Prevalensi Demam Berdarah Dengue di Rumah Sakit Immanuel Periode Januari - Desember 2012.

(1)

iv

ABSTRAK

PREVALENSI DEMAM BERDARAH DENGUE

DI RUMAH SAKIT IMMANUEL

PERIODE JANUARI

DESEMBER 2012

Albert Jonathan, 2013 Pembimbing 1 : Oeij Anindita Adhika, dr., M.kes Pembimbing 2 : Sri Utami Sugeng, Dra., M.Kes Latar Belakang Penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia masih merupakan penyakit endemik dengan insiden tinggi yang sering kali berakhir sebagai kejadian luar biasa (KLB) terutama pada musim penghujan dan mengakibatkan angka kematian yang cukup tinggi.

Tujuan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prevalensi kasus demam berdarah di Rumah Sakit Immanuel pada Januari - Desember 2012.

Metode Desain penelitian adalah observasional dengan metode pengambilan data secara retrospektif. Data yang diperlukan diambil dari Bagian Rekam Medik Rumah Sakit Immanuel dan disajikan dalam bentuk grafik yang disusun menurut bulan kejadian, usia pasien, dan jenis kelamin.

Hasil Pada penelitian didapatkan 2136 kasus demam berdarah dengue, paling tinggi terjadi pada bulan Juli (271 Kasus) , dan lebih banyak pada laki-laki (1137 kasus atau 53,2%) dengan usia 5 - 14 tahun (693 kasus atau 28%).

Kesimpulan Kasus demam berdarah dengue di Rumah Sakit Immanuel paling tinggi pada bulan Juli, lebih banyak pada laki-laki daripada perempuan dan paling tinggi pada kelompok umur 5 - 14 tahun.


(2)

ABSTRACT

PREVALENCE OF DENGUE HAEMORRHAGIC FEVER

AT IMMANUEL HOSPITAL

JANUARY - DECEMBER 2012

Albert Jonathan, 2013 Tutor 1: Oeij Anindita Adhika, dr., M.kes Tutor 2: Sri Utami Sugeng, Dra., M.Kes

Background Dengue haemorrhagic fever (DHF) in Indonesia is still an

endemic disease with high incidence which likely ends into extraordinary outbreak, especially on rainy season and causes high mortality rate .

Objectives The purpose of this research is to know the prevalence of dengue

haemorrhagic fever at Immanuel Hospital in January – December 2012.

Methods This research is an observational with Retrospective method. The

data needed is from Immanuel Hospital Medical record, and prepared in graphic that is arranged in month, age, and sex

Results The result of this research is the highest incidence is on July and at

age 5 – 14 years old.

Conclusions The prevalence of dengue haemorrhagic fever at Immanuel

Hospital showed the highest on July and higher prevalence on men and at age 5 – 14 years old .


(3)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR GRAFIK ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 2

1.3.1 Maksud Penelitian ... 2

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 2

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.4.1 Manfaat Akademis... 3

1.4.2 Manfaat Praktis... 3

1.5 Landasan Teori ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyakit demam berdarah dengue (DBD) ... 5

2.1.1 Definisi DBD ... 5

2.1.2 Diagnosis Klinik ... 5

2.1.3 Vektor Penular Penyakit ... 6

2.1.4 Penularan DBD ... 7


(4)

2.1.6 Prevalensi ... 9

2.2 Patofisiologi ... 10

2.2.1 Etiologi ... 10

2.2.2 Proses Perjalanan Penyakit ... 10

2.3 Penyakit DBD ... 12

2.3.1 Klasifikasi ... 12

2.3.2 Manifestasi Klinis ... 13

2.3.3 Komplikasi ... 13

2.3.4 Pemeriksaan Diagnostik ... 13

2.3.5 Penatalaksanaan ... 14

2.3.6 Pencegahan Demam Berdarah Dengue ... 15

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Subjek Penelitian ... 17

3.1.1 Bahan Penelitian ... 17

3.1.2 Populasi dan Sampel ... 17

3.1.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 17

3.2 Metode Penelitian... 17

3.2.1 Desain Penelitian ... 17

3.2.2 Prosedur Kerja ... 18

3.2.3 Cara Pemeriksaan... ... 18

3.3 Metode Analisis ... 18

3.4 Definisi Operasional ... 18

BAB IV HASIL, PEMBAHASAN DAN PENGUJIAN HIPOTESIS PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian ... 19

4.2 Pembahasan... 25

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 26


(5)

x

5.2 Saran ... 26

DAFTAR PUSTAKA ... 27

LAMPIRAN ... 29


(6)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Virus Dengue Dengan TEM Micrograph ... 10 Gambar 2.2 Bagan Kejadian Infeksi Virus Dengue ... 12


(7)

xii

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 4.1 Jumlah kasus DBD Januari - Desember 2012 ... 19

Grafik 4.2 Jumlah Kasus DBD Rawat Inap Bulan Januari - Desember 2012... 20

Grafik 4.3 Jumlah Kasus DBD Rawat Jalan Bulan Januari - Desember 2012 ... 20

Grafik 4.4 Jumlah Kasus DBD Berdasarkan Jenis Kelamin ... 21

Grafik 4.5 Jumlah Kasus DBD Rawat Inap Berdasarkan Jenis Kelamin ... 22

Grafik 4.6 Jumlah Kasus DBD Rawat Jalan Berdasarkan Jenis Kelamin ... 22

Grafik 4.7 Jumlah Kasus DBD Berdasarkan Kelompok Usia ... 23

Grafik 4.8 Jumlah Kasus DBD Rawat Inap Berdasarkan Kelompok Usia ... 24


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Ijin Pengambilan Data... 29 Lampiran 2 Tabel Jumlah Kasus DHF Pasien Rawat Jalan & Rawat Inap ... 30


(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui cucukan nyamuk dari genus Aedes, misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. menurut

World Health Organization (WHO) di seluruh dunia setiap tahun terdapat 50 – 100 juta kasus infeksi virus dengue. Data WHO pada tahun 2011 menyatakan bahwa dari 2,5 milyar penduduk dunia yang disurvey, dua dari lima orang di antaranya berisiko terjangkit DBD. Setiap tahun, 50 juta manusia terinfeksi DBD dan lebih dari 500 ribu manusia terjangkit DBD serius serta diperkirakan 21 ribu manusia meninggal dunia. Seriusnya ancaman penyakit ini ditunjukkan dengan semakin meluasnya wilayah-wilayah di dunia yang terjangkit penyakit DBD yang sebelumnya terbebas dari penyakit ini, termasuk di wilayah yang beriklim subtropik (WHO, 2011).

DBD di Indonesia sampai saat ini masih merupakan salah satu penyakit endemik dan masih sering menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) pada musim-musim tertentu yaitu pada musim-musim penghujan. Sejak Januari - 5 Maret tahun 2004 total kasus DBD di seluruh provinsi Indonesia sudah mencapai 26.015 dengan jumlah kematian sebanyak 389 orang (CFR: 1,53%). Kasus tertinggi terdapat di Propinsi Jawa Timur (11.534 orang) sedangkan CFR (Case Fatality Rate) tertinggi terdapat di Propinsi Nusa Tenggara Timur (3,96%) (Depkes RI, 2004).

Pada tahun 2009, masyarakat Kota Bandung yang terkena DBD mencapai jumlah 6.678 orang di mana 7 di antaranya meninggal dunia, sementara itu pada tahun 2010, penderita DBD di Kota Bandung sebanyak 3.435 orang dan 4 di antaranya meninggal dunia. Pada tahun 2011 bulan Januari - Mei tercatat 638 orang dan belum ada laporan kematian karena DBD. Kasus DBD lebih banyak ditemukan pada laki-laki daripada perempuan. Hal ini sesuai dengan studi sebelumnya yang menyatakan adanya korelasi antara jenis kelamin dengan tingkat infeksi DBD. Hal ini disebabkan laki-laki, terutama pada usia anak-anak, lebih


(10)

2

sering beraktivitas di luar rumah daripada perempuan. Kejadian DBD terbanyak terjadi pada kelompok umur 5 - 14 tahun (Muhammad Rizki, 2013).

Rumah Sakit Immanuel merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan yang menangani kasus DBD di Kota Bandung. Penulis tertarik untuk mengetahui jumlah penderita DBD dan hubungannya dengan jenis kelamin dan usia pada tahun 2012 di Rumah Sakit Immanuel.

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dari penelitian ini adalah :

1) Berapa angka kejadian DBD di Rumah Sakit Immanuel periode Januari –Desember 2012.

2) Bagaimana gambaran penderita DBD di Rumah Sakit Immanuel periode Januari – Desember 2012 berdasarkan jenis kelamin.

3) Bagaimana gambaran penderita DBD di Rumah Sakit Immanuel periode Januari – Desember 2012 berdasarkan kelompok usia.

1.3 Maksud dan Tujuan 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk menyajikan data kejadian DBD pada tahun 2012 di Rumah Sakit Immanuel.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui:

1) Angka kejadian DBD di Rumah Sakit Immanuel periode Januari -

Desember 2012.

2) Gambaran penderita DBD di Rumah Sakit Immanuel periode Januari -

Desember 2012 berdasarkan jenis kelamin.

3) Gambaran penderita DBD di Rumah Sakit Immanuel periode Januari -


(11)

3

3 1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

1.4.1 Manfaat Akademis

Memberi informasi tentang prevalensi penyakit DBD di salah satu rumah sakit di Bandung, dan hubungannya dengan usia serta jenis kelamin.

1.4.2 Manfaat Praktis

Menambah wawasan tentang penyakit DBD dan mengetahui prevalensi penderita DBD sehingga dapat dilakukan langkah-langkah pencegahan berkelanjutan untuk terus menurunkan angka kejadian di masa depan.

1.5 Landasan Teori

Demam berdarah dengue merupakan penyakit infeksi yang sering terjadi di Indonesia dikarenakan Indonesia merupakan negara tropis dan banyak didapatkan jenis nyamuk terutama Aedes aegypti. Prevalensi DBD di Indonesia cukup tinggi sehingga sering menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) (Buletin Jendela Epidemiologi, 2010). Virus dengue dilaporkan telah men- jangkiti lebih dari 100 negara, terutama di daerah perkotaan yang berpenduduk padat dan pemukiman di Brazil dan bagian lain Amerika Selatan, Karibia, Asia Tenggara, dan India. Jumlah orang yang terinfeksi diperkirakan sekitar 50 sampai 100 juta orang, setengahnya dirawat di rumah sakit dan mengakibatkan 22.000 kematian setiap tahun. Jumlah kasus DBD tidak pernah menurun di beberapa daerah tropik dan subtropik bahkan cenderung terus meningkat dan banyak menimbulkan kematian 90% di antaranya menyerang anak di bawah 15 tahun. Di Indonesia, setiap tahunnya selalu terjadi KLB di beberapa provinsi, yang terbesar terjadi tahun 1998 dan 2004 dengan jumlah penderita 79.480 orang dengan kematian sebanyak 800 orang lebih. Pada tahun berikutnya jumlah kasus terus naik tapi jumlah kematian turun secara bermakna dibandingkan tahun 2004. Misalnya jumlah kasus tahun 2008 sebanyak 137.469 orang dengan kematian 1.187 orang atau case


(12)

4

fatality rate (CFR) 0,86% serta kasus tahun 2009 sebanyak 154.855 orang dengan kematian 1.384 orang atau CFR 0,89%.

Munculnya kejadian DBD dikarenakan penyebab majemuk, artinya muncul kesakitan karena berbagai faktor yang saling berinteraksi, diantaranya agen (virus

dengue), host yang rentan serta lingkungan yang memungkinan tumbuh dan berkembang biaknya nyamuk Aedes sp. Selain itu, juga dipengaruhi faktor predisposisi diantaranya kepadatan dan mobilitas penduduk, kualitas perumahan, jarak antar rumah, pendidikan, pekerjaan, sikap hidup, golongan umur, suku bangsa, kerentanan terhadap penyakit, dan lainnya.


(13)

1

26

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Angka kejadian DBD di Rumah Sakit Immanuel periode Januari – Desember 2012 adalah 2136 kasus.

2. Gambaran penderita DBD di Rumah Sakit Immanuel periode Januari – Desember 2012 berdasarkan jenis kelamin, paling banyak pada laki-laki, yaitu 1137 kasus (53,2%).

3. Gambaran penderita DBD di Rumah Sakit Immanuel periode Januari – Desember 2012 berdasarkan kelompok usia, dengan kasus DBD terbanyak pada kelompok usia 5-14 tahun, yaitu sebanyak 693 kasus (32%).

5.2. Saran

Dari hasil penelitian, pembahasan dan simpulan, maka saran yang dapat disampaikan adalah :

1) Melakukan penelitian terhadap berbagai aspek yang berpengaruh terhadap penularan, maupun terhadap angka kejadian DBD agar dapat menunjang kelengkapan data DBD.

2) Melanjutkan penelitian yang sama untuk tahun berikutnya di Rumah Sakit Immanuel untuk kelangsungan data dan melihat perkembangan prevalensi penyakit tersebut di hari depan.


(14)

DAFTAR PUSTAKA

Cornain, S.1987. Ikeuchi, H.; Sumarmo : Immunological changes and recovery in patients with dengue haemorrhagic fever. Southeast Asian J. trop. Med. Pub. Hlth. .18 : 340-345.

Ditjen PP & PL, 2004. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan, Goering, Richard et al. (2007). Dengue Virus in Mims Medical Microbiology 3rd Edition

Mosby Medical Textbook

Halstead. 2007. Natural history of dengue virus (DEN)-1 and DEN-4 infections. Reanalysis of classical studies.

Kusriantuti, R., Suroso, T., Nalim, S., and Kusumadi, W., 2004. “Together Picket”: Community Activities in Dengue Source Reduction in Purwokerta City, Central Java, Indonesia. Dalam: Dengue Bulletin. Vol. 28: 35-38

Kowalski, H., 2007. Draft Genome Sequence from Aedes aegypti, Mosquito Responsible for Yellow Fever, Dengue Fever. J. Craig Venter Institute.

Muhammad Rizki Febrianto., 2013. Analisis spasiotemporal kasus demam berdarah dengue di kecamatan ngaliyan bulan januari-mei 2012

Nene, V., 2007, Genome Sequence of Aedes aegypti, a major arbovirus. Dalam: Science, Vol. 316: 1718-1723.

Nimmannitya, S., 2007. Dengue & Dengue Hemorhagic Fever. In: Cook, G.C., Zumila, A.I., ed.,

2007. Manson’s Tropical Disease, 22nd ed. USA: Elsevier.

Notoatmodjo, S., 1993. Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi. P.T Rineka Cipta, Jakarta.

Pagana, K.D., Pagana, T.J., 2006. Mosby’s Manual of Diagnostic & Laboratory Tests, 3rd ed.

USA: Elsevier

Peters, C.J., 2008. Infections Caused by Arthropod-and-Rodent-Borne Viruses. In: Fauci, A.S.,

2008. Harrison’s Priciples of Internal Medicine, Volume 1. 17th ed. USA: McGraw-Hill:

1226-1239.

Roose, A., 2008. Hubungan Sosiodemografi dan Lingkungan Dengan Kejadian Demam Dengue Berdarah (DBD) Di Kecamatan Bukit Raya Kota PekanBaru Tahun 2008. USU Repository, Medan.

Sastroasmoro, S., Ismael, I., 2010. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi Ketiga. Republik Indonesia: CV Sagung Seto.

Shepard, S.M., 2010. Dengue Fever. Available from:


(15)

28 Soegeng, S., 2004. Demam Berdarah Dengue : Tinjauan & Temuan Baru di Jakarta.

2003.Airlangga University Press, Surabaya.

Soegijanto, S., 2004, Demam Berdarah Dengue. Airlangga University Press, Surabaya. Sumarmo,Suroso.T. 1994. The Epidemiology Control and Prevention of Dengue Hemorhagic

Fever in Indonesia. Majalah Cermin Dunia Kedokteran,No.92

Supartha, I.W., 2008. Pengendalian terpadu Vektor Virus Demam Berdarah Dengue, Aedes aegypti (Linn.) & Aedes Albopictus (skuse)(Diptera: Culicidae). Universitas Udayana, Denpasar.

Syofia Nelli, 2007. Hubungan status gizi dengan kejadian renjatan pada penderita anak demam berdarah dengue periode januari - juni 2006 di rs.dr. M. Djamil padang

Timmereck, T.C., 2001. Epidemiologi, Suatu Pengantar. Edisi Terjemahan. Republik Indonesia: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

WHO Regional Publication, SEARNO, 2006. Situation of Dengue/Dengue Hemorrhagic Fever in Indonesia.

Widyastuti, Pencegahan dan Pengendalian Dengue dan Demam Berdarah Dengue . EGC, Jakarta. 2004

Witayathawornwong, P., 2005. DHF in Infants, Late Infants & Older Children: A Comparative Study. Dalam: The Southeast Asian Journal of Tropical Medicine & Public Health. Vol. 36 No.4.

World Health Organization, 2006, Dengue Hemorrhagic Fever, Diagnosis, Treatment, & Control, 3rd Edition, Geneva.

World Health Organization, 2011. Comprehensive Guidelines for Prevention and Control of Dengue and Dengue Haemorrhagic Fever


(1)

2

sering beraktivitas di luar rumah daripada perempuan. Kejadian DBD terbanyak terjadi pada kelompok umur 5 - 14 tahun (Muhammad Rizki, 2013).

Rumah Sakit Immanuel merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan yang menangani kasus DBD di Kota Bandung. Penulis tertarik untuk mengetahui jumlah penderita DBD dan hubungannya dengan jenis kelamin dan usia pada tahun 2012 di Rumah Sakit Immanuel.

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dari penelitian ini adalah :

1) Berapa angka kejadian DBD di Rumah Sakit Immanuel periode Januari – Desember 2012.

2) Bagaimana gambaran penderita DBD di Rumah Sakit Immanuel periode Januari – Desember 2012 berdasarkan jenis kelamin.

3) Bagaimana gambaran penderita DBD di Rumah Sakit Immanuel periode Januari – Desember 2012 berdasarkan kelompok usia.

1.3 Maksud dan Tujuan 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk menyajikan data kejadian DBD pada tahun 2012 di Rumah Sakit Immanuel.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui:

1) Angka kejadian DBD di Rumah Sakit Immanuel periode Januari - Desember 2012.

2) Gambaran penderita DBD di Rumah Sakit Immanuel periode Januari - Desember 2012 berdasarkan jenis kelamin.

3) Gambaran penderita DBD di Rumah Sakit Immanuel periode Januari - Desember 2012 berdasarkan kelompok usia.


(2)

3

3 1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

1.4.1 Manfaat Akademis

Memberi informasi tentang prevalensi penyakit DBD di salah satu rumah sakit di Bandung, dan hubungannya dengan usia serta jenis kelamin.

1.4.2 Manfaat Praktis

Menambah wawasan tentang penyakit DBD dan mengetahui prevalensi penderita DBD sehingga dapat dilakukan langkah-langkah pencegahan berkelanjutan untuk terus menurunkan angka kejadian di masa depan.

1.5 Landasan Teori

Demam berdarah dengue merupakan penyakit infeksi yang sering terjadi di Indonesia dikarenakan Indonesia merupakan negara tropis dan banyak didapatkan jenis nyamuk terutama Aedes aegypti. Prevalensi DBD di Indonesia cukup tinggi sehingga sering menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) (Buletin Jendela Epidemiologi, 2010). Virus dengue dilaporkan telah men- jangkiti lebih dari 100 negara, terutama di daerah perkotaan yang berpenduduk padat dan pemukiman di Brazil dan bagian lain Amerika Selatan, Karibia, Asia Tenggara, dan India. Jumlah orang yang terinfeksi diperkirakan sekitar 50 sampai 100 juta orang, setengahnya dirawat di rumah sakit dan mengakibatkan 22.000 kematian setiap tahun. Jumlah kasus DBD tidak pernah menurun di beberapa daerah tropik dan subtropik bahkan cenderung terus meningkat dan banyak menimbulkan kematian 90% di antaranya menyerang anak di bawah 15 tahun. Di Indonesia, setiap tahunnya selalu terjadi KLB di beberapa provinsi, yang terbesar terjadi tahun 1998 dan 2004 dengan jumlah penderita 79.480 orang dengan kematian sebanyak 800 orang lebih. Pada tahun berikutnya jumlah kasus terus naik tapi jumlah kematian turun secara bermakna dibandingkan tahun 2004. Misalnya jumlah kasus tahun 2008 sebanyak 137.469 orang dengan kematian 1.187 orang atau case


(3)

4

fatality rate (CFR) 0,86% serta kasus tahun 2009 sebanyak 154.855 orang dengan kematian 1.384 orang atau CFR 0,89%.

Munculnya kejadian DBD dikarenakan penyebab majemuk, artinya muncul kesakitan karena berbagai faktor yang saling berinteraksi, diantaranya agen (virus dengue), host yang rentan serta lingkungan yang memungkinan tumbuh dan berkembang biaknya nyamuk Aedes sp. Selain itu, juga dipengaruhi faktor predisposisi diantaranya kepadatan dan mobilitas penduduk, kualitas perumahan, jarak antar rumah, pendidikan, pekerjaan, sikap hidup, golongan umur, suku bangsa, kerentanan terhadap penyakit, dan lainnya.


(4)

1

26

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Angka kejadian DBD di Rumah Sakit Immanuel periode Januari – Desember 2012 adalah 2136 kasus.

2. Gambaran penderita DBD di Rumah Sakit Immanuel periode Januari –

Desember 2012 berdasarkan jenis kelamin, paling banyak pada laki-laki, yaitu 1137 kasus (53,2%).

3. Gambaran penderita DBD di Rumah Sakit Immanuel periode Januari –

Desember 2012 berdasarkan kelompok usia, dengan kasus DBD terbanyak pada kelompok usia 5-14 tahun, yaitu sebanyak 693 kasus (32%).

5.2. Saran

Dari hasil penelitian, pembahasan dan simpulan, maka saran yang dapat disampaikan adalah :

1) Melakukan penelitian terhadap berbagai aspek yang berpengaruh terhadap penularan, maupun terhadap angka kejadian DBD agar dapat menunjang kelengkapan data DBD.

2) Melanjutkan penelitian yang sama untuk tahun berikutnya di Rumah Sakit Immanuel untuk kelangsungan data dan melihat perkembangan prevalensi penyakit tersebut di hari depan.


(5)

27 Cornain, S.1987. Ikeuchi, H.; Sumarmo : Immunological changes and recovery in patients with

dengue haemorrhagic fever. Southeast Asian J. trop. Med. Pub. Hlth. .18 : 340-345. Ditjen PP & PL, 2004. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan, Goering, Richard et al. (2007). Dengue Virus in Mims Medical Microbiology 3rd Edition

Mosby Medical Textbook

Halstead. 2007. Natural history of dengue virus (DEN)-1 and DEN-4 infections. Reanalysis of classical studies.

Kusriantuti, R., Suroso, T., Nalim, S., and Kusumadi, W., 2004. “Together Picket”: Community Activities in Dengue Source Reduction in Purwokerta City, Central Java, Indonesia. Dalam: Dengue Bulletin. Vol. 28: 35-38

Kowalski, H., 2007. Draft Genome Sequence from Aedes aegypti, Mosquito Responsible for Yellow Fever, Dengue Fever. J. Craig Venter Institute.

Muhammad Rizki Febrianto., 2013. Analisis spasiotemporal kasus demam berdarah dengue di kecamatan ngaliyan bulan januari-mei 2012

Nene, V., 2007, Genome Sequence of Aedes aegypti, a major arbovirus. Dalam: Science, Vol. 316: 1718-1723.

Nimmannitya, S., 2007. Dengue & Dengue Hemorhagic Fever. In: Cook, G.C., Zumila, A.I., ed., 2007. Manson’s Tropical Disease, 22nd ed. USA: Elsevier.

Notoatmodjo, S., 1993. Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi. P.T Rineka Cipta, Jakarta.

Pagana, K.D., Pagana, T.J., 2006. Mosby’s Manual of Diagnostic & Laboratory Tests, 3rd ed. USA: Elsevier

Peters, C.J., 2008. Infections Caused by Arthropod-and-Rodent-Borne Viruses. In: Fauci, A.S., 2008. Harrison’s Priciples of Internal Medicine, Volume 1. 17th ed. USA: McGraw-Hill: 1226-1239.

Roose, A., 2008. Hubungan Sosiodemografi dan Lingkungan Dengan Kejadian Demam Dengue Berdarah (DBD) Di Kecamatan Bukit Raya Kota PekanBaru Tahun 2008. USU Repository, Medan.

Sastroasmoro, S., Ismael, I., 2010. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi Ketiga. Republik Indonesia: CV Sagung Seto.

Shepard, S.M., 2010. Dengue Fever. Available from:


(6)

28 Soegeng, S., 2004. Demam Berdarah Dengue : Tinjauan & Temuan Baru di Jakarta.

2003.Airlangga University Press, Surabaya.

Soegijanto, S., 2004, Demam Berdarah Dengue. Airlangga University Press, Surabaya. Sumarmo,Suroso.T. 1994. The Epidemiology Control and Prevention of Dengue Hemorhagic

Fever in Indonesia. Majalah Cermin Dunia Kedokteran,No.92

Supartha, I.W., 2008. Pengendalian terpadu Vektor Virus Demam Berdarah Dengue, Aedes aegypti (Linn.) & Aedes Albopictus (skuse)(Diptera: Culicidae). Universitas Udayana, Denpasar.

Syofia Nelli, 2007. Hubungan status gizi dengan kejadian renjatan pada penderita anak demam berdarah dengue periode januari - juni 2006 di rs.dr. M. Djamil padang

Timmereck, T.C., 2001. Epidemiologi, Suatu Pengantar. Edisi Terjemahan. Republik Indonesia: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

WHO Regional Publication, SEARNO, 2006. Situation of Dengue/Dengue Hemorrhagic Fever in Indonesia.

Widyastuti, Pencegahan dan Pengendalian Dengue dan Demam Berdarah Dengue . EGC, Jakarta. 2004

Witayathawornwong, P., 2005. DHF in Infants, Late Infants & Older Children: A Comparative Study. Dalam: The Southeast Asian Journal of Tropical Medicine & Public Health. Vol. 36 No.4.

World Health Organization, 2006, Dengue Hemorrhagic Fever, Diagnosis, Treatment, & Control, 3rd Edition, Geneva.

World Health Organization, 2011. Comprehensive Guidelines for Prevention and Control of Dengue and Dengue Haemorrhagic Fever