Pembelajaran Pemilu 2009.
[(OMPAS
o Selasa .
o Senin
2
18
...
3
19
4
20
Rabu
o I\amis
6
5
21
,-0 Jan 0 Peb o Mar 8Apr
7
8
23
@
OMei
3
2~
o Jun
0
11
Jul
0
12
o Minggu
13
26
27
AtJ-;
OSep
25
0
o Sabtu
Jumat
10
14
28
OOkt
15
29
ONov
16
30
31
ODes
PembelajaranPemilu 2009
Oleh
SUMADI
T
erselenggaranya pemilu legislatif2009 merupakan
pembuktian dari ketinggian kearifan masyarakat Beberapa prediksi menyebutkan, pemilu tidak akan ber-
jalan dengan baik, memakan korban, penuh dengan keraguraguan, dan setumpuk kekhawatiran lain. Namun, nyatanya
sel1).uaprediksi itu tidak terbukti.
bengkakan anggaran pemilu yang
tidak sedikit. Maka, pantas kalau
Pemilu 2009 menghabiskan anggaran yang berlipat ganda dibandingkan dengan pemilu sebelumnya.
Masyarakat m.enjawab semua
keraguan itu dengan tetap semangat menyelenggarakan pemilu.
Bayangkan,di tengah karut-marut
persiapan pemilu yang dilakukan
Komisi Pemilihan Umum, masyarakat berbondong-bondong mendukungnya. Sebagai contoh, berbagai kekurangan peralatan di
tempat pemungutan suara (TPS)
dan dana operasional untuk pembuatan TPS tidak menyurutkan
dukungan masyarakat untuk tetap
tidak masuk DPT alias tidak bisa
memilih. Beberapa pelanggaran
pun terjadi, seperti politik uang,
pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu, dan penghitungan
suarayangkurangbegitulancar.
Terkait dengan itu, ada beberapa pelajaran dari penyelenggaraan
pemilu legislatif 2009 untuk perbaikan pada pemilu selanjutnya.
Pertama, bagi penyelenggara pemilu. Pemilu sebagai hajat demokrasi yangmelibatkan seluruh rak-
Kepercayaan publik
Pernilu membutuhkan profesionalisme, kecerdasan, dan keberanian penyelenggara. Profesionalisme dan kecerdasan menjadikan berbagai kebijakan akan efektif sehinggaberimplikasi pada pola
kerja yangjelas dengan anggaran efisien. Pelaksanaan pemilihan pun tidak akan memunculkan berbagai persoalan seperti saat ini.
Sebaliknya,kesalahanmenetapkan kebijakan karena menyangkut masyarakat akan berimplikasi padakarut -marut
membuat TPS dengan berbagai
kreativitas.
Sebagian menghias TPS dan
berinisiatif membuat bilik suara
dari kain dan kardus. Masih banyaklagibentukpengorbananlain
yang tidak terhingga demi kesuksesanPemilu2009.
Namun, pernilu legislatif 2009
masih menyisakan persoalan penyelenggaraan. Pemilu tidak bisa
dilaksanakan secara serentak karena keterlambatan logistik. Selain itu, terdapat ketidakakuratan
daftar pemilih' tetap (DPT) yang
menjadi titik paling lemah ketidakpuasan peserta pemilu sebagai
penyebab ratusan ribu.;;;penduduk
yat Indonesia membutuhkan profesionalisme penyelenggara pernilu. Namun, sejak awal persiapan
penyelenggaraan pemilu, KPU sebagai penanggung jawab pemilu,
yang diberi amanah undang-undang, tidak menunjukkan kepercayaan diri dan independensi penuh.
Jadi, berbagai tahapan pelaksanaan pemilu selalu mengalami penundaan dan ketergantungan pada pemerintah. Pemilu yang semestinya dilaksanakan tanggal 4
April, rnisalnya,kemudian diubah
menjadi 9 April dan itu pun tidak
bisa serentak. Konsekuensi dari
sebuah penundaan
adalaht,;, pem~
.;.;..:!I.~~:
_
pelaksanaan pemilu serta ___
inefisiensi waktu dan ang-,-;\
garan.Penyelenggarapernilu ke depan harus memiliki
kemandirian, independensi, dan profesionalisme sesuai dengan ketetapan undang-undang
agar .dapat memperoleh kepercayaanpublik.
Pemilu di negara kita merupakan mekanisme demokrasi tertinggi. Nilai demokrasi tertinggi
adalah penghargaan terhadap pluralitas. Walaupun penghitungan
suara belum selesai, Pemilu 2009
sudah menunjukkan indikasijelas
siapa yang unggul dan siapa yang
~_rendah dalam perolehan suara
Kliping
Humas
Unpad
2009
(bukan siapa yang kalah dan menang). Oleh karena itu, jumlah
suara bagi peserta pemilu harns
menjadi proses penyadaran bahwa
demokrasi adalah bentukpluraIitas masyarakat dalam berpartisipasi secara sadar tanpa pemaksaan.
Menjadi pilihan rakyat adalah
cita-cita semua calon anggota legislatif dalam Pemilu 2009. Namun, jika menelusuri motif dasar
para caleg untuk menjadi anggota
~
legislatif, sangat sedikit
yang menyadari bahwa menjadi anggota legislatif merupakan amanah yang didelegasikan
rakyat untuk dijalankan sebaikbaiknya. Fantasi yang muncul setelah pasti menjadi anggota
legislatifbukan lagimenepati
janji kampanye.
Yangmunculjustru fantasi godaan bahwa menjadi
anggota legislatifakan mengubah
secara totaI'kehidupannya, mulai
dari status di masyarakat yang dirasa akan lebih tinggi,bergelimang
harm, bisa hidup glamor,dan sebagainya. Fantasi ini muncul karena
becerminkepada anggotalegislatif
tahun-tahun sebelumnya yang
menunjukkan performa seperti
itu.
Fantasi seperti itu adalah awal
kegagalan konsolidasi demokrasi untuk
perbaikan
bangsa pada masa
yang akan datang.
Oleh karena itu, fantasi negatif harns diubah menjadi
visi yang jelas bagi caleg terpilih,
bahwa terpilih menjadi anggotalegislatif bukan untuk mengubah
status sosial lebih tinggi, melainkan menjadi pelayan masyarakat.
DI tempat
lain
Demokrasi yang baik ditunjukkan dengan partisipasi tinggi.
Menjadi calegadalah bentuk partisipasi aktif masyarakat yang perlu
mendapatkan penghargaan ter-
tinggi. Masalah terpilih atau tidak
menjadi anggota legislatif tidak
menjadi persoalan penting. Partisipasi yang ditunjukkan menjadikan demokrasi di Indonesia berjaIan baik.Oleh karena itu, kalaupun
tidak terpilih, masih ada ruang terbuka untuk membangun demokrasi di tempat lain tanpa harns
duduk di lembagalegislatif.
Masyarakat harns memberikan
penghargaan bagimereka yang sudah berpartisipasi walaupun tidak
terpilih. Peran para caleg, walaupun tidak terpilih, telah memberikan warna pembangunan kehidupan demokrasi di Indonesia. Kita harns saIut kepada mereka tanpa harns menghina atau mencemoohkarena kalah.
Oleh karena itu, tidak tepat kalau ada rumah sakit baik milik pemerintah maupun swasta yang
menawarkan kesiapan melayani
para caleg yang sakit jiwa. Hal itu
merupakan penghinaan terhadap
proses demokrasi sekaIigus ketidakpahaman pengelola rumah sakit terhadap makna demokrasi.
Akhirnya, kita berharap Pemilu
2009 dapat menjadi kunci jawaban atas berbagai krisis yang kita
hadapi sekaIiguspembelajaran bagi selIma pihak bahwa demokrasi
adalah penghargaan terhadap pluraIitas.
SUMADI
MahasiswaProgramDoktor
Komunikasi UnpadBandung;
Peneliti LPM IAID Darussalam
Ciamis
- --
"""--
o Selasa .
o Senin
2
18
...
3
19
4
20
Rabu
o I\amis
6
5
21
,-0 Jan 0 Peb o Mar 8Apr
7
8
23
@
OMei
3
2~
o Jun
0
11
Jul
0
12
o Minggu
13
26
27
AtJ-;
OSep
25
0
o Sabtu
Jumat
10
14
28
OOkt
15
29
ONov
16
30
31
ODes
PembelajaranPemilu 2009
Oleh
SUMADI
T
erselenggaranya pemilu legislatif2009 merupakan
pembuktian dari ketinggian kearifan masyarakat Beberapa prediksi menyebutkan, pemilu tidak akan ber-
jalan dengan baik, memakan korban, penuh dengan keraguraguan, dan setumpuk kekhawatiran lain. Namun, nyatanya
sel1).uaprediksi itu tidak terbukti.
bengkakan anggaran pemilu yang
tidak sedikit. Maka, pantas kalau
Pemilu 2009 menghabiskan anggaran yang berlipat ganda dibandingkan dengan pemilu sebelumnya.
Masyarakat m.enjawab semua
keraguan itu dengan tetap semangat menyelenggarakan pemilu.
Bayangkan,di tengah karut-marut
persiapan pemilu yang dilakukan
Komisi Pemilihan Umum, masyarakat berbondong-bondong mendukungnya. Sebagai contoh, berbagai kekurangan peralatan di
tempat pemungutan suara (TPS)
dan dana operasional untuk pembuatan TPS tidak menyurutkan
dukungan masyarakat untuk tetap
tidak masuk DPT alias tidak bisa
memilih. Beberapa pelanggaran
pun terjadi, seperti politik uang,
pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu, dan penghitungan
suarayangkurangbegitulancar.
Terkait dengan itu, ada beberapa pelajaran dari penyelenggaraan
pemilu legislatif 2009 untuk perbaikan pada pemilu selanjutnya.
Pertama, bagi penyelenggara pemilu. Pemilu sebagai hajat demokrasi yangmelibatkan seluruh rak-
Kepercayaan publik
Pernilu membutuhkan profesionalisme, kecerdasan, dan keberanian penyelenggara. Profesionalisme dan kecerdasan menjadikan berbagai kebijakan akan efektif sehinggaberimplikasi pada pola
kerja yangjelas dengan anggaran efisien. Pelaksanaan pemilihan pun tidak akan memunculkan berbagai persoalan seperti saat ini.
Sebaliknya,kesalahanmenetapkan kebijakan karena menyangkut masyarakat akan berimplikasi padakarut -marut
membuat TPS dengan berbagai
kreativitas.
Sebagian menghias TPS dan
berinisiatif membuat bilik suara
dari kain dan kardus. Masih banyaklagibentukpengorbananlain
yang tidak terhingga demi kesuksesanPemilu2009.
Namun, pernilu legislatif 2009
masih menyisakan persoalan penyelenggaraan. Pemilu tidak bisa
dilaksanakan secara serentak karena keterlambatan logistik. Selain itu, terdapat ketidakakuratan
daftar pemilih' tetap (DPT) yang
menjadi titik paling lemah ketidakpuasan peserta pemilu sebagai
penyebab ratusan ribu.;;;penduduk
yat Indonesia membutuhkan profesionalisme penyelenggara pernilu. Namun, sejak awal persiapan
penyelenggaraan pemilu, KPU sebagai penanggung jawab pemilu,
yang diberi amanah undang-undang, tidak menunjukkan kepercayaan diri dan independensi penuh.
Jadi, berbagai tahapan pelaksanaan pemilu selalu mengalami penundaan dan ketergantungan pada pemerintah. Pemilu yang semestinya dilaksanakan tanggal 4
April, rnisalnya,kemudian diubah
menjadi 9 April dan itu pun tidak
bisa serentak. Konsekuensi dari
sebuah penundaan
adalaht,;, pem~
.;.;..:!I.~~:
_
pelaksanaan pemilu serta ___
inefisiensi waktu dan ang-,-;\
garan.Penyelenggarapernilu ke depan harus memiliki
kemandirian, independensi, dan profesionalisme sesuai dengan ketetapan undang-undang
agar .dapat memperoleh kepercayaanpublik.
Pemilu di negara kita merupakan mekanisme demokrasi tertinggi. Nilai demokrasi tertinggi
adalah penghargaan terhadap pluralitas. Walaupun penghitungan
suara belum selesai, Pemilu 2009
sudah menunjukkan indikasijelas
siapa yang unggul dan siapa yang
~_rendah dalam perolehan suara
Kliping
Humas
Unpad
2009
(bukan siapa yang kalah dan menang). Oleh karena itu, jumlah
suara bagi peserta pemilu harns
menjadi proses penyadaran bahwa
demokrasi adalah bentukpluraIitas masyarakat dalam berpartisipasi secara sadar tanpa pemaksaan.
Menjadi pilihan rakyat adalah
cita-cita semua calon anggota legislatif dalam Pemilu 2009. Namun, jika menelusuri motif dasar
para caleg untuk menjadi anggota
~
legislatif, sangat sedikit
yang menyadari bahwa menjadi anggota legislatif merupakan amanah yang didelegasikan
rakyat untuk dijalankan sebaikbaiknya. Fantasi yang muncul setelah pasti menjadi anggota
legislatifbukan lagimenepati
janji kampanye.
Yangmunculjustru fantasi godaan bahwa menjadi
anggota legislatifakan mengubah
secara totaI'kehidupannya, mulai
dari status di masyarakat yang dirasa akan lebih tinggi,bergelimang
harm, bisa hidup glamor,dan sebagainya. Fantasi ini muncul karena
becerminkepada anggotalegislatif
tahun-tahun sebelumnya yang
menunjukkan performa seperti
itu.
Fantasi seperti itu adalah awal
kegagalan konsolidasi demokrasi untuk
perbaikan
bangsa pada masa
yang akan datang.
Oleh karena itu, fantasi negatif harns diubah menjadi
visi yang jelas bagi caleg terpilih,
bahwa terpilih menjadi anggotalegislatif bukan untuk mengubah
status sosial lebih tinggi, melainkan menjadi pelayan masyarakat.
DI tempat
lain
Demokrasi yang baik ditunjukkan dengan partisipasi tinggi.
Menjadi calegadalah bentuk partisipasi aktif masyarakat yang perlu
mendapatkan penghargaan ter-
tinggi. Masalah terpilih atau tidak
menjadi anggota legislatif tidak
menjadi persoalan penting. Partisipasi yang ditunjukkan menjadikan demokrasi di Indonesia berjaIan baik.Oleh karena itu, kalaupun
tidak terpilih, masih ada ruang terbuka untuk membangun demokrasi di tempat lain tanpa harns
duduk di lembagalegislatif.
Masyarakat harns memberikan
penghargaan bagimereka yang sudah berpartisipasi walaupun tidak
terpilih. Peran para caleg, walaupun tidak terpilih, telah memberikan warna pembangunan kehidupan demokrasi di Indonesia. Kita harns saIut kepada mereka tanpa harns menghina atau mencemoohkarena kalah.
Oleh karena itu, tidak tepat kalau ada rumah sakit baik milik pemerintah maupun swasta yang
menawarkan kesiapan melayani
para caleg yang sakit jiwa. Hal itu
merupakan penghinaan terhadap
proses demokrasi sekaIigus ketidakpahaman pengelola rumah sakit terhadap makna demokrasi.
Akhirnya, kita berharap Pemilu
2009 dapat menjadi kunci jawaban atas berbagai krisis yang kita
hadapi sekaIiguspembelajaran bagi selIma pihak bahwa demokrasi
adalah penghargaan terhadap pluraIitas.
SUMADI
MahasiswaProgramDoktor
Komunikasi UnpadBandung;
Peneliti LPM IAID Darussalam
Ciamis
- --
"""--