HUBUNGAN EFEKTIVITAS PENGAWASAN DAN SIKAP INOVASI DENGAN KINERJA GURU SMP SUB RAYON 2 KOTA MEDAN.

ABSTRAK
Syahrul. Hubungan Efektivitas Pcngawsan dan Sikap lnovasi Oengan Kinerja
Guru SM P Sub Rayon 2 Ko1a f\ 1cdan. Tesis. Program P asc:~rjn
Unimed. 20 I 0.
Guru bertugas sebagai med iator dan fasi litator untuk mcntrasferkan ilmu
pe ngeta huan pada siswa sesuai dengan S K dan KD scrta kompctensi lulusan
tingka t satuan pendidikan. Saat ini guru kurang e fe ktif dalam memahami tugas
dan tanggung jawah tersebut. Penclitian ini lx:rtujuan mengungkapkan hubungan
antara: I) efektititas pengawasan dengan kinerja guru, 2) sikap inovasi dcngan
kinerja para guru, dan 3) efektititas pengawasan dan sikap inovasi .secant
bcrsama-sama dengan kinerja para guru di SMP Sub Rayon 2 Kota Medan.
Populasi penclitian adalah scluruh guru Sekolah Mencngah Pertama
(SMP) Sub Rayon 2 Kota Mcdan bcrjumlah 209 orang dan sampcl ditarik
~ebanyk
77 orang yang ditarik secara proforsiona l ral)dom sampling. Penclitian
ini terdiri dari tiga variabel. yaitu: k i ne~ja
guru, e fektititas pcngawasan , dan sikap
inovasi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tcknik kuesioncr/
a ngkel. Angket scbelum digunakan menjaring data pcnclitian tcrlebih dahulu
diujicobakan. Teknik analisis data yang dilakukan yaitu analisis dcskripsi dan
d ilanjutkan dengan uji hipotesis. Sebelum uji hipotcsis dilakukan analisis

prasyarat yaitu uji normalitas, uji linieritas dan keberartian persamaan reg res i.
Hipotesis I dan 2 d iuji dcngan korelasi dan rcgresi sederhana, hipotesis 3 d iuj i
dcngan korelasi dan regresi ganda. Keberanian koetisicn korelasi diuji dcngan
rumus t.
Hasil penelitian mcnunjukkan terdapat hubungan antara: I) efektivitas
pengawasan dengan kinerja guru SMP dengan korelasi 0,454, 2) sikap inovasi
dengan kincrja guru SMP dengan korelasi 0,627 dan 3) cfcktivitas pengawasan
dan sikap inovasi scar~
bersama-sama dengan kinerja guru SM P dengan korelasi
0,681. Bcsarnya sumbangan relatif efektivitas pengawasan tcrhaJap kinerja guru,
yaitu sebcsar 27,51 %dan sikap inovasi tcrhadap kincrja guru sebesar 72,49 %.
Besarnya sumbangan e fektif dari efektivitas pcngawasan tcrhadap kinerja guru,
yaitu sebesar 12,75 % dan sikap inovasi sebesar 33.58 %. llal ini berarti bahwa
sikap inovasi mempunyai sumbangan efektif yang lebih bcsar dibandingkan
efektivitas pcngawasan dalam menjclaskan (mempcngaruhi) kinc~ja
guru S MP
Sub Rayon 2 kota Mcdan dcngan taraf signi tikansi 5 %.
Para guru, agar sela lu meningkatkan sikap inovasinya. Pcningkatan s ikap
inovasi akan mc ningkatkan kinerja guru dalam menjalankan tugasnya.
Pe ningkatan sikap inovasi dapat di lakukan melalui: terbuka tcrhadap pengala man

dan atau pengetahuan baru, merespon dengan positif terhadap ino vasi-inovasi
pe mbe lajaran yang ada, serta k reatif mencari media, sumbcr dan metode
pembelaja ran yang dapa l dilakukan dalam melaksanakan Lugas.

Ill

ABSTRACT
Syahrul. The Relation Between ·roe S upervision Et'tC:ctiveness and lrutovation Attitude and
The Performance of Junior Secondary School Teachers Sub-District 2 Medan. Thesis. The
Unimed Graduate Program 201 0.
Teachers have duties as mediators and facilitators for transferring knowledge to
. students based on ~mpetncy
standard (SK) and basic Competency (KD) as well as
graduate competency of unit level education. Now

9

BAB II
LANDASAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR
DAN PENGAJUAN HIPOTESIS


A. Landasan Teoretis
l. Hakikat Kinerja Guru

a. Sekolah Se bagai Suatu Sistem
Sekolah merupakan sebuah sistem. Menurut Winardi (2005 : 135), Sebuah
sistem adalah suatu konglomerasi elemen-elemen atau bagian-bagian yang saling
mempengaruh i (kadang-kadang secara positif, dan kadang-kadang secara negatit)
dengan tujuan mencapai atau menciptakan sasaran tertentu yang dikehendaki oleh
sistem yang bersangkutan. ldris dalam lhsan {2005: I 08) mengemukakan, sistem
adalah suatu kesatuan yang terdiri atas komponen-komponen atau elemen-elemen
atau u nsur-unsur sebagai sumber-sumber yang mempunyai hubungan fungsional
yang teratur, tidak sekadar acak, yang saling membantu untuk mencapai suatu
hasil (producL). Sebagai suatu sistem, sekolah memiliki komponen inti yang
terdiri dari input, proses, dan out put. Komponen-komponen tersebut tidak dapat
dipisah ka n satu sama lain karena merupakan satu kesatuan utuh yang saling
tcrkait, terikat, mempengaruhi, membutuhkan, dan menentukan. Oleh karena itu,
perubahan satu komponen akan berpengaruh terhadap komponen-komponen
lainnya. Sekolah sebagai sistem dapat digambarkan sebagai berikut :


~-

lnp_ut~

~

_ rr_ose_s

~-0ut_p

Gam bar 2.1 Sekola h sebagai suatu sistem (sumber: Winardi 2005)
9

10

Mc nurut Komariah dan Triatna (2006: I ) men ya takan, bahwa sekolah
me rupakan s uatu sistem yang kompleks ka re na sc lain te rdiri atas input-prosesoutput juga memiliki akuntabilitas terhada p ko nte ks pe ndidika n dan outcome.
Denga ri

demikian, pendekatan contex-input-otu come


(C IPP and o utcome)

menjadi pendekatan sistem sekolah. Output pendidikan merupakan fokus dari
ihktiar pend idi kan, dan input menjadi masukan yang penting bag i output, tetapi
yan g jauh lebih penting adalah bagaimana mendayagunakan input terse but yang
terkait dengan individu-individu dan sumber-sumbcr lain yang ada di sekolah
sehingga output lebih berkualitas.
Sekolah

merupakan

organisasi

sosial

yang

menyediakan


layanan

pembelajaran bagi masyarakat Sebagai organisasi, sekolah merupakan sistem
terbuka karena, mempunyai hubungan-hubungan dengan lingkungan. Selain
sebagai wahana pembelajaran, lingkungan juga merupakan tempat berasalnya
masukan (input) sekolah. Komariah dan Triatna (2006:3) menyatakan, Input
sekolah adalah segala masukan yang dibutuhkan sekolah untuk terjadinya
pemrosesan guna mendapatkan output yang diharapkan . Input merupakan bahanbahan yang diperlukan untuk membuat suatu generasi yang disebut sebagai
manusia seutuhnya. Input sekolah dalah diidentifikasi yaitu manusia (man), uang
(mo ney), materiallbahan-bahan (materials), metode-metode (methods), dan mesin-

mesin (machines).
Di sam pi ng berdasarkan tinjauan input dengan kategori di atas, dapat j uga
dikategorikan ke dalam dua kategori, yaitu inpu t s umber daya ·dan input

II

manajemen atau kepemimpinan . Menurut

Hadi sa rosa da lam Komariah dan


Tria tna (2006 :3 ).
"Input manajemcn adalah seperang kat tug as (di sertai fungsi , kewenangan,
tanggung jawab, kewajiban, dan hak), rencana, program , ketentuan-ketentuan
untuk menjalankan tugas, pengendalian, dan kesan positi f yang ditanamkan oleh
kepala sekolah kepala warga sekolah. Seda ngka n inp ut sumber daya meliputi
sumber daya manusia dan sumber daya lai nnya. Sum ber daya manusia sekolah
terdiri d ari kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan lainnya.
Proses penyelenggaraan sekolah merupakan kiat manajemen sckolah
dalam mengelola masukan-masukan agar tercapai tujuan yang telah ditetapkan
atau output sekolah. Winardi (2005: 1730) mendefinisikan, proses adalah kegiatan
yang mentransformasi input menjadi output. Sesuai dengan hal tersebut Selamet
da lam Komariah dan Triatma (2006:5) menyatakan, bahwa proses adalah
" sesuatu" menjadi "sesuatu yang lain". Proses berlangs ungnya sekolah intinya
adalah berlangsungnya pembelajaran, yai tu te rjadinya interaksi antara siswa
dengan guru yang didukung oleh perangkat lai n sebagai bagian keberhasilan
proses pembelajaran. Sahagian lain dari sistem seko la h adalah output. Output
yang dihasilkan sekolah mestinya harus dapat menjamin m utunya. Output sekolah
d apat dikatakan sebagai siswa yang berhasil keluar sebagai pemegang dari ajang
pergulatan ilm u yang diakhiri dengan ujian-ujian dan menghasilkan suatu nilai

penghargaan,

berupa angka-angka nilai

yang

memiliki

kompetensi

yang

dipersyaratkan. Output yang berkualitas m erupakan hasil dari proses yang
berkualitas.

12

Bertitik tolak dari hal di atas, ma ka kualitas output atau mutu lulusan
merupakan hasil dari kinelja guru melalui pe ngetahuan kepem impinan pedagogis
dan motivas i kerjanya dalam membcrdaya kan scmua siswa untuk meningkatkan

proses. Baik buruknya mutu lulusan sangat ditentukan oleh kinerja guru. Oleh
karena pendidikan adalah investasi sehingga harus terkait kembali hasil atau
lulusan yang bermanfaat/menguntungkan secara finansial dan sosial. Apabila
ditinjau dari sudut lulusan, output sekolah adalah lul usan yang berguna bagi
kehid upan, yaitu lulusan yang bermanfaat bagi dirinya, keluarganya, dan
lingkun gannya. Artinya, lulusan ini mencakup juga outcome, yaitu hasil dari
investasi pendidikan yang selama ini dijalani siswa untuk menjadi suatu yang
berguna dan bermanfaat (benefit). Secara kasat mata, outcome pendidikan sekolah
menegah adalah siswa dapat melanjutkan pendidikannya ke jenjang lebih tinggi.
Sedangkan bi la tidak melanjutkan maka dalam kehidupannya dapat berhasil
mencari nafkah dengan bekelja