PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SEARCH, SOLVE, CREATE, Pengaruh Model Pembelajaran Search, Solve, Create, And Share Dan Predict Observe Explain Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII SMPN 1 Gondangrejo Karanganyar Tahun Ajaran 2013/2014.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SEARCH, SOLVE, CREATE,
AND SHARE DAN PREDICT OBSERVE EXPLAIN TERHADAP
HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMPN 1
GONDANGREJO KARANGANYAR
TAHUN AJARAN 2013/2014
NASKAH PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Guna mencapai derajat Sarjana S-1
Program Studi Pendidikan Biologi
Disusun Oleh :
ERFAN BUDI SANTOSO
A420100172
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKATY
Jl. A. Yani Tromol Pos I
-
Pabelarg Kartasura Telp. (0271) 717417,719483 Fax : 7151448 Surakarta 57102
Surat Persetuiuan Artikel Puhlik[si Ilmiah
Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir:
Nama
NIK
: Drs. Djumadi,
M. Kes
:807
Telah membaca dan menpermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan
skripsi/tugas akhir dari mahasiswa:
Nama
Erfan Budi Santoso
NIM
A 424 rco t72
Program Studi
Pendidikan Biologi
Judul Skripsi
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SEARCH SOLVE
CREATE AND SHA,ITE DAN PREDICT OBSERVE EXPLAIN
TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII
SMPN
1
GONDANGREJO KARANGANYAR TAHUN
AJARAN 2013t20t4.
Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan.
Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.
Surakarta, 22 F ebruari 20 I 4
Pembimbing,
Drs. Djumadi, M. Kes
NIK.8O7
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SEARCH, SOLVE, CREATE,
AND SHARE DAN PREDICT OBSERVE EXPLAIN TERHADAP HASIL
BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMPN 1 GONDANGREJO
KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2013/2014
Erfan Budi Santoso1, Djumadi2
1
Mahasiswa Progdi Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Email: erfanspd@yahoo.com
2
Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Email: djums@ymail.com
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) pengaruh model pembelajaran SSCS dan POE terhadap
hasil belajar biologi siswa (2) perbedaan hasil belajar biologi siswa dengan menggunakan model pembelajaran
SSCS dan model pembelajaran POE. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (Quasi experimental
research) dengan rancangan Randomized Subjects Posttest Only Control Group Design. Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Gondangrejo Karanganyar tahun ajaran 2013/2014. Kelas
yang digunakan dalam penelitian sebanyak 3 kelas yang dipilih secara acak. Kelas pertama VIIID menerapakan
model pembelajaran POE, kelas kedua VIIIF menerapkan model pembelajaran SSCS dan kelas ketiga adalah
kelas kontrol VIIIE menerapkan pembelajaran ceramah bervariasi. Data diperoleh melalui tes, angket, observasi,
dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan uji validitas, reliabilitas, indeks kesukaran soal, daya beda
soal dan untuk pengujian hipotesis menggunakan anova satu jalan dengan bantuan program SPSS 18. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa: Ada pengaruh model pembelajaran Search Solve Create and Share (SSCS) dan
model pembelajaran Predict Observe Explain (POE) terhadap hasil belajar biologi siswa SMP Negeri 1
Gondangrejo Karanganyar tahun ajaran 2013/2014 baik pada ranah kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Hal
ini dapat dilihat dari rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen maupen kelas kontrol pada ranah
kognitif, afektif dan psikomotorik dan hasil uji dengan anova menunjukkan nilai signifikansi < 0,05. Hasil uji
lanjut anova Post Hoc test Scheffe terdapat perbedaan hasil belajar model POE dan SSCS pada ranah afektif dan
psikomotorik, sedangkan pada ranah kognitif tidak terdapat perbedaan hasil belajar. Kesimpulan yang dapat
diambil dari penelitian yang dilakukan adalah (1) terdapat pengaruh model pembelajaran SSCS dan POE
terhadap hasil belajar biologi siswa, (2) model pembelajaran SSCS lebih efektif diterapkan dalam pembelajaran
pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Gondangrejo Karanganyar tahun ajaran 2013/2014 dibandingkan model
POE hal ini terlihat dari nilai rata-rata hasil belajar baik ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik yang lebih
tinggi pada kelas SSCS.
Kata Kunci: Model Pembelajaran SSCS, Model Pembelajaran POE, Hasil Belajar
dipengaruhi
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah salah satu hal yang
sangat penting di dalam perkembangan sebuah
masyarakat.
Pendidikan
yang
bagaimana
ada
dalam
kualitas
lingkungan
individu dan negara tersebut.
memacu
Proses yang terjadi dalam pendidikan
ketercapaian kemajuan suatu individu bahkan
akan bermuara pada proses belajar. Belajar
komunitas masyarakat tertentu. Pendidikan
merupakan
merupakan
mengupayakan dirinya sendiri, karena sejak
fungsi
dapat
pendidikan
oleh
terpenting
dalam
pengembangan pribadi seorang individu dan
lahir
pengembangan
melangsungkan
kebudayaan
nasional.
Perkembangan diri seorang individu sangat
kebutuhan
manusia
hidup
memiliki
hidupnya
yang
dorongan
menuju
tujuan
tertentu. Belajar merupakan suatu proses untuk
berupa
menyadari pentingnya belajar tetapi berkat
perubahan tingkah laku yang dihasilkan
informasi guru tentang sasaran belajar, siswa
setelah
dan
mengetahui apa arti bahan belajar baginya
berinteraksi dengan lingkungan. Perubahan
(Dimyati dan Mudjiono, 2009). Informasi
yang terjadi dalam proses belajar tersebut
yang masuk ke otak manusia tidak hanya
bersifat konstan dan berbekas (Winkel, 1996).
sekedar diterima dan disimpan tetapi juga
memperoleh
hasil
yang
melakukan
dapat
kegiatan
belajar
Belajar merupakan suatu proses usaha
diproses sehingga dapat dicerna dengan baik
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
(Zaini, dkk, 2008). Hasil belajar yang baik
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
salah satunya didukung oleh penggunaan
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
metode yang sesuai (Sudjana, 2010). Metode
sendiri
terus-
yang baik adalah yang disesuaikan dengan
dengan
materi yang akan disampaikan, kondisi siswa
Proses
dan sarana yang tersedia.
yang
menerus
dilakukannya
dalam
lingkungannya
secara
interaksi
(Slameto,
2003).
perubahan tingkah laku tersebut dapat dilihat
Permasalahan lain dalam pembelajaran
dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
biologi yaitu penyampaian materi masih
Proses perubahan tingkah laku yang dicapai
bersifat teoritis. Afandi (2012) menyatakan
melalui pengalaman belajar disebut dengan
bahwa ada pendapat tentang pembelajaran
hasil belajar. Proses pembelajaran merupakan
biologi yaitu biologi merupakan pelajaran
komponen pendidikan yang penting dalam
yang sulit dan kompleks, membosankan,
meningkatkan kualitas pendidikan karena pada
bersifat hafalan, dan hanya siswa tertentu yang
proses pembelajaran terdapat interaksi antara
dapat menguasainya. Pembelajaran biologi
guru dan peserta didik. Pembelajaran biologi
seharusnya menggunakan fakta-fakta atau
mencakup proses mengajar dan proses belajar.
permasalahan yang nyata dalam kehidupan
Proses mengajar dilaksanakan oleh guru
sehari-hari sehingga siswa mampu berperan
sebagai
belajar
aktif dalam dalam proses pembelajaran.
dilaksanakan oleh siswa sebagai peserta didik.
Biologi berkaitan erat dengan mencari tahu
Proses pembelajaran biologi adalah proses
sebuah informasi dan mengembangkannya
yang menyeluruh dan saling berhubungan
sehingga siswa diharapkan mampu mengatasi
antara materi biologi yang satu dengan lainnya
permasalahan yang terjadi dalam proses
(Trianto, 2007).
pembelajaran. Guru harus memiliki kreativitas
pendidik
Pelaku
dan
dalam
proses
proses
pembelajaran
yang
tinggi
dalam
mengajar
untuk
adalah guru dan siswa. Siswa yang cenderung
menciptakan kondisi yang menyenangkan dan
pasif dan guru yang hanya memberikan
tidak monoton sehingga siswa merasa senang
informasi
metode
dan menyukai pelajaran biologi, siswa dapat
pembelajaran yang masih kurang tepat dalam
lebih aktif bertanya dan mengemukakan
proses pembelajaran akan mempunyai dampak
gagasannya
bagi siswa. Siswa pada awalnya belum
kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa
serta
model
atau
(Sukmadinata,
2004),
tapi
siswa masih pasif dan hasil belajar rendah. Era
untuk mencari semua informasi yang berkaitan
pembangunan yang berbasis ekonomi dan
dengan materi yang dipelajari. Belajar aktif itu
globalisasi
dan
sangat diperlukan oleh peserta didik untuk
siswa
mendapatkan hasil belajar yang maksimum
untuk
(Zaini.,dkk, 2008). Siswa dituntut agar tidak
dan
segan-segan mengerjakan segala tugas belajar
melahirkan
yang diberikan oleh guru kepada mereka.
gagasan kreatif (Pusat Kurikulum Depdiknas,
Keterlibatan langsung dari siswa ini secara
2003). KBM dirancang mengikuti prinsip-
logis akan menyebabkan mereka memperoleh
prinsip belajar mengajar. Belajar mengajar
pengalaman
atau
merupakan
memerlukan
adanya latihan-latihan
diperlukan
pengetahuan
keanekaragaman keterampilan
mampu
memberdayakan
dirinya
menemukan,
menafsirkan,
menggunakan
informasi
kegiatan
agar
menilai
serta
aktif
siswa
dalam
meningkatkan
membangun makna atau pengalaman.
Berdasarkan
persentase
penguasaan
di
SMP
Karanganyar
Negeri
1
banyak
Gondangrejo
materi
yang
keaktifan
siswa
Belajar
untuk
(Slameto,
2003).
Tahapan Search, Solve, Create, and
materi nilai UN tahun 2011/2012 diketahui
bahwa
berpengalaman.
Share dan Predict Observe Explain dapat
mendukung
siswa
untuk
mempunyai
mendapatkan nilai di bawah rata-rata atau
kemampuan berpikir kritis dan menjadikan
dapat dikatakan banyak materi yang belum
siswa aktif dalam proses pembelajaran karena
tuntas, salah satunya adalah pada kompetensi
dalam tiap tahapannya melibatkan siswa
dasar mengidentifikasi struktur dan fungsi
secara langsung. Model Search, Solve, Create,
jaringan tumbuhan yakni memiliki persentase
and Share merupakan pembelajaran yang
penguasaan materi sebesar 64,16 %.
terpusat
pada
siswa.
Pizzini
(1996)
Alternatif untuk mengatasi masalah
mengemukakan bahwa model Search, Solve,
yang ada salah satunya adalah dengan
Create, and Share mempunyai keunggulan
penggunaan model pembelajaran yang dapat
dalam
mengembangkan atau mengikutsertakan siswa
menggunakan
kemampuannya
dalam
aktif dalam setiap proses pembelajaran. Model
mengolah
atau
proses
pembelajarann yang diterapkan adalah Search,
belajarnya, sehingga siswa dengan mudah
Solve, Create, and Share (SSCS) dan Predict
dapat melaksanakan dan melatih kemampuan
Observe
Explain
menghadapkan
(POE).
siswa
pada
Kedua
model
permasalahan
sebagai dasar dalam pembelajaran dengan kata
upaya
berpikir
data
kritis
merangsang
dalam
siswa
fakta
hasil
proses
untuk
pemecahan
masalah yang dihadapi dan menjadikan siswa
lebih aktif.
lain siswa belajar melalui permasalahan yang
Model pembelajaran POE mencakup
diajukan oleh guru mengenai materi klasifikasi
cara-cara yang dapat ditempuh oleh seorang
makhluk hidup, melalui model tersebut siswa
guru
diharapkan
dan
meningkatkan pemahaman konsepnya. Belajar
mengembangkan informasi dan berusaha aktif
dengan model pembelajaran POE siswa
dapat
menggali
untuk
membantu
siswa
dalam
diibaratkan sebagai seorang ilmuan yang
model pembelajaran SSCS dan POE terhadap
diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi
hasil
atau
mengetahui perbedaan hasil belajar biologi
mengembangkan
segala
ide
dan
belajar
biologi
2)
siswa
pengetahuannya, dimana belajar bermakna
pembelajaran SSCS dan model pembelajaran
hanya
POE.
melalui
belajar
penemuan
menggunakan
Untuk
kemampuannya untuk menemukan sendiri
terjadi
dengan
siswa,
model
(discovery learning) yaitu suatu proses dimana
siswa dapat melakukan eksplorasi, penemuan-
METODE PENELITIAN
penemuan baru yang belum dikenal atau
pengertian yang mirip dengan yang sudah
diketahui. Proses belajar dengan model POE
dapat digunakan oleh guru untuk dapat
memberikan pengertian yang mendalam pada
aktivitas desain belajar, dimana start belajar
berasal dari sudut pandang siswa bukannya
guru
atau
menggunakan
ahli
sains.
model
Proses
POE,
siswa
belajar
dapat
mengkonstruksi pengetahuan baru berdasarkan
observasi secara nyata.
White
dan
Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1
Gondangrejo Karanganyar pada kelas VIII
Tahun
dalam
suatu langkah yang efisien untuk menciptakan
diskusi para siswa mengenai konsep ilmu
melibatkan
siswa
dalam
meramalkan suatu fenomena, melakuakan
melalui
demonstrasi
atau
eksperimen, dan akhirnaya menjelaskan hasil
demonstrasi
serta
Penelitian
ini
experimental research) dengan rancangan
Randomized Subjects Posttest Only Control
Group Design. Kelas eksperimen pertama
menggunakan model pembelajaran SSCS dan
kelas eksperimen kedua menggunakan model
pembelajaran POE, sedangkan kelas kontrol
menggunakan model pembelajaran ceramah
Gunstone
Predict Observe Explain (POE) merupakan
observasi
2013/2014.
merupakan penelitian eksperimen semu (quasi
bervariasi.
(Keeratichamroen, 2007) model pembelajaran
pengetahuan,
Ajaran
ramalan
mereka
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh
Gondangrejo
2013/2014.
dalam ingatannya, serta siswa akan memahami
apa yang dipelajarinya, sehingga nantinya
siswa akan merasakan proses belajarnya lebih
bermakna.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui: 1) Untuk mengetahui pengaruh
kelas
VIII
Karanganyar
Teknik
SMPN
1
Tahun
Ajaran
pengambilan
sampel
dengan cara cluster random sampling. Sampel
dalam penelitian ini terdiri dari tiga kelas, 2
kelas eksperimen (VIII D dan VIII F) dan 1
kelas kontrol (VIII E) yang masing-masing
berjumlah 32 siswa.
sebelumnya. Cara demikian mengakibatkan
konsep yang diperoleh siswa akan melekat
siswa
Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah model pembelajaran SSCS dan POE.
Variabel Terikat dalam penelitian ini adalah
hasil
belajar
biologi
siswa.
Teknik
pengumpulan data menggunakan dokumentasi,
tes, observasi, dan angket.
Tes uji coba atau try out pada instrumen
dan kelas eksperimen masing-masing terdiri
mengetahui
dari 32 siswa. Deskripsi data hasil belajar
validitas product moment, reliabilitas daya
biologi siswa ranah kognitif, afektif, dan
beda dan taraf kesukaran butir soal uji
psikomotorik diuraikan sebagai berikut:
hipotesis dalam penelitian ini menggunakan
Tabel 1. deskripsi data hasil belajar biologi ranah
kognitif
penelitian
dilakukan
untuk
anova satu jalan dan uji t dengan bantuan
Hasil Statistik
program SPSS 18 dengan taraf signifikansi 5%
yang didahului uji normalitas menggunakan
uji kolmogorov-smirnov dan uji homogenitas
menggunakan uji levene’s.
Hasil Statistik
Rata-rata
Standar Deviasi
Variansi
Minimum
Median
Maksimum
Data penelitian berupa nilai posttest
siswa yang diambil setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran. Tiga nilai posttest yaitu dari
kelas kontrol dan 2 kelas eksperimen dianalisis
Hasil Statistik
Rata-rata
Standar Deviasi
Variansi
Minimum
Median
Maksimum
anova digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya perbedaan yang signifikan antara 2
mean
pada
suatu
tingkat
problabilitas tertentu yang dipilih (Darmadi,
2011). Nilai signifikan menunjukkan ada atau
tidaknya pengaruh serta perbedaan hasil
belajar biologi siswa SMPN 1 Gondangrejo
Karanganyar tahun ajaran 2013/2014 dengan
model pembelajaran Search Solve Create and
Share (SSCS) dan model pembelajaran Predict
Observe Explain (POE).
kognitif menggunakan teknik tes dalam bentuk
pilihan ganda. Pengambilan data hasil belajar
biologi ranah afektif menggunakan angket dan
lembar observasi. Pengambilan data hasil
biologi
menggunakan
lembar
73,72
7,68
58,92
60,00
73,00
90,00
Kelas Kontrol
79,81
4,55
20,67
70,00
80,00
87,00
Kelas SSCS
81,34
3,16
9,98
75,00
82,00
87,00
Kelas POE
77,59
3,65
13,36
70,00
77,00
84,00
Kelas Kontrol
75,94
4,23
17,93
70,00
76,00
86,00
Kelas SSCS
81,75
5,15
26,52
72,00
81,00
92,00
Kelas POE
78,94
3,17
10,06
74,00
79,00
84,00
Tabel 1,2, dan 3 menunjukan bahwa nilai ratarata
hasil
belajar
kognitif,
afektif
dan
psikomotor kelas SSCS lebih tinggi daripada
kelas POE dan kelas kontrol.
Uji normalitas data hasil belajar pada
ranah kognitif, afektif dan psikomotor untuk
kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan
menggunakan
uji
Kolmogorov-Smirnov
dengan α = 0,05 dan dibantu program SPSS
Pengambilan data hasil belajar ranah
belajar
Kelas POE
77,19
8,66
75,06
63,00
77,00
93,00
Tabel 3. deskripsi data hasil belajar biologi ranah
psikomotorik
secara statistik menggunakan uji anova. Uji
lebih
Kelas SSCS
70,09
7,32
53,64
60,00
70,00
86,00
Tabel 2. deskripsi data hasil belajar biologi ranah
afektif
HASIL DAN PEMBAHASAN
atau
Kelas Kontrol
Rata-rata
Standar Deviasi
Variansi
Minimum
Median
Maksimum
ranah
psikomotor
observasi.
Data
penelitian diperoleh dari 3 kelas, yaitu kelas
kontrol dan 2 kelas eksperimen. Kelas kontrol
18. Jika nilai Sig. dari uji normalitas lebih
besar dari α (Sig > 0,05) maka H0 diterima
sehingga
dapat
terdistribusi
dikatakan
normal
bahwa
(Budiono,
data
2009).
Rangkuman hasil uji normalitas ditunjukkan
pada tabel 4.
Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Normalitas
Ranah Hasil
Belajar
Kognitif
Afektif
Psikomotorik
Kelas
Kontrol
SSCS
POE
Kontrol
SSCS
POE
Kontrol
SSCS
POE
KolmogorovSmirnov
0,149
0,140
0,133
0,091
0,145
0,144
0,150
0,137
0,135
Sig.
0,067
0,110
0,159
0,200
0,086
0,091
0,064
0,133
0,144
maupun afektif, sehingga nilai hasil belajar
Hasil
Keterangan
Sig. > 0,05
Sig. > 0,05
Sig. > 0,05
Sig. > 0,05
Sig. > 0,05
Sig. > 0,05
Sig. > 0,05
Sig. > 0,05
Sig. > 0,05
Keputusan
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Hasil Beljar Biologi
dapat dinyatakan bersifat homogen.
Uji hipotesis pada penelitian yang
dilakukan menggunakan uji-t (t-test) dan
anova. Data hasil belajar biologi yang meliputi
tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik
Berdasarkan tabel 4, nilai (sig.) > 0,05
sehingga keputusan uji H0 diterima. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa nilai hasil belajar
pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik
berdistribusi normal.
Uji homogenitas data hasil belajar
biologi yang meliputi tiga ranah yaitu ranah
kognitif,
afektif
dan
psikomotorik
menggunakan uji Levene’s dengan α = 0,05
dengan bantuan program SPSS 18. H0
dinyatakan bahwa tiap kelas memiliki variansi
yang sama (homogen). H1 dinyatakan bahwa
tiap kelas tidak memiliki variansi yang sama.
Keputusan untuk uji ini adalah jika nilai sig.
dari uji normalitas lebih besar dari α (sig.> α)
maka H0 diterima sehingga dapat dikatakan
bahwa data homogen. Hasil uji homogenitas
hasil belajar dapat ditunjjukkan pada tabel 5.
Tabel 5. Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar
Biologi
Ranah Hasil
Belajar
F
Sig.
Keterangan Keputusan
pada
penelitian
dinyatakan
normal dan homogen, sehingga prasyarat uji-t
dan anova telah terpenuhi. Kriteria yang
digunakan
dalam
pengambilan
keputusan
hipotesis adalah tingkat signifikasi (α) = 0,05
yaitu H0 ditolak jika signifikasi probabilitas
(sig) < α (0,05). Hal ini berarti jika signifikasi
probabilitas (sig) < 0,05 maka hipotesis nihil
(H0) ditolak dan sebaliknya jika signifikasi
probabilitas (sig) > 0,05 maka hipotesis nihil
diterima.
Hipotesis penelitian yang dilakukan
dinyatakan
bahwa
ada
pengaruh
model
pembelajaran SSCS dan model pembelajaran
POE terhadap hasil belajar biologi siswa kelas
VIII SMP Negeri 1 Gondangrejo Karanganyar
tahun ajaran 2013/2014, serta ada perbedaan
hasil antara model pembelajaran SSCS dan
model pembelajaran POE terhadap hasil
belajar biologi siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Gondangrejo
Karanganyar
tahun
ajaran
2013/2014. Masing-masing hipitesis akan diuji
Kognitif
1,261
0,288
Sig > 0,05
Homogen
Afektif
1,865
0,161
Sig > 0,05
Homogen
menggunakan anova dan uji t dengan bantuan
Psikomotorik
2,275
0,109
Sig > 0,05
Homogen
program SPSS 18.
Berdasarkan tabel 5 nilai (sig) > 0,05
sehingga keputusan uji H0 diterima. Hal ini
menunjukan bahwa nilai hasil belajar pada
kelompok kontrol dan eksperimen memiliki
variansi yang sama atau tidak berbeda nyata
baik
pada
ranah
kognitif,
psikomotorik
Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama pada penelitian yang
dilakukan
dinyatakan
dengan
H0
yang
menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh
model pembelajaran SSCS dan POE terhadap
hasil belajar biologi siswa dan H1 yang
menunjukkan
ada
pengaruh
model
pembelajaran SSCS dan POE terhadap hasil
belajar biologi siswa. Hasil belajar meliputi
ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil
dari uji hipotesis pertama secara ringkas dapat
Tabel 7. Hasil Uji Perbedaan Hasil Belajar Biologi
antara Kelas Model SSCS dengan Kelas Model
POE
Ranah Hasil
Belajar
Sig
Keterangan
Kognitif
0,220
Sig > 0,05
Afektif
0,001
Sig < 0,05
Psikomotorik
0,035
Sig < 0,05
ditunjukkan pada tabel 6.
Tabel 6. Hasil Uji Pengaruh SSCS dan POE
terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa
Ranah
Belajar
Hasil
F
Df
Sig
Keterangan
Kognitif
6,438
95
0,002
Sig < 0,05
Afektif
7,757
0,001
Sig < 0,05
Psikomotorik
14,881
0,000
Sig < 0,05
Keputusan
H0 ditolak,
Terdapat
Pengaruh
H0 ditolak,
Terdapat
Pengaruh
H0 ditolak,
Terdapat
Pengaruh
Keputusan
H0 diterima,
Tidak ada perbedaan
H0 ditolak,
Terdapat perbedaan
H0 ditolak,
Terdapat perbedaan
Tabel 7 menunjukkan bahwa hasil
keputusan uji (Sig) untuk hasil belajar ranah
kognitif > 0,05 sehingga H1 ditolak, hal ini
berarti hasil belajar ranah kognitif pada kelas
dengan model SSCS dan kelas dengan model
POE tidak ada perbedaan nyata, sedangkan
hasil uji (Sig) untuk ranah afektif dan
Tabel 6 menunjukkan hasil keputusan
uji (Sig.) < 0,05 sehingga H0 ditolak, hal ini
berarti penerapan model pembelajaran SSCS
pada
kelas
eksperimen
1
dan
model
pembelajaran POE pada kelas eksperimen 2
psikomotorik < 0,05 sehingga H1 diterima, hal
ini berarti terdapat perbedaan nyata pada hasil
belajar afektif dan psikomotorik antara kelas
dengan model SSCS dan kelas dengan model
POE.
berpengaruh positif terhadap hasil belajar
biologi siswa. Berdasarkan hasil olah lanjutan
kelas
dengan
model
SSCS
lebih
baik
dibandingkan dengan kelas model POE,
karena nilai signifikansi menunjukkan adanya
pengaruh nyata terhadap hasil belajar biologi
ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
berarti ada pengaruh model pembelajaran
SSCS dan model pembelajaran POE terhadap
hasil belajar biologi siswa yang meliputi tiga
ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
< 0,05 dan didukung dari nilai rata-rata hasil
Hipotesis kedua dalam penelitian yang
dinyatakan
menunjukkan bahwa H1 diterima, hal ini
Hal tersebut ditunjukkan dari nilai signifikansi
Hipotesis Kedua
dilakukan
Berdasarkan hasil uji hipotesis pertama
dengan
H0
belajar kelas eksperimen 1 dan 2 lebih besar
yang
daripada kelas kontrol. Berdasarkan uraian
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan hasil
tersebut menunjukkan bahwa model SSCS dan
belajar biologi siswa antara kelas dengan
POE memberikan konstribusi yang baik
model SSCS dengan kelas dengan model POE
terhadap hasil belajar biologi baik ranah
dan H1 yang menunjukkan ada perbedaan hasil
kognitif, afektif maupun psikomotorik. Hal
belajar biologi siswa antara kelas model SSCS
tersebut dikarenakan model pembelajaran
dengan kelas dengan model POE. Hasil dari
SSCS
uji hipotesis kedua secara ringkas dapat
memungkinkan siswa belajar proses (learning
ditunjukkan pada tabel 7.
by process), bukan belajar kognitif (learning
by
dan
product)
model
pembelajaran
sehingga
POE
memungkinkan
tercapainya tujuan belajar baik kognitif, afektif
model pembelajaran SSCS siswa terlibat aktif
(sikap),
(keterampilan).
dalam setiap proses pembelajaran, seperti:
Melalui model pembelajaran SSCS maupun
mencari bahan-bahan materi, memecahkan
model pembelajaran POE, siswa terlibat aktif
masalah, membuat hasil pemecahan masalah,
baik secara fisik dan mental dalam belajarnya
kemudian
yang menekankan pada keterampilan yang
masalah di depan kelas. Begitu juga pada kelas
dimiliki siswa untuk menemukan kosep dari
eksperimen 2 dengan model pembelajaran
materi yang diajarkan. Penemuan konsep
POE
sendiri akan berdampak pada daya ingat siswa
pembelajaran, mulai dari membuat prediksi,
lebih lama dan pemahaman siswa terhadap
melakukan pengamatan dan menjelaskan hasil
konsep-konsep yang lebih kuat sehingga akan
prediksi dengan pengamatan. Dahar (2011)
berdampak positif terhadap hasil belajar siswa.
menyatakan secara khusus belajar penemuan
dan
psikomotor
menjelaskan
siswa
juga
hasil
terlibat
pemecahan
aktif
dalam
domain)
melatih keterampilan kognitif siswa untuk
melibatkan proses yang rasional dan analitis,
menemukan dan memecahkan masalah tanpa
serta cara-cara yang dipakai siswa secara aktif
pertolongan orang lain.
Ranah
kognitif
(cognitive
makna.
Sintak yang dimiliki kedua model
kepada
melatih siswa untuk belajar mandiri dan
kemampuan berpikir (Anderson & Krathwohl,
terlibat aktif dalam pembelajaran, hal ini
2010).
senada
dalam
proses
Tujuan
mengkonstruksikan
kognitif
Tingkatan
berorientasi
dalam
ranah
kognitif
dengan
Hackling
(2005)
yang
meliputi: mengetahui (C1), memahami (C2),
mengungkapkan bahwa praktik penyelidikan
mengaplikasi
lapangan memberikan kesempatan bagi siswa
(C3),
menganalisis
(C4),
mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6). Hasil
untuk
berlatih
dan
mengembangkan
belajar biologi siswa ranah kognitif diperoleh
keterampilan
dari nilai tes tertulis yang berupa tes objektif
mendapatkan
bentuk pilihan ganda (multiple choice).
fenomena alam sebagai dasar untuk belajar
menginvestigasi
pengalaman
nyata
serta
tentang
Hasil analisis statistik menunjukkan
konseptual. Melalui kegiatan percobaan siswa
bahwa ada pengaruh model pembelajaran
akan belajar secara mandiri (self directed)
SSCS dan model pembelajaran POE terhadap
untuk menemukan sebuah konsep, sedangkan
hasil belajar ranah kognitif siswa, hal tersebut
pada kelas kontrol pembelajaran dengan
ditunjukkan dari perhitungan statistik nilai
menggunakan
(Sig.) < 0,05. Nilai rata-rata hasil belajar kelas
eksperimen disertai rangkuman sederhana.
eksperimen 1 dan 2 lebih besar daripada kelas
Siswa hanya cenderung mendengarkan dan
kontrol. Nilai rata-rata hasil belajar ranah
memperhatikan penjelasan dari guru tanpa
kognitif kelas eksperimen 1 yaitu 77,19 dan
melibatkan siswa secara keseluruhan.
ceramah
bervariasi
dan
kelas eksperimen 2 yaitu 73,72, sedangkan
Hasil penelitian ini didukung oleh Irwan
kelas kontrol yaitu 70,09. Hal tersebut
(2011) menyebutkan peningkatan kemampuan
dikarenakan pada kelas eksperimen 1 dengn
penalaran dengan model Search Solve Create
and Share lebih tinggi daripada konvensional.
kontrol yaitu 79,81. Hal tersebut dikarenakan
Permatasari
penelitiannya
sintak yang dimiliki model pembelajaran SSCS
mengemukakan bahwa penggunaan model
mampu menumbuhkan dan mengembangkan
POE dapat meningkatkan aktivitas belajar
sikap ilmiah seperti: teliti, tanggung jawab dan
fisika siswa. Berdasarkan uji lanjut untuk
bekerja
mengetahui kelas mana yang berpengaruh
pembelajaran yang dilakukan, sedangkan pada
tinggi terhadap hasil belajar biologi ranah
penelitian
kognitif maka dilakukan denga uji anova
pembelajaran
posthoc Scheffe diperoleh hasil bahwa kelas
mengembangkan sikap ilmiah siswa, karena
dengan model SSCS lebih baik dengan nilai
nilai rata-rata hasil belajar afektif lebih rendah
Sig. 0,002 < 0,05. Hal ini senada dengan
dari kelas kontrol.
(2011)
dalam
sama
dalam
ini
kelas
setiap
dengan
kurang
POE
proses
model
mampu
penelitian yang dilakukan Johan (2012) yang
Berdasarkan nilai rata-rata hasil belajar
menyebutkan bahwa terdapat peningkatan
afektif dan uji lanjut dengan anova posthoc
signifikan
dalam
Scheffe diperoleh hasil bahwa kelas dengan
merumuskan dan memilih pemecahan masalah
model pembelajaran SSCS lebih baik dengan
konsep listrik dinamis pada kelas eksperimen
nilai (Sig) 0,001 < 0,05.
kemampuan
mahasiswa
Ranah
yang menggunakan model SSCS.
Ranah afektif (affective domain) adalah
domain)
psikomotorik
berkenaan
dengan
(psychomotor
keterampilan
ranah yang berkaitan dengan sikap, minat,
(skill) dan kemampuan bertindak individu.
perhatian, emosi, penghargaan dan pembentuk
Fungsi utama tujuan-tujuan dalam ranah
karakteristik diri. Fokus utama ranah afektif
psikomotorik untuk mengembangkan kekuatan
adalah pengembangan sikap-sikap dan nilai-
otot dan koordinasi (Jacobsen et al., 2009).
nilai. Penilaian hasil belajar ranah afektif
Maka hasil belajar biologi ranah psikomotor
dalam penelitian yang dilakukan diperoleh
yaitu perubahan tingkah laku peserta didik
melalui metode angket dan metode observasi.
setelah mengalami proses belajar. Penilaian
Hasil analisis statistik menunjukkan
bahwa ada pengaruh model pembelajaran
hasil belajar ranah psikomotorik diperoleh
melalui metode observasi.
SSCS dan model pembelajaran POE terhadap
Hasil analisis statistik menunjukkan
hasil belajar biologi siswa ranah afektif, hal
bahwa ada pengaruh model pembelajaran
tersebut ditunjukkan dari perhitungan statistik
SSCS dan POE terhadap hasil belajar biologi
nilai (Sig) < 0,05. Nilai rata-rata hasil belajar
siswa
afektif kelas eksperimen 1 lebih tinggi dari
ditunjukkan dari perhitungan statistik nilai
kelas kontrol, sedangkan kelas eksperimen 2
(Sig) < 0,05. Nilai rata-rata hasil belajar
lebih rendah dari kelas kontrol. Nilai rata-rata
biologi ranah psikomotorik kelas eksperimen 1
hasil belajar biologi ranah afektif kelas
dan 2 lebih tinggi daripada kelas kontrol. Nilai
eksperimen
rata-rata hasil belajar psikomotorik pada kelas
1
yaitu
81,34
dan
kelas
eksperimen 2 yaitu 77,59 sedangakan kelas
ranah
eksperimen
psikomotorik,
1
yaitu
81,75
hal
dan
tersebut
kelas
Hasil
eksperimen 2 yaitu 78,94, sedangkan nilai
penelitian
dilakukan
rata-rata hasil belajar psikomotorik pada kelas
menunjukkan
kontrol yaitu 75,94. Hal ini dikarenakan sintak
pembelajaran SSCS dan POE dapat lebih
dari model SSCS dan POE melibatkan siswa
mengoptimalkan hasil belajar biologi siswa
secara aktif dan juga menekankan pada
ranah psikomotorik. Berdasarkan uji lanjut
keterampilan proses sains, sehingga siswa
untuk
mampu menemukan fakta-fakta, membangun
berpengaruh tinggi terhadap hasil belajar
konsep-konsep, teori, dan sikap ilmiah pada
biologi ranah psikomotorik maka dilakukan
diri siswa yang dapat berpengaruh positif
denga uji anova Post Hoc
penguasaan konsep yang dimiliki siswa. Hal
diperoleh hasil bahwa kelas dengan model
ini didukung oleh penelitian yang dilakukan
SSCS lebih baik dengan nilai Sig 0,000 < 0,05.
Lestari (2011) yang menyebutkan bahwa
bahwa
yang
mengetahui
Berdasarkan
dengan
kelas
uji
mana
model
yang
test Scheffe
hipotesis
kedua
dengan menggunakan model pembelajaran
diperoleh hasil bahwa tidak ada perbedaan
POE dapat meningkatkan partisipasi belajar
nyata hasil belajar biologi siswa ranah kognitif
sains siswa.
antara model pembelajarn SSCS dengan model
Aktivitas siswa dalam pembelajaran
pembelajaran POE, hal ini ditunjukkan hasil
konvensional dalam penelitian ini sebatas
uji anova lanjutan dengan Post Hoc test
mendengarkan penjelasan dari guru, meskipun
Scheffe yang menunjukkan hasil nilai (Sig)
divariasi dengan diskusi, namun guru masih
0,220 > 0,05. Hal ini dikarenakan sintak yang
mendominasi dalam pembelajaran sehingga
dimiliki kedua model melatih siswa untuk
belum melibatkan peran aktif siswa secara
belajar mandiri dan terlibat aktif dalam
keseluruhan
belajar
pembelajaran sehingga hasil akhirnya secara
berlangsung. Kegiatan yang berhubungan
statistik tidak terdapat perbedaan yang nyata,
dengan gerak anggota tubuh hanya terdiri dari
meskipun
aktivitas panca indera seperti melihat dan
menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar
mendengarkan serta kegiatan percobaan saat di
kognitif kelas dengan model SSCS lebih tinggi
laboratorium,
dengan
daripada kelas dengan model POE, yaitu 77,19
menggunakan model pembelajaran SSCS dan
untuk kelas dengan model SSCS dan 73,72
POE menekankan pada peran aktif dalam
untuk kelas dengan model POE.
proses
ketika
kegiatan
sedangkan
belajar
yang
siswa
berlangsung,
dalam
hasil
Berdasarkan
rata
uji
rata
nilai
hipotesis
kognitif
kedua
hanya
diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan
menekankan tentang apa yang dipelajari tetapi
nyata hasil belajar biologi siswa ranah afektif
bagaimana siswa harus belajar. Keterampilan
antara model pembelajarn SSCS dengan model
intelektual dan keterampilan fisik diperlukan
pembelajaran POE, hal ini ditunjukkan dengan
dalam pembelajaran biologi ketika siswa
hasil uji anova lanjutan dengan Post Hoc test
berupaya untuk menerapkan gagasan mereka
Scheffe yang menunjukkan hasil nilai (Sig)
pada situasi baru (Danisa, 2012).
0,001 < 0,05. Nilai rata-rata hasil belajar
kegiatan
belajar
mengajar
tidak
biologi ranah afektif juga menunjukkan bahwa
tahapan Create sehingga dapat membengaruhi
rata-rata nilai afektif kelas dengan model SSCS
hasil belajar ranah psikomotorik siswa.
Berdasarkan
lebih tinggi daripada kelas dengan model
hasil
analisis
yang
POE, yaitu 81,34 untuk kelas dengan model
dilakukan dalam penelitian ini baik melalui uji
SSCS dan 77,59 untuk kelas dengan model
anova maupun uji t dapat disimpulkan bahwa
POE. Hal ini dikarenakan sintak yang dimiliki
model pembelajarn Search, Solve, Create and
model
mampu
Share (SSCS) lebih efektif diterapkan dalam
menumbuhkan dan mengembangkan sikap
proses pembelajaran dibandingkan dengan
ilmiah yang diamati dalam penelitian ini
model pembelajaran Predict Observe Expalain
sedangkan sintak model pembelajaran POE
(POE). Berdasarkan nilai rata-rata hasil belajar
kurang mampu mengembangkan sikap ilmiah
dalam tiga ranah yakni kognitif, afektif dan
yang diamati dalam penelitian ini.
psikomotorik juga menunjukkan hasil kelas
pembelajaran
SSCS
kedua
dengan model pembelajaran SSCS lebih tinggi
diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan
dari nilai rata-rata kelas dengan model
nyata hasil belajar biologi siswa ranah
pembelajaran POE.
Berdasarkan
uji
hipotesis
psikomotorik antara model pembelajarn SSCS
dengan model pembelajaran POE, hal ini
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis
ditunjukkan dengan hasil uji anova lanjutan
dengan
Post
Hoc
test
Scheffe
yang
data
startistik
tentang
pengaruh
model
menunjukkan hasil nilai (Sig) 0,035 < 0,05.
pembelajaran SSCS dan model pembelajaran
Nilai rata-rata hasil belajar biologi ranah
POE terhadap hasil belajar biologi siswa dapat
psikomotorik juga menunjukkan bahwa rata-
disimpulkan sebagai berikut:
rata nilai psikomotorik kelas dengan model
1. Ada pengaruh model pembelajaran Search
SSCS lebih tinggi daripada kelas dengan
Solve Create and Share (SSCS) dan model
model POE, yaitu 81,75 untuk kelas dengan
pembelajaran Predict Observe Explain
model SSCS dan 78,94 untuk kelas dengan
(POE) terhadap hasil belajar biologi siswa
model POE. Meskipun sintak model SSCS dan
SMP Negeri 1 Gondangrejo Karanganyar
POE dapat melibatkan siswa secara aktif dan
tahun ajaran 2013/2014 baik pada ranah
juga menekankan pada keterampilan proses
kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
sains, sehingga siswa mampu menemukan
2. Terdapat perbedaan nyata antara kelas
fakta-fakta, membangun konsep-konsep, teori,
dengan model pembelajaran SSCS dengan
dan sikap ilmiah pada diri siswa yang dapat
kelas model pembelajaran POE pada hasil
berpengaruh positif penguasaan konsep yang
belajar
dimiliki siswa, namun dalam penelitian ini
psikomotorik
model SSCS lebih mampu mengembangkan
Gondangrejo Karanganyar tahun ajaran
keterampilan proses sains siswa melalui
2013/2014, sedangkan hasil belajar biologi
siswa
biologi
SMP
ranah
siswa
Negeri
SMP
1
afektif
Negeri
dan
1
Gondangrejo
Karanganyar tahun ajaran 2013/2014 pada
ranah kognitif tidak terdapat perbedaan
nyata
antara
kelas
dengan
model
pembelajaran SSCS dengan kelas dengan
model pembelajaran POE.
3. Model pembelajaran Search Solve Create
and Share (SSCS) lebih efektif diterapkan
dalam pembelajaran dibandingkan model
pembelajaran Predict Observe Explain
(POE) dan konvensional.
DAFTAR PUSTAKA
Afandi.
2012.
Pembelajaran
Biologi
Menggunakan Pendekatan Metakognitif
Melalui Model Reciprocal Learning dan
Problem Based Learning Ditinjau dari
Kemandirian Belajar dan Kemampuan
Berpikir Kritis Mahasiswa. Jurnal
Inkuiri. Vol 1. No.2 3012:86-92.
Anderson, L.W & Krathwohl, D.R. (2010).
Kerangka
Landasan
untuk
Pembelajaran,
Pengajaran,
dan
Assesmen:
Revisi
Taksonomi
Pendidikan Bloom. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Budiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian.
Surakarta: UNS Press.
Dahar, R.W. (2011). Teori-teori Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.
Danisa, Valent Sari. 2012. Pengaruh Model
Guided Inquiry Disertai Fishbone
Diagram
Terhadap Kemampuan
Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar Pada
Pembelajaran
Biologi.
Skripsi.
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dimyati & Mudjiono. 2009. Belajar &
Pembelajaran. Jakarta : PT. Rineka
Cipta.
Hackling,
M.W.
(2005).
Working
Scientifically:
Implementing
and
Assessing Open Investigation Work in
Science.
Western
Australia:
Departement of Education and Training
Irwan. 2011. Pengaruh Pendekatan Problem
Posing Model SSCS dalam Upaya
Meningkatkan Kemampuan Penalaran
Matematis Mahasiswa Matematika.
Jurnal penelitian Pendidikan. Vol 12
No 1 april 2011.
Jacobsen, D., Eggen, P., & Kauchak, D.
(2009). Methods For Teaching: Metodemetode Pengajaran Meningkatkan
Belajar Siswa TK-SMA Edisi Bahasa
Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Johan, Henny. 2012. Pengaruh Search
Solve Create and Share (SSCS)
Problem
Solving
untuk
Meningkatkan
Kemampuan
Mahasiswa dalam Merumuskan
Masalah dan Memilih Kriteria
Pemeahan Masalah pada Konsep
Listrik Dinamis. Jurnal Exacta. Vol.
X. No. 2.
Keeratichamroen, W. 2007. Using the PredictObserve-Explain (POE) to Promote
students’ learning of tapioca bomb and
chemical reactions. Tersedia pada
http://www.il.mahidol.ac.th/English_site
/research/proceeding/ICASE_Wasana
%20 Keeratichamroen.pdf. Diakses 25
Juli 2013.
Lestari, Wahyu Bekti. 2011. Pendekatan
Active Learning Melalui Model Predict,
Observe, Explain (POE) Disertai Media
Teka Teki Silang (Crossword Puzzle)
untuk Meningkatkan Partisipasi Belajar
Sains Siswa Kelas VII C SMP Negeri 7
Purworejo Tahun Pelajaran 2009/2010.
Skripsi: Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Permatasari, Obimita Ika. 2011. Keefektifan
Model Pembelajaran Predict- ObserveExplain (POE) Berbasis Kontekstual
dalam Peningkatan Aktivitas dan Hasil
Belajar Siswa SMP Kelas VIII pada
Pokok Bahasan Tekanan. Skripsi:
Universitas Negeri Semarang.
Pizzini, E. L. 1996. Implementation Handbook
For The SSCS Problem Solving
Instructional
Model.
Iowa:
The
University Of Iowa.
Pusat
Kurikulum, Badan Penelitian dan
Pengembangan. 2003. Kegiatan Belajar
Mengajar
yang
efektif.
Jakarta:
Depdiknas.
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran
Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Zaini,
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor–Faktor
yang
Mempengaruhinya.
Jakarta:
Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Proses
Hasil Belajar Mengajar . Bandung :
PT Remaja Rosdakarya.
Sukmadinata. 2004. Metode
Pendidikan. Bandung :
Rosdakarya.
Penelitian
PT.Remaja
H., Munthe, B., Aryani, S. A.
2008.
Strategi Pembelajaran Aktif.
Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
Winkel.
1996.
Psikologi
pengajaran.
Yogyakarta: Media Abadi.
AND SHARE DAN PREDICT OBSERVE EXPLAIN TERHADAP
HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMPN 1
GONDANGREJO KARANGANYAR
TAHUN AJARAN 2013/2014
NASKAH PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Guna mencapai derajat Sarjana S-1
Program Studi Pendidikan Biologi
Disusun Oleh :
ERFAN BUDI SANTOSO
A420100172
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKATY
Jl. A. Yani Tromol Pos I
-
Pabelarg Kartasura Telp. (0271) 717417,719483 Fax : 7151448 Surakarta 57102
Surat Persetuiuan Artikel Puhlik[si Ilmiah
Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir:
Nama
NIK
: Drs. Djumadi,
M. Kes
:807
Telah membaca dan menpermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan
skripsi/tugas akhir dari mahasiswa:
Nama
Erfan Budi Santoso
NIM
A 424 rco t72
Program Studi
Pendidikan Biologi
Judul Skripsi
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SEARCH SOLVE
CREATE AND SHA,ITE DAN PREDICT OBSERVE EXPLAIN
TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII
SMPN
1
GONDANGREJO KARANGANYAR TAHUN
AJARAN 2013t20t4.
Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan.
Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.
Surakarta, 22 F ebruari 20 I 4
Pembimbing,
Drs. Djumadi, M. Kes
NIK.8O7
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SEARCH, SOLVE, CREATE,
AND SHARE DAN PREDICT OBSERVE EXPLAIN TERHADAP HASIL
BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMPN 1 GONDANGREJO
KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2013/2014
Erfan Budi Santoso1, Djumadi2
1
Mahasiswa Progdi Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Email: erfanspd@yahoo.com
2
Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Email: djums@ymail.com
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) pengaruh model pembelajaran SSCS dan POE terhadap
hasil belajar biologi siswa (2) perbedaan hasil belajar biologi siswa dengan menggunakan model pembelajaran
SSCS dan model pembelajaran POE. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (Quasi experimental
research) dengan rancangan Randomized Subjects Posttest Only Control Group Design. Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Gondangrejo Karanganyar tahun ajaran 2013/2014. Kelas
yang digunakan dalam penelitian sebanyak 3 kelas yang dipilih secara acak. Kelas pertama VIIID menerapakan
model pembelajaran POE, kelas kedua VIIIF menerapkan model pembelajaran SSCS dan kelas ketiga adalah
kelas kontrol VIIIE menerapkan pembelajaran ceramah bervariasi. Data diperoleh melalui tes, angket, observasi,
dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan uji validitas, reliabilitas, indeks kesukaran soal, daya beda
soal dan untuk pengujian hipotesis menggunakan anova satu jalan dengan bantuan program SPSS 18. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa: Ada pengaruh model pembelajaran Search Solve Create and Share (SSCS) dan
model pembelajaran Predict Observe Explain (POE) terhadap hasil belajar biologi siswa SMP Negeri 1
Gondangrejo Karanganyar tahun ajaran 2013/2014 baik pada ranah kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Hal
ini dapat dilihat dari rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen maupen kelas kontrol pada ranah
kognitif, afektif dan psikomotorik dan hasil uji dengan anova menunjukkan nilai signifikansi < 0,05. Hasil uji
lanjut anova Post Hoc test Scheffe terdapat perbedaan hasil belajar model POE dan SSCS pada ranah afektif dan
psikomotorik, sedangkan pada ranah kognitif tidak terdapat perbedaan hasil belajar. Kesimpulan yang dapat
diambil dari penelitian yang dilakukan adalah (1) terdapat pengaruh model pembelajaran SSCS dan POE
terhadap hasil belajar biologi siswa, (2) model pembelajaran SSCS lebih efektif diterapkan dalam pembelajaran
pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Gondangrejo Karanganyar tahun ajaran 2013/2014 dibandingkan model
POE hal ini terlihat dari nilai rata-rata hasil belajar baik ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik yang lebih
tinggi pada kelas SSCS.
Kata Kunci: Model Pembelajaran SSCS, Model Pembelajaran POE, Hasil Belajar
dipengaruhi
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah salah satu hal yang
sangat penting di dalam perkembangan sebuah
masyarakat.
Pendidikan
yang
bagaimana
ada
dalam
kualitas
lingkungan
individu dan negara tersebut.
memacu
Proses yang terjadi dalam pendidikan
ketercapaian kemajuan suatu individu bahkan
akan bermuara pada proses belajar. Belajar
komunitas masyarakat tertentu. Pendidikan
merupakan
merupakan
mengupayakan dirinya sendiri, karena sejak
fungsi
dapat
pendidikan
oleh
terpenting
dalam
pengembangan pribadi seorang individu dan
lahir
pengembangan
melangsungkan
kebudayaan
nasional.
Perkembangan diri seorang individu sangat
kebutuhan
manusia
hidup
memiliki
hidupnya
yang
dorongan
menuju
tujuan
tertentu. Belajar merupakan suatu proses untuk
berupa
menyadari pentingnya belajar tetapi berkat
perubahan tingkah laku yang dihasilkan
informasi guru tentang sasaran belajar, siswa
setelah
dan
mengetahui apa arti bahan belajar baginya
berinteraksi dengan lingkungan. Perubahan
(Dimyati dan Mudjiono, 2009). Informasi
yang terjadi dalam proses belajar tersebut
yang masuk ke otak manusia tidak hanya
bersifat konstan dan berbekas (Winkel, 1996).
sekedar diterima dan disimpan tetapi juga
memperoleh
hasil
yang
melakukan
dapat
kegiatan
belajar
Belajar merupakan suatu proses usaha
diproses sehingga dapat dicerna dengan baik
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
(Zaini, dkk, 2008). Hasil belajar yang baik
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
salah satunya didukung oleh penggunaan
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
metode yang sesuai (Sudjana, 2010). Metode
sendiri
terus-
yang baik adalah yang disesuaikan dengan
dengan
materi yang akan disampaikan, kondisi siswa
Proses
dan sarana yang tersedia.
yang
menerus
dilakukannya
dalam
lingkungannya
secara
interaksi
(Slameto,
2003).
perubahan tingkah laku tersebut dapat dilihat
Permasalahan lain dalam pembelajaran
dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
biologi yaitu penyampaian materi masih
Proses perubahan tingkah laku yang dicapai
bersifat teoritis. Afandi (2012) menyatakan
melalui pengalaman belajar disebut dengan
bahwa ada pendapat tentang pembelajaran
hasil belajar. Proses pembelajaran merupakan
biologi yaitu biologi merupakan pelajaran
komponen pendidikan yang penting dalam
yang sulit dan kompleks, membosankan,
meningkatkan kualitas pendidikan karena pada
bersifat hafalan, dan hanya siswa tertentu yang
proses pembelajaran terdapat interaksi antara
dapat menguasainya. Pembelajaran biologi
guru dan peserta didik. Pembelajaran biologi
seharusnya menggunakan fakta-fakta atau
mencakup proses mengajar dan proses belajar.
permasalahan yang nyata dalam kehidupan
Proses mengajar dilaksanakan oleh guru
sehari-hari sehingga siswa mampu berperan
sebagai
belajar
aktif dalam dalam proses pembelajaran.
dilaksanakan oleh siswa sebagai peserta didik.
Biologi berkaitan erat dengan mencari tahu
Proses pembelajaran biologi adalah proses
sebuah informasi dan mengembangkannya
yang menyeluruh dan saling berhubungan
sehingga siswa diharapkan mampu mengatasi
antara materi biologi yang satu dengan lainnya
permasalahan yang terjadi dalam proses
(Trianto, 2007).
pembelajaran. Guru harus memiliki kreativitas
pendidik
Pelaku
dan
dalam
proses
proses
pembelajaran
yang
tinggi
dalam
mengajar
untuk
adalah guru dan siswa. Siswa yang cenderung
menciptakan kondisi yang menyenangkan dan
pasif dan guru yang hanya memberikan
tidak monoton sehingga siswa merasa senang
informasi
metode
dan menyukai pelajaran biologi, siswa dapat
pembelajaran yang masih kurang tepat dalam
lebih aktif bertanya dan mengemukakan
proses pembelajaran akan mempunyai dampak
gagasannya
bagi siswa. Siswa pada awalnya belum
kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa
serta
model
atau
(Sukmadinata,
2004),
tapi
siswa masih pasif dan hasil belajar rendah. Era
untuk mencari semua informasi yang berkaitan
pembangunan yang berbasis ekonomi dan
dengan materi yang dipelajari. Belajar aktif itu
globalisasi
dan
sangat diperlukan oleh peserta didik untuk
siswa
mendapatkan hasil belajar yang maksimum
untuk
(Zaini.,dkk, 2008). Siswa dituntut agar tidak
dan
segan-segan mengerjakan segala tugas belajar
melahirkan
yang diberikan oleh guru kepada mereka.
gagasan kreatif (Pusat Kurikulum Depdiknas,
Keterlibatan langsung dari siswa ini secara
2003). KBM dirancang mengikuti prinsip-
logis akan menyebabkan mereka memperoleh
prinsip belajar mengajar. Belajar mengajar
pengalaman
atau
merupakan
memerlukan
adanya latihan-latihan
diperlukan
pengetahuan
keanekaragaman keterampilan
mampu
memberdayakan
dirinya
menemukan,
menafsirkan,
menggunakan
informasi
kegiatan
agar
menilai
serta
aktif
siswa
dalam
meningkatkan
membangun makna atau pengalaman.
Berdasarkan
persentase
penguasaan
di
SMP
Karanganyar
Negeri
1
banyak
Gondangrejo
materi
yang
keaktifan
siswa
Belajar
untuk
(Slameto,
2003).
Tahapan Search, Solve, Create, and
materi nilai UN tahun 2011/2012 diketahui
bahwa
berpengalaman.
Share dan Predict Observe Explain dapat
mendukung
siswa
untuk
mempunyai
mendapatkan nilai di bawah rata-rata atau
kemampuan berpikir kritis dan menjadikan
dapat dikatakan banyak materi yang belum
siswa aktif dalam proses pembelajaran karena
tuntas, salah satunya adalah pada kompetensi
dalam tiap tahapannya melibatkan siswa
dasar mengidentifikasi struktur dan fungsi
secara langsung. Model Search, Solve, Create,
jaringan tumbuhan yakni memiliki persentase
and Share merupakan pembelajaran yang
penguasaan materi sebesar 64,16 %.
terpusat
pada
siswa.
Pizzini
(1996)
Alternatif untuk mengatasi masalah
mengemukakan bahwa model Search, Solve,
yang ada salah satunya adalah dengan
Create, and Share mempunyai keunggulan
penggunaan model pembelajaran yang dapat
dalam
mengembangkan atau mengikutsertakan siswa
menggunakan
kemampuannya
dalam
aktif dalam setiap proses pembelajaran. Model
mengolah
atau
proses
pembelajarann yang diterapkan adalah Search,
belajarnya, sehingga siswa dengan mudah
Solve, Create, and Share (SSCS) dan Predict
dapat melaksanakan dan melatih kemampuan
Observe
Explain
menghadapkan
(POE).
siswa
pada
Kedua
model
permasalahan
sebagai dasar dalam pembelajaran dengan kata
upaya
berpikir
data
kritis
merangsang
dalam
siswa
fakta
hasil
proses
untuk
pemecahan
masalah yang dihadapi dan menjadikan siswa
lebih aktif.
lain siswa belajar melalui permasalahan yang
Model pembelajaran POE mencakup
diajukan oleh guru mengenai materi klasifikasi
cara-cara yang dapat ditempuh oleh seorang
makhluk hidup, melalui model tersebut siswa
guru
diharapkan
dan
meningkatkan pemahaman konsepnya. Belajar
mengembangkan informasi dan berusaha aktif
dengan model pembelajaran POE siswa
dapat
menggali
untuk
membantu
siswa
dalam
diibaratkan sebagai seorang ilmuan yang
model pembelajaran SSCS dan POE terhadap
diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi
hasil
atau
mengetahui perbedaan hasil belajar biologi
mengembangkan
segala
ide
dan
belajar
biologi
2)
siswa
pengetahuannya, dimana belajar bermakna
pembelajaran SSCS dan model pembelajaran
hanya
POE.
melalui
belajar
penemuan
menggunakan
Untuk
kemampuannya untuk menemukan sendiri
terjadi
dengan
siswa,
model
(discovery learning) yaitu suatu proses dimana
siswa dapat melakukan eksplorasi, penemuan-
METODE PENELITIAN
penemuan baru yang belum dikenal atau
pengertian yang mirip dengan yang sudah
diketahui. Proses belajar dengan model POE
dapat digunakan oleh guru untuk dapat
memberikan pengertian yang mendalam pada
aktivitas desain belajar, dimana start belajar
berasal dari sudut pandang siswa bukannya
guru
atau
menggunakan
ahli
sains.
model
Proses
POE,
siswa
belajar
dapat
mengkonstruksi pengetahuan baru berdasarkan
observasi secara nyata.
White
dan
Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1
Gondangrejo Karanganyar pada kelas VIII
Tahun
dalam
suatu langkah yang efisien untuk menciptakan
diskusi para siswa mengenai konsep ilmu
melibatkan
siswa
dalam
meramalkan suatu fenomena, melakuakan
melalui
demonstrasi
atau
eksperimen, dan akhirnaya menjelaskan hasil
demonstrasi
serta
Penelitian
ini
experimental research) dengan rancangan
Randomized Subjects Posttest Only Control
Group Design. Kelas eksperimen pertama
menggunakan model pembelajaran SSCS dan
kelas eksperimen kedua menggunakan model
pembelajaran POE, sedangkan kelas kontrol
menggunakan model pembelajaran ceramah
Gunstone
Predict Observe Explain (POE) merupakan
observasi
2013/2014.
merupakan penelitian eksperimen semu (quasi
bervariasi.
(Keeratichamroen, 2007) model pembelajaran
pengetahuan,
Ajaran
ramalan
mereka
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh
Gondangrejo
2013/2014.
dalam ingatannya, serta siswa akan memahami
apa yang dipelajarinya, sehingga nantinya
siswa akan merasakan proses belajarnya lebih
bermakna.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui: 1) Untuk mengetahui pengaruh
kelas
VIII
Karanganyar
Teknik
SMPN
1
Tahun
Ajaran
pengambilan
sampel
dengan cara cluster random sampling. Sampel
dalam penelitian ini terdiri dari tiga kelas, 2
kelas eksperimen (VIII D dan VIII F) dan 1
kelas kontrol (VIII E) yang masing-masing
berjumlah 32 siswa.
sebelumnya. Cara demikian mengakibatkan
konsep yang diperoleh siswa akan melekat
siswa
Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah model pembelajaran SSCS dan POE.
Variabel Terikat dalam penelitian ini adalah
hasil
belajar
biologi
siswa.
Teknik
pengumpulan data menggunakan dokumentasi,
tes, observasi, dan angket.
Tes uji coba atau try out pada instrumen
dan kelas eksperimen masing-masing terdiri
mengetahui
dari 32 siswa. Deskripsi data hasil belajar
validitas product moment, reliabilitas daya
biologi siswa ranah kognitif, afektif, dan
beda dan taraf kesukaran butir soal uji
psikomotorik diuraikan sebagai berikut:
hipotesis dalam penelitian ini menggunakan
Tabel 1. deskripsi data hasil belajar biologi ranah
kognitif
penelitian
dilakukan
untuk
anova satu jalan dan uji t dengan bantuan
Hasil Statistik
program SPSS 18 dengan taraf signifikansi 5%
yang didahului uji normalitas menggunakan
uji kolmogorov-smirnov dan uji homogenitas
menggunakan uji levene’s.
Hasil Statistik
Rata-rata
Standar Deviasi
Variansi
Minimum
Median
Maksimum
Data penelitian berupa nilai posttest
siswa yang diambil setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran. Tiga nilai posttest yaitu dari
kelas kontrol dan 2 kelas eksperimen dianalisis
Hasil Statistik
Rata-rata
Standar Deviasi
Variansi
Minimum
Median
Maksimum
anova digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya perbedaan yang signifikan antara 2
mean
pada
suatu
tingkat
problabilitas tertentu yang dipilih (Darmadi,
2011). Nilai signifikan menunjukkan ada atau
tidaknya pengaruh serta perbedaan hasil
belajar biologi siswa SMPN 1 Gondangrejo
Karanganyar tahun ajaran 2013/2014 dengan
model pembelajaran Search Solve Create and
Share (SSCS) dan model pembelajaran Predict
Observe Explain (POE).
kognitif menggunakan teknik tes dalam bentuk
pilihan ganda. Pengambilan data hasil belajar
biologi ranah afektif menggunakan angket dan
lembar observasi. Pengambilan data hasil
biologi
menggunakan
lembar
73,72
7,68
58,92
60,00
73,00
90,00
Kelas Kontrol
79,81
4,55
20,67
70,00
80,00
87,00
Kelas SSCS
81,34
3,16
9,98
75,00
82,00
87,00
Kelas POE
77,59
3,65
13,36
70,00
77,00
84,00
Kelas Kontrol
75,94
4,23
17,93
70,00
76,00
86,00
Kelas SSCS
81,75
5,15
26,52
72,00
81,00
92,00
Kelas POE
78,94
3,17
10,06
74,00
79,00
84,00
Tabel 1,2, dan 3 menunjukan bahwa nilai ratarata
hasil
belajar
kognitif,
afektif
dan
psikomotor kelas SSCS lebih tinggi daripada
kelas POE dan kelas kontrol.
Uji normalitas data hasil belajar pada
ranah kognitif, afektif dan psikomotor untuk
kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan
menggunakan
uji
Kolmogorov-Smirnov
dengan α = 0,05 dan dibantu program SPSS
Pengambilan data hasil belajar ranah
belajar
Kelas POE
77,19
8,66
75,06
63,00
77,00
93,00
Tabel 3. deskripsi data hasil belajar biologi ranah
psikomotorik
secara statistik menggunakan uji anova. Uji
lebih
Kelas SSCS
70,09
7,32
53,64
60,00
70,00
86,00
Tabel 2. deskripsi data hasil belajar biologi ranah
afektif
HASIL DAN PEMBAHASAN
atau
Kelas Kontrol
Rata-rata
Standar Deviasi
Variansi
Minimum
Median
Maksimum
ranah
psikomotor
observasi.
Data
penelitian diperoleh dari 3 kelas, yaitu kelas
kontrol dan 2 kelas eksperimen. Kelas kontrol
18. Jika nilai Sig. dari uji normalitas lebih
besar dari α (Sig > 0,05) maka H0 diterima
sehingga
dapat
terdistribusi
dikatakan
normal
bahwa
(Budiono,
data
2009).
Rangkuman hasil uji normalitas ditunjukkan
pada tabel 4.
Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Normalitas
Ranah Hasil
Belajar
Kognitif
Afektif
Psikomotorik
Kelas
Kontrol
SSCS
POE
Kontrol
SSCS
POE
Kontrol
SSCS
POE
KolmogorovSmirnov
0,149
0,140
0,133
0,091
0,145
0,144
0,150
0,137
0,135
Sig.
0,067
0,110
0,159
0,200
0,086
0,091
0,064
0,133
0,144
maupun afektif, sehingga nilai hasil belajar
Hasil
Keterangan
Sig. > 0,05
Sig. > 0,05
Sig. > 0,05
Sig. > 0,05
Sig. > 0,05
Sig. > 0,05
Sig. > 0,05
Sig. > 0,05
Sig. > 0,05
Keputusan
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Hasil Beljar Biologi
dapat dinyatakan bersifat homogen.
Uji hipotesis pada penelitian yang
dilakukan menggunakan uji-t (t-test) dan
anova. Data hasil belajar biologi yang meliputi
tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik
Berdasarkan tabel 4, nilai (sig.) > 0,05
sehingga keputusan uji H0 diterima. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa nilai hasil belajar
pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik
berdistribusi normal.
Uji homogenitas data hasil belajar
biologi yang meliputi tiga ranah yaitu ranah
kognitif,
afektif
dan
psikomotorik
menggunakan uji Levene’s dengan α = 0,05
dengan bantuan program SPSS 18. H0
dinyatakan bahwa tiap kelas memiliki variansi
yang sama (homogen). H1 dinyatakan bahwa
tiap kelas tidak memiliki variansi yang sama.
Keputusan untuk uji ini adalah jika nilai sig.
dari uji normalitas lebih besar dari α (sig.> α)
maka H0 diterima sehingga dapat dikatakan
bahwa data homogen. Hasil uji homogenitas
hasil belajar dapat ditunjjukkan pada tabel 5.
Tabel 5. Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar
Biologi
Ranah Hasil
Belajar
F
Sig.
Keterangan Keputusan
pada
penelitian
dinyatakan
normal dan homogen, sehingga prasyarat uji-t
dan anova telah terpenuhi. Kriteria yang
digunakan
dalam
pengambilan
keputusan
hipotesis adalah tingkat signifikasi (α) = 0,05
yaitu H0 ditolak jika signifikasi probabilitas
(sig) < α (0,05). Hal ini berarti jika signifikasi
probabilitas (sig) < 0,05 maka hipotesis nihil
(H0) ditolak dan sebaliknya jika signifikasi
probabilitas (sig) > 0,05 maka hipotesis nihil
diterima.
Hipotesis penelitian yang dilakukan
dinyatakan
bahwa
ada
pengaruh
model
pembelajaran SSCS dan model pembelajaran
POE terhadap hasil belajar biologi siswa kelas
VIII SMP Negeri 1 Gondangrejo Karanganyar
tahun ajaran 2013/2014, serta ada perbedaan
hasil antara model pembelajaran SSCS dan
model pembelajaran POE terhadap hasil
belajar biologi siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Gondangrejo
Karanganyar
tahun
ajaran
2013/2014. Masing-masing hipitesis akan diuji
Kognitif
1,261
0,288
Sig > 0,05
Homogen
Afektif
1,865
0,161
Sig > 0,05
Homogen
menggunakan anova dan uji t dengan bantuan
Psikomotorik
2,275
0,109
Sig > 0,05
Homogen
program SPSS 18.
Berdasarkan tabel 5 nilai (sig) > 0,05
sehingga keputusan uji H0 diterima. Hal ini
menunjukan bahwa nilai hasil belajar pada
kelompok kontrol dan eksperimen memiliki
variansi yang sama atau tidak berbeda nyata
baik
pada
ranah
kognitif,
psikomotorik
Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama pada penelitian yang
dilakukan
dinyatakan
dengan
H0
yang
menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh
model pembelajaran SSCS dan POE terhadap
hasil belajar biologi siswa dan H1 yang
menunjukkan
ada
pengaruh
model
pembelajaran SSCS dan POE terhadap hasil
belajar biologi siswa. Hasil belajar meliputi
ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil
dari uji hipotesis pertama secara ringkas dapat
Tabel 7. Hasil Uji Perbedaan Hasil Belajar Biologi
antara Kelas Model SSCS dengan Kelas Model
POE
Ranah Hasil
Belajar
Sig
Keterangan
Kognitif
0,220
Sig > 0,05
Afektif
0,001
Sig < 0,05
Psikomotorik
0,035
Sig < 0,05
ditunjukkan pada tabel 6.
Tabel 6. Hasil Uji Pengaruh SSCS dan POE
terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa
Ranah
Belajar
Hasil
F
Df
Sig
Keterangan
Kognitif
6,438
95
0,002
Sig < 0,05
Afektif
7,757
0,001
Sig < 0,05
Psikomotorik
14,881
0,000
Sig < 0,05
Keputusan
H0 ditolak,
Terdapat
Pengaruh
H0 ditolak,
Terdapat
Pengaruh
H0 ditolak,
Terdapat
Pengaruh
Keputusan
H0 diterima,
Tidak ada perbedaan
H0 ditolak,
Terdapat perbedaan
H0 ditolak,
Terdapat perbedaan
Tabel 7 menunjukkan bahwa hasil
keputusan uji (Sig) untuk hasil belajar ranah
kognitif > 0,05 sehingga H1 ditolak, hal ini
berarti hasil belajar ranah kognitif pada kelas
dengan model SSCS dan kelas dengan model
POE tidak ada perbedaan nyata, sedangkan
hasil uji (Sig) untuk ranah afektif dan
Tabel 6 menunjukkan hasil keputusan
uji (Sig.) < 0,05 sehingga H0 ditolak, hal ini
berarti penerapan model pembelajaran SSCS
pada
kelas
eksperimen
1
dan
model
pembelajaran POE pada kelas eksperimen 2
psikomotorik < 0,05 sehingga H1 diterima, hal
ini berarti terdapat perbedaan nyata pada hasil
belajar afektif dan psikomotorik antara kelas
dengan model SSCS dan kelas dengan model
POE.
berpengaruh positif terhadap hasil belajar
biologi siswa. Berdasarkan hasil olah lanjutan
kelas
dengan
model
SSCS
lebih
baik
dibandingkan dengan kelas model POE,
karena nilai signifikansi menunjukkan adanya
pengaruh nyata terhadap hasil belajar biologi
ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
berarti ada pengaruh model pembelajaran
SSCS dan model pembelajaran POE terhadap
hasil belajar biologi siswa yang meliputi tiga
ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
< 0,05 dan didukung dari nilai rata-rata hasil
Hipotesis kedua dalam penelitian yang
dinyatakan
menunjukkan bahwa H1 diterima, hal ini
Hal tersebut ditunjukkan dari nilai signifikansi
Hipotesis Kedua
dilakukan
Berdasarkan hasil uji hipotesis pertama
dengan
H0
belajar kelas eksperimen 1 dan 2 lebih besar
yang
daripada kelas kontrol. Berdasarkan uraian
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan hasil
tersebut menunjukkan bahwa model SSCS dan
belajar biologi siswa antara kelas dengan
POE memberikan konstribusi yang baik
model SSCS dengan kelas dengan model POE
terhadap hasil belajar biologi baik ranah
dan H1 yang menunjukkan ada perbedaan hasil
kognitif, afektif maupun psikomotorik. Hal
belajar biologi siswa antara kelas model SSCS
tersebut dikarenakan model pembelajaran
dengan kelas dengan model POE. Hasil dari
SSCS
uji hipotesis kedua secara ringkas dapat
memungkinkan siswa belajar proses (learning
ditunjukkan pada tabel 7.
by process), bukan belajar kognitif (learning
by
dan
product)
model
pembelajaran
sehingga
POE
memungkinkan
tercapainya tujuan belajar baik kognitif, afektif
model pembelajaran SSCS siswa terlibat aktif
(sikap),
(keterampilan).
dalam setiap proses pembelajaran, seperti:
Melalui model pembelajaran SSCS maupun
mencari bahan-bahan materi, memecahkan
model pembelajaran POE, siswa terlibat aktif
masalah, membuat hasil pemecahan masalah,
baik secara fisik dan mental dalam belajarnya
kemudian
yang menekankan pada keterampilan yang
masalah di depan kelas. Begitu juga pada kelas
dimiliki siswa untuk menemukan kosep dari
eksperimen 2 dengan model pembelajaran
materi yang diajarkan. Penemuan konsep
POE
sendiri akan berdampak pada daya ingat siswa
pembelajaran, mulai dari membuat prediksi,
lebih lama dan pemahaman siswa terhadap
melakukan pengamatan dan menjelaskan hasil
konsep-konsep yang lebih kuat sehingga akan
prediksi dengan pengamatan. Dahar (2011)
berdampak positif terhadap hasil belajar siswa.
menyatakan secara khusus belajar penemuan
dan
psikomotor
menjelaskan
siswa
juga
hasil
terlibat
pemecahan
aktif
dalam
domain)
melatih keterampilan kognitif siswa untuk
melibatkan proses yang rasional dan analitis,
menemukan dan memecahkan masalah tanpa
serta cara-cara yang dipakai siswa secara aktif
pertolongan orang lain.
Ranah
kognitif
(cognitive
makna.
Sintak yang dimiliki kedua model
kepada
melatih siswa untuk belajar mandiri dan
kemampuan berpikir (Anderson & Krathwohl,
terlibat aktif dalam pembelajaran, hal ini
2010).
senada
dalam
proses
Tujuan
mengkonstruksikan
kognitif
Tingkatan
berorientasi
dalam
ranah
kognitif
dengan
Hackling
(2005)
yang
meliputi: mengetahui (C1), memahami (C2),
mengungkapkan bahwa praktik penyelidikan
mengaplikasi
lapangan memberikan kesempatan bagi siswa
(C3),
menganalisis
(C4),
mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6). Hasil
untuk
berlatih
dan
mengembangkan
belajar biologi siswa ranah kognitif diperoleh
keterampilan
dari nilai tes tertulis yang berupa tes objektif
mendapatkan
bentuk pilihan ganda (multiple choice).
fenomena alam sebagai dasar untuk belajar
menginvestigasi
pengalaman
nyata
serta
tentang
Hasil analisis statistik menunjukkan
konseptual. Melalui kegiatan percobaan siswa
bahwa ada pengaruh model pembelajaran
akan belajar secara mandiri (self directed)
SSCS dan model pembelajaran POE terhadap
untuk menemukan sebuah konsep, sedangkan
hasil belajar ranah kognitif siswa, hal tersebut
pada kelas kontrol pembelajaran dengan
ditunjukkan dari perhitungan statistik nilai
menggunakan
(Sig.) < 0,05. Nilai rata-rata hasil belajar kelas
eksperimen disertai rangkuman sederhana.
eksperimen 1 dan 2 lebih besar daripada kelas
Siswa hanya cenderung mendengarkan dan
kontrol. Nilai rata-rata hasil belajar ranah
memperhatikan penjelasan dari guru tanpa
kognitif kelas eksperimen 1 yaitu 77,19 dan
melibatkan siswa secara keseluruhan.
ceramah
bervariasi
dan
kelas eksperimen 2 yaitu 73,72, sedangkan
Hasil penelitian ini didukung oleh Irwan
kelas kontrol yaitu 70,09. Hal tersebut
(2011) menyebutkan peningkatan kemampuan
dikarenakan pada kelas eksperimen 1 dengn
penalaran dengan model Search Solve Create
and Share lebih tinggi daripada konvensional.
kontrol yaitu 79,81. Hal tersebut dikarenakan
Permatasari
penelitiannya
sintak yang dimiliki model pembelajaran SSCS
mengemukakan bahwa penggunaan model
mampu menumbuhkan dan mengembangkan
POE dapat meningkatkan aktivitas belajar
sikap ilmiah seperti: teliti, tanggung jawab dan
fisika siswa. Berdasarkan uji lanjut untuk
bekerja
mengetahui kelas mana yang berpengaruh
pembelajaran yang dilakukan, sedangkan pada
tinggi terhadap hasil belajar biologi ranah
penelitian
kognitif maka dilakukan denga uji anova
pembelajaran
posthoc Scheffe diperoleh hasil bahwa kelas
mengembangkan sikap ilmiah siswa, karena
dengan model SSCS lebih baik dengan nilai
nilai rata-rata hasil belajar afektif lebih rendah
Sig. 0,002 < 0,05. Hal ini senada dengan
dari kelas kontrol.
(2011)
dalam
sama
dalam
ini
kelas
setiap
dengan
kurang
POE
proses
model
mampu
penelitian yang dilakukan Johan (2012) yang
Berdasarkan nilai rata-rata hasil belajar
menyebutkan bahwa terdapat peningkatan
afektif dan uji lanjut dengan anova posthoc
signifikan
dalam
Scheffe diperoleh hasil bahwa kelas dengan
merumuskan dan memilih pemecahan masalah
model pembelajaran SSCS lebih baik dengan
konsep listrik dinamis pada kelas eksperimen
nilai (Sig) 0,001 < 0,05.
kemampuan
mahasiswa
Ranah
yang menggunakan model SSCS.
Ranah afektif (affective domain) adalah
domain)
psikomotorik
berkenaan
dengan
(psychomotor
keterampilan
ranah yang berkaitan dengan sikap, minat,
(skill) dan kemampuan bertindak individu.
perhatian, emosi, penghargaan dan pembentuk
Fungsi utama tujuan-tujuan dalam ranah
karakteristik diri. Fokus utama ranah afektif
psikomotorik untuk mengembangkan kekuatan
adalah pengembangan sikap-sikap dan nilai-
otot dan koordinasi (Jacobsen et al., 2009).
nilai. Penilaian hasil belajar ranah afektif
Maka hasil belajar biologi ranah psikomotor
dalam penelitian yang dilakukan diperoleh
yaitu perubahan tingkah laku peserta didik
melalui metode angket dan metode observasi.
setelah mengalami proses belajar. Penilaian
Hasil analisis statistik menunjukkan
bahwa ada pengaruh model pembelajaran
hasil belajar ranah psikomotorik diperoleh
melalui metode observasi.
SSCS dan model pembelajaran POE terhadap
Hasil analisis statistik menunjukkan
hasil belajar biologi siswa ranah afektif, hal
bahwa ada pengaruh model pembelajaran
tersebut ditunjukkan dari perhitungan statistik
SSCS dan POE terhadap hasil belajar biologi
nilai (Sig) < 0,05. Nilai rata-rata hasil belajar
siswa
afektif kelas eksperimen 1 lebih tinggi dari
ditunjukkan dari perhitungan statistik nilai
kelas kontrol, sedangkan kelas eksperimen 2
(Sig) < 0,05. Nilai rata-rata hasil belajar
lebih rendah dari kelas kontrol. Nilai rata-rata
biologi ranah psikomotorik kelas eksperimen 1
hasil belajar biologi ranah afektif kelas
dan 2 lebih tinggi daripada kelas kontrol. Nilai
eksperimen
rata-rata hasil belajar psikomotorik pada kelas
1
yaitu
81,34
dan
kelas
eksperimen 2 yaitu 77,59 sedangakan kelas
ranah
eksperimen
psikomotorik,
1
yaitu
81,75
hal
dan
tersebut
kelas
Hasil
eksperimen 2 yaitu 78,94, sedangkan nilai
penelitian
dilakukan
rata-rata hasil belajar psikomotorik pada kelas
menunjukkan
kontrol yaitu 75,94. Hal ini dikarenakan sintak
pembelajaran SSCS dan POE dapat lebih
dari model SSCS dan POE melibatkan siswa
mengoptimalkan hasil belajar biologi siswa
secara aktif dan juga menekankan pada
ranah psikomotorik. Berdasarkan uji lanjut
keterampilan proses sains, sehingga siswa
untuk
mampu menemukan fakta-fakta, membangun
berpengaruh tinggi terhadap hasil belajar
konsep-konsep, teori, dan sikap ilmiah pada
biologi ranah psikomotorik maka dilakukan
diri siswa yang dapat berpengaruh positif
denga uji anova Post Hoc
penguasaan konsep yang dimiliki siswa. Hal
diperoleh hasil bahwa kelas dengan model
ini didukung oleh penelitian yang dilakukan
SSCS lebih baik dengan nilai Sig 0,000 < 0,05.
Lestari (2011) yang menyebutkan bahwa
bahwa
yang
mengetahui
Berdasarkan
dengan
kelas
uji
mana
model
yang
test Scheffe
hipotesis
kedua
dengan menggunakan model pembelajaran
diperoleh hasil bahwa tidak ada perbedaan
POE dapat meningkatkan partisipasi belajar
nyata hasil belajar biologi siswa ranah kognitif
sains siswa.
antara model pembelajarn SSCS dengan model
Aktivitas siswa dalam pembelajaran
pembelajaran POE, hal ini ditunjukkan hasil
konvensional dalam penelitian ini sebatas
uji anova lanjutan dengan Post Hoc test
mendengarkan penjelasan dari guru, meskipun
Scheffe yang menunjukkan hasil nilai (Sig)
divariasi dengan diskusi, namun guru masih
0,220 > 0,05. Hal ini dikarenakan sintak yang
mendominasi dalam pembelajaran sehingga
dimiliki kedua model melatih siswa untuk
belum melibatkan peran aktif siswa secara
belajar mandiri dan terlibat aktif dalam
keseluruhan
belajar
pembelajaran sehingga hasil akhirnya secara
berlangsung. Kegiatan yang berhubungan
statistik tidak terdapat perbedaan yang nyata,
dengan gerak anggota tubuh hanya terdiri dari
meskipun
aktivitas panca indera seperti melihat dan
menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar
mendengarkan serta kegiatan percobaan saat di
kognitif kelas dengan model SSCS lebih tinggi
laboratorium,
dengan
daripada kelas dengan model POE, yaitu 77,19
menggunakan model pembelajaran SSCS dan
untuk kelas dengan model SSCS dan 73,72
POE menekankan pada peran aktif dalam
untuk kelas dengan model POE.
proses
ketika
kegiatan
sedangkan
belajar
yang
siswa
berlangsung,
dalam
hasil
Berdasarkan
rata
uji
rata
nilai
hipotesis
kognitif
kedua
hanya
diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan
menekankan tentang apa yang dipelajari tetapi
nyata hasil belajar biologi siswa ranah afektif
bagaimana siswa harus belajar. Keterampilan
antara model pembelajarn SSCS dengan model
intelektual dan keterampilan fisik diperlukan
pembelajaran POE, hal ini ditunjukkan dengan
dalam pembelajaran biologi ketika siswa
hasil uji anova lanjutan dengan Post Hoc test
berupaya untuk menerapkan gagasan mereka
Scheffe yang menunjukkan hasil nilai (Sig)
pada situasi baru (Danisa, 2012).
0,001 < 0,05. Nilai rata-rata hasil belajar
kegiatan
belajar
mengajar
tidak
biologi ranah afektif juga menunjukkan bahwa
tahapan Create sehingga dapat membengaruhi
rata-rata nilai afektif kelas dengan model SSCS
hasil belajar ranah psikomotorik siswa.
Berdasarkan
lebih tinggi daripada kelas dengan model
hasil
analisis
yang
POE, yaitu 81,34 untuk kelas dengan model
dilakukan dalam penelitian ini baik melalui uji
SSCS dan 77,59 untuk kelas dengan model
anova maupun uji t dapat disimpulkan bahwa
POE. Hal ini dikarenakan sintak yang dimiliki
model pembelajarn Search, Solve, Create and
model
mampu
Share (SSCS) lebih efektif diterapkan dalam
menumbuhkan dan mengembangkan sikap
proses pembelajaran dibandingkan dengan
ilmiah yang diamati dalam penelitian ini
model pembelajaran Predict Observe Expalain
sedangkan sintak model pembelajaran POE
(POE). Berdasarkan nilai rata-rata hasil belajar
kurang mampu mengembangkan sikap ilmiah
dalam tiga ranah yakni kognitif, afektif dan
yang diamati dalam penelitian ini.
psikomotorik juga menunjukkan hasil kelas
pembelajaran
SSCS
kedua
dengan model pembelajaran SSCS lebih tinggi
diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan
dari nilai rata-rata kelas dengan model
nyata hasil belajar biologi siswa ranah
pembelajaran POE.
Berdasarkan
uji
hipotesis
psikomotorik antara model pembelajarn SSCS
dengan model pembelajaran POE, hal ini
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis
ditunjukkan dengan hasil uji anova lanjutan
dengan
Post
Hoc
test
Scheffe
yang
data
startistik
tentang
pengaruh
model
menunjukkan hasil nilai (Sig) 0,035 < 0,05.
pembelajaran SSCS dan model pembelajaran
Nilai rata-rata hasil belajar biologi ranah
POE terhadap hasil belajar biologi siswa dapat
psikomotorik juga menunjukkan bahwa rata-
disimpulkan sebagai berikut:
rata nilai psikomotorik kelas dengan model
1. Ada pengaruh model pembelajaran Search
SSCS lebih tinggi daripada kelas dengan
Solve Create and Share (SSCS) dan model
model POE, yaitu 81,75 untuk kelas dengan
pembelajaran Predict Observe Explain
model SSCS dan 78,94 untuk kelas dengan
(POE) terhadap hasil belajar biologi siswa
model POE. Meskipun sintak model SSCS dan
SMP Negeri 1 Gondangrejo Karanganyar
POE dapat melibatkan siswa secara aktif dan
tahun ajaran 2013/2014 baik pada ranah
juga menekankan pada keterampilan proses
kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
sains, sehingga siswa mampu menemukan
2. Terdapat perbedaan nyata antara kelas
fakta-fakta, membangun konsep-konsep, teori,
dengan model pembelajaran SSCS dengan
dan sikap ilmiah pada diri siswa yang dapat
kelas model pembelajaran POE pada hasil
berpengaruh positif penguasaan konsep yang
belajar
dimiliki siswa, namun dalam penelitian ini
psikomotorik
model SSCS lebih mampu mengembangkan
Gondangrejo Karanganyar tahun ajaran
keterampilan proses sains siswa melalui
2013/2014, sedangkan hasil belajar biologi
siswa
biologi
SMP
ranah
siswa
Negeri
SMP
1
afektif
Negeri
dan
1
Gondangrejo
Karanganyar tahun ajaran 2013/2014 pada
ranah kognitif tidak terdapat perbedaan
nyata
antara
kelas
dengan
model
pembelajaran SSCS dengan kelas dengan
model pembelajaran POE.
3. Model pembelajaran Search Solve Create
and Share (SSCS) lebih efektif diterapkan
dalam pembelajaran dibandingkan model
pembelajaran Predict Observe Explain
(POE) dan konvensional.
DAFTAR PUSTAKA
Afandi.
2012.
Pembelajaran
Biologi
Menggunakan Pendekatan Metakognitif
Melalui Model Reciprocal Learning dan
Problem Based Learning Ditinjau dari
Kemandirian Belajar dan Kemampuan
Berpikir Kritis Mahasiswa. Jurnal
Inkuiri. Vol 1. No.2 3012:86-92.
Anderson, L.W & Krathwohl, D.R. (2010).
Kerangka
Landasan
untuk
Pembelajaran,
Pengajaran,
dan
Assesmen:
Revisi
Taksonomi
Pendidikan Bloom. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Budiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian.
Surakarta: UNS Press.
Dahar, R.W. (2011). Teori-teori Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.
Danisa, Valent Sari. 2012. Pengaruh Model
Guided Inquiry Disertai Fishbone
Diagram
Terhadap Kemampuan
Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar Pada
Pembelajaran
Biologi.
Skripsi.
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dimyati & Mudjiono. 2009. Belajar &
Pembelajaran. Jakarta : PT. Rineka
Cipta.
Hackling,
M.W.
(2005).
Working
Scientifically:
Implementing
and
Assessing Open Investigation Work in
Science.
Western
Australia:
Departement of Education and Training
Irwan. 2011. Pengaruh Pendekatan Problem
Posing Model SSCS dalam Upaya
Meningkatkan Kemampuan Penalaran
Matematis Mahasiswa Matematika.
Jurnal penelitian Pendidikan. Vol 12
No 1 april 2011.
Jacobsen, D., Eggen, P., & Kauchak, D.
(2009). Methods For Teaching: Metodemetode Pengajaran Meningkatkan
Belajar Siswa TK-SMA Edisi Bahasa
Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Johan, Henny. 2012. Pengaruh Search
Solve Create and Share (SSCS)
Problem
Solving
untuk
Meningkatkan
Kemampuan
Mahasiswa dalam Merumuskan
Masalah dan Memilih Kriteria
Pemeahan Masalah pada Konsep
Listrik Dinamis. Jurnal Exacta. Vol.
X. No. 2.
Keeratichamroen, W. 2007. Using the PredictObserve-Explain (POE) to Promote
students’ learning of tapioca bomb and
chemical reactions. Tersedia pada
http://www.il.mahidol.ac.th/English_site
/research/proceeding/ICASE_Wasana
%20 Keeratichamroen.pdf. Diakses 25
Juli 2013.
Lestari, Wahyu Bekti. 2011. Pendekatan
Active Learning Melalui Model Predict,
Observe, Explain (POE) Disertai Media
Teka Teki Silang (Crossword Puzzle)
untuk Meningkatkan Partisipasi Belajar
Sains Siswa Kelas VII C SMP Negeri 7
Purworejo Tahun Pelajaran 2009/2010.
Skripsi: Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Permatasari, Obimita Ika. 2011. Keefektifan
Model Pembelajaran Predict- ObserveExplain (POE) Berbasis Kontekstual
dalam Peningkatan Aktivitas dan Hasil
Belajar Siswa SMP Kelas VIII pada
Pokok Bahasan Tekanan. Skripsi:
Universitas Negeri Semarang.
Pizzini, E. L. 1996. Implementation Handbook
For The SSCS Problem Solving
Instructional
Model.
Iowa:
The
University Of Iowa.
Pusat
Kurikulum, Badan Penelitian dan
Pengembangan. 2003. Kegiatan Belajar
Mengajar
yang
efektif.
Jakarta:
Depdiknas.
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran
Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Zaini,
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor–Faktor
yang
Mempengaruhinya.
Jakarta:
Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Proses
Hasil Belajar Mengajar . Bandung :
PT Remaja Rosdakarya.
Sukmadinata. 2004. Metode
Pendidikan. Bandung :
Rosdakarya.
Penelitian
PT.Remaja
H., Munthe, B., Aryani, S. A.
2008.
Strategi Pembelajaran Aktif.
Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
Winkel.
1996.
Psikologi
pengajaran.
Yogyakarta: Media Abadi.