UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAKBOLA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT) : penelitian tindakan kelas di kelas vii f smp negeri 14 bandung.
Adita Semibastian, 2015
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAKBOLA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAKBOLA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT
(TEAM GAMES TOURNAMENT)
(Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas VII F SMP Negeri 14 Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Olahraga
Oleh
Adita Semibastian 1006025
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI DEPARTEMEN PENDIDIKAN OLAHARAGA
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG 2015
(2)
Adita Semibastian, 2015
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAKBOLA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAKBOLA MELAUI MODEL PEMBELAJRAN KOOPERATIF TIPE TGT
( TEAM GAMES TOURNAMENT )
Oleh Adita Semibastian
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Olahraga
© Adita Semibastian 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2015
Hak Cipta dilindungi undang - undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotocopy, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.
(3)
Adita Semibastian, 2015
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAKBOLA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN
ADITA SEMIBASTIAN 1006025
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Passing Sepakbola Melalui Model Pembelajaran Koopertif Tipe TGT(Team Games Tournament)
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VII F Smp Negeri 14 Bandung)
Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:
Pembimbing I
Drs. Andi Suntoda, M. Pd. NIP. 195806201986011002
Pembimbing II
Dr. Dian Budiana, M. Pd. NIP. 197706292002121002
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Dr. Bambang Abduljabar, M. Pd. NIP. 196509091991021001
(4)
Adita Semibastian, 2015
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAKBOLA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
i ABSTRAK
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAKBOLA
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
TGT(TEAM GAMES TOURNAMENT) oleh:Adita Semibastian (1006025) Pembimbing I:Drs. Andi Suntoda, M. Pd.,Pembimbing II:Dr. Dian Budiana, M. Pd.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah model pembelajaran TGT (Team Games Tournament) dapat meningkatkan hasil belajar passing sepakbola pada siswa di kelas VII F SMP Negeri 14 Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 14 Bandung dengan populasi seluruh siswa kelas VII F yang berjumlah 40 orang terdiri dari 18 orang putra dan 22 orang putri. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah model siklus yang meliputi langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Instrumen yang digunakan adalah Games Performance Assesment Instrumen (GPAI), observasi, dan kuisioner. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kuantitatif yang berupa menghitung jumlah, menghitung rata - rata, menghitung nilai persentase, dan membuat grafik. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data nilai rata – rata hasil belajar passing sepakbola dengan menggunakan model pembelajaran TGT (Team Games Tournament) pada tahap observasi adalah ẍ= 49.7, pada siklus I tindakan 1 diperoleh nilai
rata-rata hasil belajar passingsepakbola ẍ= 61.2 dan pada siklus I tindakan 2 ẍ=
69.4. Pada siklus II tindakan 1 diperoleh nilai rata-rata hasil belajar passing sepakbola ẍ= 74.9 dan pada siklus II tindakan 2 adalah ẍ= 81.8. Dengan melihat
hasil pengolahan dan analisis data, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran TGT (Team Games Tournament) yang diterapkan dalam pembelajaran passing sepakbola dapat meningkatkan hasil belajar passing sepakbola. Disarankan adanya penelitian lebih lanjut mengenai upaya meningkatkan hasil belajar passing sepakbola dengan menggunakan model pembelajaran TGT (Team Games Tournament), karena masih banyak faktor lain yang mempengaruhi yang belum terpecahkan oleh penulis.
Kata Kunci : TGT (Team Games Tournament), Hasil Belajar, Passing
(5)
Adita Semibastian, 2015
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAKBOLA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ii ABSTRACT
HOW TO IMPROVE THE RESULTS OF FOOTBALL PASSING THROUGH COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT) by:Adita Semibastian (1006025) Supervisor I:Drs. Andi Suntoda, M. Pd., Supervisor II:Dr. Dian Budiana, M. Pd.
The purpose of this study is to determine how efforts to improve the results of football passing through model TGT (Team Games Tournament) learning on the students in the class VII F SMP 14 Bandung. The method in this research is classroom action research Classroom Action Research (Action Research), and this research was conducted in SMPN 14 Bandung with the object of research were the entire class VII F totaling 40 people consist of 18 male students and 22 female students. The design used is a cycle model that includes the steps of planning, implementation, observation and reflection. The instruments used were The Games Performance Assessment Instrument (GPAI), observation, and questionnaires. In analyzing the data of this research, the writer used qualitative method comprises of calculating the number, calculating the average value, calculating percentage, and making graph. Based on the results of a calculation at the stage of pre observation, average results in passing football learning is x = 49.7. At the stage of the first cycle of action 1 obtained an average passing football is X = 61.2. And the first cycle of action 2 x = 69.4. In the second cycle of action 1 obtained an average results of passing football learning X = 74.9 and the second cycle of action 2 is X = 81.8. From the data analysis it could be concluded that by using model TGT (Team Games Tournament) were applied in football passing learning can improve results of passing football. It is suggestes to provide further research on the means to improve learning outcome of passing in football using TGT (Team Games Tournament) learning model, due to several other factors affected the result which still being unsolved by the writer.
Keyword : TGT (Team Games Tournament), Results of learning, Football passing
(6)
Adita Semibastian, 2015
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAKBOLA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vi DAFTAR ISI
halaman
ABSTRAK . ... i
KATA PENGANTAR . ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR DIAGRAM ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang ... 1
B.Rumusan Masalah ... 8
C.Tujuan Penelitian ... 8
D.Manfaat Penelitian ... 9
E.Struktur Penulisan Skripsi ... 9
BAB II TINJAUAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN ... 11
A.Kajian Pustaka ... 11
1. Pendidikan Jasmani ... 11
a. Hakikat Pendidikan Jasmani. ... 11
b. Pendidikan Jasmani di Sekolah. ... 14
c. Materi Pendidikan Jasmani. ... 19
2. Permainan Sepakbola ... 21
a. Hakikat Permainan Sepakbola ... 21
b. Teknik Dasar Permainan Sepakbola. ... 23
3. Pembelajaran Permainan Sepakbola. ... 28
a. Hakikat Belajar... 28
b. Pengertian Pembelajaran. ... 29
(7)
Adita Semibastian, 2015
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAKBOLA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vii
4. Model PembelajaranKooperatif ... 33
a.Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif... 33
b. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournament). ... 36
c. Komponen-komponen Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournament)... 39
d.Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournament). ... 40
5. Hasil Belajar ... 42
a. Pengertian Hasil Belajar. ... 42
b. Domain Hasil Belajar. ... 45
1) Hasil Belajar Kognitif. ... 46
2) Hasil Belajar Afektif. ... 47
3) Hasil Belajar Psikomotor. ... 47
B.Kerangka Berpikir ... 48
C.Hipotesis Tindakan ... 51
BAB III METODE PENELITIAN ... 52
A.Tujuan Operasional Penelitian ... 52
B.Lokasi dan Subjek Penelitian ... 52
C.Waktu Penelitian ... 53
D.Siklus Penelitian . ... 53
E.Fokus Penelitian ... 54
F. Metode Penelitian ... 54
G.Desain Penelitian ... 56
H.Langkah –Langkah Penelitian ... 57
I. Rencana Tindakan ... 59
J. Data dan Cara Pengambilannya ... 61
K.Instrumen Penelitian ... 62
(8)
Adita Semibastian, 2015
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAKBOLA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
viii
BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA ... 70
A.Observasi Awal ... 70
B.Hasil Penelitian ... 72
1. Siklus I . ... 73
a. Tindakan 1 . ... 73
b. Tindakan 2 . ... 79
2. Refleksi . ... 86
3. Siklus II ... 87
a. Tindakan 1 . ... 87
b. Tindakan 2 . ... 93
C.Pembahasan . ... 99
D.Diskusi Hasil Temuan ... 101
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 104
A.Kesimpulan ... 104
B.Saran ... 104
DAFTAR PUSTAKA ... 106 LAMPIRAN
(9)
Adita Semibastian, 2015
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAKBOLA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ix
DAFTAR DIAGRAM
Diagram Halaman
(10)
Adita Semibastian, 2015
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAKBOLA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Menendang Bola Dengan Kaki Bagian Dalam ... 26
2.2 Menendang Bola Dengan Kaki Bagian Luar ... 27
2.3 Menendang Bola Dengan Punggung Kaki ... 27
3.1 Siklus Pelaksanaan Tindakan Dalam PTK ... 58
4.1 Menggambarkan Leveling System 1vs1 ... 75
4.2 Menggambarkan Leveling System 1vs3 ... 75
4.3 Menggambarkan Leveling System 5vs5 ... 77
4.4 Menggambarkan Leveling System 2vs2 ... 81
4.5 Menggambarkan Leveling System 2vs3 ... 82
4.6 Menggambarkan Leveling System 5vs5 ... 84
4.7 Menggambarkan Leveling System 3vs3 ... 89
4.8 Menggambarkan Leveling System 3v4s ... 90
4.9 Menggambarkan Leveling System 5vs5 ... 91
4.10 Menggambarkan Leveling System 3vs5 ... 95
4.11 Menggambarkan Leveling System 4vs4 ... 96
(11)
Adita Semibastian, 2015
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAKBOLA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Perhitungan Poin Permainan Untuk Empat Pemain... 40
2.2 Perhitungan Poin Permainan Untuk Tiga Pemain ... 40
2.3 Pengubahan Perilaku dan Hasil Perubahan Perilaku ... 46
3.1 Tahapan Dan Garis-Garis Besar Kegiatan Penelitian ... 54
3.2 Pertanyaan/ Kuisioner ... 66
3.3 Format Penilaian Pembelajaran Passing Sepakbola ... 66
3.4 Format Penilaian Aspek Afektif... 67
3.5 Tes Keterampilan Passing Sepakbola ... 68
4.1 Hasil Belajar Passing Sepakbola (Observasi Awal)... 71
4.2 Identifikasi Permasalahan dan Alternatif Pemecahan ... 73
4.3 Materi Pembelajaran Siklus 1 Tindakan 1 ... 74
4.4 Rata–Rata Hasil Belajar Passing Sepakbola Siklus I Tindakan I ... 78
4.5Identifikasi Permasalahan Dan Alternatif Pemecahan ... 79
4.6 Materi Pembelajaran Siklus I Tindakan 2 ... 81
4.7 Rata–Rata Hasil Belajar Paasing Sepakbola Siklus I Tindakan 2... 85
4.8 Identifikasi Permasalahan dan Alternatif Pemecahan ... 86
4.9 Materi Pembelajaran Siklus II Tindakan 1... 89
4.10 Rata–Rata Hasil Belajar Passing Sepakbola Siklus II Tindakan 1 ... 92
4.11 Identifikasi Permasalahan Dan Alternatif Pemecahan ... 94
4.12 Materi Pembelajaran Siklus II Tindakan 2... 95
(12)
Adita Semibastian, 2015
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAKBOLA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xii
4.14 Nilai Hasil Belajar Passing Sepakbola Pada Setiap Siklus ... 101 DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Surat Keterangan Judul dan Dosen Pembimbing (SK) LAMPIRAN 2 Surat Izin Penelitian
LAMPIRAN 3 Surat Balasan Telah Melakukan Penelitian LAMPIRAN 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) LAMPIRAN 5 Instrumen Penelitian
A.Format Penilaian Aspek Kognitif B.Format Penilaian Aspek Psikomotor C.Format Penilaian Aspek Afektif LAMPIRAN 6 Data Hasil Penelitian
A.Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Passing Sepakbola Pada Siklus I B.Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Passing Sepakbola Pada Siklus II C.Rata-rata Hasil Belajar Passing Sepakbola Pada Setiap Siklus dan
Tindakan
LAMPIRAN 7 Format Catatan Lapangan LAMPIRAN 8 Dokumentasi
(13)
1
Adita Semibastian, 2015
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAKBOLA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan tidak akan terlepas dari kehidupan manusia, karena melalui pendidikan manusia mempunyai ruang untuk belajar dan mengembangkan dirinya untuk menjadi seseorang yang lebih baik. Pendidikan dilihat secara luas adalah pengalaman belajar seseorang yang berlangsung sepanjang hidup, artinya pendidikan akan berjalan secara terus menerus tanpa batas waktu yang ditentukan yaitu selama terjadinya interaksi anatar individu maupun adanya pengaruh dari lingkungan hidupnya. Sedangkan dalam artian sempit pendidikan adalah interkasi antar individu yang diselenggarakan di sebuah intansi pendidikan secara formal, artinya bahwa pendidikan hanya berlangsung ketika seseorang menimba ilmu di sekolah. Namun dalam ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) disebutkan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat, bangsa, dan negara.
Pendidikan jasmani merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pendidikan secara keseluruhan, pendidikan jasmani memberikan kontribusi dalam mengembangkan potensi peserta didik. Hal ini sebagaimana yang diutarakan oleh Mutohir & Lutan (1996, hlm. 12) mengemukakan bahwa:
Pendidikan Jasmani merupakan bagian dari pendidikan secara umum. Pendidikan jasmani dapat di definisikan sebagai suatu proses pendidikan yang ditunjukan untuk mencapai tujuan pendidikan melalui gerakan fisik. Pendidikan sebagai salah satu sub-sistem pendidikan yang berperan penting dalam mengembangkan kualitas manusia Indonesia.
Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam mengintensifkan penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Upaya peningkatan kualitas pembelajaran pendidikan jasmani terus menerus dilakukan oleh pihak-pihak yang terkait, sebagai ujung tombak kegiatan belajar mengajar pendidikan jasmani
(14)
2
Adita Semibastian, 2015
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAKBOLA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
adalah guru, oleh karena itu guru memiliki peran penting dalam meningkatkan mutu pendidikan yaitu dengan menggunakan tehnik mengajar yang bermakna, karena tehnik mengajar merupakan salah satu motor penggerak yang mengaktifkan siswa dalam proses balajar mengajar.
Tugas guru adalah membantu siswa untuk mencapai tujuannya, maksudnya dalam proses pembelajaran guru hanya membantu siswa sebagai fasilitator saja bukan sebagai pemberi informasi yang menyeluruh, guru lebih banyak berurusan dengan strategi pemebelajaran daripada memberi informasi, tetapi siswa yang lebih banyak aktif mencari informasi. Selain itu tugas guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa), disamping itu guru juga dapat mengembangkan suasana belajar di kelas selama pembelajaran berlangsung. Suasana belajar yang dimaksud adalah adanya umpan balik interaktif antara guru dan peserta didik. Dengan demikian, siswa akan mampu memberikan respon balik terhadap materi pembelajaran secara aktif, tidak harus menunggu informasi dari guru.
Dalam pendidikan jasmani program belajar yang berjalan yaitu dengan menggabungkan aktivitas fisik dengan aspek kognitif, dengan demikian tidak dapat di sangkal bahwa pendidikan jasmani akan lebih menuntut anak untuk bergerak lebih daripada pembelajaran lainnya. Pada umumnya anak – anak memiliki kecenderungan ingin selalu bergerak, karena bergerak merupakan kemampuan alamiah yang dikuasai manusia sejak lahir untuk mempelajari lingkungan disekitar mereka, hal ini sejalan dengan apa yang di ungkapkan oleh Tarigan (2012, hlm. 113) bahwa:
Gerakan merupakan media alamiah yang dilakukan anak – anak untuk menemukan , mempelajari, meneliti lingkungan dunia disekitar mereka…selain itu gerakan - gerakan tersebut dapat juga dinikmati oleh anak dalam upaya menurunkan ketegangan dan kecemasan.
Banyak berbagai bentuk gerakan yang di lakukan anak – anak di dalam memamsuki tahap – tahap perkembangannya, gerakan gerakan tersebut berpengaruh besar terhadap peningkatan petumbuhan fisik dan sikap sosial anak. Selain itu seiring dengan berkembangnya tingkat gerakan anak dapat juga mempengaruhi kemampuan kognitif anak. Sebagaimana yang dijelaskan Tarigan (2012, hlm. 114) bahwa “…peningkatan pengalaman gerak anak dapat
(15)
3
Adita Semibastian, 2015
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAKBOLA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mempengaruhi dan memperkaya kemampuan intelektual anak”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peningkatan pengalaman gerak alamiah yang dilakukan anak secara berkala dapat mempengaruhi dan meningkatkan pertumbuhan fisik, interaksi social, serta kemampuan intelektual anak. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan jasmani yaitu pendidikan jasmani dapat berkontribusi dalam perkembangan kognitif dan afektif, maksudanya pendidikan jasmani tidak hanya terpaku pada peningkatan pertumbuhan fisik saja, namun pendidikan jasmani dapat menyokong perkembangan kognitif dan afektif siswa. Sebagaimana yang di jelaskan Abduljabar (2010, hlm. 22) menyatakan bahwa :
Di dalam kurikulum, tujuan pendidikan jasmani menyokong perkembangan kognitif dan afektif, pendidikan jasmani dapat berkontribusi kepada perkembangan kognitif dan afektif siswa. Namun demikian, hal ini sangat bergantung pada bagaimana guru pendidikan jasmani menekankan atau mengorientasikan perkembangan didalam program-program pembelajaran.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani bukan hanya mengembangkan aspek fisik semata tetapi pendidikan jasmani juga mengembangkan aspek kognitif dan aspek afektif, maka dari itu ada tiga aspek yang menjadi bahan penilaian sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yaitu: aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Ketiga aspek tersebut diharapkan dapat tercapai oleh siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani dengan menggunakan berbagai jenis olahraga permainan.
Olahraga permainan merupakan salah satu materi yang dipelajari oleh siswa dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, menurut Almond (1986) dalam Griffin dkk. (1997) yang dikutip oleh Hoedaya (2001, hlm. 21) mengatakan bahwa “sistem klasifikasi dalam olahraga permainan dapat di golongkan menjadi 4 jenis permainan yaitu Invasion, Net/Wall, Fielding/Run-scoring dan Target.”.
Invasion games adalah permainan yang bertujuan untuk menguasai daerah lawan untuk membuat skor atau dapat diartikan sebagai permainan saling serang untuk memenangkan pertandingan. Net/Wall games melibatkan benda yang sengaja dilemparkan atau dipukul ke udara dengan tujuan untuk tidak bisa dikembalikan oleh lawan bermainnya. Fielding/run scoring games tujuannya adalah untuk memukul suatu benda (biasanya bola) sehingga menghindarkannya dari
(16)
4
Adita Semibastian, 2015
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAKBOLA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penguasaan lawan. Target games diartikan sebagai permainan yang menuntut pelaku menggerakkan benda dengan tingkat ketepatan tinggi ke sasaran tertentu.
Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang dipelajari dalam pembelajaran penjas. Menurut Sucipto, dkk (2000, hlm. 17) menyatakan bahwa:
Sepakbola merupakan permainan beregu yang setiap regunya terdiri dari sebelas pemain, dan salah satunya adalah penjaga gawang, masing-masing regu berusaha memasukan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan dan mempertahankan gawangnya sendiri untuk tidak kemasukan.
Sama halnya dengan apa yang diungkapkan oleh Sucipto, (Salim 2008, hlm. 10) menuturkan bahwa:
Sepakbola adalah olahraga yang memainkan bola dengan menggunakan kaki. Tujuan utamanya dari permainan ini adalah untuk mencetak gol atau skor sebanyak banyaknya yang tentunya harus dilakukan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sepakbola adalah permainan beregu dengan menggunakan bola yang dimainkan oleh dua tim kesebelasan untuk saling mencetak gol atau skor sebanyak banyaknya ke gawang lawan dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Keberhasilan suatu pembelajaran di sekolah dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah kualitas pengajar/guru dan pemilihan strategi pembelajaran. Guru mempunyai peran penting dalam keberhasilan suatu pembelajaran, keberhasilan suatu pemebelajaran dapat dilihat salah satunya dari hasil belajar siswa yang meningkat. Upaya untuk tercapainya keberhasilan pemebelajaran tersebut guru harus pintar dalam membuat startegi pembelajaran dan memlih model pembelajaran yang tepat, agar hasil belajar yang siswa dapatkan sesuai dengan apa yang diharapakan. Untuk mendapatkan hasil pembelajaran yang baik, maka sebagai guru harus memilih model pembelajaran yang dirasa cocok dengan karakteristik siswa tersebut, sebagaimana Juliantine Tite dkk. (2013, hlm. 9) menjelaskan bahwa :
(17)
5
Adita Semibastian, 2015
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAKBOLA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik belajar.
Model Pembelajaran kooperatif salah satu model pembelajaran yang masih berlaku dan sangat banyak digunakan oleh guru. Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Sesuai dengan pernyataan Eggen & Kauchak, (2012, hlm. 279) bahwa:
Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan belajar sama – sama, siswa yang berbeda latar belakangnya. Jadi dalam pembelajaran kooperatif siswa berperan ganda yaitu sebagai siswa ataupun sebagai guru.
Pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa pengertian menurut para ahli, diantaranya: Menurut Slavin (Isjoni, 2011, hlm. 15) menyatakan bahwa:
In cooperative learning, students work together in four member teams to master material initially presented by the teacher”. Ini berarti bahwa pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja kelompok-kelompok kecil berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang peserta didik lebih bergairah dalam belajar.
Dari beberapa pengertian menurut para ahli dapat di simpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah cara belajar dalam bentuk kelompok-kelompok kecil yang saling bekerjasama dan diarahkan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan
Tipe – tipe dalam model pembelajaran kooperatif meliputi ( 1 ) Student Team Achievment Division (STAD), ( 2 ) Jigsaw, ( 3 ) Group Investigation ( Investigasi Kelompok ), ( 4 ) Make a Match ( Membuat Pasangan), dan ( 5 ) TGT (Team Games Tournament) dan ( 6 ) Think Pair Share.
Model pembelajaran TGT (Team Game Tournament) adalah sebuah model pembelajaran yang mudah diterapkan, model pembelajaran ini melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa
(18)
6
Adita Semibastian, 2015
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAKBOLA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan. Proses belajar dengan permainan yang dirancang dalam model pembelajaran Teams Games Tournament
memungkinkan siswa dapat belajar lebih menyenagkan, disamping itu menumbuhkan sikap tanggung jawab, kejujuran, kerja sama, dan persaingan yang sportif. Definisi model pembelajaran kooperatif TGT (Team Games Tournament)
menurut Saco (2006, hlm. 33) adalah :
Model pembelajaran kooperatif tipe TGT siswa memainkan permainan-permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing. Permainan dapat disusun guru dalam bentuk kuis berupa pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran. Kadang-kadang dapat juga diselingi dengan pertanyaan yang berkaitan dengan kelompok.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan tipe pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok yang beranggotakan 3 - 5 siswa dengan klasifikasi kemampuan yang berbeda, dalam praktiknya melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan, karateristik lainnya juga melibatkan siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforment.
Model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament)
mempunyai kelebihan dan kelemahan. Menurut Suarjana dalam Istiqomah (2006, hlm. 10) kelebihan dari pembelajaran TGT antara lain:
1. Lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas. 2. Mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu.
3. Dengan waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara dalam. 4. Proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa 5. Mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain. 6. Motivasi belajar lebih tinggi.
7. Hasil belajar lebih baik.
(19)
7
Adita Semibastian, 2015
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAKBOLA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sedangkan kelemahan TGT adalah:
1. Bagi guru adalah pengelompokan siswa mempunyai kemampuan heterogen dari segi akademis.
2. Bagi siswa adalah siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit memberikan penjelasan kepada siswa lainnya untuk mengatasi kelemahan ini.
Dengan beberapa kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
(Team Games Tournament) yang dipaparkan di atas, diharapkan siswa dapat lebih mengerti konsep dan menguasai teknik dasar sepak bola khususnya passing.
Dalam pembelajaran pendidikan jasmani, sepakbola merupakan salah satu olahraga permainan yang sangat digemari oleh siswa khususnya siswa laki-laki. Namun pada kenyataanya siswa menggemari sepakbola tanpa tahu dan mampu menguasai keterampilan dasar sepakbola seperti passing, dribbling, shooting, dan
heading dengan baik. Mereka hanya bermain sekedar menyalurkan hobi dan kesengannya, dan hal ini berdampak pada hasil belajar siswa yang kurang memuaskan. Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani khususnya pembelajaran passing sepakbola di kelas VII F SMP Negeri 14 Bandung ditemukan beberapa masalah, salah satunya yaitu hasil belajar siswa yang kurang memenuhi standar nilai yang sudah ditentukan. Penilaian yang dilakukan oleh penulis pada saat melaksanakan PLP di sekolah tersebut kepada setiap individu siswa memperlihatkan bahwa kemampuan dan pemahaman siswa khususnya
passing sepakbola kurang memuaskan, penyebabnya yaitu strategi dan pemilihan model pembelajaran yang kurang tepat, pada kenyataannya tenaga pengajar penjas di sekolah tersebut sudah terbiasa memberikan pengajaran masih menggunakan model pembelajaran yang terdahulu, proses pembelajaran masih disamakan dengan pelatihan olahraga, siswa dituntut untuk bisa menguasai teknik pelatihan kecabangan olahraga sehingga siswa kesulitan memecahkan permasalahan dalam belajar, terutama pada pembelajaran passing sepakbola. Selain itu faktor lain yang menjadi penyebab kurang maksimalnya hasil belajar pada passing sepakbola di kelas tersebut karena keterampilan passing siswa yang kurang, terbukti ketika peneliti memberikan tugas untuk melakukan passing dengan saling berhadap hadapan masih banyak yang akurasi passingnya tidak tepat sasaran atau
(20)
8
Adita Semibastian, 2015
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAKBOLA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
melenceng jauh dari sasaran. Sudah jelas hal ini akan berdampaknya pada hasil belajar siswa yang kurang memuaskan.
Mengingat belum efektifnya penggunaan model pembelajaran dalam proses pembelajaran penjasorkes dan rendahnya penguasaan keterampilan passing
sepakbola khususnya di kelas VII F SMP Negeri 14 Bandung yang membuat hasil belajar siswa pada mata pelajaran penjas khususnya passing sepakbola kurang memuaskan. Permasalahan ini mendorong penulis untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament) dalam proses pembelajaran penjaskes khususnya pada materi passing sepakbola. Adapun batasan masalah yang penulis batasi dalam penelitian ini adalah passing yang akan dilakukan untuk bahan penelitian yaitu passing dengan kaki bagian dalam, karena passing dengan menggunakan kaki bagian dalam merupakan teknik passing paling dasar yang harus dikuasai oleh pemain sepakbola.
Berdasarkan permasalahan dan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Passing
Sepakbola Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournament) Di Kelas VII F SMPN 14 Bandung”.
B. Rumusan Masalah
Masalah harus dirumuskan dengan jelas, hal ini dapat tercapai apabila rumusan masalah diuraikan secara terperinci. Berdasarkan uraian pada latar belakang maka peneliti mencoba merumuskan permasalahan penelitian ini sebagai berikut “Apakah model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament) dapat meningkatkan hasil belajar passing sepakbola di kelas VII F SMP Negeri 14 Bandung?”
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: “Untuk mengetahui apakah model pembelajaran TGT (Team Games Tournament) dapat meningkatkan hasil belajar passing sepakbola melalui pada siswa di kelas VII F SMP Negeri 14 Bandung.”
(21)
9
Adita Semibastian, 2015
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAKBOLA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat yang baik, baik bagi penulis maupun bagi pembaca. Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut: 1. Secara Teoritis
Dari segi teori, hasil penelitian ini memberi sumbangan yang sangat berharga bagi pengembangan model-model pembelajaran dalam pendidikan jasmani yang dilaksanakan di sekolah.
2. Secara Praktis
a. Sebagai bahan masukan bagi guru pendidikan jasmani dalam proses belajar mengajar permainan sepakbola dalam bentuk pembelajaran kooperatifyang efektif.
b. Bahan masukan bagi para peneliti cabang olahraga sepakbola dalam memberikan materi yang variatif.
E. Struktur Penulisan Skripsi
Adapun struktur penulisan dalam penelitian ini sebagai berikut : BAB I Pendahuluan
a. Latar Belakang b. Rumusan Masalah c. Tujuan Penelitian d. Manfaat Penelitian
e. Struktur Penulisan Skripsi BAB II Kajian Pustaka/Kajian Teoritis
a. Kajian Pustaka b. Kerangka Berfikir BAB III Metode Penelitian
a. Tujuan Operasional Penelitian b. Lokasi dan Subjek Penelitian c. Waktu Penelitian
d. Siklus Penelitian e. Fokus Penelitian f. Metode Penelitian g. Desain Penelitian
(22)
10
Adita Semibastian, 2015
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAKBOLA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
h. Langkah – Langkah Penelitian i. Rencana Tindakan
j. Pengumpulan Data k. Instrument Penelitian l. Analisis Data
BAB IV Temuan dan Pembahasan a. Pengolahan Data
b. Analisis Data c. Diskusi Penemuan BAB V Kesimpulan dan Saran
a. Kesimpulan b. Saran
(23)
52
Adita Semibastian, 2015
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAKBOLA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Tujuan Operasional Penelitian
Tujuan operasional pada penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar passing sepakbola melalui model pembeljaran kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament).
B.Lokasi Dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 14 Bandung. Alasan peneliti memilih lokasi penelitian di sekolah tersebut adalah sebagai berikut:
a. Lingkungan dan keadaan sekolah yang tidak asing lagi bagi peneliti karena waktu semester sepuluh peneliti telah melakukan PLP di sekolah ini.
b. Latar belakang dan karakter siswa lebih mudah dipahami sehingga memudahkan untuk mengidentifikasi siswa dan memudahkan untuk memantau perkembangan siswa dan mencari data.
c. Ketika diamati dalam pembelajaran sepakbola siswa kurang terampil dalam pembelajaran passing.
d. Selain itu kondisi pihak tenaga pendidik yang sangat mendukung adanya kegiatan pendidikan tindakan kelas.
e. Sebagai guru pendidikan jasmani bertanggung jawab meningkatkan keterampilan siswa dan melakukan inovasi pembelajaran.
Maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 14 Bandung yang beralamat di Jalan Lapangan Supratman No.8 Bandung.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII F SMP Negeri 14 Bandung yang berjumlah 40 siswa terdiri dari 18 laki-laki dan 22 perempuan.
C.Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada awal tahun pelajaran 2015. Waktu penelitian digambarkan seperti tabel 3.1 berikut:
(24)
53
Adita Semibastian, 2015
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAKBOLA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1
Tahapan dan Garis-Garis Besar Kegiatan Penelitian
No. Nama Kegiatan
Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Penyusunan Proposal Skripsi
2. Bimbingan Proposal Skripsi
3. Seminar Proposal Skripsi 4. Surat Keputusan Judul
Skripsi
5. Bab I (Pendahuluan)
6.
Bab II (Tinjauan Teoritis, Kerangka Berpikir Dan Hipotesis Tindakan)
7. Bab III (Metodologi Penelitian)
8. Observasi
9.
Bab IV (Hasil Pengolahan Dan Analisis Data) 10. Bab V (Kesimpulan dan
Saran)
11. Prasidang Skripsi 12. Ujian Sidang
D.Siklus Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan melalui 2 (dua) siklus untuk melihat peningkatan hasil belajar passing sepakbola siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament) di kelas VII F SMP Negeri 14 Bandung.
(25)
54
Adita Semibastian, 2015
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAKBOLA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E.Fokus Penelitian
Penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini ingin mengamati beberapa fokus penelitian, yaitu:
1. Fokus siswa, dengan melihat hasil belajar siswa kelas VII F SMP Negeri 14 Bandung dalam pembelajaran passing sepakbola diharapkan siswa tersebut akan mengalami perubahan terencana, terbimbing dan terarah sesuai dengan pemahaman dan kemampuan siswa dalam penguasaan keterampilan permainan sepakbola.
2. Fokus guru, melihat cara guru memberikan materi serta menggunakan metode yang tepat dalam pembelajaran sepakbola untuk mencapai tujuan yang diinginkan dan disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT(Team Games Tournament).
F.Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Adapaun tindakan yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu upaya meningkatkan hasil belajar passing sepakbola di kelas VII F SMP Negeri 14 Bandung melalui model pembelajaran koopertif tipe TGT (
Team Games Tournament).
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang berkonteks kelas dan dilaksanakan berdasarkan permasalahan yang dijumpai guru dalam kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Ani dalam (Kurniasih I & Sani B, 2014, hlm. 2) mengemukakan bahwa:
Penelitian tindakan kelas adalah suatu kegiatan penelitian yang berkonteks kelas yang dilaksanakan untuk memecahkan masalah – masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran dan mencobakan hal – hal baru dalam pembelajaran demi peningkatan mutu dan hasil pembelajaran. Penelitian tindakan kelas dapat dilakukan secara individu maupun kolaboratif.
Selanjutnya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut Hopkins dalam Masnur Muslich (2009, hlm. 8) yaitu:
Suatu penelitian yang berbentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam
(26)
55
Adita Semibastian, 2015
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAKBOLA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukannya, memperbaiki kondisi dimana praktik-praktik pembelajaran tersebut dilakukan.
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang dilakukan oleh guru sekaligus sebagai peneliti, dari penyusunan suatu perencanaan pembelajaran sampai tindakan penelitian di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar yang bertujuan untuk memperbaiki proses belajar mengajar yang akan dilakukan oleh pendidik (guru). Dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas sesungguhnya banyak manfaat yang bisa diperoleh. Ani W & Sukanti dalam Kurniasih Imas & Sani Berlin (2014, hlm. 4) menyatakan bahwa manfaat dari penelitian tindakan kelas sebagai berikut :
1. Menghasilkan laporan laporan penelitian tindakan kelas yang dapat dijadikan panduan dalam meningkatkan mutu pembelajaran. Selain itu hasil
– hasil penelitian tindakan kelas yang dilaporkan dapat menjadi artikel ilmiah atau makalah untuk berbagai kepentingan antara lain disajikan dalam forum ilmiah dan dimuat di jurnal ilmiah.
2. Menumbuhkembangkan kebiasann, budaya dan tradisi meneliti dan menulis artikel ilmiah dikalangan guru. Hal in telah ikut mendukung profesionalisme dan karir guru.
3. Mampu mewujudkan kerjasam, kolaborasi, dan sinergi antar guru dalm satu sekolah atau beberapa sekolah untuk bersama sama memecahkan masalah pemebelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran.
4. Mampu menigkatkan kemampuan guru dalam menjabarkan kurikulum atau program pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan konteks local, sekolah, dan kelas.
5. Dapat memupuk dan meningkatkan keterlibatan, kegairahan, ketertarikan, kenyamanan dan kesenangan siswa dalam mengikuti proses pembelajran dikelas yang dilaksanakan guru. Hasil belajar sawapun dapat ditingkatkan. 6. Dapat mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang menarik,
menantang, nyaman, menyenangkan dan melibatkan siswa karena strategi, metode, teknik dana tau media yang digunakan dalam pemebelajran demikian bervariasi dan dipilih secara sungguh – sungguh.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk penelitian yang berkonteks kelas dan bersifat reflektif untuk membantu memecahkan masalah masalah yang di hadapi guru demi meningkatkan kualitas pembelajaran dan kemampuan rasional siswa. G. Desain Penelitian
Desain penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas menurut Arikunto (2009, hlm. 131) mengemukakan bahwa
(27)
56
Adita Semibastian, 2015
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAKBOLA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
“penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yaitu: a) perencanaan
atau planning, b) tindakan atau acting, c) pengamatan atau observing, d) refleksi atau reflection”. Perencanaan (Plan) adalah prosedur , strategi yang akan dilakukan oleh guru dalam rangka melakukan tindakan atau perlakuan terhadap siswa. Tindakan (Action) adalah kegiatan yang dilakukan ke dalam konteks proses belajar mengajar yang sebenarnya. Pengamatan (Observasation) adalah proses dokumentasi dan penilaian setelah sebelumnya diberikan tindakan untuk mencatat gejala gejala yang muncul baik yang diharapkan atay yang tidak diharapkan. Refleksi (Reflection) adalah kegiatan mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam observasi. Pada tahap ini peneliti mendiskusikan hasil pengamatan selama tindakan berlangsung. Kekurangan yang ditemui pada siklus sebelumnya digunakan sebagai dasar penyusunan rencana tindakan pada siklus berikutnya.
Lebih lanjut menurut Hopkins dalam Masnur (2009, hlm. 16) Guru dianggap paling tepat melakukan PTK karena:
a. Guru mempunyai otonomi untuk menilai kinerjanya.
b. Temuan penelitian tradisional sering sukar diterapkan untuk memperbaiki pembelajaran.
c. Guru merupakan orang yang paling akrab dengan kelasnya. d. Interaksi guru- siswa berlangsung secara unik.
e. Keterlibatan guru dalam berbagai kegiatan inovatif yang bersifat pengembangan mempersyaratkan guru mampu melakukan penelitian di kelasnya.
Sedangkan prosedur Penelitian Tindakan Kelas dapat digambarkan sebagai berikut:
(28)
57
Adita Semibastian, 2015
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAKBOLA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1
Dua Siklus Pelaksanaan Tindakan dalam PTK, Suhardjono (2009, hlm. 16)
H. Langkah-Langkah Penelitian
Berdasarkan masalah yang teridentifikasi, selanjutnya diikuti pengamatan awal (observing), perencanaan, pelaksanaan tindakan (action), refleksi, dan perencanaan ulang yang dapat diuraikan sebagai berikut:
SIKLUS I
SIKLUS II
Perencanaan Tindakan I
Pelaksanaan Tindakan I
Pengamatan/ Pengumpulan
Data I
Perencanaan Tindakan II
Pelaksanaan Tindakan II
Pengamatan/ Pengumpulan
(29)
58
Adita Semibastian, 2015
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAKBOLA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Observasi Awal
Observasi dilakukan pada awal peneliti turun kelapangan. Maksud observasi awal adalah mengidentifikasi permasalahan-permasalahan pembelajaran yang terkait dengan fokus masalah yang diteliti. Observasi awal dilakukan terhadap dokumen RPP (Rencana Program Pembelajaran) yang dibuat oleh guru, melihat relevansi antara pelaksanaan pembelajaaran dengan RPP yang dibuat, melihat relevansi antara model/metode/strategi/pendekatan yang direncanakan dengan pelaksanaannya, kemudian melihat hasil belajar untuk mengevaluasi proses pembelajaran.
Berdasarkan masalah-masalah pembelajaran yang teridentifikasi pada tahap observasi awal, selanjutnya peneliti membuat suatu perencanaan perbaikan pembelajaran. Semua informasi yang diperoleh dari hasil observasi awal tersebut dijadikan landasan untuk membuat suatu perencanaan pembelajaran untuk tindakan selanjutnya.
2. Perencanaan (Planning)
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan ketika melaksanakan PLP di sekolah tersebut ditemukanlah permasalahan dalam proses pembelajaran dan hasil belajar siswa, dari semua permasalahan hasil observasi awal dijadikan landasan untuk membuat suatu perencanaan tindakan. Perencanaan tindakan berikutnya dibuat berdasarkan hasil refleksi dari tindakan pelaksanaan pertama begitu seterusnya sampai permasalahan terpecahkan.
3. Pelaksanaan Tindakan (Action)
Tahap ke-2 dari penelitian tindakan kelas adalah pelaksanaan tindakan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan. Dalam refleksi, keterkaitan antara pelaksanaan dengan perencanaan perlu diperhatikan secara seksama, agar singkron dengan maksud semula.
4. Pengamatan (Observing)
Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Sebenarnya sedikit kurang tepat kalau pengamatan dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan karena seharusnya pengamatan dilakukan pada waktu
(30)
59
Adita Semibastian, 2015
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAKBOLA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tindakan sedang dilakukan, jadi seharusnya keduanya berlangsung dalam waktu yang bersamaan. Karena peneliti tidak akan sempat menganalisis peristiwa apabila dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan. Oleh karena itu pelaksanaan pengmatan dilakukan setelah pelaksanaan tindakan agar dapat memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya.
5. Refleksi (Reflection)
Merefleksikan permasalahan yang sudah teridentifikasi pada pemecahan masalah sebelum perencanaan dibuat atau mengidentifikasi masalah-masalah yang baru muncul pada saat pembelajaran itu diluar apa yang sudah direncanakan. Hasil refleksi ini selanjutnya dibuatkan suatu perencanaan kedua untuk tindakan-tindakan perbaikan pertama.
I. Rencana Tindakan
Menurut (Wiraatmaja, 2008, hlm. 91) “Rencana Tindakan merupakan
tindakan pembelajaran kelas yang tersusun dan dari segi definisi harus prospektif atau memandang ke depan pada tindakan dengan memperhitungkan peristiwa-peristiwa tak terduga, sehingga mengandung sedikit resiko.” Dalam menentukan tindakan, peneliti berperan sebagai aktor (guru) dibantu oleh observer (guru penjas yang lain) untuk melakukan tindakan. Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh peneliti dan observer diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti dan observer menentukan suatu perencanaan tindakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Membuat rencana pembelajaran TGT (Team Games Tournament) dalam proses pembelajaran passing sepakbola.
b. Membuat lembar observasi dengan menggunakan alat elektronik (kamera) untuk merekam dan mendokumentasikan fakta dan data-data penting yang diambil selama proses pembelajaran langsung. Ini dapat dijadikan bahan untuk koreksi dan evaluasi guna perbaikan proses tindakan pembelajaran ditahap berikutnya.
(31)
60
Adita Semibastian, 2015
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAKBOLA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Menyiapkan sarana dan prasarana (fasilitas dan alat) untuk kegiatan pembelajaran passing sepakbola.
2. Pelaksanaan Tindakan
Menurut Arikunto (2009, hlm. 139) pelaksanaan tindakan yaitu
“implementasi atau penerapan isi rencana, yaitu mengenakan tindakan di
kelas”. Dalam proses pelaksanaan tindakan, peneliti terjun langsung untuk melaksanakan pembelajaran passing sepakbola melalui penerapan variasi bentuk-bentuk tugas yang sistematis. Ada beberapa langkah dalam pelaksanaan tindakaan yang dikemukakan oleh Arikunto (2009, hlm 140) beliau menjelaskan bahwa langkah langkah dalam pelaksanaan tindakan sebagai berikut :
Langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan tindakan ini yaitu:
a. Peneliti melakukan perencanaan sistematis dalam pembelajaran passing sepakbol yang telah dirancang dalam satuan pengajaran (skenario pembelajaran).
b. Peneliti mengajar langsung dilapangan sekaligus melakukan pengamatan terhadap seluruh siswa yang belajar. Proses pengamatan harus didasari dengan sadar, kritis, sistematis dan objektif.
c. Setelah pembelajaran berkahir, peneliti mencatat segala bentuk kegiatan, kejadian kendala-kendala yang muncul selama pembelajaran berlangsung ke dalam lembar observasi yang telah disiapkan.
3. Pengamatan/ Pengumpulan Data
Untuk mempermudah pengamatan/ pengumpulan data, peneliti dibantu oleh observer atau guru penjas. Objek yang diamati adalah seluruh aktivitas siswa selama pembelajaran dilaksanakan baik berupa perubahan yang bersifat individu maupun secara klasikal (secara bersama-sama). Beberapa teknik observasi yang peneliti gunakan yaitu:
a. Observasi Partisipatif
Pelaksanaan observasi partisipatif dilakukan oleh peneliti yaitu dengan peneliti terlibat dengan kegiatan yang diamati yang digunakan sebagai sumber data penelitian dan ikut melakukan apa yang dilakukan oleh sumber data.
(32)
61
Adita Semibastian, 2015
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAKBOLA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Observasi Terstruktur
Peneliti melakukan observasi yang telah direncanakan secara sistematis, tentang apa yang akan diamati.
4. Alternatif Pemecahan
Berdasarkan hasil pengamatan (observataion) dan catatan yang ada maka peneliti menggunakannya sebagai bahan untuk memecahkan permasalahan yang muncul selama pembelajaran kemudian membuat solusi yang tepat untuk melakukan tindakan-tindakan perbaikan proses pembelajaran untuk pertemuan atau tindakan berikutnya.
5. Analisis dan Refleksi
Pelaksanaan pendekatan TGT (Team Games Tournament) dalam pembelajaran passing sepakbola yang dilakukan oleh peneliti sendiri telah menghasilkan beberapa data. Setelah analisis data tersebut telah dilaksanakan kemudian peneliti melakukan refleksi atau perbaikan untuk rencana tindakan berikutnya.
J. Data dan Cara Pengambilannya a. Sumber Data
Sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berasal dari :
1)Siswa-siswa kelas VII F SMP Negeri 14 Bandung, yang mengikuti pembelajaran passing sepakbola menggunakan model pembelajaran TGT (Team Games Tournament).
2)Guru/Peneliti yang mengajar aktivitas pembelajaran passing sepakbola menggunakan model pembelajaran TGT (Team Games Tournament). 3) Lingkungan sekolah SMP Negeri 14 Bandung yang dijadikan tempat
penelitian. b. Jenis Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data kualitatif dan data kuantitatif.
1)Data Kualitatif
Data kualitatif berupa catatan dan dokumentasi yang diperoleh dari : a) RPP (Rencana Program Pembelajaran)
(33)
62
Adita Semibastian, 2015
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAKBOLA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c) Dokumentasi (foto/kamera) 2)Data Kuantitatif
Data kuantitatif yang diperoleh dari hasil observasi terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran passing sepakbola.
c. Cara Pengambilan Data
1)Data kualitatif yang diambil dengan cara analisis dan sintesis terhadap: a) Data hasil belajar didapat dari RPP
b) Data tentang situasi belajar mengajar pada saat pelaksanaan didapat dari RPP dan catatan lapangan.
c) Data dengan keterikatan antara perencanaan dengan pelaksanaan didapat dari RPP dan catatan lapangan.
d) Data dokumentasi dilakukan pada proses belajar mengajar berlangsung.
2)Data Kuantitatif yang diambil dengan cara:
Hasil observasi terhadap hasil belajar siswa khususnya dalam proses belajar mengajar aktivitas passing sepakbola.
K. Instrumen Penelitian
Instumen merupakan bagian yang tidak kalah pentingnya dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Sugiyono (2009, hlm. 148) mengemukakan
bahwa “Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati. Jumlah instrumen penelitian
tergantung pada jumlah variabel penelitian yang telah ditetapkan untuk diteliti.”
Jenis instrumen harus sesuai dengan karakteristik variabel yang diamati. Selain itu, instrumen juga berfungsi untuk menjaring data-data hasil penelitian. Instrumen yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah:
1. Catatan lapangan
Catatan lapangan merupakan salah satu instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian tindakan kelas. Catatan lapangan merupakan alat penting dalam penelitian, catatan tersebut berisi deskripsi pelaksanaan pembelajaran model TGT (Team Games Tournament) dalam pembelajaran
(34)
63
Adita Semibastian, 2015
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAKBOLA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
passing sepakbola di kelas VII F SMP Negeri 14 Bandung. Interaksi yang teramati dan tercatat memuat perilaku praktisi saat melakukan proses pembelajaran. Hal ini selaras dengan pendapat Bogdan dan Biklen dalam Maleong (2002, hlm. 209) bahwa “catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka mengumpulkan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif.”
FORMAT CATATAN LAPANGAN
Hari/Tanggal :
Waktu :
Siklus :
Tindakan :
Pengajar/Guru :
No Aspek Tanggapan
1 Antusiasme Siswa
2 Aktivitas Siswa
3 Aktivitas Guru
4 Kondisi Pelaksanaan
(35)
64
Adita Semibastian, 2015
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAKBOLA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Kamera foto
Kamera foto yang digunakan untuk merekam kejadian selama pelaksanaan pembelajaran, juga sebagai alat untuk memberikan gambaran tentang apa yang terjadi dalam masalah penelitian. Menurut Bogdan dan Biklen
dalam Maleong (2002 hlm. 160) bahwa “ada dua katagori foto yang dapat
dimanfaatkan dalam penelitian kualitatif, yaitu foto yang dihasilkan orang dan
foto yang dihasilkan oleh peneliti sendiri.”
3. Penilaian Kognitif
Penilaian dalam aspek kognitif peneliti menggunakan tes. Menurut Kurniasih & Sani (2014. hlm. 40) menjelaskan bahwa tes adalah “cara untuk mendapatkan data dalam mengukur kemampuan subjek penelitian yang bersifat
coknitif”. Maka dari itu peneliti memilih tes untuk digunakan dalam
pengambilan data sebagai penilaian ranah kognitif. Adapun format penilaian kognitif sebagai berikut :
Format Instrumen Tes
Nama Siswa :
No. Absen :
Hari/ Tanggal/ Tempat Tes :
Siklus/ Tindakan :
Alokasi Waktu :
Indikator :
1. Mengetahui cara mengatur posisi pada passing sepakbola.
2. Mengetahui cara mengoper/mempassing bola dengan kaki bagian dalam. 3. Mengetahui cara memposisikan badan ketika melakukan passing
(36)
65
Adita Semibastian, 2015
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAKBOLA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.2 Pertanyaan
No Butir Pertanyaan
1.
Apa yang dimaksud dengan passing ? 2.
Sebutkan ada berapa macam teknik passing dalam permainan sepakbola ? 3. Jelaskan kapan waktu yang baik untuk kita mem passing bola kepada
teman ?
4. Sebagai penerima passing, apa yang harus kita lakukan agar teman satu tim dapat dengan mudah memberikan bola kepada kita ?
5. Bagaimanakah posisi tubuh yang benar pada saat melakukan passing sepakbola ?
Sumber (RPP BIMTEK kurikulum 2013)
Tabel 3.3
Format Penilaian Pembelajaran Passing Sepakbola
No. Nama Siswa
Butir-butir Pertanyaan Σ NA Soal No.1 Soal No.2 Soal No.3 Soal No.4 Soal No.5 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1. 2. 3. 4. 5. dst
JUMLAH SKOR MAKSIMAL (NILAI KOGNITIF) : 15
Sumber (RPP BIMTEK kurikulum 2013)
Kriteria Penilaian 1 = Jawaban tidak tepat
2 = Jawaban mendekati Jawaban yang benar 3 = Jawaban tepat
Jumlah skor yang diperoleh
Penilaian Kognitif = --- X 100% Jumlah skor maksimal
(37)
66
Adita Semibastian, 2015
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAKBOLA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Penilaian Afektif
Dalam penilaian aspek afektif, peneliti menggunakan RPP dalam pengambilan data yang menyangkut ranah afektif, karena dalam RPP pun sudah disertakan cara menilai siswa dalam ranah afektif. Berikut adalah format penilaian dan pengambilan data untuk ranah afektif :
Tabel 3.4
Format Penilaian Aspek Afektif
No Nama Siswa
Aspek Sikap Yang Dinilai
Σ NA
Kerja sama
Tanggung
Jawab Disiplin
Percaya diri 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1.
2. 3. 4. 5. dst
JUMLAH SKOR MAKSIMAL (NILAI SIKAP) : 12
Sumber (RPP BIMTEK kurikulum 2013)
Jumlah skor yang diperoleh
Penilaian Afektif = --- X 100% Jumlah skor maksimal
5. Tes Keterampilan Passing Sepakbola
Dalam melaksanakan tes keterampilan passing sepakbola penulis menggunakan Game Performance Assessment Instrument (GPAI). Pelaksanaan Penilaian dan tes keterampilan bermain siswa pada dasarnya membutuhkan kecermatan observasi pada saat permainan berlangsung. Menurut Griffin, Mitchell, dan Oslin (1997) dalam Hoedaya (2001, hlm. 108) bahwa:
(38)
67
Adita Semibastian, 2015
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAKBOLA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Telah menciptakan suatu instrument penilaian yang diberi nama Game Performance Assessment Instrument (GPAI). Untuk selanjutnya, GPAI akan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi Instrumen Penilaian Penampilan Bermain disingkat IPPB. Tujuannya untuk membantu para guru dan pelatih dalam mengobservasi dan mendata perilaku penampilan sewaktu permainan berlangsung.
Aspek-aspek yang diobservasi dalam IPPB termasuk perilaku yang mencerminkan kemampuan pemain untuk memecahkan masalah-masalah taktis permainan dengan jalan mengambil keputusan, melakukan pergerakan tubuh yang sesuai dengan tuntutan situasi permainan, melaksanakan jenis keterampilan yang dipilihnya. Keuntungan dari IPPB adalah sifatnya yang fleksibel. Guru (pengamat) bisa menentukan sendiri komponen apa saja yang perlu diamati yang disesuaikan dengan apa yang menjadi inti pelajaran yang diberikan saat itu.
Adapun format data penilaian seperti dapat dilihat pada tabel 3.5 dibawah ini:
Tabel 3.5
Tes Keterampilan Passing Sepakbola
No Nama
Komponen Keterampilan Bermain
Ju m lah Menyesuaikan diri (adjust) Membuat keputusan (decions making) Melaksanakan keterampilan tertentu (skill executive) Memberi dukungan (support) B aik Cuk u p Ku ran g B aik Cuk u p Ku ran g B aik Cuk u p Ku ran g B aik Cuk u p Ku ran g
3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1
1
2
3
4
5 dst
JUMLAH NILAI RATA-RATA
(39)
68
Adita Semibastian, 2015
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAKBOLA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berikut gambaran mengenai pedoman penilaian kualitas penampilan untuk 4 (empat) macam aspek yang dinilai.
Pedoman Penilaian Ketrampilan Sepakbola
Menyesuaikan diri (adjust)
Skala Kriteria Skor
Baik
Pemain berusaha mengoper bola pada waktu yang menguntungkan tim
Pemain berusaha menggiring bola ke arah area pertahanan lawan
3 Cukup Pemain tidak mengoper bola pada waktu yang menguntungkan tim
Pemain menendang bola ke gawang 2
Kurang Pemain tidak menggiring bola ke arah area pertahanan lawan
Pemain tidak menendang bola ke gawang 1
Membuat keputusan (decions making)
Skala Kriteria Skor
Baik Siswa melakukan operan pada waktu yang menguntungkan tim
Siswa berusaha menggiring bola ke arah area pertahanan lawan 3 Cukup Siswa menendang ke arah gawang lawan
Siswa tidak melakukan operan pada waktu menguntungkan tim 2 Kurang
Siswa tidak melakukan tembakan ke arah gawang lawan ketika ada kesempatan menciptakan skor
Siswa mengoper bola ketika tidak ada kesempatan
1
Melaksanakan keterampilan tertentu (skill executive)
Skala Kriteria Skor
Baik Operan bola terkendali
Bola operan tepat mengenai sasaran satu tim 3 Cukup Operan bola tidak terkendali
Bola operan mengenai sasaran tim lawan 2
Kurang Tidak melakukan operan
Pemain tidak melakukan operan ketika tim menguntungkan 1
Member dukungan (support)
Skala Kriteria Skor
Baik
Pemain bergerak menempati posisi yang bebas untuk menerima operan bola
Pemain tengah berusaha membantu striker pada saat melakukan penyerangan
3
Cukup
Pemain bergerak menempati posisi yang bebas untuk menerima operan bola
Pemain tengah tidak membantu striker pada saat melakukan penyerangan
2
Kurang
Siswa tidak bergerak mencari ruang kosong untuk menerima operan
Siswa tidak bergerak untuk mendukung penyerangan dan pertahanan
(40)
69
Adita Semibastian, 2015
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAKBOLA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
L.Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan lanjutan dari tahap pengumpulan data. Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dari suatu penelitian. Oleh sebab itu, peneliti harus memahami dan terampil menerapkan teknik analisis data yang tepat agar hasil penelitiannya mempunyai nilai ilmiah. Maleong (2002, hlm.
110) mengemukakan “analisis data adalah proses mengorganisasikan dan
menurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan
oleh data”. Proses analisis dimulai dari awal sampai akhir pelaksanaan tindakan.
Data yang terkumpul dapat dianalisis dari tahap orientasi sampai tahap akhir dalam pelaksanaan tindakan dengan disesuaikan pada karakteristik, fokus masalah serta tujuan penelitian. Secara garis besar kegiatan analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menghitung jumlah
2. Menghitung skor rata-rata dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
̅ = ∑ Keterangan:
̅ = Nilai rata-rata yang dicari
∑ xi = Jumlah skor yang didapat n = Banyak sampel
3. Mencari rata-rata skor maksimal dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Rata-rata skor maksimal =
4. Menghitung nilai persentase dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Persentase (%) =
x 100
(41)
105
Adita Semibastian, 2015
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAKBOLA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkah hasil pengolahan dan analisis data, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan pada hasil belajar passing
sepakbola dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament) pada siswa kelas VII F SMP Negeri 14 Bandung. Dengan menggunakan model pembelajaran TGT (Team Games Tournament) yang diterapkan dalam pembelajaran pendidikan jasmani khususnya dalam pembelajaran passing sepakbola dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam bermain sepakbola dalam pembelajaran pendidikan jasmani pada kelas VII F SMP Negeri 14 Bandung.
B. Saran
Berdasarkan temuan dari hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diungkapkan, maka pada kesempatan ini penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi para guru pendidikan jasmani, pembelajaran dalam aktivitas permaian sepakbola sebaiknya menggunakan model pembelajaran dengan model pembelajaran TGT (Team Games Tournament), karena model ini berpengaruh bagi pembelajaran pendidikan jasamni khususnya dalam pembelajaran aktivitas permainan sepakbola, dan lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar dalam aktivitas permainan sepakbola khususnya passing dengan menggunakan kaki bagian dalam. Tidak hanya dalam aktivitas permainan sepakbola, model pembelajaran TGT (Team Games Tournament) juga dapat digunakan pada cabang olahraaga permainan lainnya dalam pembelajaran pendidikan jasmani.
(42)
105
Adita Semibastian, 2015
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAKBOLA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Memberikan pemahaman-pemahaman melalui diskusi-diskusi kepada para guru pendidikan jasmani tentang model pembelajaran TGT (Team Games Tournament) yang diterapkan pada pembelajaran, bahkan bisa melalui seminar atau penataran guru pendidikan jasmani yang mungkin dapat bekerja sama dengan pemerintah pusat.
3. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai upaya meningkatkan hasil belajar
passing sepakbola dengan menggunakan model pembelajaran TGT (Team Games Tournament), karena masih banyak faktor lain yang mempengaruhi yang belun terpecahkan oleh penulis, contohnya kemampuan siswa yang berbeda-beda, fasilitas yang kurang mendukung, waktu yang terbatas, dan minat siswa yang kurang untuk belajar.
Demikianlah kesimpulan dan saran yang dapat penulis sampaikan, semoga peneltian dan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan khususnya pada pendidikan jasmani.
(43)
106
Adita Semibastian, 2015
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAKBOLA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Abduljabar, B. (2010). Landasan Ilmiah pendidikan Intelektual dalam Pendidikan Jasmani. Bandung : Rizqi Press.
Abin, S. (2003). Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya Remaja. Arikunto, dkk. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Bahagia, Y. (2000). Atletik. Jakarta, Depdiknas.
Dimyanti & Mudjiono. (2006). Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Eggen, P & Kauchak, D. (2012). Strategi dan Model Pembelajaran mengajar konten
dan keterampilan berfikir. Jakarta: Indeks. Esti, S. (2006). Psikologi Pendidikan. Grasindo
Gafur, A. (1983). Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdikbud Dikti. Hamalik, O. (2001). Prose Belajar Mengajar. Jakarta, Bumi Aksara.
Huda, M. (2014). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Hoedaya, D. (2001). Pendekatan Keterampilan Taktis dalam Pembelajaran Bola Basket. Jakarta: Depdiknas.
Isjoni. (2011). Pembelajaran Kooperaatif, Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi antar peserta Didik. Yogyakarta:Pustaka Pelajar
Juliantine, dkk. (2013). Model-model Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Prodi PJKR Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.
Khomsin. (2001). Paradigma Baru Penjas di Indonesia dalam Era Reformasi. Jakarta.
Kurniasih, I & Sani, B. (2014). Teknik & Cara Mudah Membuat Penelitian Tindakan Kelas. Kata Pena.
Lutan, R. (2000). Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.
(44)
107
Adita Semibastian, 2015
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAKBOLA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mahendra, A. (2009). Asas Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
Maleong, L. (2002), Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, Rosdakarya. Mansur, M. (2009). Melaksanakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Bumi Aksara. Melograno, V. (1996). Designing the physical education urriculum. 3rd. ed.
Cahmpign, IL: Human Kinetics.
Metzler, M. (2000). Instructional Models for Physical Educations. United States of America
Mielke, D. (2007). Dasar-dasar Sepakbola. Bandung: Pakar Raya.
Muchtar, R. (1989). Olahraga Pilihan Sepakbola. Depdikbud. Dirjen Dikti. Direktorat Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan
Mutohir, T & Lutan, R. (1996). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud.
Saco. (2006). Model – model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta.
Sagala, S. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Salim, A. (2008). Buku Pintar Sepakbola. Bandung: Nuansa.
_______. (2008). Bermain Sepakbola. Semarang: CV. Aneka Ilmu.
Senjaya, W. (2008). Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Slavin, R.E. (2005). Cooperative Learning, Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.
Sudjana, N. (2010). Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya.
Sucipto, dkk. (2000). Pembelajaran Sepakbola (Konsep, Strategi, dan Implementasinya). Jakarta: Depdiknas.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta, Bandung.
Sukintaka, dkk. (1979). Permainan Dan Metodik Buku II Untuk SGO. Bandung: Terate.
(1)
Adita Semibastian, 2015
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAKBOLA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkah hasil pengolahan dan analisis data, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan pada hasil belajar passing
sepakbola dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament) pada siswa kelas VII F SMP Negeri 14 Bandung. Dengan menggunakan model pembelajaran TGT (Team Games Tournament) yang diterapkan dalam pembelajaran pendidikan jasmani khususnya dalam pembelajaran passing sepakbola dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam bermain sepakbola dalam pembelajaran pendidikan jasmani pada kelas VII F SMP Negeri 14 Bandung.
B. Saran
Berdasarkan temuan dari hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diungkapkan, maka pada kesempatan ini penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi para guru pendidikan jasmani, pembelajaran dalam aktivitas permaian sepakbola sebaiknya menggunakan model pembelajaran dengan model pembelajaran TGT (Team Games Tournament), karena model ini berpengaruh bagi pembelajaran pendidikan jasamni khususnya dalam pembelajaran aktivitas permainan sepakbola, dan lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar dalam aktivitas permainan sepakbola khususnya passing dengan menggunakan kaki bagian dalam. Tidak hanya dalam aktivitas permainan sepakbola, model pembelajaran TGT (Team Games Tournament) juga dapat digunakan pada cabang olahraaga permainan lainnya dalam pembelajaran pendidikan jasmani.
(2)
2. Memberikan pemahaman-pemahaman melalui diskusi-diskusi kepada para guru pendidikan jasmani tentang model pembelajaran TGT (Team Games Tournament) yang diterapkan pada pembelajaran, bahkan bisa melalui seminar atau penataran guru pendidikan jasmani yang mungkin dapat bekerja sama dengan pemerintah pusat.
3. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai upaya meningkatkan hasil belajar
passing sepakbola dengan menggunakan model pembelajaran TGT (Team Games Tournament), karena masih banyak faktor lain yang mempengaruhi yang belun terpecahkan oleh penulis, contohnya kemampuan siswa yang berbeda-beda, fasilitas yang kurang mendukung, waktu yang terbatas, dan minat siswa yang kurang untuk belajar.
Demikianlah kesimpulan dan saran yang dapat penulis sampaikan, semoga peneltian dan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan khususnya pada pendidikan jasmani.
(3)
Adita Semibastian, 2015
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAKBOLA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT)
Buku
Abduljabar, B. (2010). Landasan Ilmiah pendidikan Intelektual dalam Pendidikan Jasmani. Bandung : Rizqi Press.
Abin, S. (2003). Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya Remaja. Arikunto, dkk. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Bahagia, Y. (2000). Atletik. Jakarta, Depdiknas.
Dimyanti & Mudjiono. (2006). Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Eggen, P & Kauchak, D. (2012). Strategi dan Model Pembelajaran mengajar konten
dan keterampilan berfikir. Jakarta: Indeks. Esti, S. (2006). Psikologi Pendidikan. Grasindo
Gafur, A. (1983). Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdikbud Dikti. Hamalik, O. (2001). Prose Belajar Mengajar. Jakarta, Bumi Aksara.
Huda, M. (2014). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Hoedaya, D. (2001). Pendekatan Keterampilan Taktis dalam Pembelajaran Bola Basket. Jakarta: Depdiknas.
Isjoni. (2011). Pembelajaran Kooperaatif, Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi antar peserta Didik. Yogyakarta:Pustaka Pelajar
Juliantine, dkk. (2013). Model-model Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Prodi PJKR Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.
Khomsin. (2001). Paradigma Baru Penjas di Indonesia dalam Era Reformasi. Jakarta.
Kurniasih, I & Sani, B. (2014). Teknik & Cara Mudah Membuat Penelitian Tindakan Kelas. Kata Pena.
Lutan, R. (2000). Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.
(4)
Mahendra, A. (2009). Asas Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
Maleong, L. (2002), Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, Rosdakarya. Mansur, M. (2009). Melaksanakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Bumi Aksara. Melograno, V. (1996). Designing the physical education urriculum. 3rd. ed.
Cahmpign, IL: Human Kinetics.
Metzler, M. (2000). Instructional Models for Physical Educations. United States of America
Mielke, D. (2007). Dasar-dasar Sepakbola. Bandung: Pakar Raya.
Muchtar, R. (1989). Olahraga Pilihan Sepakbola. Depdikbud. Dirjen Dikti. Direktorat Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan
Mutohir, T & Lutan, R. (1996). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud.
Saco. (2006). Model – model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta.
Sagala, S. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Salim, A. (2008). Buku Pintar Sepakbola. Bandung: Nuansa.
_______. (2008). Bermain Sepakbola. Semarang: CV. Aneka Ilmu.
Senjaya, W. (2008). Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Slavin, R.E. (2005). Cooperative Learning, Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.
Sudjana, N. (2010). Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya.
Sucipto, dkk. (2000). Pembelajaran Sepakbola (Konsep, Strategi, dan Implementasinya). Jakarta: Depdiknas.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta, Bandung.
Sukintaka, dkk. (1979). Permainan Dan Metodik Buku II Untuk SGO. Bandung: Terate.
(5)
Adita Semibastian, 2015
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAKBOLA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT)
Purwanto. (2014). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Wahjoedi. (1999). Jurnal Iptek Olahraga. Jurnal. Jakarta: Pusat Pengkajian dan Pengembangan IPTEK (PPPITOR), hlm. 120.
Widyantini. (2006). Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Kooperatif. Yogyakarta: Depdiknas.
Wiraatmaja, R. (2008). Metode penelitian tindakan kelas. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
Internet
Istiqomah. (2006). Model Pembelajaran TGT. [online] Tersedia di:
http://priyandra.blogspot.com/2013/04/metode-pembelajaranstad-dan-tgt.html. Diakses 6 Juni 2015. Jurnal
Memmert, D & Harvey, S (2008). The Game Performance Assessment Instrument (GPAI) : Some Concerns and Solution for Further Development. Journal of Teaching in Phisycal Education, hlm. 220-240.
Jurnal Tesis dan Skripsi
Junaidi, I. (2009). Penerapan Strategi Pembelajaran ”TGT” untuk Meningkatkan Hasil Belajar Konep Klasifikasi Inverebrata bagi Siswa Kelas X SMAN 1 Kesesi Tahun Pelajaran 2006/2007. Widyatama, (Online), 6 (3): 61-66, (http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/63096166_1693-8631.pdf), diakses 1 Juni 2015.
Noornia, A. (1997). Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model STAD pada
Pengajaran Persen di Kelas IV SD Islam Ma’arif 02 Singosari. Tesis Tidak
Diterbitkan. Malang: Program Pasca Sarjana .
Prasetyaningsih, I. (2010). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) terhadap Aktivitas dan Prestasi Belajar Kimia Siswa Kelas X SMA Negeri Nglames pada Pokok Bahasan Hidrokarbon. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FMIPA UM.
(6)
Undang-undang