Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Komodifikasi Kekerasan pada Program Pesbukers Versi “Sinetron Kejar – Kejaran Tayang” T1 362009076 BAB II

BAB II
KERANGKA TEORI

2.1 Ekonomi Politik (Komodifikasi)
Istilah ekonomi politik diartikan secara sempit oleh Mosco sebagai studi tentang
hubungan-hubungan sosial, khususnya hubungan kekuasaan yang saling menguntungkan antara
sumber-sumber produksi, distribusi dan konsumsi, termasuk didalamnya sumber-sumber yang
terkait dengan komunikasi. Dari pendapat Mosco di atas dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
kekuasaan (politik) dengan kehidupan ekonomi dalam masyarakat. Dalam studi media massa,
penerapan pendekatan ekonomi politik memiliki tiga konsep awal, yaitu komodifikasi,
spasialisasi, dan strukturasi.
1. Komodifikasi adalah upaya mengubah apapun menjadi komoditas atau barang
dagangan sebagai alat mendapatkan keuntungan. Dalam media massa tiga hal yang
saling terkait adalah isi media, jumlah audiens, dan iklan. Berita atau isi media adalah
komoditas untuk menaikkan jumlah audiens atau oplah. Jumlah audiens atau oplah
juga merupakan komoditas yang dapat dijual pada pengiklan. Uang yang masuk
merupakan profit dan dapat digunakan untuk ekspansi media. Ekspansi media
menghasilkan kekuatan yang lebih besar lagi dalam mengendalikan masyarakat
melalui sumber-sumber produksi media berupa teknologi.
2. Spasialisasi adalah cara-cara mengatasi hambatan jarak dan waktu dalam kehidupan
sosial. Dengan kemajuan teknologi komunikasi, jarak dan waktu bukan lagi hambatan

dalam praktik ekonomi politik. Spasialisasi berhubungan dengan proses transformasi
batasan ruang dan waktu dalam kehidupan sosial. Dapat dikatakan juga bahwa
spasialisasi merupakan perpanjangan institusional media melalui bentuk korporasi
dan besarnya badan usaha media.
3. Strukturasi atau penyeragaan yaitu ideology secara terstruktur

6

2.2 Kekerasan
Kekerasan dalam media merupakan sintesa antara selera kekerasan yang dibalut dengan
seni. Hal tersebut dikatakan Haryatmoko (2007: 121) dengan nama aspek estetik kekerasan
dalam media visual, baik televise maupun film. Aspek yang ditawarkan filmmaker dalam
membuat film bersifat mengundang ketertarikan (seru) sekaligus benci. Aspek tersebut tentunya
dieksploitasi oleh kepentingan pasar dan ekonomi untuk mengejar rating. Dalam hal ini adalah
Pesbukers dengan memenangkan Panasonic Gobel Award 2013,2014, dan 2015 sebagai acara
komedi terfavorit.

1.3. Jenis Kekerasan
Berdasarkan hal ini, Galtung (2003) mencoba menjawab dengan membagi tipologi
kekerasan menjadi 3 (tiga), yaitu:

1. Kekerasan Langsung. Kekerasan langsung disebut juga sebagai sebuah peristiwa (event)
dari terjadinya kekerasan. Kekerasan langsung terwujud dalam perilaku, misalnya:
pembunuhan, pemukulan, intimidasi, penyiksaan. Kekerasan langsung merupakan
tanggungjawab individu, dalam arti individu yang melakukan tindak kekerasan akan
mendapat hukuman menurut ketentuan hukum pidana.
2. Kekerasan Struktural (kekerasan yang melembaga). Disebut juga sebuah proses dari
terjadinya kekerasan. Kekerasan struktural terwujud dalam konteks, sistem, dan struktur,
misalnya: diskriminasi dalam pendidikan, pekerjaan, pelayanan kesehatan. Kekerasan
struktural merupakan bentuk tanggungjawab negara, dimana tanggungjawab adalah
mengimplementasikan ketentuan konvensi melalui upaya merumuskan kebijakan,
melakukan tindakan pengurusan.administrasi, melakukan pengaturan, melakukan
pengelolaan dan melakukan pengawasan. Muaranya ada pada sistem hukum pidana yang
berlaku.
3. Kekerasan Kultural. Kekerasan kultural merupakan suatu bentuk kekerasan permanen.
Terwujud dalam sikap, perasaan, nilai-nilai yang dianut dalam masyarakat, misalnya:
kebencian, ketakutan, rasisme, ketidaktoleranan, aspek-aspek budaya, ranah simbolik
yang ditunjukkan oleh agama dan ideologi, bahasa dan seni, serta ilmu pengetahuan.

7


Lebih ringkasnya, tim dari yayasan SEJIWA dalam bukunya tentang Bullying (2008):2
membagi bentuk kekerasan ke dalam dua jenis, yaitu:
1. Kekerasan fisik: yaitu jenis kekerasan yang kasat mata. Artinya, siapapun bisa
melihatnya karena terjadi sentuhan fisik antara pelaku dengan korbannya. Contohnya
adalah: menampar, menimpuk, menginjak kaki, menjegal, meludahi, memalak, melempar
dengan barang, dll.
2. Kekerasan non fisik: yaitu jenis kekerasan yang tidak kasat mata. Artinya, tidak bisa
langsung diketahui perilakunya apabila tidak jeli memperhatikan, karena tidak terjadi
sentuhan fisik antara pelaku dengan korbannya.


Kekerasan non fisik ini dibagi menjadi dua, yaitu;

a) Kekerasan verbal: kekerasan yang dilakukan lewat kata-kata. Contohnya:
membentak, memaki, menghina, menjuluki, meneriaki, memfitnah, menyebar
gosip, menuduh, menolak dengan kata-kata kasar, mempermalukan di depan
umum dengan lisan, dll.
Kekerasan psikologis/psikis: kekerasan yang dilakukan lewat bahasa tubuh. Contohnya
memandang sinis, memandang penuh ancaman, mempermalukan, mendiamkan,
mengucilkan, memandang yang merendahkan, mencibir & memelototi.

1.4. Konsep Program Acara Pesbukers
Pesbukers sebagai salah satu acara komedi yang digemari oleh penontonnya, juga
ditayangkan setiap hari, membuat khalayak menjadi terhipnotis dengan isi acaranya. Pesbukers
telah membuat persepsi khalayak tentang kekerasan pada televisi menjadi homogen, dan jauh
dari realita yang sebenarnya. Sehingga, kekerasan yang dilakukan oleh para pemain Pesbukers
menjadi umum di mata masyarakat. Ide-ide cerita yang berbeda di setiap episodenya
menciptakan hal baru yang digemari pemirsanya. Segala tingkah laku pemain Pesbukers mampu
membuat penontonnya tertawa dan terbawa, sehingga mereka (penonoton/pemirsa) seperti tidak
menghiraukan adanya kekerasan dalam tayangan tersebut. Hal ini tidak lepas dari akibat
produsen yang mengkonstruksi makna yang ada, sehingga penonton mulai terbiasa dengan
makna baru yang muncul. Mereka (para pemain Pesbukers) mempresentasikan adegan-adegan
kekerasan dalam tayangan komedi, yang seharusnya bisa membuat orang tertawa dengan caracara yang lebih cerdas tanpa harus mengedepankan kekerasan.

8

Dengan kedok sebagai acara komedi, para pemain dalam acara tersebut seringkali
melakukan adegan kekerasan seperti, menghina, mendorong, dan menaburkan bedak,
menyemprotkan hairspray dan berbagai macam adegan yang diaggap lucu untuk menarik
pemirsanya, tetapi mengandung unsur kekerasan yang membuat KPI bertindak dengan
memberikan peringatan maupun sanksi


2.4. Kerangka Pikir
Pesbukers versi Sinetron Kejar –
Kejaran Tayang

Komodifikasi Menurut
Vincent Moscow
- Komodifikasi konten/isi
- Komodifikasi audience
- Komodifikasi pekerja

Hasil

Penelitian ini akan meneliti komodifikasi menurut Vincent Moscow dalam acara Pesbukers versi Sinetron KejarKejaran Tayang.

9

10


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Representasi Kekerasan terhadap Anak dalam Film “Elif” T1 362012086 BAB II

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Iklan Layanan Masyarakat “Pencegahan Kekerasan Seksual pada Anak” T1 362010035 BAB II

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Komodifikasi Kekerasan pada Program Pesbukers Versi “Sinetron Kejar – Kejaran Tayang”

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Komodifikasi Kekerasan pada Program Pesbukers Versi “Sinetron Kejar – Kejaran Tayang” T1 362009076 BAB I

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Komodifikasi Kekerasan pada Program Pesbukers Versi “Sinetron Kejar – Kejaran Tayang” T1 362009076 BAB IV

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Komodifikasi Kekerasan pada Program Pesbukers Versi “Sinetron Kejar – Kejaran Tayang” T1 362009076 BAB V

0 1 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Komodifikasi Kekerasan pada Program Pesbukers Versi “Sinetron Kejar – Kejaran Tayang” T1 362009076 BAB VI

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Komodifikasi Kekerasan pada Program Pesbukers Versi “Sinetron Kejar – Kejaran Tayang”

0 2 34

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Wacana Toleransi Pada Sinetron (Analisis Wacana Kritis Sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series Episode 439-441) T1 362009038 BAB II

0 0 14

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perlindungan Hukum terhadap Perempuan (Istri) Korban Kekerasan dalam Rumah Tangga T1 BAB II

0 0 47