Analisis Pandangan Wanita Jepang terhadap Pria Jepang yang Memakai Kosmetik.

(1)

x SINOPSIS

1. 序論

女性 自分 美 く 化粧品 購入 使用 い

現在 男性 化粧品 使 男性用化粧品 あ 化

粧品 魅力的 自信 持 見え 人 外観

サ ート 使用 男性 そう 価値観

持 う い

本研究 知覚 調査方法へ 現象学的 プローチ い

インターネット上 ンケート拡散 情報 収集 分析

本研究 33 人 日本人女性 回答 得 ンケート結

果 集計 Likerts 使用

2. 本論 ほ

男性化粧品 販売 毎年増加 多く 男性 化粧品

使用 い 日本 男性 多く 美容院 増加

男性 美意識 変化 見

回答 化粧品 使用 男性 対 イメー 比較的肯定的

え 面白い いう回答 多 美容院

髪 トリートメント ニキュ 使用 男性 対 肯定的


(2)

xi

可愛い い 肯定的 え い そ

う 男性 多く 化粧品 販売 い い

肯定的 捉え 意見 多く見

一方 そう 男性 表 新用語 ョ ン い 知

い いう答え 多く 言葉 浸透 い い 見え

ョ ン 嬢 + ン 男性 表 組 合わせ

積極的 化粧品 使用 男性 あ 性同一性障

害 いわ い

回答者 多く 49%程度 化粧品 身 着け い 人 イメー い ッコいい 認識 30% 化粧品 身 着け い 男 可愛い 考え い わ 一方 21%程度 化粧 品 身 着け い 人 奇妙 イメー 持 い わ

3. 結論 け

ンケート 結果 基 く 回答者 化粧品 使用 い 男性

け入 い わ 配偶者 く 恋人 い 回答者

大半 配偶者 恋人 化粧品 使用 い い 化


(3)

xii

回答者 周 男性 多く 化粧品 使用 い い 回答者

化粧品 着用 男性 興味 持 い ハイフ ッ ョ

ン セン 持 い 人 好意 持 い う

回答者 化粧品 身 着け い 男性 一般的 あ 化粧品

男性 魅力 高 対 け入 い 結論付け

ョ ン いう新用語 対 認識 低い 男性 化粧品

使用 一般的 い 新現象 え

必要性 新用語 浸透

全体 男性 化粧 対 イメー 比較的肯定的

捉え 男性化粧品 販売増加 そう 肯定的イメー


(4)

xiii Tabel 3.1 何歳 何

15-25歳 26-36歳 37-47歳 48-58歳 59-69歳

12 9 6 6 0

Tabel 3.2 事

事 高校生 フ リ ー タ ー 学生 主婦 会社員 護士/ 看護師

3 3 5 7 4 4 8

Grafik 3.1 相手 い い 彼氏, 主人, 婚約者

14, 42%

19, 58%

相手 い っ いま 彼氏, 主人, 婚約 者

い いま


(5)

xiv

Grafik 3.2 あ 相手 化粧品 使 い 彼氏, 主人, 婚約

Grafik 3.3あ 化粧品 使 い 相手 好 ?

6%

94%

あ た 相手 化粧品 使っ いま 彼氏, 主人, 婚約者

いいえ

67% 33%

あ た 化粧品 使っ い 相手 好 ?

い 好

いいえ 好 あ ませ


(6)

xv

Grafik 3.4 あ 化粧品 使 い 相手 対 イメー

持 い ?

Grafik 3.5 ョ ン いう 知 い

13%

25%

6% 56%

あ た 化粧品 使っ い 相手 対 イメー 持っ いま ?

わいい

っ いい

気持ち悪い other

0%

100%

オ ョマン いう 知っ いま ?

い 知っ いま


(7)

xvi

Grafik 3.6 あ 周 化粧品 使 い 男性 い ?

Grafik 3.7あ 化粧 い 男性 面白い 思い ?

4x10=40 (面白い) + 3x15=45 ( 言え 面白い 思い ) +2x4=8

( 言 え 面 白 く い 思 い ) +1x4=4 (面 白 く い 思 い ) =

97/132x100=73,5% 言え 面白い 思い

39%

61%

あ た 周 化粧品 使っ い 男性 いま ?

い いま

いいえ いませ

30%

46% 12%

12%

あ た っ 化粧 い 男性 面白い 思いま ?

面白い 思いま

ち 言え 面白 い 思いま

ち 言え 面白 く い 思いま 面白く い 思いま


(8)

xvii

Grafik 3.8フ ッ ョン 関心 高い男性 好 ?

Grafik 3.9 あ 美容院 トリートメント い 男性 う

思い ?

5x13=65+4x15=60+3x1=3+2x4=8+1x0=0 =136/165x100=82,4面白い

82% 18%

フ ッ ョン 関心 高い男性 好 ?

い 好

いいえ 好 あ ませ

39%

46% 3% 12%

0%

あ た っ 美容院 トリートメント い 男 性 う思いま ?

面白い 思いま

ち 言え 面白い 思いま

ち 言え 面白く い 思いま

面白く い 思いま


(9)

xviii

Grafik 3.10 あ ニ キ ュ い 男 性 う い

5x6=30+4x10=40+3x6=18+2x6=12+1x5=5

=105/165x100=63,6% 言え 面白い 思い

Grafik 3.11あ 化粧品 買 い 男性 う い ?

5x10=50 + 4x17=68 + 3x2-6 + 2x3=6 +1x1=1 18%

31%

18% 18%

15%

あ た っ マニキュ い 男性 う いま

面白い 思いま r

ち 言え 面白い 思いま

ち 言え 面白く い 思いま

面白く い 思いま

可笑 い 思いま

10, 30%

17, 52% 2, 6% 3, 9%

1, 3%

あ た っ 化粧品 買っ い 男性 う い ま ?

面白い 思いま

ち 言え 面白い 思いま

ち 言え 面白く い 思いま

面白く い 思いま


(10)

xix

=131/165x100=79,3% 言え 面白い 思い

Grafik 3.12 あ 化粧 可愛く い男性 う思い

5x10=50+4x17=68+3x2=6+2x3=6+1x1=1=131

131/165x100=79,3% 言え 面白い 思い

Grafik 3.13 あ 美容トリートメント 金 使 い 男性

う思い ?

37%

24% 9%

15% 15%

あ た っ 化粧 可愛く たい男性 う思いま ?

面白い 思いま

ち 言え 面白 い 思いま

ち 言え 面白 く い 思いま 面白く い 思いま

可笑 い 思いま

30%

52% 6% 9%

3%

あ た っ 美容トリートメント 金 使っ い 男性 う思いま ?

面白い 思いま

ち 言え 面白 い 思いま

ち 言え 面白 く い 思いま 面白く い 思いま


(11)

xx 4x19=76 + 3x9=27 + 2x3=6 + 1x2=2 =111/ 132x100= 84,1% 面白い

Grafik 3.14 あ ーケット 売 色々 男用 化粧品

う思い ?

4x19=76 + 3x9=27 + 2x3=6 + 1x2=2 =111/ 132x100= 84,1% 面白い

58% 27%

9% 6%

あ た っ マーケット 売っ 色々 男 用 化粧品 う思いま ?

面白い 思いま

ち 言え 面 白い 思いま

ち 言え 面 白く い

面白く い い ま


(12)

xxi

Grafik 3.15 化粧品 使 い 男性 対 イメー 持 い

49%

30% 21%

化粧品 使っ い 男性 対 イ メー 持っ いま ?

っ いい

可愛い


(13)

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI SKRIPSI ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Pembatasan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.4. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 4

1.5. Organisasi Penulisan ... 6

BAB II PRIA JEPANG DAN KOSMETIK ... 8

2.1. Fenomenologi Persepsi ... 8

2.2. Skala Likerts ... 11


(14)

(Lanjutan)

viii

2.4. Alasan Pria di Jepang Memakai Kosmetik dan Melakukan Perawatan Diri

... 16

BAB III ANALISIS DATA ... 21

3.1. Penjelasan Angket ... 21

3.2. Isi Angket ... 23

3.3. Analisis Data ... 27

BAB IV KESIMPULAN ... 44

DAFTAR PUSTAKA ... 47

SINOPSIS ... x


(15)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Rentang Usia………. 20


(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kosmetik dan merawat diri pada awalnya identik dengan wanita. Wanita membeli dan memakai kosmetik untuk mempercantik diri. Produk-produk kosmetik yang dipakai wanita untuk mempercantik diri antara lain bedak, lipstick ,

bb cream (Blemish Balm atau Beauty Balm adalah bentuk ringan dari foundation

dengan rangkaian formula pelembab, SPF dan antioksidan dengan tingkat

coverage medium), dan lain-lain. Namun pada jaman sekarang, tidak hanya

wanita saja yang memakai kosmetik, pria pun mulai memakai kosmetik karena memperhatikan penampilan mereka. Karena itu, maka munculah produk-produk kosmetik untuk pria. Kosmetik tersebut digunakan untuk menunjang penampilan pria agar berpenampilan lebih menarik dan lebih percaya diri.

Menurut artikel di Koran “Hello Jepang!” yang diterbitkan pada bulan November tahun 2013 berjudul “Lelaki Masa Kini juga Sibuk Merawat Diri” yang ditulis oleh Meiskhe Fratel, penjualan kosmetik untuk pria Jepang dimulai pada tahun 1970 oleh Perusahaan Mandom. Kemudian perusahaan tersebut meluncurkan produk perawatan rambut Gatsby pada tahun 1978. Produk perawatan rambut Gatsby adalah salah satu kosmetik untuk pria di Jepang yang menjadi penyumbang penjualan terbesar untuk Mandom. Namun pada tahun 2013 pada bulan April hingga September produk bodycare berupa deodorant paper menjadi produk yang paling laku di pasaran. Penggunaan kosmetik pria


(17)

2

berdasarkan Bagian Hubungan Masyarakat Mandom Corporation semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Kosmetik yang dibeli oleh pria Jepang bermacam-macam, antara lain :

foundation, pensil alis, concealer, blush on warna natural, maskara, lip gloss atau lip cream, krim anti aging, krim dan spray tanning. Menurut artikel Reuters tahun

2007 penjualan kosmetik pria di Jepang mencapai $3 triliun.

Mayu Shimokawa, kepala manajer produk di Mandom, mengatakan:

Jaman sekarang tren pria Jepang adalah yang “cantik”, baik dan lembut. (http://m.kompasiana.com) Kemudian menurut artikel yang ditulis 5 Juli 2014 oleh Vietchia Vinca yang

berjudul “Blur Gender di Jepang” kaum Cosme-boy mengatakan:

男 の 子も キ レイ た い !男 キレ イ 美し い っ 不部 合 あ しょ う

(http://m.kompasiana.com) Pria ingin menjadi cantik. Apakah pria yang ingin mempercantik penampilannya itu salah?

(http://m.kompasiana.com) Menurut artikel di www.jepang.net, penelitian dari Nippon TV tahun 2011 yang membuktikan bahwa pria berpenampilan menarik akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan. Penelitian itu membuktikan bahwa perusahaan Jepang lebih menyukai mempekerjakan orang yang berpenampilan menarik.

Menurut artikel di www.independent.co.uk yang berjudul “Cosmetics

Sales soar as Japan's Men Get in Touch With Their Feminine Side” yang ditulis

oleh Danielle Demetriou pada 4 Maret 2008, yang berisi penelitian oleh Shiseido, sebuah merek kosmetik terkenal di Jepang, 70% Pria Jepang percaya bahwa


(18)

3

penampilan itu penting dan 15% diantara mereka menghabiskan rata-rata ¥2,000

dalam sebulan.

Pada akhir tahun 2013, penjualan kosmetik dan produk perawatan meningkat sebesar 4.2% sedangkan penjualan kosmetik untuk wanita meningkat sebesar 0.6% menurut data dari Yano Research Institute di Tokyo.

Pada awalnya kosmetik diperuntukkan bagi wanita, namun pada jaman sekarang kosmetik juga dipakai oleh pria agar berpenampilan menarik dan mudah mendapatkan pekerjaan. Hal ini adalah hal yang baru, karena pria digambarkan dengan image maskulin dan kosmetik bertentangan dengan imej tersebut.

Menyadari hal ini penulis tertarik untuk meneliti tentang pandangan wanita Jepang terhadap pria Jepang yang suka merawat diri. Penggunaan kosmetik yang tinggi pada pria Jepang dari range umur 20 tahun sampai 29 tahun, menurut survei yang ada di dalam buku Soushokukei Danshi “Ojoman” ga Nihon wo Kaeru. Buku ini berisi tentang pria Jepang yang memakai kosmetik. Dahulu

kosmetik identik dengan wanita namun itu berubah sejak kosmetik pria mulai diproduksi tahun 1970-an. Lalu sekitar tahun 2008 munculah fenomena Ojoman. Ojoman adalah pria yang merawat diri, memakai kosmetik dan penampilannya kewanita-wanitaan. Penulis tertarik untuk mengetahui pandangan wanita Jepang terhadap pria Jepang yang menggunakan kosmetik dan memperhatikan penampilannya


(19)

4 1.2 Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah:

Pandangan wanita Jepang yang terhadap pria Jepang yang memperhatikan penampilan dengan cara memakai kosmetik (foundation, concealer, spray tanning,

lip cream, lip gloss, bedak, face papper, hair wax, dan lain-lain).

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai kondisi sosial masyarakat Jepang, Keadaan masyarakat dan hubungan antara pria dan wanita di Jepang melalui analisa tehadap pandangan wanita Jepang terhadap pria Jepang yang memakai kosmetik.

Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk memberi gambaran kepada masyarakat Indonesia mengenai padangan wanita Jepang terhadap pria Jepang yang menggunakan kosmetik.

1.4 Pendekatan dan Metode Penelitian

Penulis akan melakukan penelitan dengan pendekatan Fenomenologi dan memilih metode survei karena penulis mengumpulkan informasi menggunakan survei. Alasan penulis memilih menggunakan pendekatan fenomenologi karena pendekatan fenomenologi berkaitan dengan peristiwa dan kaitan-kaitannya dengan suatu kelompok masyarakat.

Metode survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara


(20)

5

faktual. Dalam metode survei dikerjakan evaluasi serta perbandingan-perbandingan terhadap hal-hal yang telah dikerjakan orang dalam menangani situasi atau masalah yang serupa dan hasilnya dapat digunakan dalam pembuatan rencana dan pengambilan keputusan di masa mendatang. Penyelidikan dilakukan dalam waktu bersamaan terhadap sejumlah individu atau unit, baik secara sensus atau dengan menggunakan contoh. Banyak masalah yang dapat diteliti dengan menggunakan metode survei termasuk masalah kemasyarakatan (survei sosial), masalah komunikasi dan pendapat umum (survei pendapat umum), masalah pendidikan (survei pendidikan dan persekolahan), dan sebagainya. (Moh. Nazir, 2009, p. 56). Penyelidikan dilakukan melalui penyebaran angket lewat internet. Penulis menyebarkan angket kepada 33 orang wanita Jepang. Penulis akan mengolah dari hasil survei dan membandingkan dari sampel-sampel yang ada. Hasil angket dihitung menggunakan skala likerts. Diharapkan dari hasil survei akan mendapatkan gambaran tentang pandangan wanita Jepang terhadap pria Jepang yang memakai kosmetik serta merawat diri.

Fenomena berasal dari bahasa Yunani phainomenon, yang berarti "apa yang terlihat". Fenomena terjadi saat kita melihat atau merasakan sesuatu, misalnya hal-hal yang dirasakan oleh panca indra, hal-hal mistik, fakta yang terjadi dan gejala-gejala alam.

Fenomenologi adalah ilmu yang berorientasi untuk mendapatkan penjelasan tentang realitas yang tampak. Fenomenologi memanfaatkan pengalaman intuitif atas fenomena, sesuatu yang hadir dalam refleksi fenomenologis, sebagai titik awal dan usaha untuk mendapatkan fitur – hakekat


(21)

6

dari pengalaman dan hakekat dari apa yang dialami. Fenomenologi juga menjelaskan mengenai persepsi. Merleau Ponty (1908-1961), salah satu tokoh fenomenologi kontemporer yang fokus pada fenomenologi persepsi. Ponty menjelaskan bahwa suatu fenomenologi tidak dapat dikatakan bermakna apabila individu belum dapat memahami fenomenologi tersebut. Ponty menjelaskan bahwa fenomenologi bukan hanya kajian tentang bagaimana objek menampakkan diri ke dalam struktur kesadaran, melainkan juga lebih tentang bagaimana objek itu secara perseptual berkembang seiring dengan berkembangnya pengalaman.

Ponty menyatakan bahwa melalui proses pengalaman, manusia mengkonstruksikan dunia lewat persepsi. Hal ini bermakna bahwa semua pengetahuan, sains dan termasuk kepercayaan, berbasis pada dunia yang manusia serap. (www.scribd.com/mobile/doc/216928452)

1.5 Organisasi Penulisan

Organisasi Penelitian yang penulis lakukan ialah, dalam Bab I penulis membahas latar belakang masalah, pembatasan masalah, tujuan dari penelitan, pendekatan dan metode penelitian yang digunakan penulis juga sistematika penulisan.

Pada Bab II penulis ingin menjabarkan tentang teori fenomenologi persepsi, sejarah kosmetik pria di Jepang dan kosmetik yang digunakan oleh pria Jepang serta fungsinya. Penulis juga akan menjelaskan alasan kenapa pria Jepang menggunakan kosmetik.


(22)

7

Pada Bab III penulis ingin menjabarkan hasil survei yang diambil dari wanta Jepang tentang tanggapan mereka terhadap pria Jepang yang merawat diri dan menggunakan kosmetik.


(23)

44

BAB IV KESIMPULAN

Pria Jepang pada Jaman sekarang mulai memakai kosmetik dan merawat diri maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pandangan wanita Jepang terhadap pria Jepang yang memakai kosmetik. Penulis menyebarkan angket kepada 33 wanita Jepang. Setelah penulis menyebarkan angket mengenai Pandangan Wanita Jepang Terhadap Pria yang Memakai Kosmetik kepada 33 wanita Jepang baik yang sudah memiliki pasangan dan yang belum memiliki pasangan, penulis dapat menyimpulkan bahwa pandangan mereka mengenai pria yang memakai kosmetik adalah sebagai berikut.

Berdasarkan hasil angket, dapat dilihat bahwa responden menyukai dan menerima pria yang memakai kosmetik. Bagi responden yang memiliki pasangan, sebagian besar pasangan responden tidak memakai produk kosmetik. Walau begitu responden yang memiliki pasangan suka bila pasangannya memakai kosmetik.

Berdasarkan hasil angket dapat dipahami bahwa wanita Jepang dapat menerima dan bersifat terbuka terhadap pria yang menggunakan produk kosmetik. Hal ini tidak terbatas terhadap wanita Jepang atau responden yang langsung berhadapan dengan pria yang menggunakan kosmetik di sekeliling mereka , tetapi, hal ini lepas juga diterima oleh para responden walaupun pria di sekitar mereka tidak memakai atau menggunakan kosmetik. Responden juga menyukai para pria yang menggunakan kosmetik dan mempunyai selera yang tinggi terhadap fashion .


(24)

45

Dapat disimpulkan responden menganggap pria yang memakai kosmetik adalah hal yang biasa dan mereka menganggap pria yang memakai kosmetik itu menarik. Responden juga beranggapan pria yang rajin merawat diri di salon dan melakukan manicure itu menarik. Responden juga menganggap pria yang menggunakan uangnya untuk perawatan di salon kecantikan bukan hal aneh dan menarik.

Dapat disimpulkan bahwa istilah ojoman tidak populer di kalangan responden karena berdasarkan hasil angket tidak ada responden yang mengetahui tentang istilah ojoman.

Responden mempunyai imej yang baik terhadap terhadap pria yang memakai kosmetik. Sebanyak 49% responden beranggapan imej pria yang memakai kosmetik itu keren. Sebanyak 30% responden beranggapan pria yang memakai kosmetik itu manis. Dan sebanyak 21% responden beranggapan pria yang memakai kosmetik itu imejnya aneh.

Berdasarkan hasil angket responden memiliki ketertarikan tentang pria yang membeli produk kosmetik. Responden juga menganggap banyaknya produk kosmetik pria yang bermunculan di pasaran itu menarik.

Hal ini sesuai dengan teori Fenomenologi persepsi-Horovitz persepsi didefinisikan sebagai anggapan yang muncul setelah melakukan pengamatan di lingkungan sekitarnya atau melihat situasi yang terjadi untuk mendapatkan informasi tentang sesuatu. Dan menurut persepsi responden pria yang memakai makeup itu memiliki imej yang menarik dan tidak aneh.


(25)

46

Melalui penelitian ini penulis memperoleh hasil yang bermanfaat karena melalui penelitian ini penulis mengetahui tentang gambaran jelas kehidupan masyarakat Jepang, khususnya pandangan wanita Jepang terhadap pria Jepang yang memakai kosmetik dan merawat diri.


(26)

47

DAFTAR PUSTAKA

Gatsby Brand History (n.d). 10 Mei 2015. http://www.gatsby.sg/product_history.ph Foulk, Emi. (6 Agustur 2007). FEATURE-Japanese turn to cosmetics for

‘pretty,manly’ look. 23 September 2014.

http://reuters.com/article/2007/08/06/idUSSP1709620070806

Fratel, Meiskhe (November 2013). Lelaki Masa Kini juga Sibuk Merawat Diri. Halo Jepang!. p.23

Fujimura, Naoko. ( 27 Januari 2010) ‘Feminized’ Japanese Men Boost Kao Sales as

Women Pamper Less. 5 Mei 2015.

http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=aY.qBEMM0yck Hays, Jeffrey , (2009). Male Beauty and Cosmetics For Men In Japan. 15 February 2015. http://factsanddetails.com/japan/cat19/sub126/item668.html

Japan’s Men increasingly Find Cosmetics a ‘Must’ item. (n,d,). 23 September 2014 http://www.thejakartaglobe.com/archive/japans-men-increasingly-find-cosmetics-a-must-item/

Llyod, Terris. (September 2004). Blueprint for Cosmetics Empire. 23 September 2014. http://www.japaninc.com/article.php?articleID=1390

Nazir, Moh. (2009). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Pendekatan Fenomenologi (n.d) 23 September 2014.

www.scribd.com/mobile/doc/216928452

Putri, Istiana. (10 Juni 2014). Pria Jepang Kini Mulai Melirik Kosmetik dan Merawat

Kuku. 23 September 2014.

http://kawaiibeautyjapan.com/mobile/article/529/fenomena-pria-muda-jepang Skala Likerts (n.d). 10 Juni 2015.https://www.academia.edu/7233329/Skala_Likert Ushikubo, Megumi. (2008). Soushokukei Danshi “Ojoman”ga Nihon wo Kaeru. Tokyo: Kodasha


(27)

48

Vinca, Veitchia. (5 April 2014). Blur Gender di Jepang. 23 September 2014. http://m.kompasiana.com/post/read/646758/2-blur-gender-di-jepang.html

Yeomans, Michelle. (4 Februari 2014) Japanese Men Investing In Anti-ageing Products. 5 Mei 2015 http://www.cosmeticsdesign-asia.com/Market-Trends/Japanese-men-investing-in-anti-ageing-products


(1)

7

Pada Bab III penulis ingin menjabarkan hasil survei yang diambil dari wanta Jepang tentang tanggapan mereka terhadap pria Jepang yang merawat diri dan menggunakan kosmetik.


(2)

44 BAB IV KESIMPULAN

Pria Jepang pada Jaman sekarang mulai memakai kosmetik dan merawat diri maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pandangan wanita Jepang terhadap pria Jepang yang memakai kosmetik. Penulis menyebarkan angket kepada 33 wanita Jepang. Setelah penulis menyebarkan angket mengenai Pandangan Wanita Jepang Terhadap Pria yang Memakai Kosmetik kepada 33 wanita Jepang baik yang sudah memiliki pasangan dan yang belum memiliki pasangan, penulis dapat menyimpulkan bahwa pandangan mereka mengenai pria yang memakai kosmetik adalah sebagai berikut.

Berdasarkan hasil angket, dapat dilihat bahwa responden menyukai dan menerima pria yang memakai kosmetik. Bagi responden yang memiliki pasangan, sebagian besar pasangan responden tidak memakai produk kosmetik. Walau begitu responden yang memiliki pasangan suka bila pasangannya memakai kosmetik.

Berdasarkan hasil angket dapat dipahami bahwa wanita Jepang dapat menerima dan bersifat terbuka terhadap pria yang menggunakan produk kosmetik. Hal ini tidak terbatas terhadap wanita Jepang atau responden yang langsung berhadapan dengan pria yang menggunakan kosmetik di sekeliling mereka , tetapi, hal ini lepas juga diterima oleh para responden walaupun pria di sekitar mereka tidak memakai atau menggunakan kosmetik. Responden juga menyukai para pria yang menggunakan kosmetik dan mempunyai selera yang tinggi terhadap fashion .


(3)

45

Dapat disimpulkan responden menganggap pria yang memakai kosmetik adalah hal yang biasa dan mereka menganggap pria yang memakai kosmetik itu menarik. Responden juga beranggapan pria yang rajin merawat diri di salon dan melakukan manicure itu menarik. Responden juga menganggap pria yang menggunakan uangnya untuk perawatan di salon kecantikan bukan hal aneh dan menarik.

Dapat disimpulkan bahwa istilah ojoman tidak populer di kalangan responden karena berdasarkan hasil angket tidak ada responden yang mengetahui tentang istilah ojoman.

Responden mempunyai imej yang baik terhadap terhadap pria yang memakai kosmetik. Sebanyak 49% responden beranggapan imej pria yang memakai kosmetik itu keren. Sebanyak 30% responden beranggapan pria yang memakai kosmetik itu manis. Dan sebanyak 21% responden beranggapan pria yang memakai kosmetik itu imejnya aneh.

Berdasarkan hasil angket responden memiliki ketertarikan tentang pria yang membeli produk kosmetik. Responden juga menganggap banyaknya produk kosmetik pria yang bermunculan di pasaran itu menarik.

Hal ini sesuai dengan teori Fenomenologi persepsi-Horovitz persepsi didefinisikan sebagai anggapan yang muncul setelah melakukan pengamatan di lingkungan sekitarnya atau melihat situasi yang terjadi untuk mendapatkan informasi tentang sesuatu. Dan menurut persepsi responden pria yang memakai makeup itu memiliki imej yang menarik dan tidak aneh.


(4)

46

Melalui penelitian ini penulis memperoleh hasil yang bermanfaat karena melalui penelitian ini penulis mengetahui tentang gambaran jelas kehidupan masyarakat Jepang, khususnya pandangan wanita Jepang terhadap pria Jepang yang memakai kosmetik dan merawat diri.


(5)

47

DAFTAR PUSTAKA

Gatsby Brand History (n.d). 10 Mei 2015. http://www.gatsby.sg/product_history.ph Foulk, Emi. (6 Agustur 2007). FEATURE-Japanese turn to cosmetics for

‘pretty,manly’ look. 23 September 2014.

http://reuters.com/article/2007/08/06/idUSSP1709620070806

Fratel, Meiskhe (November 2013). Lelaki Masa Kini juga Sibuk Merawat Diri. Halo Jepang!. p.23

Fujimura, Naoko. ( 27 Januari 2010) ‘Feminized’ Japanese Men Boost Kao Sales as

Women Pamper Less. 5 Mei 2015.

http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=aY.qBEMM0yck Hays, Jeffrey , (2009). Male Beauty and Cosmetics For Men In Japan. 15 February 2015. http://factsanddetails.com/japan/cat19/sub126/item668.html

Japan’s Men increasingly Find Cosmetics a ‘Must’ item. (n,d,). 23 September 2014 http://www.thejakartaglobe.com/archive/japans-men-increasingly-find-cosmetics-a-must-item/

Llyod, Terris. (September 2004). Blueprint for Cosmetics Empire. 23 September 2014. http://www.japaninc.com/article.php?articleID=1390

Nazir, Moh. (2009). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Pendekatan Fenomenologi (n.d) 23 September 2014. www.scribd.com/mobile/doc/216928452

Putri, Istiana. (10 Juni 2014). Pria Jepang Kini Mulai Melirik Kosmetik dan Merawat

Kuku. 23 September 2014.

http://kawaiibeautyjapan.com/mobile/article/529/fenomena-pria-muda-jepang Skala Likerts (n.d). 10 Juni 2015.https://www.academia.edu/7233329/Skala_Likert Ushikubo, Megumi. (2008). Soushokukei Danshi “Ojoman”ga Nihon wo Kaeru. Tokyo: Kodasha


(6)

48

Vinca, Veitchia. (5 April 2014). Blur Gender di Jepang. 23 September 2014. http://m.kompasiana.com/post/read/646758/2-blur-gender-di-jepang.html

Yeomans, Michelle. (4 Februari 2014) Japanese Men Investing In Anti-ageing Products. 5 Mei 2015 http://www.cosmeticsdesign-asia.com/Market-Trends/Japanese-men-investing-in-anti-ageing-products