Penyusunan Sistem Pengendalian Strategik Berbasis Metode Balanced Scorecard sebagai Kerangka Kerja Operasional pada Mini Market Kemuning Palembang.

(1)

v Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

Strategy is a system that be used by company to accomplish the vision. In order to make the strategy successfully execute, the management needs a management’s tool or system that be capable of describing the strategy into an efective work’s perfor-mance, that is Balanced Scorecard as a strategic management system. The objective of this research is Mini Market Kemuning Palembang with the purpose to make a Balanced Scorecard model as a strategic management system through the interpre-tation of vision, mission, and strategy into four perspective of Balanced Scorecard. The results is consist of objectives, meausures, and actions plan which imply that Ba-lanced Scorecard that be used as a strategic management system is be able to ex-plain specify action all the way through financial, customer, internal business, and growth and learning perspective.


(2)

ABSTRAK

Strategi merupakan alat manajemen untuk mencapai visi dan misi yang ditetapkan perusahaan. Namun dalam penerapannya strategi memiliki banyak kendala seperti kendala orang, sumber daya, manajemen dan penyampaian visi. Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut, maka dibutuhkan suatu sistem yang dapat mengidentifika-sikan faktor-faktor kesuksesan pengimplementasian strategi secara efektif, yaitu sistem manajemen strategik berbasis Balanced Scorecard. Penyusunan sistem mana-jemen strategik dengan model Balanced Scorecard dilaksanakan dengan pener-jemahan visi, misi, dan strategi kedalam empat perspektif yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, dan pertumbuhan dan pembelajaran. Penulis me-lakukan analisis pada Mini Market Kemuning Palembang dengan menyusun sistem manajemen strategik berbasis Balanced Scorecard kedalam berbagai tujuan, ukuran, dan insiatif dari masing-masing perspektif Balanced Scorecard. Kesimpulan yang di-peroleh melalui analisis yang telah dilakukan adalah bahwa penggunaan Balanced Scorecard sebagai sistem manajemen strategik pada Mini Market Kemuning mampu mendeskripsikan kinerja-kinerja efektif organsiasi secara menyeluruh menyeliputi aspek keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbu-han yang dapat mendorong pada pencapaian misi dan visi unit usaha.


(3)

vii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRACT ... v

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

1.5 Sistematika Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI... 11

2.1 Sistem Pengukuran Kinerja ... 11

2.1.1 Pengertian Pengukuran Kinerja ... 11

2.1.2 Tujuan Pengukuran Kinerja ... 12

2.1.3 Manfaat Pengukuran Kinerja ... 13


(4)

2.1.5 Pengukuran Kinerja Tradisional ... 14

2.2 Balanced Scorecard ... 15

2.2.1Konsep Dasar Balanced Scorecard ... 16

2.2.2 Komponen-komponen Balanced Scorecard ... 17

2.2.3 Keunggulan Balanced Scorecard ... 21

2.2.4 Hubungan Balanced Scorecard, Visi, Misi, dan Strategi ... 25

2.3 Perspektif Balanced Scorecard... 29

2.3.1 Perspektif Keuangan ... 29

2.3.2 Perspektif Pelanggan ... 31

2.3.3 Perspektif Proses Bisnis Internal ... 34

2.3.4 Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ... 37

2.3.5 Transformasi Strategi Menjadi Tindakan Balanced Scorecard ... 41

2.4 Kesalahan-kesalahan penerapan Balanced Scorecard... 41

2.5 Kerangka Pemikiran ... 42

BAB III METODE PENELITIAN... 50

3.1 Jenis penelitian ... 50

3.2 Objek penelitian ... 50

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 50

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 51

3.5 Langkah analisis data ... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 61

4.1 Hasil Penelitian ... 61

4.1.1 Gambaran Umum Unit Usaha ... 61

4.1.1.1 Awal Berdiri dan Perkembangan Unit Usaha ... 61

4.1.1.2 Visi dan Misi Unit Usaha ... 61


(5)

ix Universitas Kristen Maranatha

4.1.1.4 Struktur Organisasi Unit Usaha ... 63

4.1.1.5 Prosedur Operasional Unit Usaha ... 66

4.1.1.6 Personalia ... 69

4.1.1.7 Strategi Unit usaha ... 70

4.2 Analisis Hasil Penelitian ... 76

4.2.1 Identifikasi dan Pengembangan Misi Unit Usaha ... 76

4.2.2 Identifikasi dan Pengembangan Visi Unit Usaha ... 78

4.2.3 Strategi Unit Usaha dalam Empat Perspektif ... 80

4.2.4 Tujuan /Objective ... 81

4.2.5 Pendeskripsian ukuran/Measure ... 85

4.2.6 Pembentukan hubungan sebab-akibat. ... 92

4.2.7 Pendeskripsian Insiatif Strategi ... 98

4.3 Sistem Manajemen Strategik Mini Market Kemuning ... 103

4.3.1 Analisis profil perusahaan/Perumusan strategi ... 103

4.3.2 Implementasi Strategi ... 105

4.3.2.1 Prosedur... 105

4.3.2.1.1 Pemasaran ... 105

4.3.2.1.2 Keuangan ... 105

4.3.2.1.3 Operasional Unit Usaha ... 106

4.3.2.1.4 Sumber Daya Manusia ... 106

4.3.2.1.5 Sistem Informasi Unit Usaha ... 107

4.3.2.2 Motivasi karyawan ... 107

4.3.2.3 Struktur Organisasi... 107

4.3.2.4 Budaya Organisasi ... 108

4.3.2.5 Anggaran ... 108


(6)

4.4 Pembahasan sistem Manajemen strategik dengan Model BSC ... 110

4.4.1 Model BSC sebagai manajemen strategik pada mini market Kemuning... 110

4.4.2 Pembahasan Model BSC sebagai sistem manajemen strategik pada Mini Market Kemuning ... 114

4.5 Pembahasan sistem Manajemen Strategik pada Mini Market Kemuning dengan menggunakan Model Balanced Scorecarad ... 115

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 118

5.1 Simpulan ... 118

5.2 Saran ... 120

DAFTAR PUSTAKA ... 122

LAMPIRAN ... 124


(7)

xi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Balanced Scorecard sebagai Suatu Sistem Manajemen Kinerja ... 17

Gambar 2 Proses Pembentukan Inisiatif ... 20

Gambar 3 Keseimbangan Sasaran Strategik ... 24

Gambar 4 Ukuran-ukuran utama perspektif pelanggan ... 32

Gambar 5 Model Rantai Nilai Generik –Perspektif Proses Bisnis Internal ... 37

Gambar 6 Kerangka Kerja Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ... 40

Gambar 7 Kerangka Pemikiran ... 49

Gambar 8 Matrik SWOT ... 57

Gambar 9 Struktur Organisasi ... 63

Gambar 10 Peta Strategis (strategic map) Perspektif Keuangan ... 94

Gambar 11 Peta Strategis (strategic map) Perspektif Pelanggan ... 95

Gambar 12 Peta Strategis (strategic map) Perspektif Proses Bisnis Internal ... 96


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel III.1 Pola Six Question Mode sebagai Pengembangan Misi ... 54

Tabel III.2 Template Key Questions sebagai Pengembang Visi ... 55

Tabel III.3 Pola Prioritas Strategi... 57

Tabel III.4 Template Analisis Pertanyaan Tujuan ... 58

Tabel IV.1 Pendidikan Karyawan ... 69

Tabel IV.2 Waktu Kerja Karyawan Shift dan Non-shift ... 69

Tabel IV.3 Identifikasi dan Pengembangan Misi Unit Usaha... 76

Tabel IV.4 Tabel Identifikasi dan Pengembangan visi ... 78

Tabel IV.5 Tabel Prioritas Strategi ... 80

Tabel IV.6 Tabel Identifikasi dan Pengembangan Tujuan... 81

Tabel IV.7 Kertas Kerja Pemilihan Ukuran ... 85

Tabel IV.8 Ukuran Indikator Lag dan Lead ... 90

Tabel IV.9 Inisiatif Strategi ... 98


(9)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman


(10)

Pendahuluan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan kebutuhan dan pola hidup masyarakat kini yang semakin meng-inginkan kenyamanan berbelanja, kepastian harga, dan keanekaragaman kebu-tuhan dalam satu toko serta pelayanan yang memuaskan semakin mendorong berkembangnya bisnis ritel seperti yang terlihat pada 2009 ketika sektor ritel mengalami pertumbuhan 10-15% dengan nilai transaksi sekitar 77 triliun rupi-ah, dan tahun 2010 ini yang diperkirakan tumbuh diatas 15 persen. Usaha ritel modern berjenis convenience store seperti mini market yang menjual kebutu-han sehari-hari juga memiliki potensi peningkatan jumlah gerai lebih cepat di-bandingkan dengan kelompok ritel lainnya karena kecenderungan bahwa gerai-gerai minimarket berada di lingkungan perumahan yang mudah dijangkau oleh konsumen serta didukung oleh sistem waralaba (franchise). Intensitas persai-ngan yang semakin meningkat menyebabkan unit usaha dituntut untuk mening-katkan dan mempertahankan daya saing mereka dengan memiliki keunggulan kompetitif. Dengan kata lain, ketatnya persaingan mendorong seluruh entitas bisnis ritel berupaya untuk menetapkan strategi-strategi yang mampu memper-kuat keunggulan kompetitif.

Keunggulan kompetitif atau keunggulan bersaing pada dasarnya berkem-bang dari suatu nilai yang mampu diciptakan perusahaan untuk konsumen yang pada akhirnya akan mengarahkan pada pencapaian laba. Upaya penciptaan ni-lai tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan perolehan pelanggan,


(11)

me-2 Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha ningkatkan produktivitas karyawan, dan membangun investasi dan struktur ma-najemen yang baik.

Maka dalam menjalankan aktivitasnya, strategi yang diterapkan perusaha-an diharapkperusaha-an mampu menjadi alat yperusaha-ang akperusaha-an mengarahkperusaha-an pada penciptaperusaha-an nilai dan keunggulan bersaing tersebut. Hal itu sesuai dengan pernyataan Porter (2004) yang menyatakan bahwa keunggulan bersaing memberikan gambaran bagi perusahaan dalam memilih dan menerapkan strategi umum untuk mening-katkan dan mempertahakan daya saing perusahaan. Secara umum, strategi yang biasa digunakan dalam bisnis berupa strategi pemasaran, strategi manajemen, dan strategi pertumbuhan.

Kenyataannya, strategi tidak dapat dengan mudah dirumuskan dan di-implementasikan karena dalam prosesnya kemungkinan perusahaan akan me-ngalami beberapa hambatan yang menyebabkan kegagalan dalam menerapkan rencana-rencana strategi. Hambatan-hambatan tersebut menurut Evans (sum-ber: www.exinfm.com.) antara lain adalah:

1) Hambatan visi, dimana tidak banyak orang dalam organisasi memaha-mi strategi organisasi mereka.

2) Hambatan orang, banyak orang dalam organisasi memiliki tujuan yang tidak terkait dengan strategi organisasi.

3) Hambatan sumber daya, waktu, energi, dan uang tidak dialokasikan pa-da hal-hal yang penting pa-dalam organisasi.

4) Hambatan manajemen, manajemen menghabiskan terlalu sedikit waktu untuk strategi organisasi dan terlalu banyak waktu untuk pembuatan keputusan taktis jangka pendek.


(12)

3 Pendahuluan

Untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut, diperlukan suatu alat yang dapat mengkomunikasikan strategi kepada seluruh bagian organisasi serta mengkaitkan strategi-strategi tersebut menjadi tindakan dan ukuran yang terpa-du untuk mencapai tujuan perusahaan. Alat tersebut adalah penerapan metode Balanced Scorecard yang digunakan sebagai alat bantu manajemen. Sebagai alat bantu manajemen, Balanced Scorecard digunakan untuk menunjang kebu-tuhan perusahaan agar dapat mencapai keberhasilan dimasa mendatang dengan strategi bersaing. Menurut Kaplan dan Norton (1996), Balanced Scorecard me-rupakan :

“...a set of measures that gives top managers a fast but comprehensive view of the business...includes financial measures that tell the results of actions taken...complements the financial measures with operational measures on customer satisfaction, internal processes, and the orga-nizational’s innovation and improvement activities-operational measures that are the drivers of future financial performance.”

Sedangkan, Anthony, Banker, Kaplan, dan Young (1997) mendefinisikan Balanced Scorecard sebagai :

“a measurement and management system that views a business unit’s performance from four perspectives: financial, customer, internal busi-ness process, and learning and growth”.

Dari pengertian tersebut disimpulkan bahwa Balanced Scorecard merupa-kan suatu sistem pengukuran, manajemen, dan pengendalian yang secara tepat dapat memberikan pemahaman kepada manajamen tentang kinerja bisnis ber-dasarkan perspektif finansial dan non-finansial.

Selanjutnya, Kaplan dan Norton (1996) menjelaskan bahwa manfaat se-benarnya dari Balanced Scorecard muncul ketika scorecard ditransformasikan dari sebuah sistem pengukuran menjadi sebuah sistem manajamen strategik


(13)

ka-4 Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha rena penerapan scorecard tersebut dapat menutupi kekurangan sebagian besar manajemen, yakni kurangnya proses sistematis untuk melaksanakan dan mem-peroleh umpan balik sebuah strategi.

Sistem manajemen strategik bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-fak-tor yang dapat membantu suatu organisasi dalam mencapai keberhasilan mela-lui pencapaian strategi yang diterapkan. Sebagai kerangka kerja operasional strategi, Balanced Scorecard yang dijadikan sebagai suatu sistem manajemen strategik akan menjabarkan strategi perusahaan secara seimbang kepada setiap anggota organisasi. Balanced Scorecard menterjemahkan visi dan strategi orga-nisasi kedalam seperangkat ukuran yang menyeluruh yang memberi kerangka kerja bagi pengukuran dan sistem manajemen strategik. Balanced Scorecard a-kan mengaraha-kan manajemen dan organisasi untuk memandang pencapaian pe-rusahaan dengan empat perspektif yaitu perspektif keuangan, pelanggan, pem-belajaran dan pertumbuhan, serta bisnis internal, yang menghubungkan pe-ngendalian operasional jangka pendek ke dalam visi dan strategi bisnis jangka panjang. Hal tersebut dikarenakan empat perspektif Balanced Scorecard mem-berikan keseimbangan antara tujuan jangka pendek dan panjang dan antara ha-sil yang diinginkan dengan faktor pendorong tercapainya haha-sil tersebut.

Gazpersz(2002) menyatakan bahwa dengan visi dan strategi organisasi dikaitkan secara seimbang menggunakan konsep empat perspektif Balanced Scorecard, manajemen akan diarahkan pada suatu pengetahuan, keterampilan, dan sistem yang memungkinkan pekerja dan manajemen belajar dan berkem-bang terus menerus (perspektif pembelajaran dan pertumbuhan) dalam berino-vasi untuk membangun kapabilitas strategik yang tepat serta efisiensi


(14)

(perspek-5 Pendahuluan

tif proses bisnis internal) agar mampu menyerahkan nilai spesifik ke pasar (perspektif pelanggan) dan selanjutnya akan mengarah pada nilai saham yang terus-menerus meningkat (perspektif finansial).

Pandey(2005) menjelaskan berbagai alasan mengapa Balanced Scorecard digunakan dalam organisasi, antara lain :

1) Balanced Scorecard adalah alat komprehensif untuk memahami pe-langgan dan kebutuhannya, dan kesenjangan kinerja.

2) Balanced Scorecard menyiapkan logika untuk menciptakan modal in-tangible dan inlektual dimana dengan pengukuran tradisional dalam sistem kinerja sulit dilakukan.

3) Balanced Scorecard mampu mengartikulasi strategi pertumbuhan men-jadi keandalan bisnis yang fokus pada upaya-upaya non finansial. 4) Balanced Scorecard memampukan karyawan memahami strategi dan

kaitan sasaran ke dalam operasi perusahaan.

5) Balanced Scorecard memfasilitasi umpan balik review kinerja dari waktu ke waktu.

Balanced Scorecard dapat memberikan rerangka untuk membangun ke-unggulan kompetitif dan mengarahkan kemampuan dan komitmen seluruh per-sonel perusahaan ke arah penciptaan nilai dan peningkatan keunggulan bersaing melalui berbagai ukuran dan tujuan strategik. Tujuan dan ukuran tersebut akan menjadi bagian dari sistem informasi yang akan dikomunikasikan di setiap ting-katan perusahaan. Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa manfaat Balanced Sco-recard sesungguhnya adalah ketika konsep pengukuran diubah menjadi sebuah


(15)

6 Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha sistem manajemen strategik perusahaan yang mengelola strategi jangka panjang.

Keunggulan sistem manajemen strategik berdasarkan pendekatan Bala-nced Scorecard antara lain adalah :

1) Menghilangkan hambatan yang dihadapi pekerja dalam mendefinisikan visi sehingga aktivitas pekerja dapat terfokus pada pencapaian tujuan organisasi.

2) Balanced Scorecard mengarahkan pekerja kepada aktivitas yang akan meningkatkan kinerja keuangan serta menjadi dasar tindakan dan ke-putusan yang berkaitan dengan pencapaian kinerja tersebut.

3) Balanced Scorecard memberikan peluang kepada perusahaan untuk mengembangkan berbagai inisiatif atau program-progam yang berkai-tan dengan visi dan strategi sehingga pengalokasian sumber daya peru-sahaan akan menjadi efektif dan efisien.

4) Balanced Scorecard memberikan penjabaran mengenai strategi perusa-haan yang akan lebih mengarahkan kinerja kepada pencapaian strategi. 5) Berbagai ukuran dan tujuan yang ditetapkan berdasarkan pendekatan

Ba-lanced Scorecard akan mencakup perspektif yang luas sehingga akan berisi langkah-langkah strategik yang komprehensif.

6) Meningkatkan umpan balik (feedback) dan pembelajaran strategik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sistem manajemen strategik dengan metode Balanced Scorecard akan memberikan solusi untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam pengimplementasian strategi melalui penerjemahan visi, misi, dan strategi kedalam berbagai ukuran, tujuan, target, dan insiatif


(16)

ke-7 Pendahuluan

dalam empat perspektif Balanced Scorecard yaitu perspektif keuangan, pelang-gan, proses bisnis internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan.

Objek penelitian merupakan bidang usaha yang bergerak dalam bidang perdagangan eceran/ritel berupa convenience store (mini market) yang bersifat stand alone atau tidak terjalin dengan perusahaan waralaba. Mini Market Ke-muning menjual produk langsung kepada konsumen yang dibedakan menjadi lima jenis produk yaitu food, non-food, fashion, homade products, dan me-dicine.

Mini Market Kemuning selama ini hanya melakukan penerapan strategi secara tradisional tanpa dapat mendefinisikan faktor-faktor yang dapat mempe-ngaruhi dan meningkatkan pencapaian strategi untuk kinerja masa depan. Hal tersebut akan merugikan kelangsungan bisnis mengingat semakin maraknya persaingan dalam industri ritel yang semakin berkembang kearah keunggulan bersaing melalui penciptaan nilai pelanggan.

Berdasarkan beberapa kelebihan dan manfaat yang dimiliki Balanced Scorecard sebagai sistem pengukuran yang diubah kedalam sistem manajemen strategik, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pendeskripsian sistem manajemen strategik pada Mini Market Kemuning dengan mengguna-kan konsep Balanced Scorecard untuk mencakup aspek-aspek yang penting de-mi kemajuan kinerja masa depan, penciptaan nilai, dan keunggulan bersaing perusahaan. Penelitian ini akan dibuat dalam bentuk skripsi yang berjudul

“Penyusunan Sistem Pengendalian Strategik berbasis Metode Balanced

Scorecard sebagai Kerangka Kerja Operasional pada Mini Market


(17)

8 Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha

1.2 Rumusan Masalah

Adapun identifikasi masalah yang akan dibahas dalam penelitian adalah : 1. Bagaimana sistem manajemen strategik yang diterapkan Mini Market

Kemuning saat ini.

2. Bagaimana menyusun sistem manajemen strategik dengan model Ba-lanced Scorecard pada Mini Market Kemuning.

1.3 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Mendeskripsikan sistem manajemen strategik yang diterapkan mini market kemuning saat ini.

2. Menyusun model Balanced Scorecard sebagai sistem manajemen stra-tegik pada Mini Market Kemuning.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi perusahaan, dapat memberikan kontribusi positif tentang kemam-puan meningkatkan kinerja dan proses penciptaan nilai pelanggan me-lalui sistem manajemen strategik dengan konsep Balanced Scorecard. 2. Bagi penulis, dapat memberikan pengetahuan dan wawasan kepada

pe-nulis tentang pendeskripsian konsep Balanced Scorecard sebagai sis-tem pengukuran kinerja yang diubah menjadi sissis-tem manajemen stra-tegik untuk mengelola strategi jangka panjang perusahaan.

3. Bagi pihak lain yang berkepentingan, dapat menambah informasi dan wawasan akuntansi manajemen khususnya tentang penerapan konsep Balanced Scorecard sebagai sistem manajemen strategik dengan


(18)

pen-9 Pendahuluan

terjemahan visi dan strategi menjadi berbagai ukuran dan tujuan kedalam empat perspektif.

1.5 Sistematika Penelitian

Sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : Bab I. Pendahuluan

Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum topik yang akan di-bahas dalam penelitian berupa latar belakang penelitian, rumusan ma-salah penelitian, tujuan penelitian, manfaat peneltian, dan sistematika peneletian yang dapat dijadikan acuan penulisan bab-bab berikutnya. Bab II. Landasan Teori

Bab ini berisi uraian mengenai teori-teori yang berhubungan dengan pokok pembahasan berupa pengertian, tujuan, manfaat pengukuran ki-nerja, sistem pengukuran kinerja serta konsep Balanced Scorecard se-bagai sistem manajemen strategik yang mencakup perspektif-pers-pektif yang terdapat didalamnya.

Bab III. Metodologi Penelitian

Bab ini berisi metode analisis penelitian yang akan digunakan serta data-data yang digunakan beserta sumber data.

Bab IV. Analisis dan Pembahasan

Bab ini berisi uraian hasil analisis data yang dapat dikumpulkan nulis baik data finansial maupun non-finansial yang terkait dengan pe-nerjemahan visi, misi, dan strategi perusahaan kedalam empat pers-pektif Balanced Scorecad yaitu perspers-pektif keuangan, pelanggan,


(19)

pro-10 Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha ses bisnis internal dan pembelajaran dan pertumbuhan menjadi sistem manajemen strategik perusahaan.

Bab V. Kesimpulan dan saran

Bab ini berisi tentang kesimpulan hasil akhir penelitian pada peru-sahaan berdasarkan teori-teori dan analisis data yang telah dilakukan serta memberikan saran-saran yang dapat dijadikan sumber informasi untuk perbaikan sistem manajemen strategik perusahaan. Penulis juga memberikan saran mengenai pendekatan Balanced Scorecard yang da-pat dijadikan sebagai alat alternatif penerjemah strategi kedalam tin-dakan dan ukuran yang lebih efektif dan dapat digunakan oleh peru-sahaan.


(20)

Simpulan dan Saran

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya tentang mana-jemen strategik mini market Kemuning dan penyusunan model Balanced Scorecard sebagai sistem manajemen strategik pada Mini Market Kemuning, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

1. Sistem manajemen strategik yang diterapkan pada mini market Kemu-ning masih tergolong sederhana, dikarenakan:

1) Sistem informasi keuangan dan pemasaran pada mini market Ke-muning yang belum maksimal baik dari segi penggunaan, peman-faatan ataupun ketepatan, hal tersebut terlihat dari sistem pengen-dalian persediaan, pengambilan keputusan strategik, penentuan harga produk, serta proyeksi dan estimasi yang masih dilakukan secara manual berdasarkan laporan keuangan dan persediaan. 2) Pengelolaan sumber daya manusia yang dimiliki unit usaha

terba-tas pada perekrutan tanpa dilakukan pelatihan dan pengembangan lebih lanjut. Selain itu, penilaian kinerja karyawan tidak menggu-nakan sistem timbal balik berupa pemberian kompensasi/reward yang dapat memicu atau memotivasi kinerja dan produktifitas pe-kerja.


(21)

119 Simpulan dan Saran

Universitas Kristen Maranatha 3) Sistem pengukuran kinerja unit usaha dilakukan hanya pada aspek

keuangan, yaitu penilaian secara sederhana berdasarkan dari lapo-ran keuangan. Sedangkan pengukulapo-ran kinerja non-keuangan se-perti produktifitas pekerja dan kepuasan pelanggan tidak dilaku-kan oleh unit usaha.

4) Aktivitas pemasaran atau penjualan yang dilakukan unit usaha de-ngan hanya mede-ngandalkan strategi display dan pemberian hadiah dirasa tidak efektif, karena terdapat banyak alat-alat promosi dan metode penjualan yang lebih efektif untuk menerapkan strategi dan dapat mendorong profitabilitas unit usaha.

2. Sistem manajemen strategik dengan model Balanced Scorecard terdiri dari empat perspektif, yaitu:

1) Perspektif Keuangan

-Tujuan: Profitabilitas dan peningkatan modal usaha.

-Ukuran kinerja: Net profit, ROI, ROE dan jumlah modal usaha. -Inisiatif: Meningkatkan volume penjualan, memperluas target

pasar, dan meningkatkan sumber penerimaan lain. 2) Perspektif Pelanggan

-Tujuan: Penciptaan nilai pelanggan, dan kepuasan pelanggan. -Ukuran kinerja: Indeks kepuasan dan profitabilitas pelanggan. -Inisiatif: Survey pelanggan, komunikasi visual, dan promosi. 3) Perspektif proses bisnis internal


(22)

120 Simpulan dan Saran

-Ukuran kinerja: Anggaran biaya iklan, customer database, dan tingkat kemampuan menciptakan pelayanan yang terbaik. -Inisiatif: Menciptakan komunikasi langsung dengan pelanggan

melalui personal selling yang baik. 4) Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan

-Tujuan: Komitmen dan keterampilan pegawai serta sistem infor-masi

-Ukuran kinerja: Produktifitas pekerja dan penggunaan teknologi informasi

-Inisiatif: Meningkatkan umpan balik pekerja berupa reward, dan mengadakan pelatihan dan pengembangan pekerja.

5.2 Saran

Dari kesimpulan yang telah diuraikan tersebut, terdapat beberapa hal yang da-pat dijadikan pertimbangan bagi pihak manajemen mini market Kemuning bila menggunakan sistem manajemen strategik berbasis model Balanced Scorecard, yaitu:

1. Manajemen memiliki sarana atau sistem untuk mengkomunikasikan strategi kepada seluruh anggota unit usaha karena strategi diuraikan dalam bentuk agenda aktivitas operasional yang terdiri dari berbagai tujuan dan tolok ukur secara keseluruhan yang saling memiliki keter-kaitan.

2. Manajemen dapat mengembangkan standar ukuran kinerja menjadi to-lok ukur yang seimbang antara indikator lag (ukuran hasil) dan indika-tor lead yang merupakan ukuran pendorong kinerja. Selain itu, aspek


(23)

121 Simpulan dan Saran

Universitas Kristen Maranatha penilaian kinerja yang sebelumnya hanya terfokus pada aspek keuang-an diperluas menjadi beberapa aspek non-keukeuang-angkeuang-an yaitu pelkeuang-anggkeuang-an, proses bisnis internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan.

3. Manajemen memperoleh umpan balik (feedback) dari strategi dikare-nakan hubungan sebab-akibat yang terdapat didalam Balanced Score-card pada simulasi strategi memungkinkan manajemen untuk menge-nali permasalahan yang akan atau sedang dihadapi oleh unit usaha se-hingga dapat memberikan solusi atau alternatif pemecahan masalah. 4. Manajemen mendapatkan informasi mengenai pengalokasian sumber

daya yang efektif melalui tujuan jangka panjang dan inisiatif yang di-bentuk kedalam empat perspektif Balanced Scorecard berdasarkan strategi dan visi unit usaha.


(24)

122

DAFTAR PUSTAKA

Kaplan, Robert S. & David P. Norton. (1996). The Balanced Scorecard: translating strategy into action. Harvard Business School Press. Massachusetts

Kaplan Robert S. and David P. Norton. (2000). Balanced Scorecard Menerapkan Strategi Menjadi Aksi. Terjemahan. Erlangga. Jakarta

Niven, Paul R. (2002). Balanced Scorecards step by step: maximizing performance and maintaining results. John Wiley & Sons, Inc. United States of America Niven, Paul R. Balanced Scorecards step by step: for Government and Nonprofit

Agencies. John Wiley & Sons, Inc. United States of America Mulyadi. (2001). Akuntansi Manajemen.

Mulyadi. (2009). Sistem Terpadu Pengelolaan Kinerja Personel Berbasis Balanced Scorecard. Unit Penerbit Dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Yogyakarta.

Yuwono, S., Sukarno, E., & Ichsan, M. (2004). Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard: Menuju Organisasi yang Berfokus pada Strategi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Gaspersz, Vincent. (2003). Sistem Manajemen Terintegrasi: Balanced Scorecard de-ngan Six Sigma untuk Organisasi Bisnis dan Pemerintah. Gramedia:Jakarta.

Olve, Roy, & Wetter. (2001). Performance Driver: A practical guide to using Balanced Scorecard. John Wiley. United States of America.

Hansen, Don R. dan Maryanne M. Mowen. (2004). Management Accounting. Salem-ba Empat. Jakarta

Anthony, Robert N dan Vijay Govindarajan. 2005. Sistem Pengendalian Manajemen. Salemba Empat. Jakarta

Anthony A. Atkinson, Rajiv D. Banker, Robert S. Kaplan, dan S. mark Young. (1997). Management Accounting. edisi ke-2. Prentice Hall, Inc. New Jersey Porter Michael, E. (1991). Competitive Strategy: Technique For Analyzing Industries

and Competitors. Mc Milan Publishing. New York.


(25)

123

Universitas Kristen Maranatha Pandey, M. I. 2005. Balaced Scorecard Myth and Reality, The journal for Decision

Makers, VILKALPA, Vol. 30 No 1. January – March, pp. 51 – 66 Cooper dan Schindler. (2006).Metode Penelitian. Volume1. Edisi 9.

Wheelen dan Hunger. (2006). Manajemen Strategis. Penerbit ANDI. Yogyakarta. Hariadi, Bambang. (2002). Akuntansi Manajemen. BPFE. Yogyakarta.

Anthony, Robert N. & Vijay Govindrajan. (1998). Management Control Systems. Irwin McGraw-Hill.

Wibisono, Dermawan. (2000). Riset Bisnis. Edisi 1. BPFE. Yogyakarta

Umar, Huesin. (1999). Metode Penelitian. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. www.indonesianriteal.blogspot.com

http://www.exinfm.com.


(1)

118 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya tentang mana-jemen strategik mini market Kemuning dan penyusunan model Balanced Scorecard sebagai sistem manajemen strategik pada Mini Market Kemuning, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

1. Sistem manajemen strategik yang diterapkan pada mini market Kemu-ning masih tergolong sederhana, dikarenakan:

1) Sistem informasi keuangan dan pemasaran pada mini market Ke-muning yang belum maksimal baik dari segi penggunaan, peman-faatan ataupun ketepatan, hal tersebut terlihat dari sistem pengen-dalian persediaan, pengambilan keputusan strategik, penentuan harga produk, serta proyeksi dan estimasi yang masih dilakukan secara manual berdasarkan laporan keuangan dan persediaan. 2) Pengelolaan sumber daya manusia yang dimiliki unit usaha

terba-tas pada perekrutan tanpa dilakukan pelatihan dan pengembangan lebih lanjut. Selain itu, penilaian kinerja karyawan tidak menggu-nakan sistem timbal balik berupa pemberian kompensasi/reward yang dapat memicu atau memotivasi kinerja dan produktifitas pe-kerja.


(2)

Simpulan dan Saran

Universitas Kristen Maranatha 3) Sistem pengukuran kinerja unit usaha dilakukan hanya pada aspek

keuangan, yaitu penilaian secara sederhana berdasarkan dari lapo-ran keuangan. Sedangkan pengukulapo-ran kinerja non-keuangan se-perti produktifitas pekerja dan kepuasan pelanggan tidak dilaku-kan oleh unit usaha.

4) Aktivitas pemasaran atau penjualan yang dilakukan unit usaha de-ngan hanya mede-ngandalkan strategi display dan pemberian hadiah dirasa tidak efektif, karena terdapat banyak alat-alat promosi dan metode penjualan yang lebih efektif untuk menerapkan strategi dan dapat mendorong profitabilitas unit usaha.

2. Sistem manajemen strategik dengan model Balanced Scorecard terdiri dari empat perspektif, yaitu:

1) Perspektif Keuangan

-Tujuan: Profitabilitas dan peningkatan modal usaha.

-Ukuran kinerja: Net profit, ROI, ROE dan jumlah modal usaha. -Inisiatif: Meningkatkan volume penjualan, memperluas target

pasar, dan meningkatkan sumber penerimaan lain. 2) Perspektif Pelanggan

-Tujuan: Penciptaan nilai pelanggan, dan kepuasan pelanggan. -Ukuran kinerja: Indeks kepuasan dan profitabilitas pelanggan. -Inisiatif: Survey pelanggan, komunikasi visual, dan promosi. 3) Perspektif proses bisnis internal


(3)

Universitas Kristen Maranatha -Ukuran kinerja: Anggaran biaya iklan, customer database, dan

tingkat kemampuan menciptakan pelayanan yang terbaik. -Inisiatif: Menciptakan komunikasi langsung dengan pelanggan

melalui personal selling yang baik. 4) Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan

-Tujuan: Komitmen dan keterampilan pegawai serta sistem infor-masi

-Ukuran kinerja: Produktifitas pekerja dan penggunaan teknologi informasi

-Inisiatif: Meningkatkan umpan balik pekerja berupa reward, dan mengadakan pelatihan dan pengembangan pekerja.

5.2 Saran

Dari kesimpulan yang telah diuraikan tersebut, terdapat beberapa hal yang da-pat dijadikan pertimbangan bagi pihak manajemen mini market Kemuning bila menggunakan sistem manajemen strategik berbasis model Balanced Scorecard, yaitu:

1. Manajemen memiliki sarana atau sistem untuk mengkomunikasikan strategi kepada seluruh anggota unit usaha karena strategi diuraikan dalam bentuk agenda aktivitas operasional yang terdiri dari berbagai tujuan dan tolok ukur secara keseluruhan yang saling memiliki keter-kaitan.

2. Manajemen dapat mengembangkan standar ukuran kinerja menjadi to-lok ukur yang seimbang antara indikator lag (ukuran hasil) dan indika-tor lead yang merupakan ukuran pendorong kinerja. Selain itu, aspek


(4)

Simpulan dan Saran

Universitas Kristen Maranatha penilaian kinerja yang sebelumnya hanya terfokus pada aspek keuang-an diperluas menjadi beberapa aspek non-keukeuang-angkeuang-an yaitu pelkeuang-anggkeuang-an, proses bisnis internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan.

3. Manajemen memperoleh umpan balik (feedback) dari strategi dikare-nakan hubungan sebab-akibat yang terdapat didalam Balanced Score-card pada simulasi strategi memungkinkan manajemen untuk menge-nali permasalahan yang akan atau sedang dihadapi oleh unit usaha se-hingga dapat memberikan solusi atau alternatif pemecahan masalah. 4. Manajemen mendapatkan informasi mengenai pengalokasian sumber

daya yang efektif melalui tujuan jangka panjang dan inisiatif yang di-bentuk kedalam empat perspektif Balanced Scorecard berdasarkan strategi dan visi unit usaha.


(5)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Kaplan, Robert S. & David P. Norton. (1996). The Balanced Scorecard: translating

strategy into action. Harvard Business School Press. Massachusetts

Kaplan Robert S. and David P. Norton. (2000). Balanced Scorecard Menerapkan

Strategi Menjadi Aksi. Terjemahan. Erlangga. Jakarta

Niven, Paul R. (2002). Balanced Scorecards step by step: maximizing performance

and maintaining results. John Wiley & Sons, Inc. United States of America

Niven, Paul R. Balanced Scorecards step by step: for Government and Nonprofit

Agencies. John Wiley & Sons, Inc. United States of America

Mulyadi. (2001). Akuntansi Manajemen.

Mulyadi. (2009). Sistem Terpadu Pengelolaan Kinerja Personel Berbasis Balanced

Scorecard. Unit Penerbit Dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen

YKPN. Yogyakarta.

Yuwono, S., Sukarno, E., & Ichsan, M. (2004). Petunjuk Praktis Penyusunan

Balanced Scorecard: Menuju Organisasi yang Berfokus pada Strategi. PT.

Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Gaspersz, Vincent. (2003). Sistem Manajemen Terintegrasi: Balanced Scorecard de-ngan Six Sigma untuk Organisasi Bisnis dan Pemerintah. Gramedia:Jakarta.

Olve, Roy, & Wetter. (2001). Performance Driver: A practical guide to using Balanced Scorecard. John Wiley. United States of America.

Hansen, Don R. dan Maryanne M. Mowen. (2004). Management Accounting. Salem-ba Empat. Jakarta

Anthony, Robert N dan Vijay Govindarajan. 2005. Sistem Pengendalian Manajemen. Salemba Empat. Jakarta

Anthony A. Atkinson, Rajiv D. Banker, Robert S. Kaplan, dan S. mark Young. (1997). Management Accounting. edisi ke-2. Prentice Hall, Inc. New Jersey Porter Michael, E. (1991). Competitive Strategy: Technique For Analyzing Industries

and Competitors. Mc Milan Publishing. New York.


(6)

Universitas Kristen Maranatha Pandey, M. I. 2005. Balaced Scorecard Myth and Reality, The journal for Decision

Makers, VILKALPA, Vol. 30 No 1. January – March, pp. 51 – 66 Cooper dan Schindler. (2006).Metode Penelitian. Volume1. Edisi 9.

Wheelen dan Hunger. (2006). Manajemen Strategis. Penerbit ANDI. Yogyakarta. Hariadi, Bambang. (2002). Akuntansi Manajemen. BPFE. Yogyakarta.

Anthony, Robert N. & Vijay Govindrajan. (1998). Management Control Systems. Irwin McGraw-Hill.

Wibisono, Dermawan. (2000). Riset Bisnis. Edisi 1. BPFE. Yogyakarta

Umar, Huesin. (1999). Metode Penelitian. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. www.indonesianriteal.blogspot.com

http://www.exinfm.com.