Pengaruh Pengukuran Potensi Pajak terhadap Penetapan Target Penerimaan Pajak dan Dampaknya pada Realisasi Penerimaan Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang.

(1)

i   

ABSTRAK

Tesis ini membahas pengaruh pengukuran potensi pajak terhadap penetapan target penerimaan pajak dan dampaknya pada realisasi penerimaan pajak pada KPP Pratama Sumedang.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analisis. Analisis verifikatif dilakukan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan alat uji statistika yaitu path analysis (analisis jalur).

Data yang dipergunakan dalam penelitian ini tahun 2008 – 2010, dengan mengambil data tentang potensi pajak (X), target pajak (Y) dan realisasi penerimaan pajak (Z).

Hasil penelitian dengan pengujian statistik diperoleh bahwa pengaruh pengukuran potensi pajak (X) terhadap penetapan target penerimaan pajak (Y) berpengeruh secara signifikan, ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,881 atau 74,3%, maka hipotesis penelitian yang diajukan tersebut diterima, dan terbukti kebenarannya secara statistik. Selanjutnya pengaruh penetapan target penerimaan pajak (Y) terhadap realisasi penerimaan pajak (Z)berpengaruh secara signifikan, ditunjukkan dengan koefisien korelasi adalah sebesar 0,948 atau 88,4 %, maka hipotesis penelitian yang diajukan tersebut diterima, dan terbukti kebenarannya secara statistik. Terakhir pengujian statistik diperoleh bahwa pengaruh pengukuran potensi pajak (X) terhadap realisasi penerimaan pajak (Z)berpengaruh secara signifikan, ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,970 atau 93,2 %, hipotesis penelitian yang diajukan tersebut dapat diterima.


(2)

ii   

ABSTRACT

This theisis concerns about the influnce of measurement of the tax potential toward the establishment of the target of tax revenue and its impacts toward the realisation of tax revenue at KKP Pratama Sumedang.

This research is an analitical descriptive research verificative analysis is carrie out to test the hipothesis by using path analysis method.

Data used in the research in the data from the year of 2008-2010 taking the data about tax potential (x), tax target (y), and the realisation of tax revenue (z).

The research carried out bu statistical testing result that the influence of the measurment of tax potential (x) toward the establishment of the revenue target (y) gives significant unfluences which is showed with corelation coefisien as much as 0.881 or 74.3% so that the hipothesis of the research is acceptable and the truth is proved statistically. The unfluence of the establishment of tax revenue target (y) , toward the realisation of tax revenue (z) gives significant influence, showed with the corelation coefisien as much as 0.948 or 88.4% so that the hipothesis research is acceptable, and the truth is proved satistically. Eventually, the statistical testing show that the influence of the measurement of tax potential (x) toward the realisation of tax revenue (z) gives significant influence, showed with the corelation coefisien as much as 0.970 or 93.2% so that the research hipothesis is acceptable.


(3)

iii   

DAFTAR ISI

ABSTRAK ……….…...…...……….. i

ABSTRACT………....………..……….…….……….. ii

KATA PENGANTAR ………...…………...……….…....….. iii

DAFTAR ISI ……….….…...……….………….. vi

DAFTAR TABEL ……….………..…...……….. ix

DAFTAR GAMBAR ……….……….. xi

DAFTAR LAMPIRAN ...……….……….. xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian……….…..……….. 1

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah…....……… 11

1.3 Tujuan Penelitian…….………...…………..….. 12

1.4 ManfaatPenelitian ... 12

1.5 Sistematika Penulisan ... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Definisi . ... 15

2.1.1 Definisi Pajak………..…....……..…..….. 15

2.1.2 Sistem Pemungutan Pajak……...…...….……. 16

2.1.3 Prinsip Pemungutan Pajak…...…..…....……… 17

2.1.4 Fungsi Pajak………...………..…. 20


(4)

iv   

2.2 Potensi dan Target Pajak ... ... 22 2.3 Penerimaan Pajak ... 25 BAB IIII RERANGKA PEMIKIRAN, MODEL DAN HIPOTESIS

PENELITIAN

3.1 Rerangka Pemikiran…...………...…. 3.1.1. Tinjauan Empiris…...….…...……...…..…..….

29 35 3.2 Model Penelitian…………...…...…...…..…... 38 3.3 Hipotesis Penelitian………...…...…..…..….. 39 BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Populasidan Sampling…………...…………... 41 4.2 TeknikPengambilan Data... 42 4.3 MetodePenelitian... 44 4.4 OperasionalisasiVariabel ...

4.4.1 TeknikAnalisisData... 4.4.2HipotesisPenelitian ...

44 46 51 BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

5.1 Hasil Penelitian ... 5.1.1 GambaranUmumKantorPelayanan Pajak Pratama

Sumedang... 5.1.1. 1 SejarahSingkatKantorPelayanan Pajak

Pratama Sumedang………... 5.1.1.2VisidanMisi Kantor Pelayanan

PajakPratamaSumedang... 54

54

54


(5)

v   

...

5.1.1.3 Struktur Organisasi Kantor Pelayanan PajakPratamaSumedang ... 5.1.1.4 Unit-unit Kerja,TugasPokokdanFungsiKantor Pelayanan Pajak PratamaSumedang... ...

5.1.1.5 Kegiatan Operasional Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang ... 5.1.2 Pelaksanaan Pengukuran Potensi Pajak….…….…. 5.1.3 Pelaksanaan Penetapan Target Pajak…... 5.1.4 Pelaksanaan Realisasi Penerimaan Pajak...

57 58 61 62 69 71

5.2 PembahasanHasilPenelitian ... 5.2.1 HasilPengolahan Data………... 5.2.2 RekapitulasiHasilUjiHipotesis...

74 74 99

5.3 Implikasi ... 101

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 103

6.2 Saran ... 104

DAFTAR PUSTAKA ... 106

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 109   


(6)

vi   

DAFTAR TABEL

HALAMAN

Tabel 1.1 Penerimaan Pajak dan Total

PenerimaanDalamNegeriPeriode 2006 – 2010...

3

Tabel1.2 Perbandingan Tax Ratio Beberapa Negara Asia... 5 Tabel1.3 Pencapaian Target PenerimaanPajak Periode 2006 –

2010...

7

Tabel1.4 Tax Ratio di IndonesiaPeriode 2006-2010... 9 Tabel 3.1 Perbandingan Penelitian ini dengan Penelitian

Sebelumnya ...

35

Tabel4.1 Operasionalisasi Variabel ... 45 Tabel4.2 Pedoman Untuk Memberikan InterprestasiTerhadap

Koefisien Korelasi...

49

Tabel5.1 Potensi pajak di Kabupaten Sumedang ... 67 Tabel 5.2 Target penerimaanpajak di Kabupaten Sumedang ... 70 Tabel 5.3 Realisasi penerimaan pajak di Kabupaten Sumedang ….. 73 Tabel 5.4 Uji normalitas variabel pengukuran potensi pajak …….. 76 Tabel 5.5 Uji normalitas variabel penetapan target penerimaan

pajak ...


(7)

vii   

Tabel 5.6 Uji normalitas data realisasi penerimaan pajak ... 78

Tabel 5.7 Uji homogenitas varians variabel pengukuran potensi pajak dan realisasi penerimaan pajak ... 79 Tabel 5.8 Uji homogenitas varians variabel potensi pajak dan realisasi penerimaan pajak ... 80 Tabel 5.9 Summary ... 83

Tabel 5.10 Anova ... 85

Tabel 5.11 Besar koefisien jalur dan signifikansinya ... 86

Tabel 5.12 Model Summary ... 91

Tabel 5.13 Anova ... 91

Tabel 5.14 Besar koefisien jalur dan signifikansinya Coefficientsa 93 Tabel 5.15 Matrikkorelasi variable X, Y dan Z ... 95 Tabel 5.16 Tandapengaruhkausalitastiap variable

secaralangsungdantidaklangsung ...

98

Tabel 5.17 Rekappengaruhkausalitastiap variable secaralangsungdantidaklangsung ...


(8)

viii   

DAFTAR GAMBAR

HALAMAN

Gambar 3.1 Kerangka Pikir ... 34 Gambar 3.2 Model Penelitian ... 38 Gambar 3.3 Hubungan struktur dan sub struktur tiap variabel ... 39 Gambar 5.1 Potensi pajak berdasarkan lapangan usaha di

Kabupaten Sumedang ...

68

Gambar 5.2 Target penerimaan pajak berdasarkan sumber pajak di Kabupaten Sumedang ...

71

Gambar 5.3 Realisasi penerimaan pajak berdasarkan sumber pajak di Kabupaten Sumedang ...

74

Gambar 5.4 Hubungan struktur dan sub struktur tiap variabel 81 Gambar 5.5 Hubungan substruktur I ... 82 Gambar 5.6 Hubungan substruktur II ... 88 Gambar 5.7 Hubungan struktur dan sub struktur tiap variabel ... 97


(9)

ix   

DAFTAR LAMPIRAN

HALAMAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Penelitian Universitas Kristen Maranatha ...

1

Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian Kanwil I Jawa Barat... 2

Lampiran 3 Berita Acara Bimbingan Tesis Program Magister Akuntansi ... 3 Lampiran 4 Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang ... 4 Lampiran 5 Daftar Target dan Realisasi Penerimaan Pajak KPP Pratama Sumedang ... 5 Lampiran 6 PDRB Kabupaten Sumedang Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2006 – 2010 ... 6 Lampiran 7 Nilai PDB Tahun 2005 & 2006 ... 7

Lampiran 8 Nilai PDB Tahun 2007 & 2008 ... 8

Lampiran 9 Nilai PDB Tahun 2008 & 2010... 9

Lampiran 10 Surat Edaran No.339/PJ.08/2011... 10

Lampiran 11 Hasil Pengolahan data ... 11


(10)

x   


(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Pesatnya perkembangan sosial ekonomi, teknologi dan informasi telah mengubah aspek perilaku bisnis dan perekonomian suatu negara, terlebih dalam era globalisasi perdagangan bebas adalah kebebasan dan keleluasaan lalu lintas barang, jasa dan informasi antara negara. Kenaikan frekuensi transaksi bisnis dan keuangan melalui pasar internasional akan mengalami peningkatan pada semua negara. Dalam hal ini juga, Indonesia cepat atau lambat akan menghadapi globalisasi ekonomi dan perdagangan Internasional serta harus mempersiapkan diri lebih dini agar bisa mengikuti kecenderungan tersebut dan mengambil kesempatan yang akan timbul dari perubahan ekonomi internasional ( Liberti, 2007).

Sejalan perkembangan perekonomian yang semakin maju diimbangi dengan era globalisasi yang dilakukan secara bertahap, maka diharapkan dari aspek penerimaan pajak negara dapat meningkat pula. Fungsi dan peran pajak akan semakin penting dan strategis, dimana sekarang ini diperlukan sumber dana besar untuk terus menunjang pembangunan negara dengan ditunjang oleh kebijakan ekonomi mikro dan makro secara menyeluruh, termasuk kebijakan bidang perpajakan di dalamnya.

Pajak merupakan fenomena umum sebagai penerimaan negara yang berlaku di berbagai negara. Hampir di semua negara melaksanakan pengenaan


(12)

pajak kepada warga negaranya. Setiap negara membuat ketentuan dan peraturan dalam mengenakan dan memungut pajak di negaranya, yang pada umumnya mengacu pada prinsip-prinsip atau kaidah-kaidah perpajakan. Seperti aspek keadilan yang diterapkan dalam pengenaan pajak, adanya rasa nyaman bagi pembayar pajak, besaran atau jumlah pajak yang proposional dan efesien (Liberti:2007).

Demikian halnya di Indonesia, negara melaksanakan pemungutan pajak pada warga negara berdasarkan Undang-Undang yang berlaku. Bagi Indonesia penerimaan pajak sangat besar peranannya dalam mengamankan anggaran Negara dalam APBN setiap tahun, yang pada akhirnya akan digunakan sebagai sumber dana bagi pemerintah dalam melaksanakan pembangunan. Sejalan dengan Misi Direktorat Jenderal Pajak adalah misi fiskal yaitu menghimpun penerimaan pajak berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang mampu menunjang kemandirian pembiayaan pemerintah dan dilaksanakan secara efesien dan efektif (Suryadi, 2006).

Sebagian misi ini telah tercapai dimana pajak merupakan sumber utama APBN yang digunakan untuk memenuhi belanja pengeluaran Negara, baik pengeluaran yang bersifat rutin maupun pengeluaran pembangunan. Menurut Nasucha (2003) kondisi keuangan negara tidak dapat mengandalkan penerimaan dari minyak dan gas bumi, karena sifatnya yang tidak dapat diperbaharui, tetapi lebih berupaya untuk menjadikan pajak sebagai primadona penerimaan negara. Sehingga disini pajak merupakan benar-benar memiliki peranan yang sangat penting dalam hal mencari sumber penerimaan Negara. Menurut Brondolo, et al.


(13)

(2008) struktur penerimaan negara sudah bergeser dalam beberapa dasawarsa terakhir ini, yaitu dahulu sumber penerimaan negara lebih besar dari penerimaan migas, tetapi sekarang sumber penerimaan negara lebih menekankan dari sektor non migas terutama penerimaan pajak lebih memegang peranan penting.

Berdasarkan tiga pendapat diatas, maka jelas bahwa pajak merupakan sumber penerimaan negara yang cukup besar jumlahnya dibanding dengan penerimaan bukan pajak lainnya, sehingga pajak memiliki peranan yang cukup besar dalam menunjang pembangunan negara. Hal ini terbukti seperti diilustrasikan pada tabel berikut ini :

Tabel 1.1

Penerimaan Pajak dan Total Penerimaan Dalam Negeri Periode 2006 - 2010

(dalam milyar rupiah)

Tahun Penerimaan

Pajak

Total Penerimaan Dalam Negeri

%

2006 409.203,0 636.153,2 64,32

2007 490.988,6 706.108,3 69,53

2008 658.700,8 979.305,4 67,26

2009 725.843,0 984.786,5 73,70

2010 729.165,2 910.054,3 80,12

Rata rata 70,86

Sumber : APBN 2006-2010

Berdasarkan data di atas, hal tersebut mencerminkan bahwa selama 5 tahun periode penerimaan pajak tahun 2006 – 2010, pajak merupakan pemberi kontribusi terbesar dibanding dengan penerimaan negara lainnya. Meskipun


(14)

penerimaan pajak dalam periode tersebut memberikan kontribusi tersebut cukup berfluktuatif, namun secara keseluruhan tetap memberikan kontribusi besar bagi penerimaan negara. Selama periode tersebut, kontribusi penerimaan pajak dapat dilihat tingkat penerimaan pajak terendah adalah tahun 2006 dengan tingkat pencapaian penerimaan pajak sebesar 64.32%, sedangkan tahun 2010 merupakan penerimaan pajak tertinggi pada periode tersebut sebesar 80,12%. Sejalan dengan penerimaan pajak yang meningkat selama 2006-2010, maka penerimaan dalam negeri yang bersumber dari pajak dirata-ratakan mencapai 70.86 %. Kontribusi penerimaan pajak yang cukup besar dalam struktur APBN, memberikan sumber dana bagi pemerintah sehingga pembangunan dapat berjalan baik sesuai dengan rencana dan program yang dilakukan oleh setiap unit pemerintahan.

Penerimaan pajak yang cukup besar selayaknya diimbangi dengan tax ratio yang tinggi dalam suatu negara. Tax ratio yaitu perbandingan penerimaan pajak di Indonesia dibandingkan dengan Produk Domestik Bruto (PDB). Dimana Produk Domestik Bruto (PDB) suatu negara tinggi, maka penerimaan pajak akan tinggi pula. Namun pada kenyataannya yang terjadi di Indonesia, penerimaan pajak menunjukkan nilai yang besar dari penerimaan lainnya akan tetapi tax ratio yang diperoleh menunjukkan nilai masih rendah dibanding negara tetangga yang berada di wilayah Asia Tenggara.

Rendahnya tax ratio Indonesia dibandingkan dengan beberapa negara Asia yang dinyatakan lebih tinggi. Tax ratio Indonesia menurut data yang ada yaitu sebesar 13,3 % dari PDB dan ini masih terbilang rendah dibandingkan tax ratio dengan Malaysia, Singapura, Thailand dan Cina. Data Pokok APBN-P 2008 dan


(15)

APBN 2009 menyatakan bahwa tax ratio Indonesia pada tahun 2009 sebesar 13,6 %. Selanjutnya menurut Menteri Keuangan Republik Indonesia, yang dikutip dari www.akuntanonline.com tanggal 7 September 2011, Agus Martowardojo menyatakan target tax ratio Indonesia tahun 2012 sebesar 12,6% dengan target penerimaan perpajakan pada tahun 2012 yang akan mengalami peningkatan sebesar Rp 140,7 triliun, hal ini dikarenakan tax ratio Indonesia hanya mencakup penerimaan perpajakan pusat, tanpa perhitungan penerimaan dari pajak daerah dan penerimaan sumber daya alam sebagaimana yang diterapkan dinegara negara lain, sehingga besaran tax ratio Indonesia lebih rendah dibandingkan negara lain. Dan tax ratio yang diperoleh secara nyata tahun 2010 sebesar 11.4 %.

Tabel 1.2

Perbandingan Tax Ratio Beberapa Negara Asia

No Negara Tax Ratio

1 Jepang 27.4 %

2 China 17.0 %

3 Malaysia 15.3 %

4 Thailand 15.2 %

5 Filipina 14.1 %

6 Indonesia 13.3 %

7 Singapore 14.3 %

Sumber : Asian Development Bank, 2010.

Penerimaan pajak di Indonesia masih rendah dibanding dengan PDB, berarti masih terdapat potensi pajak yang dapat digali dari masyarakat berdasarkan angka PDB yang dimiliki Indonesia saat ini. Penerimaan negara


(16)

yang dilakukan saat ini meskipun paling besar bersumber dari penerimaan pajak, namun ternyata belum dilaksanakan dengan optimal, hal tersebut terbukti dengan tax ratio Indonesia yang masih rendah.

Dilain hal pemerintah memiliki target untuk pencapaian penerimaan pajak, Tiga pendekatan yang digunakan dalam perencanaan penerimaan pajak yaitu makro, mikro dan incremental (Jenkins, 2006). Di Indonesia pendekatan incremental digunakan untuk menetapkan target penerimaan pajak, dimana target penerimaan pajak dapat yang ditetapkan pemerintah dapat dilakukan sesuai dengan potensi dari daerah atau wilayah tersebut, yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak berdasarkan pencapaian penerimaan pajak sebelumnya yang selanjutnya dilakukan penyesuaian dengan mengacu pada faktor ekonomi, inflasi, suku bunga, nilai tukar, dan harga dan produksi migas serta potensial gains/loss penerimaan pajak pada tahun yang bersangkutan.

Namun adakalanya target penerimaan pajak tersebut tidak mencerminkan nilai potensi yang sesungguhnya. Potensi pajak dapat dilihat dari jumlah wajib pajak, banyaknya NPWP, sektor usaha dan Produk Domestik Bruto (PDB) dalam suatu wilayah. Sehingga penetapan target pajak dapat dinyatakan terlalu rendah dibanding dengan potensi penerimaan pajak, hal ini ditunjukkan suatu saat target atau rencana tersebut dapat tercapai dengan baik, tetapi suatu waktu jauh dari apa yang diharapkan. Hal ini dapat disebabkan, karena masih banyaknya potensi pajak yang dapat digali tanpa harus menambah beban masyarakat, kinerja aparat perpajakan yang belum maksimal memunculkan beberapa indikator yang menyebabkan pemasukan kepada negara dari penerimaan pajak masih relatif


(17)

rendah dari potensi pajak yang ada. Indikator itu adalah rendahnya citra aparat pajak, rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap sistem dan administrasi perpajakan dan keterbatasan akses terhadap data.

Tabel 1.3

Pencapaian Target Penerimaan Pajak Periode 2006 – 2010

(dalam milyar rupiah)

Tahun Rencana Realisasi Pencapaian Target

(%)

2006 425.053 409.203 96,23

2007 509.462 490.988 96,37

2008 609.200 658.700 108,12

2009 748.900 725.843 96,92

2010 742.738 729.165 98,17

Rata rata 99,16

Sumber : APBN 2006 – 2010

Berkaitan dengan data yang terlihat dalam tabel diatas, target yang dilakukan setiap tahunnya dinyatakan sudah dicapai secara maksimal, meskipun pencapaian antara target dan realisasi secara berfluktuatif setiap tahunnya. Hal ini terlihat bahwa pencapaian target tertinggi selama kurun waktu lima tahun adalah pencapaian yang dilakukan pada tahun 2008 sebesar 108,12 %. Sedangkan tahun 2006 merupakan penetapan target yang terendah pada periode tersebut 96,23% dengan angka realisasi pajak sebesar Rp. 409.203 milyar.

Pencapaian target/ perencanaan dibandingkan realisasi penerimaan pajak yang terjadi di Indonesia, seperti yang dilihat pada data di atas merupakan perbandingan antara target/ rencana penerimaan pajak dengan realisasi


(18)

penerimaan pajak secara gambaran menyeluruh sudah dilakukan secara optimal yaitu rata-rata pencapaian 99,16 % setiap tahunnya. Angka tersebut mendekati angka ideal, yaitu pencapaian 100%, namun pada tahun 2008 pencapaian realisasi penerimaan pajak melebihi angka target penerimaan pajak yang seharusnya telah ditetapkan yaitu sebesar Rp. 609.200 milyar sehingga pencapaian realisasi penerimaan pajak sebesar 108,12 %. Secara pencapaian target yang dilakukan, hal tersebut menunjukkan suatu pencapaian angka yang maksimal dan kinerja sangat baik bagi Direktorat Jenderal Pajak, selesih lebih tersebut mencapai 8,12% dari target yang telah ditetapkan. Namun disisi lain mengapa pencapaian penerimaan pajak dapat dilakukan melebihi target yang telah ditetapkan? Dalam hal tersebut, beberapa kemungkinan penyebab terjadinya selisih lebih antara target dan penerimaan, yaitu pertama adalah penetapan target penerimaan pajak terlalu kecil dibanding realisasi penerimaan, kedua potensi penerimaan pajak yang masih tersedia sehingga angka penerimaan pajak jauh melampaui target yang telah ditetapkan.

Dari kemungkinan penyebab tersebut di atas, dapat dilihat masih belum optimalnya upaya-upaya yang dilakukan oleh aparat perpajakan dalam hal menetapkan target penerimaan pajak serta menggali potensi penerimaan pajak secara optimal. Upaya-upaya tersebut meliputi, pengalian potensi pajak yang tidak hanya dilakukan dengan cara menentukan persentase kenaikan target dengan bertolok ukur pada pencapaian target sebelumnya, dan pembagian target setiap Kantor Pelayanan Pajak dengan mengacu pada inflasi, nilai tukar, tetapi


(19)

penggalian potensi pajak yang dilakukan dengan cara mapping atau pemetaan wilayah terhadap wajib pajak serta bidang pengawasan pajak.

Dilain hal bahwa besarnya kontribusi pajak terhadap penerimaan dalam APBN, ternyata menyimpan fenomena yang relatif kurang menyenangkan. Penerimaan pajak yang selama ini diterima, semakin meningkat setiap tahunnya bahkan dapat dilakukan dengan melebihi target, tetapi bila dibandingkan dengan target yang harus dicapai (tax coverage ratio) dan tax ratio yang terjadi masih terdapat selisih relatif masih jauh dari yang diharapkan. Tax coverage ratio adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara jumlah pajak yang telah dipungut dengan besarnya potensi pajak yang terjadi. Berikut data mengenai perbandingan antara potensi pajak dan penerimaan pajak yag terjadi selama kurun waktu 5 tahun, terlihat dalam table dibawah ini :

Tabel 1.4 Tax Ratio di Indonesia

Periode 2006-2010 (dalam milyar rupiah)

Tahun Potensi Pajak Penerimaan

Pajak

Tax Ratio (%)

Tax Ratio Expected 2006 3.338.200 409.203,0 12.3 13.6 2007 3.949.200 490.988,6 12.4 13.9 2008 4.954.000 658.700,8 13.3 13.5 2009 5.603.900 725.843,0 13.0 13.5 2010 6.422.900 729.165,2 11.4 11,9


(20)

Dari data yang dapat digambarkan diatas, kita dapat lihat bahwa melihat bahwa selama kurun waktu lima tahun, yaitu tahun 2006 – 2010 pencapaian tax ratio penerimaan pajak baru terhadap potensi pajak yang dimiliki baru menunjukkan rata rata 12.5 %, hal ini menunjukkan bahwa potensi pajak yang tergali masih relatif kecil dibanding dengan penerimaan pajak atau dengan kata lain rata rata tax ratio masih terdapat selisih dari tax ratio yang diharapkan sebesar 13.3 %, terlebih dibandingkan dengan pencapaian tax ratio negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura lebih besar dari tax ratio Indonesia.

Berdasarkan fenomena, teori dan pendapat yang telah diuraikan sebelumnya, terlihat masih terdapat permasalahan dalam hal penerimaan pajak, dimana penerimaan pajak sebagai tujuan utama Direktorat Jenderal Pajak dalam hal ini Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang belum dilakukan secara optimal. Belum tercapainya optimalisasi penerimaan pajak diantaranya dapat disebabkan karena kurang tepatnya penetapan target pajak yang dilakukan dan menelaah potensi pajak yang dimiliki pada setiap wilayah. Sehingga harapannya dengan penetapan potensi pajak yang dilakukan dengan optimal dapat menetapkan target dengan tepat dan penerimaan pajak dapat diperoleh dengan maksimalsehingga dapat memberikan kontribusi lebih baik pada struktur APBN Indonesia.

Berdasarkan permasalahan yang terjadi, maka penulis tertarik melakukan penelitian dan menguji kebenaran teori tersebut yang dituangkan dalam tesis yang berjudul “ PENGARUH PENGUKURAN POTENSI PAJAK TERHADAP PENETAPAN TARGET PENERIMAAN PAJAK DAN DAMPAKNYA PADA


(21)

REALISASI PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SUMEDANG”.

1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Target penerimaan pajak dalam APBN selama ini dianggap mencerminkan potensi pajak yang dipungut pemerintah. Perhitungan target penerimaan pajak dalam APBN selama ini menggunakan pendekatan elastisitas dimana target penerimaan pajak dihasilkan dari persamaan regresi dan historis penerimaan pajak sebelumnya dan pendapatan nasional sebagai tax base dengan memperhitungkan dampak perubahan peraturan perpajakan. Apabila angka target penerimaan pajak yang dihasilkan dari persamaan regresi tersebut dianggap sebagai potensi penerimaan pajak, maka tentu saja kinerja penerimaan pajak akan lebih baik, namun pada kenyataannya tidak demikian. Antara potensi pajak yang ada masih belum tergali dengan baik, hal ini terbukti masih adanya pencapaian realisasi penerimaan pajak melebihi target yang telah ditetapkan, sedangkan tax ratio yang telah dicapai masih kecil baru mencapai 11,4 % untuk tahun 2010.

Berdasarkan dari latar belakang dan gambaran yang ada, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Seberapa besar pengaruh pengukuran potensi pajak terhadap penetapan target penerimaan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang ?


(22)

2. Seberapa besar pengaruh penetapan target penerimaan pajak dan dampaknya pada realisasi penerimaan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang ?

3. Seberapa besar pengaruh pengukuran potensi pajak terhadap realisasi penerimaan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok-pokok permasalahan yang telah diuraikan di atas, tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Menguji dan menganalisis besarnya pengaruh pengukuran potensi Pajak terhadap penetapan target penerimaan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang.

2. Menguji dan menganalisis besarnya pengaruh penetapan target penerimaan pajak dan dampaknya pada realisasi penerimaan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang.

3. Menguji dan menganalisis besarnya pengaruh pengukuran potensi Pajak terhadap realisasi penerimaan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang.

1.4. Manfaat Penelitian

Dari uraian uraian yang telah dijabarkan di atas, maka penelitian yang telah dilakukan diharapkan dapat bermanfaat bagi :


(23)

1. Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi para akademi terutama yang mendalami bidang perpajakan mengenai pengaruh potensi pajak, target pajak dan dampaknya terhadap peningkatan penerimaan pajak.

2. Praktis

Memberi bahan masukan dan bahan evaluasi bagi pengambil kebijakan di bidang perpajakan mengenai potensi pajak, target pajak dan penerimaan pajak sehingga tidak menimbulkan gap yang terlalu besar pada unsur-unsur tersebut, sehingga dapat dilakukan evaluasi terhadap penyebab gap tersebut.

1.5. Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini, sistematika penulisannya adalah: Bab I Pendahuluan

Bab ini merupakan pendahuluan yang menguraikan latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian , manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab ini berisi mengenai teori yang melandasi penelitian tentang perpajakan, konsep pajak, potensi pajak, target pajak dan penerimaan pajak.


(24)

Bab 3 Rerangka Pemikiran, Model dan Hipotesis Penelitian

Dalam bab ini akan dibahas mengenai rerangka pemikirian penelitian, tinjauan empiris terhadap peneliliti sebelummnya, model penelitian dan hipotesis penelitian.

Bab 4 Metode Penelitian

Bab ini dibahas mengenai metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, mencakup pula populasi dan sampling penelitian, teknik pengambilan data, operasionalisasi variabel dari masing-masing variabel penelitian.

Bab 5 Pembahasan Hasil Penelitian

Bab ini menguraikan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai gambaran umum Kantor Pelayanan Pajak Sumedang, pelaksanaan potensi pajak, pelaksanaan penetapan pajak, pelaksanaan realisasi penerimaan pajak, hasil pengolahan data, uji data statistik dan implikasi penelitian. Bab 6 Kesimpulan dan Saran

Bab ini merupakan kesimpulan dan saran yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan.


(25)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengaruh pengukuran potensi pajak terhadap penetapan target penerimaan pajakdan dampaknya pada realisasi penerimaan Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang, dapat disimpulkan bahwa:

1. Pengukuran potensi pajak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

penetapan target penerimaan pajak pada KPP Pratama Sumedang. Hal tersebut ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,881. Hal tersebut menunjukkan bahwa dengan meningkatnya pengukuran potensi pajak, akan berpengaruh secara signifikan terhadap penetapan target penerimaan pajak, atau naik turunnya penetapan target penerimaan pajak sebesar 74,3%-nya ditentukan oleh pengukuran potensi pajak.

2. Penetapan target penerimaan pajak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap realisasi penerimaan pajak pada KPP Pratama Sumedang. Hal tersebut ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,948. Hal tersebut menunjukkan bahwa dengan meningkatnya penetapan target penerimaan pajak, akan berpengaruh secara signifikan terhadap realisasi penerimaan pajak, atau naik turunnya realisasi penerimaan pajak, sebesar 88,4%-nya ditentukan oleh penetapan target penerimaan pajak.


(26)

3. Pengukuran potensi pajak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap realisasi penerimaan pajak pada KPP Pratama Sumedang. Hal tersebut ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,970. Hal tersebut menunjukkan bahwa dengan meningkatnya pengukuran potensi pajak, akan berpengaruh secara signifikan terhadap realisasi penerimaan pajak, atau naik turunnya realisasi penerimaan pajak sebesar 93,2%-nya ditentukan oleh pengukuran potensi pajak.

6.2. Saran

1. Saran untuk Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang

a. Penggalian potensi pajak yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Sumedang selama tahun 2010 dan 2011 hendaknya lebih ditingkatkan lagi, terutama dalam pendataan Wajib Pajak, dimana dalam hal ini masih banyak Wajib Pajak yang sudah memiliki NPWP tapi tidak secara aktif melaporkan SPT tahunannya secara efektif, sehubungan dengan hal tersebut kemungkinan masih terdapat potensi pajak yang masih belum tergali dengan baik sehingga pengukuran potensi pajak dapat dilakukan dengan tepat.

b. Penggalian potensi pajak yang dilakukan KPP Pratama Sumedang dengan

cara Mapping masih jauh dari yang diharapkan, hal ini dapat dilihat bahwa hasil yang dilaksanakan melalui mapping tidak dapat dijadikan sebagai acuan dasar potensi pajak, dimana apabila kita bandingkan antara penerimaan pajak KPP Pratama Sumedang dengan PDRB Kabupaten


(27)

Sumedang baru pada tahun 2010 baru mencapai 1,44 %, angka tersebut masih jauh dari angka tax ratio yang diharapkan Indonesia yaitu sebesar 13 %.

2. Saran untuk peneliti selanjutnya

Dengan keterbatasan waktu, tenaga dan pimikiran dalam penulisan peneltian ini tentu memerlukan beberapa penyempurnaan, diharapkan penelitian mengenai potensi pajak, target pajak dan penerimaan pajak tidak berhenti sampai disini. Oleh karena itu diharapkan ada penelitian lebih lanjut dan dapat diperluas dari berbagai aspek yang ditelitinya. Selain dari itu juga penelitian dengan topik yang sama dapat dilakukan pada Kantor Pelayanan Pajak yang berada di Indonesia, sehingga dapat dilihat hasil pengaruh pengukuran potensi pajak terhadap penetapan target penerimaan Pajak dan dampaknya pada realisasi penerimaan pajak.


(28)

DAFTAR PUSTAKA

---, Undang Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara ---, Keputusan Presiden No. 177 Tahun 2000 tentang Pengelolaan

Keuangan Negara.

---, Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak No. SE/113/pj/2010 tentang Penggalian Potensi dan Pengamanan Penerimaan Wajib Pajak Orang Pribadi Baru.

---, Surat Direktur Potensi, Kepatuhan dan Penerimaan No. S-339/PJ.08/2011 tentang Pembuatan Mapping Potensi Pajak Tahun 2011. ---, Departemen Keuangan Republik Indonesia, Anggaran

Pendapatan Belanja Negara ( APBN) Tahun 2009.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta

Brondolo, John, Carlos Silvani, Eric le Brogne dan Frank Bosch. 2008. Tax

Administration Reform and Fiscal Adjustemnt: The Case of Indonesia

(2001 – 2007). IMF Working Paper, International Monetary.

Brotodiharjo, R. Santoso. 2003. Pengantar Ilmu Hukum Pajak, Cetakan Pertama, Edisi Keempat, Bandung : Refika Aditama

Halim, Abdul. 2004. Bunga Rampai Manajemen Keuangan Daerah. Edisi Revisi. Jogjakarta. (UPP) AMP YKPN

Hidayat, Nur. 2005. Upaya Mengoptimalkan Penerimaan Pajak, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Terapan, Vol. 1 dan 2

Jogiyanto. 2004. Metodologi Penelitian Bisnis. Jogjakarta: BPFE

Jenkins, Glenn & Gangadhar Prassad Shukla. 2006. Tax Analysis Revenue

Forecasting, Harvard Institute for International Development, Harvard University.

Juanim. 2004. Analisis Jalur dalam Riset Pemasaran Teknik Pengolahan Data


(29)

Mardiasmo. 2011. Perpajakan. Jogjakarta. Andi Offset.

Mulyanto. 2002. Potensi Pajak dan Retribusi Daerah di Kawasan Subosuka

Wonosraten Propinsi Jawa Tengah, Jurnal IRIS University of Maryland at

College Park.

Nasir, Muhammad. 2005. Metode Penelitian Bisnis. Jogjakarta: BPFE Nasucha, Chaizi. 2003. Reformasi Administrasi Publik. Jakarta. Grasindo Nurmantu, Safri. 2003. Pengantar Perpajakan. Jakarta: Granindo

Puspowarsito. 2008. Metode Penelitian Organisasi dengan Aplikasi Program

SPSS. Bandung: HUMANIORA

Pandiangan, Liberti. 2007. Pemahaman Praktis Undang Undang Perpajakan

Indonesia. Jakarta: Erlangga

_______________. 2005. Liku liku Menghitung Potensi Pajak, 18 April 2005. Danny Darussalam Tax Centre

_______________. 2007. Modernisasi Pajak dan Kepuasan Wajib Pajak, 16 November 2007. Danny Darussalam Tax Centre

_______________. 2008. Modernisasi dan Reformasi Pelayanan Perpajakan. Jakarta: Elex Media Komputindo

Rasyid, Harun Al. Manajemen Pembangunan Pedesaan. CV. Sapta Caraka, Jakarta, 1997

Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro. 2008. Analisis Jalur ( Path Analysis ). Bandung. Alfabeta

Ridwan dan Akdon. 2007. Rumus dan Data dalam Analisis Statistik. Jogjakarta. Sidik, Mahfud. 2002. Optimalisasi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dalam

Rangka Meningkatkan Kemampuan Keuangan Negara.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta

Suryadi. 2006. Model Hubungan Kausal Kesadaran Pelayanan Kepatuhan Wajib

Pajak dan Pengaruhnya Terhadap Penerimaan Pajak. Suatu Survey di Wilayah Jawa Timur. Jurnal Keuangan Publik Vol. 4


(30)

Waluyo. 2011. Perpajakan Indonesia. Jakarta. Salemba Empat


(1)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengaruh pengukuran potensi pajak terhadap penetapan target penerimaan pajakdan dampaknya pada realisasi penerimaan Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang, dapat disimpulkan bahwa:

1. Pengukuran potensi pajak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penetapan target penerimaan pajak pada KPP Pratama Sumedang. Hal tersebut ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,881. Hal tersebut menunjukkan bahwa dengan meningkatnya pengukuran potensi pajak, akan berpengaruh secara signifikan terhadap penetapan target penerimaan pajak, atau naik turunnya penetapan target penerimaan pajak sebesar 74,3%-nya ditentukan oleh pengukuran potensi pajak.

2. Penetapan target penerimaan pajak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap realisasi penerimaan pajak pada KPP Pratama Sumedang. Hal tersebut ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,948. Hal tersebut menunjukkan bahwa dengan meningkatnya penetapan target penerimaan pajak, akan berpengaruh secara signifikan terhadap realisasi penerimaan pajak, atau naik turunnya realisasi penerimaan pajak, sebesar 88,4%-nya ditentukan oleh penetapan target penerimaan pajak.


(2)

3. Pengukuran potensi pajak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap realisasi penerimaan pajak pada KPP Pratama Sumedang. Hal tersebut ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,970. Hal tersebut menunjukkan bahwa dengan meningkatnya pengukuran potensi pajak, akan berpengaruh secara signifikan terhadap realisasi penerimaan pajak, atau naik turunnya realisasi penerimaan pajak sebesar 93,2%-nya ditentukan oleh pengukuran potensi pajak.

6.2. Saran

1. Saran untuk Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang

a. Penggalian potensi pajak yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang selama tahun 2010 dan 2011 hendaknya lebih ditingkatkan lagi, terutama dalam pendataan Wajib Pajak, dimana dalam hal ini masih banyak Wajib Pajak yang sudah memiliki NPWP tapi tidak secara aktif melaporkan SPT tahunannya secara efektif, sehubungan dengan hal tersebut kemungkinan masih terdapat potensi pajak yang masih belum tergali dengan baik sehingga pengukuran potensi pajak dapat dilakukan dengan tepat.

b. Penggalian potensi pajak yang dilakukan KPP Pratama Sumedang dengan cara Mapping masih jauh dari yang diharapkan, hal ini dapat dilihat bahwa hasil yang dilaksanakan melalui mapping tidak dapat dijadikan sebagai acuan dasar potensi pajak, dimana apabila kita bandingkan antara penerimaan pajak KPP Pratama Sumedang dengan PDRB Kabupaten


(3)

Sumedang baru pada tahun 2010 baru mencapai 1,44 %, angka tersebut masih jauh dari angka tax ratio yang diharapkan Indonesia yaitu sebesar 13 %.

2. Saran untuk peneliti selanjutnya

Dengan keterbatasan waktu, tenaga dan pimikiran dalam penulisan peneltian ini tentu memerlukan beberapa penyempurnaan, diharapkan penelitian mengenai potensi pajak, target pajak dan penerimaan pajak tidak berhenti sampai disini. Oleh karena itu diharapkan ada penelitian lebih lanjut dan dapat diperluas dari berbagai aspek yang ditelitinya. Selain dari itu juga penelitian dengan topik yang sama dapat dilakukan pada Kantor Pelayanan Pajak yang berada di Indonesia, sehingga dapat dilihat hasil pengaruh pengukuran potensi pajak terhadap penetapan target penerimaan Pajak dan dampaknya pada realisasi penerimaan pajak.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

---, Undang Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara ---, Keputusan Presiden No. 177 Tahun 2000 tentang Pengelolaan

Keuangan Negara.

---, Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak No. SE/113/pj/2010 tentang Penggalian Potensi dan Pengamanan Penerimaan Wajib Pajak Orang Pribadi Baru.

---, Surat Direktur Potensi, Kepatuhan dan Penerimaan No. S-339/PJ.08/2011 tentang Pembuatan Mapping Potensi Pajak Tahun 2011. ---, Departemen Keuangan Republik Indonesia, Anggaran

Pendapatan Belanja Negara ( APBN) Tahun 2009.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta

Brondolo, John, Carlos Silvani, Eric le Brogne dan Frank Bosch. 2008. Tax Administration Reform and Fiscal Adjustemnt: The Case of Indonesia (2001 – 2007). IMF Working Paper, International Monetary.

Brotodiharjo, R. Santoso. 2003. Pengantar Ilmu Hukum Pajak, Cetakan Pertama, Edisi Keempat, Bandung : Refika Aditama

Halim, Abdul. 2004. Bunga Rampai Manajemen Keuangan Daerah. Edisi Revisi. Jogjakarta. (UPP) AMP YKPN

Hidayat, Nur. 2005. Upaya Mengoptimalkan Penerimaan Pajak, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Terapan, Vol. 1 dan 2

Jogiyanto. 2004. Metodologi Penelitian Bisnis. Jogjakarta: BPFE

Jenkins, Glenn & Gangadhar Prassad Shukla. 2006. Tax Analysis Revenue Forecasting, Harvard Institute for International Development, Harvard University.

Juanim. 2004. Analisis Jalur dalam Riset Pemasaran Teknik Pengolahan Data SPSS dan LISREL. Penerbit Fakultas Ekonomi Unpas Bandung.


(5)

Mardiasmo. 2011. Perpajakan. Jogjakarta. Andi Offset.

Mulyanto. 2002. Potensi Pajak dan Retribusi Daerah di Kawasan Subosuka Wonosraten Propinsi Jawa Tengah, Jurnal IRIS University of Maryland at College Park.

Nasir, Muhammad. 2005. Metode Penelitian Bisnis. Jogjakarta: BPFE Nasucha, Chaizi. 2003. Reformasi Administrasi Publik. Jakarta. Grasindo Nurmantu, Safri. 2003. Pengantar Perpajakan. Jakarta: Granindo

Puspowarsito. 2008. Metode Penelitian Organisasi dengan Aplikasi Program SPSS. Bandung: HUMANIORA

Pandiangan, Liberti. 2007. Pemahaman Praktis Undang Undang Perpajakan Indonesia. Jakarta: Erlangga

_______________. 2005. Liku liku Menghitung Potensi Pajak, 18 April 2005. Danny Darussalam Tax Centre

_______________. 2007. Modernisasi Pajak dan Kepuasan Wajib Pajak, 16 November 2007. Danny Darussalam Tax Centre

_______________. 2008. Modernisasi dan Reformasi Pelayanan Perpajakan. Jakarta: Elex Media Komputindo

Rasyid, Harun Al. Manajemen Pembangunan Pedesaan. CV. Sapta Caraka, Jakarta, 1997

Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro. 2008. Analisis Jalur ( Path Analysis ). Bandung. Alfabeta

Ridwan dan Akdon. 2007. Rumus dan Data dalam Analisis Statistik. Jogjakarta. Sidik, Mahfud. 2002. Optimalisasi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dalam

Rangka Meningkatkan Kemampuan Keuangan Negara.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta

Suryadi. 2006. Model Hubungan Kausal Kesadaran Pelayanan Kepatuhan Wajib Pajak dan Pengaruhnya Terhadap Penerimaan Pajak. Suatu Survey di Wilayah Jawa Timur. Jurnal Keuangan Publik Vol. 4


(6)

Waluyo. 2011. Perpajakan Indonesia. Jakarta. Salemba Empat


Dokumen yang terkait

Upaya Meningkatkan Penerimaan Pajak Penghasilan Pasal 21 Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia.

8 119 75

Evaluasi 11 (Sebelas) Layanan Unggulan Perpajakan Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat

1 47 61

Pengaruh Administrasi Perpajakan dan Sanksi Perpajakan Terhadap Penerimaan Pajak (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang)

9 79 43

Pengaruh Penagihan Pajak dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi (Studi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang)

0 3 1

Pengaruh Restitusi PPn dan Ekstensifikasi Pajak Terhadap Penerimaan Pajak (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang 2011-2015)

4 14 37

Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak Dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kinerja Penerimaan Pajak (Survey Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Sumedang)

2 49 38

Pengaruh Penagihan Pajak dan Surat Paksa Terhadap Penerimaan Pajak (Survey pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang)

20 154 67

PENGARUH PEMERIKSAAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak (Study Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta).

1 5 14

PENGARUH PEMERIKSAAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK (Study Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta) Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak (Study Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta).

0 1 16

PENGARUH KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN TERHADAP REALISASI PENERIMAAN PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA PANCORAN.

0 0 6