BENTUK PERTUNJUKAN TARI ZAPIN ELANG PADA MASYARAKAT MELAYU LABUHAN DELI.

BENTUK PERTUNJUKAN TARI ZAPIN ELANG PADA
MASYARAKAT MELAYU LABUHAN DELI

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

KIKI RAMADANI
NIM 2103140023

PROGRAM STUDI SENI TARI
JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi ini diajukan oleh: Kiki Ramadani, NIM 2103140023

Jurusan Sendratasik
Program Studi Pendidikan Tari Strata Satu
Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan

Dinyatakan telah memenuhi syarat
untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan

Panitia Ujian

Medan,

Agustus 2015

Ketua,

Dr. Isda Pramuniati, M.Hum.
NIP 19641207 199103 2 002


Sekretaris

Uyuni Widiastuti, M.Pd.
NIP 19710607 200502 2 001

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT, atas berkat rahmat-Nya yang memberikan
kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga penulisan ini dapat diselesaikan
dengan baik dan tepat waktu. Adapun judul Skripsi ini adalah “Bentuk
Pertunjukan Tari Zapin Elang Pada Masyarakat Melayu Labuhan Deli”.
Skripsi ini dibuat sebagai persyaratan untuk meraih Gelar Sarjana
Pendidikan Seni Tari. Tiada kata yang dapat diungkapkan untuk menyampaikan
rasa terima kasih. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
 Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
 Dr. Isda Pramuniati, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan.
 Uyuni Widiastuti, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Sendratasik Fakultas Bahasa
dan Seni Universitas Negeri Medan.
 Sitti Rahmah, S.Pd, M.Si selaku Ketua Prodi Seni Tari yang telah

memberikan banyak informasi dan masukan kepada penulis.
 Yusnizar Heniwati, S.S.T, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang
telah memberikan banyak masukan dan arahan kepada penulis pada proses
penelitian.
 Irwansyah, S.Sn, M.Sn, selaku Dosen pembimbing II yang telah memberikan
banyak masukan kepada penulis dalam proses penelitian.
 Dra. Rr RHD Nugrahaningsih, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik
penulis sekaligus Dosen Penguji I yang telah memberikan arahan, masukan
dan banyak pengalaman kepada penulis selama perkuliahan sekaligus sahabat
bagi penulis.
 Semua Dosen Jurusan Sendratasik yang telah memberikan banyak ilmu dan
pengalaman selama perkuliahan yang tidak dapat disebutkan secara satu
persatu.
 Teristimewa kepada orang tua penulis Ayahanda Rahman yang menjadi
inspirator dan Ibunda Suminah yang selalu mendoakan dan berjuang untuk
penulis serta Atik, Heri, Kak Upik, dan Suhar yang memberikan semangat
kepada penulis.
 Kepada Muhammad Fhadly, Nuriana Sari Sihaloho, Reysita Damanik, dan
Novia Marissa, Andri Pranata, Suriya Setiawan, Indra Wahyudi, Arifin
Syahputra, Putri Sinal Sally, Abror, Wardah yang selalu mendukung penulis

dan juga kepada seluruh Stambuk 2010.
 Kepada Irfan Syah dan Kadek serta Azrai selaku narasumber dalam penelitian
ini.

Penulis berterima kasih kepada semuanya yang mungkin juga tidak dapat
disebutkan semoga selalu berada dalam lindungan Tuhan. Penulis menyadari
bahwa dalam penulisan ini ataupun penelitian ini masih banyak kekurangan,
selanjutnya penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun, semoga
Skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan,
Penulis,

Agustus 2015

Kiki Ramadani
NIM. 2103140023

ABSTRAK
Kiki Ramadani, NIM 2103140023, Bentuk Pertunjukan Tari Zapin Elang Pada

Masyarakat Melayu Labuhan Deli. Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri
Medan, 2015
Tari Zapin Elang merupakan tarian yang berasal dari suku Melayu yang mendiami
daerah Labuhan Deli. Tariannya memiliki ciri khas pada gerak sambar elang dan kepak
elang. Tujuan penelitian yaitu membahas tentang bentuk tari Zapin Elang yang dilihat dari
elemen-elemen tari dan etika berdasarkan tari Zapin Melayu.
Teori-teori yang digunakan berhubungan dengan topik penelitian yaitu teori bentuk,
teori etika, pengertian tari, dan pengertian Zapin.
Waktu penelitian yang digunakan untuk membahas tentang tari Zapin Elang pada
masyarakat Labuhan Deli dilakukan selama 2 bulan, yaitu pada pertengahan bulan Maret
2015 sampai dengan Mei 2015. Tempat penelitian adalah di Kelurahan Labuhan Deli
Kecamatan Medan Marelan. Populasi pada penelitian adalah masyarakat Labuhan Deli yang
mengetahui tari Zapin Elang, seniman-seniman dan penari-penari, sampel pada penelitian ini
adalah bagian dari populasi, yaitu seniman dan empat penari yang mengerti tentang tari Zapin
Elang. Tekhnik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, studi kepustakaan dan
dokumentasi, yang kemudian dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, bentuk tari Zapin Elang dilihat dari elemen tari
seperti tema (nondramatik tetomistis), gerak (tahsyim, isi, tahtum), iringan musik (marwas,
gambus, akordion), tata rias dan busana (rias natural, pakaian teluk belanga, kain samping,
tengkuluk), tempat (panggung arena), waktu (sesudah Is’ya), pola lantai (lurus, memutar,

berkeliling) dan struktur gerak yang merupakan bagian dari tahapan gerak tahsyim, isi,
tahtum). Berdasarkan etika dalam tari Zapin ditemukan sopan santun yang tercermin melalui
tata rias dan busana, tempat pertunjukan, iringan musik, dan tertib yang tercermin melalui
gerak, pola lantai, waktu dan struktur.
Kata kunci : Tari Zapin Elang

DAFTAR ISI

ABSTRAK .....................................................................................................

i

KATA PENGANTAR ...................................................................................

ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................

iv


DAFTAR FOTO.............................................................................................

vi

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................
B. Identifikasi Masalah ..................................................................
C. Pembatasan Masalah ..................................................................
D. Rumusan Masalah ......................................................................
E. Tujuan Penelitian .......................................................................
F. Manfaat Penelitian .....................................................................

BAB II

1
8
9
10

10
11

LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL
A. Landasan Teori ..........................................................................
1. Teori Bentuk .........................................................................
2. Teori Etika ............................................................................
3. Pengertian Tari ......................................................................
4. Pengertian Zapin ....................................................................
B. Kerangka Konseptual .................................................................

13
14
16
19
21
22

BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian ......................................................................

B. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................
C. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................
1. Populasi .................................................................................
2. Sampel ...................................................................................
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................
1. Observasi ...............................................................................
2. Studi Kepustakaan ................................................................
3. Wawancara ............................................................................
4. Dokumentasi .........................................................................

24
25
26
26
26
27
27
27
31
31


E. Teknik Analisis Data .................................................................

31

BAB IV PEMBAHASAN
A. Letak Geografis ..........................................................................
1. Letak Geografis Sumatera Utara ...........................................

33
33

BAB V

2. Letak Geografis Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan
Medan Marelan dan Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan
Pekan Labuhan ......................................................................
3. Mata Pencaharian ...................................................................
B. Suku Melayu ...............................................................................
1. Upacara Dalam Suku Melayu ................................................

2. Kesenian Dalam Suku Melayu..............................................
C. Sejarah Masuknya Zapin Melayu Labuhan ...............................

35
37
37
39
40
40

D. Zapin Elang.................................................................................

44

E. Bentuk Pertunjukan Tari Zapin Elang .......................................

46

1. Tema ......................................................................................
2. Gerak ......................................................................................
3. Iringan Musik ........................................................................
a. Marwas .............................................................................
b. Gambus ............................................................................
c. Akordion ..........................................................................
4. Tata Rias dan Busana ............................................................

47
48
56
57
58
58
59

a. Teluk Belanga ..................................................................
b. Kain Samping ...................................................................
c. Tengkuluk ........................................................................
5. Tempat ..................................................................................

60
60
61
66

6. Waktu .....................................................................................

67

7. Pola Lantai ............................................................................

68

8. Struktur Zapin Elang .............................................................

73

a. Tahsyim ............................................................................
b. Alif ....................................................................................
c. Inti ....................................................................................
d. Tahtum .............................................................................
F. Etika Tari Zapin Elang................................................................

74
75
76
77
83

1. Sopan Santun .........................................................................
2. Tertib ......................................................................................

84
87

KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................................
B. Saran ...........................................................................................

91
92

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

94

DAFTAR ACUAN INTERNET....................................................................

96

GLOSARIUM ...............................................................................................

97

DAFTA

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Susunan Ragam Gerak Tari Zapin Elang ....................................

49

Tabel 4.2 Iringan Musik Tari Zapin Elang Pada Lagu Pound Ringgit
Kepala Raja ..................................................................................

62

Tabel 4.3 Iringan Alat Musik Tari Zapin Elang ..........................................

65

Tabel 4.4 Busana Tari Zapin Elang .............................................................

78

Tabel 4.5 Struktur Tari Zapin Elang ............................................................

79

Tabel 4.6 Etika Tari Zapin Elang Dilihat Dari Bentuk Penyajian ................

90

DAFTAR FOTO

1.
2.

Foto 1 Peta Sumatera Utara ...................................................................
Foto 2 Peta Kotamadya Kecamatan Medan Labuhan Dan Kecamatan
Medan Marelan ...........................................................................

33
35

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Medan merupakan kota metropolitan di provinsi Sumatera Utara yang
didalamnya terdiri dari 21 Kecamatan. Salah satu diantaranya adalah Kecamatan
Labuhan Deli merupakan mayoritas penduduk aslinya sebagian besar bersuku
Melayu. Melayu merupakan suku yang sangat kental dengan unsur-unsur aturan
Islami. Segala tindakan dan perilaku tidak terlepas dari kaidah-kaidah Islami, hal
ini sesuai degan pernyataan Judith A. Nagata dalam Tuanku Luckman Sinar
Basarsah-II (2007:02) “A Malay = one who is a Muslim, who habitually speaks
Malay, who practice Malay adat, and who fullfils certain residence requirement
(Seorang Melayu ialah seorang Islam yang sehari-hari berbahasa Melayu, yang
melaksanakan adat Melayu dan yang memenuhi syarat-syarat setempat tertentu”.
Kesenian adalah salah satu identitas yang dimiliki oleh suku Melayu,
dimana kehidupan masyarakat Melayu dapat dilihat dari kesenian yang dimiliki
oleh masyarakat Melayu tersebut. Salah satu kesenian yang dimiliki oleh suku
Melayu adalah tari. Menurut Soerjodiningrat dalam Sumandyo (2005:14) : “Tari
tidak hanya keselarasan gerak-gerak badan dengan iringan musik saja, tetapi
seluruh ekspresi harus mengandung maksud-maksud isi tari yang dibawakan”.
Salah satu contoh kesenian Melayu adalah tari Serampang XII yang sangat
fenomenal menjadi tari kreasi yang mentradisi disuku Melayu dan termasuk
dalam 9 tari populer Melayu.

1

Menurut Goldsworthy (2008:358) : Tari–tarian Melayu Sumatera Timur didasarkan
kepada adat–istiadat dan dibatasi oleh pantangan adat”. Begitu juga dengan Tari Zapin1.
Menurut Muhammad Takari (2008:152) : “Tari Zapin yang menjadi salah satu tari tradisi
Melayu yang sangat populer dari dulu hingga saat ini, merupakan tarian yang berasal dari
Bangsa Arab. Memiliki ciri khas pada gerak kaki, tarian ini juga mengandung unsur agama
Islam dilihat dari konsep koreografi berdasarkan etika dalam tarian”. Tradisi suku Melayu
sangat menjaga aturan, norma, dan kaidah yang berhubungan dengan ajaran Islam.
Dari segi sejarah, dapat diketahui bahwa Zapin ini masuk ke dunia Melayu selaras
dengan datangnya agama Islam ke kawasan ini, yaitu dibawa oleh orang-orang Arab dari
Hadhramaut (Republik Yaman sekarang). Beberapa pakar ada yang menyatakan masuk pada
abad ke-13 M, namun ada pula yang menyatakan masuk pada abad ke-19 M. Namun kapan
pastinya zapin masuk ke kawasan ini semua pakar seni dan sejarah mengakui bahwa zapin
Melayu berasal dari Hadhramaut (Yaman). Zapin merupakan tarian rumpun Melayu yang
mendapat pengaruh besar dari Arab. Tarian tradisional ini bersifat edukatif sekaligus
menghibur, digunakan sebagai media dakwah Islamiyah melalui syair-syair lagu Zapin yang
didendangkan2.i
Tari Zapin berkembang di semua daerah yang didiami oleh suku Melayu di Labuhan
Deli. Di Labuhan sendiri terdapat kesenian Zapin yang iihidup dan berkembangiiididaerah
Labuhan Deli. Zapin Labuhan adalah salah satu genre Zapin yang terdapat di Sumatera
Utara. Disebut Zapin Labuhan karena Zapin ini hanya berkembang didaerah Labuhan dan
sekitarnya. Labuhan sendiri adalah salah satu bandar atau pelabuhan masuk yang ketika itu

1

Zapin adalah genre tarian yang berasal dari daerah Arab dengan mengutamakan pola-pola gerak kaki
sebagai pola yang dominan pada bentuk tarian
2
Untuk lebih dalam tentang syair-syair sebagai media lihat dalam Muhammad Takari Bin Jilin Syahrial
dalam jurnal Zapin Melayu Dalam Peradaban Islam : Sejarah, Struktur Musik, dan Lirik

menjadi teritorial wilayah Kesultanan Deli.

Istana Sultan Deli yang pertama justru di

Labuhan, sebelum kemudian pindah ke Medan mendirikan istana Maimoon pada tahun 1888.
Pada masa perpindahan pusat kerajaan dari Labuhan ke kota Medan tidak membawa
serta bentuk-bentuk kesenian tradisional seperti Zapin Lancang Kuning, Zapin Anak Ayam,
Zapin Elang, Zapin Pecah Tiga, Zapin Gergaji, Zapin Zig-Zag, Zapin Selendang dan Zapin
“Z”. Hal ini dikarenakan adanya peranan politik yang menyebabkan bentuk-bentuk kesenian
tradisional tersebut ditinggalkan. Salah satu peranan politiknya yaitu perdagangan tembakau
Labuhan yang dipindahkan ke Medan karena pada masa itu Medan merupakan tempat
berkumpulnya orang-orang dari Hamparan Perak, Sukapiring (nama daerah dari kesultanan
Deli sekarang menjadi Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan) dan lain-lain untuk
berdagang dan “bertaruh” (tempat mencari kehidupan baru mengadu nasib untuk mencari
nafkah).
Peranan politik dalam jalur perdagangan pada masa itu sangat terkenal di Labuhan
tepatnya di Belawan sebagai pusat pelabuhan orang-orang yang berlayar dari semenanjung
Malaka. Pedagang dan Kerajaan Labuhan memanfaatkan jalur perdagangan ini dipindahkan
ke Medan mengingat Medan salah satu ladang besar yaitu tempat berkumpulnya orang-orang
dari daerah lain dan mulai meninggalkan bentuk-bentuk kesenian termasuk Zapin Labuhan.
Kesenian Zapin Labuhan merupakan tarian rakyat asli dari Labuhan yang tidak ikut
pindah bersamaan dengan perpindahan Kerajaan Deli sehingga menyebabkan kesenian Zapin
tersebut tidak berkembang dikota Medan dan kalangan istana. Setelah kerajaan Deli
berpindah ke Medan mendirikan Istana Maimoon menjadikan Labuhan semakin ramai
dikunjungi oleh pedagang dan Labuhan menjadi daerah yang sangat penting dalam jalur
lintas perdagangan, dan perniagaan dari Belawan menuju kota Medan. Begitu juga dalam
bentuk kesenian Melayu termasuk kesenian Zapin yang ada hingga sekarang ini.

Zapin Labuhan memiliki komunitas-komunitas tersendiri yang disebut dengan
komunitas Zapin Labuhan. Komunitas Zapin Labuhan ketika itu menghuni kampung yang
besar. Sebuah daerah yang tidak jauh dari Labuhan. Kampung yang besar kemudian dikenal
dengan nama “Kampung besar”. Dikampung besar inilah komunitas-komuntas kesenian
Zapin mulanya tumbuh dan berkembang. Dari kampong besar ini kemudian tari Zapin
Labuhan diperkenalkan ke Rengas Pulau, Sungai Mati, Martubung, Kota Bangun, Belawan
dan lain-lain. Sementara itu komunitas Zapin tidak berpindah ke wilayah istana kesultanan
Deli dari Labuhan ke kota Medan dan tetap berada di Labuhan sampai sekarang 33. Itu
sebabnya Zapin asli tidak pernah ada ditengah kota Medan, melainkan di Labuhan sabagai
tempat masuk dan berkembangnya kesenian ini yang dipengaruhi oleh bangsa Arab.
iv

Labuhan adalah salah satu kecamatan di kota Medan yang sekarang ini menjadi

bahan kajian oleh penelitian ini terdapat beberapa serangkaian tari Zapin seperti yang telah
diungkapkan. Serangkaian tari Zapin tersebut berkembang pada masa pemerintahan Tuanku
Panglima Gandar Wahid pada abad ke-18 M yang merupakan raja Deli ke-V, namun tidak
diketahui secara pasti siapa yang menciptakan serangkaian tari tersebut. Setelah itu pada
tahun 1970 seniman Melayu di daerah Labuhan Deli mencoba untuk memperkenalkan
beberapa tari Zapin termasuk tari Zapin Elang kepada masyarakat luas dengan mengikuti
perlombaan-perlombaan dan mengadakan pertunjukan tari Zapin Labuhan sebagai salah satu
kesenian tradisional yang berasal dari Labuhan Deli. Namun pada saat sekarang ini eksistensi
tari Zapin Elang diwilayah kerajaan Deli semakin menurun dan jarang ditampilkan pada
acara-acara yang diselenggarakan oleh masyarakat, baik masyarakat Labuhan sendiri,

3

Untuk lebih dalam tentang masuk dan berkembangnya kesenian Zapin di Labuhan lihat dalam
Syahbilal, S.Pd dalam artikel berjudul Zapin Labuhan Zapin Asli Kota Medan

masyarakat Melayu lainnya, maupun dalam program pemerintah provinsi Sumatera Utara dan
pemerintah kota Medan4.4
Tari Zapin Elang menggambarkan tentang kegagahan dan kelincahan ketika menari
Melayu dengan diibaratkan sebagai burung Elang yang kuat, gagah, lincah dan tangguh.
Prinsip burung elang dijadikan sebagai nama Zapin tradisi Melayu Labuhan mengisyaratkan
bahwa pola edar yang menyerupai burung Elang berkelok- kelok kesamping kanan dan kiri,
memutar, menyambar, sikapnya yang tenang dan santai mengudara namun seketika berubah
kecepatan dan ketepatan burung elang ketika menerkam mangsa dengan cengkraman
kukunya yang kuat dan tajam, berkeliling dan begitu seterusnya tanpa henti seakan burung
elang yang sedang terbang mencari mangsa dan berkeliling sambil mengepakkan sayapnya
sebagai tanda kegagahan dan kelincahan.
Sama seperti Zapin pada umumnya, Zapin Elang ditarikan oleh kaum laki-laki, yaitu
penari yang sudah dianggap mampu menarikan tarian ini. Dianggap mampu dikarenakan
tarian ini dibawakan dengan energik (energik ketika menari dengan posisi penari yang
membentuk pola lantai memutar, berkeliling, berkeliling dengan gerakan langkah biasa dan
double step yang ditunjang dengan daya tahan tubuh penari ketika menari Zapin Elang).
Penari harus memahami kondisi tubuh ketika menari, karena tarian ini memerlukan gerakan
kaki sebagai tumpuan dasar dalam bergerak, dan biasanya tarian ini ditarikan oleh pemuda
yang masih aktif, lincah, dan gagah. Pada umumnya tarian ini ditarikan oleh dua penari lakilaki ataupun kelipatannya seperti 4, 8, dan 16. Tari Zapin Elang memiliki keunikan dari jenis
Zapin lainnya yang bisa dilihat dari pola lantainya. Pola lantai yang selalu bergerak
berpindah tempat, berkeliling, memutar, berselisih, dan saling menjauh membuat tari Zapin
Elang begitu menguras tenaga. Pondasi utama menari Zapin Elang ini yaitu gerakan kaki
langkah biasa dan gerakan kaki double step.
4 Wawancara dengan Narasumber pada tanggal 07 Desember 2014

Zapin Elang terdiri dari gerak yang sederhana tetapi masih dalam konsep gerak
Melayu seperti yang diungkapkan oleh Mubin Sheppard (1972:82) : “Konsep tentang tari
dalam kebudayaan Melayu diwakili oleh empat kata yang memiliki arti bernuansa seperti
tandak, igal, liok dan tari. Perbedaan maknanya ditentukan oleh dua faktor yaitu penekanan
gerak yang dilakukan anggota tubuh penari dan tekhniknya”. Gerak tari Zapin Labuhan
memiliki ciri khas yang membedakan antara tari Zapin pada umumnya dengan tari Zapin
Elang yaitu pada gerak sambar elang namun tetap memiliki arti nuansa gerak seperti yang
telah disebutkan. Selain gerak sambar elang, gerak khas Zapin Elang lainnya ialah gerak
kepak elang yang terletak dibagian inti tarian ini. Konsep gerak tari Zapin Elang sama
dengan konsep gerak tari Zapin lainnya yaitu memiliki gerak salam pembuka, inti dan
penutup.
Sebagaimana yang telah diketahui bahwa tari Zapin Elang sempat ditarikan oleh
penari yang berasal dari Labuhan bernama wak Mathir atau dikenal dengan sebutan wak
Kadek dan beliau merupakan penari dari Zapin Elang pada tahun 1967, namun bukti-bukti
berupa dokumentasi pada saat itu tidak ditemukan mengingat tarian ini hanya bersifat
hiburan dikalangan masyarakat Labuhan Deli. Keberadaan tari Zapin Elang pada saat ini
sudah jarang ditemukan lagi, hanya masyarakat pada zaman dahulu yang mengetahui
keberadaan tari tradisi Zapin Elang dan menyaksikan pertunjukan tari pada zaman kerajaan
Deli sehingga penulis tertarik untuk mengangkat kembali tari tradisi Zapin Elang pada
masyarakat Melayu Labuhan.
Dilihat dari busana yang dipakai sama seperti pakaian Melayu pada umumnya berupa
pakaian teluk belanga, kain songket dan peci. Saat sekarang ini peci bisa digantikan dengan
topi Melayu yang disebut dengan tengkuluk dengan tidak mengurangi estetika tari Zapin
Elang. Iringan musiknya dapat berupa Gambus, Marwas dan pada zaman dahulu berupa
Oudh yaitu gitar Arab yang disebut juga dengan gitar labi-labi. Berdasarkan kebutuhan dalam

pertunjukan tari Zapin Elang pada saat ini maka digunakanlah alat musik Akordion sebagai
pengganti oudh.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mencoba meneliti tentang bentuk

tari

Zapin Elang yang telah diangkat kembali oleh seniman Labuhan sesuai dengan kebutuhan
seni pada saat ini. Tanpa mengurangi makna yang sebenarnya dan juga pola lantai yang
menjadi ciri khas tari Zapin Elang yaitu membentuk edar berkeliling, memutar, dan
menyambar sehingga terkesan gagah, dan lincah oleh sebab itu, dari uraian diatas penulis
sangat tertarik untuk mengangkatnya dengan judul “Bentuk Pertunjukan Tari Zapin Elang
Pada Masyarakat Melayu Labuhan Deli”

B. Identifikasi Masalah
Penulis membuat identifikasi masalah dengan sangat terperinci agar penulis dapat
mengenal lebih dekat permasalahan apa yang akan ditemukan ketika melakukan penelitian
dilapangan.

Berdasarkan

permasalahan

yang

telah

diketahui,

kemudian

penulis

mengidentifikasi masalah atas apa-apa saja yang akan diteliti terutama tentang keberadaan
tari Zapin Elang.
Dari uraian latarbelakang diatas, maka permasalahan yang ditemukan pada penelitian
ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Bagaimana latar belakang tari Zapin Elang pada masyarakat Melayu Labuhan Deli?
2. Bagaimana fungsi tari Zapin Elang pada masyarakat Melayu Labuhan Deli?
3. Bagaimana bentuk pertunjukkan tari Zapin Elang pada masyarakat Melayu Labuhan
Deli?
4. Bagaimana etika tari Zapin Elang pada masyarakat Melayu Labuhan Deli?
5. Bagaimana keberadaan tari Zapin Elang pada masyarakat Melayu Labuhan Deli?

C. Pembatasan Masalah
Surakhman (1982 : 32) menyatakan bahwa :
“Sebuah masalah yang dirumuskan terlalu umum dan luas, tidak pernah dapat
dipakai sebuah masalah penyelidikan, oleh karena tidak akan pernah jelas
batasan-batasan masalahnya. Sebab itu masalah perlu pula memenuhi syarat
dalam perumusan yang terbatas, pembatasan ini perlu dilakukan bukan saja
untuk dapat menetapkan lebih dahulu segala sesuatu yang diperlukan untuk
pemecahannya, tenaga, waktu, ongkos, dan lain-lain yang timbul dari rencana
tertentu”.
Mengingat ruang lingkup permasalahan bisa menjadi luas, maka penulis memandang
perlu untuk membuat batasan masalah terhadap materi penelitian yang akan dilakukan agar
pembahasan tidak melebar dan dapat mencapai sasarannya. Berdasarkan penelitian diatas dan
dengan memandang sangat luasnya cakupan masalah yang diidentifikasi serta keterbatasan
yang dimiliki oleh penulis, baik itu dana, waktu, serta kemampuan teoritis, maka penulis
melakukan pembatasan masalah. Dengan demikian dari identifikasi permasalahan yang ada
maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana bentuk pertunjukan tari Zapin Elang pada masyarakat Melayu Labuhan
Deli?
2. Bagaimana etika tari Zapin Elang pada masyarakat Melayu Labuhan Deli?
D. Rumusan Masalah
Dari pembatasan masalah diatas, maka untuk lebih memfokuskan dan memutuskan
masalah yang akan diteliti, maka masalah harus dirumuskan. Dalam menentukan rumusan
masalh penulis berpedoman terhadap pendapat Maryaeni (2005:14) mengatakan bahwa
“Rumusan masalah merupakan jabaran detail fokus penelitian yang akan digarap”.
Berdasarkan pembatasan masalah diambil satu pokok kajian yang akan dibahas pada isi yaitu
bentuk pertunjukan tari Zapin Elang pada masyarakat Melayu Labuhan Deli, kemudian dari
bentuk pertunjukan tersebut yang akan dilihat adalah penyajian tari Melayu Zapin Elang yang

mencakup beberapa elemen tari yaitu tema, gerak, iringan musik, tata rias dan busana,
tempat, waktu, pola lantai, dan struktur. Selanjutnya dari bentuk penyajian tari Zapin Elang
akan dibahas etika tari Zapin Elang yang dikelompokan kedalam sopan santun, dan tertib.
Melalui batasan masalah yang akan dirumuskan, diharapkan penelitian dapat mengemukakan
informasi-informasi yang akurat.

E. Tujuan Penelitian
Hendra Mahayana (1999:165) menyatakan bahwa : “Tujuan penelitian merupakan
sasaran hasil yang ingin dicapai dalam penelitian, ini sesuai dengan fokus yang telah
dirumuskan”. Sesuai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa dalam membuat tujuan
penelitian seorang peneliti harus mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam
penelitian. Tujuan penelitian harus benar-benar mengacu pada rumusan masalah penelitian.
Perbedaannya hanya bila rumusan masalah harus ditulis dalam bentuk pernyataan. Dari
perumusan masalah yang ada sehingga penulis memiliki tujuan yang harus dicapai dalam
penelitian yaitu:
1. Mendeskripsikan bentuk tari Zapin Elang pada masyarakat Melayu Labuhan Deli.
2. Memaparkan etika tari Zapin Elang pada masyarakat Melayu Labuhan Deli.

F. Manfaat Penelitian
Penulis selalu memiliki hasil yang bermanfaat atau berguna, terutama untuk
pengembangan ilmu, baik bagi penulis maupun lembaga, instansi tertentu, ataupun orang
lain. Sesuai dengan penjelasan diatas dan setelah penelitian ini dirangkumkan, maka manfaat
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai referensi bagi penelitian lainnya yang hendak meneliti kesenian Melayu lebih
jauh.

2. Sebagai tambahan knowladge untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang kesenian
masyarakat Melayu Labuhan Deli (tari Zapin Elang).
3. Sebagai bahan bacaan bagi masyarakat Melayu Labuhan Deli agar tidak melupakan
kesenian khususnya dalam tari Zapin Elang.
4. Membangkitkan keinginan masyarakat untuk melestarikan budaya, khususnya pada
masyarakat Melayu Labuhan.
5. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah, lembaga pendidikan formal dan juga
masyarakat luas.
6. Sebagai tambahan literatur tentang kebudayaan khususnya bagi masyarakat Melayu
Labuhan Deli.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Bentuk adalah sesuatu yang dapat dilihat oleh seseorang. Didalam tari
terdapat bentuk penyajian yang didalamnya mengandung elemen-elemen tari
seperti tema, gerak, iringan musik, tata rias dan busana, tempat atau pentas, waktu
pertunjukan dan juga pola lantai yang selanjutnya dijadikan sebagai pertunjukan.
Maka jelas dari penjelasan diatas bahwa bentuk penyajian tari yang selanjutnya
dijadikan sebagai pertunjukan didepan penonton berupa seni tari sebagai sebuah
penyajian karya seni pada saat dipentaskan.

Banyak hal yang dicatat dan

diperoleh dari kegiatan menulis dan mendata tentang tari-tari yang ada di daerah
Labuhan, salah satunya adalah Zapin Elang.
Kesimpulan dimulai dari keterangan yang menjelaskan bahwa :
1.

Tari Zapin Elang adalah salah satu tarian dan warisan budaya Melayu yang
berasal dari daerah Labuhan Deli yang saat sekarang ini dibagi menjadi dua
wilayah yaitu Labuhan Deli dan Pekan Labuhan.

2.

Zapin Elang merupakan tari tradisi masyarakat Melayu Labuhan yang
menggambarkan tentang kegagahan dan kelincahan orang Melayu dengan
diibaratkan sebagai burung elang yang kuat, dan tangguh. Prinsip burung
elang dijadikan nama Zapin tradisi suku Melayu Labuhan dengan melihat
etika dan estetika gerak Zapin Melayu pada umumnya. Latar belakang
pembahasan Tari Zapin Elang adalah berdasarkan pembahasan mengenai

3.

bentuk penyajian, tahapan gerak Zapin Elang, dan Etika tari Zapin Elang dengan
berdasarkan konsep tari pada kesenian Melayu.

4.

Bentuk pertunjukan tari Zapin Elang dapat dilihat dari penyajian tari yang didalamnya
membahas tentang tema, gerak, iringan musik, tata rias dan busana, tempat berupa
pentas, waktu pertunjukan, pola lantai, dan tahapan-tahapan gerak pada tari Zapin Elang
yang didalamnya membahas tentang tahsyim, gerak alif, inti, dan tahtum. Dalam bentuk
pertunjukan tari Zapin Elang membahas tentang pertunjukan tempat dan waktu yang
sedikit berbeda.

5.

Etika tari Zapin Elang dapat dilihat dari sopan santun, dan tertib dan sehingga didalam
tari Zapin Elang bukan hanya mengupas tari secara teksnya saja namun juga mengikat
kedalam kontekstual pada tari Zapin yang didalamnya terdapat aturan-aturan yang harus
diikuti.

B. Saran
Berdasarkan beberapa keimpulan yang telah diuraikan di atas, maka penulis dapat
memberikan saran sebagai berikut :
1.

Kepada pemerintah daerah di bidang kebudayaan dan pariwisata agar lebih memberikan
perhatian kepada kesenian tradisional khususnya kesenin Melayu yang ada di beberapa
daerah seperti Labuhan Deli dan Pekan Labuhan.

2.

Agar tari Zapin Elang dapat dikembangkan karena tarian ini hampir hilang dikarenakan
narasumber atau pelatih tari Zapin sudah sangat tua dan tidak banyak orang yang
mengetahui tarian ini, begitu juga dengan beberapa tari Zapin lainnya yang ada di daerah
Labuhan.

3.

Kepada generasi selanjutnya agara dapat lebih menggali tentang kesenian tradisional
Melayu karena masih banyak bentuk kesenian terutama tarian yang menjadi bukti
kejayaan kerajaan Deli pada masa lampau yang tidak diketahui oleh masyarakat luas.

4.

Diharapkan kepada koreografer-koreografer untuk bisa mengangkat kembali bentuk tari
Zapin Elang yang hampir punah ini menjadi suatu produk seni yang lebih menarik tanpa
mengurangi keasliannya sesuai dengan perkembangan zaman agar tarian ini dapat
kembali populer seperti dulu pada masanya.

DAFTAR PUSTAKA
Anggita, Indaria. (2011). “Tari Persembahan Melayu (Makan Sirih): Kajian Nilai
Etika dan Estetika Pada Tiga Sanggar di Taman Budaya” (skripsi).
Medan : Universitas Negeri Medan
Anhar, Khairuna, 2013. “Pembelajaran 9 Tari Wajib Karya Sauti Dalam Tari
Melayu”. Universitas Negeri Medan : Skripsi
Anis, Mohammad Noor, 2000. “Zapin Melayu Di Nusantara”. Johor : Yayasan
Warisan Johor.
Anis, Mohammad Noor, 1993. “Zapin Folk Dance Of The Malay World”.
Singapore : Oxford University Press
Anya, Peterson, 2007, The Antropologi of Dance, terjemahan F.X Widaryanto,
Bandung : STSI Press
Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian, Jakarta : Rieneke Cipta
Dja’far, Fadlin Muhammad, 2014. Ronggeng dan Serampang Dua Belas Dalam
Kajian Ilmu-Ilmu Seni, Medan : USU Press
Dr. Fx. Maudji Sutrisno SJ dan Prof. Dr. Christ Verhaak SJ, 1993, “Estetika
Filsafat Keindahan”, Yogyakarta : Kanisius
Ghouse, Mohammad Nasaruddin, 1994, “Tarian Melayu” . Kuala Lumpur : Lot
1037
Halida, Dea, 2014. “ Tari Dulang Pada Masyarakat Melayu di Kecamatan
Stabat, Kabupaten Langkat Kajian Terhadap Bentuk”. Universitas Negeri
Medan : Skripsi
Hamid, Ismail, 1991. “Masyarakat Dan Budaya Melayu”, Kuala Lumpur : Lot
1037
Irwan, Syainul. (2008). “Tari Melayu Sumatera Timur, Kajian Terhadap
Perubahan Fungsi dan Bentuk Pertunjukan” (tesis). Medan : Universitas
Negeri Medan
Luckman, Tuanku Sinar Basyarsyah II, SH. Alhaj, 2005, “Adat Budaya Melayu
Jati Diri Dan Kepribadian”, Medan : FORKALA
___________________________________ 2007, “Bangun Dan Runtuhnya
Kerajaan Melayu Di Sumatera Timur”, Medan : USU

Nasution H Irwan, dkk, 2002. Metodologi Peneltian, IAIN Sumatera Utara:
Medan.
Nurwani SST M.Hum, 2014. “Bahan Ajar Pengetahuan Seni Tari”, Medan :
Unimed Press
Pangestu, Indah Yuni, Ediwar dan Martion. (2013). “Estetika Tari Zapin Sebagai
Sumber Penciptaan Karya Kaki-Kaki”. Padangpanjang : Jurnal Pengkajian
dan Penciptaan Seni
Pidada, Riza Utari Ayu, 2014. Karakteristik Tari Melayu Pada Masyarakat
Melayu Dikota Medan. Universitas Negeri Medan. Skripsi.
RHD. Nugrahaningsih dan Yusnizar Heniwaty, 2012. Tari Identitas dan
Resistensi, Medan : Universitas Negeri Medan
Robert C. Solomon dan Drs. R. Andre Karo-Karo, 1987, “Etika Suatu
Pengantar”, Jakarta : Erlangga
Saadah, 2013, “Estetika dan Etika Tari Guel Pada Masyarakat Gayo Kabupaten
Aceh Tengah”, Universitas Negeri Medan : Skripsi
Sugiono, 2008, Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta
Soedarsono, 1986, “Elemen-Elemen Dasar Komposisi Tari”. Yogyakarta : Laligo
Syahbilal S.Pd, (2010). “Zapin Labuhan Zapin Asli Kota Medan”. Medan :
Artikel
Takari Muhammad, Heristina, 2008. Budaya Musik dan Tari Melayu Sumatera
Utara,USPress: Medan.
Tanjung, H. Bahdin Nur, 2005. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Proposal,
Skripsi, dan Tesis) dan Mempersiapkan Diri Menjadi Penulis Artikel
Ilmiah Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Wardianta, FX. 2007, Antropologi Tari, Bandung : Sunan Ambu Press Eleanor
Y. Sumandiyo Hadi, 2012, Koreografi (Bentuk-Teknik-Isi), Yogyakarta : Cipta
Media