Penerapan Pendekatan Bermain Untuk Meningkatkan Minat Siswa Dalam Pembelajaran Aktivitas Atletik Nomor Lari Jarak Pendek.

(1)

Fakhri Fauzi Nugraha, 2014

SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK NOMOR LARI JARAK PENDEK

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

NOMOR LARI JARAK PENDEK

(Penelitian Tindakan Kelas di SMAN 9 Tangerang Kelas XI)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh:

Fakhri Fauzi Nugraha 0900342

JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Fakhri Fauzi Nugraha, 2014

SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK NOMOR LARI JARAK PENDEK

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Meningkatkan Minat siswa Dalam

Pembelajaran Aktivitas Atletik

Nomor Lari Jarak Pendek

Oleh

Fakhri Fauzi Nugraha

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Fakhri Fauzi Nugraha 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

Fakhri Fauzi Nugraha, 2014

SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK NOMOR LARI JARAK PENDEK

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN FAKHRI FAUZI NUGRAHA

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN MINAT SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK

NOMOR LARI JARAK PENDEK

(Penelitian Tindakan Kelas di SMAN 9 Tangerang Kelas XI) Disetujui dan sahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Dr. Yudy Hendrayana, M.Kes NIP. 196207181988031004

Pembimbing II

Sufyar Mudjianto, M.Pd NIP. 197503222008011005

Mengetahui Ketua Program Studi


(4)

Fakhri Fauzi Nugraha, 2014

SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK NOMOR LARI JARAK PENDEK

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu NIP. 196508171990011001


(5)

Fakhri Fauzi Nugraha, 2014

SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK NOMOR LARI JARAK PENDEK

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Fakhri Fauzi Nugraha Nim. 0900342 Skripsi: Penerapan Pendekatan Bermain Untuk Meningkatkan Minat Siswa Dalam Pembelajaran Aktivitas Atletik Nomor Lari Jarak Pendek. Skripsi ini Dibimbing Oleh Pembimbing I Dr. Yudy Hendrayana, M.Kes dan Pembimbing II Sufyar Mudjianto, M.Pd. Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Universitas Pendidikan Indonesia.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan minat siswa di dalam pembelajaran aktivitas atletik khususnya pada nomor lari jarak pendek. Oleh karena ini masalah penelitian yang akan dipecahkan dengan penggunaan penerapan pendekatan bermain untuk meningkatkan minat siswa. Sesuai dengan latar belakang masalah, peneliti tertarik menerapkan pendekatan bermain bentengan dan hitam-hijau untuk meningkatkan minat siswa. Metode yang peneliti gunakan ialah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan dua siklus. Sampel dalam penelitian ini ialah siswa XI IPA I SMA N 9 Tangerang yang berjumlah 36 siswa, 20 siswa putri dan 16 siswa putra. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan angket, Observasi, dan wawancara dengan berpedoman pada Rosdiana (2012, hlm. 34) yang menyatakan bahwa “pengukuran minat dapat dilakukan dengan jalan, antara lain 1) Observasi, 2) Interview, 3) Kuesioner, 4) inventori. Mengenai alternatif jawaban dalam angket, menggunakan skala Likert dimana pertanyaan diajukan dengan dua kategori yakni pertanyaan positiv dan pertanyaan negativ. Hasih penghitungan angket pada prasiklus yang hanya 87.3 (42.5%), siklus I 133 (64.8%), dan siklus yang ke II 153 (74.6%), sekitar (32.0%) bila dihitung peningkatan yang terjadi mulai dari prasiklus sampai dengan siklus yang kedua. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, diketahui bahwa adanya peningkatan minat siswa dalam pembelajaran aktivitas atletik nomor lari jarak pendek.

Kata kunci : Pendekatan Bermain, Minat Siswa, Aktivitas Atletik Nomor Lari Jarak Pendek


(6)

Fakhri Fauzi Nugraha, 2014

SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK NOMOR LARI JARAK PENDEK

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Fakhri Fauzi Nugraha Nim. 0900342 Skripsi: Playing approach practice to increase student interest in learning athletic sprint number activity. This thesis was supervised by supervision I Dr. Yudy Hendrayana, M.Kes and supervision II Sufyar Mudjianto, M.Pd. Health and Sport Recreational Education Program Study, Indonesia University of Education.

The study aims to increase student intrest of athletic learning especially sprint number. The proposition that arise in this research is solved by playing approach practice. Application of playing approach is used in bentengan and hitam-hijau. This research use classroom action research (PTK) method with 2 cycles. The sample are 36 student of XI science 1, 9 senior high school Tangerang that consist of 20 girls and 16 boys. Instrument that used are questionnaire, observation and interview with guidance from Rosdiana (2012, page. 34) state the “intrest measurement can be done by 1) observation, 2) interview, 3) questionnaire, 4) inventory. The answer of questionnaire is using likert scale with ask positive and negative question. The calculation of questionnaire in pre-cycle is 87,3 (42,5%), first cycle is 133 (64,8%) and second cycle is 153 (74,6%). There’s around 32% enhancement that occurred from pre-cycle until second cycle. Besed on data analisyt found that student interest increase in learning atheletic sprint number aktivity.


(7)

Fakhri Fauzi Nugraha, 2014

SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK NOMOR LARI JARAK PENDEK

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI PERNYATAAN... ABSTRAK……... UCAPAN TERIMAKASIH... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR DIAGRAM... DAFTAR BAGAN……….……… DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I.PENDAHULUAN……….………... A. Latar Belakang Masalah………... B. Identifikasi Masalah………..……….… C. Rumusan Masalah………...……….…... D. Cara Pemecahan Masalah……..………...….... E. Tujuan Penelitian………...………...

F. Batasan Masalah………

G. Manfaat Penelitian………... BAB II. KAJIAN TEORETIS, KERANGKA PEMIKIRANDAN

HIPOTESIS... A. Kajian Teoretis... 1. Hakikat Atletik….……….………... a. Nomor Lari Jarak Pendek……...……….…... b. Pembelajaran Atletik di Dalam Pendidikan Jasmani... 2. Hakikat Pendekatan Bermain………... a. Pengertian Pendekatan Bermain……...………... b. Jenis Permainan………...

i ii iii iv v vi vii viii ix x 1 1 6 7 7 8 8 8 10 10 10 11 25 26 26 28


(8)

Fakhri Fauzi Nugraha, 2014

SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK NOMOR LARI JARAK PENDEK

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Permainan Tradisional……..………... d. Penerapannya di Dalam Pendidikan Jasmani…...………...

3. Hakikat Minat………...

a. Pengertian Minat……..………..……... b. Faktor yang Mempengaruhi Minat……….…...

c. Pengukuran Minat…………...………... 4. Karakteristik Siswa SMA…... 5. Hakikat Penelitian Tindakan Kelas………... B. Kerangka Pemikiran...

C. Hipotesis……….

BAB III. METODELOGI PENELITIAN... A. Tujuan Oprasional Penelitian………...……….…... B. Seting Penelitian………….……….………...

1. Tempat Penelitian……....………...

2. Waktu Penelitian………. 3. Siklus Penelitian Tindakan Kelas……...……… C. Siklus PTK………...………...……... D. Subjek Penelitin………..…………... E. Sumber Data…………...……….……….………...

1. Siswa…....………... 2. Guru……… 3. Teman Sejawat dan kolabolator…...……….

F. Teknik dan Alat Pengumpulan Data………...

1. Teknik………. a. Observasi….………... b. Wawancara………. 2. Alat Pengumpulan Data……….. 3. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen………

G. Analisis Data………... 30 33 35 35 38 40 41 43 45 47 48 48 48 48 48 49 49 49 50 50 50 50 50 50 51 51 51 56 58


(9)

Fakhri Fauzi Nugraha, 2014

SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK NOMOR LARI JARAK PENDEK

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H. Prosedur Penelitian……….

1. Siklus I……… a. Tahap Perencanaan Siklus 1……..…...………. b. Tahap Tindakan Siklus 1……..……….. c. Tahap Pengamatan Siklus 1………..……….. d. Tahap Analisis atau Tahap Refleksi siklus 1…...…………... 2. Siklus II………..……… a. Tahap Perencanaan…..……….……… b. Pelaksanaan Tindakan………..

c. Observasi……….……….

d. Refleksi……….………

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN………...

A. Hasil ………..…………..………...

1. Hasil Observasi Awal………...…... 2. Hasil Skor Tes Awal……...…….………... 3. Refleksi Tindakan...………...

B. Siklus I………

1. Perencanaan Tindakan Siklus I……….. 2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I………... 3. Observasi dan Evaluasi Siklus I……….

4. Refleksi dan Perencanaan Ulang………

C. Siklus II………..

1. Perencanaan Tindakan Siklus II……….

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II………..

3. Hasil Belajar Siklus II……….

4. Refleksi…...……… D. Pembahasan………

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN... 59 61 61 62 63 63 65 65 66 68 68 70 70 70 70 73 74 74 74 76 85 86 86 86 87 97 99 101


(10)

Fakhri Fauzi Nugraha, 2014

SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK NOMOR LARI JARAK PENDEK

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. Kesimpulan... B. Saran... DAFTAR PUSTAKA... LAMPIRAN...

101 101 102 104


(11)

Fakhri Fauzi Nugraha, 2014

SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK NOMOR LARI JARAK PENDEK

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Atletik merupakan salah satu mata pelajaran pendidkan jasmani yang wajib diberikan kepada para siswa mulai dari tingkat Sekolah Dasar sampai Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, sesuai dengan SK Mendikbud No. 0413/U/87.

Adapun tujuan pembelajaran atletik di sekolah dimaksudkan untuk membantu siswa memperbaiki kualitas kesehatan dan kebugaran jasmani melalui pemahaman, pengembangan sikap positif, serta kemampuan gerak dasar atletik. Dalam kegiatan pembelajaran, rata-rata para guru pendidikan jasmani dalam menyampaikan materi cenderung menekankan pengembangan kemampuan individual, sementara ada cara lain yang dapat disampaikan kepada para siswa. Dimana hasilnya tidak hanya berkembang secara individu akan tetapi memiliki dampak yang lebih luas dan positif, yaitu dengan peran kelompok.

Dengan diwajibkannya cabang olahraga atletik diberikan di sekolah-sekolah dalam mata pelajaran pendidikan jasmani, sudah selayaknya membawa angin segar bagi guru pendidikan jasmani untuk meningkatkan motivasi dan meningkatkan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran. Namun kenyataannya di lapangan, masih banyak siswa yang belum meminati pelajaran atletik bahkan cenderung kurang menyukainya. Hal ini merupakan suatu tantangan bagi para guru pendidikan jasmani agar pembelajaran atletik merupakan pelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Karena disamping keterampilan yang ingin dicapai, justru tujuan utama dari pembelajaran pendidikan jasmani seperti, meningkatkan kesegaran jasmani, meningkatkan pengalaman dan pengayaan gerak-gerak dasar umum maupun


(12)

Fakhri Fauzi Nugraha, 2014

SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK NOMOR LARI JARAK PENDEK

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemampuan motorik siswa sebagai dasar-dasar gerak cabang olahraga lainnya.

Secara umum ruang lingkup pembelajaran atletik di sekolah-sekolah meliputi nomor-nomor jalan, lari, lompat dan lempar. Pembagian kelompok tersebut adalah sebagai berikut:

1. Nomor jalan meliputi: jalan 5 km, 10 km, 20 km dan 50 km 2. Nomor lari dibagi lagi kedalam :

a. Lari jarak pendek meliputi : 100 m, 200m, 400 m b. Lari jarak menengah meliputi : 800 m dan 1500 m c. Lari jarak jauh meliputi : 5000 m , 10.000 m, marathon d. Lari estafet meliputi : 4 x 100 m, 4 x 400 m

e. Lari rintangan meliputi : lari gawang 100 m, 110 m, 400 m dan 3000 m halang rintang

3. Nomor lompat meliputi:

a. Lompat jauh gaya jongkok, melayang dan gaya berjalan di udara. b. Lompat tinggi gaya guling perut, guling sisi dan flop.

c. Lompat jangkit d. Lompat tinggi galah 4. Nomor lempar terdiri dari:

a. Tolak peluru gaya menyamping, belakang dan memutar. b. Lempar cakram

c. Lempar lembing dan d. Lontar martil.

Hampir sebagian besar dari nomor-nomor atletik tersebut diprogramkan di dalam kurikulum pendidikan jasmani mulai jenjang Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama hingga tingkat SLTA/SMA. Pendekatan pembelajaran merupakan hal yang akan ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran untuk suatu satuan instruksional


(13)

Fakhri Fauzi Nugraha, 2014

SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK NOMOR LARI JARAK PENDEK

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tertentu. Menurut Arief S. Sadiman yang dikutip oleh Rudi (2006, hlm. 106) bahwa :

Pembelajaran tidak hanya konteks guru-murid di kelas formal, akan tetapi juga meliputi kegiatan belajar dan mengajar yang tidak dihadiri oleh guru secara fisik di dalam kata pembelajaran ditekankan pada kegiatan belajar siswa melalui usaha-usaha yang terencana dan memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar.

Dari definisi di atas yang terpenting yaitu interaksi yang terjadi antara guru dan siswa itu harus seimbang, yakni adanya komunikasi yang selaras diantara keduanya, baik langsung maupun tidak langsung sebagai mana dikemukakan oleh Susiliana (2006, hlm. 126) yang memaparkan bahwa “tujuan pembelajaran merupakan suatu target yang ingin dicapai oleh kegiatan pembelajaran.” Tujuan pembelajaran ini merupakan tujuan antara dalam upaya mencapai tujuan-tujuan lain yang lebih tinggi tingkatannya, yakni tujuan pendidikan dan tujuan pembangunan nasional. Dimulai dari tujuan pembelajaran (umum dan khusus), tujuan-tujuan itu bertingkat, berakumulasi dan bersinergi untuk menuju tujuan yang lebih tinggi tingkatannya, yakni membangun manusia (siswa) yang sesuai dengan yang dicita-citakan.

Aspek jasmani manusia dapat dilihat secara jelas atau kongkrit, tetapi aspek jiwa tidak dapat diamati secara langsung. Salah satu aspek jiwa adalah minat yang juga memiliki peranan dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu kegiatan. Siswa tidak akan melakukan suatu kegiatan secara sungguh-sungguh terhadap suatu bidang pelajaran tanpa minat terhadap bidang pelajaran tersebut. Dengan kata lain untuk dapat melakukan suatu kegiatan harus ada rasa minat terlebih dahulu dalam diri seseorang terutama siswa. Disamping itu minat siswa sangat diperlukan untuk menunjang jalannya proses belajar mengajar pendidikan jasmani. Karena apabila minat siswa pada suatu aktivitas khususnya dalam materi pelajaran baik, maka materi yang diberikan akan lebih mudah dipahami dan semua tujuan


(14)

Fakhri Fauzi Nugraha, 2014

SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK NOMOR LARI JARAK PENDEK

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran akan tercapai dengan lebih mudah. Dalam hal ini apabila minat siswa dan siswi terhadap materi pelajaran atletik bisa terdeteksi, maka akan mempengaruhi proses pembelajaran di sekolah.

Banyak hal yang menyebabkan kurangnya minat siswa terhadap materi pembelajaran aktivitas atletik, diantaranya kurang menariknya penyajian aktivitas cabang olahraga ini oleh para tenaga pendidik atau pengajar di sekolah. Dalam proses pembelajaran guru hendaknya memberikan kebebasan kepada setiap anak didiknya untuk mengekspresikan apa yang ada dalam pemikiran mereka. Sebaiknya guru juga memberikan kebebasan sesuai dengan sifat alami anak sehingga dalam mengembangkan kreatifitasnya, siswa tidak merasa berbeda dengan gurunya. Dikalangan para siswa, ada kesan bahwa pembelajaran atletik hanya merupakan seperangkat gerak monoton dan tak bervariasi. Isinya meliputi gerak lari, lempar dan lompat yang di anggap kurang menuntut keterampilan yang tinggi namun melelahkan. Unsur keriangan dan kegembiraan tidak terungkap dalam pelaksanaan proses belajar mengajar atletik.

Model pendeketan bermain bisa diterapkan pada pembelajaran atletik, agar siswa merasa senang dalam melaksanakan dan mengikuti pembelajaran aktivitas atletik. Misalnya dalam pembelajaran aktivitas atletik nomor lari jarak pendek, guru dapat memberikan beberapa permainan yang mendekati ke arah materi sehingga murid tidak merasa bosan dan akan senang dalam melaksanakannya, dengan disisipkannya materi permainan diharapkan juga antusiasme siswa menjadi meningkat dan teralihkan rasa lelah yang dialaminya. Sehingga secara tidak langsung gerak dasar dominan dan teknik dasar dari materi pembelajaran aktivitas atletik bisa meraka lakukan dengan gembira dan tanpa paksaan dari guru.

Pendekatan bermain itu sendiri adalah salah satu bentuk dari sebuah pembelajaran jasmani yang dapat diberikan diberbagai jenjang pendidikan. Hanya saja, porsi dan bentuk pendekatan bermain yang akan diberikan, harus disesuaikan dengan aspek yang ada dalam kurikulum. Selain itu harus


(15)

Fakhri Fauzi Nugraha, 2014

SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK NOMOR LARI JARAK PENDEK

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dipertimbangkan juga faktor usia, perkembangan fisik, dan jenjang pendidikan yang sedang dijalani oleh mereka. Model pembelajaran dengan pendekatan bermain sangat disenangi oleh siswa karena dalam proses pembelajaran siswa akan merasa senang dan gembira, seperti yang dikemukakan oleh Fraliantina (2012, hlm. 16) bawa “erat kaitannya dengan perkembangan imajenasi perilaku yang sedang bermain, karena melalui daya imajenasi, maka permainan yang akan berlangsung akan jauh lebih meriah.” Oleh karena itu sebelum melakukan kegiatan, guru Pendidikan Jasmani sebaiknya memberikan penjelasan mengenai peraturan dan hal apa saja yang harus mereka lakukan terlebih dahulu agar siswa dapat berimajenasi tentang permainan yang akan dilakukannya, permainan yang diberikan dapat berupa permainan tradisional ataupun jenis permainan olahraga seperti sepak bola, voli, basket yang kesemuanya disesuaikan dengan materi yang ada dalam kurikulum seperti dikemukakan oleh Syaiful, dkk. (2006, hlm. 82-84) bahwa “pendekatan memiliki kedudukan, (a) sebagai alat motivasi ektrinsik dalam kegiatan belajar mengajar (KBM), (b) menyiasati perbedaan individual anak didik, dan (c) untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Makin tepat pendekatan yang digunakan oleh guru pendidikan jasmani dalam mengajar diharapkan makin efektif dan efisien dalam pencapain tujuan pembelajaran. Tentunya faktor-faktor lain pun harus diperhatikan juga seperti, faktor guru, faktor siswa, faktor situasi (lingkungan belajar), media, dan lain-lain. Sehubungan dengan pendekatan terdapat salah satu tokoh yang dianggap paling berjasa dia adalah Plato seorang filsuf Yunani. Ia dianggap sebagai orang pertama yang menyadari dan melihat pentingnya nilai praktis dari bermain. Menurut Plato anak-anak akan lebih mudah mempelajari Aritmatika dengan cara permainan. Sedangkan yang dikemukakan Sidoyo (2000, hlm. 1) mengemukakan bahwa “bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi, memberikan kesenangan maupun mengembangkan imajenasi anak”.


(16)

Fakhri Fauzi Nugraha, 2014

SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK NOMOR LARI JARAK PENDEK

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan bermain anak bisa mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya, anak-anak akan lebih senang dan menjadikan si-anak atau siswa menjadi lebih aktif. Sebagaimana dikemukakan oleh Mayke (dalam Sudono, 2003, hlm. 3) bahwa “belajar dengan bermain akan memberikan kesempatan kepada anak untuk memanipulasi, mengulang-ulang, menemukan sendiri, bereksplorasi serta mempraktikkannya.” Pendekatan bermain merupakan bentuk pembelajaran yang dikonsep dalam bentuk permainan. Senada dengan yang dikemukakan oleh Wahjoedi (1999, hlm. 121 ) bahwa “pendekatan bermain adalah pembelajaran yang diberikan dalam bentuk atau situasi permainan”.

Berdasarkan studi pendahuluan, terdapat perbedaan minat pada siswa dan siswi kelas XI SMA Negri 9 Tangerang terhadap materi pembelajaran aktivitas atletik nomor lari jarak pendek di SMA Negri tersebut. Minat yang lebih besar ditunjukan pada materi pembelajaran olahraga permainan seperti sepak bola dan juga volliy, sedangkan dalam pembelajaran atletik mereka menunjukan respon yang kurang serius bahkan ada diantaranya dengan berbagai dalih berusaha untuk tidak mengikuti materi pembelajaran. Berdasarkan kecendrungan prilaku siswa, kemungkinan faktor penerapan model pembelajaran merupakan salah satu fakor penyebab kurangnya keaktifan siswa dan siswi dalam mengikuti pembelajaran aktivitas atletik nomor lari jarak pendek. Atas dasar hal di atas, peneliti berusaha untuk menyusun skripsi yang berjudul “Penerapan Pendekatan Bermain Untuk Meningkatkan Minat Siswa Dalam Pembelajaran Aktivitas Atletik Nomor Lari Jarak Pendek”.

B.Identifikasi Masalah

Pembelajaran pendidikan jasmani dengan menggunakan pendekatan bermain merupakan pembelajaran yang jarang diterapkan di sekolah-sekolah terutama di SMA Negri 9 Tangerang. Pendekatan aktivitas pembelajaran yang umumnya digunakan adalah dengan menggunakan metode komando.


(17)

Fakhri Fauzi Nugraha, 2014

SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK NOMOR LARI JARAK PENDEK

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan pengamatan penulis di lapangan, ada berbagai permasalahan yang muncul pada saat melakukan pembelajaran Pendidikan Jasmani di sekolah, terutama di SMA Negri 9 Tangerang. Permasalah yang ada dalam proses pembelajaran itu masih kurangnya minat siswa dalam mengikuti proses belajar pendidikan jasmani, terutama pada saat materi pembelajaran aktivitas atletik nomor lari jarak pendek. Hal ini dikarenakan masih adanya perasaan malas dan juga enggan untuk malakukan perintah yang telah diberikan oleh guru karena materi yang diberikan dianggap kurang menarik dan terlalu membosankan.

Dari berbagai identifikasi masalah yang dikemukakan di atas maka perlu adanya serangkaian pembaruan isi materi dan bahan pengajaran, seperti adanya penambahan pendekatan bermain yang diterapkan sebelum pembelajaran inti dilaksanakan oleh para siswa dan siswi pada saat praktik di lapangan, yang dipercaya dapat membuat siswa menjadi aktif dalam mengikuti pembelajaran karena berunsur gembira.

C.Rumusan Masalah

Aktivitas belajar siswa SMA Negri 9 Tangerang dalam mengikuti proses pembelajaran Pendidikan Jasmani, khususnya materi atletik nomor lari jarak pendek sangat dipengaruhi oleh berbagai aspek, salah satunya adalah pendekatan bermain. Pendekatan bermain yang diberikan merupakan salah satu pendekatan yang dapat digunakan agar siswa lebih aktif selama proses pembelajaran pendidikan jasmani, yang akan berpengaruh terhadap keterampilan dan minat siswa.

Berdasarkan latar belakang identifikasi masalah yang penulis kemukakan di atas, maka permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah : “Apakah penerapan pendekatan bermain dapat meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran aktivitas atletik nomor lari jarak pendek ?”


(18)

Fakhri Fauzi Nugraha, 2014

SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK NOMOR LARI JARAK PENDEK

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan rumusan masalah di atas, masalah kurangnya minat siswa dalam pembelajaran aktivitas atletik nomor lari jarak pendek pada siswa SMA Negri 9 Tangerang kelas XI akan dipecahkan melalui penerapan pendekatan bermain dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani. Penerapan pendekatan bermain dalam pembelajaran akan disesuaikan dengan karakteristik dan kemampuan siswa, penerapan pendekatan bermain bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan bermain untuk meningkatkan minat siswa.

E.Tujuan Penelitian

Setiap peneliti harus mempunyai tujuan dan tujuan yang akan dicapai harus berkaitan erat dengan masalah yang dipilih. Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah “Untuk mengetahui apakah pendekatan bermain dapat meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran aktivitas atletik nomor lari jarak pendek.”

F. Batasan Masalah

Untuk menghindari berbagai penafsiran yang terlalu luas dan agar masalah yang dibahas tidak menyimpang dari masalah yang sebenarnya, maka penulis membatasi penelitian sebagai berikut:

1. Menyadari atas keterbatasan waktu, tenaga, biaya, dan kemampuan penulis maka penelitian ini hanya mencakup pada penerapan pendekatan bermain untuk meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran aktivitas atletik nomor lari jarak pendek.

2. Populasi dalam penelitian adalah siswa kelas XI SMA Negri 9 Tangerang 3. Sampel dalam penelitian ini adalah 36 siswa kelas XI SMA Negri 9


(19)

Fakhri Fauzi Nugraha, 2014

SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK NOMOR LARI JARAK PENDEK

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Penelitian dalam sekripsi ini dilakukan di SMA Negri 9 Tangerang, yang berlokasi di Jl. H. Jali No. 9 Kelurahan Kunciran Kecamatan Pinang 5. Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) 6. Intrumen penelitian ini adalah tes pengukuran menggunakan angket

G. Manfaat Penelitian

1. Guru : Sebagai bahan masukan dan informasi yang dibutuhkan oleh guru untuk dapat melaksanakan proses pembelajaran Pendidikan Jasmani, sehingga dalam melaksanakan pembelajaran Pendidikan Jasmani dapat diterapkan beberapa pendekatan sehingga siswa tidak merasakan jenuh dan bosan.

2. Siswa : Dapat merasa senang selama proses pembelajaran Pendidikan Jasmani dan siswa dapat menguasai dan mengembangkan keterampilan atletik, khususnya nomer lari jarak pendek.

3. Bagi lembaga sekolah : Dapat lebih memaksimalkan manfaat dari materi pembelajaran khususnya atletik sehingga kebutuhan belajar siswa dapat dipenuhi serta tujuan pendidikan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.


(20)

akhri Fauzi Nugraha, 2014

SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK NOMOR LARI JARAK PENDEK

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A.Tujuan Oprasional Penelitian

Tujuan operasional pada penelitian ini pada awalnya adalah untuk mengidentifikasi masalah-masalah dan upaya meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran aktivitas atletik nomor lari jarak pendek di SMA Negri 9 Tangerang, terutama untuk kelas XI, tetapi setelah proses observasi dan penelitian berlangsung terdapat beberapa pemokusan masalah dalam pembelajaran pendidikan jasmani atletik nomor lari jarak pendek. Maka tujuan operasional pada penelitian ini adalah untuk lebih mengidentifikasi masalah dan upaya meningkatkanminat siswadengan menggunakan penerapan pendekatan bermain permainan tradisional bentenganuntuk meningkatkan minat dan kreativitas siswa dalam pembelajaran aktivitas atletik nomor lari jarak pendek kelas XI di SMA Negri 9 Tangerang.

B. Seting Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada awal tahun 2014 dibulan januari, bertepatan dengan awal semester genap yang akan segera berlangsung. Di dalam penelitian ini peneliti berencana untuk menggunakan dua siklus penelitian tindakan kelas (PTK) dikarnakan berbagai pertibangan yang dihadapi peneliti.

1. Tempat Penelitian

Tempat yang dijadikan penelitian tindakankelas (PTK) ini adalah di SMA Negri 9 Tangerang yang berlokasi di Jl. H. Jali No 9 kelurahan kunciran kecamatan pinang. Untuk mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) materi atletik nomor lari jarak pendek.


(21)

akhri Fauzi Nugraha, 2014

SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK NOMOR LARI JARAK PENDEK

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian tindakan kelas (PTK) ini akan dilaksanakan oleh penuis pada awal tahun ajaran 2013/2014, yaitu pada bulan Januari 2014.

3. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan dengan menggunakan sekurang-kurangnya dua siklus untuk melihat peningkatan minat siswa dalam pembelajaran aktivitas atletik nomor lari jarak pendek dengan menggunakan penerapan pendekatan bermain. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) dimulai dengan melaksanakan siklus pertama yang terdiri dari empat kegiatan, yaitu perencanaan,tindakan, pengamatan dan, refleksi untuk mengetahui hasil belajar siswa serta melihat kekurangan dan hambatan yang terjadi selama pembelajaran siklus satu.

Apabila sudah diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang dilakukan pada siklus pertama tersebut, maka peneliti menentukan rencana kegiatan untuk siklus kedua. Kegiatan pada siklus kedua tidak jauh berbeda dengan kegiatan disiklus pertama, akan tetapi pada kegiatan disiklus dua diberikan beberapa tambahan perbaikan dari tingkat terdahulu yang bertujuan untuk memperbaiki berbagai hambatan atau kesulitan yang ditemukan pada siklus pertama. Jika pada siklus kedua masih terdapat permasalahan, maka dilanjutkan ke siklus tiga, agar peningkatan minat siswa dapat dilihat apakah siswa telah mengalami peningkatan yang signifikan dalam hasil pembelajaran.

C.Persiapan PTK

Dalam penelitian ini diharapkan siswa dapat mempraktikan keterampilan olahraga dengan berbagai teknik dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya (SK), dan mempraktikan keterampilan salah satu nomor atletik dengan menggunakan peraturan yang dimodifikasi serta nilai kerja keras dan percaya diri (KD). Instrument yang diperlukan dalam penelitian ini adalah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).


(22)

akhri Fauzi Nugraha, 2014

SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK NOMOR LARI JARAK PENDEK

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D.Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan di kelas XI SMA Negri 9 Tanger yang berlokasi di Jl. H. Jali No 9 kelurahan kunciran kecamatan pinang, Kota Tangerang. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI Sekolah Menengah Atas yang berjumlah 36 siswa, yang diantaranya 20 siswa perempuan dan 16 siswa laki-laki.

E. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri terdiri dari beberapa sumber, yakni siswa, guru, dan teman sejawat serta kolabolator.

1. Siswa

Faktor siswa, kurangnyaminat siswa kelas XI SMA Negri 9 Tangerang dalam melakukan pembelajaran aktivitas atletik nomor lari jarak pendek.

2. Guru

Faktor pembelajaran, dengan melihat kemampuan siswa kelas XI SMA Negri 9 Tangerang dalam pembelajaran aktivitas atletik nomor lari jarak pendek dengan menggunakan penerapan pendekatan bermai bentengan, maka siswa tersebut akan mengalami perubahan terencana, terbimbing dan terarah sesuai dengan pemahaman dan kemampuan siswa dalam pembelajaran aktivitas atletik nomor lari jarak pendek.

3. Teman sejawat dan kolabolator

Teman sejawat dan kolabolator dimaksudkan sebagai sumber data untuk melihat implementasi penelitian tindakan kelas (PTK) secara menyeluruh, baik dari sisi siswa maupun guru.

F. Teknik dan Alat Pengumpulan Data 1. Teknik

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini tidakhanya satu, akan tetapi menggunakan multi teknik atau


(23)

akhri Fauzi Nugraha, 2014

SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK NOMOR LARI JARAK PENDEK

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

multi instrumen. Tidak jauh berbeda dengan penelitian lain, dalam penelitian tindakan kelas (PTK) pada umumnya dikumpulkan dua jenis data, yaitu kuantitatif dan data kualitatif. Data tersebut digunakan untuk menggambarkan perubahan yang terjadi, baik perubahan kinerja siswa, guru, dan perubahan suasana kelas. Hal tersebut sepaham dengan (Kunandar, 2012, hlm.123) yaitu, “data kuantitatif adalah angka hasil belajar siswa sedangkan data kualitatif adalah kalimat-kalimat yang menggambarkan ekpresi siswa tentang tingkat pemahamannya.”

a. Observasi

Observasi dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang partisipasi dan minat siswa dalam proses belajar mengajar dan implementasi penerapan pendekatan bermain dalam pembelajaran aktivitas atletik nomor lari jarak pendek.

b. Wawancara

Wawancara dilakuakan sebagai salah satu cara memperoleh data tentang tingkat keberhasilan implementasi pedekatan bermain unutuk meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran aktivitas atletik nomor lari jarak pendek. Wawancara dilakukan kepada siswa yang diteliti untuk memperoleh keseluruhan informasi tentangproses pembelajaran pendidikan jasmani dengan menggunakan pendekatan bermain, perbedaan yang dirasakan oleh siswa setelah melakukan dengan menggunakan pendekatan bermain bentengan serta harapan siswa mengenai pembelajaran pendidikan jasmani selanjutnya.

2. Alat pengumpulan data

Alat pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi angket atau kuesioner, yang merupakan instrument didalam tehnik komunakasi tidak langsung. Dengan instrument atau alat ini untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian diperlukan alat yang disebut instrument. Moeliono (1991, hlm. 334) yang kutik oleh Ansori (2006) mengemukakan bahwa “intrumen penelitian adalah sarana penelitian


(24)

akhri Fauzi Nugraha, 2014

SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK NOMOR LARI JARAK PENDEK

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(berupa tes dan non tes) untuk memperoleh data dalam kegiatan pengumpulan, pengolahan. Analisis dan penyajian data.” Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data tentang penerapan pendekatan bermain untuk meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran aktivitas atletik nomor lari jarak pendek. Untuk memperoleh data tersebut secara objektif, diperlukan instrument yang tepat sehingga masalah yang diteliti akan terlefleksi dengan baik. Interumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data seperti: lembar observasi, catatan lapangan, alat evaluasi, dan kamera foto. Untuk lebih jelasnya berikut dipaparkan fungsi dan instrument yang digunakan.

a. Lembar observasi b. Catatan lapangan c. Alat evaluasi

Alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur dan memperoleh tentang gambaran minat siswa terhadap materi pembelajaran aktivitas atletik nomor lari jarak pendek setelah dilakukan tindakan. Alat evaluasi berupa angket yang harus diisi pada tindakan terakhir disetiap siklusnya. Dari hasil evaluasi ini diperoleh data tentang minat siswa dan tingkat keberhasilan terhadap materi pendekatan bermain yang diberikan.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan angket sebagai alat pengumpulan data. Sebagamana yangdikemukakan oleh Arikunto (2002, hlm. 124) bahwa “Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.” Angket dalam penelitian ini terdiri dari tiga bagian yang dijabarkan melalui variabel, sub variabel, dan indikator-indikator butir-butir pertanyaan yang dibuat menyerupai gambaran tentang minat siswa dalam mengikuti pembelajaran atletik nomor lari jarak pendek.


(25)

akhri Fauzi Nugraha, 2014

SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK NOMOR LARI JARAK PENDEK

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup, sebagaimana dikemukakan oleh Arikunto (2002, hlm. 28) bahwa “Angket tertutup yaitu kuesioner yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban lengkap, sehingga pengisi hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih.” Adapun beberapa alasan yang menyebabkan penulis menggunakan angket tertutup yaitu sebagai berikut.

1)Responden akan lebih leluasa dalam memberikan jawaban. 2)Waktu yang diperlukan relatif singkat dalam menghimpun data.

Pengumpulan data akan lebih efisien ditinjau dari segi biaya , tenaga, dan memudahkan untuk mengolahnya, angket dalam penelitian yang di berikan utntuk peserta didik berisi pernyataan dan peserta didik diminta menanggapi pernyataan yang diberikan dengan cara memberi checklist pada kolom tanggapan Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (RR), Tidak Setuju (TS), atau Sangat Tidak Sutu (STS).

Tabel 3.1

KategoriPemberian Skor Alternatif Jawaban

Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban Positif Negativ Sangat Setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak Setuju

5

4

3

2

1

2

3


(26)

akhri Fauzi Nugraha, 2014

SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK NOMOR LARI JARAK PENDEK

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sangat Setuju 1 5

Agar memudahkan penulis dalam menyusun setiap butir pertanyaan dalam kuesioner atau angket, penulis membuat kisi-kisi instrumen terlebih dahulu. Sebagaimana dikemukakan oleh Sugiono (2011, hlm. 113) bahwa “,.. maka sebelum instrumen disusun menjadi item-item instrumen, maka perlu dibuat kisi-kisi instrumen..,” kisi-kisi instrumen dalam penelitian ini mengacu pada pendapat beberapa ahli yaitu sebagai berikut, Doyles Fryer yang dikutip (Nurkancana dan Sumartana,1986, hlm. 229) menjelaskan bahwa, “minat atau intrest adalah gejala psikis yang berkaitan dengan objek atau aktivitas yang menstimulir prasaan senang pada individu.” Senada dengan yang dikemukakan oleh Surya (1979, hlm. 37) dijelaskan bahwa “Faktor -faktor yang mempengaruhi minat berasal dari dalam diri maupun dari luar, diantaranya dari faktor potensial, yaitu integensia dan bakat, faktor eksternal diperoleh dari lingkungan.” Sebagaimana dikemukakan oleh Syamsudin (1981, hlm. 7) mendeskripsikan tentang mekanisme prilaku manusia berdasarkan pembentukan dan perkembangan minat, bahwa “Kebutuhan dirasakan, dorongan timbul, aktivitas dilakukan, dan tujuan dihayati.” Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka minat merupakan suatu gejala psikis atau aktivitas fisik yang diekspresikan melalui perasaan senang atau tertarik terhadap sesuatu abjek atau bidang tertentu yang dipilih secara bebas. Selain itu juga minat merupakan salah satu aspek kepribadian yang diekpresikan dengan perhatian dan perasaan senag atau tertarik pada objek-objek yang mempunyai keterkaitan dengan dirinya.

Atas dasar pemikiran di atas, maka dalam penelitian ini yang akan dijadikan acuan pembuatan pernyataan pada kisi-kisi mengenai minat siswa dalam mengikuti pembelajaran aktifitas atletik nomor lari jarak


(27)

akhri Fauzi Nugraha, 2014

SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK NOMOR LARI JARAK PENDEK

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendek diadobsi berdasarkan pendapat di atas, antara lain, perasaan, dorongan, akibat, bakat, dan lingkungan. Adapun langkah-langkah penyusunan angket sebagai berikut:

a) Melakukan spesifikasi data, maksudnya untuk menjabarkan ruang lingkup masalah yang akan diukur secara terperinci. Untuk lebih jelas dan memudahkan penyusunan spesifikasi data tersebut, dibuat dalam bentuk kisi-kisi

b) Penyusunan angket, indikator-indikator yang telah dirumuskan kedalam bentuk kisi-kisi tersebut di atas selanjutnya dijadikan bahan penyusunan butir-butir pertanyaan atau soal dalam angket. Butir-butir pertanyaan atau soal tersebut dibuat dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan dengan kemungkinan jawaban yang tersedia. Mengenai alternativ jawaban dalam angket, menggunakan Skala Likert. Mengenai Skala Likert sebagaimana dikemukakan oleh Ibrahim dan Sudjana (2004, hlm. 107) sebagai berikut:

“Skala Likert dinyatakan dalam bentuk pernyataan atau dinilai oleh responden, apakah pertanyaan itu didukung atau ditolak, melalui rentangan nilai tersebut. Oleh sebab itu pertanyaan yang diajukan ada dua kategori, yakni pernyataan positif dan pernyataan negatif. Skala sikap yang sering digunakan dalam penelitian pendidikan adalah Skala Likert.”

Berdasarkan uraian tentang alternatif jawaban dalam angket, penulis menetapkan kategori penyekoran sebagai berikut, kategori untuk setiap butir pernyataan positif, yaitu Sangat Setuju = 5, Setuju = 4, Ragu-ragu = 3, Tidak Setuju = 2, dan Sangat Tidak Setuju = 1. Kategori untuk setiap butir pertanyaan negatif, yaitu Sangat Setuju = 1, Setuju = 2, Ragu-ragu 3, Tidak Setuju = 4, Sangat Tidak Setuju = 5. Kategori penyekoran tampak dalam tabel.

Perlu penulis jelaskan bahwa dalam menyusun pertanyaan-pertanyaan agar responden dapat menjawab salah satu alternatif


(28)

akhri Fauzi Nugraha, 2014

SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK NOMOR LARI JARAK PENDEK

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

jawaban tersebut, maka pertanyaan-pertanyaan itu disusun dengan berpedoman pada penjelasan (Surakmad, 1998:184) sebagai berikut:

1)Rumuskan setiap pernyataan sejelas-jelasnya dan seringkas-ringkasnya

2)Mengajukan pertanyaan-pertanyaa yang memang dapat dijawab oleh responden, pernyataan mana yang tidak menimbulkan kesan negatif

3)Sifat pernyataan harus netral dan objektif

4)Mengajukan hanya pernyataan yang jawabannya tidak dapat diperoleh dari sumber lain

5)Keseluruhan pernyataan dalam angket harus sanggup mengumpulkan kebulatan jawaban untuk masalah yang kita hadapi.

Dari uraian tersebut, maka maka dalam menyusun pernyataan angket ini sifatnya jelas, ringkas, dan tegas.

Tabel 3.2

Kisi-kisi Tentang Minat Siswa Dalam Mengikuti Pembelajaran Atletik Nomor Lari Jarak Pendek

Variabel

Sub

Variabel

Indikator

No Soal

+

-

Minat

Siswa

Perasaan

1.

Senang

2.

Kepuasan

1

18

16,17

2,3

Dorongan

1.

Tujuan

2.

Kebutuhan

3.

Keuntungan

4,5

19,20

6,7

21,22

8,9

23,24

Akibat

1.

Hasil belajar

2.

Pengalaman

3.

Penyokong

Selanjutnya

25,26

10,11

27,28

12,13

29,30

14,15


(29)

akhri Fauzi Nugraha, 2014

SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK NOMOR LARI JARAK PENDEK

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.

Kemampuan

33,34

41,42

Faktor yang

Berpengaruh

1.

Pendidikan

2.

Lingkungan

3.

Bakat

43,44

35,36

45,46

37,38

47,48

49,50

3. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Sebelum angket disebarkan keseluruh sampel untuk mendapatkan data, angket yang telah disusun akan diuji cobakan terlebih dahulu yang bertujuan untuk mengukur tingkat validitas dan reliabilitas dari setiap butir-butir soal item pertanyaan.

Angket akan diuji cobakan kepada peserta didik yang bukan termasuk sampel uji coba angket, yaitu siswa kelas XI SMA Negri 10 Tangerang.

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas

Keterangan No Item Jumlah

Valid

3, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 38, 40, 41, 42,

43, 45, 46, 48, 49, 50

41

Tidak Valid 1, 2, 4, 10, 24, 37, 39, 44, 47 9

Dari hasil pengujian validitas di atas terdapat 41 item yang valid dan 9 butir item yang tidak valid, selanjutnya butir soal yang valid akan dijadikan instrument pengumpulan dalam penelitian ini sedangkan yang tidak valid tidak akan digunakan sebagai soal.


(30)

akhri Fauzi Nugraha, 2014

SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK NOMOR LARI JARAK PENDEK

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Reliabilitas atau keterandalan menggambarkan derajat keajegan atau konsistensi hasil pengukuran. Suatu alat pengukuran atau tes dikatakan reliabel jika alat ukur menghasilkan suatu gambaran yang benar-benar dapat dipercaya dan dapat diandalkan untuk membuahkan hasil pengukuran yang sesungguhnya. Untuk mengetahui tingkat reliabilitas, penulis melakukan melalui model koefisien alpha crobachyang ada dalam program computer IBM SPSS versi 19.0. Adapun untuk menentukan koefisiennya, digunakan kriteria interpretasi nilai r atau reliabilitas yang dapat dilihat pada tabel :

Tabel 3.4

Interpretasi Reliabilitas (Arikunto, 2010:319)

Besarnya nilai r Interpretasi Antara 0,800 sampai dengan 1,000

Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Antara 0,000 sampai dengan 0,200

Tinggi Cukup Tinggi Agak Rendah

Rendah

Sangat Rendah (Tidak Berkorelasi)

Pengujian reliabelitas dengan melakukan perhitungan koefisien reliabilitas menggunakan Cronbach’s Alpha. Hasil-hasil dari perhitungan dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.

Langkah-langkah yang digunakan penulis dalam pengujian reliabilitas yaitu berdasarkan prosedur SSPS reliabilitas sebagaimana yangdikemukakan oleh Hermanto & Nurjamil (2010, hlm. 112) sebagaiberikut :

1) Masukan data atau skor dari butir pernyataan kedalam kolom data editor yang ada dalam program SSPS.

2) Dari menu Analyze, pilih menu Scale, klik menu Relibility

Analysis.

3) Masukan variable jawaban koesioner dalam kolom items. Klik

List item lebels.

4) Klik menu Statistics, klik Scales, dan Scale item deleted. Klik


(31)

akhri Fauzi Nugraha, 2014

SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK NOMOR LARI JARAK PENDEK

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5) Pada pilihan Model, klik Alpha.

6) Klik OK, maka akan diperoleh hasil analisis relibilitasnya.

Hasil pengolahan data menggunakan program SPSS 19.0 untuk mencari nilai reliabilitas angket dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.5

Hasil Uji Reliabilitas Angket

Hasil uji reliabilitas menunjukan nilai reliabilitas instrument sebesar 0,892 artinya instrument dinyatakan memiliki tingkat konsistensi yang sangat tinggi dan dapat digunakan kembali atau instrument dinyatakan reliabel.

G.Analisis Data

Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus penelitian dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik presentase untuk melihat kecendrungan peningkatan minat siswa yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran aktivitas atletik nomor lari jarak pendek. Analisis data dilakukan pada tahap akhir penelitian sebagai tindakan untuk menjawab pertanyaan penelitian, namun demikian untuk kepentingan tertentu analisis datapun dapat dilaksanakan bersamaan dengan pengolahan data disetiap selesainya satu tahap tindakan pembelajaran. Secara umum kegiatan pengolahan data dalam proses penelitian ini adalah:

1. Mengumpulkan hasil wawancara dari setiap kegiatan pembelajaran pada setiap siklus penelitian yang sudah dilaksanakan.

2. Membandingkan hasil angket sebelum dan sesudah diberikan tritmen. Cronbach's

Alpha

N of Items 892 50


(32)

akhri Fauzi Nugraha, 2014

SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK NOMOR LARI JARAK PENDEK

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Menganalisa perubahan perilaku siswa dari seluruh format observasi dan catatan guru setelah dua siklus pembelajaran dilaksanakan.

Secara lebih detail, sebelum data diolah dan dianalisa ada beberapa tahapan yang harus ditempuh oleh peneliti yaitu sebagai berikut:

Data mentah yang terkumpul dari hasil observasi, wawancara dan tes hasil keterampilan dikelompokan menjadi unit-unit dengan memperhatikan karakteristik data mentah. Dalam pengolahan data ini penerapan permainan tradisional bentengan dalam pembelajaran pendidikan jasmani aktivitas gerak dasar atletik nomor lari jarak pendek dilaksanakan dengan bentuk-bentuk tugas gerak yang sistematis dikategorikan sebagai aktivitas siswa yaitu minat, partisipasi siswa dan kerja sama dalam melakukan berbagai macam penguasaan gerak dasar atletik nomor lari jarak pendek.

H.Prosedur Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian, tentunya kita harus melakukannya sesuai dengan prosedur, pelaksanaan tindakan meliputi siapa yang melakukan, kapan dimana, dan bagaimana melakukanya. Sekenario tindakan yang telah direncanakan, dilaksanakan dalam situasi yang aktual pada saat yang bersamaan kegiatan ini juga disertai dengan kegiatan obserfasi dengan interpretasi serta diikuti dengan kegiatan refleksi.

Berdasarkan langkah-langkah penelitian tindakan maka untuk mempermudah alur penelitian dibuatlah skema prosedurnya. Kesemua tahapan itu dilakukan setelah melakukan observasi awal untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik kemampuan siswa dalam materi pembelajaran aktivitas atletik nomor lari jarak pendek melalui pembelajaran dengan menggunakan penerapan pendekatan bermainbentengan. Sebagaimana dikemukakan oleh Arikunto (2010, hlm. 131) mengemukakan konsep pokok penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang menunjukan langkah-langkah sebagai berikut, “(1) Perencanaan atau planning; (2) Tindakan atau Acting; (3) Pengamatan


(33)

akhri Fauzi Nugraha, 2014

SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK NOMOR LARI JARAK PENDEK

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

atau Observing dan (4) Refleksi atau Reflection.” Dan supaya lebih jelas dapat dilihat dari bagan berikut:

Bagan 3.1

Dua Siklus Pelaksanaan Tindakan Dalam PTK (Arikunto 2006:16)

Gambar diatas menjelaskan beberapa tahapan yang dilakukan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Yaitu :

1. Siklus 1

Siklus pertama dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini terdiri dari, pelaksanaan dan refleksi sebagai berikut.

a. Tahap Perencanaan (Planning)

Rencana penelitian tindakan kelas merupakan tindakan yang tersusun dan harus memiliki pandangan jauh kedepan, yakni untuk memperbaiki dan meningkatkan kwalitas pembelajaran serta hasil belajar peserata didik. Dalam tahap persiapan perencanaan dan

Perencanaan

SIKLUS I

Pengamatan

SIKLUS II Perencanaan

Pengamatan

Pelaksanaan Refleksi

Pelaksanaan Refleksi


(34)

akhri Fauzi Nugraha, 2014

SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK NOMOR LARI JARAK PENDEK

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tindakan, kegiatan pertama yang akan dilakukan peniliti adalah menentukan lokasi dan subyek penelitian yang sesuai dengan hakikat dan masalah penelitian tindakan kelas. Selanjutnya melaksanakan pendekatan dan pembicaraan dengan kepala sekolah dan beberapa guru untuk membuat satu tim kegiatan sebagain observer.

Kegiatan selanjutnya pada tahap ini adalah merencanakan tindakan yang akan dilakukan peneliti bersama observer, langkah-langkah yang akan ditempuh oleh peneliti adalah membuat skenario pembelajaran yang mencakup langkah-langkah yang akan dilaksanakan oleh guru (peneliti) dan yang akan dilakukan oleh siswa, dengan menganalisis terlebih dahulu kurikulum atau bahan pembelajaran pendidikan jasmani ke XI di SMA Negri 9 Tangerang. Hal terpenting dalam tahap ini adalah merancang model pembelajaran yang akan digunakan untuk sebagai bahan penelitian, serta mempersiapkan sarana dan fasilitas juga sumber belajar yang diperlukan dan mempersiapkan langkah-langkah observer dan alat untuk observernya itu sendiri.

Dalam perencanaan tahapan yang dilakukan adalah :

1) Menentukan pokok bahasan mata pelajaran atletik nomor lari jarak pendek.

2) Menentukan kelas yang akan digunakan untuk penelitian.

3) Menentukan kesepakan waktu atau jadwal penelitian dengan guru. 4) Memubuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) atau

tindakan sebagai pedoman untuk melakukan proses pembelajaran, termasuk di dalamnya membuat sekenario pembelajaran pembelajaran.

5) Mempersiapkan sarana dan fasilitas pendukung yang kita perlukan di lapangan. Membuat lembaran pengamatan untuk siswa dan pendamping mulai dari tahap pendahuluan sampai penutup. Setiap bagian demi bagian kita observasi, agar mengetahui kelemahan dan kelebihan siswa dan guru.


(35)

akhri Fauzi Nugraha, 2014

SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK NOMOR LARI JARAK PENDEK

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6) Mempersiapkan instrumen, instrumen ini digunakan untuk merekam dan menganalisis data selama proses penelitian berlangsung.

b. Tahap Tindakan (acting)

Dalam tahap kedua ini adalah tahap tindakan, pengertian tindakan dalam penelitian tindakan kelas adalah tindakan guru sebagai peneliti yang dilakukan secara sadar dan terkendali dan yang merupakan variasi praktik yang cermat dan sesuai dengan norma-norma. Pada hakikatnya tahap ini adalah pelaksanaan rencana tindakan yang dikembangkan pada tahap perencanaan. Akan tetapi peneliti merasa bahwa rencana tadi telah matang, pada pelaksanaannya tindakan sudah seperti yang direncanakan, karena biasanya rencana itu belum dapat memberikan gambaran dan pikiran yang mengungkap semua keadaan tempat pelaksanaan rencana, mungkin saja perkembangannya akan berbeda dengan apa yang terdapat dalam rencana yang telah dibuat.

Untuk membantu peneliti dan observer dalam melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan guru (peneliti) di dalam kelas, telah disiapkan alat pengumpulan data sebagai alat bantu dalam pengamatan pelaksanaan tindakan. Setiap temuan hasil pengamatan akan didokumentasikan dan juga dicatat sesuai dengan butir-butir yang ada dalam pengumpulan data.

c. Tahap Pengamatan (observing)

Observer atau pengamatan dilakukan oleh guru sebagai peneliti memperoleh gambaran secara cermat tentang tindakan yang sedang dilakukan dan kemudian mendokumentasikan, pengaruh atau dampak dari tindakan tersebut. Tahap observasi dilaksanakan bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakan. Observer secara lebih oprasional


(36)

akhri Fauzi Nugraha, 2014

SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK NOMOR LARI JARAK PENDEK

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bertugas mengamati senua kegiatan, merekam, dan mendokumentasikan semua hal dari proses dan hasil yang telah dicapai dalam tindakan yang direncanakan.

Dalam tahap ini kegiatan yang dilakukan peneliti dan observer adalah menghimpun data melalui pedoman yang telah disiapkan untuk dapat menghasilkan temuan dan masukan yang didapat selama kegiatan tindakan berlangsung, dalam upaya memodifikasi dan merencanakan kembali tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Tahap observasi yang akan dilakukan pada penelitian ini, diantaranya sebagai berikut:

1) Melaksanakan pengamatan terhadap kondisi pembelajaran yang diteliti

2) Mengamati aktifitas dan juga antusiasme siswa pada saat pembelajaran aktivitas atletik nomor lari jarak pendek.

3) Mengamati kegiatan guru pada saat pembelajaran berlangsung. 4) Melakukan pengamatan terhadap hubungan minat siswa yang

timbul pada saat pendekatan bermain diterapkan dalam pembelajaran aktivitas atletik nomor lari jarak pendek.

d. Tahap Analisis atau Tahap Refleksi (reflections)

Refleksi adalah mengingat, merenungkan, mencermati dan menganalisis kembali suatu kegiatan atau tindakan yang telah dilakukan sebagaimana yang telah dicatatkan dalam observasi. Refleksi dalam penelitian tindakan kelas berusaha memahami proses, masalah, dan juga kendala yang timbul didalam tindakan yang akan dilakukan.

Pada setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, untuk melihat kemampuan awal, siswa diberikan tes awal berupa angket atau kuisioner yang berkaitan dengan minat mereka masing-masing ketika ingin melakukan kegiatan aktivitas


(37)

akhri Fauzi Nugraha, 2014

SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK NOMOR LARI JARAK PENDEK

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

atletik nomor lari jarak pendek, setelah itu, peneliti melakukan analisis refleksi pembelajaran. Untuk itu diperlukan memeriksa lembaran-lembaran pengamatan tentang hal apa saja yang ditemukan di lapangan, mengkaji satuan pembelajaran dan mengkaji hasil kegiatan guru dan siswa. Dari hasil tersebut maka dijadikan rekomondasi untuk melakukan perbaikan atau perencanaan siklus selanjutnya bila hasil dari kegiatan siklus yang telah dilakukan kurang memuaskan.

Berdasarkan langkah-langkah penelitian tindakan di atas maka untuk mempermudah alur penelitian dibuatlah skema prosedurnya. Kesemua tahapan itu dilakukan setelah melakukan observasi awal untuk memperoleh gambaran mengenai minat siswa dalam melakukan aktivitas atletik nomor lari jarak pendek dengan menggunakan penerapan pendekatan bermain bentengan dan permainan aksi reaksi hitam-hijau.

Atas dasar itulah maka upaya pemecahan masalah dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa tindakan yaitu:

a. Pengamatan (Observing) yaitu guru sekaligus peneliti mengamati (mencatat) proses pembelajaran aktivitas atletik nomor lari jarak pendek di SMA N 9 Tangerang. Ini bertujuan untuk mengetahui minat dan motifasi serta kendala pada saat mempelajari atletik nomor lari jarak pendek serta pemahaman dan kemampuan awal melakukan gerakan atletik nomor lari jarak pendek.

b. Menetapkan skenario pembelajaran dalam bentuk rancangan penelitian (planning), yaitu peneliti membuat skenario pembelajaran dengan menggunakan penerapan permainan bentengan sebagai upaya meningkatkan minat siswa.

c. Menerapkan skenario pembelajaran (acting), yaitu peneliti dan guru melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan.


(38)

akhri Fauzi Nugraha, 2014

SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK NOMOR LARI JARAK PENDEK

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Refleksi, maksudnya adalah peneliti dan guru menganalisis hasil yang telah dilaksanakan untuk kemungkinan terjadinya perubahan rencana tindakan serta perubahan perilaku siswa dalam proses belajarnya untuk dapat menguasai keterampilan aktivitas atletik nomor lari jarak pendek.

2. Siklus II

Dalam menentukan tindakan, peneliti berperan sebgai aktor (guru) dibantu oleh observer (mitra guru) untuk melakukan rancangan tindakan. Adapun beberapa hal yang dilakukan oleh peneliti dan observer diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Perencanaan

Perencanaan disusun berdasarkan masalah dan hipotesis, selain itu tim peneliti juga membuat rencana pembelajaran aktivitas atletik nomor lari jarak pendek lebih baik lagi, dikanakan sudah melihat gejala yang timbul dan juga refleksi yang terjadi pada siklus yang pertama. Perubahan yang diharapkan dapat mengidentifikasi aspek dan hasil dari proses pembelajaran, selain itu faktor pendukung dan penghambat dapat diungkap. Pada tahapan ini peneliti dan observer menentukan suatu perencanaan tindakan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Peneliti membuat skenariopembelajaran yang berdasarkan hasil refleksi pada siklus yang pertama, dengan menggunakan penerapanpendekatan bermain bentengan sebagai upaya meningkatkan minat siswa dalam aktivitas atletik nomor lari jarak pendek.

b. Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan yaitu implementasi atau penerapan isi rencana,mengenai tindakan kelas dan diperbolehkan menggunakan modifikasi, selama tidak merubah perinsip sebagaimana dikemukakan


(39)

akhri Fauzi Nugraha, 2014

SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK NOMOR LARI JARAK PENDEK

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

oleh Arikunto (2010, hlm. 139) bahwa “pelaksanaan tindakan dalam situasi secara sadar dan terkendali setelah perencanaan selesai dilakukan.” Dalam proses pelaksanaan tindakan, peneliti berperan sebagai guru atau pengajar yang terjun langsung untuk melaksanakan pembelajaran permainan bentengan. Langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan tindakan ini yaitu tahapan yang pertama peneliti melakukan studi pustaka mengenai pembelajaran dengan mengunakan permainan tradisional. Kegiatan ini dilakukan untuk memperjelas permasalahan beserta solusi pemecahan masalah yang dihubungkan dengan teori permainan tradisional itu sendiri.

Penelitian ini terdiri dari dua siklus dengan dua tindakan pada setiap siklusnya. Tindakan dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani dengan permainan bentengan. Dalam tindakan juga peneliti melakukan pengamatan dan evaluasi agar keberhasilan pembelajaran dapat terlihat.

Berdasarkan hasil pengamatan dan observasi awal, maka ditentukan bahwa tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran aktivitas atletik nomor lari jarak pendek di kelas XI SMA Negri 9 Tangerang dengan menerapkan permainan bentengan dalam setiap siklus.

Rencana kegiatan dalam setiap siklusnya dapat digambarkan sebagai berikut:

» Siklus I


(40)

akhri Fauzi Nugraha, 2014

SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK NOMOR LARI JARAK PENDEK

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Setelah melakukan observasi awal dalam pembelajaran pendidikan jasmani, peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan tema bermain bentengan.

2) Melaksanakan siklus I dalam bentuk tindakan. Pada tahap ini peneliti melakukan proses pembelajaran untuk mendapatkan gambaran hasil dari penelitian pada siklus I.

3) Melakukan pengamatan pada siswa ketika proses pembelajaran dengan menggunakan permainan bentengan.

4) Melakukan pengamatan pada aktivitas permainan bentengan yang dilakukan siswa. Pada tahap ini siswa melakukan permainan bentengan yang dikaitkan dengan pembelajaran pendidikan jasmani yang dibimbing guru.

5) Melakukan evaluasi terhadap hasil pembelajaran dan melihat ketercapaian tujuan yang tercantum dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.

6) Refleksi yakni menganalisis hasil-hasil yang kurang yang ada pada siklus I dan dijadikan acuan untuk siklus II.

» Siklus II

Kegiatan yang akan dilakukan antara lain sebagai berikut:

1) Membuat rencana pembelajaran masih bertema bermain bentengan berdasarkan siklus yang dilakukan pada siklus I.

2) Melaksanakan siklus II dalam bentuk tindakan. Pada tahap ini peneliti melakukan proses pembelajaran untuk mendapatkan gambaran dari hasil penelitian pada siklus I.

3) Melakukan pengamatan pada siswa ketika proses pembelajaran dengan menggunakan permainan bentengan.

4) Melakukan pengamatan pada aktivitas permainan hitam hijau dan bentengan yang dilakukan siswa. Pada tahap ini siswa melakukan permainan hitam hijau dan bentengan yang dikaitkan dengan pembelajaran pendidikan jasmani yang dibimbing guru.


(41)

akhri Fauzi Nugraha, 2014

SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK NOMOR LARI JARAK PENDEK

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5) Melakukan evaluasi terhadap hasil pembelajaran dan melihat ketercapaian tujuan yang tercantum dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.

6) Refleksi yakni menganalisis hasil-hasil yang kurang yang ada pada siklus II.

c. Observasi

Observasi yaitu kegiatan pengamatan oleh pengamat. Untuk mempermudah pelaksanaan observasi, peneliti dibantu oleh observer atau guru pendidikan jasmani. Objek yang diamati adalah seluruh aktivitas siswa selama pembelajaran dilaksanakan, baik berupa perubahan yang bersifat individu maupun secara klasikal. Bentuk-bentuk observasi yang dapat dilakukan adalah:

1) Observasi peer (pengamatan sejawat). Observasi peer adalah observasi terhadap pengajaran seseorang oleh orang lain (biasanya sesama guru atau teman sejawat).

2) Observasi terstruktur. Pelaksanaan observasi terstruktur dilakukan peneliti dengan cara bertanya kepada siswa. Peneliti sebagai guru memberikan lembar observasi.

Alternatif pemecahan, berdasarkan hasil pengamatan wawancara dan catatan yang ada maka peneliti menggunakanya sebagai bahan untuk memecahkan permasalahan yang muncul selama pembelajaran kemudian membuat solusi yang tepat untuk melakukan tindakan-tindakan perbaikan proses pembelajaran untuk pertemuan atau pelaksanaan tindakan berikutnya.

d. Refleksi

Pelaksanaan penerapan permainan hitam-hijau dan bentengan dalam pembelajaran aktivitas atletik nomor lari jarak pendek yang dilakukan oleh peneliti sendiri telah menghasilkan beberapa peristiwa atau kejadian dalam pembelajaran dalam bentuk data-data. Berdasarkan data yang terkumpul ini kemudian dilakukan analisis.


(42)

akhri Fauzi Nugraha, 2014

SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK NOMOR LARI JARAK PENDEK

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Analisis dilakukan sejak awal dan mencakup setiap aspek kegiatan penelitian. Berdasarkan analisis data kemudian peneliti melakukan refleksi atau perbaikan untuk rencana untuk tindakan berikutnya.


(43)

Fakhri Fauzi Nugraha, 2014

SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK NOMOR LARI JARAK PENDEK

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Secara keseluruhan dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan minat siswa, baik purti maupun putra didalam pembelajaran aktivitas atletik nomor lari jarak pendek dengan menggunakan pendekatan bermain, seluruh hasil penelitian yang dilakukanoleh guru (peneliti) bisa diamati melalui skor rata-rata angket minat siswa yang hanya sebesar 87.3 (42.5%) pada pra observasi, 133 (64.8%) pada siklus yang pertama, dan skor rata-rata yang mencapai 153 (74.6%) pada siklus yang kedua. Dengan demikian penerapan pendekatan bermain dapat meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran aktivitas atletik nomor lari jarak pendek pada siswa kelas XI IPA I SMA Negri 9 Tangerang.

B.Saran

Berdasarka kesimpulan dan temuan guru (peneliti) dilapangan yang berpedoman pada data-data yang diperoleh serta dalam rangka membantu meningkatkan dan mengatasi hambatan-hambatan pada kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani yaitu aktivitas atletik nomor lari jarak pendek di SMAN 9 Tangerang maka penulis mengajukan beberapa sran yang diharapkan dapat memberikan manfaat perbaikan proses pembelajaran pendidikan jasmani yaitu sebagai berikut:


(44)

1. Guru pendidikan jasmani dapat menerapkan pembelajaran aktivitas atletik nomor lari jarak pendek melalui pendekatan bermain disekolah. Untuk itu tujuan pembelajaran aktivitas atletik nomor lari jarak pendek dengan menggunakan pendekatan bermain harus disesuaikan dengan karakteristis siswa SMA kelas XI merupakan tindakan penting yang menjadi acuan utama ketika menyajikan bahan ajar yang disertai pemilihan bahan mengajar yang sesuai.

2. Dalam pembelajaran, guru dituntut untuk selalu berkreasi dan juga aktif dalam kegiatan belajar mengajar sehingga dapat memotivasi siswa untuk lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani pada umumnya, dan aktivitas atletik nomor lari jarak pendek pada khususnya.


(1)

akhri Fauzi Nugraha, 2014

SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK NOMOR LARI JARAK PENDEK

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

oleh Arikunto (2010, hlm. 139) bahwa “pelaksanaan tindakan dalam situasi secara sadar dan terkendali setelah perencanaan selesai dilakukan.” Dalam proses pelaksanaan tindakan, peneliti berperan sebagai guru atau pengajar yang terjun langsung untuk melaksanakan pembelajaran permainan bentengan. Langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan tindakan ini yaitu tahapan yang pertama peneliti melakukan studi pustaka mengenai pembelajaran dengan mengunakan permainan tradisional. Kegiatan ini dilakukan untuk memperjelas permasalahan beserta solusi pemecahan masalah yang dihubungkan dengan teori permainan tradisional itu sendiri.

Penelitian ini terdiri dari dua siklus dengan dua tindakan pada setiap siklusnya. Tindakan dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani dengan permainan bentengan. Dalam tindakan juga peneliti melakukan pengamatan dan evaluasi agar keberhasilan pembelajaran dapat terlihat.

Berdasarkan hasil pengamatan dan observasi awal, maka ditentukan bahwa tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran aktivitas atletik nomor lari jarak pendek di kelas XI SMA Negri 9 Tangerang dengan menerapkan permainan bentengan dalam setiap siklus.

Rencana kegiatan dalam setiap siklusnya dapat digambarkan sebagai berikut:

» Siklus I


(2)

68

akhri Fauzi Nugraha, 2014

SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK NOMOR LARI JARAK PENDEK

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Setelah melakukan observasi awal dalam pembelajaran pendidikan jasmani, peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan tema bermain bentengan.

2) Melaksanakan siklus I dalam bentuk tindakan. Pada tahap ini peneliti melakukan proses pembelajaran untuk mendapatkan gambaran hasil dari penelitian pada siklus I.

3) Melakukan pengamatan pada siswa ketika proses pembelajaran dengan menggunakan permainan bentengan.

4) Melakukan pengamatan pada aktivitas permainan bentengan yang dilakukan siswa. Pada tahap ini siswa melakukan permainan bentengan yang dikaitkan dengan pembelajaran pendidikan jasmani yang dibimbing guru.

5) Melakukan evaluasi terhadap hasil pembelajaran dan melihat ketercapaian tujuan yang tercantum dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.

6) Refleksi yakni menganalisis hasil-hasil yang kurang yang ada pada siklus I dan dijadikan acuan untuk siklus II.

» Siklus II

Kegiatan yang akan dilakukan antara lain sebagai berikut:

1) Membuat rencana pembelajaran masih bertema bermain bentengan berdasarkan siklus yang dilakukan pada siklus I.

2) Melaksanakan siklus II dalam bentuk tindakan. Pada tahap ini peneliti melakukan proses pembelajaran untuk mendapatkan gambaran dari hasil penelitian pada siklus I.

3) Melakukan pengamatan pada siswa ketika proses pembelajaran dengan menggunakan permainan bentengan.

4) Melakukan pengamatan pada aktivitas permainan hitam hijau dan bentengan yang dilakukan siswa. Pada tahap ini siswa melakukan permainan hitam hijau dan bentengan yang dikaitkan dengan pembelajaran pendidikan jasmani yang dibimbing guru.


(3)

akhri Fauzi Nugraha, 2014

SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK NOMOR LARI JARAK PENDEK

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5) Melakukan evaluasi terhadap hasil pembelajaran dan melihat ketercapaian tujuan yang tercantum dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.

6) Refleksi yakni menganalisis hasil-hasil yang kurang yang ada pada siklus II.

c. Observasi

Observasi yaitu kegiatan pengamatan oleh pengamat. Untuk mempermudah pelaksanaan observasi, peneliti dibantu oleh observer atau guru pendidikan jasmani. Objek yang diamati adalah seluruh aktivitas siswa selama pembelajaran dilaksanakan, baik berupa perubahan yang bersifat individu maupun secara klasikal. Bentuk-bentuk observasi yang dapat dilakukan adalah:

1) Observasi peer (pengamatan sejawat). Observasi peer adalah observasi terhadap pengajaran seseorang oleh orang lain (biasanya sesama guru atau teman sejawat).

2) Observasi terstruktur. Pelaksanaan observasi terstruktur dilakukan peneliti dengan cara bertanya kepada siswa. Peneliti sebagai guru memberikan lembar observasi.

Alternatif pemecahan, berdasarkan hasil pengamatan wawancara dan catatan yang ada maka peneliti menggunakanya sebagai bahan untuk memecahkan permasalahan yang muncul selama pembelajaran kemudian membuat solusi yang tepat untuk melakukan tindakan-tindakan perbaikan proses pembelajaran untuk pertemuan atau pelaksanaan tindakan berikutnya.

d. Refleksi

Pelaksanaan penerapan permainan hitam-hijau dan bentengan dalam pembelajaran aktivitas atletik nomor lari jarak pendek yang dilakukan oleh peneliti sendiri telah menghasilkan beberapa peristiwa atau kejadian dalam pembelajaran dalam bentuk data-data. Berdasarkan data yang terkumpul ini kemudian dilakukan analisis.


(4)

70

akhri Fauzi Nugraha, 2014

SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK NOMOR LARI JARAK PENDEK

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Analisis dilakukan sejak awal dan mencakup setiap aspek kegiatan penelitian. Berdasarkan analisis data kemudian peneliti melakukan refleksi atau perbaikan untuk rencana untuk tindakan berikutnya.


(5)

Fakhri Fauzi Nugraha, 2014

SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK NOMOR LARI JARAK PENDEK

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Secara keseluruhan dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan minat siswa, baik purti maupun putra didalam pembelajaran aktivitas atletik nomor lari jarak pendek dengan menggunakan pendekatan bermain, seluruh hasil penelitian yang dilakukanoleh guru (peneliti) bisa diamati melalui skor rata-rata angket minat siswa yang hanya sebesar 87.3 (42.5%) pada pra observasi, 133 (64.8%) pada siklus yang pertama, dan skor rata-rata yang mencapai 153 (74.6%) pada siklus yang kedua. Dengan demikian penerapan pendekatan bermain dapat meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran aktivitas atletik nomor lari jarak pendek pada siswa kelas XI IPA I SMA Negri 9 Tangerang.

B.Saran

Berdasarka kesimpulan dan temuan guru (peneliti) dilapangan yang berpedoman pada data-data yang diperoleh serta dalam rangka membantu meningkatkan dan mengatasi hambatan-hambatan pada kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani yaitu aktivitas atletik nomor lari jarak pendek di SMAN 9 Tangerang maka penulis mengajukan beberapa sran yang diharapkan dapat memberikan manfaat perbaikan proses pembelajaran pendidikan jasmani yaitu sebagai berikut:


(6)

102

1. Guru pendidikan jasmani dapat menerapkan pembelajaran aktivitas atletik nomor lari jarak pendek melalui pendekatan bermain disekolah. Untuk itu tujuan pembelajaran aktivitas atletik nomor lari jarak pendek dengan menggunakan pendekatan bermain harus disesuaikan dengan karakteristis siswa SMA kelas XI merupakan tindakan penting yang menjadi acuan utama ketika menyajikan bahan ajar yang disertai pemilihan bahan mengajar yang sesuai.

2. Dalam pembelajaran, guru dituntut untuk selalu berkreasi dan juga aktif dalam kegiatan belajar mengajar sehingga dapat memotivasi siswa untuk lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani pada umumnya, dan aktivitas atletik nomor lari jarak pendek pada khususnya.