PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT).

(1)

Dian Nafasah, 2015

PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN

ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL

CHANGE TEXT (CCT)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Kimia

Oleh

DIAN NAFASAH 1106501

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA DEPARTEMEN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Dian Nafasah, 2015

PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)

Oleh Dian Nafasah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Dian Nafasah 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotocopy, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Dian Nafasah, 2015

PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)


(4)

Dian Nafasah, 2015

PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu iv

Abstrak

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh sering terjadinya miskonsepsi dalam pembelajaran kimia. Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Conceptual Change Text (CCT) materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit dan mengetahui perubahan konsepsi siswa setelah membaca CCT. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

Development and Validation. Pada metode ini terdapat empat tahap yaitu tahap

perencanaan, tahap konstruksi dan validasi yang berisi pembuatan CCT dan validasi CCT, tahap pengujian lapangan dan tahap pengolahan data. Instrumen yang digunakan yaitu instrumen validasi, soal dan angket. Dari hasil validasi diperoleh bahwa CCT yang telah dikembangkan telah valid dilihat dari hasil validasi menggunakan CVR meliputi kesesuaian isi CCT dengan indikator diperoleh nilai rata-rata CVR (CVI) 1, kesesuaian grafika CCT diperoleh nilai CVI 0,95, kesesuaian CCT dengan karakteristik CCT diperoleh nilai CVI 1. CCT yang telah dikembangkan diujicobakan pada siswa. Subjek penelitian ini yaitu 21 siswa kelas XI yang mengikuti pretest, membaca CCT dan posttest. Data hasil pretest dan posttest diolah menggunakan Microsoft Excell. Dari hasil pengolahan data pretest dan posttest diperoleh rata-rata nilai N-gain yaitu 0,31 dengan kategori sedang. Selain itu, pengaruh CCT terhadap miskonsepsi disimpulkan bahwa sebagian besar terjadi perubahan konsepsi ke arah lebih baik (55,08 %).

Kata kunci : Conceptual Change Text (CCT), Larutan Elektrolit dan Non-elektrolit. miskonsepsi, perubahan konsep.


(5)

Dian Nafasah, 2015

PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu iv

Abstrak

The background of the research was based on the frequent occurrence of students’ misconceptions in learning chemistry. The purpose of study was to develop Conceptual

Change Text (CCT) on Electrolyte and Non-Electrolyte and to find out the improvement

of student’s conception after reading CCT .The study uses development and validation method which consists of four stages namely; planning, construction and validation which , field testing, and data analysis. The instruments used in the study are content validity sheet and written tests. The result of CCT validation uses mean of Content Validity Ratio (CVR) involve suitability between the content and indicators gains a score of CVI 1, graphics suitability with CVI 0,95, and CCT characteristics suitability aspect with CVI 1. The study involves 21 eleventh graders which participate pretest, CCT reading activity, and posttest. Data of pretest and posttest are processed by microsoft excell. The data analysis of pretest and posttest results an N-Gain mean of 0,31 was obtained. It belongs to medium category. The result of analysis on misconception items shows an improvement on the students’ conceptual change as much as 55,08%.

Keyword: Conceptual Change Text (CCT), Electrolyte and Non-electrolyte. misconseption, conceptual change.


(6)

Dian Nafasah, 2015

PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu v

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perubahan Konsepsi ... 8

B. Miskonsepsi ... 10

C. Representasi Kimia ... 13

D. Conceptual Change Text ... 15

E. Analisis Materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit ... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 24

B. Subyek Penelitian ... 25

C. Definisi Operasional ... 25

D. Alur Penelitian ... 26

E. Instrumen Penelitian ... 29


(7)

Dian Nafasah, 2015

PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vi

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Pengembangan Conceptual Change Text ... 36

1.Perumusan Indikator ... 36

2.Hasil Validasi Conceptual Change Text (CCT) ... 38

3.Saran Validator Terhadap Conceptual Change Text (CCT) ... 43

B. Analisis Hasil Pretest dan Posttest ... 44

1.Pengaruh Conceptual Change Text Terhadap Pemahaman Konsep ... 44

2.Pengaruh Conceptual Change Text Terhadap Perubahan Konsepsi ... 60

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 77

B. Implikasi ... 77

C. Rekomendasi ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... . 79

LAMPIRAN ... . 85


(8)

Dian Nafasah, 2015

PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vii

DAFTAR TABEL Tabel

2.1 KI – KD materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit………….……… 20

3.1 Kriteria Penilaian Tanggapan ………... 30

3.2. Nilai Kritis CVR dan CVI untuk 5 Hingga 15 Validator ………..……... 32 3.3. Skor Maksimal untuk Setiap Indikator ……… 33

3.4. Kriteria N-Gain………... 33

3.5. Pengelompokkan Skor Pretest dan Posttest………. 34

3.6 Pola Perubahan Konsepsi Siswa………….……….. 35

3.7 Kategori Pola Perubahan Konsepsi ………….………..….. 35

4.1. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Materi Larutan Elektrolit Dan Non-Elektrolit……… 36

4.2. Kesesuaian Indikator dengan KD……….. 37

4.3. Indikator yang Telah Valid……….... 38

4.4. Nilai CVI Validasi Grafika Conceptual Change Text (CCT) ………….. 40

4.5. Nilai CVI Kesesuaian Teks dengan Karakterisktik Conceptual Change Text (CCT)………. 43

4.6 . Nilai CVI Validasi Kesesuaian Conceptual Change Text (CCT) dengan Indikator………... 44

4.7. Pola jawaban nomor 1 ………... 46

4.8. Pola jawaban nomor 2……….. 47 4.9. Pola jawaban nomor 3………... 50

4.10. Pola jawaban nomor 4 ……….. 53 4.11. Pola jawaban nomor 5 ……….. 55 4.12. Rata-rata nilai Pretest – Posttest dan N-Gain Setiap Indikator ……….………..…... 57

4.13. Nilai rata-Rata Pretest - Posttest dan N-Gain ………. 60

4.14 Pola jawaban miskonsepsi nomor 1 ………. 62 4.15 Pola jawaban miskonsepsi nomor 2 ………. 63 4.16 Pola jawaban miskonsepsi nomor 3 ………. 65 4.17 Pola jawaban miskonsepsi nomor 4 ………. 67 4.18 Pola jawaban miskonsepsi nomor 5 ………. 69


(9)

Dian Nafasah, 2015

PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii

4.19 Pola jawaban miskonsepsi nomor 6 ………. 71 4.20 Pola jawaban miskonsepsi nomor 7 ………. 72 4.21. Pola Perubahan Konsepsi……….. 74 4.22 Kategori pola perubahan konsepsi ………... 76


(10)

Dian Nafasah, 2015

PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ix

DAFTAR GAMBAR Gambar

2.1 Tiga Level Representasi Kimia………. 14

3.1 Alur Penelitian………27

4.1. Contoh karakteristik dissatisfaction dalam Conceptual Change Text (CCT) yang dikembangkan ………... 41 4.2. Contoh karakteristik intelligible dalam Conceptual Change Text (CCT) yang dikembangkan ……….. 41 4.3. Contoh karakteristik plausible dalam Conceptual Change Text (CCT) yang dikembangkan ……….. 42 4.4. Contoh karakteristik fruitful dalam Conceptual Change Text (CCT) yang dikembangkan………. 42 4.5. Jawaban siswa pada soal pretest no.1 ……… 45

4.6 Pelarutan senyawa ionik ………. 48

4.7. Contoh jawaban siswa pada soal pretest no.3 ……….50

4.8 Reaksi yang terjadi dalam larutan C6H12O6 ………. …. 51

4. 9 Reaksi yang terjadi dalam larutan CH3COOH……….... 51

4.10 . Ion-ion yang bergerak dalam larutan NaCl ……….54 4.11 Contoh jawaban siswa pada soal pretest no.5c ………55 4.12. Ion-ion pada larutan elektrolit kuat (kiri) dan lemah (kanan) ………….56 4. 13 Penjelasan tidak semua larutan dapat menghantarkan arus listrik dalam Conceptual Change Text (CCT) yang dikembangkan... 62

4.14 Jawaban siswa pada soal miskonsepsi 2……….……… 65 4.15 Penjelasan tidak semua senyawa kovalen merupakan non-elektrolit dalam Conceptual Change Text (CCT) yang dikembangkan ………... 66 4.16 Penjelasan senyawa ion tidak dapat menghantarkan arus listrik dalam bentuk padatan dalam Conceptual Change Text (CCT) yang dikembangkan ……….67 4.17 Penjelasan HCl bukan senyawa ionik dalam Conceptual Change Text (CCT) ………..70 4.18 Penjelasan gula tidak menghasilkan ion dalam Conceptual Change Text


(11)

Dian Nafasah, 2015

PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu x

4.19 Penjelasan gula hanya menghasilkan molekul dalam Conceptual Change Text (CCT) ………..73


(12)

Dian Nafasah, 2015

PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu xi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A INSTRUMEN PENELITIAN

Lampiran A.1 Instrumen Validasi Kesesuaian Indikator dengan KI – KD..….. 85

Lampiran A.2 Instrumen Validasi Kesesuaian Conceptual Change Text dengan Indikator ………. 87

Lampiran A.3 Instrumen Validasi Kesesuaian Grafika Conceptual Change Text ……….……….. 89

Lampiran A.4 Instrumen Validasi Kesesuaian Conceptual Change Text dengan Karakteristik Conceptual Change Text ……….…...… 91

Lampiran A.5 Instrumen Validasi Soal Pretest Posttest……… 95

Lampiran A.6 Soal Pretest ………..… 105

Lampiran A.7 Soal Posttest ………..…106

Lampiran A.8 Angket ………..… 108

LAMPIRAN B PENGOLAHAN DATA HASIL PENELITIAN Lampiran B.1 Hasil Validasi Kesesuaian Grafika …………..……… 111

Lampiran B.2 Hasil Validasi Kesesuaian dengan Karakteristik Conceptual Change Text ………..……..……… 112

Lampiran B.3 Hasil Validasi Kesesuaian Isi dengan Indikator ... 115

Lampiran B.4 Hasil Perhitungan N-gain Siswa ………..……… 117

Lampiran B.5 Pola Jawaban Siswa pada Soal Pretest dan Posttest………….. 118

LAMPIRAN C DOKUMENTASI PENELITIAN Lampiran C.1 Surat Izin Penelitian ……….……… 121

Lampiran C.2 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian..…………...… 122

Lampiran C.3 Foto-foto Penelitian………...…… 123

Lampiran C.4 Conceptual Change Text (CCT ) materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit ………... 124


(13)

1

Dian Nafasah, 2015

PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran kimia sarat akan konsep-konsep yang kompleks dan abstrak. Seperti yang dikatakan Nieswandt (2001) bahwa beberapa peneliti menyatakan kimia merupakan subjek yang abstrak dan sulit untuk dipelajari oleh banyak siswa. Ilmu kimia tidak hanya memuat materi yang terlihat mata saja, tapi juga mempelajari apa yang terjadi dalam reaksi kimia yang tidak terlihat mata. Banyaknya konsep kimia yang sulit dan abstrak menyebabkan siswa tidak berminat mempelajari kimia. Hal tersebut bisa dipengaruhi oleh kurangnya pembelajaran yang mengaitkan tiga level representasi kimia yaitu level makroskopik, submikroskopik dan simbolik. Terkadang, dalam pembelajaran kimia hanya menunjukkan level makroskopik saja. Level submikroskopik dan simbolik sulit untuk siswa karena representasi tersebut tidak terlihat dan abstrak (Griffiths dan Preston, 1992). Padahal perlu adanya penekanan terhadap ketiga level representasi pada saat pembelajaran agar siswa dapat memahami konsep kimia secara utuh. Tugas guru adalah sebagai fasilitator yang membantu siswa memahami konsep atau materi yang harus dikuasai siswa dengan cara menghubungkan ketiga level representasi tersebut sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang baik.

Ketidakmampuan siswa dalam mengaitkan ketiga level representasi kimia yang digunakan untuk menggambarkan dan menjelaskan fenomena kimia menurut Yarroch (1985) merupakan salah satu penyebab dari miskonsepsi siswa dalam memahami konsep kimia. Miskonsepsi adalah terjadinya perbedaan konsep awal siswa dengan konsep ilmiah dari literatur (Nakhleh, 1992). Sebelum pembelajaran, siswa sudah mempunyai pemahaman sendiri atau konsep sendiri tentang suatu fenomena alam yang pernah ditemuinya. Terkadang, pemahaman tersebut tidak sesuai dengan konsep ilmiahnya sehingga muncul miskonsepsi.


(14)

2

Dian Nafasah, 2015

PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Seringkali siswa mengalami miskonsepsi yang akan menyebabkan tidak tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan. Berdasarkan hal tersebut, penting untuk mengatasi miskonsepsi yang dialami siswa.

Miskonsepsi merupakan suatu hal yang bersifat terus menerus dan sulit untuk diredakan serta tidak mudah dihilangkan melalui pembelajaran tradisional (Sungur, Tekkaya & Geban, 2001). Westbrook & Marek (1991) mengungkapkan bahwa pembelajaran tradisional tidak efektif membantu siswa mengembangkan pemahaman secara utuh pada konsep-konsep yang abstrak dalam membangun konsep yang benar untuk mengurangi miskonsepsi dan meningkatkan perubahan konseptual.

Dalam materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit terdapat banyak konsep yang kompleks dan abstrak sehingga banyak ditemukan kesulitan dan miskonsepsi yang dialami siswa dalam memahami konsep ini. Sebagai contoh, Kheng (dalam Arief, 2012) mengatakan bahwa miskonsepsi yang terjadi dalam materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit yaitu senyawa ion dapat menghantarkan arus listrik dalam bentuk padatan. Siswa menganggap bahwa selama senyawa tersebut ionik, pasti dapat menghantarkan arus listrik karena didalamnya terdapat ion-ion. Padahal, yang dapat menghantarkan arus listrik yaitu ion-ion yang bergerak bebas. Kurangnya penjelasan hubungan ketiga level representasi kimia pada materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit akan menyebabkan siswa sulit memahami materi ini secara utuh. Pada umumnya siswa hanya mengetahui bahwa larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik tetapi kurang dapat menjelaskan reaksi apa yang terjadi dalam larutan sehingga dapat menghantarkan arus listrik.

Selain dari kurangnya mengaitkan ketiga level representasi kimia dalam mempelajari kimia, penyebab miskonsepsi bisa saja diperoleh dari buku teks sebagai sumber bacaan siswa. Seperti yang dikatakan Dikmenli dan Cardak (2004) bahwa beberapa situasi seperti penjelasan guru atau pernyataan dalam buku teks bisa menjadi penyebab miskonsepsi. Menurut


(15)

3

Dian Nafasah, 2015

PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 11 tahun 2005, buku teks adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, serta potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan.

Buku merupakan sumber bacaan siswa dalam memahami materi selain mendengarkan penjelasan dari guru. Pada umumnya, siswa akan membaca buku jika dalam penjelasan guru ada hal yang kurang dimengerti. Oleh karena itu, buku tidak boleh membuat siswa yang membacanya menjadi tidak mengerti dan membosankan. Kalimat yang sulit dipahami dan tidak adanya penjelasan secara visual (gambar) akan membuat siswa malas membaca. Dalam penyajian materi dengan gambar juga harus benar-benar diperhatikan agar tidak menimbulkan persepsi yang salah pada siswa sehingga muncul miskonsepsi. Seperti yang dikatakan Liliawati dan Ramalis (2008) bahwa penggunaan gambar dan diagram dapat pula menimbulkan miskonsepsi. Oleh karena itu, dalam mengatasi miskonsepsi perlu digunakan suatu cara untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa terhadap suatu konsep kimia.

Salah satu metode yang dapat digunakan yaitu dengan menggunakan Conceptual Change Text (CCT) atau teks perubahan konseptual. Conceptual Change Text (CCT) berbeda dengan teks biasa pada umumnya. Menurut Sendur dan Toprak (2013), Conceptual Change Text (CCT) ditulis untuk mengidentifikasi miskonsepsi, menjelaskan alasan terjadinya miskonsepsi dan kemudian menunjukkan konsep yang benar secara ilmiah. Hal tersebut diperjelas oleh Çetingul dan Geban (2011) bahwa Conceptual Change Text (CCT) didesain untuk mengatasi miskonsepsi yang dialami siswa pada materi tertentu dan mengatasi kelemahan dalam menjelaskan atau menyelesaikan masalah agar tidak terjadi miskonsepsi lagi.


(16)

4

Dian Nafasah, 2015

PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan penjelasan Posner (1982), dalam Conceptual Change Text (CCT) harus ada empat kondisi yaitu dissatisfaction, intelligible, plausible dan fruitful. Kondisi-kondisi tersebut harus mampu membuat siswa mudah memahami konsep yang sebenarnya dan dapat masuk akal menurut siswa. Oleh karena itu, Conceptual Change Text (CCT) harus dapat menghilangkan miskonsepsi yang dialami siswa dan juga harus mengubah konsep yang dimiliki tersebut dengan konsep ilmiah yang mudah dipahami siswa. Beberapa penelitian yang telah dilakukan terkait penggunaan Conceptual Change Text (CCT) diantaranya pada materi kesetimbangan kimia (Ozmen, 2007), asam dan basa (Cetingul dan Geban, 2011), laju reaksi (Kingir dan Geban, 2012), ikatan kimia (Pabuccu dan Geban, 2012) dan alkena (Sendur dan Toprak, 2013). Dari penelitian tersebut menunjukkan adanya peningkatan pemahaman konsep pada siswa dengan menggunakan Conceptual Change Text (CCT).

Conceptual Change Text (CCT) yang dikembangkan baru terbatas pada sejumlah materi kimia. Oleh karena belum adanya Conceptual Change Text (CCT) untuk materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit, maka peneliti merasa perlu untuk mengembangkan Conceptual Change Text (CCT) materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit. Conceptual Change Text (CCT) yang dikembangkan juga menampilkan komik kartun pada bagian pertanyaan miskonsepsi. Seperti yang dikatakan Keogh dan Naylor (1999), miskonsepsi dapat dimasukkan pada teks singkat dengan menggunakan karakter kartun. Dengan menggunakan komik kartun menurut Sahin dan Cepni (2011) menyediakan beberapa ide yang ada di pikiran siswa, sehingga membuat siswa dengan mudah menjelaskan ide-idenya.

Selama ini beberapa penelitian yang telah dilakukan adalah penggunaan Conceptual Change Text (CCT) dalam pembelajaran, tetapi belum ada penelitian yang menggunakan Conceptual Change Text (CCT) selain pada pembelajaran. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan Conceptual Change Text (CCT) yang telah


(17)

5

Dian Nafasah, 2015

PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dikembangkan untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit tetapi tidak melalui pembelajaran di kelas bersama guru melainkan hanya dengan kegiatan membaca secara mandiri. Berdasarkan beberapa hal di atas, peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian terkait Perubahan Konsepsi Siswa pada Materi

Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit melalui Conceptual Change

Text (CCT).

B. Rumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini adalah belum adanya teks materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit yang mencakup tiga level representasi kimia yang bisa menghilangkan miskonsepsi siswa. Penelitian tentang peranan Conceptual Change Text (CCT) dikaji dari berbagai aspek seperti pengaruh gender, peranan terhadap ketiga level representasi kimia dan peranan terhadap efektivitas peningkatan pemahaman aspek visual dan verbal level submikroskopik. Pada penelitian ini kajian yang dibahas yaitu hanya pada peranan Conceptual Change Text (CCT) terhadap pemahaman konsep siswa pada ketiga level representasi kimia.

Rumusan masalah secara umum dari penelitian ini adalah “Bagaimana perubahan konsepsi siswa pada materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit melalui Conceptual Change Text (CCT)?”. Agar penelitian ini lebih terarah maka rumusan masalah dirinci menjadi pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana validitas Conceptual Change Text (CCT) pada aspek : a. Kesesuaian isi teks dengan indikator materi Larutan Elektrolit dan

Non-Elektrolit?

b. Kesesuaian grafika Conceptual Change Text (CCT) materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit?

c. Kesesuaian teks dengan karakteristik materi Conceptual Change Text (CCT) materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit?


(18)

6

Dian Nafasah, 2015

PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Bagaimana perubahan konsepsi siswa pada materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit melalui kegiatan membaca Conceptual Change Text (CCT)?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum, tujuan dari penelitian ini adalah untuk membantu meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini yaitu :

1. Memperoleh Conceptual Change Text (CCT) materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit yang sudah valid.

2. Memperoleh informasi dan gambaran mengenai perubahan konsepsi siswa pada materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit melalui Conceptual Change Text (CCT).

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian terkait penggunaan Conceptual Change Text (CCT) pada materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit ini yaitu :

1. Manfaat bagi siswa

Meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi pokok Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit menggunakan Conceptual Change Text (CCT).

2. Manfaat bagi guru

a. Memberikan informasi tentang efektivitas penggunaan Conceptual Change Text (CCT) pada materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit. b. Dapat digunakan sebagai salah satu bacaan alternatif dalam

pembelajaran kimia.

3. Manfaat bagi peneliti selanjutnya

Memberikan informasi dan gambaran mengenai penerapan Conceptual Change Text (CCT) terhadap pemahaman konsep siswa pada materi pokok Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit serta sebagai bahan


(19)

7

Dian Nafasah, 2015

PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pertimbangan untuk penelitian selanjutnya dalam hal pengembangan dan penerapan sumber belajar pada materi lain.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Skripsi ini ditulis dalam lima bab yang saling berkaitan. Kelima bab tersebut yaitu Pendahuluan (BAB I), Kajian Pustaka (BAB II), Metodologi Penelitian (BAB III), Temuan dan Pembahasan (BAB IV) serta Simpulan, Implikasi dan Rekomendasi (BAB V). Kemudian, juga terdapat Daftar Pustaka dan Lampiran-Lampiran.

Bab I berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang dilakukannya penelitian ini. Berdasarkan latar belakang tersebut dibuat rumusan masalah utama yang kemudian dirinci menjadi dua pertanyaan penelitian. Bab I juga memuat tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi yang berisi urutan penulisan skripsi dari Bab I sampai Bab V, Daftar Pustaka dan Lampiran-lampiran.

Bab II berisi kajian pustaka yang merupakan kajian teoritis dari berbagai literatur yang berkaitan dengan penelitian ini. Kajian pustaka ini dijadikan acuan untuk menjawab rumusan masalah yang telah dibuat. Cara yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah dirancang pada Bab III yang memuat metode penelitian. Bab III terdiri dari metode penelitian, subjek dan lokasi penelitian, definisi operasional dan alur penelitian yang menunjukkan kerangka kerja penelitian. Pada Bab III juga berisi tahapan penelitian yang memaparkan alur penelitian secara rinci. Bab III juga berisi penjelasan mengenai instrumen yang digunakan dalam penelitian ini. Instrumen tersebut digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang telah dibuat. Selanjutnya terdapat bagian analisis data yang diperoleh dari instrumen penelitian yang telah dibuat.

Bab IV berisi temuan dan pembahasan. Temuan-temuan yang diperoleh dari hasil penelitian dibahas pada bab ini. Pembahasan dilakukan dengan mengacu pada landasan teori dan hasil validasi. Bab V berisi simpulan yang merupakan jawaban dari rumusan masalah, implikasi dan rekomendasi untuk pihak terkait dalam penelitian lebih lanjut.


(20)

24

Dian Nafasah, 2015

PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Development and Validation (Pengembangan dan Validasi). Metode pengembangan dan validasi digunakan untuk mengembangkan suatu alat untuk mengukur berbagai aspek (Adams dan Wieman, 2010). Dalam metode ini ada empat tahap yang dilakukan yaitu tahap perencanaan, tahap konstruksi dan validasi, tahap pengujian lapangan kemudian tahap pengolahan data.

Pada tahap perencanaan memuat langkah-langkah yang dicapai dalam pengembangan Conceptual Change Text (CCT), yaitu menganalisis Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) kurikulum 2013 pada materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit, menganalisis miskonsepsi yang terjadi dalam materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit, lalu pembuatan indikator yang didasarkan pada Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). Tahap selanjutnya yaitu penyusunan Conceptual Change Text (CCT), angket dan soal tes kemudian validasi. Proses penyusunan tersebut melalui beberapa kali perbaikan. Kemudian, Conceptual Change Text (CCT) di validasi oleh tiga guru kimia SMA dan tiga dosen kimia. Tahap validasi dilakukan menggunakan instrumen validasi. Instrumen yang digunakan untuk validasi yaitu instrumen validasi Conceptual Change Text (CCT) ditinjau dari aspek kesesuaian isi teks dengan indikator, aspek grafika dan aspek kesesuaian teks dengan karakterisktik Conceptual Change Text (CCT).

Tahap ketiga yaitu tahap pengujian lapangan yang dilakukan terhadap siswa SMA meliputi pretest, membaca Conceptual Change Text (CCT), posttest dan pemberian angket. Data hasil pengujian lapangan kemudian diolah pada tahap keempat yaitu tahap pengolahan data, sehingga diperoleh temuan-temuan yang akan menjawab rumusan masalah.


(21)

25

Dian Nafasah, 2015

PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Subyek Penelitian

Penelitian ini melibatkan 32 siswa kelas XI di salah satu Madrasah Aliyah Negeri di kabupaten Cirebon yang telah belajar larutan elektrolit dan non-elektrolit. Namun, setelah diseleksi berdasarkan kebutuhan penelitian, ternyata ada dua orang tidak mengikuti posttest dan sembilan orang yang tidak membaca Conceptual Change Text (CCT). Oleh karena itu, yang dijadikan subyek pada penelitian ini hanya 21 orang yang telah mengikuti pretest, membaca Conceptual Change Text (CCT) dan mengikuti posttest.

C. Definisi Operasional

Terdapat beberapa istilah yang akan digunakan peneliti dalam penelitian ini. Untuk menghindari perbedaan penafsiran dalam memahami istilah-istilah tersebut, maka peneliti memberikan definisi dari istilah-istilah tersebut. 1. Pemahaman konsep

Pemahaman konsep merupakan suatu kemampuan mengonstruk makna atau pengertian suatu konsep berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki, atau mengintegrasikan pengetahuan yang baru ke dalam skema yang telah ada dalam pemikiran siswa.

2. Representasi Kimia

Representasi kimia adalah berbagai keadaan suatu objek, struktur atau penggunaan simbol yang digunakan untuk menjelaskan konsep kimia secara menyeluruh.

a. Level Makroskopik

Level makroskopik adalah level representasi kimia yang menyangkut fenomena yang dapat diamati.

b. Level Submikroskopik

Level submikroskopik adalah level representasi kimia yang mampu memberikan gambaran dan menjelaskan dari suatu proses kimia atau suatu keadaan fenomena.


(22)

26

Dian Nafasah, 2015

PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Level Simbolik

Level simbolik adalah level representasi kimia yang berkaitan dengan penggunaan berbagai simbol, rumus, maupun persamaan kimia yang memberikan penjelasan secara simbolik tentang proses kimia.

3. Conceptual Change Text (CCT)

Conceptual Change Text (CCT) adalah teks yang didesain untuk mengatasi miskonsepsi yang dialami siswa pada materi tertentu dan mengatasi kelemahan dalam menjelaskan atau menyelesaikan masalah agar tidak terjadi miskonsepsi lagi

4. Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit

Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan elektrolit, sedangkan larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan nonelektrolit. Larutan elektrolit dibagi menjadi dua jenis, yaitu larutan elektrolit kuat dan lemah. Ciri yang dapat dilihat untuk membedakan larutan elektrolit kuat, lemah dan non-elektrolit yaitu pada nyala lampu saat uji daya hantar listrik larutan.

D. Alur Penelitian


(23)

27

Dian Nafasah, 2015

PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Identifikasi Masalah

Analisis miskonsepsi materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit

Analisis Indikator berdasarkan KI dan KD materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit

Penyusunan Conceptual Change Text (CCT)

Penyusunan butir soal (tes tertulis)

Penyusunan lembar angket

Revisi

Pretest

Membaca Conceptual Change Text (CCT)

Posttest

Pemberian angket

Analisis Data

Analisis temuan dan bahasan

Penarikan Kesimpulan Validasi

Tahap Pengolahan Data

Tahap konstruksi dan validasi Tahap Perencanaan

Gambar 3.1. Alur penelitian

Penyusunan instrumen validasi CCT

Tahap uji lapangan


(24)

28

Dian Nafasah, 2015

PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan Gambar 3.1 diatas maka dapat dijelaskan bahwa alur penelitian yang dilakukan sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan

1) Mengidentifikasi masalah penelitian.

2) Analisis indikator berdasarkan KI – KD kurikulum 2013.

3) Analisis miskonsepsi materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit.

b. Tahap Konstruksi dan Validasi

1) Menentukan indikator dari KI dan KD materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit.

2) Membuat instrumen lembar validasi, butir soal pretest dan posttest, lembar angket.

3) Analisis materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit pada level makroskopik, submikroskopik, dan simbolik.

4) Menyusun Conceptual Change Text (CCT) materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit.

5) Melakukan validasi Conceptual Change Text (CCT) materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit, instrumen soal pretest dan posttest, serta lembar angket.

6) Melakukan revisi terhadap Conceptual Change Text (CCT) materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit, instrumen soal pretest dan posttest, serta lembar angket.

c. Tahap Pengujian Lapangan

1)Pelaksanaan pretest materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit. 2)Membagikan Conceptual Change Text (CCT) dan memberi waktu

selama satu minggu untuk membacanya.

3)Pelaksanaan posttest dengan menggunakan butir soal yang berbeda namun dalam jenjang kognitif yang sama dengan pretest.

4)Pemberian angket kepada siswa.

d. Tahap Pengolahan Data

1) Mengolah data hasil validasi Conceptual Change Text (CCT) dengan menghitung nilai Content Validity Ratio (CVR).


(25)

29

Dian Nafasah, 2015

PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Menyeleksi data yang mengikuti pretest, posttest, dan yang membaca Conceptual Change Text (CCT).

3) Mengolah skor akhir pretest dan posttest.

4) Mengonsultasikan temuan penelitian dan pembahasan kepada dosen pembimbing.

5) Penarikan kesimpulan dari hasil pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah instrumen validasi Conceptual Change Text (CCT), tes tertulis dan lembar angket dengan rincian sebagai berikut.

a. Instrumen validasi Conceptual Change Text (CCT)

Instrumen validasi Conceptual Change Text (CCT) digunakan untuk mengetahui validitas dari Conceptual Change Text (CCT) yang telah dikembangkan. Instrumen validasi terdapat dalam lampiran A.1 – A.3. Instrumen validasi Conceptual Change Text (CCT) ditinjau dari beberapa aspek, yaitu :

1) Ditinjau dari aspek kesesuaian Conceptual Change Text (CCT) dengan indikator.

2) Ditinjau dari kesesuaian grafika.

3) Ditinjau dari kesesuaian teks dengan karakterisktik Conceptual Change Text (CCT).

b. Tes Tertulis

Tes tertulis yang digunakan untuk mengukur pemahaman konsep siswa pada materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit. Tes tertulis dilakukan pada saat pretest dan posttest dengan soal yang berbeda namun setara tingkat kesulitannya. Tes ini terdiri dari dua bagian, yaitu bagian A dan bagian B. Bagian A merupakan pertanyaan untuk mengukur pemahaman konsep siswa secara umum dengan jumlah lima soal, dan bagian B untuk mengukur ada


(26)

30

Dian Nafasah, 2015

PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tidaknya miskonsepsi pada siswa dengan jumlah tujuh soal. Instrumen tes tertulis terdapat dalam lampiran A.6.

c. Lembar Angket

Angket yang disusun berupa pertanyaan tertutup (closed-ended). Angket diberikan kepada siswa dengan tujuan untuk mengetahui apakah siswa membaca Conceptual Change Text (CCT) dan mengetahui tanggapan siswa terhadap penggunaan Conceptual Change Text (CCT) pada materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit. Instrumen lembar angket terdapat dalam lampiran A.7.

F. Analisis Data

Pengolahan data hasil uji coba dilakukan untuk mengetahui kualitas dari Conceptual Change Text (CCT) yang dikembangkan dan mengetahui pengaruh Conceptual Change Text (CCT) terhadap pemahaman konsep siswa. Pada penelitian ini, data yang diperoleh berupa lembar validasi dan hasil uji coba Conceptual Change Text (CCT).

1. Pengolahan hasil validasi

Validasi terhadap Conceptual Change Text (CCT) yang dikembangkan dilakukan oleh tujuh orang ahli yang meliputi empat dosen kimia dan tiga guru kimia SMA. Data hasil validasi ahli terhadap kesesuaian isi Conceptual Change Text (CCT) dengan indikator, penilaian grafika Conceptual Change Text (CCT) dan penilaian kesesuaian teks dengan karakteristik Conceptual Change Text (CCT) dikelompokkan dan diolah kemudian diinterpretasikan. Data yang diperoleh dapat menggambarkan kualitas Conceptual Change Text (CCT) yang telah dikembangkan. Pemberian skor pada tanggapan validator disesuaikan dengan kriteria berikut :


(27)

31

Dian Nafasah, 2015

PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1. Kriteria penilaian tanggapan

Kriteria Skor

Setuju 1

Tidak setuju 0

Pengolahan data hasil pengembangan instrumen Conceptual Change Text (CCT) dianalisis menggunakan Content Validity Ratio (CVR). CVR digunakan untuk mengukur validitas isi suatu materi berdasarkan pengukuran kuantitatif. Validasi isi melibatkan para ahli untuk menilai kelayakan atau kevalidan dari isi materi yang dikembangkan. Adapun rumus CVR adalah :

CVR = Keterangan :

ne : jumlah ahli yang setuju

N : jumlah semua ahli yang memvalidasi

(Lawshe, 1975) Ketentuan nilai CVR adalah sebagai berikut:

a. Saat jumlah responden yang menyatakan “Sesuai” kurang dari ½ total responden maka nilai CVR = - (negatif).

b. Saat jumlah responden yang menyatakan “Sesuai” ½ dari total responden maka nilai CVR = 0.

c. Saat seluruh responden menyatakan “Sesuai” maka nilai CVR = 1

d. Saat jumlah responden yang menyatakan “Sesuai” lebih dari ½ total responden maka nilai CVR = 0 sampai dengan 1.

Setelah menganalisis hasil nilai CVR, kemudian menghitung nilai Content Validity Index (CVI). CVI merupakan rata-rata nilai dari nilai CVR pada pertanyaan yang dijawab “Sesuai”


(28)

32

Dian Nafasah, 2015

PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil perhitungan nilai CVR dan CVI berupa rentang angka dari -1 sampai 1. CVR dan CVI dikatakan valid apabila nilai CVR dan CVI lebih besar dari nilai kritis yang telah ditentukan. Berdasarkan tabel nilai kritis CVR dan CVI untuk tujuh validator dengan taraf signifikansi 95% (α = 0,05) (Wilson et al., 2012), nilai kritisnya adalah 0,622 (lihat Tabel 3.2). Artinya hanya butir item yang nilai CVR dan CVI-nya > 0,622 yang dinyatakan valid, sedangkan butir item lain yang nilai CVR dan CVI-nya < 0,622 tidak diterima atau memerlukan perbaikan. Nilai kritis CVR dan CVI untuk lima sampai lima belas validator ditunjukkan pada tabel 3.2.

Tabel 3.2 Nilai kritis CVR dan CVI untuk lima hingga lima belas validator

α 0,1 0,05 0,025 0,01 0,005 0,001

N

5 0,573 0,736 0,877 0,990 0,990 0,990 6 0,523 0,672 0,800 0,950 0,990 0,990 7 0,485 0,622 0,741 0,879 0,974 0,990 8 0,453 0,582 0,693 0,822 0,911 0,990 9 0,427 0,548 0,653 0,775 0,859 0,990 10 0,405 0,520 0,620 0,736 0,815 0,977 11 0,387 0,496 0,591 0,701 0,777 0,932 12 0,370 0,475 0,566 0,671 0,744 0,892 13 0,356 0,456 0,544 0,645 0,714 0,857 14 0,343 0,440 0,524 0,622 0,688 0,826 15 0,331 0,425 0,506 0,601 0,665 0,798 Keterangan: N = Jumlah Validator; α = Taraf Signifikansi

(Wilson, et al., 2012)

2. Pengolahan Hasil Pretest Posttest

Nilai pretest dan posttest siswa diolah dengan cara sebagai berikut:

a. Memberikan skor mentah sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan pada lampiran A.5 untuk soal bagian A. Setiap soal mewakili satu


(29)

33

Dian Nafasah, 2015

PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

indikator. Pada masing-masing soal telah ditentukan kata kunci. Masing-masing kata kunci diberi nilai 1, apabila salah nilai 0.

Tabel 3.3 Skor maksimal untuk setiap indikator

Indikator Skor maksimal

Menjelaskan pengertian larutan elektrolit dan non-elektrolit

2 Menjelaskan hubungan antara sifat

daya hantar listrik dengan jenis ikatan kimia yang terdapat dalam suatu senyawa

5

Menyebutkan gejala-gejala hantaran listrik yang timbul dari suatu larutan

5

Menjelaskan penyebab larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik

4

Membedakan larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah berdasarkan gejala-gejala hantaran listriknya

7

Jumlah 23

b. Perhitungan N-Gain

Untuk mengetahui efektivitas peningkatan pemahaman siswa pada subyek penelitian, maka dilakukan perhitungan N-Gain (<g>) pada jawaban siswa. N-Gain (<g>) diperoleh dengan menggunakan rumus yang dikembangkan oleh Hake (1998, hlm. 1).

N-Gain (<g>) =

Tabel 3.4. Kriteria N-Gain

Kriteria Tingkat Pencapaian N-Gain

Tinggi (N-Gain) ≥ 0,7 Sedang 0,7 > (N-Gain) ≥ 0,3 Rendah (N-Gain) < 0,3


(30)

34

Dian Nafasah, 2015

PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Pengelompokkan skor pretest dan posttest berdasarkan indikator. Tabel 3.5 Pengelompokkan skor pretest dan posttest

Indikator Rata-rata skor gain n-gain

Pretest Posttest Menjelaskan pengertian larutan

elektrolit dan non-elektrolit Menjelaskan hubungan antara sifat daya hantar listrik dengan jenis ikatan kimia yang terdapat dalam suatu senyawa

Menyebutkan gejala-gejala hantaran listrik yang timbul dari suatu larutan

Menjelaskan penyebab larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik

Membedakan larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah berdasarkan gejala-gejala hantaran listriknya

d. Mengelompokkan jawaban siswa pada soal bagian B berupa pertanyaan miskonsepsi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan oleh Calik dan Ayas (2005), yaitu paham, sebagian paham, miskonsepsi dan tidak paham atau tidak ada jawaban. Namun, berdasarkan hasil jawaban siswa diperoleh kriteria lain yaitu jawaban tidak relevan, sehingga kategori dalam penelitian ini yaitu :

P : Paham, jika jawaban benar disertai alasan yang benar.

SP : Sebagian Paham, jika jawaban benar disertai alasan salah atau tidak ada alasan.

M : Miskonsepsi.


(31)

35

Dian Nafasah, 2015

PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

TR: Tidak relevan, jika jawaban salah atau jawaban tidak menjawab pertanyaan.

e. Menganalisis jawaban siswa pada pertanyaan miskonsepsi dan membuat pola perubahan konsepsi.

Tabel 3.6 Pola perubahan konsepsi siswa

f. Mengkategorikan pola perubahan konsepsi menjadi kategori perubahan meningkat, tidak ada perubahan dan perubahan menurun.

Tabel 3.7 Kategori pola perubahan konsepsi

Kategori Pola Total (%)

Perubahan meningkat Tidak ada perubahan

Perubahan menurun

Pretest Posttest

P SP M K TR

P P – P P – SP P – M P – K P – TR

SP SP – P SP – SP SP – M SP – K SP – TR

M M – P M – SP M – M M – K M – TR

K K – P K – SP K – M K – K K – TR


(32)

78

Dian Nafasah, 2015

PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan, dapat dikemukakan beberapa kesimpulan, antara lain:

1. Conceptual Change Text (CCT) yang telah dikembangkan dinyatakan valid dilihat dari hasil validasi menggunakan CVI meliputi :

a. Kesesuaian isi Conceptual Change Text (CCT) dengan indikator diperoleh nilai CVI = 1

b. Kesesuaian grafika Conceptual Change Text (CCT) diperoleh nilai CVI = 0,95

c. Kesesuaian Conceptual Change Text (CCT) dengan karakteristik Conceptual Change Text (CCT) diperoleh nilai CVI = 1

2. Conceptual Change Text (CCT) yang telah dikembangkan dapat mengubah konsepsi siswa pada materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit terhadap pemahaman konsep dengan perolehan rata-rata nilai N-gain sebesar 0,31 yang termasuk kategori sedang. Sedangkan pengaruh Conceptual Change Text (CCT) terhadap perubahan konsepsi disimpulkan bahwa sebagian besar terjadi perubahan konsepsi ke arah lebih baik berdasarkan data yang diperoleh sebesar 55,08 % kategori perubahan ke arah yang lebih baik atau meningkat.

B. Implikasi

Implikasi dari penelitian ini yaitu siswa dapat mengetahui miskonsepsi apa saja yang ada pada materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit, sehingga dapat menghilangkan miskonsepsi yang dialami.


(33)

78

Dian Nafasah, 2015

PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan, sebagai upaya perningkatan pemahaman konsep siswa, direkomendasikan beberapa hal kepada peneliti lain terkait dengan penelitian ini, yaitu:

1. Conceptual Change Text (CCT) materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit memiliki peranan terhadap efektivitas yang lebih terhadap pemahaman konsep siswa sehingga dapat dijadikan alternatif sumber bacaan bagi siswa.

2. Masih belum maksimalnya pemahaman konsep siswa pada materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit menunjukkan bahwa masih perlu adanya upaya guru untuk memotivasi siswa agar memiliki kebiasaan membaca buku teks. 3. Conceptual Change Text (CCT) dikembangkan pada materi kimia yang lain.


(34)

79

Dian Nafasah, 2015

PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Adams & Wieman. (2010). Development and validation of instruments to measure learning of expert-like thinking. International Journal of Science Education. hlm. 1–24

Arief, M. A. dan Suyono (2012). Penerapan strategi konflik kognitif dalam mengatasi miskonsepsi siswa pada materi pokok larutan elektrolit dan non elektrolit siswa kelas X SMA khadijah Surabaya. Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa, hlm. 171-178.

Arifin, Mulyati, dkk. (2003). Strategi belajar mengajar kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan kimia FPMIPA UPI.

Calık, M.. (2005). A cross-age study of different perspectives in solution chemistry from junior to senior high school. Int. J. Sci. Math. Educ., 3, hlm. 671–696.

Çetingül, I., Geban, Ö. (2011). Using conceptual change texts with analogies for misconceptions in acids and bases. H. U. Journal of Education, 41, hlm. 112-123.

Chandrasegaran, A.L, D.F. Treagust, & M. Mocerino. (2007). The Development of a two-tier multiple choice diagnostic instrument for evaluating secondary school student’s ability to describe and explanation chemical reaction using multiple level of representation. The royal society of chemistry, hlm. 293-307.

Chang, R. dan Overby, J. (2011). General chemistry; the essential concept. New York : McGraw-Hill

Chittleborough, G. D. (2004). The role of teaching models and chemical representation in developing student’s mental model of chemical phenomena. Tesis Doctor pada Curtin University of Technology

Dahar, R.W. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta : Erlangga.

Demđrcđoğlu, G. (2009). Comparison of the effects of conceptual change texts implemented after and before instruction on secondary school students’ understanding of acid-base concepts. Asia-Pacific Forum on Science Learning and Teaching, 10, hlm. 1-29

Dikmenli, M. dan Cardak, O. (2004). A study on misconceptions in the 9th grade high school biology textbooks. Eurasian J. Educ. Res, 17, hlm. 130-141.


(35)

80

Dian Nafasah, 2015

PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dornyei, Z. dan Taguchi, T. (2010). Quetionnaires in second language research construction, administration, and processing 2nd Edition. New York: Routledge.

Griffiths, A.K., & Preston, K.R. (1992). Grade-12 students' misconceptions relating to fundamental characteristics of atoms and molecules. Journal of Research in Science Teaching, 29(6), hlm. 611-628.

Gilbert, J.K. & Treagust, D. (2009). Introduction : Macro, submicro and symbolic representations and the relationship between them : key models in chemical education. Multiple Representation in Chemical Education. 4, hlm. 1-8. Hake, R.R. (1999). Analyzing change/gain scores. American Educational

Researsbh Association’s Division D, Measurement and Research Methodology.

Halomoan, M. (2010). Analisis konsepsi guru mata pelajaran fisika madrasah aliyah terhadap konsep gaya pada benda diam dan bergerak. Diakses dari http://sumut.kemenag.go.id/file/file/TULISANPENGAJAR/flvk134380700 2.pdf

Haristy D.R., Enawaty E., Lestari, I. (2013). Belajaran berbasis literasi sains pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit di SMA negeri 1 Pontianak. Pendidikan Kimia FKIP Untan, hlm. 1-13.

Hasan, S, dkk. (1999). Misconceptions and the certainty of response index (CRI). Journal of Phys. Educ, Vol. 5, hlm. 294

Herawati, R. F., Mulyani, S., dan Redjeki, T. (2013). Pembelajaran kimia berbasis multiple representasi ditinjau dari kemampuan awal terhadap prestasi belajar laju reaksi siswa SMA negeri 1 Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), 2 ( 2), hlm. 38-43

Herda, A., Damris, M., dan Asrial. (2014). Pengembangan media interaktif pada pembelajaran larutan elektrolit dan non-elektrolit untuk siswa SMA Kelas X. Edu-Sains Vol. 3 (1), hlm. 22-27

Johnstone, A. H. (2000). Teaching of chemistry – logical or psychological?. Chemistry Education: research and Practice in Europe, 1 (1), hlm. 9-15 Keogh, B. & Naylor, S. (1999). Concept cartoons, teaching and learning in

science: an evaluation. International Journal of Science Education, 21 (4), hlm. 431- 446.

Khristiani, Y. (2013). Analisis ragam dan perubahan konsepsi kalor siswa SMA Negeri 5 Malang. (Skripsi). Universitas Negeri Malang, Malang.


(36)

81

Dian Nafasah, 2015

PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kingir, S., Geban, O. (2012). Effect of conceptual change approach on students' understanding of reaction rate concepts. Hacettepe University Journal of Education, 43, hlm. 306-317

Kirna, I. M. (2011). Pembelajaran pengembangan pemahaman konseptual kimia bagi pebelajar pemula. Seminar Nasional FMIPA Undiksha, hlm. 166-173 Lawshe. (1975). A quantitative approach to content validity. Phrsonnhl

Psychoi.Ogy. 28, hlm 563-575

Liliawati, W. dan Ramalis, T. R.. (2008). Identifikasi miskonsepsi materi IPBA di SMA dengan menggunakan CRI (Certainty of Response Index) dalam upaya perbaikan urutan pemberian materi IPBA Pada KTSP. Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, 4, hlm. 3-4

McMurry, J. dan R. C. Fay. (2003). Chemistry (4th edition). New York : Pearson. Nakhleh M. B. (1992). Why some students don’t learn chemistry: chemical

misconceptions. J. Chem. Educ., 69(3), 191–196.

Nieswandt, M. (2001). Problems and possibilities for leaming in an introductory chemistry course from a conceptual change perspective. Science Education, 85, hlm. 158-179.

Önder, İ., Geban, Ö. (2006). The effect of conceptual change texts oriented instruction on students' understanding of the solubility equillibrium concept. H.U. Journal of Education, 30, hlm. 166-173

Özmen, H. (2007). The effectiveness of conceptual change texts in remediating high school students’ alternative conceptions concerning chemical equilibrium. Education Research Institute, 8(3). hlm.413-425.

Pabuçcu, A. dan Geban Ö. (2006). Remediating misconceptions concerning chemical bonding through conceptual change text. H.U. Journal of Education, 30, hlm. 184-192

Petrucci, R.. H., Herring, F. G., Madura, J. D., dan Bissonnette, C. (2011). General chemistry principles and modern applications 10th edition. USA : Pearson.

Posner, G.J, Strike, K.A., Hewson, P. W., dan Gertzog, W. A. (1982). Accommodation of scientific conception; toward a theory of conceptual change. Science Education, 6(2), hlm. 211-227.

Sadia, W., Suastra, W., dan Putra, W. E.(2014). Pengaruh model pembelajaran perubahan konseptual terhadap pemahaman konsep siswa ditinjau dari gaya kognitif. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 4, hlm. 1-12.


(37)

82

Dian Nafasah, 2015

PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Şahin, C., Cepni, S. (2011). Developing of the concept cartoon, animation and diagnostic branched tree supported conceptual change text: “gas pressure”. Eurasian J. Phys. Chem. Educ., Jan (Special Issue), hlm. 25-33

Salirawati, D. (2011). Pengembangan instrumen pendeteksi miskonsepsi kesetimbangan kimia pada peserta didik SMA. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, 2, hlm. 232-249

Silberberg, M. S. (2007). Principles of General Chemistry. Newyork: McGraw-Hill Companies.

Şendur,G. (2011). Prospective science teachers’ misconceptions in organic chemistry: the case of alkenes. Journal Of Turkish Science Education, 9, hlm 186-190.

Sendur, G., dan Toprak, M. (2013). The role of conceptual change texts to improve students’ understanding of alkenes. Chemistry Education Research and Practice, 14, hlm. 431-449.

Showalter. (2011). Solution and electrolytes.

Smith, J. P., diSessa, A. A., dan Roschelle, J.. (1993), Misconceptions reconceived: a constructivist analysis of knowledge in transition. The Journal of the Learning Sciences, 3(2), hlm. 115-163

Sugiani, K. A., Santyasa, I W., Warpala, I W. S. (2014). Pengembangan modul biologi bermuatan perubahan konseptual untuk siswa kelas x semester 2 di sma negeri 2 singaraja . e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha,

Sungur, S., Tekkaya, C., & Geban, O. (2001). The contributionof conceptual change texts accompanied by concept mapping to students' understandingof the human circulatory system. School Science and Mathematics, 101(2), hlm. 91-101.

Suratno, T. (2008). Konstruktivisme, Konsepsi Alternatif dan Perubahan Konseptual dalam Pendidikan IPA. Jurnal pendidikan dasar, hlm. 1-3 Susanty, P. (2010). Profil model mental siswa pada pokok bahasan larutan

elektrolit dan non-elektrolit. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung :Tidak diterbitkan.

Taber, K.S. (2011). Models, molecules, and misconceptions : A comentary on secondary school students’ misconceptions of covalent bonding. Journal of turkish science education, 8(1), hlm. 294.


(38)

83

Dian Nafasah, 2015

PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tan, K.D, Taber K., Goh N.K., dan Chia L.S.(2005). The ionization energy diagnostic instrument: a two-tier multiple-choice instrument to determine high school student’s understanding of ionization energy. Chem. Educ. Res. Pract. 6(4), hlm. 180-197.

Taş, E., Gülen, S., Öner, Z., dan Özyürek, C. (2015). The effects of classic and web-designed conceptual change texts on the subject of water chemistry. International Electronic Journal of Elementary Education, 7(2), hlm. 263-280.

Thompson, F. dan Logue, S. (2006). An exploration of common student misconceptions in science. International Education Journal, 7(4), hlm. 553-559.

Tuysuz, C. (2009). Development of two-tier diagnostic instrument and asses student’s understanding in chemistry. Academic journal, 4(6): 626-631 Universitas Pendidikan Indonesia. (2015). Pedoman penulisan karya ilmiah.

Bandung: UPI Press

Wilson, R. F. (2012). Measurement and Evaluation in Counceling and Development. AACE

Weerawardhana, A., Ferry, B. dan Brown, C.A. (2003). Developing conceptual understanding of chemical equilibrium through the use of computer-base visualization software. Paper submitted for the 9th International conference on Sri Lanka Studies, 28th-30th November 2003, Mataram, Sri Lanka.

Westbrook, S. L., dan Marek, E. A. (1991). A cross-age of student understanding of the concept of diffusion, Journal of Research in Science Teaching, 28 (8), hlm. 649-660.

Whitten, D. P. (2004). General chemistry 7th edition. USA : Thomsom brooks. Wu, H. K., Krajcik , J.S., Soloway, E. (2001). Promoting understanding of

chemical representations: students' use of a visualization tool in the classroom. Journal Of Research In Science Teaching, 38 (7), hlm. 821-842 Yarroch W.L., (1985), Student understanding of chemical equation balancing,


(1)

C. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan, sebagai upaya perningkatan pemahaman konsep siswa, direkomendasikan beberapa hal kepada peneliti lain terkait dengan penelitian ini, yaitu:

1. Conceptual Change Text (CCT) materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit

memiliki peranan terhadap efektivitas yang lebih terhadap pemahaman konsep siswa sehingga dapat dijadikan alternatif sumber bacaan bagi siswa.

2. Masih belum maksimalnya pemahaman konsep siswa pada materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit menunjukkan bahwa masih perlu adanya upaya guru untuk memotivasi siswa agar memiliki kebiasaan membaca buku teks.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Adams & Wieman. (2010). Development and validation of instruments to measure learning of expert-like thinking. International Journal of Science

Education. hlm. 1–24

Arief, M. A. dan Suyono (2012). Penerapan strategi konflik kognitif dalam mengatasi miskonsepsi siswa pada materi pokok larutan elektrolit dan non elektrolit siswa kelas X SMA khadijah Surabaya. Prosiding Seminar

Nasional Kimia Unesa, hlm. 171-178.

Arifin, Mulyati, dkk. (2003). Strategi belajar mengajar kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan kimia FPMIPA UPI.

Calık, M.. (2005). A cross-age study of different perspectives in solution

chemistry from junior to senior high school. Int. J. Sci. Math. Educ., 3, hlm. 671–696.

Çetingül, I., Geban, Ö. (2011). Using conceptual change texts with analogies for misconceptions in acids and bases. H. U. Journal of Education, 41, hlm. 112-123.

Chandrasegaran, A.L, D.F. Treagust, & M. Mocerino. (2007). The Development of a two-tier multiple choice diagnostic instrument for evaluating secondary

school student’s ability to describe and explanation chemical reaction using

multiple level of representation. The royal society of chemistry, hlm. 293-307.

Chang, R. dan Overby, J. (2011). General chemistry; the essential concept. New York : McGraw-Hill

Chittleborough, G. D. (2004). The role of teaching models and chemical

representation in developing student’s mental model of chemical

phenomena. Tesis Doctor pada Curtin University of Technology Dahar, R.W. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta : Erlangga.

Demđrcđoğlu, G. (2009). Comparison of the effects of conceptual change texts

implemented after and before instruction on secondary school students’

understanding of acid-base concepts. Asia-Pacific Forum on Science

Learning and Teaching, 10, hlm. 1-29

Dikmenli, M. dan Cardak, O. (2004). A study on misconceptions in the 9th grade high school biology textbooks. Eurasian J. Educ. Res, 17, hlm. 130-141.


(3)

Dornyei, Z. dan Taguchi, T. (2010). Quetionnaires in second language research

construction, administration, and processing 2nd Edition. New York:

Routledge.

Griffiths, A.K., & Preston, K.R. (1992). Grade-12 students' misconceptions relating to fundamental characteristics of atoms and molecules. Journal of

Research in Science Teaching, 29(6), hlm. 611-628.

Gilbert, J.K. & Treagust, D. (2009). Introduction : Macro, submicro and symbolic representations and the relationship between them : key models in chemical education. Multiple Representation in Chemical Education. 4, hlm. 1-8. Hake, R.R. (1999). Analyzing change/gain scores. American Educational

Researsbh Association’s Division D, Measurement and Research

Methodology.

Halomoan, M. (2010). Analisis konsepsi guru mata pelajaran fisika madrasah aliyah terhadap konsep gaya pada benda diam dan bergerak. Diakses dari

http://sumut.kemenag.go.id/file/file/TULISANPENGAJAR/flvk134380700 2.pdf

Haristy D.R., Enawaty E., Lestari, I. (2013). Belajaran berbasis literasi sains pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit di SMA negeri 1 Pontianak.

Pendidikan Kimia FKIP Untan, hlm. 1-13.

Hasan, S, dkk. (1999). Misconceptions and the certainty of response index (CRI).

Journal of Phys. Educ, Vol. 5, hlm. 294

Herawati, R. F., Mulyani, S., dan Redjeki, T. (2013). Pembelajaran kimia berbasis

multiple representasi ditinjau dari kemampuan awal terhadap prestasi belajar

laju reaksi siswa SMA negeri 1 Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012.

Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), 2 ( 2), hlm. 38-43

Herda, A., Damris, M., dan Asrial. (2014). Pengembangan media interaktif pada pembelajaran larutan elektrolit dan non-elektrolit untuk siswa SMA Kelas X. Edu-Sains Vol. 3 (1), hlm. 22-27

Johnstone, A. H. (2000). Teaching of chemistry – logical or psychological?.

Chemistry Education: research and Practice in Europe, 1 (1), hlm. 9-15

Keogh, B. & Naylor, S. (1999). Concept cartoons, teaching and learning in science: an evaluation. International Journal of Science Education, 21 (4), hlm. 431- 446.

Khristiani, Y. (2013). Analisis ragam dan perubahan konsepsi kalor siswa SMA


(4)

Kingir, S., Geban, O. (2012). Effect of conceptual change approach on students' understanding of reaction rate concepts. Hacettepe University Journal of

Education, 43, hlm. 306-317

Kirna, I. M. (2011). Pembelajaran pengembangan pemahaman konseptual kimia bagi pebelajar pemula. Seminar Nasional FMIPA Undiksha, hlm. 166-173 Lawshe. (1975). A quantitative approach to content validity. Phrsonnhl

Psychoi.Ogy. 28, hlm 563-575

Liliawati, W. dan Ramalis, T. R.. (2008). Identifikasi miskonsepsi materi IPBA di SMA dengan menggunakan CRI (Certainty of Response Index) dalam upaya perbaikan urutan pemberian materi IPBA Pada KTSP. Jurnal

Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, 4, hlm. 3-4

McMurry, J. dan R. C. Fay. (2003). Chemistry (4th edition). New York : Pearson.

Nakhleh M. B. (1992). Why some students don’t learn chemistry: chemical misconceptions. J. Chem. Educ., 69(3), 191–196.

Nieswandt, M. (2001). Problems and possibilities for leaming in an introductory chemistry course from a conceptual change perspective. Science Education, 85, hlm. 158-179.

Önder, İ., Geban, Ö. (2006). The effect of conceptual change texts oriented

instruction on students' understanding of the solubility equillibrium concept.

H.U. Journal of Education, 30, hlm. 166-173

Özmen, H. (2007). The effectiveness of conceptual change texts in remediating

high school students’ alternative conceptions concerning chemical

equilibrium. Education Research Institute, 8(3). hlm.413-425.

Pabuçcu, A. dan Geban Ö. (2006). Remediating misconceptions concerning chemical bonding through conceptual change text. H.U. Journal of

Education, 30, hlm. 184-192

Petrucci, R.. H., Herring, F. G., Madura, J. D., dan Bissonnette, C. (2011).

General chemistry principles and modern applications 10th edition. USA :

Pearson.

Posner, G.J, Strike, K.A., Hewson, P. W., dan Gertzog, W. A. (1982). Accommodation of scientific conception; toward a theory of conceptual change. Science Education, 6(2), hlm. 211-227.

Sadia, W., Suastra, W., dan Putra, W. E.(2014). Pengaruh model pembelajaran perubahan konseptual terhadap pemahaman konsep siswa ditinjau dari gaya


(5)

Şahin, C., Cepni, S. (2011). Developing of the concept cartoon, animation and diagnostic branched tree supported conceptual change text: “gas pressure”. Eurasian J. Phys. Chem. Educ., Jan (Special Issue), hlm. 25-33

Salirawati, D. (2011). Pengembangan instrumen pendeteksi miskonsepsi kesetimbangan kimia pada peserta didik SMA. Jurnal Penelitian dan

Evaluasi Pendidikan, 2, hlm. 232-249

Silberberg, M. S. (2007). Principles of General Chemistry. Newyork: McGraw-Hill Companies.

Şendur,G. (2011). Prospective science teachers’ misconceptions in organic

chemistry: the case of alkenes. Journal Of Turkish Science Education, 9, hlm 186-190.

Sendur, G., dan Toprak, M. (2013). The role of conceptual change texts to

improve students’ understanding of alkenes. Chemistry Education Research

and Practice, 14, hlm. 431-449.

Showalter. (2011). Solution and electrolytes.

Smith, J. P., diSessa, A. A., dan Roschelle, J.. (1993), Misconceptions reconceived: a constructivist analysis of knowledge in transition. The

Journal of the Learning Sciences, 3(2), hlm. 115-163

Sugiani, K. A., Santyasa, I W., Warpala, I W. S. (2014). Pengembangan modul biologi bermuatan perubahan konseptual untuk siswa kelas x semester 2 di sma negeri 2 singaraja . e-Journal Program Pascasarjana Universitas

Pendidikan Ganesha,

Sungur, S., Tekkaya, C., & Geban, O. (2001). The contributionof conceptual change texts accompanied by concept mapping to students' understandingof the human circulatory system. School Science and Mathematics, 101(2), hlm. 91-101.

Suratno, T. (2008). Konstruktivisme, Konsepsi Alternatif dan Perubahan Konseptual dalam Pendidikan IPA. Jurnal pendidikan dasar, hlm. 1-3 Susanty, P. (2010). Profil model mental siswa pada pokok bahasan larutan

elektrolit dan non-elektrolit. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung :Tidak diterbitkan.

Taber, K.S. (2011). Models, molecules, and misconceptions : A comentary on

secondary school students’ misconceptions of covalent bonding. Journal of


(6)

Tan, K.D, Taber K., Goh N.K., dan Chia L.S.(2005). The ionization energy diagnostic instrument: a two-tier multiple-choice instrument to determine

high school student’s understanding of ionization energy. Chem. Educ. Res.

Pract. 6(4), hlm. 180-197.

Taş, E., Gülen, S., Öner, Z., dan Özyürek, C. (2015). The effects of classic and

web-designed conceptual change texts on the subject of water chemistry.

International Electronic Journal of Elementary Education, 7(2), hlm.

263-280.

Thompson, F. dan Logue, S. (2006). An exploration of common student misconceptions in science. International Education Journal, 7(4), hlm. 553-559.

Tuysuz, C. (2009). Development of two-tier diagnostic instrument and asses

student’s understanding in chemistry. Academic journal, 4(6): 626-631

Universitas Pendidikan Indonesia. (2015). Pedoman penulisan karya ilmiah. Bandung: UPI Press

Wilson, R. F. (2012). Measurement and Evaluation in Counceling and

Development. AACE

Weerawardhana, A., Ferry, B. dan Brown, C.A. (2003). Developing conceptual understanding of chemical equilibrium through the use of computer-base visualization software. Paper submitted for the 9th International conference on Sri Lanka Studies, 28th-30th November 2003, Mataram, Sri Lanka.

Westbrook, S. L., dan Marek, E. A. (1991). A cross-age of student understanding of the concept of diffusion, Journal of Research in Science Teaching, 28 (8), hlm. 649-660.

Whitten, D. P. (2004). General chemistry 7th edition. USA : Thomsom brooks.

Wu, H. K., Krajcik , J.S., Soloway, E. (2001). Promoting understanding of chemical representations: students' use of a visualization tool in the classroom. Journal Of Research In Science Teaching, 38 (7), hlm. 821-842 Yarroch W.L., (1985), Student understanding of chemical equation balancing,