Pengaruh Pembebasan Fiskal Luar Negeri terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.

(1)

viii

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

Fiscal Exemption for Foreign Affairs that came into effect from 1 January 2009 is a facility granted to any taxpayer who has a Taxpayer Identification Number. Overseas Fiscal actually came into force in 1980 to minimize the Indonesian people who travel abroad to spend foreign exchange. With this release, any taxpayer who will carry out foreign travel does not need to pay.

State is enforcing these rules in order to increase the Taxpayer Compliance, both obey the register to obtain Tax File, reported SPT, and pay taxes owed. Expect the existence of the State Fiscal Foreign Acquisition, any taxpayer who has had NPWP can calculate and report the SPT correctly, and pay taxes, so an increase in state income from taxation.

The author uses descriptive analytical method survey approach. The definition is descriptive analytical method to collect data in accordance with the actual situation, present and analyze it so as to provide information in decision making. In this study researchers used survey data via questionnaires.

Through this research can be seen that there is influence of Foreign Affairs Fiscal Liberation of Taxpayer Compliance. The amount of influence of State Fiscal Liberation Against the Taxpayer Compliance is for 0542, which has a strong correlation keeraratan.


(2)

ix

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Pembebasan Fiskal Luar Negeri yang mulai diberlakukan mulai tanggal 1 januari 2009 merupakan suatu fasilitas yang diberikan kepada setiap Wajib Pajak yang memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak. Fiskal Luar Negeri sebenarnya mulai diberlakukan pada tahun 1980 untuk meminimalkan orang-orang Indonesia yang melakukan perjalanan luar negeri untuk menghabiskan devisa negara. Dengan adanya pembebasan ini, setiap Wajib Pajak yang akan melaksanakan perjalanan luar negeri tidak perlu membayar

Negara memberlakukan peraturan ini ialah dalam rangka untuk meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak, baik patuh dalam mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak, melaporkan SPT, dan membayar pajak terutang. Negara mengharapkan dengan adanya Pembebasan Fiskal Luar Negeri, setiap Wajib Pajak yang telah memiliki NPWP dapat menghitung dan melaporkan SPT dengan benar, serta membayar pajak terutang, agar terjadi peningkatan pendapatan negara dari bidang perpajakan.

Penulis menggunakan metode deskriptif analitis dengan pendekatan survey. Pengertian deskriptif analitis adalah metode yang berusaha mengumpulkan data yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, menyajikan dan menganalisisnya sehingga dapat memberikan informasi dalam pengambilan keputusan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data survey melaui kuesioner.

Melalui penelitian ini dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh Pembebasan Fiskal Luar Negeri terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Besarnya pengaruh Pembebasan Fiskal Luar Negeri Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak adalah sebesar 0.542, yaitu memiliki keeraratan korelasi yang kuat.


(3)

x

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL………...………i

HALAMAN PENGESAHAN………ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI………...iii

KATA PENGANTAR………...iv

ABSTRACT………...………...…..…….viii

ABSTRAK……….……….ix

DAFTAR ISI………...……..…..x

DAFTAR TABEL……….………...…...xv

DAFTAR GAMBAR………...……….………...…..xvi

DAFTAR LAMPIRAN……….…………...xvii

BAB I. PENDAHULUAN………..………..……...…....1

1.1. Latar Belakang Penelitian...1

1.2. Identifikasi Masalah...5

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian...6

1.4. Kegunaan Hasil Penelitian...6

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS………...……….…….7

2.1. Kajian Pustaka………...7


(4)

xi

Universitas Kristen Maranatha

2.1.1.1. Pengertian Pajak...7

2.1.1.2. Unsur dan Ciri-Ciri Pajak...9

2.1.1.3. Fungsi Pajak...10

2.1.1.4. Pungutan Lain Selain Pajak...11

2.1.1.5. Pendekatan Pajak...12

2.1.1.6. Pembagian Hukum Pajak………...………….15

2.1.1.7 Teori Yang Mendukung Pemungutan Pajak...16

2.1.1.8. Jenis Pajak...18

2.1.1.9. Tata Cara Pemungutan Pajak...20

2.1.1.10. Timbulnya Hutang Pajak...24

2.1.1.11. Berakhirnya Hutang Pajak...25

2.1.1.12. Nomor Pokok Wajib Pajak...26

2.1.2. Pajak Penghasilan...28

2.1.2.1. Definisi………...………..…………..28

2.1.2.2. Subjek Pajak...28

2.1.2.3. Subjek Pajak Dalam Negeri dan Subjek Pajak Luar Negeri.….29 2.1.2.4. Objek Pajak Penghasilan...30

2.1.2.5. Pajak Penghasilan Pasal 25...31

2.1.3. PPH Pasal 25 Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Bepergian Ke Luar Negeri...32

2.1.3.1. Pihak Yang Membayar Pajak...32

2.1.3.2. Besarnya PPh Pasal 25 (Fiskal Luar Negeri) Bagi Orang Pribadi Yang Bepergian Ke Luar Negeri...32


(5)

xii

Universitas Kristen Maranatha 2.1.3.4. Pengecualian Pembayaran Pajak Penghasilan Bagi Wajib Pajak

Orang Pribadi Dalam Negeri Yang Akan Bertolak Ke Luar Negeri Melalui Pembebasan Langsung dan Pembebasan Dengan

Penerbitan Surat Keterangan Bebas Fiskal Luar Negeri...34

2.1.3.5.Pengecualian dari Pembayaran Fiskal Luar Negeri Dengan Menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak…………...38

2.2. Rerangka Pemikiran………..……...39

2.3. Pengembangan Hipotesis………...………..……...41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………...43

3.1. Objek Penelitian………43

3.2. Sejarah KPP Bojonagara………43

3.3. Jenis Penelitian...45

3.4. Definisi Operasional variabel………..………46

3.5. Populasi dan Sampel………...48

3.5.1. Populasi...48

3.5.2. Sampel...48

3.6. Pengumpulan Data………...………..49

3.6.1. Teknik Pengumpulan Data...49

3.6.2. Teknik Pengolahan Data...50

3.7. Metode Analisis Data………...……..………52

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN……….57


(6)

xiii

Universitas Kristen Maranatha

4.1.1. Cara Pemerintah Melakukan Pembebasan Fiskal Luar Negeri...…57

4.1.1.1. Pembebasan Secara Langsung……….………..……...58

4.1.1.1.1. Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Berhak Mendapatkan Pembebasan Fiskal Luar Negeri Secara Langsung………..59

4.1.1.2. Pembebasan Dengan Penerbitan Surat Keterangan Bebas Fiskal Luar Negeri...62

4.1.1.2.1. Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Berhak Mendapatkan Pembebasan Fiskal Luar Negeri Dengan Penerbitan Surat Keterangan Bebas Fiskal Luar Negeri...63

4.1.1.3. Pembebasan Fiskal Luar Negeri Dengan Menggunakan NPWP…66 4.1.1.3.1. Tujuan Pembebasan Fiskal Luar Negeri...69

4.1.1.4. Tata Cara Pembayaran Fiskal Luar Negeri Bagi Wajib Pajak Yang Akan Melakukan Perjalanan Luar Negeri...70

4.1.2. Pengaruh Pembebasan Fiskal Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak……...71

4.1.2.1. Uji Validitas dan Reliabilitas………..73

4.1.2.1.1. Uji Validitas……….73

4.1.2.1.2. Uji Reliabilitas……….79

4.1.2.2. Pengujian Regresi Sederhana………..82

4.1.2.3. Pengujian Korelasi………..84

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan……….86


(7)

xiv

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA………...………88 LAMPIRAN………..89 RIWAYAT HIDUP PENULIS………...….91


(8)

xv

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Operasionalisasi Variabel X………..47

Tabel 3.2. Operasinalisai Variabel Y……….…………47

Tabel 3.3. Pemberian Kode/Kategori untuk Jawaban Pertanyaan Positif Tertutup..51

Tabel 4.1. Jumlah Penerimaan Fiskal Luar Negeri KPP Bojonegara……….………69

Tabel 4.2. Hasil Tabulasi Kuesioner……….………..71

Tabel 4.3. KMO and Bartlett's Test………..………..74

Tabel 4.4. Anti-image Matrices………..………75

Tabel 4.5. Rotated Component Matrixa ……….………77

Tabel 4.6. Rotated Component Matrixa……….……….78

Tabel 4.7. Case Processing Summary……….79

Tabel 4.8. Reliability Statistics………..……….79

Tabel 4.9. Item-Total Statistics………..………….80

Tabel 4.10. Case Processing Summary………...…80

Tabel 4.11. Reliability Statistics……….80

Tabel 4.12. Item-Total Statistics……….………81

Tabel 4.13. Descriptive Statistics………82

Tabel 4.14. Correlations……….……….82

Tabel 4.15. Variables Entered/Removedb……….………..83

Tabel 4.16. Model Summaryb……….……83

Tabel 4.17. ANOVAb………..………83

Tabel 4.18. Coefficientsa……….…………83


(9)

xvi

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar I Rerangka Pemikiran………...………...…42 Gambar II Tata Cara Pembebasan Fiskal Luar Negeri………..….58


(10)

xvii

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A. Kuesioner……….89


(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang. Salah satu ciri dari negara yang sedang berkembang adalah adanya pengeluaran dari kas negara yang besar untuk membiayai pembangunan, pemerintahan dan kesejahteraan rakyat. Meningkatkan kesejahteraan rakyat merupakan tujuan utama dari negara kita seperti yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 alinea keempat, yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan untuk mensejahterakan rakyat Indonesia secara adil dan makmur.

Pengeluaran-pengeluaran yang ada merupakan pengeluaran yang bersifat menerus, jadi negara kita harus mendapatkan sumber penerimaan yang dapat terus-menerus membiayai seluruh pengeluaran yang ada. Dengan demikian, pembangunan yang ada di Indonesia dapat semakin ditingkatkan, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas. Hal itu bukan merupakan tanggung jawab pemerintah saja, tetapi kita sebagai warga negara harus ikut serta dalam meningkatkan penerimaan negara, yaitu melalui pajak.

Pajak ialah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang- undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum (Rochmat Soemitro, dikutip oleh Mardiasmo, Perpajakan, 2006:1). Melihat dari pengertian di atas, pajak itu dipungut dari rakyat yang dapat dipaksakan


(12)

2 Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha penagihannya berdasarkan undang- undang, tanpa mendapatkan jasa timbal atau kontraprestasi secara langsung, dan dapat digunakan untuk kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.

Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang paling besar yang dapat digunakan salah satunya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan hal itu tidak terlepas dengan sistem pemungutan pajak yang digunakan. Sistem pemungutan pajak terdiri dari beberapa jenis, yaitu:

a. Official Assessment System

Sistem pemungutan pajak yang memberi kewenangan aparatur perpajakan untuk menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Berhasil atau tidaknya pemungutan pajak ditentukan oleh peran aparatur perpajakan dalam menentukan jumlah pajak terutang.

b. With Holding System

Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga yang ditunjuk untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Berhasil atau tidaknya pelaksanaan pemungutan pajak banyak tergantung pada pihak ketiga yang ditunjuk.

c. Self Assessment System

Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang Wajib Pajak dalam menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Dalam sistem ini, inisiatif serta kegiatan menghitung dan memungut pajak


(13)

3 Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha sepenuhnya berada di tangan Wajib Pajak. Oleh karena itu, Wajib Pajak diberi kepercayaan dalam menghitung, memperhitungkan, membayar, melaporkan, mempertanggungjawabkan sendiri jumlah pajak yang terutang. Hal ini dapat memberikan kemudahan bagi setiap wajib pajak untuk membayar hutang pajaknya, selain itu negara memberikan kepercayaan kepada setiap rakyatnya untuk menghitung, memperhitungkan, membayar, melapor dan mempertanggungjawabkan sendiri jumlah pajak terutang, sehingga kesadaran setiap wajib pajak dalam membayar hutang pajaknya menentukan besarnya jumlah penerimaan negara.

Pajak yang diterima oleh negara itu dapat berasal dari orang pribadi atau disebut wajib pajak orang pribadi, dan badan atau disebut wajib pajak badan. Hal ini sesuai dengan isi Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan No. 28 tahun 2007 pasal 1 ayat 2, dimana wajib pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Jadi, setiap wajib pajak dapat berfungsi sebagai pembayar, pemotong dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.

Setiap wajib pajak dapat menjalankan kewajiban dan menerima haknya apabila telah mendaftarkan diri sebagai wajib pajak pribadi maupun badan pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat


(14)

4 Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha kedudukan Wajib Pajak dan kepadanya akan diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak. Hal ini sesuai dengan Undang-undang No. 28 Tahun 2007 pasal 2 ayat 1 yang berisi:

“Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan wajib mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak.”

Setiap wajib pajak yang telah mendaftarkan diri dan mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak dapat memperoleh beberapa manfaat, yaitu akan mendapatkan pemotongan pajak dengan tarif normal yang besarnya lebih rendah jika dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak, dan akan dibebaskan dari pengenaan Fiskal Luar Negeri, jika Wajib Pajak melakukan perjalanan ke luar negeri.

Fiskal luar negeri termasuk pajak penghasilan pasal 25. Fiskal Luar Negeri dikenakan pada setiap wajib pajak yang melakukan perjalanan luar negeri (kecuali yang dikecualikan oleh Undang-undang). Lahirnya Fiskal Luar Negeri menurut Abdul Rauf (seorang Senior Partner Kantor Konsultan Pajak) itu terjadi pada tahun1980-an, hal ini disebabkan oleh banyaknya orang Indonesia yang melakukan perjalan luar negeri untuk berbelanja dan hal itu menghabiskan devisa negara, lalu pemerintah membuat suatu barrier untuk mengurangi orang pergi ke luar negeri untuk menghabiskan devisa negara. Perilaku konsumtif masyarakat Indonesia itu tidak memberikan dampak yang baik bagi perekonomian Indonesia, tetapi cenderung menguntungkan negara lain.

Dalam kenyataannya perilaku konsumtif tersebut tidak sejalan dengan banyaknya Wajib Pajak yang sadar akan kewajibannya untuk mendaftarkan diri, menyetorkan SPT dan memenuhi hutang pajaknya, sehingga penerimaan negara


(15)

5 Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha tidak diterima sesuai dengan yang seharusnya diterima. Hal ini dapat membuat negara mengalami kesulitan dalam membiayai seluruh pengeluaran yang ada, sehingga diperlukan suatu tindakan atau kebijakan yang dapat menarik wajib pajak untuk meningkatkan kepatuhan dalam mendaftarkan diri, melaporkan pajak terutang dan memenuhi hutang pajaknya.

Pembebasan Fiskal Luar Negeri yang dilaksanakan mulai tanggal 1 Januari 2009 bagi pemilik NPWP dan keluarga pemilik NPWP, diharapkan menjadi suatu daya tarik yang dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam melaporkan pajak terutang dan memenuhi hutang pajaknya untuk membantu negara dalam membangun Indonesia.

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas maka penulis tertarik untuk mengambil judul:

“PENGARUH PEMBEBASAN FISKAL LUAR NEGERI TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah- masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana caranya Pemerintah memberikan pembebasan Fiskal Luar Negeri. 2. Sejauh mana pengaruh pembebasan Fiskal Luar Negeri terhadap kepatuhan


(16)

6 Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud penelitian adalah untuk mendapatkan informasi atau data-data yang akan dijadikan bahan penelitian skripsi.

Tujuan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana caranya Pemerintah memberikan pembebasan Fiskal Luar Negeri.

2. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh pembebasan Fiskal Luar Negeri terhadap kepatuhan Wajib Pajak.

1.4. Kegunaan Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi: 1. Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu dan wawasan penulis dalam masalah perpajakan, khususnya mengenai pengaruh pembebasan fiskal luar negeri terhadap kepatuhan wajib pajak.

2. Kantor Pelayanan Pajak

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Kantor Pelayanan Pajak dalam hal pengaruh pembebasan Fiskal Luar Negeri terhadap kepatuhan Wajib Pajak.

3. Pembaca

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan menambah wawasan pembaca dalam masalah perpajakan, khususnya pengaruh pembebasan Fiskal Luar Negeri terhadap kepatuhan Wajib Pajak.


(17)

86

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pemerintah memberikan Pembebasan Fiskal Luar Negeri kepada setiap Wajib Pajak melalui 3 cara, yaitu:

a. Pembebasan secara langsung.

b. Pembebasan dengan penerbitan Surat Keterangan Bebas Fiskal Luar Negeri.

c. Pembebasan dengan menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak.

Pembebasan Fiskal dengan menggunakan NPWP merupakan salah satu cara yang digunakan oleh Pemerintah untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak.

2. Pembebasan Fiskal Luar Negeri berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak sebesar 0,542 dan memiliki keeratan korelasi yang kuat.

5.2.Saran

1. Kantor Pelayanan Pajak

Kantor Pelayanan Pajak harus lebih sering untuk mengadakan pelatihan pajak di Perusahaan, karena banyak sekali Wajib Pajak yang tidak mengetahui informasi-informasi terbaru mengenai perpajakan, seperti: banyak yang tidak


(18)

87 BAB V Kesimpulan dan Saran

Universitas Kristen Maranatha mengetahui bahwa jika Wajib Pajak yang memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak akan dibebaskan dari pembayaran Fiskal Luar. Selain itu, Kantor Pelayanan Pajak harus sering mengingatkan Wajib Pajak di media cetak, elekronik, selebaran, spanduk, baligho dan media komersial lainnya, mengenai tata cara dalam menyampaikan SPT, tata cara untuk mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak dan Fasilitas yang akan diterima Wajib Pajak bila memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak, agar dapat meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak.

2. Wajib Pajak

Wajib Pajak harus lebih meningkatkan kepatuhannya, karena dengan pajak yang dibayarkan oleh Wajib Pajak kepada negara, maka negara dapat menerima pendapatan negara yang besar yang digunakan untuk membiayai setiap pengeluaran yang ada.


(19)

88

DAFTAR PUSTAKA

Mardiasmo. (2006). Perpajakan. Andi. Yogyakarta.

Sugiyono. (2003). Metode Penelitian Bisnis. CV Alfabeta. Bandung.

Wibisono, Dermawan. (2000). Riset Bisnis: Seri Komunikasi Profesional. Edisi Satu,

Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Indriantoro, Supomo., dan Bambang Supomo. (2002). Metodologi Penelitian Bisnis:

Untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi Satu. Penerbit BPFE,Yogyakarta.

Resmi, Siti. (2006). Perpajakan: Teori dan Kasus. Edisi Empat. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Suandy, Erly. (2006). Perpajakan. Edisi Dua. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Suandy, Erly. (2008). Perencanaan Pajak. Edisi 4. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Illyas B., Wirawan dan Waluyo. (2002). Perpajakan Indonesia. Edisi Satu. Penerbit

Salemba Empat, Jakarta.

Sugiyono. (2004). Statistika Untuk Penelitian. Penerbit CV. Alfabeta, Bandung.

Sugiyono. (2004). Metode Penelitian Administrasi. Penerbit CV. Alfabeta, Bandung.

Suandy, Erly. (2008). Hukum Pajak. Edisi 4. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Sumsyar. (2004). Dasar-Dasar Hukum Pajak dan Perpajakan. Edisi 1. Penerbit

Universitas Atma Jaya, Yogyakarta.

Undang-Undang Pajak Tahun 2000. (2001). Edisi 1. Penerbit Salemba Empat,

Jakarta.

FLN Dalam Konsep dan Fungsinya. Edisi 8. Indonesian Tax Review, volume 1,

2008. Halaman 7-12.

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan no 28 tahun 2007.


(1)

4 Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha kedudukan Wajib Pajak dan kepadanya akan diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak. Hal ini sesuai dengan Undang-undang No. 28 Tahun 2007 pasal 2 ayat 1 yang berisi:

“Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan wajib mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak.”

Setiap wajib pajak yang telah mendaftarkan diri dan mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak dapat memperoleh beberapa manfaat, yaitu akan mendapatkan pemotongan pajak dengan tarif normal yang besarnya lebih rendah jika dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak, dan akan dibebaskan dari pengenaan Fiskal Luar Negeri, jika Wajib Pajak melakukan perjalanan ke luar negeri.

Fiskal luar negeri termasuk pajak penghasilan pasal 25. Fiskal Luar Negeri dikenakan pada setiap wajib pajak yang melakukan perjalanan luar negeri (kecuali yang dikecualikan oleh Undang-undang). Lahirnya Fiskal Luar Negeri menurut Abdul Rauf (seorang Senior Partner Kantor Konsultan Pajak) itu terjadi pada tahun1980-an, hal ini disebabkan oleh banyaknya orang Indonesia yang melakukan perjalan luar negeri untuk berbelanja dan hal itu menghabiskan devisa negara, lalu pemerintah membuat suatu barrier untuk mengurangi orang pergi ke luar negeri untuk menghabiskan devisa negara. Perilaku konsumtif masyarakat Indonesia itu tidak memberikan dampak yang baik bagi perekonomian Indonesia, tetapi cenderung menguntungkan negara lain.

Dalam kenyataannya perilaku konsumtif tersebut tidak sejalan dengan banyaknya Wajib Pajak yang sadar akan kewajibannya untuk mendaftarkan diri, menyetorkan SPT dan memenuhi hutang pajaknya, sehingga penerimaan negara


(2)

Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha tidak diterima sesuai dengan yang seharusnya diterima. Hal ini dapat membuat negara mengalami kesulitan dalam membiayai seluruh pengeluaran yang ada, sehingga diperlukan suatu tindakan atau kebijakan yang dapat menarik wajib pajak untuk meningkatkan kepatuhan dalam mendaftarkan diri, melaporkan pajak terutang dan memenuhi hutang pajaknya.

Pembebasan Fiskal Luar Negeri yang dilaksanakan mulai tanggal 1 Januari 2009 bagi pemilik NPWP dan keluarga pemilik NPWP, diharapkan menjadi suatu daya tarik yang dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam melaporkan pajak terutang dan memenuhi hutang pajaknya untuk membantu negara dalam membangun Indonesia.

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas maka penulis tertarik untuk mengambil judul:

“PENGARUH PEMBEBASAN FISKAL LUAR NEGERI TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah- masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana caranya Pemerintah memberikan pembebasan Fiskal Luar Negeri. 2. Sejauh mana pengaruh pembebasan Fiskal Luar Negeri terhadap kepatuhan


(3)

6 Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud penelitian adalah untuk mendapatkan informasi atau data-data yang akan dijadikan bahan penelitian skripsi.

Tujuan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana caranya Pemerintah memberikan pembebasan Fiskal Luar Negeri.

2. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh pembebasan Fiskal Luar Negeri terhadap kepatuhan Wajib Pajak.

1.4. Kegunaan Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi: 1. Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu dan wawasan penulis dalam masalah perpajakan, khususnya mengenai pengaruh pembebasan fiskal luar negeri terhadap kepatuhan wajib pajak.

2. Kantor Pelayanan Pajak

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Kantor Pelayanan Pajak dalam hal pengaruh pembebasan Fiskal Luar Negeri terhadap kepatuhan Wajib Pajak.

3. Pembaca

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan menambah wawasan pembaca dalam masalah perpajakan, khususnya pengaruh pembebasan Fiskal Luar Negeri terhadap kepatuhan Wajib Pajak.


(4)

86

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pemerintah memberikan Pembebasan Fiskal Luar Negeri kepada setiap Wajib Pajak melalui 3 cara, yaitu:

a. Pembebasan secara langsung.

b. Pembebasan dengan penerbitan Surat Keterangan Bebas Fiskal Luar Negeri.

c. Pembebasan dengan menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak.

Pembebasan Fiskal dengan menggunakan NPWP merupakan salah satu cara yang digunakan oleh Pemerintah untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak.

2. Pembebasan Fiskal Luar Negeri berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak sebesar 0,542 dan memiliki keeratan korelasi yang kuat.

5.2.Saran

1. Kantor Pelayanan Pajak

Kantor Pelayanan Pajak harus lebih sering untuk mengadakan pelatihan pajak di Perusahaan, karena banyak sekali Wajib Pajak yang tidak mengetahui informasi-informasi terbaru mengenai perpajakan, seperti: banyak yang tidak


(5)

87 BAB V Kesimpulan dan Saran

Universitas Kristen Maranatha mengetahui bahwa jika Wajib Pajak yang memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak akan dibebaskan dari pembayaran Fiskal Luar. Selain itu, Kantor Pelayanan Pajak harus sering mengingatkan Wajib Pajak di media cetak, elekronik, selebaran, spanduk, baligho dan media komersial lainnya, mengenai tata cara dalam menyampaikan SPT, tata cara untuk mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak dan Fasilitas yang akan diterima Wajib Pajak bila memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak, agar dapat meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak.

2. Wajib Pajak

Wajib Pajak harus lebih meningkatkan kepatuhannya, karena dengan pajak yang dibayarkan oleh Wajib Pajak kepada negara, maka negara dapat menerima pendapatan negara yang besar yang digunakan untuk membiayai setiap pengeluaran yang ada.


(6)

88

Mardiasmo. (2006). Perpajakan. Andi. Yogyakarta.

Sugiyono. (2003). Metode Penelitian Bisnis. CV Alfabeta. Bandung.

Wibisono, Dermawan. (2000). Riset Bisnis: Seri Komunikasi Profesional. Edisi Satu,

Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Indriantoro, Supomo., dan Bambang Supomo. (2002). Metodologi Penelitian Bisnis:

Untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi Satu. Penerbit BPFE,Yogyakarta.

Resmi, Siti. (2006). Perpajakan: Teori dan Kasus. Edisi Empat. Penerbit Salemba

Empat, Jakarta.

Suandy, Erly. (2006). Perpajakan. Edisi Dua. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Suandy, Erly. (2008). Perencanaan Pajak. Edisi 4. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Illyas B., Wirawan dan Waluyo. (2002). Perpajakan Indonesia. Edisi Satu. Penerbit

Salemba Empat, Jakarta.

Sugiyono. (2004). Statistika Untuk Penelitian. Penerbit CV. Alfabeta, Bandung.

Sugiyono. (2004). Metode Penelitian Administrasi. Penerbit CV. Alfabeta, Bandung.

Suandy, Erly. (2008). Hukum Pajak. Edisi 4. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Sumsyar. (2004). Dasar-Dasar Hukum Pajak dan Perpajakan. Edisi 1. Penerbit

Universitas Atma Jaya, Yogyakarta.

Undang-Undang Pajak Tahun 2000. (2001). Edisi 1. Penerbit Salemba Empat,

Jakarta.

FLN Dalam Konsep dan Fungsinya. Edisi 8. Indonesian Tax Review, volume 1,

2008. Halaman 7-12.

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan no 28 tahun 2007.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Pelaksanaan PenyuluhanDalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib PajakUntuk Memenuhi Kewajiban Perpajakan Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

1 72 67

Analisis Pengaruh Kewajiban Kepemilikan NPWP, Kepatuhan Wajib Pajak, Pemeriksaan Pajak, dan Penagihan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak (Studi Empiris Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Medan/Sumatera Utara I)

30 203 130

Pelaksanaan Kegiatan Ekstensifikasi Dalam Rangka Meningkatkan Jumlah Wajib Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah

0 40 76

Pengaruh Reformasi Administrasi Perpajakan Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Di KPP Pratama Waingapu (Penyuluhan Pajak Sebagai Variabel Moderating)

0 49 128

Analisis pengaruh kesadaran dan kepatuhan wajib pajak terhadap kinerja kantor pelayanan pajak (KPP) dengan pelayanan wajib pajak sebagai variabel intervening di kpp medan timur

9 52 93

Pengaruh Adanya Sunset Policy 2008 Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara I (DJP Sumut I)

1 51 59

PENGARUH PENGETAHUAN PAJAK DAN PERSEPSI WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK Pengaruh Pengetahuan Pajak Dan Persepsi Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Kasus Pada KPP Pratama Boyolali).

0 5 17

Pengaruh Kepemilikan Nomor Pokok Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.

1 10 26

Pengaruh Pembebasan Fiskal Luar Negeri terhadap Tingkat Penerimaan Pajak: Studi Kasus pada KPP Pratama Bojonagara Bandung.

0 0 17

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK.

0 0 15