Pendampingan Program.doc 30KB Jun 13 2011 06:28:16 AM

Pendampingan Program
Salah satu faktor keberhasilan dalam pelaksanaan program
pengembangan ekonomi dhuafa adalah adanya pendampingan dan
monitoring program. Untuk itulah, berdasarkan evaluasi pelaksanaan
program tahun sebelumnya, pada tahun 2004 ini Lazismuh melakukan
pendampingan program Pengembangan Ekonomi Dhuafa. Tugas pokok
pendamping adalah 1). melakukan studi kawasan terhadap daerah yang
akan mendapatkan program, 2). studi kelayakan mitra terhadap mustahik
yang akan menjadi peserta program, 3). Pendampingan terhadap PCM
yang akan melaksanakan program, 4). Melakukan monitoring dan 5).
Mengevaluasi pelaksanakan program secara menyeluruh.
Ada tiga orang yang menjadi pendamping program, mereka adalah
Afif Mu’zi (26), Dede Kurniawan (23) dan Fajar Muamari (24). Mereka itulah
yang telah lolos seleksi, dari 34 orang pelamar, yang dilakukan tiga bulan
yang lalu. Masing-masing pendamping bertugas di 7 (tujuh) PCM yang
mendapatkan program selama 3 (tiga) bulan. Dan untuk dapat menggali
data dan informasi secara lebih mendalam, mereka diharuskan tinggal di
PCM tersebut. Kunjungan ke PCM terbagi ke dalam tiga tahap, pertama
adalah untuk studi kelayakan, kedua untuk pendampingan pembentukan
Baetul Maal wa Tamwil dan terakhir mengevaluasi pelaksanaan program,
baik terhadap PCM maupun mustahik yang mendapatkan dana program

PED.
“Membahagiakan, karena dengan melihat realitas di masyarakat
ternyata Indonesia yang dipermukaan terlihat bagus, masyarakatnya
banyak yang masih memprihatinkan. Kesenjangan antara kaya dan miskin
seperti bumi dan langit, Ujar Fajar Muamari alumnus FH UGM ini.
Sedangkan menurut Dede Kurniawan, program ini sangat
membantu masyarakat. Misalnya dalam hal syiar dakwah Muhammadiyah,
memerangi rentenir, menggerakan organisasi di tingkat PCM dan sekaligus
menunjukan bahwa Muhammadiyah bias membantu orang melalui hal
yang kongkrit, kata aktifis IMM yang alumni STIEAD Jakarta ini.
Untuk penyempurnaan program ini di masa mendatang, Afif Mu’zi
menyarankan ; 1). Materi pelatihan yang diberikan kepada calon pengelola
program tidak hanya yang bersifat teori tetapi juga praktek langsung di
lapangan, 2). Peserta diajari keterampilan dalam menggali potensi local
sekaligus cara untuk mengembangkannya, ujar pria asal Lamongan ini.
Ketiganya juga sepakat bahwa program ini harus tetap diteruskan
pada masa yang akan datang. Hal ini karena manfaatnya yang sangat
besar terhadap kaum dhuafa, khususnya dalam membantu permodalan
sekaligus dakwah bil hal sebagai bagian dari dakwah amar ma’ruf nahi
munkar.

“Idealnya program ini lakukan secara komprehensif dan
berkelanjutan, seperti konsep area resource management (ARM) yang
akan dikembangkan dan dijadikan pilot project oleh Lazismuh”, kata Fajar
Muamari. Sehingga, potensi local akan dapat digali secara optimal.
Itulah salah satu strategi yang digunakan Lazismuh dalam
optimalisasi pelaksanaan program PED. Semua itu dimaksudkan agar dana
zakat yang telah diamanahkan oleh muzaki memiliki mulitiflier effect bagi
pengembangan potensi yang dimiliki mustahik. Wallahu’alam. Faozan
Amar
Berita Foto ; Para pendamping progam PED dari kiri ke kanan Dede
Kurniawan, Afif Mu’zi dan Fajar Muamari.

Sumber:
Suara Muhammadiyah
Edisi 16 2004