Kabupaten Bandung Tahun Pelajaran 2014-2015)

Oleh Kania Puspitasari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Kania Puspitasari 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MEMBATIK DI KELOMPOK A TK AL-HIKMAH II

KANIA PUSPITASARI 1003505

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan yang ditemukan mengenai kemampuan motorik halus anak kelompok A TK Al-Hikmah II yang masih rendah. Pembelajaran yang dilakukan untuk menstimulasi kemampuan motorik halus anak belum optimal serta kurang bervariasinya kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Penelitian ini pun bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan kegiatan membatik untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dalam dua Siklus. Setiap siklus dilakukan dua tindakan. Lokasi penelitian ialah TK Al-Hikmah II. Subjek penelitian ialah anak kelompok A yang berjumlah 14 orang. Hasil Penelitian sebelum tindakan secara persentase menunjukan bahwa kemampuan motorik halus anak pada kategori B sebesar 20%, kategori C sebesar 36%, dan kategori K sebesar 44%. Setelah tindakan mengalami peningkatan persentasi yaitu 83% anak tergolong ke dalam kategori B, 15% kategori C dan 2% kategori K. Berdasarkan hasil penelitian, kegiatan membatik yang diterapkan dapat membantu anak dalam kemampuan motorik halusnya. Rekomendasi dari penelitian ini ialah guru dapat mempertimbangkan serta memilih kegiatan membatik sebagai salah satu alternatif strategi pembelajaran khususnya dalam upaya meningkatkan kemampuan motorik halus anak di TK Al-Hikmah II.


(5)

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

FINE MOTOR SKILLS IMPROVE CHILDREN THROUGH BATIK ACTIVITIES IN GROUP A TK AL-HIKMAH II

KANIA PUSPITASARI 1003505

This research was motivated by problems found on the fine motor skills of children in group A kindergarten Al-Hikmah II were still low. Learning was done to stimulate the child's fine motor skills have not been optimal and less varied learning activities were carried out. This study also aims to determine how the application of batik activities to improve children's fine motor skills. This study used classroom action research. Implementation of Classroom Action Research was conducted in two cycles. Each cycle performed two acts. Location of the study was TK Al-Hikmah II. The research subject was a child group numbering 14 people. Research before action showed that the percentage of fine motor skills in children by 20% Category B, Category C by 36%, and category C by 44%. Once the action had increased the percentage was 83% of the children belong to category B, 15% C and 2% category category K. Based on the results of the research, applied batik activities that could help children in their fine motor skills. Recommendations from this study was that teachers could consider and chose batik activities as an alternative learning strategies, especially in an effort to improve fine motor skills in preschool children of Al-Hikmah II.


(6)

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR HAK CIPTA

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN UCAPAN TERIMAKASIH ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GRAFIK ... vii

DAFTAR DIAGRAM ... viii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 5

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MEMBATIK ... 9

A. Hakikat Pendidikan Anak Usia Dini ... 9

1. Konsep Pendidikan pada Anak Usia Dini ... 9

2. Prinsip Pendidikan Anak Usia Dini ... 10


(7)

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Hakikat Karakteristik Anak Usia Dini ... 14

C. Hakikat Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini ... 17

1. Kemampuan Motorik ... 17

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Motorik Anak ... 18

3. Kemampuan Motorik Halus ... 20

4. Tahapan Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini ... 21

5. Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Motorik Halus Anak ... 22

6. Tujuan Pengembangan Kemampuan Motorik Halus Anak ... 23

D. Hakikat Membatik ... 24

1. Membatik ... 24

2. Sejarah Batik ... 25

3. Teknik-Teknik Membatik ... 27

4. Manfaat Membatik ... 33

E. Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik ... 34

F. Penelitian yang Relevan ... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 38

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 38

1. Lokasi Penelitian ... 38

2. Subjek Penelitian ... 39

B. Desain Penelitian ... 40

C. Metode Penelitian ... 43

D. Penjelasan Istilah ... 49

E. Instrumen Penelitian ... 49


(8)

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 57

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 58

A. Hasil Penelitian ... 58

1. Kemampuan Motorik Halus Anak Kelompok A TK AL-Hikmah II Sebelum Diterapkannya Kegiatan Membatik ... 58

2. Penerapan kegiatan Membatik dalam Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Kelompok A TK AL-Hikmah II ... 63 3. Peningkatan kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik pada Kelompok A TK AL-Hikmah II ... 104

B. Pembahasan ... 105

1. Kondisi Awal Kemampuan Motorik Halus Anak pada Kelompok A TK AL-Hikmah II ... 105

2. Pelaksanaan Kegiatan Membatik untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak ... 107

3. Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak TK AL-Hikmah II Setelah Diterapkannya Kegiatan Membatik ... 111

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 114

A. Simpulan ... 114

B. Rekomendasi ... 115

DAFTAR PUSTAKA ... 116


(9)

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Batik Cierbon ... 26

Gambar 2.2 Batik Solo ... 27

Gambar 2.3 Batik Jogja ... 27

Gambar 2.4 Batik Tulis ... 28

Gambar 2.5 Batik Celup Ikat ... 29

Gambar 2.6 Batik Cap ... 29

Gambar 2.7 Batik Lukis ... 30

Gambar 2.8 Membatik Teknik Jumputan ... 31

Gambar 2.9 Membatik Teknik Tulis ... 32

Gambar 2.10 Membatik Teknik Mewarnai ... 33

Gambar 3.1 Desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 41

Gambar 4.1 Suasana Kegiatan Pembelajaran Motorik Halus Anak Sebelum Tindakan ... 60


(10)

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Pendidik dan Tenaga Kependidikan ... 39 Tabel 3.2 Daftar Peserta Didik ... 39 Tabel 3.3 Alur Penelitian Tindakan Kelas ... 41 Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Peningkatan kemampuan Motorik Halus

Anak Melalui Kegiatan Membatik Pengembangan Teori Dini, P. dan Sari, D... 50 Tabel 3.5 Aktivitas Guru pada Saat Pembelajaran ... 52 Tabel 3.6 Aktivitas Anak ... 52 Tabel 3.7 Pedoman Wawancara Kondisi Objektif Kemampuan Motorik

Halus Anak di TK AL-Hikmah II Sebelum Tindakan ... 53 Tabel 3.8 Kondisi Objektif Kemampuan Motorik Halus Anak di TK Al

Hikmah II sesudah Tindakan ... 54 Tabel 3.9 Pedoman Studi Dokumentasi ... 55 Tabel 4.1 Hasil Kemampuan Motorik Halus Anak Sebelum Tindakan

(Observasi) ... 60 Tabel 4.2 Hasil Kemampuan Motorik Halus Anak Sebelum Tindakan ... 61 Tabel 4.3 Hasil Kemampuan Motorik Halus Anak Siklus I ... 79 Tabel 4.4 Skor Penilaian Kemampuan Motorik Halus Anak

Siklus I ... 80 Tabel 4.5 Hasil Kemampuan Motorik Halus Anak Siklus II... 100 Tabel 4.6 Skor Penilaian Kemampuan Motorik Halus Anak


(11)

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.7 Hasil Kemampuan Motorik Halus Anak Siklus I... 108

Tabel 4.8 Hasil Kemampuan Motorik Halus Anak Siklus II ... 110

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Persentase Kemampuan Motorik Halus Anak Sebelum Tindakan ... 62

Grafik 4.2 Kemampuan Motorik Halus Anak Siklus I ... 82

Grafik 4.3 Kemampuan Motorik Halus Anak Siklus II ... 102


(12)

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Persentase Kemampuan Motorik Halus Anak

Sebelum Tindakan ... 62

Diagram 4.2 Kemampuan Motorik Halus Anak Siklus I ... 82

Diagram 4.3 Kemampuan Motorik Halus Anak Siklus II ... 102


(13)

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Anak merupakan anugerah terbesar yang dititipkan oleh Allah SWT. untuk dididik dan dibimbing agar menjadi individu yang beriman serta bertaqwa kepada Allah SWT., berbakti kepada orangtua dan berkembang seluruh aspek perkembangannya. Dalam rangka melangsungkan kehidupannya, anak masih membutuhkan orang disekitarnya untuk dapat membantunya menjadi pribadi yang baik. Dalam UU No. 23 tahun 2002 dikemukakan bahwa : “Anak merupakan individu yang belum berusia 18 tahun termasuk anak yang masih dalam kandungan.”

Dalam rangka mencapai perkembangannya sehingga dapat berkembang sesuai dengan apa yang diharapkan, anak membutuhkan stimulus yang baik dari orang dewasa disekelilingnya terutama orangtua, karena tak dapat dipungkiri bahwa orangtua lah yang banyak menghabiskan waktu bersama anak dan pendidikan pertama yang diperoleh anak adalah pendidikan yang diberikan oleh orangtuanya. Oleh karena itu, jika orangtua tidak tepat memberikan stimulus pada anak maka dikhawatirkan aspek perkembangan anak pun tidak dapat berkembang secara optimal.

Selain orangtua, peran guru pun sangat berpengaruh penting dalam membantu mengembangkan aspek perkembangan anak, karena di Sekolah guru adalah figur pengganti orangtua yang dapat dijadikan model bagi anak serta dapat membantu anak untuk mengembangkan aspek perkembangannya. Dalam upaya membantu anak, guru harus dapat menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan bagi anak serta dapat menstimulasi perkembangan anak.

Dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1ayat 14 dikatakan bahwa


(14)

2

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya untuk pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Berdasarkan hal tersebut nampak jelas bahwa pembelajaran yang diberikan di satuan pendidikan anak usia dini dilakukan dengan mempertimbangkan tugas-tugas pertumbuhan dan perkembangan anak yang mengembangkan berbagai aspek diantaranya aspek sosial emosional, nilai agama moral, bahasa, fisik motorik dan kognitif anak.

Kondisi pembelajaran anak usia dini tak pernah lepas dari bermain, karena pada masa usia dini, dunia anak adalah dunia bermain. Melalui bermain gerakan motorik anak akan senantiasa terlatih dengan baik. Bredekamp mengemukakan bahwa bagi anak usia dini, gerakan-gerakan fisik tidak sekedar penting untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan fisik anak, melainkan dapat berpengaruh positif terhadap pembentukan rasa percaya diri dan bahkan perkembangan kognisi anak (Solehuddin, 2000, hlm. 41).

Perkembangan fisik anak sangat berkaitan erat dengan perkembangan motorik halus anak. Yang mana Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak dan spinal cord (Endah dalam Hikmayani, 2013, hlm. 2). Adapun Gerak motorik halus adalah gerak yang hanya melibatkan bagian tubuh tertentu, otot-otot kecil dan tidak membutuhkan tenaga yang terlalu besar namun membutuhkan koordinasi yang cermat antara panca indra dengan anggota tubuh yang terlibat. (Mulyani dan Gracinia, 2007, hlm. 2).

Kemampuan motorik halus sangat penting bagi anak karena kemampuan motorik halus yang dimiliki anak akan membantu mereka untuk memenuhi kebutuhan dirinya secara mandiri dikemudian hari, seperti : makan, minum, memakai pakaian, menggunakan sepatu dan sebagainya. Hasil penelitian Mayke (2007) mengemukakan bahwa motorik halus penting karena ini nantinya akan dibutuhkan anak dari segi akademis. Kegiatan


(15)

3

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

akademis tersebut seperti menulis, menggunting, menjiplak, mewarnai, melipat, menarik garis dan menggambar. Hal ini sejalan dengan pendapat Hurlock (1978) yang mengemukakan bahwa penguasaan motorik halus penting bagi anak, karena seiring makin banyak keterampilan motorik yang dimiliki semakin baik pula penyesuaian sosial yang dapat dilakukan anak serta semakin baik prestasi di sekolah. (Hikmayani, 2013, hlm. 2)

Berdasarkan hasil penelitian tersebut terlihat bahwa kemampuan motorik halus yang dimiliki anak tidak hanya akan membantu anak dalam kegiatan akademisnya saja seperti menggambar, mewarnai dan sebagainya, akan tetapi akan membantu anak pula dalam keterampilan sosial serta aspek perkembangan yang lainnya.

Untuk menguasai kemampuan motorik halusnya, maka anak harus mampu mengkoordinasikan gerakan mata dengan tangan, lengan dan tubuh secara bersamaan. Indikator-indikator dari kemampuan motorik halus anak yaitu kelenturan, kecermatan koordinasi mata dengan gerakan tangan dan kekuatan pergelangan tangan (Sumarno dalam Mulyana, 2012, hlm. 4). Seiring dengan hal tersebut maka guru harus dapat memberikan kegiatan yang dapat membantu anak mengembangkan kemampuan motorik halusnya secara optimal serta senantiasa memberikan kesempatan dan pengalaman langsung kepada anak sehingga anak betul-betul terlibat dalam kegiatan yang sudah disiapkan oleh guru dan anak menjadi pusat dari pembelajaran.

Perkembangan motorik halus setiap anak tentunya berbeda. Hal ini menyebabkan tidak semua anak memiliki kematangan pada tahap yang sama (Hildayani dalam Melinda, 2013, hlm. 2). Selain itu, keterlambatan yang dialami anak dalam perkembangan kemampuan motorik halusnya dapat mempengaruhi kemandirian anak. Dimana anak masih membutuhkan bantuan atau dengan kata lain belum dapat melakukan kegiatan yang seharusnya dapat dilakukan oleh anak seusianya seperti halnya memakai baju sendiri, memakai kaos kaki sendiri, menggambar, menggunting kertas dan kegiatan lainnya.


(16)

4

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Holts (2009) pun mengemukakan bahwa kemampuan motorik anak dikatakan terlambat, bila diusianya yang seharusnya ia sudah dapat mengembangkan keterampilan baru, tetapi ia tidak menunjukkan kemajuan. Terlebih jika sampai memasuki usia sekolah sekitar 6 tahun, anak belum dapat menggunakan alat tulis dengan baik dan benar. Anak-anak yang mengalami keterlambatan dalam perkembangan motorik halus mengalami kesulitan untuk mengoordinasikan gerakan tangan dan jari-jemarinya secara fleksibel (Ngadi, 2010, hlm. 3).

Dalam Permendiknas No. 58 tahun 2009, dikemukakan bahwa pada rentang usia 4-5 tahun seharusnya anak sudah dapat melakukan kegiatan yang berkaitan dengan motorik halus, antara lain :

Membuat garis vertikal, horizontal, lengkung, menjiplak bentuk, melakukan kegiatan yang berkaitan dengan koordinasi mata dan tangan untuk melakukan gerakan rumit, melakukan gerakan manipulatif untuk menghasilkan suatu bentuk dengan menggunakan berbagai media dan mengekspresikan diri dengan berkarya seni menggunakan berbagai media.

Akan tetapi, berdasarkan observasi yang telah peneliti lakukan, peneliti menemukan suatu permasalahan yang terdapat pada anak kelompok A TK Al-Hikmah II, yang mana beberapa anak mengalami keterlambatan dalam kemampuan motorik halusnya. Hal ini terlihat pada saat anak melakukan kegiatan, nampak masih kurang mampunya anak dalam menjiplak bentuk, yang mana pada saat kegiatan menjiplak bentuk, anak belum dapat menggerakan lengan kanannya dengan lentur mengikuti bentuk yang telah disediakan. Selain kesulitan dalam menjiplak bentuk, terdapat sebagian anak yang masih kesulitan untuk mewarnai gambar sesuai dengan pola. Hal ini terjadi karena masih rendahnya kemampuan anak untuk mengontrol gerakan jari jemarinya sehingga pada saat melakukan kegiatan, terkesan gerakan anak masih ragu- ragu dan canggung.

Kurangnya kemampuan motorik halus anak tersebut jika dibiarkan dikhawatirkan dapat membuat anak kesulitan untuk dapat mengendalikan


(17)

5

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

gerakan tangannya. Selain itu, permasalahan mengenai kemampuan motorik halus anak pun dapat pula berdampak pada aspek perkembangan lain, misalnya anak akan menarik diri dalam bersosialisasi dikarenakan ia merasa bahwa ia tak mampu untuk melakukan kegiatan yang dapat dilakukan oleh teman-temannya dan anak merasa takut untuk melakukan kegiatan yang berkaitan dengan kemampuan motorik halus seperti menggambar atau menggunting.

Dalam upaya untuk mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan kemampuan motorik halus anak ini, terdapat berbagai macam kegiatan pembelajaran yang dapat digunakan, salah satunya yaitu melalui kegiatan seni. Seni merupakan ciptaan yang berbentuk keindahan (Qiszal, 2007, hlm. 53). Melalui kegiatan seni ini diharapkan dapat membantu anak untuk terampil dalam menuangkan imajinasinya sehingga berdampak pula pada perkembangan motorik halusnya. Terdapat berbagai macam kegiatan yang berkaitan dengan seni, salah satunya yaitu membatik. Membatik merupakan kegiatan menggambari kain dengan menggunakan tahapan-tahapan (Nurhadiat, 2004, hlm. 45).

Pemecahan masalah anak melalui kegiatan membatik ini disebabkan karena pada dasarnya anak menyukai kegiatan yang berkaitan dengan warna dan cat sehingga kegiatan tersebut dapat membantu dan memotivasi anak untuk dapat meningkatkan kemampuan motorik halusnya. Disamping itu, aktivitas membatik yang dilakukan anak dapat membantu anak untuk mengembangkan kemampuan emosionalnya, karena dalam kegiatan membatik dibutuhkan ketekunan, kesabaran serta optimisme anak untuk menghasilkan karya seni serta kegiatan membatik yang dilakukan pun dapat dijadikan sebagai ajang pelestarian budaya kepada anak sehingga sejak dini anak sudah mengetahui dan turut serta dalam melestarikan budaya membatik. Bertolak dari latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk menerapkan kegiatan membatik dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak di Kelompok A TK Al-Hikmah II Desa Panyirapan Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung yang bekerja sama dengan pendidik di TK


(18)

6

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tersebut untuk melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul

“Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II.”

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Dalam proses penelitian diperlukan suatu proses identifikasi masalah terhadap faktor-faktor yang dapat mempengaruhi permasalahan yang sedang diteliti sehingga dapat lebih mudah dan jelas. Identifikasi masalah tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor :

1. Kurangnya pengaruh lingkungan yang membantu anak untuk dapat mengembangkan kemampuan motorik halusnya.

2. Kurang bervariasinya media atau teknik pembelajaran yang digunakan sehingga menyebabkan anak kurang berminat untuk melakukan kegiatan pembelajaran.

3. Proses pembelajaran masih kaku dan kurang menarik bagi anak untuk mengembangkan kemampuan motorik halusnya.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Rumusan masalah dalam penelitian ini dituangkan ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana kemampuan motorik halus anak kelompok A di Taman Kanak-Kanak Al-Hikmah II Kec. Soreang Kab. Bandung Tahun Pelajaran 2014-2015 sebelum dilakukan kegiatan membatik?

2. Bagaimana proses kegiatan membatik yang dilakukan dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak kelompok A di Taman Kanak-Kanak Al-Hikmah II Kec. Soreang Kab. Bandung Tahun Pelajaran 2014-2015?

3. Bagaimana peningkatan kemampuan motorik halus anak kelompok A di Taman Kanak-Kanak Al-Hikmah II Kec. Soreang Kab. Bandung Tahun Pelajaran 2014-2015 setelah dilakukan kegiatan membatik?


(19)

7

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tujuan dari penelitian ini, antara lain :

1. Untuk mengetahui kemampuan motorik halus anak kelompok A di Taman Kanak-Kanak Al-Hikmah II Kec. Soreang Kab. Bandung Tahun Pelajaran 2014-2015 sebelum dilakukan kegiatan membatik.

2. Untuk mengetahui proses kegiatan membatik yang dilakukan dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak kelompok A di Taman Kanak-Kanak Al-Hikmah II Kec. Soreang Kab. Bandung Tahun Pelajaran 2014-2015.

3. Untuk mengetahui kemampuan motorik halus anak kelompok A di Taman Kanak-Kanak Al-Hikmah II Kec. Soreang Kab. Bandung Tahun Pelajaran 2014-2015 setelah dilakukan kegiatan membatik.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan dalam mengembangkan kemampuan motorik halus anak khususnya melalui kegiatan membatik.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Anak

Membantu anak untuk dapat mengembangkan kemampuan motorik halusnya serta dapat memberikan pengalaman langsung kepada anak mengenai kegiatan membatik.

b. Bagi Guru

Lebih mengoptimalkan guru dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran yang dapat menstimulasi kemampuan motorik halus anak serta menambah referensi bahwa kegiatan membatik dapat digunakan untuk membantu anak mengembangkan kemampuan motorik halusnya.


(20)

8

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Membantu dalam memberikan informasi yang rinci kepada lembaga taman kanak-kanak mengenai upaya meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan membatik.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Untuk memudahkan penulisan skripsi, dibawah ini adaah gambaran umum dari bab ke bab isi dari penulisan skripsi ini :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab I ini mengemukakan tentang : Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian dan Struktur Organisasi Skirpsi

BAB II KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MEMBATIK

Pada bab ini menguraikan tentang teori-teori dari konsep tentang masalah yang sedang diteliti

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini mengemukakan tentang : Lokasi dan Subjek Penelitian, Desain Penelitian, Metode Penelitian, Penjelasan Istilah, Instrumen Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Pengolahan dan Analisis Data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini mengmukakan tentang : Pengolahan dan Analisis Data, Pembahasan Data dan Analisis Temuan.

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada bab ini mengemukakan tentang : Simpulan yang akan diambil dan Saran atau Rekomendasi yang diberikan.


(21)

9

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II


(22)

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi yang digunakan sebagai tempat penelitian ini adalah TK Al-Hikmah II Gang Natawirya RT 02 RW 04 Desa Panyirapan Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung. Secara garis besar profil singkat mengenai TK Al-Hikmah II antara lain sebagai berikut :

a. Sejarah singkat TK Al-Hikmah II

Tk Al-Hikmah II ini didirikan pada tanggal 16 Juli tahun 2007 atas usulan dari masyarakat sekitar karena di lokasi tersebut belum tersedinya arena bermain untuk anak khususnya untuk anak usia dini yang dapat dijangkau oleh masyarakat. Disamping itu, masyarakat pun mengusulkan untuk didirikannya lembaga satuan PAUD yang berbasis Islam, sehingga sejak dini anak sudah mengenal dan memiliki pemahaman mengenai agama yang dianutnya (Islam). Meliha begitu antusiasnya masyarakat akan pendirikan TK di lokasi tersebut, maka TK Al-Hikmah II pun didirikan oleh yayasan dan yang menjadi Kepala Sekolah pertama TK Al-Hikmah II yaitu Ibu Amilah, S.Pd. Suasana di TK Al-Hikmah II ini cukup nyaman, kondusif dan tenang karena terletak di dekat pewasahan. Disamping itu, fasilitas yang terdapat di TK AL-Hikmah II pun sudah cukup memadai.

b. Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran di TK AL-Hikmah II lebih banyak menggunakan model pembelajaran klasikal, akan tetapi pada tahun ajaran 2014-2015, TK ini mulai menerapkan model pembelajaran kelompok. Selain itu, TK AL-Hikmah II cenderung menekankan


(23)

39

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pada bidang pengembangan persiapan ke jenjang pendidikan sekolah dasar seperti kegiatan membaca.

c. Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang ada di TK AL-Hikmah II, antara lain :

Tabel 3.1

Daftar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

No. Nama Pendidikan Jabatan

1. Amilah, S.Pd S1 Kepala Sekolah

2. Mila Kusmirah, S.Pd., AUD S1 Guru

3. Siti Atikah, S.PdI S1 Guru

Sumber : Arsip TK AL-Hikmah II

2. Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian ini yaitu peserta didik kelompok A TK Al-Hikmah II pada semester I tahun ajaran 2014-2015 dengan jumlah peserta didik sebanyak 14 orang yang terdiri dari 4 laki-laki dan 10 perempuan. Adapun daftar peserta didik yang menjadi subjek dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut :

Tabel 3.2

Daftar Peserta Didik kelompok A TK Al-Hikmah II

No. Nama Jenis Kelamin

1. Alyandra Fardan F. Laki-laki

2. Aulia Ananda Dwitami Perempuan

3. Kaysan Alby Hibban Laki-laki

4. Kenzie Musyafa Al-Khairi Laki-laki

5. M. Fahad Fakhrizi Laki-laki

6. Mutia Faqihatul Jannah Perempuan


(24)

40

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

.8. Nazmi Perempuan

9. Nazwa Alisa Fahira Perempuan

10. Salma Apipah Perempuan

11. Salza Nurazqia Putry Perempuan

12. Sendyta Aprilia Azzahra Perempuan

13. Nhahnaz Nasya Siti A. Perempuan

14. Zahra Al-Faila Perempuan

Sumber : Arsip TK AL-Hikmah II

B. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan mengadaptasi model John Elliot. Adapun jenis dari penelitian ini menggunakan PTK Partisipan yang mana dalam penelitian ini peneliti terlibat secara langsung dalam proses penelitian sejak awal sampai penelitian tersebut berakhir atau dengan kata lain peneliti tidak hanya mengamati aktivitas anak dalam proses pembelajaran akan tetapi peneliti terlibat langsung dalam proses pembelajaranyang dilakukan (Iskandar, 2009, hlm. 27).

Desain penelitian yang diadaptasi dari model John Elliot ini memiliki ciri tertentu yaitu dalam setiap siklus terdiri dari beberapa tindakan atau tahapan tindakan yang terperinci. Setiap aksi (tindakan) memungkinkan terdiri dari beberapa langkah yang terealisasi dalam bentuk kegiatan belajar mengajar (Ngadi, 2010, hlm.59).

Siklus dilaksanakan secara berkesinambungan sehingga membantu peneliti untuk mendapatkan solusi dalam memecahkan masalah yang muncul secara optimal. Hal ini pun dapat membantu proses pembelajaran ke arah yang lebih baik. Penelitian ini akan dilakukan dalam dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari beberapa tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Hasil dari refleksi pada siklus I akan digunakan sebagai pertimbangan dalam membuat perencanaan bagi siklus selanjutnya,


(25)

41

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

jika ternyata tindakan yang dilakukan belum berhasil, maka akan diperbaiki pada siklus selanjutnya sehingga dapat mencapai hasil yang diharapkan.

Adapun Skema Model John Elliot dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

dst. dst.

atau

Gambar 3.1

Riset Aksi Model John Elliot (Sanjaya, 2009, hlm. 53)

Adapun desain pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas yang akan dilakukan sesuai skema diatas, dapat dijelaskan pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.3

Alur Penelitian Tindakan Kelas

Perencanaan Kegiatan:

Pengembangan Gagasan Umum

Eksplorasi

Rencana

Tindakan 2 dst Revisi Rencana

Tindakan 2 dst

Gagasan Umum

Eksplorasi

Rencana

Tindakan 1

Monitor dan Eksplorasi


(26)

42

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

S

I

K

L

U

S

I

1. Menentukan dan menyiapkan tema 2. Membuat rencana pembelajaran

3. Menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan seperti pensil, penghapus, bahan pembuatan batik cap sederhana (kain, canting cap, dll)

4. Membuat lembar pengamatan

Pelaksanaan

1. Guru menjelaskan kepada anak mengenai kegiatan yang akan dilakukan

2. Guru memberikan kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan membatik

3. Guru menjelaskan kepada anak langkah-langkah membuat batik cap sederhana dan memberikan contoh kepada anak mengenai cara membuat batik cap sederhana

4. Guru membimbing dan memperhatikan anak pada saat kegiatan membuat batik cap

Pengamatan

Dilakukan melalui kegiatan mengamati : 1. Kegiatan membuat batik cap sedehana

dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak

2. Pengamatan ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai proses dan hasil dari pelaksanaan kegiatan kemampuan motorik halus anak

Refleksi

Data yang telah diperoleh pada tahap pengamatan selanjutnya dianalisis. Hasil yang diperoleh dapat disimpulkan menjadi hasil ketercapaian terhadap anak. Apabila belum tercapai maka dilakukan perbaikan di siklus


(27)

43

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berikutnya

S

I

K

L

U

S

II

Perencanaan

Kegiatan:

1. Apresiasi untuk perbaikan bahan ajar yang telah diajukan pada siklus I

2. Memperbaiki kekurangan dan kesalahan yang terjadi pada siklus I

3. Menyiapkan kembali bahan membuat batik cap sederhana

Pelaksanaan

1. Guru memberikan kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan membatik

2. Anak melakukan kegiatan membatik secara individu tetapi tetap dalam pengawasan guru

3. Guru memberikan motivasi kepada anak untuk dapat melakukan kegiatan membatik (cap sederhana) dengan tepat

Pengamatan

Setelah diperoleh data mengenai proses dan hasil dari pelaksanaan kegiatan membatik untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak, maka data tersebut dianalisa untuk mengetahui kelemahan yang mungkin ada pada saat pelaksanaan

Refleksi

Data yang telah diperoleh pada tahap observasi dianalisis. Hasil yang diperoleh dapat disimpulkan menjadi hasil kemampuan motorik halus anak selama 2 siklus

Sumber : Arikunto (Kunandar, 2008, hlm. 96)


(28)

44

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini dilakukan atas dasar permasalahan yang muncul pada kelompok A TK AL-Hikmah II mengenai kemampuan motorik halus anak tahun ajaran 2014-2015. Pelaksanaan penelitian ini bertujuan membantu anak untuk dapat meningkatkan kemampuan motorik halusnya. Dalam rangka mencapai tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, peneliti bekerja sama dengan guru di TK tersebut untuk merencanakan dan memilih tindakan dalam mengembangkan kemampuan motorik halus anak secara berkesinambungan sehingga perkembangan kemampuan anak pun dapat berkembang ke arah yang lebih baik lagi.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Penelitian Tindakan Kelas.Adapun yang dimaksud dengan Penelitian Tindakan kelas menurut Kunandar (2008, hlm.46) yaitu

Sebuah Kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh para pelaku pendidikan dalam suatu situasi kependidikan untuk memperbaiki rasionalitas dan keadilan tentang (1) praktik-praktik kependidikan mereka, (2) pemahaman mereka tentang praktik-praktik tersebut, dan (c) situasi dimana praktik-praktik tersebut dilaksanakan.

Adapun karaktersitik dari penelitian kelas yaitu :

1. Penelitian didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional

2. Adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya

3. Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi

4. Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik instruksional

5. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus (Aqid dalam Intania, 2014, hlm.54 )

Disamping itu, Sanjaya (2009, hlm. 33) menuturkan bahwa karakterisitk penelitian tindakan kelas yaitu :


(29)

45

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Masalah yang dikaji dalam PTK adalah masalah yang bersifat praktis, yang mana PTK berangkat dari keresahan yang dialami guru dalam pengelolaan proses pembelajaran.

3. Fokus utama penelitian adalah proses pembelajaran. PTK dilaksanakan untuk memperbaiki proses pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal.

Sebuah penelitian kelas tidak akan terlepas dari prosedur penelitian yang digunakan sebagai dasar tindakan penelitian. Adapun prosedur penelitian kelas menurut Muslihuddin (Fatmawati, 2013, hlm. 42), antara lain:

Penelitian tindakan kelas secara berurutan dimulai dengan perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Kemudian dilanjutkan dengan tahap kedua yang diawali dengan revisi rencana, tindakan, observasi,refleksi. Tahapan terus berulang sampai intervensi yang dilakukan dianggap berhasil atau menunjukan terjadinya perubahan perilaku.

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa karakteristik penelitian tindakan kelas (PTK) adalah berangkat dari masalah yang sedang dihadapi oleh guru untuk dapat dikaji sehingga dapat membantu guru untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

Terdapat beberapa manfaat PTK bagi guru, adapun manfaat tersebut antara lain :

1. Membantu guru memperbaiki mutu pembelajaran 2. Meningkatkan profesionalitas guru

3. Meningkatkan rasa percaya diri guru

4. Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya. (Kusumah, W. dan Dedi, 2009, hlm.14)

Penelitian ini berangkat dari permasalahan yang muncul di Kelompok A TK Al-Hikmah II. Dengan melaksanaan tahapan-tahapan penelitian tindakan kelas ini, diharapkan guru dapat menemukan titik terang dalam


(30)

46

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memecahkan permasalahan yang timbul di TK tersebut dengan menerapkan teori dan teknik pembelajaran yang relevan.

Prosedur penelitian bertujuan untuk mencapai hasil dan proses yang terstruktur dengan baik. Tahapan-tahapan yang harus dicapai guna pencapaian hasil dan kegiatan proses tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Identifikasi Masalah

Pada tahap ini, peneliti berusaha mengidentifikasi permasalahan yang ada. Teknik yang digunakan adalah observasi langsung ke TK AL-Hikmah II yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian. Adapun aspek perkembangan yang akan diamati yaitu kemampuan motorik halus anak kelompok A serta proses pembelajarannya, kemudian dicatat ke dalam catatan secara apa adanya.

Berdasarkan hasil observasi yang telah peneliti lakukan, ditemukan permasalahan mengenai kemampuan motorik halus anak. Yang mana anak masih sangat membutuhkan stimulus untuk dapat menggerakan jari jemarinya secara lentur. Hal tersebut menyebabkan anak sulit untuk menjiplak bentuk, menebalkan garis serta menggunting kertas.

2. Pengumpulan Data

Langkah kedua adalah pengumpulan data berkenaan dengan masalah yang dihadapi. Data yang diambil adalah bagaimana guru mengajar, bagaimana permasalahan kemampuan motorik halus yang dialami anak, media atau sumber belajar apa yang digunakan, dan kesulitan apa yang dihadapi guru dalam mengembangkan kemampuan motorik halus anak.

3. Analisis dan Interpretasi Data

Data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif dalam arti diuraikan, dibandingkan, disintesiskan, lalu disusun atau diurutkan secara sistematis.


(31)

47

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data kualitatif merupakan metode perolehan data yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data (Istikomah 2013, hlm. 27). Analisis data kualitatif digunakan untuk menentukan peningkatan proses belajar khususnya berbagai tindakan yang dilakukan guru. (Sanjaya. 2009, hlm. 106).

4. Proses Pelaksanaan Tindakan

Proses pelaksanaan tindakan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak kelompok A TK AL-Hikmah II ini dilaksanakan setelah peneliti mengetahui fokus permasalahan. Peneliti dan guru melaksanakan tindakan melalui kegiatan membuat batik cap sederhana. Pelaksanaan tindakan ini berguna untuk membantu meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan membatik yang dilaksanakan dalam beberapa siklus hingga hasil yang diharapkan tercapai.

Masing-masing siklus terdiri dari beberapa tahapan, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi yang kemudian diikuti dengan adanya perencanaan ulang atau revisi terhadap pelaksanaan siklus sebelumnya untuk melanjutkan ke siklus berikutnya. Setiap siklus dikatakan berhasil apabila ada peningkatan dalam kemampuan motorik halus anak.

Berdasarkan gambar alur penelitian tindakan kelas diatas, terdapat empat tahap yang dilalui dalam model penelitian ini. Adapun penjabaran dalam langkah-langkah yang hendak ditempuh dalam melakukan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :

a. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan merupakan tahap awal dalam setiap kegiatan, melalui perencanaan, kegiatan yang hendak dilakukan dapat terarah. Pada tahap ini ada beberapa hal yang peneliti persiapkan, yaitu (a) Menentukan kelas dan waktu penelitian (b) Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan kemampuan motorik halus anak (c) Membuat Rencana Kegiatan Harian (RKH),


(32)

48

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(d) Menyiapkan pedoman observasi untuk mengetahui sejauh mana kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan membatik (batik cap sederhana).

Disamping itu, skenario pembelajaran dilakukan pada setiap siklus. Setiap siklus melalui tahapan sebagai berikut : (1) pengenalan kegiatan membatik cap sederhana (2) Membuat pedoman observasi untuk mencatat kemampuan motorik halus anak (3) Merancang format evaluasi untuk melihat apakah kegiatan membatik menggunakan teknik batik tulis sederhana dapat membantu meningkatkan kemampuan motorik halus anak khususnya anak di kelompok A.

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan merupakan implementasi dari skenario pembelajaran yang telah dibuat. Pada tahap ini, guru memberikan tindakan dengan menggunakan teknik pembelajaran yang telah ditetapkan bersama peneliti pada anak dan mengamati anak pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung yang kemudian diikuti dengan refleksi.

c. Tahap Pengamatan

Pada tahap ini, dilakukan perekaman data menggunakan kamera dan video. Disamping itu, pada tahap ini pun peneliti dan guru bekerjasama untuk mengamati dan mendokumentasikan proses, hasil dan permasalahan yang muncul pada saat anak melakukan kegiatan. Pada tahap pengamatan, peneliti dapat mencatat berbagai kelemahan dan kekuatan yang dilakukan guru dalam melaksanakan tindakan sehingga dapat dijadikan masukan ketika guru melakukan refleksi atau dengan kata lain tujuan dilaksanakanya pengamatan ini adalah untuk mengumpulkan data hasil tindakan agar dapat dievaluasi dan dijadikan landasan dalam melakukan refleksi.


(33)

49

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Refleksi merupakan aktivitas melihat berbagai kekurangan yang dilaksanakan guru selama tindakan. Pada tahap ini, peneliti mencoba melakukan refleksi yang mencakup analisis mengenai kekurangan-kekurangan pada penerapan kegiatan membatik serta keunggulan-keunggulan dari pembelajaran membatik yang harus dipertahankan untuk perencanaan pembelajaran dalam siklus berikutnya.

Pelaksanaan siklus ini dilakukan kembali jika hasil dan proses yang diperoleh belum memuaskan. Siklus ini akan dihentikan setelah berhasil mengatasi permasalahan yang muncul.

D. Penjelasan Istilah

Dibawah ini dijelaskan mengenai variabel-variabel istilah yang terdapat dalam penelitian ini, antara lain :

1. Motorik halus adalah aktivitas motorik yang melibatkan otot-otot kecil atau halus, gerakan lebih menurut koordinasi mata dan tangan serta kemampuan pengendalian gerak yang baik, yang memungkinkan melakukan ketepatan dan kecermatan dalam gerakan-gerakan. Adapun ciri-ciri kemampuan motorik halus anak yang diamati, diantaranya : kemampuan anak untuk membuat garis, menjiplak bentuk serta menebalkan tepian gambar.

2. Membatik adalah kegiatan yang dapat memberikan rangsangan yang cukup kuat pada otak kanan yang juga merupakan gudang kreativitas. Melalui membatik, anak akan dirangsang untuk dapat menyalurkan imajinasi yang ada didalam pikirannya ke dalam sebuah karya seni. Selain itu, kegiatan membatik yang dilakukan dapat membantu anak untuk mengembangkan kemampuan motorik halusnya, karena dalam kegiatan membatik anak dituntut untuk dapat menggerakan tangan dan jari jemarinya dengan lentur ke segala arah. Adapun kegiatan membatik dalam penelitian ini yaitu kegiatan membuat batik cap sederhana dengan menggunakan bahan dan alat yang sederhana pula.


(34)

50

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto, Instrumen penelitian merupakan alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Nuraeni, 2011, hlm. 42).

Tak jauh berbeda dengan pendapat Arikunto, Sanjaya (2009, hlm. 84) mengemukakan bahwa Instrumen penelitian merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian.

Adapun kisi-kisi instrumen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kisi-kisi mengenai kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan membatik. Adapun kisi-kisi instrumen tersebut, antara lain :

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Instrumen Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak melalui Kegiatan Membatik Pengembangan Teori Dini, P. dan Sari, D.

Variabel Sub Variabel Pernyataan

Teknik Pengumpulan Data Sumber Data Kemampuan motorik halus Koordinasi mata dan tangan

1. Anak dapat mewarnai gambar dengan rapi

2. Anak dapat menggunting kertas mengikuti pola garis lurus

3. Anak dapat

mencampurkan warna 4. Anak dapat melakukan

kegiatan mencap

Observasi Anak

Pengendalian Gerak

1. Anak dapat menggambar garis lurus

2. Anak dapat menggambar garis lengkung


(35)

51

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Anak dapat menggambar objek dari bentuk lingkaran

4. Anak dapat meremas kain yang telah dicelupkan Ketepatan dan

kecermatan (Akurasi)

1. Anak dapat mencocokkan benda sesuai dengan pasangannya

2. Anak dapat menebalkan tepian garis pada gambar 3. Anak dapat mencelupkan

kain ke dalam pewarna 4. Anak dapat memakai hasil

karya batiknya dengan cara mengikat dan melipat

Observasi Anak

Sumber : (Dini, P. dan Sari, D. 1996)

Adapun instrumen yang digunakan untuk mengamati proses dan hasil peningkatan kemampuan motorik halus dalam penelitian ini antara lain :

1. Pedoman Observasi

Pedoman observasi digunakan untuk melihat aspek motorik halus dalam proses dan hasil kegiatan membatik yang mencakup aspek kelenturan jari jemari serta koordinasi mata dan tangan pada setiap tahapan dalam 2 siklus yang terdiri dari beberapa item. Melalui pengamatan ini, diharapkan dapat membantu peneliti dalam mengetahui kekurangan-kekurangan pada saat pelaksanaan tindakan. Melalui kegiatan observasi, peneliti dapat melihat langsung penerapan kegiatan membatik untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak.

Tabel 3.5

Aktivitas Guru pada Saat Kegiatan

Nama Guru :


(36)

52

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hari/Tanggal :

No. Pertanyaan Ya Tidak Keterangan

1. Guru menceritakan kepada anak mengenai tema yang akan dibahas

2. Guru menceritakan kegiatan yang akan dilakukan 3. Guru memperlihatkan alat-alat yang akan digunakan

dalam membuat batik cap sederhana

4. Guru menjelaskan satu persatu alat membuat batik cap 5. Guru menjelaskan kepada anak cara-cara dalam

membuat batik cap sederhana

*Lampiran A.6 Tabel 3.6

Aktivitas Anak pada Saat ProsesPembelajaran

Nama observer :

Tempat :

Hari/Tanggal :

No. Indikator Penilaian Anak Keterangan

B C K

1. Anak dapat mewarnai gambar dengan rapi

2. Anak dapat menggunting kertas mengikuti pola garis lurus

3. Anak dapat mencampurkan warna 4. Anak dapat melakukan kegiatan mencap 5. Anak dapat menggambar garis lurus 6. Anak dapat menggambar garis lengkung

7. Anak dapat menggambar objek dari bentuk lingkaran 8. Anak dapat meremas kain yang telah dicelupkan


(37)

53

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pasangannya

10. Anak dapat menebalkan tepian garis pada gambar 11. Anak dapat mencelupkan kain ke dalam pewarna 12. Anak dapat memakai hasil karya batiknya dengan

cara mengikat dan melipat

*Lamiran B.3

Keterangan :

Nilai K : Kurang baik Nilai C : Cukup baik Nilai B : Baik

2. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara merupakan alat berupa pertanyaan yang berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan yang dianggap dapat memberkan penjelasan mengenai pembelajaran motorik halus yang dilakukan di TK Al-Hikmah II. (Ngadi, 2010, hlm. 69). Dalam penelitian ini,yang diwawancarai adalah guru kelas.

Tabel 3.7 Pedoman Wawancara

Kondisi Objektif Kemampuan Motorik Halus Anak di TK Al-Hikmah II Sebelum Tindakan

Nama Guru :

Jabatan :

Hari/Tanggal :

No. Aspek yang ditanya Deksripsi jawaban

1. Bagaimana persepsi Ibu mengenai kemampuan motorik halus anak di kelompok A?


(38)

54

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemampuan motorik halus bagi anak kelompok A ?

3.

Metode apa saja yang digunakan oleh Ibu dalammembantu meningkatkan kemampuan motorik halus anak kelompok A ?

4.

Apakah Ibu pernah menerapkan kegiatan membatik dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak di kelompok A ?

5. Kendala apa saja yang dirasakanIbu dalam melatih kemampuan motorik halus anak kelompok A ?

6.

Upaya apa saja yang dilakukan oleh Ibu untuk meningkatkan kemapuan motorik halus anak kelompok A di TK Al-Hikmah II ?

*Lampiran A.4 Tabel 3.8

Kondisi Objektif Kemampuan Motorik Halus di TK AL-Hikmah II Sesudah Tindakan

Nama Guru :

Jabatan :

Hari/Tangggal :

No. Aspek yang ditanyakan Deskripsi jawaban

1. Apa pendapat Ibu mengenai kegiatan membatik ?

2. Bagaimana perasaan Ibu ketika mengajar dengan menggunakan kegiatan membuat batik cap sederhana di kelompok A ?

3.

Apa saja kesulitan yang dihadapi Ibu dalam menggunakan kegiatanmembuat batik cap sederhaa ketika dan setelah Penelitian Tindakan Kelas dilakukan ?

4.

Bagaimna pelaksanaan evaluasi hasil belajar mengenai kemampuan motorik halus anak kelompok A setelah menggunakan kegiatan membatik ?


(39)

55

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A ketika melaksanakan kegiatan membatik ?

6. Siapa saja yang mengalami peningkatan dalam kemampuan motorik halusnya ?

7.

Apa saran Ibu terhadap kegiatan membatik yang telah diterapkan dalam upaya meningkatkan kemampuan mtorik halus anak kelompok A ?

*Lampiran A.5

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu instrumen pengumpulan data-data yang digunakan dalam penelitian yang berupa foto, gambar dan sebagainya. Dalam hal ini data-data yang berkaitan dengan studi dokumentasi di TK Al-Hikmah II yaitu profil sekolah, profil guru, anak serta Rencana Kegiatan harian (RKH).

Dokumen hasil dari studi dokumentasi tersebut yang dijadikan bahan rujuakan sebagai bagian penunjang dalam penelitian ini (Intania, R., 2014, hlm.62)

Tabel 3.9

Pedoman Studi Dokumentasi

Nama TK :

Hari/Tanggal :

No. Indikator Keterangan

Ada Tidak ada 1. Kurikulum PAUD

2. Kalender Pendidikan

3. Program Kegiatan Tahunan dan Semester

4. Dokumentasi mengenai Program Kegiatan/ Pembelajaran

5. Penataan Lingkungan Main 6. Rencana Kegiatan Harian (RKH) 7. Rencana Kegiatan Mingguan (RKM) 8. Penyediaan Alat Permainan Edukatif


(40)

56

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Air b. Pasir

c. Alat Main untuk membangun (balok) d. Alat main manipulatif (lego, puzzle)

e. Alat dari lingkungan sekitar (daun, ranting, batu, kerang, dsb)

f. Alat bermain peran (peralatan dokter, pedagang, dsb)

9. Buku inventaris

10. Pencatatan dokumen/ pembukuan terhadap penerimaan dan pengeluaran dana

Sumber :StandarAdministrasiPAUD

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi. Berikut ini adalah pemaparan dari setiap teknik pengumpulan data :

1. Observasi

Menurut Rianto (1996, hlm. 77), Observasi adalah teknik pengamatan terhadap objek atau situasi secara terus menerus, baik secara langsung maupun tidak langsung. Melalui observasi yang dilakukan, diharapkan akan diperoleh informasi mengenai gambaran proses kegiatan pembelajaran yang berlangsung.

Sejalan dengan pendapat Rianto, Sanjaya (2009, hlm. 86) mengemukakan bahwa observasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati suatu kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti.

2. Wawancara

Menurut Denzim (Nuraida, 2012, hlm. 61), wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada


(41)

57

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan mengenai hal-hal yang diperlukan. Disamping itu, wawancara diartikan sebagai teknik pengumpulan data dengan menggunakan bahasa lisan baik secara tatap muka ataupun melalui saluran media tertentu (Sanjaya, 2009, hlm. 96)

3. Catatan Harian

Catatan harian merupakan instrumen untuk mencatat segala peristiwa yang terjadi sehubungan dengan tindakan yang dilakukan guru. Catatan harian berguna untuk melihat perkembangan tindakan serta perkembangan siswa dalam melakukan proses pembelajaran (Sanjaya, 2009, hlm. 95)

4. Studi Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu instrumen pengumpulan data-data yang digunakan dalam penelitian yang berupa foto, gambar dan sebagainya. (Intania, R., 2014, hlm.62)

G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik analisis interaktif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (1984). Kunandar (Iswanti, 2012, hlm.51) mengumakakan bahwa analisis interaktif terdiri dari tiga kmponen kegiatan yang saling berkaitan satu sama lain. Adapun tiga komponen tersebut, antara lain :

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses menyeleksi, menentuan fokus, menyederhanakan, meringkas, dan mengubah bentuk data mentah yang ada dalam catatan lapangan. Reduksi data dimulai dengan pembuatan rangkuman dari setiap data dengan tujuan agar mudah dipahami.


(42)

58

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Beberapa macam data PTK yang telah direduksi perlu dideksripsikan dengan tertata rapi berupa narasi dan grafik.

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan tentang peningkatan atau perubahan yang terjadi dilakukan seara bertahap mulai dari kesimpulan sementara yang ditarik pada akhir siklus satu kesimpulan terevisi pad akhir siklus dua.


(43)

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 114

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai kemampuan motorik halus anak di Kelompok A TK AL-Hikmah II, dapat diuraikan kesimpulan sebagai berikut :

1. Kemampuan motorik halus anak Kelompok A TK Al-Hikmh II sebelum diterapkannya kegiatan membatik masih rendah. Hal ini terlihat dari ketidakmampuan sebagian anak dalam mengikuti kegiatan yang berkaitan motorik halus.

2. Pelaksanaan kegiatan membatik dilakukan dalam dua siklus, yang mana setiap siklus terdiri dari dua tindakan. Pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan rencana yang telah dirancang sebelumnya. Kekurangan pada siklus I akan diperbaiki pad siklus II. Dalam pelaksanaan kegiatan, guru senantiasa membimbing dan memberikan arahan kepada anak. Jika anak tidak dapat melakukan kegiatan dengan baik, maka guru membantu serta membimbing anak untuk dapat menyelesaikan tugasnya.

3. Kemampuan motorik halus anak setelah diterapkannya kegiatan membatik mengalami peningkatan yang cukup baik dari sebelum tindakan hingga siklus dua. Kemampuan motorik halus anak yang mengalami peningkatan paling tinggi yaitu pada pengendalian gerak anak dalam kegiatan menggambar garis lurus dan meremas. Persentase expon baik pada tahap observasi dengan nilai 15%, pada siklus I dengan nilai 30% dan siklus II dengan nilai 55%. Kegiatan membatik yang dilakukan dapat membantu anak untuk mengembangkan kemampuan motorik halusnya serta membantu perkembangan sosial emosional anak.

B. Rekomendasi

Dari beberapa kesimpulan di atas, terdapat beberapa rekomendasi yang hendak peneliti uraian, antra lain :


(44)

115

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Bagi Guru

a. Hendanya guru senantiasa menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan bagi anak sehingga anak dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.

b. Hendaknya guru dapat menciptakan kegiatan pembelajaran yang lebih bervariasi sehingga anak lebih tertarik untuk mengikuti pembelajaran.

c. Hendaknya guru senantiasa melibatkan orangtua dalam membantu mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak.

2. Bagi Sekolah

a. Diharapkan Sekolah dapat memberikan kesempatan kepada guru dalam pengembangan profesinya.

b. Diharapkan Sekolah memberikan penyuluhan materi dari para ahli mengenai kegiatan yang dapat membantu anak mengembangkan kemampuan motorik halusnya.

c. Diharapkan Sekolah dapat menyediakan berbagai media pembelajaran yang menunjang kemampuan motorik halus anak. 3. Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat lebih mendalami penelitian ini yakni menganalisis lebih dalam mengenai kemampuan motorik halus anak khususnya melalui kegiatan membatik.


(45)

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

116

DAFTAR PUSTAKA

Ariesta, R. Alat Permainan Edukatif Lingkungan Sekitar. Bandung : PT Sadiarta Sukses.

Ariyanti, F., ddk. (2006). Diary Tumbuh Kembang Anak Usia 0-6 Tahun. Bandung : Read! Publishing House.

Azhari. (2013). Batik Tulis. [Online]. Tersedia : http://tk.azhari.sch.id/?p=336. . (04 Januari 2014)

Azhima, F. (2012). Kajian Studi Deskriptif Motif Batik Singa Payung Karya Katuradi Trusmi Kabupaten Cirebon. FPBS UPI : tidak diterbitkan.

Barcode. ( 2010). Mengenal batik dan cara mudah membuat batik. Jakarta : Tim Sanggar Batik Barcode.

Darman, F. (2007). UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Jakarta : Visimedia.

Dini, P. dan Daeng Sari. (1996). Metode Mengajar di TK. Jakarta : Depdikbud Dirjen Dikti.

Fatmawati, A. (2013). Implementasi Playdough dalam Menstimulasi Kemampuan Motorik Halus.Skripsi pada Jurusan PGPAUD FIP UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Giri, M. (2007). UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta : Transmedia Pustaka.


(46)

117

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hannurofik. (2014). Teori-Teori Perkembangan Motorik Anak Usia Dini. [Online]. tersedia : http://www.scribd.com/doc/33133473/Teori-teori-perkembangan-Motorik-Aud. (04 September 2014)

Hasan, M. (2009). Pendidikan Anak Usia Dini. Jogajakarta : Diva Press.

Hikmayani, A. (2013). Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Kirigami. FIP UPI : tidak diterbitkan.

Intania, R. (2014). Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak melalui Kegiatan Menganyam.Skripsi pada Jurusan PGPAUD FIP UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Iskandar. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Ciputat : Gaung Persada Press. Istikhomah, S. (2013). Peningkatan Kreativitas Anak melalui Kegiatn Membatik

pada Kelompok B TK Ceria Mranggen Kab. Demak. Skripsi pada Jurusan PGPAUD FIP IKIP Semarang : tidak diterbitkan.

Iswanti, T.. (2012). Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Kata Anak Usia Dini Melalui Permainan Scrabble .Skripsi pada Jurusan PGPAUD FIP UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Kunandar. (2008). Langkah Mudah Pnelitian Tindakan kelas. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Kusumah, W. dan Dedi Dwitagama. (2009). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT. Indeks.

Margono, dkk. (2002). Pelajaran Seni Budaya I. Indonesia :Yudhistira.

Master. (2012). Membuat batik dengan teknik mewarnai. [Online]. Tersedia :http://darunnajahkindergarten.com/2012/membatik-di-taman-kanak/.2012. (04 Januari 2014)


(47)

118

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Melinda. (2013). Pengaruh Melukis Menggunakan Teknik Finger Painting terhadap Keterampilan Motorik Halus pada Taman Kanak-Kanak. FIP UPI: tidak diterbitkan.

Mulyana, R. (2012). Penerapan Pembelajaran Origami dengan Teknik Pemberian Simbol untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak. Skripsi pada Jurusan PGPAUDFIP UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Mulyani, Y. Dan Gracinia J. (2007). Kemampuan Fisik, Seni, dan Manajemen Diri. Jakarta : PT. Elex Media Komputer.

Nanik, M. (2012). Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini melalui Permainan Playdough pada Kelompok B di PAUD Al-Hidayah Depo Indah No. 1 Kemijen Semarang Timur. Skirpsi pada Juruan PAUD IKIP PGRI Semarang : tidak diterbitkan.

Ngadi, I. (2010). Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Menggambar Dekoratif. FIP UPI : tidak diterbitkan.

Nuraeni, W. (2011). Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) terhadap Peningkatan Keterampilan Proses Sains pada Anak Taman Kanak-Kanak.Skripsi pada Jurusan PGPAUD FIP UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Nuraida, N. (2012). Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus Melalui Metode Demonstrasi di TK Islam Terpadu At-Taqwa. Skripsi pada Jurusan PGPAUD FIP UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Nurhadiat, D. (2004). Kerajinan Tangan dan Kesenian. Jakarta : Grasindo. Permendiknas No. 58 Tahun 2009.

Ratnasari, E. (2013). Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak melalui Bermain pada Kelompok B RA Al-Ikhsan Mangunsari 02 Gunungpati Semarang tahun Ajaran 2013-2014. Skripsi pada jurusan PGPAUD IKIP Semarang : tidak diterbitkan.


(48)

119

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Qiszal. (2007). Ensiklopedia untuk Anak-Anak Muslim. Bandung : Grasindo. Rianto. (1996). Metodologi Penelitian Pendidikan serta Tinjauan Dasar.

Surabaya: SIC.

Rosmala, D. (2005). Berbagai Masalah Anak TK. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.

Sanjaya,W. (2009). Penelitisn Tindakan Kelas. Jakarta : Kencana.

Sari, E. (2014). Peningkatan Kreativitas Anak dalam Membatik melalui Penerapan Teknik Jumputan di Taman Kanak-Kanak. Skripsi pada Jurusan PGPAUD FIP UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Saleh, A. (2010). 10cara merevolusi otak kanan anak. Yogyakarta : Medpress. Solehuddin, M. (2000). Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. FIP UPI : tidak

diterbitkan.

Sujiono, Y.N. (2011). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : PT. Indeks.

Sumantri. (2005). Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta : Depdinas.

Standar Administrasi PAUD

Syaodih, N. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya dan Program pascasarjana UPI.

Tn. (2012). Membuat Batik Cap. [Online]. Tersedia :

http://tk11.pppkpetra.or.id/index.php/tk-kristen-petra-11-visi-misi.html.2012. (04 Januari 2014)


(49)

120

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Yudha dan Rudiyanto. (2005). Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan Keterampilan Anak TK. Jakarta : Depdiknas Dirjen Pendidikan Tinggi Drektorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.

Yusuf, S. (2006). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Yusuf, S. (2011). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja Cetakan Ke-13. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Yoevestian, W. (2009). Desain Kaus Batik dengan Coreldraw. Jakarta : PT elex Media komputindo.

Wardani. (2012). Batik Jumputan. [Online]. Tersedia :

http://www.tribunnews.com/lifestyle/2012/10/02/ketika-anak-tk-membuat-batik. (04 Januari 2014)

Widyastuti, D dan Widyani R. Panduan perkembangan anak 0-1 tahun. Jakarta :Puspa Swara.

Wiyani, N,A. dan Barnawi. (2012). Format PAUD. Jogjakarta : Ar-Ruz Media. Zaman, S. dan Ubertina, A. (2012). Membuat Anak Rajin Belajar Itu Gampang.


(1)

115

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Bagi Guru

a. Hendanya guru senantiasa menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan bagi anak sehingga anak dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.

b. Hendaknya guru dapat menciptakan kegiatan pembelajaran yang lebih bervariasi sehingga anak lebih tertarik untuk mengikuti pembelajaran.

c. Hendaknya guru senantiasa melibatkan orangtua dalam membantu mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak.

2. Bagi Sekolah

a. Diharapkan Sekolah dapat memberikan kesempatan kepada guru dalam pengembangan profesinya.

b. Diharapkan Sekolah memberikan penyuluhan materi dari para ahli mengenai kegiatan yang dapat membantu anak mengembangkan kemampuan motorik halusnya.

c. Diharapkan Sekolah dapat menyediakan berbagai media pembelajaran yang menunjang kemampuan motorik halus anak. 3. Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat lebih mendalami penelitian ini yakni menganalisis lebih dalam mengenai kemampuan motorik halus anak khususnya melalui kegiatan membatik.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Ariesta, R. Alat Permainan Edukatif Lingkungan Sekitar. Bandung : PT Sadiarta Sukses.

Ariyanti, F., ddk. (2006). Diary Tumbuh Kembang Anak Usia 0-6 Tahun. Bandung : Read! Publishing House.

Azhari. (2013). Batik Tulis. [Online]. Tersedia : http://tk.azhari.sch.id/?p=336. . (04 Januari 2014)

Azhima, F. (2012). Kajian Studi Deskriptif Motif Batik Singa Payung Karya

Katuradi Trusmi Kabupaten Cirebon. FPBS UPI : tidak diterbitkan.

Barcode. ( 2010). Mengenal batik dan cara mudah membuat batik. Jakarta : Tim Sanggar Batik Barcode.

Darman, F. (2007). UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Jakarta : Visimedia.

Dini, P. dan Daeng Sari. (1996). Metode Mengajar di TK. Jakarta : Depdikbud Dirjen Dikti.

Fatmawati, A. (2013). Implementasi Playdough dalam Menstimulasi Kemampuan

Motorik Halus.Skripsi pada Jurusan PGPAUD FIP UPI Bandung : tidak

diterbitkan.

Giri, M. (2007). UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan

UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta : Transmedia


(3)

117

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hannurofik. (2014). Teori-Teori Perkembangan Motorik Anak Usia Dini.

[Online]. tersedia : http://www.scribd.com/doc/33133473/Teori-teori-perkembangan-Motorik-Aud. (04 September 2014)

Hasan, M. (2009). Pendidikan Anak Usia Dini. Jogajakarta : Diva Press.

Hikmayani, A. (2013). Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Melalui

Kegiatan Kirigami. FIP UPI : tidak diterbitkan.

Intania, R. (2014). Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak melalui

Kegiatan Menganyam.Skripsi pada Jurusan PGPAUD FIP UPI Bandung :

tidak diterbitkan.

Iskandar. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Ciputat : Gaung Persada Press. Istikhomah, S. (2013). Peningkatan Kreativitas Anak melalui Kegiatn Membatik

pada Kelompok B TK Ceria Mranggen Kab. Demak. Skripsi pada Jurusan

PGPAUD FIP IKIP Semarang : tidak diterbitkan.

Iswanti, T.. (2012). Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Kata Anak Usia

Dini Melalui Permainan Scrabble .Skripsi pada Jurusan PGPAUD FIP UPI

Bandung : tidak diterbitkan.

Kunandar. (2008). Langkah Mudah Pnelitian Tindakan kelas. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Kusumah, W. dan Dedi Dwitagama. (2009). Mengenal Penelitian Tindakan

Kelas. Jakarta : PT. Indeks.

Margono, dkk. (2002). Pelajaran Seni Budaya I. Indonesia :Yudhistira.

Master. (2012). Membuat batik dengan teknik mewarnai. [Online]. Tersedia :http://darunnajahkindergarten.com/2012/membatik-di-taman-kanak/.2012. (04 Januari 2014)


(4)

Melinda. (2013). Pengaruh Melukis Menggunakan Teknik Finger Painting

terhadap Keterampilan Motorik Halus pada Taman Kanak-Kanak. FIP UPI:

tidak diterbitkan.

Mulyana, R. (2012). Penerapan Pembelajaran Origami dengan Teknik Pemberian Simbol untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak.

Skripsi pada Jurusan PGPAUDFIP UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Mulyani, Y. Dan Gracinia J. (2007). Kemampuan Fisik, Seni, dan Manajemen

Diri. Jakarta : PT. Elex Media Komputer.

Nanik, M. (2012). Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini melalui Permainan Playdough pada Kelompok B di PAUD Al-Hidayah

Depo Indah No. 1 Kemijen Semarang Timur. Skirpsi pada Juruan PAUD

IKIP PGRI Semarang : tidak diterbitkan.

Ngadi, I. (2010). Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Melalui

Kegiatan Menggambar Dekoratif. FIP UPI : tidak diterbitkan.

Nuraeni, W. (2011). Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) terhadap Peningkatan Keterampilan Proses

Sains pada Anak Taman Kanak-Kanak.Skripsi pada Jurusan PGPAUD FIP

UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Nuraida, N. (2012). Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus Melalui Metode

Demonstrasi di TK Islam Terpadu At-Taqwa. Skripsi pada Jurusan

PGPAUD FIP UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Nurhadiat, D. (2004). Kerajinan Tangan dan Kesenian. Jakarta : Grasindo. Permendiknas No. 58 Tahun 2009.

Ratnasari, E. (2013). Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak melalui Bermain pada Kelompok B RA Al-Ikhsan Mangunsari 02


(5)

119

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Qiszal. (2007). Ensiklopedia untuk Anak-Anak Muslim. Bandung : Grasindo. Rianto. (1996). Metodologi Penelitian Pendidikan serta Tinjauan Dasar.

Surabaya: SIC.

Rosmala, D. (2005). Berbagai Masalah Anak TK. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.

Sanjaya,W. (2009). Penelitisn Tindakan Kelas. Jakarta : Kencana.

Sari, E. (2014). Peningkatan Kreativitas Anak dalam Membatik melalui

Penerapan Teknik Jumputan di Taman Kanak-Kanak. Skripsi pada Jurusan

PGPAUD FIP UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Saleh, A. (2010). 10cara merevolusi otak kanan anak. Yogyakarta : Medpress. Solehuddin, M. (2000). Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. FIP UPI : tidak

diterbitkan.

Sujiono, Y.N. (2011). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : PT. Indeks.

Sumantri. (2005). Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta : Depdinas.

Standar Administrasi PAUD

Syaodih, N. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya dan Program pascasarjana UPI.

Tn. (2012). Membuat Batik Cap. [Online]. Tersedia :


(6)

Yudha dan Rudiyanto. (2005). Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan

Keterampilan Anak TK. Jakarta : Depdiknas Dirjen Pendidikan Tinggi

Drektorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.

Yusuf, S. (2006). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Yusuf, S. (2011). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja Cetakan Ke-13.

Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Yoevestian, W. (2009). Desain Kaus Batik dengan Coreldraw. Jakarta : PT elex Media komputindo.

Wardani. (2012). Batik Jumputan. [Online]. Tersedia : http://www.tribunnews.com/lifestyle/2012/10/02/ketika-anak-tk-membuat-batik. (04 Januari 2014)

Widyastuti, D dan Widyani R. Panduan perkembangan anak 0-1 tahun. Jakarta :Puspa Swara.

Wiyani, N,A. dan Barnawi. (2012). Format PAUD. Jogjakarta : Ar-Ruz Media. Zaman, S. dan Ubertina, A. (2012). Membuat Anak Rajin Belajar Itu Gampang.


Dokumen yang terkait

MEMBATIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK B DI BA ASYIYAH WONOSARI Upaya meningkatkan kemampuan motorik halus melalui membatik pada anak kelompok B di BA Aisyiyah Wonosari tahun ajaran 2015/2016.

0 2 14

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI MEMBATIK PADA ANAK KELOMPOK B DI BA AISYIYAH WONOSARI Upaya meningkatkan kemampuan motorik halus melalui membatik pada anak kelompok B di BA Aisyiyah Wonosari tahun ajaran 2015/2016.

0 2 16

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MEMBATIK DENGAN Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Membatik dengan Media Tissu Pada Anak Kelompok B TK Tunas Pertiwi Kedungwaru Kunduran Blora Tahun 2015/2016.

0 4 15

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT PADA KELOMPOK B TK PERTIWI I Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Melipat Pada Kelompok B TK Pertiwi I Donohudan Tahun Ajaran 2014/2015.

0 3 12

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI SENI MEMBATIK KELOMPOK B Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Seni Membatik Kelompok B Di TK Masaran 1 Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen Tahun 2013/2014.

0 1 14

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI SENI MEMBATIK KELOMPOK B Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Seni Membatik Kelompok B Di TK Masaran 1 Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen Tahun 2013/2014.

0 1 13

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI PERMAINAN MENGGUNTING PADA ANAK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI PERMAINAN MENGGUNTING PADA ANAK KELOMPOK A TK AISYIYAH SROYO II TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 2 15

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT PADA ANAK KELOMPOK A DI TK Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Melipat Pada Anak Kelompok A Di Tk Aisyiyah 2 Pandeyan Ngemplak Boyolali Tahun Ajaran 201

0 3 16

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT PADA ANAK KELOMPOK A DI TK Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Melipat Pada Anak Kelompok A Di Tk Aisyiyah 2 Pandeyan Ngemplak Boyolali Tahun Ajaran 201

11 189 18

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik Di Kelompok A TK Al-Hikmah II.

0 16 49