PERANAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MEMBINA KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMP NEGERI KABUPATEN SUBANG.

(1)

PERANAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN DALAM MEMBINA KARAKTER

DISIPLIN SISWA DI SMP NEGERI KABUPATEN SUBANG

(Studi Deskriptif Analitis di SMP Negeri 2 Subang)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidika Indonesia

Oleh Ansy Agrian

0605904

JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013


(2)

HALAMAN PENGESAHAN

PERANAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MEMBINA KARAKTER DISIPLIN SISWA

DI SMP NEGERI KABUPATEN SUBANG

(Studi Deskriptif Analitis di SMP 2 Negeri Subang)

Oleh: Ansy Agrian

0605904

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING : Pembimbing I

Prof. Dr. H. Endang Sumantri, M.Ed NIP. 194107151967031001

Pembimbing II

Dra. Iim Siti Masyitoh, M.Si NIP. 19750414 200501 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed NIP. 19360820 198803 1 001


(3)

Skripsi ini telah diuji pada :

Hari/tanggal : Selasa, 31 Juli 2013

Tempat : Ruang Sidang Lantai 2 Gedung FPIPS Panitia ujian :

1. Ketua :

Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si NIP. 19700814 199402 1 001

2. Sekretaris

Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed NIP. 19360820 198803 1 001

3. Penguji

3.1

Prof. Dr. H. Aim Abdulkarim, M.Pd NIP. 19590714 198501 1 001

3.2

Dr. Cecep Darmawan, S.Pd.,S.Ip.,M.Si NIP. 19690929 199402 1 001

3.3

Syaifullah, S.Pd.,M.Si NIP. 19721112 199903 1 001


(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Peranan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Membina Karakter Disiplin Siswa Di SMP Negeri Kabupaten Subang (Studi Deskriptif Analitis di SMP 2 Negeri Subang)” ini adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Agustus 2013 Yang membuat pernyataan,

Ansy Agrian NIM. 0605904


(5)

PERANAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN DALAM MEMBINA KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMP NEGERI KABUPATEN SUBANG

(Studi Deskriptif Analitis di SMP 2 Negeri Subang)

Oleh Ansy Agrian

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

@ Ansy Agrian 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian dengan dicetak ulang, difotocopy atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(6)

Ansy Agrian, 2014

PERANAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MEMBINA KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMP NEGERI KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 9

1. Identifikasi Masalah ... 9

2. Rumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 9

1. Tujuan Umum ... 9

2. Tujuan Khusus ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 10

1. Secara Teoretis ... 10

2. Secara Praktis ... 10

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 12

A. Tinjauan Umum Pembelajaran ... 12

1. Pengertian Belajar ... 12

2. Prinsip dan Tujuan Belajar ... 13

3. Pengertian Pembelajaran ... 14

4. Teori-Teori Pembelajaran ... 15

5. Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran ... 17

B. Tinjauan Umum Pendidikan Kewarganegaraan ... 20

1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan ... 20

2. Kompetensi Kewarganegaraan ... 23

3. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran PKn ... 24

C. Tinjauan Umum Pendidikan Karakter ... 25

1. Pengertian Pendidikan ... 25

2. Pengertian Karakter ... 28

3. Pengertian Pendidikan Karakter... 30

D. Tinjauan Umum Kedisiplinan Siswa ... 35

1. Pengertian Disiplin ... 35

2. Urgensi Disiplin di Sekolah ... 37

3. Indikator Kedisiplinan ... 40


(7)

Ansy Agrian, 2014

PERANAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MEMBINA KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMP NEGERI KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III METODE PENELITAN ... 50

A. Objek dan Lokasi Penelitian ... 50

1. Objek Penelitian ... 50

2. Lokasi Penelitian ... 50

B. Metode Penelitian ... 50

C. Instrumen Penelitian ... 51

D. Teknik Pengumpulan Data ... 52

1. Observasi ... 52

2. Wawancara ... 52

3. Studi Dokumentasi ... 52

E. Validitas Data ... 53

1. Memperpanjang masa observasi ... 53

2. Pengamatan yang terus menerus ... 53

3. Triangulasi ... 53

4. Membicarakan dengan orang lain (peer debriefing) ... 54

5. Menggunakan bahan referensi ... 54

6. Mengadakan member check ... 54

F. Teknik Analisis Data ... 54

1. Reduksi Data ... 55

2. Display Data... 56

3. Kesimpulan/Verifikasi ... 56

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 57

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 57

1. Profil SMP Negeri 2 Subang ... 57

2. Visi dan Misi SMP Negeri 2 Subang ... 59

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 60

1. Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Membina Karakter Disiplin Siswa ... 60

2. Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Membina Karakter Disiplin Siswa ... 65

3. Metode Pembinaan Karakter Disiplin Siswa melalui Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ... 71

4. Hambatan yang Muncul dan Upaya yang Dilakukan dalam Membina Karakter Disiplin Siswa ... 73

C. Pembahasan Hasil Penelitan ... 77

1. Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Membina Karakter Disiplin Siswa ... 77

2. Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Membina Karakter Disiplin Siswa ... 79

3. Metode Pembinaan Karakter Disiplin Siswa melalui Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ... 81

4. Hambatan yang Muncul dan Upaya yang Dilakukan dalam Membina Karakter Disiplin Siswa ... 83


(8)

Ansy Agrian, 2014

PERANAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MEMBINA KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMP NEGERI KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V PENUTUP ... 86

A. Kesimpulan ... 86

B. Saran ... 87

1. Bagi Kepala Sekolah ... 87

2. Bagi Guru... 87

3. Bagi Siswa ... 88

4. Bagi Peneliti Selanjutnya ... 88

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(9)

Ansy Agrian, 2014

PERANAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MEMBINA KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMP NEGERI KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Pembelajaran ... 17

Gambar 2.2 Faktor-Faktor Belajar Siswa ... 18

Gambar 2.3 Component of Good Character ... 29

Gambar 2.4 Karakter Inti (core characters) ... 33

Gambar 4.1 Ekskul Perakitan Komputer sebagai Upaya Menanggulangi Sikap Tidak Disiplin Siswa ... 76


(10)

Ansy Agrian, 2014

PERANAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MEMBINA KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMP NEGERI KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Nilai-Nilai Karakter ... 36 Tabel 4.1 Daftar Guru SMP Negeri 2 Subang ... 58


(11)

Ansy Agrian, 2014

PERANAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MEMBINA KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMP NEGERI KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Ansy Agrian (0605904). Peranan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Membina Karakter Disiplin Siswa di SMP Negeri Kabupaten Subang (Studi Deskriptif Analitis di SMP Negeri 2 Subang)

Penelitian ini membahas mengenai peranan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam membina karakter disiplin siswa di SMP Negeri Kabupaten Subang. Mengingat luasnya kajian permasalahan pada penulisan ini, maka penulis mengidentifikasi masalah kedalam beberapa rumusan, antara lain: 1) Bagaimana perencanaan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dalam rangka membina karakter disiplin siswa?, 2) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dalam rangka membina karakter disiplin siswa?, 3) Metode apa yang digunakan dalam membina karakter disiplin siswa melalui mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan?, dan 4) Bagaimana hambatan yang muncul dan upaya yang dilakukan dalam membina karakter disiplin siswa?.

Teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian ini adalah teori belajar dan pembelajaran, konsep dan teori pendidikan kewarganegaraan dari berbagai ahli, konsep dan teori pendidikan karakter, serta teori mengenai kedisiplinan siswa yang meliputi urgensi disiplin bagi siswa, indikator kedisiplinan serta strategi penanaman disiplin bagi siswa.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analistis. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Subang yang terletak di Jalan Raya Subang Kabupaten Subang Provinsi Jawa Barat. Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah, Guru PKn, dan siswa di SMP Negeri 2 Subang. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data terdiri dari wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis melalui beberapa tahap, dari mulali reduksi data, display data dan verifikasi/penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukan bahwa 1) Pembelajaran PKn di SMP Negeri 2 Subang bertujuan untuk membentuk siswa agar memiliki kecerdasan intelektual, kecerdasan moral, dan dapat menunjukan perilaku baik dalam kehidupan sehari-hari sebagai warganegara yang baik, 2) Pembelajaran PKn sangat berkontribusi terhadap pembentukan karakter disiplin siswa, karena materi-materi yang diajarkan amat sarat dengan nuansa nilai-nilai dan moral, 3) Metode yang digunakan dalam pembinaan karakter disiplin siswa adalah dengan menggunakan metode bermain peran (role playing) dan VCT (value clarification technique), 4) Hambatan yang muncul dalam penanaman kedisiplinan adalah masih banyak siswa yang melanggar tata tertib sekolah serta rendahnya partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran PKn, karena itu pihak sekolah melakukan berbagai upaya a) menggalakan tertib peraturan, b) pemberian sanksi, c) melakukan razia secara rutin, dan d) mengalihkan siswa kepada kegiatan esktrakurikuler perakitan komputer.


(12)

1

Ansy Agrian, 2014

PERANAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MEMBINA KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMP NEGERI KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar orang mengatakan bahwa si X adalah orang yang memiliki disiplin yang tinggi, sedangkan si Y orang yang kurang disiplin. Seseorang dikatakan sebagai orang yang memiliki disiplin tinggi biasanya ditujukan kepada orang yang selalu hadir tepat waktu, taat terhadap aturan, berperilaku sesuai dengan norma-norma yang berlaku, dan sejenisnya. Sebaliknya, orang yang kurang disiplin biasanya ditujukan kepada orang yang kurang atau tidak dapat mentaati peraturan dan ketentuan yang berlaku, baik yang bersumber dari masyarakat, pemerintah atau peraturan yang ditetapkan oleh suatu lembaga tertentu.

Seorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak akan lepas dari berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan di sekolahnya, dan setiap siswa dituntut untuk dapat berperilaku sesuai dengan aturan dan tata tertib yang yang berlaku di sekolahnya. Kepatuhan dan ketaatan siswa terhadap berbagai aturan dan tata tertib yang yang berlaku di sekolahnya itu biasa disebut disiplin siswa. Sedangkan peraturan, tata tertib, dan berbagai ketentuan lainnya yang berupaya mengatur perilaku siswa disebut disiplin sekolah.

Disiplin sekolah adalah usaha sekolah untuk memelihara perilaku siswa agar tidak menyimpang dan dapat mendorong siswa untuk berperilaku sesuai dengan norma, peraturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah. Disiplin sekolah

merupakan “students complying with a code of behavior often known as the

school rules” (tersedia dalam www.wikipedia.com diakses tanggal 4 Maret

2013).

Untuk menciptakan kondisi disiplin di sekolah, maka sekolah menerapkan berbagai aturan tata tertib. Aturan sekolah merupakan berbagai tata laku yang mengatur hal-hal seperti cara berpakaian, ketepatan waktu (masuk sekolah, istirahat dan pulang), perilaku sosial dan etika belajar. Disiplin sekolah juga


(13)

2

Ansy Agrian, 2014

PERANAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MEMBINA KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMP NEGERI KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dipahami sebagai upaya dalam memberikan hukuman (sanksi) sebagai konsekuensi dari pelanggaran terhadap aturan.

Maman Rachman (1999:34) mengemukakan bahwa salah satu tujuan dari sekolah adalah membina karakter disiplin bagi siswa, tujuannya adalah :

1. Dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang 2. Mendorong siswa melakukan yang baik dan benar

3. Membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya dan menjauhi melakukan hal-hal yang dilarang oleh sekolah

4. Siswa belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan bermanfaat baginya serta lingkungannya

Membicarakan tentang disiplin sekolah tidak bisa dilepaskan dengan persoalan perilaku negatif siswa. Perilaku negatif yang terjadi di kalangan siswa remaja pada akhir-akhir ini tampaknya sudah sangat mengkhawarirkan, seperti: kehidupan sex bebas, keterlibatan dalam narkoba, gang motor dan berbagai tindakan yang menjurus ke arah kriminal lainnya, yang tidak hanya dapat merugikan diri sendiri, tetapi juga merugikan masyarakat umum.

Di lingkungan internal sekolah pun pelanggaran terhadap berbagai aturan dan tata tertib sekolah masih sering ditemukan yang merentang dari pelanggaran tingkat ringan sampai dengan pelanggaran tingkat tinggi, seperti : kasus bolos, perkelahian, nyontek, pemalakan, pencurian dan bentuk-bentuk penyimpangan perilaku lainnya.Tentu saja, semua itu membutuhkan upaya pencegahan dan penanggulangganya, dan di sinilah arti penting disiplin sekolah.

Perilaku siswa terbentuk dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor lingkungan, keluarga dan sekolah. Tidak dapat dipungkiri bahwa sekolah merupakan salah satu faktor dominan dalam membina dan mempengaruhi perilaku siswa. Di sekolah seorang siswa berinteraksi dengan para guru yang mendidik dan mengajarnya. Sikap, teladan, perbuatan dan perkataan para guru yang dilihat dan didengar serta dianggap baik oleh siswa dapat meresap masuk begitu dalam ke dalam hati sanubarinya dan dampaknya kadang-kadang melebihi pengaruh dari orang tuanya di rumah. Sikap dan perilaku yang ditampilkan guru


(14)

3

Ansy Agrian, 2014

PERANAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MEMBINA KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMP NEGERI KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tersebut pada dasarnya merupakan bagian dari upaya pendisiplinan siswa di sekolah.

Brown dan Brown (1973: 115) mengelompokkan beberapa penyebab perilaku siswa yang indisiplin, sebagai berikut :

1. Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh guru, dimana seorang guru berperilaku tidak sesuai perannya yang seharusnya menjadi contoh, panutan, atau teladan bagi siswa di sekolah.

2. Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh sekolah; kondisi sekolah yang kurang menyenangkan, kurang teratur, dan lain-lain dapat menyebabkan perilaku yang kurang atau tidak disiplin.

3. Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh siswa , siswa yang berasal dari keluarga yang broken home.

4. Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh kurikulum, kurikulum yang tidak terlalu kaku, tidak atau kurang fleksibel, terlalu dipaksakan dan lain-lain bisa menimbulkan perilaku yang tidak disiplin, dalam proses belajar mengajar pada khususnya dan dalam proses pendidikan pada umumnya.

Sekaitan dengan pendapat di atas, maka seorang guru harus mampu membina dan menumbuhkembangkan karakter disiplin dalam diri siswa, terutama disiplin dalam mentaati tata tertib yang berlaku di sekolah.

Selanjutnya, Brown dan Brown (1975: 122) mengemukakan pula tentang pentingnya disiplin dalam proses pendidikan dan pembelajaran untuk mengajarkan hal-hal sebagai berikut :

1. Rasa hormat terhadap otoritas/ kewenangan; disiplin akan menyadarkan setiap siswa tentang kedudukannya, baik di kelas maupun di luar kelas, misalnya kedudukannya sebagai siswa yang harus hormat terhadap guru dan kepala sekolah.

2. Upaya untuk menanamkan kerja sama; disiplin dalam proses belajar mengajar dapat dijadikan sebagai upaya untuk menanamkan kerjasama, baik antara siswa, siswa dengan guru, maupun siswa dengan lingkungannya.

3. Kebutuhan untuk berorganisasi; disiplin dapat dijadikan sebagai upaya untuk menanamkan dalam diri setiap siswa mengenai kebutuhan berorganisasi.

4. Rasa hormat terhadap orang lain; dengan ada dan dijunjung tingginya disiplin dalam proses belajar mengajar, setiap siswa akan tahu dan memahami tentang hak dan kewajibannya, serta akan menghormati dan menghargai hak dan kewajiban orang lain.

5. Kebutuhan untuk melakukan hal yang tidak menyenangkan; dalam kehidupan selalu dijumpai hal yang menyenangkan dan yang tidak


(15)

4

Ansy Agrian, 2014

PERANAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MEMBINA KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMP NEGERI KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menyenangkan. Melalui disiplin siswa dipersiapkan untuk mampu menghadapi hal-hal yang kurang atau tidak menyenangkan dalam kehidupan pada umumnya dan dalam proses belajar mengajar pada khususnya.

6. Memperkenalkan contoh perilaku tidak disiplin; dengan memberikan contoh perilaku yang tidak disiplin diharapkan siswa dapat menghindarinya atau dapat membedakan mana perilaku disiplin dan yang tidak disiplin.

Sementara itu, Reisman dan Payne dalam Mulyasa (2003:15) mengemukakan strategi umum merancang disiplin siswa, yaitu :

1. Konsep diri; untuk menumbuhkan konsep diri siswa sehingga siswa dapat berperilaku disiplin, guru disarankan untuk bersikap empatik, menerima, hangat dan terbuka.

2. Keterampilan berkomunikasi; guru terampil berkomunikasi yang efektif sehingga mampu menerima perasaan dan mendorong kepatuhan siswa.

3. Konsekuensi-konsekuensi logis dan alami; guru disarankan dapat menunjukkan secara tepat perilaku yang salah, sehingga membantu siswa dalam mengatasinya; dan memanfaatkan akibat-akibat logis dan alami dari perilaku yang salah.

4. Klarifikasi nilai; guru membantu siswa dalam menjawab pertanyaannya sendiri tentang nilai-nilai dan membina sistem nilainya sendiri.

5. Analisis transaksional; guru disarankan guru belajar sebagai orang dewasa terutama ketika berhadapan dengan siswa yang menghadapi masalah.

6. Terapi realitas; sekolah harus berupaya mengurangi kegagalan dan meningkatkan keterlibatan. Guru perlu bersikap positif dan bertanggung jawab.

7. Disiplin yang terintegrasi; metode ini menekankan pengendalian penuh oleh guru untuk mengembangkan dan mempertahankan peraturan.

8. Modifikasi perilaku; perilaku salah disebabkan oleh lingkungan. Oleh karena itu, dalam pembelajaran perlu diciptakan lingkungan yang kondusif.

9. Tantangan bagi disiplin; guru diharapkan cekatan, sangat terorganisasi, dan dalam pengendalian yang tegas. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa peserta didik akan menghadapi berbagai keterbatasan pada hari-hari pertama di sekolah, dan guru perlu membiarkan mereka untuk mengetahui siapa yang berada dalam posisi sebagai pemimpin.


(16)

5

Ansy Agrian, 2014

PERANAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MEMBINA KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMP NEGERI KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Siswa adalah sekelompok orang dengan usia tertentu yang belajar baik secara kelompok atau perorangan. Siswa juga disebut murid atau pelajar. Ketika kita bicara mengenai siswa maka pikiran kita akan tertuju kepada siswa di lingkungan sekolah, baik sekolah dasar maupun menengah. Di lingkungan sekolah, dasar masalah-masalah yang muncul belum begitu banyak, tetapi ketika memasuki lingkungan sekolah menengah maka banyak sekali masalah masalah yang muncul karena anak atau siswa sudah menapaki masa remaja. Siswa sudah mulai berpikir tentang dirinya, bagaimana keluarganya, teman teman pergaulannya dan sebagainya. Pada masa ini seakan mereka menjadi manusia dewasa yang bias segalanya dan terkadang tidak memikirkan akibatnya. Hal inilah yang harus diperhatikan oleh keluarga dan tentu saja pihak sekolah.

Konsep disiplin selalu merujuk kepada peraturan, norma atau batasan-batasan tingkah laku. Dengan penanaman disiplin individu diharapkan dapat berperilaku yang sesuai dengan norma tersebut. Selanjutnya Lindgren dalam Yusuf (1989:21) mengemukakan bahwa ada tiga pengertian mengenai disiplin ini yaitu:

1. Punishment (hukuman). Hal ini berarti anaka perlu dihukum bila

bersalah.

2. Control by enforcing obedience or orderly conduct. Hal ini berarti

bahwa anak itu memerlukan seseorang yang mengontrol, mengarahkan, dan membatasi tingkah lakunya.Dalam hal ini individu dipandang tidak mampu mengarahkan, mengontrol dan membatasi tingkah lakunya sendiri.

3. Training that corrects and strengthens. Tujuan disiplin ini adalah “self

dicipline” (disiplin diri), dalam arti bahwa tujuan latihan adalah

memberi kesempatan kepada individu untuk melakukan sesuatu berdasarkan pengarahan dan kontrolnya sendiri.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin merupakan proses upaya memasuki serta hasil latihan individu sejak kecil dalam menghaadapi aturan-aturan, norma-norma dan pedoman perilaku. Maksud disiplin ini agar individu mematuhi aturan-aturan tadi demi kesejahteraan individu itu sendiri maupun anggota masyarakat lainnya. Hasil latihan itu merupakan proses pendidikan karena segala contoh perilaku yang ditanamkan


(17)

6

Ansy Agrian, 2014

PERANAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MEMBINA KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMP NEGERI KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

akan mempengaruhi hasil disiplin seseorang. Hal ini akan lebih jelas dalam proses pendidikan di sekolah.

Dalam menjalankan perannya sebagai pendidik siswa, kadang-kadang sekolah menghadapi masalah disiplin siswa. Masalah disiplin tersebut terutama dihadapi guru. Amstrong dan Savage (1983:426) menegaskan “every teacher at

some time in his or her career experiences discipline problems”. Dalam harapan

para siswa dapat berperilaku disiplin, tetapi dalam kenyataannya tidak sedikit yang berperilaku indisipliner alias berperilaku menyimpang.

Untuk menciptakan siswa yang berkarakter disiplin, maka dapat dilakukan melalui pendidikan kewarganegaraan. Pada tataran kulikuler pendidikan kewarganegaraan baik substansi, proses pembelajaran, maupun efek sosio-kulturalnya sengaja dirancang dan diprogramkan untuk mewujudkan program-program pendidikan demokrasi yang bermuara pada pembentukan karakter warganegara Indonesia. Winataputra dan Budimansyah (2007:192) mengemukakan bahwa tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah untuk membina karakter warganegara yang baik karakter privat, seperti tanggung jawab moral, disiplin diri dan penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia dari setiap individu, maupun karakter masyarakat misalnya kepedulian sebagai warga, kesopanan, mengindahkan aturan main (rule of law), berpikir kritis dan kemauan untuk mendengar, bernegosiasi dan berkompromi.

Pada era reformasi tumbuh komitmen baru dalam mewujudkan cita-cita dan nilai demokrasi konstitusional yang lebih dinamis. Dalam hal ini, mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) lebih fokus pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warganegara Indonesia yang disiplin, cerdas, terampil dan berkarakter sebagaimana diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Ini mestinya menjadi awal kebangkitan PKn untuk memposisikan dirinya sebagai penghela pembentukan karakter bangsa agar dapat menyiapkan generasi muda yang memiliki karakter ke-Indonesiaan.


(18)

7

Ansy Agrian, 2014

PERANAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MEMBINA KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMP NEGERI KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam menjadikan remaja sebagai warganegara yang baik (to be good

citizenship) pendidikan kewarganegaraan (civic education) menjadi salah satu

wahana sentral sebagai mata pelajaran yang memegang peran penting dalam rangka pembentukan untuk mempersiapkan warganegara muda yang baik. Hal ini senada dengan apa yang dituangkan oleh Maftuh dan Sapriya (2005: 320), dimana tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah:

“Agar setiap warga negara menjadi warga negara yang baik (to be good citizenship), yakni warga yang memiliki kecerdasan (civil Intelligence)

baik intelektual, emosional, sosial, maupun spiritual; memiliki rasa bangga dan tanggung jawab (civil responsible); dan mampu berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara (civil Participation) agar

tumbuh rasa kebangsaan dan cinta tanah air”.

Winataputra (2001: 132) menjelaskan tujuan pendidikan kewarganegaraan (PKn) sebagai " the foundational course work in school designed to prepare

young citizens for an active role in their communities in their adult lives".

Maksudnya adalah suatu mata pelajaran dasar di sekolah yang dirancang untuk mempersiapkan siswa atau warga negara muda hipotetik, yakni warga negara

yang “belum jadi” karena masih harus di didik menjadi warga negara dewasa

yang sadar akan hak dan kewajibannya agar kelak setelah dewasa dapat berperan aktif dalam masyarakatnya.

Sekaitan dengan itu, Branson (1999:8) mengemukakan bahwa PKn harus dapat mengembangkan kompetensi kewarganegaraan, yang meliputi pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), keterampilan kewarganegaraan (civic skills), dan watak atau karakter kewarganegaraan (civic dispositions). Dengan demikian, muatan pendidikan kewarganegaraan mampu memberikan bekal yang baik bagi warga negaranya, dimulai dari pengetahuan, kecakapan serta watak atau karakter yang seharusnya dimiliki oleh masing-masing individu yaitu dengan jalan membimbing dan memupuk siswa agar kelak nanti menjadi seorang warganegara yang baik, disiplin dan bertanggung jawab secara moral yang mampu mempertahankan keberlangsungan kehidupan bangsa dan Negara indonesia.

Namun kenyataan telah menunjukkan bahwa tantangan perubahan zaman di Era Globalisasi di Negara Indonesia dapat mengakibatkan terjadinya


(19)

8

Ansy Agrian, 2014

PERANAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MEMBINA KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMP NEGERI KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perubahan sosial, dengan semakin canggihnya teknologi komunikasi, transportasi dan sistem informasi yang semakin mudah di akses serta gaya hidup modernisasi, membuat perubahan masyarakat semakin melaju dengan cepat. Semua itu tidak dapat disikapi secara bijak oleh semua remaja, dalam arti tidak sedikit remaja yang terjerumus ke hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai moral, norma agama, norma sosial serta norma hidup dimasyarakat.

Berbagai fenomena yag muncul dalam masyarakat pada beberapa tahun belakangan ini cukup memprihatinkan, salah satunya terjadi peningkatan tindak kekerasan dan kekejaman. Bangsa Indonesia yang dikenal ramah-tamah, penuh sopan santun dan pandai berbasa-basi sekonyong-konyong menjadi pemarah dan suka mencaci. Oleh karena itu, mutlak harus dilakukan berbagai upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Kegiatan Pendidikan di Sekolah, sampai saat ini masih merupakan wahana sentral dalam mengatasi berbagai bentuk kemerosotan moral yang sangat bertolak belakang dengan amanat Pancasila dan UUD 1945. Oleh karna itu segala apa yang terjadi dalam lingkungan di luar sekolah, senantiasa mengambil tolak ukur aktivitas pendidikan dan pembelajaran sekolah. Hal seperti ini cukup di sadari oleh para Guru dan pengelola lembaga pendidikan, dan mereka melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi dan memaksimalkan kasus-kasus yang terjadi akibat kenakalan siswanya melalui fokus terhadap kedisiplinan dengan penerapan tata tertib pembelajaran moral, agama dan norma-norma susila lainnya.

Mengingat betapa pentingnya karakter disiplin dikembangkan bagi para remaja sebagai generasi muda yang mendukung keberlangsungan masa depan bangsa, maka masalah tersebut mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul “Peranan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Membina Karakter Disiplin Siswa di SMP Negeri Kabupaten Subang (Studi Deskriptif Analitis di SMP Negeri 2 Subang)”


(20)

9

Ansy Agrian, 2014

PERANAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MEMBINA KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMP NEGERI KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Bertitiktolak dari latar belakang sebagaimana dikemukakan di atas, maka yang menjadi fokus dalam pembahasan penelitian ini adalah bagaimana peranan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dalam membina karakter disiplin siswa di SMP Negeri Kabupaten Subang

2. Rumusan Masalah

a. Bagaimana perencanaan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dalam rangka membina karakter disiplin siswa?

b. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dalam rangka membina karakter disiplin siswa?

c. Metode apa yang diterapkan dalam membina karakter disiplin siswa melalui mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan?

d. Bagaimana hambatan yang muncul dan upaya yang dilakukan dalam membina karakter disiplin siswa?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini dilakukan untuk mengkaji dan menganalisis peranan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dalam membina karakter disiplin siswa di SMP Negeri Kabupaten Subang.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui perencanaan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dalam rangka membina karakter disiplin siswa.

b. Mengetahui pelaksanaan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dalam rangka membina karakter disiplin siswa.

c. Mengetahui metode yang diterapkan dalam membina karakter disiplin siswa melalui mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan.

d. Mengetahui hambatan yang muncul dan upaya yang dilakukan dalam membina karakter disiplin siswa.


(21)

10

Ansy Agrian, 2014

PERANAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MEMBINA KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMP NEGERI KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Manfaat Penelitian

Kualitas serta kapasitas suatu penelitian dapat dilihat dari segi kegunaan yang diberikan dari hasil penelitian. Dengan diadakan penelitian ini, maka diharapkan dapat bermanfaat baik bagi ilmu pengetahuan maupun bagi masyarakat umum. Adapun kegunaan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian yang dituangkan dalam bentuk skripsi ini mencakup manfaat secara teoritis maupun praktis, sebagai berikut:

1. Manfaat teoretis

Melalui penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan temuan-temuan baru yang akan berguna bagi perkembangan disiplin ilmu pendidikan kewarganegaraan, serta menambah wawasan pengetahuan khususnya tentang masalah kedisiplinan siswa di sekolah.

2. Manfaat praktis

a. Diketahuinya perencanaan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dalam rangka membina karakter disiplin siswa.

b. Diketahuinya pelaksanaan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dalam rangka membina karakter disiplin siswa.

c. Diketahuinya pola yang diterapkan dalam membina karakter disiplin siswa melalui mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan.

d. Diketahuinya hambatan yang muncul dan upaya yang dilakukan dalam membina karakter disiplin siswa.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Skripsi ini dibagi menjadi lima bab, sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, merupakan rasional yang menjelaskan pentingnya penelitian ini dilakukan. Isi dari bab ini meliputi; a) latar belakang penelitian, b) identifikasi dan rumusan masalah, c) tujuan penelitian, d) manfaat penelitian dan e) struktur organisasi skripsi.

Bab II Kajian Pustaka, merupakan gambaran berbagai konsep, generalisasi dan teori yang digunakan untuk menganalisis hasil penelitian. Isi dari bab


(22)

11

Ansy Agrian, 2014

PERANAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MEMBINA KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMP NEGERI KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ini meliputi; a) tinjauan umum pembelajaran, b) tinjauan umum pendidikan kewarganegaraan, c) tinjauan umum kedisiplinan siswa Bab III Metodologi Penelitian, merupakan penjelasan yang rinci mengenai

metode penelitian yang digunakan. Isi dari bab ini meliputi; a) lokasi dan subjek penelitian, b) desain penelitian dan justifikasi penggunaan desain tersebut, c) metode penelitian dan justifikasi penggunaan metode tersebut, d) definisi operasional yang dirumuskan untuk setiap variabel, e) instrumen penelitian, f) teknik pengumpulan data, dan g) teknik pengolahan dan analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, merupakan gambaran data yang diperoleh dari lapangan untuk kemudian dianalisis menggunakan berbagai teori yang relevan. Isi dari bab ini meliputi gambaran umum hasil penelitian dan analisis hasil penelitian

Bab V Kesimpulan dan Saran, merupakan jawaban dari aspek yang diteliti. Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran.


(23)

50

Ansy Agrian, 2014

PERANAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MEMBINA KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMP NEGERI KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Objek dan Lokasi Penelitian

1. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Subang, Guru Pendidikan Kewarganegaraan SMP Negeri 2 Subang, dan siswa SMP Negeri 2 Subang.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Subang yang terletak di Jalan Raya Subang Kabupaten Subang Provinsi Jawa Barat.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analistis. Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2000:4) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif adalah “prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang

dapat diamati”. Penelitian kualitatif bertumpu pada latar belakang alamiah secara holistik, memposisikan manusia sebagai alat penelitian, melakukan analisis data secara induktif, lebih mementingkan proses daripada hasil serta hasil penelitian yang dilakukan disepakati oleh peneliti dan subjek penelitian.

Metode deskriptif dipilih karena penelitian yang dilakukan adalah berkaitan dengan peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung dan berkenaan dengan kondisi masa sekarang. Nazir (1988:63) menjelaskan metode deskriptif adalah, sebagai berikut:

Metode deskriptif adalah satu metoda dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran atau pun kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.


(24)

51

Ansy Agrian, 2014

PERANAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MEMBINA KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMP NEGERI KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Metode ini sangat cocok dalam penelitian ini karena penelitian ini berusaha mencari gambaran satu kelompok manusia untuk mencapai tujuan kelompok tersebut, ehingga fenomena kelompok tersebut dapat terungkap secara jelas dan akurat.

Penelitian ini merupakan studi deskriptif analitis maka dalam memperoleh data yang sebanyak-banyaknya dilakukan melalui berbagai teknik yang disusun secara sistematis untuk mencari pengumpulan data hasil penelitian yang sempurna. Penulis melakukan penelitian dengan studi deskriptif karena sesuai dengan sifat masalah serta tujuan penelitian yang ingin diperoleh dan bukan menguji hipotesis, tetapi berusaha untuk memperoleh gambaran yang nyata tentang bagaimana peran pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dalam membina karakter disiplin siswa.

C. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrumen utama (key

instrument) dalam mengumpulkan data dan menginterpretasi data dengan

dibimbing oleh pedoman wawancara dan pedoman observasi. Hal mana senada dengan Moleong (2000:9) yang mengemukakan bahwa bahwa:

Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama. Hal itu dilakukan karena jika memanfaatkan alat bantu bukan manusia dan mempersiapkan dirinya terlebih dahulu sebagai yang lazim digunakan dalam penelitian klasik, maka sangat tidak mungkiin untuk mengadakan penyesuaian terhadap kenyataan-kenyataan yang ada di lapangan.

Dengan demikian penulis lebih leluasa dalan mencari informasi dan data yang terperinci dari subjek penelitian tentang berbagai hal yang diperlukan dalam penelitian yang sedang dilaksanakan. Peneliti mengadakan observasi dan wawancara mendalam, dengan asumsi bahwa hanya manusia yang dapat memahami makna interaksi sosial, menyelami perasaan dan nilai-nilai yang terekam dalam ucapan dan perilaku responden. Peneliti sendiri adalah sebagai pengkonstruksi realitas atas dasar pengamatan dan pengalamannya di lapangan.


(25)

52

Ansy Agrian, 2014

PERANAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MEMBINA KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMP NEGERI KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi merupaka teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh gambaran yang terjadi di lapangan. Sebagaimana Nazir (1988:65) yang mengemukakan metode observasi sebagai berikut.

Metode survey (observasi) adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah.

Oleh karena itu, keberadaan peneliti secara langsung dilapangan dapat memberikan kesempatan yang luas untuk mengumpulkan data yang dijadikan dasar untuk mendapatkan data yang lebih terinci dan akurat.

2. Wawancara

Wawancara menurut Moleong (2000:135) adalah “percakapan dengan

maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewe) yang

memberikan jawaban atas pertanyaan itu”. Melalui wawancara ini diharapkan

dapat diperoleh bentuk-bentuk informasi dari semua responden dengan bentuk dan ciri yang khas pada setiap responden. Hal tersebut dimungkinkan sebab dalam pelaksanaaanya seringkali berkembang disesuaikan dengan situasi yang ada, sebagaimana dikemukakan Mulyana (2002:181), bahwa:

Wawancara tak terstruktur bersifat luwes, susunan pertanyaan dan kata-kata dalam setiap pertanyaan dapat diubah saat wawancara, disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi saat wawancara, termasuk karakteristik sosial budaya (agama, suku, gender, usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan sebagainya) responden yang dihadapi.

3. Studi Dokumentasi

Data dalam penelitian kualitatif seringkali diperoleh dari sumber manusia melalui observasi dan wawancara. Akan tetapi ada pula data yang bersumber dari dokumen dan seringkali data dokumen kurang dimanfaatkan. Arikunto (2006:158)


(26)

53

Ansy Agrian, 2014

PERANAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MEMBINA KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMP NEGERI KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya”. Data yang diperoleh dari studi dokumen dapat menjadi narasumber bagi peneliti selain wawancara dan observasi.

E. Validitas Data

Hasil penelitian kualitatif seringkali diragukan karena dianggap tidak memenuhi syarat validitas dan reabilitas, oleh sebab itu ada cara-cara memperoleh tingkat kepercayaan yang dapat digunakan untuk memenuhi kriteria kredibilitas (validitas internal). Menurut Nasution (1996: 114-118) cara yang dapat dilakukan untuk mengusahakan agar kebenaran hasil penelitian dapat dipercaya yaitu antara lain:

1. Memperpanjang masa observasi

Pada saat melakukan observasi diperlukan waktu untuk betul-betul mengenal suatu lingkungan, oleh sebab itu peneliti berusaha memperpanjang waktu penelitian dengan cara mengadakan hubungan baik dengan orang-orang disana, dengan cara mengenal kebiasaan yang ada dan mengecek kebenaran informasi guna memperoleh data dan informasi yang valid yang diperlukan dalam penelitian ini.

2. Pengamatan yang terus menerus

Dengan pengamatan yang dilakukan secara terus menerus atau kontinu peneliti dapat memperhatikan sesuatu secara lebih cermat, terinci dan mendalam. Melalui pengamatan yang kontinu peneliti akan dapat memberikan deskripsi yang cermat dan terinci mengenai apa yang sedang diamatinya, yang berkaitan dengan peranan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dalam membina karakter disiplin siswa di SMP Negeri Subang.

3. Triangulasi

Tujuan triangulasi ialah mencek kebenaran data tertentu dengan membandingkannya dengan data-data yang diperoleh dari sumber lain. Dalam


(27)

54

Ansy Agrian, 2014

PERANAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MEMBINA KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMP NEGERI KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian ini triangulasi data dilakukan terhadap informasi yang diberikan oleh Kepala Sekolah, Guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, dan siswa. agar memperoleh kebenaran informasi yang diinginkan.

4. Membicarakan dengan orang lain (peer debriefing)

Pembicaraan ini antara lain bertujuan untuk memperoleh kritik, pertanyaan-pertanyaan tajam, yang menantang tingkat kepercayaan akan kebenaran penelitian. Selain itu pembicaraan ini memberi petunjuk tentang langkah-langkah yang akan dilakukan selanjutnya.

5. Menggunakan bahan referensi

Sebagai bahan referensi untuk meningkatkan kepercayaan akan kebenaran data, peneliti menggunakan bahan dokumentasi yakni hasil rekaman wawancara dengan subjek penelitian atau bahan dokumentasi yang diambil dengan cara tidak mengganggu atau menarik perhatian informan, sehingga informasi yang didapatkan memiliki validitas yang tinggi.

6. Mengadakan member check

Salah satu cara yang sangat penting ialah melakukan member chek pada akhir wawancara dengan menyebutkan garis besarnya dengan maksud agar responden memperbaiki bila ada kekeliruan, atau menambahkan apa yang masih kurang. Tujuan member chek ialah agar informasi yang penulis peroleh dan gunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud oleh informan.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan suatu langkah penting dalam penelitian, karena dapat memberikan makna terhadap data yang dikumpulkan oleh peneliti. Data yang diperoleh dan dikumpulkan dari responden melalui hasil wawancara, obeservasi dan studi dokumentasi di lapangan untuk selanjutnya dideskripsikan dalam bentuk laporan.


(28)

55

Ansy Agrian, 2014

PERANAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MEMBINA KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMP NEGERI KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan melalui tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi (Miles dan Huberman (1992:16-18). Analisis data kualitatif merupakan upaya yang berlanjut, berulang dan terus menerus. Masalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan merupakan rangkain kegiatan analisis yang saling susul menyusul.

Tiga jenis kegiatan utama analisis data merupakan proses siklus dan interaktif. Peneliti harus siap bergerak di antara empat “sumbu” kumparan itu selama pengumpulan data, selanjutnya bergerak bolak balik di antara kegiatan reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan/verifikasi untuk lebih memperjelas alur kegiatan analisis data penelitian tersebut, akan dijelaskan pada bagan berikut ini:

Gambar 3.1 Komponen-komponen Analisis Data (Miles dan Huberman, 1992:20)

1. Reduksi data

Reduksi data adalah proses analisis data yang dilakukan untuk mereduksi dan merangkum hasil-hasil penelitian dengan menitikberatkan pada hal-hal yang dianggap penting oleh peneliti. Reduksi data bertujuan untuk mempermudah

Pengumpulan data

Reduksi data

Kesimpulan: Penarikan/verifikasi


(29)

56

Ansy Agrian, 2014

PERANAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MEMBINA KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMP NEGERI KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pemahaman terhadap data yang telah terkumpul sehingga data yang direduksi memberikan gambaran lebih rinci.

2. Display data

Display data adalah data-data hasil penelitian yang sudah tersusun secara terperinci untuk memberikan gambaran penelitian secara utuh. Data yang terkumpul secara terperinci dan menyeluruh selanjutnya dicari pola hubungannya untuk mengambil kesimpulan yang tepat. Penyajian data selanjutnya disusun dalam bentuk uraian atau laporan sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh. 3. Kesimpulan/verifikasi

Kesimpulan merupakan tahap akhir dalam proses penelitian untuk memberikan makna terhadap data yang telah dianalisis. Proses pengolahan data dimulai dengan pencatatan data lapangan (data mentah), kemudian direduksi dalam bentuk unifikasi dan kategorisasi data.

Demikian prosedur pengolahan data dan yang dilakukan penulis dalam melakukan penelitian ini. Dengan tahap-tahap ini diharapkan penelitian yang dilakukan penulis dapat memperoleh data yang memenuhi kriteria keabsahan suatu penelitian


(30)

86

Ansy Agrian, 2014

PERANAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MEMBINA KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMP NEGERI KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pembelajaran PKn di SMP Negeri 2 Subang bertujuan untuk membentuk siswa agar memiliki kecerdasan intelektual, kecerdasan moral, dan dapat menunjukan perilaku baik dalam kehidupan sehari-hari sebagai warganegara yang baik. Karakter disiplin yang dikembangkan mencakup disiplin terhadap peraturan sekolah, disiplin belajar, dan disiplin diri. Pembentukan karakter disiplin siswa terintegrasi pada semua materi pelajaran PKn. Tahapan-tahapan dalam perencanaan pembelajaran PKn dalam membentuk disiplin siswa adalah penentuan tujuan, metode dan evaluasi. Tujuan pembelajaran PKn adalah siswa mampu memahami hal-hal apa saja yang harus ia lakukan sebagai siswa dan sebagai warganegara, yakni dengan menunjukan sikap patuh terhadap peraturan-peraturan yang ada. Pembelajaran dilakukan menggunakan metode diskusi, example non example, VCT, penugasan dan penugasan. Media yang digunakan dalam pembelajaran terdiri dari artikel,

power point, dan lain sebagainya. Sistem evaluasi yang direncanakan untuk

mengukur sikap disiplin siswa menggunakan test tertulis dan skala sikap. 2. Pembelajaran PKn sangat berkontribusi terhadap pembentukan karakter

disiplin siswa, karena materi-materi yang diajarkan amat sarat dengan nuansa nilai-nilai dan moral yang seharusnya dimiliki oleh siswa sebagai calon warganegara dewasa. Secara umum antusias siswa mengikuti mata pelajaran PKn dapat dikatakan baik, sekalipun masih ada siswa yang menganggap bahwa pembelajaran PKn menjenuhkan. Selain melalui program kurikuler, pembinaan karakter disiplin juga dilakukan melalui program ko-kurikuler, seperti dalam ekstrakurikuler paskibra dan pramuka. Untuk memperkuat proses pembinaan karaker disiplin siswa, pihak kepala sekolah menerapkan tata tertib yang harus dipatuhi oleh siswa. Tata tertib ini mengatur hal-hal yang berkaitan dengan a) kegiatan belajar mengajar, larangan bagi siswa,


(31)

87

Ansy Agrian, 2014

PERANAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MEMBINA KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMP NEGERI KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengaturan pakaian seragam, kehadiran siswa serta perilaku sopan santun yang harus ditunjukan oleh siswa.

3. Metode yang diterapkan dalam pembinaan karakter disiplin siswa melalui mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah dengan menggunakan metode bermain peran (role playing) dengan penanaman disiplin terintegrasi dan VCT (value clarification technique) yakni guru membantu siswa dalam menjawab pertanyaannya sendiri tentang nilai-nilai dan membina sistem nilainya sendiri. Penggunaan kedua metode tersebut berimplikasi pada terbentuknya moral knowing (pengetahuan moral), moral feeling (perasaan moral) dan moral action (perbuatan moral).

4. Hambatan yang muncul dalam penanaman kedisiplinan di SMP Negeri 2 Subang adalah a) masih banyak siswa yang melakukan pelanggaran tata tertib (kerapihan rambut, kesesuaian dalam berpakaian, bolos sekolah, tidak mengerjakan tugas, tawuran, mengkonsumsi rokok dan narkoba, serta tergabung dalam komunitas geng motor dan b) rendahnya partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran PKn. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut adalah a) menggalakan tertib peraturan, b) pemberian sanksi bagi yang melanggar peraturan (teguran, pemanggilan orang tua, skorsing, dan dikeluarkan dari sekolah), c) melakukan razia secara rutin, dan d) mengembangkan kegiatan esktrakurikuler perakitan komputer.

B. Saran

1. Bagi Kepala Sekolah

a. Meningkatkan razia dan pengawasan terhadap siswa yang melanggar tata tertib sekolah.

b. Meningkatkan kerjasama antara pihak sekolah dengan orang tua siswa dalam upaya membentuk karakter disiplin siswa.

2. Bagi Guru

a. Hendaknya guru menggunakan berbagai variasi metode dalam pembelajaran PKn sehingga siswa lebih antusias dalam belajar


(32)

88

Ansy Agrian, 2014

PERANAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MEMBINA KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMP NEGERI KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Menjalin kedekatan secara emosional dengan siswa, sehingga guru mengetahui dan memahami siswa secara psikologis termasuk masalah-masalah yang sedang dihadapi siswa.

3. Bagi Siswa

a. Mengikuti pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dengan seksama dan senantiasa meningkatkan pemahaman akan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

b. Hendaknya siswa mentaati peraturan atas dasar kesadaran akan manfaat yang akan diperoleh, yakni terciptanya ketertiban.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hendaknya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai “pengembangan metode pembelajaran dalam membentuk karakter disiplin siswa SMP”


(33)

Ansy Agrian, 2014

PERANAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MEMBINA KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMP NEGERI KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

A. Sumber Buku

Amstrong, David G. and Savage, Tom V. (1983), Secondary Education : An

Introduction, New York, Macmillan Publishing Co., Inc.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek

(Edisi Revisi VI). Jakarta: Rineka Cipta

Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Branson, M.S. 1999. Making the Case for Civic Education : Where We Stand at

the End of the 20th Century. Washingthon : CCE.

Brown & Brown. 1973. Principles of Language Learning and Teaching. Englewood Cliffs. New Jersey : Prentice Hall In

Budimansyah, Dasim. 2010. Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan Untuk

Membangun Karakter Bangsa. Bandung: Widya ksara Pers

Cogan, J.J. 1999. Developing the Civic Society : The Role of Civic Education. Bandung: CICED.

Darmadi, Hamid. 1999. Dasar Konsep Pendidikan Moral. Bandung : ALFABETA

Djahiri, Kosasih. 2006. Landasan Operasional Kurikulum PPKN. Bandung: Laboratorium PMPKN

---. 1995. Dasar-Dasar Umum Metodologi dan Pengajaran

Nilai-Moral PVCT. Bandung : Lab. Pengajaran PMP IKIP Bandung

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Rahasia Sukses Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Dokumen SMP Negeri 2 Subang. 2012. Profil Sekolah SMP Negeri 2 Subang.

Subang: Tidak diterbitkan

Gie, The Liang, 1995, Efisiensi Kerja bagi Pembangunan Negara : Suatu Bunga

Rampai Bacaan, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Hamalik, Oemar. 1999. Media Pendidikan. Bandung : PT Citra Aditya Bakti Halking, 2010. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Pendidikan Karakter.

Prosiding Seminar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam Membangun Karakter Bangsa (Nation and Character Building) : Refleksi,

Komitmen dan Prospek. Bandung: Laboratorium PKn Universitas

Pendidikan Indonesia.

Hurlock, Elizabeth. 1980. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan

Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Aditama.


(34)

Ansy Agrian, 2014

PERANAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MEMBINA KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMP NEGERI KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lickona, Thomas. 1992. Educating for Character: How Our School Can Teach

Respect and Responsibility. New York: Bantams Books

Maftuh, Bunyamin dan Sapriya. 2005. Jurnal Civicus: Implementasi KBK PKn

Dalam Berbagai Konteks. Bandung: Jurusan PMPKN FPIPS UPI.

Mas’udi, Asy. 2000. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Yogyakarta: PT Tiga Serangkai

Megawangi, R. 2004. Pendidikan Karakter. Jakarta: Indonesia Heritage Foundation.

Moleong. J. Lexy. 2000. Metode Penelitian Kualiiftif. Jakarta: Sinar Grafika. Mulyana, Deddy. 2002. Metode Penlitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Rosdakaryaa. Nasution, S. 1996. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito. Natawidjaya. 1993. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud

Nazir, Muhammad. 1988. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia. Rachman, Maman. 1999. Disiplin Siswa di Sekolah. Semarang: IKIP Press

Raka Joni, T., 2007. Prospek Pendidikan Profesional Guru di Bawah Naungan

UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen: Suatu Kajian Akademik.

Malang: UNM

Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2010. Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi

Pembelajaran Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya Untuk membentuk Daya saing dan Karakter bangsa. Jakarta: Pusat Kurikulum Kementerian

Pendidikan Nasional

Republik Indonesia. 2010. Disain Induk Pendidikan Karakter. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional

Republik Indonesia. 2011. Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional

Rohana. 2004. Pengembangan Model Bahan Ajar Matematika Interaktif

Berbasiskan Komputer pada Pokok Bahasan Trigonometri untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis. Skripsi pada FPMIPA UPI.

Bandung: Tidak diterbitkan.

Rusyan, Ibrani. 2000. Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosda Karya.

Sadiman, Arief. 1990. Media Pendidikan, Pengertian Pengembangan dan

Pemanfaatan. Jakarta : Rajawali.

Slameto. 1987. Belajar dan Faktir-Faktoryang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Somantri, M.N. 2001. Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.


(35)

Ansy Agrian, 2014

PERANAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MEMBINA KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMP NEGERI KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Subari. 1994. Supervise Pendidikan (Dalam Rangka Perbaikan Situasi Belajar). Jakarta: Bina Aksara

Sudjana, Nana. 1995. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo.

Sukardi, Dewa Ketut. 1983. Bimbingan Penyuluhan Belajar di Sekolah. Surabaya: Usaha Nasional.

Surat Keputusan Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Subang Nomor : 421.3/631-SMP 2 SBG Tentang Tata Tertib Siswa.

Yusuf, LN Syamsu, 1989, Disiplin Diri dalam Belajar Dihubungkan dengan Penanaman Disiplin yang Dilakukan Orang Tua dan Guru, Tesis, Bandung: FPS IKIP Bandung.

Wijaya, Rusyan. 1991. Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar

Mengajar, Bandung, Remaja Rosdakarya.

Winataputra, U.S. dan Budimansyah, D. (2007). Civic Education: Konteks,

Landasan, Bahan Ajar, dan Kultur Kelas, Bandung: Program Studi

Pendidikan Kewarganegaraan SPs UPI.

Winataputra, U.S. 2001. Jatidiri Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Wahana

Sistemik Pendidikan Demokrasi: Suatu Kajian Konseptual Dalam Konteks Pendidikan IPS. Disertasi PPS UPI: tidak diterbitkan.

Wursanto. 1989. Manajemen Kepegawaian Edisi 2. Jakarta: Kanisius

Zamroni, (2005), Demokrasi dan Pendidikan dalam Transisi : Perlunya

Reorientasi Pengajaran Ilmu-Ilmu Sosial di Sekolah Menengah. Dalam

Jurnal Ilmu dan Kemanusiaan INOVASI. Yogyakarta : LP3 UMY.

B. Sumber Internet

Suyanto. 2012. Tersedia dalam http:// www. mandikasmen.go.id. diakses tanggal 2 Januari 2013

Suparlan. Pendidikan Karakter: Sedemikian Pentingkah, dan Apa Yang Harus

Kita Lakukan? diunduh di http://www.suparlan.com. Diunduh tanggal 17

Februari 2012

Online. www.wikipedia.com. diakses tanggal 4 Maret 2013


(1)

86

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pembelajaran PKn di SMP Negeri 2 Subang bertujuan untuk membentuk siswa agar memiliki kecerdasan intelektual, kecerdasan moral, dan dapat menunjukan perilaku baik dalam kehidupan sehari-hari sebagai warganegara yang baik. Karakter disiplin yang dikembangkan mencakup disiplin terhadap peraturan sekolah, disiplin belajar, dan disiplin diri. Pembentukan karakter disiplin siswa terintegrasi pada semua materi pelajaran PKn. Tahapan-tahapan dalam perencanaan pembelajaran PKn dalam membentuk disiplin siswa adalah penentuan tujuan, metode dan evaluasi. Tujuan pembelajaran PKn adalah siswa mampu memahami hal-hal apa saja yang harus ia lakukan sebagai siswa dan sebagai warganegara, yakni dengan menunjukan sikap patuh terhadap peraturan-peraturan yang ada. Pembelajaran dilakukan menggunakan metode diskusi, example non example, VCT, penugasan dan penugasan. Media yang digunakan dalam pembelajaran terdiri dari artikel,

power point, dan lain sebagainya. Sistem evaluasi yang direncanakan untuk

mengukur sikap disiplin siswa menggunakan test tertulis dan skala sikap. 2. Pembelajaran PKn sangat berkontribusi terhadap pembentukan karakter

disiplin siswa, karena materi-materi yang diajarkan amat sarat dengan nuansa nilai-nilai dan moral yang seharusnya dimiliki oleh siswa sebagai calon warganegara dewasa. Secara umum antusias siswa mengikuti mata pelajaran PKn dapat dikatakan baik, sekalipun masih ada siswa yang menganggap bahwa pembelajaran PKn menjenuhkan. Selain melalui program kurikuler, pembinaan karakter disiplin juga dilakukan melalui program ko-kurikuler, seperti dalam ekstrakurikuler paskibra dan pramuka. Untuk memperkuat proses pembinaan karaker disiplin siswa, pihak kepala sekolah menerapkan tata tertib yang harus dipatuhi oleh siswa. Tata tertib ini mengatur hal-hal yang berkaitan dengan a) kegiatan belajar mengajar, larangan bagi siswa,


(2)

87

pengaturan pakaian seragam, kehadiran siswa serta perilaku sopan santun yang harus ditunjukan oleh siswa.

3. Metode yang diterapkan dalam pembinaan karakter disiplin siswa melalui mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah dengan menggunakan metode bermain peran (role playing) dengan penanaman disiplin terintegrasi dan VCT (value clarification technique) yakni guru membantu siswa dalam menjawab pertanyaannya sendiri tentang nilai-nilai dan membina sistem nilainya sendiri. Penggunaan kedua metode tersebut berimplikasi pada terbentuknya moral knowing (pengetahuan moral), moral feeling (perasaan moral) dan moral action (perbuatan moral).

4. Hambatan yang muncul dalam penanaman kedisiplinan di SMP Negeri 2 Subang adalah a) masih banyak siswa yang melakukan pelanggaran tata tertib (kerapihan rambut, kesesuaian dalam berpakaian, bolos sekolah, tidak mengerjakan tugas, tawuran, mengkonsumsi rokok dan narkoba, serta tergabung dalam komunitas geng motor dan b) rendahnya partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran PKn. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut adalah a) menggalakan tertib peraturan, b) pemberian sanksi bagi yang melanggar peraturan (teguran, pemanggilan orang tua, skorsing, dan dikeluarkan dari sekolah), c) melakukan razia secara rutin, dan d) mengembangkan kegiatan esktrakurikuler perakitan komputer.

B. Saran

1. Bagi Kepala Sekolah

a. Meningkatkan razia dan pengawasan terhadap siswa yang melanggar tata tertib sekolah.

b. Meningkatkan kerjasama antara pihak sekolah dengan orang tua siswa dalam upaya membentuk karakter disiplin siswa.

2. Bagi Guru

a. Hendaknya guru menggunakan berbagai variasi metode dalam pembelajaran PKn sehingga siswa lebih antusias dalam belajar


(3)

88

b. Menjalin kedekatan secara emosional dengan siswa, sehingga guru mengetahui dan memahami siswa secara psikologis termasuk masalah-masalah yang sedang dihadapi siswa.

3. Bagi Siswa

a. Mengikuti pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dengan seksama dan senantiasa meningkatkan pemahaman akan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

b. Hendaknya siswa mentaati peraturan atas dasar kesadaran akan manfaat yang akan diperoleh, yakni terciptanya ketertiban.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hendaknya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai “pengembangan


(4)

DAFTAR PUSTAKA

A. Sumber Buku

Amstrong, David G. and Savage, Tom V. (1983), Secondary Education : An

Introduction, New York, Macmillan Publishing Co., Inc.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek

(Edisi Revisi VI). Jakarta: Rineka Cipta

Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Branson, M.S. 1999. Making the Case for Civic Education : Where We Stand at

the End of the 20th Century. Washingthon : CCE.

Brown & Brown. 1973. Principles of Language Learning and Teaching. Englewood Cliffs. New Jersey : Prentice Hall In

Budimansyah, Dasim. 2010. Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan Untuk

Membangun Karakter Bangsa. Bandung: Widya ksara Pers

Cogan, J.J. 1999. Developing the Civic Society : The Role of Civic Education. Bandung: CICED.

Darmadi, Hamid. 1999. Dasar Konsep Pendidikan Moral. Bandung : ALFABETA

Djahiri, Kosasih. 2006. Landasan Operasional Kurikulum PPKN. Bandung: Laboratorium PMPKN

---. 1995. Dasar-Dasar Umum Metodologi dan Pengajaran

Nilai-Moral PVCT. Bandung : Lab. Pengajaran PMP IKIP Bandung

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Rahasia Sukses Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Dokumen SMP Negeri 2 Subang. 2012. Profil Sekolah SMP Negeri 2 Subang.

Subang: Tidak diterbitkan

Gie, The Liang, 1995, Efisiensi Kerja bagi Pembangunan Negara : Suatu Bunga

Rampai Bacaan, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Hamalik, Oemar. 1999. Media Pendidikan. Bandung : PT Citra Aditya Bakti Halking, 2010. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Pendidikan Karakter.

Prosiding Seminar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam Membangun Karakter Bangsa (Nation and Character Building) : Refleksi,

Komitmen dan Prospek. Bandung: Laboratorium PKn Universitas

Pendidikan Indonesia.

Hurlock, Elizabeth. 1980. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan

Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Aditama.


(5)

Lickona, Thomas. 1992. Educating for Character: How Our School Can Teach

Respect and Responsibility. New York: Bantams Books

Maftuh, Bunyamin dan Sapriya. 2005. Jurnal Civicus: Implementasi KBK PKn

Dalam Berbagai Konteks. Bandung: Jurusan PMPKN FPIPS UPI.

Mas’udi, Asy. 2000. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Yogyakarta:

PT Tiga Serangkai

Megawangi, R. 2004. Pendidikan Karakter. Jakarta: Indonesia Heritage Foundation.

Moleong. J. Lexy. 2000. Metode Penelitian Kualiiftif. Jakarta: Sinar Grafika. Mulyana, Deddy. 2002. Metode Penlitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Rosdakaryaa. Nasution, S. 1996. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito. Natawidjaya. 1993. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud

Nazir, Muhammad. 1988. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia. Rachman, Maman. 1999. Disiplin Siswa di Sekolah. Semarang: IKIP Press

Raka Joni, T., 2007. Prospek Pendidikan Profesional Guru di Bawah Naungan

UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen: Suatu Kajian Akademik.

Malang: UNM

Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2010. Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi

Pembelajaran Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya Untuk membentuk Daya saing dan Karakter bangsa. Jakarta: Pusat Kurikulum Kementerian

Pendidikan Nasional

Republik Indonesia. 2010. Disain Induk Pendidikan Karakter. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional

Republik Indonesia. 2011. Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional

Rohana. 2004. Pengembangan Model Bahan Ajar Matematika Interaktif

Berbasiskan Komputer pada Pokok Bahasan Trigonometri untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis. Skripsi pada FPMIPA UPI.

Bandung: Tidak diterbitkan.

Rusyan, Ibrani. 2000. Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosda Karya.

Sadiman, Arief. 1990. Media Pendidikan, Pengertian Pengembangan dan

Pemanfaatan. Jakarta : Rajawali.

Slameto. 1987. Belajar dan Faktir-Faktoryang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Somantri, M.N. 2001. Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.


(6)

Subari. 1994. Supervise Pendidikan (Dalam Rangka Perbaikan Situasi Belajar). Jakarta: Bina Aksara

Sudjana, Nana. 1995. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo.

Sukardi, Dewa Ketut. 1983. Bimbingan Penyuluhan Belajar di Sekolah. Surabaya: Usaha Nasional.

Surat Keputusan Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Subang Nomor : 421.3/631-SMP 2 SBG Tentang Tata Tertib Siswa.

Yusuf, LN Syamsu, 1989, Disiplin Diri dalam Belajar Dihubungkan dengan Penanaman Disiplin yang Dilakukan Orang Tua dan Guru, Tesis, Bandung: FPS IKIP Bandung.

Wijaya, Rusyan. 1991. Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar

Mengajar, Bandung, Remaja Rosdakarya.

Winataputra, U.S. dan Budimansyah, D. (2007). Civic Education: Konteks,

Landasan, Bahan Ajar, dan Kultur Kelas, Bandung: Program Studi

Pendidikan Kewarganegaraan SPs UPI.

Winataputra, U.S. 2001. Jatidiri Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Wahana

Sistemik Pendidikan Demokrasi: Suatu Kajian Konseptual Dalam Konteks Pendidikan IPS. Disertasi PPS UPI: tidak diterbitkan.

Wursanto. 1989. Manajemen Kepegawaian Edisi 2. Jakarta: Kanisius

Zamroni, (2005), Demokrasi dan Pendidikan dalam Transisi : Perlunya

Reorientasi Pengajaran Ilmu-Ilmu Sosial di Sekolah Menengah. Dalam

Jurnal Ilmu dan Kemanusiaan INOVASI. Yogyakarta : LP3 UMY.

B. Sumber Internet

Suyanto. 2012. Tersedia dalam http:// www. mandikasmen.go.id. diakses tanggal 2 Januari 2013

Suparlan. Pendidikan Karakter: Sedemikian Pentingkah, dan Apa Yang Harus

Kita Lakukan? diunduh di http://www.suparlan.com. Diunduh tanggal 17

Februari 2012

Online. www.wikipedia.com. diakses tanggal 4 Maret 2013


Dokumen yang terkait

PERANAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KARAKTER DISIPLIN SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 11 MEDAN TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016.

0 5 23

PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN Penanaman Karakter Disiplin Dan Tanggung Jawab Siswa Dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (Studi Kasus Kelas VII di SMP Negeri 3 Sura

0 3 12

PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN Penanaman Karakter Disiplin Dan Tanggung Jawab Siswa Dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (Studi Kasus Kelas VII di SMP Negeri 3 Sura

0 4 22

IMPLEMENTASI KARAKTER TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI KELAS VII SMP NEGERI 2 Implementasi Karakter Tanggung Jawab Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Di Kelas VII SMP Negeri 2 Banyudono Kabupaten Boyolali Tahun

0 4 10

IMPLEMENTASI KARAKTER TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI KELAS VII SMP NEGERI 2 Implementasi Karakter Tanggung Jawab Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Di Kelas VII SMP Negeri 2 Banyudono Kabupaten Boyolali Tahun

0 3 16

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) Pengelolaan Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) (Studi Situs SMP Negeri 5 Wonogiri).

0 4 18

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SEKOLAH DASAR Pengelolaan Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Di Sekolah Dasar Negeri Banyuyoso Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo.

0 0 16

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SEKOLAH DASAR Pengelolaan Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Di Sekolah Dasar Negeri Banyuyoso Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo.

0 0 13

PERANAN PROGRAM ADIWIYATA DALAM MEMBINA KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN SISWA DI SMP NEGERI 6 BANDUNG.

2 28 37

PERANAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MEMBINA KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMP NEGERI KABUPATEN SUBANG - repository UPI S PKN 0605904 Title

0 0 5