PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI STOIKIOMETRI DENGAN MENGGUNAKAN CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT).

(1)

PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI STOIKIOMETRI DENGAN MENGGUNAKAN CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia

Oleh

ROBITHOTUL IZZA 1106502

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI STOIKIOMETRI DENGAN MENGGUNAKAN CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)

Oleh Robithotul Izza

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Robithotul Izza 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.


(3)

(4)

dapat dilakukan untuk mengurangi terjadinya miskonsepsi adalah dengan bantuan Conceptual Change Text (CCT) sebagai sumber bacaan siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan konsepsi siswa melalui kegiatan membaca CCT pada materi Stoikiomeri. Subjek penelitian terdiri dari 34 siswa kelas XI SMA yang telah mempelajari materi stoikiometri. Penelitian ini menggunakan metode pengembangan dan validasi yang terdiri dari empat tahap yaitu tahap perencanaan, tahap konstruksi dan validasi, tahap pengujian lapangan, serta tahap pengolahan data. Tahap pengujian lapangan terdiri dari pretest, kegiatan membaca CCT, dan posttest. Instrumen penelitian berupa lembar validitas CCT dan tes tertulis yang digunakan pada pretest dan posttest. Analisis data pada hasil validasi CCT menggunakan nilai rata-rata CVR (Content Validity Ratio) atau CVI (Content Validity Indeks). Analisis data hasil pretest dan posttest menggunakan perhitungan N-Gain dan pengkategorian jawaban siswa. Hasil validitas CCT pada aspek kesesuaian isi dengan indikator memperoleh nilai CVI = 1, aspek kesesuaian grafika, dengan CVI = 0,98, dan aspek kesesuaian karakteristik CCT, dengan CVI = 1. Berdasarkan hasil analisis jawaban siswa pada pretest dan posttest diperoleh rata-rata nilai N-Gain siswa sebesar 0,74 dengan kategori tinggi yang menunjukkan bahwa terjadi perubahan konsepsi siswa menjadi lebih baik setelah membaca CCT. Hasil analisis pada butir soal miskonsepsi, menunjukkan peningkatan pemahaman konsep siswa sebesar 82,35 %, yang menunjukkan bahwa CCT dapat membantu mengurangi terjadinya miskonsepsi pada materi Stoikiometri.

Kata Kunci: Conceptual Change Text (CCT), miskonsepsi, perubahan konsepsi, stoikiometri


(5)

minimize students’ misconception is using Conceptual Change Text (CCT) as students’ reading text. This study aims at discovering the students’ conceptual change through CCT reading activity on stoichiometry. The study involves 34 eleventh graders studying stoichiometry as participants. The study uses development and validation method which consists of four stages namely; planning, construction and validation, field testing, and data analysis. The field testing stage includes pretest, CCT reading activity, and posttest. The instruments used in the study are CCT validity sheet and written tests which are used in pretest and posttest. The data analysis in CCT validation result uses mean of Content Validity Ratio (CVR) or Content Validity Index (CVI). The data analysis of pretest and posttest results uses N-Gain calculation and the students’ answers categorization. The result of CCT validity on the suitability between the content and indicators gains a score of CVI= 1, graphics suitability with CVI= 0,98, and CCT characteristics suitability aspect with CVI= 1. Based on the result of the students’ answers analysis in pretest and posttest, an N-Gain mean of 0,74 was obtained. It belongs to high category which indicates that the students’ conceptual change ameliorates after reading CCT. The result of analysis on misconception items shows an improvement on the students’ conceptual comprehension as much as 82,35%. Based on the aforementioned data, it then can be concluded that CCT can help minimizing misconception on stoichiometry.

Keywords: Conceptual change, Conceptual Change Text (CCT), misconception, stoichiometry


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMAKASIH... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Struktur Organisai Skripsi ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Representasi Kimia ... 8

B. Perubahan Konsepsi ... 10

C. Conceptual Change Text (CCT) ... 12

D. Miskonsepsi ... 18

E. Analisis Materi Stoikiometri ... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 26

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 26

C. Definisi Operasional ... 26

D. Instrumen Penelitian ... 28

E. Prosedur Penelitian ... 29

F. Teknik Pengolahan Data ... 32

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Penyusunan Conceptual Change TextI (CCT) Materi Stoikiometri ... 40

B. Hasil Validasi Isi Conceptual Change TextI (CCT) Stoikiometri ... 46

C. Perubahan Konsepsi Siswa Melalui Kegiatan membaca Conceptual Change TextI (CCT) Stokiometri ... 49


(7)

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Simpulan... 85

B. Implikasi ... 85

C. Rekomendasi ... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 87

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 95


(8)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sains merupakan pelajaran penting karena memberikan banyak pengalaman untuk menjelaskan fenomena yang dekat dengan kehidupan sekaligus mencari solusi dari suatu permasalahan (Geban dan Bayir, 2000). Guru kimia, peneliti, dan pendidik pada umumnya, mengemukakan bahwa kimia merupakan cabang ilmu yang paling penting dan dianggap sebagai pelajaran yang sulit untuk siswa. Ilmu kimia dianggap sebagai ilmu yang sulit dipahami, karena ilmu kimia memiliki sifat abstrak dan kompleks yang membuat peserta didik sering mengalami kesulitan dalam memahami ilmu kimia. Pfund dan Duin(2005) mengemukakan karakter kimia yang dianggap kompleks ini memunculkan banyak keresahan dari dalam diri siswa, bahkan ketika mereka baru mendengar kata “Kimia”. Banyaknya siswa yang menemukan kesulitan dalam mempelajari kimia merupakan salah satu masalah yang perlu dicari solusinya.

Pembelajaran kimia yang meliputi level makroskopik, submikroskopik, dan simbolik telah dikenal sebagai tiga level representasi kimia (Gilbert dan Treagust, 2009). Representasi kimia telah menjadi dasar dalam penelitian pendidikan kimia dan menjadi pusat dalam berbagai pengembangan kurikulum kimia (Talanquer, 2011). Keberadaan representasi kimia ini seharusnya juga menjadi landasan bagi pelaksanaan pembelajaran kimia. Namun, yang terjadi banyak peserta didik belajar kimia tidak meliputi tiga level representasi kimia dan sulit mencari hubungan antar level representasi kimia tersebut. Kesulitan dalam menghubungkan ketiga level representasi disebabkan pembelajaran yang dilakukan di sekolah tidak menghubungkan ketiga level representasi kimia, namun bergerak dari satu level ke level lain (Chandrasegaran, dkk. 2007; Talanquer, 2011).

Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk membantu siswa memahami tiga level representasi kimia diantaranya menerapkan berbagai strategi pembelajaran seperti strategi pembelajaran berdasarkan perubahan konsepsi siswa (Krajcik, 1991). Salah satu strategi pembelajaran berdasarkan perubahan konsepsi siswa adalah dengan penerapan Conceptual Change Text (CCT) sebagai bahan bacaan siswa.


(9)

Conceptual Change Text (CCT) digunakan untuk mengurangi terjadinya miskonsepsi pada siswa (Guzzetti, dkk. 1993 ; Chambers dan Andre, 1997; Kim dan Van Dusen, 1998). Conceptual Change Text (CCT) dikembangkan sebagai buku teks kimia yang diharapkan dapat membantu dalam pembelajaran terutama dalam meningkatkan perubahan konsepsi siswa (Beerenwinkel, 2006, hlm. 97).

Buku teks adalah seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi atau subkompetensi dengan segala kompleksitasnya (Widodo dan Jasmadi, 2008: 40). Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Daus, dkk (2004) menjelaskan bahwa buku teks kimia adalah salah satu media terpenting yang digunakan oleh guru kimia untuk merencanakan pembelajaran di kelas. Mintowati (2003) juga menjelaskan bahwa buku teks merupakan salah satu sarana keberhasilan proses belajar mengajar. Buku teks yang tersusun secara sistematis akan mempermudah peserta didik dalam mempelajari materi sehingga mendukung ketercapaian tujuan pembelajaran. Namun, pada penggunaan buku teks di dalam pembelajaran masih banyak siswa mengalami miskonsepsi dan kesulitan dalam memahami materi tertentu.

Hal tersebut juga dijelaskan oleh Nursiwin (2014) bahwa buku teks juga memberikan pengaruh pada miskonsepsi siswa sebesar 5,91 %. Hasil tersebut menunjukkan bahwa masih banyak buku teks yang tidak disusun berdasarkan tujuan yang benar, yakni untuk mempermudah peserta didik dalam mempelajari suatu materi. Penelitian Stern dan Roseman (2004) juga menyebutkan bahwa masih banyak buku teks kimia yang tidak dapat membantu guru dalam pembelajaran dan mengurangi miskonsepsi yang sering terjadi pada siswa. Pengintegrasian strategi perubahan konseptual pada buku teks kimia dapat memberikan informasi kepada guru kimia mengenai miskonsepsi yang sering terjadi dan bagaimana meningkatkan perubahan konsepsi siswa menjadi lebih baik (Beerenwinkel, 2006, hlm. 97).

Kegiatan membaca Conceptual Change Text (CCT) secara mandiri lebih membantu siswa dalam memahami suatu konsep sains daripada membaca non


(10)

Conceptual Change Text (CCT) (Alvermann dan Hague, 1989; Guzzetti dkk., 1993; Mikkilä-Erdmann, 2001; Wang dan Andre, 1991). Penelitian tentang penggunaan Conceptual Change Text (CCT) dalam proses pembelajaran telah diteliti oleh beberapa peneliti di bidang sains. Pada ilmu kimia penelitian yang telah dilakukan mengenai Conceptual Change Text (CCT) diantaranya Pinarbasi, dkk. (2006) pada materi larutan. Ozmen (2007) pada materi kesetimbangan kimia menemukan bahwa pembelajaran berorientasi Conceptual Change Text (CCT) mampu meningkatkan hasil belajar pada peserta didik.

Selain itu, Cetingul dan Geban (2011) menghasilkan temuan bahwa pembelajaran berorientasi Conceptual Change Text (CCT) dibantu dengan analogi mampu meningkatkan pemahaman konsep dan hasil belajar pada materi asam-basa. Penelitian Beerenwinkel (2010) pada model partikel materi menunjukkan bahwa Conceptual Change Text (CCT) mampu meningkatkan pemahaman konsep. Penelitian Sendur dan Toprak (2013) menunjukkan bahwa Conceptual Change Text (CCT) efektif dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi alkena. Ultay (2015) telah melakukan penelitian pada materi kimia larutan dan menyimpulkan bahwa penggunaan Conceptual Change Text (CCT) dapat membantu mengurangi miskonsepsi pada materi larutan kimia. Aydin (2011), Ozkan (2012), dan Taslidere (2013) menghasilkan temuan bahwa pembelajaran berorientasi Conceptual Change Text (CCT) dibantu dengan konsep kartun mampu meningkatkan pemahaman konsep siswa dan mengurangi terjadinya miskonsepsi.

Konsep kartun merupakan media pendidikan yang memuat permasalahan-permasalahan sains dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunakan karakter tokoh kartun dan mengemukakan beberapa perbedaan pendapat yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari (Keogh, dkk. 1998 ; Keogh dan Naylor, 2000 ;). Konsep kartun telah dikembangkan oleh Brenda Keogh dan Stuart Naylor pada tahun 1992 untuk mengembangkan inovasi pembelajaran dan strategi pembelajaran pada pembelajaran konstruktivisme (Keogh dan Naylor,1999). Konsep kartun berisi dua atau lebih karakter tokoh kartun yang mendiskusikan permasalahan sains. Dalam diskusi yang dilakukan karakter tokoh kartun memuat miskonsepsi dan konsep yang


(11)

benar dari suatu permasalahan (Ekici dan Aydin, 2007). Penggunaan konsep kartun dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar dan membuat siswa senang untuk belajar (Özkan, 2012). Penggunaan konsep kartun dalam Conceptual Change Text (CCT) diharapkan dapat lebih membantu siswa untuk mengubah konsepsi menjadi lebih baik ketika membaca Conceptual Change Text (CCT).

Stoikiometri merupakan konsep kimia yang sering siswa temukan dalam kehidupan sehari-hari, namun siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami konsep Stoikiometri. Salah satu kesulitan siswa adalah keterbatasan kemampuan siswa menggunakan konsep matematika dalam stoikiometri reaksi. Schmidt (1994) menjelaskan bahwa Stoikiometri merupakan salah satu pokok materi kimia dengan konsep-konsep yang sangat penting. Konsep-konsep yang memperlihatkan level makroskopik dan submikroskopik serta simbolik dalam persamaan reaksi, dan membahas tentang penyelesaian perhitungan kimia. Materi stoikiometri juga mempelajari konsep mol dan hubungan konsep mol dengan konsep yang lain yang sangat penting untuk dipelajari siswa .

Miskonsepsi pada materi stoikiometri juga sering terjadi pada siswa, terutama dalam penentuan pereaksi pembatas. Banyak siswa yang masih berpendapat bahwa pereaksi pembatas adalah pereaksi dengan jumlah mol paling kecil atau pereaksi dengan koefisien paling kecil (Chandrasegaran, dkk. 2009). Gauchon dan Meheut (2007) menjelaskan bahwa masih banyak terjadi miskonsepsi pada materi pokok Stoikiometri. Miskonsepsi yang banyak terjadi pada pembahasan konsep mol dan pereaksi pembatas. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep mol, banyak siswa yang mengartikan mol sebagai bagian dari suatu zat, atau mol sebagai suatu angka. Siswa juga tidak mampu mendefinisikan bilangan Avogadro dikarenakan jumlahnya yang terlalu besar (Kind, 2004). Penelitian lain yang membahas tentang miskonsepsi yang terjadi pada materi Stoikiometri diantaranya oleh Davidowitz dan Chittleborough (2010), Gauchon dan Meheut (2007), Schmidt dan Jigneus (2003), dan Delhita (2012).

Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan di atas, maka diperlukan suatu bantuan Conceptual Change Text (CCT) materi stoikiometri sebagai sumber bacaan,


(12)

sehingga diharapkan siswa dapat memiliki pemahaman konsep yang lebih baik pada materi stoikiometri. Oleh karena itu, penting dilakukan penelitian tentang “Perubahan Konsepsi Siswa pada Materi Stoikiometri dengan menggunakan Conceptual Change Text (CCT)”.

B. Rumusan Masalah

Pengembangan Conceptual Change Text (CCT) masih terbatas pada beberapa materi tertentu. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan bahwa Conceptual Change Text (CCT) dapat mengurangi terjadinya miskonsepsi dan meningkatkan pemahaman konsep siswa. Maka dibuat rumusan masalah yang difokuskan pada penelitian ini. Rumusan masalah yang akan diteliti pada penelitian ini adalah “ Bagaimana perubahan konsepsi siswa pada materi stoikiometri dengan menggunakan Conceptual Change Text (CCT)?”. Masalah penelitian yang telah disebutkan di atas, diuraikan kembali menjadi dua pertanyaan penelitian yang menjadi fokus pada penelitian ini.

1. Bagaimana validitas Conceptual Change Text (CCT) pada materi Stoikiometri ? 2. Bagaimana perubahan konsepsi siswa melalui kegiatan membaca Conceptual

Change Text (CCT) pada materi Stoikiomeri ?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini bertujuan untuk :

1. Menghasilkan Conceptual Change Text (CCT) pada materi stoikiometri yang telah tervalidasi.

2. Mengetahui perubahan konsepsi siswa melalui kegiatan membaca Conceptual Change Text (CCT) pada materi Stoikiomeri.


(13)

D. Manfaat Penelitian

Secara umum manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa, dan diharapkan Conceptual Change Text (CCT) menjadi salah satu rekomendasi bacaan alternatif dalam pembelajaran kimia. Secara khusus manfaat penelitian yang dilakukan sebagai berikut :

1. Bagi siswa

a. Memberikan informasi tentang Conceptual Change Text (CCT) pada materi Stoikiometri yang dapat digunakan sebagai alternatif teks bacaan pada materi Stoikiometri;

b. Memberikan informasi tentang miskonsepsi yang sering terjadi pada materi Stoikiometri.

2. Bagi guru

a. Memberikan informasi tentang efektivitas Conceptual Change Text (CCT) dalam perubahan konsepsi siswa;

b. Memberikan informasi tentang Conceptual Change Text (CCT) pada materi Stoikiomeri yang dapat digunakan sebagai alternatif teks bacaan di kelas.

3. Bagi peneliti selanjutnya

a. Memberikan gambaran untuk dilakukan penelitian lain terkait pembuatan Conceptual Change Text (CCT) pada materi kimia lain;

b. Memberikan gambaran untuk dilakukan penelitian lain terkait pengaruh Conceptual Change Text (CCT) materi Stoikiometri dalam pembelajaran kimia.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Skripsi ini ditulis dalam lima bab yang saling berkaitan. Kelima bab tersebut secara berurutan adalah Pendahuluan (BAB I), Tinjauan Pustaka (BAB II), Metode Penelitian (BAB III), Temuan dan Pembahasan (BAB IV) serta


(14)

Simpulan, Implikasi dan Rekomendasi (BAB V). Setelah kelima bab tersebut terdapat Daftar Pustaka dan Lampiran-Lampiran.

Bab I berisi pendahuluan yang terdiri atas uraian latar belakang dilakukannya penelitian ini. Berdasarkan latar belakang tersebut dibuat rumusan masalah utama yang diangkat pada penelitian ini. Bab I juga memuat tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Bagian selanjutnya yaitu struktur organisasi skripsi yang berisi rincian urutan penulisan skripsi dari Bab I hingga Bab V, Daftar Pustaka dan Lampiran-Lampiran. Bab II yaitu tinjauan pustaka merupakan tinjauan teoritis dari berbagai literatur yang berkaitan dengan penelitian ini. Tinjauan pustaka ini digunakan sebagai dasar dalam menginterpretasikan hasil penelitian dan menjawab rumusan masalah yang ditetapkan.

Bagaimana rumusan masalah akan dijawab melalui penelitian ini diuraikan pada bab III yang berisi subjek penelitian, metode penelitian, definisi operasional, prosedur penelitian, alur penelitian dan teknik pengolahan data. Pada definisi operasional diuraikan istilah-istilah penting digunakan dalam penelitian ini. Selanjutnya alur penelitian yang menunjukkan kerangka kerja penelitian sesuai dengan metode yang dipilih. Bagian selanjutnya adalah langkah-langkah penelitian yang memaparkan alur penelitian secara lebih rinci. Beberapa bagian terakhir dari Bab III ini berkaitan dengan bagaimana tiap rumusan masalah akan dijawab. Bagian instrumen penelitian memaparkan jenis instrumen yang dipilih untuk tiap rumusan masalah dan validitasnya. Bagian selanjutnya berupa pemaparan cara mengolah data yang didapatkan melalui instrumen penelitian yang telah ditetapkan.

Bab IV memaparkan hasil temuan dan pembahasan. Pembahasan dilakukan dengan mengacu pada landasan teori dan hasil validasi, yang berturut-turut dicantumkan pada Bab II dan lampiran untuk menjawab tiap rumusan masalah. Bab V berisi simpulan sebagai jawaban dari rumusan masalah, dan berisi implikasi serta rekomendasi untuk pihak terkait dalam penelitian lebih lanjut.


(15)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Development and Validation atau Pengembangan dan validasi menurut Adam dan Wieman (2010). Metode ini memiliki empat tahap yang harus dilakukan, yaitu tahap perencanaan, tahap konstruksi dan validasi, tahap pengujian lapangan, serta tahap pengolahan data. Pada penelitian ini dihasilkan produk berupa Conceptual Change Text (CCT) yang telah tervaidasi, untuk membantu meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi stoikiometri. Conceptual Change Text (CCT) yang dikembangkan ini tentunya masih memerlukan perbaikan lebih lanjut agar menjadi teks yang lebih baik lagi.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian telah dilakukan di salah satu SMA Negeri Kota Bandung. Subjek penelitian yang digunakan adalah siswa kelas XI MIA 5 yang telah mempelajari materi Stoikiometri. Jumlah seluruh siswa yang mengikuti pretest, membaca Conceptual Change Text (CCT), dan posttest adalah 34 orang.

C. Definisi Operasional

Terdapat beberapa istilah yang akan digunakan peneliti dalam penelitian ini. Untuk menghindari perbedaan penafsiran dalam memahami istilah-istilah tersebut, maka peneliti memberikan definisi dari istilah-istilah tersebut.

1. Perubahan konsepsi

Proses perubahan konsepsi dapat didefinisikan sebagai proses pembelajaran dari pengetahuan awal siswa yang dibangun di bawah instruksi belajar menuju konsep yang dapat diterima secara sains (Beerenwinkel, dkk. 2010). Siswa masuk ke dalam kelas bukan seperti kertas kosong, namun memiliki pengetahuan tentang bagaimana dan mengapa suatu fenomena dapat terjadi, sehingga pembelajaran merupakan proses membangun pemahaman berdasarkan pengetahuan awal tersebut (Geban dan Bayir, 2000).


(16)

2. Representasi Kimia

Representasi kimia adalah berbagai keadaan suatu objek, struktur atau penggunaan simbol yang digunakan untuk menjelaskan konsep kimia secara menyeluruh (Chandrasegaran, dkk. 2007). Johnstone (dalam Chttleborough & Treagust, 2004) menjelaskan pengertian tiga level representasi dalam kimia. Pertama, level makroskopik adalah level representasi kimia yang menyangkut fenomena yang dapat diamati. Kedua, level submikroskopik adalah level representasi kimia yang mampu memberikan gambaran dan menjelaskan dari suatu proses kimia atau suatu keadaan fenomena. Ketiga, level simbolik adalah level representasi kimia yang berkaitan dengan penggunaan berbagai simbol, rumus, maupun persamaan kimia yang memberikan penjelasan secara simbolik tentang proses kimia.

3. Conceptual Change Text (CCT)

Conceptual Change Text (CCT) adalah teks yang disusun sabagai upaya melakukan perubahan konseptual siswa yang mengikuti empat tahapan perubahan konseptual yaitu dissatisfaction, intelligible, plausible, dan fruitfull (Posner, dkk. 1982). Conceptual Change Text (CCT) yang disusun didasarkan pada miskonsepsi siswa pada materi stoikiometri.

4. Hukum-hukum Dasar Kimia

Hukum-hukum dasar kimia merupakan pengetahuan dasar ilmu kimia dan sebagai prasyarat untuk mempelajari konsep kimia selanjutnya seperti stoikiometri. Selain itu, hukum-hukum tersebut ditemukan para ahli melalui penelitian secara ilmiah yang merupakan pijakan bagi perkembangan ilmu kimia (Ozmen dan Ayas, 2003).

5. Stoikiometri

Stoikiometri berasal dari bahasa latin (stoicheion : unsur atau bagian; metron: ukuran) mempelajari aspek kuantitatif reaksi kimia atau rumus kimia. Aspek kuantitatif diperoleh melalui pengukuran massa, volume, jumlah, dan sebagainya, yang terkait dengan jumlah atom, ion, molekul, atau rumus kimia, serta keterkaitannya dalam suatu reaksi kimia. (Silberbeg, 2007, hlm. 70)


(17)

D. Instrumen Penelitian

Pengumpulan data penelitian yang dilakukan, memerlukan beberapa instrumen-instrumen penelitian yang meliputi lembar validasi Conceptual Change Text (CCT), tes tertulis, dan angket. Berikut dijelaskan masing-masing instrumen penelitian yang dipakai pada penelitian ini.

1. Lembar Validasi

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi . Validitas isi Conceptual Change Text (CCT) yaitu validitas suatu alat ukur dipandang dari

segi “isi” (content) bahan pelajaran yang dicakup oleh alat ukur tersebut. Validitas isi dievaluasi melalui pertimbangan ahli terhadap kesesuaian butir instrumen dengan lingkup materi pelajaran yang akan diukur. Cara menilai validitas isi yaitu dengan menggunakan hasil penilaian kelompok para ahli dalam bidang yang akan diukur (Firman, 2000). Untuk mengetahui nilai validitas, maka diperlukan lembar validasi. Lembar validasi ini berisikan kolom yang diisi oleh para ahli untuk menentukan apakah Conceptual Change Text (CCT) materi stoikiometri sudah layak atau masih perlu dilakukan revisi. Lembar validasi yang digunakan pada penelitian ini ada empat jenis, diantaranya :

1. Lembar validasi aspek kesesuaian Indikator dengan Kompetensi Inti (KI)- Kompetensi Dasar (KD)

2. Lembar validasi Conceptual Change Text (CCT) materi Stoikiometri terhadap aspek kesesuaian Indikator dengan isi

3. Lembar validasi Conceptual Change Text (CCT) materi Stoikiometri terhadap kesesuaian grafika

4. Lembar validasi Conceptual Change Text (CCT) materi Stoikiometri terhadap kesesuaian teks dengan karakteristik Conceptual Change Text (CCT).

2. Tes tertulis

Tes yang diberikan berupa butir soal yang diturunkan berdasarkan indikator pembelajaran dengan kisi-kisi butir soal. Pretest digunakan untuk mengukur pemahaman konsep siswa sebelum pemberian Conceptual Change Text (CCT) pada materi stoikiometri dan posttest dilaksanakan untuk mengukur pemahaman


(18)

konsep siswa setelah siswa membaca Conceptual Change Text (CCT). Data hasil pretest dan posttest yang diperoleh diolah untuk mengetahui perubahan konsepsi siswa setelah melakukan kegiatan membaca Conceptual Change Text (CCT) pada materi Stoikiometri.

3. Angket

Angket digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap Conceptual Change Text (CCT) yang diberikan. Penelitian yang telah dilakukan menggunakan angket dengan skala Guttman. Skala Guttman merupakan skala kumulatif. Skala Guttman disebut juga skala scalogram yang sangat baik untuk meyakinkan peneliti tentang kesatuan sikap atau sifat yang diteliti (Ruduan dan Kuncoro, 2012 ). Para siswa diminta untuk menjawab pertanyaan dengan memberikan tanda ceklis (√) pada kolom dalam angket yang berisikan jawaban

“ya” apabila setuju dengan pertanyaan yang diberikan atau “tidak” apabila tidak

sesuai dengan pertanyaan yang diberikan.

E. Prosedur Penelitian

Secara garis besar, alur penelitian yang dilakukan disajikan pada Gambar 3.1.


(19)

Studi literatur mengenai : Conceptual Change Text (CCT) Analisis KD pada kurikulum

2013 dalam materi Stoikiometri

Penyususnan Conceptual Change Text (CCT) materi Stoikiometri Penentuan Indikator dari KD

pada materi Stoikiometri

Pembuatan Soal Pretest dan Posttest

Studi literatur mengenai : materi stoikiometri dan miskonsepsi yang terjadi pada materi stoikiometri

Penyusunan Instrumen Validasi Conceptual Change Text (CCT)

Validasi

Revisi

Pretest

Kegiatan membaca Conceptual Change Text

(CCT) materi

Posttest

Pengolahan data

Analisis Temuan dan Pembahasan

Penarikan kesimpulan Pemberian angket

Gambar 3.1. Alur penelitian

T a h a p P er en ca n a a n T a h a p Ko n st ru k si d a n V a lid a si Identifikasi Masalah T a h a p U ji L a p a n g a n T a h a p P en g o la h a n d a ta


(20)

Sesuai dengan alur penelitian pada Gambar 3.1, tahap-tahap penelitian yang ditempuh dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Tahap Perencanaan

a. Analisis Standar Isi mata pelajaran kimia dalam hal ini yaitu Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) kurikulum 2013 untuk materi Stoikiometri.

b. Studi literatur mengenai Conceptual Change Text (CCT)

c. Studi literatur pada materi Stoikiometri dan miskonsepsi yang terjadi pada materi Stoikiometri.

2. Tahap Konstruksi dan Validasi

Setelah seluruh tahapan Perencanaan, selanjutnya dilakukan tahap kontruksi dan validasi yang meliputi:

a. Perumusan indikator aspek kognitif. Perumusuan indikator pembelajaran disesuaikan dengan Kurikulum 2013. Selanjutnya validasi indikator dilakukan oleh lima orang ahli pada bidang kimia, dua orang dosen kimia dan tiga orang guru kimia

b. Pembuatan Conceptual Change Text (CCT) materi Stoikiometri dan revisi. Revisi dilakukan setelah melakukan bimbingan dengan dosen pembimbing. Revisi Conceptual Change Text (CCT) dilakukan sebanyak sebelas kali sebelum dilakukan validasi.

c. Penyusunan butir soal pretest dan posttest dan instrumen validasi Conceptual Change Text (CCT) materi stoikiometri. Butir soal pretest dan posttest sebanyak 26 soal, 20 soal pemahaman konsepsi dan 6 soal miskonsepsi. d. Validasi terhadap Conceptual Change Text (CCT) materi Stoikiometri dan

soal pretest dan pretest. Validasi dilakukan oleh enam orang ahli pada bidang kimia, tiga dosen kimia dan tiga guru kimia. Tujuan dari validasi adalah melihat ketepatan dan kesesuaian Indikator dengan KI-KD, kesesuaian isi Conceptual Change Text (CCT) dengan indikator, kesesuaian Conceptual Change Text (CCT) pada aspek grafika dan kesesuaian karakteristik teks dengan Conceptual Change Text (CCT)


(21)

e. Revisi hasil validasi untuk perbaikan instrumen penelitian. Revisi hasil validasi dilakukan sebanyak tiga kali.

3. Tahap Uji Lapangan

a. Pelaksanaan pretest untuk mengetahui pengetahuan awal siswa;

b. Siswa melakukan kegiatan membaca Conceptual Change Text (CCT) materi Stoikiometri yang telah tervalidasi selama tiga hari;

c. Pelaksanaan posttest dengan menggunakan butir soal yang berbeda namun dengan tingkat kognitif yang sama dengan soal pretest.

5. Tahap Pengolahan Data

Pengolahan dan interpretasi data, perbaikan teks, analisis temuan dan pembahasan kemudian penarikan kesimpulan.

F. Teknik Pengolahan Data

1. Kualitas Conceptual Change Text (CCT) Stoikiometri

Suatu Conceptual Change Text (CCT) dapat dikatakan memiliki kualitas yang baik jika Conceptual Change Text (CCT) tersebut memenuhi kriteria tertentu. Kriteria yang dimaksud yaitu memiliki validitas yang tinggi. Oleh karena itu, digunakan instrumen berupa lembar validasi. Instrumen ini digunakan untuk mengetahui validitas Conceptual Change Text (CCT) yang dikembangkan. Validasi dilakukan terhadap kesesuaian Conceptual Change Text (CCT) Stoikiometri dengan indikator pembelajaran kimia materi Stoikiometri, kesesuaian Grafika Conceptual Change Text (CCT) Stoikiometri , dan kesesuaian Conceptual Change Text (CCT) Stoikiometri dengan karakteristik Conceptual Change Text (CCT). Untuk mengetahui kualitas Conceptual Change Text (CCT) yang dikembangkan, maka dilakukan pengujian-pengujian berikut.

a. Validitas isi

Data hasil validasi ahli terhadap Conceptual Change Text (CCT) dikelompokkan dan diolah, kemudian diinterpretasikan (Valid atau Tidak Valid). Data yang diperoleh menggambarkan kualitas teks yang dikembangkan juga sebagai acuan untuk perbaikan. Hasil validasi ahli pada tiap lembar validasi diolah dengan pendekatan kuantitatif dengan Content Validity Ratio atau Rasio Validitas Konten (CVR). Data validasi ahli dianalisis sebagai berikut.


(22)

1. Kriteria validasi

Data tanggapan validator yang diperoleh berupa format ceklis. Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Validator

Kriteria Bobot

Ya 1

Tidak 0

2. Pemberian skor pada jawaban item dengan menggunakan CVR (Content Validity Ratio). Skor CVR diberikan untuk setiap item yang divalidasi. Setelah semua item dihitung skornya, kemudian skor tersebut diinterpretasikan.

3. Menghitung nilai CVR (Content Validity Ratio atau Rasio Validitas Konten) Validitas isi diolah dengan cara menganalisis hasil pertimbangan para ahli dengan menggunakan Content Validity Ratio (CVR). Untuk mengetahui nilai CVR, digunakan persamaan Lawshe (1975) berikut :

Keterangan:

: jumlah validator yang mengatakan valid : jumlah validator

Ketentuan nilai CVR adalah sebagai berikut:

a. Saat jumlah responden yang menyatakan Ya kurang dari ½ total responden maka nilai CVR = - (negatif).

b. Saat jumlah responden yang menyatakan Ya ½ dari total responden maka nilai CVR = 0.

c. Saat seluruh responden menyatakan Ya maka nilai CVR = 1

d. Saat jumlah responden yang menyatakan Ya lebih dari ½ total responden maka nilai CVR = 0 sampai dengan 1.

4. Menghitung nilai CVI ( indeks validitas konten)

Setelah mengidentifikasi sub pertanyaan pada lembar validasi dengan menggunakan CVR, kemudian CVI dihitung untuk menghitung keseluruhan jumlah sub pertanyaan. Secara sederhana CVI merupakan rata-rata dari nilai CVR untuk sub pertanyaan yang dijawab Ya.


(23)

(Lawshe, 1975)

5. Kategori hasil perhitungan CVR dan CVI

Hasil perhitungan CVR dan CVI adalah berupa rasio angka (-1) sampai dengan (1). CVR dan CVI dinyatakan valid jika nilai CVR dan CVI lebih besar dari nilai kritis. Berdasarkan tabel nilai kritis CVR dan CVI yang telah dikalkulasi ulang untuk enam validator dengan taraf signifikansi 95% (α = 0,05) (Wilson et al., 2012), nilai kritisnya adalah 0,672 (lihat Tabel 3.2). Artinya hanya unit yang nilai CVR dan CVI nya > 0,672 yang dinyatakan valid, sedangkan unit lain yang nilai CVR dan CVI nya < 0,672 memerlukan perbaikan. Nilai kritis CVR dan CVI untuk lima sampai lima belas validator ditunjukkan pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Nilai kritis CVR dan CVI untuk lima hingga lima belas validator

Α 0,1 0,05 0,025 0,01 0,005 0,001

N

5 0,573 0,736 0,877 0,990 0,990 0,990

6 0,523 0,672 0,800 0,950 0,990 0,990

7 0,485 0,622 0,741 0,879 0,974 0,990

8 0,453 0,582 0,693 0,822 0,911 0,990

9 0,427 0,548 0,653 0,775 0,859 0,990

10 0,405 0,520 0,620 0,736 0,815 0,977

11 0,387 0,496 0,591 0,701 0,777 0,932

12 0,370 0,475 0,566 0,671 0,744 0,892

13 0,356 0,456 0,544 0,645 0,714 0,857

14 0,343 0,440 0,524 0,622 0,688 0,826

15 0,331 0,425 0,506 0,601 0,665 0,798

Keterangan: N = Jumlah Validator; α = Taraf Signifikansi

(Wilson, 2012) Conceptual Change Text (CCT) yang diterima adalah nilai CVR yang lebih tinggi atau atau sama dengan nilai minimum yang diterima. Apabila nilai CVR di bawah nilai minimum CVR, maka Conceptual Change Text (CCT) ditolak (Lawshe,1975).


(24)

2. Pengolahan Data Kuantitatif Pretest dan Posttest

Data kuantitatif yang diperoleh pada pretestt dan posttestt diolah dengan tahap-tahap:

a. Melakukan penskoran pada masing-masing butir soal yang telah diturunkan dari indikator pembelajaran berdasarkan level representasi;

b. Mengelompokkan skor pretest dan skor posttest berdasarkan indikator yang telah dibuat. Setiap soal pada masing-masing indikator telah ditentukan kata kunci. Masing-masing kata kunci diberikan nilai 1, apabila salah diberi nilai 0. Skor maksimal untuk setiap soal dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut.

Tabel 3.3 Skor maksimal pada setiap soal

Indikator No.Soal Skor Maksimal

3.11.1 1 5

3.11.2

2 2

3 3

4 2

5 3

3.11.3 6 2

7 2

3.11.4 8 2

9 3

3.11.5 10 3

3.11.6

11 3

12 3

13 3

3.11.7 14 4

15 2

3.11.8

16 3

17 3

18 3

3.11.9 19 4


(25)

c. Perhitungan N-Gain

Untuk mengetahui efektivitas peningkatan perubahan konsepsi siswa sebelum dan sesudah membaca Conceptual Change Text (CCT), maka dilakukan perhitungan N-Gain <g> pada jawaban siswa. N-Gain <g> diperoleh dengan menggunakan rumus yang dikembangkan oleh Hake (1998: 1).

N-Gain <g> =

Berikut pengklasifikasian N-Gain ditunjukkan pada tabel 3.4 berikut. Tabel 3.4 Kriteria N-Gain

Kriteria Tingkat Pencapaian N-Gain

Tinggi (N-Gain) ≥ 0,7

Sedang 0,7 > (N-Gain) ≥ 0,3

Rendah (N-Gain) < 0,3

(Hake, 1998 hlm.1) Tabel 3.5 Tabel Pengolahan Data Rata-rata Pretest dan Posttest Siswa

Jumlah siswa

Rata-rata skor Pretest

Rata-rata skor Posttest

Gain N-Gain Keterangan

Tabel 3.6 Tabel Pengolahan Data Rata-rata Skor Pretest dan Posttest Setiap Indikator

Indikator No. Soal

Rata-rata Skor

Gain N-Gain Keterangan Pretest Posttest

d. Pengolahan data pada soal miskonsepsi Stoikiometri

Pada soal miskonsepsi digunakan pengkategorian untuk setiap jawaban siswa. Jawaban peserta didik dikategorikan menjadi Paham (P), Paham Sebagian (PS), Miskonsepsi (M) dan (T) Tidak Tahu, (Calik dan Ayas, 2005). Setelah itu


(26)

dicari rata-rata pada setiap kriteria jawaban siswa. Rata-rata yang diperoleh digunakan untuk menentukan persentase masing-masing kriteria jawaban siswa.

% jawaban =

Hasil persentase yang didapatkan digunakan untuk menganalisis hasil temuan penelitian. Kriteria jawaban soal miskonsepsi dapat dilihat pada tabel 3.7.

Tabel 3.7 Pengkategorian Perubahan Jawaban Siswa pada Soal Miskonsepsi Stoikiometri

POSTTEST

PRETEST

Nomor

soal P PS M T

P P-P P-PS P-M P-T

PS PS-P PS-PS PS-M PS-T

M M-P M-PS M-M M-T

T T-P T-PS T-M T-T

Keterangan :

P-P : Paham-Paham

PS-P : Paham sebagian- Paham M-P : Miskonsepsi-Paham T-P : Tidak tahu-Paham P-PS : Paham-Paham sebagian PS-PS : Paham sebagian- Paham sebagian

M-PS : Miskonsepsi- Paham sebagian T-PS : Tidak tahu- Paham sebagian P-M : Paham-Miskonsepsi

PS-M : Paham sebagian- Miskonsepsi

M-M : Miskonsepsi- Miskonsepsi T-M : Tidak tahu- Miskonsepsi P-T : Paham- Tidak tahu

PS-T : Sebagian paham- Tidak tahu M-T : Miskonsepsi- Tidak tahu T-T : Tidak tahu- Tidak tahu


(27)

Tabel 3.8 Persentase pada Setiap Kategori Perubahan Jawaban Soal Miskonsepsi

No.

Kategori perubahan

jawaban soal

miskonsepsi

Stoikiometri

Persentase (%)

1

P-P

2

PS-P

3

M-P

4

T-P

5

P-P

6

PS-P

7

M-P

8

T-P

9

P-M

10

PS-M

11

M-M

12

T-M

13

P-T

14

PS-T

15

M-T

16

T-T

Tabel 3.9 Persentase Perubahan Pemahaman Siswa pada Soal Miskonsepsi

Kategori Persentase (%)

Meningkat Tetap Menurun


(28)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh beberapa kesimpulan penelitian sebagai berikut :

1. Conceptual Change Text (CCT) materi Stoikiometri yang disusun dinyatakan valid. Hasil validasi aspek kesesuaian validitas isi dengan nilai CVI =1 , aspek kesesuaian grafika dengan nilai CVI = 0.98 dan kesesuaiannya dengan karakteristik Conceptual Change Text (CCT) dengan nilai CVI = 1.

2. Secara keseluruhan hasil pretest dan posttest siswa setelah membaca Conceptual Change Text (CCT) materi stoikiometri, menunjukkan peningkatan yang cukup baik. Diperoleh rata-rata N-gain siswa sebesar 0,74 yang termasuk kategori tinggi. Conceptual Change Text (CCT) memberikan pengaruh positif terhadap perubahan konsepsi siswa. Sebanyak 82,35 % peserta didik mengalami peningkatan kualitas konsepsi setelah membaca Conceptual Change Text (CCT) materi Stoikiometri.

B. Implikasi

Implikasi dari penelitian ini adalah Conceptual Change Text (CCT) dapat digunakan sebagai sumber belajar penunjang dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa menjadi lebih baik dan mengurangi terjadinya miskonsepsi pada materi Stoikiometri.

C. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti memberikan beberapa rekomendasi sebagai berikut :

1. Mengingat pentingnya meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran, guru disarankan tidak terus menerus menggunakan buku teks biasa. Namun, dapat menggunakan Conceptual Change Text (CCT) pada materi stoikiometri sebagai sumber belajar penunjang dalam pembelajaran kimia materi stoikiometri.

2. Sebaiknya, Conceptual Change Text (CCT) pada materi stoikiometri juga dapat diterapkan pada pembelajaran dengan menggunakan kelas eksperimen dan kelas kontrol

3. Sebaiknya pembuatan dan pengembangan Conceptual Change Text (CCT) tidak hanya pada materi Stoikiometri saja, tetapi pada setiap materi kimia yang sering terjadi miskonsepsi pada peserta didik.


(29)

4. Sebelum pembelajaran mengenai Stoikiometri, ditekankan terlebih dahulu mengenai materi prasyarat yaitu rumus kimia, tata nama kimia, dan persamaan reaksi sederhana.

5. Guru dalam pembelajaran maupun bahan ajar yang digunakan sebaiknya memberi pemahaman terhadap peserta didik bahwa model submikroskopik yang digunakan adalah sekedar pemodelan atau ilustrasi, dan bukan merupakan bentuk nyata.


(30)

DAFTAR PUSTAKA

Adams, W.K. dan Wieman,C.E. (2010). Development and validation of instruments to measure learning of expert-like thinking. Western Anatolia Journal of Educational Science, hlm. 557-566.

Akbaş, Y., dan Gençtürk, E. (2011). The Effect of Conceptual Change Approach to Eliminate 9th Grade High School Students' Misconceptions about Air Pressure. Educational Sciences:Theory & Practice, 11(4), hlm. 2217-2222. Al khawaldeh, S., & Al Olaimat, A. (2010). The Contribution of Conceptual

Change Texts Accompanied by Concept Mapping to Eleventh-Grade Students Understanding of Cellular Respiration Concepts. Journal Of Science Education & Technology, 19(2), hlm. 115-125.

Alvermann, D. E., dan Hague, S. A. (1989). Comprehension of counterintuitive science text: Effects of prior knowledge and text structure. Journal of

Educational Research, 82(4), hlm. 197–202.

Anggarwal, Y. P. Dan Thakur, R.S. (2003). Concept and terms in educational

planning. New Delhi: National Institute of Educational Planning and

Administration.

Aydin, G., dan Balim, A. (2011). The activities based on conceptual change strategies prepared by science teacher candidates. International Journal of Current Research, 4 (11), hlm. 295-304.

Aydin, S. (2012). Remidiation of misconceptions about geometric optics using conceptual change text. International Journal of Current Research, 8 (1), hlm. 19-38.

Balci,C. (2006). Conceptual change text oriented instruction to facilitate conceptual change in rate of reaction concepts. (Tesis). Middle East Technical University.

Beerenwinkel, A., Parchman,I., dan Grasel, C. (2010). Coceptual change text in chemistry teaching: a study on the particle model of matter. International Journal of Science and Mathematics Education, 9, hlm. 1235-1259.

Beerenwinkel,A. (2006). Fostering conceptual change in chemistry classes using expository text. (Disertasi). University of Wuppertal.

Beerenwinkel, A., Parchmann, I., dan Gräsel, C. (2011). Conceptual Change Texts in Chemistry Teaching: A Study on the Particle Model of Matter. International Journal of Science & Mathematics Education, 9(5), hlm.1235-1259.


(31)

Berg, Euwe Van Den. (1991). Miskonsepsi fisika dan remediasi. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.

Bucat, B dan Mocerino, M. (2009). Using conceptual change text with analogies for misconception i acid and bases. Hacette University Journal of education, 41, hlm. 112-123.

Cakir,O.S., Uzuntiryaki,E., dan Geban,O.(2002). Effectiveness of conceptual change texts and concept mapping to students understanding of acids and bases. Reseach in Science teaching, hlm. 6-10.

Cakir,O.S., Yuruk,N., dan Geban,O.(2001). Effectiveness of conceptual change texts and concept mapping to students understanding of cellular respiration concept. Reseach in Science teaching, hlm. 6-10.

Calik, M. Dan Ayas, A. (2005). A cross-age study on the understanding of chemical solution and their component. International Education Journal, 6(1), hlm. 30-41.

Çepnı, S., dan Çıl, E. (2010). Using a conceptual change text as a tool to teach the nature of science in an explicit reflective approach. Asia-Pacific Forum On Science Learning & Teaching, 11(1), hlm.1-29.

Cetingul, I. dan Geban, O. (2011). Using conceptual change texts with analogies for misconceptions in acid and bases. Hacette Universitesi Journal of Education, 41, hlm. 112-123.

Chambers,S.K., dan Andre,T.(1997). Gender, prior knowledge, interst, and experience in electricity and conceptual change texts manipulation in learning about dirrect current. Journal of Research in Science Teaching, 34 (2), hlm.107-123.

Chambliss, M. J. (2002). The characteristics of well-designed science textbooks, in J. Otero, J. A. León & A. C. Graesser, eds, 'The Psychology of Science Text Comprehension', Lawrence Erlbaum Associates, Mahwah, hlm. 51-72.

Chandrasegaran, A.L., Treagust,. D.F., dan Mocerino, M. (2007). The development of a two tier multiple choice diagnostic instrument for evaluating secondari school student’s ability to discribe and explain chemical reactions using multiple levels of representation. Chemistry education Research and Practice, 8 (3), hlm. 293-307.

Chandrasegaran, A.L., Panagiotaki, G., Nobes, G., dan Potton, A. (2009). Mental Models and other misconceptions in children’s understanding of the earth. Journal of Experimental Child Psychology, 104, hlm. 52-67.


(32)

Chittleborough, G. (2009). The modelling ability of non-major chemistry students and theory understanding of the sub-microscopic level. Chemistry Education Research and Practice, 8 (3), hlm. 274-292.

Chittleborough, G. dan Treagust, D.F. (2007). The modelling ability of non-major chemistry students and theory understanding of the sub-microscopic level. Chemistry Education Research and Practice, 8 (2), hlm. 118-136. Costu, B. (2010). Algoritmic, conceptual and graphical chemistry problems: a

revisited study. Asian Journal of Chemistry, 22 (8), hlm. 6013-6025. Dahar, R.W. (2011). Teori-teori belajar dan pembelajaran. Jakarta: Erlangga. Dahsah, C. dan Coll, R.K. (2008). Thai grade 10 and 11 students’ understanding

of stoichiometry and related concepts. International Journal of Science and Mathematics Education, 6, hlm. 573-600.

Daus, J., Pietzner, V., Höner, K., Scheuer, R., Melle, I., Neu, C., Schmidt, S. dan Bader, H. J. (2004). 'Untersuchung des Fortbildungsverhaltens und der Fortbildungswünsche von Chemielehrerinnen und Chemielehrern', Chemkon, 11 (2), hlm. 79-85.

Delhita, A., dan Suyono. (2012). Penggunaan think-aloud protocols untuk mengatasi miskonsepsi siswa pada materi pokok stoikiometri di sma khadijah surabaya. Surabaya: Jurusan Kimia FPMIPA Universitas Negeri Surabaya.

Demırcıoğlu, G. (2009). Comparison of the effects of conceptual change texts implemented after and before instruction on secondary school students' understanding of acid-base concepts. Asia-Pacific Forum on Science Learning & Teaching, 10(2), hlm.1-29.

Davidowitz,B., dan Chittleborough,G. (2010). Students’ strategies in solving

algorithmic stoichiometry problems.Chemistry Education Research and Practice, 4 (3), hlm. 305-317.

Departemen Pendidikan Nasional.(2005). Perkembangan ilmu kimia. Jakarta: Depdiknas.

Durmuş, J., dan Bayraktar, Ş. (2010). Effects of conceptual change texts and laboratory experiments on fourth grade students’ understanding of matter and change concepts. Journal of Science Education & Technology, 19(5), hlm. 498-504.

Ekici, F dan Aydin, F. (2007). Using concept cartoons in diagnosing and overcoming misconception related to photosyntesis. International Journal of Enviromental and Science Education, 2, hlm.111-124.


(33)

Firman, H. (2000). Penilaian hasil belajar dalam pengajaran kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Gauchon, L. dan Méheut, M. (2007). Learning about Stoichiometry: from

students’ preconceptions to the concept of limiting reactant. Chemistry

Education Research and Practice, 8 (4), hlm. 362-375.

Geban, O dan Bayir, G. (2000). Effect of conceptual change approach on

students’ understanding of chemical chamnge and conversation of matter.

Hacette Universitesi Journal of Education, 19, hlm 79-84.

Guzzetti, B. J., Snyder, T. E., Glass, G. V. dan Gamas, W. S. (1993). Promoting conceptual change in science: A comparative meta-analysis of instructional interventions from reading education and science education.

Reading Research Quarterly, 28 (2), hlm. 117–155.

Guzzetti, B. J. dkk. (1995). Improving high school physics texts: Students speak out. Journal of Reading, 36, hlm. 656-663.

Guzzetti, B. J., Williams, W. O., Skeels, S. A. dan Wu, S. M. (1997), 'Influence of text structure on learning counterintuitive physics concepts', Journal of Research in Science Teaching 34(7), hlm. 701 -719.

Gilbert, J. K., dan Treagust, D. (2009). Introduction: macro, submicro and symbolic representations and the relationship between them: key models in chemistry education. Multiple Representations in Chemical Education, 4, hlm. 1-7.

Hake, R. R.(1999). Analyzing change/gain scores. American Educational

Research Association’s Division D, Measurement and Research Methodology, 1-30.

Hynd, C. R. & Alverman B. (1998). When knowledge contradicts intuition: Conceptual change, in C. R. Hynd, ed., 'Learning From Text Across Conceptual Domains', Lawrence Erlbaum Associates, Mahwah, hlm. 139 - 163.

Jong, O.D. dan Driel, J. V. (2004). Exploring the development of student

teachers’ pck of the multiple meaning of chemistry topics. International

Journal of Sciece and Mathematics Education, 2, hlm. 477-491.

Keogh, B., Naylor, S., dan Wilson, C. (1998). Concept cartoon : a new perspective on physics education. Physics Education, 33, hlm. 219-224. Keogh, B dan Naylor, S. (1999). Concept cartoons, teaching and learning in

science: An evaluation. International Journal of Science Education, 21, hlm. 431-446.


(34)

Keogh, B dan Naylor, S. (2000). Teacher and learning in science using concept cartoon : Why dennis wants to stay in at playtime. Australian Primary and Junior Science Journal, 16, hlm. 10-14.

Kim, S. I., dan Van Dusen, L. M. (1998). The role of perior knowledge and elaboration in text comprehension and memory : a comparison of self generated elaboration and text-provided elaboration. The America Journal of Phychology, 111 (3), hlm. 353-378.

Kind, V. (2004). Beyond appearances: students’ misconceptions about basic chemical ideas. School of Education : Durham University.

Kurniasih, I. (2013). Penerapan teks perubahan konseptual terhadap pemahaman konsep siswa kelas xi pada materi hidrolisis garam. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Krajcik, J.S. (1991). Developing students' understanding of chemical concepts. In S.M. Glynn, R.H. Yeany, & B.K. Britton (Eds.), The psychology of learning science: International perspective on the psychological foundations of technology-based learning environments, hlm. 117 - 145. Lawshe, C.H. (1975). A quantitative approach to content validity. Personel

Psychology. 28, hlm. 563-575.

McKenna, D.M. (2014). Using conceptual change texts to address misconceptions in the middle school science classroom. (Tesis). State University of New York.

McMurry, J. (1992). Chemistry 4th edition. Cole Publishing: Callifornia.

Mikkilä-Erdmann, M. (2001). Improving conceptual change concerning photosynthesis through text design. Learning and Instruction, 11,

hlm.241–257.

Mintowati. (2003). Pengembangan bahan ajar. Bandung : Akademia Permata. Nursiwin. (2014). Menggali miskonsepsi siswa sma pada materi perhitungan

kimia menggunakan certainity of response index. Pontianak. FKIP Universitas Tanjungpura.

O’Brien, T. (2010). Brian-Powered Science: Teaching and Learning with

Discrepant Events. Arlington, VA: NSTA press.

Özkan, Ö., Tekkaya, C., dan Geban, Ö. (2004). Facilitating Conceptual Change in Students' Understanding of Ecological Concepts. Journal of Science Education & Technology, 13(1), hlm. 95-105.


(35)

Ozkan, G. (2012). How effective is conceptual change approach in teaching physic.Journal of Education and Instructional Studie in the World, 24(2), hlm. 182-190.

Ozkan, G., dan Selcuk, G. (2013). The use of conceptual change texts as class material in the teaching of "sound" in physics. Asia-Pacific Forum on Science Learning & Teaching, 14(1), hlm. 1-22.

Ozmen, H. (2007). The effectiveness of conceptual change text in remediating high school students’ alternative conceptions concerning chemical equilibrium. Asia Pasific Education Review, 8 (3), hlm. 413-425.

Ozmen, H dan Ayas, A. (2003). Student difficulties in understanding of the conservation of matter in open and closed-system chemical reaction. Chemistry Education: Research and Practice, 4(3), hlm. 279-290.

Pabuçcu, A., dan Geban, Ö. (2012). Students' conceptual level of understanding on chemical bonding. International Online Journal of Educational Sciences, 4(3), hlm. 563-580.

Pfund, K., dan Duin, A. (2005). Beyond Appearances: Students’ misconceptions about basic chemical ideas. Chemistry Education Research and Practice, 8 (3), hlm. 274-292.

Piaget, J. (1973). The child's conception of the world. London: Paladin.

Pinarbasi, T., dkk. (2006). An investigation of effectiveness of conceptual change text-oriented instruction on students’ understanding of solution concepts. Research in Science Education. 36, hlm. 313-335.

Posner, G.J. dkk. (1982). Accomodation of a scientific conception: toward a theory of conceptual change. Science Education, 60 (2), hlm. 211-227. Pusat Bahasa .(2008). Kamus besar bahasa indonesia. Jakarta: Departemen

pendidikan nasional.

Ruduan dan Kuncoro. (2012). Cara menggunakan dan memakai path analusis. Bandung: Alfabeta.

Schmidt, H dan Jignéus, C. (2003). Students’ strategies in solving algorithmic stoichiometry problems. Chemistry Education Research and Practice, 4 (3), hlm 305-317.

Sedur,G dan Toprak,M. (2013). The role of conceptual change texts to improve

students’ understanding of alkenes. Chemistry Education Research and


(36)

Silberberg, M.S. (2007). Principles of General Chemistry. Amerika: McGraw-Hill Companies.

Stepans, J.I., Beisenwneger, R.E. and Dyche, S. (1986). Misconceptions die hard. The Science Teacher, 53(6), hlm. 65-68.

Stern, L dan Roseman, J.E. (2004). Can middle-school science textbooks help students learn important ideas? Finding from project 2016’s curriculum evaluation study: life science. Journal of research in science teaching. 41 (6), hlm.538-568.

Sudarmo, U. (2013). Kimia untuk SMA/MA Kelas X. Surakarta: Penerbit Erlangga.

Sunarya,Y dan Setiabudi, A. (2009). Mudah dan aktif belajar kimia. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Sunarya,Y . (2012). Kimia dasar 1. Bandung : CV. Yrama Widya.

Sungur, S., Tekkaya, C., dan Geban, Ö. (2001). The contribution of conceptual change texts accompanied by concept mapping to students' understanding of the human circulatory system. School Science & Mathematics, 101(2), hlm. 91-101.

Suparno, P. (2005). Miskonsepsi dan perubahan konsep dalam pendidikan fisika. Jakarta : Grasindo.

Susilowati, E. (2009). Theory and application of chemistry. Solo : PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Talanquer, V. (2011). The many faces of the chemistry “triplet”. International

Journal of Science Education, 33 (2), hlm. 179-195.

Taslidere, E. (2013). Effect of Conceptual change oriented instruction on students’ conceptual understanding and decreasing their misconceptions in DC electric circuits. Scientific Research, 4 (4), hlm. 273-282.

Tekkaya, C.(2003). Remediating high school students misconception concerning diffusion and osmisis trough concept mapping and conceptal change.Research in Science and Technological Education, 21 (1), hlm. 5-16.

Trianto.(2007). Model-model pembelajaran inovatif berorientasi konstruktivisme. Prestasi Pustaka: Surabaya.

Ultay, N., Durukan, U., dan Ultay, E. (2015). Evaluation of the effectiveness of conceptual change tesxts in the REACT strategy. Chemistry Education Research and Prectice, 16 (22), hlm. 22-38.


(37)

Vygotsky, L. (1978). Intetaction between learning and development. Dalam Blunden, A. Dan Schmolze, N. (penyunting), Mind and Society (hlm.79-91). Cambrige : Havard University Press.

Wang, T. dan Andre, T. (1991). Conceptual change text versus traditional and application questions versus no questions in learning about electricity.

Contemporary Educational Psychology, 16, hlm. 103–116.

Whitten. K. W., Dawis, R. E., Peck, M. L., Stanley, G. G. (2004). General

chemistry seventh edition. Thomson books/cole: USA.

Wilson, R. F. (2012). Measurement and evaluation in counceling and development. AACE.

Wu, H-K., Krajcik. J.S, dan Soloway, E. (2001). Promoting understanding of chemical representations: students’ use of a visualization tool in the classroom. Jourmal of Research in Science Teaching, 38(7), hlm.821-842. Widodo dan Jasmadi. (2008). Pengembangan bahan ajar berbasis kompetensi.

Padang : Akademia Permata.

Yitbarek, S. (2011). Chemical reaction: diagnosis and toward remedy of misconceptions, AJCE 1(1), hlm. 10-28.

Yuruk, N dan Geban, O.(2001). Conceptual change text: A suplementary material to fasilitate conceptual change in electrochemical cell concept. Research in Science Teaching, hlm. 25-32.

Zirbel, A.L. (2006). Teaching to promote deep understanding and instigate conceptual change. (Paper). Departemen of Physics and Astronomy, Tufts University, Manssachusettes.


(1)

Chittleborough, G. (2009). The modelling ability of non-major chemistry students and theory understanding of the sub-microscopic level. Chemistry Education Research and Practice, 8 (3), hlm. 274-292.

Chittleborough, G. dan Treagust, D.F. (2007). The modelling ability of non-major chemistry students and theory understanding of the sub-microscopic level. Chemistry Education Research and Practice, 8 (2), hlm. 118-136. Costu, B. (2010). Algoritmic, conceptual and graphical chemistry problems: a

revisited study. Asian Journal of Chemistry, 22 (8), hlm. 6013-6025. Dahar, R.W. (2011). Teori-teori belajar dan pembelajaran. Jakarta: Erlangga. Dahsah, C. dan Coll, R.K. (2008). Thai grade 10 and 11 students’ understanding

of stoichiometry and related concepts. International Journal of Science and Mathematics Education, 6, hlm. 573-600.

Daus, J., Pietzner, V., Höner, K., Scheuer, R., Melle, I., Neu, C., Schmidt, S. dan Bader, H. J. (2004). 'Untersuchung des Fortbildungsverhaltens und der Fortbildungswünsche von Chemielehrerinnen und Chemielehrern', Chemkon, 11 (2), hlm. 79-85.

Delhita, A., dan Suyono. (2012). Penggunaan think-aloud protocols untuk mengatasi miskonsepsi siswa pada materi pokok stoikiometri di sma khadijah surabaya. Surabaya: Jurusan Kimia FPMIPA Universitas Negeri Surabaya.

Demırcıoğlu, G. (2009). Comparison of the effects of conceptual change texts implemented after and before instruction on secondary school students' understanding of acid-base concepts. Asia-Pacific Forum on Science Learning & Teaching, 10(2), hlm.1-29.

Davidowitz,B., dan Chittleborough,G. (2010). Students’ strategies in solving algorithmic stoichiometry problems.Chemistry Education Research and Practice, 4 (3), hlm. 305-317.

Departemen Pendidikan Nasional.(2005). Perkembangan ilmu kimia. Jakarta: Depdiknas.

Durmuş, J., dan Bayraktar, Ş. (2010). Effects of conceptual change texts and laboratory experiments on fourth grade students’ understanding of matter and change concepts. Journal of Science Education & Technology, 19(5), hlm. 498-504.

Ekici, F dan Aydin, F. (2007). Using concept cartoons in diagnosing and overcoming misconception related to photosyntesis. International Journal of Enviromental and Science Education, 2, hlm.111-124.


(2)

Firman, H. (2000). Penilaian hasil belajar dalam pengajaran kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Gauchon, L. dan Méheut, M. (2007). Learning about Stoichiometry: from

students’ preconceptions to the concept of limiting reactant. Chemistry Education Research and Practice, 8 (4), hlm. 362-375.

Geban, O dan Bayir, G. (2000). Effect of conceptual change approach on

students’ understanding of chemical chamnge and conversation of matter. Hacette Universitesi Journal of Education, 19, hlm 79-84.

Guzzetti, B. J., Snyder, T. E., Glass, G. V. dan Gamas, W. S. (1993). Promoting conceptual change in science: A comparative meta-analysis of instructional interventions from reading education and science education.

Reading Research Quarterly, 28 (2), hlm. 117–155.

Guzzetti, B. J. dkk. (1995). Improving high school physics texts: Students speak out. Journal of Reading, 36, hlm. 656-663.

Guzzetti, B. J., Williams, W. O., Skeels, S. A. dan Wu, S. M. (1997), 'Influence of text structure on learning counterintuitive physics concepts', Journal of Research in Science Teaching 34(7), hlm. 701 -719.

Gilbert, J. K., dan Treagust, D. (2009). Introduction: macro, submicro and symbolic representations and the relationship between them: key models in chemistry education. Multiple Representations in Chemical Education, 4, hlm. 1-7.

Hake, R. R.(1999). Analyzing change/gain scores. American Educational

Research Association’s Division D, Measurement and Research

Methodology, 1-30.

Hynd, C. R. & Alverman B. (1998). When knowledge contradicts intuition: Conceptual change, in C. R. Hynd, ed., 'Learning From Text Across Conceptual Domains', Lawrence Erlbaum Associates, Mahwah, hlm. 139 - 163.

Jong, O.D. dan Driel, J. V. (2004). Exploring the development of student

teachers’ pck of the multiple meaning of chemistry topics. International Journal of Sciece and Mathematics Education, 2, hlm. 477-491.

Keogh, B., Naylor, S., dan Wilson, C. (1998). Concept cartoon : a new perspective on physics education. Physics Education, 33, hlm. 219-224. Keogh, B dan Naylor, S. (1999). Concept cartoons, teaching and learning in

science: An evaluation. International Journal of Science Education, 21, hlm. 431-446.


(3)

Keogh, B dan Naylor, S. (2000). Teacher and learning in science using concept cartoon : Why dennis wants to stay in at playtime. Australian Primary and Junior Science Journal, 16, hlm. 10-14.

Kim, S. I., dan Van Dusen, L. M. (1998). The role of perior knowledge and elaboration in text comprehension and memory : a comparison of self generated elaboration and text-provided elaboration. The America Journal of Phychology, 111 (3), hlm. 353-378.

Kind, V. (2004). Beyond appearances: students’ misconceptions about basic chemical ideas. School of Education : Durham University.

Kurniasih, I. (2013). Penerapan teks perubahan konseptual terhadap pemahaman konsep siswa kelas xi pada materi hidrolisis garam. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Krajcik, J.S. (1991). Developing students' understanding of chemical concepts. In S.M. Glynn, R.H. Yeany, & B.K. Britton (Eds.), The psychology of learning science: International perspective on the psychological foundations of technology-based learning environments, hlm. 117 - 145. Lawshe, C.H. (1975). A quantitative approach to content validity. Personel

Psychology. 28, hlm. 563-575.

McKenna, D.M. (2014). Using conceptual change texts to address misconceptions in the middle school science classroom. (Tesis). State University of New York.

McMurry, J. (1992). Chemistry 4th edition. Cole Publishing: Callifornia.

Mikkilä-Erdmann, M. (2001). Improving conceptual change concerning photosynthesis through text design. Learning and Instruction, 11,

hlm.241–257.

Mintowati. (2003). Pengembangan bahan ajar. Bandung : Akademia Permata. Nursiwin. (2014). Menggali miskonsepsi siswa sma pada materi perhitungan

kimia menggunakan certainity of response index. Pontianak. FKIP Universitas Tanjungpura.

O’Brien, T. (2010). Brian-Powered Science: Teaching and Learning with Discrepant Events. Arlington, VA: NSTA press.

Özkan, Ö., Tekkaya, C., dan Geban, Ö. (2004). Facilitating Conceptual Change in Students' Understanding of Ecological Concepts. Journal of Science Education & Technology, 13(1), hlm. 95-105.


(4)

Ozkan, G. (2012). How effective is conceptual change approach in teaching physic.Journal of Education and Instructional Studie in the World, 24(2), hlm. 182-190.

Ozkan, G., dan Selcuk, G. (2013). The use of conceptual change texts as class material in the teaching of "sound" in physics. Asia-Pacific Forum on Science Learning & Teaching, 14(1), hlm. 1-22.

Ozmen, H. (2007). The effectiveness of conceptual change text in remediating

high school students’ alternative conceptions concerning chemical

equilibrium. Asia Pasific Education Review, 8 (3), hlm. 413-425.

Ozmen, H dan Ayas, A. (2003). Student difficulties in understanding of the conservation of matter in open and closed-system chemical reaction. Chemistry Education: Research and Practice, 4(3), hlm. 279-290.

Pabuçcu, A., dan Geban, Ö. (2012). Students' conceptual level of understanding on chemical bonding. International Online Journal of Educational Sciences, 4(3), hlm. 563-580.

Pfund, K., dan Duin, A. (2005). Beyond Appearances: Students’ misconceptions about basic chemical ideas. Chemistry Education Research and Practice, 8 (3), hlm. 274-292.

Piaget, J. (1973). The child's conception of the world. London: Paladin.

Pinarbasi, T., dkk. (2006). An investigation of effectiveness of conceptual change text-oriented instruction on students’ understanding of solution concepts. Research in Science Education. 36, hlm. 313-335.

Posner, G.J. dkk. (1982). Accomodation of a scientific conception: toward a theory of conceptual change. Science Education, 60 (2), hlm. 211-227. Pusat Bahasa .(2008). Kamus besar bahasa indonesia. Jakarta: Departemen

pendidikan nasional.

Ruduan dan Kuncoro. (2012). Cara menggunakan dan memakai path analusis. Bandung: Alfabeta.

Schmidt, H dan Jignéus, C. (2003). Students’ strategies in solving algorithmic stoichiometry problems. Chemistry Education Research and Practice, 4 (3), hlm 305-317.

Sedur,G dan Toprak,M. (2013). The role of conceptual change texts to improve

students’ understanding of alkenes. Chemistry Education Research and Practice, 14, hlm. 431-449.


(5)

Silberberg, M.S. (2007). Principles of General Chemistry. Amerika: McGraw-Hill Companies.

Stepans, J.I., Beisenwneger, R.E. and Dyche, S. (1986). Misconceptions die hard. The Science Teacher, 53(6), hlm. 65-68.

Stern, L dan Roseman, J.E. (2004). Can middle-school science textbooks help students learn important ideas? Finding from project 2016’s curriculum evaluation study: life science. Journal of research in science teaching. 41 (6), hlm.538-568.

Sudarmo, U. (2013). Kimia untuk SMA/MA Kelas X. Surakarta: Penerbit Erlangga.

Sunarya,Y dan Setiabudi, A. (2009). Mudah dan aktif belajar kimia. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Sunarya,Y . (2012). Kimia dasar 1. Bandung : CV. Yrama Widya.

Sungur, S., Tekkaya, C., dan Geban, Ö. (2001). The contribution of conceptual change texts accompanied by concept mapping to students' understanding of the human circulatory system. School Science & Mathematics, 101(2), hlm. 91-101.

Suparno, P. (2005). Miskonsepsi dan perubahan konsep dalam pendidikan fisika. Jakarta : Grasindo.

Susilowati, E. (2009). Theory and application of chemistry. Solo : PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Talanquer, V. (2011). The many faces of the chemistry “triplet”. International Journal of Science Education, 33 (2), hlm. 179-195.

Taslidere, E. (2013). Effect of Conceptual change oriented instruction on

students’ conceptual understanding and decreasing their misconceptions in

DC electric circuits. Scientific Research, 4 (4), hlm. 273-282.

Tekkaya, C.(2003). Remediating high school students misconception concerning diffusion and osmisis trough concept mapping and conceptal change.Research in Science and Technological Education, 21 (1), hlm. 5-16.

Trianto.(2007). Model-model pembelajaran inovatif berorientasi konstruktivisme. Prestasi Pustaka: Surabaya.

Ultay, N., Durukan, U., dan Ultay, E. (2015). Evaluation of the effectiveness of conceptual change tesxts in the REACT strategy. Chemistry Education Research and Prectice, 16 (22), hlm. 22-38.


(6)

Vygotsky, L. (1978). Intetaction between learning and development. Dalam Blunden, A. Dan Schmolze, N. (penyunting), Mind and Society (hlm.79-91). Cambrige : Havard University Press.

Wang, T. dan Andre, T. (1991). Conceptual change text versus traditional and application questions versus no questions in learning about electricity. Contemporary Educational Psychology, 16, hlm. 103–116.

Whitten. K. W., Dawis, R. E., Peck, M. L., Stanley, G. G. (2004). General chemistry seventh edition. Thomson books/cole: USA.

Wilson, R. F. (2012). Measurement and evaluation in counceling and development. AACE.

Wu, H-K., Krajcik. J.S, dan Soloway, E. (2001). Promoting understanding of

chemical representations: students’ use of a visualization tool in the

classroom. Jourmal of Research in Science Teaching, 38(7), hlm.821-842. Widodo dan Jasmadi. (2008). Pengembangan bahan ajar berbasis kompetensi.

Padang : Akademia Permata.

Yitbarek, S. (2011). Chemical reaction: diagnosis and toward remedy of misconceptions, AJCE 1(1), hlm. 10-28.

Yuruk, N dan Geban, O.(2001). Conceptual change text: A suplementary material to fasilitate conceptual change in electrochemical cell concept. Research in Science Teaching, hlm. 25-32.

Zirbel, A.L. (2006). Teaching to promote deep understanding and instigate conceptual change. (Paper). Departemen of Physics and Astronomy, Tufts University, Manssachusettes.