HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN Hubungan Antara Kepuasan Kerja Dengan Kinerja Guru SD Di Kecamatan Laweyan.

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN
KINERJA GURU SD DI KECAMATAN LAWEYAN

NASKAH PUBLIKASI

Oleh:
KUMIATI
F 100 080 171

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
0

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN
KINERJA GURU SD DI KECAMATAN LAWEYAN
Kumiati
Achmad Dwiyanto
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Abstraksi

Peran guru sangat penting dalam kedudukannya sebagai pemberi
pembelajaran kepada siswa sebagai generasi bangsa, Guru sebagai elemen kunci
dalam sistem pendidikan, khususnya di sekolah. Guru sebagai seorang profesional
mempertaruhkan profesi pada kualitas kerjanya, kinerja seorang guru merupakan
pengendali operasi dalam pendidikan, sehingga jika kinerja guru (individual
Performance) baik maka kinerja pendidikan (corporate Performance) itu juga akan
baik Salah satu faktor penentu keberhasilan sekolah adalah kinerja dan produktivitas
para guru, kepuasan kerja guru dapat meningkatkan produktivitas kerja dan disiplin
kerja. Selain itu, kepuasan kerja dapat menekankan tingkat keluarnya guru dan
banyaknya respons ketidakpuasan, dengan adanya kinerja yang baik, produktivitas
mengajar guru pun meningkat dan sebaliknya.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: (1) Mengetahui
hubungan antara kepuasan kerja dengan kinerja pada guru. (2) Mengetahui tingkat
kepuasan guru. (3) Mengetahui tingkat kinerja pada guru. (4) Mengetahui
sumbangan efektif kepuasan kerja terhadap kinerja guru.
Populasi dalam penelitian ini adalah guru-guru SD baik swasta maupun
negeri di kecamatan Laweyan dengan jumlah populasi 1.817 orang dari 58 SD.
Jumlah sampel dalam penelitian ini hanya 4 SD, yaitu 2 SD negeri dan 2 SD
swasta. SDN Tegalayu Surakarta, SD Djama’atul Ichwan Surakarta, SDN Bratan 2
Laweyan, SD Ta’mirul Islam Surakarta dengan jumlah seluruh guru 94 orang.

Pengambilan sampling menggunakan teknik cluster random sampling. Metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode angket yang
berbentuk skala. Tehnik yang digunakan dalam penelitian ini adalah kolerasi
product moment.
Hasil penelitian menjelaskan bahwa kondisi kepuasan atau ketidakpuasan
kerja menjadi umpan balik yang akan mempengaruhi kinerja guru dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dimasa yang akan datang. Antara
kinerja guru dengan kepuasan kerja menjadi suatu sistem yang berlanjut.
Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu: (1) Ada hubungan positif yang sangat
signifikan antara kepuasan kerja dengan kinerja guru. Semakin tinggi kepuasan kerja
maka semakin tinggi kinerja guru, begitu sebaliknya semakin rendah kepuasan kerja
maka semakin rendah kinerja guru. Hal ini ditunjukan dengan hasil koefisien
korelasi sebesar 0,363 dengan p = 0,000 atau p < 0,01. (2) Kepuasan kerja pada
subjek penelitian tergolong tinggi, ditunjukkan oleh rerata empirik (RE) = 110,49
dan rerata hipotetik (RH) = 90. (3) Kinerja guru pada subjek penelitian tergolong
tinggi, ditunjukan oleh rerata empirik (RE) = 79,60 dan rerata hipotetik (RH) =62,5.
(4) Sumbangan efektif kepuasan kerja terhadap kinerja guru sebesar 13,2% dari hasil
sperman’s rho sebesar 0,363² = 0,132. Berarti masih terdapat 86,8% variabel lain
yang mempengaruhi kinerja guru di luar variabel kepuasan kerja.
Kata Kunci : Kepuasan Kerja, Kinerja Guru

3

menunjukkan seorang guru harus

PENDAHULUAN
Guru
memiliki

dalam

peranan

pendidikan
utama

memiliki ijasah S1 hanya 8 orang guru

untuk

presentasenya


57,14%,

sedangkan

menciptakan serangkaian tingkah laku

tenaga pengajar (guru) masih belum

yang saling berkaitan, dan dilakukan

optimal

dalam

serta

pendidikannya D3 (1 orang guru)

kemajuan


35,71 % dan 5 orang guru SMA

situasi

berhubungan

tertentu
dengan

perubahan

tingkah

laku

dan

karena


masih

ada

guru

7,14%.

perkembangan siswa yang menjadi

Kemampuan

kinerja

guru

tujuannya. Peran guru sangat penting

dalam mengajarkan pemahaman pada


dalam kedudukannya sebagai pemberi

siswa

pembelajaran kepada siswa sebagai

Sebagaimana

generasi bangsa. Oleh karena itu di

disebutkan bahwa kemampuan guru-

butuhkan kinerja dari seorang guru

guru tersebut relatif rendah, yaitu

yang berkualitas dan bertanggung

hanya 42,85 % dari ideal. Sementara


jawab

itu,

bagi

sebuah

lembaga

pendidikan.

di

kelas

masih

hasil


kemampuan

rendah.
penelitian

tiap

tahapan

pembelajaran pada prainstruksional

Kualitas guru pernah diteliti

29,67 %, instruksional 49,55 %, dan

oleh Depdikbud (Napitupulu, 2012)

evaluasi 24,75 % dari ideal Ini

melalui Uji Kompetensi Awal (UKA)


menunjukkan

tahun 2012 secara nasional. Hasil

mengajar guru setelah memproleh

UKA

36,85,

predikat guru profesonal masih tetap

rata-ratanya

tidak mengalami perubahan yang

58,87. Kompetensi pedagogi guru SD

berarti. Hal ini juga menggambarkan


rata-rata 42,10, sedangkan guru TK

bahwa

rata-rata 44,31. Adapun kompetensi

profesioanl

profesional guru SD rata-rata 41,26,

mengembangkan

sedangkan guru TK rata-rata 45,77.

dalam berbagai kompetensi. Selain

Penelitian lainnya yang dilakukan

itu, sebanyak sebelas ribuan guru,

oleh Ungin (2013) menyimpulkan

hanya

bahwa kualitas guru dipengaruhi oleh

melakukan

faktor pendidikan. Hasil penelitian

dengan membuat karya ilmiah atau

guru

sedangkan

SD
guru

rata-rata
TK

1

bahwa

guru

yang

kemampuan

berpredikat

masih

0,05%

kurang

kemampuannya

saja

yang

pengembangan

telah
profesi

penelitian. Dilaporkan harian ini pula,

SDN

minat guru minim karena para guru

Djama’atul Ichwan Surakarta, dan

masih

rutinitas

SDN Bratan 2 Laweyan pada siswa

mengajar yang dilakukan setiap hari

kelas V dan VI dengan jumlah 196

di kelas (Antara, 2009).

siswa ada 124 siswa atau 63,26%

terjebak

dengan

Dua kutipan penelitian tersebut

Tegalayu

mengalami

Surakarta,

masalah

SD

belajar

membuktikan bahwa kinerja guru

matematika dengan berbagai alasan.

belum optimal. Dampak kinerja guru

Alasan-alasan

yang

akan

masalah belajar matematika melalui

mempengaruhi kualitas pendidikan

hasil penyebaran kuesioner antara lain

secara

siswa tidak punya minat untuk belajar

kurang

umum.

UNESCO,

optimal

Berdasarkan
mutu

data

pendidikan

matematika

siswa

sebanyak

menemui

22

siswa

matematika di Indonesia berada pada

(17,74%), tidak bersemangat untuk

peringkat 34 dari 38 negara yang

belajar matematika sebanyak 38 siswa

diamati. Data lain yang menunjukkan

(30,64%), pelajaran matematika sulit

rendahnya prestasi matematika siswa

sebanyak 43 siswa (34,67%), guru

Indonesia dapat dilihat dari hasil

matematika galak 9 siswa (3,73%),

survei Pusat Statistik Internasional

guru matematika tidak jelas dalam

untuk Pendidikan (National Center for

menerangkan

Education

in

Statistics,

2003)

(13,22%).

terhadap

41

negara

dalam

memahami permasalahan matematika

pembelajaran

matematika,

dimana

tersebut

materi

Akibat

12

siswa

membuat

siswa
kurang

siswa

Indonesia mendapatkan peringkat ke

membutuhkan waktu lama dalam

39 di bawah Thailand dan Uruguay

mengerjakan soal matematika, yang

(Satria, 2012).

akhirnya juga berdampak pada nilai

Permasalahan

kinerja

guru

yang diperoleh siswa rendah. Untuk

berdampak pada hasil pada siswa.

SDN Tegalayu Surakarta lebih dari

Khususnya pada hasil belajar untuk

50% siswa memperoleh nilai di bawah

pelajaran matematika di SD Surakrata

6.

dapat diketahui melalui hasil nilai
semester

ganjil

tahun

Hasil belajar matematika siswa

pelajaran

rendah dipengaruhi dua faktor, yaitu

2013/2014 pada tiga SD, yaitu SD

faktor dari dalam diri siswa dan dari
2

faktor luar siswa. Faktor dari luar

dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau

dpengaruhi oleh guru. Arifin (2009)

indikator-indikator suatu pekerjaan

dalam

atau

penelitiannya

menunjukkan

suatu

profesi

dalam

waktu

Pekerjaan

adalah

suatu

bahwa 76,6% hasil belajar siswa

tertentu.

dipengaruhi oleh kinerja guru, dengan

aktivitas menyelesaikan sesuatu atau

rincian

membuat

yaitu

mengajar

kemampuan

memberikan

guru

sesuatu

yang

hanya

sumbangan

memerlukan tenaga dan keterampilan

32%, penguasaan materi pelajaran

tertentu seperti yang dilakukan oleh

memberikan sumbangan 32,38%, dan

pekerja kasar atau blue collar worker.

sikap guru terhadap mata pelajaran

Suatu pekerjaan mempunyai sejumlah

memberikan sumbangan 8,60%.

fungsi atau indikator yang dapat

Beberapa

hasil

penelitian

digunakan

untuk

mengukur

hasil

kinerja guru yang belum optimal dan

pekerjaan tersebut. Istilah kinerja

dampaknya bagi kualitas guru dan

digunakan

hasil prestasi belajar siswa perlu

keluaran

mendapat perhatian. Karena guru

fungsi

adalah

seorang pegawai.

penentu

dalam

sistem

pendidikan secara keseluruhan, yang

untuk

menunjukkan

organisasi,

alat,

fungsi-

manajemen, atau keluaran

Kinerja

seorang

guru

harus mendapat perhatian sentral,

merupakan pengendali operasi dalam

pertama dan utama, figur yang satu ini

pendidikan, sehingga jika kinerja guru

akan

menjadi

sorotan

(individual Performance) baik maka

berbicara

tentang

kinerja

senantiasa

strategis

ketika

pendidikan.

Guru

selalu

pendidikan

(corporate

Performance) itu juga akan baik,

terkait

dengan komponen maupun dalam

menurut

sistem pendidikan, guru memegang

2011). Kinerja seorang guru akan baik

peran utama dalam pembangunan

bila guru mempunyai keahlian (skill)

pendidikan,

yang tinggi, bersedia bekerja karena

diselenggarakan

khususnya
secara

yang

formal

di

(2009)

adalah

Kecamatan Laweyan adalah

Wirawan

keluaran

Usman,

masa depan akan lebih baik. .

perlu memiliki kinerja yang optimal.
menurut

(dalam

digaji, sehingga mempunyai harapan

sekolah. Oleh sebab itu, seorang guru

Kinerja

Sutanto

salah satu kecamatan yang ada di kota

yang

Surakarta,
3

yang

memiliki

11

Kelurahan, dengan total penduduknya

Menurut

Sinambela

dalam

sebanyak 109.930 jiwa. Kecamatan

(Barnawi, 2012) menyebutkan bahwa

Laweyan juga termasuk salah satu

kepuasan pegawai berhubungan erat

kecamatan yang memiliki tingkat

dengan kinerja pegawai. Kepuasan

pendidikan

kerja

diatas

sedang

guru

dapat

meningkatkan

dibandingkan dengan kecamatan lain

produktivitas kerja dan disiplin kerja.

yang ada di Surakarta. Kecamatan

Selain itu, kepuasan kerja dapat

Laweyan sampai saat ini menaungi

menekankan tingkat keluarnya guru

sebanyak 58 Sekolah Dasar (SD) baik

dan

negeri maupun swasta. Berdasarkan

ketidakpuasan. Guru yang terpuaskan,

hasil observasi pra peelitian pada guru

ia akan memiliki semangat kerja dan

SD yang telah dilakukan oleh peneliti

disiplin yang tinggi sehingga dapat

dapat diketahui bahwa sebagaian guru

meningkatkan

masih memiliki kinerja mengajar yang

adanya

rendah. Hal ini dapat diketahui masih

produktivitas

ada guru yang kurang disiplin dalam

meningkat dan sebaliknya.

banyaknya

menjalankan tugas, yaitu datang ke

respons

kinerjanya.

kinerja

Dengan

yang

mengajar

baik,

guru

pun

Selain itu, hasil penelitian

sekolah terlambat.

yang lain tentang pengaruh kepuasan

Gibson (1990) menjelaskan

kerja

terhadap

kinerja

karyawan

banyak faktor yang mempengaruhi

diperoleh bahwa adanya pengaruh

kinerja seseorang, salah satunya yaitu

positif

faktor psikologis, seperti persepsi,

kepuasan

peran, sikap, kepribadian, motivasi

karyawan, dan dari faktor-faktor yang

dan kepuasan kerja. Kepuasan kerja

mempengaruhi kepuasan kerja faktor

(job

satisfaction) adalah

keadaan

emosional pegawai atau guru

yang

kepuasan

yang

kerja

signifikan

antara

terhadap

kinerja

finansial

yang

paling

mempengaruhi kinerja karyawan pada

terjadi maupun tidak terjadi titik temu

PT

antara nilai balas jasa kerja pegawai

(Tirtorin,

dan perusahan atau organisasi dengan

merupakan salah satu unsur yang ada

tingkat nilai balas jasa yang memang

pada setiap bidang pekerjaan dan

diinginkan

termasuk persoalan yang tidak bisa

oleh

pegawai

yang

bersangkutan.

TELKOM

diabaikan.
4

2010).

Cabang

Boyolali

Kepuasan

Kepuasan

kerja

kerja

akan

didapat apabila ada kesesuaian antara

suatu wujud perilaku seseorang atau

harapan pegawai dengan kenyataan

organisasi dengan orientasi prestasi.

yang ditemui dan didapatkannya dari

Sebagai pendidik, tugas guru

tempatnya bekerja.

dalam kesehariannya melaksanakan

Tujuan yang ingin dicapai
dalam

penelitian

Mengetahui

proses pembelajaran di sekolah, hasil

ini

adalah:

yang dicapai secara optimal dalam

hubungan

antara

bentuk lancarnya proses belajar siswa,

kepuasan kerja dengan kinerja pada

dan

guru. Mengetahui tingkat kepuasan

perolehan atau hasil belajar siswa,

guru. Mengetahui tingkat kinerja pada

semuanya

guru. Mengetahui sumbangan efektif

kinerja seorang guru. Kinerja guru

kepuasan kerja terhadap kinerja guru.

dalam

berujung

pada

merupakan

tingginya

cerminan

melaksanakan

tugas

kesehariannya tercermin pada peran
LANDASAN TEORI

dan

Di dalam Kamus Besar Bahasa

kelas,

adalah sesuatu yang dicapai, prestasi

kinerja

dari bahasa inggris, yaitu dari kata
performance

proses

atau

pelaksanaan

Guru”

kinerja

Dalam

dapat

terlihat

pada

merencanakan,
dan

mengevaluasi

pembelajaran

yang
sikap

(Sagala, 2008).
Berdasarkan uraian di atas
dapat disimpulkan bahwa kinerja guru

yang

adalah hasil kerja yang dihasilkan

diterbitkan oleh Direktorat Tenaga
Kependidikan,

pelatih.

moral dan profesional seorang guru

kerja,

penampilan kerja. Dalam materi diklat
Kinerja

pendidik,

intensitasnya dilandasi oleh

pencapaian kerja, unjuk kerja atau
“Penilaian

guru

melaksanakan,

melaksanakan. Performance berarti
kerja,

dan

kegiatannya

berasal dari kata to perform yang

prestasi

sebagai

pada proses pembelajaran di kelas,

kata kinerja merupakan terjemahan

menampilkan

proses

menjalankan peran dan fungsinya

kerja. Barnawi (2012) menjelaskan

berarti

yaitu

pengajar,

yang diperlihatkan, atau kemampuan

Kata

dalam

pembelajaran di kelas atau di luar

Indonesia (Barnawi, 2012) kinerja

performance.

fungsinya

oleh

merupakan

guru

baik

secara

kualitatif

maupun kuantitatif, yang diselesaikan
dalam kurun waktu tertentu dan sesuai
5

dengan tanggung jawab sebagai guru

perusahaan

dalam merencanakan, melaksanakan,

Pennsylvania

dan

proses

bahwa kepuasan kerja merupakan

intensitasnya

penilain dari pekerja yaitu seberapa

mengevaluasi

pembelajaran
dilandasi

yang

oleh

sikap

moral

dan

di

New

USA

Hope

mengatakan

jauh pekerjaannya secara keseluruhan

profesional seorang guru.

memuaskan kebutuhannya.

Faktor-faktor

yang

Tiffin (dalam Anoraga, 2009)

mempengaruhi kinerja guru dapat

berpendapat bahwa kepuasan kerja

disimpulkan

berhubungan

bahwa

dalam

menjalankan

sebagai

pendidik

kinerja

guru

kewajibannya
atau

karyawan

pengajar

dengan
terhadap

sikap

dari

pekerjaannya

sendiri, situasi kerja, kerjasama antar

dipengaruhi faktor individu, yang

pimpinan

terdiri dari kemampuan, keterampilan,

Sedangkan menurut Blum (dalam

pengalaman

As’ad,

Faktor

kerja

dan

psikologis

keluarga.
meliputi

dan

sesama

2001)

karyawan.

kepuasan

kerja

merupakan hasil dari beberapa sikap

kepribadian, motivasi, kepuasan kerja,

khusus terhadap faktor



persepsi dan yang terakhir yaitu faktor

pekerjaan,

diri

organisasi

struktur

hubungan sosial individu diluar kerja.

dan

Robbins (2008) menerangkan bahwa

yang meliputi

organisasi,

kepemimpinan

fasilitas kerja.

penyesuaian

faktor
dan

kepuasan kerja merupakan suatu sikap

Menurut wexley dan Yulk

umum

seorang individu

terhadap

(dalam As’ad 2001) yang disebut

pekerjaannya. Sedangkan pekerjaan

kepuasan kerja adalah is the way an

tersebut menuntut interaksi dengan

employee feels about his or her job.

rekan sekerja dan atasan, mengikuti

Yang berarti kepuasan kerja sebagai

aturan dan kebijakan organisasis,

perasaan

memenuhi standar kinerja, hidup pada

seseorang

terhadap

pekerjaan. Selain itu ada juga yang
mengatakan

sebagai

kondisi yang ideal dan sebagainya.

positive

Berdasarkan

dari

pendapat

emotional state Athanasiou (dalam

para ahli diatas mengenai definisi

As’ad

kepuasan

setelah

2001).

Menurut

mengadakan

Hoppeck
penelitian

mengambil

terhadap 309 kayawan pada suatu

kepuasan
6

kerja

maka

penulis

kesimpulan

bahwa

kerja

merupakan

suatu

perasaan emosional yang positif yang

Populasi dalam penelitian ini

muncul dari rasa senang terhadap

adalah guru-guru SD baik swasta

pekerjaannya sendiri.

maupun negeri di kecamatan Laweyan

Faktor-faktor

dapat

dengan jumlah populasi 1.817 orang

mempengaruhi kepuasan kerja adalah

dari 58 SD. Jumlah sampel dalam

faktor

gaji,

penelitian ini hanya 4 SD, yaitu 2 SD

jaminan sosial, pangkat (golongan),

negeri dan 2 SD swasta. SDN

rekan kerja. Dan yang kedua adalah

Tegalayu Surakarta, SD Djama’atul

faktor

Ichwan Surakarta, SDN Bratan 2

ekstrinsik

intrinsik

yang

meliputi

meliputi

usia,

keterampilan, pendidikan, prestasi.
Aspek-aspek

yang

SD

Laweyan,

terdapat

Ta’mirul

Islam

Surakarta dengan jumlah seluruh guru

dalam pencapaian kepuasan kerja

94

yaitu pekerjaan itu sendiri, jenjang

menggunakan teknik cluster random

pekerjaan atau pengawasan, promosi,

sampling. Dalam random sampling

gaji atau upah, dan hubungan dengan

semua kelompok SD dalam populasi

rekan kerja.

diberikan kesempatan untuk dijadikan

orang.

Pengambilan

sampling

sampel dengan cara diundi.
Metode

HIPOTESIS
Berdasarkan

uraian

pengumpulan

data

tentang

yang digunakan dalam penelitian ini

pengertian, faktor serta aspek pada

adalah metode angket yang berbentuk

variabel kepuasan kerja dan kinerja

skala

maka dapat diajukan hipotesis sebagai

mengungkap seberapa besar hubungan

berikut, “ada hubungan positif antara

antara kepuasan kerja terhadap kinerja

kepuasan kerja dengan kinerja guru”.

guru. Penentuan metode statistik yang

Artinya semakin tinggi kepuasan kerja

ditentukan oleh tujuan penelitian yaitu

maka semakin tinggi kinerja pada

untuk mengetahui hubungan antara

guru. Sebaliknya semakin rendah

kepuasan kerja terhadap kinerja guru

kepuasan kerja maka semakin rendah

SD di Kecamatan Laweyan, maka

pula kinerja guru.

tehnik

yang

yang

digunakan

digunakan

untuk

dalam

penelitian ini adalah kolerasi product
moment.

METODE PENELITIAN

7

bahwa kinerja adalah hasil kerja yang

PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil perhitungan

dapat dicapai oleh seseorang atau

tehnik analisis Non Parametrik dengan

kelompok

sperman’s rho

perusahaan

diperoleh nilai (r)

orang

dalam

suatu

atau organisasi sesuai

sebesar 0,363 dengan p = 0,000 atau p

dengan

< 0,01. Hasil tersebut menunjukkan

jawab masing-masing dalam upaya

ada hubungan positif yang sangat

pencapaian tujuan secara legal, tidak

signifikan

melanggar

antara

kepuasan

kerja

wewenang

dan

hukum

tanggung

dan

tidak

dengan kinerja guru. Semakin tinggi

bertentangan dengan moral dan etika.

kepuasan kerja maka semakin tinggi

Kinerja dalam menjalankan fungsinya

kinerja

tidak

guru,

begitu

sebaliknya

berdiri

sendiri,

tetapi

semakin rendah kepuasan kerja maka

berhubungan dengan kepuasan kerja

semakin rendah kinerja guru.

dan tingkat imbalan, dipengaruhi oleh

Adanya kepuasan kerja pada

keterampilan, kemampuan dan sifat-

guru akan mendorong meningkatkan

sifat individu. Sutanto (2002) dengan

kinerja, kepuasan kerja yang tinggi

mendefinisikan bahwa kepuasan kerja

akan memberikan dampak positif,

akan menciptakan kinerja yang lebih

baik bagi diri individu maupun pihak

baik. Dari definisi ini dapat diartikan

lembaga pendidikan. Kepuasan kerja

bahwa apabila seseorang terpuaskan

menjadi komponen yang ikut berperan

dengan pekerjaannya maka mereka

dalam

akan lebih meningkatkan kinerjanya.

mewujudkan

kinerja

yang

berkualitas dalam dunia pendidikan.

Kondisi

kepuasan

atau

Guru yang memiliki kepuasan kerja

ketidakpuasan kerja tersebut menjadi

yang

umpan

tinggi

akan

mempunyai

balik

yang

akan

semangat, keinginan dan energi yang

mempengaruhi kinerja guru dalam

besar dalam diri individu

untuk

melaksanakan tugas dan tanggung

bekerja secara optimal. Kepuasan

jawabnya dimasa yang akan datang.

kerja yang tinggi akan membawa

Jadi hubungan antara kinerja guru

dampak positif bagi pendidikan dan

dengan kepuasan kerja menjadi suatu

meningkatkan mutu kinerjanya.

sistem

Hal

ini

sesuai

yang

berlanjut.

Menurut

dengan

Strauss dan sayles (dalam Handoko,

pendapat Riva’i dan Basri (2005)

1997) kepuasan kerja juga penting
8

untuk aktualisasi diri. Karyawan yang

bekerja. Kepuasan kerja merupakan

tidak memperoleh kepuasan kerja

salah satu unsur yang ada disetiap

tidak

mencapai

bidang pekerjaan. Tanpa kepuasan

kematangan psikologis, dan pada

kerja seseorang tidak akan bekerja

gilirannya akan menjadi frustasi. Oleh

seperti yang diharapkan, sehingga

karena itu kepuasan kerja mempunyai

tujuan organisasi tidak tercapai.

akan

pernah

arti penting baik bagi karyawan atau
organisasi,

terutama

menciptakan

keadaan

Variabel

kepuasan

kerja

karena

subjek tergolong tinggi. Kondisi ini

positif

dapat

dilingkungan kerja.

diinterpretasikan

bahwa,

kepuasan kerja yang tingkatannya

Sinambela (dalam Barnawi,

sedang

dari

subjek

memberikan

2012) menyebutkan bahwa kepuasan

pemahaman bahwa subjek belum

pegawai berhubungan erat dengan

mencapai tujuan atau cita-cita yang

kinerja pegawai. Kepuasan kerja guru

diharapkan

dapat

sekarang.

meningkatkan

produktivitas

dari

pekerjaannya

Berdasarkan

hasil

kerja dan disiplin kerja. Selain itu,

wawancara dengan dua orang subjek

kepuasan kerja dapat menekankan

penelitian diperoleh jawaban bahwa

tingkat keluarnya guru dan banyaknya

guru merasa puas dengan pekerjaanya

respons ketidakpuasan. Guru yang

karena pekerjaan guru sudah menjadi

terpuaskan,

memiliki

cita-citanya dan memiliki teman kerja

semangat kerja dan disiplin yang

yang memiliki kesamaan pandangan

tinggi sehingga dapat meningkatkan

bahwa tugas guru adalah mendidik

kinerjanya. Dengan adanya kinerja

dan membimbing siswa menjadi baik

yang baik, produktivitas mengajar

dan pandai. Jawaban guru satunya

guru pun meningkat dan sebaliknya

merasa puas dengan pekerjaannya

ia

akan

Kinerja sangat penting dalam

sebagai

guru

karena

memiliki

suatu organisasi, karena organisasi

pimpinan yang demokratis dan tegas,

merupakan suatu sistem sosial yang

sehingga

mempekerjakan

berdasarkan

manusia.

Pegawai

dalam

promosi

kualitas

kerja.

guru
Hasil

yang mempunyai kinerja yang tinggi

wawancara dengan dua guru lainnya

diharapkan

meningkatkan

diperoleh jawaban bahwa kedua guru

kepuasan kerja dimanapun pegawai

tersebut merasa belum puas dengan

mampu

9

penghasilannya

sekarang. Hal

ini

Kinerja guru termasuk tinggi

dapat dimaklumi bahwa kedua guru

sesuai dengan jawaban dari dua guru

SD tersebut belum diangkat menjadi

sebelumnya yaitu karena pekerjaan

PNS, masih tenaga honorer Dari hasil

guru sudah menjadi cita-citanya dan

wawancara tersebut dapat diketahui

karena

bahwa subjek merasa puas dengan

demokratis dan tegas, sehingga dalam

pekerjaannya

guru

promosi guru berdasarkan kualitas

dipengaruhi faktor pekerjaan guru

kerja. Hal ini sesuai dengan pendapat

sudah menjadi cita-cita, memiliki

Burhanuddin (dalam Khodijah, 2013)

teman

bahwa keberadaan pekerjaan yang

sebagai

kerja

yang

mendukung

memiliki

pimpinan

yang

pekerjaan, memiliki pimpinan yang

mereka

baik, dan promosi jabatan berdasarkan

pekerjaan yang guru lakukan harus

kualitas

guru

dapat diakui sehingga memberikan

lainnya belum merasa puas, karena

dampak positif dan menjadi motivasi

masih tenaga honorer.

bagi guru. Pidarta (dalam Susanto,

kerja.

Sedangkan

Keempat

faktor

lakukan.

Pada

dasarnya

yang

2000) mengemukakan bahwa, ada

mempengaruhi kepuasan kerja sesuai

salah satu faktor yang mempengaruhi

dengan pendapat Anoraga (2009)

kinerja guru adalah kepemimpinan

bahwa kepuasan kerja dipengaruhi

kepala

oleh faktor: (1)

disenangi oleh anggotanya.

hubungan antar

karyawan, yaitu hubungan langsung

sekolah yang sesuai

Besarnya

peranan

dan

atau

antar pegawai dengan atasan, (2)

sumbangan efektif kepuasan kerja

psikis

yaitu

terhadap kinerja guru sebesar 13,2%,

berkaitan dengan hubungan sosial

sumbangan tersebut termasuk rendah.

antar pegawai, sugesti dari teman

Rendahnya sumbangan dipengaruhi

sekerja, emosi dan situasi kerja, (3)

aspek-aspek kepuasan kerja yang

kedudukan kerja, seseorang yang

berhubungan dengan kinerja melalui

bekerja pada pekerjaan yang lebih

oleh data stepwise, meskipun kelima

tinggi

puas

aspek kepuasan kerja yaitu pekerjaan

daripada mereka yang bekerja pada

itu sendiri, atasan, teman sekerja,

pekerjaan yang lebih rendah.

promosi,

dan

gaji

hubungan

yang

sangat

dan

akan

kondisi

merasa

kerja,

lebih

10

mempunyai
signifikan

dengan kinerja guru. Akan tetapi,

terhadap kepuasan kerja dan kinerja

hasil hubungan termasuk kecil, yaitu

guru. Semakin tinggi dan kuat gaya

antara 0,243 – 0,399. Hasil terkecil

kepemimpinan membentuk karakter

pada aspek promosi dan hasil terbesar

pimpinan

pada aspek atasan atau supervisi.

tinggi kepuasan kerja dan kepuasan

Aspek pekerjaan subjek yaitu

(atasan)

antara gaya

guru.

kinerja guru.

penelitian

ini

sesuai

yang

dengan

dilakukan

semakin

kerja mampu memoderasi hubungan

mengajar berhubungan dengan kinerja
Hasil

maka

kepemimpinan dan

oleh

Kondisi kerja dengan teman

Bangun (2010) dalam kesimpulannya

sesama guru berhubungan dengan

bahwa

merupakan

kinerja guru. Kondisi kerja yang

kemampuan yang dimiliki guru dapat

dimaksud yaitu meliputi hubungan

meningkat

antara pegawai, harapan keluarga dan

mengajar

melalui

kemampuan,

pemberdayaan

sehingga

mampu

pandangan masyarakat. Kondisi kerja

meningkatkan kinerja guru. Semakin

yang baik dapat dipersepsikan tentang

tinggi

lingkungan

seorang

guru

melakukan

kerja

yang

positif,

pemberdayaan terhadap profesi guru,

sehingga

maka

meningkatkan

kinerja guru. Hasil penelitian ini

kinerjanya. Pemberdayaan yang ada

mendukung penelitian yang dilakukan

pada

oleh Bahri (2011), bahwa

semakin

guru

diantaranya

dilakukan

mampu

meningkatkan

persepsi

melalui peningkatan kemampuan guru

tentang lingkungan kerja berpengaruh

dan pemberian kewenangan dalam

secara signifikan terhadap terhadap

mengembangkan

kinerja

diri

dalam

mendukung profesi gurunya.
Aspek

selanjutnya

guru

Tinggimoncong
bahwa

SD

di

Kabupaten

dataran
Gowa.

Persepsi tentang lingkungan kerja

sikap dan perilaku Kepala Sekolah

adalah

berhubungan dengan kinerja guru.

menafsirkan,

Hasil ini sesuai dengan penelitian

menginterprestasikan

yang dilakukan oleh Yulinda (2009),

atau kejadian yang dilihat, didengar,

bahwa sikap dan perilaku merupakan

dan dirasakan oleh seseorang dalam

gaya

melaksanakan

kepemimpinan

berpengaruh

terhadap kinerja. Gaya kepemimpinan

proses

memahami,
menilai
suatu

aktivitas

dengan teman sekerjanya.
11

dan
obyek

kerjanya

Aspek promosi yang diberikan
oleh

Kepala

dinikmati

oleh

guru

beserta

Sekolah

mampu

keluarganya. Gaji yang diberikan

kinerja

guru

kepada guru sangat berpengaruh pada

mendukung penelitian yang dilakukan

tingkat kepuasan kerja. Apabila gaji

oleh

yang

meningkatkan

Novrita

(2013).

Dari

hasil

diberikan

penelitiannya dapat diketahui bahwa

mempertimbangkan

promosi

kehidupan

berpengaruh

positif

dan

normal

dengan
standar
dan

dapat

signifikan terhadap kinerja. Promosi

memenuhi kebutuhan-kebutuhan guru

merupakan

maka

penghargaan

pegawai

pada posisi jabatan yang lebih tinggi
dari

posisi

jabatan

dengan

sendirinya

akan

mempengaruhi semangat kinerjanya.

sebelumnya,

Setiap

penelitian

memiliki

dengan tingkat beban kerja serta

kelemahan,

tanggung jawab yang lebih tinggi

mempunyai dua kelemahan, sebagai

juga. Pada kondisi tertentu, promosi

berikut:

merupakan salah satu bagian dari

1.

upaya pembinaan karier pegawai.
Gaji

yang

diperoleh

dalam

penelitian

ini

Pengumpulan data. Data dalam
penelitian ini dengan dua cara

guru

yaitu ada yang ditunggui dan

berhubungan dengan peningkatkan

ditinggal saat pengisian skala.

kinerja guru. Artinya, bahwa besar

Pengumpulan data yang ditinggal

kecilnya pendapatan dan gaji yang

memungkinkan subjek penelitian

terima oleh guru adalah sebagai balas

tidak mengisi sendiri atau mengisi

jasa atas apa yang telah diberikan oleh

jawaban

guru kepada peserta didik sebagai

hasil penelitian kurang akurat.

bentuk pengabdian kepada bangsa dan

2.

asal-asalan,

sehingga

Penelitian ini ada dua variabel,

negara. Dijelaskan oleh Artonang

sehingga hasil penelitian kurang

(2005) bahwa gaji inilah yang akan

variasi.

dipergunakan seorang yang berprofesi
sebagai guru SD beserta keluarganya
untuk

memenuhi

kebutuhannya.

Besarnya

KESIMPULAN

kebutuhangaji

Berdasarkan hasil analisis data

ini

yang telah dilakukan dapat diambil

mencerminkan status, pengakuan, dan

kesimpulan bahwa :

tingkat pemenuhan kebutuhan yang
12

1.

Ada hubungan positif yang sangat

ketrampilan,

signifikan antara kepuasan kerja

keluarga,

pengalaman

kerja,

dengan kinerja guru. Semakin

persepsi,

peran,

sikap,

tinggi

latar

belakang

kepuasan

kerja

maka

kepribadian, motivasi; dan, (b)

tinggi

kinerja

guru,

Faktor organisasi, yaitu; struktur

semakin

begitu sebaliknya semakin rendah

organisasi,

kepuasan kerja maka semakin

kepemimpinan,

rendah kinerja guru. Hal ini

penghargaan (reward system).

desain

pekerjaan,
sistem

ditunjukan dengan hasil koefisien
korelasi Sperman’s rho sebesar
0,363 dengan

SARAN

p = 0,000 atau p

Berdasarkan hasil penelitian

< 0,01.
2.

dan kesimpulan di atas, penulis

Kepuasan

kerja

penelitian

pada

tergolong

subjek

mengajukan beberapa saran sebagai

sedang,

berikut :

ditunjukkan oleh rerata empirik
(RE)

=

110,49

dan

1. Bagi Guru/ Subjek Penelitian

rerata

Para guru disarankan untuk

hipotetik (RH) = 90.
3.

Kinerja

guru

pada

subjek

tinggi. Cara yang dapat untuk

tergolong

tinggi,

meningkatkan kinerja antara lain

ditunjukan oleh rerata empirik

mengoptimalkan kepuasan kerja,

(RE) = 79,60 dan rerata hipotetik

dengan cara, sebagai berikut:

(RH) =62,5 .

a.

penelitian

4.

mempertahankan kinerja yang sudah

Sumbangan
kerja

efektif

terhadap

kepuasan

kinerja

Pada aspek pekerjaan itu sendiri
yaitu

menjadi

guru

yang

guru

profesonal melalui prestasi kerja

sebesar 13,2% ditunjukan dengan

dengan meningkatkan kecakapan,

koefisien

sebesar

keterampilan, dan pengalaman,

0,132.

Berarti masih terdapat

guru mau belajar dari buku-buku

86,8%

variabel

pendidikan atau internet yang

determinan

lain

yang

mempengaruhi kinerja guru di

berkaitan

luar variabel

sebagai guru.

kepuasan kerja,

misalnya: (a) Faktor individu,
terdiri

dari;

b.

kemampuan,

Atasan

dengan

atau

pekerjaan

supervisi,

guru

disarankan untuk dapat bekerja
13

sama dengan Kepala Sekolah dan
menerima

c.

d.

masukan

Kepala

diketahui bahwa hasil kinerja guru

Sekolah dalam merevisi tujuan-

termasuk tinggi dan kepuasan kerja

tujuan

termasuk tinggi. Berdasarkan pada

pendidikan,

bahan

pengajaran, dan metode-metode

hasil

mengajar,

lembaga

dan

evaluasi

tersebut,

disarankan

pendidikan

bagi
untuk

pengajaran

mempertahankan kinerja yang tinggi.

Teman sekerja, guru mau bekerja

Kinerja tinggi dapat dilakukan oleh

sama dan menjalin hubungan

lembaga dengan mendisiplinkan para

yang baik dengan guru lain untuk

guru dalam mematuhi peraturan yang

menyelesaikan tugas-tugas yang

diterapkan oleh lembaga. Cara yang

telah ditentukan

dapat dilakukan antara lain, lembaga

oleh Kepala

Sekolah.

pendidikan menyediakan sarana dan

Promosi, guru mau meningkatkan

media yang lebih lengkap, sehingga

prestasi kerja agar memperoleh

dalam mengajar memiliki semangat

promosi jabatan yang lebih baik

tinggi.

dengan

disarankan untuk mempertahankan

cara

kegiatan

meningkatkan

Lembaga

pendidikan

mengajar

melalui

kepuasan guru SD, terutama guru

dalam

variasi

honorer yang belum diangkat menjadi

menggunakan metode atau media,

PNS. Cara yang dapat dilakukan oleh

dan disiplin dalam kerja.

lembaga

Upah atau gaji bagi guru swasta

memberikan

dapat

kepada

kreativitas

e.

Dari hasil penelitian dapat

ditingkatkan

melalui

pendidikan

seperti

tambahan

tunjangan

guru

honorer

ketaatan, terhadap peraturan dan

kemampuan lembaga.

melaksanakan perintah Kepala

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sekolah dengan baik, sehingga
Kepala

Sekolah

Disarankan

bagi

sesuai

peneliti

memberikan

selanjutnya untuk menambah variabel

penilaian positif dan menambah

bebas atau mengganti variabel bebas,

kompensasi yang diperoleh.

karena

faktor-faktor

yang

mempengaruhi kinerja guru tidak
hanya kepuasan guru. Variable lain

2. Bagi Lembaga Pendidikan

tersebut seperti motivasi mengajar,
14

SMK Negeri di Kota
Malang. Teknologi dan
Kejuruan. Vol. 33, No. 1,
Hal: 55–64.

gaya kepemimpinan Kepala Sekolah,
atau

iklim

organisasi.

Adanya

penambahan dan perubahan variable,
diharapkan

hasil

penelitian

Barnawi, Arifin M. 2012. Kinerja
Guru
Profesional:Instrument
Pembinaan, Peningkatan
dan Penilaian. Jakarta: ArRuzz Media.

selanjutnya dapat lebih bervariasi.
Selain itu, bagi peneliti selanjutnya
disarankan dalam penyebaran skala
dilakukan

sendiri

dan

ditunggui,

Gibson, Ivancevich, Donelly. 1990.
Organisasi
dan
Manajemen:Perilaku,
Struktur dan Proses, edisi
ke empat, cetakan ke enam
(terjemahan
Djorban
Wahid). Jakarta: Penerbit
Erlangga.

sehingga hasil lebih valid dan akurat.

DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, P. 2009. Psikologi Kerja.
Jakarta: PT Rineka Cipta.

Handoko.T. Hani. 1997. Manajemen
Personalia dan Sumber
Daya Manusia, Edisi 2
Yogyakarta: BPFE.

Arifin, Anwar. 2009. Eksistensi dan
Implementasi UUGD.
Aritonang, Keke T. 2005. Kompensasi
Kerja, Disiplin Kerja Guru
danKinerja Guru SMP
Kristen. Jurnal Pendidikan
Penabur. No. 4.

Khodijah, N. 2013. “Kinerja Guru
madrasah
dan
Guru
Pendidikan agama Islam
pasca
Sertifikasi
di
sumatera Selatan” Dalam
Cakrawala
Pendidikan,
Tahun XXXII, Nomor 1,
Februari 2013 Diakses pada
29 juli 2013 pukul 22.45
WIB

As’ad, M. 2001. Psikologi Industri:
Seri Ilmu Sumber Daya
Manusia edisi keempat
cetakan
keenam.
Yogyakarta : Liberty
Bahri, Syamsul. 2011. Faktor Yang
Mempengaruhi
Kinerja
Guru SD di Dataran
Tinggimoncong
Gowa
Provinsi Sulawesi Selatan.
Jurnal MEDTEK. Volume
3, Nomor 2.

Mangkunegara, A. P. 2006. Sumber
Daya Manusia Perusahaan.
Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya
Napitupulu. 2012. Mutu Pendidikan
Matematika di Indonesia
Masih
Rendah.
http://napitupulu.blogspot.c
om/2012/02/kualitas-

Bangun, Djonni. 2010. Hubungan
Pemberdayaan Guru dan
Motivasi Kerja dengan
Kinerja Guru Profesional
15

pendidikan-indonesiarendah.html
Novrita,

(Guru) Pada Smpn 17
Sendawar Kabupaten Kutai
Barat.
Ejournal
Administrasi Negara, 2013,
1 (1): 97-108 Issn 00000000,
Ejournal.An.FisipUnmul.Org © Copyright
2013. Kutai Barat : Unmul

Raeka. 2013. Pengaruh
Mutasi,
Promosi
dan
Kepuasan Kerja terhadap
Kinerja Pegawai Negeri
Sipil di Bidang Pertanahan
Nasional Kantor Wilayah
Provinsi Sumatera Selatan.
Jurnal manajemen Sumber
Daya Manusia. Hal. 1-16.
Universitas Bina Darma.

Usman, U. 2011. Menjadi Guru
Profesional, edisi kedua.
Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya

Riva’I, V & Basri. 2005. Performance
Appraisal, Sistem yang
Tepat
untuk
Menilai
Kinerja Karyawan dan
Meningkatkan Daya Saing
Perusahaan. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Robbins.

Wirawan

Yulinda.

S. P. 2008. Perilaku
Organisasi,edisi
ke
duabelas, Jakarta: Salemba
Empat.

Sagala, S. 2008. Profesional dan
Keprofesionalan
Guru.
Bandung: Alfabeta.
Tirtorin,

T R. 2010. Pengaruh
Kepuasan Kerja terhadap
Kinerja
Karyawan
PT
Telkom Cabang Boyolali.
Skripsi (tidak diterbitkan).
Yogyakarta:
Fakultas
Ekonomi,
Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
Diterbitkan:
http://www.pustakaskripsi.c
om/pengaruh-kepuasankerja-terhadap-kinerjakaryawan-pt-telkomcabang-boyolali-135.html

Ungin, Maria. 2013. Studi Tentang
Kualitas Tenaga Pengajar
16

2009. Evaluasi Kinerja
Sumber Daya Manusia :
Teori,
Aplikasi
dan
Penelitian.
Jakarta:
Salemba Empat.

2009. Pengaruh Gaya
Kepemimpinan
Kepala
Sekolah Terhadap Kepuasan
Kerja dan Kinerja Guru di
Sekolah Menengah Pertama
Negeri 15 Palembang. Tesis
(tidak diterbitkan).