PENGELOLAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SMA NEGERI 1 SUKODONO Pengelolaan Kompetensi Profesional Guru Di SMA Negeri 1 Sukodono Kabupaten Sragen.

PENGELOLAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU
DI SMA NEGERI 1 SUKODONO
KABUPATEN SRAGEN
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada
Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh
Gelar Magister Pendidikan

Oleh :
DIDIK DEWANTI
NIM : Q 100100167

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012

PENGELOLAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU
DI SMA NEGERI 1 SUKODONO
KABUPATEN SRAGEN
Oleh: Didik Dewanti1 , Abdul Ngalim2, Samino3

Mahasiswa UMS Surakarta1, Staf Pengajar UMS Surakarta 2, Staf Pengajar UMS
Surakarta 3
ABSTRACT
Didik Dewanti. Q. 100 100 167. Management of Teacher Professional
Competence in SMA Negeri 1 Sukodono Sragen. Thesis. Education Management.
Graduate Program. Muhammadiyah University of Surakarta. 2012.
The purpose of this study, there are two objectives (1) Describe the
characteristics of teacher professional competency development program
conducted by the school in SMA Negeri 1 Sukodono Sragen. (2) Describe the
characteristics of teachers in professional development activities of teachers at
SMAN 1 Sukodono Sragen.
This type of research is a qualitative research design with ethnographic
research. Investigator shot in SMA Negeri 1 Sukodono Sragen. Techniques of
data collection is done by observation, in-depth interviews, and observation.
Analysis of data using the method of ethnographic analysis.
The results of this study were (1) Teacher professional development
activities carried out internally in the form of workshops conducted continuously
and sustainably. Teacher professional development programs are implemented
in an activity teachers in developing curriculum and syllabus to RPP and other
learning tools, and done every year continuously. In improving teachers'

understanding of the principals of the standard material sent some teachers to
attend training facilitated by the government, and impose deservikasi program is
the use of methods and media of different learning during classroom teaching.
(2) Teachers in professional development activities in SMA Negeri 1 Sukodono
Sragen, is still limited to the increase in the basic skills of teaching and curriculum
development. To develop professional teachers, all active teachers to follow
district MGMP subjects in accordance with the schedule set, and reported results
MGMP to principals, teachers in the implementation of learning attempt to do
modivikasi the standard material and using a variety of learning methods, with
remained concerned with student activity in learning.
Keywords : program, efforts, activities of teachers
Pendahuluan
Pengembangan profesionalisme guru harus mempersyaratkan hidup dan
berperanannya organisasi profesi guru tenaga kependidikan lainnya yang mampu
menjadi tempat terjadinya penyebarluasan dan pertukaran ide diantara anggota
1

dalam menjaga kode etik dan pengembangan profesi masing-masing. Orientasi
mutu, profesionalisme dan menjunjung tinggi profesi harus mampu menjadi etos
kerja guru. Untuk itu maka, kode etik profesi guru harus pula ditegakkan oleh

anggotanya dan organisasi profesi guru harus pula dikembangkan kearah
memiliki otoritas yang tinggi agar dapat mengawal profesi guru tersebut (Karsidi,
2006: 5).
Beberapa faktor pendukung dalam mengimplementasikan sepuluh
kompetensi profesional, sebagai berikut: (1) Kualitas dan mutu Sumber Daya
Manusia yang baik; kaitannya dengan guru, (2) Semangat dan antusiasme untuk
melanjutkan pendidikan kepada jenjang yang lebih tinggi, (3) Sarana dan
prasarana yang cukup memadai. Namun disamping faktor pendukung tersebut
ada hambatan yang dirasakan oleh guru-guru, yakni: keterbatasan dana baik dari
pihak MAN Malang 1 sendiri maupun dari pihak dinas terkait yakni Departemen
Agama, serta keterbatasan laboran, pustakawan, dan ketenagaan di TU MAN
Malang 1. Adapun upaya yang dilakukan oleh pihak MAN Malang 1, dalam
meningkatkan kualitas profesionalisme guru kaitannya dengan kompetensi
profesional sebagai berikut: (1) Program Penyetaraan Ijazah, yang didanai oleh
pihak DMAP (Development of Madrasah Aliyah Project), (2) Mengikuti berbagai
pelatihan, seminar dan workshop kaitannya dalam peningkatan kualitas
profesionalisme guru, (3) Adanya sistem kontrol dan penilaian yang baik dari
kepala madrasah, serta (4) Kualitas pendidikan yang cukup tinggi (mulai jenjang
S1, S2, hingga jenjang S3).
SMA Negeri 1 Sukodono Sragen, merupakan salah satu SMA yang telah

menerapkan pembelajaran dengan teknologi baru, sehingga mutlak diperlukan
guru yang benar-benar memiliki pengetahuan perkembangan teknologi dan
penguasaan terhadap materi pembelajaran secara luas dan mendalam. Namun
demikian, diantara guru yang ada ternyata masih ada beberapa guru yang belum
memiliki kompetensi seperti yang diharapkan. Untuk itu dalam penelitian ini

2

akan dikaji pengelolaan Kompetensi Profesional Guru di SMA Negeri 1 Sukodono
Kabupaten Sragen.
Berdasarkan uraian latar belakang penelitian di atas, maka fokus
penelitian ini adalah Bagaimana ciri ciri pengelolaan kompetensi profesional guru
di SMA Negeri 1 Sukodono Kabupaten Sragen? Fokus penelitian ini dibagi dalam
tiga subfokus meliputi: (1) Bagaimana Ciri-ciri program pengembangan
kompetensi profesional guru yang dilakukan oleh sekolah di SMA Negeri 1
Sukodono Sragen? (2) Bagaimana Cri-ciri upaya kepala sekolah dalam
pengembangan profesional guru di SMA Negeri 1 Sukodono Sragen?(3)
Bagaimana Ciri-ciri kegiatan guru dalam pengembangan profesional guru di SMA
Negeri 1 Sukodono Sragen?
Downey (2006). Hasil penelitian ini membahas tentang kompetensi global

yang dimiliki oleh ahli teknik yang ditunjuk sebagai pengajar praktikum. Dengan
adanya berbagai kompetensi yang dimiliki oleh seorang ahli teknik maka ia akan
bekerja lebih efektif dan mempunyai budaya kerja yang baik. Dengan kompetensi
yang dimiliki ia mampu membantu peserta didik dalam mencapai kompetensi
yang telah ditentukan.
Gangani (2006). Hasil penelitian ini menyatakan meskipun kompetensikompetensi dapat digunakan dalam berbagai fungsi HRD, tetapi dalam
pembatasan artikel ini dibatasi. Artikel ini menekankan pada beberapa masalah
dalam mengembangkan dan mengimplementasikan sebuah kompetensi yang
berdasarkan strategi HRD, dengan sebuah tekanan khusus pada pengajaran dan
pemilihan, pendidikan dan pelatihan, pengembangan organisasi dan manajemen
kinerja hasil penting dari tinjauan artikel tersebut dan pelajaran kasus ini adalah
untuk membangun sebuah kerangka yang berkonsep untuk keduanya yaitu para
pelaksanan dan peneliti. Para pelaksana dapat menggunakan informasi yang
dipresentasikan

dalam

artikel

ini


untuk

mengembangkan

dan

mengimplementasikan sebuah model/contoh kompetensi serta menyebarkan
modal SDM dalam organisasi agar menjadi lebih efektif; dengan kompetensi

3

berdasarkan strategi HRD, memungkinkan karyawan mempunyai motivasi kerja
yang tinggi.
Sitch (2005). Hasil penelitian menyatakan bahwa ketidakpuasan tenaga
kerja digambarkan dalam sistem pendidikan Ontario pada dekade ini yang
merupakan akibat dari konflik antara meningkatnya profesionalisme guru dan
menurunya otonomi lokal dalam pendidikan. Guru melakukan penelitian yang
berkaitan dengan keseluruhan aktifitas kerja lebih mendalam. Dengan
melakukan penelitian guru mempunyai peluang harapan profesional yang lebih

tinggi. Para guru ahli merasakan frustasi dengan adanya pembatasan pada
kegiatan penelitian, selain itu infleksibilitas kurikulum dan tes yang dilakukan
oleh pemerintah pusat kurang dapat diterima oleh guru. Jika harapan untuk
pengembangan profesi melalui penelitian tidak dibatasi, kemungkinan
profesional yang tinggi bisa dicapai dan pengajaran profesional dapat
dipertahankan. Untuk itu harapan para guru adalah adanya fleksibilitas yang
tinggi dan hasil penelitian sebagai masukan dalam pendidikan akan menjadi
harapan

bagi

guru

dan

administrator

lokal

untuk


mengembangkan

profesionalnya.
Patterson (2008). Hasil penelitian ini berkaitan dengan Badan Nasional
untuk Akreditasi Bagi Pendidikan Guru mengajukan sebuah agenda yang
membahas tentang persiapan guru, persiapan-persiapan ini meliputi penjelasan
proses persiapan guru dengan mengacu pada beberapa penelitian yang
dilaksanakan dikelas yang mana secara kuat mempengaruhi pelatihan guru baik
sebagai pengajar maupun siswa. Hasil penelitian menyatakan bahwa Guru yang
profesional memiliki kemampuan cukup baik untuk mengelola kelas, sarana dan
prasarana. Pengelolaan sarana dan prasarana sebagai alat bantu mengajar
merupakan tanggung jawab guru sejak direncanakan dan pengelolaannya, dan
memiliki kemampuan untuk mengembangkan materi, struktur, konsep, dan pola
pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu; menguasai standar
kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu, mengembangkan materi

4

pembelajaran


yang

diampu,

mengembangkan

keprofesionalan

secara

berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.
Lee

(2007).

mengembangkan

Hasil


model

penelitian
pembelajaran

menyatakan
bertujuan

bahwa
untuk

para

ahli

meningkatkan

profesional para guru tentang matematika yang berisi pengetahuan dan
menggali mereka untuk inovatif dan menciptakan instruksional. Paper ini
memaparkan tentang tujuan program, desain program, evaluasi yang berbarti

pengukuran tingkat efektivitas program dan hasil program. 4 komponen dari
program yang aktif adalah sistem dukungan, kerjasama pengetahuan, penerapan
ruang kelas dan aplikasi, dan membangun komunitas profesional. Hasil dari
program berdasarkan pada laporan intruktor proyek, partisipan, dan evaluator
proyek; perubahan kepercayaan partisipan tentang pengajar matematika dan
pencapaian instruksional; dan usaha partisipan untuk mengadaptasi strategi baru
dalam pembelajaran mereka dan menciptakan ruang kelas utama murid.
Berdasarkan fokus penelitian tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah
(1) mendeskripsikan ciri-ciri pengembangan kompetensi profesional guru yang
dilakukan oleh sekolah di SMA Negeri 1 Sukodono Sragen? (2) mendeskripsikan
ciri-ciri kegiatan guru dalam pengembangan profesional guru di SMA Negeri 1
Sukodono Sragen?
Manfaat penelitian ini adalah hasil penelitian ini nantinya dapat
digunakan sebagai tambahan literatur pada Program Pascasarjana Universitas
Muhammadiyah Surakarta, khususnya pada program Magister Manajemen
Pendidikan. Manfaat bagi Dinas, dapat digunakan sebagai masukan pemerintah
khususnya Dinas Pendidikan dalam rangka mengambil kebijakan terkait dengan
pemanfaatan kompetensi profesional guru. Bagi kepala sekolah, sebagai bahan
masukan dalam upaya peningkatan kompetensi profesional guru agar mutu
lulusannya meningkat, khususnya di Sekolah Menangah Atas (SMA). Bagi guru,
sebagai

bahan

masukan

dalam

upaya

peningkatan

kompetensi

profesionalismenya. Bagi Warga Sekolah, dapat memberikan pemahaman

5

terhadap warga sekolah khususnya dalam hal pengelolaan kompetensi
profesional guru.
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah
penelitian yang menggunakan pendekatan naturalistik untuk mencari

dan

menemukan pengertian atau pemahaman tentang fenomena dalam suatu latar
yang berkonteks khusus. Dalam penelitian etnografi peneliti menyajikan satu
gambaran rinci mengenai satu kelompok budaya. Etnografer juga meletakkan
kelompok di dalam seetingnya, mengekspor tema-tema atau isu-isu yang
berkembang pada seluruh waktu ketika kelompok berinteraksi, dan potret rinci
tentang kehidupan kelompok mereka (Alsa, 2007: 54). Sehubungan dengan
penelitian

yang

dilaksanakan

adalah

tentang

pengelolaan

kompetensi

profesional guru, maka penelitian ini dilakukan selama 3 bulan di SMA Negeri 1
Sukodono Kabupaten Sragen.
Data dalam penelitian etnografi adalah halaman-halaman dari bahanbahan (materi) perian atau deskripsi yang dikumpulkan selama proses bekerja di
lapangan. Data itu, berupa catatan lapangan (fieldnotes), transkripsi wawancara,
artikel surat kabar, data kantor, tulisan-tulisan subjek berupa memoranda, dan
sebagainya (Mantja, 2007: 106).
Sumber data dalam penelitian ini berasal dari peristiwa atau aktivitas,
dimana peristiwa atau aktivitas yang diamati dalam penelitian ini berupa,
pengelolaan kompetensi profesional guru di SMA Negeri 1 Sukodono Sragen.
Arsip dan dokumen, berupa catatan-catatan tertulis yang berupa struktur
organisasi, ketenaga kerjaan, dan aktivitas lainnya di SMA Negeri 1 Sukodono
Sragen.
Nara sumber dalam penelitian ini berupa key informan, yaitu Tri Hartanto
(kepala sekolah) dan informan dalam penelitian adalah (1) Teguh Prayitno (
guru), dipilihnya orang tersebut karena merupakan orang yang mendukung

6

kebijakan kepala sekolah terkait dengan pengelolaan guru, (2) Sugeng Raharjo
(guru), dipilihnya orang tersebut karena merupakan orang yang dianggap netral
atau tidak memihak dan juga tidak menentang kebijakan kepala sekolah
terhadap pengelolaan guru, (3) Sukarno (guru) dipilihnya orang tersebut karena
merupakan orang yang banyak menentang kepala sekolah terkait dengan
pengelolaan kompetensi profesional guru di SMA Negeri 1 Sukodono Kabupaten
Sragen dan tahu banyak tentang yang diteliti.
Teknik pengumpulan data dengan menggunakan observasi, dalam
penelitian ini dilakukan melalui pengamatan terhadap program pengembangan
kompetensi profesional guru, upaya kepala sekolah dalam pengembangan
profesional guru, dan ciri kegiatan guru dalam pengembangan profesional guru
yang dilakukan oleh sekolah di SMA Negeri 1 Sukodono Sragen. Wawancara
mendalam yang dilakukan untuk memperoleh informasi atau bahan-bahan (data)
yang sangat rinci, kaya, dan padat yang hasil akhirnya digunakan untuk analisis
kualitatif. Dokumentasi meliputi data sekunder, karena data primer adalah data
yang diperoleh langsung dari tangan pertama, yaitu subjek penelitian, partisipan
atau informan.
Miles dan Huberman (2007: 101) Model analisis data dalam penelitian ini
menggunakan metode analisis data tertata dalam situs untuk diskripsi. Data yang
diperoleh di lapangan akan diolah dengan cara mengumpulkan semua data yang
ada. Data yang ada dikelompokkan, diseleksi, dan selanjutnya dianalisa dengan
menggunakan metode kualitataif artinya mengelompokkan dan menyeleksi data
yang diperoleh dari penelitian berdasarkan kualitas kebenarannya, kemudian
menggambarkan dan menyimpulkan hasilnya, digunakan untuk memecahkan
Permasalahan pokok penelitian, kemudian diuraikan dalam bentuk bahasa
diskriptif prosesnya berlangsung dalam bentuk siklus.
Sebelum dilakukan analisis dan penafsiran data, terlebih dahulu dilakukan
uji keabsahan data. Dalam penelitian ini uji keabsahan data menggunakan uji
kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian yang dilakukan

7

dengan cara triangulasi. Triangulasi dalam pegujian keabsahan data disini
diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber, berbagai cara, dan
berbagai waktu.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Ciri-Ciri Pengembangan Kompetensi Profesional Guru Yang Dilakukan oleh
Sekolah di SMA Negeri 1 Sukodono Sragen
Pengembangan profesional guru yang dilakukan oleh kepala sekolah
pada dasarnya adalah upaya untuk mengembangkan kompetensi yang
dimiliki oleh guru. Kompetensi merupakan perpaduan antara pengetahuan,
kemampuan, dan penerapan kedua hal dalam melaksanakan tugas di
lapangan kerja. Kompetensi mengacu kepada perilaku yang dapat diamati,
yang diperlukan untuk menuntaskan kegiatan sehari-hari dengan berhasil.
Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, dan nilai dasar yang
direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kompetensi pada
dasarnya adalah daya cakap, daya rasa, dan daya tindak seseorang yang siap
diaktualisaiskan ketika menghadapi tantangan kehidupannya, baik pada masa
kini maupun masa akan datang (Majid, 2011: 6).
Dengan demikian upaya kepala sekolah dalam mengembangan
profesional

guru

merupakan

tindakan

dalam

upaya

meningkatkan

pengetahuan, kemampuan, dan penerapan kedua hal dalam melaksanakan
tugas di lapangan kerja, agar guru memiliki kemampuan yang cukup dalam
mengelola kelas, sarana dan prasarana. Memiliki kemampuan untuk
mengembangkan materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu, menguasai standar kompetensi
dasar mata pelajaran yang diampu, mengembangkan materi pembelajaran
yang diampu, mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektif.

8

Dari urian di atas jelaslah bahwa upaya kepala sekolah dalam
pengembangan profesional guru merupakan tindakan yang disengaja dengan
tujuan agar guru memiliki kemampuan dalam melaksanakan tugas. Dengan
demikian hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Patterson (2008), yang menyimpulkan bahwa: Guru yang profesional
memiliki kemampuan cukup baik untuk mengelola kelas, sarana dan
prasarana. Pengelolaan sarana dan prasarana sebagai alat bantu mengajar
merupakan tanggung jawab guru sejak direncanakan dan pengelolaannya,
dan memiliki kemampuan untuk mengembangkan materi, struktur, konsep,
dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu;
menguasai standar kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu,
mengembangkan materi pembelajaran yang diampu, mengembangkan
keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.
Persamaan hasil penelitian ini, dengan penelitian Patterson (2008),
sama-sama berkesimpulan bahwa semakin tinggi guru memiliki kompetensi,
maka semakin baik guru dalam mengelola kelas dan mengelola sarana
prasarana yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pembelajaran. Namun dalam
penelitian ini kompetensi yang diteliti memfokuskan pada kompetensi
profesionalisme guru.
Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan peserta
didik kepala sekolah melakukan pendekatan secara personal dengan guru
dan melakukan supervisi, Kepala sekolah menggencarkan penyusunan silabus
berkarakter untuk digunakan pada tahun ajaran berikutnya, dan Kepala
sekolah memotivasi guru untuk membuat sebuah penelitan tindakan kelas
yang akan difasilitasi oleh sekolah.
Upaya kepala sekolah dalam mengembangan profesonal guru melalui
pemberian motivasi kepada guru untuk melaksanakan penelitian. Dengan
penelitian yang dilakukan oleh guru diharapkan guru memiliki pengetahuan
yang lebih, sebaliknya apabila kepala sekolah tidak memberikan kesempatan

9

kepada guru untuk melakukan penelitian, dan mengambangan materi
pembelajaran yang diampu, maka kemungkinan guru dapat kehilangan
kesempatan untuk memberikan masukan dalam upaya peningkatan mutu
pendidikan.
Dari uraian di atas, menunjukkan bahwa hasil penelitian ini mendukung
penelitian yang dilakukan oleh Sitch (2005), yang menyimpulkan bahwa
dengan melakukan penelitian guru mempunyai peluang harapan profesional
yang lebih tinggi. Para guru ahli merasakan frustasi dengan adanya
pembatasan pada kegiatan penelitian, selain itu infleksibilitas kurikulum dan
tes yang dilakukan oleh pemerintah pusat kurang dapat diterima oleh guru.
Jika harapan untuk pengembangan profesi melalui penelitian tidak dibatasi,
kemungkinan profesional yang tinggi bisa dicapai dan pengajaran profesional
dapat dipertahankan. Untuk itu harapan para guru adalah adanya fleksibilitas
yang tinggi dan hasil penelitian sebagai masukan dalam pendidikan akan
menjadi harapan bagi guru dan administrator lokal untuk mengembangkan
profesionalnya.
Persamaan hasil penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sitch (2005), sama-sama berkesimpulan bahwa semakin banyak peluang yang
diberikan kepada guru untuk melakukan penelitian, maka semakin tinggi
kompetensi profesional yang dimiliki oleh guru.

Dengan kata lain

peningkatan profesionalisme guru dapat ditunjang dengan kegiatan
penelitian. Namun dalam penelitian Sitch (2005), terfokus pada dampak
adanya pembatasan kegiatan penelitian, sedangkan dalam penelitian ini
terfokus pada upaya kepala sekolah dalam mengembangkan profesionalisme
guru.
2. Ciri-Ciri Kegiatan Guru Dalam Pengembangan Profesional Guru di SMA Negeri
1 Sukodono Sragen
Aktivitas guru selain mengajar dalam rangka menunjang pengembangan
profesinya guru melakukan berbagai kegiatan, antara lain (1) aktivitas guru

10

dalam pengembangan profesi, baik dalam kegiatan MGMP, KKG dan lainnya
yang meliputi; (a) mengikuti kegiatan seminar, penataran, lokakarya baik
sebagai peserta atau pembicara baik pada tingkat regional, nasional atau
internasional dan (b) menulis buku pelajaran atau bahan ajar, (2) aktivitas
guru dalam tugas keguruan lain; (a) yang berkenaan dengan dengan
administrasi bidang studi, (b) bimbingan belajar kesulitan siswa dalam bidang
studi dan (c) kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler.
Berbagai kegiatan tersebut dapat dilakukan oleh guru untuk
mengembangkan profesinya, namun guru SMA Negeri 1 Sukodono Sragen
berdasarkan data yang diperoleh, guru masih kurang dalam melakukan
kegiatan penelitian dan menulis buku. Guru baru melakukan kegiatankegiatan yang berhubungan langsung dengan ketrampilan dasar mengajar,
dan pengembangan kurikulum. Walaupun pencapaian ketrampilan dasar
yang baik pada setiap guru akan memungkinkan proses pembelajaran
diselenggarakan secara baik pula. Dengan proses pembelajaran yang
berlangsung secara baik dan berkualitas akan memungkinkan tercapainya
proses tersebut dengan keluaran siswa mencapai hasil yang juga berkualitas.
Namun tentunya guru tidak boleh mengabaikan kegiatan lainnya yang
memungkinkan guru dapat mengembangkan profesionalnya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam rangka
pengembangan profesional, guru melakukan berbagai kegiatan diantaranya
meningkatkan pemahaman terhadap standar nasional pendidikan yang
meliputi pemahaman standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan,
standar pendidikan dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,
standar pengelola, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan
yang telah diberikan oleh sekolah. Kegiatan- kegiatan tersebut sebenarnya
baru sebatas pada kegiatan pengembangan dasar kemampuan mengajar dan
pengembangan kurikulum, walaupun demikian melalui kegiatan yang
dilakukan tersebut guru telah menunjukkan kemampuannya untuk

11

melakukan inovasi dalam menciptakan program pembelajaran. Dengan
demikian hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Lee
(2007), yang menyimpulkan bahwa para ahli mengembangkan model
pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan profesional para guru tentang
matematika yang berisi pengetahuan dan menggali mereka untuk inovatif
dan menciptakan instruksional.
Persamaan hasil penelitian ini dengan penelitian Lee (2007), sama-sama
berkesimpulan

bahwa

semakin

banyak

guru

mengembangkan

dan

menggunakan model pembelajaran, maka kompetensi profesional guru
semaki meningkat. Namun dalam penelitian Lee (2007), terfokus pada guru
matematika.

Simpulan dan Saran
Pengembangan kompetensi profesional guru di SMA Negeri 1 Sukodono
Sragen ditujukan untuk meningkatkan pemahaman guru terhadap standar isi,
pembuatan KTSP, materi standar, mengelola program pembelajaran, mengelola
media dan sumber pembelajaran menyelenggarakan administrasi sekolah dan
penelitian tindakan kelas yang dilakukan dengan kegiatan MGMP, workshop, dan
supervisi dari kepala sekolah. Kegiatan pengembangan profesionalisme guru
dilakukan secara internal berupa kegiatan workshop yang dilakukan secara
kontinu dan berkelanjutan. Program pengembangan profesionalisme guru
diimplementasikan dalam suatu kegiatan guru dalam mengembangkan
kurikulum, dan silabus menjadi RPP dan perangkat pembelajaran lainnya, dan
dilakukan setiap tahun secara kontinu. Pengembangan profesionalisme guru
secara nyata dapat dilihat dari kemampuan guru dalam melaksanakan tugastugas pembelajaran, dan Penguasaan guru terhadap materi standar, dan adanya
berbagai instrumen perangkat pembelajaran yang dimiliki oleh setiap guru.
Namun dalam hal pemanfaatan media pembelajaran, belum seluruh guru

12

mampu memanfaatkannya, dan dalam hal penelitian ternyata belum seluruh
guru dapat memahami dan melakukan penelitian tindakan kelas.
Untuk meningkatkan profesional lguru Kepala sekolah melatih guru untuk
membuat memahami standar isi dengan cara memberi kesempatan guru untuk
mengikuti workshop dan menerapkan ilmu yang didapat di sekolah, dan
mengikutsertakan guru dalam kegiatan MGMP mata pelajaran setiap satu bulan
sekali dalam upaya meningkatkan kemampuan guru mengembangkan KTSP.
Dalam meningkatkan pemahaman guru terhadap materi standar kepala sekolah
mengirimkan beberapa guru untuk mengikuti pelatihan yang difasilitasi oleh
pemerintah, dan memberlakukan deservikasi program yang merupakan
penggunaan metode dan media pembelajaran yang berbeda saat melakukan
pengajaran

di

kelas.

Untuk

meningkatkan

kemampuan

guru

dalam

mengembangkan peserta didik kepala sekolah melakukan pendekatan secara
personal dengan guru dan melakukan supervisi, dan memberikan motivasi guru
untuk membuat sebuah penelitan tindakan kelas yang akan difasilitasi oleh
sekolah, serta memberikan keleluasaan kepada guru untuk mengukuti programprogram peningkatan profesionalime guru baik yang dilakukan secara internal
maupun eksternal.
Kegiatan guru dalam pengembangan profesional di SMA Negeri 1
Sukodono Sragen, masih terbatas pada peningkatan kemampuan dasar mengajar
dan pengembangan kurikulum. Dalam mengembangkan KTSP guru melakukan
penentuan KKM dan menyusun silabus yang disesuaikan dengan kondisi real dari
sekolah, melalui kegiatan MGMP mata pelajaran di tingkat kabupaten. Untuk
mengembangkan profesional guru, setiap guru aktif untuk mengikuti MGMP
mata pelajaran tingkat kabupaten sesuai dengan jadwal yang sudah diatur, dan
melaporkan hasil kegiatan MGMP kepada kepala sekolah, dalam pelaksanaan
pembelajaran guru berupaya untuk melakukan modivikasi terhadap materi
standar dan menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi, dengan tetap

13

mementingkan keaktifan siswa dalam belajar. Namun dalam hal penelitian baru
sebagian guru yang dapat melakukan penelitian tindakan kelas.
Penelitian ini menyarankan bagi Kepala Sekolah, untuk meningkatkan
profesional

guru

sebaiknya

program

pengembangan

profesional

guru

dijadwalkan dalam program kegiatan tahunan kepala sekolah, dan melakukan
pembinaan secara berkelanjutan. Bagi Guru, Sebaiknya guru berupaya untuk
meningkatkan kemampuan tidak hanya sebatas pada kemampuan dasar
mengajar dan pengembangan kurikulum, misalnya melakukan kegiatan
penelitian, dan menyusun bahan ajar. Bagi Peneliti Berikutnya, sebaiknya
dilakukan penelitian lebih lanjut, terkait dengan pengelolaan kompetensi
profesional guru dengan fokus penelitian yang lain.
Daftar Pustaka
Alsa, Asmadi. 2007. Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif serta Kombinasinya
dalam penelitian Psikologi. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.
Downey, Gary Lee; Juan C. Lucena; Barbara M. Moskal; Rosamond Parkhurst;
Thomas Bigley; Chris Hays; Brent K. Jesiek; Liam Kelly; Jonson Miller;
Sharon Ruff; Jane L. Lehr; dan Amy Nichols-Belo. 2006. The Glo ally
Competent Engineer: Working Effectively With People Who Define
Pro le Differe tly . Journal of Engineering Education.
Gangani, Noordeen; Gary N McLean; Richard A Braden. 2006. A Co pete y
Based Hu a
Resour e Develop e t “trategy . Performance
Improvement Quarterly, Academic Research Library. Vol. 19, No. 1: pg.
127.
Karsidi, Ravik, 2006. Profesionalisme Guru Dan Peningkatan Mutu Pendidikan Di
Era Otonomi Daerah. Tersedia: www.uns.ac.id, diakses tanggal 12
November 2011.
Lee Hea-Jin. 2007. Developing an Effective Professional Development Model to
Enhance Teachers' Conceptual Understanding and Pedagogical Strategies
in Mathematics”. The Journal of Educational Thought. Vol. 41, Iss. 2; pg.
125.
Mantja, W. 2007. Etnografi Desain Penelitian Kualitatif dan Manajemen
Pendidikan. Malang: Wineka Media.

14

Miles, Matthew B. and A. Michael Huberman. 2007. Qualitative Data Analysis
(terjemahan). Jakarta: UI Press.
Paterson, Kurtis G. 2008. “tude t Per eptio s of I ter et Based Lear i g Tools
in Environmental Engineering Educatio . Journal of Engineering
Education, Academic Research Library. Vol. 88, No. 3: pg. 295.
Sitch, Greg. 2005. Professionalism and Autonomy: Unbalanced Agents of
Cha ge i the O tario Edu atio “yste . Education Law Journal.
Scarborough. Vol. 15, No. 2: pg. 139.

15