PERTUNJUKAN TARI GENDING SRIWIJAYA BAGI MASYARAKAT PERANTAU ASAL PALEMBANG DI JAWA BARAT.
Mustika Ramadhana Abeldiba, 2014
PERTUNJUKAN TARI GENDING SRIWIJAYA BAGI MASYARAKAT PERANTAU ASAL PALEMBANG DI JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana S1 Jurusan Pendidikan Seni Tari
Oleh :
Mustika Ramadhana Abeldiba (0908859)
JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014
(2)
Mustika Ramadhana Abeldiba, 2014
PERTUNJUKAN TARI GENDING SRIWIJAYA BAGI MASYARAKAT PERANTAU ASAL PALEMBANG DI JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PERTUNJUKAN TARI GENDING SRIWIJAYA BAGI MASYARAKAT PERANTAU ASAL PALEMBANG DI JAWA BARAT
Oleh:
Mustika Ramadhana Abeldiba
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Mustika Ramadhana Abeldiba Maret 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, Dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
Mustika Ramadhana Abeldiba, 2014
PERTUNJUKAN TARI GENDING SRIWIJAYA BAGI MASYARAKAT PERANTAU ASAL PALEMBANG DI JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN
PERTUNJUKAN TARI GENDING SRIWIJAYA BAGI MASYARAKAT PERANTAU ASAL PALEMBANG DI JAWA BARAT
Mustika Ramadhana Abeldiba 0908859
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
PEMBIMBING I
Dr. Yuliawan Kasmahidayat, M.Si. NIP. 196507241993021001
PEMBIMBING II
Ria Sabaria, M.Pd. NIP.HD0000104
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Seni Tari FPBS UPI
Frahma Sekarningsih, S.Sen., M.Si. NIP.195710181985032001
(4)
Mustika Ramadhana Abeldiba, 2014
PERTUNJUKAN TARI GENDING SRIWIJAYA BAGI MASYARAKAT PERANTAU ASAL PALEMBANG DI JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu [Type text]
DAFTAR PUSTAKA
Al-Firdaus, Iqra. (2010). Inspirasi-inspirasi Menakjubkan Ragam Kreasi Busana. Yogyakarta : DIVA Press
Apriani, N. (2012). Bentuk Penyajian dan Fungsi Kesenian Tumbuak Banyak di Desa Ujung Padang Kecamatan Panti Kabupaten Pasaman. Tersedia : http://ejournal.unp.ac.id/index.php/sendratasik/article/view/293 [2010]
Arifah, Dra. (2003). Teori Busana. Bandung : CV Setia Abadi
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek Revisi V. Jakarta : PT Rineka Cipta
Caturwati, Endang. (1996). Rias dan Busana Tari Sunda. Bandung : STSI Press
Diah Puspitasari, E. (2011). Simbol dan Makna Busana Aesan Gede Tari Gending Sriwijaya. Skripsi S1 Pendidikan Seni Tari UPI Bandung : Tidak diterbitkan
Djam’an, Satori dan Aan Komariah. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung: Alfabeta
Fretisari, Ima. (2009). Simbol dan Makna Gerak Tari Nimang pada Upacara Naek Dango di Masyarakat Dayak Kanayan Provinsi Kalimantan Barat. Skripsi S1 Pendidikan Seni Tari UPI Bandung : Tidak diterbitkan
Hasan, Iqbal. (2002). Pokok-Pokok Materi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta : Ghalia Indonesia
Kasmahidayat, Yuliawan, Dkk. (2010). Agama Dalam Transformasi Budaya Nusantara. Bandung : C.V. Bintang Warli Atika
Kasmahidayat, Yuliawan, Dkk. (2011). Learning More Art & Culture 1. Bandung : Grafindo Media Pratama
Koentjaraningrat.(1987). Sejarah Teori Antropologi. Jakarta : PN. Universitas Indonesia
Moleong, L, J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
(5)
Mustika Ramadhana Abeldiba, 2014
PERTUNJUKAN TARI GENDING SRIWIJAYA BAGI MASYARAKAT PERANTAU ASAL PALEMBANG DI JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu [Type text]
Narawati, T dan Soedarsono, R.M. (2005). Tari Sunda Dulu, Kini dan Esok. Bandung : Pusat Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Tari Tradisional (P4ST) Universitas Pendidikan Indonesia
Nopiani, Nopi. (2010). Pergeseran Fungsi Penyajian Kesenian Ronggeng Gunung di Desa Ciulu Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis. Skripsi S1 Pendidikan Seni Tari UPI Bandung : Tidak diterbitkan
Purwanti, Suci. (2012). Simbol dan Makna Tari Persembahan di Provinsi Riau. Skripsi S1 Pendidikan Seni Tari UPI Bandung : Tidak diterbitkan
Ramadhani, Vita. (2010). Seni Tari. Tresedia:
http://vitaramadhani.blogspot.com/2010/05/seni-tari.html?m=1
Sartono, dkk. (2007). Tari Tanggai Selayang Pandang. Palembang : Dewan Kesenian Palembang.
Soedarsono, R.M. (1976). Pengantar Pengetahuan Tari. Yogyakarta : Akademi Seni Indonesia
Sudjana, Djudju. (2001). Pendidikan Luar Sekolah.Bandung : Falah Production Sugiono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta
Sugiono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta
Suryanegara, Erwan. (2010). Asal-usul Tari Gending Sriwijaya. Tersedia: http//www.google.co.id. html [01 Juli 2010]
Syakhruni. (2013). Keberadaan Tari Pakkarena Sare Jaga Pada Upacara Adat Accera’ Kalompoang di Balla Lompoa Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan. Tersedia : digilib.unm.ac.id/download.php?id=212 [2013]
Wahyu, Rina. (2011). Teori Peran. Tersedia:
(6)
Mustika Ramadhana Abeldiba, 2014
PERTUNJUKAN TARI GENDING SRIWIJAYA BAGI MASYARAKAT PERANTAU ASAL PALEMBANG DI JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Penelitian yang berjudul Pertunjukan Tari Gending Sriwijaya bagi Masyarakat Perantau asal Palembang di Jawa Barat, membahas mengenai pertunjukan tari Gending Sriwijaya bagi masyarakat perantau asal Palembang khususnya yang ada di Bandung Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskrisikan pertunjukan tari Gending Sriwijaya bagi masyarakat perantau asal Palembang di Bandung Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan analisis kualitatif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh deskripsi atau gambaran mengenai permasalahan tertentu, dalam hal ini mengenai pertunjukan tari Gending Sriwijaya bagi masyarakat perantau asal Palembang di Bandung. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara observasi, wawancara, studi dokumentasi dan studi pustaka.
Hasil penelitian menunjukan bahwa tari Gending Sriwijaya yang ada di Bandung sering dijumpai diberbagai acara pernikahan adat Palembang yang diadakan di Bandung. Fungsi tarian ini di dalam acara pernikahan tersebut yaitu sebagai tari penyambutan iringan pengantin menuju pelaminan.
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa adanya perluasan fungsi pertunjukan Gending Sriwijaya di luar daerah asalnya (kota Palembang) terutama di Bandung Jawa Barat serta adanya struktur tarian yang berbeda. Tari Gending Sriwijaya yang ada di Bandung lebih sering ditampilkan dalam acara pernikahan adat Palembang yang diadakan di Bandung sebagai tari penyambutan iringan pengantin menuju pelaminan. Terdapat perbedaan yang cukup signifikan dari tari Gending Sriwijaya yang ada di kota Bandung dengan tari Gending Sriwijaya dalam bentuk aslinya yang ada di kota Palembang, baik dari gerak tari, bentuk penyajian serta durasi tariannya. Masyarakat perantau asal Palembang yang ada di Bandung sangat berperan penting dalam eksistensi dan pelestarian tari Gending Sriwijaya di Bandung, terbukti hingga saat ini tari Gending Sriwijaya sudah banyak dikenal oleh masyarakat di luar daerah asalnya khususnya kota Bandung bahkan ke tingkat internasional.
(7)
Mustika Ramadhana Abeldiba, 2014
PERTUNJUKAN TARI GENDING SRIWIJAYA BAGI MASYARAKAT PERANTAU ASAL PALEMBANG DI JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACK
The study, entitled The Performance of Gending Sriwijaya Dance for Origin Community of Palembang in West Java, discussed about Gending Sriwijaya dance performance especially for the Origin community of Palembang in Bandung, West Java. This study aimed to describe the performances of Gending Sriwijaya Dance for Origin community of Palembang in Bandung West Java.
This study used a descriptive method of analysis with a qualitative analysis approach, that is study conducted to obtain a description of the specific case, in this case about the performance of Gending Sriwijaya Dance for The origin community of Palembang in Bandung. Collecting data in this study by observation, interviews, documentation and library studies.
The results showed that Gending Sriwijaya Dance in Bandung is common in many traditional Palembang weddings ceremony which held in Bandung. The function of this dance in the weddings ceremony as a welcoming dance to the bride accompaniment to the aisle.
From the explanation above it can be concluded that there is expansion of the function of Gending Sriwijaya performance in outside of the origin region (Palembang) especially in Bandung, West Java, and there is the differences structure of dance. Gending Sriwijaya dance in Bandung is frequently showed in the traditional Palembang weddings ceremony which held in Bandung as a welcoming dance to the bride accompaniment to the aisle. There is a significant difference from Gending Sriwijaya dance in Bandung with Gending Sriwijaya dance in original formation in Palembang, both of dance movements and presentation formation, as well as the duration of dance. The origin community of Palembang in Bandung was very important role in the existence and preservation of Gending Sriwijaya dance in Bandung, it have been proved, now, Gending Sriwijaya dance has been widely known by people in outside of it origin region, especially in Bandung, even to international level.
(8)
Mustika Ramadhana Abeldiba, 2014
PERTUNJUKAN TARI GENDING SRIWIJAYA BAGI MASYARAKAT PERANTAU ASAL PALEMBANG DI JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seni merupakan salah satu dasar kuat dalam kesejahteraan budaya, yang menjadikan suatu ciri dan identitas suatu bangsa. Identitas ini perlu dijaga, dipelihara dan dikembangkan. Salah satu seni yang digunakan sebagai ciri khas daerah dan identitas bangsa adalah Seni Tari.
Seni Tari merupakan salah satu cabang seni, dimana media ungkap yang digunakan adalah tubuh. Tari mendapat perhatian besar di masyarakat, karena laju pertumbuhan tari memberi corak budaya yang lebih variatif, dinamis, dan sangat beragam dalam intensitas pendalamannya. Oleh sebab itu dalam beberapa tahun ke depan tari menjadi semakin memiliki peran yang diharapkan dapat memperkaya khasanah budaya bangsa.
Tari merupakan bahasa gerak yang dijadikan alat ekspresi manusia. Tari sebagai media komunikasi yang universal dan dapat dinikmati oleh siapa saja, pada waktu kapan saja. Seperti yang diungkapkan Soedarsono, bahwa tari merupakan ekspresi jiwa manusia yang diubah melalui gerak ritmis yang indah. Dalam konteks yang masih sama Soeryodiningrat (1986, 21) memberi warna khasanah tari bahwa beliau lebih menekankan kepada gerak tubuh yang berirama. Hal ini seperti terpetik bahwa tari adalah gerak anggota tubuh yang selaras dengan bunyi musik atau gamelan diatur oleh irama sesuai dengan maksud tujuan tari. Lebih jauh, CurtSach (1978: 4) menyatakan bahwasannya
tari merupakan gerak yang ritmis.
(http://vitaramadhani.blogspot.com/2010/05/seni-tari.html?m=1)
Selain itu seni tari juga dapat dijadikan sebagai sarana komunikasi, sehingga tari memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Pada berbagai acara tari dapat berfungsi menurut kepentingannya. Masyarakat membutuhkan tari bukan saja sebagai kepuasan estetis, melainkan dibutuhkan juga sebagai sarana upacara agama dan adat. Apabila disimak secara khusus, tari membuat seseorang tergerak untuk mengikuti irama tari,
(9)
Mustika Ramadhana Abeldiba, 2014
PERTUNJUKAN TARI GENDING SRIWIJAYA BAGI MASYARAKAT PERANTAU ASAL PALEMBANG DI JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
gerak tari, maupun unjuk kemampuan, dan kemauan kepada umum secara jelas. Tari memberikan penghayatan rasa, empati, simpati, dan kepuasan tersendiri terutama bagi pendukungnya.
Fungsi tari dalam kehidupan manusia, dapat dibedakan menjadi 4 macam, yaitu : sebagai sarana upacara, sebagai hiburan, seni pertunjukan dan sebagai media pendidikan. Dari ke-4 jenis fungsi tari yang berbeda-beda tersebut masing-masing mempunyai ciri atau kekhasan tersendiri. Namun, pada saat ini ke-4 jenis fungsi tari, secara sepintas perbedaannya semakin kabur. Banyak seniman tari yang mengambil inspirasi-inspirasi dari tarian-tarian upacara magis menjadi sebuah tari pertunjukan. Banyak aspek yang harus diperhatikan, di antaranya adalah: faktor tari sebagai seni (obyek apresiasi), yaitu bagaimana kita menyajikan suatu tarian yang bernilai estetis, tentu saja hal ini didukung dengan media pendukung lain seperti iringan, rias dan busana, dekorasi dan tata pentas yang baik dan komunikatif. Kedua faktor tersebut harus betul-betul diperhatikan karena keduanya saling mendukung satu sama lain.
Salah satu tari yang berfungsi sebagai sarana upacara yaitu tari Gending Sriwijaya. Tarian ini berasal dari Palembang, Sumatera Selatan. Tari Gending Sriwijaya merupakan tari tradisional masyarakat Sumatera Selatan untuk menyambut tamu istimewa yang berkunjung ke daerah ini, seperti kepala negara, kepala-kepala pemerintahan negara sahabat, maupun para duta besar. Tari tradisional ini berasal dari masa kerajaan Sriwijaya. Tarian yang khas ini mencerminkan sikap tuan rumah yang ramah, gembira dan bahagia, tulus dan terbuka terhadap tamu yang istimewa itu.
Proses penciptaan tari Gending Sriwijaya sudah dimulai sejak 1943, yaitu untuk memenuhi permintaan dari pemerintah (era pendudukan Jepang), kepada Jawatan Penerangan (Hodohan) untuk menciptakan sebuah tarian dan lagu guna menyambut tamu yang datang, karena pada saat itu tidak ada lagu dan tari untuk menyambut tamu yang berkunjung ke Keresidenan Palembang (sekarang Provinsi Sumatra Selatan).
(10)
Mustika Ramadhana Abeldiba, 2014
PERTUNJUKAN TARI GENDING SRIWIJAYA BAGI MASYARAKAT PERANTAU ASAL PALEMBANG DI JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penata tari Gending Sriwijaya adalah Tina Haji Gong, Sukainah A. Rozak dan Masnun Toha. Berbagai konsep telah dicari dan dikumpulkan dengan mengambil unsur-unsur tari adat Palembang yang sudah ada, dalam upaya menata tari Gending Sriwijaya ini. Musik atau lagu pengiring tari Gending Sriwijaya, dinamai (berjudul) juga lagu Gending Sriwijaya. Penciptanya adalah A. Dahlan Muhibat tahun 1936, seorang komposer juga violis pada group Bangsawan Bintang Berlian di Palembang dan digubah oleh Nungcik AR pada tahun 1944. (http://id.m.wikipedia.org/wiki/Gending_Sriwijaya).
Tari Gending Sriwijaya diciptakan atas pesanan Pemerintah Kependudukan Jepang, karena pada saat itu belum ada lagu dan tarian untuk menyambut tamu yang datang ke Keresidenan Palembang. Untuk itu tari Gending Sriwijaya diciptakan, sebagai tarian untuk menyambut para tamu agung yang datang ke daerah ini. Penari Gending Sriwijaya seluruhnya berjumlah 13 orang yang terdiri dari satu orang penari utama pembawa tepak (tepak, kapur, sirih), dua orang penari pembawa peridon (perlengkapan tepak), enam orang penari pendamping (tiga orang di sebelah kanan dan tiga orang di sebelah kiri), satu orang penari pembawa payung kebesaran (oleh pria), satu orang penyanyi Gending Sriwijaya dan dua orang penari pembawa tombak (oleh pria).
Dahulu kala, persembahan sekapur sirih ini dilakukan oleh putri sultan/bangsawan. Pembawa peridon biasanya adalah sahabat akrab/inang pengasuh putri. Demikian pula penari lainnya. Namun, saat ini tari Gending Sriwijaya banyak mengalami perkembangan, baik dari struktur gerak, fungsi serta banyak penyajiannya. Tari Gending Sriwijaya banyak ditemui dalam acara pernikahan adat Palembang yang gunanya untuk menyambut pengantin atau pihak besan mempelai, jumlah penarinya pun hanya 4-5 orang, tidak ada penari yang membawa payung dan tombak, juga peran penyanyi Gending Sriwijaya pun ditiadakan dan digantikan tape recorder.
Namun dimasa sekarang seiring dengan pesatnya persebaran tari Gending Sriwijaya di luar daerah asalnya (kota Palembang) terutama di Bandung Jawa
(11)
Mustika Ramadhana Abeldiba, 2014
PERTUNJUKAN TARI GENDING SRIWIJAYA BAGI MASYARAKAT PERANTAU ASAL PALEMBANG DI JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Barat, telah mengalami perluasan fungsi pertunjukan serta struktur tarian yang berbeda. Untuk itu perlu diadakan penelitian mengenai perluasan fungsi pertunjukan dan mekanisme penyajian yang berbeda dari tarian ini.
Selain fungsi pertunjukan, ada unsur lain di dalam tari yang tidak kalah pentingnya, yaitu bentuk penyajian yang merupakan perwujudan susunan gerak, desain lantai, desain musik sebagai hal pokok dalam pertunjukan. Agar bentuk tersebut lebih sempurna dalam penyajiannya, maka terdapat perlengkapan-perlengkapan yang mendukung sebuah tersebut, yaitu: kostum, tata rias, tempat pertunjukan dan tata lampu atau lighting. Martin dalam Suharto (1985: 6) menyatakan tentang konsepsi „bentuk‟ dalam suatu karya tari sebagai berikut:
Bentuk sesungguhnya dapat didefinisikan sebagai hasil pernyataan berbagai macam elemen yang dapat secara kolektif melalui vitalitas estetis, sehingga hanya dalam pengertian inilah elemen-elemen tersebut dihayati. Keseluruhan menjadi lebih besar daripada jumlah bagian-bagiannya. Proses penyatuan dimana bentuk dicapai disebut dengan komposisi. (digilib.unm.ac.id/download.php?=212)
Bentuk penyajian tari menurut Soedarsono (1977: 42-58), adalah penyajian tari secara keseluruhan yang melibatkan elemen-elemen dalam komposisi tari. Adapun elemen-elemen tersebut terdiri atas: gerak tari, desain lantai, iringan atau musik, perlengkapan yang meliputi rias dan busana, tempat pertunjukan dan properti. (digilib.unm.ac.id/download.php?id=212 [2013])
Sebagai salah satu kota tujuan wisata dan kota pendidikan, kota Bandung memang sangat menarik minat para pelancong dari luar daerah untuk berkunjung bahkan menetap di kota ini. Sangat jelas terlihat dengan minat para calon mahasiswa yang memutuskan untuk menuntut ilmu di kota kembang ini, baik di perguruan tinggi maupun swasta. Tentu saja ini tak lepas dari daya tarik yang disuguhkan kota ini, seperti keindahan lingkungan, budaya dan keramahtamahan penduduk asli kota ini. Para perantau dari berbagai daerah baik yang memutuskan untuk menetap maupun para mahasiswa yang tinggal sementara untuk menuntut ilmu, tentu saja datang dan masuk ke dalam masyarakat dengan membawa ciri khas dan budaya masing-masing dari
(12)
Mustika Ramadhana Abeldiba, 2014
PERTUNJUKAN TARI GENDING SRIWIJAYA BAGI MASYARAKAT PERANTAU ASAL PALEMBANG DI JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
daerahnya, dan terlihat saat ini di kota Bandung mulai berkembang budaya-budaya daerah yang dibawa oleh para pendatang yang mulai diperkenalkan di Bandung. Hal ini membawa dampak positif bagi masyarakat Bandung karena semakin banyak mengenal budaya daerah lain, juga memberikan dampak positif bagi masyarakat perantau karena dapat selalu mengingat serta ikut melestarikan budaya daerahnya di perantauan.
Respon dan apresiasi positif terhadap budaya yang dibawa oleh perantau dari daerah lain yang dianggap sebagai kekayaan keanekaragaman budaya Indonesia membuat budaya yang dibawa oleh para perantau pun semakin jelas menunjukan eksistensinya, misalnya dengan berdirinya sanggar-sanggar seni budaya daerah perantau maupun terbentuknya komunitas-komunitas perantau di kota Bandung, yang hampir menitikberatkan pada pengenalan seni budayanya. Ini pun sekaligus menyadarkan masyarakat bahwa Indonesia memiliki keindahan seni budaya yang patut dan harus dilestarikan oleh para penerus bangsa. Di tengah perkembangan era globalisasi, jangan sampai budaya modern menghilangkan budaya tradisional yang kita miliki, karena budaya tradisional merupakan identitas bangsa. Oleh karena itu para pemuda harus tetap melestarikan dan mencintai budaya tradisional yang dimiliki dimanapun mereka berada.
Tari Gending Sriwijaya sudah cukup dikenal bukan hanya bagi masyarakat Sumatera saja, masyarakat di pulau Jawa dan lainnya pun sudah mengenal tarian ini. Di Jawa Barat khususnya di kota Bandung tarian ini sudah cukup poluler, hal ini dikarenakan banyaknya perantau asal Palembang di Bandung, sehingga masyarakat perantau ini tetap ingin melestarikan budaya daerahnya di perantauan. Banyaknya sanggar tari dan adanya Perkumpulan Mahasiswa asal Sumatera Selatan di Bandung membuat budaya daerah Sumatera Selatan semakin menonjol di kota ini. Beberapa sanggar tari yang sedikit banyak mengetahui tentang perkembangan tari Gending Sriwijaya yang ada di kota Bandung yaitu sanggar tari Maharputri Sriwijaya dan sanggar tari Acressendo, kedua sanggar ini mempelajari dan sering menampilkan tari Gending Sriwijaya
(13)
Mustika Ramadhana Abeldiba, 2014
PERTUNJUKAN TARI GENDING SRIWIJAYA BAGI MASYARAKAT PERANTAU ASAL PALEMBANG DI JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
di beberapa acara seperti hajatan pernikahan dan juga acara kedaerahan yang diadakan di Bandung. Kedua sanggar ini sudah mulai menampilkan tari Gending Sriwijaya dari tahun 1997 pada acara pernikahan adat Palembang. Tari Gending Sriwijaya ini digunakan sebagai tari penyambutan dan iringan pengantin menuju pelaminan. Pada saat itu penari Gending Sriwijaya dari sanggar Maharputri Sriwijaya adalah pemilik dan pengelola sanggar itu sendiri yaitu Ibu Hj. Dwiza Riana, S.Si, MM, M.Kom beserta teman-teman seangkatannya dari berbagai universitas negeri maupun swasta yang ada di kota Bandung. Sedangkan penari dari sanggar tari Acressendo yaitu mahasiswa dari Sekolah Tinggi Seni Indonesia dan Universitas Padjajaran.
Tari Gending Sriwijaya juga merupakan salah satu materi atau bahan ajar pada mata kuliah tari Sumatera di kalangan mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Tari UPI. Namun tari Gending Sriwijaya yang dipelajari di Jurusan Pendidikan Seni Tari UPI merupakan kreasi dari para seniman tari yang ada di Bandung sehingga terdapat perbedaan yang cukup signifikan dengan bentuk aslinya. Ada beberapa tari Sumatera yang juga menjadi materi pada mata kuliah tari Sumatera diantaranya tari Saman dari Aceh, tari Piring dan tari Rantak dari Sumatera Barat. Pada saat ujian akhir mata kuliah tari Sumatera, sering diadakan pergelaran tari Sumatera dengan tema yang berbeda setiap tahunnya. Isi dari acara pergelaran ini pun sangat kental dengan nuansa Sumateranya, semua tari Sumatera yang sudah dipelajari akan ditampilkan dalam pergelaran tersebut, baik tarian Aceh, Sumatera Barat juga tari Gending Sriwijaya dari Sumatera Selatan serta tari-tari kreasi tradisional Sumatera disajikan dalam pergelaran tersebut.
Beberapa peneliti terdahulu telah meneliti dan menulis tentang tari Gending Sriwijaya ini. Salah satunya membahas tentang Simbol dan Makna Busana Aesan Gede dalam Tari Gending Sriwijaya. Berangkat dari perbandingan dahulu kala dan masa sekarang dimana fenomena yang terjadi adalah adanya perluasan fungsi pertunjukan tari Gending Sriwijaya di luar daerah asalnya (kota Palembang) terutama di kota Bandung, serta adanya
(14)
Mustika Ramadhana Abeldiba, 2014
PERTUNJUKAN TARI GENDING SRIWIJAYA BAGI MASYARAKAT PERANTAU ASAL PALEMBANG DI JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
struktur tari yang berbeda dari sebelumnya. Menyikapi hal ini, peneliti ingin mengungkap sejauh apa perluasan fungsi tersebut serta struktur apa saja yang berbeda dalam penyajian tersebut. Maka dari itu, peneliti mengangkat sebuah penelitian yang berjudul Pertunjukan Tari Gending Sriwijaya bagi Masyarakat Perantau asal Palembang di Jawa Barat.
B. Rumusan Masalah
Didasari atas latar belakang dan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran aktivitas masyarakat perantau asal Palembang di Bandung Jawa Barat?
2. Bagaimana bentuk gerak, busana dan penyajian tari Gending Sriwijaya? 3. Bagaimana peranan masyarakat perantau asal Palembang dalam
mempertahankan eksistensi tari Gending Sriwijaya di luar daerah asalnya?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan gambaran aktivitas masyarakat perantau asal Palembang di Bandung Jawa Barat.
2. Mendeskripsikan bentuk gerak, busana dan penyajian tari gending sriwijaya.
3. Mendeskripsikan peran masyarakat perantau dalam mempertahankan eksistensi tari Gending Sriwijaya.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan peneliti ini diharapkan dapat member manfaat bagi semua pihak terutama, antara lain:
(15)
Mustika Ramadhana Abeldiba, 2014
PERTUNJUKAN TARI GENDING SRIWIJAYA BAGI MASYARAKAT PERANTAU ASAL PALEMBANG DI JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Melalui penelitian ini peneliti berharap dapat memberikan sumbangsih pemikiran yang ditunjang data otentik tentang eksistensi satu tari tradisional yang ada di masyarakat, sehingga bisa dijadikan pertimbangan dalam rangka pembinaan dan pengembangannya.
2. Masyarakat Perantau
Menumbuhkan minat pelestarian budaya daerah bagi masyarakat perantau.
3. Jurusan Pendidikan Seni Tari UPI
Menambah kekayaan hasanah pustaka, khususnya dalam seni-seni tradisi Nusantara.
4. Peneliti
Manfaat yang paling terasa adalah penambahan ilmu dan wawasan yang dirasakan oleh peneliti sendiri terutama dalam proses berpikir ke arah yang obyektif. Dalam hal ini peneliti sangat setuju pada pendapat yang mengatakan bahwa “pengalaman merupakan guru yang paling baik”. Kemudian dibalik itu peneliti juga berharap bahwa pengalaman ini bisa bermanfaat bagi peneliti lain sebagai bahan perbandingan serta referensi data.
5. Pembaca
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan data secara langsung, mengenai pertunjukan serta simbol dan makna gerak tari Gending Sriwijaya sekaligus sebagai motivasi awal bagi pembaca untuk menindaklanjuti.
E. Asumsi
Dalam kajian ini peneliti berasumsi bahwa tari Gending Sriwijaya diciptakan sebagai tari penyambutan tamu-tamu agung yang datang ke daerah tersebut. Tari ini memiliki ciri khas tersendiri dalam bentuk penyajiannya dengan penyuguhan tepak (tempat sirih) lengkap dengan isinya yaitu daun
(16)
Mustika Ramadhana Abeldiba, 2014
PERTUNJUKAN TARI GENDING SRIWIJAYA BAGI MASYARAKAT PERANTAU ASAL PALEMBANG DI JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sirih, pinang, kapur, getah gambir dan tembakau sebagai lambang penghormatan kepada tamu resmi atau pun agung.
Seiring dengan pesatnya persebaran tari Gending Sriwijaya di luar daerah asalnya (kota Palembang) terutama di Bandung Jawa Barat, tarian ini telah mengalami pergeseran fungsi pertunjukan serta struktur tarian yang berbeda. Sering ditemui tari Gending Sriwijaya digelarkan pada acara-acara pernikahan adat Palembang dengan struktur tarian (gerak, kostum dan bentuk penyajian) yang berbeda. Masyarakat perantau asal Palembang yang ada di Jawa Barat, khususnya Mahasiswa Bumi Sriwijaya Institut Teknologi Bandung memiliki peran penting dalam mengembangkan tari Gending Sriwijaya khususnya di Bandung Jawa Barat.
F. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis, dengan pendekatan analisis kualitafif. Bongdan dan Tylor menyatakan bahwa pendekatan kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif, berupa kata-kata tulisan atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (dalam Kasmahidayat 2010, 5). Metode ini dipilih karena penelitian ini menitikberatkan pada deskripsi, penggambaran, penjelasan suatu fenomena dengan apa adanya. Metode ini merupakan sebuah langkah konkrit untuk memperoleh informasi data dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam penelitian. Sedangkan pendekatan kualitatif digunakan oleh peneliti untuk menguraikan perolehan data dengan tidak menggunakan pengolahan data berbentuk angka atau hitungan. Dalam hal ini seorang peneliti sebagai subjek penelitian yang berusaha mendeskripsikan serta menganalisis data yang diperoleh. Kegiatan analisis dilakukan sebagai salah satu langkah dalam memahami masalah yang diteliti. Data-data yang dihimpun, disusun dan dijelaskan untuk kemudian dianalisis berdasarkan pemecahan masalah-masalah yang lebih aktual.
(17)
Mustika Ramadhana Abeldiba, 2014
PERTUNJUKAN TARI GENDING SRIWIJAYA BAGI MASYARAKAT PERANTAU ASAL PALEMBANG DI JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk mengungkapkan kebenaran suatu permasalahan yang ada di lapangan, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data antara lain: observasi, wawancara, studi pustaka, serta studi dokumentasi. Begitu juga dengan instrument penelitiannya berupa lembar observasi dan pedoman wawancara serta dokumentasi. Adapun langkah-langkah penelitian sebagai berikut:
1. Tahap perencanaan penelitian, dimana sebuah penelitian dipersiapkan. 2. Tahap pelaksanaan penelitian, dimana sebuah penelitian yang sudah
dilaksanakan atau dilakukan dengan teknik pengumpulan data yang disertai dengan instrumennya, kemudian diolah sesuai dengan teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini.
3. Tahap penulisan laporan penelitian, dimana tahapan ini merupakan tahapan terakhir dari penelitian.
G. Lokasi dan Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kota Bandung provinsi Jawa Barat. Ada beberapa tempat yang dipilih untuk menjadi lokasi penelitian, di antaranya Sanggar Tari Maharputru Sriwijaya di jalan Pandawa No. 61 Bandung, Sanggar Tari Acressendo di jalan Baturaden 4 No. 14 Ciwastra Bandung, serta Perkumpulan Mahasiswa Sumatera Selatan di Institut Teknologi Bandung. Ketiga tempat ini merupakan lokasi yang cukup banyak diperoleh mengenai Tari Gending Sriwijaya, dari sejarah lahir dan berkembangnya tari Gending Sriwijaya, sampai perkembangan bentuk penyajian dan fungsi tari Gending Sriwijaya pada masa kini. Dari lokasi yang dipilih peneliti diharapkan dapat diperoleh data yang dibutuhkan mengenai sejarah lahir dan berkembangnya serta perkembangan bentuk penyajian dan fungsi tari Gending Sriwijaya pada masa kini.
(18)
Mustika Ramadhana Abeldiba, 2014
PERTUNJUKAN TARI GENDING SRIWIJAYA BAGI MASYARAKAT PERANTAU ASAL PALEMBANG DI JAWA BARAT
(19)
Mustika Ramadhana Abeldiba, 2014
PERTUNJUKAN TARI GENDING SRIWIJAYA BAGI MASYARAKAT PERANTAU ASAL PALEMBANG DI JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Sampel Penelitian
Peneliti memilih beberapa tempat di Kota Bandung untuk dijadikan lokasi penelitian yaitu di Sanggar Tari Maharputri Sriwijaya di jalan Pandawa No. 61 Bandung, lalu di Sanggar Tari Acressendo di jalan Baturaden 4 No. 14 Ciwastra Bandung dan yang terakhir adalah Perkumpulan Mahasiswa Sumatera Selatan di Institut Teknologi Bandung. Ketiga tempat ini dipilih menjadi lokasi penelitian karena dianggap cukup banyak mengetahui mengenai Tari Gending Sriwijaya, dari sejarah lahir dan berkembangnya tari Gending Sriwijaya, sampai perkembangan bentuk penyajian dan fungsi tari Gending Sriwijaya pada masa kini. Dari lokasi yang dipilih peneliti diharapkan dapat diperoleh data yang dibutuhkan mengenai sejarah lahir dan berkembangnya serta perkembangan bentuk penyajian dan fungsi tari Gending Sriwijaya pada masa kini.
Sampel yang dipilih peneliti adalah fungsi pertunjukan tari Gending Sriwijaya bagi masyarakat perantau asal Palembang di Jawa Barat. Pencarian informasi dalam penelitian ini adalah dengan cara snowball sampling. Sugiono (2009: 54) berpendapat “snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data, yang pada awalnya jumlahnya sedikit dan lama-lama menjadi besar”. Hal ini dilakukan karena dari jumlah sumber data yang sedikit itu belum mampu memberikan data yang memuaskan maka mencari orang lain lagi yang dapat digunakan sebagai sumber data. Pengambilan sampel dalam penelitian ini bertujuan untuk mengkaji mengenai fungsi pertunjukan tari Gending Sriwijaya bagi masyarakat perantau asal Palembang di Jawa Barat.
B. Metode Penelitian
Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Keberhasilan suatu penelitian tidak terlepas dari metode yang digunakan, karena itu perlu
(20)
Mustika Ramadhana Abeldiba, 2014
PERTUNJUKAN TARI GENDING SRIWIJAYA BAGI MASYARAKAT PERANTAU ASAL PALEMBANG DI JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ketelitian untuk memilih metode yang tepat terhadap permasalahan yang akan diteliti. Menurut Surakhmad (dalam Nopiani 2010: 34) bahwa “Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan”. Adapun maksud dari paparan di atas yaitu metode penelitian merupakan suatu alat untuk membantu seorang peneliti dalam melakukan penelitian agar mendapatkan hasil dari objek yang diteliti.
Penggunaan metode tergantung pada tujuan yang hendak dicapai. Dengan kata lain penggunaan metode harus dilihat dari sejauh mana efektivitas, efisien dan relevannya. Suatu metode dikatakan efektif apabila selama pelaksanaan metode penelitian terlihat adanya perubahan positif menuju pada tujuan yang diharapkan. Suatu metode dikatakan efisien apabila penggunaan waktu, fasilitas, biaya dan tenaga ditekan sehemat mungkin namun mencapai hasil yang maksimal. Relevan tidaknya suatu metode bisa dilihat dari kegunaan atau manfaat metode tersebut. Jika antara waktu pengolahan data, hasil pengolahan data dengan tujuan yang hendak dicapai tidak terjadi penyimpangan, maka metode tersebut dikatakan relevan atau sesuai digunakan dalam penelitian.
Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati, Bongdan dan Taylor dalam buku Moleong (2010: 4). Pada penelitian kualitatif, pengumpulan data tidak dipandu oleh teori tetapi dipandu oleh fakta-fakta yang ditemukan pada saat penelitian di lapangan. Sedangkan metode yang digunakan dalam peneliti adalah metode deskriptif analisis. Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan objek yang diteliti sebagaimana adanya. Metode ini digunakan untuk memperoleh data serta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam penelitian. Ditegaskan oleh Surakhmad dalam Fretisari (2009: 26) sebagai berikut:
Metode deskriptif adalah metode yang dalam pelaksanaannya tidak hanya terbatas pada pengumpula data saja, tetapi analisis dan interpretasi sehingga arti data itu penekanannya ditujukan kepada pemecahan masalah yang terjadi secara aktual, setelah data dan informan yang diperoleh
(21)
Mustika Ramadhana Abeldiba, 2014
PERTUNJUKAN TARI GENDING SRIWIJAYA BAGI MASYARAKAT PERANTAU ASAL PALEMBANG DI JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diklasifikasikan untuk dijadikan acuan sebagai bahan analisis pada langkah berikutnya agar menghasilkan kesimpulan dan implikasi pada langkah yang bermakna secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta yang diteliti..
Dari pernyataan di atas, peneliti berusaha untuk mengungkap fungsi pertunjukan tari Gending Sriwijaya bagi masyarakat perantau asal Palembang di Jawa Barat, kemudian menganalisis dan mendeskripsikannya berdasarkan keadaan yang sebenarnya di lapangan.
C. Definisi Oprasional
Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah yang digunakan untuk mempermudah pemahaman dan menyamakan persepsi atau pandangan antara penelita dan pembaca, maka di bawah ini dicantumkan istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan sebagai berikut:
1. Masyarakat Perantau
Masyarakat perantau merupakan orang yang meninggalkan kampung halaman untuk mencari kehidupan yang lebih baik di wilayah tertentu. 2. Gerak Tari
Gerak tari merupakan ungkapan ekspresi jiwa manusia yang dituangkan dalam bentuk gerak yang ritmis yang dari masing-masing gerak tersebut memiliki beberapa simbol dan makna.
3. Busana Tari Gending Sriwijaya
Busana Aesan Gede adalah salah satu busana adat pengantin Palembang yang juga digunakan sebagai busana tari Gending Sriwijaya. Busana ini terdiri dari baju dodot, kain songket, bunga cempako, kelapo setandan, kembang goyang, mahkota paksangkong, teratai penutup dada, selendang mantri, kalung susun tiga, gelang dan tanggai.
4. Fungsi Pertunjukan
Soedarsono menyatakan bahwa seni pertunjukan memiliki tiga fungsi primer, yaitu: (1) sebagai sarana upacara, (2) sebagai ungkapan pribadi, (3) sebagai presentasi estetis. Adapun fungsi sekunder apabila seni pertunjukan bertujuan bukan untuk dinikmati, tetapi untuk kepentingan
(22)
Mustika Ramadhana Abeldiba, 2014
PERTUNJUKAN TARI GENDING SRIWIJAYA BAGI MASYARAKAT PERANTAU ASAL PALEMBANG DI JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
lain. Ini berarti fungsi pertunjukan menjadi multi fungsi tergantung dari perkembangan masyarakat pendukungnya.
5. Bentuk Penyajian
Bentuk penyajian tari menurut Soedarsono (1977: 42-58), adalah penyajian tari secara keseluruhan yang melibatkan elemen-elemen dalam komposisi tari.
6. Tari Gending Sriwijaya
Tari Gending Sriwijaya adalah salah satu tarian tradisional masyarakat kota Palembang, tarian ini digelar untuk menyambut para tamu istimewa yang datang ke kota Palembang.
D. Instrumen Penelitian
Menurut Sudjana (2001: 97), keberhasilan suatu penelitian ditentukan oleh instrumen yang digunakan, sebab data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian diperoleh melalui instrumen. Oleh karena itu, instrumen sebagai alat pengumpul data harus betul-betul dirancang sehingga menghasilkan data empiris sebagaimana adanya.
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa pedoman observasi, pedoman wawancara dan studi dokumentasi. Adapun penjelasan dari instrumen yang disebutkan di atas yaitu sebagai berikut:
1. Pedoman observasi
Observasi yang dilakukan peneliti adalah mengadakan pengamatan langsung ke lokasi penelitian serta mencatat segala yang terjadi pada objek yang akan diteliti yaitu mengenai aktivitas masyarakat perantau asal Palembang yang ada di Bandung, bentuk gerak, kostum dan penyajian tari Gending Sriwijaya serta fungsi pertunjukan tari Gending Sriwijaya bagi masyarakat perantau asal Palembang di Bandung.
2. Pedoman wawancara
Wawancara merupakan alat pengumpul data yang digunakan untuk mendapatkan informasi yang erat kaitannya dengan objek penelitian. Alat
(23)
Mustika Ramadhana Abeldiba, 2014
PERTUNJUKAN TARI GENDING SRIWIJAYA BAGI MASYARAKAT PERANTAU ASAL PALEMBANG DI JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bantu yang digunakan peneliti berupa lembar pertanyaan yang digunakan untuk mengungkap data secara kualitatif.
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara kepada ibu Hj. Dwiza Riana, S.Si, MM, M.Kom selaku pengelola sanggar Tari Maharputri Sriwijaya, ibu Hj. Mary Samosir yang juga merupakan pengelola sanggar tari Maharputri Sriwijaya, ibu Linda selaku pengelola sanggar Tari Acressendo sekaligus pengajar di sanggar miliknya sendiri, serta beberapa mahasiswa dari Perkumpulan Mahasiswa Sumatera Selatan yang ada di Institut Teknologi Bandung. Dalam wawancara ini, peneliti menanyakan kepada para pengelola sekaligus pengajar di sanggar tari tersebut mengenai bentuk gerak, kostum dan penyajian tari Gending Sriwijaya serta fungsi pertunjukan tari Gending Sriwijaya bagi masyarakat perantau asal Palembang di Bandung. Lalu kepada beberapa mahasiswa yang tergabung dalam Perkumpulan Mahasiswa Sumatera Selatan yang ada di Institut Teknologi Bandung peneliti menanyakan mengenai aktivitas mahasiswa terkait dengan kegiatan pelestarian budaya daerah asalnya. 3. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi sangat membantu dalam melengkapi data dalam hal pengecekan kebenaran informasi atau data yang diperoleh peneliti. Adapun alat yang digunakan yaitu video atau foto sebagai dokumentasi dalam penelitian. Peneliti menggunakan video atau foto untuk mengambil gambar mengenai bentuk gerak, kostum dan bentuk penyajian tari Gending Sriwijaya.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah pencatatan peristiwa-peristiwa atau keterangan atau karakteristik sebagian atau seluruh elemen yang akan menunjang atau mendukung penelitian (Hasan, 2002: 83). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
(24)
Mustika Ramadhana Abeldiba, 2014
PERTUNJUKAN TARI GENDING SRIWIJAYA BAGI MASYARAKAT PERANTAU ASAL PALEMBANG DI JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Obervasi adalah suatu proses komplek, suatu proses yang tersusun dari proses biologis dan psikologis. Dua diantaranya yang terpenting adalah proses pengamatan dan ingatan, Hadi (dalam Satori dan Komariah, 2010: 105). Penggunaan teknik ini berdasarkan pada pertimbangan bahwa terdapat sejumlah data yang hanya diangkat melalui pengamatan langsung ke lokasi penelitian. Dengan menggunakan teknik ini, peneliti berupaya menggali data yang berhubungan dengan fungsi pertunjukan tari Gending Sriwijaya bagi masyarakat perantau asal Palembang di Jawa Barat.
Obervasi dilakukan secara menyeluruh terhadap gerak, busana, bentuk penyajian dan fungsi pertunjukan tari Gending Sriwijaya bagi masyarakat perantau asal Palembang di Jawa Barat dengan cara mengunjungi beberapa sanggar tari Sumatera yang menyajian atau mempelajari tentang tari Gending Sriwijaya, di antaranya sanggar tari Maharputri Sriwijaya di jalan Pandawa No. 61 Bandung, serta sanggar tari Ibu Linda di jalan Baturaden 4 No. 14 Ciwastra Bandung, dengan maksud mendapatkan informasi mengenai fungsi pertunjukan Tari Gending Sriwijaya bagi masyarakat perantau asal Palembang di Jawa Barat.
2. Wawancara
Wawancara adalah proses pengumpulan data atau informasi melalui tatap muka antara pihak peneliti dengan pihak yang akan menjadi narasumber dalam penelitian. Sudjana (dalam Purwanti 2012:28) dilakukan kepada beberapa narasumber yang dianggap mampu memberikan data yang dibutuhkan. Dalam penulisan laporan ini, wawancara dilakukan kepada beberapa narasumber antara lain:
a. Hj. Dwiza Riana, S.Si, MM, M.Kom
Selaku pengelola sanggar tari Maharputri Sriwijaya yang beralamat di jalan Pandawa No. 61 Bandung, sekaligus pengajar tari Gending Sriwijaya di sanggar miliknya sendiri. Ibu Dwiza dijadikan sebagai narasumber inti oleh peneliti. Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Dwiza nantinya akan diperoleh data mengenai gerak, kostum,
(25)
Mustika Ramadhana Abeldiba, 2014
PERTUNJUKAN TARI GENDING SRIWIJAYA BAGI MASYARAKAT PERANTAU ASAL PALEMBANG DI JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bentuk penyajian dan fungsi pertunjukan tari Gending Sriwijaya bagi masyarakat perantau asal Palembang di Jawa Barat. Wawancara peneliti dengan ibu Dwiza dilakukan pada tanggal 3 September 2013.
b. Hj. Mary Monasir
Bekerja sama dengan ibu Dwiza dalam mengurus dan mengelola sanggar tari Maharputri Sriwijaya. Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Mari nantinya akan diperoleh data mengenai kostum tari Gending Sriwijaya yang digunakan dalam acara-acara yang ada di Bandung. Wawancara peneliti dengan ibu Mary dilakukan pada tanggal 7 September 2013.
c. Yeni Oslinda, S.Sen
Selaku pengelola sanggar tari Acressendo yang beralamat di jalan Baturaden 4 No. 14 Ciwastra Bandung, sekaligus pengajar di sanggar tari miliknya sendiri. Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Linda, nantinya akan diperoleh data mengenai gerak, kostum, bentuk penyajian dan fungsi pertunjukan tari Gending Sriwijaya bagi masyarakat perantau asal Palembang di Jawa Barat. Wawancara peneliti dengan ibu Yeni dilakukan pada tanggal 17 September 2013. Wawancara dilakukan kepada narasumber inti yang bertempat di Kota Bandung. Beberapa kesempatan wawancara dilakukan pada saat acara pernikahan adat Palembang, yang pada saat itu narasumber sebagai penyaji dari tari Gending Sriwijaya yang akan disajikan dalam upacara pernikahan adat Palembang.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan pengumpulan data yang sangat membantu memberikan data di dalam menganalisis, mencari data berupa benda tertulis, seperti buku, majalah, peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya (Arikunto, 2002: 135). Dokumentasi ini dilakukan dengan mengamati pertunjukan tari Gending Sriwijaya melalui video yang
(26)
Mustika Ramadhana Abeldiba, 2014
PERTUNJUKAN TARI GENDING SRIWIJAYA BAGI MASYARAKAT PERANTAU ASAL PALEMBANG DI JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diarsipkan oleh sanggar tari Maharputri Sriwijaya dan sanggar tari Acressendo. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data awal dan menambah wawasan tentang fungsi pertunjukan dan bentuk penyajian tari Gending Sriwijaya. Selanjutnya, pertunjukan langsung pada acara pernikahan adat Palembang pada tanggal 1 September 2013, pada saat itu penyajian tari Gending Sriwijaya dibawakan oleh penari dari sanggar tari Maharputri Sriwijaya. Kemudian pada tanggal 15 September 2013 pada acara pernikahan adat Palembang, tari Gending Sriwijaya dibawakan oleh penari dari sanggar tari Acressendo.
4. Studi pustaka
Studi pustaka yaitu tahap pencarian data dari sumber-sumber tertulis berupa skripsi, buku-buku dan artikel yang berkaitan erat dengan objek penelitian yang digunakan sebagai bahan data studi yang melandasi penelitian.
Dalam penelitian ini, peneliti mencari sumber data tertulis dari skripsi-skripsi yang membahas mengenai fungsi pertunjukan ataupun mengenai tari Gending Sriwijaya, serta buku-buku dan artikel mengenai tari Gending Sriwijaya yang banyak diperoleh dari narasumber dalam penelitian ini. Dibeberapa perpustakaan seperti Perpustakaan UPI, peneliti mencari data dari berbagai buku-buku atau artikel mengenai budaya daerah, lalu di Perpustakaan Institut Teknologi Bandung peneliti mencari data mengenai tari-tari tradisional, dan dari beberapa narasumber dalam penelitian ini peneliti mencari data mengenai tari Gending Sriwijaya, baik yang ada di daerah asalnya maupun yang hidup di Jawa Barat.
F. Analisis data
Untuk mengetahui bagaimana pertunjukan tari Gending Sriwijaya bagi masyarakat perantau asal Palembang di Jawa Barat, maka perlu menganalisi data yang ada, setelah data terkumpul, kemudian melakukan pendekatan kualitatif yang menggunakan metode deskriptif. Melong (dalam Puspitasari,
(27)
Mustika Ramadhana Abeldiba, 2014
PERTUNJUKAN TARI GENDING SRIWIJAYA BAGI MASYARAKAT PERANTAU ASAL PALEMBANG DI JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2010: 29) menyatakan, analisis data adalah pengumpulan data dengan cara reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Langkah-langkah yang diambil dalam menganalisi data diantaranya:
1. Reduksi data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak penting. Sehingga data yang telah direduksi akan memberikan gambaran lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data berikutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
Reduksi data dalam penelitian ini digunakan untuk memilih, merangkum dan memfokuskan hal-hal pokok mengenai fungsi pertunjukan tari Gending Sriwijaya bagi masyarakat perantau asal Palembang di Jawa Barat. Dengan mereduksi data maka akan memberikan gambaran yang lebih jelas.
2. Penyajian data
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya. Penyajian data bertujuan untuk menyusun informasi yang dipeoleh dari penelitian di lapangan guna menarik kesimpulan mengenai fungsi pertunjukan tari Gending Sriwijaya bagi masyarakat perantau asal Palembang di Jawa Barat.
Dalam penyajian data dilakukan dengan teknik triangulasi. Triangulasi merupakan gabungan atau kombinasi berbagai metode yang dipakai untuk mengkaji fenomena yang saling terkait dari sudut pandang dan perspektif yang berbeda. Menurut Sugiono (2010: 330) yang menyebutkan bahwa triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti
(28)
Mustika Ramadhana Abeldiba, 2014
PERTUNJUKAN TARI GENDING SRIWIJAYA BAGI MASYARAKAT PERANTAU ASAL PALEMBANG DI JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengumpulkan data serta sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.
Terkait dengan penelitian yang dilakukan, menggaris bawahi pengujian kredibilitas, maka penelitian ini secara garis besar teknik yang digunakan untuk validasi data adalah triangulasi. Triangulasi dalam penelitian ini adalah data yang terkumpul dati berbagai metode akan divalidasi oleh beberapa sumber. Pada penelitian ini peneliti memperoleh data dari berbagai sumber mengenai fungsi pertunjukan tari Gending Sriwijaya bagi masyarakat perantau asal Palembang di Jawa Barat, seperti sanggar tari Maharputri Sriwijaya dan sanggar tari Acressendo. Dari data yang diperoleh, data dideskripsikan dan dikategorisasikan mana pandangan yang sama dan mana pandangan yang berbeda. Data yang telah dianalisis oleh peneliti kemudian ditarik kesimpulan.
3. Kesimpulan
Langkah ketiga yaitu penarikan kesimpulan dari data yang tersaji. Semua data hasil observasi atau hasil lapangan, wawancara dan studi dokumentasi ditarik kesimpulan atau verifikasi data sehingga didapat kesimpulan mengenai fungsi pertunjukan tari Gending Sriwijaya bagi masyarakat perantau asal Palembang di Jawa Barat. Kesimpulan dalam penelitian kualitafif harus dapat menjawab rumusan masalah yang dirumusan sejak awal.
G. Langkah-langkah Penelitian 1. Pengajuan topik atau judul
Dalam tahap ini peneliti memilih topik atau judul yang akan dijadikan bahan penelitian. Selanjutnya peneliti mencari beberapa sumber yang dijadikan acuan untuk memperkuat judul sebelum ke lapangan.
(29)
Mustika Ramadhana Abeldiba, 2014
PERTUNJUKAN TARI GENDING SRIWIJAYA BAGI MASYARAKAT PERANTAU ASAL PALEMBANG DI JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setelah judul disetujui, dilakukan penyusunan proposal untuk mengetahui latar belakang dan rumusan masalah yang akan diteliti.
3. Survey
Survey langsung ke lapangan dilakukan bertujuan mendapatkan informasi dan data awal dari penelitian ini.
4. Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara mencari data yang akurat baik buku, jurnal, skripsi dan internet, yang selanjutnya melakukan observasi dan wawancara terhadap narasumber yang mengetahui seluk beluk tari persembahan.
5. Penyusunan laporan
Penyusunan laporan berbentuk skripsi, yang merupakan hasil dari keseluruhan penelitian yang selanjutnya dipertanggungjawabkan pada ujian sidang skripsi.
(30)
Mustika Ramadhana Abeldiba, 2014
PERTUNJUKAN TARI GENDING SRIWIJAYA BAGI MASYARAKAT PERANTAU ASAL PALEMBANG DI JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu [Type text]
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Pada dasarnya masyarakat perantau asal Palembang khususnya yang ada di kota Bandung sangat antusias untuk melestarikan seni dan budayanya, sikap tersebut menarik minat para seniman tari untuk turut serta dalam pelestariannya, terbukti dengan banyaknya komunitas-komunitas dan sanggar-sanggar tari yang menggali dan mempelajari seni budaya asal kota Palembang di Bandung. Beberapa sanggar tari di antaranya yaitu sanggar tari Maharputri Sriwijaya dan sanggar tari Accresendo. Kedua sanggar tari ini mempelajari berbagai tarian tradisional khas Sumatera Selatan salah satunya yaitu tari Gending Sriwijaya dan sering menampilkan tari Gending Sriwijaya di beberapa acara seperti hajatan pernikahan dan juga acara kedaerahan yang diadakan di Bandung. Terlebih lagi respon dan apresiasi positif dari masyarakat terhadap budaya yang dibawa oleh perantau dari daerah lain yang dianggap sebagai kekayaan keanekaragaman budaya Indonesia membuat budaya yang dibawa oleh para perantau pun semakin jelas menunjukan eksistensinya.
Dilihat dari bentuk gerak, gerak tari Gending Sriwijaya yang ada di Bandung bukan lagi gerak asli dari tari Gending Sriwijaya yang ada di Sumatera Selatan, tetapi merupakan gerak kreasi dari para seniman tari yang ada di Jawa Barat. Walaupun demikian, gerak tari Gending Sriwijaya yang merupakan kreasi para seniman yang ada di Bandung tidak melepaskan ciri khas gerak tari Sumatera Selatan, serta estetika dan nilai-nilai yang terkandung dalam tari Gending Sriwijaya. Lalu pada bentuk penyajian, tari Gending Sriwijaya yang sering ditampilan di acara pernikahan adat Sumatera Selatan yang ada di Bandung, juga dikemas secara berbeda dari bentuk aslinya. Hal ini dikarenakan adanya penyesuaian dengan kebutuhan acara. Namun untuk bentuk busana atau kostumnya, tidak terlalu banyak perbedaan dari bentuk aslinya, hanya saja ada beberapa aksesoris yang sedikit berbeda dari bentuk aslinya.
(31)
Mustika Ramadhana Abeldiba, 2014
PERTUNJUKAN TARI GENDING SRIWIJAYA BAGI MASYARAKAT PERANTAU ASAL PALEMBANG DI JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu [Type text]
Peran mahasiswa asal Sumatera Selatan yang tergabung di dalam perkumpulan mahasiswa Sumatera Selatan yang ada di Institut Teknologi Bandung dalam mempertahankan eksistensi seni budaya Palembang sangat terlihat sekali, terbukti dari kegiatan seni dan budaya para mahasiswa ini memiliki jadwal rutin setiap minggunya untuk berlatih tari-tarian dan musik tradisional khas Sumatera Selatan. Para mahasiswa ini pun memiliki agenda tahunan, hampir setiap tahunnya perkumpulan mahasiswa Sumatera Selatan di Institut Teknologi Bandung mengadakan acara-acara besar seperti Open House Unit Musi Institut Teknologi Bandung dan juga acara Kampoeng Musi Institut Teknologi Bandung. Di dalam acara-acara tersebut tari Gending Sriwijaya menjadi tari pembukaan sekaligus penyambutan para tamu-tamu agung. Peran mahasiswa asal Sumatera Selatan di Institut Teknologi Bandung dalam melestarian dan mempertahankan eksistensi tari Gending Sriwijaya sudah sampai taraf nasional bahkan internasional.
B.Rekomendasi
Tari Gending Sriwijaya ini merupakan tari tradisional yang perlu kita jaga, kembangkan dan lestarikan. Seni dan budaya agar tetap hidup dan berkembang tidak terlepas dari para pelaku seni, pengelola dan pemerintah, karena pengelolaan yang baik akan berdampak pada keberhasilan dan kemajuan seni budaya tradisional.
Peneliti berharap dengan adanya penelitian ini akan bermanfaat untuk dijadikan suatu dorongan atau motivasi kepada semua orang untuk tetap melestarikan budaya daerahnya. Dari hasil penelitian ini ada beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan kepada:
1. Sanggar Tari Maharputri Sriwijaya dan Acressendo
Peneliti berharap dengan berdirinya sanggar-sanggar yang khusus mempelajari tari Gending Sriwijaya di kota Bandung agar semakin memotivasi masyarakat perantau asal Palembang yang ada di Bandung untuk tetap melestarikan budaya daerah asalnya, sehingga walaupun
(32)
Mustika Ramadhana Abeldiba, 2014
PERTUNJUKAN TARI GENDING SRIWIJAYA BAGI MASYARAKAT PERANTAU ASAL PALEMBANG DI JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu [Type text]
berada diperantauan kita akan terus mengingat dan memelihara budaya daerah asal agar tidak punah seiring dengan berkembangnya zaman.
2. Perkumpulan Mahasiswa Sum-sel di Intitut Teknologi Bandung
Peneliti berharap kepada mahasiswa/mahasiswi untuk tetap aktif melestariakan budaya daerah asal dengan terus berlatih dan memperdalam pengetahuan mengenai seni budaya daerah asal, serta tetap aktif dalam kegiatan kebudayaan baik di dalam lingkungan kampus maupun di luar lingkungan kampus, sehingga dapat menumbuhkan rasa cinta terhadap seni budaya daerah asal.
3. Jurusan Pendidikan Seni Tari UPI
Kapada bapak/ibu dosen Pendidikan Seni Tari UPI, peneliti berharap dapat memberikan kesempatan dan selalu mendukung ide-ide kreatif mahasiswa/mahasiswi jurusan Seni Tari yang memiliki bakat yang luar biasa, baik yang berasal dari kota Bandung maupun dari berbagai kota di Indonesia. Semoga Jurusan Pendidikan Seni Tari dapat mencetak calon pendidik yang benar-benar dapat mendidik dengan baik dikemudian hari.
(33)
Mustika Ramadhana Abeldiba, 2014
PERTUNJUKAN TARI GENDING SRIWIJAYA BAGI MASYARAKAT PERANTAU ASAL PALEMBANG DI JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DATA NARASUMBER
1. Nama : Hj. Dwiza Riana, S.Si, MM, M.Kom Pekerjaan : Dosen/MC Adat/Pelatih Tari
Alamat kantor :
1. Jln. Sekolah Internasional No. 1-6 Antapani Bandung 2. Sanggar Maharputri Sriwijaya Jln. Pandawa No. 6 Bandung Alamat rumah : Jln. Banjarsari 17 kav 29 Antapani Bandung No. Telepon/HP : 0817719988
2. Nama : Hj. Mary Samosir
Pekerjaan : Pengelola Sanggar Maharputri Sriwijaya
Alamat :Sanggar Maharputri Sriwijaya Jln.Pandawa No. 6 Bandung No. Telepon/HP : 08122019208
3. Nama : Yeni Oslinda, S.Sen
Pekerjaan : Pengelola dan pelatih tari di sanggar Accressendo
Alamat : Baturaden 4 No. 14 Ciwastra Bandung
(34)
Mustika Ramadhana Abeldiba, 2014
PERTUNJUKAN TARI GENDING SRIWIJAYA BAGI MASYARAKAT PERANTAU ASAL PALEMBANG DI JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu INSTRUMEN PENELITIAN
A. Bagaimana bentuk gerak, busana dan penyajian tari Gending Sriwijaya di kalangan masyarakat perantau asal Palembang di Bandung?
1. Bagaimana struktur gerak pada tari Gending Sriwijaya? a. Deskripsikan gerak secara keseluruhan / garis besar. b. Deskripsikan gerak dari awal sampai akhir (per motif)
2. Bagaimana unsur kostum yang digunakan pada tari Gending Sriwijaya? a. Rias
b. Aksesoris pendukung
3. Bagaimana bentuk penyajian tari Gending Sriwijaya?
a. Deskripsikan bentuk penyajian tari Gending Sriwijaya pada upacara penyambutan tamu agung khususnya di Bandung.
b. Deskripsikan bentuk penyajian tari Gending Sriwijaya pada acara pernikahan adat Palembang yang dilaksanakan di Bandung.
c. Apakah terdapat perbedaan antara bentuk penyajian tari Gending Sriwijaya pada upacara penyambutan tamu agung dengan acara pernikahan adat Palembang yang dilaksanakan di Bandung?
4. Apakah ada adat khusus yang mengatur mengenai penyajian tari tersebut? (Ya/Tidak) Jelaskan!
B. Bagaimana fungsi penyajian tari Gending Sriwijaya di kalangan masyarakat perantau asal Palembang di Bandung?
1. Kapan dan pada saat apa saja tarian ini dibawakan, khususnya di kalanga masyarakat perantau asal Palembang di Bandung?
2. Apakah tari Gending Sriwijaya sudah menjadi simbol atau identitas bagi masyarakat Sumatera Selatan? Jelaskan!
3. Apakah tari Gending Sriwijaya menjadi salah satu elemen penting dalam sebuah acara kedaerahan yang diadakan masyarakat Palembang Khususnya di Bandung?
(35)
Mustika Ramadhana Abeldiba, 2014
PERTUNJUKAN TARI GENDING SRIWIJAYA BAGI MASYARAKAT PERANTAU ASAL PALEMBANG DI JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Perkumpulan atau komunitas apa saja yang biasanya mengadakan acara yang di dalamnnya terdapat gelaran tari Gending Sriwijaya?
5. Apakah ada peran pemerintah daerah asal yang mendukung eksistensi tari Gending Sriwijaya di Bandung?
6. Apa peran mahasiswa dalam penyebaran tarian ini?
7. Apakah masyarakat bandung dapat menerima tarian ini dengan baik?
8. Apakah tari Gending Sriwijaya dapat disetarakan dengan kesenian asli Jawa Barat?
(36)
Mustika Ramadhana Abeldiba, 2014
PERTUNJUKAN TARI GENDING SRIWIJAYA BAGI MASYARAKAT PERANTAU ASAL PALEMBANG DI JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Peneliti dengan para penari tari Gending Sriwijaya dari
Sanggar tari Accressendo
Peneliti dengan pelatih tari dan penari tari Gending Sriwijaya dari Sanggar tari Accressendo
(37)
Mustika Ramadhana Abeldiba, 2014
PERTUNJUKAN TARI GENDING SRIWIJAYA BAGI MASYARAKAT PERANTAU ASAL PALEMBANG DI JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(1)
106
Mustika Ramadhana Abeldiba, 2014
PERTUNJUKAN TARI GENDING SRIWIJAYA BAGI MASYARAKAT PERANTAU ASAL PALEMBANG DI JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
[Type text]
berada diperantauan kita akan terus mengingat dan memelihara budaya daerah asal agar tidak punah seiring dengan berkembangnya zaman.
2. Perkumpulan Mahasiswa Sum-sel di Intitut Teknologi Bandung
Peneliti berharap kepada mahasiswa/mahasiswi untuk tetap aktif melestariakan budaya daerah asal dengan terus berlatih dan memperdalam pengetahuan mengenai seni budaya daerah asal, serta tetap aktif dalam kegiatan kebudayaan baik di dalam lingkungan kampus maupun di luar lingkungan kampus, sehingga dapat menumbuhkan rasa cinta terhadap seni budaya daerah asal.
3. Jurusan Pendidikan Seni Tari UPI
Kapada bapak/ibu dosen Pendidikan Seni Tari UPI, peneliti berharap dapat memberikan kesempatan dan selalu mendukung ide-ide kreatif mahasiswa/mahasiswi jurusan Seni Tari yang memiliki bakat yang luar biasa, baik yang berasal dari kota Bandung maupun dari berbagai kota di Indonesia. Semoga Jurusan Pendidikan Seni Tari dapat mencetak calon pendidik yang benar-benar dapat mendidik dengan baik dikemudian hari.
(2)
Mustika Ramadhana Abeldiba, 2014
PERTUNJUKAN TARI GENDING SRIWIJAYA BAGI MASYARAKAT PERANTAU ASAL PALEMBANG DI JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DATA NARASUMBER
1. Nama : Hj. Dwiza Riana, S.Si, MM, M.Kom
Pekerjaan : Dosen/MC Adat/Pelatih Tari
Alamat kantor :
1. Jln. Sekolah Internasional No. 1-6 Antapani Bandung
2. Sanggar Maharputri Sriwijaya Jln. Pandawa No. 6 Bandung
Alamat rumah : Jln. Banjarsari 17 kav 29 Antapani Bandung
No. Telepon/HP : 0817719988
2. Nama : Hj. Mary Samosir
Pekerjaan : Pengelola Sanggar Maharputri Sriwijaya
Alamat :Sanggar Maharputri Sriwijaya Jln.Pandawa No. 6 Bandung
No. Telepon/HP : 08122019208
3. Nama : Yeni Oslinda, S.Sen
Pekerjaan : Pengelola dan pelatih tari di sanggar Accressendo
Alamat : Baturaden 4 No. 14 Ciwastra Bandung
(3)
Mustika Ramadhana Abeldiba, 2014
PERTUNJUKAN TARI GENDING SRIWIJAYA BAGI MASYARAKAT PERANTAU ASAL PALEMBANG DI JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu INSTRUMEN PENELITIAN
A. Bagaimana bentuk gerak, busana dan penyajian tari Gending Sriwijaya di kalangan masyarakat perantau asal Palembang di Bandung?
1. Bagaimana struktur gerak pada tari Gending Sriwijaya? a. Deskripsikan gerak secara keseluruhan / garis besar. b. Deskripsikan gerak dari awal sampai akhir (per motif)
2. Bagaimana unsur kostum yang digunakan pada tari Gending Sriwijaya?
a. Rias
b. Aksesoris pendukung
3. Bagaimana bentuk penyajian tari Gending Sriwijaya?
a. Deskripsikan bentuk penyajian tari Gending Sriwijaya pada upacara penyambutan tamu agung khususnya di Bandung.
b. Deskripsikan bentuk penyajian tari Gending Sriwijaya pada acara pernikahan adat Palembang yang dilaksanakan di Bandung.
c. Apakah terdapat perbedaan antara bentuk penyajian tari Gending Sriwijaya pada upacara penyambutan tamu agung dengan acara pernikahan adat Palembang yang dilaksanakan di Bandung?
4. Apakah ada adat khusus yang mengatur mengenai penyajian tari tersebut?
(Ya/Tidak) Jelaskan!
B. Bagaimana fungsi penyajian tari Gending Sriwijaya di kalangan masyarakat perantau asal Palembang di Bandung?
1. Kapan dan pada saat apa saja tarian ini dibawakan, khususnya di kalanga masyarakat perantau asal Palembang di Bandung?
2. Apakah tari Gending Sriwijaya sudah menjadi simbol atau identitas bagi masyarakat Sumatera Selatan? Jelaskan!
3. Apakah tari Gending Sriwijaya menjadi salah satu elemen penting dalam sebuah acara kedaerahan yang diadakan masyarakat Palembang Khususnya di Bandung?
(4)
Mustika Ramadhana Abeldiba, 2014
PERTUNJUKAN TARI GENDING SRIWIJAYA BAGI MASYARAKAT PERANTAU ASAL PALEMBANG DI JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Perkumpulan atau komunitas apa saja yang biasanya mengadakan acara yang di dalamnnya terdapat gelaran tari Gending Sriwijaya?
5. Apakah ada peran pemerintah daerah asal yang mendukung eksistensi
tari Gending Sriwijaya di Bandung?
6. Apa peran mahasiswa dalam penyebaran tarian ini?
7. Apakah masyarakat bandung dapat menerima tarian ini dengan baik?
8. Apakah tari Gending Sriwijaya dapat disetarakan dengan kesenian asli Jawa Barat?
(5)
Mustika Ramadhana Abeldiba, 2014
PERTUNJUKAN TARI GENDING SRIWIJAYA BAGI MASYARAKAT PERANTAU ASAL PALEMBANG DI JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Peneliti dengan para penari tari Gending Sriwijaya dari Sanggar tari Accressendo
Peneliti dengan pelatih tari dan penari tari Gending Sriwijaya dari Sanggar tari Accressendo
(6)
Mustika Ramadhana Abeldiba, 2014
PERTUNJUKAN TARI GENDING SRIWIJAYA BAGI MASYARAKAT PERANTAU ASAL PALEMBANG DI JAWA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu