IMPLEMENTASI SISTEM PENCATATAN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA ORGANISASI KEAGAMAAN (Studi Kasus Pada Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Jemaat “MARANATHA”).

IMPLEMENTASI SISTEM PENCATATAN PENERIMAAN DAN
PENGELUARAN KAS PADA ORGANISASI KEAGAMAAN
(Studi Kasus Pada Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB)
J emaat “MARANATHA”)

SKRIPSI

Diajukan Oleh :
ANGGYA AYU NUZULA RELIGIUSTI
1013010079/FE/EA

Kepada
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2014

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

IMPLEMENTASI SISTEM PENCATATAN PENERIMAAN DAN

PENGELUARAN KAS PADA ORGANISASI KEAGAMAAN
(Studi Kasus Pada Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB)
J emaat “MARANATHA”)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana EKONOMI DAN BISNIS
Program Studi Akuntansi

Diajukan Oleh :
ANGGYA AYU NUZULA RELIGIUSTI
1013010079/FE/EA

Kepada
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2014


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI
IMPLEMENTASI SISTEM PENCATATAN PEMASUKAN DAN
PENGELUARAN ARUS KAS PADA ORGANISASI KEAGAMAAN
(Studi Kasus pada Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB)
J emaat “MARANATHA”)
Yang diajukan

ANGGYA AYU NUZULA RELIGIUSTI
1013010079/FE/EA

Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh

Pembimbing Utama

Dr. Hero Priono, SE, MSi, Ak, CA
NIP. 196110111992031001


Tanggal

: 20 Maret 2014

Mengetahui,
Ketua Progdi Akuntansi

Dr. Hero Priono, SE, MSi, Ak, CA
NIP.196110111992031001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI
IMPLEMENTASI SISTEM PENCATATAN PEMASUKAN DAN
PENGELUARAN ARUS KAS PADA ORGANISASI KEAGAMAAN
(Studi Kasus pada Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB)
J emaat “MARANATHA”)

Yang diajukan


ANGGYA AYU NUZULA RELIGIUSTI
1013010079/FE/EA

Disetujui untuk Ujian Lisan oleh

Pembimbing Utama

Dr. Hero Priono, SE, MSi, Ak, CA
NIP. 196110111992031001

Tanggal

: 20 Maret 2014

Wakil Dekan I
Fakultas Ekonomi dan Bisnis

DRS. H. RAHMAN A. SUWAIDI, MS
NIP. 196003301986031003


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI
IMPLEMENTASI SISTEM PENCATATAN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN
KAS PADA ORGANISASI KEAGAMAAN
(Studi Kasus Pada Gereja Pr otestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) J emaat
“MARANATHA”)
Disusun Oleh :
ANGGYA AYU NUZULA RELIGIUSTI
1013010079 / FEB / EA
Telah dipertahankan dihadapan dan diter rima oleh Tim Penguji Skr ipsi
Pr ogr am Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Pada Tanggal 28 Maret 2014

Pembimbing
Pembimbing Utama


Tim Penguji:
Ketua

Dra. Hero Priono, SE, Msi, Ak,CA

Dr. Hero Priono, SE, Msi, Ak, CA
Sekertaris

Dra. Ec. Sari Andayani, M.Aks
Anggota

Dra. Ec. Tituk D.W., Maks
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Dr. H. Dhani Ichsanuddin Nur, Mm
NIP. 196309241989031001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas akhir penulisan skripsi dengan judul :
“IMPLEMENTASI

SISTEM

PENCATATAN

PENERIMAAN

DAN

PENGELUARAN ARUS KAS PADA ORGANISASI KEAGAMAAN. (Studi
Kasus pada Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) J emaat
“MARANATHA”) dengan baik.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis sangat berterima kasih

kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan sehingga
dapat menyelesaikan tugas-tugas sebagai mahasiswa Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur. Ucapan terima kasih khususnya penulis
sampaikan kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. H. Dhani Ichsanuddin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Drs. H. Rahman A. Suwaidi, MS, selaku wakil Dekan I Fakultas
Ekonomi Universitas “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Dr. Hero Priono, SE, MSi, Ak, CA, selaku Kepala Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur

i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5. Bapak Dr. Hero Priono, SE, MSi, Ak, CA, selaku Dosen Pembimbing yang
telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama penyusunan penulisan

ini.
6. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur yang telah mendidik penulis selama

menjadi

mahasiswa.
7. Keluarga tercinta Papa, Mama dan Adik Ega yang telah memberi semangat
dan doa serta kasih sayang, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik.
8. Saudara-saudara yang ikut memberi doa dan motivasi sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
9. Orang-orang tersayang Bagus, Skaterz (Anik, Nina dan Anisah) yang selalu
memberi semangat dan doa serta kasih sayang, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan baik.
10. Teman-teman seperjuangan dari semester satu sampai akhir yang tidak bisa
disebut satu persatu yang ikut member semangat sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan baik.
11. Ibu Amelia Friska Debrina,SH dan Seluruh staf di Gereja Protenstan di
Indonesia bagian Barat (GPIB) Jemaat “MARANATHA” yang telah

mengijinkan penulis melakukan penulisan di Gereja Protenstan di Indonesia
bagian Barat (GPIB) Jemaat “MARANATHA” dan telah memberikan datadata gereja yang dibutuhkan penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik.

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan atas kebaikan dengan
limpahan Rahmat-Nya yang berlipat ganda, Amin.
Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna,
karena itu saran dan kritik sangat diharapkan demi perbaikan dan penyempurnaan
skripsi ini, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi akademika UPN
“Veteran” umumnya, serta bagi mahasiswa Program Studi Akuntansi khususnya.

Surabaya, 19 Maret 2014

Penulis

iii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..............................................................................................

i

DAFTAR ISI .............................................................................................................

iv

DAFTAR TABEL .....................................................................................................

ix

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................

x

DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................

xi

ABSTRAKSI .............................................................................................................

xii

1. PENDAHULUAN ..............................................................................................

1

1.1. Latar Belakang Masalah ..............................................................................

1

1.2. Perumusan Masalah .....................................................................................

4

1.3. Tujuan Penelitian .........................................................................................

4

1.4. Manfaat Penelitian .......................................................................................

5

2. TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................................

6

2.1. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ................................................................

6

2.1.1. Persamaan dan Perbedaan Penelitian Sekarang
Dengan Penelitian Terdahulu ...........................................................

9

2.2. Sistem Akuntansi .........................................................................................

9

2.2.1. Definisi Sistem Akuntansi ...............................................................

9

iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.2. Siklus Akuntansi ..............................................................................

10

2.2.3. Sistem Penerimaan Kas ...................................................................

13

2.2.3.1. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem
Penerimaan Kas ..................................................................

13

2.2.3.2. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
Penerimaan Kas ..................................................................

14

2.2.3.3 Catatan Akuntansi Sistem Penerimaan Kas ......................

15

2.2.4. Sistem Pengeluaran Kas ...................................................................

16

2.2.4.1 Prosedur Pencatatan Pengeluaran Kas ...............................

16

2.2.4.2 Catatan Akuntansi Sistem Pengeluaran Kas .....................

18

2.2.5. Organisasi Nirlaba ............................................................................

19

2.2.5.1 Definisi Organisasi Nirlaba ................................................

19

2.2.5.2 Perbedaan Organisasi Laba dan Organisasi Nirlaba ........

20

2.2.5.3 Karakteristik Organisasi Nirlaba .......................................

21

2.3. Akuntansi Keuangan Pada Organisasi Nirlaba .........................................

22

2.3.1 Pengertian Akuntansi ........................................................................

22

2.3.2 Fungsi Akuntansi .............................................................................

23

2.3.3 Metode Pencatatan Organisasi Nirlaba ...........................................

23

2.3.4 Standar Akuntansi yang Berlaku untuk Organisasi Nirlaba ..........

24

v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.3.5 Prinsip-Prinsip Pengukuran .............................................................

25

2.4. Laporan Keuangan ......................................................................................

25

2.4.1. Pengertian Laporan Keuangan ........................................................

25

2.4.2. Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan ....................................

27

2.4.3. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan ...................................

28

2.4.4. Tujuan Pelaporan Keuangan ............................................................

30

2.5. Laporan Kuangan Organisasi Nirlaba .......................................................

31

2.5.1. Fungsi Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba ..............................

31

2.5.2. Tujuan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba ..............................

33

2.5.3. Laporan Keuangan Gereja ...............................................................

34

2.5.3.1. Penerapan Prinsip-Prinsip Akuntansi Dalam Gereja .....

34

2.5.3.2. Bentuk Laporan Keuangan Gereja ..................................

35

2.5.3.3. Para Pemakai Laporan Keuangan Gereja ........................

35

2.6. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
Nomor 45 Tahun 2011 ................................................................................

37

3. METODE PENELITIAN ...................................................................................

40

3.1. Jenis Penelitian ...........................................................................................

40

3.2. Lokasi Penelitian ........................................................................................

43

vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.3. Penentuan Informan ....................................................................................

44

3.4. Sumber Data dan Jenis Data ......................................................................

44

3.5. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................

46

3.6. Analisis Data ..............................................................................................

48

3.7. Keabsahan Data .........................................................................................

49

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...............................................

55

4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian .........................................................

55

4.2. Profil di Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB)
Jemaat “MARANATHA” .........................................................................

56

4.2.1. Sejarah Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB)
Jemaat “MARANATHA” .............................................................

56

4.2.2. Visi dan Misi Gereja Protestan di Indonesia bagian
Barat (GPIB) Jemaat “MARANATHA” ......................................

58

4.2.3. Struktur Organisasi .........................................................................

59

4.3 Program Kerja Dan Anggaran Kerja GPIB Jemaat
“MARANATHA” ......................................................................................

vii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

60

4.4. Pengelolaan dan Pencatatan Akuntansi GPIB Jemaat
“MARANATHA” ......................................................................................

62

4.5. Pelaporan Keuangan Gereja Protestan di Indonesia bagian
Barat (GPIB) Jemaat “MARANATHA” ..................................................

64

4.5.1. Sistem Pencatatan Akuntansi Gereja ............................................

64

4.5.1.1. Sistem Penerimaan .............................................................

66

4.5.1.2. Sistem pengeluaran ...........................................................

69

4.5.1.3. Sistem Pencatatan Harta Kekayaan Gereja .....................

72

4.5.2 Pelaporan Keuangan GPIB Jemaat “MARANATHA” ...............

73

4.6. Penerapan Audit dalam Gereja ..................................................................

75

4.7. Permasalahan Terkait dengan Penerapan Pencatatan Akuntansi ............

76

5. KESIMPULAN DAN SARAN ..........................................................................

77

5.1. Kesimpulan .................................................................................................

77

5.2. Saran ............................................................................................................

77

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

viii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

IMPLEMENTASI SISTEM PENCATATAN PENERIMAAN DAN
PENGELUARAN KAS PADA ORGANISASI KEAGAMAAN
(Studi Kasus Pada Ger eja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) J emaat
“MARANATHA”)

Oleh

ANGGYA AYU NUZULA RELIGIUSTI
1013010079/FE/EA

ABSTRAKSI
Peranan akuntansi dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi dan
keuangan di zaman globalisasi semakin disadari oleh semua pihak, baik organisasi
laba maupun nirlaba khususnya pada Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat
(GPIB) Jemaat “MARANATHA”. Laporan keuangan merupakan salah satu alat
dalam pengambilan keputusan dan bentuk pertanggungjawaban atas persembahan
yang diberikan jemaat. Penyajian laporan keuangan ini telah diatur dalam Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 45.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan interpretif.
Informan yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 3 orang dengan
menggunakan teknik snow-ball.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Gereja Protestan di Indonesia bagian
Barat (GPIB) Jemaat “MARANATHA” belum menyajikan laporan keuangan sesuai
dengan PSAK No. 45, hanya sebatas pencatatan pemasukan dan pengeluaran kas.

Keyword: PSAK No.45, Organisasi Keagamaan,Sistem Pemasukan Kas, Sistem
Pengeluaran kas

xii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Peranan

akuntansi

sebagai

alat pembantu

dalam

pengambilan

keputusan-keputusan ekonomi dan keuangan semakin disadari oleh semua
pihak dari segala aspek, baik dalam perusahaan yang bertujuan mencari laba
maupun dalam organisasi-organisasi yang tidak mencari laba atau organisasi
nirlaba. Salah satu penyebabnya adalah karena hal ini diatur dalam undangundang. Alasan utama mengapa akuntansi digunakan dalam berbagai organisasi
adalah karena semakin rumitnya variabel-variabel yang dihadapi,terutama di
dalam organisasi nirlaba.
Akuntansi pada dasarnya adalah merupakan kegiatan yang mengolah
transaksi-transaksi keuangan menjadi informasi keuangan yang siap pakai.
Kegiatan yang dilakukan dalam proses akuntansi meliputi: 1) pencatatan, 2)
penggolongan, 3) peringkasan, 4) pelaporan dan

5)

penganalisian

data

keuangan dari suatu organisasi. Proses akuntansi tersebut akan menghasilkan
informasi keuangan yang berguna baik bagi pihak intern organisasi dalam
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan keuangan maupun ekstern
organisasi dalam menilai,mengevaluasi, menganalisis dan memonitoring.

1

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

Jusup
organisasi

(2005)

yang

mendefiniskan Organisasi

tidak

keagaaman, yayasan

bertujuan

atau

mencari laba

lembaga

nirlaba

sebagai

misalnya

pendidikan. Organisasi

sebuah

organisasi
tersebut

juga

membutuhkan informasi akuntansi seperti halnya organisasi yang bertujuan
mencari laba. Walapun organisasi semacam ini tidak mencari laba, namun
mereka tetap berurusan dengan keuangan karena mereka harus mempunyai
anggaran, membayar tenaga kerja, membayar biaya utilitas seperti listrik,
telepon, air serta urusan-urusan keuangan lainnya. Semua hal tersebut
berkaitan dengan akuntansi.
Organisasi Gereja merupakan salah satu bentuk organisasi nirlaba dalam
bidang keagamaan, sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) 45 tahun 2011 tentang Organisasi nirlaba, bahwa organisasi nirlaba
juga harus dan berhak untuk membuat laporan keuangan dan melaporkan
kepada para pemakai laporan keuangan (Perkasa, 2009). Untuk itu gereja
juga harus dan berhak untuk membuat laporan keuangan yang akuntabilitas
dan melaporkan kepada pemakai laporan keuangan gereja yaitu jemaat yang
adalah

sumber utama dalam pendapatan gereja , bahkan donatur

dari luar

sehingga Jemaat dan para donator termotivasi untuk lebih giat memberikan
persembahan syukur serta bantuan dana untuk menopang pelayanan gereja.
Untuk

itulah

dalam

mengupayakan

perolehan

dana

dan

mengatur

penggunaannya, gereja perlu manajemen keuangan yang baik. Untuk tujuan
tersebut, pengelola keuangan gereja membutuhkan informasi keuangan yang
akurat. Informasi yang akurat dapat diupayakan melalui penerapan akuntansi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

dalam gereja. Peranan akuntansi dalam memperlancar manajemen keuangan
adalah dalam

fungsi

perencanaan

dan

fungsi pengawasan

serta

dalam

pengambilan keputusan. Jadi dalam pengelolaan keuangan gereja yang baik ada
dua hal yang perlu diperhatikan gereja yaitu bagaimana gereja mengelola
keuangannya untuk menjalankan program dan mencapai tujuan-tujuan yang telah
disepakati dengan pihak donor, dan bagaimana lembaga nirlaba ini dapat
menyisihkan sebagian dananya untuk membayar berbagai keperluan operasional
seperti pembayaran gaji, tagihan listrik, tagihan air dan sebagainya.
Saat ini organisasi keagamaan (Gereja) dituntut harus mempunyai orangorang yang berkompeten mengatur keuangan untuk keperluan pelayanan, guna
mempertanggungjawabkan dengan baik atas setiap dana-dana yang diterima dari
donatur gereja yaitu jemaat gereja.
Menurut Ibu Amelia Friska Debrina,SH , selaku kasir gereja, praktiknya
Gereja Protestan Indonesia bagian Barat Jemaat “MARANATHA” dalam
pengelolaan laporan keuangan belum sesuai dengan Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45 tentang pelaporan keuangan bagi organisasi
nirlaba, yaitu Laporan keuangan organisasi nirlaba meliputi laporan posisi
keuangan pada akhir periode laporan, laporan aktivitas serta laporan arus kas
untuk suatu periode pelaporan, catatan atas laporan keuangan. Namun gereja ini
dalam pembuatan laporan keuangan masih dilakukan secara sederhana. Berikut
daftar ketidak sesuaian pelaporan keuangan gereja dengan Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan:
1. Format laporan keuangan yang tidak sesuai dengan PSAK No.45

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

2. Jika dalam PSAK No. 45 disebutkan bahwa Laporan keuangan
organisasi nirlaba meliputi laporan posisi keuangan pada akhir periode
laporan, laporan aktivitas serta laporan arus kas untuk suatu periode
pelaporan, catatan atas laporan keuangan dalam laporan keuangan
gereja hanya terdapat laporan posisi keuangan.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, peneliti tertarik melakukan
penelitian dengan judul “ IMPLEMENTASI SISTEM PENCATATAN
PEMASUKAN DAN PENGELUARAN KAS ORGANISASI KEAGAMAAN
(STUDI KASUS GEREJ A PROTESTAN INDONESIA BAGIAN BARAT
J EMAAT “MARANATHA)”.

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
berikut ini dibuat suatu rumusan masalah : Sejauh mana implementasi akuntasi
dapat membantu memberikan informasi keuangan

1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk memperoleh gambaran mengenai pelaporan dan bentuk laporan
keuangan pertanggungjawaban dalam Organisasi Keagamaan, khususnya
Gereja

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

2. Untuk mengetahui penerapan pengelolaan laporan keuangan bagi
organisasi nirlaba (Organisasi Keagamaan) sesuai dengan Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45.

1.4 Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian tersebut diharapkan akan diperoleh manfaat sebagai
berikut :
1. Bagi Akademis
Menambah pengetahuan mengenai pelaporan keuangan bagi organisasi
nirlaba khususnya pelaporan keuangan organisasi gereja dan sebagai
tambahan bahan reverensi bagi penelitian selanjutnya.
2. Bagi Organisasi Gereja
Sebagai bahan informasi tambahan untuk pengelolaan manajemen
keuangan yang baik, dengan melakukan pencatatan keuangan sesuai
dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45, maka
dapat bermanfaat untuk keberlangsungan organisasi keagamaan dengan
harapan bisa digunakan dalam pengambilan kepuusan ekonomi dan
keuangan di masa dating.
3. Bagi Peneliti
Dapat memahami secara jelas gambaran tentang pelaporan keuangan atau
akuntansi dalam gereja serta dapat membandingkan teori yang telah
diterima di bangku perkuliahan dengan kenyataan yang ada.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
A. Jurnal mengenai Implementasi Akuntansi pada Organisasi Keagamaan

Sebelumnya telah dilakukan Oleh Fransiskus Randa pada Tahun 2011 Dengan
Judul “Akuntabilitas Keuangan Dalam Organisasi Keagamaan” Studi Kasus pada
sebuah Gereja Katolik di Tana Toraja.
1. Latar belakang permasalahan dalam penelitian ini adalah Desakan dari
para stakeholder akan pentingnya pelaksanaan prinsip-prinsip good
corporate governance (GCG) yang menurut Organization for Economic
Co-Operation

and

Development

meliputi

fairness,

transparency,

accountability and responsibility (OECD, 1998), merupakan fenonema
yang harus dicermati oleh setiap organisasi agar organisasi tersebut
dipercaya oleh para stakeholder. Desakan tersebut tidak terbatas pada
organisasi privat, tetapi juga pada organisasi publik termasuk Organisasi
keagamaan sebagai salah satu Non Government Organization (NGO)
sehingga membutuhkan kajian lebih khusus tentang praktik akuntabiltas
yang menjadi salah satu prinsip dari GCG. Kajian akuntabilitas tentang
organisasi non profit meskipun telah lama dimulai, namun kajian tersebut

6

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

tidak berkembang seperti pada kajian akuntansi bidang sektor privat.
2. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan dan memaknai praktik
akuntabilitas keuangan pada organisasi gereja.
3. Kesimpulan yang dihasilkan adalah dalam pelaporan keuangan dan praktik
pengelolaan harta benda gerejawi dalam organisasi Gereja tidak terlepas
dari semangat injil, para rosul sebagai pendiri Gereja perdana dan hukum
Gereja yang telah melembaga dalam organisasi Gereja.

B. Selain itu, pernah dilakukan pula penelitian yang dilakukan oleh Ian R
(2009), yang dilakukan di GKI Pondok Tjandra Indah sebagai dasar pembuatan
“Implementasi Akuntansi pada organisasi keagamaan”.
1. Latar belakang yang diambil adalah dengan adanya asumsi segala sesuatu
yang diberikan untuk memasyurkan Kemuliaan Allah yang mutlak harus
dilakukan dengan hati ikhlas yang dimanifestasikan dengan tanpa meminta
hasil pertanggungjawaban kolekte yang diberikan baik secara lisan
maupun tulisan dan akhirnya dapat mengakibatkan manajemen gereja
membuat laporan keuangan secara asal-asalan.
2. Tujuan penelitian ini adalah
1. untuk mengetahui dan menguji gambaran mengenai pelaporan
keuangan gereja khususnya GKI PTI Sidoarjo.
2. untuk mengetahui dan menguji penerapan system akuntansi yang
digunakan dakam gereja khususnya GKI PTI Sidoarjo

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

3. untuk mengetahui dan menguji bentuk laporan keuangan gereja
khususnya GKI PTI Sidoarjo
4. untuk mengetahui dan menguji penerapan audit dalam gereja
khususnya GKI PTI Sidoarjo
5. untuk mengetahui dan menguji efektvitas ipelaporan gereja khususnya
GKI PTI Sidoarjo
3. Kesimpulan yang dihasilkan adalah:
1. Setiap sebulan sekali serta satu tahun sekali Majelis Jemaat melakukan
rapat guna mengkontrol jalannya aktivitas gereja.
2. Sebenarnya standar akuntansi, pembendaharaan dan anggaran dalam
Gereja Kristen Indonesia Pondok Tjandra Indah Sidoarjo ini masih
perlu banyak perbaikan.
3. Dikarenakan belum merupakan keputusan dari Sinode, serta system
yang dianut oleh semua GKI adalah Stensel Presbyteriaal-Synodal
maka tidak ada jaminan bahwa Gereja Kristen Indonesia yang satu
dengan Gereja Kristen Indonesia yang lain memiliki bentuk laporan
keuangan yang sama.
4. Mekanisme pembentukan Tim verifikasi ini telah memenuhi standar,
yaitu independensi. Dimana tim verifikasi tersebut tidak memiliki atau
tidak termasuk dalam Majelis Jemaat, namun job description dari tim
verifikasi ini masih belum terbentuk dengan baik dan tepat.
5. Dengan adanya laporan keuangan dapat membantu gereja untuk terus
berkreativitas dan beraktivitas demi melayani jemaat ALLAH secara

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

maksimal. Dan dengan laporan keuangan yang lengkap ini membuat
gereja lebih mudah dalam menyusun rencana-rencana pelayanan
dimasa datang.

2.1.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Sekarang Dengan Penelitian
Terdahulu
Apabila dibandingkan antara penelitian atau skripsi terdahulu dengan
penelitian saat ini terdapat perbedaan dan persamaan.
a. Persamaan :
Persamaan dalam penelitian ini terletak pada pembahasan dan obyek yang
sama yaitu implementasi akuntansi pada Gereja
b. Perbedaan :
Sedangkan perbedaan dalam penelitian ini terletak pada tempat penelitian
dan waktu diadakan penelitian. Jadi penelitian ini bukanlah replica dari
penelitian sebelumnya.

2.2

Sistem Akuntansi

2.2.1 Definisi Sistem Akuntansi
Sistem akuntansi merupakan keseluruhan prosedur dan teknik yang
diperlukan untuk mengumpulkan data dan mengolahnya menjadi suatu laporan
yang bersifat keuangan baik sebagai bahan yang membantu pengambilan
keputusan maupun alat untuk pengawasan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

Menurut Mulyadi (1993:3) sistem akuntansi adalah organisasi formulir,
catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan
informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan
pengelolaan perusahaan.
Menurut Howard F. Settler (pengertian-sistem akun.html) system
akuntansi adalah formulir-formulir, catatan-catatan, prosedur-prosedur, dan alatalat yang digunakan untuk mengolah data mengenai usaha suatu kegiatan
ekonomis dengan tujuan untuk menghasilkan umpan balik dalam bentuk laporanlaporan yang diperlukan oleh manajemen untuk mengawasi usahanya, dan bagi
pihak-pihak lain yang berkepentingan seperti pemegang saham, kreditor, dan
lembaga-lembaga pemerintah untuk menilai hasil operasi.

2.2.2 Siklus Akuntansi
Hasil dari proses akuntansi adalah laporan keuangan, untuk mengetahui
bagaimana proses lahirnya laporan akuntansi maka dibawah ini akan dijelaskan
mulai dari adanya transaksi sebagai input sampai lahir laporan keuangan sebagai
output. Hal ini dapat dilihat dari gambar:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

INPUT
Bukti Transaksi

J urnal

Buku Ledger
PROSES
Neraca Lajur

OUTPUT

Laporan
Keuangan

Gambar 2.1. Siklus Akuntansi
Kegiatan-kegiatan untuk menghasilkan output berupa laporan keuangan
dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Transaksi
Transaksi adalah setiap kejadian yang mengubah posisi keuangan atau
hasil usaha entity yang dilaporkan (Perusahaan / lembaga). Kejadian yang
terjadi dalam perusahaan yang tidak mempengaruhi posisi harta / utang /
atau modal dan hasil usaha perusahaan bukan merupakan transaksi yang
dicatat dalam akuntansi. Kejadian yang dicatat dan dibukukan hanya
kejadian yang dapat dikategorikan sebagai transaksi. Setiap transaksi harus
mempunyai bukti (evidence), baik dari luar misalnya faktur pembelian,
rekening listrik maupun dari dalam misalnya daftar gaji, alokasi
penyusutan, dan sebagainya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

2. Buku harian / Jurnal
Dalam system pembukuan Belanda, transaksi dicatat secara kronologis
dalam buku harian tanpa melakukan klasifikasi atau penggolongan lain
terhadap transaksi tersebut. Dalam system akuntansi Amerika, pencatatan
transaksi itu dilakukan ke buku jurnal sekaligus setelah dilakukan
pengolahan, mana yang dikelompokkan sebagai transaksi yang akan
mempengaruhi perkiraan disebelah debit dan mana transaksi yang akan
mempengaruhi perkiraan sebelah kredit, sehingga buku harian dan jurnal
dugabungkan dalam satu buku yang disebut jurnal.
3. Buku Besar (General Ledger)
Buku besar sering juga disebut perkiraan. Buku ini adalah merupakan
tempat menampung seluruh transaksi yang telah diklasifikasikan melalui
jurnal. Seluruh jurnal dimasukkan kedalam buku besar dengan cara
memindah bukukan jurnal (posting) ke buku besar.
4. Neraca Lajur (Worksheet)
Untuk memudahkan menyusun laporan keuangan biasanya dibuat neraca
lajur. Dalam neraca lajur ini semua perkiraan dijumlahkan dan didaftar,
kemudian dilakukan penjurnalan, baik jurnal penyesuaian, maupun jurnal
penutup. Dari hasil penjualan ini, maka akan diperoleh angka yang
menggambarkan posisi keuangan dan hasil usaha yang up to date. Dari
angka-angka inilah disusun laporan keuangan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

2.2.3 Sistem Penerimaan Kas
2.2.3.1 J aringan Prosedur yang Membentuk Sistem Penerimaan Kas
Jaringan prosedur yang membentuk sistem penerimaan kas dari penjualan
tunai adalah sebagai berikut:
1. Prosedur order penjualan
Dalam prosedur ini fungsi penjualan menerima order dari pembeli dan
membuat faktur penjualan tunai untuk memungkinkan pembeli melakukan
pembayaran harga barang ke fungsi kas dan untuk memungkinkan fungsi
gudang dan fungsi pengiriman menyiapkan barang yang akan diserahkan
kepada pembeli.
2. Prosedur penerimaan kas
Dalam prosedur ini fungsi kas menerima pembayaran harga barang dari
pembeli dan memberikan tanda pembayaran berupa pita register kas dan
cap “lunas” pada faktur penjualan tunai) kepada pembeli untuk
memungkinkan pembeli tersebut melakukan pengambilan barang yang
dibeli dari fungsi pengiriman.
3. Prosedur penyerahan barang
Dalam prosedur ini fungsi pengiriman menyerahkan barang kepada
pembeli.
4. Prosedur pencatatan penjualan tunai
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi melakukan pencatatan transaksi
penjualan tunai dalam jurnal penjualan dan jurnal penerimaan kas.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

Disamping itu fungsi akuntansi juga mencatatan berkurangnya persediaan
barang yang dijual dalam kartu persediaan.
5. Prosedur penyetoran kas ke bank
Dalam prosedur ini fungsi kas menyetorkan kas yang diterima dari
penjualan tunai ke bank dalam jumlah penuh.
6. Prosedur pencatatan penerimaan kas
Dalam prosedur ini, fungsi kuntansi mencatat penerimaan kas ke dalam
jurnal penerimaan kas berdasar bukti setor bank yang diterima dari bank
melalui fungsi kas.
7. Prosedur pencatatan harga pokok penjualan.
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi membuat rekapitulasi harga pokok
pejualan berdasarkan data yang dicatat dalam kartu persediaan. Fungsi
akuntansi membuat bukti memorial sebagai dokumen sumber untuk
pencatatan harga pokok penjualan ke dalam jurnal umum.

2.2.3.2 Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan Penerimaan Kas
Dalam merancang organisasi yang berkaitan dengan sistem penerimaan
kas dari penjualan tunai, prosedur pencatatan yang ada adalah sebagai berikut:
1. Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan
dengan menggunakan formulir faktur penjualan tunai.
2. Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi kas dengan cara membubuhkan
cap “lunas” pada faktur penjualan tunai dan penempelan pita register
pada kas faktur tersebut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

3. Penjualan dengan kartu kredit bank di dahului dengan permintaan
otorisasi dari bank penerbit kartu kredit.
4. Penyerahan barang diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan cara
membubuhkan cap “sudah diserahkan” pada faktur penjualan tunai.
5. Pencatatan kedalam buku jurnal diotorisasi oleh fungsi akuntansi
dengan cara memberikan tanda pada faktur penjualan tunai.

2.2.3.3 Catatan Akuntansi Sistem Penerimaan Kas
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari
penjualan tunai adalah :
1. Jurnal penjualan
2. Jurnal penerimaan kas
3. Jurnal umum
4. Kartu persediaan
5. Kartu gudang
J urnal penjualan. Jurnal penjualan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk
mencatat dan meringkas data penjualan. Jika perusahaan menjual berbagai macam
produk dan manajemen memerlukan informasi penjualan setiap jenis produk yang
dijualnya selama jangka waktu tertentu, dalam jurnal penjualan disediakan satu
kolom untuk setiap jenis produk guna meringkas informasi penjualan menurut
jenis produk tersebut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

J urnal penerimaan kas. Jurnal penerimaan kas digunakan oleh fungsi akuntansi
untuk mencatat penerimaan kas dari berbagai sumber. Diantaranya dari penjualan
tunai.
J urnal umum. Dalam transaksi penerimaan kas dari pe njualan tunai, jurnal ini
digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat harga pokok produk yang dijual.
Kartu pesediaan. Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, kartu
persediaan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat berkurangnya harga
pokok produk yang dijual. Kartu persediaan ini diselenggarakan di fungsi
akuntansi untuk mengawasi mutasi dan persediaan barang yang disismpan di
gudang.
Kartu gudang. Catatan ini tidak termasuk sebagai catatan akuntansi karena hanya
berisi data kuantitas persediaan yang disimpan di gudang.
2.2.4 Sistem Pengeluaran Kas
2.2.4.1 Prosedur Pencatatan Pengeluaran Kas
Penyelenggaraan dana kas kecil untuk memungkinkan pengeluaran kas
dengan uang tunai dapat diselenggarakan dengan dua cara:
A. Sistem saldo berfluktuasi (fluctuating-fund-balance system)
Dalam sistem saldo berfluktuasi, penyelenggaraan dana kas kecil dilakukan
dengan prosedur sebagai berikut :
1. Pembentukan dana kas kecil dicatat dengan mendebit rekening Dana kas
kecil

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

2. Pengeluaran dana kas kecil dicatat dengan mengkredit rekening Dana kas
kecil, sehingga setiap saat saldo rekening ini berfluktuasi.
3. Pengisian kembali dana kas kecil dilakukan dengan jumlah sesuai dengan
keperluan, dan dicatat dengan mendebit rekening Dana kas kecil. Dalam
sistem ini, saldo rekening Dana kas kecil berfluktuasi dari waktu ke
waktu.
Dengan demikian, dalam sistem saldo berfluktuasi, catatan kas
perusahaan tidak dapat direkonsiliasi dengan catatan bank, oleh karena itu
rekonsialisasi bank bukan merupakan alat pengendalian bagi catatan kas
perusahaan.
B. Imprest system
Dalam imprest system, penyelengaraan dana kas kecil dilakukan sebagai
berikut:
1. Pembentukan dana kas kecil dilakukan dengan cek dan dicatat dengan
mendebit rekening dana kas kecil. Saldo rekening dana kas kecil ini tidak
boleh berubah dari yang telah ditetapkan sebelumnya, kecuali jika saldo
yang telah ditetapkan tersebut dinaikkan atau dikurangi.
2. Pengeluaran dana kas kecil tidak dicatat dalam jurnal (sehingga tidak
mengkredit rekening Dana kas kecil). Bukti-bukti pengeluaran dana kas
kecil dikumpulkan saja dalam arsip sementara yang diselenggarakan oleh
pemegang dana kas kecil.
3. Pengisian kembali dana kas kecil dilakukan sejumlah rupiah yang
tercantum dalam kumpulan bukti pengeluaran kas kecil. Pengisian kembali

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

dana kas kecil ini dilakukan dengan cek dan dicatat dengan mendebit
rekening biaya dan mengkredit rekening kas. Rekening Dana Kas Kecil
tidak terpengaruh dengan pengeluaran dana kas kecil. Dengan demikian
pengawasan terhadap dana kas kecil mudah dilakukan, yaitu dengan secara
periodik atau secara mendadak menghitung dana kecil. Jumlah uang yang
ada ditambah dengan permintaan pengeluaran kas kecil yang belum
dipertanggungjawabkan dan bukti pengeluaran dana kas kecil, harus sama
dengan saldo rekening Dana Kas Kecil yang tercantum dalam buku besar.

2.2.4.2 Catatan Akuntansi Sistem Pengeluaran Kas
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem dana kecil adalah:
1. Jurnal pengeluaran kas (cash disbursement journal)
2. Register cek (check register)
3. Jurnal pengeluaran dana kecil .
J urnal pengeluaran kas. Dalam sistem dana kecil, catatan akuntansi digunakan
untuk mencatat pengeluaran kas dalam pembentukan dana kecil dan dalam
pengisian kembali dana kas kecil. Dokumen sumber yang dipakai sebagai dasar
pencatatan dalam jurnal pengeluaran kas adalah bukti kas keluar yang telah dicap
“lunas” oleh fungsi kas.
Register cek. Dalam sisitem dana kas kecil, catatan akuntansi ini digunakan
untuk mencatat cek perusahaan yang dikeluarkan untuk pembentukan dan
pengisian kembali dana kas kecil.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

J urnal pengeluaran dana kas kecil. Untuk mencatat transaksi pengeluaran dana
kas kecil diperlukan jurnal khusus. Jurnal ini sekaligus berfungsi sebagai alat
distribusi pendebitan yang timbul sebagai akibat pengeluaran dana kas kecil.
2.2.5 Organisasi Nir laba
2.2.5.1 Definisi Organisasi Nirlaba
Organisasi nirlaba atau organisasi non profit adalah suatu organisasi yang
bersasaran pokok untuk mendukung suatu isu atau perihal di dalam menarik
public untuk suatu tujuan yang tidak komersial, tanpa ada perhatian terhadap halhal yang bersifat mencari laba (moneter). Organisasi nirlaba meliputi keagamaan,
sekolah negeri, derma public, rumah sakit dan klinik public, organisasi politis,
bantuan masyarakat dalam hal perundang-undangan, organisasi sukarelawan,
serikat buruh.
Menurut PSAK No. 45 bahwa organisasi nirlaba memperoleh sumber daya
dari sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang tidak
mengharapkan imbalan apapun dari organisasi tersebut. (IAI, 2004: 45.1)
Lembaga atau organisasi nirlaba merupakan suatu lembaga atau kumpulan
dari beberapa individu yang memiliki tujuan tertentu dan bekerja sama untuk
mencapai tujuan tadi, dalam pelaksanaannya kegiatan yang mereka lakukan tidak
berorientasi pada pemupukan laba atau kekayaan semata (Pahala Nainggolan,
2005:01). Lembaga nirlaba atau organisasi non profit merupakan salah satu
komponen dalam masyarakat yang perannya terasa menjadi penting sejak era

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

reformasi, tanpa disadari dalam kehidupan sehari-hari kini semakin banyak
keterlibatan lembaga nirlaba.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa oerganisasi
nirlaba adalah salah satu lembaga yang tidak mengutamakan laba dalam
menjalankan usaha atau kegiatannya. Dalam organisasi nirlaba pada umumnya
sumber daya atau dana yang dignakan dalam menjalankan segala kegiatan yang
dilakukan berasal dari donator atau sumbangan dari orang-orang yang ingin
membantu sesamanya. Tujuan organisasi nirlaba adalah untuk menbantu
masyarakat luas yang tidak mampu khususnya dalam hal ekonomi.
Organisasi nirlaba pada prinsipnya adalah alat untuk mencapai tujuan
(aktualisasi filosofi) dari sekelompok orang yang memilikinya. Karena itu, bukan
tidak mungkin diantara lembaga yang satu dengan yang lain memiliki filosofi
(pandangan) yang berbeda, maka operasionalisasi dari filosofi tersebut
kemungkinan juga akan berbeda. Karena filosofi yang dimiliki organisasi nirlaba
sangat tergantung dari sejarah yang pernah dilaluinya dan lingkungan
poleksosbud (politik, ekonomi, social dan budaya) tempat organisasi nirlaba itu
ada.
2.2.5.2 Perbedaan Organisasi Laba dan Organisasi Nir laba
Banyak hal yang membedakan antara organisasi nirlaba dengan organisasi
profit, dalam hal kepemilikan, tidak jelas sesungguhnya “pemilik” organisasi
nirlaba, apakah anggota, klien atau donator. Sedangkan organisasi laba “hal
kepemilikannya” jelas. Pada organisasi laba, pemilik jelas memperoleh

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

keuntungan dari hasil usaha organisasinya, dalam hal donator, organisasi nirlaba
membutuhkannya sebagai sumber pendanaan. Berbeda dengan organisasi laba
yang telah memiliki sumber pendanaan yang jelas, yakni dari keuntungan
usahanya, dalam hal penyebaran tanggungjawab, pada organisasi profit telah jelas
siapa yang menjadi Dewan Komisaris, yang kemudian memilih seorang Direktur
Pelaksana. Sedangkan pada organisasi nirlaba, hal ini tidak mudah dilakukan.
Anggota Dewan Komisaris bukan “Pemilik” organisasi.
2.2.5.3 Karakteristik Organisasi Nir laba
Ruang lingkup PSAK No. 45 (2004 : Pr.01), dikatakan bahwa sebuah
organisasi nirlaba harus memenuhi karakteristik sebagai berikut:
a. Sumber daya entitas berasal dari para penyumbang yang tidak
mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang
sebanding dengan sumber daya yang diberiakan.
b. Menghabiskan barang dan jasa tanpa bertujuan memupuk laba, kalau suatu
entitas menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak pernah dibagikan kepada
para pendiri atau pemilik entitas tersebut.
c. Tidak ada kepemilikan lazimnya pada organisasi bisnis, dalam arti bahwa
kepemilikan dalam organisasi tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditembus
kembali, atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagi
sumber daya entitas pada saat likuidasi atau pembubaran entitas.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

2.3 Akuntansi Keuangan Pada Organisasi Nir laba
2.3.1 Pengertian Akuntansi
Menurut American Accounting Association (AAA), Accounting is the
process of identifying measuring and communicating economic information to
permit information judgment and decision by users of the information. Akuntansi
adalah proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi
untuk memungkinkan adanya penilaian dan pengambilan keputusan yang jelas
dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut.
Sedangkan menurut American Institute of Certified Public Accountants
(AICPA), Accounting is the art of recording, classifying and summarizing in a
significant manner and terms of money, transaction and events which are, in part
at least, of financial character, and interpreting the result there of. Akuntansi
adalah seni pencatatan, penggolongan, peringkasan yang tepat dan dinyatakan
dalam satuan mata uang, transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian yang setidaktidaknya bersifat financial dan penafsiran hasil-hasilnya. Berdasarkan kedua
definisi diatas, dapat disimpulkan pengertian akuntansi adalah sebagai berikut :
a. Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan
pelaporan informasi ekonomi keuangan.
b. Informasi ekonomi yang dihasilkan oleh akuntansi diharapkan berguna
untuk penilaian dan pengambilan keputusan bagi pihak yang memerlukan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

2.3.2 Fungsi Akuntansi
Menurut Suwaldiman (2005:18) terdapat dua fungsi pokok informasi yang
dihasilkan akuntansi, yaitu :
a. Untuk dasar dalam membuat perencanaan yang efektif, pengawasan dan
pengambilan keputusan oleh manajemen.
b. Sebagai alat pertanggungjawaban organisasi kepada investor, kreditur,
badan pemerintah, dsb.
Dengan demikian ada dua kelompok pihak yang berkepentingan terhadap
laporan keuangan yaitu pihak intern (manajemen) dan pihak ekstern. Pihak
ekstern terdiri dari investor, pemilik, kreditor, badan pemerintah, dan pihak lain
yang mempunyai hubungan searah maupun timbal balik dengan perusahaan / unit
organisasi bersangkutan.

2.3.3 Metode Pencatatan Organisasi Nir laba
Menurut PSAK No.45 Tahun 2011, dalam akuntansi terdapat metode
pencatatan yang membedakan cara pencatatan pendapatan dan biaya dalam
laporan pendapatan dan biaya organisasi nirlaba secara signifikan. Adapun
metode tersebut adalah :
a. Cash Basic (basis kas)
Pengertian biaya menurut basis kas adalah seluruh pengeluaran yang
dibayar oleh organisasi nirlaba, dengan demikian, total biaya yang
dilaporkan pada suatu periode adalah total pengeluaran yang tercatat
pada buku organisasi nirlaba. Pengertian pendapatan adalah seluruh

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

penerimaan uang kas oleh organisasi nirlaba. Pada akhirnya, surplus
atau deficit merupakan selisih antara pendapatan dengan biaya. Bila
digunakan basis kas, dapat diketahui secara cepat dengan menghitung
berapa saldo kas yang ada pada akhir periode.

b. Accrual Basic (basis akrual)
Basis akrual melakukan pencatatan berdasarkan apa yang seharusnya
menjadi pendapat dan biaya organisasi nirlaba pada suatu periode. Apa
yang seharusnya menjadi pendapatan organisasi nirlaba adalah semua
pendapatan yang telah menjadi hak organisasi nirlaba terlepas apakah
hak ini telah diwujudkan dalam bentuk penerimaan kas atau tidak.

2.3.4 Standar Akuntansi yang Berlaku untuk Organisasi Nir laba
Menurut PSAK No. 45 Tahun 2011, organisasi nirlaba menggunakan basis
akuntansi akrual untuk mengakui pendapatan dan bebannya. Aktiva bersih
dikelompokkan dalam 3 kategori yang masing-masing tergantung pada ada
tidaknya pembatasan :
1. Aktiva bersih terikat permanen adalah bagian dari aktiva bersih yang
penggunaannya dibatasi oleh donator (donor-imposed stipulation)
yang tidak memiliki pembatasan waktu dan tidak dapat dipindahkan
oleh organisasi.
2. Aktiva bersih terikat temporer adalah bagian dari aktiva bersih yang
penggunaannya dibatasi oleh donator (donor-imposed stipulation)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

yang memiliki pembatasan waktu atau dapat dipindahkan oleh
organisasi dengan melak