Efek Antelmintik Daun Sendok (Plantago major L.Benth) Terhadap Ascaris suum In Vitro.

ABSTRACT

THE ANTHELMINTIC EFFECT OF
SENDOK LEAF (Plantago major L. Benth)
ON Ascaris suum IN VITRO

Tutor I : Sugiarto Puradisastra, dr.
Tutor II : Rosnaeni, dra.,Apt.

Titiek IndahWulaningsih, 2004

As tropical state, Indonesia very susceptible to the disease of infections, one of
them is infection which was caused by roundworm (Ascaris lumbricoides). With

progressively expanding science, medications to roundworm have experienced of
fast progress but it still has a chance for traditional drugs as alternative drugs.
The aim of this study is to know whether sendok leaf has anthelmintic effect on
Ascaris.
This Research used 30 Ascaris suum for each group soaked in control
solutions NaCI 0,9%, piperazine and varying sendok leaf juice concentrations
(20%, 30%, 40%, and 50%) during 3 hours at 3flc. Data analysis using

Statistical non parametric Chi Square.
All sendok leaf with various concentration that were 20%,30%,40%, and 50%
had anthelmintic effect to ascaris. Sendok leaf with concentrations under 50% had
smaller anthelmintic effect than piperazine, but 50% had the strongest
anthelmintic effect.
The conclusion of this experiment is that sendok leaf has anthelmintic effect on
Ascaris suum in vitro.

v

ABSTRAK

EFEK ANTELMINTIK
DAUN SENDOK (Plantago major L. Benth)
TERHADAP Ascaris suum IN VITRO

Titiek Indah Wulaningsih, 2004

Pembimbing I : Sugiarto Puradisastra, dr.
Pembimbing II : Rosnaeni, dra, Apt


Sebagai negara tropis, Indonesia sangat rentan akan adanya penyakit infeksi,
salah satunya adalah infeksi yang disebabkan oleh cacing gelang (Ascaris
lumbricoides). Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, pengobatan
terhadap cacing gelang telah mengalami kemajuan pesat namun tidak menutup
kemungkinan penggunaan obat tradisional sebagai obat altematif.
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui apakah daun sendok
berefek antelmintik terhadap Ascaris.
Penelitian ini menggunakan 30 Ascaris suum untuk setiap kelompok dan
direndam dalam larutan kontrol NaCl 0,9%, larutan piperazine citrat 20% serta jus
daun sendok dengan berbagai konsentrasi (20%, 30%, 40%, dan 50%) selama 3
jam dalam suhu 37°C. Analisis data memakai statistik non parametrik Chi
Kuadrat.
Jus daun sendok dengan berbagai konsentrasi yaitu 20%, 30%, 40%, dan 50%
mempunyai efek antelmintik terhadap Ascaris. Jus daun sendok dengan
konsentrasi dibawah 50% mempunyai efek antelmintik lebih lemah daripada
larutan piperazine citrat 20% sedangkan 50% mempunyai efek paling kuat.
Hasil penelitian ini adalah daun sendok berefek antelmintik terhadap Ascaris
suum in vitro.


IV

DAFfAR ISI

ii
iii

LEMBAR PERSETUJUAN
SURATPERNYATAAN
ABSTRAK
ABSTRACT
PRAKATA
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTARGAMBAR
DAFTAR LAMPI RAN

IV
V


vi
viii
x
xi
xii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Maksud dan Tujuan
1.4 Kegunaan Penelitian
1.5 Kerangka Pemikiran
1.6 Metodologi
1.7 Lokasi dan Waktu

1
2
2
2
2

3
3

BAB II TINJAUAN PUST AKA
2.1 Ascaris lumbricoides
2.1.1 Taxonomi
2.1.2 Epidemiologi
2.1.3 Hospes dan Nama Penyakit
2.1.4 Morfologi
2.1.5 Anatomi, Histologi, Fisiologi
2.1.6 Daur Hidup
2.1.7 Patogenesis dan Gejala Klinik
2.1.8 Diagnosis
2.1.9 Differential Diagnosis
2.1.10 Pencegahan
2.2 Antelmintik
2.2.1 Pirantel pamoat
2.2.2 Mebendazol
2.2.3 Levamisolo
2.2.4 Piperazine

2.3 Plantago major
2.3.1 Uraian Tanaman dan Kegunaan
2.3.2 Kandungan Kimia dan Mekanismenya

4
4
4
4
5
7
15
16
20
21
22
23
23
23
24
24

25
26
27

viii

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
3.2 Bahan dan Alat
3.2.1 Bahan Penelitian
3.2.2 Alat-alat yang Digunakan
3.3 Metode Penelitian
3.3.1 Variabel Penelitian
3.3.2 Prosedur Penelitian
3.3.3 Analisis Data

28
28
28
28

29
29
29
30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Percobaan dan Pembahasan
4.2 Pengujian Hipotesis Penelitian

31
32

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

33
33

DAFT AR PUST AKAAN

LAMPI RAN
RIWAYATHIDUP

34
36
40

IX

DAFfAR TABEL
halaman
Tabe14.1 Efek Jus Daun Sendok Terhadap Ascaris Dalam
Berbagai Perlakuan

... . .. . .. .. . ... . .. . .. .. . .. . ... . ..31

x

DAFrAR GAMBAR
halaman

Gambar 2.1 Ascaris jantan clanbetina

5

Gambar 2.2 Telur Ascaris /umbricoides

6

Gambar 2.3 Potongan Melintang Ascaris /umbricoides

7

Gambar 2.4 Bibir pada Ascaris

10

Gambar 2.5 Potongan melintang Ascaris /umbricoides jantan

11


Gambar 2.5 Potongan melintang Ascaris /umbricoides betina

12

Gambar 2.7 Sistem Reproduksi Ascaris /umbricoides Betina

13

Gambar 2.8 Oksidasi anaerob Ascaris

14

Gambar 2.9 Siklus Hidup Ascaris /umbricoides

15

Gambar 2.10 Gambaran PA dari paru Ascariasis

18

Gambar 2.11 Bolus dari Ascaris /umbricoides

19

Gambar 2.12 Cacing keluar dari anus penderita

19

Gambar 2.13 Cacing ditemukan pada usus manusia

20

Gambar 2.14 Gambaran Rontgen Paru Penderita Ascariasis

21

Gambar Plantago major

26

Xl

DAFfAR LAMPmAN
halaman
Lampiran A: Perhitungan Konsentrasi Bahan Uji
Lampiran

B : Perhitungan

Data.

... ...

...

36

. . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .37

xii

LAMPmAN

Lampiran A : Perhitungan Konsentrasi Bahan Uji

Daun sendok 20 % = 80 g daun sendok + 320 ml aquadest
Daun sendok 30% = 120 g daun sendok + 280 ml aquadest
Daun sendok 40% = 160 g daun sendok + 240 ml aquadest
Daun sendok 50% = 200 g daun sendok + 200 m1aquadest

36

37

Larnpiran B : Perhitungan Data
Analisis Data: Statistik nonpararnetrik Chi Kuadrat
Hasil Percobaan
Jumlah Cacing

Ke1ompok Perlakuan
n

Hidup

Paralisis& Mati

1. Lrt NaC1 0,9%

30

30

0

2. Lrt.Piperazine 20%

30

16

14

3. Jus dn. Sendok 20%

30

24

6

4. Jus dn. Sendok 30%

30

21

9

5. Jus dn. Sendok 40%

30

17

13

6. Jus dn. Sendok 50%

30

11

19

Ke1ompok Perlakuan

Jumlah

Hidup (xi)

Pe1uang (Pi)

xi.pi

Cacing
1. Lrt NaC1 0,9%

30

30

1

30

2. Lrt.Piperazine 20%

30

16

0.533

8,528

3. Jus dn. Sendok 20%

30

24

0,8

19,2

4. Jus dn. Sendok 30%

30

21

0,7

14,7

5. Jus dn. Sendok 40%

30

17

0,567

9,639

6. Jus dn. Sendok 50%

30

11

0,367

4,037

n = 180

p=Lxi
n
= 119
180
= 0,661

Lxi= 119

L pi = 3,967 Lxi.pi=86,104

38

q=l-p

= 1 - 0,661
= 0,339
"lhitung = (L xi.pi - PL xi)
pq
= (86,104 - 0,661. 119)
0,661. 0,339

= ( 86,104 - 78,659)
0,224

= 33,23
df

= Lperlakuan - 1 = 6-1 = 5

x2tabel = X2(0,05;5) = 11,071
X2hitung> x2tabel-.

tolak Ho

39

Analysis of Single Table
+ Disease -

..-

30

0

30

16

14

30

24

6

30

21

9

30

17

13

30

11

19

30

61

119
exposure
Chi Square = 33,15
degrees or freedom
p value = 0,0000035
P output < 0,05 ---.

Ho ditolak

180

RIWAYATHIDUP

Nama

: Titiek lndah Wulaningsih

Nomor Pokok Mahasiswa

: 0110101

Alamat

: n. Sukamekar 1 no 9 Bandung

Riwayat Pendidikan
SDN Jati 1, Sragen, 1995
SLTPN 1, Surakarta., 1998
SMUN 3, Surakarta, 2001
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, 2001sekarang

40

BABI
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Sebagai negara tropis, Indonesia sangat rentan akan adanya penyakit
infeksi, salah satunya adalah infeksi yang disebabkan oleh cacing gelang
(Ascaris lumbricoides). Cacing gelang ini bersifat kosmopolit dengan
prevalensi tinggi yaitu antara 60-90% di Indonesia. (Onggowaluyo, 2002)
Pada urnumnya orang yang terkena infeksi tidak menunjukkan gejala,
tetapi

ada bukti bahwa Ascaris menyebabkan masalah gizi yang

menghambat perturnbuhan anak. Penderita adakalanya menunjukkan
gejala

demam, urtikaria, malaise, kolik usus, mual, muntah, diare dan

gangguan saraf sentral. (Zaman, Keong, Rukmono, Oemijati, Pribadi,
1988).

Penelitian

terakhir

mengindikasikan

bahwa

infeksi Ascaris

lumbricoides dapat mengganggu perkembangan kognitif pada anak-anak
usia sekolah. (Donald, Bundy, DeSilva, 2002)
Dengan

semakin berkembangnya

ilmu pengetahun,

dewasa

ini

pengobatan terhadap cacing gelang telah mengalami kemajuan pesat.
Obat-obatan modern telah banyak beredar di masyarakat namun tidak
menutup kemungkinan penggunaan obat tradisional sebagai obat alternatif.
Di Indonesia sejak dahulu sudah dikenal ada beberapa jenis tanaman,
yang oleh masyarakat digunakan sebagai obat cacing diantaranya: Daun
sendok, Delima putih, Biji Pinang, Temu Giring, dan masih banyak lagi.
(Seno,

1997). Penggunaan tanaman ini sebagai obat cacing belurn

dibuktikan secara pasti dengan penelitihan ilmiah. Penggunaannya hanya
berdasarkan informasi turun temurun dari nenek moyang, oleh karena itu,
penulis tertarik untuk meneliti salah satu tanaman tersebut yaitu daun
sendok sebagai obat anti cacing.
1.2

Identifikasi Masalah
Apakah daun sendok berefek antelmintik terhadap Ascaris ?

1

2

1.3

Maksud dan Tujuan
1.3.1 Maksud penelitian: Daun sendok dapat digunakan sebagai obat
alternatif anti cacing bila telah terbukti khasiatnya.
1.3.2 Tujuan penelitian : Untuk mengetahui apakah daun sendok
berefek antelmintik terhadap Ascaris.

1.4

Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan praktis : Mencari obat altematif terhadap Ascaris
1.4.2 Kegunaan akademis: Memperluas cakrawala pengetahuan obat
khususnya tanaman obat asli Indonesia.

1.5

Kerangka Pemikiran
Daun sendok mengandung plantagin, aukubin, asam ursolik, beta
sitosterol, n-hentriakontan, dan plantagluside yang terdiri dari metil Dgalakturonat, D-galaktosa, L-arabinosa dan L-rhamnosa, tannin, kalium,
dan vitamin.
(Dalimartha,2000)
Tannin merupakan astrigent alami yang berasal dari tumbuhan, bekerja
dengan cara mepresipitasikan protein pada permukan set. (Goodman &
Gilman, 1970).
Cacing mempunyai kutikulum tebal yang berdampingan dengan
hipodermis. Kutikulum terdiri dari kolagen, sedikit karbohidrat dan lemak.
(Fraust, 1970). Tannin yang berasal dari daun sendok yang ada dalam
media diluar cacing akan merusak kutikula yang merupakan komponen
kerangka hidrostatik sehingga cacing akan paralisis kemudian mati.
(Shimidt, Roberts, 1985)

1.6.

Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat eksperimental sungguhan memakai rancangan
percobaan acak lengkap (RAL) bersifat komparatif Data yang diukur

3

adalah jumlah cacing hidup, paralisis, mati. Analisis data memakai
statistik non parametrik Chi Kuadrat.

1.7

Lokasi dan Waktu
Lokasi : Laboratorium Farmakologi & Mikrobiologi FK UKM
Kampus Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha
Waktu : Januari sampai Juni 2004

BABV
KESll\'iPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Daun sendok (Plantago major) berefek antelmintik terhadap Ascaris suum in
vitro.

5.2 Saran
Penelitihan lanjutan tentang uji toksisitas, dosis, dan sediaan serta penggunaan
daun sendok sebagai obat alternatif terhadap ascariasis

33

DAFfAR

PUSTAKA

Bone K. 2003. Townsend letter for doctors & patients.
http://www.ann.com.aulherbs/Monographs/plantmai.htm..

5 Maret 2004

Brown HW. 1979. Dasar parasitologi klinis. Jakarta: PT Gramedia. 209-215
Bundy. DAP & De Silva N. 2002. Intestinal Nematodes That Migrate Through
Lung (Ascaris) dalamManson Tropical Disease. 21 st ed. London. ELBS.
Greenberg. MD. MPH. 2002
Cook. 1996. Manson Tropical Diseas. London. ELBS. 1374-1381
Faust E.C., Russel P.F. 1970. Craig and Faust's Clinical Parasitology. Edisi 7.
Philadelphia:Lea & Febinger
Fox R. 2004. Invertebrata anatomy online.

http://www.lander.edu/rsfox/310ascarisLab.html,28 Februari 2004
Goodman LS., Gilman A. 1970. The pharmacological. Edisi 5. New York:
Macmillan Publishing
Gracia LS., Brucker DA. 1996. Diagnostik parasitologi kedokteran. Jakarta:
EEG, 138-144
Greenberg Me., Kanop R., Weisse M., Steele R. 2004
http://eMedicine. com
Hoffmann, 2004. Plantain.
http//:www.ultimatehealing.comlHerbRefp.Htm.. 3 April 2004
Jangkung Samidjo Onggowaloyo. 2002. Parasitologi medik helmitologi.
Jakarta:EGC.

12-17

Maybaum G., Mc Guire L. 2004
http://www.holisticbirds.com/HBN01/may/pages/plantain.htm..

5 Mei 2004

Miyazaki 1. 1991. Helminthic zoonosis. Fukuoka:Shukosha Printing
Mohlenbrock. 2004
http://plants.usda.gov/cgibin/Planprofile.cgi?simbol=PLMA2

.,5 Mei 2004

Mycek MJ., Harvey RA., Champhe Pc. 2001. Farmakologi ulasan bergambar.
Edisi 1. Jakarta:Widya Medika, 363-365

34

35

Sawitz WG. 1956. Clinical parasitology.
Inc, 82-86

USA:McGraw-Hill

Book Company,

Schmidt GD., Robert LS. 1985. Foundation of parasitology. Edisi 3 .
Missouri:Times Mirror Morby Collage Publishing
Seno Sastroamidjojo. 2001. Obat asli Indonesia. Cetakan ke-6. Jakarta:Dian
Rakyat

Setiawan Da1imarta. 2000. Atlas tumbuhan obat Indonesia. Jakarta: PT. Pustaka
Pembangunan Swadaya Nusantara
Slamet dkk. 1989. Vademetikum bahan obat alamo Jakarta:Direktorat Jendral
Pengawasan Ooat & Makanan
Sukarno.,Sardjono. 1989. Antelmintik dalam Ganiswarna SG (Editor).
Fannakologi & terapi. Jakarta: FK UI, 523-536
Smyth JD. 1976. Introduction to animal parasitology. Edisi2. Ney york: John
Wiley & Son. 1970
Weischer & Brown. 2000
htt ://allserv.ru .ac.be/- dsmet/MarBialwebsite/courses/dierkundekanll
s1.pdf., 28 Februari 2004

dflnema

Viqar Zaman., Loh AH Keong., Bintari Rukmono., Sri Oemijah., Wita Pribadi.
1998. Buku parasitologi kedokteran Bandung