PEMBINGKAIAN BERITA SEPUTAR KENAIKKAN HARGA KEDELAI YANG BERIMBAS PADA LANGKANYA PRODUKSI TAHU DAN TEMPE.

PEMBINGKAIAN BERITA SEPUTAR KENAIKKAN HARGA KEDELAI
YANG BERIMBAS PADA LANGKANYA PRODUKSI TAHU DAN
TEMPE
(Studi Analisis Framing Berita Tentang Kenaikkan Harga Kedelai Yang
Berimbas Pada Langkanya Produksi Tahu dan Tempe Pada Kompas dan
J awa Pos Edisi 24 – 28 J uli 2012)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Pada FISIP UPN “Veteran” J awa Timur

Disusun Oleh :

LULUS YULIANI
0843010128

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2012


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

PEMBINGKAIAN BERITA SEPUTAR KENAIKKAN HARGA
KEDELAI YANG BERIMBAS PADA LANGKANYA
PRODUKSI TAHU DAN TEMPE
(Studi Analisis Framing Berita Tentang Kenaikkan Harga Kedelai Yang
Berimbas Pada Langkanya Produksi Tahu dan Tempe Pada Kompas dan
J awa Pos Edisi 24 – 28 J uli 2012)

Oleh :
LULUS YULIANI
NPM : 0843010128

Telah Disetujui Untuk Mengikuti Ujian Skripsi,

Pembimbing Utama


Dr s, Kusnarto, MSi
NIP. 195808011984021001

Mengetahui,
DEKAN

Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si
NIP. 19550718 198302 2000 1

i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

PEMBINGKAIAN BERITA SEPUTAR KENAIKKAN HARGA KEDELAI
YANG BERIMBAS PADA LANGKANYA PRODUKSI
TAHU DAN TEMPE
(Studi Analisis Framing Berita Tentang Kenaikkan Harga Kedelai Yang
Berimbas Pada Langkanya Produksi Tahu dan Tempe Pada Kompas dan

J awa Pos Edisi 24 – 28 J uli 2012)
Oleh :
LULUS YULIANI
NPM : 0843010128
Telah Dipertahankan Dihadapan dan Diterima Oleh Tim Penguji
Skripsi J urusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur Pada Tanggal 14
Desember 2012.
Pembimbing Utama

Tim Penguji :
1. Ketua

Dr s. Kusnarto, M.Si
NIP. 19580811984021001

Dra. Sumardjijati, M.Si
NIP. 196203231993092001
2. Sekertaris


Dra. Diana Amalia, M.Si
NIP. 19630907 19910 3001
3. Anggota

Drs. Kusnarto, M.Si
NIP. 19580811984021001
Mengetahui,
DEKAN

Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si
NIP. 19550718 198302 2000 1

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

KATA PENGANTAR
Segala ucapan puji syukur kehadirat Allah SWT penulis panjatkan atas

segala rahmat, hidayah dan karunia-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan sebaik – baiknya.
Skripsi ini disusun dengan maksud untuk memenuhi salah satu syarat
untuk mendapatkan gelar Sarjana Sosial pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan
dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak, maka dengan penuh kesungguhan
hati, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar – besarnya kepada Drs. Kusnarto, M.Si selaku Dosen Pembimbing Utama
yang telah banyak memberikan pengarahan dan dorongan yang sangat bermanfaat
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Penulis juga
menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang sebesar – besarnya
kepada :
1. Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-NYA penulis diberikan
kesehatan dan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Dra. Ec. Hj. Suparawati, M.Si, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik (FISIP) UPN “Veteran” Jatim.

iii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

3. Juwito, S.Sos, M.Si, sebagai Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi di
UPN “Veteran” Jatim.
4. Drs. Syaifuddin Zuhri, M.Si sebagai Sekretaris Program Studi Ilmu
Komunikasi di UPN “Veteran” Jatim.
5. Drs. Kusnarto, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi. Terima kasih atas
segala kontribusi bapak atas penyusunan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi maupun Staff Karyawan
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UPN “Veteran” Jatim.
7. Terima kasih kepada Mama, Bapak, Mbak Yani dan Mas Didik atas
dukungan dan motivasi yang sudah diberikan mengenai penyusunan
skripsi ini.
8. Ryo Handy Putra. Terima kasih atas dukungannya dalam menyelesaikan
skripsi ini.
9. Annisa Nadhilah. Terima kasih atas segala bantuan dukungan dan motivasi
yang diberikan pada penulis, dalam meyelesaikan skripsi ini.

10. Slamet Benny Raharjo. Terima kasih mas atas masukan – masukannya
dalam menyelesaikan revisi skripsi ini.
11. Vera coconut. Terima kasih ve bala bantuan daruratnya (Sepatu
Cinderela).
12. Teman – teman KKN 03. Terima kasih guys support dan dukungannya,
sukses buat kalian semua.
13. Terima kasih untuk, teman – teman yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu. Terima kasih atas dukungannya.

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

Akhirnya kata penulis berharap agar skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi pembaca serta penulis mengharapkan segala kritik dan saran
demi saran demi kesempurnaan skripsi ini.

Surabaya, 29 Juli 2012

Penulis

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ...........................................................................

i

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................

ii

KATA PENGANTAR .................................................................................. iii
DAFTAR ISI


.............................................................................................. vi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. vii
ABSTRAKSI

.............................................................................................. ix

ABSTRACTION ............................................................................................

x

BAB I

PENDAHULUAN ........................................................................

1

1.1

Latar Belakang Masalah ........................................................


1

1.2

Perumusan Masalah .............................................................. 10

1.3

Tujuan Penelitian .................................................................. 10

1.4

Kegunaan Penelitian ............................................................. 10

BAB II

KAJ IAN PUSTAKA .................................................................... 12
2.1


Landasan Teori ..................................................................... 12
2.1.1 Surat Kabar Sebagai Media Kontrol Sosial ................ 12
2.1.2 Surat Kabar dan Konstruksi Realitas .......................... 13
2.1.3 Ideologi Media .......................................................... 18
2.1.4 Berita Sebagai Hasil Konstruksi Realitas ................... 19
2.1.5 Wartawan Sebagai Agen Konstruksi Realitas ............. 20
2.1.6 Framing dan Proses Produksi Berita .......................... 24
2.1.7 Analisis Framing Termasuk Paradigma Konstruktifitas 25
2.1.8 Analisis Framing ....................................................... 26
2.1.9 Proses Framing Entman ............................................. 29
2.1.10 Perangkat Framing Entman ....................................... 30
2.1.11 Efek Framing ............................................................ 33
2.1.12 Dampak Kenaikan Harga Kedelai .............................. 36

2.2

Kerangka Berpikir ................................................................. 37

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 40
3.1

Definisi Operasional ............................................................. 40

vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

3.2

Subyek dan Obyek Penelitian ................................................ 41

3.3

Unit Analisis ......................................................................... 41

3.4

Populasi ................................................................................ 41

3.5

Korpus .................................................................................. 43

3.6

Teknik Pengumpulan Data .................................................... 44

3.7

Teknik Analisis Data ............................................................. 45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 47
4.1

Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................ 47
4.1.1. Profil Jawa Pos ............................................................ 47
4.1.1.1. Kebijakan Redaksional Jawa Pos ................... 50
4.1.2. Gambaran Umum Surat Kabar Kompas ........................ 51
4.1.2.1. Sejarah Perkembangan Surat Kabar Kompas.... 51
4.1.2.2. Kebijakan Redaksional Kompas ...................... 54

4.2

Hasil dan Penelitian .............................................................. 56
4.2.1.Analisis Framing Surat Kabar Harian Jawa Pos ............ 57
4.2.1.1. Framing Berita Jawa PosTanggal 25 Juli 2012.. 57
4.2.1.2. Framing Berita Jawa Pos Tanggal 26 Juli 2012. 60
4.2.1.3. Frame Surat Kabar Harian Jawa Pos ................ 64
4.2.2. Analisis Framing Surat Kabar Harian Kompas ............ 65
4.2.2.1. Framing Berita KompasTanggal 25 Juli 2012 ... 65
4.2.2.2. Framing Berita KompasTanggal 26 Juli 2012 ... 68
4.2.2.3. Frame Surat Kabar Harian Kompas ................. 72
4.2.3. Perbandingan Frame Surat Kabar Harian Jawa Pos
dan Kompas .................................................................. 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 75
5.1. Kesimpulan .............................................................................. 75
5.2. Saran ........................................................................................ 77
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 78
DAFTAR LAMPIRAN

vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

LAMPIRAN
A. Lampiran Populasi Berita J awa Pos dan Kompas Tangaal 24 – 25 J uli
2012

.............................................................................................. 79

1.

Jawa Pos Tanggal 24 Juli 2012........................................................ 79

2.

Jawa Pos Tanggal 25 Juli 2012........................................................ 80

3.

Jawa Pos Tanggal 26 Juli 2012........................................................ 81

4.

Jawa Pos Tanggal 27 Juli 2012........................................................ 83

5.

Jawa Pos Tanggal 28 Juli 2012........................................................ 85

6.

Kompas Tanggal 24 Juli 2012 ......................................................... 86

7.

Kompas Tanggal 25 Juli 2012 ......................................................... 89

8.

Kompas Tanggal 26 Juli 2012 ......................................................... 92

9.

Kompas Tanggal 27 Juli 2012 ......................................................... 96

10.

Kompas Tanggal 28 Juli 2012 ......................................................... 97

B. Lampiran Korpus Berita J awa Pos dan Kompas ................................ 98
1.

Jawa Pos Tanggal 25 Juli 2012........................................................ 98

2.

Jawa Pos Tanggal 26 Juli 2012........................................................ 99

3.

Kompas Tanggal 25 Juli 2012 ......................................................... 100

4.

Kompas Tanggal 26 Juli 2012 ......................................................... 101

viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

ABSTRAKSI
LULUS YULIANI, PEMBINGKAIAN BERITA SEPUTAR KENAIKAN HARGA
KEDELAI YANG BERIMBAS PADA LANGKANYA PRODUKSI TAHU DAN
TEMPE (Analisis Framing Berita Tentang Kenaikkan Har ga Kedelai Yang
Berimbas Pada Langkanya Pr oduksi Tahu dan Tempe Pada Kompas dan J awa Pos
Edisi 24 – 28 J uli 2012)
Penelitian ini dilatar belakangi oleh pemberitaan kenaikkan harga kedelai impor
yang menjadi pro dan kontra di Negara kita, dan menjadi bahan pembicaraan publik dari
level masyarakat biasa hingga elite politik. Tidak sedikit dari masyarakat maupun elite
politik yang menentang kebijakan – kebijakan tersebut.
Pada penelitian ini akan dijelaskan bagaimana cara media dalam membingkai
berita tentang kebijakan pemerintah saat kenaikkan harga kedelai, melalui penonjolan
maupun penekanan isu yang diangkat oleh harian Kompas dan Jawa Pos, yang
dikonstruksikan dalam suatu proses penulisan berita. Penulisan berita meliputi bagaimana
cara wartawan dalam menyusun fakta, menceritakan fakta, menulis dan memberi
penekanan pada fakta. Penulis akan menganalisis berita tentang rencana kenaikkan
kedelai impor per 24 Juli 2012 di harian Kompas dan Jawa Pos dengan menggunakan
analisis framing Robert N. Entman.
Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan analisis framing.
Analisis framing sangat tepat digunakan untuk mengungkap kecenderungan sikap dan
prespektif suatu media dalam cara pemberitaannya. Analisis yang digunakan pada
penelitian ini adalah konsep dari model Entman yang mengunakan empat cara tentang
menganalisis framing, sehingga akan dapat diketahui bahwa bagaimana frame atau
pembingkaian berita yang dilakukan oleh Kompas dan Jawa Pos dalam mengangkat isu
maupun membongkar kasus – kasus yang terdapat dalam pemberitaan kedua media
tersebut. Adapun empat cara yang digunakan dalam analisis framing model Robert N.
Entman, yaitu : Define Problem, Diagnose Cause, Make Moral Judgement, Treatment
Recommendation. Korpus dalam penelitian ini adalah berita – berita tentang rencana
kenaikkan harga kedelai impor di surat kabar Kompas dan Jawa Pos tanggal 24 Juli – 28
Juli 2012.
Hasil analisis peneliti dapat diketahui bahwa Surat kabar Kompas
mengkonstruksi berita tentang kenaikkan harga kedelai impor sebagai masalah
pemerintah yang kurang memperhatikan perajin tahu dan tempe serta sikap pemerintah
yang sepertinya lamban dalam memberikan solusi dari permasalahan ini. Surat kabar
Jawa Pos mengkonbstruksi berita tentang kenaikkan harga kedelai impor sebagai masalah
upaya para perajin tahu dan tempe untuk mendapat perhatian dari pemerintah, terkait
dengan kenaikkan harga kedelai impor. Surat kabar Kompas memberikan solusi instan
dengan menghapus bea masuk kedelai impor per agustus sampai akhir tahun 2012.
Sedangkan Jawa Pos memberikan solusi menghapus bea masuk impor kedelai untuk
upaya tekan harga tahu dan tempe.
Kata kunci : Berita, framing

ix
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

ABSTRACTION
LULUS YULIANI, PEMBINGKAIAN BERITA SEPUTAR KENAIKAN HARGA
KEDELAI YANG BERIMBAS PADA LANGKANYA PRODUKSI TAHU DAN
TEMPE (Analisis Framing Berita Tentang Kenaikkan Har ga Kedelai Yang
Berimbas Pada Langkanya Pr oduksi Tahu dan Tempe Pada Kompas dan J awa Pos
Edisi 24 – 28 J uli 2012)
This research background by the preaching of the price increase soybean imports
into the pros and cons in our country, and the subject of public discussion of the level of
ordinary people to the political elite. Not the least of society and the political elite who
oppose the policy - policy.
In this study, I will describe how the news media in framing government policy
while soybean prices increase, melalaui protrusion or suppression issues raised by
Kompas and Jawa Pos, which is constructed in a process of report writing. News writing
covers how to reporters in establishing the facts, tell the facts, write and give emphasis to
the fact. The author analyzes the news of the increase in soybean imports per plan July
24, 2012 in Kompas and Jawa Pos by using framing analysis of Robert N. Entman.
The method used is the method of qualitative analysis of the framing. The
analysis is very precise framing is used to uncover the attitudes and perspectives of a
trend in the way the media message. The analysis used in this study is the concept of
Entman models that use four ways of analyzing framing, so it will be able to know that
how to frame or framing news by Kompas and Jawa Pos in raising issues or unload cases
- cases that are in the news media both them. The four methods used in the analysis of the
model framing Robert N. Entman, namely: Define Problem, Diagnose Cause, Make
Moral Judgment, Treatment Recommendation. The corpus in this study is the news news about the plans increase in price of imported soybean newspaper Kompas and Jawa
Pos dated 24 July to 28 July 2012.
The results of the analysis researchers can note that constructing Kompas
Newspaper news about the increase in price of imported soybeans as the government's
lack of attention to issues of tofu and tempeh as well as the government's attitude that
seemed slow in providing the solution of this problem. Jawa Pos newspaper
mengkonbstruksi news about the increase in price of imported soybeans as a problem of
the efforts of tofu and tempeh to the attention of the government, related to the increase in
price of imported soybeans. Kompas newspaper providing instant solutions to remove
customs duty on imported soybean per August until the end of 2012. While the Jawa Pos
provide a solution to remove import duties for soybean prices hit efforts and tofu.
Keywords: News, framing

x
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Media massa adalah salah satu sarana untuk memenuhi kebutuhan manusia
akan informasi. Media massa menyajikan kegiatan atau peristiwa yang terjadi
dalam kehidupan manusia. Hingga antara keduanya tidak dapat dipisahkan dan
saling membutuhkan satu sama lainnya. Berita – berita yang disajikan oleh media
massa merupakan hasil seleksi dari berbagai issue yang berkembang di
masyarakat. Tidak semua kejadian atau peristiwa yang terjadi didalam kehidupan
manusia ditampilkan oleh media massa. Media massa berhak untuk menentukan
fakta apa yang akan diambil bagian mana yang ditonjolkan dan dihilangkan, serta
hendak kemana berita tersebut dibawa. Ini tentu saja berkaitan dengan cara
pandang atau perspektif yang digunakan oleh masing – masing media (Sobur,
2002 : 162).
Media massa sebagai ruang dimana berbagai ideologi dipresentasikan
yang berarti disatu sisi media dapat menjadi sarana penyebaran ideologi penguasa,
alat legistimasi dan kontrol atas wilayah publik. Namun disisi lain media juga
dapat menjadi alat resistensi terhadap kekuasaan. Meskipun demikian, media
sesungguhnya berada ditengah realitas sosial yang sarat dengan berbagai
kepentingan, konflik dan fakta yang komplek dan beragam, sehingga media massa
mempresentasikan kepentingan banyak pihak. Media massa juga dapat menjadi
instrument perjuangan bagi kaum tertindas untuk membangun kultur dan ideologi

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

tandingan (Eriyanto, 2003 : 47).
Sebagai suatu alat untuk menyampaikan berita, penilaian atau gambaran,
media massa mempunyai kemampuan untuk berperan sebagai institusi yang dapat
membentuk opini publik. Media massa ikut menentukan baik tidaknya masyarakat
dan apa yang ditampilkan akan diikuti oleh khalayak. Selain itu dalam media
massa ada pemilik modal, pemimpin redaksi, pemerintah dan masyarakat. Masing
– masing kelompok ini mempunyai ukuran, keinginan yang berbeda satu sama
lain. Perbedaan kepentingan ini yang membuka peluang memunculkan conflict of
interest (konflik kepentingan), sehingga perlu adanya aturan yang konkret untuk
membatasi apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak, sehingga diharapkan
dapat mewadahi atau menjadi tolak ukur dalam mengatur “pergaulan” antara
media massa, pemerintah dan masyarakat. Hal tersebut yang menjadikan media
massa dapat memberikan pengaruh – pengaruh positif dan negatif, dengan adanya
peran tersebut media massa merupakan sebuah kekuatan raksasa yang sangat
diperhitungkan.
Namun sebagian masyarakat berpendapat bahwa media massa tidak lebih
banyak memberikan kebenaran atau fakta apa adanya. Media cenderung
menciptakan peristiwa, menafsirkan dan mengarahkan terbentuknya kebenaran.
Tidak selalu untuk melayani kepentingan pihak – pihak tertentu secara terkontrol.
Maka yang namanya realitas dan subjek politik menjadi luntur, keduanya tidak
selalu menjadi penting ketimbang yang dikatakan media tentang realitas dan
subyek politik tersebut (Sobur,2002 : 30-31).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

Meskipun demikian tak dapat dipungkiri bahwa media massa mempunyai
peranan yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat, terlepas dari bagaimana
wartawan mengemas dan menyajikan beritanya. Karena media massa juga
merupakan jembatan dalam membangun stabilitas nasional serta kontrol sosial
atara pemerintah dan masyarakat, yang ada dalam penyampaiannya tidak hanya
dapat disampaikan secara langsung namun secara efisiensi dan efektifitas hal
tersbut juga dapat disapaikan melalui media massa.
Media massa dibedakan menjadi dua macam yaitu media massa elektronik
dan media massa cetak. Media massa elektronik adalah suatu media yang
menampilkan pesan – pesan baik secara audio maupun visual. Contohnya :
televisi, radio, internet, dan sebaginya. Sedangkan media massa cetak adalah suatu
media statis dan mengutamakan pesan – pesan visual. Dan salah satu bentuknya
adalah surat kabar (Koran). (Eriyanto, 2002 : 3-5)
Surat kabar secara spesifik memiliki keunggulan, antara lain informasi –
informasi yang dicantumkan setiap hari sesuai dengan apa yang terjadi di dalam
masyarakat, dan mampu menjangkau masyarakat luas. Berbeda dengan majalah
yang terbit setiap seminggu sekali, atau sebulan sekali. Maka surat kabar terbit
setiap hari. Surat kabar juga menyajikan berita dan informasi yang singkat, padat
dan jelas. Surat kabar hanya dapat dinikmati secara visual, yaitu menggunakan
satu indera, pengelihatan. Ini menjadikan surat kabar sebagi hot media dan tidak
multitafsir. Surat kabar pun merupakan media yang praktis.
Dalam menyajikan berita yang akan disampaikan kepada khalayak,
tentunya ada kebijakan – kebijakan yang sudah ditentukan oleh keredaksian yng

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

dapat memabatasi wartawan dalam menulis berita. Kebijakan redaksional menjadi
sebuah pedoman serta ukuran dalam menentukan kejadian macam apa yang oleh
surat kabar itu patut diangkat dan dipilih untuk menjadi berita maupun bahan
komentar. Visi pokok yang dijabarkan menjadi kebijakan redaksional tersebut
menjadi kerangka acuan serta kriteria dalam menyeleksi dan mengolah bahan
menjadi berita. (Oetama, 2001 : 146)
Berita pada dasarnya dibentuk melalui proses aktif dari pembutan berita.
Peristiwa yang kompleks dan tidak beraturan, disederhanakan dan dibuat
bermakna oleh pembuat berita. Tahap paling awal dari produksi sebuah berita
adalah bagaimana wartawan mempresepsikan peristiwa atau fakta yang akan
diliput.
Fakta yang akurat dan aktualisasi masyarakat, merupakan perwujudan dari
sebuah informasi atau berita yang selaras, seimbang, dan dapat dipercaya. Oleh
karena itu setiap perspektif media dalam mengolah dan menyusun berita akan
selalu berbeda – beda, baik dalam kemasan atau dalam tampilannya. Hal tersebut
dikarenakan adanya segmentasi yang berbeda – beda serta visi misi yang
dibangun dan diciptakan oleh masing – masing media.
Oleh karena itu dalam mengkonstruksi suatu realitas, setiap surat kabar
memiliki kebijakan yang akan membuat berita terlihat objektif atau tidak dimata
pembaca. Seperti halnya Jawa Pos dan Kompas yang memiliki cara pandang atau
arah pemberitaan yang spesifik dan berbeda satu sama lain dalam menyeleksi
suatu isu dan menulis berita. Termasuk berita tentang kenaikan harga kedelai yang
dimuat dalam surat kabar Jawa Pos dan Kompas.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

Isu ini dipilih karena kenaikan harga kedelai kini menjadi pro dan kontra
di Negara kita, dan menjadi bahan pembicaraan dari level masyarakat biasa
hingga elite politik. Tidak sedikit dari masyarakat maupun elite politik yang kian
ramai memperbincangkan hal tersebut. Seperti Ketua Dewan Pertimbangan
Himpunan Kerukunan Tani Indonesia yang juga menjabat sebagai anggota DPR,
Siswono Yudo Husodo mengatakan bahwa peristiwa melonjaknya harga kedelai
menjadi pelajaran yang mahal bagi Indonesia apabila bergantung pada impor,
selanjutnya Siswo Yudo Husodo mengatakan :
“Kejadian itu telah memukul kita. Kedaulatan nasional kita sungguh
terusik. Kenaikan harga itu membuat perajin industri tahu dan tempe tak
bisa bekerja dengan harga lama, sementara meningkatnya harga jualnya
terhadang keterbatasan daya beli. Oleh karena itu, semua pihak yang
terkait dengan masalah pengadaan pangan harus menyadari, kita harus
mandiri dalam ketersediaan panggan”. (Kompas, 25 Juli 2012).
Melonjaknya harga kedelai yang berakibat pada kelangkaan dan tingginya
harga tempe dan tahu terus menjadi isu politik di parlemen. Wakil Ketua Komisi
Pertanian dari Partai Demokrat Herman Khaeron menegaskan, persoalan tersebut
masuk kategori darurat. Beliau melanjutkan, dua pihak yang sudah diperintah oleh
SBY untuk mengatasi persoalan tersebut, yaitu Mentri perdagangan (Mendag) dan
Mentri pertanian (Mentan), harus sesegera mungkin memastikan akar persoalan
yang ada. Sebab dengan mengetahui akar masalahnya, solusi untuk mengatasi
persoalan itu tentu juga bisa segera diambil.
Melejitnya harga kedelai kini menjadi topik hangat yang sering
diperbincangkan semua kalangan,

bahkan menjadi pro dan kontra serta aksi

saling tuding para politisi. Anggota Komisi IV dari Fraksi PKS Nabil Al Musawa
justru menuding Menko Perekonomian Hatta Rajasa tidak serius mengejar target

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

swasembada kedelai, selanjutnya ia menegaskan :
“Selama Menko Perekonomian tidak serius, beginilah jadinya. Butuh
peran koordinasi Menko Perekonomian, tapi faktanya dia kurang
memperhatikan aspek pertanian”. (Jawa Pos, 26 Juli 2012).
Sementara itu kenaikan harga kedelai juga meresahkan bagi para perajin
tahu dan tempe, karena kedelai merupakan bahan utama dalam pembuatan tahu
dan tempe. Terhitung mulai Rabu 25 Juli 2012 hingga Jumat perajin tahu dan
tempe mogok produksi. Aksi ini merupakan bentuk protes para perajin kepada
anggota pemerintahan, dikarenakan lonjakan harga kedelai yang makin tinggi,
yakni dari harga sekitar 5.500 per kilogram (kg) menjadi Rp 6.500 per kg, dan
akhirnya meningkat menjadi Rp 8.000 per kg. Aksi mogok berproduksi ini
bertujuan agar pemerintah dapat melihat penderitaan para perajin tahu dan tempe
menyusul kenaikan harga komoditas kedelai. Aksi ini juga ditujukan untuk para
konsumen agar dapat memahami kenapa perajin menaikkan harga produk.
Isu seperti inilah yang menjadi sorotan surat kabar, yang kemudian oleh
pers dijadikan bahan berita dan disebarluaskan kepada khalayak, untuk dapat
mengetahui informasi tentang peristiwa tersebut. Namun setiap surat kabar akan
melakukan seleksi isu yang berkembang di masyarakat secara berbeda – beda.
Tidak semua kejadian yang ada di masyarakat ditampilkan oleh surat kabar. Surat
kabar juga memilih untuk menentukan dibawa kemana berita tersebut. Hal ini
berakitan dengan cara pandang atau perspektif yang digunakan oleh masing –
masing surat kabar (Sobur,2002 : 162). Selain itu berita yang akan disampaikan
kepada khalayak juga harus, mengandung nilai – nilai berita. Jadi hanya berita
yang mempunyai nilai berita saja yang akan diangkat oleh surat kabar, tentunya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

hal tesebut juga sesuai dengan kebijakan dari bagaimana cara pandang surat kabar
itu sendiri.
Perbedaan cara pandang surat kabar sangat dipengaruhi oleh visi dan misi
yang dimiliki suatu surat kabar, baik secara eksplisit dan implisit dalam teks yang
disampaikan kepada khalayak. Secara teknis kandungan implisit dapat ditelusuri
dari proses pemberitaan dalam merekonstruksi suatu fakta dalam konteks tertentu,
yaitu saat jurnalis melakukan framing (pembingkaian).
Framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau
cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis
berita. Cara pandang atau perspektif itu pada akhirnya menentukan fakta apa yang
diambil, bagian mana yang ditonjolkan dan dihilangkan serta hendak dibawa
kemana berita tersebut. Framing seperti dikatakan Todd Gittlin (Eriyanto, 2002)
adalah sebuah strategi bagaimana realitas atau dunia dibentuk dan disederhanakan
sedemikian rupa untuk ditampilkan kepada khalayak pembaca. Melalui frame,
jurnalis mengemas peristiwa yang kompleks itu menjadi peristiwa yang dapat
dipahami, dengan perspektif tertentu dan lebih menarik perhatian khalayak.
Laporan berita yang akhirnya ditulis oleh wartawan pada kahirnya menampilkan
apa yang dianggap penting, apa yang dianggap perlu ditonjolkan dan apa yang
dianggap perlu disampaikan oleh wartawan kepada khalayak pembaca.
Sebagai salah satu teks media, analisis framing mempunyai perbedaan
yang mendasar dibandingkan dengan analisis isi kualitatif. Prinsip analisis
framing menyatakan bahwa terjadi proses seleksi isu fakta tertentu yang
diberitakan media. Fakta tidak ditampilkan apa adanya, namun diberi bingkai

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

(frame) sehingga menghasilkan konstruksi makna yang spesifik. Dalam hal ini
biasanya media menyeleksi sumber berita, memanipulasi pernyataan,dan
mengedepankan perspektif tertentu sehingga suatu saat interpretasi menjadi lebih
mencolok (noticeable) daripada interpretasi yang lain. (Sobur,2002 : 165)
Mengutip pendapat Huda dan Eriyanto bahwa “Analisis framing
merupakan salah satu model analisis yang alternative yang bisa mengungkap
fakta. Analisis framing membongkar bagaimana realitas dibingkai oleh media.
Melalui analisis framing dapat diketahui mana kawan mana lawan, mana patron
mana klien, siapa diuntungkan, siapa dirugikan, siapa dibentuk siapa membentuk,
dan seterusnya.” (Eriyanto,2004 : VI)
Pembingkaian berita antara surat kabar yang satu dengan surat kabar yang
lain berbeda – beda. Seperti halnya dengan Harian Kompas dan Harian Jawa Pos,
yang mana kedua surat kabar ini memiliki cara pandang yang berbeda – beda
dalam membingkai berita tentang kenaikan harga kedelai yang terjadi mulai 24
Juli 2012.
Dalam penelitian ini penulis tertarik untuk meneliti bagaimana harian
Kompas dan Harian Jawa Pos membingkai suatu fakta atau peristiwa, terutama
dalam menulis, menyajikan serta memberikan penekanan terhadap fakta kenaikan
harga kedelai.
Harian Kompas dipilih karena Kompas mengangkat pemberitaan seputar
kenaikkan harga kedelai dan membingkai pemberitaan tersebut selama lima hari
berturut – turut terhitung mulai 24 – 28 Juli 2012. Dalam pemberitaannya,
Kompas mengamati bahwa pemerintah kurang memperhatikan perajin tahu dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

tempe serta Kompas melihat dari segi sikap pemerintah yang sepertinya lamban
dalam memberikan solusi dari permasalahan ini. Namun dalam beberapa
pemberitaannya, Kompas menempatkan berita yang berkaitan dengan kenaikan
harga kedelai pada halaman depan sebagai headline. Dalam pemberitaannya
Kompas memberitakan tentang sikap pemerintah dalam mencari solusi atas
kenaikan harga kedelai, serta mengaitkan dengan nasib para perajin tahu dan
tempe setelah lonjakan harga kedelai. Penonjolan isu yang diangkat oleh harian
Kompas jelas terlihat pada penulisan judul maupun lead (teras berita) yang
dilakukan oleh Kompas.
Sedangkan Jawa Pos juga memberitakan tentang kenaikkan harga kedelai,
pada 24 – 28 Juli 2012. Jawa Pos membahas tentang upaya para perajin tahu dan
tempe untuk mendapat perhatian pemerintah, terkait dengan kenaikkan harga
kedelai impor. Berbeda dengan Kompas, Jawa Pos meletakkan pemberitaan
tentang kenaikan harga kedelai ini di bagian rubik ekonomi bisnis dan bukan
sebagai headline.
Peneliti memilih menggunakan perangkat framing Robert N. Entman
dalam penelitian ini, karena pada perangkat framing Robert N. Entman melihat
framing dalam dua dimensi besar yakni seleksi isu dan penekanan atau penonjolan
aspek – aspek realitas yang dilakukan dengan empat cara yaitu define problems
(Pendefinisian masalah), diagnose causes ( Memperkirakan masalah atau sumber
masalah), make moral judgement (Membuat keputusan moral), treatment
recommendation (Menekankan penyelesaian). Hal ini sangat sesuai dengan
kebutuhan peneliti untuk mengetahui siapa atau apa penyebab masalah timbulnya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

isu tentang pemberitaan kenaikan harga kedelai.
Dengan menggunakan model Entman, dapat dilihat bagaimana Kompas dan
Jawa Pos membingkai berita tentang kenaikan harga kedelai. Seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya, perbedaan pembingkaian berita dari kedua media akan
semakin terlihat jelas dengan cara analisa dari model Etman. Bagaimana isu
tersebut diangkat, apa saja penekanan atau penonjolan beritanya dan bagaimana
membongkar kasus atau isu dalam suatu pemberitaan.

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakanng di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagi berikut : “Bagaimana harian Kompas dan Jawa Pos membingkai berita
tentang kenaikan harga kedelai per 25 Juli 2012?”

1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui bagaimana harian Kompas dan Jawa Pos membingkai berita
tentang kenaikkan harga kedelai per 25 Juli 2012.

1.4 Kegunaan Penelitian
a. Secara Teoritis
Penelitian

ini

diharapkan

mampu

memberikan

masukan

pada

perkembangan ilmu komunikasi, khususnya mengenai analisis teks media
dengan analisis framing, dengan mengguanakn metode model Robert N.
Entman.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

b. Secara Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan menjadi
kerangka acuan bagi pihak institusi media surat kabar, khususnya harian
Kompas dan Jawa Pos dalam membingkai atau mengkonstruksi suatu
realita.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA

2.1.

Landasan Teori

2.1.1. Surat Kabar Sebagai Media Kontrol Sosial
Surat kabar merupakan kumpulan dari berita, cerita, artikel, iklan, dan
sebagainya yang dicetak ke dalam lembaran kertas ukuran plano yang diterbitkan
secara teratur, bisa terbit setiap hari atau seminggu sekali. (Djuroto, 2002:11)
Pada ilmu kounikasi khususnya studi komunikasi massa, surat kabar
merupakan salah satu kajiannya. Dalam buku “Ensiklopedi Pers Indonesia”
disebutkan bahwa pengertian surat kabar sebagai sebutan bagi penerbit pers yang
masuk dalam media cetak yaitu berupa lembaran – lembaran berisi berita,
karangan – karangan dan iklan yang diterbitkan secara berkala : bisa harian,
mingguan, bulanan, serta diedarkan secara umum. (Junaedhi, 1991:257)
Pada perkembangannya, surat kabar menjelma sebagai salah satu bentuk
dari pers yang memiliki kekuatan dan kewenangan untuk menjadi sebuah kontrol
sosial dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini disebabkan adanya
falsafah pers yang selalu identik dengan kehidupan sosial, politik, dan budaya.
Idealisme yang melekat pada pers dijabarkan dalam pelaksanaan
fungsinya, selalu menyiarkan informasi yang objektif dan edukatif, menghibur.
Melakukan kontrol sosial yang konstruktif dengan menyalurkan segala aspirasi
masyarakat, serta mempengaruhi masyarakat dengan melakukan dan peran serta
positif dari masyarakat itu sendiri. (Effendy, 2003:149)

12
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

2.1.2. Surat Kabar dan Konstruksi Realitas
Dalam pandangan kontruksionis media dilihat bukanlah sekedar saluran
yang bebas. Media juga mengkonstruksi realita, lengkap dengan pandangan, bias,
dan pemihaknya. Media bukan hanya memiliki peristiwa dan menentukan sumber
berita, melainkan juga berperan dalam mendefinisikan aktor dan peristiwa lewat
bahasa. Lewat pemberitaan pula media dapat membingkai dengan bingkaian
tertentu dan pada akhirnya menentukan bagaimana khalayak harus melihat dan
memahami peristiwa dalam kacamata tertentu. (Eriyanto, 2004:24)
Peristiwa – peristiwa yang dijadikan berita oleh media massa tertentu
melalui proses penyeleksi terlebih dahulu. Hanya peristiwa yang memenuhi
kriteria kelayakan informasi yang akan diangkut oleh media massa kemudian
ditampilkan kepada khalayak. (Eriyanto, 2004:26)
Isi media pada hakikatnya adalah hasil konstruksi realitas dengan
menggunakan bahasa sebagai perangkatnya. Sedangkan bahasa bukan hanya
sebagai alat realitas, namun juga bisa menentukan relief seperti apa yang
diciptakan oleh bahasa tentang realitas. Akibatnya media massa memiliki peluang
yang sangat besar untuk mempengaruhi gambar yang dihasilkan dari realitas yang
dikonstruksikan. (Sobur, 2001 : 88)
Penggunaan bahasa tertentu jelas berimplikasi terhadap kemunculan
makna tertentu. Pilihan kata dan cara penyajian suatu realita turut menentukan
bentuk konstruksi realitas yang sekaligus menentukan makna yang muncul
darinya. Bahkan menurut (Sobur, 2001:90) bahasa bukan cuma mampu
mencerminkan realitas, tetapi sekaligus menciptakan realitas.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

Dalam konstruksi realitas, bahasa dapat dikatakan sebagai unsur utama.
Bahasa merupakan instrumen pokok untuk mencerminkan realitas, sehingga dapat
dikatakan bahwa bahasa adalah alat konseptual dan alat narasi media. (Sobur,
2001:91)
Teori dan pendekatan konstruksi sosial atas realitas Peter L. Berger dan
Luckman telah direvisi dengan melihat variabel atau fenomena media massa
menjadi sangat substansi dalam proses eksternalisasi, subyektivasi, dan
internalisasi inilah yang kemudian dikenal sebagai “konstruksi sosial media
massa”. Substansi dari konstruksi sosial media massa ini adalah pada sirkulasi
informasi yang cepat dan luas sehingga konstruksi sosial berlangsung dengan
sangat cepat dan sebarannya merata. Realitas yang terkonstruksi itu juga
membentuk opini massa, massa cenderung apriori dan opini massa cenderung
sinis.
Proses konstruksi sosial media massa melalui tahapan sebagai berikut :
1. Tahap menyiapkan materi konstruksi
Menyiapkan materi konstruksi sosial media massa merupakan tugas
redaksi media massa, tugas itu didistribusikan pada desk editor yang ada
disetiap media massa. Masing – masing media massa memiliki desk yang
berbeda – beda sesuai dengan kutuhan dan visi suatu media. Isu – isu penting
setiap hari menjadi fokus media massa, terutama yang berhubungan tiga hal
yaitu kedudukan, harta, dan perempuan. Ada tiga hal penting dalam penyiapan
materi konstruksi sosial yaitu :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

a. Keberpihakan media massa kepada kapitalisme. Sebagaimana diketahui,
saat ini hampir tidak ada lagi media massa yang tidak dimiliki oleh
kapitalis. Dalam arti kekuatan – kekuatan capital untuk menjadikan media
massa sebagai mesin penciptaan uang dan pelipatgandaan modal.
b. Keberpihakan semu kepada masyarakat. Bentuk dari keberpihakan ini
adalah dalam bentuk empati, simpati dan berbagai pertisipasi kepada
masyarakat, namun ujung – ujungnya adalah juga untuk menjual berita
demi kepentingan kapitalis.
c. Keberpihakan kepada kepentingan umum. Bentuk keberpihakan kepada
kepentingan umum dalam arti sesungguhnya sebenarnya adalah visi setiap
media massa, namun akhir – akhir ini visi tersebut tak pernah
menunjukkan jati dirinya, namun slogan – slogan tentang visi ini tetap
terdengar. Jadi, dalam menyiapkan materi konstruksi, media massa
memosisikan diri pada tiga hal tersebut di atas, namun pada umunya
keberpihakan pada kepentingan kapitalis menjadi sangat dominan
mengingat media massa adalah mesin produksi kapitalis yang mau
ataupun tidak harus menghasilkan keuntungan.
2. Tahap sebaran konstruksi
Sebaran konstruksi media massa dilakukan melalui strategi media massa.
Konsep konkret strategi sebaran media massa masing – masing media berbeda,
namun prinsip utamanya adalah real time. Media cetak memiliki konsep real time
terdiri dari beberapa konsep hari, minggu, atau bulan, seperti terbitan harian,
terbitan mingguan, atau terbitan beberapa mingguan dan bulanan. Walaupun

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

media cetak memiliiki konsep real timeyang sifatnya tertunda, namun konsep
aktualitas menjadi pertimbangan utama sehingga pembaca merasa tepat waktu
memperoleh berita tersebut.
Pada umumnya sebaran konstruksi sosial media massa menggunakan
model satu arah, dimana media menyodorkan informasi sementara konsumen
media tidak memiliki pilihan lain kecuali mengkonsumsi informasi itu. Prinsip
dasar dari sebaran konstruksi sosial media massa adalah semua informasi harus
sampai pada pembaca secepatnya dan setepatnya berdasarkan pada agenda media.
Apa yang dipandang penting oleh media menjadi penting pula bagi pembaca.
3. Tahap pembentukan konstruksi realitas
a. Tahap pembentukan konstruksi realitas
Tahap berikut setelah sebaran konstruksi, dimana pemberitaan telah
sampai pada pembaca yaitu terjadi pembentukan konstruksi di masyarakat
melalui tiga tahap yang berlangsung secara generik. Pertama, konstruksi
realitas pembenaran; kedua, kesediaan dikonstruksi oleh media massa;
ketiga, sebagai pilihan konsumtif. Tahap pertama adalah konstruksi
pembenaran sebagai suatu bentuk konstruksi media massa yang terbangun
di masyarakat yang cenderung membenarkan apa saja yang ada (tersaji) di
media massa sebagai sebuah realitas kebenaran. Dengan kata lain,
informasi media massa sebagai otoritas sikap untuk membenarkan sebuah
kejadian. Tahap kedua adalah kesediaan dikonstruksi oleh media massa,
yaitu sikap generik dari tahap pertama. Bahwa pilihan seseorang untuk
menjadi pembaca media massa adalah karena pilihannya untuk menjadi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

b. Pembentukan konstruksi citra
Pembentukan konstruksi citra bangunan yang diinginkan oleh tahap
konstruksi. Dimana bangunan konstruksi citra yang dibangun oleh media
massa ini terbentuk dalam dua model : 1) model good news dan 2) model
bad news adalah sebuah konstruksi yang cenderung mengkonstruksi suatu
pemberitaan sebagai pemberitaan yang baik. Pada model ini objek
pemberitaan dikonstruksi sebagai sesuatu yang memiliki citra baik
sehingga terkesan lebih baik dari sesungguhnya kebaikkan yang ada pada
objek itu sendiri. Sementara, pada model bad news adalah sebuah
konstruksi yang cenderung mengkonstruksi kejelekan atau cenderung
memberi citra buruk pada objek pemberitaan sehingga terkesan lebih jelek,
lebih buruk, lebih jahat dari sesungguhnya sifat jelek, buruk, dan jahat
yang ada pada objek pemberitaan itu sendiri.
4. Tahap konfirmasi
Konfirmasi adalah tahapan ketika media massa maupun pembaca
memberi argumentasi dan akuntabilitas terhadap pilihannya untuk terlibat
dalam tahap pembentukan konstruksi. Bagi media, tahapan ini perlu sebagai
bagian untuk menjelaskan mengapa ia terlibat dan bersedia hadir dalam proses
konstruksi sosial. Ada beberapa alasan yang sering digunakan alasan yang
sering digunakan dalam konfirmasi ini yaitu a) kehidupan modern
menghentikan pribadi yang selalu berubah dan menjadi bagian dari produksi
media massa , b) kedekatan dengan media massa adalah life style orang
modern, dimana orang modern sangat menyukai popularitas terutama sebagai

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

subjek media massa itu sendiri, dan c) media massa walaupun memiliki
kemampuan mengkonstruksi realitas media berdasarkan subyektivitas media,
namun kehadiran media massa dalam kehidupan seseorang merupakan sumber
pengetahuan tanpa abtas yang sewaktu – waktu dapat diakses.

2.1.3. Ideologi Media
Pada proses produksi sebuah berita, sebuah media selalu melibatkan
pandangan dan ideologi wartawan, juga kepentingan media itu sendiri. Ideologi
ini menentukan aspek fakta yang dipilih dan membuang apa saja yang dibuang.
Artinya jika seorang wartawan menulis berita dari salah satu sisi, menampilkan
sumber dari satu pihak, dan memasukkan opininya pada suatu berita. Dapat
dikatakan media bukanlah merupakan sarana netral dalam menampilkan kekuatan
kelompok masyarakat secara apa adanya tetapi kelompok dan ideologi yang
dominan dalam media itulah yang akan ditampilkan dalam berita – beritanya
(Eriyanto, 2005:90)
Pada kenyataannya berita di media massa tidak pernah netral dan obyektif.
Jika kita lihat bahasa jurnalistik yang digunakan mediapun selalu dapat ditemukan
adanya pemilihan fakta tertentu dan membuang aspek fakta yang lain yang
mencerminkan pemilihan media pada salah satu kelompok atau ideologi tertentu.
Bahasa ternyata tidak pernah lepas dari subyektifitas seorang wartawan dalam
mengkonstruksi realitas dengan mengetahui bahasa apa yang digunakan dalam
berita. Pada saat itu kita menemukan ideologi yang dianut oleh wartawan dan
media yang bersangkutan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

2.1.4. Berita Sebagai Hasil Konstruksi Realitas
Pada dasarnya berita merupakan laporan peristiwa. Peristiwa disini
adalah realitas atau fakta yang diliput oleh wartawan dan pada gilirannya akan
dilaporkann secara terbuka melalui media massa (Birowo, 2004:168)
Peristiwa – peristiwa yang dapat dijadikan berita oleh media massa
akan melalui proses penyeleksian terlebih dahulu, hanya peristiwa yang
memenuhi kriteria kelayakan informasi yang akan diangkut oleh media massa
kemudian ditampilkan kepada khalayak. (Eriyanto, 2004 : 26)
Setelah proses penyeleksian tersebut, maka peristiwa itu akan dibingkai
sedemikian rupa oleh wartawan. Pembingkaian yang dilakukan oleh wartawan
tentunya melalui proses konstruksi. Proses konstruksi suatu realitas ini dapat
berupa penonjolan dan penekanan pada aspek tertentu atau dapat juga berita
tersebut ada bagian yang dihilangkan, luput, atau bahkan disembunyikan dalam
pemberitaan. (Eriyanto, 2002 : VI)
Berita merupakan hasil konstruksi sosial dimana selalu melibatkan
pandangan, ideologi, dan nilai – nilai daei wartawan ataupun dari institusi media,
tempat dimana wartawan tersebut bekerja. Bagaimana realitas tersebut dijadikan
berita sangat tergantung pada bagaimana fakta itu dipahami dan dimaknai.
(Birowo, 2004 : 176)
Peristiwa atau realitas yang sama dapat dibingkai secara berbeda
(Sobur, 2001 : VI), hal ini terkait dengan visi, misi, dan ideologi yang dipakai
oleh masing – masing media. Sehingga kadangkala hasil pembingkaian tersebut
dapat diketahui bahwa media lebih berpihak kepada siapa (jika yang diberitakan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

adalah seorang tokoh, golongan atau kelompok tertentu). Keberpihakan
pemberitaan media terhadap salah satu kelompok atau golongan dalam
masyarakat, dalam banyak hal tergantung pada etika, moral, dan nilai – nilai
tertentu tidak
Aspek – aspek etika, moral, dan nilai – nilai tertentu tidak mungkin
dihilangkan dalam pemberitaan media. Hal ini merupakan bagian dari intergral
dan tidak terpisahkan dalam membentuk dan mengkonstruksi suatu realitas.
Media menjadi tempat pertarungan ideologi antara kelompok – kelompok yang
ada di masyarakat

2.1.5. Wartawan Sebagai Agen Konstruksi Realitas
Wartawan adalah profesi yang dituntut untuk mengungkap kebenaran
dan menginformasikan kepada publik seluas mungkin tentang temuan dari fakta –
fakta yang berhasil digalinya, apa adanya, tanpa rekayasa, dan tnapa tujuan
subyektif tertentu, semata – mata demi pembangunan kehidupan dan peradaban
kemanusiaan yang lebih baik (Djatmika, 2004 : 25). Sedangkan Walter Lipman,
menganggap bahwa kerja jurnalistik (tugas wartawan) hanyalah mengumpulkan
fakta yang tampak dipermukaan, yang konkret (Panuju, 2005 : 27).
Sebagai seorang agen, wartawan telah m