PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI (Studi Kasus Pada PNS dan Non PNS Yang Bekerja Di Bagian Keuangan Dinas Kebersihan Dan Pertamanan Kota Surabaya).

PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP TINGKAT
PEMAHAMAN AKUNTANSI
(Studi Kasus Pada PNS dan Non PNS Yang Beker ja Di Bagian Keuangan Dinas
Kebersihan Dan Pertamanan Kota Surabaya).

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyar atan
dalam Memperoleh Gelar Sar jana EKONOMI DAN BISNIS
Pr ogdi Akuntansi

Oleh :
Tr i Ghama Dawegga Putra
1013010087/FE/EA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2014

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP TINGKAT
PEMAHAMAN AKUNTANSI
(Studi Kasus Pada PNS dan Non PNS Yang Beker ja Di Bagian Keuangan Dinas
Kebersihan Dan Pertamanan Kota Surabaya).

SKRIPSI

Oleh :
Tr i Ghama Dawegga Putra
1013010087/FEB/EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2014

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI

PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP TINGKAT
PEMAHAMAN AKUNTANSI
(Studi Kasus Pada PNS dan Non PNS Yang Beker ja Di Bagian Keuangan Dinas
Kebersihan Dan Pertamanan Kota Surabaya).
Disusun Oleh :
Tr i Ghama Dawegga Putra
1013010087
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
Progdi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
pada tanggal 28 Februari 2014

Pembimbing :
Pembimbing Utama

Tim Penguji :
Ketua

Dr. Gideon Setyo Budi, MSi


Dr. Gideon Setyo Budi, MSi
Sekertaris

Dra. Ec. Sri Hastuti, MSi
Anggota

Dra. Ec. Tituk DW, MAks
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Dr.H. Dhani Ichsanuddin Nur, MM
NIP. 19630924 198903 1001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat,

hidayah, dan karuniaNya yang tak terhingga sehingga penulis memiliki kesempatan
mendapatkan ilmu hingga jenjang Perguruan Tinggi. Berkat rahmatNya pula penulis bias
menyeleseikan skripsi dengan judul “PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI” (Studi kasus Pegawai Negeri Sipil
yang menangani keuangan yang bekerja pada DInas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya
Jawa Timur).
Sebagaimana diketahui bahwa penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
dapat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE). penyusunan skripsi ini telah mendapatkan
dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada :
1.

Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, M.P selaku Rektor Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2.

Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, M.M selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.


3.

Bapak Drs. Ec. H. R.A Suwaidi, M.S selaku Wakil Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4.

Bapak Dr. Hero Priono, SE, M.Si, Ak, CA selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
i

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5.

Bapak Dr. Gideon Setyo Budiwitjaksono, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, waktu, dan saran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

6.


Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur atas ilmu dan pengetahuan yang
diberikan.

7.

Kedua Orang Tua, Ayahanda Heri Basuki (alm) dan Ibunda Tjitjik Lidiana, terima kasih
atas segala doa dan bimbingan, kesabaran, pengorbanan dan kasih sayang yang tiada
hentinya.

8.

Kedua Kakak, sahabat, teman, yang memberikan dorongan dalam penulisan skripsi ini.

9.

Bapak dan Ibu Selaku Staf di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

10.


Bapak dan Ibu Selaku Staf Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya yang telah
memabantu penyusunan Skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, oleh

karenanya penulis senatiasa mengharapkan kritik dan saran bagi perbaikan di masa mendatang.
Besar harapan penulis, semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Surabaya, Febuari 2014

Penulis

ii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..........................................................................................


i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................

v

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ vii
BAB 1

PENDAHULUAN ...............................................................................

1

1.1

Latar Belakang ............................................................................

1


1.2

Rumusan Masalah........................................................................

6

1.3

Tujuan Penelitian ........................................................................

6

1.4

Manfaat Penelitian .......................................................................

7

BAB 11 LANDASAN TEORI ..........................................................................


8

2.1

Hasil Penelitian Terdahulu .........................................................

8

2.2

Landasan Teori ........................................................................... 13
2.2.1 Pendidikan ......................................................................... 13
2.2.1.1 Pengertian Belajar................................................. 13
2.2.1.2 Pengertian Pembelajaran ...................................... 13
2.2.1.3 Pengertian Organisasi Belajar .............................. 14
2.2.1.4 Pengertian Pendidikan .......................................... 16
2.2.1.5 Jenis Pendidikan ................................................... 17
2.2.1.6 Tujuan Pendidikan ................................................ 19
2.2.2 Pelatihan.............................................................................. 19

2.2.2.1 Pengertian Pelatihan ............................................. 19

iii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.2.2 Tujuan Pelatihan ................................................... 21
2.2.2.3 Analisis Kebutuhan Pelatihan .............................. 22
2.2.2.4 Metode Pelatihan ................................................... 24
2.2.2.5 Evaluasi Pelatihan ................................................. 28
2.2.3 Tingkat Pemahaman Akuntansi......................................... 29
2.2.3.1 Pengertian Pemahaman ............................................ 29
2.2.3.2 Pengertian Akuntansi ................................................ 30
2.2.3.3 Pengertian Akuntansi Sektor Publik ........................ 31
2.2.3.4 Pengertian Akuntansi Keuangan Daerah ................. 32
2.2.3.5 Pengertian Pemahaman Akuntansi .......................... 32
2.3

Kerangka Pikir ............................................................................. 32
2.3.1 Pengertian Pengaruh Pendidikan Terhadap Tingkat
Pemahaman Akuntansi...................................................... 33
2.3.2 Pengertian Pengaruh Pelatihan Terhadap Tingkat Pe
-mahaman Akuntansi ........................................................ 33

2.4

Hipotesis Penelitian ..................................................................... 35

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 36
3.1

Objek Penelitian .......................................................................... 36

3.2

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ....................... 36
3.2.1 Definisi Operasional ......................................................... 37
3.2.2 Pengukuran Variabel .......................................................... 39

3.3

Teknik Penentuan Sampel........................................................... 40
3.3.1 Populasi ............................................................................... 40

iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.3.2 Sampel................................................................................. 41
3.4

Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 41
3.4.1 Jenis Data ............................................................................ 41
3.4.2 Sumber Data ....................................................................... 42
3.4.3 Pengumpulan Data ............................................................. 42

3.5

Teknik Analisis dan Uji Hipotesis .............................................. 42
3.5.1 Teknik Analisis Data .......................................................... 42
3.5.2 Uji Asumsi Klasik .............................................................. 44
3.5.3 Analisis Regresi Linier Berganda ..................................... 45
3.5.4 Uji Hipotesis ....................................................................... 46
3.5.5 Uji Parsial ........................................................................... 47

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.................................. 49
4.1

Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................... 49
4.1.1 Variabel Pendidikan (X1) ................................................... 49
4.1.2 Variabel Pelatihan (X2) ...................................................... 51
4.1.3 Variabel Tingkat Pemahaman Akuntansi (Y) .................. 52

4.2

Uji Kualitas Data ......................................................................... 54
4.2.1 Uji Validitas........................................................................ 54
4.2.2 Uji Realibilitas .................................................................... 57
4.2.3 Uji Normalitas .................................................................... 58

4.3 Uji Asumsi Klasik ........................................................................... 59
4.3.1 Multikolinieritas ................................................................. 60
4.4.2 Uji Heteroskedastisitas....................................................... 61

v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.4

Analisis Regresi Linier Berganda............................................... 62
4.4.1 Persamaan Regresi ............................................................. 62
4.4.2 Uji Hipotesis ....................................................................... 63
4.4.2.1 Uji Kesesuaian Model F .......................................... 63
4.4.2.2 Koefisien Determinasi (R2) ..................................... 64
4.4.2.3 Uji t (Uji Parsial) ...................................................... 65

4.5

Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 71
5.1

Kesimpulan .................................................................................. 71

5.2

Saran ............................................................................................. 71

5.3

Keterbatasan dan Implikasi ......................................................... 72
5.3.1 Keterbatasan ....................................................................... 72
5.3.2 Implikasi ............................................................................. 73

vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN
AKUNTANSI
(Studi Kasus Pegawai Negeri Sipil dan Non Pegawai Neger i Sipil yang menangani
keuangan yang bekerja pada Dinas Kebersihan dan Per tamanan Kota Sur abaya)
Oleh
Tri Ghama Dawegga Putra
Abstrak
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada pegawai yang menangani keuangan di
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya diketahui bahwa latar belakang sangat
beragam, oleh karena itu tingkat pemahaman akuntansi yang dimiliki oleh pegawai yang
menangani keuangan di lingkup Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya perlu diteliti
karena apabila ada peraturan – peraturan yang dikeluarkan pemerintah mengenai pengelolaan
keuangan bias dijalankan dengan maksimal. Selain pendidikan, pelatihan juga merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi tingkat pemahaman akuntansi
Sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling yaitu sampel dengan kriteria
tertentu sedangkan teknik analisis yang dipergunakan adalah analisis Regresi Linier Berganda.
Data yang dipergunakan adalah data primer. Hasil analisis kemudian di analisis dengan uji
asumsi klasik serta F dan uji t.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan dan pelatihan tidak berpengaruh
signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi dengan nilai koefisien R-Square 0,298 yang
artinya adalah variabel pendidikan dan pelatihan mempengaruhi variabel tingkat pemahaman
akuntansi sebesar 29,8%. Hasil uji t diatas menunjukkan bahwa secara parsial variabel
pendidikan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pemahaman akunatansi. Hal ini
ditunjukkan dari nilai thitung pada variabel pendidikan sebesar 1,619 dengan tingkat signifikan
sebesar 0,136 lebih besar dari 0,05 sedangkan pada variabel pelatihan juga tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Hal ini ditunjukkan dari nilai thitung
pada variabel pelatihan sebesar 0,294 dengan tingkat signifikan sebesar 0,775 lebih besar dari
0,05.
Kata Kunci : Pendidikan, Pelatihan, dan Tingkat Pemahaman Akuntansi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan negera yang sedang berkembang yang
memerlukan tenaga kerja yang ahli dan terampil di bidangnya untuk membangun
bangsa dan negara. Bidang pendidikan menempati prioritas utama dalam tahapan
pelaksanaan pembangunan, sehingga untuk memperoleh sumber daya yang
berkualitas dibutuhkan pendidikan yang sesuai dengan bidang pekerjaannya masing –
masing. Suatu instansi pemerintah maupun perusahaan swasta atau perusahaan negara
harus mampu mengembangkan sumber daya manusianya melalui beberapa kegiatan
seperti pelatihan agar menjadi tenaga kerja yang benar – benar dibutuhkan dan
berkompeten. Menurut lembaga administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia
(1995:221) menjelaskan tentang pelatihan bagi pegawai negeri adalah dari pendidikan
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya sesuai dengan tuntunan
pekerjaannya.
Pengembangan sumber daya manusia adalah segala upaya yang sistematis dan
terencana dalam rangka mewujudkan dan meningkatkan kualitas SDM, baik yang
menyangkut aspek fisik maupun non fisik, sehingga dapat menghasilkan kinerja yang
tinggi baik bagi dirinya maupun bagi organisasi itu sendiri (Hermanto, 2005:132).
Kualitas sumber daya manusia yang dibutuhkan dapat terpenuhi dengan dilakukannya
pengembangan yang mengarah kepada pendidikan dan pelatihan sumber daya

1

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

manusia. Pendidikan dan pelatihan merupakan upaya untuk mengembangkan sumber
daya manusia, terutama untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan
kepribadian manusia (Hermanto, 2005:131).
Sumber daya manusia dalam hal ini khususnya Pegawai Negeri Sipil (PNS)
mempunyai pengaruh yang sangat penting, untuk meningkatkan kualitas agar mereka
memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan tuntutan rakyat. “Pembinaan SDM
selama bekerja dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan, baik bersifat manajerial,
teknis fungsional, maupun bersifat struktural” ( Hermanto, 2005:131 ). Salah satu
jenis pendidikan dan pelatihan yang mendapat perhatian penting yaitu pendidikan dan
pelatihan di bidang akuntansi. Bidang akuntansi sangat berperan penting dalam
menyediakan informasi yang dapat dipakai untuk menilai kinerja suatu instansi
maupun dalam rangka mewujudkan pengelolaan keuangan yang akuntabel dan
transparan kepada publik, oleh sebab itu pembinaan para pegawai di bidang akuntansi
dapat menentukan baik tidaknya pengelolaan suatu instansi pemerintahan. Jika suatu
instansi tidak bisa membina pegawai dalam hal pendidikan dan pelatihan terhadap
akuntansi maka pegawai di instansi tersebut tidak memiliki tingkat pemahaman yang
sesuai dengan posisi pekerjaanya, pendidikan dan pelatihan tertentu terhadap
akuntansi dapat meningkatkan akuntabilitas pegawai terhadap pemahaman akuntansi.
Seluruh pihak bangsa Indonesia saat ini sedang mengalami masa pemulihan
setelah masa reformasi termasuk pemerintahan sendiri mencoba mengatasi hal ini
dengan melakukan reformasi di segala bidang. Salah satu usaha pemerintah Indonesia

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

untuk memulihkan kondisi ekonomi, sosial dan politik dengan mengembalikan
pemeritahan yang bersih dan berwibawa atau dikenal dengan istilah good governance
(Alnusia, 2007). Di lain pihak sumber daya manusia di Indonesia dianggap kurang
memahami pentingnya tingkat akuntabilitas yang tinggi. Menurut Sadjiarto
(2000:140), akuntabilitas pemerintah tidak dapat diketahui tanpa pemerintah
memberitahukan kepada rakyat tentang informasi sehubungan dengan pengumpulan
sumber daya dan sumber dana masyarakat beserta penggunaannya dan pemerintah
wajib memberikan pertanggung jawabannya atas semua aktivitasnya kepada
masyarakat. Sebagai wujud pertanggungjawaban pemerintah diperlukan suatu laporan
keuangan yang harus menyediakan informasi yang dapat dipakai oleh pengguna
laporan keuangan untuk menilai akuntabilitas pemerintahan dalam pembuatan
keputusan ekonomi, sosial dan politik. Akuntabilitas diartikan sebagai hubungan
antara pihak yang memegang kendali dan mengatur entitas dengan pihak yang
memiliki kekuatan formal atas pihak pengendalian tersebut (Sadjiarto, 2000:140).
Keingintahuan masyarakat tentang akuntabilitas pemerintahan tidak dapat
dipenuhi dengan hanya informasi keuangan saja. Masyarakat ingin tahu lebih jauh
apakah pemerintah yang dipilihnya telah beroperasi dengan ekonomis, efisien, dan
efektif. Menurut Sadjiarto (2000:139), ada beberapa teknik yang dikembangkan untuk
memperkuat sistem akuntabilitas yang sangat dipengaruhi oleh metode yang banyak
dipakai dalam akuntansi, manajemen dan riset. Pemerintah sebagai pelaku utama
pelaksanaan good governance ini dituntut untuk memberikan pertanggungjawaban

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

yang lebih transparan dan lebih akurat. Hal ini semakin penting dilakukan dalam era
reformasi ini melalui pemberdayaan peran lembaga kontrol sebagai pengimbang
kekuasaan pemerintah (Sadjiarto, 2000)
Saat ini pemerintah berupaya mewujudkan pemeritahan yang bersih dan
transparasi dengan mengeluarkan kepmendagri No. 13 tahun 2006 tentang tata cara
pengelolaan keuangan, serta peraturan PP No. 71 tahun 2010 mengenai standar
akuntansi pemerintahan yang bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas agar
tercapainya pemerintahan yang bersih bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme
(KKN). Untuk itu dibutuhkan tingkat pemahaman akuntansi yang tinggi, khususnya
pada pegawai di suatu perusahaan, lembaga atau instansi pemerintah baik pusat
maupun daerah.
Kondisi tingkat pemahaman akuntansi para pegawai pemerintahan di
Indonesia yang bekerja di bagian keuangan/akuntansi masih jauh dari yang
diharapkan. Diperlukan upaya untuk meningkatkan kemampuan pegawai yang
memiliki latar belakang pendidikan dan pelatihan di bidang akuntansi. Saat ini jumlah
pegawai yang memilki latar belakang pendidikannya bukan berasal dari bidang
ekonomi/akuntansi di instansi pemerintahan menunjukkan kondisi sebagai berikut :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

Tabel 1.1 Rincian pegawai di bagian keuangan
berdasarkan latar belakang pendidikan.
Dinas Kebersihan dan
Pertamanan
Pendidikan
Jumlah
SD
2 orang
SMP
2 orang
SMA
18 orang
SE
1 orang
SP
1 orang
S1
SH
2 orang
Total
26 orang
Sumber : Dinas Kebersihan dan Pertamanan Surabaya,November 2013.
Berdasarkan data di atas menunjukan, bahwa hanya terdapat satu pegawai di
instansi pemerintah khususnya di bagian keuangan yang memiliki latar belakang
pendidikan berasal dari ekonomi, sedangkan pegawai yang lainnya tidak memiliki
latar belakang pendidikan ekonomi/akuntansi serta belum memahami sepenuhnya
tentang akuntansi. Khususnya Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya
menunjukkan tingkat persentase pegawai yang memiliki latar belakang pendidikan di
luar bidang ekonomi/akuntansi sebesar 96% atau 25 pegawai dari 26 pegawai di
bagian keuangan. Berdasarkan hasil survey peneliti di Dinas Kebersihan dan
Pertamanan Kota Surabaya terdapat 2 pegawai yang statusnya bukan PNS dan
menurut hasil wawancara peneliti dengan salah satu pegawai bagian keuangan bahwa
jumlah pegawai keuangan sebanyak 13 orang, dan 13 orang lainnya merupakan
pegawai bagian tata usaha yang membantu tugas – tugas pegawai bagian keuangan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tingkat kemampuan pegawai di bidang
akuntansi masih jauh dari yang diharapkan.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut penelitian ini akan mengambil
judul

“PENGARUH

PENDIDIKAN

DAN

PELATIHAN

TERHADAP

TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI” (Studi Kasus Pada PNS dan Non
PNS Yang Beker ja Di Bagian Keuangan Dinas Keber sihan & Per tamanan Kota
Surabaya).
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada maka perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah :
a.

Apakah Pendidikan berpengaruh terhadap tingkat pemahaman
akuntansi?.

b.

Apakah

Pelatihan

berpengaruh

terhadap

tingkat

pemahaman

akuntansi?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris
a.

Apakah terdapat pengaruh Pendidikan terhadap tingkat pemahaman
akuntansi para pegawai yang bekerja di bagian keuangan Dinas
Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

b.

Apakah terdapat pengaruh Pelatihan terhadap tingkat pemahaman
akuntansi para pegawai yang bekerja di bagian keuangan Dinas
Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya.

1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk semua pihak yang
bersangkutan dalam penelitian ini, baik manfaat secara praktis maupun secara
akademis.
a.

Manfaat Operasional (praktis)
1)

Memberikan referensi bagi instansi dalam mengelola sumber daya
manusia yang berkompeten.

b.

Manfaat dalam Pengembangan Ilmu (akademis)
1)

Dapat dijadikan bahan perbandingan yang relevan untuk penelitian
selanjutnya.

2)

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta
mengetahui faktor apa yang mempengaruhi tingkat pemahaman
akuntansi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Hasil Penelitian Ter dahulu
Penelitian yang berhubungan dengan pengaruh pendidikan dan pelatihan
terhadap tingkat pemahaman akuntansi sudah pernah dikaji dalam beberapa skripsi.
Pada bagian ini membahas hal – hal yang berhubungan dengan penelitian yang telah
dilakukan sehingga dapat diketahui persamaan dan perbedaan dengan penelititan ini.
Penelitian sebelumnya yang dapat dipakai bahan masukan serta bahan
pengkajian yang berkaitan, antara lain :
a. Indrawan Oktavianto (2011)
1)

Judul penelitian

Analisis pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap tingkat pemahaman
akuntansi pegawai negeri sipil yang bekerja pada Dinas Pendidikan di bagian
keuangan Kota Surabaya.
2)

Permasalahan

Apakah faktor pendidikan dan pelatihan berpengaruh terhadap tingkat
pemahaman akuntansi pada pegawai negeri sipil yang bekerja pada Dinas
Pendidikan di bagian keuangan Kota Surabaya.

8

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

3)

Kesimpulan
a)

Variabel pendidikan tidak berpengaruh terhadap tingkat
pemahaman akuntansi pada pegawai negeri sipil yang bekerja
pada Dinas Pendidikan bagian keuangan Kota Surabaya.

b)

Terdapat pengaruh antara variable pelatihan dengan tingkat
pemahaman akuntansi pada pegawai negeri sipil yang bekerja
pada Dinas Pendidikan bagian keuangan Kota Surabaya.

b. Hariadi (2012)
1)

Judul penelitian
Analisis Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Tingkat
Pemahaman Akuntansi pegawai negeri sipil yang bekerja pada Dinas
Koperasi dan UMKM Bagian Keuangan Pemprov Jatim.

2)

Permasalahan
Apakah faktor pendidikan dan pelatihan berpengaruh terhadap tingkat
pemahaman akuntansi pada pegawai yang bekerja pada Dinas
Koperasi dan UMKM Bagian Keuangan Pemprov Jatim.

3)

Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
antara variabel pelatihan dengan tingkat pemahaman akuntansi pada

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

pegawai negeri sipil yang bekerja pada Dinas Koperasi dan UMKM
bagian keuangan Kota Surabaya.
c. Triandhani (2013)
1)

Judul Penelitian
Analisis Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Tingkat
Pemahaman Akuntansi Sektor Publik pegawai yang bekerja pada
Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Kependudukan di bagian
keuangan Pemprov Jatim.

2)

Permasalahan
Apakah faktor pendidikan dan pelatihan berpengaruh terhadap tingkat
pemahaman akuntansi sektor publik pada pegawai yang bekerja di
Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Kependudukan bagian
Keuangan Pemprov Jatim.

3)

Kesimpulan
a)

Hipotesis yang menyatakan “diduga terdapat pengaruh positif
antara faktor pendidikan dan pelatihan tehadap tingkat
pemahaman akuntansi sektor publik” teruji kebenarnya.

b)

Variabel pelatihan lebih dominan berpengaruh terhadap tingkat
pemahaman akuntansi sektor publik dibandingkan dengan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

variabel pendidikan. Karena nilai r2Parsial pada variabel
pelatihan lebih besar dibandingkan variabel pendidikan.
Persamaan pada penelitian yang dilakukan sekarang ini dengan penelitian
terdahulu adalah dari segi variabel yaitu pendidikan dan pelatiahan, sedangkan
perbedaan penelitian ini dengan sebelumnya adalah subyek, obyek, dan waktu
penelitian yang berbeda. Hasil penelitian ini adalah secara simultan hasil pengujian
tidak cocok atau tidak sesuai untuk mengetahui pengaruh pendidikan (X1) dan
Pelatihan (X2) terhadap tingkat pemahaman akuntansi (Y).
Berikut ini adalah rangkuman hasil penelitian terdahulu dengan sekarang :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

Tabel. 2.1 : Rangkuman Penelitian Terdahulu dengan Sekarang

No.

Nama
Peneliti

Judul

Variabel

Suryo
Hariadi
(2012)

Pengaruh pendidikan dan Pendidikan
(X1),
Pelatihan
pelatihan terhadap tingkat (X2),Tingkat
Pemahaman
pemahaman akuntansi pada Akuntansi(Y)
PNS yang bekerja pada
Dinas – dinas pemerintah
di
bagian
keuangan
kabupaten ponorogo

Elsa
Triandhani
(2012)

Analisis
pengaruh Pendidikan (X1), Pelatihan (X2),
pendidikan dan pelatihan Tingkat pemahaman akuntansi
terhadap
tingkat sektor publik (Y).
pemahaman
akuntansi
sektor publik pada pegawai
Disnaker bagian keuangan
pemprov jawatimur

Indrawan
Oktavianto
(2011)
3

Analisis
pengaruh Pendidikan (X1), Pelatihan (X2),
pendidikan dan pelatihan Tingkat pemahaman akuntansi (Y)
terhadap
tingkat
pemahaman akuntansi PNS
yang bekerja pada Dinas
Pendidikan
di
bagian
keuangan kota Surabaya.

4

Tri Ghama Pengaruh pendidikan dan Pendidikan
(X1),
Pelatihan
(2014)
pelatihan terhadap tingkat (X2),Tingkat
pemahaman
pemahaman akuntansi pada akuntansi (Y).
pegawai keuangan Dinas
Kebersihan
dan
Pertamanan.

1

2

Sumber : Peneliti

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

2.2. Landasan Teori
Penelitian ini menyajikan beberapa teori yang merupakan dasar utama dari
kerangka pikir dalam usaha pencarian cara ilmiah untuk memecahkan masalah yang
diajukan dalam penelitian
2.2.1.Pendidikan
2.2.1.1.Penger tian Belajar
Menurut Vernon S. Gerlach & Donal P. Ely dalam bukunya teaching &
Media-A systematic Approachn (1971) dalam Arsyad (2011:3) mengemukakan
bahwa “belajar adalah perubahan perilaku, sedangkan perilaku itu adalah tindakan
yang dapat diamati. Dengan kata lain perilaku adalah suatu tindakan yang dapat
diamati atau hasil yang diakibatkan oleh tindakan atau beberapa tindakan yang dapat
diamati”.
2.2.1.2.Penger tian Pembelajaran
Menurut

Darsono

(2002:24-25)

secara umum

menjelaskanpengertian

pembelajaran sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa
sehingga tingkah laku siswa berubah kearah lebih baik. Sedangkan secara khusus
pembelajaran dapat diartikan sebagai berikut :
a.

Teori Behavioristik, mendefinisikan pembelajaran sebagai usaha guru
membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

lingkungan agar terjadi hubungan stimulus dan respon yang perlu
latihan dan setiap latihan yang berhasil harus diberi hadiah dan atau
reinforcement (penguatan)
b.

Teori Kognitif, menjelaskan pengertian pembelajaran sebagai cara
guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir agar dapat
mengenal dan memahami apa yang sedang dipelajari.

c.

Teori Gestalt, menguraikan bahwa pembelajaran merupakan usaha
guru untik memberikan materi pembelajaran sedemikian rupa,
sehingga siswa lebih mudah mengorganisirnya menjadi suatu gestalt
(pola bermakna).

2.2.1.3.Penger tian Organisasi Belajar
Menurut Senge (1990:3) organisasi belajar adalah organisasi yang setiap
orang terus – menerus memperluas kapasitas mereka untuk menciptakan hasil yang
sesungguhnya mereka harapkan, sebagai tempat dikembangkannya pola – pola
berpikir

baru

dan

ekspansif/meluas,

tempat

untuk

mencurahkan

aspirasi

kolektif/kelompok secara bebas, dan tempat para anggotanya belajar secara
berkelanjutan melihat bersama – sama secara keseluruhan. Suatu organisasi dapat
dikatakan sebagai organisasi belajar apabila organisasi tersebut telah memiliki lima
disiplin/pilar antara lain :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

a.

Personal Mastery, belajar untuk memperluas kapasitas personal dalam
mencapai hasil kerja yang paling diinginkan, dan menciptakan
lingkungan organisasi yang menumbuhkan seluruh anggotanya untuk
mengembangkan diri mereka menuju pencapaian sasaran dan makna
bekerja sesuai dengan harapan yang mereka pilih.

b.

Mental Models, proses bercermin, sinambung memperjelas dan
meningkatkan gambaran diri kita tentang dunia luar, dan melihat
bagaimana mereka membentuk keputusan dan tindakan kita.

c.

Shared Vision, membangun rasa komitmen dalam suatu kelompok,
dengan mengembangkan gambaran bersama tentang masa depan yang
akan diciptakan, prinsip dan praktek yang menuntun cara kita
mencapai tujuan masa depan itu.

d.

Team Learning, mentransformasikan pembicaraan dan keahlian
berpikir, sehingga suatu kelompok dapat secara sah mengembangkan
otak dan kemampuan yang lebih besar disbanding ketika masing –
masing anggota kelompok bekerja sendiri. Dalam disiplin inilah
terjadinya dialog dan diskusi di antara para anggotanya. Namun antara
dialog dan diskusi merupakan suatu hal yang saling berbeda.
Perbedaanya terdapat pada tujuannya. Dialog bertujuan untuk
mengeksplorasi pikiran – pikiran, temuan – temuan, dan wawasan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

Sedangkan diskusi bertujuan untuk sampai pada suatu kesimpulan,
keputusan, kesepakatan, atau suatu kesepakatan atau paling tidak
mengidentifikasi prioritas – prioritas.
e.

System Thinking, cara pandang, cara berbahasa untuk menggambarkan
dan memahami kekuatan dan hubungan yang menentukan perilaku
dalam suatu sistem.

Sedangkan Menurut Marquardt (2002:247) yaitu organisasi belajar sebagai
suatu organisasi yang belajar secara kolektif dan bersemangat, dan terus menerus
mentransformasikan dirinya pada pengumpulan, pengelolaan dan penggunaan
pengetahuan yang lebih baik bagi keberhasilan perusahaan. Meberdayakan sumber
daya manusianya baik di teknologi untuk mengoptimalkan baik pembelajaran
maupun produktivitas kerja.
2.2.1.4.Penger tian Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasaan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara (UU Sisdiknas, 2003:1)
Pendidikan adalah proses pengembangan kecakapan seseorang dalam bentuk
sikap dan perilaku yang berlaku dalam masyarakatnya. Proses sosial seseorang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

dipengaruhi oleh sesuatu lingkungan yang terpimpin (khususnya di sekolah) sehingga
ia dapat mencapai kecakapan sosial dan mengembangkan kepribaidannya (Good,
1977:1)
Pendidikan adalah pengaruh lingkungan atas individu untuk menghasilkan
perubahan yang tepat di dalam kebiasaan tingkah lakunya, pikirannya dan
perasaannya (Thomson, 1977:2).
Bahwa pendidikan itu sekarang adalah untuk mempersiapkan manusia bagi
suatu tipe masyarakat yang masih belum ada. Konsep sistem pendidikan mungkin
saja berubah sesuai dengan perkembangan masyarakat dan pengalihan nilai – nilai
kebudayaan. Konsep pendidikan saat ini tidak dapat dilepaskan dari pendidikan yang
harus sesuai dengan tuntutan kebutuhan pendidikan masa lalu, sekarang, dan masa
datang (UNESCO, 1999:2)
2.2.1.5.J enis Pendidikan
Jenis pendidikan ada 3 jenis, yaitu sebagai berikut :
a.

Pendidikan formal,
Merupakan kegiatan yang sistematis, bertingkat/berjenjang, dimulai dari
sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi dan yang setaraf, termasuk
kegiatan studi yang berorientasi akademis dan umum, program spesialisasi,
dan latihan professional, yang dilaksanakan dalam waktu yang terus menerus.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

b.

Pendidikan informal
Merupakan proses yang berlangsung sepanjang usia sehingga setiap orang
memperoleh nilai, sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang bersumber dari
pengalaman hidup sehari – hari, pengaruh lingkungan termasuk pengaruh
kehidupan keluarga, hubugan dengan tetangga, lingkungan pekerjaan dan
permainan, pasar, perpustakaan, dan media massa.

c.

Pendidikan nonformal,
Merupakan setiap kegiatan terorganisasi dan sistematis, diluar sistem
persekolahan yang dilakukan secara mandiri atau merupakan bagian penting
dari kegiatan yang lebih luas, yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta
didik tertentu dalam mencapai tujuan belajarnya.
http://pls.unnes.ac.id/2011/pengertian-tiga-jenis-pendidikan/
Menurut lembaga administrasi Negara Republik Indonesia tahun 1995,

pendidikan dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
a.

Pendidikan umum,
Merupakan pendidikan didalam dan diluar sekolah baik yang diselenggarakan
oleh pemerintah maupun swasta, untuk mempersiapkan dan mengusahakan
para peserta pendidikan tersebut memperoleh pengetahuan umum.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

b.

Pendidikan kejuruan,
Merupakan pendidikan umum yang direncanakan untuk mempersiapkan para
peserta pendidikan tersebut mampu melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
bidang kejuruan.

c.

Pendidikan pegawai negeri,
Merupakan pendidikan yang dilakukan bagi pegawai negeri untuk
meningkatkan kepribadian, pengetahuan, dan kemampuannya sesuai dengan
tuntutan persyaratan jabatan dan pekerjaan sebagai pegawai negeri.

2.2.1.6.Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan yaitu untuk mewujudkan pribadi – pribadi yang mampu
menolong diri sendiri maupun orang lain, sehingga dengan demikian akan terwujud
suatu kehidupan yang sejahtera (Soemanto, 1993:28).
2.2.2. Pelatihan
2.2.2.1 .Pengertian Pelatihan
Pengertian pelatihan yang dilaksanakan, pada hakikatnya berorientasi atau
memberikan penekanan pada tugas yang harus dilaksanakan oleh seorang karyawan,
selain itu pelatihan juga menekankan kepada kemampuan, pengetahuan, keterampilan
dan sikap karyawan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

Menurut Notoatmodjo (2009:16). “Pelatihan merupakan upaya yang berkaitan
dengan peningkatan kemampuan atau keterampilan karyawan yang sudah menduduki
suatu pekerjaan atau tugas tertentu.”
Sementara itu, dari Wexley dan Yulk dalam Mangkunegara (2003)
memberikan penjelasan terhadap pengertian pelatihan, yaitu :
“Training and development are terms reffering to planned efforts designed
facilitate the acquisition of relevant skill, knowledge and attitude by organizational
members.”

Pelatihan dan pengembangan merupakan istilah – istilah yang

berhubungan berencana, yang diselenggarakan untuk mencapai penguasaan skill,
pengetahuan, dan sikap – sikap pegawai atau anggota organisasi.” K Wexley dan
Yulk dalam Mangkunegara, 2003:49).
Oleh Sikula dalam Mangkunegara (2009) menjelaskan bahwa :
“Training is short – terms educational procces utilizing a systematic and
organized procedure by which nonmanagerial personnel learn technical knowledge
and skills for adefinite purpose.” Artinya bahwa pelatihan (training) adalah suatu
proses pendidikan jangka pendek yang mempergunakan prosedur sistematis dan
terorganisasi, pegawai nonmanajerial mempelajari pengetahuan dan keterampilan
teknis dalam tujuan yang terbatas” (Sikula dalam Mangkunegara, 2009:50).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

Dari pengertian tersebut, maka dapat dikatakan bahwa pelatihan lebih
ditujukan

kepada

pegawai

operasional

guna

meningkatkan

pengetahuan,

keterampilan, dan perilaku dalam menunjang pencapaian tujuan organisasi.
2.2.2.2.Tujuan Pelatihan
Menurut

Notoatmodjo

(2009:22)

dalam

bukunya

yang

berjudul



Pengembangan Sumber Daya Manusia” menyatakan bahwa “Terdapat dua macam
tujuan pelatihan yakni Tujuan umum merupakan rumusan tentang kemampuan umum
yang akan dicapai oleh pelatihan tersebut dan Tujuan khusus merupakan rincian
kemampuan yang dirumuskan dalam kemampuan khusus.”
Sementara itu, menurut Mangkunegara (2003:52) tujuan pelatihan antara lain :
a.

Meningkatkan penghayatan jiwa dan ideologi.

b.

Meningkatkan produktuvitas kerja.

c.

Meningkatkan kualitas kerja.

d.

Meningkatkan ketetapan perencanaan sumber daya manusia.

e.

Meningkatkan sikap moral dan semangat kerja.

f.

Meningkatkan rangsangan agar pegawai mampu berprestasi secara
maksimal.

g.

Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja

h.

Menghindarkan keusangan.

i.

Meningkatkan perkembangan pibadi pegawai.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

2.2.2.3.Analisis Kebutuhan Pelatihan
GoldStein dan Buxton dalam Mangkunegara (2005:53) mengemukakan tiga
analisis kebutuhan pelatihan, yaitu organizational, analysis, job or task analysis, and
person analysis.
a. Analisis Organisasi. Menganalisis tujuan organisasi, sumber daya yang ada
dan lingkungan organisasi yang sesuai dengan kenyataan. Wexley dan Latham
dalam Mangkunegara (2003:53) mengemukakan bahwa dalam menganalisis
organisasi perlu diperhatikan pertanyaan “Where is training and development
needed and where is it likely to be successful within an organization?” hal ini
dapat dilakukan dengan cara mengadakan survey sikap pegawai dalam
administrasi. Di samping itu, analisis organisasi dapat menggunakan turnover,
absensi, kartu pelatihan, daftar kemajuan pegawai, dan data perencanaan
pegawai.
b. Analisis Pekerjaan dan Tugas. Analisis pekerjaa dan tugas merupakan dasar
untuk mengembangkan program job training. Sebagaimana program pelatihan
analisis job, dimaksudkkan untuk membantu pegawai meningkatkan
pengetahuan, skill, dan sikap terhadap suatu pekerjaan.
c. Analisis Pegawai. Analisis pegawai difokuskan padda identifikasi khusus
kebutuhan pelatihan bagi pegawai yang bekerja pada job-nya. Kebutuhan
pelatihan pegawai dapat dianalisis secar individu maupun kelompok.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

Sementara itu, oleh Notoatmodjo (2003:20) juga membagi tahapan analisis
kebutuhan pelatihan menjadi tiga tahapan diantaranya :
a. Analisis Organisasi. Analisis organisasi pada hakikatnya menyangkut
pertanyaan – pertanyaan atau bagaimana di dalam organisasi atau institusi ada
personel yang memerlukan pelatihan. Setelah itu dipertimbangkan biaya, alat
– alat, dan perlengkapan yang dipergunakan. Kemudian dilakukan analisis
iklim organisasi, sebab hal ini akan berpengaruh terhadap keberhasilan suatu
program pelatihan sebagai hasil dari analisis iklim organisasi dapat diketahui
kebutuhan – kebutuhan lain dari analisis organisasi ialah penentuan beberapa
banyak karyawan yang perlu dilatih untuk tiap – tiap klasifikasi pekerjaan.
Cara – cara untuk memperoleh informasi – informasi ini ialah melalui angket,
wawancara atau pengamatan.
b. Analisis Pekerjaan (Job Analysis). Analisis Pekerjaan antara lain
menjawab pertanyaan, apa yang harus diajarkan atau diberikan dalam
pelatihan agar para karyawan yang bersangkutan mampu melakukan
pekerjaan secara efektif. Tujuan utama analisis tugas ialah untuk
memperoleh informasi tentang :
1)

Tugas-tugas yang harus dilakukan oleh karyawan.

2)

Tugas-tugas yang dilakukan pada saat itu.

3)

Tugas-tugas yang seharusnya dilakukan, tetapi belum atau
tidak dilakukan karyawan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

4)

Sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan untuk
melakukan pekerjaan dengan baik, dan sebagainya.

c. Analisis Pribadi. Analisis pribadi menjawab akan pertanyaan, siapa membutuhkan
pelatihan dan pelatihan macam apa. Untuk hal ini diperlukan waktu untuk
mengadakan diagnosis yang lengkap tentang masing-masing personel mengenai
kemampuan-kemampuan mereka. Untuk memperoleh informasi ini dapat
dilakukan melalui achievement test, observasi, dan wawancara.
2.2.2.4.Metode Pelatihan
Menurut Notoatmodjo (2009:23), ”Metode pelatihan terbagi menjadi dua
yaitu pelatihan di luar pekerjaan (off the job training) dan pelatihan di dalam
pekerjaan (on the job training).”
a. Pelatihan Di Luar Tugas (Off The Job Training) Pelatihan Di Luar Tugas (Off The
Job Training)
Pelatihan dengan menggunakan metode off the job training ini berarti karyawan
sebagai peserta pelatihan ke luar sementara dari pekerjaannya. Kemudian mengikuti
pelatihan

guna

meningkatkan

pengetahuan

dan

keterampilannya

dengan

menggunakan teknik-teknik belajar mengajar sebagaimana lazimnya.
Pada umumnya metode off the job training ini mempunyai dua macam teknik,
yaitu teknik presentasi informasi dan teknik simulasi. Hal ini sebagaimana yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

dirumuskan oleh Notoatmodjo (2009:24) yang memberikan penjelasan pada kedua
macam teknik ini, bahwa :
”Teknik presentasi informasi ialah menyajikan informasi, yang tujuannya
mengintroduksikan kemampuan, pengetahuan, sikap dan keterampilan
baru kepada para peserta. Harapan akhir dari proses pengetahuan, sikap
dan keterampilan perserta diadopsi oleh peserta dalam pekerjaannya nanti.
Yang termasuk ke dalam teknik ini adalah :
1) Ceramah biasa, dimana pengajar (pelatih) bertatap muka langsung
dengan peserta dan peserta pelatihan pasif mendengarkan.
2) Teknik diskusi, dimana informasi yang akan disajikan disusun dalam
bentuk pertanyaan-pertanyaan atau tugas-tugas yang harus dibahas dan
didiskusikan oleh para peserta aktif.
3) Teknik permodelan perilaku (behavior modeling), ialah salah satu cara
mempelajari atau meniru tindakan (perilaku) dengan mengobservasi
dan meniru model-model. Biasanya model-model perilaku yang harus
diobservasi dan ditiru diproyeksikan dalam video.
4) Teknik magang adalah pengiriman karyawan dari suatu organisasi ke
badan-badan atau organisasi lain yang dianggap lebih maju, baik
secara kelompok maupun perorangan.
Sedangkan simulasi adalah suatu peniruan karakteristik atau perilaku
tertentu dari dunia riil sedemikian rupa, sehingga para peserta pelatihan dapat
merealisasikan seperti keadaan sebenarnya. Dengan demikian, maka apabila

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

para peserta pelatihan kembali ke tempat pekerjaan semula akan mampu
melakukan pekerjaan yang disimulasikan tersebut. Metode-metode simulasi
ini mencakup :
a) Studi kasus (case study), di mana para peserta pelatihan diberikan
suatu studi kasus, kemudian dipelajari dan didiskusikan antara para
peserta pelatihan. Metode ini sangat cocok untuk para peserta manajer
dan administrator yang akan mengembangkan keterampilan dalam
memecahkan masalah – masalah.
b) Permainan peran (role playing). Dalam cara ini para peserta diminta
untuk memainkan (berperan), bagian-bagian dari berbagai karakter
(watak) dalam kasus. Para peserta diminta untuk membayangkan diri
sendiri tentang tindakan (peranan) tertentu yang diciptakan bagi
mereka oleh pelatih. Peserta harus mengambil alih peranan dan sikapsikap dari orang-orang yang ditokohkan itu.
c) Teknik di dalam keranjang (in basket). Metode ini dilakukan dengan
memberi bermacam-macam persoalan kepada para peserta pelatihan.
Dengan kata lain, peserta pelatihan diberi suatu ”Basket” atau
keranjang yang penuh dengan bermacam-macam persoalan yang harus
diatasi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

27

b.

Pelatihan Di Dalam Tugas (On The Job Training)
Pelatihan ini berbentuk penugasan-penugasan pegawai-pegawai di bawah

bimbingan supervisor yang telah berpengalaman (pegawai senior). Para pegawai
senior yang bertugas untuk membimbing pegawai baru diharapkan memperlihatkan
contoh-contoh pekerjaan yang baik, dan memperlihatkan penanganan suatu pekerjaan
yang jelas dan konkret, yang akan dikerjakan oleh pegawai baru tersebut segera
setelah pelatihan berakhir.
Oleh Notoatmodjo (2009:26) menjelaskan beberapa keuntungan yang
diperoleh dari penerapan metode on the job training antara lain :
1)

Sangat ekonomis, karena tidak perlu membiayai para trainers
dan trainee, tidak perlu menyediakan peralatan dan ruang khusus

2)

Para trainee sekaligus berada dalam situasi kerja yang aktual dan
konkret.

3)

Memberikan praktek aktif bagi para trinee terhadap pengetahuan yang
dipelajari.

4)

Para trainee belajar sambil berbuat atau bekerja dan dengan segera
dapat mengetahui apakah yang dikerjakan itu benar atau salah.

Menurut Mangkunegara (2003:62) ”Hampir 90 persen dari pengetahuan
pekerjaan diperoleh melalui metode on the job training. Prosedur metode ini infomal,
observasi sederhana dan mudah serta praktis.”

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

28

Hal ini mengindikasikan bahwa pegawai baru hanya mengamati pekerjan lain
yang sedang dikerjakan oleh pegawai lama sebagai supervisor yang memberikan
pelatihan, dan kemudian mengobservasi perilakunya. Sehingga memberikan
pengetahuan secara praktis akan pekerjaan dan tanggung jawab yang akan diemban.
Selain itu, terlihat bah

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN MOTIVASI KARIR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI (STUDI PADA PNS YANG BEKERJA PADA BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KABUPATEN SIDOARJO).

3 5 107

ANALISIS PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK (Studi kasus pada pegawai yang bekerja pada Bagian Keuangan Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Kependudukan Pemprov Jatim).

14 29 103

PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI (Studi Kasus Pegawai yang menangani keuangan yang bekerja pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Timur).

0 0 85

ANALISIS PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI (Studi kasus pada PNS yang bekerja pada Dinas Koperasi dan UMKM Bagian Keuangan Pemprov Jatim).

1 12 92

ANALISIS PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI (Studi Kasus pada PNS Yang Bekerja Pada Dinas Pendidikan Bagian Keuangan Kota Surabaya ).

2 2 27

ANALISIS PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI (Studi kasus pada PNS yang bekerja pada Dinas Koperasi dan UMKM Bagian Keuangan Pemprov Jatim)

0 4 21

PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI (Studi Kasus Pegawai yang menangani keuangan yang bekerja pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Timur)

0 0 18

ANALISIS PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK (Studi kasus pada pegawai yang bekerja pada Bagian Keuangan Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Kependudukan Pemprov Jatim)

0 3 21

PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI (Studi Kasus Pada PNS dan Non PNS Yang Bekerja Di Bagian Keuangan Dinas Kebersihan Dan Pertamanan Kota Surabaya)

0 0 17

ANALISIS PENGARUH PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN MOTIVASI KARIR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI (STUDI PADA PNS YANG BEKERJA PADA BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KABUPATEN SIDOARJO)

0 0 21