MAKALAH TENTANG POLITIK DAN PEMILU Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di Dusun Jati Anom Desa Karangjati Kecamatan Pandaan Kabupaten Pasuruan”.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Partai politik adalah sebuah organisasi yang terstruktur yang menjadi salah satu pilar
demokrasi sedangkan pemilihan umum menjadi salah satu kunci demokratisasi dalam
sebuah Negara. Masyarakat diberikan kebebasan untuk berperan serta aktif menentukan
pilihan pemimpin yang layak menjadi kepala pemerintahan.
Partai politik dan sistem pemilihan umum memiliki keterkaitan yang sangat erat.
Dalam pemilihan seperti presiden, wakil presiden, wakil rakyat DPR/DPRD diperlukannya
kelembagaan sebagai mesin politik. Peserta pemilihan umum walaupun bersifat pribadi
bukan kelompok tetaplah memerlukan partai politik. Partai politik yaitu organisasi yang
bersifat kelembagaan secara sengaja dibentuk untuk tujuan-tujuan yang bersifat politiik,
seperti untuk requitmenn politik, komunikasi politik dan sebagainya. Lembaga yang
menyelenggarakan sistem pemilihan umum di Indonesia disebut Komisi Pemilihan
Umum (disingkat KPU). Ibarat sebuah bangunan partai politik adalah wadah atau pondasi
sedangkan sistem pemilihan umum sebagai tiang dalam suatu demokrasi. Demokrasi suatu
Negara tidak akan berjalan jika tidak ada kedua sistem atau lembaga tersebut. Hukum Tata
Negara mengatur struktur Negara, mengatur struktur organisasi publik, mengatur tugas dan
wewenang serta mengatur lembaga Negara. partai politik dan sistem pemilihan umum
adalah bagian dari kajian ilmu hukum tata Negara, untuk itu tugas, wewenang serta fungsi
dari suatu organisasi Negara dan lembaga Negara harus dikaji terlebih dahulu.

1.2 Rumusan Masalah
1.
2.

Apakah pengertian dari Partai politik dan Sistem Pemilihan Umum di Indonesia?
Apakah tugas, wewenang dan fungsi dari partai politik dan lembaga penyelenggra
sistem pemilihan?

1.3 Tujuan Penulisan
1.

Untuk mengetahui pengertian dari Partai politik dan Sistem Pemilihan Umum di

2.

Indonesia
Untuk mengetahui tugas, wewenang dan fungsi dari partai politik dan lembaga
penyelenggra sistem pemilihan

1


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Partai Politik
MENURUT PARA AHLI
Carl. J. Friedrich
Partai politik adalah sekelompok manusia yang terorganisir secara stabil dengan
tujuan merebut atau mempertahankan penguasaan terhadap pemerintahan bagi pimpinan
partainya dan berdasarkan penguasaan ini memberikan kepada anggota partainya
kemanfaatan yang bersifat idiil maupun materiil.
R.H. Soltau
Partai politik adalah sekelompok warga Negara yang sedikit banyak terorganisir,
yang bertindak sebagai suatu kesatuan politik dan yang dengan memanfaatkan
kekuasaannya untuk memilih bertujuan menguasai pemerintahan dan melaksanakan
kebijaksanaan umum mereka.
Sigmund Neumann
Partai politik adalah organisasi dari aktivis-aktivis politik yang berusaha untuk
menguasai kekuasaan pemerintahan serta merebut dukungan rakyat atas dasar persaingan
dengan suatu golongan-golongan lain yang mempunyai pandangan yang berbeda.
Maurice Duverger

Partai politik adalah sekelompok manusia yang mempunyai doktrin politik yang sama.
Edmund Burke
Politik adalah suatu kumpulan manusia untuk memajukan keinginan-keinginan
bersamanya, yaitu kepentingan nasional melalui prinsip-prinsip khusus yang sudah
disepakati.
MENURUT UNDANG-UNDANG
Menurut pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008. Partai politik adalah
organisasi yang bersifat nasional dan di bentuk oleh sekelompok warga Negara Indonesia
secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan
membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan Negara, serta memelihara
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

2

Pengertian Partai Politik Secara Umum yaitu : Suatu kelompok yang terorganisir yang
anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama.
2.2 Fungsi Partai Politik
Fungsi Partai Politik Menurut Miriam Budiardjo
·


Partai sebagai sarana komunikasi politik
Salah satu tugas dari partai politik adalah menyalurkan aneka ragam pendapat dan aspirasi
masyarakat dan mengaturnya sedemikian rupa sehingga kesimpangsiuran pendapat dalam
masyarakat berkurang.

·

Partai sebagai sarana sosialisasi politik
Dalam usaha menguasai pemerintahan melalui kemenangan dan pemilihan umum, partai
politik harus memperoleh dukungan seluas mungkin. Untuk itu partai berusaha
menciptakan “image” bahwa ia memperjuangkan kepentingan umum. Di samping
menanamkan solidarias dengan partai, partai politik juga mendidik anggota-anggotanya
menjadi manusia yang sadar akan tanggung jawabnya sebagai warga Negara dan
menempatkan kepentingan sendiri di bawah kepentingan nasional.

·

Partai sebagai sarana rekruitmen politik
Rekruitmen politik ialah seleksi dan pemilihan atau seleksi dan pengangkatan seseorang
atau sekelompok orang untuk melaksanakan sejumlah peranan dalam sisem politik pada

umumnya dan politik pada khususnya. Fungsi ini semakin besar porsinya manakala partai
politik itu merupakan partai tunggal seperti dalam sistem politik totaliter, atau manakala
partai itu merupakan partai mayoritas dalam badan perwakilan rakyat sehingga berwenang
membentuk pemerintahan dalam sistem politik demokrasi. Fungsi rekruitmen politik
dilakukan dengan cara kontak pribadi, persuasi dan lain-lain. Juga kader diusahakan untuk
menarik golongan muda untuk dididik menjadi kader yang di masa mendatang akan
mengganti pimpinan lama.

·

Partai sebagai sarana pengatur konflik
Dalam suasana demokrasi, persaingan dan perbedaan pendapat dalam masyarakat
merupakan soal yang wajar. Jika sampai terjadi konflik, partai politik berusaha
mengatasinya.
FUNGSI PARTAI POLITIK SECARA UMUM
·

Sebagai sarana komunikasi politik (penyalur aspirasi dan pendapat rakyat kepada
pihak pemerintah)


3

·

Sebagai sarana sosialisasi politik (penanaman nilai dan norma terhadap masalah-

·

masalah politik)
Sebagai sarana rekruitmen politik (mencari dan mengajak untuk turut aktif dalam

·

kegiatan politik sebagai anggota partai)
Sebagai sarana pengatur konflik (turut mengatasi kesalahpahaman yang terjadi
pemerintahan maupun masyarakat)

2.3 Kelemahan Partai Politik
Menurut Pof.Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H dalam bukunya yang berjudul Pengantar
Ilmu Hukum Tata Negara, adanya organisai itu,, tentu dapat dikataakan juga mengandung

beberapa kelemahan diantaranya :
1.

Bersifat oligarkis

Organisasi dan termasuk juga organisasi partai politik, kadang-kadang bertindak dengan
lantang untuk dan nama kepentingan rakyat, tetapi dalam kenyataannya dilapangan justru
berjuang untuk kepentingan pengurusnya sendiri.
Maka untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan beberapa mekanisme penunjang yaitu :
1. Mekanisme internal yang menjamin demokrastisassi melalui pertisipasi anggota
partai politik itu sendiri dalam proses pengambilan keputusan. Anggaran dasar dan
rumah tangga ,, sesuai tuntutan perkembangan, perlu diperkenalkan pula sistem kode
etika positif. Dengan demikian, norma hukum, norma moral, dan norma etika
diharapkan dapat berfungsi efektif membangun kultur internal setiap partai politik
2. Mekanisme keterbukaan partai dimana warga masyarakat diluar partai dapat
ikut serta berpartisipasi dalam penentuan kebijakan yang hendak diperjuangkan
melalui oleh partai politik
3. Penyelenggaraan Negara yang baik dengan makin meningkatnya kualitas pelayanan
public serta keterbukaan dan akuntabilitas organisasi kekuasaan dalam kegiatan
penyelenggaraan Negara.

4. Berkembangnya pers bebas yang semakin professional dan mendidik. Media pers
merupakan saluran komunikasi massa yang menjangkau sasaran yang sangat luas,
peranannya dalam demokrasi sangat menentukan.
2.4 Pengertian Sitem Pemilihan Umum
Sistem Pemilihan umum ialah suatu proses pemilihan orang-orang yang
diselenggrakan dalam suatu lembaga yang terstruktur untuk mengisi jabatan-jabatan politik
tertentu, seperti presiden, wakil presiden, wakil rakyat di berbagai tingkat pemerintahan,
4

sampai yang paling sederhana atau paling kecil yaitu kepala desa. Pada konteks yang lebih
luas, pemilihan umum juga dapat berarti proses mengisi jabatan-jabatan tertentu.
Pemilihan umum harus dilakukan secara demokratis.
Menurut Austin Ranney, Pemilu dikatakan demokratis apabila memenuhi kriteria sebagai
berikut:
·
·
·
·
·
·

·

Penyelenggaraan secara periodik (regular election),
Pilihan yang bermakna (meaningful choices),
Kebebasan untuk mengusulkan calon (freedom to put forth candidate),
Hak pilih umum bagi kaum dewasa (universal adult suffrage),
Kesetaraan bobot suara (equal weighting votes),
Kebebasan untuk memilih (free registration oh choice),
Kejujuran dalam perhitungan suara dan pelaporan hasil (accurate counting of
choices and reporting of results)

2.5 Lembaga Penyelenggara Pemilihan Umum
Komisi

Pemilihan

Umum (disingkat KPU)

adalah lembaga


negara yang

menyelenggarakan pemilihan umum di Indonesia.
Dalam Pasal 10 Undang-undang Nomor 3 Tahun 1999 tentang Pemilihan Umum
dan Pasal 2 Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1999 tentang Pembentukan Komisi
Pemilihan Umum dan Penetapan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Umum Komisi
Pemilihan Umum, dijelaskan bahwa untuk melaksanakan Pemilihan Umum, KPU
mempunyai tugas kewenangan sebagai berikut :
·
·

Merencanakan dan mempersiapkan pelaksanaan Pemilihan Umum
Menerima, meneliti dan menetapkan Partai-partai Politik yang berhak sebagai

·

peserta Pemilihan Umum
Membentuk Panitia Pemilihan Indonesia yang selanjutnya disebut PPI dan
mengkoordinasikan kegiatan Pemilihan Umum mulai dari tingkat pusat sampai di


·

Tempat Pemungutan Suara yang selanjutnya disebut TPS
Menetapkan jumlah kursi anggota DPR, DPRD I dan DPRD II untuk setiap daerah

·

pemilihan
Menetapkan keseluruhan hasil Pemilihan Umum di semua daerah pemilihan untuk

·

DPR, DPRD I dan DPRD II
Mengumpulkan dan mensistemasikan bahan-bahan serta data hasil Pemilihan

·

Umum
Memimpin tahapan kegiatan Pemilihan Umum.

Dalam Pasal 2 Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1999 terdapat tambahan huruf:
1.

Tugas dan kewenangan lainnya yang ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 3

Tahun 1999 tentang Pemilihan Umum.
5

Sedangkan dalam Pasal 11 Undang-undang Nomor 3 Tahun 1999 tersebut juga
ditambahkan, bahwa selain tugas dan kewenangan KPU sebagai dimaksud dalam Pasal 10,
selambat-lambatnya 3 (tiga) tahun setelah Pemilihan Umum dilaksanakan, KPU
mengevaluasi sistem Pemilihan Umum
2.6 Tujuan Pemilihan Umum
Menurut Pof.Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H dalam bukunya yang berjudul Pengantar
Ilmu Hukum Tata Negara, tujuan penyelenggaraan pemilihan umum itu ada empat yaitu :
1.

Untuk memungkinkan terjadinya peralihan kepemimpinan pemerintahan secara

2.

tertib
Untuk memungkinkan terjadinya pergantian pejabat yang akan mewakili

3.
4.

kepentingan rakyat dilembaga perwakilan
Untuk melakasanakan prinsip kedaulatan rakyat
Untuk melaksanakan prinsip hak-hak asasi warga Negara

2.7 Macam-Macam Sistem Pemilihan Umum
a. Sistem pemilu mekanis dan organis
Sistem pemilu mekanis yang melihat rakyat sebagai massa individu yang
sama. Individu tetap dilihat sebagai penyandang hak pilih yang bersifat aktif dan
memandang korps pemilih sebagai massa individu-individu, yang masing-masing memiliki
satu suara dalam setiap pemilihan
Sistem organis, pandangannya menempatkan rakyat sebagai sejumlah
individu-individu yang hhidup bersama dalam berbagai macam persekutuan hidup
berdasarkan genologis, lapisan-lapisan sosial, dan lembaga-lembaga sosial. Kelompokkelompok dalam masyarakat dilihat sebagai suatu organism yang terdiri atas organ-organ
yang mempunyai kedudukan dan fungsitertentu dalam totalitas organisme, dengan
pandangan demikian, persekutuan-persekutuan hidup itulah yang diutamakan sebagai
penyandang dan pengendali hak pilih. Dengan kata lain persekutuan itulah yang
mempunyai hak pilih untuk mengutus wakil-wakilnya kepada badan-badan perwakilan
masyarakat.
b. Sistem Distrik dan Proporsional
1) Sistem Perwakilan Distrik/Mayoritas
Wilayah negara dibagi dalam distrik atau daerah-daerah pemilihan yang jumlahnya sama
dengan jumlah anggota lembaga perwakilan rakyat yang diperlukan untuk dipilih.
Misalnya, jumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat ditentukan 500 orang maka wilayah
6

negara dibagi menjadi 500 distrik atau daerah pemilihan. negara dibagi dalam sejumlah
besar distrik dan jumlah wakil rakyat dalam dewan perwakilan rakyat ditentukan oleh
jumlah distrik. Calon yang dalam satu distrik memperoleh suara yang terbanyak menang,
sedangkan suara-suara yang ditujukan kepada calon-calon lain dalam distrik itu dianggap
hilang dan tidak diperhitungkan lagi, bagaimana kecil pun selisih kekalahannya. Sistem ini
sering digunakan di Negara yang memiliki sistem dwi-partai seperti Inggris dan bekas
jajahannya (Amerika, India dan Malaysia).
2) Sistem Perwakilan Berimbang/Proporsional
Persentase kursi di lembaga perwakilan rakyat dibagikan kepada setiap partai politik,
sesuai dengan persentase jumlah suara yang diperoleh setiap partai politik. Umpamanya,
jumlah pemilih yang sah pada suatu Pemilihan Umum mencapai 1.000.000 orang. Jumlah
kursi di lembaga perwakilan rakyat 100 kursi, berarti untuk satu orang wakil rakyat
dibutuhkan suara 10.000 suara.
Dasar pemikiran Proporsional adalah kesadaran untuk menerjemahkan penyebaran
suara pemilih bagi setiap partai menurut proporsi kursi yang ada di legislatif. Dalam sistem
ini, satu wilayah danggap sebagai satu kesatuan, dan dalam wilayah itu jumlah kursi dibagi
sesuai jumlah suara yang diperoleh oleh para kontestan, secara nasional, tanpa
menghiraukan distribusi suara itu.
Dalam sistem ini setiap suara dihitung, dalam arti bahwa suara lebih yang diperoleh
oleh sesuatu partai atau golongan dalam suatu daerah pemilihan dapat ditambahkan pada
jumlah suara yang diterima oleh partai atau golongan itu dalam daerah pemilihan lain.
untuk menggenapkan jumlah suara yang diperlukan guna memperoleh kursi tambahan.
Jika sistem distrik sering digunakan di negara yang menganut sistem dwi-partai, maka
sistem proposional banyak digunakan di negara yang menganut sistem banyak partai
seperti Belanda, Italia, Swedia, Belgia dll

BAB III
PENUTUP
3.1

Kesimpulan
Pengertian Partai Politik Secara Umum yaitu : Suatu kelompok yang terorganisir

yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama. Fungsi
partai politik yaitu : Partai sebagai sarana komunikasi politik, Partai sebagai sarana
7

sosialisasi politik, Partai sebagai sarana rekruitmen politik, Partai sebagai sarana pengatur
konflik. Sistem Pemilihan umum ialah suatu proses pemilihan orang-orang yang
diselenggarakan dalam suatu lembaga yang terstruktur untuk mengisi jabatan-jabatan
politik tertentu, seperti presiden, wakil presiden, wakil rakyat di berbagai tingkat
pemerintahan, sampai yang paling sederhana atau paling kecil yaitu kepala desa. Pada
konteks yang lebih luas, pemilihan umum juga dapat berarti proses mengisi jabatanjabatan tertentu. Komisi Pemilihan Umum(disingkat KPU) adalah lembaga negara yang
menyelenggarakan pemilihan umum di Indonesia. KPU mempunyai tugas kewenangan
sebagai

berikut : Merencanakan

dan

mempersiapkan

pelaksanaan

Pemilihan

Umum; Menerima, meneliti dan menetapkan Partai-partai Politik yang berhak sebagai
peserta Pemilihan Umum,Membentuk Panitia Pemilihan Indonesia yang selanjutnya
disebut PPI dan mengkoordinasikan kegiatan Pemilihan Umum mulai dari tingkat pusat
sampai di Tempat Pemungutan Suara yang selanjutnya disebut TPS; Menetapkan jumlah
kursi anggota DPR, DPRD I dan DPRD II untuk setiap daerah pemilihan;Menetapkan
keseluruhan hasil Pemilihan Umum di semua daerah pemilihan untuk DPR, DPRD I dan
DPRD II; Mengumpulkan dan mensistemasikan bahan-bahan serta data hasil Pemilihan
Umum; Memimpin tahapan kegiatan Pemilihan Umum.Macam-Macam Sistem Pemilihan
Umum : a.Sistem pemilu mekanis dan organis b.Sistem Distrik dan Proporsional

DAFTAR PUSTAKA
Budiardjo, Mirriam, 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama
Asshiddiqie, Jimly, 2013. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara. Jakarta. RajaGrafindo
Persada
http://www.kpu.go.id/index.php/pages/detail/2008/5/Tugas-dan-Kewenangan, Di unduh
pada tanggal 03 januri 2008
8

Wikipedia.org.id

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
9

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................2
2.1 Pengertian Partai Politik...........................................................................................2
2.2 Fungsi Partai Politik..................................................................................................3
2.3 Kelemahan Partai Politik..........................................................................................4
2.4 Pengertian Sitem Pemilihan Umum..........................................................................4
2.5 Lembaga Penyelenggara Pemilihan Umum..............................................................5
2.6 Tujuan Pemilihan Umum..........................................................................................6
2.7 Macam-Macam Sistem Pemilihan Umum................................................................6
BAB III PENUTUP.......................................................................................................8
3.1

Kesimpulan...........................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................9

ii

10

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25