DYAH AYU PUTRI NOVITASARI F3309042

(1)

commit to user

i

ANALISIS EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2009-2011

TUGAS AKHIR

Disusun guna memenuhi sebagian persyaratan Untuk mencapai derajat gelar Ahli Madya

Program Studi Diploma III Akuntansi

Oleh:

DYAH AYU PUTRI NOVITASARI F3309042

PROGRAM DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA


(2)

commit to user

ii

ABSTRACT

ANALISIS EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2009-2011

DYAH AYU PUTRI NOVITASARI F3309042

Pajak Bumi dan Bangunan is the one of component for tax produce and the central tax, but the collection from this tax is for region government as a region acceptance. The character of PBB is official assessment system. To optimize the collection, the employee must active to handle it from beginner until the end of the procedures. For Kabupaten Sukoharjo, the increasing of Pajak Bumi dan Bangunan will give contribution as long as it can make big acceptance for regional government.

The purpose of this research is to know how much acceptance from Pajak Bumi dan Bangunan in Kabupaten Sukoharjo, how much efficiency of this acceptance and the efforts what the government do to increasing the acceptance from Pajak Bumi dan Bangunan from 2009 until 2011. Because, in this period there are so many people from Kabupaten Sukoharjo lost their harvest and it make Pajak Bumi dan Bangunan was postpone.

The conclusion of this research is the efficiency of acceptance from Pajak Bumi dan Bangunan don’t already efficient because there are so many postponement of Pajak Bumi dan Bangunan.

Based on this research, the writer has some recommendation. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo must give some counseling for desa or kelurahan degree in every years, so it can make all of the people more aware to pay Pajak Bumi dan Bangunan.


(3)

commit to user


(4)

commit to user


(5)

commit to user

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Hidup itu adalah sebuah perjalanan panjang yang mesti Kita leawati walau terkadang ada banyak jalan terjal dan berlubang”

(Penulis)

“Tidak ada perjuangan yang sia-sia,tinggal bagaimana kita menyikapi hasil dari setiap perjuangan yang kita lakukan ”

(Penulis)

“Hidup terlalu cepat berjalan, Anda tidak akan sempat menikmatinya jika tidak mulai dinikmati dari sekarang”

(Ronald Frank)

Tugas Akhir ini penulis persembahkan untuk :

1. ALLAH SWT atas segala rahmat dan karunia yang selama ini telah diberikan padaku.

2. Bapak dan Ibuku yang paling aku hormati dan sayangi. Terima kasih atas doa restu serta selalu memberikan segala sesuatu yang terbaik dalam hidupku.

3. Kakakku adi, kakak iparku lina dan keponakanku raynard yang telah memberikan dukungan dalam hidupku.

4. Seluruh keluarga dan teman yang selalu memberikan semangat dan motivasi.


(6)

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan Tugas Akhir dengan judul ” ANALISIS EFEKTIVITAS

PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KABUPATEN

SUKOHARJO TAHUN 2009-2011”.

Penyusunan Tugas Akhir ini tidak akan berhasil dengan baik tanpa adanya bimbingan, bantuan, dukungan serta dorongan dari berbagai pihak. Maka sehubungan dengan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Wisnu Untoro, MS., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret.

2. Bapak Drs. Agus Budiatmanto, M.Si., Ak, selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Drs. Eko Arief S, Msi,Ak, selaku dosen Pembimbing Tugas Akhir yang selalu memberikan pengarahan, petunjuk, nasehat, dan bimbingan hingga tersusunnya Tugas Akhir ini.

4. Bapak maupun Ibu dosen yang telah memberikan ilmu praktik dan teori selama masa perkuliahan di Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Seluruh staf dan karwayan yang telah melayani selama berkuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.


(7)

commit to user

vii

6. Bapak Joko Triyono selaku Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan

dan Aset Daerah ( DPPKAD ) Kabupaten Sukoharjo yang telah memberikan ijin untuk melakukan magang kerja di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo.

7. Bapak Basuki SE, Msi yang telah membimbing serta memberikan ilmu kepada penulis selaku Kepala Bagian Akuntansi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo.

8. Ibu Romwakidah yang telah membantu penulis dalam memperoleh informasi

mengenai tema yang akan diambil, dan yang telah bersedia memberikan data- data yang dibutuhkan oleh penulis.

9. Segenap Karyawan di bagian Akuntansi yang telah memberikan pengarahan dan pengawasan selama magang kerja yang berlangsung di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo. 10. Seluruh direksi, staf, serta karyawan di Dinas Pendapatan, Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo.

11. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan Tugas Akhir ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu- persatu.

12. Ayah dan Ibu tercinta yang selalu memberikan dorongan semangat dan doa yang tulus kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. 13. Mas Adi dan Mbak Lina kakaku tersayang serta ponakanku raynard yang


(8)

commit to user

viii

14. Teman-teman tercinta evi, tyas, diar, mbak ajeng, desy, lisa, pitrik, jeni, uci, iyum, dan iin yang memberikan hari-hari terindah diwaktu suka maupun duka.

15. Teman-teman D3 Akuntansi Keuangan 2009 yang memberikan banyak

pengalaman pada penulis.

16. Teman-teman magang yang memberikan bantuan informasi yang penulis butuhkan

17. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan Tugas Akhir ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari meskipun telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun Tugas Akhir ini, namun hasil penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Semoga hasil penulisan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang membutuhkan.

Surakarta, Juni 2012


(9)

commit to user

ix DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRACT ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Gambaran Umum Instansi ... 1

1. Sejarah Berdirinya Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo ... 1

2. Tugas, dan Fungsi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo ... 3

3. Visi dan Misi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo ... 4 4. Susunan Organisasi dan Deskripsi Jabatan Dinas


(10)

commit to user

x

Kabupaten Sukoharjo ... 5

5. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo ... 15

B. Latar Belakang ... 16

C. Rumusan Masalah ... 17

D. Batasan Masalah ……… 18

E. Tujuan Penelitian ... 18

F. Manfaat Penelitian ... 18

BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 20

A.Tinjauan Pustaka ... 20

1. Pajak ... 20

a. Definisi Pajak ... 20

b.Fungsi Pajak ... 20

c. Dasar Hukum Pajak ... 20

d.Teori Pemungutan Pajak ... 21

e. Tata Cara Pemungutan Pajak ... 22

f. Asas Pemungutan Pajak ... 23

g. Sistem Pemungutan Pajak ... 24

h.Pengelompokan Pajak ... 24

i. Tarif Pajak ... 26

2. Pajak Bumi dan Bangunan ... 27

a. Definisi Pajak Bumi dan Bangunan ... 27


(11)

commit to user

xi

c. Obyek Pajak Bumi dan Bangunan ... 27

d.Subyek Pajak Bumi dan Bangunan ... 29

e. Tarif Pajak Bumi dan Bangunan ... 30

f. Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan ... 30

g. Cara Menghitung Pajak Bumi dan Bangunan ... 31

h.Tata Cara Pembayaran dan Penagihan ... 31

i. Bagi Hasil Pajak Bumi dan Bangunan ... 33

B. Analisis Data dan Pembahasan ... 33

a. Efektivitas Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan …………34

b. Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan ………... 38

c. Upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan ………. 39

BAB III TEMUAN ... 40

A. Kelebihan ... 40

B. Kelemahan ... 41

BAB IV PENUTUP... 42

A. Simpulan ... 42

B. Rekomendasi ... 42 DAFTAR PUSTAKA


(12)

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel I.1 Target dan Realisasi Pajak Bumi dan Bangunan

Tahun 2009-2011 ... 34 Tabel I.2 Interpretasi Nilai n ... 35 Tabel I.3 Interpretasi Tahun 2009-2011 ... 36


(13)

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1.1 Struktur Organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan

dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo ... 15 Gambar 1.2 Bagi hasil penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan ... 33


(14)

commit to user

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Pernyataan Tugas Akhir. 2. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang.

3. Tanda Terima Sementara.

4. Realisasi Pendapatan Kabupaten Sukoharjo 2009-2011 5. Peraturan Daerah tentang Pajak Bumi dan Bangunan


(15)

commit to user ABSTRAK

ANALISIS EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2009-2011

DYAH AYU PUTRI NOVITASARI F3309042

Pajak Bumi dan Bangunan merupakan salah satu komponen dari bagi hasil pajak dan merupakan pajak pusat, namun hasil pungutan sebagian besar

diserahkan pada daerah sebagai penerimaan daerah. Selain itu PBB merupakan pajak yang sampai sekarang masih bersifat official assessment system, sehingga untuk mengoptimalkan pemungutannya dituntut keaktifan aparatur perpajakan mulai dari pendataan obyek pajak sampai pelunasan pajak terutang. Bagi wilayah Kabupaten Sukoharjo, peningkatan Pajak Bumi dan Bangunan terus dilakukan dan diharapkan akan memberikan kontribusi yang cukup berarti bagi penerimaan pendapatan daerah.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kabupaten Sukoharjo, bagaimanakah efektivitas penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan dan usaha-usaha yang dilakukan pemerintah daerah guna meningkatkan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan dalam tahun penelitian yaitu tahun 2009 sampai 2011 dikarenakan selama kurun waktu tersebut banyak penduduk Kabupaten Sukoharjo yang berprofesi

mengalami gagal panen sehingga menyebabkan banyaknya Pajak Bumi dan Bangunan yang mengalami tunggakan.

Penulis dapat menarik kesimpulan bahwa efektivitas penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan belum dapat dikatakan efektif dikarenakan masihnya banyaknya tunggakan atas Pajak Bumi dan Bangunan. Untuk itu penulis mengajukan saran bagi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo untuk melakukan penyuluhan sampai ketingkat desa atau kelurahan secara rutin setiap tahunnya, sehingga dari penyuluhan tersebut diharapkan mampu untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk mau membayar Pajak Bumi dan Bangunan.


(16)

commit to user ABSTRAK

ANALISIS EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2009-2011

DYAH AYU PUTRI NOVITASARI F3309042

Pajak Bumi dan Bangunan is the one of component for tax produce and the central tax, but the collection from this tax is for region government as a region acceptance. The character of PBB is official assessment system. To optimize the collection, the employee must active to handle it from beginner until the end of the procedures. For Kabupaten Sukoharjo, the increasing of Pajak Bumi dan Bangunan will give contribution as long as it can make big acceptance for regional government.

The purpose of this research is to know how much acceptance from Pajak Bumi dan Bangunan in Kabupaten Sukoharjo, how much efficiency of this acceptance and the efforts what the government do to increasing the acceptance from Pajak Bumi dan Bangunan from 2009 until 2011. Because, in this period there are so many people from Kabupaten Sukoharjo lost their harvest and it make Pajak Bumi dan Bangunan was postpone.

The conclusion of this research is the efficiency of acceptance from Pajak Bumi dan Bangunan don’t already efficient because there are so many postponement of Pajak Bumi dan Bangunan.

Based on this research, the writer has some recommendation. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo must give some counseling for desa or kelurahan degree in every years, so it can make all of the people more aware to pay Pajak Bumi dan Bangunan.


(17)

commit to user BAB I PENDAHULUAN

A. Gambaran Umum

1. Sejarah Berdirinya Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD)

Kabupaten Sukoharjo

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 10 tahun 2001 tentang Pembentukan, Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi, dam Susunan Organisasi Dinas Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kabupaten Sukoharjo, menyebutkan bahwa Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) merupakan unsur penunjang Pemerintah Kabupaten yang dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah, dimana tugas pokok dan fungsi Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) adalah membantu Bupati dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang pengelolaan keuangan daerah. Dalam meyelenggarakan tugas tersebut, Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) mempunyai fungsi, yaitu sebagai berikut :

a. Perumusan Kebijakan teknis di bidang pengelolaan keuangan daerah. b. Pelayanan penunjang penyelenggaraan pemerintah daerah.

Untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa perlu dibentuk perangkat daerah. Di dalam Peraturan Pemerintah Daerah, bahwa perlu dibentuk perangkat daerah. Di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, ditegaskan bahwa perangkat daerah terdiri dari unsur staf yang mempunyai tugas membantu penyusunan kebijakan dan koordinasi yang diwadahi oleh secretariat, unsur pengawas yang diwadahi dalam bentuk badan, unsur pendukung tugas bupati dalam penyusunan organisasi perangkat daerah adanya urusan


(18)

commit to user

pemerintah yang menjadi kewenangan daerah adanya urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah yaitu urusan wajib dan urusan pilihan. Meskipun demikian, tidak mutlak bahwa setiap urusan harus selalu diwadahi dalam organisasi perangkat daerah tersendiri.

Diberlakukannya peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota dan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, maka semua Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo tentang Pembentukan, Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi, dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Sukoharjo. Berdasarkan Peraturan Pemerintah tersebut, terbentuklah Organisasi Dinas Daerah yang salah satunya adalah Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD).

Dengan adanya Peraturan Pemerintahan Nomor 41 Tahun 2007 di atas, mulai tahun 2009 Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) berubah menjadi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Daerah (DPPKAD.

2. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi DPPKAD Kabupaten Sukoharjo

Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Susunan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Sukoharjo, maka Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo mempunyai kedudukan, tugas pokok dan fungsi sebagai berikut:

a. Kedudukan

1) Merupakan unsur pelaksana otonomi daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas

pembantuan.

2) Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Daerah dipimpin oleh seorang Kepala

Dinas yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

b. Tugas Pokok

DPPKAD mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam penyelenggaraan Pemerintah Daerah di bidang Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.


(19)

commit to user

c. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat(1) Pasal ini, DPPKAD mempunyai fungsi sebagai berikut:

1) Perumusan kebijakan teknis di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset Daerah. 2) Pelayanan penunjang penyelenggaraan pemerintah daerah.

3. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran DPPKAD Kabupaten Sukoharjo

a. Visi

Terwujudnya eningkatan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya pengelolaan keuangan Daerah dan peningkatan pendapatan Daerah dengan semangat desentralisasi, demokratisasi, transparansi dan akuntabilitas dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat.

b. Misi

1) Meningkatkan kualitas sumber daya pengelolaan keuangan daerah. 2) Meningkatkan fungsi perencanaan dan penyusunan anggaran daerah.

3) Meningkatkan fungsi pemungutan pendapatan daerah dan efisiensi belanja daerah. 4) Meningkatkan fungsi pengendalian kas daerah, pebendaharaan umum daerah dan

verifikasi serta perhitungan anggaran, pertanggungjawaban keuangan daerah.

c. Tujuan

1) Meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan daerah dalam rangka horizontal

accountabillty

2) Meningkatkan intensifikasi pendapatan daerah.

3) Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dalam rangka pengelolaan Local Area Network (LAN).

d. Sasaran

1) Tersedianya dokumen anggaran dan tertib administrasi dan tersusunnya Standar Analisa Belanja (SAB).


(20)

commit to user

2) Teralisasinya pendapatan daerah sebesar 5% pertahun.

3) Terwujudnya Sumber Daya Manusia yang mampu mengoperasikan LAN pengelolaan

keuangan daerah.

4) Tersedianya hardware dan software LAN pengelolaan keuangan daerah dan

terselenggaranya pemilharaan hardware dan software LAN Pengelolaan Keuangan Daerah secara efektif dan efesien.

4. Susunan Organisasi DPPKAD Kabupaten Sukoharjo

Pengertian organisasi adalah suatu kegiatan kesatuan yang teratur daripada kelompok orang atau badan yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu (PERDA Kabupaten Sukoharjo NO 41/2007)

Penjelasan Susunan Organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Sukoharjo dapat dilihat pada gambar 1.1 dan berikut penjelasaannya.

a. Kepala Dinas

b. Sekretariat

1) Sub bagian Umum dan Kepegawaian

2) Sub Bagian Program

3) Sub Bagian Keuangan

c. Bidang Anggaran

1) Seksi Perencanaan Anggaran

2) Seksi Penyusunan Anggaran

3) Seksi Pelaksanaan Anggaran

d. Bidang Pendapatan

1) Seksi Pendapatan Asli Daerah

2) Seksi Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan 3) Seksi Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan

e. Bidang Perbendaharaan


(21)

commit to user

2) Seksi Perbendaharaan II 3) Seksi Perbendaharaan III f. Bidang Aset dan Investasi Daerah

1) Seksi Penatausahaan Aset Daerah

2) Seksi Pendayagunaan Aset Daerah

3) Seksi Investasi Daerah

g. Bidang Akuntansi

1) Seksi Verifikasi 2) Seksi Akuntansi

3) Seksi Fasilitas Penyusunan Laporan Keuangan

h. Bidang kas

1) Seksi Penerimaan

2) Seksi Pelaporan

3) Seksi Pengendalian dan Laporan

i. Kelompok Jabatan Fungsional

Agar dapat menjalankan pemerintahan yang terkoordinasi dengan baik, maka diperlukan struktur organisasi dan deskripsi jabatan DPPKAD Kabupaten Sukoharjo.

a. Kepala Dinas

Mempunyai tugas menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan unti organisasi masing-masing maupun antar satuan organisasi di lingkungan Pemerintah Daerah dengan instansi lain di luar Pemerintah Daerah.

Mempunyai tugas menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan unit organisasi di lingkungan Pemerintah Daerah dengan instansi lain di luar Pemerintah Daerah.


(22)

commit to user

Mempunyai tugas melaksanakan fungsi kesekretariatan meliputi keseluruhan aktivitas mengenai umum dan kepegawaian, program, serta keuangan yang diserahkan dan menjadi tanggung jawab pada Sekretariat.

1) Sub bagian Umum dan Kepegawaian

Mempunyai tugas melaksanakan fungsi perencanaan meliputi keseluruhan aktivitas mengenai umum dan kepegawaian yang diserahkan dan menjadi tanggung jawab pada Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

2) Sub Bagian Program

Mempunyai tugas melaksanakan fungsi perencanaan meliputi keseluruhan aktivitas mengenai program yang diserahkan dan menjadi tanggung jawab pada Sub Bagian Program.

3) Sub Bagian Keuangan

Mempunyai tugas melaksanakan fungsi keuangan meliputi keseluruhan aktivitas mengenai keuangan yang diserahkan dan menjadi tanggung jawab pada Sub Bagian Keuangan.

c. Bidang Anggaran

Mempunyai tugas melaksanakan fungsi perencanaan, penyusunan anggaran dan meliputi sebagian aktivitas mengenai pelaksanaan anggaran, anggaran penerimaan, penyusunan anggaran belanja dan pelaksanaan anggaran yang diserahkan dan menjadi tanggung jawab pada Bidang Anggaran.

1) Seksi Perencanaan Anggaran

Mempunai tugas melaksanakan fungsi perencanaan anggaran meliputi keseluruhan aktivitas mengenai perencanaan anggaran yang diserahkan dan menjadi tanggung jawab pada Seksi Perencanaan Anggaran.

2) Seksi Penyusunan Anggaran

Mempunai tugas melaksanakan fungsi penysunan anggaran yang diserahkan dan menjadi tanggung jawab pada Seksi Penyusunan Anggaran.


(23)

commit to user

Mempunyai tugas melaksanakan fungsi pelaksanaan anggaran meliputi sebagian aktivitas mengenai pelaksanaan anggaran dan penyusunan anggaran yang diserahkan dan menjadi tanggung jawab pada Seksi Pelaksanaan Anggaran.

d. Bidang Pendapatan

Mempunyai tugas melaksanakan fungsi pendapatan meliputi keseluruhan aktivitas mengenai pendapat asli daerah, dana perimbangan, dan penagihan pendapatan yang diserahkan dan menjadi tanggung jawab pada Bidang Pendapatan.

1) Seksi Pendapatan Asli Daerah

Mempunyai tugas melaksanakan fungsi pendapatan meliputi keseluruhan aktivitas mengenai pendapatan asli daerah yang diserahkan dan menjadi tanggung jawab pada Seksi Pendapatan Asli Daerah.

2) Seksi Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan

Mempunyai tugas melaksanakan fungsi pendapatan meliputi keseluruhan aktivitas mengenai dana perimbangan yang diserahkan dan menjadi tanggung jawab pada Seksi Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan.

3) Seksi Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan

Mempunyai tgas melaksanakan fungsi pendapatan meliputi keseluruhan aktivitas mengenai pendapatan daerah yang diserahkan dan menjadi tanggung jawab pada Seksi Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan.

e. Bidang Perbendaharaan

Mempunyai tugas melaksanakan fungsi perbendaharaan meliputi keseluruhan aktivitas Penerbitan Surat Pencairan Dana (SP2D) untuk pembayaran berdasarkan Surat Perintah Membayar (SPM) dari permintaan pengguna anggaran SKPD atas beban rekening kas umun daerah.


(24)

commit to user

Mempunyai tugas melaksanakan fungsi perbendaharaan meliputi keseluruhan aktivitas Penerbitan Surat Pencairan Dana (SP2D) untuk pembayaran berdasarkan Surat Perintah Membayar (SPM) dari permintaan pengguna anggaran SKPD yang diserahkan dan menjadi tanggung jawabnya. Dan melaksanakan penglolaan administrasi yang berkaitan dengan pembayaran gaji seluruh pegawai negeri sipil.

2) Seksi Perbendaharaan II

Mempunyai tugas melaksanakan fungsi perbendaharaan meliputi keseluruhan aktivitas Penerbitan Surat Pencairan Dana (SP2D) untuk pembayaran berdasarkan Surat Perintah Membayar (SPM) dari permintaan pengguna anggaran SKPD yang diserahkan dan menjadi tanggung jawabnya. Dan melaksanakan pengelolaan administrasi yang berkaitan dengan pencairan dana bantuan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat.

3) Seksi Perbendaharaan III

Mempunyai tugas melaksanakan fungsi perbendaharaan meliputi keseluruhan aktivitas Penerbitan Surat Pencairan Dana (SP2D) untuk pembayaran berdasarkan Surat Perintah Membayar (SPM) dari permintaan pengguna anggaran SKPD yang diserahkan dan menjadi tanggung jawabnya. Serta pengelolaan administrasi atas Pembayaran Pengeluaran Pembiayaan, Belanja Tidak terduga, dan Belanja Tidak Langsung selain Belanja Pegawai. f. Bidang Aset dan Investasi Daerah

Mempunyai tugas melaksanakan fungsi inventaris dan penghapusan, pengelolaan asset daerah, dan investasi daerah yang diserahkan dan menjadi tanggung jawab pada Bidang Aset dan Investasi Daerah.

1) Seksi Penatausahaan Aset Daerah

Mempunyai tugas melaksanakan fungsi pencatatan dan pembukuan asset meliputi keseluruhan aktivitas mengenai inventarisasi dan penghapusan asset yang diserahkan dan menjadi tanggung jawab pada Seksi Penatausahaan Aset daerah.


(25)

commit to user

2) Seksi Pendayagunaan Aset Daerah

Mempunyai tugas melaksanakan fungsi pengelolaan tanah dan bangunan serta pengelolaan sarana social olah raga dan barang bergerak meliputi keseluruhan aktivitas mengenai pengelolaan tanah dan bangunan serta pengelolaan sarana sosial olah raga dan barang bergerak yang diserahkan dan menjadi tanggung jawab pada Seksi Pendayagunaan Aset Daerah.

3) Seksi Investasi Daerah

Mempunyai tugas melaksanakan fungsi investasi meliputi keseluruhan aktivitas mengenai investasi dan penyertaan modal yang diserahkan dan menjadi tanggung jawab pada Seksi Pengelolaan Aset Daerah.

g. Bidang Akuntansi

Mempunyai tugas melaksanakan fungsi akuntansi meliputi keseluruhan aktivitas mengenai pembukuan, pelaporan, analisis data keuangan, dan sistem akuntansi serta fasilitas penyusunan laporan keungan yang diserahkan dan menjadi tanggung jawab pada Bidang Akuntansi

1) Seksi Verifikasi

Mempunyai tugas melaksanakan fungsi verifikasi meliputi keseluruhan aktivitas mengenai verifikasi atas laporan realisasi anggaran baik pendapatan maupun belanja yang diserahkan dan menjadi tanggung jawab pada Seksi Verifikasi

2) Seksi Akuntansi

Mempunyai tugas melasanakan fungsi akuntansi meliputi keseluruhan aktivitas mengenai proses pencatan, peringkasan, penggolongan atas transaksi keuangan, dan menjadi tanggung jawab pada Seksi Akuntansi.

3) Seksi Fasilitas Penyusunan Laporan Keuangan

Mempunyai tugas melaksanakan fungsi fasilitasi penyusunan laporan keuangan meliputi keseluruhan aktivitas mengenai sosialisasi peraturan baru yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan daerah, khususnya mengenai penyusunan laporan keuangan dan


(26)

commit to user

memberikan bimbingan teknis kepada seluruh SKPD yang diserahkan dan menjadi tanggung jawab pada Seleksi Fasiliatasi Penyusunan Laporan Keuangan.

h. Bidang kas

Mempunyai tugas melaksanakan fungsi kas meliputi keseluruhan aktivitas mengenai penerimaan, pengeluaran, pengendalian, dan pelaporan yang diserahkan dan menjadi tanggung jawab pada Bidang Kas.

1) Seksi Penerimaan

Mempunyai tugas melaksanakan fungsi penerimaan meliputi keseluruhan aktivitas mengenai penerimaan yang diserahkan dan menjadi tanggung jawab Seksi Penerimaan. 2) Seksi Pengeluaran

Mempunyai tugas melaksanakan fungsi penerimaan meliputi keseluruhan aktivitas menngenai pengeluaran yang diserahkan dan menjadi tanggung jawab pada Seksi Pengeluaran.

3) Seksi Pengendalian dan Laporan

Mempunyai tugas melaksanakan fungsi pengendalian dan pelaporan meliputi keeseluruhan aktivitas mengenai pengendalian dan pelaporan yang diserahkan dan menjadi tanggung jawab pada Seksi Pengendalian dan Pelaporan.

i. Kelompok Jabatan Fungsional

Mempunyai tugas menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan unit organisasi masing-masing maupun antara satuan organisasi di lingkungan Pemerintah Daerah dengan instansi lain di luar Pemerintah Daerah.


(27)

commit to user

Kepala DPPKAD

Kelompok Jabatan

Fungsional Sekretariat

Sub Bag Umum dan Kepegawai an Sub Bag Program Sub Bag Keuangan Bidang

Anggaran Bidang

Pendapatan

Bidang Perbendaharaan

Bidang Aset Dan Investasi Daerah

Bidang

Akuntansi Bidang Kas

Seksi Perencanaan Anggaran Seksi Pendapatan Asli Daerah Seksi Perbendaharan I Seksi Penata Usahaan Aset Daerah Seksi

Verifikasi Seksi

Peneri maan Seksi Penyusunan Anggaran Seksi Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan Seksi Perbendahara an II Seksi Pendayagunaan Aset Daerah Seksi

Akuntansi Seksi

Penge luaran

Seksi Pelaksanaan

Anggaran Intensifikasi dan Seksi

Ekstensifikasi Pendapatan Seksi Perbendahara an III Seksi

Investasi Daerah Seksi

Fasilitasi Penyusunan Laporan Keuangan Seksi Pengen dalian dan Pelapor an GAMBAR I.1.

Bagan Susunan Organisasi Dinas Pendapatan Pengeloaan Keuangan dan Aset

Daerah ( DPPKAD ) Kabupaten Sukoharjo


(28)

commit to user

20

B. LATAR BELAKANG MASALAH

Dalam pelaksanaan pembangunan daerah kemandirian dalam hal

pembiayaan yang berasal dari pendapatan daerah makin diperlukan apalagi dengan diberlakukannya otonomi daerah mulai tahun 2001 sesuai Undang-undang No 22 Tahun 1999. Dengan pelaksanaan otonomi daerah ini diharapkan akan memberikan kewenangan yang lebih besar kepada pemerintah daerah untuk mengelola sumber-sumber pendapatan didaerahnya secara optimal, sehingga nantinya hasil yang diperoleh dapat digunakan untuk membiayai pembangunan di daerahnya tanpa harus bergantung pada bantuan dari pemerintah pusat.

Penerimaan pemerintah tingkat II antara lain terdiri atas pajak daerah, retribusi daerah, pajak bagian laba BUMN, bagi hasil BUMN, bagi hasil pajak dan penerimaan lain. Komponen dari bagi hasil pajak salah satunya adalah Pajak Bumi dan Bangunan. Sesuai Undang-Undang No. 12 tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 12 tahun 1994, bahwa hasil penerimaan PBB merupakan penerimaan negara yang dibagi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah dengan perimbangan 16,2% untuk pemerintah daerah tingkat I, 64,8% untuk pemerintah daerah tingkat II, 9% untuk biaya pemungutan dan 10% untuk pemerintah pusat. Pajak Bumi dan Bangunan sebenarnya merupakan pajak pusat namun hasil dari pungutan serta pengelolaannya sebagian besar diserahkan pada daerah sebagai penerimaan daerah(Sidik,2003:hal 27).


(29)

commit to user

Kemampuan dari pemerintah daerah dalam merealisasikan Pajak Bumi

dan Bangunan terhadap target yang direncanakan menunjukkan

kefektivitasan dalam pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan. Suatu daerah yang memiliki rasio keefektivitasan tinggi makin semakin baik pula kemampuan daerahnya ( Halim,2004: hal 135). Pajak bumi dan bangunan dikategorikan efektif apabila rasio yang dicapai minimal 1 atau 100%.

Berdasarkan uraian di atas, penulis mencoba untuk meneliti tentang efektivitas pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Pengeloaan Keuangan dan Aset daerah Kabupaten Sukoharjo. Oleh karena itu, penulis mengambil judul penelitian sebagai

Tugas Akhir dengan judul : “ ANALISIS EFEKTIVITAS

PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2009 - 2011 ”.

C. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana efektivitas pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan.

2. Apa saja hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan

3. Apa saja upaya yang dilakukan Pemerintah Daerah Kabupaten Sukoharjo untuk meningkatkan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan.


(30)

commit to user

D. BATASAN MASALAH

Berdasarkan perumusan masalah diatas maka perlu dilakukan batasan masalah. Hal ini bertujuan agar pembahasan masalah yang terdapat pada perumusan masalah tersebut dapat lebih terarah. Oleh karena itu, permasalahan dibatasi penulis dalam hal-hal berikut :

1.Analisis efektivitas Pajak Daerah ini hanya dikhususkan pada Pajak Bumi dan Bangunan

2.Periode dalam perbandingan yang digunakan oleh penulis dalam

penelitiannya hanya 3 periode terakhir yaitu tahun 2009, 2010, dan 2011

E. TUJUAN PENULISAN

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui efektivitas pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan.

2. Untuk Mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pemungutan

Pajak Bumi dan Bangunan

3. Untuk Mengertahui upaya yang dilakukan Pemerintah Daerah Kabupaten

4. Sukoharjo untuk meningkatkan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan.

F. MANFAAT PENULISAN

1. Bagi Penulis

a. Guna sebagai salah satu syarat kelulusan pada program studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. b. Menambah wawasan dan pengalaman mengenai dunia kerja dalam hal


(31)

commit to user

2. Bagi Institusi

Penulis berharap karya ini dapat menjadi masukan, evaluasi, serta bahan pertimbangan kepada Pemerintah Kabupaten Sukoharjo untuk pengambilan keputusan dan kebijakan yang berhubungan dengan penagihan Pajak Bumi dan Bangunan di Kabupaten Sukoharjo.

3. Bagi Pembaca

Penulis berharap semoga karya ini dapat bermanfaat serta dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.


(32)

commit to user BAB II

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Pustaka

1. Pajak

a. Definisi Pajak

Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

b. Fungsi Pajak

1) Fungsi Budgetair

Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluarannya.

2) Fungsi Regulerend

Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.

c. Dasar Hukum Pajak

1) Hukum Pajak Materiil

Adalah hukum yang memuat norma-norma yang menerangkan antara lain keadaan, perbuatan, peristiwa hukum yang dikenai pajak (obyek pajak), siapa yang dikenakan pajak


(33)

commit to user

(subyek), berapa besar pajak yang dikenakan (tarif), segala sesuatu tentang timbul dan hapusnya utang pajak, dan hubungan hukum antara lain pemerintah dan wajib pajak.

2) Hukum Pajak Formil

Adalah hukum yang memuat bentuk/ tata cara untuk mewujudkan hukum materiil menjadi kenyataan (cara melaksanakan hukum pajak materiil). Hukum ini memuat antara lain:

a) Tata cara penyelenggaraan (prosedur) penetapan suatu utang pajak.

b) Hak-hak atas fiskus untuk mengadakan pengawasan

terhadap para wajib pajak mengenai keadaan, perbuatan dan peristiwa yang menimbulkan utang pajak.

c) Kewajiban wajib pajak misalnya menyelenggarakan

pembukuan/ pencatatan, dan hak-hak wajib pajak.

d. Teori Pemungutan Pajak

1) Teori Asuransi

Teori Asuransi diartikan bahwa negera melindungi keselamatan jiwa, harta benda, dan hak-hak rakyatnya. Oleh karena itu rakyat harus membayar pajak yang diibaratkan sebagai suatu premi asuransi karena memperoleh jaminan dari perlindungan tersebut.


(34)

commit to user

2) Teori Kepentingan

Teori kepentingan diartikan sebagai negara yang melindungi kepentingan harta benda dan jiwa warga negara yang memperhatikan pembagian beban pajak yang harus dipungut dari seluruh penduduknya. Semakin tinggi tingkat kebutuhan perlindungan, semakin tinggi pula pajak yang harus dibayarkan.

3) Teori Daya Pikul

Teori daya pikul diartikan bahwa semua beban untuk semua orang harus sama beratnya, artinya pajak harus dibayar sesuai dengan kemampuan masing-masing orang. Untuk mengukur daya pikul dapat digunakan dua pendekatan, yaitu:

a) Unsur Obyektif

Pendekatan yang dilakukan dengan melihat besarnya penghasilan atau kekayaan yang dimiliki seseorang.

b) Unsur Subyektif

Pendekatan yang dilakukan dengan memperhatikan besarnya kebutuhan materiil yang harus dipenuhi.

e. Tata Cara Pemungutan Pajak


(35)

commit to user

Pengenalan pajak didasarkan pada obyek (penghasilan yang nyata), sehingga pemungutan baru dapat dilakukan pada akhir tahun pajak, yakni setelah penghasilan yang sesungguhnya diketahui.

2) Stelsel Anggapan (fictive stelsel)

Pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang diatur oleh Undang-Undang.

3) Stelsel Campuran

Stelsel ini merupakan kombinasi antara stelsel nyata dan

stelsel anggapan. Pada awal tahun, besarnya pajak dihitung berdasarkan suatu anggapan, kemudian pada akhir tahun besarnya pajak disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya. Bila besarnya pajak menurut kenyataan lebih besar dari pada pajak menurut anggapan, maka wajib pajak harus menambah. Sebaliknya, jika lebih kecil kelebihannya dapat diminta kembali.

f. Asas Pemungutan Pajak

1) Asas Domisili (asas tempat tinggal)

Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan wajib pajak yang bertempat tinggal di wilayahnya, baik seluruh penghasilan yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Asas ini berlaku untuk wajib pajak dalam negeri.


(36)

commit to user

Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber dari wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal wajib pajak.

3) Asas Kebangsaan

Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara.

g. Sistem Pemungutan Pajak

1) Official Assesment System

Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada fiskus untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.

2) Self Assesment System

Adalah suatu pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang.

3) With Holding System

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak terutang oleh wajib pajak.

h. Pengelompokan Pajak

1) Pajak Menurut Golongannya


(37)

commit to user

Adalah pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh: Pajak Penghasilan dan Pajak Pertambahan Nilai.

b) Pajak Tidak Langsung

Adalah pajak yang pada akhirnya dapat

dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai.

2) Pajak Menurut Sifatnya a) Pajak Subyektif

Adalah pajak yang berdasarkan pada subyeknya, dalam arti memperhatikan keadaan dan kondisi wajib pajak. Contoh: Pajak Penghasilan.

b) Pajak Obyektif

Adalah pajak yang berdasarkan pada obyeknya, tanpa memperhatikan keadaan dan kondisi wajib pajak. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

3) Menurut Lembaga Pemungutnya.

a) Pajak Pusat

Adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara.


(38)

commit to user

Contoh: Pajak Bumi dan Bangunan, Pajak Penghasilan, dan Bea Meterai.

b) Pajak Daerah

Adalah pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Pajak Daerah terdiri atas:

· Pajak Propinsi, contoh: Pajak Kendaraan Bermotor. · Pajak Kabupaten/ Kota, contoh: Pajak Hotel, Pajak

Reklame, dan Pajak Hiburan.

i. Tarif Pajak

1) Tarif Sebanding/ Proporsional

Tarif berupa persentase yang tetap, terhadap berapapun jumlah yang dikenai pajak sehingga besarnya pajak yang terutang proporsional terhadap besarnya nilai yang dikenai pajak.

2) Tarif Tetap

Tarif berupa jumlah yang tetap (sama) terhadap berapapun jumlah yang dikenai pajak sehingga besarnya pajak yang terutang tetap.


(39)

commit to user

Persentase tarif yang digunakan semakin besar bila jumlah yang dikenai pajak semakin besar.

4) Tarif Degresif

Persentase tarif yang digunakan semakin kecil bila jumlah yang dikenai pajak semakin besar.

2. Pajak Bumi dan Bangunan

a. Definisi Pajak Bumi dan Bangunan

Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak negara yang dikenakan terhadap bumi dan atau bangunan berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994. Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak yang bersifat kebendaan dalam arti besarnya pajak terutang ditentukan oleh keadaan obyek yaitu bumi/ tanah dan atau bangunan. Keadaan subyek (siapa yang membayar) tidak ikut menentukan besarnya pajak (Direktorat Jenderal Pajak, 2011).

b. Dasar Hukum Pajak Bumi dan Bangunan

Pajak Bumi dan Bangunan didasarkan pada Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan yang diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985.


(40)

commit to user

1) Obyek Pajak Bumi dan Bangunan adalah bumi dan atau

bangunan.

2) Klasifikasi bumi dan bangunan adalah pengelompokan bumi dan

bangunan menurut nilai jualnya dan digunakan sebagai pedoman, serta untuk memudahkan penghitungan pajak yang terutang. Faktor-faktor yang mempengaruhi klasifikasi tanah/ bangunan terdiri atas:

a) Letak. b) Peruntukan. c) Pemanfaatan.

d) Kondisi lingkungan dan lain-lain.

Dalam menentukan klasifikasi bangunan diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:

a) Bahan yang digunakan. b) Rekayasa.

c) Letak.

d) Kondisi lingkungan dan lain-lain. 3) Pengecualian obyek pajak

Obyek pajak yang tidak dikenakan Pajak Bumi dan Bangunan adalah obyek pajak yang:

a) Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum dan tidak untuk mencari keuntungan, antara lain:


(41)

commit to user

·Bidang kesehatan. ·Bidang pendidikan. ·Bidang sosial.

·Bidang kebudayaan nasional.

b) Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, dan lain-lain.

c) Merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman nasional, tanah penggembalaan, yang dikuasai oleh suatu desa.

d) Digunakan oleh perwakilan diplomatik, konsulat berdasarkan asas perlakuaan timbal balik.

e) Digunakan oleh badan atau perwakilan organisasi

internasional yang ditentukan oleh Menteri Keuangan.

4) Obyek pajak yang digunakan oleh negara untuk

penyelenggaraan pemerintahan, penentuan pengenaan pajaknya diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

5) Nilai Jual Obyek Pajak

Besarnya Nilai Jual Obyek Pajak ditetapkan setinggi-tingginya Rp 12.000.000,00 (dua belas juta rupiah) untuk setiap wajib pajak. Apabila seorang wajib pajak mempunyai beberapa obyek pajak, yang diberikan Nilai Jual Obyek Pajak Tidak Kena Pajak hanya salah satu obyek pajak yang nilainya terbesar.


(42)

commit to user

Menurut (Direktorat Jenderal Pajak, 2011), subyek pajak adalah orang pribadi atau badan yang secara nyata:

1) Mempunyai suatu hak atas bumi dan/ atau, 2) Memperoleh manfaat atas bumi dan/ atau, 3) Memiliki bangunan dan/ atau,

4) Menguasai bangunan dan/ atau,

5) Memperoleh manfaat atas bangunan.

e. Tarif Pajak Bumi dan Bangunan

Tarif pajak yang dikenakan atas obyek pajak adalah sebesar 0,5% (nol koma lima persen).

f. Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan

1) Nilai Jual Obyek Pajak.

2) Besarnya Nilai Jual Obyek Pajak ditetapkan setiap 3 (tiga) tahun oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak atas nama Menteri Keuangan dengan mempertimbangkan pendapat Pemerintah Daerah setempat.

3) Dasar penghitungan pajak adalah yang ditetapkan serendah-rendahnya 20% (dua puluh persen) dan setingginya 100% (seratus persen) dari Nilai Jual Obyek Pajak.

4) Besarnya persentase ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah dengan memperhatikan kondisi ekonomi nasional.

Untuk perekonomian sekarang ini, terutama untuk mengurangi beban wajib pajak di daerah pedesaan, namun


(43)

commit to user

dengan tetap memperhatikan penerimaan, khususnya bagi Pemerintah Daerah, maka telah ditetapkan besarnya persentase untuk menentukan besarnya Nilai Jual Kena Pajak, terdiri atas: 1) Sebesar 40% (empat puluh persen) dari Nilai Jual Obyek Pajak

untuk:

a) Obyek Pajak perkebunan. b) Obyek Pajak kehutanan.

c) Obyek pajak lain yang wajib pajaknya perorangan dengan Nilai Jual Obyek Pajak atas bumi dan bangunan sama atau lebih besar dari Rp 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah). 2) Sebesar 20% (dua puluh persen) dari Nilai Jual Obyek Pajak

untuk:

a) Obyek pajak pertambangan.

b) Obyek pajak lain dengan Nilai Jual Obyek Pajak kurang dari Rp 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).

g. Cara Menghitung Pajak Bumi dan Bangunan

P BB

= Tarif Pajak x NJKP

= 0,5% x [Persentase NJKP x (NJOP-NJOPTKP)]


(44)

commit to user

1) Pajak yang terutang berdasarkan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang harus dilunasi selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sejak tanggal diterimanya Surat Pemberitahuan Pajak Terutang oleh wajib pajak.

2) Pajak yang terutang berdasarkan Surat Ketetapan Pajak harus dilunasi selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak diterimanya Surat Ketetapan Pajak oleh wajib pajak.

3) Pajak terutang yang ada pada saat jatuh tempo pembayarannya tidak dibayar atau kurang bayar, dikenakan denda administrasi sebesar 2% (dua persen) setiap bulan yang dihitung dari saat jatuh tempo sampai dengan hari pembayaran untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan.

4) Denda administrasi sebagaimana dimaksud dalam nomor 3 (tiga) diatas, ditambah dengan utang pajak yang belum atau kurang bayar ditagih dengan Surat Tagihan Pajak yang harus dilunasi selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak tanggal diterimanya Surat Tagihan Pajak oleh wajib pajak.

5) Pajak yang terutang dapat dibayar di bank, Kantor Pos dan Giro serta tempat lain yang telah ditunjuk Menteri Keuangan sebagai tempat pembayaran.

6) Tata cara pembayaran dan penagihan diatur oleh Menteri Keuangan.


(45)

commit to user

7) Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat Ketetapan Pajak, dan Surat Tagihan Pajak merupakan dasar pengenaan pajak. 8) Jumlah pajak yang terutang berdasarkan Surat Tagihan Pajak

yang tidak dibayarkan pada waktunya dapat ditagih dengan Surat Paksa.

i. Bagi Hasil Pajak Bumi dan Bangunan

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 23/PMK.07/2009 tentang Perkiraan Alokasi Dana Bagi Hasil Pajak Bumi dan Bangunan Bagian Daerah Tahun Anggaran 2009. Bagi hasil penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan terdiri atas:

Gambar 1.2

Bagi Hasil Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan

B. Analisi Data dan Pembahasan

Pajak Bumi dan Bangunan merupakan komponen dari hasil bagi pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sukoharjo yang diharapan dapat meningkat dari tahun ke tahun. Dalam penyusunan

Hasil Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan

Pusat 10%

Propinsi 16,2%

Daerah 64,8%

Upah Pungut


(46)

commit to user

Anggaran Pendapatan Daerah terdapat istilah target dan realisasi. Target pendapatan merupakan rencana pendapatan yang dianggarkan untuk dapat diraih sesuai dengan kemampuan institusi penghasil pendapatan. Sedangkan realisasi merupakan kemampuan pencapaian penerimaan pendapatan yang sudah ditargetkan.

Tabel I.1.

Target dan Realisasi Pajak Bumi dan Bangunan Tahun 2007 – 2009

T T Realisasi

2 25.338.779. 25.178.309

2 28.995.737. 24.329.285

2 26.787.069 27.008.441

Sumber : DPPKAD Kabupaten Sukoharjo ( data diolah )

Berdasarkan tabel tersebut diatas dapat diketahui target dan realisasi Pajak Bumi dan Bangunan dari tiga tahun terakhir yaitu pada tahun 2009, 2010 dan 2011. Dapat dilihat adanya kenaikan dan penurunan antara target yang dianggarkan dengan realisasi yang dicapai. Pada tahun 2009 Pajak Bumi dan Bangunan kurang dari target yang dianggarkan. Pada tahun 2010 pemerintah menaikkan target anggaran sehingga realisasinya tidak melebihi target, selain itu juga karena adanya wabah wereng mengakibat sebagian besar penduduk yang berprofesi sebagai petani tidak dapat membayar Pajak Bumi dan Bangunan. Untuk tahun 2011 target anggaran diturunkan dari tahun sebelumnya maka realisasinya dapat melebihi target yang dianggarkan.


(47)

commit to user

Dari tabel tersebut, maka dapat digunakan sebagai dasar atau acuan untuk menjawab :

a. Efektivitas Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan

Efektivitas adalah kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Handoko,2003:hal 7). Pajak Bumi dan Bangunan dikatakan efektif apabila selisih realisasi penerimaan dengan target yang dianggarkan memiliki selisih positif yaitu di atas atau lebih dari 100% sedangkan dikatakan kurang atau tidak efektif apabila selisih dari realisasi dengan target yang dianggarkan atau ditetapkan mengalami selesih negatif yaitu dibawah atau kurang dari 100%.

Efektivitas Pajak Bumi dan Bangunan ini digunakan untuk menginformasikan berapa banyak suatu hal telah merubah dan bagaimana dengan hal yang lainnya.

Untuk dapat mengetahui seberapa besar tingkat efektivitas penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di DPPKAD Kabupaten Sukoharjo dapat digunakan rumus sebagai berikut :

n = ( Realisasi Penerimaan : Target Penerimaan) X 100%

Tabel I.2. Interpretasi nilai n

Besarnya nilai n Interprestasi

Lebih dari 1 Sangat tinggi


(48)

commit to user

Antara 0.60 – 0.80 Cukup

Antara 0.40 – 0.60 Agak rendah

Antara 0.20 – 0.40 Rendah

Antara 0.00 – 0.20 Sangat Rendah

Perhitungan tingkat efektivitas realisasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan dari tahun 2009, 2010 dan 2011, sebagai berikut :

1. Tahun Anggaran 2009

Efektivitas = ( 25.178.309.410 : 25.338.779.000)

X100%

= 99,32 % = 0,9932

2. Tahun Anggaran 2010

Efektivitas = ( 24.329.285.677 : 28.995.737.000) X 100%

= 80,93% = 0,8093

3. Tahun Anggaran 2011

Efektivitas = ( 27.008.441.945 : 26.787.059.000) X 100%

= 100,82 % = 1,0082

Tabel I.3

Interprestasi Tahun


(49)

commit to user

Berdasarkan perhitungan diatas, menunjukkan bahwa penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kabupaten Sukoharjo dari tahun 2009 sampai dengan 2011dapat kurang efektif. Hal ini dapat dilihat dari tingkat efektivitasnya yang sebagian besar tidak melebihi 100%. Pada tahun 2009, efektivitas Pajak Bumi dan Bangunan di Kabupaten Sukoharjo sebesar 99,32 %, penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan tahun anggaran ini terealisasi sebesar Rp 25.178.309.410 sedangkan rencana yang dianggarkan sebesar Rp 25.338.779.000. Sehingga dapat dikatakan bahwa di tahun 2009 Pajak Bumi dan Bangunan dapat memberikan kontribusi sebesar 0,9932 terhadap Pajak Daerah.

Pada tahun 2010, efektivitas Pajak Bumi dan Bangunan di Kabupaten Sukoharjo sebesar 80,93 %, penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan tahun anggaran ini terealisasi sebesar Rp 24.329.285.677 sedangkan rencana yang dianggarkan sebesar Rp 28.995.737.000. Sehingga dapat dikatakan bahwa di tahun 2010 Pajak Bumi dan Bangunan dapat memberikan kontribusi sebesar 0,8093 terhadap Pajak Daerah.

Pada tahun 2011, efektivitas Pajak Bumi dan Bangunan di

Besarnya nilai Inter

20 0,9932 Tinggi

20 0.8093 Tinggi


(50)

commit to user

Kabupaten Sukoharjo sebesar 100,82 %, penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan tahun anggaran ini terealisasi sebesar Rp 27.008.441.945 sedangkan rencana yang dianggarkan sebesar Rp 26.787.069.000. Sehingga dapat dikatakan bahwa di tahun 2011 Pajak Bumi dan Bangunan dapat memberikan kontribusi sebesar 1,0082 terhadap Pajak Daerah.

Berdasarkan data dari tiga tahun terakhir, tingkat efektivitas tertinggi terjadi pada tahun 2011 dengan kontribusi sebesar 100,82 % sedangkan tingkat efektivitas terendah terjadi pada tahun 2010 dengan kontribusi sebesar 80,93 %.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan sebagian besar tidak melebihi target yang ditetapkan. b. Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pemungutan Pajak Bumi

dan Bangunan

Selama periode antara tahun 2009-2011 penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan mengalami kenaikan maupun penurunan. Pada tahun 2009-2011 efektivitas Pajak Bumi dan bangunan mengalami penurunan hal ini mungkin disebabkan oleh :

1. Kurangnya kesadaran masyrakat untuk melakukan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan, padahal dengan membayar pajak dapat meningkatkan pembangunan.


(51)

commit to user

petugas dalam memberikan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT).

3. Terdapat indikasi bahwa banyak petugas yang melakukan

penarikan pajak belum menyetorkan Pajak Bumi dan Bangunan yang telah diperoleh.

4. Belum adanya sanksi yang tegas untuk wajib pajak yang melakukan penunggakan pembayaran sehingga mereka merasa bahwa membayar atau tidak membayar pajak tidak menjadi masalah bagi mereka.

5. Tanah yang menjadi subyek pajak ditinggal penghuninya untuk jangka waktu yang lama sehingga menyulitkan petugas memberikan SPPT.

c. Upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan penerimaan Pajak

Bumi dan bangunan

Dalam menghadapi hambatan-hambatan yang ada untuk memperkecil tingkat resiko yang lebih besar lagi maka Kabupaten Sukoharjo melakukan langkah-langkah sebagai upaya peningkatan pemasuk Pajak Bumi dan Bangunan, yaitu sebagai berikut:

1. Dengan menghimbau para pejabat daerah dan petugas

pemungutan pajak agar lebih intensif dalam pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan.


(52)

commit to user

2. KPP Pratama Sukoharjo mempercepat pencetakan SPPT dengan

proses printing agar pengiriman SPPT lebih cepat sampai pada Wajib Pajak.

3. Dengan memberikan reward atau penghargaan terhadap daerah yang telah melakukan pelunasan Pajak Bumi dan Bangunan.


(53)

commit to user BAB III

TEMUAN

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah penulis lakukan dalam Analisi Efektivitas Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kabupaten Sukoharjo, penulis menemukan beberapa kelebihan dan kelemahan. Berikut ini diuraikan kelebihan dan kelemahan analisis efektivitas Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan :

A.Kelebihan

1. Adanya upaya-upaya yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset untuk meningkatkan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kota Surakarta diantaranya adalah:

a. Penagihan secara langsung (door to door system).

b. Program jemput bola Pajak Bumi dan Bangunan.

c. Pemberian hadiah undian kepada wajib pajak yang membayar Pajak Bumi dan Bangunan sebelum tanggal jatuh tempo.

2. Wajib pajak mendapatkan pelayanan yang lebih menguntungkan dari DPPKAD yaitu dengan sistem jemput bola yang dilakukan oleh pegawai pemerintah.

3. Wajib Pajak dapat membayar lunas dan secara langsung, karenanya adanya sistem jemput bola.


(54)

commit to user

B.Kelemahan

1. Tingkat efektivitas penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kabupaten Sukoharjo mengalami penurunan pada tahun 2009-2010, hal ini mungkin disebabkan karena banyaknya petani yang mengalami gagal panen sehingga banyak yang tidak membayar Pajak.

2. Banyaknya petugas yang belum menyetorkan hasil pemungutan pajak sehingga terjadi penunggakan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan. 3. Tanah yang menjadi obyek pajak banyak yang ditinggal penghuninya


(55)

commit to user BAB IV

PENUTUP

Berdasarkan uraian yang diungkapkan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan dan sekaligus memberikan saran sebagai bahan masukan atau pertimbangan dalam upaya meningkatkan efektivitas penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan pada masa yang akan datang di Kabupaten Sukoharjo.

A. Kesimpulan

Pajak Bumi dan Bangunan merupakan penerimaan negara yang dibagi antara pemerintah pusat dengan pemerintah dengan perimbangan 10% untuk pemerintah pusat, 16,2% untuk pemerintah daerah tingkat I, 64,8% untuk pemerintah daerah tingkat II dan 9% untuk biaya pemungutan. Pembagian penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan merupakan salah satu usaha pemerintah pusat dalam membantu keuangan daerah dalam rangka pelaksanaan pembangunan di daerah. Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kabupaten Sukoharjo belum dapat dikatakan efektif karena pada tahun 2009-2010 mengalami penurunan efektivitas. Sehingga pada selang waktu tersebut tunggakan Pajak Bumi dan Bangunan membengkak. Apabila hal ini dibiarkan terus menerus akan menganggu kelangsungan pembangunan daerah.

B.Saran

Upaya guna meningkatkan efektivitas penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kabupaten Sukoharjo hendaknya terus dilakukan


(56)

penyuluhan-commit to user

penyuluhan ke tingkat kecamatan bahkan sampai ketingkat desa yang pelaksanaannya sebaiknya dijadwal secara rutin dan bukan hanya karena adanya permintaan penyuluhan dari pejabat desa maupun kecamatan. Selain itu dalam rangka meminimalkan tunggakan Pajak Bumi dan Bangunan maka petugas pemungutan pajak dapat melakukan penagihan secara aktif dan memberikan sanksi yang tegas kepada wajib pajak serta petugas pemungutan yang melanggar aturan.

Penyampaian SPPT kepada wajib pajak sebagai ujung tombak informasi perpajakan perlu untuk terus ditingkatkan, sehingga SPPT tersebut dapat sampai ke wajib pajak tepat waktu. Untuk itu kerjasama dengan kantor pos dan giro perlu untuk terus ditingkatkan guna memudahkan penyampaian SPPT tersebut, khususnya kepada wajib pajak yang bertempat tinggal di luar wilayah Kabupaten Sukoharjo.


(1)

commit to user

petugas dalam memberikan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT).

3. Terdapat indikasi bahwa banyak petugas yang melakukan

penarikan pajak belum menyetorkan Pajak Bumi dan Bangunan yang telah diperoleh.

4. Belum adanya sanksi yang tegas untuk wajib pajak yang

melakukan penunggakan pembayaran sehingga mereka merasa bahwa membayar atau tidak membayar pajak tidak menjadi masalah bagi mereka.

5. Tanah yang menjadi subyek pajak ditinggal penghuninya untuk

jangka waktu yang lama sehingga menyulitkan petugas memberikan SPPT.

c. Upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan penerimaan Pajak

Bumi dan bangunan

Dalam menghadapi hambatan-hambatan yang ada untuk memperkecil tingkat resiko yang lebih besar lagi maka Kabupaten Sukoharjo melakukan langkah-langkah sebagai upaya peningkatan pemasuk Pajak Bumi dan Bangunan, yaitu sebagai berikut:

1. Dengan menghimbau para pejabat daerah dan petugas

pemungutan pajak agar lebih intensif dalam pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan.


(2)

commit to user

2. KPP Pratama Sukoharjo mempercepat pencetakan SPPT dengan

proses printing agar pengiriman SPPT lebih cepat sampai pada Wajib Pajak.

3. Dengan memberikan reward atau penghargaan terhadap daerah


(3)

commit to user

BAB III

TEMUAN

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah penulis lakukan dalam Analisi Efektivitas Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kabupaten Sukoharjo, penulis menemukan beberapa kelebihan dan kelemahan. Berikut ini diuraikan kelebihan dan kelemahan analisis efektivitas Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan :

A.Kelebihan

1. Adanya upaya-upaya yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan

Keuangan dan Aset untuk meningkatkan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kota Surakarta diantaranya adalah:

a. Penagihan secara langsung (door to door system).

b. Program jemput bola Pajak Bumi dan Bangunan.

c. Pemberian hadiah undian kepada wajib pajak yang membayar Pajak

Bumi dan Bangunan sebelum tanggal jatuh tempo.

2. Wajib pajak mendapatkan pelayanan yang lebih menguntungkan dari

DPPKAD yaitu dengan sistem jemput bola yang dilakukan oleh pegawai pemerintah.

3. Wajib Pajak dapat membayar lunas dan secara langsung, karenanya adanya


(4)

commit to user

B.Kelemahan

1. Tingkat efektivitas penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kabupaten

Sukoharjo mengalami penurunan pada tahun 2009-2010, hal ini mungkin disebabkan karena banyaknya petani yang mengalami gagal panen sehingga banyak yang tidak membayar Pajak.

2. Banyaknya petugas yang belum menyetorkan hasil pemungutan pajak

sehingga terjadi penunggakan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan.

3. Tanah yang menjadi obyek pajak banyak yang ditinggal penghuninya


(5)

commit to user

BAB IV

PENUTUP

Berdasarkan uraian yang diungkapkan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan dan sekaligus memberikan saran sebagai bahan masukan atau pertimbangan dalam upaya meningkatkan efektivitas penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan pada masa yang akan datang di Kabupaten Sukoharjo.

A. Kesimpulan

Pajak Bumi dan Bangunan merupakan penerimaan negara yang dibagi antara pemerintah pusat dengan pemerintah dengan perimbangan 10% untuk pemerintah pusat, 16,2% untuk pemerintah daerah tingkat I, 64,8% untuk pemerintah daerah tingkat II dan 9% untuk biaya pemungutan. Pembagian penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan merupakan salah satu usaha pemerintah pusat dalam membantu keuangan daerah dalam rangka pelaksanaan pembangunan di daerah. Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kabupaten Sukoharjo belum dapat dikatakan efektif karena pada tahun 2009-2010 mengalami penurunan efektivitas. Sehingga pada selang waktu tersebut tunggakan Pajak Bumi dan Bangunan membengkak. Apabila hal ini dibiarkan terus menerus akan menganggu kelangsungan pembangunan daerah.

B.Saran

Upaya guna meningkatkan efektivitas penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kabupaten Sukoharjo hendaknya terus dilakukan


(6)

penyuluhan-commit to user

penyuluhan ke tingkat kecamatan bahkan sampai ketingkat desa yang pelaksanaannya sebaiknya dijadwal secara rutin dan bukan hanya karena adanya permintaan penyuluhan dari pejabat desa maupun kecamatan. Selain itu dalam rangka meminimalkan tunggakan Pajak Bumi dan Bangunan maka petugas pemungutan pajak dapat melakukan penagihan secara aktif dan memberikan sanksi yang tegas kepada wajib pajak serta petugas pemungutan yang melanggar aturan.

Penyampaian SPPT kepada wajib pajak sebagai ujung tombak informasi perpajakan perlu untuk terus ditingkatkan, sehingga SPPT tersebut dapat sampai ke wajib pajak tepat waktu. Untuk itu kerjasama dengan kantor pos dan giro perlu untuk terus ditingkatkan guna memudahkan penyampaian SPPT tersebut, khususnya kepada wajib pajak yang bertempat tinggal di luar wilayah Kabupaten Sukoharjo.