Efek Antelmintik Infusa Bawang Putih (Allium sativum L.) Terhadap Ascaris suum In Vitro.
ii ABSTRAK
EFEK ANTELMINTIK INFUSA BAWANG PUTIH (Allium sativum L.) TERHADAP Ascaris suum IN VITRO
Dinda Rizki Permata Sari, 2008; Pembimbing I : Susy Tjahjani, dr, M. Kes Pembimbing II : Meilinah Hidayat, dr, M. Kes
Ascariasis merupakan salah satu masalah kesehatan di negara berkembang, termasuk di Indonesia yang prevalensinya lebih banyak ditemukan pada usia 5-10 tahun. Pengobatan ascarasis dengan obat-obat sintetis memiliki efek samping yang lebih banyak, sehingga dicari alternatif dengan obat-obat tradisional, salah satunya menggunakan bawang putih (Allium sativum L.). Tujuan penelitian mengetahui efek antelmintik infusa bawang putih sehingga dapat digunakan untuk mengatasi ascariaris. Desain penelitian prospektif eksperimental sungguhan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL), bersifat komparatif. Penelitian menggunakan Ascaris suum, terdiri dari 8 kelompok perlakuan (n=30) yang masing-masing diberi infusa bawang putih dosis 5%, 10%, 15%, 20%, 25%, 30%, NaCl 0,9%, dan Piperazin Sitrat 20% dilakukan dalam 4 kali pengulangan. Data yang diukur jumlah cacing paralisis dan mati. Analisis data persentase jumlah cacing paralisis dan mati, menggunakan metode ANAVA dilanjutkan uji Tukey HSD dengan α = 0,05. Hasil penelitian setelah diberi infusa bawang putih dosis 5%, 10%, 15%, 20%, 25%, 30% didapatkan rata-rata persentase jumlah cacing paralisis dan mati secara berturut-turut 39,17%, 52,50%, 70,84%, 76,67%, 83,47%, 92,50% berbeda sangat signifikan dibandingkan dengan kontrol 0% (p<0,01). Kesimpulan infusa bawang putih dosis 5%, 10%, 15%, 20%, 25%, 30% efektif sebagai antelmintik terhadap Ascaris suum.
(2)
iii ABSTRACT
ANTELMINTIC EFFECT IN GARLIC (Allium sativum L.) INFUSION TO Ascaris suum IN VITRO
Dinda Rizki Permata Sari, 2008; 1st Tutor : Susy Tjahjani, dr, M. Kes 2nd Tutor : Meilinah Hidayat, dr, M. Kes
Ascariasis is one of the health problem in the developing country, including Indonesia which the prevalence are mostly found at 5-10 age. Ascariasis treatment using sintetic medical has a lot of side effect, so traditional medical alternatif searched. One of it is using garlic (Aliium sativum L.). The purpose of this analysis is to gain the information of the antelmintic effects of garlic infusa so that it can be used to cure ascariaris. This is a real prospective experimental analysis, using RAL. This analysis uses Ascaris suum, consists of eight group each (n=30) which given garlic infusion with 5 %, 10%, 15%, 20%, 25%, 30%, NaCl 0,9%, and Piperazin Citrate 20%, done in four replication. Measured data are paralisis and death worms. The data analysis is done with ANAVA method continued with Tukey HSD test. Experiment after given garlic infusion with 5 %, 10%, 15%, 20%, 25%, 30% result in paralyzed and death worms respectively, 39.17%, 52.50%, 70.84%, 76.67%, 83.47%, 92.50% are proofed statistically significant compared to control 0% (p<0,01). The conclusion is garlic infusa dosage 5 %, 10%, 15%, 20%, 25%, 30%, are effective as antelmintic to Ascaris suum.
(3)
iv PRAKATA
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala karunia dan ridhaNya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini pada waktu yang telah ditentukan. Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ”EFEK ANTELMINTIK INFUSA BAWANG PUTIH (Allium sativum L.) TERHADAP CACING Ascaris suum IN VITRO” ini disusun sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha.
Selama melakukan penelitian dan penyusunan karya tulis ini, penulis banyak memperoleh bantuan serta dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Susy Tjahjani, dr, M.Kes selaku pembimbing utama yang banyak membantu selama penelitian hingga penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini. 2. Meilinah Hidayat, dr, M.Kes selaku pembimbing kedua atas nasihat dan
koreksi selama pengerjaan Karya Tulis Ilmiah.
3. Pak Nana, Pak Kris, Pak Riska, Ibu Yuli yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian.
4. Arum Susilowati Subhari, Argani G. Pospos, Andini Dwikenia A., Gilang Pramudya S., Albert S. Tambunan, Pontjorini R., Nani Gelar Kurnia yang memberikan bantuan baik saat penelitian maupun selama pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Papa dan mama tercinta, atas dukungan moral, material serta doanya kepada penulis.
6. Kakak dan adikku tercinta, Nanda Indra Pratama dan Radeya Ganjar Tauficq yang selalu mendukung kepada penulis.
Akhir kata kepada semua pihak yang telah membantu penulisan Karya Tulis Ilmiah ini yang belum disebutkan dalam prakata ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca.
(4)
v DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ……….. ii
SURAT PERNYATAAN .……….. iii
ABSTRAK .…...………... iv
ABSTRACT ..………..……. v
PRAKATA………... vi
DAFTAR ISI ………... vii
DAFTAR TABEL ………... x
DAFTAR DIAGRAM ……… xi
DAFTAR GAMBAR ……….. xii
DAFTAR LAMPIRAN ……….. xiii
BAB I PENDAHULUAN ………... 1
1.1 Latar Belakang ………... 1
1.2 Identifikasi Masalah ……….... 2
1.3 Maksud dan Tujuan ………. 2
1.3.1 Maksud ………... 2
1.3.2 Tujuan ………...……….. 2
1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ...………. 2
1.4.1 Manfaat Akademis ………. 2
1.4.2 Manfaat Praktis ……….. 2
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian ……...…………. 3
1.5.1 Kerangka Pemikiran ………... 3
1.5.2 Hipotesis Penelitian ………...………. 3
1.6 Metodologi Penelitian ………...………... 3
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ………... 3
1.7.1 Lokasi Penelitian ………...………. 3
(5)
vi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……….... 5
2.1 Ascaris sp. ...…... 5
2.2 Ascaris lumbricoides ………... 5
2.2.1 Taksonomi ………... 5
2.2.2 Morfologi ………... 5
2.2.2.1 Cacing Betina ………... 6
2.2.2.2 Cacing Jantan ………... 6
2.2.3 Telur ………... 7
2.2.4 Anatomi, Histologi dan Fisiologi ………... 9
2.2.4.1 Dinding Badan ……… 9
2.2.4.2 Sistem Otot ………. 10
2.2.4.3 Sistem Saraf ……… 11
2.2.4.4 Sistem Pernapasan ……….. 12
2.2.4.5 Sistem Pencernaan ……….. 12
2.2.4.6 Sistem Reproduksi ………... 13
2.2.5 Siklus Hidup ………... 13
2.3 Ascariasis ……… 14
2.3.1 Epidemiologi ... 14
2.3.2 Aspek Klinis ... 15
2.3.3 Komplikasi ………... 16
2.3.4 Diagnosis ……….... 16
2.3.5 Pengobatan ………. 18
2.3.5.1 Albendazol ………... 17
2.3.5.2 Levamisol ………... 18
2.3.5.3 Mebendazol ……… 19
2.3.5.4 Pirantel Pamoat ………... 20
2.3.5.5 Piperazin ... 21
2.4 Bawang Putih ... 23
2.4.1 Klasifikasi ………... 22
2.4.2 Kandungan Kimia Bawang Putih ………... 23
(6)
vii
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN ……….. 26
3.1 Bahan Penelitian ………... 26
3.2 Alat-Alat yang Digunakan ………... 26
3.3 Penentuan Besar Sampel ………. 27
3.4 Variabel Penelitian ……….. 27
3.5 Prosedur Penelitian ....………... 28
3.5.1 Pembuatan Infusa Bawang Putih ... 28
3.5.2 Cara Kerja ... 28
3.6 Analisis Statistik ……… 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……… 30
4.1 Hasil Penelitian ……….. 30
4.2 Pembahasan ……… 34
4.3 Uji Hipotesis Penelitian ……...………... 36
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……… 38
5.1 Kesimpulan ………. 38
5.2 Saran ………... 38
DAFTAR PUSTAKA ……… 39
LAMPIRAN ..….………... 41
(7)
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Jumlah Cacing Ascaris suum yang Paralisis dan Mati Setelah Perlakuan ………...……….. 31 Tabel 4.2 Hasil ANAVA Rata-Rata Jumlah Cacing Ascaris suum yang
Paralisis dan Mati Setelah Perlakuan ... 32 Tabel 4.3 Hasil Uji Beda Rata-Rata Tukey HSD Jumlah Cacing yang
(8)
ix
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Rata-rata Jumlah Cacing Ascaris suum yang Paralisis dan Mati Setelah Perlakuan ……….. 33
(9)
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Ascaris lumbricoides Dewasa Betina ………... 5
Gambar 2.2 Bentuk Tubuh Posterior Cacing Ascaris lumbricoides Dewasa Betina ………... 6
Gambar 2.3 Bentuk Tubuh Posterior Cacing Ascaris lumbricoides Dewasa Jantan ………... 7
Gambar 2.4 Bentuk Tubuh Anterior dan 3 Bibir pada Ascaris lumbricoides Dewasa ……… 7
Gambar 2.5 Bentuk Telur Ascaris lumbricoides ………... 8
Gambar 2.6 Morfologi Nematoda Jantan dan Betina ... 9
Gambar 2.7 Diagram Cuticle Ascaris suum ……….. 10
Gambar 2.8 Diagram Otot Somatik Ascaris suum ... 11
Gambar 2.9 Siklus Hidup Ascaris lumbricoides ………... 14
Gambar 2.10 Struktur Kimia Albendazol ... 17
Gambar 2.11 Struktur Kimia Mebendazol ... 19
(10)
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Bahan Uji ... 41 Lampiran 2. Perhitungan Statistik Jumlah Cacing Paralisis dan Mati
(11)
41 Lampiran 1
Perhitungan Konsentrasi Bahan Uji
Infusa Bawang Putih 5% = 20 gram bawang putih + 400 ml aquades Infusa Bawang Putih 10% = 40 gram bawang putih + 400 ml aquades Infusa Bawang Putih 15% = 60 gram bawang putih + 400 ml aquades Infusa Bawang Putih 20% = 80 gram bawang putih + 400 ml aquades Infusa Bawang Putih 25% = 100 gram bawang putih + 400 ml aquades Infusa Bawang Putih 30% = 120 gram bawang putih + 400 ml aquades
(12)
42 Lampiran 2
Perhitungan Statistik Jumlah Cacing Paralisis dan Mati Setelah Perlakuan
Oneway (ANOVA)
Descriptives Hasil
4 11.7500 1.25831 .62915 9.7478 13.7522 10.00 13.00 4 15.7500 .95743 .47871 14.2265 17.2735 15.00 17.00 4 21.2500 1.50000 .75000 18.8632 23.6368 20.00 23.00 4 23.0000 1.63299 .81650 20.4015 25.5985 21.00 25.00 4 25.0000 .81650 .40825 23.7008 26.2992 24.00 26.00 4 27.7500 .95743 .47871 26.2265 29.2735 27.00 29.00 4 .0000 .00000 .00000 .0000 .0000 .00 .00 4 30.0000 .00000 .00000 30.0000 30.0000 30.00 30.00 32 19.3125 9.39951 1.66161 15.9236 22.7014 .00 30.00 IBP 5% IBP 10% IBP 15% IBP 20% IBP 25% IBP 30% Kontrol -Kontrol + Total
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval for
Mean
Minimum Maximum
Test of Homogeneity of Variances
Hasil
2.378 7 24 .054 Levene
Statistic df1 df2 Sig.
ANOVA
Hasil
2711.875 7 387.411 344.365 .000 27.000 24 1.125
2738.875 31 Between Groups
Within Groups Total
Sum of
(13)
43 Multiple Comparisons
Dependent Variable: Hasil Tukey HSD
-4.00000* .75000 .000 -6.4839 -1.5161
-9.50000* .75000 .000 -11.9839 -7.0161
-11.25000* .75000 .000 -13.7339 -8.7661
-13.25000* .75000 .000 -15.7339 -10.7661
-16.00000* .75000 .000 -18.4839 -13.5161
11.75000* .75000 .000 9.2661 14.2339
-18.25000* .75000 .000 -20.7339 -15.7661
4.00000* .75000 .000 1.5161 6.4839
-5.50000* .75000 .000 -7.9839 -3.0161
-7.25000* .75000 .000 -9.7339 -4.7661
-9.25000* .75000 .000 -11.7339 -6.7661
-12.00000* .75000 .000 -14.4839 -9.5161
15.75000* .75000 .000 13.2661 18.2339
-14.25000* .75000 .000 -16.7339 -11.7661
9.50000* .75000 .000 7.0161 11.9839
5.50000* .75000 .000 3.0161 7.9839
-1.75000 .75000 .317 -4.2339 .7339
-3.75000* .75000 .001 -6.2339 -1.2661
-6.50000* .75000 .000 -8.9839 -4.0161
21.25000* .75000 .000 18.7661 23.7339
-8.75000* .75000 .000 -11.2339 -6.2661
11.25000* .75000 .000 8.7661 13.7339
7.25000* .75000 .000 4.7661 9.7339
1.75000 .75000 .317 -.7339 4.2339
-2.00000 .75000 .181 -4.4839 .4839
-4.75000* .75000 .000 -7.2339 -2.2661
23.00000* .75000 .000 20.5161 25.4839
-7.00000* .75000 .000 -9.4839 -4.5161
13.25000* .75000 .000 10.7661 15.7339
9.25000* .75000 .000 6.7661 11.7339
3.75000* .75000 .001 1.2661 6.2339
2.00000 .75000 .181 -.4839 4.4839
-2.75000* .75000 .023 -5.2339 -.2661
25.00000* .75000 .000 22.5161 27.4839
-5.00000* .75000 .000 -7.4839 -2.5161
16.00000* .75000 .000 13.5161 18.4839
12.00000* .75000 .000 9.5161 14.4839
6.50000* .75000 .000 4.0161 8.9839
4.75000* .75000 .000 2.2661 7.2339
2.75000* .75000 .023 .2661 5.2339
27.75000* .75000 .000 25.2661 30.2339
-2.25000 .75000 .096 -4.7339 .2339
-11.75000* .75000 .000 -14.2339 -9.2661
-15.75000* .75000 .000 -18.2339 -13.2661
-21.25000* .75000 .000 -23.7339 -18.7661
-23.00000* .75000 .000 -25.4839 -20.5161
-25.00000* .75000 .000 -27.4839 -22.5161
-27.75000* .75000 .000 -30.2339 -25.2661
-30.00000* .75000 .000 -32.4839 -27.5161
18.25000* .75000 .000 15.7661 20.7339
14.25000* .75000 .000 11.7661 16.7339
8.75000* .75000 .000 6.2661 11.2339
7.00000* .75000 .000 4.5161 9.4839
5.00000* .75000 .000 2.5161 7.4839
2.25000 .75000 .096 -.2339 4.7339
30.00000* .75000 .000 27.5161 32.4839
(J) Perlakuan IBP 10% IBP 15% IBP 20% IBP 25% IBP 30% Kontrol -Kontrol + IBP 5% IBP 15% IBP 20% IBP 25% IBP 30% Kontrol -Kontrol + IBP 5% IBP 10% IBP 20% IBP 25% IBP 30% Kontrol -Kontrol + IBP 5% IBP 10% IBP 15% IBP 25% IBP 30% Kontrol -Kontrol + IBP 5% IBP 10% IBP 15% IBP 20% IBP 30% Kontrol -Kontrol + IBP 5% IBP 10% IBP 15% IBP 20% IBP 25% Kontrol -Kontrol + IBP 5% IBP 10% IBP 15% IBP 20% IBP 25% IBP 30% Kontrol + IBP 5% IBP 10% IBP 15% IBP 20% IBP 25% IBP 30% Kontrol -(I) Perlakuan IBP 5% IBP 10% IBP 15% IBP 20% IBP 25% IBP 30% Kontrol -Kontrol + Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval
The mean difference is significant at the .05 level. *.
(14)
44
Homogeneous Subsets
Hasil
Tukey HSDa
4 .0000
4 11.7500
4 15.7500
4 21.2500
4 23.0000 23.0000
4 25.0000
4 27.7500
4 30.0000
1.000 1.000 1.000 .317 .181 .096 Perlakuan
Kontrol -IBP 5% IBP 10% IBP 15% IBP 20% IBP 25% IBP 30% Kontrol + Sig.
N 1 2 3 4 5 6
Subset for alpha = .05
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.000. a.
(15)
45
RIWAYAT HIDUP
Nama : Dinda Rizki Permata Sari Nomor Pokok Mahasiswa : 0410105
Tempat dan Tanggal Lahir : 19 Juli 1986
Alamat : Jl. Tirtayasa no.11 Bandung
Riwayat Pendidikan : Lulus TK Sandy Putra Bandung, 1992 Lulus SDPN Sabang, Bandung, 1998 Lulus SMP Negeri 13, Bandung, 2001 Lulus SMU Negeri 8, Bandung, 2004
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung.
(16)
1 Universitas Kristen Maranatha BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Infeksi cacing usus merupakan salah satu masalah kesehatan di negara berkembang termasuk Indonesia. Dikatakan pula bahwa masyarakat pedesaan atau daerah perkotaan yang sangat padat dan kumuh merupakan populasi yang mudah terkena infeksi cacing (Rasmaliah, 2001).
Salah satu penyebab infeksi cacing usus adalah Ascaris lumbricoides atau lebih
dikenal dengan cacing gelang yang penularannya dengan perantaraan tanah (“Soil Transmited Helminths”). Infeksi yang disebabkan oleh cacing ini disebut
Ascariasis(Rasmaliah, 2001).
Ascaris lumbricoides merupakan cacing bulat besar yang biasanya bersarang
dalam usus halus. Adanya cacing di dalam usus penderita akan menyebabkan gangguan keseimbangan fisiologi yang normal dalam usus, mengadakan iritasi setempat sehingga mengganggu gerakan peristaltik dan penyerapan makanan. Cacing ini merupakan parasit yang kosmopolit yaitu tersebar diseluruh dunia, lebih banyak ditemukan di daerah beriklim panas dan lembab. Di beberapa daerah tropik derajat infeksi dapat mencapai 100% penduduk. Pada umumnya lebih banyak ditemukan pada anak-anak berusia 5 – 10 tahun dengan gejala klinik yang lebih berat dibandingkan orang dewasa (Rasmaliah, 2001).
Pengobatan penyakit cacing dengan menggunakan obat tradisional diyakini memiliki efek samping yang lebih sedikit dibandingkan dengan menggunakan obat sintetik, tetapi memiliki efektivitas yang sama. Selain itu, obat tradisional mudah didapatkan. Penggunaan bawang putih (Allium sativum) untuk mencegah infeksi parasit di saluran pencernaan sudah diketahui sejak dahulu. Allicin yang terkandung dalam bawang putih kemungkinan adalah zat aktif yang berkhasiat antelmintik (Arief, 2007).
(17)
2
Universitas Kristen Maranatha 1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka identifikasi masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Apakah infusa bawang putih mempunyai efek antelmintik terhadap Ascaris suum in vitro.
1.3 Maksud dan Tujuan
1.3.1 Maksud
Mengetahui efek infusa bawang putih sebagai antelmintik in vitro.
1.3.2 Tujuan
Mengetahui efek infusa bawang putih sebagai antelmintik sehingga dapat digunakan sebagai obat alternatif untuk mengatasi Ascariaris.
1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah
1.4.1 Manfaat akademis
Menambah wawasan farmakologi tumbuhan obat terutama yang mempunyai efek antelmintik.
1.4.2 Manfaat praktis
(18)
3
Universitas Kristen Maranatha 1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
1.5.1 Kerangka pemikiran
Piperazin bekerja sebagai antelmintik dengan cara memblokade respons otot cacing terhadap asetilkolin. Hal ini menyebabkan cacing mati sehingga mudah dikeluarkan oleh peristaltik usus. Kandungan kimia dari bawang putih antara lain alliin, allicin, allinase, dan ajoene. Allicin dapat menyebabkan oxidative stress
pada cacing sehingga terjadi ketidakseimbangan reaksi reduksi-oksidasi dalam tubuh cacing, akibatnya cacing mati (Andrew, Wlliams, Onyenekwe, 1995).
1.5.2 Hipotesis
Infusa bawang putih mempunyai efek antelmintik terhadap Ascaris suum in
vitro.
1.6 Metodologi
Desain pada penelitian ini menggunakan prospektif eksperimental sungguhan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL), bersifat komparatif.
Data yang diukur adalah jumlah cacing paralisis dan mati. Analisis data persentase jumlah cacing paralisis dan mati menggunakan metode ANAVA dilanjutkan uji beda rata-rata Tukey HSD dengan α = 0,05 menggunakan program
SPSS 15.0
1.7 Lokasi dan waktu
1.7.1 Lokasi
Laboratorium Mikrobiologi dan Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung
(19)
4
Universitas Kristen Maranatha 1.7.2 Waktu
(20)
38
Universitas Kristen MaranathaBAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Infusa bawang putih dosis 5%, 10%, 15%, 20%, 25%, 30% mempunyai efek
antelmintik terhadap cacing
Ascaris suum
in vitro.
5.2 Saran
Diperlukan percobaan lanjutan mengenai uji toksisitas dan bentuk sediaan yang
sesuai untuk pemakaian in vivo.
(21)
39 Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
A. J. Nok, S. Williams, P. C. Onyenekwe. 1996. Allium sativum-Induced Death of African Trypanosomes. Parasitology Research & Encyclopedic Reference of Parasitology, 82:634-7
Arief Suriawinata. 2007. Bawang Putih pada Campuran Beef Heart. http://www.aquaworldnet.com/awmag/garlic1.htm., 31 Juli 2007
A. S. Hussein, R. D. Walter. 1995. Inhibition of Glutathion Synthesis of Ascaris suum by Buthionine Sulfoxamine. Parasitology Research & Encyclopedic Reference of Parasitology, 82:372–4
Global Herbal Supplies., Information About The Herb Garlic., http://www.globalherbalsupplies.com/herbinformation/garlic.htm
Jangkung Samidjo Onggowaluyo. 2002. Nematoda Intestinalis. Dalam:
Parasitologi Medik I Helmintologi. Jakarta: EGC. Halaman 12-15
Liu B. 2006. Unsur Pokok Bawang Putih. Dalam: Terapi Bawang Putih. Jakarta: Prestasi Pustaka Karya. Halaman 142-144.
Parasitology Research & Encyclopedic Reference of Parasitology., Thiol Compounds.,
http://parasitology.informatik.uni-wuerzburg.de/login/frame.php, 24 Januari 2008
(22)
40
Universitas Kristen Maranatha
Rasmaliah. 2001. Ascariasis dan Upaya Penanggulangannya. http://www.google.co.id/search?q=obat+cacingan&hl=id&client=firefox-a&channel=s&rls=org.mozilla:en-US:official&hs=lE6&start=10&sa=N., 27 Juli 2007
Roberts L. S.; Janovy J., Jr. 2005. Phylum Nematoda: Form, Function and Classification. Dalam: Foundations of Parasitology. Edisi 7. New York: McGraw-Hill. Halaman 368-376
Sukarno Sukarban, Sardjono O. Santoso. 2004. Antelmintik. Dalam: Farmakologi dan Terapi. Edisi 4. Jakarta: Gaya Baru. Halaman 525-534
Yamaguchi T. 1994. Rasa Sakit di Abdomen dan Gejala-Gejala Gastrointestinal. Dalam: Atlas Berwarna Parasitologi Klinik. Jakarta: EGC. Halaman 76-78.
http://mywebpages.comcast.net/fredarfaa/nematweb.htm/
(1)
2
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka identifikasi masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Apakah infusa bawang putih mempunyai efek antelmintik terhadap Ascaris suum in vitro.
1.3 Maksud dan Tujuan
1.3.1 Maksud
Mengetahui efek infusa bawang putih sebagai antelmintik in vitro.
1.3.2 Tujuan
Mengetahui efek infusa bawang putih sebagai antelmintik sehingga dapat digunakan sebagai obat alternatif untuk mengatasi Ascariaris.
1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah
1.4.1 Manfaat akademis
Menambah wawasan farmakologi tumbuhan obat terutama yang mempunyai efek antelmintik.
1.4.2 Manfaat praktis
(2)
3
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
1.5.1 Kerangka pemikiran
Piperazin bekerja sebagai antelmintik dengan cara memblokade respons otot cacing terhadap asetilkolin. Hal ini menyebabkan cacing mati sehingga mudah dikeluarkan oleh peristaltik usus. Kandungan kimia dari bawang putih antara lain alliin, allicin, allinase, dan ajoene. Allicin dapat menyebabkan oxidative stress pada cacing sehingga terjadi ketidakseimbangan reaksi reduksi-oksidasi dalam tubuh cacing, akibatnya cacing mati (Andrew, Wlliams, Onyenekwe, 1995).
1.5.2 Hipotesis
Infusa bawang putih mempunyai efek antelmintik terhadap Ascaris suum in vitro.
1.6 Metodologi
Desain pada penelitian ini menggunakan prospektif eksperimental sungguhan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL), bersifat komparatif.
Data yang diukur adalah jumlah cacing paralisis dan mati. Analisis data persentase jumlah cacing paralisis dan mati menggunakan metode ANAVA dilanjutkan uji beda rata-rata Tukey HSD dengan α = 0,05 menggunakan program SPSS 15.0
1.7 Lokasi dan waktu
1.7.1 Lokasi
(3)
4
1.7.2 Waktu
(4)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Infusa bawang putih dosis 5%, 10%, 15%, 20%, 25%, 30% mempunyai efek
antelmintik terhadap cacing
Ascaris suum
in vitro.
5.2 Saran
Diperlukan percobaan lanjutan mengenai uji toksisitas dan bentuk sediaan yang
sesuai untuk pemakaian in vivo.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
A. J. Nok, S. Williams, P. C. Onyenekwe. 1996. Allium sativum-Induced Death of African Trypanosomes. Parasitology Research & Encyclopedic Reference of Parasitology, 82:634-7
Arief Suriawinata. 2007. Bawang Putih pada Campuran Beef Heart. http://www.aquaworldnet.com/awmag/garlic1.htm., 31 Juli 2007
A. S. Hussein, R. D. Walter. 1995. Inhibition of Glutathion Synthesis of Ascaris suum by Buthionine Sulfoxamine. Parasitology Research & Encyclopedic Reference of Parasitology, 82:372–4
Global Herbal Supplies., Information About The Herb Garlic., http://www.globalherbalsupplies.com/herbinformation/garlic.htm
Jangkung Samidjo Onggowaluyo. 2002. Nematoda Intestinalis. Dalam: Parasitologi Medik I Helmintologi. Jakarta: EGC. Halaman 12-15
Liu B. 2006. Unsur Pokok Bawang Putih. Dalam: Terapi Bawang Putih. Jakarta: Prestasi Pustaka Karya. Halaman 142-144.
Parasitology Research & Encyclopedic Reference of Parasitology., Thiol Compounds.,
http://parasitology.informatik.uni-wuerzburg.de/login/frame.php, 24 Januari 2008
(6)
40
Rasmaliah. 2001. Ascariasis dan Upaya Penanggulangannya. http://www.google.co.id/search?q=obat+cacingan&hl=id&client=firefox-a&channel=s&rls=org.mozilla:en-US:official&hs=lE6&start=10&sa=N., 27 Juli 2007
Roberts L. S.; Janovy J., Jr. 2005. Phylum Nematoda: Form, Function and Classification. Dalam: Foundations of Parasitology. Edisi 7. New York: McGraw-Hill. Halaman 368-376
Sukarno Sukarban, Sardjono O. Santoso. 2004. Antelmintik. Dalam: Farmakologi dan Terapi. Edisi 4. Jakarta: Gaya Baru. Halaman 525-534
Yamaguchi T. 1994. Rasa Sakit di Abdomen dan Gejala-Gejala Gastrointestinal. Dalam: Atlas Berwarna Parasitologi Klinik. Jakarta: EGC. Halaman 76-78.
http://mywebpages.comcast.net/fredarfaa/nematweb.htm/