PENDAHULUAN Upaya Mengembangkan Kemampuan Sosial Emosional Melalui Kegiatan Bermain Peran Makro Pada Anak Kelompok A TK Pertiwi Lumbungkerep II Wonosari Klaten Tahun Ajaran 2013/2014.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan

Anak

Usia

Dini

merupakan

salah

satu

bentuk

penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada pelekatan dasar ke

arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan
kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan
spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta beragama), bahasa dan
komunikasi,sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang
dilalui oleh anak usia dini (http://id.wikipedia.org/wiki/pendidikan). Taman
Kanak-kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan anak usia dini pada
jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi
anak usia empat tahun sampai enam tahun. Pendidikan di Taman Kanakkanak yang bertujuan untuk membantu anak didik mengembangkan berbagai
potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial
emosional, kognitif, bahasa, fisik motorik, kemandirian dan seni untuk siap
memasuki pendidikan dasar.
Perkembangan sosial emosional pada anak usia dini sangatlah penting,
sebab perilaku emosi-sosial ada hubungannya dengan aktivitas dalam
kehidupannya. Semakin kuat emosi memberikan tekanan, akan semakin kuat
mengguncangkan keseimbangan tubuh untuk melakukan aktivitas tertentu.
Jika kegiatan sesuai dengan emosinya maka anak akan senang melakukannya

1

2


dan secara mental akan meningkatkan konsentrsai pada aktivitasnya dan
secara psikologis akan positif memberikan sumbangan pada peningkatan
motivasi dan minat pada pembelajaran yang ditekuninya.
Gardner (1995) juga menyatakan bahwa keadaan positif yang dialami
anak, dimana anak menyukai, menekuni, dan merasa terlibat dengan apa yang
dipelajari, akan dapat mengembangkan kompetisi yang lebih optimal. Dengan
membangun ikatan emotional yaitu menciptakan kesenangan dalam belajar,
menjalin hubungan, dan menyingkirkan ancaman dalam suasana belajar, akan
meningkatkan peran aktif siswa dalam kegiatan belajar (DePorter, Reardon,
& Singer-Nourie, 1999 dalam Riana Mashar, 2011)
Sosial emosional pada anak penting dikembangkan. Terdapat beberapa
hal mendasar yang mendorong pentingnya pengembangan sosial emosional
tersebu. Pertama, makin kompleksnya permasalahan kehidupan di sekitar
anak, termasuk di dalalmnya perkembangan IPTEK yang banyak memberikan
tekanan pada anak, dan mempengaruhi perkembangan emosi maupun sosial
anak. Kedua, adalah penanaman kesadaran bahwa anak adalah praktisi dan
investai masa depan yang perlu dipersiapkan maksimal, baik aspek
perkembangan emosinya maupun ketrampilan sosialnya, ketiga karena
rentrang usia penting pada anak terbatas. Jadi, harus difasilitasi seoptimal

mungkin agar tidak ada satu fase pun yang terlewatkan, keempat ternyata
anak tidak bisa hidup dan berkembang dengan IQ semata, tetapi EI jauh lebih
dibutuhkan sebagai bekal kehidupan, kelima telah tumbuh kesadaran pada

3

setiap anak tentang tuntutan untuk dibekali dan memiliki kecerdasan sosial
emosional sejak dini. Eli Nugraha,dkk (2007 : 5.15)
Kenyataan yang terjadi pada TK Pertiwi Lumbungkerep II masih
rendahnya kemampuan sosial emosional anak. Dari 15 anak, 11 anak yang
mempunyai kemampuan sosial emosional rendah (73% dari jumlah anak
mempunyai

kemampuan

sosial

emosional

rendah).


Anak-anak

saat

pembelajaran sering terlihat murung, kurang semangat, kurang percaya diri
sering minta ditunggui, cepat menangis dikala tidak mampu menyelesaikan
tugas dan kurang mempunyai tanggungjawab terhadap tugas yang diberikan
guru,kurang adanya kerjasama dengan teman.
Salah satu penyebabnya yaitu kegiatan pembelajaran di kelas yang
monoton kurang bervariasi, model pembelajaran klasikal membuat anak
pasif, kurang bereksplorasi, tanpa mengajarkan bagaimana memberikan
pembelajaran yang melibatkan perkembangan sosial emosional anak. Pihak
sekolah hanya menekankan kemampuan akademik anak, seperti membaca,
menulis, berhitung (calistung). Dan tuntutan dari orang tua agar anak
mengusai kemampuan akademik saja tanpa diimbangi dengan kemampuan
sosial emisional, membuat anak merasa tertekan, cepat bosan, sehingga anak
kurang percaya diri, bersifat egosentris, gelisah, cemas dan menangis.
Hal ini sangat dirasakan oleh guru dan menghambat proses belajar
mengajar guru. Karena dalam keadaan tersebut anak selalu meminta orang

tuanya menunggu di dalam kelas, duduk di sebelahnya, sehingga tidak dapat
terjalin suatu hubungan erat antara guru dan murid. Pada saat guru meminta

4

anak tampil di depan kelas untuk menunjukkan potensinya, beberapa anak
tidak mau, karena rasa kurang percaya diri anak masih rendah, dan ada
beberapa anak yang maju di depan kelas atau mengerjakan tugas dibantu
orang tuanya disebabkan rasa ketergantungan yang berlebihan, sehingga tidak
tercipta konsep diri yang baik bagi anak.
Melihat permasalahan yang dihadapi guru dikelas dalam kegiatan
pembelajaran, maka peneliti mengajukan alternatif pembelajaran untuk
mengatasi rendahnya perkembangan sosial emosi pada anak TK. Adapun
alternatif atau cara yang akan digunakan untuk mengatasi permasalahan
tersebut yaitu melalui kegiatan bermain peran makro.
Pembelajaran melalui kegiatan bermain peran makro anak akan
menirukan tokoh yang diperankan.Pada saat anak bermain peran anak akan
belajar bersosialisasi dengan teman-temannya dalam satu kelompok. Dan
pada kegiatan ini guru dapat menanamkan perilaku sosial yang dapat menjadi
peneladanan bagi siswa. Kegiatan bermain peran di dunia Taman Kanakkanak diharapkan dapat menanamkan perilaku sosial pada anak secara

langsung berdasarkan pengalaman tokoh yang diperankan.
Santrock (1995:272) menyatakan bermain peran (role play) ialah suatu
kegiatan yang menyenangkan. Secara lebih lanjut bermain peran merupakan
suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh kesenangan.
Role Playing merupakan suatu metode bimbingan dan konseling kelompok
yang dilakukan secara sadar dan diskusi tentang peran dalam kelompok.Di
dalam kelas,suatu masalah diperagakan secara singkat sehingga siswa dapat

5

mengenali karakter tokoh seperti apa.Santrock juga menyatakan bermain
peran memungkinkan anak mengatasi frustasi dan merupakan suatu medium
bagi ahli terapi untuk menganalisis konflik-konflik anak dan cara-cara mereka
mengatasinya.

http://www.psychologymania.com/2012/06/pengertian-

bermain-peran-role-play. html
Dari uraian di atas peneliti akan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas
tentang “Upaya Mengembangkan Kemampuan Sosial Emosional Anak

Melalui Kegiatan Bermain Peran Makro pada Anak Kelompok A di TK
Pertiwi Lumbungkerep II Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten Tahun
Ajaran 2013/2014”.

B. Pembatasan Masalah
Supaya penelitian ini efektif dan efisien maka diperlukan pembatasan
masalah. Adapun pembatasan masalah yang dikaji dalam penelitian ini
adalah:
1.

Kemampuan

sosial

emosional

anak

dalam


kemandirian,kerja

sama,mampu mengendalikan perasaan,dan rasa percaya diri.
2.

Kegiatan bermain peran yang digunakan adalah bermain peran makro.

C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut di atas
dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

6

Apakah dengan kegiatan bermain peran makro dapat mengembangkan
kemampuan sosial emosinal pada anak kelompok A TK Pertiwi
Lumbungkerep II Kabupaten Klaten Tahun Ajaran 2013/2014 ?

D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
maka penelitian ini bertujuan untuk :

1.

Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan perkembangan sosial emosinal anak melalui
kegiatan bermain peran makro.

2.

Tujuan Umum
Memberi pemahaman bagi orang tua, tentang penanganan perkembangan
sosial emosional anak yang efisien dan efektif.

E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini
diharapkan mempunyai manfaat dalam pendidikan anak usia dini. Adapun
manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.

Manfaat Bagi Siswa
Kemampuan sosial emosional anak menjadi meningkat, anak lebih

konsentrasi dalam pembelajaran, dapat bersosialisasi dengan temannya,
lebih mandiri dan rasa percaya dirinya meningkat dan bertanggung
jawab.

7

2.

Manfaat Bagi Guru
a.

Menambah wawasan guru tentang aspek-aspek yang terdapat dalam
upaya meningkatkan perkembangan sosial emosional.

b.

Memberikan

pemahaman


bagi

guru

kegiatan

yang

dapat

meningkatkan perkembangan sosial emosional secara efisien pada
anak.
3.

Manfaat Bagi Sekolah
Memberikan masukan kepada pihak sekolah/lembaga pendidikan untuk
mengembangkan berbagai cara pembelajaran dalam meningkatkan
kemampuan sosial emosinal.

Dokumen yang terkait

Hubungan antara Kegiatan Bermain dengan Perkembangan Emosi Anak Pada Kelompok Bermain PAUD Terpadu Ananda SKB Bondowoso Tahun Pelajaran 2012-2013

0 28 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri, Ukuran dan Warna Melalui Metode Bermain Playdough pada Anak Usia Dini Kelompok A di TK Bangun Putra Tlogo,Tuntang

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri, Ukuran dan Warna Melalui Metode Bermain Playdough pada Anak Usia Dini Kelompok A di TK Bangun Putra Tlogo,Tuntang

0 0 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Melalui Lompat Tali pada Kelompok A di TK Kanisius Gendongan Salatiga

0 1 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Melalui Lompat Tali pada Kelompok A di TK Kanisius Gendongan Salatiga

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung Melalui Permainan Kartu Bergambar pada Anak Usia 4 Sampai 5 Tahun di Kelompok A TK Kamulyan Terpadu Salatiga

0 0 14

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Kemampuan Sosial Emosional Anak Melalui Metode “Role Playing” di Kelompok Bermain Fransiskus Xaverius 78 Salatiga

0 0 5

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kemampuan Sosial Emosional Anak usia Dini (AUD) - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Kemampuan Sosial Emosional Anak Melalui Metode “Role Playing” di Kelompok Bermain Fransiskus Xaverius 78

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Kemampuan Sosial Emosional Anak Melalui Metode “Role Playing” di Kelompok Bermain Fransiskus Xaverius 78 Salatiga

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Kemampuan Sosial Emosional Anak Melalui Metode “Role Playing” di Kelompok Bermain Fransiskus Xaverius 78 Salatiga

0 0 29