ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREDIT MACET PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARI’AH BAITUL Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kredit Macet Pada Lembaga Keuangan Mikro Syariah BMT Surya Madani Boyolali Tahun 2013-2014.

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREDIT MACET PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARI’AH BAITUL MAAL WA TAMWIL SURYA MADANI BOYOLALI TAHUN 2013-2014

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Muhammadyah Surakarta

Disusun oleh : PUPUT WIJAYANTI

B200100338

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADYAH SURAKARTA


(2)

PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini telah membaca Naskah Publikasi dengan judul: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREDIT MACET PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH BMT SURYA MADANI BOYOLALI TAHUN 2013-2014.

Yang ditulis oleh :

PUPUT WIJAYANTI B200100338

Penandatanganan berpendapat bahwa Naskah Publikasi tersebut telah memenuhi syarat untuk diterima.

Surakarta, September2014 Pembimbing

( Dr. Fatchan Achyani, M.Si )

Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadyah Surakarta

( Dr. Triyono, M.Si ) ABSTRAK


(3)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah 1). Untuk menguji secara empiris peran BMT berpengaruh terhadap terjadinya kredit macet. 2). Untuk menguji secara empiris itikad nasabah berpengaruh terhadap terjadinya kredit macet, 3). Untuk menguju secara empiris Perencanaan berpengaruh terhadap terjadinya kredit macet , 4). Untuk menguji secara empiris Administrasi nasabah berpengaruh terhadap terjadinya kredit macet, %). Untuk menguju secara empiris Musibah berpengaruh terhadap terjadinya kredit macet, 6). Untuk menguji secara empiris Musim berpengaruh terhadap terjadinya kredit macet, dan 7). Untuk menguji secara empiris Peraturan Pemerintah berpengaruh terhadap kredit macet. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan menarik kesimpulan melalui analisis statistik. Populasi dalam penelitian ini adalah nasabah BMT SURYA MADANI yang mengambil kredit sebanyak 788 nasabah. Sampel diambil sebanyak 80 nasabah. Data yang diperlukan diperoleh melalui angket dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda, uji t, dan uji R2.

Hasil analisis regresi memperoleh persamaan garis regresi: Y=4,564+0,052X1+0,251X2-0,109X3+0,005X4+0,085X5+0,012.X6+0,127X7. Kesimpulan yang diambil adalah ada pengaruh yang signifikan itikad nasabah terhadap terjadinya kredit macet dari analisis regresi linier ganda berdasarkan perhitungan dengan bantuan SPSS versi 15.0 diketahui bahwa koefisien regresi dari variabel kelengkapan vasilitas adalah sebesar 0,251 (b2) atau bernilai positif, sehingga dikatakan bahwa itikad nasabah berpengaruh positif terhadap terjadinya kredit macet. Dan diketahui berdasarkan analisis uji koefisien regresi (uji t) diperoleh nilai thitung sebesar 3,684. Dengan demikian diperoleh keputusan H0 diterima, karena thitung > ttabel yaitu 3,684 > 2,000 dengan nilai probabilitas signifikansi 0,05 yaitu 0,000. Dan berdasarkan Hasil uji koefisien determinasi Ajusted R Square sebesar 0,115 menunjukkan bahwa pengaruh yang diberikan oleh kombinasi variabel Peran BMT, itikad nasabah, perencanaan, administrasi nasabah, musibah, musim, peraturan pemerintah berpengaruh bersama-sama terhadap terjadinya kredit macet adalah sebesar 11,5%,sedangkan 88,5% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.

Kata kunci: Peran Bmt, Itikad Nasabah, Perencanaan, Administrasi Nasabah, Musibah, Musim, Peraturan Pemerintah, Kredit Macet.


(4)

A. Pendahuluan

Koperasi merupakan suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan–badan hukum koperasi yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota, dengan bekerjasama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan para anggotanya.

Koperasi memiliki berbagai latar belakang usaha, salah satunya yaitu usaha koperasi simpan pinjam atau unit simpan pinjam, yang merupakan lembaga keuangan yang menghimpun dan mengelola dana masyarakat walaupun dalam ruang lingkup terbatas. Kegiatan usaha simpan pinjam sangat dibutuhkan oleh para anggota koperasi karena banyak manfaat yang diperoleh terutama dalam rangka meningkatkan modal usaha sehingga tercipta kesejahteraan hidup yang baik.

Banyaknya lembaga keuangan makro maupun mikro yang tersebar ke berbagai pelosok tanah air, rupanya belum mencapai kondisi yang ideal jika diamati secara teliti. Hal ini nampak dari banyaknya lembaga keuangan mikro yang hanya mengejar target pendapatan masing-masing, sehingga tujuan yang lebih besar sering terabaikan, khususnya dalam pengembangan ekonomi masyarakat kelas bawah. Padahal, lembaga keuangan mikro mempunyai posisi strategis dalam pengembangan ekonomi masyarakat kelas bawah. Jika berharap kepada peran lembaga keuangan makro, jelas hal ini sulit diharapkan. Kredit yang diberikan berbagai lembaga keuangan sampai saat ini masih didominasi kredit konsumtif, sehingga laju ekonomi masyarakat cenderumg konsumtif, kurang produktif.


(5)

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kredit macet dalam penelitian ini mulai dari faktor intern hingga faktor ekstern antara lain yaitu peran BMT, itikad nasabah, perencanaan, administrasi nasabah, musibah, musim, & peraturan pemerintah.

BMT Surya Madani merupakan salah satu bentuk dari lembaga keuangan mikro bukan bank yang beroperasi berdasarkan prinsip Syariah Islam (selanjutnya disebut syariah). Lembaga keuangan berfungsi sebagai lembaga intermediasi antara pihak yang memiliki kelebihan dana (pemodal) dengan pihak yang memerlukan dana (nasabah)..

Kredit macet merupakan salah satu unsur yang tidak lepas dari yang namany suatu lembaga keuangan apa lagi lembaga keuangan syariah . Terjadinya kemacetan dalam pengembalian kredit mungkin saja disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian dari pihak BMT atau dari pihak nasabah, ataupun oleh karena keadaan memaksa. BMT hanya berusaha menekan seminimal mungkin besarnya kredit bermasalah agar tidak melebihi ketentuan yang ditentukan leh BMT tersebut.

B. Tinjauan Pustaka

Baitul Mal wat Tamwil (BMT) a. Pengertian BMT

Baitul Mal wat Tamwil (BMT) dapat diartikan secara harfiah yaitu Baitul Mall dan Baitul Tamwil. Baitul Mall adalah lembaga keuangan berorientasi sosial keagamaan yang kegiatan utamanya menampung serta


(6)

menyalurkan harta masyarakat berupa zakat, infaq, dan shodaqoh (ZIS) berdasarkan dengan ketentuan yang telah ditetapkan di Al Quran dan sunnah Rosul-Nya

Dalam mencapai tujuannya, BMT berfungsi : mengidentifikasi, memobilisasi, mendorong dan mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi nasabah, kelompok anggota muamalat (Pokusma) dan daerah

kerja. Selain itu Ridwan (2005:131) juga mengatakan bahwa“meningkatkan

SDM nasabah dan Pokusma menjadi lebih profesional dan islami sehingga

semakin utuh dan tangguh dalam menghadapi persaingan global”.

b. Pengertian Kredit (Pembiayaan)

Kasmir (2002:92) mengemukakan “Pembiayaan adalah penyedia

uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank (BMT) dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan

tersebut selama jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil”.

Sedangkan menurut MS Antonio (2001:160)“Pembiayaan merupakan salah

satu tugas pokok Bank (BMT), yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit”. c. Jenis Pembiayaan

Adapun jenis-jenis pembiayaan menurut Sholahuddin(2006:34-36) yaitu:

1) Pembiayaan murobahah adalah BMT sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli. Barang diserahkan segara dan pembayaran dilakukan


(7)

secara tangguh. dan nasabah mengangsur ssesuai harga dan jangka waktu tertentu.

2) Pembiayaan Ijaroh adalah dilandasi adanya pemindahan manfaat (jasa) pada akhir masa sewa, BMT dapat menjual barang yang disewakan kepada nasabah. Harga sewa dan harga jual disepakati pada awal perjanjian.

3) Pembiayaan mudharabah adalah pembiayaan dimana shohibul mall (pemilik dana) memberi dana 100% kepada mudhorib (pengguna dana)yang memiliki keahlian.

4) Pembiayaan mudharabah muqayadah adalah pembiayaan dimana shohibul mall memberikan dana kepada mudharib yang memiliki keahlian dengan pembatasan penggunaan modal sesuai dengan permintaan pemilik dana, sehingga dibatasi dengan jenis usaha, waktu, atau tempat usaha.

5) Rahn adalah produk yang memberikan jaminan pembayaran kembali kepada BMT dan memberi pembiayaan dengan cara menggadai terhadap barang-barang gadai.

6) Al qordh adalah produk yang digunakan untuk membantu keuangan

nasabah secara cepat dan jangka pendek.

7) Wakalah adalah produk dari BMT yang memberi kuasa kepada BMT


(8)

8) Produk kafalah berarti BMT memberikan garasi kepada nasabah. Produk ini disediakan untuk menjamin pembayaran suatu kewajiban pembayaran.

d. Prinsip Pembiayaan

Prinsip pemberian pembiayaan dapat dianalisis dengan 5 C dan 7 P menurut Kasmir (2002:94-95) sebagai berikut:

1) Charakter adalah melihat sifat atau watak seseorang atau calon nasabah

untuk memberikan keyakinan kepada BMT bahwa yang akan diberi pembiayaan benar-benar dapat dipercaya.

2) Capacity adalah untuk melihat kemampuan calon nasabah dalam

membayar pembiayaan yang berhubungan dengan kemampuannya mengelola bisnis serta kemampuannya mencari laba.

3) Capital adalah untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang

dimiliki nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai oleh BMT.

4) Collateral merupakan jaminan yang diberikan oleh calon nasabah

BMT yang bersifat fisik atau non fisik.

5) Condition menunjukkan kondisi ekonomi sekarang dan untuk masa

depan.

6) Personality yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau

tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya.

7) Party yaitu mengklasifikasikan nasabah kedalam klasifikasi tertentu


(9)

8) Perpose adalah untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil pembiayaan, termasuk jenis pembiayaan yang diinginkan nasabah.

9) Prospect yaitu untuk menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang

apakah usaha yang dikelola mampu bertahan lama dan memiliki kemampuan bertahan terhadap usaha-usaha yang lain.

10) Payment menilai kemampuan usaha dalam mengembalikan

pembiayaan yang telah disepakati dengan jangka waktu tertentu.

11) Profitability yaitu kemampuan menganalisa kemampuan nasabah

dalam mencari laba.

12) Protection tujuannya adalah untuk menjaga pembiayaan yang diberikan

yang oleh BMT namun melalui suatu perlindungan. e. Kredit Bermasalah

Kredit bermasalah adalah suatu keadaan dimana nasabah sudah tidak sanggup membayar sebagian atau seluruh kewajibannya kepada BMT atau lembaga keuangan lainnya seperti yang telah diperjanjikan.

Berdasarkan ketentuan pemerintah PAKMEI 1993 kredit bermasalah di Indonesia dibagi menjadi tiga golongan yaitu:

1) Kredit kurang lancar

Kredit kurang lancar dibagi lagi menjadi empat sub kategori yaitu kredit non kredit perumahan rakyat (KPR), kredit dengan angsuran untuk KPR, kredit tanpa angsuran dan kredit yang diselamatkan. Perjanjian KPR BTN memberikan definisi tersendiri mengenai


(10)

2) Kredit diragukan

Kredit diragukan adalah kredit yang tidak dapat memenuhi kriteria kredit kurang lancar, namun dari penilaian kreditur disimpulkan bahwa :

a) Kredit tersebut dapat diselamatkan, serta mempunyai jaminan kredit yang nilainya tidak kurang dari 75% jumlah nilai pinjaman pokok dan bunga yang tertunggak, atau

b) Kredit tersebut tidak dapat diselamatkan, tetapi nilai jaminan kreditnya tidak kurang dari 100% jumlah nilai kredit dan bunga tertunggak.

3) Kredit macet

Sutojo (2002:182-184) mengemukakan kredit macet adalah kredit yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

a) Tidak dapat memenuhi kriteria kredit lancar, kredit kurang lancar dan kredit diragukan, atau

b) Dapat memenuhi kriteria kredit diragukan, tetapi setelah jangka waktu 21 bulan semenjak masa penggolongan kredit diragukan, belum terjadi pelunasaan pinjaman atau upaya penyelamatan kredit, atau

c) Penyelesaian pembayaran kembali kredit yang bersangkutan telah diserahkan kepada pengadilan negeri, atau telah diajukan permintaan ganti rugi kepada perusahaan asuransi kredit.


(11)

f. Faktor yang Mempengaruhi Kredit Macet

Dalam penelitian ini ada 2 faktor yang mempengaruhi kredit macet pada lembaga keuangan, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.

Menurut Jihan Zulmi (2008:34) “Faktor intern yaitu segala yang

mempengaruhi aspek pembiayaan / kredit yang berasal dari dalam lembaga

keuangan itu sendiri”, yang meliputi:

1) Peran BMT

Poerwa Darminta (1986:32) “Peran BMT adalah sesuatu yang

jadi bagian atau yang memegang pimpinan yang terutama dalam

terjadinya suatu hal atau peristiwa”.

2) Itikad nasabah

Poerwa Darminta (1986:33) “Itikad nasabah adalah keyakinan,

kepercayaan atau kemauan yang teguh”.Maka itikad seorang nasabah

harus tinggi untuk bisa memenuhi kewajibannya untuk membayar angsuran terhadap pembiaayaan yang diberikan kepadanya.

3) Perencanaan

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1991) “Perencanaan

adalah rancangan atau rangka sesuatu yang akan dikerjakan”. Maka

perencanaan adalah sebuah strategi yang dijalankan oleh nasabah dalam menggunakan dana pinjaman.

4) Administrasi nasabah

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1991) “Administrasi nasabah adalah usaha dan kegiatan yang berkaitan dengan


(12)

penyelenggaraan kebijakan untuk mencapai tujuan”. Maka administrasi nasabah yang berkaitan dengan laporan keuangan, pencatatan segala transaksi dari usaha yang dijalankan oleh nasabah.

Jihan Zulmi (2008:34) “Faktor ekstern yaitu aspek yang

mempengaruhi pembiayaan / kredit yang berasal dari luar lembaga

keuanagan”, yang meliputi:

a) Musibah

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1991) “Musibah

adalah kejadian atau peristiwa menyedihkan yang menimpa”. Peristiwa yang tidak disengaja yang bisa sewaktu-waktu terjadi, yang mungkin dapat menghambat kelancaran pembayaran cicilan atau pelunasan kredit.

b) Musim

Poerwa Darminta (1986:33) mengemukakan bahwa “Musim

adalah waktu tertentu yang bertahan dengan keadaan iklim”. c) Peraturan Pemerintah

Poerwa Darminta (1986:34)) mengemukakan bahwa

“Peraturan pemerintah adalah aturan-aturan yang dibuat oleh yang

berkuasa untuk mengatur sesuatu aturan-aturan, petunjuk yang dibuat

oleh pemerintah”.

g. Dampak Kredit Bermasalah

Walaupun kredit bermasalah adalah bagian dari kehidupan perbankan namun tidak boleh dibiarkan tumbuh. Ia harus dicegah, kalau


(13)

muncul juga harus ditangani secara serius sehingga tidak tumbuh menjadi kredit macet atau merugikan bank atau BMT terlalu besar. Dampak kredit bermasalah tidak pernah baik untuk BMT dan perbankan. Disamping itu kredit bermasalah menjadi peringatan adanya kelemahan manajemen kredit bank ataupun BMT yang bersangkutan. Tiga dampak negatif kredit atau pembiayaan bermasalah yang besar sekali pengaruhnya terhadap kesehatan operasional bisnis Bank dan lembaga keuangan selain bank termasuk BMT adalah menurunnya profitabilitas usaha, menambah beban biaya operasional sdan menurunkan prosentasi capital adequacy ratio.

C. Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2008:10) “Penelitian berdasarkan (eksplanasinya)

tingkat kejelasannya” dapat digolongkan sebagai berikut:

1. Penelitian Diskriptif

Penelitian diskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menggabungkan dengan variabel lain.

2. Penelitian Komparatif

Penelitian Komparatif adalah penelitian yang bersifat membandingkan. Disini variabelnya masih sama dengan variabel mandiri tetapi untuk sampel lebih dari satu atau dalam kurun waktu yang berbeda.


(14)

3. Penelitian Asosiatif

Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh atau hubungan antar dua variabel atau lebih.

Penelitian ini termasuk penelitian asosiatif karena untuk mengetahui adakah pengaruh yang signifikan tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kredit macet pada lembaga keuangan mikro syariah BMT SURYA MADANI secara aktual dengan mengumpulkan, menyusun, dan menganalisa data yang terkumpul.

D. Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Berdiri BMT SURYA MADANI

Awal berdirinya lembaga ini berawal dari ide dan gagasan majelis ekonomi Muhammadiyah Ranting Desa Giriroto Kecamatan Ngemplak kabupaten Boyolali dalam menjawab permasalahan tentang fatwa majelis ulama indonesia ( MUI) kita merasa terpanggil untuk merintis dan mencari wadah bagi umat islam khususnya yang menyimpan dana agar terhindar dari adanya riba bunga Bank konvensional. Dengan alasan tersebut salah satunya dengan mendirikan lembaga keuangan dengan pola dan prinsip syariah, melalui gagasan majelis ekonomi ranting tersebut untuk mengumpulkan para pengurus takmir dan jamaah masjid pada tanggal 16 Mei 2007 di masjid Al-Muslimin dukuh Gumuk RT.04/02 desa Giriroto. Hasil rapat terbentuklah keputusan nama lembaga keuangan mikro dengan nama BMT Dana Surya Madani dengan kepengurusan diketuai sdr, Abdani,SE dengan modal awal


(15)

oleh para pendiri dan pengelola terkumpul modal awal sebesar Rp. 12.000.000 ,- dengan modal tersebut operasional mulai berjalan dan efektif pada bulan september 2007. Seiring dengan berjalannya waktu di akhir tahun 2007 Pengurus mengajukan akte pendirian ke notaris dan minta pengesahan menjadi Badan Hukum koperasi. Pada tanggal 05 Juni 2008 pemerintah dinas koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah telah pengesahkan Akte pendirian pada tanggal 05 Juni 2008 dengan surat keputusan Badan Hukum No.14164/BH/KDK.11/VI/2008.

E. Pembahasan

F. Pengujian hipotesis kesatu yaitu ”tidak ada pengaruh yang signifikan

peran BMT terhadap kredit macet”. Berdasarkan perhitungan uji t memperoleh nilai thitung < ttabel (0,463 < 2,000) pada taraf signifikansi 5%, maka peran BMT Surya Madani Boyolai tidak berpengaruh terhadap kredit macet karena para nasabah akan membayar tagihan kredit tanpa harus menunggu petugas BMT Surya Madani Boyolali datang untuk menagih angsran kredit . Jadi peran BMT dalam pembiayaan yang dilakukan oleh manajemen pembiayaan agar bisa beroperasi sesuai dengan tujuan BMT, dan meminimalisir hal-hal yang tidak di inginkan sehingga tidak menimbulkan kemacetan. Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Daryadi (2011) yang berjudul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Macet Pada Lembaga Keuangan Mikro Syariah BMT Amanah Mandiri Di Wonogiri.


(16)

G. Pengujian hipotesis kedua yaitu ” ada pengaruh yang signifikan itikad

nasabah terhadap kredit macet”. Berdasarkan perhitungan uji t

memperoleh nilai thitung > ttabel (3,684 > 2,000) pada taraf signifikansi 5%, maka itikad nasabah berpengaruh terhadap kredit macet karena para nasabah BMT Surya Madani Boyolali tidak melakukan pembayaran terhadap kredit yang diambil tepat pada saat jatuh tempo pembayaran. Maka itikad seorang nasabah masih kurang tinggi untuk bisa memenuhi kewajibannya untuk membayar angsuran terhadap pembiaayaan yang diberikan kepada nasabah sehingga terjadi kemacetan. Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Daryadi (2011) yang berjudul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Macet Pada Lembaga Keuangan Mikro Syariah BMT Amanah Mandiri Di Wonogiri.

H. Pengujian hipotesis ketiga yaitu ”tidak ada pengaruh yang signifikan

perencanaan terhadap kredit macet”. Berdasarkan perhitungan uji t

memperoleh nilai thitung < ttabel (-0,996 < 2,000) pada taraf signifikansi 5%, maka perencanaan tidak berpengaruh terhadap kredit macet karena para nasabah dalam mengajukan kredit, selalu sesuai dengan analisa dari pihak BMT Surya Madani Boyolali . Maka perencanaan sebuah strategi yang dijalankan oleh nasabah dalam menggunakan dana pinjaman sehingga tidak terjadi kemacetan. Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Apriliani Ayuningtiyas (2012) yang berjudul analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kredit macet pada lembaga keuangan mikro syariah baitul maal wa tamwil kube colomadu tahun 2010-2011.


(17)

I. Pengujian hipotesis keempat yaitu ”tidak ada pengaruh yang signifikan administrasi nasabah terhadap kredit macet”. Berdasarkan perhitungan uji

t memperoleh nilai thitung < ttabel (0,065 < 2,000) pada taraf signifikansi 5%, maka administrasi nasabah tidak berpengaruh terhadap kredit macet karena para nasabah BMT Surya Madani Boyolali sebagai pemilik usaha selalu melakukan sendiri pengawasan terhadap jalannya usaha yang dilakukan. Maka administrasi nasabah yang berjalan denga baik berkaitan dengan laporan keuangan, pencatatan segala transaksi dari usaha yang dijalankan oleh nasabah sehingga tidak menimbulkan kemacetan. Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Soni Sumantri (2010) yang berjudul analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kredit macet pada lembaga keuangan mikro syariah BMT di Sukoharjo.

J. Pengujian hipotesis kelima yaitu ”tidak ada pengaruh yang signifikan

musibah terhadap kredit macet”. Berdasarkan perhitungan uji t

memperoleh nilai thitung < ttabel (0,658 < 2,000) pada taraf signifikansi 5%, maka musibah tidak berpengaruh terhadap kredit macet karena musibah yang terjadi di Indonesia tidak berpengaruh signifikan terhadap kelancaran usaha yang d jalankan para nasabah BMT Surya Madani Boyolali. Meminimalisir peristiwa yang tidak disengaja yang bisa sewaktu-waktu terjadi, yang mungkin dapat menghambat kelancaran pembayaran cicilan atau pelunasan kredit sehingga tidak terjadi kemacetan. Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Daryadi (2011) yang berjudul


(18)

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Macet Pada Lembaga Keuangan Mikro Syariah BMT Amanah Mandiri Di Wonogiri.

K. Pengujian hipotesis keenam yaitu ”tidak ada pengaruh yang signifikan

musim terhadap kredit macet”. Berdasarkan perhitungan uji t memperoleh

nilai thitung < ttabel (0,094 < 2,000) pada taraf signifikansi 5%, maka musim tidak berpengaruh terhadap kredit macet karena musim tidak berpengaruuh pada usaha yang dilakukan nasabah BMT Surya Madani Boyolali. Mengantisipasi terjadinya perubahan musim dengan waktu tertentu yang bertahan dengan keadaan iklim sehingga mengurangi dampak kemacetan. Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Soni Sumantri (2010) yang berjudul analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kredit macet pada lembaga keuangan mikro syariah BMT di Sukoharjo.

L. Pengujian hipotesis ketujuh yaitu ”tidak ada pengaruh yang signifikan

peraturan pemerintah terhadap kredit macet”. Berdasarkan perhitungan uji

t memperoleh nilai thitung < ttabel (1,333 < 2,000) pada taraf signifikansi 5%, maka peraturan pemerintah tidak berpengaruh terhadap kredit macet karena naiknya BBM, menyebabkan biaya produksi atau usaha nasabah BMT Surya Madani Boyolali menjadi membengkak namun tidak terlalu berpengaruh terhadap kentuntungan yang didapatkan. Mematuhi peraturan pemerintah dengan aturan-aturan yang dibuat oleh yang berkuasa untuk mengatur sesuatu aturan-aturan, petunjuk yang dibuat oleh pemerintah sehingga tidak menimbulkan kemacetan. Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Apriliani Ayuningtiyas (2012) yang


(19)

berjudul analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kredit macet pada lembaga keuangan mikro syariah baitul maal wa tamwil kube colomadu tahun 2010-2011.

M. Kesimpulan

Dari hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. ”Tidak ada pengaruh peran BMT terhadap kredit macet” tidak dapat diterima. Hal ini berdasarkan analisis regresi linier ganda (uji t) diketahui bahwa thitung < ttabel, yaitu 0,463< 2,000 dan nilai signifikansi > 0,05, yaitu 0,645.

2. “ Ada pengaruh itikad nasabah terhadap kredit macet ” dapat diterima. Hal ini berdasarkan analisis regresi linier ganda (uji t) diketahui bahwa thitung > ttabel, yaitu 3,684 > 2,000 dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu 0,000.

3. “ Tidak ada pengaruh perencanaan terhadap kredit macet ” tidak dapat diterima. Hal ini berdasarkan analisis regresi linier ganda (uji t) diketahui bahwa thitung < ttabel, yaitu -0,996 < 2,000 dan nilai signifikansi > 0,05, yaitu 0,323.

4. ”Tidak ada pengaruh administrasi nasabah terhadap kredit macet” tidak dapat diterima. Hal ini berdasarkan analisis regresi linier ganda (uji t) diketahui bahwa thitung < ttabel, yaitu 0,065< 2,000 dan nilai signifikansi > 0,05, yaitu 0,948.


(20)

5. “ Tidak ada pengaruh musibah terhadap kredit macet ” tidak dapat diterima. Hal ini berdasarkan analisis regresi linier ganda (uji t) diketahui bahwa thitung <ttabel, yaitu 0,648 < 2,000 dan nilai signifikansi > 0,05, yaitu 0,513.

6. ”Tidak ada pengaruh musim terhadap kredit macet” tidak dapat diterima. Hal ini berdasarkan analisis regresi linier ganda (uji t) diketahui bahwa thitung < ttabel, yaitu 0,094<2,000 dan nilai signifikansi > 0,05, yaitu 0,926. 7. “ Tidak ada pengaruh peraturan pemerintah terhadap kredit macet ” tidak

dapat diterima. Hal ini berdasarkan analisis regresi linier ganda (uji t) diketahui bahwa thitung < ttabel, yaitu 1,333< 2,000 dan nilai signifikansi > 0,05, yaitu 0,187.

8. Hasil uji koefisien determinasi (R2) sebesar 0,194 menunjukkan bahwa besarnya pengaruh yang diberikan oleh kombinasi variabel Peran BMT, itikad nasabah, perencanaan, administrasi nasabah, musibah, musim, peraturan pemerintah berpengaruh bersama-sama terhadap terjadinya kredit macet adalah sebesar 19,4%, sedangkan 80,6% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.


(21)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Armunanto, Robby. 2010. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kredit

Macet Pada Pd. Bpr Bkk Se Kabupaten Grobogan. Skripsi. Semarang:

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

Ayuningtyas, Apriliani. 2012. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kredit Macet Pada Lembaga Keuangan Mikro Syariah Baitul Maal Wa Tamwil

Kube Colomadu Tahun 2010-2011. Skripsi SI: UMS.

Bekti,Suciningsih.2005.Analisis Hubungan Pemberian Pembiayaan Mdhorobah

BMT UMS Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Pasar Kleco Surakarta.

Skripsi SI: UMS.

Daryadi. 2011. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Macet Pada Lembaga Keuangan Mikro Syariah BMT Amanah Mandiri Di

Wonogiri. Skripsi SI: UMS.

Djarwanto PS dan Pangestu Subagyo. 1993.Statistik Induktif. Yogyakarta: BPFE UGM.

Djazuli,JanwariYadi.2002.Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat (Sebuah

Pengenalan). Jakarta: Rajawali Press.

Ghozali, Imam, 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS,

Edisi Keempat. Semarang : Penerbit Universitas Diponegoro.

Kasmir. 2002. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Ridwan, Muhammad. 2005.Manajemen Baitul Mall wat Tamwil (BMT). Yogyakarta: UII Press.

MS Antonio. 2001.Bank Syariah Dari Teori Praktek. Jakarta: Gema Insani.

M Sholahuddin. 2006.Lembaga Ekonomi Dan Keuangan Syariah. Surakarta: MUP UMS.

Soetrisno, Hadi. 2007. Analisis Regresi. Yogyakarta: Andi Officet. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta. Suhardjono. 2003. Manajemen Perkreditan Usaha Kecil Dan Menengah.


(22)

Yogyakarata: Penerbit UPP AMP YKPN.

Sumantri, Soni. 2010. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Macet Pada

Lembaga Keuangan Mikro Syariah BMT Di Sukoharjo. Skripsi SI:

UMS.

Sutojo, Siswanto. 2002. Menangani Kredit Bermasalah: konsep, teknik, dan

kasus. Jakarta: Gramedia.

Sumiyanto, Ahmad. 2008. BMT Menuju Koperasi Modern. Yogyakarta: ISES Publishing.

Widiyanto, Joko. 2010. SPSS For Windows untuk Analisis Data Statistik dan

Penelitian. Surakarta: Laboratorium FKIP UMS.


(1)

I. Pengujian hipotesis keempat yaitu ”tidak ada pengaruh yang signifikan administrasi nasabah terhadap kredit macet”. Berdasarkan perhitungan uji t memperoleh nilai thitung < ttabel (0,065 < 2,000) pada taraf signifikansi 5%, maka administrasi nasabah tidak berpengaruh terhadap kredit macet karena para nasabah BMT Surya Madani Boyolali sebagai pemilik usaha selalu melakukan sendiri pengawasan terhadap jalannya usaha yang dilakukan. Maka administrasi nasabah yang berjalan denga baik berkaitan dengan laporan keuangan, pencatatan segala transaksi dari usaha yang dijalankan oleh nasabah sehingga tidak menimbulkan kemacetan. Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Soni Sumantri (2010) yang berjudul analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kredit macet pada lembaga keuangan mikro syariah BMT di Sukoharjo.

J. Pengujian hipotesis kelima yaitu ”tidak ada pengaruh yang signifikan musibah terhadap kredit macet”. Berdasarkan perhitungan uji t memperoleh nilai thitung < ttabel (0,658 < 2,000) pada taraf signifikansi 5%, maka musibah tidak berpengaruh terhadap kredit macet karena musibah yang terjadi di Indonesia tidak berpengaruh signifikan terhadap kelancaran usaha yang d jalankan para nasabah BMT Surya Madani Boyolali. Meminimalisir peristiwa yang tidak disengaja yang bisa sewaktu-waktu terjadi, yang mungkin dapat menghambat kelancaran pembayaran cicilan atau pelunasan kredit sehingga tidak terjadi kemacetan. Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Daryadi (2011) yang berjudul


(2)

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Macet Pada Lembaga Keuangan Mikro Syariah BMT Amanah Mandiri Di Wonogiri. K. Pengujian hipotesis keenam yaitu ”tidak ada pengaruh yang signifikan

musim terhadap kredit macet”. Berdasarkan perhitungan uji t memperoleh nilai thitung < ttabel (0,094 < 2,000) pada taraf signifikansi 5%, maka musim tidak berpengaruh terhadap kredit macet karena musim tidak berpengaruuh pada usaha yang dilakukan nasabah BMT Surya Madani Boyolali. Mengantisipasi terjadinya perubahan musim dengan waktu tertentu yang bertahan dengan keadaan iklim sehingga mengurangi dampak kemacetan. Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Soni Sumantri (2010) yang berjudul analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kredit macet pada lembaga keuangan mikro syariah BMT di Sukoharjo.

L. Pengujian hipotesis ketujuh yaitu ”tidak ada pengaruh yang signifikan peraturan pemerintah terhadap kredit macet”. Berdasarkan perhitungan uji t memperoleh nilai thitung < ttabel (1,333 < 2,000) pada taraf signifikansi 5%, maka peraturan pemerintah tidak berpengaruh terhadap kredit macet karena naiknya BBM, menyebabkan biaya produksi atau usaha nasabah BMT Surya Madani Boyolali menjadi membengkak namun tidak terlalu berpengaruh terhadap kentuntungan yang didapatkan. Mematuhi peraturan pemerintah dengan aturan-aturan yang dibuat oleh yang berkuasa untuk mengatur sesuatu aturan-aturan, petunjuk yang dibuat oleh pemerintah sehingga tidak menimbulkan kemacetan. Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Apriliani Ayuningtiyas (2012) yang


(3)

berjudul analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kredit macet pada lembaga keuangan mikro syariah baitul maal wa tamwil kube colomadu tahun 2010-2011.

M. Kesimpulan

Dari hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. ”Tidak ada pengaruh peran BMT terhadap kredit macet” tidak dapat diterima. Hal ini berdasarkan analisis regresi linier ganda (uji t) diketahui bahwa thitung < ttabel, yaitu 0,463< 2,000 dan nilai signifikansi > 0,05, yaitu 0,645.

2. “ Ada pengaruh itikad nasabah terhadap kredit macet ” dapat diterima. Hal ini berdasarkan analisis regresi linier ganda (uji t) diketahui bahwa thitung > ttabel, yaitu 3,684 > 2,000 dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu 0,000.

3. “ Tidak ada pengaruh perencanaan terhadap kredit macet ” tidak dapat diterima. Hal ini berdasarkan analisis regresi linier ganda (uji t) diketahui bahwa thitung < ttabel, yaitu -0,996 < 2,000 dan nilai signifikansi > 0,05, yaitu 0,323.

4. ”Tidak ada pengaruh administrasi nasabah terhadap kredit macet” tidak dapat diterima. Hal ini berdasarkan analisis regresi linier ganda (uji t) diketahui bahwa thitung < ttabel, yaitu 0,065< 2,000 dan nilai signifikansi > 0,05, yaitu 0,948.


(4)

5. “ Tidak ada pengaruh musibah terhadap kredit macet ” tidak dapat diterima. Hal ini berdasarkan analisis regresi linier ganda (uji t) diketahui bahwa thitung <ttabel, yaitu 0,648 < 2,000 dan nilai signifikansi > 0,05, yaitu 0,513.

6. ”Tidak ada pengaruh musim terhadap kredit macet” tidak dapat diterima. Hal ini berdasarkan analisis regresi linier ganda (uji t) diketahui bahwa thitung < ttabel, yaitu 0,094<2,000 dan nilai signifikansi > 0,05, yaitu 0,926. 7. “ Tidak ada pengaruh peraturan pemerintah terhadap kredit macet ” tidak

dapat diterima. Hal ini berdasarkan analisis regresi linier ganda (uji t) diketahui bahwa thitung < ttabel, yaitu 1,333< 2,000 dan nilai signifikansi > 0,05, yaitu 0,187.

8. Hasil uji koefisien determinasi (R2) sebesar 0,194 menunjukkan bahwa besarnya pengaruh yang diberikan oleh kombinasi variabel Peran BMT, itikad nasabah, perencanaan, administrasi nasabah, musibah, musim, peraturan pemerintah berpengaruh bersama-sama terhadap terjadinya kredit macet adalah sebesar 19,4%, sedangkan 80,6% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Armunanto, Robby. 2010. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kredit

Macet Pada Pd. Bpr Bkk Se Kabupaten Grobogan. Skripsi. Semarang:

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

Ayuningtyas, Apriliani. 2012. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kredit Macet Pada Lembaga Keuangan Mikro Syariah Baitul Maal Wa Tamwil

Kube Colomadu Tahun 2010-2011. Skripsi SI: UMS.

Bekti,Suciningsih.2005.Analisis Hubungan Pemberian Pembiayaan Mdhorobah

BMT UMS Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Pasar Kleco Surakarta.

Skripsi SI: UMS.

Daryadi. 2011. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Macet Pada Lembaga Keuangan Mikro Syariah BMT Amanah Mandiri Di

Wonogiri. Skripsi SI: UMS.

Djarwanto PS dan Pangestu Subagyo. 1993.Statistik Induktif. Yogyakarta: BPFE UGM.

Djazuli,JanwariYadi.2002.Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat (Sebuah

Pengenalan). Jakarta: Rajawali Press.

Ghozali, Imam, 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS,

Edisi Keempat. Semarang : Penerbit Universitas Diponegoro.

Kasmir. 2002. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Ridwan, Muhammad. 2005.Manajemen Baitul Mall wat Tamwil (BMT). Yogyakarta: UII Press.

MS Antonio. 2001.Bank Syariah Dari Teori Praktek. Jakarta: Gema Insani.

M Sholahuddin. 2006.Lembaga Ekonomi Dan Keuangan Syariah. Surakarta: MUP UMS.

Soetrisno, Hadi. 2007. Analisis Regresi. Yogyakarta: Andi Officet. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta. Suhardjono. 2003. Manajemen Perkreditan Usaha Kecil Dan Menengah.


(6)

Yogyakarata: Penerbit UPP AMP YKPN.

Sumantri, Soni. 2010. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Macet Pada

Lembaga Keuangan Mikro Syariah BMT Di Sukoharjo. Skripsi SI:

UMS.

Sutojo, Siswanto. 2002. Menangani Kredit Bermasalah: konsep, teknik, dan

kasus. Jakarta: Gramedia.

Sumiyanto, Ahmad. 2008. BMT Menuju Koperasi Modern. Yogyakarta: ISES Publishing.

Widiyanto, Joko. 2010. SPSS For Windows untuk Analisis Data Statistik dan

Penelitian. Surakarta: Laboratorium FKIP UMS.


Dokumen yang terkait

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN KREDIT PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO MASYARAKAT (LKMM) DI KABUPATEN JEMBER

0 3 7

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREDIT MACET PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH BMT Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kredit Macet Pada Lembaga Keuangan Mikro Syariah BMT Surya Madani Boyolali Tahun 2013-2014.

0 1 16

PENDAHULUAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kredit Macet Pada Lembaga Keuangan Mikro Syariah BMT Surya Madani Boyolali Tahun 2013-2014.

0 1 9

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN MACET PADA LEMBAGA KEUANGAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN MACET PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH BMT AMANAH MANDIRI DI WONOGIRI.

0 0 14

PENDAHULUAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN MACET PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH BMT AMANAH MANDIRI DI WONOGIRI.

0 0 8

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREDIT MACET PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH BMT DI SUKOHARJO.

0 1 9

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREDIT MACET PADA LEMBAGA KEUANGAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kredit Macet Pada Lembaga Keuangan Mikro Syariah Baitul Maal Wa Tamwil Kube Colomadu Tahun 2010-2011.

0 1 18

PENDAHULUAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kredit Macet Pada Lembaga Keuangan Mikro Syariah Baitul Maal Wa Tamwil Kube Colomadu Tahun 2010-2011.

0 0 11

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREDIT MACET PADA LEMBAGA KEUANGAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kredit Macet Pada Lembaga Keuangan Mikro Syariah Baitul Maal Wa Tamwil Kube Colomadu Tahun 2010-2011.

0 1 18

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESIKO KREDIT MACET PADA KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH “AMANAH UMMAH” SURABAYA.

8 16 134