PENDAMPINGAN DENGAN PENDEKATAN ANDRAGOGI DALAM MENINGKATKAN PERILAKU BERWIRAUSAHA: studi deskriptif tentang pendampingan program lembaga keuangan mikro kewirausahaan pada csr shafira foundation.

(1)

(Studi Deskriptif Tentang Pendampingan Program Lembaga Keuangan Mikro Kewirausahaan Pada CSR Shafira Foundation)

Disusun Oleh:

Ahmad Hamdan (1200920)

PRODI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015


(2)

(Studi Deskriptif Tentang Pendampingan Program Lembaga Keuangan Mikro Kewirausahaan Pada CSR Shafira Foundation)

Disusun Oleh:

Ahmad Hamdan

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Program Studi Pendidikan Luar Sekolah

© Ahmad Hamdan 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

November 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, di fotocopy, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

AHMAD HAMDAN

STUDI PENDAMPINGAN DENGAN PENDEKATAN ANDRAGOGI DALAM MENINGKATKAN PERILAKU BERWIRAUSAHA

(Studi Deskriptif Tentang Pendampingan Program Lembaga Keuangan Mikro Kewirausahaan Pada CSR Shafira Foundation)

Disetujui dan Disahkan Oleh Pembimbing:

Pembimbing I

Prof. Dr. Mustofa Kamil, M.Pd. NIP. 19611109 198703 1 001

Pembimbing II

Dr. Joni Rahmat Pramudia, M.Pd. NIP. 19710614 199803 1 002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Sekolah Pascasarjana


(4)

ABSTRAK

Ahmad Hamdan (2015), Pendampingan Dengan Pendekatan Andragogi Dalam Meningkatkan Perilaku Berwirausaha Mitra Binaan (Studi Deskriptif Tentang Pendampingan Program Lembaga Keuangan Mikro Kewirausahaan Pada CSR Shafira Foundation).

Kemiskinan merupakan permasalahan yang sangat kompleks, sehingga diperlukan penanganan dengan solusi yang tepat dan terintegrasi melalui berbagai pihak dari berbagai komponen yang sifatnya berkelanjutan. Salah satu cara pengentasan kemiskinan, yaitu melalui CSR yang memiliki tanggung jawab sosial dalam memberdayakan masyarakat. CSR Shafira Foundation memiliki program pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi melalui kegiatan Lembaga Keuangan Mikro Kewirausahaan dalam rangka mengentaskan kemiskinan.

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Memperoleh data tentang langkah-langkah pendampingan dengan pendekatan andragogi dalam meningkatkan perilaku berwirausaha mitra binaan; (2) Memperoleh data tentang penerapan prinsip andragogi dalam meningkatkan perilaku berwirausaha mitra binaan melalui pendampingan; dan (3) Memperoleh data tentang perubahan perilaku berwirausaha mitra binaan melalui pendampingan dengan pendekatan andragogi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori tentang pendampingan, andragogi dan kewirausahaan.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu menggali kondisi di lapangan melalui pengamatan yang akurat. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Responden penelitian ini berjumlah 6 orang yaitu 2 orang pegawai Shafira Foundation, 3 orang mitra binaan, dan 1 orang keluarga dari mitra binaan. Lokasi penelitian ini bertempat di CSR Shafira Foundation yang memiliki mitra binaan di beberapa lokasi di kabupaten Bandung.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembinaan yang dilakukan kepada para mitra binaan dalam rangka membentuk perilaku berwirausaha mitra binaan yang memiliki usaha kecil dengan pengelolaan bisnis yang sederhana menuju modern dilakukan dalam bentuk pendampingan yang terprogram dan berkelanjutan. Pembinaan berupa pendampingan dilakukan dengan pendekatan andragogi dengan sifat pembelajaran untuk menumbuhkan kemampuan dan potensi yang dimiliki oleh masing-masing mitra binaan dari usaha yang berbeda-beda untuk mencapai tujuan belajar lanjutan secara mandiri. Pertemuan dilakukan dengan santai dan tidak terlalu kaku dengan cara saling bertukar pengalaman usaha agar dapat saling membelajarkan baik itu antara field officer dengan mitra binaan ataupun antar sesama mitra binaan itu sendiri. Hasil pendampingan dengan pendekatan andragogi menunjukkan adanya peningkatan perubahan perilaku berwirausaha serta peningkatan pendapatan mitra binaan.


(5)

ABSTRACT

Ahmad Hamdan (2015), The Study of Counseling with the Andragogy Approach in Increasing Entrepreneurship Behavior of Coaching Partner.

Poverty is a very complex problem, requiring treatment with appropriate solutions and integrated through various parties of various components that are sustainable. One way to alleviate poverty, through CSR (Corporate Social Responsibility) that have social responsibility in empowering the community. CSR Shafira Corporation has programs of society empowerment in the economy

field through an activity called “Lembaga Keuangan Mikro Kewirausahaan”

(Financial Association of Micro Entrepreneurship) to deal with poverty eradication.

This research is aimed at (1) Obtaining data on assistance measures with andragogy approach in enhancing entrepreneurship behavior trained partners; (2) Obtain data on the application of the principle of andragogy in improving the behavior of the partners entrepreneurship through mentoring; and (3) Obtaining data on entrepreneurial behavior change through mentoring with trained partners andragogy approach. The theory used in this research is the theory of the mentoring, andragogy and entrepreneurship.

The research uses the theory of counseling theory, according to Kamil, it is an activity conducted by a person in the consultative, interactive, and motivating ways to solve a problem, grow self-confidence and motivation into the counseled partner. The next theory is Andragogy theory, in which learning produces students to be able to develop their skills, enrich their knowledge, and grow their self-capacity. The last theory is theory of entrepreneurship, it is the ability of managers in optimizing all possible resources to create a product that is valuable for themselves and others.

The research employs qualitative approach to find conditions of the field though an accurate observation. Data collection techniques employed in the research are interview, observation, and documentation. The respondents are six people; they are two staffs of Shafira Foundation, three coaching partners, and one husband of the coaching partner. The research location is at CSR Shafira Foundation which has several coaching partners in Bandung regency.

The results showed that the coaching is done to its established partners in order to establish the behavior of entrepreneurial partners who have a small business with a simple management towards modern business is done in the form of programmed and ongoing mentoring. Guidance in the form of assistance was done with andragogy approach to the nature of learning to grow the capabilities and potential of each of the partners of different efforts to achieve the goal of an advanced study independently. Meetings were held with the relaxed and not too rigid a way to exchange business experiences that can benefit both the learner between field officer with the partners or between the members of the partners themselves. Assistance with andragogy approach results showed an increase in entrepreneurial behavior changes as well as increased revenue trained partners.


(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... v

UCAPAN TERIMAKASIH ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 9

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 10

D. Tujuan Penelitian ... 10

E. Manfaat Penelitian ... 10

F. Struktur Organisasi Tesis ... 11

BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Andragogi ... 13

1. Pengertian Andragogi ... 13

2. Prinsip-prinsip Andragogi ... 17

3. Langkah-langkah Pembelajaran Orang Dewasa ... 20

4. Strategi Pembelajaran Orang Dewasa ... 24

B. Konsep Pendampingan ... 28

1. Pengertian Pendampingan ... 28

2. Tujuan Pendampingan ... 30

3. Peran Pendamping ... 33

C. Konsep Kewirausahaan ... 36


(7)

2. Sikap dan Perilaku Kewirausahaan ... 40

3. Karakteristik Kewirausahaan ... 44

4. Kompetensi Wirausaha ... 50

5. Wanita Wirausaha ... 52

D. Kerangka Berfikir Penelitian ... 56

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian ... 57

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 59

C. Definisi Operasional ... 61

D. Teknik Pengumpulan Data ... 64

E. Proses Pengembangan Instrument ... 66

F. Analisis Data ... 68

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 71

1. Profil Shafira Foundation ... 71

2. Identitas Responden ... 77

3. Langkah-langkah Pendampingan dengan Pendekatan Andragogi dalam Meningkatkan Perilaku Berwirausaha ... 80

4. Penerapan Prinsip Andragogi dalam Meningkatkan Perilaku Berwirausaha Mitra Binaan Melalui Pendampingan ... 90

5. Perubahan Perilaku Mitra Binaan Melalui Pendampingan Dengan Pendekatan Andragogi ... 92

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 101

1. Langkah-langkah Pendampingan Dengan Pendekatan Andragogi dalam meningkatkan Perilaku Berwirausaha Mitra binaan ... 101

2. Penerapan Prinsip Andragogi dalam Meningkatkan Perilaku Berwirausaha Mitra Binaan Melalui Pendampingan ... 108


(8)

3. Perubahan Perilaku Mitra Binaan Melalui Pendampingan

Dengan Pendekatan Andragogi ... 111

BAB V KESIMPULAN

A. Kesimpulan ... 118 B. Rekomendasi ... 119

DAFTAR PUSTAKA ... 121

LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP PENULIS


(9)

DAFTAR TABEL

Judul Tabel Halaman

2.1. Karakteristik Kewirausahaan 45 4.1 Penggolongan Responden 77 4.2 Perubahan Sikap dan Perilaku dalam Berwirausaha

Mitra Binaan Setelah Beberapa Kali Pertemuan Pendampingan 97 4.3. Data Peningkatan Pendapatan Mitra Binaan 117


(10)

DAFTAR GAMBAR

Judul Gambar Halaman

2.1. Kerangka Berfikir Penelitian 56 3.1. Komponen dalam Analisis Data (Interactive Model) 70 4.1. Struktur Organisasi 72


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang yang ditandai dengan banyaknya pembangunan di berbagai sektor. Banyaknya pembangunan di berbagai sektor dimaksudkan agar dapat mempersiapkan diri dalam menyongsong era globalisasi. Jika dibandingkan dengan beberapa Negara di Eropa tentunya Indonesia masih tertinggal cukup jauh, akan tetapi jika dibandingkan dengan beberapa Negara di Asia Tenggara Indonesia hanya lebih baik dari IPM Myanmar yang menduduki posisi 149, Kamboja 138, dan Timor Leste 134.

Human Development Index (HDI) Indonesia tahun 2013 menurut Human Development Report 2013 (2013, hlm. 148-150) menduduki peringkat 121 dari

186 negara. Jika dibandingkan dengan Negara berkembang lainnya seperti China 101, Meksiko 61, dan Mesir 112 tentunya Indonesia masih jauh dari IPM yang diharapkan dengan kondisi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ada di Indonesia. Data tersebut menunjukan bahwa kondisi pembangunan sosial ekonomi, tingkat kesejahteraan masyarakat, tingkat pendidikan serta tingkat kesehatan masyarakat masih jauh dari yang diharapkan.

Indonesia sebagai Negara besar yang tergabung dalam kelompok Negara-negara Asia Tenggara (Association South East Of Asian Nation) merupakan Negara yang dalam tingkat perkembangan ekonominya belum begitu mapan. Bahkan para ahli ekonom mengatakan, Negara Indonesia sebagai salah satu Negara anggota ASEAN dalam tingkat persaingan ekonomi masih tertinggal dibandingkan dengan Negara anggota ASEAN lainnya.

Keterpurukan ekonomi Indonesia semakin menjadi ketika pada tahun 1997 terjadi krisis yang berawal dari melemahnya nilai tukar rupiah. Indonesia mengalami krisis berkepanjangan, sampai saat ini dampak keterpurukan ekonomi Indonesia masih dirasakan ketidakstabilannya, meskipun saat ini kondisinya sedikit demi sedikit sudah mengalami peningkatan.


(12)

Selama satu dekade terakhir Indonesia telah menunjukan peningkatan substansial dalam indikator ekonomi dan sosial. Hal ini ditandai dengan pengurangan kemiskinan secara bertahap baik itu di wilayah perkotaan dan pedesaan. Meskipun pencapaian ini cukup mengesankan, akan tetapi 13 persen penduduk masih dalam kemiskinan, dan 40 persen rumah tangga lainnya hidup sedikit di atas garis kemiskinan dan rentan untuk jatuh ke dalam jurang kemiskinan kembali.

Data yang dikeluarkan oleh BPS mengenai jumlah penduduk miskin di Indonesia pada September 2013 mencapai 28,55 juta orang (11,47 persen). Hal ini mengalami peningkatan dalam hal perbaikan tingkat kemiskinan jumlah penduduk di Indonesia selama enam bulan terakhir yaitu pada bulan Maret 2013 penduduk miskin sebesar 28,07 juta orang (11,37 persen). Apabila kita menengok ke belakang, jumlah dan prosentase penduduk miskin di Indonesia menurun dari tahun 2004 ke 2005. Akan tetapi pada tahun 2006 jumlah penduduk miskin mengalami kenaikan, hal ini disebabkan karena harga kebutuhan pokok melambung tinggi yang digambarkan oleh inflasi sebesar 17,95 persen. Namun sejak tahun 2007 sampai dengan Maret 2013 jumlah maupun prosentasi penduduk miskin mengalami penurunan.

Menurut Syawie dalam Nainggolan (2012, hlm. 1) kemiskinan merupakan kondisi saat seseorang atau sekelompok orang tak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Kemiskinan telah membuat rakyat tidak dapat mengenyam pendidikan yang layak, kesulitan memenuhi gizi dan kesehatan, kurangnya akses ke pelayanan publik, kurangnya lapangan pekerjaan, kurangnya jaminan sosial dan perlindungan terhadap keluarga dan kemiskinan juga dapat menyebabkan terbatasnya pemenuhan kebutuhan sandang, pangan dan papan. Hal ini yang menyebabkan rendahnya tingkat Human Development Index pembangunan manusia Indonesia, karena sulitnya mendapatkan pendidikan yang layak, kesehatan yang terjamin dan mendapatkan pekerjaan yang layak.

Kemiskinan dapat dikatakan sebagai permasalahan yang sangat komplek dan kronis, dengan demikian penanggulangan permasalahan kemiskinan pun


(13)

diperlukan solusi yang tepat dan terintegrasi dengan berbagai pihak dari berbagai komponen serta bersifat berkelanjutan. Secara umum ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan kemiskinan, diantaranya adalah faktor pendidikan, ekonomi dan kesehatan, dimana dari ketiga faktor tersebut dapat disebabkan baik itu secara kultur dan juga structural.

Kemiskinan dapat mempengaruhi kehidupan keluarga dalam berbagai hal. Dari perspektif orang miskin, Kempson (1996) dalam Nainggolan (2012, hlm. 2) menunjukan:

“Bahwa kemiskinan berdampak pada empat bidang yang luas, yakni 1)

psikologis, dimana kemiskinan berkaitan dengan hilangnya harga diri, perasaan tak berdaya, kemarahan, kecemasan dan perasaan bosan sangat kuat; 2) fisik, yakni kemiskinan dianggap merusak kesehatan dan well-being; 3) relasional, yakni kemiskinan membuat hubungan sosial dan personal buruk; serta 4) praktis, dimana kemiskinan membatasi pilhan, belanja dan

pengasuhan anak.”

Tingkat kemiskinan suatu masyarakat dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah karena pengaruh globalisasi. Kemiskinan merupakan keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan karena sulitnya mendapatkan akses pendidikan serta pekerjaan yang memadai dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar dalam hidupnya.

Kemiskinan di Propinsi Jawa Barat menurut Data Badan Pusat Statistik pada bulan Maret 2014 sebesar 4.327.065 orang (9,44 persen). Data tersebut jika dibandingkan data pada bulan September 2013 tingkat kemiskinan di Jawa Barat menurun sebesar 48.107 orang (0,18 persen) dari data yang berjumlah 4.375.172 orang (9,61 persen). Salah satu kriteria kondisi masyarakat miskin yaitu rendahnya tingkat pendapatan, tidak terpenuhinya pemenuhan kesehatan dan gizi mereka. Rendahnya pendapatan masyarakat juga menyebabkan sulitnya masyarakat dalam memperoleh pendidikan yang layak dan memadai. Rendahnya pendidikan pada akhirnya dapat mengakibatkan terbatasnya akses lapangan kerja dalam rangka memperoleh nafkah untuk keluarganya.


(14)

Wilayah Kabupaten Bandung sebagai salah satu bagian dari Jawa Barat seperti yang dikutip dari press release humas setda Kabupaten Bandung menurut penuturan dari Wakil Bupati Bandung H. Deden R. Rumaji, M.Ap. ingin menargetkan penurunan tingkat kemiskinan di Kabupaten Bandung pada tahun 2015 menjadi 7,42% dari 9,42% pada posisi tahun 2010. Dalam rangka menanggulangi kemiskinan memang bukan pekerjaan yang mudah, yaitu dengan melibatkan dari berbagai hal baik itu pemerintah, swasta dan kalangan masyarakat sendiri.

Menurut Data BPS Kabupaten Bandung 2014, jika melihat Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) sebagai indikator yang menggambarkan banyaknya penduduk yang bekerja pada usia kerja pada tahun 2013 Kabupaten Bandung 65,47% dengan besaran persentase Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) sebesar 89,81% dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 10,19%. Data bukan angkatan kerja yaitu Ibu Rumah Tangga sebanyak 550.066 orang.

Sharp,et,al dalam Kuncoro (2003, hlm. 131) mengidentifikasi penyebab kemiskinan yang dipandang dari segi ekonomi. Pertama, dilihat secara mikro kemiskinan muncul karena adanya ketidaksamaan kualitas sumberdaya yang menyebabkan distribusi sumberdaya menjadi timpang, karena masyarakat miskin hanya memiliki sumber daya yang sangat terbatas. Kedua, masyarakat miskin memiliki kualitas sumber daya manusia yang rendah, karena minimnya akses pendidikan yang bisa diakses sehingga tingkat pendidikan dan pengetahuan pun menjadi terbatas yang pada akhirnya upahnya pun rendah. Ketiga, kemiskinan disebabkan karena perbedaan akses dalam modal.

Ketidakberdayaan masyarakat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah: jaminan ekonomi yang kurang, tidak memiliki pengalaman dalam arena politik, tidak memiliki akses terhadap informasi yang lebih luas, kondisi finansial yang tidak mendukung, ketiadaan pelatihan-pelatihan dan adanya ketegangan fisik maupun emosional. Ketidakberdayaan yang dialami sekelompok masyarakat merupakan hasil dari ketimpangan sosial yang ada di lingkungan masyarakat sehingga mereka menganggap diri mereka lemah dan tidak berdaya karena masyarakat yang menganggapnya demikian. Begitupun kemiskinan yang terjadi


(15)

oleh para perempuan, dimana kemiskinan terjadi karena ketidaksamaan pemilikan sumberdaya atau adanya ketimpangan dalam distribusi sumberdaya.

Pengentasan kemiskinan pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari program pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat merupakan sebuah proses pembangunan dimana masyarakat memiliki inisiatif untuk memulai berbagai kegiatan dalam rangka memperbaiki situasi dan kondisi mereka sendiri. Pemberdayaan masyarakat dapat terjadi jika masyarakat terlibat secara langsung serta turut berpartisipasi. Pemberdayaan masyarakat dinilai berhasil, jika kelompok masyarakat menjadi agen pembangunan atau dikenal juga sebagai subyek, artinya masyarakat berperan sebagai motor penggerak bukan saja hanya sebagai penerima manfaat atau obyek saja.

Peran pemerintah, sektor swasta dan masyarakat sangat dibutuhkan dalam rangka mengurangi kemiskinan melalui konsep pembangunan partisipatif dengan melibatkan masyarakat, dimana masyarakat umumnya bukan saja sebagai objek tetapi sekaligus sebagai subyek pembangunan, sehingga nuansa yang dikembangkan dalam perencanaan pembangunan benar-benar tumbuh dari masyarakat sendiri (Bottom-up).

Pemerintah menanggulangi masalah kemiskinan dengan berbagai program seperti PKH, Bantuan Sosial, PNPM dan beberapa program lain. Pemerintah pun menerbitkan Undang-undang untuk mengeluarkan dana tanggung jawab sosial perusahaan dalam rangka mengatasi permasalahan sosial seperti kemiskinan, kesehatan dan kesejahteraan lainnya yang biasa disebut Corporate Social

Responsibility (CSR).

Program CSR atau Community Development yang dilakukan oleh pihak swasta dapat berupa kemitraan, pendampingan, pemberian pinjaman lunak pada kelompok usaha kecil dan menengah, pelatihan kewirausahaan, pelatihan keterampilan kerja, pembinaan kelompok tani, pemberian beasiswa dan lain sebagainya. Dari beberapa program tersebut diharapkan dapat membantu masyarakat mencapai kondisi sosial ekonomi yang lebih baik sehingga dapat mengurangi tingkat kemiskinan di masyarakat.


(16)

Pada dasarnya tuntutan masyarakat dari program CSR ini adalah peningkatan kesejahteraan, hal ini dapat diterjemahkan dengan adanya peningkatan pertumbuhan dan pemerataan (growth and equity). Dalam hal ini dapat diartikan sebagai adanya peningkatan laju investasi, pemberdayaan ekonomi pedesaan, muncul wirausaha baru dipedesaan, peningkatan lapangan kerja, serta pemerataan pendapatan dan kualitas akses bagi masyarakat.

Keberadaan CSR dari Shafira Corporation berupa Shafira Foundation dalam salah satu programnya adalah membantu memberdayakan para perempuan-perempuan tingkat ekonomi menengah ke bawah yang memiliki kegiatan usaha. Kegiatan usaha yang mereka jalani cenderung hanya untuk mengisi waktu luang saja dan hanya sebagai tambahan untuk kebutuhan dapur, bukan dijadikan sebagai sebuah kegiatan wirausaha yang serius untuk meningkatkan taraf ekonomi keluarganya. Dengan adanya program dari Shafira Foundation ini diharapkan kegiatan usaha yang dilakukan oleh ibu-ibu dapat semakin berkembang dan menjadi kegiatan usaha yang dapat membantu kondisi ekonomi di lingkungan keluarganya.

Melihat realitas yang ada saat ini, perempuan masih dianggap sebagai warga kelas dua, artinya mereka dianggap sebagai kaum lemah yang tidak memiliki kemampuan lebih dibandingkan dengan kaum lelaki. Perempuan dianggap sebagai orang yang tidak memiliki tingkat pendidikan tinggi serta keterampilan yang tidak mumpuni ketika mereka masuk ke dunia kerja.

Permasalahan yang terjadi selanjutnya yaitu para mitra binaan yang memiliki kegiatan usaha tidak memiliki pengetahuan dan motivasi yang lebih dalam rangka mengembangkan usaha yang dimiliki nya agar dapat membantu perekonomian keluarga, kondisi yang ada saat ini yaitu mereka hanya menjalankan usaha sekedarnya karena yang terpenting bagi mereka saat ini adalah setiap harinya ada pemasukan untuk kebutuhan dapurnya.

Program yang dilakukan oleh Shafira Foundation dalam hal ini adalah melakukan pendampingan berupa pemberian bekal tentang managemen wirausaha, pembukuan kegiatan usaha, inovasi produk pemasaran dan lain-lain dalam rangka meningkatkan omset, pemahaman tentang pengaturan keuangan


(17)

keluarga dan pemahaman agama serta memberikan pinjaman modal lunak bagi mereka yang memang membutuhkan tambahan modal untuk meningkatkan kondisi usahanya.

Pemberian bantuan pinjaman modal atau bantuan modal usaha merupakan langkah usaha sebagai salah satu cara memperluas seseorang untuk bekerja, berusaha dan mengaktualisasikan potensi produksinya. Pemberian pinjaman modal usaha ini harapannya adalah mereka bisa keluar dari kemiskinan seiring dengan adanya peningkatan pendapatan. Jenis-jenis usaha yang dilakukan oleh kaum perempuan sebagai peserta binaan dengan tingkat ekonomi menengah kebawah ini seperti perdagangan, pengolahan makanan industri berteknologi rendah, konveksi, dan jasa.

Pendampingan dilakukan untuk mengawal atau memonitoring penggunaan bantuan pinjaman agar digunakan sebagaimana mestinya untuk mengembangkan usaha yang sudah dijalankannya. Pendampingan dilakukan dalam rangka meningkatkan kapasitas sumber daya manusia berupa pemberian motivasi kelompok dalam menjalankan usaha, pelatihan pembukuan dan perhitungan akuntansi sederhana usaha, inovasi produk, cara memperluas pasar, latihan membaca bagi yang buta huruf, gender, dan partisipasi terhadap lingkungan masyarakat. Akan tetapi kegiatan pendampingan yang lebih ditekankan adalah pada motivasi usaha, pembukuan dan akuntansi sederhana, inovasi produk dan cara memperluas pasar dalam rangka pengembangan kegiatan usahanya. Kegiatan pendampingan ini dilakukan oleh para field officer yang rutin datang dalam kelompok masyarakat tersebut setiap satu minggu satu kali untuk memberikan materi. Pendampingan yang dilakukan oleh para field officer Shafira Foundation ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Ife (2008, hlm. 558) yaitu sebagai motivator, fasilitator, pendidik, perwakilan masyarakat dan peran-peran teknis.

Kegiatan pendampingan dilakukan sesuai dengan kesepakatan dan kesiapan antara field officer dengan mitra binaan. Mitra binaan merupakan orang dewasa antara usia 20 – 60 tahun sehingga mereka memiliki pengalaman dan kesibukan yang berbeda-beda. Kesepakatan antara pendamping dengan mitra binaan dilakukan karena mengacu pada proses pembelajaran orang dewasa, bahwasanya


(18)

pembelajaran pada orang dewasa dapat berjalan efektif ketika peserta didik memiliki kesiapan untuk belajar.

Seorang pendamping (field officer) bukan hanya sekedar orang yang mampu berada di depan para kelompok binaan yang sedang diberikan materi pembelajaran berkaitan dengan kewirausahaan dan kemudian membekali mereka dengan sejumlah informasi tertentu, akan tetapi jauh lebih penting dari itu, seorang field officer (pendamping) dituntut untuk mengelola kegiatan pendampingan dengan menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran orang dewasa. Sehingga diharapkan peserta program dapat mengikuti pembelajaran dengan efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Peserta program LKM Kewirausahaan dari Shafira Foundation ini memiliki berbagai macam latar belakang pendidikan, motivasi, kegiatan usaha, dan juga usia yang berbeda. Menghadapi peserta dengan berbagai macam karakteristik tentunya menuntut kemampuan dan keterampilan field officer untuk mengelola kegiatan pembelajaran sesuai dengan berbagai macam karakteristik tersebut.

Pentingnya kegiatan pendampingan pada program LKM Kewirausahaan Shafira Foundation yaitu kualitas pengelolaan pembelajaran dan pemahaman mengenai managemen serta inovasi dalam kegiatan usaha merupakan komponen yang sangat penting diperhatikan agar tujuan pendampingan program dapat dicapai secara optimal. Berkaitan dengan hal tersebut perlu diteliti tentang pengelolaan pembelajaran/pendampingan program dengan menggunakan pendekatan andragogi terutama dalam penerapan prinsip-prinsip andragogi dalam kegaitan pembelajarannya.

Berdasarkan apa yang sudah dijelaskan dalam latar belakang ini berkaitan dengan salah satu cara dalam rangka pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh pihak swasta yang dalam hal ini dilakukan oleh CSR Shafira Corporation melalui Shafira Foundation dengan program LKM Kewirausahaan, dimana sasaran utamanya adalah perempuan tingkat ekonomi menengah ke bawah yang memiliki kegiatan usaha untuk dikembangkan melalui bantuan pinjaman modal serta adanya pendampingan yang dilakukan oleh para field officer, dengan ini penulis


(19)

mengangkat penelitian yang berjudul “Studi Pendampingan Dengan Pendekatan Andragogi Dalam Meningkatkan Perilaku Berwirausaha

B. Identifikasi Masalah

Keberhasilan usaha seseorang dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal, faktor internal diantaranya adalah kemauan, sikap dan perilaku mitra binaan sebagai perempuan yang menjalankan kegiatan wirausaha kecil dan menengah, kemampuan usaha dan juga kelemahan yang dimilikinya, sedangkan faktor eksternal dalam hal ini diantaranya adalah kesempatan dan peluang, bantuan pinjaman modal, dan pendampingan oleh field officer.

Berdasarkan latar belakang masalah yang diungkapkan dapat diidentifikasi masalah yang dihadapi adalah:

1. Kondisi para mitra binaan yang merupakan ekonomi menengah ke bawah memiliki keterbatasan modal dalam rangka mengembangkan usahanya; 2. Terbatasnya pengetahuan para mitra binaan tentang pengembangan usaha,

sehingga para mitra binaan tidak mengetahui bagaimana mengelola usaha yang mereka jalankan agar selalu berkembang;

3. Daya dukung pemerintah setempat yang cukup baik dalam rangka membantu para warga nya untuk maju, akan tetapi tidak ada orang-orang yang membantu untuk menggerakan dan memberikan pengetahuan berkaitan dengan pengembangan bisnis usaha kecil.

4. Kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh mitra binaan yang mayoritas merupakan pedagang kecil, hanya berpikir untuk sekedar menjalankan usahanya saja tanpa memikirkan untuk mengebangkan usahanya sehingga dapat membantu ekonomi di dalam keluarganya menjadi lebih baik.

5. Karakteristik mitra binaan berdasarkan usia berbeda-beda, yaitu pada rentang usia 20-60 tahun serta latar belakang pendidikan yang berbeda-beda pula akan tetapi sebagian besar pendidikan mitra binaan hanya sampai pada Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan usaha yang dijalankan oleh mitra binaan pun berbeda-beda. Dalam rangka meningkatkan pengetahuan, keterampilan, keahlian serta pembentukan karakter wirausaha mitra binaan


(20)

melalui pendampingan ini, metode pembelajaran orang dewasa (andragogi) akan sangat tepat digunakan.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan pada latar belakang dan identifikasi masalah, maka dirumuskan

masalah penelitian sebagai berikut: “Bagaimana pendampingan dengan

pendekatan andragogi dalam meningkatkan perilaku berwirausaha mitra binaan pada program LKMK Shafira Foundation ?”

Dari uraian di atas, batasan masalah penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana langkah-langkah pendampingan dengan pendekatan andragogi dalam meningkatkan perilaku berwirausaha mitra binaan ?

2. Bagaimana penerapan prinsip andragogi dalam meningkatkan perilaku berwirausaha mitra binaan melalui pendampingan ?

3. Bagaimana perubahan perilaku berwirausaha mitra binaan melalui pendampingan dengan pendekatan andragogi ?

D. Tujuan Penelitian

Dari rumusan penelitian di atas, tujuan penelitiannya adalah sebagai berikut: 1. Untuk memperoleh data tentang langkah-langkah pendampingan dengan

pendekatan andragogi dalam meningkatkan perilaku berwirausaha mitra binaan;

2. Untuk memperoleh data tentang penerapan prinsip andragogi dalam meningkatkan perilaku berwirausaha mitra binaan melalui pendampingan; 3. Untuk memperoleh data tentang perubahan perilaku mitra binaan melalui

pendampingan dengan pendekatan andragogi.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memiliki dua manfaat, yaitu manfaat secara akademis dan manfaat secara praktis.


(21)

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan keilmuan terutama dalam kajian-kajian pendidikan Nonformal khususnya pada bidang pendampingan dan pemberdayaan masyarakat. Penelitian ini juga diharapkan dapat memperkaya pengetahuan dalam peningkatan ekonomi kecil di masyarakat khususnya dalam pendampingan program, bantuan modal usaha, dan perilaku wirausaha masyarakat dalam rangka mengentaskan kemiskinan di masyarakat melalui kegiatan kewirausahaan.

2. Secara Praktis

a. Memberikan sumbangan nyata mengenai ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan kewirausahaan, pemberdayaan ekonomi masyarakat, pendampingan atau pembimbingan usaha dalam rangka meningkatkan pendapatan pada perempuan wirausaha di pedesaan dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah

b. Meningkatkan wawasan dan kemampuan penelitian untuk peneliti lebih lanjut, khususnya pada kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat, kewirausahaan dan pendampingan program kewirausahaan.

F. Struktur Organisasi Tesis

BAB I : Pendahuluan, dimana didalamnya membahas latar belakang masalah, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, paradigm penelitian, hipotesis penelitian, metodologi penelitian dan struktur organisasi tesis.

BAB II : Kajian pustaka, Kerangka Pemikiran yang berisi mengenai

konsep/teori/dalil/hukun dan turunannya dalam bidang yang dikaji, penelitian terdahulu yang relevan dengan bidang yang diteliti termasuk prosedur, subjek dan temuannya,

BAB III : Metode penelitian yang berisi penjabaran mengenai: lokasi dan


(22)

variabel. Uji validitas dan reliabilitas, prosedur pengumpulan data dan teknik pengolahan dan analisis data.

BAB IV : Hasil penelitian dan pembahasan terdiri dari pengolahan data

analisis data untuk menghasilkan temuan, serta pembahasan dan analisis temuan


(23)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitian menurut Sugiyono (2008, hlm. 2) pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian yang menggunakan cara ilmiah ini diharapkan data yang didapat adalah data yang obyektif, valid dan reliable. Metode penelitian bertujuan untuk mendapatkan data yang lebih lengkap.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif studi kasus. Penelitian deskriptif dikemukakan oleh Subana dan Sudrajat (2005, hlm. 89) yaitu menuturkan dan menafsirkan data yang berkenaan dengan fakta, keadaan, variabel dan fenomena yang terjadi saat penelitian berlangsung dan menyajikannya secara apa adanya. Pada penelitian deskriptif peneliti tidak melakukan pengontrolan keadaan saat penelitian berlangsung, seperti pemberian treatment dan control terhadap variabel luar.

Menurut Surakhmad (1994, hlm. 139) metode deskriptif adalah menurutkan dan menafsirkan data yang ada, misalnya tentang situasi yang dialami satu hubungan, kegiatan, pandangan, sikap yang nampak, atau tentang suatu proses yang sedang berlangsung, pengaruh yang sedang bekerja, kelainan yang muncul, kecenderungan yang Nampak, pertentangan yang meruncing dna sebagainya.

Penggunaan metode deskriptif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu masalah yang ada pada masa sekarang mengenai realitas sosial yang sebenarnya. Penggunaan metode deskriptif digunakan dalam rangka mendeskripsikan atau menggambarkan tentang pendampingan wirausaha kepada para mitra binaan Shafira Foundation dengan pendekatan andragogi dalam meningkatkan perilaku berwirausaha para mitra binaan.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan dengan alasan peneliti ingin mengkaji secara


(24)

lebih mendalam tentang pendampingan program kewirausahaan berbasis andragogy. Penelitian kualitatif menurut Creswell (2012, hlm. 4) yaitu:

Penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang – oleh sejumlah individu atau sekelompok orang – dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Proses penelitian kualitatif ini melibatkan upaya-upaya penting, seperti mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-prosedur, mengumpulkan data yang spesifik dari para partisipan, menganalisis dara secara induktif mulai dari tema-tema yang khusus ke tema-tema umum, dan menafsirkan makna data. Laporan akhir untuk penelitian ini memiliki struktur atau kerangka yang fleksibel. Siapa pun yang terlibat dalam bentuk penelitian ini harus menerapkan cara pandang penelitian yang bergaya induktif, berfokus terhadap makna individual, dan menerjemahkan kompleksitas suatu persoalan (adaptasi dari Creswell, 2007).

Pendekatan kualitatif digunakan dalam rangka menggali kondisi di lapangan melalui pengamatan yang akurat. Penelitian ini dilakukan untuk melakukan studi terhadap situasi yang terjadi pada individu-individu secara mendalam dan menyeluruh mengenai proses pendampingan dengan berbasis pendidikan orang dewasa yang diterapkan pada program LKM Kewirausahaan mitra binaan Shafira Foundation di Kabupaten Bandung.

Dalam penelitian ini peneliti ingin memperoleh gambaran yang rinci dan mendalam serta keseluruhan fakta tentang proses pendampingan program kewirausahaan dengan pendekatan andragogi pada LKM Kewirausahaan Shafira Foundation dalam meningkatkan perilaku berwirausaha. Pada penelitian tentang proses pendampingan akan melihat kegiatan fasilitator (field officer), pengelola (manager operasional), dan mitra belajar.

2. Desain Penelitian

Penelitian ini pada hakekatnya ingin mengungkapkan secara mendalam bagaimana pendampingan yang dilakukan oleh field officer, penggunaan pendekatan andragogi dalam kegiatan pembelajaran, dan perubahan perilaku berwirausaha yang terjadi pada mitra binaan Shafira Foundation setelah adanya kegiatan pendampingan.

Penelitian ini diawali dengan melihat kondsi objektif pendampingan program kewirausahaan yang dilakukan oleh Shafira Foundation. Dalam rangka


(25)

memperoleh data dari informan peneliti menggunakan pengambilan data berdasarkan data primer dan sekunder. Informasi untuk mengetahui langkah-langkah pendampingan dengan pendekatan andragogi dalam meningkatkan perilaku berwirausaha. Informasi untuk mengetahui penerapan prinsip andragogi pada pendampingan program LKM Kewirausahaan dalam meningkatkan perilaku berwirausaha. Dan informasi untuk mengetahui perubahan perilaku mitra binaan pada pendampingan program LKM kewirausahaan dengan pendekatan andragogi dalam meningkatkan perilaku berwirausaha. Data-data tersebut di dapatkan melalui wawancara, dan observasi baik itu dari pendamping, manager operasional dan juga mitra binaan Shafira Foundation.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Kabupaten Bandung, hal ini dikarenakan sebagian besar mitra binaan dari program LKM Kewirausahaan Shafira Foundation berada di wilayah Kabupaten Bandung yang berjumlah lebih dari 35 kelompok binaan.

Pada penelitian kualitatif, peneliti memasuki situasi sosial tertentu, melakukan observasi dan wawancara kepada orang-orang yang dipandang tahu tentang situasi sosial dalam penelitian. Penentuan subjek dalam penelitian ditentukan secara purposive, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu. pertimbangan tertentu ini, misalnya responden dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin responden dianggap sebagai orang yang mumpuni akan memudahkan peneliti menjelajahi objek/situasi sosial yang diteliti.

Menurut Spradley dalam Sugiyono (2008, hlm. 221) mengemukakan bahwa, situasi sosial untuk sampel awal sangat disarankan suatu situasi sosial yang didalamnya menjaid semacam muara dari banyak domain lainnya. Selanjutnya dinyataka bahwa, sampel sebagai sumber data atau sebagai informan sebaiknya yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Mereka menguasai atau memahami sesuatu melalui proses enkulturasi, sehingga sesuatu itu bukan sekedar diketahui, tetapi juga dihayati;


(26)

2. Mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat pada kegiatan yang tengah diteliti;

3. Mereka yang mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi; 4. Mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil “kemasanya”

sendiri;

5. Mereka yang pada mulanya tergolong “cukup asing” dengan peneliti sehingga lebih menggairahkan untuk dijadikan semacam guru atau narasumber.

Subjek kajian pada penelitian ini adalah menager operasional, pendamping (field officer), mitra binaan dan keluarga mitra binaan pada program Lembaga Keuangan Mikro Kewirausahaan Shafira Foundation. Mengacu pada apa yang sudah diungkapkan di atas mengenai penentuan kriteria subjek penelitian pada penelitian pendampingan dengan pendekatan andragogi dalam meningkatkan perilaku berwirausaha mitra binaan yaitu 2 (dua) orang karyawan Shafira Foundation yaitu 1 (satu) orang manager operasional, dan 1 (satu) orang field

officer, selanjutnya 3 (tiga) orang mitra binaan dan 1 (satu) orang suami mitra

binaan.

Pemilihan dari para informan yang dijadikan sebagai subjek penelitian ini adalah bahwa manager atau pengelola pada program LKM Kewirausahaan Shafira Foundation hanya berjumlah 1 (satu) orang, sehingga tidak ada pilihan lain. Selanjutnya untuk pemilihan pendamping didasarkan pada masukan dari informan kunci dilihat dari kelebihan yang dimiliki oleh pendamping pada saat melakukan pendampingan kepada mitra binaan. Sedangkan pemilihan mitra binaan dipilih dari mitra binaan yang aktif, berkembang dalam hal usaha dan pengetahuan berwirausaha, dan sudah lama mengikuti program LKM Kewirausahaan Shafira Foundation. 1 orang suami mitra binaan yang selalu mendukung istrinya dan aktif memberikan masukan selama kegiatan pendampingan berlangsung, Sehingga keseluruhan subjek penelitian berjumlah 6 orang. untuk keperluan triangulasi peneliti menetapkan informan yaitu manager operasional yang melaksanakan monitoring pendampingan LKM Kewirausahaan Shafira Foundation dan peserta pendampingan dengan harapan dapat memberikan informasi yang berkaitan


(27)

dengan penelitian ini sehingga data yang diperoleh lengkap, objektif, terperinci, akurat dan terpercaya.

Penelitian ini berlokasi di Kabupaten Bandung , hal ini dikarenakan sebagian besar kelompok binaan dari program LKM Kewirausahaan Shafira Foundation berada di wilayah Kabupaten Bandung terutama wilayah Rancaekek dengan jumlah kelompok lebih dari 35 kelompok binaan.

C. Definisi Operasional

Definisi operasional dimaksudkan untuk menjelaskan makna variabel yang sedang diteliti. berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, beberapa istilah atau definisi operasional dalam penelitian perlu dijelaskan agar tidak menimbulkan kesalahan pengertian. Berikut penjabaran tentang definisi operasional:

1. Pendampingan

Pendamping berasal dari kata “Damping” yang berarti sejajar (tidak ada kata

atasan atau bawahan). Pendampingan pada dasarnya merupakan upaya untuk menyertakan masyarakat dalam pengembangan berbagai potensi yang dimiliki sehingga mampu mencapai kualitas kehidupan yang lebih baik. Pendampingan dapat diartikan juga sebagai bantuan dari pihak luar, baik bagi perorangan ataupun kelompok untuk menumbuhkan kesadaran dalam rangka pemenuhan kebutuhan dan pemecahan permasalahan. Pendampingan diupayakan dalam rangka menumbuhkan keberdayaan dan keswadayaan agar masyarakat yang didampingi dapat hidup secara mandiri.

Suharto (2010, hlm. 93) mengungkapkan pendampingan merupakan strategi yang sangat menentukan keberhasilan program pemberdayaan masyarakat. Pendamping sosial berpusat pada empat bidang tugas dan fungsi, yaitu: pemungkinan (enabling) atau fasilitasi, penguatan (empowering), perlindungan (protecting), dan pendukung (supporting).

Yang dimaksud pendamping pada penelitian ini adalah karyawan Shafira Foundation atau disebut juga sebagai field officer yang mendampingi dan memberikan pembelajaran kepada mitra binaan berkaitan dengan pengembangan


(28)

usaha para mitra binaan agar usahanya terus berkembang, memiliki tambahan pengetahuan, membantu ekonomi keluarga dan hidup mandiri. Pendampingan dilakukan setiap satu minggu satu kali selama 1 tahun yang dibagi menjadi 2 periode, periode pertama dilakukan dalam waktu satu semester atau 6 (enam) bulan dan periode kedua pun dilakukan selama 6 (enam) bulan.

2. Andragogi

Pendidikan orang dewasa atau biasa dikenal dengan andragogi dirumuskan sebagai proses yang menumbuhkan keinginan untuk bertanya dan belajar secara berkelanjutan sepanjang hidup. Belajar bagi orang dewasa berhubungan dengan bagaimana mengarahkan diri sendiri untuk bertanya dan mencari jawabannya sendiri. Penelitian mengacu pada apa yang diungkapkan oleh Knowless, dimana andragogi adalah teori belajar yang tepat untuk orang dewasa. Pendidikan orang dewasa lebih mengarahkan terhadap pengalaman dan kebutuhan belajar mitra binaan LKM Kewirausahaan Shafira Foundation. Konsepsi pokok andragogi adalah sebagai berikut: (1) orang dewasa memeiliki keingintahuan terhadap sesuatu; (2) orang dewasa memiliki konsep diri; (3) orang dewasa memiliki akumulasi pengalaman yang dapat diintegrasikan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapinya; (4) motivasi dalam diri; (5) kesiapan untuk belajar; (6) orientasi untuk belajar; dan (7) suasana pembelajaran yang menyenangkan.

Orang dewasa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah para mitra binaan yang mengikuti program LKM Kewirusahaan Shafira Foundation dengan kategori ibu-ibu rumah tangga yang memiliki kegiatan usaha yang sudah berjalan dengan rentang usia antara 20 – 55 tahun, dengan berbagai pengalaman yang dimilikinya terutama dalam hal berwirausaha, para field officer membantu memberikan pendampingan kepada para mitra binaan agar adanya peningkatan perubahan perilaku berwirausaha mitra binaan dalam meningkatkan kemandirian serta ekonomi dalam keluarganya. Pembelajaran yang dilakukan oleh filed officer selalu menghubungkan materi pembelajaran dengan pengalaman para mitra binaan agar dirasakan langsung dan dapat langsung diaplikasikan dalam kegiatan usaha sehari-hari mitra binaan.


(29)

Langkah-langkah yang dilakukan oleh field officer dalam rangka membantu para mitra binaan belajar tentang pengembangan usaha melalui pendekatan andragogi dalam setiap pertemuannya, yaitu sebagai berikut: 1) menciptakan iklim belajar yang kondusif agar mitra binaan merasa nyaman dan merasa dihargai ketika pembelajaran berlangsung; 2) merencanakan kegiatan secara bersama antara field officer dengan mitra binaan; 3) mengidentifikasi minat dan kebutuhan; 4) merumuskan tujuan belajar; 5) merancang kegiatan belajar; 6) melaksanakan kegiatan belajar; dan 7) mengevaluasi hasil belajar (menilai kembali pemenuhan minat dan kebutuhan).

3. Perilaku Berwirausaha

Perilaku menurut Notoadmojo (2007, hlm. 13) adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan, yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. Perilaku sangat menentukan tingkat kesuksesan atau keberhasilan seseorang dalam melakukan segala kegiatan dalam rangka peningkatan tarah hidupnya. Sikap dalam berwirausaha merupakan kecenderungan untuk beraksi secara efektif dalam menangani resiko yang akan dihadapi dalam bisnis.

Perilaku berwirausaha yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perilaku berwirausaha mitra binaan yang memiliki berbagai jenis usaha kecil. Perilaku terpenting bagi mitra binaan sebagai wirausahawan kecil yaitu memiliki sifat bekerja keras dan berkorban, memusatkan segala daya dan berani mengambil resiko untuk mewujudkan gagasannya dalam rangka mengembangkan usahanya. Perubahan perilaku berwirausaha mitra binaan dapat dirubah dengan memberikan berbagai macam pengetahuan yang menurut para mitra binaan baru dalam pengelolaan usaha, memberikan motivasi dengan memberikan inspirasi dari orang-orang yang sudah sukses dalam mengembangkan usaha sehingga dapat meningkatkan perilaku berwirausaha dan peningkatan penghasilan mitra binaan LKM Kewirausahaan Shafira Foundation.


(30)

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menurut Sugiyono (2008, hlm. 224) merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian yaitu mendapatkan data. Pada dasarnya penelitian jika tidak memperhatikan teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

Penelitian ini bermaksud untuk mengungkap data tentang pendampingan dengan pendekatan andragogi dalam meningkatkan perilaku berwirausaha mitra binaan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara menurut Sugiyono (2008, hlm. 231) merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi secara langsung dari sumber nya (Riduwan; 2013, hlm. 102).

Wawancara dilakukan melalui pertanyaan terbuka agar data yang didapatkan lebih mendalam serta mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam. Pada penelitian ini yang menjadi interviewee adalah manager operasional, Pendamping (field officer), mitra binaan dan keluarga dari mitra binaan LKM Kewirausahaan untuk mengetahui pendampingan dengan pendekatan andragogi dalam meningkatkan perilaku berwirausaha mitra binaan.

2. Observasi

Menurut Creswell (2012, hlm. 267) observasi dalam penelitian kualitatif merupakan observasi dimana peneliti langsung turun ke lapangan untuk mengamati perilaku dan aktivitas individu-individu di lokasi penelitian. Observasi merupakan kegiatan peneliti untuk mengumpulkan data dengan mengamati atau terlibat secara aktif di dalamnya. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.


(31)

Observasi dilakukan oleh peneliti dengan mengamati secara langsung kegiatan pendampingan yang dilakukan oleh field officer kepada mitra binaan dalam rangka memberikan pemahaman tentang pengembangan usaha sederhana. Peneliti menggunakan instrument berupa pedoman observasi untuk mempermudah dalam melakukan observasi.

Observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh field officer dan mitra binaan pada saat pertemuan berlangsung yang dilaksanakan selama kurun waktu 4 (empat) bulan, dari bulan November 2014 – Maret 2015. Observasi yang dilakukan yaitu dengan mengamati secara langsung dan ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan oleh pendamping baik itu ketika menyiapkan tools yang diperlukan ketika akan memulai pendampingan maupun ketika pendampingan berlangsung. Salah satu kegiatan pendampingan yang dilakukan oleh field officer adalah berkunjung langsung melihat kondisi usaha yang dilakukan oleh mitra binaannya. Alat yang digunakan pada saat observasi yaitu pedoman observasi dan kamera.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Hasil penelitian akan lebih kredibel jika didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada. Studi dokumentasi merupakan cara pengumpulan data melalui studi-studi terdahulu seperti arsip, pendapat, teori-teori, dalil, hukum dan lain-lain.

Studi dokumentasi pada penelitian ini adalah seluruh dokumen yang berhubungan dengan judul penelitian yaitu pendampingan dengan pendekatan andragogi dalam meningkatkan perilaku berwirausaha mitra binaan.

4. Triangulasi

Triangulasi menurut Sugiyono (2008, hlm. 241) diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Triangulasi bertujuan untuk mengumpulkan data sekaligus menguji kredibilitas data yang diteliti dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data. Tujuan penelitian


(32)

kualitatif memang bukan semata-mata mencari kebenaran, tetapi lebih pada pemahaman subyek terhadap dunia sekitarnya.

Triangulasi ini selain digunakan untuk mengecek kebenaran data juga dilakukan untuk memperkaya data. Triangulasi juga dapat berguna untuk menyelidiki validitas tafsiran terhadap data, karena triangulasi bersifat reflektif. Triangulasi pada penelitian ini menggunakan tirangulasi teknik dan sumber pengumpulan data.

Triangulasi teknik pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda kepada setiap field officer, mitra binaan dan manager operasional melalui observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama. Sedangkan triangulasi sumber dilakukan dengan membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan satu informasi yang diperoleh dari setiap obyek penelitian. Adapun untuk mencapai kepercayaan itu, maka ditempuh langkah sebagai berikut:

a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara

b. Membandingkan apa yang dikatakan field officer, mitra binaan, manager operasional dan keluarga mitra binaan.

c. Membandingkan apa yang dikatakan subyek penelitian tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

E. Proses Pengembangan Instrument

Instrument penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Penelitian kualitatif dapat berupa gambar, kata, dan atau benda lainnya yang tidak berupa angka. Penelitian kualitatif pada prinsipnya yang menjadi instrument penelitian atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Syarat utama instrument yang baik adalah valid dan reliable. Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang

dapat dilaporakan oleh peneliti, artinya data yang dilaporakan oleh peneliti “tidak berbeda” dengan data yang terjadi pada objek penelitian. Sedangkan reliabilitas


(33)

Instrument pada penelitian kualitatif berupa format wawancara dan observasi, format wawancara dan observasi yang disusun merupakan hasil kajian teoritik tentang substansi yang akan diteliti. Penarikan kesimpulan hasil penelitian dipengaruhi oleh kesesuaian dan keabsahan data penelitian. Data dalam penelitian dikumpulkan melalui bantuan instrument penelitian. Oleh sebab itu kemampuan instrument dalam mengungkap data penelitian yang dituju menjadi pertimbangan yang penting.

Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2008, hlm. 270) meliputi uji credibility (validitas internal), transferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas), dan confirmability (obyektivitas). Berikut ini adalah penjelasannya:

1. Uji kredibilitas

Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negative dan membercheck.

2. Uji transferabilitas

Uji transferability ini merupakan validitas eksternal dalam penelitian kualitatif. Validitas eksternal menunjukan derajad ketepatan atau hasil penelitian dapat diterapkan ke populasi di mana sampel tersebut diambil. Nilai transfer ini berkenaan dengan pertanyaan, hingga mana hasil penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain. Oleh karena itu, supaya orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti dalam membuat laporannya harus memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya.

3. Uji depenabilitas

Uji dependability dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Jika peneliti tidak mempunyai dan tidak dapat menunjukan jejak aktivitas kegiatan penelitian di lapangannya maka depenabilitas penelitiannya patut diragukan.


(34)

4. Uji konfirmabilitas

Uji konfirmability dalam penelitian kualitatif mirip dengan uji dependability, sehingga pengujiannya dapat dilakukan bersama-sama. Dengan menguji konfirmability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar konfirmability. Dalam penelitian, jangan sampai proses tidak ada, tetapi hasilnya ada.

F. Analisis Data

Menurut Bogdan dalam Sugiyono (2008, hlm. 244) analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga mudah difahami, dan temuanya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data menurut Creswell (2012, hlm. 274) adalah sebagai berikut:

Analisis data merupakan proses berkelanjutan yang membutuhkan refleksi terus-menerus terhadap data, mengajukan pertanyaan-pertanyaan analitis, dan menulis catatan singkat sepanjang penelitian. Analisis data kualitatif bisa saja melibatkan proses pengunpulan data, interpretasi, dan pelaporan hasil secara serentak dan bersama-sama.

Miles and Huberman dalam Sugiyono (2008, hlm. 246) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas,sehingga datanya jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, and conclusion

drawing/verification.

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data adalah membuat abstraksi atau merangkum data dalam suatu laporan yang lebih sistematis yang difokuskan pada hal-hal yang inti atau penting. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya kembali bila diperlukan. Reduksi data merupakan bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi dara sedemikian rupa sehingga dapat ditarik kesimpulan finalnya.


(35)

Dalam hal ini, peneliti menemukan komponen-komponen yang terdapat pada pertanyaan penelitian yaitu langkah-langkah pendampingan dengan pendekatan andragogy dalam meningkatkan perilaku berwirausaha mitra binaan, penerapan prinsip andragogy dalam meningkatkan perilaku berwirausaha mitra binaan melalui pendampingan, serta perubahan perilaku mitra binaan melalui pendampingan.

2. Display Data (Data Display)

Display data dilakukan untuk mempermudah melihat gambaran penelitian secara menyeluruh atau bagian-bagian tertentu dari hasil penelitian. Penyajian data berfungsi untuk melihat data yang lebih terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan mudah di fahami. Pada penelitian kualitatif data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,

flowchart dan sejenisnya.

Pada penelitian ini setelah data-data didapatkan, maka peneliti melakukan kategorisasi dan klasifikasi agar lebih berurutan dan sistematis berkaitan dengan pendampingan yang dilakukan oleh field officer kepada mitra binaan dalam rangka perubahan perilaku berwirausaha mitra binaan. Data yang diperoleh ini disajikan peneliti dengan cara memisahkan indikator yang satu dengan yang lainnya agar pembahasan yang diungkapkan dapat tersusun dengan baik.

3. Kesimpulan (Conclusion)

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang sudah dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bawha masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan. Kesimpulan merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.

Proses atau langkah aktivitas analisis yang dilakukan dalam penelitian kualitatif dapat digambarkan sebagai berikut:


(36)

Gambar 3.1. Komponen dalam analisis data (interactive model) Sumber: Miles and Huberman (Sugiyono, 2008, hlm. 247)

Data Collection

Data Reduction

Data Display

Conclusions: Drawing/verifying


(37)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dalam menganalisis pendampingan dengan pendekatan andragogi dalam meningkatkan perilaku berwirausaha pada program LKM Kewirausahaan Shafira Foundation, didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara umum langkah-langkah pendampingan dengan pendekatan andragogi yang dilakukan oleh Shafira Foundation melalui program Lembaga Keuangan Mikro Kewirausahaan terhadap mitra binaan berjalan dengan baik. Sistem pendampingan yang dilakukan dengan langkah memfasilitasi mitra binaan sesuai dengan kebutuhan mitra binaan, yaitu dengan cara pemberian pinjaman modal dan materi-materi yang sesuai dengan kondisi usaha mitra binaan. Langkah selanjutnya yaitu langkah motivasi, yaitu dengan memberikan motivasi kepada mitra binaan agar selalu bersemangat berwirausaha. Dan langkah selanjutnya yaitu langkah katalisasi, yaitu dengan menghubungkan mitra binaan dengan pasar yang lebih luas dalam rangka membantu meningkatkan penghasilan mitra binaan.

2. Penerapan prinsip andragogi pada kegiatan pendampingan dilakukan dengan cara membimbing, membantu dan mengarahkan mitra binaan sebagai seorang dewasa untuk menemukan pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam memecahkan permasalahan yang dihadapinya. Keberhasilan pendampingan dapat dilihat dari pendekatan penyampaian materi yang digunakan ketika pertemuan berlangsung. Upaya yang dilakukan dalam rangka memperkuat kegiatan pendampingan yaitu dengan cara menciptakan iklim belajar yang kondusif sesuai dengan karakteristik orang dewasa, menyampaikan tujuan belajar, materi-materi yang diberikan disesuaikan dengan kondisi dan pengalaman peserta, mitra binaan di dorong agar lebih aktif ketika pertemuan berlangsung, metoda dan strategi pembelajaran serta media yang digunakan disesuaikan dengan karakteristik peserta, dan adanya evaluasi dalam rangka


(38)

perbaikan baik itu dalam program pendampingan ataupun kondisi usaha para mitra binaan.

3. Pendamping dalam setiap pertemuannya membangkitkan semangat kepada para mitra binaan agar dapat lebih percaya diri dalam berwirausaha dengan memberikan chalange agar usaha mitra binaan dapat lebih meningkat. Selama kegiatan pendampingan berlangsung mitra binaan menjadi orang yang lebih bekerja keras dengan memiliki target yang harus dicapai setiap harinya dan ingin selalu menambah kapasitas usaha yang dimilikinya. Mitra binaan berani mengambil resiko dengan mencoba menambah jenis usaha agar dapat meningkatkan jumlah konsumen. Meskipun usaha yang dijalankannya masih sangat kecil tapi diperlukan mitra binaan yang mampu mengelola dan memimpin usahanya dengan baik agar apa pun yang terjadi baik itu dalam pengelolaan keuangan atau pun pengambilan keputusan ketika terjadi sesuatu pad ausahanya dapat di manage dengan tepat. Mitra binaan pun mulai jeli melihat peluang-peluang yang ada di lingkungan sekitarnya dengan berfikir lebih kreatif dan inovatif, hal ini dilakukan guna masa depannya kelak baik itu bagi keluarganya ataupun bagi anak-anaknya kelak.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, penulis menyampaikan rekomendasi sebagai berikut:

1. Shafira Foundation

Sebagai pengelola program LKM kewirausahaan, peningkatan mutu sumber daya manusia sangat penting dilakukan. Sebagai CSR sebuah perusahaan besar tentunya harus memiliki implikasi yang dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat sekitar. Bantuan yang diberikan berupa peningkatan kemampuan baik itu wawasan, pengetahuan, keterampilan, kesadaran, motivasi dan lain sebagainya kepada masyarakat agar menjadi lebih baik. Kegiatan yang saat ini sudah dijalankan yaitu pendampingan melalui program LKM kewirausahaan dapat lebih di manage dengan baik serta dapat lebih menggali potensi lokal dan memperhatikan lebih detail kondisi


(39)

masing-masing mitra binaan agar lebih banyak lagi mitra binaan yang merasakan hidupnya menjadi lebih baik. Serta perlu diberikan pemahaman lebih jauh kepada para field officer tentang memahami bagaimana orang dewasa belajar, terutama kepada para mitra binaan yang belajar mengenai pengembangan usaha berdasarkan pengalamannya.

2. Kepada para mitra binaan agar selalu terus untuk belajar, kreatif dan inovatif agar usaha yang sudah berjalan terus exist dan terus berkembang dalam rangka membantu perekonomian keluarga serta untuk peningkatan pendidikan serta kesehatan anak-anaknya kelak di masa yang akan datang. 3. Kepada peneliti selanjutnya yaitu bahwa penelitian yang penulis lakukan

masih banyak terdapat kekurangan serta keterbatasan, sehingga akan mempengaruhi hasil penelitian dan tentunya diperlukan pengembangan lebih lanjut mengenai penelitian ini. Penelitian lanjutan dapat dilakukan melalui pendekatan yang sama ataupun pendekatan yang berbeda dari yang sudah dilakukan oleh penulis. Penulis juga menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk mengembangkan penelitian ini dengan memperkaya kajian teori dengan lebih dalam, sehingga dapat lebih dimanfaatkan oleh para praktisi dalam rangka peningkatan kualitas pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi.


(40)

DAFTAR PUSTAKA

SUMBER BUKU

Abdulhak, I. (1995). Metodologi Pembelajaran Pada Orang Dewasa. Bandung: Cipta Intelektual.

Alma, B. (2000). Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.

Anwas, O.M. (2003). Pemberdayaan Masyarakat di Era Global. Bandung: Alfabeta.

Arif. Z. (1990). Andragogi. Bandung: Angkasa.

Azwar, S. (2013). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Creswell, J.W. (2012). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan

Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1989). Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Drucker, P. F. (1994). Innovation and Entrepreneurship, Practice and Principles. Jakarta: Gelora Aksara Pratama Erlangga.

Hasibuan, M. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Hendro. (2011). Dasar-dasar Kewirausahaan. Jakarta: Erlangga.

Heru, K. R. (2009). Kewirausahaan Entrepreneurship Pendekatan Manajemen

dan Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Ife, Jim and Frank Tesoriero. (2008). Analisis Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi Community Development. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kamil, M. (2010). Model Pendidikan dan Pelatihan Konsep dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta.

Knowles, M.S, et al. (2005). The Adult Learner, Sixth Edition. California: Elsavier.

Kuncoro, M. (1987). Ekonomi Pembangunan, Teori, Masalah dan Kebijakan, (UPP) AMP YKPN, Yogyakarta.

Mangunhardjana, A.M. (1986). Pendampingan Kaum Muda; Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Penerbit Kansius.


(41)

Meng, L.A & Liang, T.W. (1996). Entrepreneurs, Entrepreneurship &

Entreprising Culture. Paris: Addison-Wisley Publishing Company.

Moleong, J.L. (2005). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nainggolan, T. (2012). Program Keluarga Harapan di Indonesia: Dampak Pada

Rumah Tangga Sangat Miskin di Tujuh Provinsi. Jakarta: P3KS Press.

Notoadmojo, S. (2007). Penddikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Riduwan. (2013). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

Rukka, R.M. (2011). Buku Ajar Kewirausahaan-1. Lembaga Kajian dan Pengembangan Pendidikan. Universitas Hasanuddin.

Sadulloh. U. (2004). Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Soegoto, E.S. (2009). Entrepreneurship Menjadi Pebisnis Ulung. Jakarta: Gramedia.

Subana, M. dan Sudrajat (2005). Dasar-dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: CV Pustaka Setia.

Sudjana D. (2004). Wawasan, Sejarah Perkembangan, Filsafat, Teori Pendukung

dan Asas Pendidikan Nonformal. Bandung: Falah Production.

Sudjana D. (2005). Strategi Pembelajaran. Bandung: Falah Production.

Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.

Suharto, E. (2010). Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Refika Aditama: Bandung.

Sumpeno, W. (2009). Fasilitator Genius Kiat Efektif Mendampingi Masyarakat. Jakarta: Pimpinan Pusat Relawan Pemberdayaan Nusantara (PP-RPDN).


(42)

Sunaryo, Saifudin. (2006). Sikap Manusia dan Pengukurannya. Jakarta: Rineka Cipta.

Suprijanto, (2005). Pendidikan Orang Dewasa dari Teori Hingga Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Surachmad, W. (1994). Pengantar Penelitian Ilmiah dan Dasar Metoda, Teknik. Bandung: Tarsito.

UNDP. (2013). Human Development Report 2013 The Rise Of The South: Human

Progress in a Diverse World. New York.

Wiryasaputra, Totok. S. (2006). Ready To Care: Pendamping dan Konseling

Psikoterapi. Yogyakarta: Galang Press.

SUMBER JURNAL DAN KARYA ILMIAH

Abtokhi, A. (2009). Peran Ibu dalam Kegiatan Pendampingan Belajar Anak

Melalui Prinsip Individual Learning-Centered. EGALITA, Jurnal

Kesetaraan dan Keadilan Gender, Pusat Studi Gender (PSG) Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Copyright © 2009. Vol. IV Nomor 2 Tahun 2009 : 168 – 177

Akbar S. (2000). Prinsip-prinsip dan Vektor-vektor Percepatan proses

Internalisasi Nilai Kewirausahaan. Disertasi UPI Bandung.

Arif, Z. (1981). Suatu Petunjuk Untuk Pelatih Dalam Pendekatan Andragogi :Konsep Pengalaman dan Aplikasi”. BPKB Jayagiri: Unit Sumber Pendayagunaan Inovasi (USPI).

Badan Perkumpulan Keluarga Berencana. (2001). Pendampingan Masyarakat. Jawa Timur.

Gumilar, R. (2012). Pengaruh Kepemimpinan Transformasional, Pelatihan dan

Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Pelayanan Administrasi Akademik di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Se-Kota Bandung. Tesis UPI Bandung.

Jati, W. (2009). Analisis Motivasi Wirausaha Perempuan (Wirausahawati) di

Kota Malang. Jurnal FKIP Universitas muhamadiyah malang. HUMANITY, Volume IV, Nomor 2, Maret 2009: 141 – 153.

Kamil, M. (2012). Andragogi. Artikel UPI Bandung.

Kementerian Koperasi dan UMKM. (2010). Modul Seri Kewirausahaan


(43)

Liputo, W. (2012). Model Pemberdayaan Kelompok Usaha Pemuda Produktif

Melalui Pendidikan Kecakapan Hidup Berbasis Kawasan Dalam Meningkatkan Perilaku Kewirausahaan di Provinsi Gorontalo. Disertasi

UPI.

Lobo, A.N. (2008). Proses Pendampingan Wanita Pekerja Seks Komersial dalam

Upaya Pencegaha HIV/AIDS (Studi Kasus di Lokalisasi Tanjung Elmo Sentani Oleh Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia Daerah Papua Propinsi Papua). Tesis Universitas Indonesia.

Maghfiroh, J. dkk. (2013). Karakteristik dan Nilai-nilai Kewirausahaan. Makalah Universitas Brawijaya Malang.

Mughni, A. (2010). Keuangan Mikro Islam Upaya Dalam Pengentasan Masalah

Sosial. Bogor. Artikel Sekolah Tinggi Ekonomi Islam.

Nur’aeni, Nani. (1995). Pembinaan Sikap dan Keterampilan Kewiraswastaan Melalui Kegiatan Penyuluhan. Tesis IKIP Bandung.

Sakroni, (2012). Pengembangan Model Pelatihan Kecakapan Hidup Untuk

Kemandirian Kelompok Remaja di Masyarakat Miskin Perkotaan. Disertasi

UPI Bandung.

Sujarwo. (2007). Strategi Pembelajaran Orang Dewasa (Pendekatan Andragogi). Tidak diterbitkan.

Sumpeno, W. (2009). The Capacity Building Handbook Fasilitator Genius Kiat

Efektif Mendampingi Masyarakat. Handbook Excellent Learning Management Center.

Yunus. D. (2010). Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill) Dalam

Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA) Untuk Peningkatan Pendapatan dan Kemandirian Berwirausaha. Tesis. UPI Bandung.

SUMBER INTERNET

BPS. (2012). Jumlah Penduduk Usia Kerja Menurut Kegiatannya di Kota

Bandung Tahun 2010 2012. [online] tersedia:

http://bandungkota.bps.go.id/subyek/tenaga-kerja-2012. diakses 25 Februari 2015.

BPS. (2013). Tabel Penduduk 10 Tahun Yang Bekerja Menurut Kecamatan dan


(44)

http://bandungkota.bps.go.id/subyek/angkatan-kerja-2013. Diakses 25 Januari 2015.

BPS. (2014). Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kegiatan

Tahun 2004-2014. [online] tersedia:

http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=06. Diakses 25 Januari 2015.

Darmawan, E. (2012). Konsep Dasar Fasilitasi Masyarakat. [online] tersedia:

http://kpmbwi.blogspot.com/2012/06/konsep-dasar-fasilitasi-masyarakat.html. Diakses 29 Maret 2014.

Firmansyah, A. (2012). Hakekat Kewirausahaan.

https://anangfirmansyahblog.files.wordpress.com/2012/08/hakekat-kewirausahaan.pdf. Diakses 1 Desember 2014.

Jamasy, Owin. (2009). Memahami Makna Pendampingan, Community

Development dan Community Organizing.

http://comdevcentre.wordpress.com/2009/05/16/memahami-makna-pendampingan-coomunity-development-dan-community-organizing/. Diakses 10 September 2014.

Kemenkop UKM targetkan 2 persen wirausaha Indonesia 14 januari 2014 http://www.seputarukm.com/kemenkopukm-targetkan-2-persen-wirausaha-indonesia/. Diakses 20 November 2014.

Khairat. N. (2013). Sikap dan Perilaku Sosial. [online]. Tersedia di

http://nurkhairat.blogspot.com/2013/03/sikap-dan-perilaku-sosial.html?m=1. Diakses 3 Januari 2015.

Pikiran rakyat.com kewirausahaan Indonesia tertinggal minggu 9 januari 2013 http://www.pikiran-rakyat.com/node/248888. Diakses 19 November 2014.

Radhiati. (2014). Konsep Pendidikan Seumur Hidup dalam Islam. Program pascasarjana UIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh. Tugas kuliah [online].

https://www.academia.edu/7592798/MENGUPAS_MAKNA_PENDIDIKA N_SEUMUR_HIDUP_DALAM_ISLAM_. Diakses 2 Januari 2014.

Solichin, E. (2012). Kajian Model Pendampingan Terhadap Kelompok Bejalar

Usaha Program Kecakapan Hidup Dana Bantuan Khusus Pendidikan

Kecakapan Hidup Non Formal (DBD PKH-PNF).

http://solend08kdr.blogspot.com/2012/02/kajian-model-pendampingan-terhadap.html. Diakses 24 September 2014.


(1)

masing mitra binaan agar lebih banyak lagi mitra binaan yang merasakan hidupnya menjadi lebih baik. Serta perlu diberikan pemahaman lebih jauh kepada para field officer tentang memahami bagaimana orang dewasa belajar, terutama kepada para mitra binaan yang belajar mengenai pengembangan usaha berdasarkan pengalamannya.

2. Kepada para mitra binaan agar selalu terus untuk belajar, kreatif dan inovatif agar usaha yang sudah berjalan terus exist dan terus berkembang dalam rangka membantu perekonomian keluarga serta untuk peningkatan pendidikan serta kesehatan anak-anaknya kelak di masa yang akan datang. 3. Kepada peneliti selanjutnya yaitu bahwa penelitian yang penulis lakukan

masih banyak terdapat kekurangan serta keterbatasan, sehingga akan mempengaruhi hasil penelitian dan tentunya diperlukan pengembangan lebih lanjut mengenai penelitian ini. Penelitian lanjutan dapat dilakukan melalui pendekatan yang sama ataupun pendekatan yang berbeda dari yang sudah dilakukan oleh penulis. Penulis juga menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk mengembangkan penelitian ini dengan memperkaya kajian teori dengan lebih dalam, sehingga dapat lebih dimanfaatkan oleh para praktisi dalam rangka peningkatan kualitas pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

SUMBER BUKU

Abdulhak, I. (1995). Metodologi Pembelajaran Pada Orang Dewasa. Bandung: Cipta Intelektual.

Alma, B. (2000). Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.

Anwas, O.M. (2003). Pemberdayaan Masyarakat di Era Global. Bandung: Alfabeta.

Arif. Z. (1990). Andragogi. Bandung: Angkasa.

Azwar, S. (2013). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Creswell, J.W. (2012). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Drucker, P. F. (1994). Innovation and Entrepreneurship, Practice and Principles. Jakarta: Gelora Aksara Pratama Erlangga.

Hasibuan, M. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Hendro. (2011). Dasar-dasar Kewirausahaan. Jakarta: Erlangga.

Heru, K. R. (2009). Kewirausahaan Entrepreneurship Pendekatan Manajemen dan Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Ife, Jim and Frank Tesoriero. (2008). Analisis Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi Community Development. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kamil, M. (2010). Model Pendidikan dan Pelatihan Konsep dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta.

Knowles, M.S, et al. (2005). The Adult Learner, Sixth Edition. California: Elsavier.

Kuncoro, M. (1987). Ekonomi Pembangunan, Teori, Masalah dan Kebijakan, (UPP) AMP YKPN, Yogyakarta.

Mangunhardjana, A.M. (1986). Pendampingan Kaum Muda; Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Penerbit Kansius.


(3)

Meng, L.A & Liang, T.W. (1996). Entrepreneurs, Entrepreneurship & Entreprising Culture. Paris: Addison-Wisley Publishing Company.

Moleong, J.L. (2005). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nainggolan, T. (2012). Program Keluarga Harapan di Indonesia: Dampak Pada Rumah Tangga Sangat Miskin di Tujuh Provinsi. Jakarta: P3KS Press. Notoadmojo, S. (2007). Penddikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka

Cipta.

Riduwan. (2013). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

Rukka, R.M. (2011). Buku Ajar Kewirausahaan-1. Lembaga Kajian dan Pengembangan Pendidikan. Universitas Hasanuddin.

Sadulloh. U. (2004). Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Soegoto, E.S. (2009). Entrepreneurship Menjadi Pebisnis Ulung. Jakarta: Gramedia.

Subana, M. dan Sudrajat (2005). Dasar-dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: CV Pustaka Setia.

Sudjana D. (2004). Wawasan, Sejarah Perkembangan, Filsafat, Teori Pendukung dan Asas Pendidikan Nonformal. Bandung: Falah Production.

Sudjana D. (2005). Strategi Pembelajaran. Bandung: Falah Production.

Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.

Suharto, E. (2010). Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Refika Aditama: Bandung.

Sumpeno, W. (2009). Fasilitator Genius Kiat Efektif Mendampingi Masyarakat. Jakarta: Pimpinan Pusat Relawan Pemberdayaan Nusantara (PP-RPDN).


(4)

Sunaryo, Saifudin. (2006). Sikap Manusia dan Pengukurannya. Jakarta: Rineka Cipta.

Suprijanto, (2005). Pendidikan Orang Dewasa dari Teori Hingga Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Surachmad, W. (1994). Pengantar Penelitian Ilmiah dan Dasar Metoda, Teknik. Bandung: Tarsito.

UNDP. (2013). Human Development Report 2013 The Rise Of The South: Human Progress in a Diverse World. New York.

Wiryasaputra, Totok. S. (2006). Ready To Care: Pendamping dan Konseling Psikoterapi. Yogyakarta: Galang Press.

SUMBER JURNAL DAN KARYA ILMIAH

Abtokhi, A. (2009). Peran Ibu dalam Kegiatan Pendampingan Belajar Anak Melalui Prinsip Individual Learning-Centered. EGALITA, Jurnal Kesetaraan dan Keadilan Gender, Pusat Studi Gender (PSG) Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Copyright © 2009. Vol. IV Nomor 2 Tahun 2009 : 168 – 177

Akbar S. (2000). Prinsip-prinsip dan Vektor-vektor Percepatan proses Internalisasi Nilai Kewirausahaan. Disertasi UPI Bandung.

Arif, Z. (1981). Suatu Petunjuk Untuk Pelatih Dalam Pendekatan Andragogi

:Konsep Pengalaman dan Aplikasi”. BPKB Jayagiri: Unit Sumber

Pendayagunaan Inovasi (USPI).

Badan Perkumpulan Keluarga Berencana. (2001). Pendampingan Masyarakat. Jawa Timur.

Gumilar, R. (2012). Pengaruh Kepemimpinan Transformasional, Pelatihan dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Pelayanan Administrasi Akademik di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Se-Kota Bandung. Tesis UPI Bandung.

Jati, W. (2009). Analisis Motivasi Wirausaha Perempuan (Wirausahawati) di

Kota Malang. Jurnal FKIP Universitas muhamadiyah malang.

HUMANITY, Volume IV, Nomor 2, Maret 2009: 141 – 153. Kamil, M. (2012). Andragogi. Artikel UPI Bandung.

Kementerian Koperasi dan UMKM. (2010). Modul Seri Kewirausahaan Menumbuhkan Motivasi Berwirausaha. Jakarta.


(5)

Liputo, W. (2012). Model Pemberdayaan Kelompok Usaha Pemuda Produktif Melalui Pendidikan Kecakapan Hidup Berbasis Kawasan Dalam Meningkatkan Perilaku Kewirausahaan di Provinsi Gorontalo. Disertasi UPI.

Lobo, A.N. (2008). Proses Pendampingan Wanita Pekerja Seks Komersial dalam Upaya Pencegaha HIV/AIDS (Studi Kasus di Lokalisasi Tanjung Elmo Sentani Oleh Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia Daerah Papua Propinsi Papua). Tesis Universitas Indonesia.

Maghfiroh, J. dkk. (2013). Karakteristik dan Nilai-nilai Kewirausahaan. Makalah Universitas Brawijaya Malang.

Mughni, A. (2010). Keuangan Mikro Islam Upaya Dalam Pengentasan Masalah Sosial. Bogor. Artikel Sekolah Tinggi Ekonomi Islam.

Nur’aeni, Nani. (1995). Pembinaan Sikap dan Keterampilan Kewiraswastaan

Melalui Kegiatan Penyuluhan. Tesis IKIP Bandung.

Sakroni, (2012). Pengembangan Model Pelatihan Kecakapan Hidup Untuk Kemandirian Kelompok Remaja di Masyarakat Miskin Perkotaan. Disertasi UPI Bandung.

Sujarwo. (2007). Strategi Pembelajaran Orang Dewasa (Pendekatan Andragogi). Tidak diterbitkan.

Sumpeno, W. (2009). The Capacity Building Handbook Fasilitator Genius Kiat

Efektif Mendampingi Masyarakat. Handbook Excellent Learning

Management Center.

Yunus. D. (2010). Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill) Dalam Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA) Untuk Peningkatan Pendapatan dan Kemandirian Berwirausaha. Tesis. UPI Bandung.

SUMBER INTERNET

BPS. (2012). Jumlah Penduduk Usia Kerja Menurut Kegiatannya di Kota

Bandung Tahun 2010 2012. [online] tersedia:

http://bandungkota.bps.go.id/subyek/tenaga-kerja-2012. diakses 25 Februari 2015.

BPS. (2013). Tabel Penduduk 10 Tahun Yang Bekerja Menurut Kecamatan dan


(6)

http://bandungkota.bps.go.id/subyek/angkatan-kerja-2013. Diakses 25 Januari 2015.

BPS. (2014). Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kegiatan

Tahun 2004-2014. [online] tersedia:

http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=06. Diakses 25 Januari 2015.

Darmawan, E. (2012). Konsep Dasar Fasilitasi Masyarakat. [online] tersedia:

http://kpmbwi.blogspot.com/2012/06/konsep-dasar-fasilitasi-masyarakat.html. Diakses 29 Maret 2014.

Firmansyah, A. (2012). Hakekat Kewirausahaan.

https://anangfirmansyahblog.files.wordpress.com/2012/08/hakekat-kewirausahaan.pdf. Diakses 1 Desember 2014.

Jamasy, Owin. (2009). Memahami Makna Pendampingan, Community

Development dan Community Organizing.

http://comdevcentre.wordpress.com/2009/05/16/memahami-makna-pendampingan-coomunity-development-dan-community-organizing/. Diakses 10 September 2014.

Kemenkop UKM targetkan 2 persen wirausaha Indonesia 14 januari 2014 http://www.seputarukm.com/kemenkopukm-targetkan-2-persen-wirausaha-indonesia/. Diakses 20 November 2014.

Khairat. N. (2013). Sikap dan Perilaku Sosial. [online]. Tersedia di

http://nurkhairat.blogspot.com/2013/03/sikap-dan-perilaku-sosial.html?m=1. Diakses 3 Januari 2015.

Pikiran rakyat.com kewirausahaan Indonesia tertinggal minggu 9 januari 2013 http://www.pikiran-rakyat.com/node/248888. Diakses 19 November 2014. Radhiati. (2014). Konsep Pendidikan Seumur Hidup dalam Islam. Program

pascasarjana UIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh. Tugas kuliah [online].

https://www.academia.edu/7592798/MENGUPAS_MAKNA_PENDIDIKA N_SEUMUR_HIDUP_DALAM_ISLAM_. Diakses 2 Januari 2014.

Solichin, E. (2012). Kajian Model Pendampingan Terhadap Kelompok Bejalar Usaha Program Kecakapan Hidup Dana Bantuan Khusus Pendidikan

Kecakapan Hidup Non Formal (DBD PKH-PNF).

http://solend08kdr.blogspot.com/2012/02/kajian-model-pendampingan-terhadap.html. Diakses 24 September 2014.