PENDAHULUAN Evaluasi Realisasi Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan Di Kabupaten Klaten Tahun 2007-2011.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang
sangat penting artinya bagi pelaksanaan dan peningkatan pembangunan
nasional. Dalam bidang perpajakan, pajak adalah penerimaan negara yang
digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan prinsip
menghimpun dana yang diperoleh dari masyarakat melalui mekanisme
peraturan perundang-undangan yang berlaku (Chaizi dalam Susanti, 2010 :
2).
Pajak merupakan pengamalan Pancasila yang bertujuan untuk
meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Dengan
demikian sistem perpajakan perlu terus disempurnakan, pemungutan pajak
diintensifkan, dan aparat perpajakan juga harus semakin mampu dan
bersih sehingga dapat mewujudkan peran yang besar dalam pembangunan
nasional.
Pajak adalah salah satu unsur terbesar dalam menghasilkan
pendapatan daerah. Untuk mendukung pelaksanaan otonomi daerah,
pemerintah pusat telah memberikan bagian penerimaan yang berasal dari
pajak pusat untuk kegiatan pembiayaan dan pembangunan bagi pemerintah

daerah. Saat ini pajak pusat yang sebagian penerimaannya telah diberikan
kepada pemerintah daerah antara lain Pajak Bumi dan Bangunan, Bea

1

2

Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, Pajak Penghasilan. Sebagian
besar telah diberikan seperti Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan
atas Tanah dan Bangunan, Sedangkan pajak lainnya masih sebagian kecil
saja. Pembagian penerimaan pajak pusat pemerintah daerah merupakan
contoh penerapan desentralisasi fiskal di Indonesia.
Masalah yang tengah dihadapi oleh pemerintah daerah saat ini
adalah lemahnya kemampuan pendapatan daerah untuk menutupi biaya
dalam melaksanakan belanja pembangunan daerah yang setiap tahunnya
semakin meningkat. Dalam hal ini, akan dikupas lebih dalam mengenai
pajak bumi dan bangunan, dikarenakan kontribusi PBB terhadap
kelangsungan pelaksanaan pembangunan yang terangkum dalam dana
perimbangan walaupun cukup besar nilainya dianggap tidak cukup
menopang pendapatan daerah. Selain itu juga disebabkan dana

perimbangan termasuk dalam pajak pusat yang mana masih terdapat
bagian yang harus dibagi dengan pemerintah pusat. Artinya tidak
keseluruhan pendapatan dapat dikontribusikan pada pemerintah daerah
(Sari, 2010: 174).
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) merupakan salah satu
penerimaan Pemerintah Pusat yang sebagian hasilnya diserahkan kembali
kepada daerah yang memungutnya. PBB dikenakan pada lima sektor yaitu
pedesaan,

perkotaan,

perkebunan,

kehutanan

dan

pertambangan.

Penerimaan PBB dari sektor pedesaan dan perkotaan merupakan

penerimaan PBB yang begitu besar. PBB dijadikan sarana yang efektif

3

untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah. Oleh karena itu Pemerintah
Kabupaten berlomba-lomba menaikkan penerimaan dari sektor pajak,
termasuk di dalamnya PBB.
Meskipun Pajak Bumi dan Bangunan merupakan pajak pusat dan
tercantum dalam Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN),
namun hasil penerimaan seluruhnya telah dialokasikan oleh Pemerintah
Daerah melalui mekanisme bagi hasil pajak. Hasil penerimaan ini telah
digunakan pemerintah daerah untuk berbagai keperluan, terutama untuk
pembangunan di daerah.
Adapun ketentuan-ketentuan perpajakan yang merupakan landasan
pemungutan pajak yang ditetapkan dengan Undang-Undang No.12 tahun
1994 tentang perubahan atas Undang-undang No.12 tahun 1985 tentang
Pajak Bumi dan Bangunan. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun
2000 tentang pembagian hasil penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah menjelaskan bahwa
pembagian hasil dari Pajak Bumi dan Bangunan dengan imbangan sebagai

berikut 90% untuk Pemerintah Daerah sebagai pendapatan daerah yang
bersangkutan, sedangkan sisanya 10% merupakan bagian Pemerintah
Pusat dan harus disetorkan ke Rekening Kas Negara untuk dibagikan ke
seluruh Daerah Kabupaten atau Kota. Pembagian penerimaan Pajak Bumi
dan Bangunan untuk Pemerintah Daerah 9% untuk biaya pungut, 16,2%
untuk Pemerintah Daerah Tingkat I, dan 64,8 untuk Pemerintah Daerah
Tingkat II. Dengan memperhatikan pembagian tersebut terlihat bahwa

4

hasil penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan diarahkan kepentingan
masyarakat di Daerah Tingkat II, dan pada Pemerintah Pusat akan
dibagikan pada seluruh kabupaten atau kota.
Pajak Bumi dan Bangunan merupakan salah satu jenis pajak
dengan kesadaran membayar yang cukup tinggi mengingat bumi dan
bangunan telah memberikan keuntungan atau kedudukan sosial ekonomi
yang lebih baik bagi orang atau badan yang mempunyai sesuatu hak atau
memperoleh dari bumi atau bangunan tersebut. Oleh karena itu wajar dan
sepantasnya apabila mereka yang memperoleh manfaat atas bumi dan
bangunan tersebut diwajibkan memperoleh manfaat atau kenikmatan yang

diperolehnya dari negara melalui pembayaran pajak.
Pada hakekatnya, pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan
merupakan salah satu sarana perwujudan kegotongroyongan nasional
dalam pengenaannya harus memperhatikan prinsip kepastian hukum,
keadilan, dan kesederhanaan dengan ditunjang oleh sistem administrasi
perpajakan yang memudahkan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban
pembayaran pajak.
Penelitian tentang PBB pernah dilakukan oleh Susanti (2010) dan
Sari (2010). Dalam penelitian yang dilakukan Susanti (2010) tentang
evaluasi realisasi penerimaan PBB di Kabupaten Boyolali tahun 2005
sampai 2009, hasilnya menunjukkan bahwa realisasi penerimaan PBB di
Kabupaten Boyolali tahun 2005 sampai 2009 sudah memenuhi target.
Penelitian yang telah dilakukan Sari (2010) tentang efektivitas dan

5

kontribusi penerimaan PBB terhadap pendapatan daerah di Kota Bandung,
hasilnya menunjukkan bahwa tingkat efektivitas penerimaan PBB tahun
2002 sampai 2008 menunjukkan bahwa pengelolaan PBB di Kota
Bandung telah dilaksanakan secara memadai, keadaan perekonomiannya

mengalami perkembangan dan menjelaskan bahwa tingkat kontribusi PBB
terhadap pendapatan daerah tahun 2002 sampai 2008 di Bandung sangat
kurang/rendah.
Pada dasarnya penelitian ini merupakan pengembangan dari
penelitian Susanti (2010) dan Sari (2010). Akan tetapi penelitian ini
memilih lokasi dan periode penelitian yang berbeda. Penelitian ini akan
dilakukan di Kabupaten Klaten untuk PBB tahun 2007-2011.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penyusun skripsi ini memilih
judul “EVALUASI REALISASI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN
BANGUNAN DI KABUPATEN KLATEN TAHUN 2007-2011”.

B. Perumusan Masalah
Pajak Bumi dan Bangunan dipungut oleh Pemerintah Daerah
dimaksudkan untuk meningkatkan pendapatan daerah, dalam hal ini Pajak
Bumi dan Bangunan dari tahun ke tahun mengalami perubahan. Oleh
karena

itu

peneliti


mengambil

permasalahan,

”Apakah

realisasi

penerimaan PBB di Kabupaten Klaten sesuai dengan target penerimaan
PBB yang telah ditetapkan untuk periode tahun 2007-2011 ?”

6

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui kesesuaian realisasi penerimaan PBB di
Kabupaten Klaten dengan target penerimaan PBB yang telah ditetapkan
untuk periode tahun 2007-2011.


D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat praktis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran atau
informasi

kepada

Pemerintah

Kabupaten

Klaten

dalam

meningkatkan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan untuk
periode selanjutnya.
b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
Kantor


Pelayanan

Pajak

(KPP)

Pratama

Klaten

dalam

meningkatkan kinerja untuk periode yang akan datang.
2. Manfaat teoritis
Dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan tentang
penerimaan pajak di dunia pendidikan.
a. Bagi dunia akademik
Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu
pengetahuan serta sebagai bahan masukan di bidang penelitian

yang sejenis.

7

b. Bagi pembaca
Bermanfaat bagi pembaca tentang realisasi, tingkat
efektivitas

penerimaan

pertumbuhan

realisasi

Pajak

Bumi

penerimaan


dan
PBB

Bangunan,
serta

laju

kontribusi

penerimaan PBB terhadap pendapatan daerah.

E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini terdiri dari lima bab. Agar penulisan ini
dapat mencapai sesuai dengan yang diinginkan, maka disusun sistematika
penulisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini berisi tentang latar
belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, Dalam bab ini berisi tentang
pengertian pajak secara umum, pengertian pajak bumi dan bangunan,
evaluasi realisasi penerimaan pajak bumi dan bangunan, tinjauan
penelitian terdahulu, kerangka pemikiran.
BAB III METODE PENELITIAN, Dalam bab ini berisi tentang
ruang lingkup, objek penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik
analisis data.
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN, Dalam bab ini
berisi tentang gambaran umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Kabupaten Klaten, hasil evaluasi penerimaan PBB dan pembahasannya.

8

BAB V PENUTUP, Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan,
keterbatasan penelitian, dan saran.