Kebijakan Harian PROHABA dalam Menyajikan Pemberitaan Kejahatan Seksual.

ABSTRAK

Dara Aziliya, 210110090145. Kebijakan Harian PROHABA dalam Menyajikan
Pemberitaan

Kejahatan

Seksual.

Pembimbing

Utama

Dr.

Herlina

Agustin,S.Sos.,MT dan pembimbing pendamping Ipit Zulfan,S.Sos.,M.I.Kom.,
Fakultas Ilmu Komunikasi Jurusan Jurnalistik Universitas Padjadjaran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan


memahami kebijakan

harian PROHABA, media massa lokal di Aceh, dalam menyajikan pemberitaan
kejahatan seksual. Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan
pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi,
wawancara, studi pustaka, dan studi dokumentasi.
Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa dalam menyajikan berita
dugaan perbuatan asusila, harian PROHABA dengan sengaja tidak melakukan
salah satu kewajibannya, yaitu verifikasi. Berita dugaan perbuatan asusila kerap
disajikan tanpa tanggapan dari korban/pelaku, hanya menggunakan tanggapan
dari instansi pemerintah, yaitu polisi syariat (Wilayatul Hisbah).
Media massa melalui kebijakan

redaksi dan wartawannya seharusnya

tidak melupakan tugas utama sebagai pemberi informasi yang komprehensif.
Pemerintah

Aceh sebaiknya menyusun regulasi yang mengatur pemberitaan


berbasis Syariat Islam, agar media massa tidak menyajikan berita yang hanya
mengedepankan sensasionalitas. Penulis juga memberi saran agar PROHABA
mendirikan ombudsman untuk memantau pemberitaan, sehingga menghasilkan
berita-berita yang edukatif dan kredibel.

iv

ABSTRACT
Dara Aziliya , 210 110 090 145 .The Policy of PROHABA Daily in Reporting
Sexual Misconduct News . Main Supervisor Dr. Herlina Agustin,S.Sos.,MT and
Secondary Supervisor Ipit Zulfan,S.Sos.,M.I.Kom., Faculty of Communication ,
Department of Journalism, University of Padjadjaran.
This study aims to identify and understand the policy of one of the local
daily papers, PROHABA, in reporting sexual misconduct news. A qualitative
research method was used with a case study approach. Data was collected
through observation , interviews , literatures study , and study of documentations.
The results showed that PROHABA didn’t take any verification action to
clarify the sexual misconduct news, which mean one of PROHABA duty as a
mass media, has been neglected. Stories of sexual misconduct is often being
presented without a single response arose from the victim / perpetrator , using

only responses from government agencies , in this case, The Shari'a Police.
A mass media, through its policy should not forget its educational and
informational functions. The regulations based on Islamic law should be
formulate , so issues that lack of verifying and educational aspect won’t be
published. PROHABA should establish an ombudsman in so that the news being
published would have credibility and educational aspects.

v